PENGARUH SISTEM MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR LABORATORIUM PPL UPI KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... v

PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 7

C. Tujuan dan Kegunaan ... 8

D. Kerangka Pikir ... 10

E. Asumsi Penelitian... 18

E. Hipotesis ... 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Administrasi Pendidikan... 21

B. Kinerja Kepala Sekolah ... 25

C. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah... 41

D. Pendidikan dan Pelatihan... 63

E. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 70

BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional... 71

1.Pendidikan dan Pelatihan KS ... ... 71

2.Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah ... 72

3.Kinerja Kepala Sekolah ... 75

B. Populasi dan Penentuan Sample ... 76

C. Metode Penelitian ... 76

D. Teknik Pengumpulan Data ... 78

1. Mengumpulkan Alat Pengumpul Data... 78

2. Menyusun Alat pengumpul Data... 80


(2)

ii

E. Teknik Analisis Data ... 90

1. Persiapan Analisis ... 91

2. Pengolahan dan Analisis Data ... 91

3. Uji Persyaratan Analisis……… 95

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ………... 109

1. Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah ……….. 109

2. Kemampuan Manajerial ………. 113

3. Kinerja Kepala Sekolah ……… 116

B. Analisis Data ……… 118

1. Uji Persyaratan Analisis ……… 118

2. Pengujian Hipotesis ……….. 123

a) Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah (X1) Terhadap Kinerja Kepala Sekolah(Y) ……… 123

b) Pengaruh Kemampuan Manajerial (X2) Terhadap Kinerja Kepala Sekolah (Y)………. 130

c) Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah (X1) Terhadap Kemampuan Manajerial (X2) 137

d) Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah (X1) dan Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Secara Bersama Terhadap Kinerja Kepala Sekolah (Y)……….. 144

C. Pembahasan ……….. 150

1. Kondisi Umum Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah, Kemampuan Manajerial dan Kinerja Kepala Sekolah…….. 151

2. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Kepala Sekolah………... 158 3. Pengaruh Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja KS 160


(3)

iii

4. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah

Terhadap Kemampuan Manajerial KS... 161 5. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah dan

Kemampuan Manajerial KS secara bersama-sama Terhadap

Kinerja Kepala Sekolah... 162 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 165 B. Implikasi ... 167 C. Rekomendasi ... 169

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(4)

iv DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1

Penentuan Jumlah Sampel ... 103 2. Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 109 3. Tabel 3.3

Uji Validitas Impirik Instrumen, Kepemimpinan Entrepreneur

Kepala Sekolah (X1) ... 113 4. Tabel 3.4

Uji Validitas Impirik Instrumen, Budaya Sekolah (X2) ... 114 5. Tabel 3.5

Uji Validitas Impirik Instrumen, Kinerja Inovatif Guru (Y) ... 115 6. Tabel 3.6

Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan Kecenderungan Skor Rata-rata .. 120 7. Tabel 4.1

Kecenderungan Rata-rata Variabel Kepemimpinan Entrepreneur

Kepala Sekolah (X1) ... 130 8. Tabel 4.2

Kecenderungan Rata-rata Variabel Budaya Sekolah (X2) ... 133 9. Tabel 4.3

Kecenderungan Rata-rata Variabel Kinerja Inovatif Guru (Y) ... 135 10. Tabel 4.4

Koefisien Regresi X1 terhdap Y ... …… 143 11. Tabel 4.5

Uji Signifikansi Regresi X1 terhadap Y ………. 144 12. Tabel 4.6


(5)

v 13. Tabel 4.7

Koefisien Regresi X2 terhdap Y ... …… 149 14. Tabel 4.8

Uji Signifikansi Regresi X2 terhadap Y ………. 150 15. Tabel 4.9

Koefisien Determinasi X2 terhadap Y ………... 151 16. Tabel 4.10

Koefisien Regresi X1 terhdap X2 ... …. 154 17. Tabel 4.11

Uji Signifikansi Regresi X1 terhadap X2……… 155 19. Tabel 4.12

Koefisien Determinasi X1 terhadap X2 ………... 156 20. Tabel 4.13

Koefisien Regresi X1 dan X2 terhdap Y ... 159 21. Tabel 4.14

Uji Signifikansi Regresi X1 dan X2 terhadap Y ………. 160 22. Tabel 4.15

Koefisien Determinasi X1 dan X2 terhadap Y ……… 161 23. Tabel 16


(6)

vi DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1

Kerangka Pikir Penelitian ... 18 2. Gambar 3.1

Paradigma Penelitian ... 99 3. Gambar 4.1

Hasil Perhitungan WMS Variabel X1 ... 131 4. Gambar 4.2

Hasil Perhitungan WMS Variabel X2 ... 134 5. Gambar 4.3

Hasil Perhitungan WMS Variabel Y ... 136 6. Gambae 4.4

Korelasi dan Regresi Variabel X1 terhadap Y ………... 146 7. Gambar 4.5

Arah Garis Regresi X1 terhadap Y ………. 146 8. Gambar 4.6

Korelasi dan Regresi Variabel X2 terhadap Y ………. 151 9. Gambar 4.7

Arah Garis Regresi X2 terhdap Y ……… 152 10. Gambar 4.8

Korelasi dan Regresi X1 terhadap X2 ………. 157 11. Gambar 4.9

Arah Garis Regresi X1 terhadap X2 ……… 158 12. Gambae 4.10

Korelasi dan Regresi X1 dan X2 terhadap Y ... 162 13. Gambar 4.11

Arah Garis Regresi X1 dan X2 terhadap Y ………. 162 14. Gambar 4.12


(7)

vii

Korelasi X1 terhadap Y, X2 terhadap Y, X1 terhadap X2, X1 dan X2

terhadap Y ……… 163

15. Gambar 4.13

Pergeseran Kinerja Guru menjadi Inovatif kemudian rutin ... 180 16. Gambar 4.14


(8)

1 BAB I

PENDAHULUHUAN

A. Latar Belakang Masalah

UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.

Personil yang berhubungan langsung dengan tugas penyelenggaraan pendidikan adalah kepala sekolah dan guru. Dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya, guru sebagai profesi menyandang persyaratan tertentu sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal 39 (1) dan (2) dinyatakan bahwa:

Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan mutu guru untuk menjadi tenaga profesional. Untuk menjadikan guru sebagai


(9)

2

tenaga professional maka perlu diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru sebagai tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya. Untuk membuat mereka menjadi professional tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran, pelatihan maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi namun perlu juga memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian insentif, gaji yang layak dengan keprofesionalnya sehingga memungkinkan guru menjadi puas dalam bekerja sebagai pendidik.

Salah satu faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan sekolah adalah kinerja guru dalam mengajar. Kinerja guru atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2007:94). Kinerja mengajar guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu tugas kepala sekolah selaku manager adalah melakukan penilaian terhadap kinerja mengajar guru. Penilaian ini penting untuk dilakukan mengingat


(10)

fungsinya sebagai alat motivasi bagi pimpinan kepada guru maupun bagi guru itu sendiri.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam mengajar, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervisi yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru. Supervisi dalam hal ini adalah mengenai pelaksanaan pembinaan dan bimbingan yang diberikan oleh kepala sekolah yang nantinya berdampak kepada kinerja mengajar guru yaitu kualitas pengajaran.

Kegiatan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru akan berpengaruh secara psikologis terhadap kinerja guru dalam mengajar, guru yang puas dengan pemberian supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya yang tinggi maka ia akan bekerja dengan sukarela yang akhirnya dapat membuat kinerja guru meningkat. Tetapi jika guru kurang puas terhadap pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya yang rendah maka guru dalam bekerja kurang bergairah, hal ini mengakibatkan kinerja guru menurun.

Dari informasi yang di lapangan diperoleh data mengenai prosentase angka kelulusan siswa SMA kabupaten Indragiri Hulu dalam tiga tahun terakhir selalu mengalami penurunan. Tahun 2007 jumlah siswa SMA yang lulus 96 %, tahun 2008 jumlah siswa SMA yang lulus 94 %, dan pada tahun 2009 jumlah siswa SMA yang lulus adalah 91 %. Menurunnya angka kelulusan ini tidak terlepas dari andil guru yang sangat berperan dalam proses pembelajaran, ini menunjukkan kinerja guru dalam mengajar perlu dipertanyakan.

