IMPLEMENTASI STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE PEER LESSON PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA ADJEKTIVA BAHASA JEPANG.

(1)

IMPLEMENTASI STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE PEER LESSON PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA ADJEKTIVA BAHASA JEPANG

- Studi Eksperimen Terhadap Siswa SMAN 5 Cimahi Kelas XI Tahun Ajaran 2012-2013 -

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh:

Maya Mutiara Jaya 0906842

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

IMPLEMENTASI STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE PEER LESSON PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA ADJEKTIVA BAHASA JEPANG

- Studi Eksperimen Terhadap Siswa SMAN 5 Cimahi Kelas XI Tahun Ajaran 2012-2013 -

Oleh

Maya Mutiara Jaya 0906842

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Maya Mutiara Jaya 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa izin penulis.


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

IMPLEMENTASI STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE PEER LESSON PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA ADJEKTIVA BAHASA JEPANG

- Studi Eksperimen Terhadap Siswa SMAN 5 Cimahi Kelas XI Tahun Ajaran 2012-2013 -

Oleh: Maya Mutiara Jaya

NIM. 0906842

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang ini, Telah Disetujui

Dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I,

Dra. Neneng Sutjiati, M.Hum NIP. 196011081986012001

Pembimbing II,

Drs. Sugihartono, M.A. NIP. 19631041988032001

Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

UPI

Dra. Neneng Sutjiati NIP.19720711 200112 1 001


(4)

IMPLEMENTASI STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE PEER LESSON PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA ADJEKTIVA BAHASA JEPANG -Studi Eksperimen Terhadap Siswa SMAN 5 Cimahi Kelas XI Tahun Ajaran

2012-2013-

ABSTRAK

Bagi pembelajar bahasa asing, bahasa Jepang merupakan bahasa yang cukup sulit untuk dipelajari. Selain karena sulitnya menguasai kosakata, hal tersebut juga disebabkan oleh penggunaan strategi yang kurang kreatif serta inovatif. Padahal guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan proses pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa. salah satu caranya adalah dengan menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian True Eksperimental yang menggunakan pretest posttest control group design. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat keefektivitasan dari penerapan strategi Active Learning tipe Peer Lesson, dan melihat respon atau opini siswa terhadap penerapan strategi tersebut dalam pembelajaran kosakata adjektiva bahasa Jepang. Sampel penelitian terdiri dari 20 siswa kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol dan 20 siswa kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan berupa tes dan angket, dan instrumen tes yang digunakan berupa pretest dan posttest.

Berdasarkan pada hasil analisis data, peningkatan nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen sebesar 30, sedangkan peningkatan nilai rata-rata pada kelas kontrol sebesar 10,25. Dengan demikian peningkatan nilai rata-rata kemampuan kosakata adjektiva siswa pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan peningkatan nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol. t hitung sebesar 5,57 (pada taraf signifikasi 5%=2,02 dan 1%=2,71). Karena t hitung lebih besar dari t tabel maka hipotesis diterima, yaitu strategi Active Learning tipe Peer Lesson efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan kosakata adjektiva bahasa Jepang siswa. Berdasarkan analisis data angket, diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar siswa merasa bahwa strategi Active Learning tipe Peer Lesson menarik dan membantu siswa dalam mengatasai kesuliatan mengingat kosakata adjektiva, serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.


(5)

IMPLEMENTATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGIES PEER LESSON TYPE IN JAPANESE LANGUAGE ADJEKTIVE LEARNING

(THE EXPERIMENTAL STUDIES OF 11th GRADE STUDENTS AT SMAN 5 CIMAHI ACADEMIC YEAR 2012/2013

)

ABSTRACT

For foreign language learners, Japanese is a language that is quite difficult to learn. Apart from the difficulty of the vocabulary, it is also caused by the use of strategies that are less creative and innovative. In fact, teachers are required to be more creative in choosing instructional strategies that match with the learning process that can foster students motivation and interest in learning. One of them is by using a strategy of Active Learning Lesson Peer type.

This research method uses True Experimental research by using pretest posttest control group design. The purpose of this study is to look at the effectiveness of the implementation of a Active Learning Strategies Peer Lesson Type and to know about the response or opinion of the Active Learning Strategies Peer Lesson Type in learning Japanese vocabulary of adjektives.

Based on the data analysis, increase the average value of the experimental class is 30, while the increase average value of the control class is 10.25. So, increase in the average value adjectives vocabulary skills of students in the experimental class is greater than the the control class. t-count of 5.57 (on a 5% significance level = 2.02 and 1% = 2.71) .Because t-count is higher than t-tabel, it can be concluded that the working hypothesis (Hk) in this research received. It means the Active Learning strategy Peer lesson type effectively used to improve Japanese adjective vocabulary skills of student. Based on questionnaire data analysis, it can be concluded that the majority of students felt the Active Learning strategy Peer Lesson type is interesting and help students to handling difficulty of memorized adjective vocabulary. Besides that this strategy also can increase students' motivation to learn Japanese.

Keyword : Implementation, Active Learning Strategies Peer Lesson Type, Adjektives vocabulary.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... xiii

UCAPAN TERIMA KASIH ... xiv

DAFTAR ISI ... xvi

DAFTAR TABEL ... xix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah... 3

1.3 Tujuan dan Manfaat ... 3

1.4 Definisi Operasional ... 4

1.5 Anggapan Dasar ... 5

1.6 Hipotesis ... 6

1.7 Metodologi Penelitian... 6

1.7.1 Metode Penelitian ... 6

1.7.2 Populasi dan Sampel ... 7

1.7.3 Instrumen Penelitian ... 8

1.7.4 Variabel ... 8

1.7.5 Teknik Pengolahan Data ... 9

1.8 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 11

2.1 Pembelajaran... 11

2.1.1 Variabel Pembelajaran ... 12

2.1.2 Prinsip-Prinsip Penting dalam Proses Pembelajaran ... 13

2.2 Strategi Pembelajaran ... 14

2.2.1 Tujuan Strategi Pembelajaran ... 15

2.2.2 Klasifikasi Strategi Pembelajaran ... 16


(7)

xvii

2.3.1 Karakteristik Pembelajaran Aktif (Active Learning) ... 18

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) ... 19

2.4 Strategi Active Learning Tipe Peer Lesson ... 20

2.4.1 Pengertian Strategi Active Learning Tipe Peer Lesson ... 21

2.4.2 Prosedur Penggunaan Strategi Active Learning Tipe Peer Lesson ... 21

2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Strategi Active Learning Tipe Peer Lesson... 22

