PENERAPAN PENDEKATAN INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR BAGIAN TUMBUHAN.

(1)

Mariana panji ramadan , 2013

Hubungan antara penerimaan fisih dengan kematangan emosi pada remaja awal studi korelasional pada siswa VII SMPN 7 kota sukabumi tahun ajaran 2011-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN PERKEMBANGAN FISIK DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA AWAL (StudiKorelasionalpadaSiswaKelas VII SMPNegeri 7Kota Sukabumi

Tahun Ajaran 2011-2012)

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhi Salah SatuSyarat MemperolehGelarSarjanaPsikologi

Oleh

Mariana Panji Ramadan 0800503

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN IINDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Mariana panji ramadan , 2013

Hubungan antara penerimaan fisih dengan kematangan emosi pada remaja awal studi korelasional pada siswa VII SMPN 7 kota sukabumi tahun ajaran 2011-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HubunganAntaraPenerimaanPerk

embanganFisikdenganKematangan

EmosiPadaRemajaAwal

(StudiKorelasionalpadaSiswaKelas VII SMP Negeri 7 Kota

SukabumiTahunAjaran 2011-2012)

Oleh

Mariana Panji Ramadan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar SarjanaPsikologi pada Fakultas IlmuPendidikan

© Mariana Panji Ramadan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Mariana panji ramadan , 2013

Hubungan antara penerimaan fisih dengan kematangan emosi pada remaja awal studi korelasional pada siswa VII SMPN 7 kota sukabumi tahun ajaran 2011-2012


(4)

Mariana panji ramadan , 2013

Hubungan antara penerimaan fisih dengan kematangan emosi pada remaja awal studi korelasional pada siswa VII SMPN 7 kota sukabumi tahun ajaran 2011-2012


(5)

Mariana panji ramadan , 2013

Hubungan antara penerimaan fisih dengan kematangan emosi pada remaja awal studi korelasional pada siswa VII SMPN 7 kota sukabumi tahun ajaran 2011-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Mariana Panji Ramadan (0800503).Hubungan Antara Penerimaan Perkembangan

Fisikdengan Kematangan Emosi Pada Remaja Awal (Studi Korelasional pada Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Tahun Ajaran 2011-2012 di Kota

Sukabumi)”.Skripsi.Jurusan Psikologi FakultasIlmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.Bandung (2013).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) gambaran penerimaan perkembangan fisik remaja awal pada siswa SMP Negeri 7 Kota Sukabumi Tahun ajaran 2011-2012, (2) gambaran kematangan emosi remaja awal pada siswa SMP Negeri 7 Kota Sukabumi Tahun ajaran 2011-2012 dan (3) hubungan antara

penerimaan perkembangan fisik dengan kematangan emosi siswa SMP Negeri 7 Kota Sukabumi Tahun ajaran 2011-2012. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional.Sampe lpenelitian adalah 100 orang siswa kelas VII di SMP Negeri 7 Kota Sukabumi Tahun ajaran 2011-2012 yang diambil dengan teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling.Alatukur yang digunakan berupa kuisioner penerimaan perkembangan fisik berdasarkan teori Jersild (1958) dan kuisioner kematangan emosi yang diadaptasi dari emotional

maturity assessment yang telah disusun sebelumnya oleh Antonio Dio Martin (2011).

Teknikanalisis yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment.Hasil penelitian menunjukkan penerimaan perkembangan fisik dan kematangan emosi siswa SMP Negeri 7 Kota Sukabumi Tahunajaran 2011-2012 berada pada kategoris edang yaitu sebesar 69% dan 64%. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah sebesar 0,337 dengan probabilitas 0,001 yang berarti bahwa Hoditolakdan Ha diterima. Ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara penerimaan perkembangan fisik dengan kematangan emosi pada siswa siswi kelas VII di SMP Negeri 7 Kota Sukabumi. Artinya semakin tinggi penerimaan perkembangan fisik siswa maka akan semakin tinggi pula kematangan emosinya.


(6)

iii ABSTRACT

Mariana Panji Ramadan (0800503). Relationship Between Physical Development Acceptance and Emotional Maturity In Early Teens (Correlational Study on Seventh Grade Students of SMPN 7 SukabumiYear 2011-2012 ". Thesis.Department of Psychology Faculty of Education University of Education Indonesia.Bandung (2013).

This study aimed to describe (1) description of early teens physicaldevelopment acceptance on students of SMPN 7 Sukabumiyear 2011-2012, (2) description of early teens emotional maturity in students of SMP Negeri 7 Sukabumi academic year 2011-2012 and (3 ) relationship between physical development acceptance with the emotional maturity students of SMP Negeri 7 Sukabumi year 2011-2012. The approach is a quantitative with a descriptive correlational method. The research sample was 100 students of seventh grade student at the SMPN 7Sukabumiyear 2011-2012 .The sampling technique is simple random sampling. First instruments is instruments of physical development acceptance, second instruments is instruments of emotional maturity. First instruments is the form of questionnaires were based on the theory of the physical receipt from Jersild (1958) and second instrument is the form of questionnaire was adapted from the emotional maturityassessment has been prepared previously by Antonio Dio Martin (2011). Thespecificantanalysis is Pearson Product Moment Correlation. The results is physical development acceptance and emotional maturity studentsof seventh grade at SMP Negeri 7 Sukabumiyear 2011-2012 at moderate levelamount of 69% and 64%. The coefficient of correlation obtained was 0.337 with a probability of 0.001 which means that null hypothesis wasrejected. This means that there was a significant and positive relationship between the physical development acceptance and the emotional maturity of students of class VII at the SMP Negeri 7 Sukabumi. The higher of physical development acceptance of students will be the higher of emotional maturity.


(7)

Mariana panji ramadan , 2013

Hubungan antara penerimaan fisih dengan kematangan emosi pada remaja awal studi korelasional pada siswa VII SMPN 7 kota sukabumi tahun ajaran 2011-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Hal

PERNYATAAN……… i

ABSTRAK………. ii

KATA PENGANTAR ………. iv

UCAPAN TERIMA KASIH……….... v

DAFTAR ISI………. viii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A.Latar Belakang Masalah……….. 1

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah………. 6

C.Tujuan Penelitian………. 6

D.Manfaat / Signifikansi Penelitian………. 7

E.Struktur Organisasi Skripsi.………. 9

BAB II HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN PERKEMBANGAN FISIK DENGAN KEMATANGAN EMOSI A.Remaja 1. Pengertian Remaja……… 10

2. Ciri-ciri Remaja……… 12

3. Tugas Perkembangan Masa Remaja………. 15

B.Penerimaan Perkembangan Fisik Remaja 1. Pengertian Penerimaan diri………... 18

2. Perkembangan Fisik……….. 25

3. Penerimaan Diri Terhadap Perkembangan Fisik Remaja……….. 27

C.Kematangan Emosi 1. Pengertian Kematangan Emosi………. 34

2. Teori-teori Emosi………...... 36

3. Fungsi Emosi……….……… 38

4. Bentuk-bentuk emosi ...……… 39

5. Aspek Kematangan Emosi……… 40

D.Kerangka Berpikir………... 46

E.Asumsi dan Hipotesis……….. 48


(8)

BAB III METODE PENELITIAN A.Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian……… 50

2. Sampel Penelitian……….. 50

B.Metode Penelitian……….. 51

C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian……… 52

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian………..…………... 53

D.Teknik Pengumpulan Data……… 55

E.Kuesioner Penerimaan Perkembangan Fisik dan dan Kematangan Emosi 56 1. Penerimaan Perkembangan Fisik……….. 56

2. Kematangan Emosi……… 59

F. Kategorisasi Skala………. 62

G.Uji Coba Alat Ukur Penelitian 1. Uji Validitas Instrumen………. 63

2. Uji Reliabilitas Instrumen………. 67

H.Teknik Analisis Data………. 69

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian……… 76

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Subjek Penelitian……….. 79

B.Hasil Penelitian 1. Penerimaan Perkembangan Fisik Siswa kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi terhadap Perkembangan Fisik…….………. 80

2. Hasil Penelitian Kematangan Emosi Siswa kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi terhadap perkembangan fisik………... 91

3. Uji Korelasi Penerimaan Perkembangan Fisik dengan Kematangan Emosi……… 100

C.Pembahasan Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penerimaan Perkembangan Fisik Siswa kelas VII SMP Negeri 7 di Kota Sukabumi ………. 103

2. Gambaran Umum Kematangan Emosi Siswa kelas VII SMP Negeri 7 di Kota Sukabumi……….……. 106

3. Korelasi Penerimaan Perkembangan Fisik dengan Kematangan Emosi yang Ditunjukkan Oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi……….. 109


(9)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan……….. 112 B. Rekomendasi……… 113 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