Disamping itu dilapangan juga ditemukan indikasi yang menunjukkan bahwa kinerja sebagian guru masih kurang maksimal, seperti : kedatangan


(11)

4

terlambat, tidak memberitahu ketidakhadiran, datang ke sekolah tanpa persiapan mengajar. Banyak guru kurang berhasil dalam mengajar dikarenakan mereka kurang termotivasi untuk mengajar sehingga berdampak terhadap menurunnya kinerja guru. Untuk itu diperlukan peran kepala sekolah sebagai supervisor dapat memberi bantuan, bimbingan, ataupun layanan kepada guru dalam menjalankan tugas maupun dalam memecahkan hambatannya dan memotivasi para guru untuk meningkatkan kinerjanya.

Selain itu pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah belum maksimal. Secara umum persoalan tersebut meliputi: kualitas dan kuantitas supervisi dari kepala sekolah yang masih tergolong rendah. Tinggi rendahnya peran kepala sekolah sebagai supervisor menjadi hal yang patut untuk dipertanyakan, hal ini dikarenakan banyaknya tugas dan tanggungjawab kepala sekolah menjadi salah satu alasan minimnya pelaksanaan supervisi di sekolah. Bahkan tidak jarang kepala sekolah hanya menekankan pada sisi tanggungjawab administratif guru tanpa memperhatikan pembinaan kompetensi profesionalnya yang jauh lebih penting. Pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah harus dilakukan secara kontinyu mengingat peningkatan kompetensi profesional guru tidak bisa dilakukan secara instan. Sebagai supervisor, kepala sekolah harus mampu memahami karakteristik dan kondisi setiap guru sehingga apa yang menjadi esensi ataupun tujuan supervisi dapat tercapai. Selain itu kepala sekolah juga harus bisa merencanakan, melaksanakan, dan membuat tindak lanjut dari hasil pelaksanaan supervisi. Melalui peran kepala sekolah sebagai supervisor tersebut diharapkan


(12)

dapat memberikan kontribusi terhadap motivasi kerja dan kinerja guru selain dari usaha yang dilakukan oleh guru itu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, maka pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Dilatar belakangi kondisi saat ini sebagaimana paparan di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan isu utama pertanyaan : adakah kontribusi supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau?.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diidentifikasi bahwa guru sebagai sumber daya merupakan komponen yang sangat menentukan tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru berada pada posisi strategis, dimana guru berintegrasi secara langsung dengan siswa baik di dalam maupun di luar kelas. Keberhasilan dalam proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas kemampuan dan kinerja mengajar guru. Semakin tinggi kinerja yang ditunjukkan maka tujuan pembelajaran akan tercapai dengan optimal, sehingga mutu pendidikan secara umum akan berkembang ke arah yang lebih baik.

Keberadaan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari pengaruh faktor internal maupun faktor eksternal yang membawa dampak pada perubahan kinerja mengajar guru. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru yang dapat diungkap antara lain :


(13)

6

• Faktor internal mencakup : kemampuan, intelegensi, sikap, minat dan persepsi, motivasi kerja, pengalaman kerja.

• Faktor eksternal mencakup : sarana dan prasarana, gaya kepemimpinan, supervisi, struktur tugas, insentif, suasana kerja serta lingkungan kerja.

Dalam bentuk lain faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut ini :

Gambar 1.1 : Beberapa Faktor yang mempengaruhi kinerja KINERJA

Sikap

Kemampuan

Motivasi Kerja

Kepemimpinan

Supervisi Minat

Suasana kerja Insentif


(14)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan idetifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, terungkap berbagai faktor yang diduga turut mempengaruhi kinerja guru. Guna untuk memperoleh penelitian yang jelas, maka peneliti hanya akan meneliti dua dari faktor tersebut yang diduga memberikan kontribusi yang dominan terhadap kinerja mengajar guru, yaitu faktor supervisi dan motivasi kerja guru. Hal ini bukan mengabaikan faktor-faktor yang lain, akan tetapi mempertimbangkan fenomena yang sering ditemukan di lapangan dan keterbatasan kemampuan peneliti untuk meneliti semua faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru.

Miharja dalam tesisnya berjudul ”Hubungan Antara Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah dan Kondisi Sarana Olahraga dengan Kinerja Mengajar Guru Pendidikan Jasmani (analisis persepsi guru dalam meningkatkan kemampuan guru pendidikan jasmani Sekolah Dasar di Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya)” menyimpulkan ada hubungan positif antara pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan kondisi sarana olahraga dengan kinerja mengajar guru pendidikan jasmani. Sejalan dengan penelitian tersebut, Solihin dalam tesisnya berjudul ”Pengaruh Motivasi Kerja dan Kompetensi Pedagogik terhadap Kinerja Mengajar Guru Bantu (studi kasus pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Tasikmalaya)” menyimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja dan kompetensi pedagogik terhadap kinerja mengajar guru bantu. Namun untuk penelitian tentang supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja


(15)

8

mengajar guru berdasarkan kajian pustaka yang peneliti telusuri belum ada yang melakukan, oleh karena itu topik tersebut perlu diteliti.

Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Kontribusi Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru pada SMA Negeri

se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah utama dalam penelitian ini difokuskan pada : adakah kontribusi supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru

terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri

Hulu Propinsi Riau?.

Rumusan masalah tersebut dapat dirinci ke dalam sub masalah dengan penjabaran sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran supervisi kepala sekolah pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau?

2. Bagaimana gambaran motivasi kerja guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau?

3. Bagaimana gambaran kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau?

4. Apakah supervisi kepala sekolah berkontribusi terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau?


(16)

5. Apakah motivasi kerja guru berkontribusi terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau?

6. Apakah supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum ingin mengetahui sejauh mana kontribusi serta keterkaitan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau.

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Gambaran supervisi kepala sekolah pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau.

2. Gambaran motivasi kerja guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau.

3. Gambaran kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau.

4. Kontribusi supervisi kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau.

5. Kontribusi motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau.


(17)

10

6. Kontribusi supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk memperluas dan mengembangkan kajian disiplin ilmu administrasi pendidikan, terutama mengenai supervisi kepala sekolah, motivasi kerja guru dan kinerja mengajar guru. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan konsep ilmu pengetahuan serta wawasan mengenai peran guru sebagai tenaga pendidik dalam melakukan pembelajaran di sekolah, sehingga tenaga pendidik dapat melakukan pekerjaannya secara efektif dan efisien.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna :

a. Bagi guru umumnya dan khususnya guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau untuk dijadikan pertimbangan secara kontekstual dan konseptual operasional dalam merumuskan pola pengembangan kinerja mengajar guru yang akan datang, dan memberi dorongan bagi para guru untuk meningkatkan kinerjanya melalui supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja yang nantinya dapat meningkatkan mutu pendidikan.

b. Bagi kepala sekolah pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau sebagai masukan dan perbandingan untuk meningkatkan kualitas


(18)

pendidikan dan kinerja mengajar guru melalui pengembangan supervisi dan motivasi kerja guru.

c. Bagi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau sebagai masukan mengenai materi supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja pada guru dalam upayanya meningkatkan mutu pendidikan dan peningkatan kinerja bagi para guru.

d. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya di bidang yang sama.

G. Kerangka Pemikiran dan Paradigma Penelitian

1. Kerangka Pemikiran

Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya yakni kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Tujuan tersebut dapat diwujudkan jika kinerja mengajar guru baik. Untuk mencapai kinerja mengajar yang baik diperlukan guru yang profesional. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan profesional dengan berbagai kapasitasnya sebagai pendidik. Selanjutnya untuk menjadi guru yang profesional ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Cahyono sebagaimana dikutip oleh Solihin (2007: 11) mengemukakan bahwa kinerja mengajar yang baik dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup: kemampuan, intelegensi, sikap, minat dan persepsi, motivasi kerja, pengalaman kerja.


(19)

12

Sedangkan faktor eksternal mencakup: sarana dan prasarana, gaya kepemimpinan, supervisi, struktur tugas, insentif, suasana kerja serta lingkungan kerja.

Untuk mewujudkan kinerja guru yang profesional dalam reformasi pendidikan, secara ideal ada beberapa karakteristik citra guru yang diharapkan antara lain :

a. guru harus memiliki semangat juang yang tinggi disertai dengan kualitas keimanan dan ketaqwaan yang mantap,

b. guru yang mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan tuntutan lingkungan dan perkembangan iptek,

c. guru yang mempunyai kualitas kompetensi pribadi dan profesional yang memadai disertai atas kerja yang kuat,

d. guru yang mempunyai kualitas kesejahteraan yang memadai, dan e. guru yang mandiri, kreatif, dan berwawasan masa depan.