2.5 Kosakata ... 23

2.5.1 Pengertian Kosakata... 23

2.5.2 Kelas Kata dalam Bahasa Jepang ... 23

2.5.3 Kosakata Adjektiva ... 24

2.5.4 Kosakata Adjektiva Bahasa Jepang dalam Penelitian Ini ... 25

2.5.5 Manfat penelitian Kosakata ... 28

2.6 Penelitian Terdahulu ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

3.1 Metode dan desain Penelitian... 31

3.2 Populasi dan Sampel... 32

3.3 Instrumen Penelitian... 33

3.3.1 Tes... 33

3.3.2 Angket ... 35

3.3.3 Uji Kelayakan Instrumen ... 36

3.4 Teknik Pengolahan Data ... 40

3.4.1 Analisis Data tes ... 40

3.4.2 Pengujian Hipotesis... 42

3.4.3 Analisis Data Angket ... 42

3.4.4 Analisis Data Indeks Gain ... 43

3.5 ProseduR Penelitian ... 44

3.6 Waktu Penelitian ... 45


(8)

4.1 Proses Pembelajaran... 47

4.2 Analisis dan Data Pengolahan Pretest dan Posttest ... 53

4.2.1 Pengolahan Data pretest... 53

4.2.2 Pengolahan Data Posttest ... 58

4.3 Analisis dan Pengolahan Data Angket... 62

4.4. Analisis Data Indeks Gain ... 72

4.5 Pembahasan Hasil Data Angket... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1 Kesimpulan... 77

5.2 Saran ... 78


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ada beberapa unsur yang harus dikuasai dalam mempelajari suatu bahasa, salah satu diantaranya adalah penguasaan kosakata. Dalam mempelajari bahasa Jepang, kosakata memiliki perananan yang sangat penting karena menjadi penunjang empat aspek keterampilan dalam berbahasa, yaitu aspek membaca, menulis, mendengar, dan berbicara. Semua aspek keterampilan berbahasa tersebut akan mudah dikuasai jika memiliki kekayaan perbendaharaan kosakata. Karena pada dasarnya semakin banyak kosakata yang dimiliki maka akan semakin terampil pula seseorang dalam berbahasa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:2) bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang tergantung pada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimiliki. Semakin banyak kosakata yang kita miliki, maka akan semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam berbahasa.

Selain penguasaan kosakata, keberhasilan pembelajaran bahasa pun turut ditentukan oleh strategi yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Zaini et al. (2008:96) mengatakan bahwa strategi pembelajaran yang tepat akan membina peserta didik untuk berpikir mandiri, kreatif dan sekaligus adaptif terhadap berbagai situasi yang terjadi. Sesuai dengan pendapat tersebut, hingga saat ini berbagai macam startegi telah digunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang, termasuk didalamnya strategi-strategi yang ditujukan untuk meningkatkan pemahaman kosakatanya. Akan tetapi, pada kenyataannya masih banyak pembelajar yang kesulitan dalam menguasai bahasa Jepang. selain karena sulitnya menguasai kosakata bahasa Jepang, hal tersebut juga disebabkan oleh penggunaan strategi yang kurang kreatif serta inovatif. Padahal guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memilih strategi pembelajaran yang


(10)

sesuai dengan proses pembelajaran yang akan dilakukan agar dapat menimbulkan kesan dan manfaat yang bermakna bagi siswa.

Strategi pembelajaran yang banyak digunakan di sekolah saat ini adalah strategi pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional, dimana gurulah yang memegang peranan utama dalam proses pembelajaran. Penggunaan strategi ini dirasa kurang efektif karena siswa jarang terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga menyebabkan siswa cenderung pasif dan tidak mandiri. Padahal siswa membutuhkan proses pembelajaran aktif serta bervariasi. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan strategi Active Learning yang mengajak siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran, yaitu dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya.

Salah satu tipe pembelajaran yang termasuk ke dalam strategi Active Learning adalah Peer Lesson. Peer Lesson sendiri merupakan tekhnik menyampaikan materi ajar melalui rekan atau bantuan teman sendiri. dalam Peer Lesson ini, meskipun guru tidak terlalu mendominasi proses belajar mengajar, ternyata siswa dapat juga saling belajar mengajar sesama mereka. Lie (Isjoni, 2012:45) mengungkapkan banyak penelitian menunjukan bahwa pengajaran oleh teman sebaya ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. Artinya, keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru saja, tetapi dapat juga dilakukan oleh teman sebaya. Berdasarkan pada pendapat Lie tersebut, maka penulis mencoba menerapkan strategi Active Learning tipe Peer Lesson pada pembelajaran kosakata adjektiva bahasa Jepang.

Dengan dilatar belakangi berbagai hal di atas, maka penulis bermaksud untuk mengkaji dan meneliti permasalahannya dalam sebuah


(11)

3

LERNING TIPE PEER LESSON PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA ADJEKTIVA BAHASA JEPANG”.

1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan sebelumnya, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan antara siswa kelas kontrol dengan kelas ekperimen sebelum diberikan treatment dengan menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson ?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen setelah diberikan treatment dengan menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson ?

3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap strategi pembelajaran Active Learning tipe Peer Lesson dalam pembelajaran kosakata adjektiva bahasa Jepang ?

Agar masalah yang dikaji lebih terfokus dan terarah, maka peneliti membatasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi Active Learning tipe Peer Lesson untuk kelas eksperimen, dan model pembelajaran konvensional (ceramah) untuk kelas kontrol. 2. Peneliti hanya akan meneliti implementasi penggunaan strategi Active

Learning tipe Peer Lesson dalam pembelajaran kosakata adjektiva bahasa Jepang.