3.1 Kisi-kisi Kuisioner Penerimaan Perkembangan fisik………. 56

3.2 Penilaian Item Alat Ukur Penerimaan Perkembangan Fisik………….. 58

3.3 Kategorisasi Skor Maksimal Penerimaan Perkembangan Fisik……….. 58

3.4 Kisi-kisi Kuesioner Kematangan Emosi ……… 59

3.5 Penilaian Item Alat Ukur Kematangan Emosi ………...… 60

3.6 Kategorisasi Skor Maksimal Kematangan Emosi…..………....… 61

3.7Rumusan Tiga Kategori ………...………....… 61

3.8Kisi-kisi Setelah Validitas ………..……....… 65

3.9Kisi-kisiSetelah Validitas ……..……… 66

3.10Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach..…...………. 67

3.11Reliabilitas Instrumen Penerimaan Perkembangan Fisik……… 67

3.12 Reliabilitas Instrumen Kematangan Emosi ……….… 68

3.13Hasil Uji Normalitas………..….……….……… 69

3.14Hasil Uji Linearitaz …………..………..….……….……… 70

3.15 Koefisien Regresi………….…………..….……….………. 70

3.16 Kriteria Signifikansi Variabel…….………...…....……….. 72

3.17Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment….………...…....…….. 72

3.18Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi………...…....…….. 73

3.19 Hasil Uji Korelasi ………...…....………. 74

4.1 Rentang, Rata-Rata, dan Standar Deviasi Skor Penerimaan PerkembanganFisik Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi 79 4.2 Klasifikasi Penerimaan Perkembangan Fisik Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi………...………..… 80

4.3 Rentang, Rata-Rata, dan Standar Deviasi Skor Pemahaman diri Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi .…...…………...… 81

4.4 Klasifikasi Pemahaman diri Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi …..…...………..…. 82 4.5 Rentang, Rata-Rata, dan Standar Deviasi Skor Pandangan terhadap


(11)

Diri Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi.…..………….. 83 4.6 Klasifikasi Dimensi Konsep Diri yang Stabil Siswa Kelas VII SMP

Negeri 7 Kota Sukabumi ………..... 83 4.7 Rentang, Rata-Rata, dan Standar Deviasi Skor Harapan yang Realistis

Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi………..... 84 4.8 Klasifikasi Dimensi Konsep Diri yang Stabil Siswa Kelas VII

SMP Negeri 7 Kota Sukabumi………. 85 4.9 Rentang, Rata-Rata, dan Standar Deviasi Skor Harapan yang

Realistis Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi... 86 4.10 Klasifikasi Dimensi Harapan yang Realistis Siswa Kelas VII SMP

Negeri 7 Kota Sukabumi ……….…...… 87 4.11 Rentang, Rata-Rata, dan Standar Deviasi Skor Dimensi Tidak Adanya

Stress Emosional Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi… 88 4.12 Klasifikasi Dimensi Tidak Adanya Stress Emosional Siswa

Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi.…………..………....89 4.13 Presentase Setiap Dimensi Penerimaan Perkembangan Fisik Siswa

Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi ………...………… 90 4.14 Rentang, Rata-Rata, dan Standar Deviasi Skor Kematangan Emosi

Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi …...……… 91 4.15 Klasifikasi Kematangan Emosi Siswa Kelas VII SMP Negeri 7

Kota Sukabumi .……… 91 4.16 Rentang, Rata-Rata, dan Standar Deviasi Skor Dimensi Emotional

Awareness Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi …… 93 4.17 Klasifikasi Emotional Awareness Siswa Kelas VII SMP Negeri 7

Kota Sukabumi………. 93 4.18 Rentang, Rata-Rata, dan Standar Deviasi Skor Dimensi Emotional

Acceptance Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi ... 94

4.19 Klasifikasi Emotional AcceptanceSiswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi……….. 95 4.20 Rentang, Rata-Rata, dan Standar Deviasi Skor Dimensi Emotional

Affection Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi ... 96 4.21 Klasifikasi Emotional AffectionSiswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota

Sukabumi ……….. 97 4.22Rentang, Rata-Rata, dan Standar Deviasi Skor Dimensi Emotional

Affirmation Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi... 98

4.23 Skor Emotional AffirmationSiswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota

Sukabumi ... 98 4.24 Presentase Setiap Dimensi Kematangan Emosi Siswa Kelas VII

SMP Negeri 7 Kota Sukabumi………..……...... 99 4.25Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson... 100 4.26 Hasil Uji KorelasiPenerimaan Perkembangan Fisik dengan


(12)

DAFTAR GRAFIK

4.1 Penerimaan Perkembangan Fisik Siswa Kelas VII di SMP Negeri 7 Kota Sukabumi ………. 80 4.2 Dimensi Pemahaman Diri Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota

Sukabumi……… 82 4.3 Dimensi Pandangan terhadap Diri Siswa Kelas VII SMP Negeri 7

Kota Sukabumi ……….. 84 4.4 Dimensi Konsep Diri yang Stabil Siswa Kelas VII di SMP Negeri 7 Kota Sukabumi ……….. 86 4.5 Dimensi Harapan Yang Realistis Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota

Sukabumi ………... 88 4.6 Dimensi Tidak Adanya Stres Emosional Siswa Kelas VII SMP

Negeri 7 Kota Sukabumi ……… 90 4.7 Kematangan Emosi Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota Suka ….... 92 4.8 Dimensi Emotional Awareness Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota

Sukabumi ………... 94 4.9 Dimensi Emotional Acceptance Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota

Sukabumi ………...……… 97 4.10Dimensi Emotional Affirmation Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Kota


(13)

Mariana panji ramadan , 2013

Hubungan antara penerimaan fisih dengan kematangan emosi pada remaja awal studi korelasional pada siswa VII SMPN 7 kota sukabumi tahun ajaran 2011-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan yang dialami oleh setiap individu, sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa ini memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode perkembangan yang lain. Pada masa ini, sikap individu mengalami berbagai perubahan baik fisik maupun psikis.Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif.Selain itu, remaja juga berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa. Menurut Al-Mighwar (2006: 19), pada periode ini pula, remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa.

Penggolongan remaja menurut Thonburg (1982: 14) terbagi 3 tahap, yaitu (a) remaja awal (usia 13-14 tahun), (b) remaja tengah (usia 15-17 tahun) dan (c) remaja akhir (usia 18-21 tahun). Masa remaja awal, umumnya individu telah memasuki pendidikan di bangku sekolah menengah tingkat pertama (SMP), sedangkan masa remaja tengah, individu sudah duduk di sekolah menengah atas


(14)

(SMA). Kemudian, mereka yang tergolong remaja akhir, umumnya memasuki dunia perguruan tinggi atau lulus SMA.

Masa remaja diawali dengan pertumbuhan fisik yang pesat diiringi dengan pergolakan emosi yang bervariasi.Sebagaimana yang dijelaskan Hurlock (2002: 24) bahwa remaja sebagai suatu masa transisi, diwarnai oleh karakteristik yang sangat khas dalam aspek emosi. Pada masa remaja, terjadi proses pengelolaan diri ke arah kematangan emosi yang menjadi salah satu ciri kedewasaan. Keberhasilan dalam transisi emosi akan sangat mempengaruhi penerimaan remaja terhadap perkembangan fisik.

Pada tahun 1998, WHO dan beberapa badan dunia lainnya, menghimbau semua Negara Asia Tenggara agar memberikan komitmennya untuk memperhatikan dan melindungi kebutuhan remaja akan informasi, keterampilan, pelayanan dan lingkungan yang umum dan kesehatan reproduksi remaja (2004: 30). Smolak (2002: 225) menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidakpuasan pada dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Konstanski dan Gullone(1998: 4), mereka menemukan hampir 80% remaja mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, perilaku merokok, dan


(15)

perilaku makan yang di luar kebiasaan. Selanjutnya, ketidakpuasan akan body

image ini dapat menjadi pertanda awal munculnya gangguan makan seperti

anoreksia atau bulimia.

Perubahan fisik pubertas dimulai sekitar usia 10 atau 11 tahun pada remaja putri, kira-kira 2 tahun sebelum perubahan pubertas pada remaja laki-laki. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan psikis remaja, sementara itu perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan bentuk tubuhnya yang kurang proporsional tersebut. Soetjiningsih(2004: 32) mengatakan apabila para remaja sudah dipersiapkan dan mendapatkan informasi tentang perubahan tersebut, maka mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainnya, tetapi bila mereka kurang memperoleh informasi, hal itu akan membuat mereka merasakan pengalaman yang negatif.

Berdasarkan data Departemen Kesehatan (Depkes) Republik Indonesia tahun 2006, remaja Indonesia (usia 10-19 tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61% dari jumlah penduduk.Pada tahun 2008, jumlah remaja di Indonesia diperikirakan sudah mencapai 62 juta jiwa. Di Provinsi Jawa Barat menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008 jumlah remaja (usia 10-19 tahun) sebanyak 8.145.616 jiwa yang terdiri dari 51,8% laki-laki dan 48,2% perempuan.


(16)

Kematangan emosi merupakan hasil perjalanan hidup individu yang tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan psikologis saja, tetapi juga dipengaruhi oleh perkembangan fisik. Bagi remaja putri perkembangan fisik akan dimaknai berbeda-beda. Perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan sifat individu itu sendiri. Setelah remaja putri mengalami menarche (menstruasi untuk pertama kalinya). Maka pada diri remaja putri akan terjadi perubahan ciri-ciri seksual sekunder seperti pinggul yang besar, payudara yang mulai berkembang, dan suara yang merdu. Mereka pada umumnya kurang siap menghadapi perkembangan dan perubahan tersebut karena mereka diharuskan menerima tubuh atau perubahan yang baru berkembang tersebut sebagai ciri-ciri fisik tertentu yang tidak dapat diubah. Ketidaksiapan terhadap perubahan fisik tersebut menimbulkan perubahan psikologis misalnya kebingungan, kecanggungan, serta kecemasan bagi mereka. Sebagian besar dari mereka belum dapat menerima perubahan yang terjadi, ada yang menutup diri, menghindari pergaulan dan terus menerus mengeluh tentang perubahan fisiknya.