(20)

Gambar 1.2 : Kerangka Pemikiran

Oleh karena itu diperlukan peran dari kepala sekolah untuk mendorong bawahannya/guru-gurunya supaya berkinerja lebih tinggi lagi. Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Jika kepala sekolah sebagai supervisor dapat melakukan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya dengan baik, melaksanakan supervisi pendidikan secara efektif dan profesional maka logikanya pemberian supervisi oleh kepala sekolah akan meningkatkan kinerja mengajar guru. Dukungan kepala sekolah dengan menggunakan pendekatan kemitraan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas kinerja mengajar guru.

FAKTOR INTERNAL :

• kemampuan, • intelegensi, sikap, • minat dan persepsi,

motivasi kerja, • pengalaman kerja

FAKTOR EKSTERNAL :

• sarana dan prasarana, • gaya kepemimpinan, • supervisi,

• struktur tugas, • insentif, • suasana kerja • lingkungan kerja.

GURU YANG PROFESIONAL KINERJA M ENGAJAR YANG BAIK


(21)

14

Fungsi supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh supervisor dalam rangka membina para guru agar kualitas proses pembelajaran dan hasilnya meningkat serta mengupayakan agar guru lebih meningkatkan kinerja sehingga dapat menyesuaikan dengan tuntutan profesi yang ada. Dengan kata lain fungsi supervisi adalah mengupayakan pembinaan kompetensi profesional bagi guru dalam menjalankan tugas mengajarnya.

Dengan adanya supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dengan baik diduga kinerja mengajar guru akan meningkat, sebaliknya tanpa supervisi yang baik dan tidak sesuai dengan kebutuhan guru mengakibatkan kinerja mengajar guru juga rendah. Dengan demikian supervisi kepala sekolah diduga dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja mengajar guru.

Disamping itu motivasi kerja guru sebagai perangsang keinginan dan daya gerak yang menyebabkan seorang guru bersemangat dalam mengajar karena terpenuhi kebutuhannya. Guru yang bersemangat dalam mengajar terlihat dalam ketekunannya ketika melaksanakan tugas, ulet, minatnya yang tinggi dalam memecahkan masalah, penuh kreatif dan sebagainya. Hal ini berdampak pada kepuasan kerja guru yang akhirnya mampu menciptakan kinerja yang baik. Guru yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi diduga akan mempunyai kinerja mengajar yang tinggi pula, sebaliknya guru yang mempunyai motivasi kerja rendah diduga kinerja mengajarnya juga rendah.

Pelaksanaan supervisi yang tepat dan motivasi kerja yang tinggi akan berpengaruh terhadap cara kerja guru dalam melaksanakan tugasnya, sehinggga kinerja mengajar guru akan menjadi lebih baik. Dengan demikian pelaksanaan


(22)

supervisi yang baik oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru yang tinggi secara bersama-sama diduga memberikan kontribusi terhadap kinerja mengajar guru.

2. Paradigma Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dapat diketengahkan suatu paradigma penelitian yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti. Hubungan-hubungan variabel tersebut diilustrasikan pada gambar 1.3 sebagai berikut :

rx₁y

Rx₁x₂ y

rx₂ y

Gambar 1.3 : Paradigma penelitian Supervisi Kepala Sekolah

(X₁)

Dengan Sub Variabel :

• Supervisi Individual

• Supervisi Kelompok (Ngalim

Purwanto,120-122)

Motivasi Kerja guru (X₂ )

Dengan Sub Variabel :

• Motivasi Intrinksik

• Motivasi Ekstrinksik (Malone,66)

Kinerja Mengajar Guru (Y)

Dengan Sub Variabel :

• Perencanaan Pembelajaran

• Pelaksanaan Pembelajaran

• Penilaian/evaluasi Pembelajaran


(23)

16

H. Asumsi-asumsi

Arikunto (2001;60) mengemukakan bahwa asumsi penelitian dipandang sebagai landasan teori atau titik tolak pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian, yang mana kebenarannya diterima oleh peneliti. Selanjutnya dikemukakan bahwa, peneliti dipandang perlu merumuskan asumsi-asumsi penelitian dengan maksud : (1) Agar terdapat landasan berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti, (2) Untuk mempertegas variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian, dan (3) Berguna untuk kepentingan menentukan dan merumuskan hipotesis. Dalam merumuskan asumsi penelitian ini ditempuh melalui telaah berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan kinerja mengajar guru, supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru dalam sebuah organisasi sekolah. Adapun asumsi yang menjadi landasan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kinerja mengajar guru merupakan gambaran hasil kerja yang dilakukan guru terkait dengan tugas apa yang diembannya dan merupakan tanggung jawabnya. Dalam hal ini, tugas-tugas rutin sebagai seorang guru adalah mengadakan perencanaan, pengelolaan, dan pengadministrasian atas tugas-tugas pembelajaran, serta melaksanakan pengajaran.

Kinerja mengajar guru dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri guru (internal) maupun faktor yang berasal dari luar diri guru (eksternal). Faktor internal paling dominan yang diduga kuat mempengaruhi kinerja mengajar guru adalah motivasi kerja guru itu sendiri,


(24)

sedangkan faktor eksternal yang diduga kuat mempengaruhi kinerja guru yaitu supervisi kepala sekolah.

2. Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif (Purwanto, 2003:32). Dengan adanya supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dengan baik maka kinerja mengajar guru akan meningkat, sehingga siswa dapat belajar secara efektif dan prestasi belajar juga semakin meningkat.

3. Motivasi kerja berhubungan erat dengan kinerja, sebagaimana kinerja seseorang dapat tumbuh baik jika seseorang memiliki motivasi kerja yang baik pula. Hal ini memberi arti bahwa makin baik motivasi seseorang dalam melakukan pekerjaannya maka makin pula prestasi kerjanya, atau sebaliknya (Uno, 2008;67). Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan, dimana kuat lemahnya motivasi tersebut ikut menentukan tinggi rendahnya prestasi kerjanya.

I. Hipotesis Penelitian

Rumusan hipotesis perlu dibuat karena hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang dipertanyakan, jawabannya masih didasarkan pada teori, belum temuan dilapangan. Sugiono (2008:96) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, dikatakan sementara karena jawaban yang


(25)

18

diberikan baru didasarkan teori yang relevan, belum didasarkan fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data di lapangan.

Berdasarkan kajian dan kerangka berfikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :

1. Terdapat kontribusi yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau.

2. Terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau.

3. Terdapat kontribusi yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau.

J. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Dengan metode ini diharapkan dapat mengungkapkan keterkaitan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru serta sejauh mana kontribusinya terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Untuk mengumpulkan data digunakan teknik angket/instrumen dengan menggunakan skala Likert. Sedangkan pengolahan data menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial.


(26)

Penelitian ini dilakukan terhadap guru PNS pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau yang berjumlah 276 orang dan tersebar di 12 SMA Negeri dengan jumlah sampel 73 responden. Teknik sampling yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Dasar pertimbangan yang dijadikan pemilihan lokasi penelitian ini adalah : 1) kemudahan memperoleh data dalam melakukan penelitian, 2) keterbatasan dana, waktu, dan kemampuan peneliti, 3) objek penelitian sesuai dengan pendidikan dan profesi peneliti.


(27)

76 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Kerlinger dalam Riduwan (2008: 49),

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Penelitian survey biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi. Generalisasi akan lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif. Jenis penelitian ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan yang sering terjadi. Sedangkan penelitian dengan pendekatan kuantitatif menampilkan analisis data bersifat statistik dengan angka dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008:14).

Dengan metode ini diharapkan dapat mengungkapkan keterkaitan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru serta sejauh mana kontribusinya terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau.


(28)

B. Wilayah Penelitian, Populasi dan Sampel

1. Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian ini adalah Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau. Penelitian dilakukan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri, dengan responden adalah guru-guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tersebar pada 12 sekolah.

Pemilihan wilayah penelitian ini didasarkan pada : 1) kemudahan memperoleh data dalam melakukan penelitian, 2) objek penelitian sesuai dengan pendidikan, wilayah kerja dan profesi peneliti.

2. Populasi

Sugiyono (2008:80) memberikan pengertian bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru pada 12 SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dianggap homogen, kecuali Kepala Sekolah, dengan alasan bahwa tugas kepala sekolah lebih kompleks dan spesifik bila dibandingkan dengan guru biasa.