3. Penelitian ini hanya membahas 65 kosakata adjektiva bahasa Jepang yang terdiri dari 51 kosakata i-keiyoushi dan 14 kosakata na- keiyoushi. 4. Objek penelitian ini adalah siswa SMAN 5 Cimahi kelas XI.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui efektifitas penerapan strategi Active Learning tipe Peer Lesson dalam pembelajaran kosakata adjektiva bahasa Jepang.


(12)

2. Mengetahui perbandingan hasil belajar siswa yang menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran kosakata adjektiva bahasa Jepang.

3. Untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai strategi Active Learning tipe Peer Lesson yang diterapkan dalam proses pembelajaran.

Adapun penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat, diantaranya:

1. Melalui implementasi strategi Active Learning tipe Peer Lesson ini, diharapkan siswa dapat termotivasi untuk memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa Jepang.

2. Melalui implementasi strategi Active Learning tipe Peer Lesson ini, diharapkan siswa menjadi lebih aktif, kreatif, serta dapat bekerjasama dengan siswa lain.

3. Melalui implementasi strategi Active Learning tipe Peer Lesson ini, diharapkan dapat menjadi alternatif strategi yang dapat digunakan pengajar dalam pembalajaran kosakata bahasa Jepang.

1.4 Definisi Operasional

Untuk mencegah terjadinya kekeliruan atau perbedaan persepsi dalam memahami penelitian ini, maka penulis akan menuliskan definisi operasional yang berkaitan dengan judul penelitian.

1. Implementasi merupakan suatu pelaksanaan atau penerapan (KBBI, 2008:374).

2. Strategi pembelajaran adalah sebuah metode atau cara untuk menyampaikan pelajaran yang dapat membantu peserta didik mencapai tujuan belajar (Burden dalam Depdikbud, 1998:1)

3. Active Learning (pembelajaran aktif) adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam


(13)

5

proses pembelajaran itu sendiri, baik dalam bentuk interaksi sesama siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut (Machmudah dan Rosyidi, 2008:64)

4. Peer Lesson (pembelajaran teman sebaya) merupakan strategi pembelajaran yang mengembangkan Peer Teaching dalam kelas yang menempatkan seluruh tanggung jawab untuk mengajar peserta didik sebagai anggota kelas (Silberman, 2009:173). Sementara itu, Peer Teaching (pengajaran teman sebaya) merupakan salah satu pendekatan mengajar yang menuntut seorang peserta didik mampu mengajar pada peserta didik lainnya.

5. Kosakata merupakan perbendaharan kata (KBBI, 2008:597). Dalam bahasa Jepang, kosakata (goi) adalah keseluruhan kata (tango) yang berkenaan dengan suatu bahasa atau bidang tertentu yang ada didalamnya (Shinmura dalam Dahidi dan Sudjianto, 2009:97)

6. Adjektiva atau kata sifat merupakan kata yang menerangkan sifat atau keadaan sesuatu. Kata sifat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kata sifat bahasa Jepang, yaitu kata sifat-i (i-keiyoushi) dan kata sifat-na (na- keiyoushi).

7. i-keiyoushi merupakan kata sifat yang berbunyi akhir i 8. na- keiyoushi merupakan kata sifat yang berbunyi akhir na

1.5 Anggapan Dasar

Sutedi dalam Arini (2012) mengatakan bahwa anggapan dasar merupakan suatu teori yang sudah baku maupun berupa rangkuman atau kesimpulan yang digunakan sebagai dasar untuk berpijak dimulainya kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini, yang dijadikan anggapan dasar adalah penerapan strategi Active Learning tipe Peer Lesson dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa dalam meningkatkan pengusaan kosakata adjektiva bahasa Jepang, serta dapat meningkatkan minat siswa dalam mempelajari bahasa Jepang.


(14)

1.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2006:64).

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 : Tidak terdapat perbedaan yang sigifikan antara kemampuan

penguasaan kosakata adjektiva siswa yang diajarkan dengan strategi Active Learning tipe Peer Lesson dengan siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.

Hk : Terdapat perbedaan yang sigifikan antara kemampuan penguasaan kosakata adjektiva siswa yang diajarkan dengan strategi Active Learning tipe Peer Lesson dengan siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.

1.7 Metodologi Penelitian 1.7.1 Metode Penelitian

Sudaryanto dalam Sutedi (2011:53) menyatakan bahwa metode adalah cara yang harus dilaksanakan, sedangkan tekhnik adalah cara melaksanakan metode. Dalam kegiatan penelitian, metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Berdasarkan masalah yang dikembangkan dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui tingkat pemahaman kosakata adjektiva bahasa Jepang siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson, dengan siswa yang tidak memperoleh pembelajaran dengan menggunakan stategi tersebut, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi eksperimental. Penelitian eksperimental merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. (Sugiyono, 2008:107).


(15)

7

Karena penelitian ini menggunakan metode eksperimen murni (true eksperimental), maka desain penelitian yang digunakan adalah Pretest posttest control group design. Desain penelitian ini menempatkan subjek penelitian kedalam 2 kelompok kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada tahap awal penelitian, kelas eksperimen dan kelas kontrol akan diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal siswa, kemudian diberi perlakuan pada kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson, dan pembelajaran yang menggunakan metode konvensional untuk kelas kontrol. Hal ini dilakukan agar penulis dapat menyimpulkan efektifitas dari penerapan strategi Active Learning tipe Peer Lesson pada pembelajaran kosakata adjektiva bahasa jepang, yaitu dengan melihat perolehan nilai posttest yang dilakukan diakhir pembelajaran.

1.7.2 Populasi dan Sampel

Manusia yang dijadikan sebagai sumber data disebut dengan populasi penelitian, sedangkan sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data (Sutedi, 2011:179).

Subjek populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 5 Cimahi kelas XI tahun ajaran 2012/2013. Teknik penyampelan yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling, hal tersebut dikarenakan peneliti menganggap adanya kesamaan karakter pada diri populasi. Berdasarkan hal tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 sebanyak 20 siswa sebagai kelas eksperimen, dan siswa kelas XI IPA 3 sebanyak 20 siswa sebagai kelas kontrol.