Berdasarkan studi pendahuluan, melalui wawancara dan observasi yang dilakukan kepada siswa SMP Negeri 7 Negeri Sukabumi terlihat bahwa sebagian besar siswa SMP Negeri 7 kelas VII memiliki pertumbuhan fisik yang bervariasi, pada siswa perempuan misalnya, ada yang sudah terlihat tinggi dan besar, ada pula yang sebaliknya. Begitupun dengan perkembangaan fisiknya, ada yang


(17)

sudah mengalami menstruasi, ada pula yang belum. Pada siswa laki-laki, ada yang sudah tampak memiliki jakun, ada yang belum, dan pertumbuhan fisik lainnya.

Menurut pemaparan guru Bimbingan dan Konseling, siswa kelas VII sudah diberikan materi mengenai pertumbuhan fisik pada usia mereka, namun banyak dari mereka hanya menanggapi dengan pasif ketika diberikan materi tersebut, mereka banyak yang segan untuk mengutarakan ataupun bertanya mengenai perkembangan fisik mereka, sehingga Guru Bimbingan Konseling pun belum mengetahui secara pasti bagaimana penerimaan perkembangan fisik siswa siswi remaja awal kelas VII di SMP Negeri 7. Begitupun dengan sesi tanya jawab yang diberikan ketika di kelas, sangat jarang siswa yang bertanya mengenai pertumbuhan fisik mereka. Selain itu, kondisi sekolah yang jauh dari perkotaan membuat minimnya penyuluhan-penyuluhan yang didapat dari lembaga-lembaga psikologi untuk siswa-siswi SMP Negeri 7.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti gambaran dari penerimaan perkembangan fisik remaja awal. Maka penulis bermaksud untuk mengkaji lebih melalui penelitian yang berjudul “Hubungan antara Perkembangan Fisik dengan Kematangan Emosi pada Remaja Awal (Studi Korelasional pada Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 di Kota Sukabumi)”


(18)

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Secara umum fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah hubungan penerimaan perkembangan fisik pada remaja dengan kematangan emosi siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Sukabumi?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dijabarkan masalah khusus sebagai berikut:

1. Bagaimana penerimaan siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 di Kota Sukabumi terhadap perkembangan fisik mereka?

2. Bagaimana kematangan emosi siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 di Kota Sukabumi?

3. Bagaimana hubungan penerimaan perkembangan fisik dengan kematangan emosi yang ditunjukkan oleh Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 di Kota Sukabumi kelas VII?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian difokuskan pada pembahasan untuk :

1. Mendeskripsikangambaran penerimaan siswa kelas 1 SMP terhadap perkembangan fisiknya


(19)

2. Mendeskripsikan kematangan emosi siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 di Kota Sukabumi?

3. Mengkaji hubungan penerimaan perkembangan fisik dengan kematangan emosi yang ditunjukkan oleh siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 di Kota Sukabumi kelas VII

D. Manfaat / Signifikansi Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis

Sebagai bahan masukan untuk penambahan ilmu pengetahuan serta acuan dalam pengembangan keilmuan Psikologi Perkembangan yang berkaitan dengan penerimaan perkembangan fisik pada remaja awal

2. Secara Praktis

a. Bagi guru SMP Negeri 7 Kota Sukabumi yaitu penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dalam mengidentifikasi siswa dengan perubahan yang akan terjadi pada fisik siswa ketika mereka memasuki masa remaja, agar para siswa tidak merasa cemas dan dapat melewati perubahan fisik dengan perilaku yang sesuai. Para guru juga diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada siswa tentang penerimaan perkembangan fisik agar remaja dapat mencapai kematangan emosi.


(20)

b. Bagi siswa, hasil penelitian ini memberikan masukan bahwa perkembangan fisik seharusnya dihadapi dengan penerimaan secara positif serta mengerti hal-hal yang mungkin terjadi selama masa pubertas serta memberikan pemahaman kepada siswa pentingnya penerimaan perkembangan fisik sehingga kematangan emosi pun dapat tercapai. c. Bagi orang tua, dapat memberikan pemahaman mengenai

perubahan-perubahan fisik yang terjadi ketika masa pubertas remaja sebagai dasar untuk membimbing mereka agar tidak salah ketika merespon perubahan yang terjadi pada fisiknya, dan menerima perkembangan fisiknya dengan baik sehingga mereka dapat mencapai kematangan emosi.

d. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini bisa memberikan infromasi dan sumbangan ilmu pengetahuan sebagai kajian teoritis khususnya bidang Psikologi Pendidikan maupun Perkembangan yang berkaitan dengan kematangan emosi dan penerimaan perkembangan fisik bagi remaja awal.

e. Bagi Jurusan Psikologi, hasil penelitian dapat menambah sumber keilmuan mengenai hubungan antara penerimaan perkembangan fisik remaja dengan kematangan emosinya yang nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi jurusan psikologi untuk mengadakan


(21)

penyuluhan-penyuluhan yang bersifat edukatif mengenai perkembangan fisik remaja awal.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I berisi pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, identifikasi, dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. Bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Bab III berisi metode penelitian yang terdiri dari lokasi dan subjek populasi, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data dan analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan dan Bab V berisi kesimpulan dan saran.


(22)

Mariana panji ramadan , 2013

Hubungan antara penerimaan fisih dengan kematangan emosi pada remaja awal studi korelasional pada siswa VII SMPN 7 kota sukabumi tahun ajaran 2011-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Sukabumi

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiono (2010:80), populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 SMP Negeri 7 Kota Sukabumi sebanyak 210 siswa.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:81), sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, untuk itu sampel yang diambil harus benar-benar representatif.

Teknik Sampel dalam penelitian ini menggunakan incidental sampling


(23)

incidental sampling yaitu mengambil sampel secara sembarang (kapanpun dan

dimanapun menemukan), asal memenuhi syarat sebagai sampel dari populasi tertentu. Dalam menentukan jumlah sampel, penelitian ini menggunakan rumus pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

Keterangan :

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = presisi (peran kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir/diinginkan yaitu sebesar 10 % atau 0,1).

Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 siswa.

B.Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2009:8), pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, dimana

=


(24)

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional (correlational study).Arikunto (2006) mengatakan penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik. Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel lainnya. Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi dalam satu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel lain.

C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2006:10), variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian,dalam suatu kegiatan penelitian (points to be noticed), yang menunjukan variasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Variabel dalam suatu penelitian dapat diartikan sebagai suatu objek penelitian atau apa saja menjadi pusat perhatian suatu penelitian.

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang ditelitiyaituvariabel penerimaan perkembangan fisik dan variabel kematangan emosi.


(25)

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (Suryabrata, 2010). Definisi operasional setiap variabel adalah sebagai berikut:

a. Definisi Operasional Penerimaan Perkembangan Fisik

Definisi penerimaan perkembangan fisik adalah keadaan seseorang dapat menerima perkembangan fisiknya dengan sikap positif, tenang, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.Bagaimana individu mampu menerima perubahan fisiknya, merasa bangga dan bersikap toleran terhadap perubahan-perubahan yang mereka alami, menggunakan dan memelihara fisiknya secara efektif dan merasa puas terhadap fisiknya tersebut. Penulis menggunakan indikator tentang penerimaan diri yang dirangkum sendiri oleh penulis dengan melihat dimensi-dimensi dari penerimaan diri yang dikemukakan Jersild (1965), yaitu:

a. Pemahaman diri yaitu persepsi seseorang terhadap dirinya yang terbentuk dari keaslian tanpa kepura-puraan, realistis, yang sebenarnya, jujur dan tidak berbelit-belit.


(26)

b. Pandangan terhadap diri sendiri yaitu kemampuan individu mengevaluasi diri sendiri secara obyektif

c. Konsep diri yang stabil yaitu bagaimana individumemandang, mempersepsikan serta menilai keadaan dan kondisi dirinya relatif sama dari waktu ke waktu.

d. Harapan yang realistis yaitu suatu harapan untuk mencapai suatu tujuan atau target tertentu sesuai dengan realita dapat memberikan rasa puas pada diri individu yang bersangkutan karena kesempatan untuk mencapainya lebih terbuka.

e. Tidak ada stres emosional akan membuat individu yang bersangkutan memandang keadaan dirinya secara objektif, memiliki kepercayaan diri, tidak menyesali diri, mampu bertindak yang terbaik bagi diri sendiri maupun orang lain dan memiliki keluasan dalam wawasan.

b. Definisi Operasional Kematangan Emosi

Kematangan Emosi adalah suatu kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosi pada diri individu.Individu yang telah mencapai kematangan emosi ditandai oleh adanya kemampuan dalam mengontrol emosi, berfikir realistik, memahami diri sendiri dan menampakkan emosi di saat dan tempat yang tepat.Reaksi yang diberikan


(27)

individu terhadap setiap emosi dapat memuaskan dirinya sendiri dan dapat diterima oleh lingkungannya.