Data populasi sebanyak 276 orang, dengan penyebaran populasi dapat dilihat pada table 3.1 berikut ini :


(29)

78

Table 3.1 Penyebaran Populasi

NO NAMA SEKOLAH JUMLAH GURU

1 SMAN 1 Peranap 29

2 SMAN 2 Peranap 7

3 SMAN 1 Kelayang 20

4 SMAN 2 Kelayang 12

5 SMAN 1 Sungai Lala 19

6 SMAN 1 Pasir Penyu 33

7 SMAN 1 Lirik 25

8 SMAN 1 Rengat 36

9 SMAN 2 Rengat 28

10 SMAN 1 Rengat Barat 34

11 SMAN 1 Siberida 20

12 SMAN 1 Batang Cenaku 13

JUMLAH 276

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau

3. Sampel

Sugiyono (2008:81) memberikan pengertian bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sementara Riduwan (2008:56) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi yang yang mempunyai cirri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.


(30)

a. Menentukan Ukuran Sampel

Untuk menentukan besarnya atau ukuran sampel digunakan rumus Taro Yamane (Riduwan, 2008: 65), yaitu :

N n = --- 1 + N(d²)

Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah ppopulasi

d = presisi atau penyimpangan terhadap populasi 1 = angka konstan

Dalam penelitian sosial besarnya presisi biasanya antara 5% sampai dengan 10%, pada penelitian ini peneliti mengambil presisi sebesar 10% sehingga diperoleh nilai n seperti tertera dibawah ini :

N 276 276

n = --- = --- = --- = 73,40 ≈ 73 1 + N(d²) 1 + 276(0,1²) 3,76

Jadi jumlah sampel penelitian sebanyak 73 orang (dibulatkan), jumlah ini menjadi responden penelitian. Jumlah sampel tersebut jika diprosentasekan adalah 73/276 x 100% = 26,45 %.


(31)

80

b. Menentukan Subjek Penelitian

Untuk menarik sampel dari populasi, agar sampel representatif, maka diupayakan bahwa setiap subyek dalam populasi yang dianggap homogen memiliki peluang sama menjadi unsur sampel. Teknik sampling yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling.

Penentuan anggota sampel adalah sebesar 26,45 % dari populasi. Penyebaran sampel pada tiap sekolah dapat dilihat pada table 3.2 berikut :

Tabel 3.2 Penyebaran Sampel

NO NAMA SEKOLAH JUMLAH

POPULASI

SAMPEL JUMLAH SAMPEL 26,45%

1 SMAN 1 Peranap 29 7.67 8

2 SMAN 2 Peranap 7 1.85 2

3 SMAN 1 Kelayang 20 5.29 5

4 SMAN 2 Kelayang 12 3.17 3

5 SMAN 1 Sungai Lala 19 5.03 5

6 SMAN 1 Pasir Penyu 33 8.73 9

7 SMAN 1 Lirik 25 6.61 7

8 SMAN 1 Rengat 36 9.52 10

9 SMAN 2 Rengat 28 7.41 7

10 SMAN 1 Rengat Barat 34 8.99 9

11 SMAN 1 Siberida 20 5.29 5

12 SMAN 1 Batang Cenaku 13 3.44 3

JUMLAH 276 73.00 73


(32)

C. Definisi Operasional

Variabel bebas (independent variables) dalam penelitian ini adalah: supervisi kepala sekolah (X₁), dan motivasi kerja guru (X₂ ), sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah kinerja mengajar guru (Y).

1. Supervisi Kepala Sekolah

Yang dimaksud dengan supervisi kepala sekolah dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembinaan dan bimbingan yang diberikan oleh kepala sekolah yang nantinya berdampak kepada kinerja mengajar guru yaitu kualitas pengajaran. Variabel supervisi kepala sekolah memiliki dua dimensi, yaitu (a) supervisi individual dan (b) supervisi kelompok dengan indikator antara lain : 1)

kunjungan kelas, 2) kunjungan observasi 3 ) membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa, dan 4) membimbing guru-guru tentang pelaksanaan kurikulum sekolah. 5) rapat-rapat pembinaan, 6) diskusi kelompok, dan 7) penataran-penataran.

2. Motivasi Kerja Guru

Motivasi kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dorongan kerja yang timbul dari dalam diri atau dari luar diri seorang guru yang menjadi enegi penggerak, untuk melakukan pekerjaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan yang ditampilkan dalam bentuk skor. Variabel motivasi kerja guru memiliki dua dimensi, yaitu (a) motivasi intrinksik/internal dan (b) motivasi ekstrinksik/ eksternal dengan indikator antara lain : 1) tanggung jawab dalam melaksanakan

tugas , 2) melaksanakan tugas dengan target yang jelas, 3) memiliki tujuan yang jelas dan menantang, 4) ada umpan balik atas hasil pekerjaan, 5) memiliki


(33)

82

perasaan senang dalam bekerja, 6) selalu berusaha untuk mengungguli orang lain, 7) mengutamakan prestasi dari apa yang dikerjakan, 8) selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kerja, 9) senang memperoleh pujian, 10) bekerja dengan harapan memperoleh insentif, dan 11) bekerja dengan harapan memperoleh perhatian dari teman.

3. Kinerja Mengajar Guru

Kinerja mengajar guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas mengajar dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Dimensi dan indikator yang berkaitan dengan variabel kinerja mengajar guru menurut Suryosubroto dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran dikelas yaitu : a) merencanakan pembelajaran, b) melaksanakan pembelajaran, dan c) evaluasi pembelajaran, dengan jabaran indikator antara lain : 1) Memilih dan

menguasai bahan ajar, 2) Menentukan metode dan pendekatan pembelajaran, 3) Mengembangkan silabus, 4) Menyusun program tahunan atau semester, 5) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), 6) Membuka dan menutup kegiatan pembelajaran, 7) Pengelolaan kelas, 6) Penggunaan media dan sumber belajar, 9) Penggunaan metode pembelajaran, 10) Penggunaan strategi pembelajaran, 11) Menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, 12) Penyusunan alat-alat evaluasi, 13) Pelaksanaan evaluasi, 14) Pengolahan dan analisis hasil evaluasi, dan 15) Penggunaan hasil evaluasi.


(34)

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2008:97). Sementara Sugiyono (2008:137) mengatakan bahwa: “teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya”.

Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data digunakan metode angket (Kuesioner)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008:142). Angket/kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang efisien, dan cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2008:102) memberikan definisi bahwa: “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Menurut Riduwan (2008:71), instrument penelitian menjelaskan semua alat pengambilan data yang digunakan, proses pengumpulan data dan teknik penentuan kualitas instrument (validitas dan reliabilitasnya).

1. Skala Pengukuran

Dalam menyusun kuesioner ini peneliti menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau


(35)

84

sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sugiyono, 2008:93). Jadi dengan skala likert ini peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran supervisi kepala sekolah, motivasi kerja guru, serta kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ketiga variabel penelitian ini adalah angket Skala Likert dengan lima alternatif jawaban, yaitu : selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR), dan tidak pernah (TP).

Pemberian bobot untuk masing-masing kontinum berturut-turut untuk pernyataan-pernyataan positif diberi bobot : 5 – 4 – 3 – 2 – 1. Sedangkan untuk angket dengan pernyataan-pernyataan negative diberi bobot : 1 – 2 – 3 – 4 – 5. 2. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator masing-masing variabel. Untuk mendapatkan kesahihan konstruk dilakukan melalui pendefinisian dan studi kepustakaan serta diskusi dengan pembimbing.

Instrumen pada masing-masing indikator disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel, 2) menyusun butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator variabel, 3) melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator serta ketepatan dalam menyusun angket dari aspek yang diukur. Kisi-kisi instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut :


(36)

Table 3.3

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah Butir Nomor Butir 1 Supervisi Kepala Sekolah (X₁)

1. Supervisi

individual

2. Supervisi

kelompok

1.kunjungan kelas,

2.kunjungan observasi

3.membimbing guru-guru

tentang cara-cara

mempelajari pribadi siswa,

4.membimbing guru-guru

tentang pelaksanaan kurikulum sekolah.