(16)

1.7.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Tes

Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu (Sutedi, 2009:164).

Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretes dan posttes. Pemberian pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen di awal pembelajaran bertujuan untuk mengukur kemampuan awal kedua kelompok sampel. Selain pretest, dilakukan juga posttest diakhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui sampai dimana tingkat pencapaian, yaitu pemahaman siswa terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan.

2. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998:130)

Instrumen angket disini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson. Soal angket dalam penelitian ini terdiri dari 10 soal, dan model angket yang digunakan adalah model skala likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).

1.7.4 Variabel

Kidder (Darmadi, 2011:21) mengatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti ingin mempelajari dan menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.


(17)

9

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (Independent Variable) dalam penelitian ini adalah penguasaan kosakata adjektiva yang telah dipelajari sebelumnya sebelum diberikan treatment.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable) dalam penelitian ini adalah penguasaan kosakata adjektiva yang telah dipelajari setelah diberikan treatment.

1.7.5 Teknik Pengolahan Data

Penelitian ini diawali dengan pemberian pretest yang dimaksudkan agar peneliti memperoleh gambaran tentang pengetahuan sampel. Setelah itu peneliti menerapkan strategi Active Learning tipe Peer Lesson dalam pembelajaran kosakata adjektiva bahasa Jepang kepada siswa yang dijadikan sampel. Kemudian, sampel kembali diberikan posttest untuk menguji sejauh mana pengaruh strategi Active Learning tipe Peer Lesson dalam membantu sampel memahami materi, serta untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nilai dan pemahaman antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1.8 Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan skripsi yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang mengulas tentang latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, populasi dan sampel, serta instrumen penelitian.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Bab II merupakan landasan teoritis yang mencakup teori-teori yang berhubungan dengan masalah atau teori yang melandasi kegiatan penelitian


(18)

ini, seperti pengertian pembelajaran, strategi pembelajaran, strategi Active Learning tipe Peer Lesson, dan kosakata.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab tiga dibahas mengenai metodologi yang akan digunakan dalam penelitian yang meliputi desain penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan, serta pengolahan data.

BAB IV ANALISIS DATA

Bab ini memuat dua hal utama, yaitu pengolahan dan analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab lima memuat kesimpulan dari kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan serta rekomendasi dari penulis mengenai tindak lanjut dari penelitian yang telah dilaksanakan


(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian

Metode adalah cara yang harus dilaksanakan. Dalam kegitan penelitian, metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Sugiono (2012:2) mengatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan masalah yang dikembangkan dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui tingkat pemahaman kosakata adjektiva bahasa Jepang siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan stategi Active Learning tipe Peer Lesson dengan siswa yang tidak memperoleh pembelajaran dengan menggunakan stategi tersebut, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pnelitian eksperiental, yaitu dengan menggunakan metode eksperimen murni (true experimental).

Menurut Sukmadinata (2012:58) eksperimen murni (true experimental) merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat eksperimen. Prosedur dan syarat-syarat tersebut, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kelompok kontrol, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil. Dalam metode ini selain kelompok eksperimen juga terdapat kelompok kontrol yang dijadikan sebagai objek penelitian. Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan khusus, sedangkan pada kelas kontrol diberikan perlakuan lain, atau perlakuan yang biasa diberikan.

Karena penelitian ini menggunakan mtode eksperimen murni (true experimental), maka desain penelitian yang digunakan adalah Pretest posttest control group design. Desain penelitian ini menempatkan subjek penelitian kedalam 2 kelompok kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada saat penelitian berlangsung, kelas eksperimen dan kelas


(20)

kontrol akan diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal siswa, kemudian diberi perlakuan pada kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson dan pembelajaran yang menggunakan metode konvensional untuk kelas kontrol. Adapun desain penelitiannya adalah sebagai berikut:

Pretest Posttest Control Group Design

A X

B

Keterangan :

A : Kelas eksperimen B : Kelas kontrol

X : Treatment dengan menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson

dan : Pretest Posttest

(Sugiono, 2012:76)

3.2 Populasi dan sampel

a. Populasi

Menurut Arikunto (2006:130) Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Sedangkan menurut Sugiono (2012:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka subjek populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 5 Cimahi kelas XI tahun ajaran 2012/2013.


(21)

33

b. Sampel

Menurut Arikunto (2006:131) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sementara itu, Sugiono (2012:81) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Hal tersebut dikarenakan penulis menganggap adanya kesamaan pada diri populasi. Teknik random sampling ini hanya bisa dilakukan jika populasinya dianggap memiliki karakter yang sama atau mendekati homogen dengan jumlah yang relatif banyak (Sutedi, 2009:180). Berdasar pada pendapat tersebut, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 sebanyak 20 siswa sebagai kelas eksperimen, dan siswa kelas XI IPA 3 sebanyak 20 siswa sebagai kelas kontrol.

3.3 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiono (2012:102) instrumen penelitian adalah suatu

alat yang digunakan untuk mngukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam Arikunto (2006:150) dijelaskan bahwa secara garis besar alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu alat evaluasi yang berbentuk tes dan non tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan angket.

3.3.1 Tes

Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu (Sutedi, 2011:157). Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda yang berjumlah 40 soal. Soal-soal yang diberikan dalam penelitian ini tidak terlepas dari materi yang telah diberikan, dan sebelumnya telah didiskusikan terlebih dahulu dengan guru mata pelajaran bahasa Jepang di SMA Negeri 5 Cimahi, serta dosen ahli.


(22)

Pada penelitian ini, tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Jenis soal yang digunakan dalam pretest dan posttest menggunakan soal yang sama. pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa mengenai kosakata adjektiva sebelum diberikan treatment dengan menggunakan strategi Active Learning tipe Per Lesson. Sedangkan posttest dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa mengenai kosakata adjektiva bahasa Jepang setelah diberikan treatment dengan strategi Active Learning tipe Per Lesson bagi kelas eksperimen dan metode konvensional bagi kelas kontrol.