Indikator yang diukur pada variabel ini diantaranya:

a. Emotional awareness adalah kesadaran emosi pada diri sendiri

maupun orang lain.

b. Emotional acceptance adalah penerimaan diri pada diri sendiri

maupun orang lain.

c. Emotional affection adalah persaudaraan dengan diri sendiri maupun

dengan orang lain.

d. Emotional affirmation adalah penguatan emotional bagi diri sendiri

maupun orang lain.

D. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan dalam penelitian ini adalah merumuskan teknik pengumpulan data sesuai dengan masalah yang diteliti.Arikunto (2002:96) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang ditempuh oleh peneliti untuk memperoleh data yang diteliti. Data merupakan hasil pencatatan peneliti baik yang berupa fakta ataupun angka Agar diperoleh data yang lengkap maka harus digunakan teknik pengumpulan data yang tepat sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang tepat dan dapat digunakan untuk menjawab permaslahan yang telah dirumuskan.Teknik yang digunakan adalah


(28)

secara tidak langsung dan pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner, yaitu seperangkat pertanyaan tertulis yang dikirimkan kepada responden untuk mengungkap pendapat, keadaan, kesan yang ada pada diri responden maupun diluar dirinya.

E.Kuesioner Penerimaan Perkembangan Fisik dan dan Kematangan Emosi Setiap variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan kuesioner. Bentuk kuesioner bervariasi sesuai dengan tujuan yang akan digali melalui kuesioner tersebut. Untuk mendapatkan data yang diperlukan bagi tercapainya tujuan penelitian ini, digunakan dua bentuk instrumen yang ditujukan untuk mengukur masing-masing variabel.Instrumen yang digunakan yaitu :

1. Kuesioner Penerimaan Perkembangan Fisik a. Spesifikasi Instrumen

Instrumen penerimaan perkembangan fisik diadaptasi dan dikembangkan sendiri oleh peneliti merujuk pada teori penerimaan diri yang diturunkan dari Jersild (1958) yang terdiri dari 46 item pernyataan yang dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penerimaan Perkembangan Fisik Sebelum Uji Coba

Dimensi Indikator No item Jumlah

+ -


(29)

diri kenyataan keadaan diri

2. Memaksimalkan potensi dan kemampuan diri

7,9 8,10 4

b. Pandangan terhadap diri sendiri

1. Mampu memandang objektif keterbatasan diri

11,13 12,14,15 5

2. Memandang objektif potensi dan

kemampuan diri

16,18,19 17 4

c. Konsep diri yang stabil

1. Memiliki gambaran diri yang jelas dan relatif stabil

20,22 21,23 4

2. Pandangan diri terhadap perubahan yang dialami

24,26 25,27 4

d. Harapan yang realistis

1. Memandang kenyataan secara realistis

28,30 29,31 4

2. Memiliki kepuasan diri

32,34 33,35,36 5 e Tidak ada

stress emosional

1. Mampu menghayati perasaan emosinya

37,39 38,40 4 2. Bebas dari rasa

tegang dan tertekan

41,43,45, 46

42,46 6

Jumlah 46

b. Pengisian Kuesioner

Cara pengisian alat ukur ini yaitu dengan meminta kesediaan reponden untuk menjawab semua item pertanyaan yang diajukan dengan cara memilih atau menentukan salah satu dari empatpilihan jawaban yang tersedia di setiap item pernyataan yang sesuai dengan apa yang dirasakan oleh individu yang bersangkutan. Skala pengukuran yang digunakan dalam variabel penerimaan perkembangan fisik


(30)

adalah dengan Skala Likert.Penentuan jawaban dilakukan dengan mengisi salah satu kolom pada kolom yang tersedia dengan memberi tanda silang (X) sesuai dengan jawaban yang menjadi pilihannya. Pilihan jawaban terdiri dari 4 kategori, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). c. Penilaian Kuesioner

Penilaian atau penskoran jawaban dari responden dilakukan dengan menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh oleh responden.Total jumlah nilai yang diperoleh oleh responden akan menunjukkan taraf penerimaan perkembangan fisik yang dimiliki oleh responden yang bersangkutan.

Skala penilaian ini disusun berdasarkan skala frekuensi atau skala kuantitas.Setiap pernyataan tersebut disertai alternatif jawaban, yang terdiri dari empatkategori yang harus dipilih responden.Jawaban dari setiap pernyataan tersebut dinilai dengan angka sebagai berikut.

Tabel 3.2

Penilaian Kuesioner Penerimaan Perkembangan Fisik

Hasil (total skor) yang diperoleh masing-masing responden akan menyatakan derajat atau taraf penerimaan diri individu yang dikategorikan dalam taraf tinggi, sedang, dan rendah

Item Favourable Nilai Sangat Sesuai 3 Sesuai 2 Tidak Sesuai 1 Sangat Tidak Sesuai 0

Item Unfavourable Nilai Sangat Sesuai 0 Sesuai 1 Tidak Sesuai 2 Sangat Tidak Sesuai 3


(31)

Berikut skor maksimal maksimal faktor dalam variabel penerimaan perkembangan fisik:

Tabel 3.3

Kategorisasi Skor Maksimal Penerimaan Perkembangan Fisik Faktor penerimaan

perkembangan fisik

Item

Skor Minimal ∑ Skor Maksimal Pemahaman diri 7 3 21 Pandangan terhadap diri

sendiri

9 3 27

Konsep diri yang stabil 6 3 18 Harapan yang realistis 8 3 24 Tidak ada stress emosional 10 3 30

Jumlah 120

2. Kematangan Emosi a. SpesifikasiInstrumen

Alat ukur Kematangan Emosi diadaptasi dari emotional maturity

assessmentyang telah disusun sebelumnya oleh Antonio Dio Martin (2011).

Kuesioner ini merupakan lembar penilaian kematangan emosi bagi responden. Peneliti melihat dimensi yang dipakai, namun untuk item-itemnya dikembangkan sendiri oleh peneliti dan disesuaikan dengan responden,dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.4

Kisi-kisi Kuesioner Kematangan Emosi Sebelum Uji Coba


(32)

Dimensi Indikator No Item Jumlah a. Emotional

awareness

Kesadaran emosi pada diri sendiri maupun orang lain.

1,2,3,4,5,6,7 7

b. Emotional acceptance

Penerimaan diri pada diri sendiri maupun orang lain

8,9,10,11,12,13, 14,15

8

c. Emotional affection Persaudaraan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain 16,17,18,19, 20,21,22 7

d.. Emotional

affirmation Penguatan emotional bagi diri sendiri maupun orang lain 23,24,25,26, 27,28,29 7

Jumlah 29

b. PengisianKuesioner

Cara pengisian alat ukur ini yaitu dengan meminta kesediaan reponden untuk menjawab semua item pertanyaan yang diajukan dengan cara memilih atau menentukan salah satu dari empat pilihan jawaban yang tersedia di setiap item pernyataan yang sesuai dengan apa yang dirasakan oleh individu yang bersangkutan. Skala pengukuran yang digunakan dalam variabel kematangan emosi sama dengan skala pengukuran yang digunakan pada angket penerimaan perkembangan fisik yaitu Skala Likert. Penentuan jawaban dilakukan dengan mengisi salah satu kolom pada kolom yang tersedia dengan memberi tanda silang (X) sesuai dengan


(33)

jawaban yang menjadi pilihannya. Pilihan jawaban terdiri dari 4 kategori, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS) c. Penilaian Kuesioner

Penilaian atau penskoran jawaban dari responden dilakukan dengan menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh oleh responden, total jumlah nilai yang diperoleh. Total jumlah nilai yang diperoleh oleh responden akan menunjukkan taraf kematangan emosi yang dimiliki oleh responden yang bersangkutan. Berikut ini adalah masing-masing nilai untuk skor yang dipilih

Tabel 3.5

Penilaian KuesionerKematangan Emosi

Hasil (total skor) yang diperoleh masing-masing responden akan menyatakan derajat atau taraf kematangan emosi individu yang dikategorikan dalam taraf tinggi, sedang, dan rendah.

Berikut skor maksimal tiap tiap faktor dalam variabel penerimaan perkembangan fisik.

Tabel 3.6

Kategorisasi Skor Maksimal Kematangan Emosi Faktor penerimaan

perkembangan fisik

Item

Skor Maksimal

∑ Skor Maksimal

Emotional awareness 7 3 21

Item Favourable Nilai Sangat Sesuai 3 Sesuai 2 Tidak Sesuai 1 Sangat Tidak Sesuai 0


(34)

Emotional acceptance 8 3 24

Emotional affection 7 3 21

Emotional affirmation 7 3 21

Jumlah 87

F. Kategorisasi Skala

Azwar (2009:107) mengemukakan bahwa tujuan kategorisasi adalah menempatkan individu ke dalam kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur.Kontinum jenjang ini dari rendah ke tinggi, dari paling jelek ke paling baik, dari sangat tidak puas ke sangat puas, dan semacamnya. Banyaknya jenjang kategori diagnosis yang akan dibuat biasanya tidak lebih dari lima jenjang tapi juga tidak kurang dari tiga. Dalam penelitian ini peneliti mengelompokkan kategori dalam norma pada tabel 3.7:

Tabel 3.7

Rumusan Tiga Kategori

Rumus Kategori

X < (μ-1,0δ) Rendah

(μ-1,0δ) ≤ X < (μ+1,0δ) Sedang

(μ+1,0δ) ≤ X Tinggi

(Azwar, 2009) Keterangan:

X = Skor subjek


(35)

δ= Standard Deviation (deviasi standar)

Kategorisasi ini kemudian digunakan sebagai acuan atau norma dalam pengelompokkan skor sampel, baik skor penerimaan perkembangan fisik maupun kematangan emosi.

G. Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Sebelum instrumen penelitian digunakan menjadi alat ukur, diperlukan uji coba instrumen penelitian terlebih dahulu.Para ahli psikometri telah menetapkan kriteria bagi setiap alat ukur psikologis untuk dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik, yaitu mampu memberikan informasi yang dapat dipercaya.Kriteria tersebut diantaranya adalah reliabel, valid, standar, ekonomis, dan praktis.Sifat reliabel dan valid diperlihatkan oleh tingginya reliabilitas dan validitas hasil ukur suatu tes.Azwar (2010) mengatakan bahwa suatu alat ukur yang tidak reliabel dan tidak valid akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau individi yang dikenai tes itu. Disinilah pentingnya masalah reliabilitas dan validitas pengukuran.

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas berasal dari kata validity, artinya ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.Arikunto (2006:168) berpendapat bahwa suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai


(36)

validitas tinggi.Sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Uji validitas penelitian ini didasarkan pada validitas isi dan mencari korelasi antara tiap-tiap item skor total itemnya (daya diskriminasi item).

Pada uji validitas ini dilakukan validitas isi dan daya dikriminasi item.Menurut Azwar (2010:45), validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau oleh professional

judgment Ada dua macam item yang dilihat dari professional judgment, yaitu

dilihat dari isi kontennya dan dari teknik pengukurannya. Setelah dilakukan pengujian validitas isi, kemudian dilakukan pengujian daya diskriminasi untuk mengetahui item yang layak. Item yang layak dan valid adalah item yang memiliki daya beda atau daya diskriminasi item, yaitu item yang mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total item menggunakan rumus


(37)

korelasi Pearson Product Momentdan perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 19.00.

Azwar (2010:47) mengemukakan bahwa semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila jumlah item belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 agar jumlah item yang diinginkan dapat tercapai. Yang sangat tidak disarankan adalah menurunkan batas kriteria di bawah 0,20. Pengujian analisis item dilakukan dengan meminta pendapat para ahli (judgement expert). Pada penelitian ini, batas koefisien korelasi yang digunakan 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan dapat dicapai.

a. Validitas Instrumen Penerimaan Perkembangan Fisik

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakanSPSS version 15,0 for

windows dengan menggunakan Pearson. Product Moment Setelah dilakukan uji

coba validitas, diketahui bahwa pada instrumen penerimaan perkembangan fisik diperoleh 40 item yang valid atau >0,25 dan 6 item lainnya tidak valid atau <0,25. Adapun enam item yang tidak valid tersebut semuanya dibuang dan menghasilkan:

Tabel 3.8

Kisi-kisi Instrumen Setelah Validitas

No Dimensi Indikator No Item

+ -

1 Pemahaman diri

Memahami kenyataan keadaan diri

1,3,4 2 Memaksimalkan potensi

dan kemampuan diri


(38)

2 Pandangan terhadap diri sendiri

Mampu memandang objektif keterbatasan diri

8,10,12 9,11

Memandang objektif potensi dan kemampuan diri

13,15 14,16

3 Konsep diri yang stabil

Memiliki gambaran diri yang jelas dan relatie stabil

17 18,19

Pandangan diri terhadap perubahan yang dialami

20,22 21 4 Harapan yang

realistis

Memandang kenyataan secara realistis

23 24,25 Memiliki kepuasan diri 26,28 27,29,30 5 Tidak ada

stress emosional

Mampu menghayati perasaan emosinya

31,33 32,34 Bebas dari rasa tegang dan

tertekan

35,37,39 36,38,40

Jumlah 40

b. Validitas Instrumen Kematangan Emosi

Setelah dilakukan uji coba validitas dengan menggunakan

PearsonProduct Moment dengan bantuan SPSS version 15,0 for windows

diketahui bahwa pada instrumen kematangan emosi seluruh item sebanyak 29 item dinyatakan layak dan valid, sehingga tidak ada perubahan jumlah item. Secara lebih rinci item item tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 3.9

Kisi-kisiInstrumen Setelah Validitas

No Dimensi Indikator No Item

1. Emotional awareness

Kesadaran emosi pada diri sendiri maupun


(39)

orang lain. 2. Emotional

acceptance

Penerimaan diri pada diri sendiri maupun orang lain

8,9,10,11,12,13,14

3. Emotional affection Persaudaraan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain 15,16,17,18,19, 20,21

4. Emotional affirmation Penguatan emotional bagi diri sendiri maupun orang lain 22,23,24,25,26, 27,28

Jumlah 29

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability yaitu sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.Azwar (2009) mengatakan bahwa hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relative sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah Rentang koefisien reliabilitas berada 0-1.00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1.00 berarti semakin tinggi reliabilitas.Sebaliknya, jika koefisien semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas (Azwar, 2010).Menurut Guilford (Sugiyono, 2007: 18) Kriteria koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dapat dikategorikan seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.10


(40)

Kriteria Koefisien Sangat reliabel >0.900

Reliabel 0.700 – 0.900 Cukup reliabel 0.400 - 0.700 Kurang reliabel 0.200 – 0.400 Tidak reliabel <0.200

Dalam penelitian ini, koefisien reliabilitas dihitung dengan menggunakan SPSS versi 19.00. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.11

Reliabilitas Instrumen Penerimaan Perkembangan Fisik

Cronbach's

Alpha N of Items

.776 46

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh koefisian reliabilitas instrumen penerimaan perkembangan fisik sudah reliabel.

Untuk instrumen kematangan emosi, hasil perhitungan koefisien reliabilitasnya yaitu :

Tabel 3.12

Reliabilitas Instrumen Kematangan Emosi Cronbach's

Alpha N of Items


(41)

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh koefisian reliabilitas instrumen kematangan emosi sangat reliabel.

H. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas

Uji normalitas distribusi data digunakan untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik yang digunakan pada pengolahan data selanjutnya. Apabila penyebaran datanya normal, maka akan digunakan statistik parametrik. Akan tetapi bila penyebaran datanya tidak normal, maka akan digunakan teknik statistik non parametrik, yang berarti hasil perhitungan hanya berlaku untuk sampel penelitian saja.

Aturan dari pengambilan keputusan yaitu jika signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0.05, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sebaliknya jika signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0.05, maka sample bukan berasal dari populasi yang normal.

Berikut dapat dilihat hasil uji normalitas dengan menggunakan

onesampleKolmogrov-Smirnov yang perhitungannya dibantu dengan software

SPSS 15.0 for Windows.

Tabel 3.13 Hasil Uji Normalitas


(42)

Penerimaan Perkembangan

Fisik

Kematangan Emosi

N 100 100

Mean 73.3800 58.8700 Median 73.00 60.00 Std. Deviation 8.96320 9.61444 Kolmogrov-Smirnov-Z 0.783 0.868 Sig. 0.572 0.439 Interpretasi Normal Normal

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada instrumen penerimaan perkembangan fisik diperoleh angka signifikan 0,572 (p > 0,05) dan pada instrumen kematangan emosi diperoleh angka signifikan sebesar 0,439 (p > 0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kedua instrumen memiliki distribusi data normal.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara variabel satu (penerimaan perkembangan fisik) dan variabel dua (kematangan emosu).Suatu hubungan dikatakan linear apabila adanya kesamaan variabel, baik penurunan maupun kenaikan yang terjadi pada kedua variabel tersebut.Maksudnya adalah, apakah garis regresi antara variabel X dan Y membentuk garis yang linear atau tidak.Jika signifikansi < 0,05 maka terdapat hubungan yang linear antara variabel X dengan variabel Y. Untuk melihat nilai linieritas regresi menggunakan bantuan software SPSS Versi 15.0.


(43)

Hasil dari uji linearitas regresi antara kedua variabel dapat dilihat pada Tabel dibawah ini

Tabel 3.14 Hasil Uji Linearitas

Predictors

Dependent

Variable F

Signifikansi

Penerimaan Perkembangan

Fisik

Kematangan

emosi 12.594 0.001

Berdasarkan tabel diatas, angka signifikansi menunjukkan 0,001. Jika probabilitas < 0,05 menunjukkan bahwa hubungan antara penerimaan perkembangan fisikdengan kematangan emosi membentuk garis linear. Dengan demikian variabel penerimaan perkembangan fisik mampu mempengaruhi kematangan emosi seorang siswa dan siswiremaja awal.

Tabel 3.15 Koefisien Regresi Unstandardize d Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant)

32.309 7.540 4.285

.001 Penerimaan

Perkembangan

Fisik .362 .102 .337 3.549

. 001

Berdasarkan tabel di atas maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:


(44)

Dari persamaan di atas, diketahui bahwa pengaruh penerimaan perkembangan fisik terhadap kematangan emosi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan. Persamaan regresi linear dalam dilihat pada bentuk dibawahini :

Gambar 3.1

Persamaan Regresi Linear

Setelah melakukan kedua uji normalitas dan regresi linearitas, maka diperoleh kesimpulan bahwa kedua data berdistribusi normal dan linear,

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Ex

pect

ed

C

um

P

rob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


(45)

sehingga untuk selanjutnya dapat dianalisis menggunakan uji statistik parametrik yaitu dengan menggunakan teknik korelasi product moment

pearsondengan bantuan program software SPSS 15.00 for Windows untuk

melakukan uji korelasi.