1.Rapat-rapat pembinaan

2.diskusi kelompok, dan

3.penataran-penataran 6 2 4 8 3 4 3

1 – 6 7 – 8 9 – 12

13 – 20

21 – 23 24 – 27 28 - 30

2

Motivasi Kerja Guru (X₂)

1.Motivasi intrinksik / internal 2.Motivasi Ekstrinksik / eksternal

1.tanggung jawab dalam

melaksanakan tugas

2.melaksanakan tugas

dengan target yang jelas

3.memiliki tujuan yang jelas

dan menantang

4.ada umpan balik atas hasil

pekerjaan

5.memiliki perasaan senang

dalam bekerja

6.selalu berusaha untuk

mengungguli orang lain

7.mengutamakan prestasi

dari apa yang dikerjakan

1.selalu berusaha memenuhi

kebutuhan hidup dan kebutuhan kerja

2.senang memperoleh pujian

3. bekerja dengan harapan

memperoleh insentif, dan

4. bekerja dengan harapan

memperoleh perhatian dari teman. 4 2 2 2 4 2 6 2 2 2 2

1 – 4 5 – 6 7 – 8 9 – 10 11 – 14 15 – 16 17 – 22

23 – 24

25 – 26 27 – 28 29 - 30

3

Kinerja Mengajar

Guru (Y)

1. Perencanaa

n Program Kegiatan Pembelajar an,

1.Memilih dan menguasai

bahan ajar

2.Menentukan metode dan

pendekatan pembelajaran

3.Mengembangkan silabus

4.Menyusun program tahunan

atau semester

2 2 1 1

1 – 2 3 – 4

5 6


(37)

86

2. Pelaksanaa

n Kegiatan Pembelajar an, 3. Evaluasi/ Penilaian Pembelajar an,

5.Menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP)

1.Membuka/menutup

kegiatan pembelajaran

2.Pengelolaan kelas

3.Penggunaan media dan

sumber belajar

4.Penggunaan metode

pembelajaran

5.Penggunaan strategi

pembelajaran

1.Menentukan pendekatan

dan cara-cara evaluasi,

2.Penyusunan alat-alat

evaluasi,

3.Pelaksanaan evaluasi

4.Pengolahan dan analisis

hasil evaluasi,

5.Penggunaan hasil evaluasi

1 1 4 4 2 2 1 2 1 2 2 2 7 8 9 – 12 13 – 16 17 – 18 19 – 20

21 22 – 23

24 25 – 26 27 – 28 29 - 30

Instrumen yang telah diterima terlebih dahulu diujicobakan untuk mendapatkan instrumen yang sahih dan handal (valid dan reliable)

F. Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian yang telah disusun diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kesahihan dan kehandalnya melalui prosedur :

1. Responden Uji Coba

Instrumen penelitian diuji cobakan pada responden yang tidak termasuk sampel penelitian. Jumlah responden uji coba sebanyak 30 (tiga puluh) orang guru. Jumlah ini dianggap sudah memenuhi syarat untuk diuji coba.


(38)

2. Pelaksanaan Uji coba instrumen

Uji coba instrumen dilakukan dengan langkah-langkah : a) membagikan angket pada guru, b) memberikan keterangan tentang cara pengisian angket, c) para guru melakukan pengisian angket, dan d) setelah guru selesai mengisi angket, segera dikumpulkan kembali.

3. Tujuan Pelaksanaan Uji Coba

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item angket, baik dalam hal redaksi, altenatif jawaban yang tersedia, maupun dalam pernyataan dan jawaban tersebut. Uji coba dilakukan untuk analisis terhadap instrumen sehingga diketahui sumbangan butir-butir pernyataan terhadap indikator yang telah ditetapkan pada masing-masing variabel. Selanjutnya untuk memperoleh butir pernyataan yang valid dan reliabel dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.

4. Uji Validitas Instrumen.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (Akdon, 2008:143) menjelaskan bahwa, ”Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.”

Sugiono (Akdon, 2008:143), mengemukakan bahwa ”Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.” Selanjutnya Arikunto


(39)

88

(2002:145) mengungkapkan bahwa ”Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana variabel data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud.”

Validitas instrumen dapat diketahui melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment terhadap nilai-nilai antara variabel X dan variabel Y. Seperti yang diungkapkan Sugiono (Akdon, 2008:144):

Keterangan :

n = Jumlah responden

∑ = Jumlah perkalian X dan Y ∑ = Jumlah Skor tiap butir ∑ = Jumlah Skor total

∑ = Jumlah Skor X dikuadratkan ∑ = Jumlah Skor Y dikuadratkan

Selanjutnya dihitung dengan uji t atau uji signifikasi. Uji ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Uji signifikansi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008:144) yaitu:

(∑ ) (∑ ) (∑ )

[ .∑ (∑ ) ][ .∑ (∑ ) ) ]

= √ − 2


(40)

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi n = banyak populasi

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2), dengan keputusan, jika > berarti valid, sebaliknya jika

< , berarti tidak valid.

5. Hasil Uji Validitas Instrumen

Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan melalui bantuan komputer dengan program SPSS versi 12 for Windows. Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung)

dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika r hitung > r tabel maka item tersebut valid,

sebaliknya jika r hitung < r tabel maka item tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir), validitas dari ketiga variabel penelitian adalah sebagai berikut :

a. Validitas variabel X₁ (Supervisi Kepala Sekolah)

Hasil perhitungan (terlampir) dengan menggunakan rumus tersebut diatas untuk variabel X₁ tentang Supervisi Kepala Sekolah yang terdiri dari 30 item pernyataan, terdapat 24 (dua puluh empat) item pernyataan yang dinyatakan valid dan 6 (enam) item yang tidak valid yaitu item nomor 3, 4, 7, 13, 22, dan 25, untuk


(41)

90

selanjutnya untuk item yang tidak valid, tidak digunakan atau dihilangkan. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel X₁ (Supervisi Kepala Sekolah) Item

No r hitung

r tabel

α = 0,05 ; n = 30 Keputusan Keterangan

1 0.415 0.361 Valid Digunakan

2 0.437 0.361 Valid Digunakan

3 -0.097 0.361 Tidak Valid Ditolak

4 -0.172 0.361 Tidak Valid Ditolak

5 0.418 0.361 Valid Digunakan

6 0.689 0.361 Valid Digunakan

7 0.193 0.361 Tidak Valid Ditolak

8 0.470 0.361 Valid Digunakan

9 0.527 0.361 Valid Digunakan

10 0.411 0.361 Valid Digunakan

11 0.460 0.361 Valid Digunakan

12 0.567 0.361 Valid Digunakan

13 -0.128 0.361 Tidak Valid Ditolak

14 0.491 0.361 Valid Digunakan

15 0.408 0.361 Valid Digunakan

16 0.740 0.361 Valid Digunakan

17 0.593 0.361 Valid Digunakan

18 0.598 0.361 Valid Digunakan

19 0.478 0.361 Valid Digunakan

20 0.452 0.361 Valid Digunakan

21 0.483 0.361 Valid Digunakan

22 -0.066 0.361 Tidak Valid Ditolak

23 0.596 0.361 Valid Digunakan

24 0.509 0.361 Valid Digunakan

25 0.116 0.361 Tidak Valid Ditolak

26 0.604 0.361 Valid Digunakan

27 0.465 0.361 Valid Digunakan

28 0.457 0.361 Valid Digunakan

29 0.416 0.361 Valid Digunakan


(42)

b. Validitas variabel X₂ (Motivasi Kerja Guru)

Hasil perhitungan (terlampir) dengan menggunakan rumus tersebut diatas untuk variabel X₂ tentang Motivasi Kerja Guru yang terdiri dari 30 item pernyataan, terdapat 25 (dua puluh lima) item pernyataan yang dinyatakan valid dan 5 (lima) item yang tidak valid yaitu item nomor 8, 12, 16, 19, dan 25, untuk selanjutnya untuk item yang tidak valid, tidak digunakan atau dihilangkan. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel X₂ (Motivasi Kerja Guru) Item

No r hitung

r tabel

α = 0,05 ; n = 30 Keputusan Keterangan

1 0.441 0.361 Valid Digunakan

2 0.638 0.361 Valid Digunakan

3 0.435 0.361 Valid Digunakan

4 0.404 0.361 Valid Digunakan

5 0.828 0.361 Valid Digunakan

6 0.458 0.361 Valid Digunakan

7 0.516 0.361 Valid Digunakan

8 -0.219 0.361 Tidak Valid Ditolak

9 0.514 0.361 Valid Digunakan

10 0.531 0.361 Valid Digunakan

11 0.463 0.361 Valid Digunakan

12 -0.252 0.361 Tidak Valid Ditolak

13 0.508 0.361 Valid Digunakan

14 0.458 0.361 Valid Digunakan

15 0.486 0.361 Valid Digunakan

16 -0.187 0.361 Tidak Valid Ditolak

17 0.446 0.361 Valid Digunakan

18 0.644 0.361 Valid Digunakan

19 -0.479 0.361 Tidak Valid Ditolak

20 0.479 0.361 Valid Digunakan

21 0.436 0.361 Valid Digunakan

22 0.438 0.361 Valid Digunakan

23 0.519 0.361 Valid Digunakan

24 0.409 0.361 Valid Digunakan


(43)