Berikut ini adalah kisi-kisi soal tes yang dibuat oleh penulis untuk pembuatan soal. (Soal terlampir)

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes

Standar Kompetensi Mengungkapkan berbagai informasi

secara lisan dan tulisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar Mengungkapkan berbagai informasi

secara lisan dan tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks, yang mencerminkan kata, frasa, dan kalimat dengan huruf dan struktur yang tepat.

Materi Kosakata adjektiva bahasa Jepang

Bentuk Soal Pilihan ganda

No. Indikator Soal Jumlah

Soal

No. Soal Bobot

Nilai

1. Memilih dengan tepat arti dari kosakata adjektiva.

10 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10.


(23)

35

2. Memilih dengan tepat antonim dari kosakata adjektiva.

10 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20.

1

3. Mencocokkan gambar dengan kosakata adjektiva yang tepat.

10 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.

1

4. Memilih jawaban yang tepat sesuai dengan konteks kalimat.

10 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40.

1

3.3.2 Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998:130)

Instrumen angket disini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson. Soal angket dalam penelitian ini terdiri dari 10 soal, dan model angket yang digunakan adalah model skala likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju).

Berikut ini adalah kisi-kisi soal angket yang digunakan dalam penelitian ini. (angket terlampir)

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket

No. Aspek yang Dinilai Jumlah Soal No. Soal

1. Minat siswa terhadap mata pelajaran bahasa Jepang.

1 1


(24)

selama ini dalam mempelajari kosakata bahasa Jepang.

3. Kesan siswa terhadap Strategi Active Learning tipe Peer Lesson dalam pembelajaran kosakata adjektiva bahasa Jepang.

4 4, 5, 6, 7

4. Pendapat siswa mengenai Strategi Active Learning tipe Peer Lesson dalam pembelajaran kosakata adjektiva bahasa Jepang.

3 8, 9, 10

3.3.3 Uji Kelayakan Instrumen

Sebelum instrumen penelitian digunakan, maka harus diuji kelayakannya terlebih dahulu. Uji kelayakan instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah soal-soal yang dibuat baik dan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan atau tidak. Berdasarkan pada pendapat Arikunto (2006:168) yang mengatakan bahwa instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel, maka uji kelayakan instrumen pada penelitian ini berupa:

1. Uji Validitas Soal

Selain melakukan tes kepada siswa diluar sampel yang sebenarnya, penulis melakukan uji validitas berdasarkan surat pernyataan atau Ekspert Judgment. Setelah melakukan konsultasi, maka pernyataan dari guru judger menyatakan bahwa instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini valid atau layak digunakan.

2. Uji Reliabilitas Soal

Menurut Sutedi (2011:161) syarat lain yang harus dimiliki oleh instrumen yang berupa tes adalah sifat reliabel, yaitu memiliki keajegan


(25)

37

atau keterpercayaan. Artinya suatu alat tes kapanpun dan dimanapun digunakan akan memiliki hasil yang relatif sama, kalaupun ada perbedaan atau perubahan tidak menunjukan perbedaan yang signifikan.

Untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen tes, penulis menggunakan instrumen internal yaitu dengan teknik belah dua. Dalam teknik ini, data nilai hasil tes yang diolah diambil dari hasil tes yang di uji cobakan pada sampel lain (diluar kelas eksperimen dan kelas kontrol). Kemudian, jawaban pada sampel dibagi dua berdasarkan pada soal yang bernomor ganjil (sebagai variabel X) dan yang bernomor genap ( sebagai variabel Y). Lalu dicari angka korelasinya dengan menggunakan rumus berikut:

1) Rumus Korelasi

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]

Keterangan:

: Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y. N : Banyaknya siswa (sampel)

X : Skor soal bernomor ganjil Y : Skor soal brnomor genap

2) Rumusan mencari reliabilitas penuh dalam teknik belah dua


(26)

Tabel 3.3

Penafsiran Angka Korelasi

Rentang angka korelasi Tafsiran

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,60 Sedang

0,61 – 0,80 Kuat

0,81 – 1,00 Sangat Kuat

(Sutedi, 2011:220)

Dari perhitungan uji reliabilitas menggunakan teknik belah

dua, diperoleh angka korelasi sebesar 0,71 yang tergolong kuat sehingga perangkat tes ini cukup layak untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

3. Analisis Butir Soal

Analisis butir soal diantaranya mencakup tingkat kesukaran

(TK) dan daya pembeda (DP). Data untuk analisis soal diperoleh dari tes yang diberikan kepada sampel diluar sampel sebenarnya yang pernah dan sedang belajar bahasa Jepang. dalam penelitian ini, tes analisis butir soal dilakukan pada 20 orang siswa kelas XI IPA 5 SMA Negri 5 Cimahi.

a. Tingkat Kesukaran (TK)

Menghitung tingkat kesukaran menggunakan rumus:

Keterangan:

TK : Tingkat kesukaran

BA : Jumlah jawaban benar kelompok atas BB : Jumlah jawaban benar kelompok bawah


(27)

39

(Sutedi, 2011:214)

Tabel 3.4

Klasifikasi Tingkat Kesukaran

TK Klasifikasi

0,00 – 0,25 Sukar

0,26 – 0,75 Sedang

0,76 – 1,00 Mudah

(Sutedi, 2011:214) (Perhitungan tingkat kesukaran terlampir)

b. Daya Pembeda (DP)

Menghitung daya pembeda menggunakan rumus:

Keterangan:

DP : Daya Pembeda

BA : Jumlah jawaban benar kelompok atas BB : Jumlah jawaban benar kelompok bawah

n : Jumlah sampel kelompok atas dan kelompok bawah

(Sutedi, 2011:214)

Tabel 3.5

Klasifikasi Daya Pembeda

DP Klasifikasi

0,00 – 0,25 Rendah (lemah)

0,26 – 0,75 Sedang

0,76 – 1,00 Tinggi (kuat)

(Sutedi, 2011:214) (Perhitungan daya pembeda terlampir)


(28)