3. Uji Signifikansi

Uji signifikansi digunakan untuk melihat apakah terdapat korelasi yang signifikan antara variabel satu (X) dan variabel dua (Y).uji signifikansi dilakukan untuk menguji apakah hubungan yang ditemukan tersebut berlaku untuk seluruh populasi atau tidak (Sugiyono, 2008:185). Berikut dibawah ini adalah kriteria signifikansi variabel:

Tabel 3.16

Kriteria Signifikansi Variabel Kriteria

Probabilitas > 0,05 Ho diterima

Probabilitas < 0,05 Ho ditolak

Berikut ini adalah hasil uji korelasi menggunakan teknik Product Moment

Pearsondengan bantuan program software SPSS 15.00 for Windows.

Tabel 3.17

Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson

N R Probabilitas Interpretasi


(46)

Berdasarkan perhitungan dan nilai yang ada pada tabeldiatas, angka probabilitas sebesar 0,001 (p < 0,05), maka dinyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa terdapat hubungan yang positif antara penerimaan perkembangan fisik dengan kematangan emosi pada siswa siswi kelas VII di SMPN negeri 7 Kota Sukabumi. Artinya semakin tinggi penerimaan perkembangan fisik siswa dan siswi maka akan semakin tinggi pula kematangan emosinya. Hasil interpretasi penerimaan perkembangan fisik dan kematangan emosi adalah signifikan.

4. Uji Korelasi

Uji korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan. Jika terdapat hubungan, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut (Arikunto,2006:270). Seluruh data dalam penelitian ini berdistribusi normal, maka uji korelasi yangdigunakan adalah uji Korelasi

Pearson Product Moment. Setelah diketahui koefisien korelasinya, maka

langkah selanjutnya ialah menginterpretasikan koefisien korelasi tersebut sebagai berikut

Tabel 3.18

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


(47)

0,20-0,39 Rendah 0,40-0,59 Sedang 0,60-0,79 Kuat 0,800-1,00 Sangat Kuat (Sugiyono, 2008: 184)

Berikut hasil uji korelasi antara dua variabel dapat dilihat di tabel di bawah ini.

Tabel 3.19 Hasil Uji Korelasi

Penerimaan Perkembangan

fisik

Kematangan Emosi

Penerimaan Perkembangan fisik

Pearson Correlation

1 .337(**)

Sig. (2-tailed) .001

N 100 100

Kematangan Emosi

Pearson Correlation

.337(**) 1

Sig. (2-tailed) .001

N 100 100

Setelah dilakukan uji korelasi, maka terdapat hubungan yang rendah antara penerimaan perkembangan fisik dan kematangan emosi.


(48)

Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi yang dikalikan 100 % (Furqon, 1997:91).Uji koefisien determinasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar varian yang terjadi pada Variabel Y (kematangan emosi) turut ditentukan oleh varian yang terjadi pada variable X (penerimaan perkembangan fisik). Adapun rumus yang digunakan pada uji koefisien determinasi adalah sebagai berikut:

Keterangan :

KD : Koefisien Determinasi r : Koefisien Korelasi

Berdasarkan perhitungan diatas, didapat angka koefisien determinasi sebesar 11,36%. Hal itu menunjukkan bahwa besarnya kontribusi atau sumbangan variabel penerimaan perkembangan fisik terhadap kematangan emosi sebesar 11,36% artinya sebesar 11,36% dari variabel kematangan emosi dapat dijelaskan oleh variabel penerimaan perkembangan fisik. Sedangkan sebesar 88,64% ditentukan oleh faktor lain.

I.Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tahapan penelitian yang membantu peneliti untuk bekerja secara sistematis dan praktis.Yaitu tahap persiapan, uji coba instrumen, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan data.

KD = �2× 100%

= 0,3372× 100%


(49)

1. Tahap Persiapan

a. Pemilihan masalah yang akan diungkap dalam penelitian dengan melakukan studi pendahuluan berupa observasi dan wawancara. b. Menentukan rumusan masalah, variable, hipotesis, metode

penelitian dan sumber data.

c. Pembuatan proposal penelitian dan mengajukannya pada Dewan Skripsi dan dosen pembimbing.

d. Penyusunan instrument penelitian, alat ukur yang dibuat berupa kuisioer yang dibuat sendiri dan mengembangkan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli. Kemudian dilakukan judgment oleh professional judgment yaitu 3 orang dosen.

e. Pembuatan surat izin pada pihak-pihak terkait. 2. Tahap Uji Coba Instrumen

Pada tahap ini dilakukan uji coba instrument kepada responden yang memiliki karakteristik sama dengan sampel. Tahap ini bertujuan untuk mengukur validitas dan reliabilitas instrument.Tahap uji coba instrument ini dilakukan pada tanggal 17 Oktober2012 kepada 60 siswa dan siswi kelas VII di SMP Negeri 12 Kota Bandung.

3. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pengambilan data yaitu dengan cara penyebaran angket kepada siswa dan siswi kelas VII A, VII B, dan VII E disertai dengan


(50)

pengarahan maksud dan tujuan. Pengambilan dara ini dilakukan pada tanggal 12 November 2012.

4. Tahap Pengolahan Data a. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi kelengkapan jumlah angket yang terkumpul dan kelengkapan pengisian angket yang diisi oleh sampel.Setelah semuanya lengkap, baru dilakukan pengolahan data.

b. Tabulasi Data

Tabulasi data adalah langkah dimanapeneliti merekap semua data yang diperoleh untuk kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 15.00.

c. Penyekoran Data

Penyekoran data dilakukan dengan menggunakan kategori skor yang telah dibuat dan ditetapkan sebagai acuan dalam menentukan setiap jawaban yang diberikan sampel.


(51)

Mariana panji ramadan , 2013

Hubungan antara penerimaan fisih dengan kematangan emosi pada remaja awal studi korelasional pada siswa VII SMPN 7 kota sukabumi tahun ajaran 2011-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitiandanpembahasan yang telahdijelaskanpadaBAB IVmengenaihubunganantarapenerimaanperkembanganfisikdengankematangan emosipadasiswakelas VII SMP Negeri 7 Kota SukabumiTahunajaran 2011/2012, makadapatdikemukakanbeberapakesimpulansebagaiberikut:

1. Sebagianbesarsiswa SMP Negeri 7 Kota Sukabumikelas VII tahunajaran 2001/2012

menunjukkantarafpenerimaanperkembanganfisikdalamkategorisedang, denganpersentasesebesar 69%. Artinya, penerimaanperkembanganfisik yang dimilikiolehsiswa SMP Negeri 7 Kota Sukabumikelas VII tahunajaran 2001/2012 sudahcukupbaik, dilihatdariaspekpemahamandiri, pandanganterhadapdiri, konsepdiri yang stabil, harapan yang realistis, dantidakadanya stress emosional.

2. Sebagianbesarsiswa SMP Negeri 7 Kota Sukabumikelas VII tahunajaran 2001/2012

menunjukkantarafkematanganemosidalamkategorisedangdenganpersetase 68%. Hal iniberartisebagianbesarsiswa SMP Negeri 7 Kota Sukabumikelas VII tahunajaran 2001/2012 mencapaikematanganemosi yang cukupbaik, dimanadalamhalini,


(52)

engkajisituasisecarakritissebelumberesponsecaraemosional,tidakmeledakk anemosinyadihadapan orang, dapatmengungkapkanemosinyadengancara-cara yang lebihdapatditerima, menilaisituasikritisterlebihdahulusebelumberaksisecaraemosional,

dantidakberubah-ubahdarisatuemosiatausuasanahatikesuasanahati yang lain.

3. Berdasarkanpengujianhipotesisdiketahuibahwaterdapathubungan yang positifdansignifikanantarapenerimaanperkembanganfisikdengankematanga nemosisiswadansiswikelas VII di SMP Negeri 7 Kota Sukabumitahunajaran 2001/2012 dengantarafkorelasirendahyaitu 0,377, yang berartibahwasebagiansiswa yang memilikipenerimaanperkembanganfisik yang tinggiakanmemilikikematanganemosi yang tinggi pula dansebagiansiswa yang memilikipenerimaanperkembanganfisik yang rendahakanmemilikikematanganemosinya yang rendah pula.

B. Rekomendasi

Adapunrekomendasi yang diberikanpenelititerhadappihaksekolahdanbagipenelitiselanjutnyaadalahsebaga iberikut :


(53)

Hasil yang diperolehyaitusebagianbesarsiswakelas VII di SMP Negeri 7 Kota Sukabumimemilikipenerimaanperkembanganfisikpadatarafsedang. Olehkarenaitu,

untukmeningkatkanpenerimaanperkembanganfisikpadasiswakelas VII di SMP Negeri 7 Kota Sukabumidiharapkanperhatiandari guru-guru untukmempersiapkandanmemberikanberbagaipengetahuandaninformasiten tangperkembanganfisiktersebut, agar pararemajaawal yang barumengalamimasapubertasdapatmenghadapiperkembanganfisiknyadeng antepatdanmerekatidakakanmengalamikecemasandanreaksinegatiflainnya.