92

26 0.485 0.361 Valid Digunakan

27 0.521 0.361 Valid Digunakan

28 0.475 0.361 Valid Digunakan

29 0.536 0.361 Valid Digunakan

30 0.487 0.361 Valid Digunakan

b. Validitas variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)

Hasil perhitungan (terlampir) dengan menggunakan rumus tersebut diatas untuk variabel Y tentang Kinerja Mengajar Guru yang terdiri dari 30 item pernyataan, terdapat 25 (dua puluh lima) item pernyataan yang dinyatakan valid dan 5 (lima) item yang tidak valid yaitu item nomor 6, 11, 18, 21, dan 23, untuk selanjutnya untuk item yang tidak valid, tidak digunakan atau dihilangkan. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)

Item

No r hitung

r tabel

α = 0,05 ; n = 30 Keputusan Keterangan

1 0.650 0.361 Valid Digunakan

2 0.463 0.361 Valid Digunakan

3 0.466 0.361 Valid Digunakan

4 0.413 0.361 Valid Digunakan

5 0.713 0.361 Valid Digunakan

6 -0.068 0.361 Tidak Valid Ditolak

7 0.642 0.361 Valid Digunakan

8 0.604 0.361 Valid Digunakan

9 0.467 0.361 Valid Digunakan

10 0.749 0.361 Valid Digunakan

11 -0.012 0.361 Tidak Valid Ditolak

12 0.669 0.361 Valid Digunakan

13 0.617 0.361 Valid Digunakan

14 0.443 0.361 Valid Digunakan

15 0.729 0.361 Valid Digunakan

16 0.524 0.361 Valid Digunakan

17 0.481 0.361 Valid Digunakan

18 -0.168 0.361 Tidak Valid Ditolak


(44)

20 0.550 0.361 Valid Digunakan

21 -0.473 0.361 Tidak Valid Ditolak

22 0.637 0.361 Valid Digunakan

23 -0.249 0.361 Tidak Valid Ditolak

24 0.479 0.361 Valid Digunakan

25 0.477 0.361 Valid Digunakan

26 0.431 0.361 Valid Digunakan

27 0.448 0.361 Valid Digunakan

28 0.643 0.361 Valid Digunakan

29 0.803 0.361 Valid Digunakan

30 0.407 0.361 Valid Digunakan

Hasil analisis atau pemeriksaan butir-butir pernyataan yang ditolak dan butir yang digunakan dari masing-masing variabel dapat dilihat dari tabel berikut :

Table 3.7

Butir-Butir yang Ditolak dari Masing-masing Variabel

No Variabel Indikator Jumlah Butir Jumlah tidak valid/ Ditolak Jumlah Valid/ digunakan 1 Supervisi Kepala Sekolah (X₁)

1.kunjungan kelas,

2.kunjungan observasi

3.membimbing guru-guru

tentang cara-cara

mempelajari pribadi siswa,

4.membimbing guru-guru

tentang pelaksanaan kurikulum sekolah.

5. rapat-rapat pembinaan

6.diskusi kelompok, dan

7.penataran-penataran 6 2 4 8 3 4 3 2 1 0 1 1 1 0 4 1 4 7 2 3 3

Jumlah 30 6 24

2

Motivasi Kerja Guru (X₂)

1.tanggung jawab dalam

melaksanakan tugas

2.melaksanakan tugas

dengan target yang jelas

3.memiliki tujuan yang jelas

dan menantang

4.ada umpan balik atas hasil

pekerjaan

5.memiliki perasaan senang

dalam bekerja

6.selalu berusaha untuk

mengungguli orang lain

4 2 2 2 4 2 0 0 1 0 1 1 4 2 1 2 3 1


(45)

94

7.mengutamakan prestasi

dari apa yang dikerjakan

8.selalu berusaha memenuhi

kebutuhan hidup dan kebutuhan kerja

9.senang memperoleh pujian

10.bekerja dengan harapan

memperoleh insentif, dan

11.bekerja dengan harapan

memperoleh perhatian dari teman. 6 2 2 2 2 1 0 1 0 0 5 2 1 2 2

Jumlah 30 5 25

3

Kinerja Mengajar

Guru (Y)

1.Memilih dan menguasai

bahan ajar

2.Menentukan metode dan

pendekatan pembelajaran

3.Mengembangkan silabus

4.Menyusun program tahunan

atau semester

5.Menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP)

6.Membuka kegiatan

pembelajaran

7.Pengelolaan kelas

8.Penggunaan media dan

sumber belajar

9.Penggunaan metode

pembelajaran

10.Penggunaan strategi

pembelajaran

11.menutup kegiatan

pembelajaran

12.Menentukan pendekatan

dan cara-cara evaluasi,

13.Penyusunan alat-alat

evaluasi,

14.Pelaksanaan evaluasi

15.Pengolahan dan analisis

hasil evaluasi,

16.Penggunaan hasil evaluasi

2 2 1 1 1 1 4 4 2 2 1 2 1 2 2 2 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 2 2 1 0 1 1 3 4 1 2 0 1 1 2 2 2


(46)

5. Uji Reliabilitas Instrumen.

Setelah uji validitas, instrumen penelitian pun harus diuji reliabilitasnya. Arikunto (2002:154) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Langkah-Langkah pengujian reliabilitas angket dalam penelitian ini mengikuti pendapat Akdon (2008:148-151) sebagai berikut:

a) Menghitung total skor

b) Menghitung korelasi Product Moment dengan rumus:

Keterangan :

n = Jumlah responden

∑ = Jumlah perkalian X dan Y ∑ = Jumlah Skor tiap butir ∑ = Jumlah Skor total

∑ = Jumlah Skor X dikuadratkan ∑ = Jumlah Skor Y dikuadratkan

c) Menghitung reliabilitas seluruh item dengan rumus Spearman Brown berikut:

(∑ ) (∑ ) (∑ )

[ .∑ (∑ ) ][ .∑ (∑ ) ) ]

= 2 1 +


(47)

96

d) Mencari r tabel apabila dengan α=0.05 dan derajat kebebasan (dk=n-2)

e) Membuat keputusan dengan membandingkan dengan Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut : Jika > berarti item angket reliabel, sebaliknya jika < berarti item angket tidak reliabel.

6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Dalam penelitian ini, uji reliabel dilakukan melalui bantuan komputer dengan program SPSS versi 12 for Windows. Dalam analisis ini apabila data dikatakan reliabel harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas perhatikan angka pada Guttman Split-Half Coefficient yang merupakan nilai r hitung dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika r hitung > r tabel maka

item tersebut reliabel, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka item tidak reliabel.

Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.8

Hasil Uji Reliability Statistics

Supervisi Kepala Sekolah

Motivasi Kerja Guru

Kinerja Mengajar

Guru

Cronbach's Alpha Part 1 Value .760 .786 .844

N of Items 15(a) 15(a) 15(a)

Part 2 Value .861 .676 .603

N of Items 15(b) 15(b) 15(b)

Total N of Items 30 30 30

Correlation Between Forms .527 .585 .738

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length

.690 .738 .849

Unequal Length .690 .738 .849


(48)

Hasil analisis reliabilitas diperoleh r11 untuk variabel supervisi kepala

sekolah mencapai 0,689, untuk variabel motivasi kerja guru sebesar 0,732 dan untuk variabel kinerja mengajar guru sebesar 0,828. Ketiga koefisien reliabilitas tersebut melebihi rtabel = 0,370 yang berarti bahwa ketiga instrumen dalam

kategori reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel rangkuman berikut:

Table 3.9

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel r11 rtabel Keterangan

1 Supervisi Kepala Sekolah (X₁) 0,689 0,689 > 0,370 Reliabel 2 Motivasi Kerja Guru (X2) 0,732 0,732 > 0,370 Reliabel 3 Kinerja Mengajar Guru (Y) 0,828 0,828 > 0,370 Reliabel

7. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Angket

Setelah angket diujicobakan dan hasil uji coba angket menunjukkan bahwa instrumen tersebut telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, selanjutnya adalah melaksanakan penyebaran angket untuk memperoleh data yang diinginkan. Angket yang disebarkan terdiri dari 24 item yang dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang supervisi kepala sekolah, 25 item yang dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang motivasi kerja guru dan 25 item lainnya digunakan untuk mengumpulkan data tentang kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau.


(49)

98

G. Teknik Analisis Data

Apabila data telah terkumpul maka data kuantitatif itu akan dianalisis melalui statistik, dengan uji normalitas data, uji linieritas, uji persamaan korelasi dan regresi sederhana dan korelasi dan regresi ganda serta uji hipotesis.

Mengolah data dan menganalisa data adalah suatu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Langkah ini dilakukan agar data yang telah terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik kesimpulan sebagai suatu jawaban dari permasalahan yang diteliti.