3.4 Teknik Pengolahan Data

Berikut ini adalah tahapan-tahapan analisis pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini :

3.4.1 Analisis Data Tes

Untuk mengolah data yang diperoleh dari hasil tes dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Memberikan nilai pada hasil pretest dan posttest dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: N : Nilai

B : Jawaban benar

2. Mencari mean kedua variabel dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

: Mean kelas eksperimen : Mean kelas kontrol

∑ : Jumlah seluruh nilai kelas eksperimen ∑ : Jumlah seluruh nilai kelas kontrol

: Jumlah sampel kelas eksperimen : Jumlah sampel kelas kontrol


(29)

41

3. Mencari standar deviasi dari variabel X dan Y dengan rumus sebagai berikut

√∑ √∑

Keterangan:

: Standar deviasi dari variabel X : Standar deviasi dari variabel Y

(Sutedi, 2011:231)

4. Mencari standar error mean kedua variabel tersebut dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

: Standar eror mean dari variabel X : Standar eror mean dari variabel Y

(Sutedi, 2011:231)

5. Mencari standar error perbedaan mean X dan Y, dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

: Standar eror perbedaan mean dari variabel X dan Y (Sutedi, 2011:231)


(30)

6. Mencari nilai t hitung untuk menghitung taraf signifikan perbedaan dua mean yang dimaksudkan untuk menghitung efektifitas strategi yang digunakan dalam pengajaran yaitu strategi Active Learning tipe Peer Lesson dengan mnggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

: Nilai t hitung yang dicari

(Sutedi, 2011:229)

3.4.2 Pengujian Hipotesis

Dalam pngujian hipotesis harus terlebih dahulu diketahui nilai t hitung nya, setelah nilai t hitung diketahui, langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka hipotesis awal diterima, dan sebaliknya jika nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel maka hipotesis awal ditolak.

t hitung > t tabel maka Hk diterima sedangkan Ho ditolak. t hitung < t tabel maka Hk ditolak sedangkan Ho diterima.

3.4.3 Analisis Data angket

Analisis data angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mencari presentase jawaban angket dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: P : Presentase F : Jumlah jawaban n : Jumlah responden


(31)

43

Tabel 3.6

Penafsiran Standar Penilaian

Interval Keterangan

0% Tidak seorangpun

1% ─ 5% Hampir tidak ada

6% ─ 25% Sebagian kecil

26% ─ 49% Hampir stengahnya

50% Setengahnya

51% ─ 75% Lebih dari setengahnya

76% ─ 95% Sebagian besar

96% ─ 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

3.4.4 Analisis Data Indeks Gain

Perhitungan indeks gain bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kosakata adjektiva siswa. Perhitungan tersebut diperoleh dari nilai pretest dan posttest masing-masing kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini, indeks gain akan digunakan apabila rata-rata posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda. Normalized gain (gain yang dinormalilisir) secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :

= Gain = Skor pretes = Skor postes = Skor maksimal


(32)

Besar normalized gain diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria efektifitas pembelajaran, dengan kriteria seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.7

Kriteria Efektifitas Pembelajaran

Rentang Normalized Gain Kriteria Efektifitas

0,71 - 1,00 Sangat efektif

0,41 - 0,70 Efektif

0,10 - 0,40 Kurang efektif

3.5 Prosedur Penelitian

a. Tahap Persiapan

Tahap ini dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Pada tahap ini ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang terjadi dilapangan, yaitu mencari tahu tentang penguasaan kosakata adjektiva bahasa Jepang yang telah dikuasai oleh siswa. Kemudian, menentukan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian, mendesain perangkat pembelajaran seperti RPP, media pembelajaran, dan membuat soal serta angket yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa pada proses penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini diawali dengan pemberian pretest pada kelas ekperimen dan kelas kontrol dengan soal yang sama untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian, pemberian perlakuan terhadap kelas ekperimen dengan menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson, dan kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional. Tahap pelaksanaan selanjutnya yaitu melakukan posttest pada kelas kontrol dan kelas


(33)

45

eksperimen dengan soal tes yang sama untuk mengukur peningkatan pemahaman hasil belajar siswa setelah diberikan treatment atau perlakuan.

c. Tahap Pengolahan Hasil Penelitian

Pada tahap pengolahan hasil penelitian ini, data yang diperoleh dilapangan akan diolah dan dianalisis, hingga diperoleh kesimpulan penelitian.

3.6 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama lima kali pertemuan, satu kali pertemuan memakan waktu 2x45 menit. Penelitian dimulai pada Tanggal 1 April 2013 dan berakhir pada tanggal 6 Mei 2013. Pemberian treatment dengan menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson dilakukan sebanyak tiga kali. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan melalui tabel waktu penelitian yang telah disusun oleh penulis.

Tabel 3.8

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan

1 Senin, 1 April 2013

06.45 – 08.05 Pemberian soal pretest di kelas kontrol

2 Senin, 1 April 2013

10.25 – 11.45 Pemberian soal pretest di kelas eksperimen

3 Senin, 22 April 2013

06.45 – 08.05 Pertemuan pertama dengan kelas kontrol pembahasan adjektif-i 4 Senin, 22 April

2013

10.25 – 11.45 Pertemuan pertama dengan kelas eksperimen pembahasan adjektif-i 5 Senin, 29 April

2013

06.45 – 08.05 Pertemuan kedua dengan kelas kontrol


(34)

pembahasan adjektif-i dan adjektif-na

6 Senin, 29 April 2013

10.25 – 11.45 Pertemuan kedua dengan kelas eksperimen

pembahasan adjektif-i dan adjektif-na

7 Senin, 6 Mei 2013 06.45 – 07.25 Pertemuan ketiga dengan kelas kontrol

pembahasan adjektif-i dan adjektif-na

8 Senin, 6 Mei 2013 10.25 – 11.05 Pertemuan ketiga dengan kelas eksperimen

pembahasan adjektif-i dan adjektif-na

9 Senin, 6 Mei 2013 07.25-08.05 Pemberian soal posttest kelas kontrol

10 Senin, 6 Mei 2013 11.05 – 11.45 Pemberian soal posttest kelas eksperimen


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah serta analisis data tes dan angket, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebelum dilakukan pembelajaran, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan kosakata adjektiva kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal tersebut ditunjukan dari perolehan t hitung =

-1,07 < t tabel = 2,02 (5%) dan 2,71 (1% ), serta nilai pretest dengan rata-rata (mean) yang diperoleh oleh kelas ekperimen sebesar 55,12 dan rata-rata yang diperoleh oleh kelas kontrol sebesar 59,25. Berdasarkan pada nilai rata-rata kedua kelas tersebut, dapat dikatakan bahwa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol berada dalam kategori kurang, dan menunjukan bahwa penguasaan kosakata adjektiva kedua kelas tersebut harus ditingkatkan.