Data yang

diperolehmenyatakanbahwahasilkorelasiantaravariabelpenerimaanperkem banganfisikdengankematanganemosiadalahrendah.Olehkarenaitupihaksek olahperlumemperhatikanaspek-aspek lain untukmeningkatkankematanganemosisiswakelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi.

2. PenelitiSelanjutnya

a. Diharapkandapatlebihmemperdalampenelitiannya,

mencobamenelitiaspek lain yang terkaitdandapatmengembangkan instrument penelitian yang digunakan agar hasil yang didapatkanlebihbaiklagi

b. Diharapkandapatmelakukanpenelitianserupadengankarakteristikyangbe rbedamisalnyakepadasiswa SMA. Sehingga, hasilpenelitian yang didapatakanbervariasi


(54)

c. Diharapkandapatmenelitimasalah yang serupanamunmenggunakanmetode yang berbeda, misalnyamenggunakanmetodekualitatifsehinggapenelitiakanmendapat kanhasil yang lebihmendalam

d. Diharapkanpadapenelitianselanjutnya, penelitidapatmembahashasil yang diperolehberdasarkanjeniskelaminsubjek, agar terlihatbagaimanapenerimaanperkembanganfisikdankematanganemosi yang dimilikiolehlaki-lakidanperempuan


(55)

Mariana panji ramadan , 2013

Hubungan antara penerimaan fisih dengan kematangan emosi pada remaja awal studi korelasional pada siswa VII SMPN 7 kota sukabumi tahun ajaran 2011-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Al Mighwar, M. 2006. PsikologiRemajaPetunjukBagi Guru dan Orang Tua. Bandung: PustakaSetia

AnggiaK.E.2000.HubunganAntaraPenerimaanPerkembanganFisikdenganKemata

nganEmosiRemaja.JurnalPsikologi.

Anthonio D.M. 2003.Emotional Quality Management.Jakarta : HR Excellency Arikunto, S. 2006ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. Jakarta: PT

RinekaCipta

Azwar, S. 2009. PenyusunanSkalaPsikologi. Yogyakarta: PustakaPelajar. Azwar, S. 2010. TesPrestasi:

FungsidanPengembanganPengukuanPrestasiBelajar. Yogyakarta:

PustakaPelajar.

Badudu, J.S. 1994. KamusBesarBahasa Indonesia. Jakarta: KaryaPustaka.

Chaplin, J.P., 1981. KamusLengkapPsikologi, Penerjemah :Kartono, Kartini., Jakarta :Raja GrafindoPersada

Desmita. 2005. PsikologiPerkembangan. Bandung: PT RemajaRosdakarya. Eric Soon.(Desember 22 2010)Psikologi Anak Muda, Karakteristik dan

Permasalahannya.Tersedia: http://www.eric-soon.web.id/2010/12/psikologi-anak-muda-karakteristik-dan.html [15Juni 2011]

Feldman, R. 1992. Element of Psychology.USA: McGraw Hill. Inc Furqon. 1997. StatistikaTerapanUntukPenelitian . Bandung: Alfabeta

Goleman, D. 1995. KecerdasanEmosional. Jakarta: PT GramediaPustakaUtama Goleman, D. 1999. KecerdasanEmosiuntukMencapaiPuncakPrestasi. Jakarta:

GramediaPustakaUtama

Goleman, D. 2000. Emotional Intelliegence: KecerdasanEmosional, mengapa EI

lebihpentingdaripadaiQ (alihbahasa T. Hermaya). Jakarta


(56)

Mariana panji ramadan , 2013

Hubungan antara penerimaan fisih dengan kematangan emosi pada remaja awal studi korelasional pada siswa VII SMPN 7 kota sukabumi tahun ajaran 2011-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Goleman, D.,2006. Emotional Intelliegence.Jakarta :GramediaPustakaUtama Gullone, E., &King, N.J. 1997. Three Year Follow Up of Normal Fear in

Children and Adolescents Aged 7 to 18 Years. British Journal of

Developmental Psychology

Hurlock, E.,1956. Child Development.New York: McGraw-Hill Book Company. Hurlock, E., 1980. PsikologiPerkembangan. Jakarta :Erlangga

Hurlock, E., 1974. Developmental Psychology 4th Edition.New York:

McGraw-Hill.

Hurlock, E., 1994. PsikologiPerkembangan:

SuatuPendekatanSepanjangRentangKehidupan.Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E., 2004.

PsikologiPerkembanganSuatuPendekatanSepanjangRentangKehidupanEd isiKelima. Jakarta: Erlangga.

Jersild A. T. 1965. The Psychology of Adolescence. New York: The Macmillan Company.

Jersild A. T. 1978. Psychology Adolescence. New York: Macmillan Company. Kartono, Kartini&Gulo, Dali. 2000. KamusPsikologi. Bandung: Pioner Jaya. Mappiare, A., 1982. PsikologiRemaja, Usaha Nasional, Surabaya

Papalia, D.E., Olds, S.W., and Feldman, R.D. (2001).Human

Development.McGraw-Hill Companies.

Powell, M. 1963. The Psychology of Adolescence.Indianapolis: The BobbsMerril Company.

Santrock, J.W. 1996. Life Span Development.New York: McGraw-Hill Higher Education.

Santrock.J.W. 2002.Life Span Development: PerkembanganMasaHidupedisi 5

Jilid II. Jakarta: Erlangga

Santrock, J.W. 2002.Life-span Development PerkembanganMasaHidupEdisiKelima. Jakarta :Erlangga.

Santrock, J.W. 2003.Adolescence: PerkembanganRemaja. Jakarta: Erlangga. Schneiders, A. 1955.Personal Adjusment and Meental Health.New York.


(57)

Mariana panji ramadan , 2013

Hubungan antara penerimaan fisih dengan kematangan emosi pada remaja awal studi korelasional pada siswa VII SMPN 7 kota sukabumi tahun ajaran 2011-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sugiyono. 2007. StatisikaUntukPenelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2008. MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif,

dan

R & D. Bandung. Alfabeta

Sugiyono. 2009. StatisikaUntukPenelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2010. PenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2011. PenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sarwono, S.W. 2000. PsikologiRemaja. Jakarta: Raja GrafindoPersada. Sobur, A,. 2003. PsikologiUmum. Bandung :PustakaSetia.

Sugiyono. 2009. StatistikaUntukPenelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2008. MetodePenelitianPendidikan (PendidikanKuantitatif, Kualitatif,

dan R& D.) Bandung: Alfabeta

Tridhonanto, A. 2009.MelejitkanKecerdasanEmosional (EQ) BuahHati.Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Thomson, A. 1998.The Adult and the Curriculum.[Online].Tersedia:

http://www.ed.uiuc.ed/EPS/PES- Yearbook/1998/thompson.html [30 Maret 2000]

Walgito, B. 2004.PengantarPsikologiUmum. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Yusuf, Syamsu, L. N. 2000. PsikologiPerkembanganAnakdanRemaja.Bandung: RemajaRosdakarya.

____. 2008.Pengertian kematangan emosi. [online]. Tersedia

:http://kampiunpsikologi.wordpress.com/2008/11/19/pengertian-kematangan-emosi/[29 Mei 2011]

____. 2010.LayananPsikologiuntukAnak, RemajadanDewasa (Psychology of Kid, Adolescence and Adult).Tersedia

:http://episentrum.com/artikel-psikologi/kematangan-emosi/ [20 Mei 2011]

____. 2009.Mengenal Kematangan Emosi Anak. [online]. Tersedia:


(58)

Mariana panji ramadan , 2013

Hubungan antara penerimaan fisih dengan kematangan emosi pada remaja awal studi korelasional pada siswa VII SMPN 7 kota sukabumi tahun ajaran 2011-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24:mengenal-kematangan-emosi-anak&catid=34:psikologi&Itemid=78 [6 Jun 2011]

____. 2000.KtiKebidananPengetahuanRemajaAwal (11-13 Tahun)

TentangPengertian Dan PerubahanFisikPubertas Di Smp...[online]. Tersedia

:http://www.asuhan-keperawatan-kebidanan.co.cc/2011/02/pengetahuan-remaja-awal-11-13-tahun_26.html [14Juni 2011]

____. 2011.

HubunganAntaraPenerimaanDiriterhadapCiri-ciriPerkembanganSekunderdenganKonsepDiri (PadaRemajaPutri SLTPN 10 Yogyakarta).[online]. Tersedia :

http;//www.psychologymania.com/2011/konsep-siri-menurut-sulaeman-1995html [Juli 2011].


(1)

114

Hasil yang diperolehyaitusebagianbesarsiswakelas VII di SMP Negeri 7 Kota Sukabumimemilikipenerimaanperkembanganfisikpadatarafsedang. Olehkarenaitu,

untukmeningkatkanpenerimaanperkembanganfisikpadasiswakelas VII di SMP Negeri 7 Kota Sukabumidiharapkanperhatiandari guru-guru untukmempersiapkandanmemberikanberbagaipengetahuandaninformasiten tangperkembanganfisiktersebut, agar pararemajaawal yang barumengalamimasapubertasdapatmenghadapiperkembanganfisiknyadeng antepatdanmerekatidakakanmengalamikecemasandanreaksinegatiflainnya.