Langkah-Langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecendrungan distribusi frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada masing-masing variabel. Gambaran umum setiap variable digambarkan oleh skor rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS), dengan rumus :

X

=

Keterangan :

X

= skor rata-rata yang dicari

X = jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban)


(50)

N = jumlah responden

Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan table 3.10 kriteria dan penafsiran seperti di bawah ini :

Table 3.10

Kriteria Skor Rata-rata variabel

Rentang Nilai Jawaban Penafsiran

Variabel X₁ Variabel X₂ Variabel Y

4,01 - 5,00 Selalu Sangat Baik Sangat Tinggi Sangat Tinggi

3,01 - 4,00 Sering Baik Tinggi Tinggi

2,01 – 3,00 Kadang-kadang Cukup Baik Cukup Tinggi Cukup Tinggi

1,01 - 2,00 Jarang Kurang Baik Rendah Rendah

0,01 – 1,00 Tidak Pernah Tidak Baik Sangat Rendah Sangat Rendah

2. Pengujian Persyaratan Analisis

Terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi, baik regresi linear sederhana maupun regresi ganda. Persyaratan tersebut adalah (a) syarat normalitas, (b) syarat homogenitas, dan (c) syarat kelinieran regresi Y atas X.

a. Uji normalitas distribusi data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan analisis dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis parametrik atau non parametrik. Untuk pengolahan data parametrik, data yang dianalisis harus berdistribusi normal, sedangkan pengolahan data non parametrik, data yang dianalisis berdistribusi tidak normal. Pengujian ini bertujuan untuk


(51)

100

mengetahui apakah ketiga variabel penelitian memiliki penyebaran data yang normal atau tidak.

Uji normalitas distribusi data dapat dilakukan dengan menggunakan program computer SPSS Versi 12. Atau dapat juga menggunakan rumus Chi Kuadrat :

(

)

E

E

O

x

1 1 1

2 −

=

Keterangan :

χ 2 = Chi kuadrat yang dicari О ₁ = Frekuensi hasil penelitian Ε =Frekuensi yang diharapkan

Menentukan keberartian dengan cara membandingkan dengan tabel dengan kriteria distribusi data dikatakan normal apabila hitung < tabel dan distribusi dikatakan tidak normal apabila hitung > tabel.

b. Uji homogenitas data

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan variansi kelompok-kelompok sampel yang diambil dari populasi yang sama. Pada penelitian ini untuk uji homogenitas digunakan metode atau teknik Barlett, dengan rumus :

[

]

=

1

2

.

(

)

10

(

Ln

B

db

LogS


(52)

Keterangan :

χ 2 = Chi kuadrat yang dicari S1 = Varians tiap kelompok data

db = n – 1 = derajat kebebasan tiap kelompok B =Nilai Barlett = (Log Sgab)(Σ dbi)

Sgab = Varians gabungan

=

db

S

gab db .S i

Menentukan keberartian dengan cara membandingkan dengan tabel dengan kriteria distribusi data dikatakan homogen apabila hitung < tabel dan distribusi dikatakan tidak homogen apabila hitung > tabel.

c. Uji Liniertas Data

Uji linieritas dapat dilihat dari nilai signifikansi dari deviation of linierity program SPSS versi 12 untuk X₁ terhadap Y serta X₂ terhadap Y. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.

3. Menguji Hipotesis Penelitian

Teknik yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis adalah : 1. Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan


(53)

102

2. Hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda.

a. Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi (r) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

n = Jumlah responden

∑ = Jumlah perkalian X dan Y ∑ = Jumlah Skor tiap butir ∑ = Jumlah Skor total

∑ = Jumlah Skor X dikuadratkan ∑ = Jumlah Skor Y dikuadratkan

Dari rumus diatas dapat dijelaskan bahwa merupakan koefisien korelasi dari variabel X dan variabel Y dapat dilihat dengan membandingkan dengan pada tingkat kepercayaan 95%. Bila > dan bernilai positif, maka terdapat pengaruh yang positif. Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga koefisien korelasi menurut Akdon (2008:188) sebagai berikut:

(∑ ) (∑ ) (∑ )


(54)

Tabel 3.11

Tolok Ukur Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien Kriteria

0,800-1,000 Sangat Kuat

0,600-0,799 Kuat

0,400-0,599 Sedang/Cukup

0,200-0,399 Rendah

0,000-0,199 Sangat Rendah

Uji Signifikan

Selanjutnya uji signifikan adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Uji signifikansi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008:188), yaitu:

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi n = Banyak sampel

Menguji taraf signikansi yaitu dengan membandingkan harga dengan dengan tingkat kepercayaan tertentu dan dengan dk= n-2. Koefisien dikatakan signifikan atau memiliki arti apabila harga > .

Uji Koefisien Determinasi

Mencari derajat hubungan berdasarkan koefisien determinasi (KD) dengan maksud sejauhmana pengaruh yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

t =


(55)

104

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi yang dicari = Koefisien korelasi

b. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi dimaksudkan untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel penelitian. Dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Ŷ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari Persamaan regresi. a = Konstanta,apabila harga X =0

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan terjadi pada X

X = Harga variabel X

Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

1) Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b dengan menggunakn rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008:197), yaitu:

Ŷ = a + b X


(56)

2) Menyusun pasangan data untuk variabel X dan variabel Y

3) Mencari persamaan untuk koefisien regresi sederhana

c. Analisis Korelasi Ganda

Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variable bebas X atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variable terikat Y. Analisis korelasi ganda menggunakan rumus : Rx₁x₂ y, sedangkan untuk mencari signifikansi digunakan rumus Fhitung yang kemudian

dibandingkan dengan dengan Ftabel. Untuk menari kesimpulan, jika Fhitung ≥ F tabel

maka Ho ditolak artinya signifikan, sebaliknya jika Fhitung ≤ F tabel maka Ho

diterima artinya tidak signifikan.

d. Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi ganda adalah alat peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya

( )(

) (

)(

)

(

)

− −

= 2

2 2

Xi Xi

n

XiYi Xi

Xi Yi a

(

(

)( )

)

= 2

2 Xi

Xi n

Yi Xi XiYi

n b


(57)

106

hubungan fungsi kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan variabel terikat.

Untuk mengetahui pengaruh antara varlabel bebas terhadap varlabel terikat yang dikontrol oleh variabel bebas lainnya, atau secara bersama-sama digunakan rumus analisis regresi ganda sebagai berikut :

Ŷ = a + b 1x1 + b2x2 + E

Keterangan :

Ŷ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari Persamaan regresi. a = Nilai Konstanta

b1 = Nilai Koefsien regresi x1

b2 = Nilai Koefsien regresi x2

X1 = Variabel bebas x1

X2 = Nilai Koefsien regresi x2

E = Prediktor (pengganggu)

Alat Bantu

Untuk membantu menganalisis data, kegiatan penghitungan statistik menggunakan program SPSS (Statistical Package of Social Science) sehingga dapat diperoleh perhitungan statistik seperti uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji homogenitas, uji linieritas dan uji hipotesis.


(58)

76 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Kerlinger dalam Riduwan (2008: 49),

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Penelitian survey biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi. Generalisasi akan lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif. Jenis penelitian ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan yang sering terjadi. Sedangkan penelitian dengan pendekatan kuantitatif menampilkan analisis data bersifat statistik dengan angka dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008:14).

Dengan metode ini diharapkan dapat mengungkapkan keterkaitan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru serta sejauh mana kontribusinya terhadap kinerja mengajar guru pada SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau.


(59)

77

B. Wilayah Penelitian, Populasi dan Sampel

1. Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian ini adalah Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau. Penelitian dilakukan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri, dengan responden adalah guru-guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tersebar pada 12 sekolah.

Pemilihan wilayah penelitian ini didasarkan pada : 1) kemudahan memperoleh data dalam melakukan penelitian, 2) objek penelitian sesuai dengan pendidikan, wilayah kerja dan profesi peneliti.

2. Populasi

Sugiyono (2008:80) memberikan pengertian bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru pada 12 SMA Negeri se-Kabupaten Indragiri Hulu yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dianggap homogen, kecuali Kepala Sekolah, dengan alasan bahwa tugas kepala sekolah lebih kompleks dan spesifik bila dibandingkan dengan guru biasa.

Data populasi sebanyak 276 orang, dengan penyebaran populasi dapat dilihat pada table 3.1 berikut ini :


(60)

Table 3.1 Penyebaran Populasi

NO NAMA SEKOLAH JUMLAH GURU

1 SMAN 1 Peranap 29

2 SMAN 2 Peranap 7

3 SMAN 1 Kelayang 20

4 SMAN 2 Kelayang 12

5 SMAN 1 Sungai Lala 19

6 SMAN 1 Pasir Penyu 33

7 SMAN 1 Lirik 25

8 SMAN 1 Rengat 36

9 SMAN 2 Rengat 28

10 SMAN 1 Rengat Barat 34

11 SMAN 1 Siberida 20

12 SMAN 1 Batang Cenaku 13

JUMLAH 276

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau

3. Sampel

Sugiyono (2008:81) memberikan pengertian bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sementara Riduwan (2008:56) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi yang yang mempunyai cirri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.


(1)

perlu mendapat perhatian dari guru dan kepala sekolah, senang memperoleh pujian merupakan bagian motivasi berprestasi guru. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh McClelland (1961), Edwar Murray dan Gordon W (1970) (dalam Gaos Suherman, 2008:63), maka penulis menyarankan sebaiknya guru dapat meningkatkan motivasi kerjanya, tidak hanya dipengaruhi dari faktor dari dalam diri saja (motivasi intrinksik) tapi tidak kalah penting faktor dari luar juga (motivasi ekstrinsik). Sikap terbuka dan mau menerima masukan sangat dibutuhkan dalam proses ini.

Sementara itu pada pembahasan kinerja mengajar guru ditemukan bahwa kinerja mengajar guru termasuk kategori sangat tinggi, namun untuk indikator penggunaan media dan sumber belajar yang termasuk dalam sub variabel pelaksanaan pembelajaran masih perlu mendapat perhatian dari guru. Seperti yang diungkapkan oleh Nana Sudjana (1989) (dalam B. Suryosubroto, 2009:40), maka dalam hal ini penulis menyarankan sebaiknya kemampuan guru dalam penggunaan media dan sumber belajar lebih dikuasai dan ditingkatkan lagi, sehingga dapat menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar tidak hanya menggunakan media yang sudah tersedia seperti media cetak, media audio, dan media audio visual. Tetapi dapat juga dengan penggunaan objek nyata yang ada di sekitar sekolahnya.

Kepala Dinas Pendidikan, sebaiknya selalu mengadakan kegiatan yang mampu mengembangkan wawasan guru dan kepala sekolah, sehingga termotivasi untuk melaksanakan tugas dengan baik.


(2)

189

Penelitian ini masih dapat dikembangkan dan diperluas dengan memperdalam variabel-variabel yang diteliti maupun ditambahkan dengan variabel lain sehingga dapat mengetahui besar kontribusinya pada kinerja mengajar guru, hal ini dapat digunakan untuk memberikan informasi yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan pada sekolah menengah atas (SMA) pada khususnya.


(3)

190

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi.

Aisyah, Manarus, dan Sidik, H. (1996). Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dengan Kepuasan Kerja Guru Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol 3, (3) (1996). [Online]. Tersedia: http://journal.um.ac.id/ index.php/jip/article/viewArticle/1733 [26 Mai 2010]

Anoraga, P. (2006). Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta : Rajawali Press _____ (2004). Dasar-dasar Supervisi. Jakarta : Rineka Cipta

Budianti, E.S. Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru (penelitian Pada Sekolah Menengah Kejuruan (smk) Al Irsyad Rumpun Bisnis Dan Manajemen Di Haurgeulis Kabupaten Indramayu). [Online]. Tersedia: http://garuda.dikti.go.id/jurnal/detil/id/7:6222/q/ pengarang:%20 Suci%20/offset120/limit/15 [26 Mai 2010]

Burhanuddin, Y. (2005). Administrasi Pendidikan. Bandung : Pustaka setia. Engkoswara. (2004). Iman Ilmu Amaliah Indah. Bandung : Yayasan Amal

Keluarga.

Hamalik, U. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Handoko, H. (2001). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:BPFE.

Hasibuan, M. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Hendra. (2006). Kontribusi Motivasi dan Supervisi terhadap Disiplin Guru SMA

Negeri Lubuk Basung. Tesis Program Pascasarjana UNP. Tidak Diterbitkan.

Hoy, W.K. dan Miskel, C.G. (2001). Educational Administration Theory, Research, And Practice. International Edition, Singapore: McGraw-Hill Co.

Miharja, I.S.A. (2006). Hubungan Antara Pelaksanaan Supervise Kepala Sekolah dan Kondisi Sarana Olahraga Dengan Kinerja Guru Pendidikan Jasmani. Tesis. Program Pascasarjana UPI. Tidak Diterbitkan.


(4)

191

Nasser, S dan Aljabri, H. (1991). Editorial Board. Internatioanl Journal of Education, vol. 2, (1) (November, 2007). Bandung.Indonesia University of Education (UPI), FORMOPPI dan BKS IKA FIP in Indonesia.

Pidarta, M. (2009). Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta : Rineka Cipta. Purwanto, M.N. (2007). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Rahardja, A.T. (2004). Hubungan Antara Komunikasi antar Pribadi Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPK PENABUR Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur. III (3). [Online]. Tersedia: www.bpkpenabur.or.id/jurnal. [20 Oktober 2009]

Riduwan. (2008). Metode & Teknik menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta. Sagala, S. (2008). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta. Sahertian, P.A. (2008). Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam

Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta. Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta. Kencana.

Satori, D. (1989). Pengembangan Model Supervisi Sekolah Dasar. Disertasi. Program Pascasarjana IKIP Bandung. Tidak Diterbitkan.

Sedarmayanti, (2007). Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara

Siagian, S.P. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta. Simamora, H. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE

YKPN.

Soetjipto dan Kosasi, R. (2007). Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta.

Solihin, A.M. (2007). Pengaruh Motivasi Kerja dan Kompetensi Pedagogik terhadap Kinerja Mengajar Guru Bantu (Studi Kasus Pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Tasikmalaya. Tesis. Program Pascasarjana UPI. Tidak Diterbitkan.

Staffmm. (2007). Pengaruh Faktor Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Fasilitas Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Di Smp Negeri 2 Binangun Kabupaten Cilacap [Online]. Tersedia: http:// episentrum. com/search/jurnal%20psikologi%20motivasi%20kerja. [26 Mai 2010]


(5)

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suhardan, D. (2010). Supervisi Profesional, Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah. Bandung : Alfabeta.

Suhartono, S. (2008). Filsafat Pendidikan. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Suherman, G. (2008). Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Mengajar Bantu (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Atas se Kabupaten Purwakarta. Tesis. Program Pascasarjana UPI. Tidak Diterbitkan.

Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Sutisna O. (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung : Alfabeta.

Syaefuddin, A. (1998). Kinerja Kepala Sekolah Dasar dalam Melaksanakan Supervisi Pengajaran. Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol 5, (2) (1998). [Online]. Tersedia: http://journal.um.ac.id/index.php/jip/article/view Article/968 [26 Mai 2010]

Tang Keow Ngang, T.K. (200). Editorial Board. Internatioanl Journal of Education, vol. 2, (1) (November, 2007). Bandung.Indonesia University of Education (UPI), FORMOPPI dan BKS IKA FIP in Indonesia.

Tim Dosen, Jurusan Adpen. (2008). Pengelolaan Pendidikan. Bandung : Jurusan Administrasi Pendidikan UPI.

Uno, H.B. (2006). Teori Motivasi Dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, M.U. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003. (2006). Sistem Pendidikan Nasional.

Bandung : Nuansa Mulia.

Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005. (2006). Tentang Guru dan Dosen. Bandung : Nuansa Mulia.


(6)

193

Winarti, T. (2002). Pengaruh Sistem Pengawasan Pendidikan Melalui Pelaksanaan Supervisi Pengajaran Yang Dilakukan Pengawas Dan Kepala Sekolah Terhadap Kualitas Kinerja Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Ciamis. [Online]. Tersedia: http://garuda.dikti.go.id/jurnal/ detil/id/7:2975/q/pengarang:%20TITI%20/offset/0/limit/15 [26 Mai 2010]


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM KERJA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG.

1 10 56

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG.

0 3 59

PENGARUH PEMBINAAN KOMPETENSI GURU OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG.

0 4 53

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG.

2 26 60

PENGARUH KINERJA MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI: Studi Deskriftif Terhadap Guru Sekolah Dasar di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2009.

1 1 60

PENGARUH SISTEM MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR LABORATORIUM PPL UPI KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG.

0 0 65

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES.

0 0 86

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM KERJA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG - repository UPI T ADP 1103403 Title

0 0 4

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG - repository UPI T ADP 1202196 Title

0 0 3

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN BANDUNG KULON - repository UPI S ADP 1103071 Title

0 0 3