2. Setelah diberikan perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan penguasaan kosakata adjektiva kelas eksperimen yang menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson, dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvesional dalam proses pembelajaran. Hal tersebut ditunjukan dari perolehan t hitung = 5,57 > t tabel = 2,02 (5%) dan 2,71 (1% ), serta nilai rata-rata (Mean) posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada post-test tersebut, Mean kelas eksperimen menjadi 85,12, sedangkan kelas kontrol menjadi 69,5. Selain itu, hal tersebut juga diperkuat dengan hasil analisis gain kelas eksperimen sebesar 0,67 yang berarti efektif, sedangkan kelas kontrol sebesar 0,26 yang termasuk dalam kategori kurang. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai kelas eksperimen dengan nilai kelas kontrol setelah diberikan


(36)

perlakuan dengan menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson, dan dapat disimpulkan bahwa strategi active learning tipe Peer Lesson ini sangat efektif terhadap peningkatan penguasaan kosakata adjektiva bahasa Jepang

3. Berdasarkan hasil angket, dapat diketahui bahwa tanggapan siswa terhadap strategi Active Learning tipe Peer Lesson adalah positif. Sebagian besar siswa yang dijadikan sebagai responden menganggap bahwa strategi Active Learning tipe Peer Lesson ini cocok digunakan untuk pembelajaran kosakata adjektiva bahasa Jepang, karena selain mudah untuk dilakukan, strategi ini juga menarik, mengedepankan keaktifan siswa, suasana belajar menjadi lebih menyenangkan, dan dapat meningkatkan kepercayaan diri serta motivasi belajar siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Untuk pembelajar

Dengan diterapkannya strategi Active Learning tipe Peer Lesson ini, diharapkan siswa bertambah motivasinya untuk belajar bahasa Jepang lebih lanjut, dapat menjadikannya sebagai salah satu cara belajar yang dapat membantu meningkatkan prestasi siswa, serta dapat mengaplikasikan strategi ini dalam pembelajaran-pembelajaran lainnya.

2. Untuk pengajar

Dalam mempelajari kosakata bahasa Jepang, alangkah baiknya menggunakan strategi pembelajaran yang dapat menaraik minat siswa sehingga siswa mudah untuk mengingat kosakata tersebut. Strategi Active Larning tipe peer Lesson ini merupakan strategi pembelajaran yang melakukan pemusatan pembelajaran pada peserta didik sehingga siswa dapat berperan secara aktif, dan dapat menjadikan suasana


(37)

79

pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Oleh karena itu, diharapkan agar pengajar dapat mempertimbangkan strategi Active Learning tipe peer Lesson ini sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang maupun pembelajaran yang lainnya.

3. Untuk peneliti selanjutnya

Sebelum melaksanakan penelitian, alangkah lebih baiknya jika peneliti mengamati terlebih dahulu keseragaman kualitas dan karakteristik kelas yang dijadikan sebagai sampel. Untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan mnggunakan strategi ini, sebelum melakukan treatment sangat disarankan untuk bisa menguasai kelas terlebih dahulu, karena sangat sulit menciptakan suasana yang fun dalam proses pembelajaran jika kita belum bisa menguasai kelas dengan baik. Selanjutnya, strategi Active Learning tipe Peer Lesson ini masih bisa digunakan untuk penelitian berikutnya dengan jenis kosakata yang berbeda dan jumlah kosakata yang disesuaikan dengan kebutuhan.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arini. (2012). Efektifitas Strategi Active Learning Model Active Knowledge Sharing pada Pembelajaran Jitsuyou Choukai. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Chaer, Abdul. (2002). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahidi, Ahmad dan Sudjianto. (2009). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta:Oriental.

Darmadi, Hamid. (2011) . Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2010. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Jakarta: Depdikbud. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Edisi keempat). Jakarta: Balai Pustaka.

Isjoni. (2012). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. (2010). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani

Machmudah, Umi dan Abdul Wahab Rosyidi. (2008). Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Uin-Malang Press.

Megawati, Dewi Ayu. (2012). Penerapan Model Belajar Peer Lesson untuk Meningkatkan Prestasi Peserta Didik Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Materi Struktur Bumi Kelas V Sekolah Dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(39)

81

Peni, Trisnani Eka Sukma. ( __ ). Pelajaran Bahasa Jepang. Bogor: Tidak diterbitkan.

Silberman, Mel. (2009). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Indan Madani.

Sugandi, Lirih Eka. (20012). Efektivitas Strategi Active Learning Tipe Good Bye Scrable dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata adjektiva Bahasa Jepang. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiono. (2012). Metode Penenlitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sutedi, Dedi. (2011). Penenlitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Upi Press.

Tarigan. H. G. (1985). Pengajaran Kosakata adjektiva. Bandung: Angkasa.