Data yang

diperolehmenyatakanbahwahasilkorelasiantaravariabelpenerimaanperkem banganfisikdengankematanganemosiadalahrendah.Olehkarenaitupihaksek

olahperlumemperhatikanaspek-aspek lain

untukmeningkatkankematanganemosisiswakelas VII SMP Negeri 7 Kota Sukabumi.

2. PenelitiSelanjutnya

a. Diharapkandapatlebihmemperdalampenelitiannya,

mencobamenelitiaspek lain yang terkaitdandapatmengembangkan instrument penelitian yang digunakan agar hasil yang didapatkanlebihbaiklagi

b. Diharapkandapatmelakukanpenelitianserupadengankarakteristikyangbe rbedamisalnyakepadasiswa SMA. Sehingga, hasilpenelitian yang didapatakanbervariasi


(2)

113

c. Diharapkandapatmenelitimasalah yang

serupanamunmenggunakanmetode yang berbeda,

misalnyamenggunakanmetodekualitatifsehinggapenelitiakanmendapat kanhasil yang lebihmendalam

d. Diharapkanpadapenelitianselanjutnya, penelitidapatmembahashasil yang diperolehberdasarkanjeniskelaminsubjek, agar terlihatbagaimanapenerimaanperkembanganfisikdankematanganemosi yang dimilikiolehlaki-lakidanperempuan


(3)

Mariana panji ramadan , 2013

Hubungan antara penerimaan fisih dengan kematangan emosi pada remaja awal studi korelasional pada siswa VII SMPN 7 kota sukabumi tahun ajaran 2011-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Al Mighwar, M. 2006. PsikologiRemajaPetunjukBagi Guru dan Orang Tua. Bandung: PustakaSetia

AnggiaK.E.2000.HubunganAntaraPenerimaanPerkembanganFisikdenganKemata

nganEmosiRemaja.JurnalPsikologi.

Anthonio D.M. 2003.Emotional Quality Management.Jakarta : HR Excellency Arikunto, S. 2006ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. Jakarta: PT

RinekaCipta

Azwar, S. 2009. PenyusunanSkalaPsikologi. Yogyakarta: PustakaPelajar. Azwar, S. 2010. TesPrestasi:

FungsidanPengembanganPengukuanPrestasiBelajar. Yogyakarta:

PustakaPelajar.

Badudu, J.S. 1994. KamusBesarBahasa Indonesia. Jakarta: KaryaPustaka.

Chaplin, J.P., 1981. KamusLengkapPsikologi, Penerjemah :Kartono, Kartini., Jakarta :Raja GrafindoPersada

Desmita. 2005. PsikologiPerkembangan. Bandung: PT RemajaRosdakarya. Eric Soon.(Desember 22 2010)Psikologi Anak Muda, Karakteristik dan

Permasalahannya.Tersedia:

http://www.eric-soon.web.id/2010/12/psikologi-anak-muda-karakteristik-dan.html [15Juni 2011]

Feldman, R. 1992. Element of Psychology.USA: McGraw Hill. Inc Furqon. 1997. StatistikaTerapanUntukPenelitian . Bandung: Alfabeta

Goleman, D. 1995. KecerdasanEmosional. Jakarta: PT GramediaPustakaUtama Goleman, D. 1999. KecerdasanEmosiuntukMencapaiPuncakPrestasi. Jakarta:

GramediaPustakaUtama

Goleman, D. 2000. Emotional Intelliegence: KecerdasanEmosional, mengapa EI

lebihpentingdaripadaiQ (alihbahasa T. Hermaya). Jakarta


(4)

Goleman, D.,2006. Emotional Intelliegence.Jakarta :GramediaPustakaUtama Gullone, E., &King, N.J. 1997. Three Year Follow Up of Normal Fear in

Children and Adolescents Aged 7 to 18 Years. British Journal of

Developmental Psychology

Hurlock, E.,1956. Child Development.New York: McGraw-Hill Book Company. Hurlock, E., 1980. PsikologiPerkembangan. Jakarta :Erlangga

Hurlock, E., 1974. Developmental Psychology 4th Edition.New York:

McGraw-Hill.

Hurlock, E., 1994. PsikologiPerkembangan:

SuatuPendekatanSepanjangRentangKehidupan.Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E., 2004.

PsikologiPerkembanganSuatuPendekatanSepanjangRentangKehidupanEd isiKelima. Jakarta: Erlangga.

Jersild A. T. 1965. The Psychology of Adolescence. New York: The Macmillan Company.

Jersild A. T. 1978. Psychology Adolescence. New York: Macmillan Company. Kartono, Kartini&Gulo, Dali. 2000. KamusPsikologi. Bandung: Pioner Jaya. Mappiare, A., 1982. PsikologiRemaja, Usaha Nasional, Surabaya

Papalia, D.E., Olds, S.W., and Feldman, R.D. (2001).Human

Development.McGraw-Hill Companies.

Powell, M. 1963. The Psychology of Adolescence.Indianapolis: The BobbsMerril Company.

Santrock, J.W. 1996. Life Span Development.New York: McGraw-Hill Higher Education.

Santrock.J.W. 2002.Life Span Development: PerkembanganMasaHidupedisi 5

Jilid II. Jakarta: Erlangga

Santrock, J.W. 2002.Life-span Development

PerkembanganMasaHidupEdisiKelima. Jakarta :Erlangga.

Santrock, J.W. 2003.Adolescence: PerkembanganRemaja. Jakarta: Erlangga. Schneiders, A. 1955.Personal Adjusment and Meental Health.New York.


(5)

Mariana panji ramadan , 2013

Hubungan antara penerimaan fisih dengan kematangan emosi pada remaja awal studi korelasional pada siswa VII SMPN 7 kota sukabumi tahun ajaran 2011-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. 2007. StatisikaUntukPenelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2008. MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif,

dan

R & D. Bandung. Alfabeta

Sugiyono. 2009. StatisikaUntukPenelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2010. PenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2011. PenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sarwono, S.W. 2000. PsikologiRemaja. Jakarta: Raja GrafindoPersada. Sobur, A,. 2003. PsikologiUmum. Bandung :PustakaSetia.

Sugiyono. 2009. StatistikaUntukPenelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2008. MetodePenelitianPendidikan (PendidikanKuantitatif, Kualitatif,

dan R& D.) Bandung: Alfabeta

Tridhonanto, A. 2009.MelejitkanKecerdasanEmosional (EQ) BuahHati.Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Thomson, A. 1998.The Adult and the Curriculum.[Online].Tersedia:

http://www.ed.uiuc.ed/EPS/PES- Yearbook/1998/thompson.html [30 Maret 2000]

Walgito, B. 2004.PengantarPsikologiUmum. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Yusuf, Syamsu, L. N. 2000. PsikologiPerkembanganAnakdanRemaja.Bandung: RemajaRosdakarya.

____. 2008.Pengertian kematangan emosi. [online]. Tersedia

:http://kampiunpsikologi.wordpress.com/2008/11/19/pengertian-kematangan-emosi/[29 Mei 2011]

____. 2010.LayananPsikologiuntukAnak, RemajadanDewasa (Psychology of Kid, Adolescence and Adult).Tersedia

:http://episentrum.com/artikel-psikologi/kematangan-emosi/ [20 Mei 2011]

____. 2009.Mengenal Kematangan Emosi Anak. [online]. Tersedia:


(6)

24:mengenal-kematangan-emosi-anak&catid=34:psikologi&Itemid=78 [6 Jun 2011]

____. 2000.KtiKebidananPengetahuanRemajaAwal (11-13 Tahun)

TentangPengertian Dan PerubahanFisikPubertas Di Smp...[online]. Tersedia

:http://www.asuhan-keperawatan-kebidanan.co.cc/2011/02/pengetahuan-remaja-awal-11-13-tahun_26.html [14Juni 2011]

____. 2011.

HubunganAntaraPenerimaanDiriterhadapCiri-ciriPerkembanganSekunderdenganKonsepDiri (PadaRemajaPutri SLTPN 10 Yogyakarta).[online]. Tersedia :

http;//www.psychologymania.com/2011/konsep-siri-menurut-sulaeman-1995html [Juli 2011].


Dokumen yang terkait

Penerapan pendekatan kontekstual Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran ipa materi tumbuhan dan bagiannya.

0 2 39

PENGGUNAAN MULTIMEDIA PRESENTASI (COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION) UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU SISWA TENTANG PENGELOMPOKKAN MAKHLUK HIDUP PADA PEMBELAJARAN IPA.

0 0 35

PENERAPAN PENDEKATAN CTL PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN PADA TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA :Penelitian Tindakan Kelas Akan Dilaksanakan Siswa Kelas IV Di MI Rauldlatut Tholibin Cirebon.

0 6 30

PENDEKATAN LINGKUNGAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN.

0 1 21

PENERAPAN PENDEKATAN LINGKUNGAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWAKELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN.

0 1 28

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN TUMBUHAN.

0 0 31

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGENAI STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN TUMBUHAN.

0 0 27

PENDEKATAN INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA.

0 1 33

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGENAI STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN TUMBUHAN.

0 0 33

PENERAPAN PENDEKATAN INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR BAGIAN TUMBUHAN : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Pasirangin 01 Cileungsi Bogor.

1 2 37