Zaini, H. Munthe, B. & Aryani, S.A. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD


(1)

46

pembahasan adjektif-i dan adjektif-na

6 Senin, 29 April 2013

10.25 – 11.45 Pertemuan kedua dengan kelas eksperimen

pembahasan adjektif-i dan adjektif-na

7 Senin, 6 Mei 2013 06.45 – 07.25 Pertemuan ketiga dengan kelas kontrol

pembahasan adjektif-i dan adjektif-na

8 Senin, 6 Mei 2013 10.25 – 11.05 Pertemuan ketiga dengan kelas eksperimen

pembahasan adjektif-i dan adjektif-na

9 Senin, 6 Mei 2013 07.25-08.05 Pemberian soal posttest kelas kontrol

10 Senin, 6 Mei 2013 11.05 – 11.45 Pemberian soal posttest kelas eksperimen


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah serta analisis data tes dan angket, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebelum dilakukan pembelajaran, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan kosakata adjektiva kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal tersebut ditunjukan dari perolehan t hitung =

-1,07 < t tabel = 2,02 (5%) dan 2,71 (1% ), serta nilai pretest dengan rata-rata (mean) yang diperoleh oleh kelas ekperimen sebesar 55,12 dan rata-rata yang diperoleh oleh kelas kontrol sebesar 59,25. Berdasarkan pada nilai rata-rata kedua kelas tersebut, dapat dikatakan bahwa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol berada dalam kategori kurang, dan menunjukan bahwa penguasaan kosakata adjektiva kedua kelas tersebut harus ditingkatkan.

2. Setelah diberikan perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan penguasaan kosakata adjektiva kelas eksperimen yang menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson, dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvesional dalam proses pembelajaran. Hal tersebut ditunjukan dari perolehan t hitung = 5,57 >

t tabel = 2,02 (5%) dan 2,71 (1% ), serta nilai rata-rata (Mean) posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada post-test

tersebut, Mean kelas eksperimen menjadi 85,12, sedangkan kelas kontrol menjadi 69,5. Selain itu, hal tersebut juga diperkuat dengan hasil analisis gain kelas eksperimen sebesar 0,67 yang berarti efektif, sedangkan kelas kontrol sebesar 0,26 yang termasuk dalam kategori kurang. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai kelas eksperimen dengan nilai kelas kontrol setelah diberikan


(3)

78

perlakuan dengan menggunakan strategi Active Learning tipe Peer

Lesson, dan dapat disimpulkan bahwa strategi active learning tipe Peer Lesson ini sangat efektif terhadap peningkatan penguasaan

kosakata adjektiva bahasa Jepang

3. Berdasarkan hasil angket, dapat diketahui bahwa tanggapan siswa terhadap strategi Active Learning tipe Peer Lesson adalah positif. Sebagian besar siswa yang dijadikan sebagai responden menganggap bahwa strategi Active Learning tipe Peer Lesson ini cocok digunakan untuk pembelajaran kosakata adjektiva bahasa Jepang, karena selain mudah untuk dilakukan, strategi ini juga menarik, mengedepankan keaktifan siswa, suasana belajar menjadi lebih menyenangkan, dan dapat meningkatkan kepercayaan diri serta motivasi belajar siswa. 5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Untuk pembelajar

Dengan diterapkannya strategi Active Learning tipe Peer Lesson ini, diharapkan siswa bertambah motivasinya untuk belajar bahasa Jepang lebih lanjut, dapat menjadikannya sebagai salah satu cara belajar yang dapat membantu meningkatkan prestasi siswa, serta dapat mengaplikasikan strategi ini dalam pembelajaran-pembelajaran lainnya.

2. Untuk pengajar

Dalam mempelajari kosakata bahasa Jepang, alangkah baiknya menggunakan strategi pembelajaran yang dapat menaraik minat siswa sehingga siswa mudah untuk mengingat kosakata tersebut. Strategi

Active Larning tipe peer Lesson ini merupakan strategi pembelajaran

yang melakukan pemusatan pembelajaran pada peserta didik sehingga siswa dapat berperan secara aktif, dan dapat menjadikan suasana


(4)

79

pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Oleh karena itu, diharapkan agar pengajar dapat mempertimbangkan strategi Active

Learning tipe peer Lesson ini sebagai salah satu alternatif dalam

pembelajaran kosakata bahasa Jepang maupun pembelajaran yang lainnya.

3. Untuk peneliti selanjutnya

Sebelum melaksanakan penelitian, alangkah lebih baiknya jika peneliti mengamati terlebih dahulu keseragaman kualitas dan karakteristik kelas yang dijadikan sebagai sampel. Untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan mnggunakan strategi ini, sebelum melakukan treatment sangat disarankan untuk bisa menguasai kelas terlebih dahulu, karena sangat sulit menciptakan suasana yang fun dalam proses pembelajaran jika kita belum bisa menguasai kelas dengan baik. Selanjutnya, strategi Active Learning tipe Peer Lesson ini masih bisa digunakan untuk penelitian berikutnya dengan jenis kosakata yang berbeda dan jumlah kosakata yang disesuaikan dengan kebutuhan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arini. (2012). Efektifitas Strategi Active Learning Model Active Knowledge

Sharing pada Pembelajaran Jitsuyou Choukai. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Chaer, Abdul. (2002). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahidi, Ahmad dan Sudjianto. (2009). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta:Oriental.

Darmadi, Hamid. (2011) . Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2010. Pembelajaran Aktif, Kreatif,

Inovatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Edisi keempat). Jakarta: Balai Pustaka.

Isjoni. (2012). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. (2010). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani

Machmudah, Umi dan Abdul Wahab Rosyidi. (2008). Active Learning dalam

Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Uin-Malang Press.

Megawati, Dewi Ayu. (2012). Penerapan Model Belajar Peer Lesson untuk

Meningkatkan Prestasi Peserta Didik Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Materi Struktur Bumi Kelas V Sekolah Dasar.


(6)

81

Peni, Trisnani Eka Sukma. ( __ ). Pelajaran Bahasa Jepang. Bogor: Tidak diterbitkan.

Silberman, Mel. (2009). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Indan Madani.

Sugandi, Lirih Eka. (20012). Efektivitas Strategi Active Learning Tipe Good

Bye Scrable dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata adjektiva Bahasa Jepang. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiono. (2012). Metode Penenlitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sutedi, Dedi. (2011). Penenlitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Upi Press.

Tarigan. H. G. (1985). Pengajaran Kosakata adjektiva. Bandung: Angkasa. Zaini, H. Munthe, B. & Aryani, S.A. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif.