PEMANFAATAN PUZZLE DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK TAMAN KANAK-KANAK: Penelitian Deskriptif di TK PGRI Tunas Winaya Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya.

(1)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak

PEMANFAATAN PUZZLE DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK TAMAN KANAK-KANAK

(Penelitian Deskriptif di TK PGRI Tunas Winaya Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

AYU NURMALASARI NIM. 1008284

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PEMANFAATAN PUZZLE DALAM

PENGEMBANGAN KOGNITIF

ANAK TAMAN KANAK-KANAK

Oleh Ayu Nurmalasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ayu Murmalsari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA PENINGKATAN KOGNITIF ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMANFAATAN MEDIA PUZZLE

Oleh :

AYU NURMALASARI NIM : 1008284

Menyetujui, Pembimbing I,

Hj. Cucu Eliyawati, S. Pd, M.Pd NIP. 197010221998022001

Pembimbing II,

I Gusti Komang AP., M. Hum NIP. 197703122008121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini JurusanPedagogik

Fakultas IlmuPendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. OcihSetiasih, M.Pd NIP. 196007071986012001


(4)

ABSTRAK

Ayu Nurmalasari : PEMANFAATAN PUZZLE DALAM

PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK

TAMAN KANAK-KANAK

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan hal yang paling penting dalam proses pendidikan karakter manusia. Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk lembaga yang berada dalam naungan PAUD. Proses pembelajaran pada Taman Kanak-Kanak tidak terlepas dari proses bermain. Yang mana menggunakan media sebagai alat untuk membantu penerapan aspek-aspek perkembangan yang sesuai dengan usia perkembangannya. Dari aspek perkembangan yang ada, TK PGRI Tunas Winaya di kelompok B memiliki kemampuan kognitif yang masih kurang berkembang karena proses pembelajaran yang masih cenderung teacher centered. Sehingga anak belum mampu memecahkan permasalahan ketika mengerjakan tugas dari guru. Peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan kognitif anak Taman Kanak-Kanak di kelompok B TK PGRI Tunasa Winaya sebelum menggunakan media puzzle, mengetahui bagaimana penggunaan media puzzle untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak Taman Kanak-Kanak di kelompok B TK PGRI Tunas Winaya, dan mengetahui bagaimana kemampuan kognitif dikelompok B TK PGRI Tunas Winaya Kecamatan Salawu setelah menggunakan media puzzle. Penelitian ini merupakan bentuk Penelitian Deskriptif, suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada sekarang dengan mendeskripsikan fenomena-fenomena yang terjadi dengan menggunakan instrument penelitian lembar observasi yang ditujukan untuk kegiatan aktifitas siswa dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Kemampuan kognitif anak Taman Kanak-kanak di kelompok B TK PGRI Tunas Winaya, sebelum menggunakan media puzzle masih dianggap kurang, karena masih banyak anak yang belum memiliki kemampuan aspek-aspek kognitif, misalnya anak masih belum mampu membedakan huruf yang hampir sama bentuknya. Sehingga dilaksanakan proses tindakan perbaikan selanjutnya sampai siklus III. (2) Pelaksanaan pemanfaatan media puzzle dalam proses belajar selama tiga siklus menggunakan berbagai media puzzle yang merangsang anak untuk lebih mampu memecahkan masalahnya. Dengan menggunakan puzzle gambar binatang dan bervariasi anak lebih termotivasi untuk semangat belajar. (3) kemampuan kognitif anak setelah menggunakan media puzzle mengalami peningkatan yang baik dari setiap siklusnya. indikator dalam setiap aspek perkembangan kognitif dapat dikerjakan dan diraih oleh anak taman kanak-kanak Tunas Winaya Kecamatan Singaparna dengan nilai baik. Dengan demikian kepada setiap pendidik disarankan untuk membuat media dan menggunakan metode yang baik dan menyenangkan khususnya puzzle dalam meningkatkan kognitif anak menjadi lebih berkembang dengan baik.


(5)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak ABSTRACT

AYU NURMALASARI : USE OF COGNITIVE DEVELOPMENT IN CHILDREN PUZZLE KINDERGARTEN

Early Childhood Education is the most important in the educational process of the human character. Kindergarten is one of the institutions under the auspices of ECD. Learning process in kindergarten can not be separated from the process of playing. Which use the media as a tool to help implement aspects of the development of age-appropriate development. Aspects of the existing development, kindergarten PGRI Tunas Winaya in group B have cognitive abilities that are still underdeveloped because the learning process is still likely to teacher centered. So that children are not able to solve the problems when working on assignments. Researchers conducted this study in order to determine how the cognitive abilities of kindergarten children in group B TK PGRI Tunasa Winaya before using media puzzle, a puzzle to know how to use the media to improve the cognitive abilities of kindergarten children in group B TK PGRI Winaya Tunas, and knowing how cognitive abilities at group B TK PGRI Tunas Winaya District Salawu after using media puzzle. This study is a descriptive study form, a form of research that aims to solve the existing problem by describing the phenomena that occur by using the research instrument observation sheet activities devoted to the activities of students and teachers. The results showed that: (1) the cognitive ability of kindergarten children in group B TK PGRI Winaya Tunas, before using the media puzzle is still considered to be less, because there are many children who do not have the cognitive ability aspects, for example the child is still not able to distinguish letters are almost the same shape. Thus carried out further remedial action process until the third cycle. (2) The use of the media puzzle in the learning process for three cycles using a variety of media puzzle that stimulate the child to be able to solve the problem. By using pictures of animals and varied puzzle children are more motivated to learn the spirit. (3) the child's cognitive ability after using the media has increased a good puzzle of each cycle. indicator in every aspect of cognitive development can be done and achieved by kindergarten children Tunas Winaya District Singaparna with good value. Thus for every educator to always make the media and using good methods and fun especially in improving children's cognitive puzzle becomes more developed.


(6)

halaman SURAT KETERANGAN

PERNYATAAN ABSTRAKSI

LEMBAR PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Pembahasan ... 5

BAB II PENGEMBANGAN KOGNITIF dan MEDIA PUZZLE A. Pengembangan Kognitif ... 7

1.Hakikat Pengembangan Kognitif ... 7

2.Teori Perkembangan Kognitif ... 8

a. Jean Piaget ... 8

b.Vygotsky ... 14

3.Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Kognitif ... 15

4.Aspek Perkembangan Kognitif Anak TK ... 17

B. Media Puzzle ... 18

1.Pengertian Media Pembelajaran ... 18

2.Manfaat media Pembelajaran ... 18

3.Syarat media pembelajaran dalam perkembangan kognitif ... 20

4.Puzzle ... 20

C. Perkembangan Kognitif Anak TK dan Pemanfaatan Media Puzzle ... 21


(7)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian ... 23

B. Rancangan dan prosedur penelitian ... 25

C. Lokasi dan Subjek penelitian ... 26

D. Instrument penelitian ... 26

1. Wawancara ... 26

2. Lembar Observasi ... 26

3. Catatan Lapangan ... 31

E. Teknik Pengolahan dan analisis data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Hasil Penelitian ... 37

1. Profil TK PGRI Tunas Winaya ... 37

2. Keadaan dan gambaran awal tentang kognitif anak taman kanak PGRI Tunas Winaya sebelum menggunakan media puzzle ... 41

3. Pelaksanaan Pembelajaran kemampuan kognitif anak kelompok B TK PGRI Tunas Winaya dengan Pemanfaatan media Puzzle ... 43

a. Siklus I ... 44

b. Siklus II ... 53

c. Siklus III ... 62

4. Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak kelompok B TK PGRI Tunas Winaya Kecamatan Salawu Dengan Pemanfaatan Media Puzzle ... 70

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Simpulan ... 76

B. Saran Tindak Lanjut ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Taman Kanak-Kanak (TK) memiliki peranan yang besar dalam membantu meletakkan dasar bagi anak dalam mengembangkan moral, nilai-nilai agama, sosial emosional, konsep diri, disiplin dan kemandirian serta mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa dan seni. Penyelenggaraan pendidikan di TK bertujuan untuk memberikan berbagai pembiasaan pada anak. Pembiasaan sangat penting bagi anak diantaranya untuk mengembangkan sikap pengetahuan dan daya cipta. Hal tersebut bagi anak kelak akan sangat diperlukan dalam upaya menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

Perkembangan kognitif anak Taman Kanak-Kanak dipengaruhi banyak faktor diantaranya adalah kematangan fisik, pengalaman dan interaksi peserta didik dengan orang-orang disekitarnya. Anak yang aspek kognitifnya baik, akan dapat mengembangkan proses berfikir, merespon objek dilingkungannya dan merefleksikan pengalamannya sehingga dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak dapat dicapai secara optimal diperlukan proses pembelajaran yang terencana dan sistematis agar pembelajaran yang diberikan lebih bermakna dan berati bagi anak didik, mendorong keberanian dan merangsang anak mencari pengalaman baru untuk perkembangan dirinya secara optimal serta memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi serta belajar secara menyenangkan.

Perkembangan kognitif pada anak usia dini menjadi salah satu penentu dalam pengembangan kecakapan hidupnya dimasa yang akan datang. Dengan kecerdasan kognitif yang dimilikinya, permasalahan dalam kehidupan sehari-hari baik sederhana ataupun yang rumit akan bisa dipecahkan. Dengan hal tersebut maka perkembangan kognitif akan menjadi sangat penting dalam pembelajaran anak usia dini.


(9)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak

Adapun permasalahan yang menjadi kendala dalam perkembangan kognitif diantaranya adalah masih kurangnya kemampuan anak dalam beberapa konsep kognisi, khususnya pada TK Tunas Winaya ada anak yang belum berkembang dalam pola berhitung dan pola abjad. Terkadang anak kebingungan dalam

membedakan huruf yang bentuknya hampir sama. Misalnya huruf “b dan d”.

disamping itu pula, dalam konsep warna ada anak yang belum mampu menyebutkan nama warna-warna ketika ada pertanyaan dari guru.

Selain dalam konsep tersebut, dalam pemecahan masalah secara sederhana, misalnya dalam kegiatan menyusun lego, anak belum mampu membuat keseimbangan dalam membangunnya. Dalam menyebutkan sbab akibat dalam sains sederhana misalnya dalam kegiatan mencampurkan warna dan pelarutan air oleh benda-benda yang bisa larut.

Penyampaian pesan pembelajaran dari guru kepada siswa, biasanya menggunakan alat bantu mengajar (teaching aids) berupa gambar, model, atau alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar, serta mempertinggi daya serap atau yang kita kenal sebagai alat bantu visual.

Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain : terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Berdasarkan hasil observasi di TK PGRI Tunas Winaya Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya media yang tesedia masih kurang.

Media yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar tidak harus diadakan dengan membeli, akan tetapi dapat dibuat dengan memanfaatkan bahan yang ada dilingkungan sekitar. Semua sarana dan bahan yang ada dilingkungan sekitar dapat digunakan sebagai sumber belajar mengajar di taman kanak-kanak. Pengajar di taman kanak-kanak diharapkan untuk lebih kreatif dalam membuat dan menciptakan sendiri sarana yang diperlukan dalam pembelajaran bahkan dengan kreatifasnya seorang pendidik diharapkan dapat melakukan proses daur ulang dengan menggunakan bahan bekas dan menjadikannya media yang menarik dan bermanfaat untuk anak, yang tentu saja dengan memperhatikan tahap perkembangan.


(10)

Banyak jenis media yang dapat digunakan untuk taman kanak-kanak, yaitu media audio, visual, dan audiovisual. Dari ketiga jenis media tersebut anak akan menggunakan fungsi panca inderanya, dan akhirnya akan mengembangkan berbagai aspek kecerdasan. Media audio yang dapat digunakan anak taman kanak-kanak misalnya tape recorder, dan lain sebagainya. Media visual misalnya buku majalah, gambar-gambar binatang, puzzle dan lainnya. Adapaun media audiovisual misalnya televisi, gambar-gambar animasi dan lainnya.

Dari berbagai media yang ada, salah satu media yang dapat dibuat oleh guru sendiri adalah puzzle. Puzzle merupakan permainan menyusun kepingan gambar sehingga menjadi sebuah gambar yang utuh. Permainan ini tentu permainan yang sudah dikenal semua orang, bahkan mungkin diseluruh dunia. Dengan puzzle, anak taman kanak-kanak belajar memahami konsep bentuk, warna, ukuran dan jumlah. Memasang kepingan puzzle berati mengingat gambar utuh, kemudian menyusun komponennya menjadi sebuah gambar benda. Bermain puzzle melatih anak memusatkan pikiran karena ia harus berkonsentrasi ketika mencocokkan kepingan-kepingan puzzle. Selain itu, permainan ini meningkatkan keterampilan anak dalam menyelesaikna masalah sederhana.

Penggunaan media puzzle dalam pembelajaran akan mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan (PAKEM). Bahan pelajaran yang disampaikan bersama dengan media pembelajaran menjadikan peserta didik seolah-olah bermain sehingga dalam proses belajar lebih menyenangkan. (Mulyasa, 2006 : 35).

Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut, penulis menganggap penting untuk mengadakan penelitian mengenai penggunaan media puzzle untuk meningkatkan kognitif anak taman kanak-kanak di TK PGRI Tunas Winaya kecamatan Salawu. Sesuia dengan pertimbangan itu, maka penulis menuangkan pemikiran pada sebuah judul penelitian " PEMANFAATAN PUZZLE DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK TAMAN KANAK-KANAK " (Studi Deskriptif di kelompok B TK PGRI Tunas Winaya Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya).


(11)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimanakah meningkatkan kognitif anak Taman Kanak-Kanak di TK PGRI Tunas Winaya Kecamatan Salawu melalui media puzzle?" Berdasarkan rumusan masalah tersebut pertanyaan penelitian yang diajukan adalah :

1. Bagaimana kemampuan kognitif anak Taman Kanak-Kanak di kelompok B TK PGRI Tunasa Winaya sebelum penerapan media puzzle?

2. Bagaimana langkah-langkah penggunaan media puzzle untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak Taman Kanak-Kanak di kelompok B TK PGRI Tunas Winaya?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan kognitif dikelompok B TK PGRI Tunas Winaya Kecamatan Salawu setelah menggunakan media puzzle?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu:

1. Mengetahui kemampuan kognitif anak Taman Kanak-Kanak di kelompok B TK PGRI Tunas Winaya sebelum penerapan metode puzzle.

2. Mengetahui penggunaan media puzzle untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak Taman Kanak-Kanak di kelompok B TK PGRI Tunas Winaya. 3. Mengetahui peningkatan kognitif anak Taman Kanak-Kanak setelah

menggunakan media puzzle di kelompok B TK PGRI Tunas Winaya. D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu manfaat bagi kepentingan teoritis dan kepentingan praktis. Untuk lebih jelasnya kedua manfaat ini penulis uraikan sebagai berikut :

1. Bagi siswa

a. Menggali dan memunculkan potensi siswa sehingga dapat menjadi bibit unggul untuk kehidupan di masa yang akan datang baik bagi yang bersangkutan atau siswa maupun keluarganya, masyarakat, bangsa dan negara.

b. Memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam hal pengembangan potensi minat dan bakat melalui pembelajaran yang menyenangkan.


(12)

c. Sebagai wahana dan fasilitas untuk meningkatkan kognitif siswa dalam pembelajaran.

2. Bagi guru

a. Mengadakan inovasi pembelajaran dalam bentuk pendekatan pembelajaran alternatif yang inovatif dan mampu meningkatkan kognitif siswa.

b. Menambah wawasan guru tentang pembelajaran yang diminati siswa di Taman kanak-Kanak (TK)

c. Memberi masukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesionalisme dalam menyelenggarakan proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas.

d. Memberikan pengalam berupa mengatasi permasalahan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

3. Bagi Sekolah

a. Temuan-temuan penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk memperbaiki mutu pengajaran sesuai tuntutan kurikulum.

b. Bahan dalam supervisi klinis untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan guru kelas dan memotivasi guru lain untuk melakukan PTK.

E.Sistematika Pembahasan

Sebagai sistematikan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis susun sebagai berikut :

Bab I, terdiri dari pendahuluan yang terbagi dalam beberapa sub bab diantaranya : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi, lokasi dan objek penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II, terdiri dari landasan toritis mengenai kemampuan dan perkembangan kognitif anak Taman Kanak-kanak dan media puzzle.

Bab III, terdiri dari prosedur penelitian yang terbagi dalam beberapa sub bab, diantaranya: metodologi penelitian, teknik dan alat pengumpul data, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan data, dan subjek penelitian.


(13)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak

Bab IV, terdiri dari hasil temuan dalam penelitian yang terbagi dalam sub bab, diantaranya: gambaran umum lokasi penelitian, pelaksanaan tindakan, dan analisis pelaksanaan tindakan.

Bab V, terdiri dari kesimpulan hasil pembahasan dan saran-saran atau rekomendasi.


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Ada beberapa definisi penelitian yang telah dikemukan oleh beberapa ahli, antara lain:

1. Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antar fenomena (Kerlinger, 1986: 17-18).

2. Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam. Perhatian atau pengamatan awal terhadap fakta atau fenomena merupakan awal dari kegiatan penelitian yang menimbulkan suatu pertanyaan atau masalah (Indriantoro & Supomo,1999:16).

3. Penelitian pada dasarnya merupakan penelitian yang sistematis dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang bemanfaat untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah dalam kehidupan sehari - hari (Indriantoro & Supomo, 1999: 16).

Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti mengambil sebuah metode penelitian yang disebut metode deskriptif yakni penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Metode deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif. Diantaranya ialah penyelidikan yang menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasikan, penyelidikan dengan teknik survey, dengan teknik interview, angket dan observasi.”

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan


(15)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak

menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.

Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperimen. ( http://www.penalaranunm.org/index.php/artikelnalar/penelitian/163-penelitian-deskriptif.html).

Penelitian deskriptif dalam pelaksanaannya memiliki beberapa keuntungan dan juga kekurangan. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan metode ini diantaranya :

1. Relative mudah dilaksanakan

2. Tidak memerlukan kelompok control sebgai pembanding

3. Diperoleh banyak informasi penting yang dapat digunakan sebagai penelitian pendahuluan untuk penelitian analitik atau penelitian eksperimental.

4. Dari penelitian deskriptif dapat ditentukan apakah temuan yang diperoleh membutuhkan penelitian lanjut atau tidak.

Disamping beberapa keuntungan yang disebutkan penelitian deskriptif tidak luput dari kekurangan diantaranya :

1. Pengamatan pada objek studi hanya dilakukan satu kali hingga tidak dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu. 2. Kelemahan lain adalah bila ditemukan suatu masalah, kita tidak dapat

menentukan sebab akibat.

Dengan demikian, maksud metode deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang tentang implementasi metode puzzle untuk pengembangan kognitif anak taman kanak-kanak.


(16)

B. Rancangan dan Prosedur Penelitian

Dari kajian teori, peneliti merancang sebuah pendekatan pembelajaran dan alat pengumpulan data yang diperlukan untuk implementasi metode puzzle pada anak-anak TK Tunas Winaya. Adapun rancangannya sebagai berikut :

Sumber : s_paud_0604392_chapter3 Perpustakaan UPI

Prosedur pelaksanaan penelitian deskriptif mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah studi kepustakaan bertujuan untuk mendapatkan data dengan cara membaca, menelaah, mengkaji dan mempelajari buku-buku, laporan-laporan, pendapat-pendapat, dan teori yang yang relevan dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Selanjutnya menentukan subjek dan lokasi penelitian, melakukan observasi, menyusun rencana pembelajaran, dan instrumen.

Tahap pelaksanaan terdiri dari pelaksanaan pembelajaran dan pengumpulan data. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan penerapana metode puzzle, peneliti melakukan observasi dengan mengamati proses pembelajaran. Adapun yang diobservasi oleh peneliti adalah aktifitas dan kegiatan guru dan anak selama kegiatan pemebelajaran dengan menggunakan puzzle. Dalam waktu yang bersamaan dilakukan pengumpulan data. Selanjutnya adalah tahap pelaporan. Berdasarkan hasil pelaksanaaan pembelajaran menggunakan metode puzzle dan pengumpulan data selama kegiatan, tahap selanjutnya adalah analisis dan pembahasan masalah yang dilanjutkan pada penarikan kesimpulan dan pelaporan dalam bentuk penulisan penelitian.

Tahap perencanaan:  Studi kepustakaan  Subjek penelitian  Observasi  Menyusun RPP  Membuat instrumen

Tahap pelaksanaan :

 Pelaksanaan pembelajaran  Pengumpulan data

Tahap pelaporan :

 Analisis dan pembahasan  Kesimpulan


(17)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di sekolah Taman Kanak-Kanak kelompok B Tunas Winaya Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya pada semester II tahun ajaran 2012-2013 dengan jumlah subjek penelitian yaitu 8 orang anak didik TK kelompok B, satu guru sebagai peneliti dan satu teman sejawat sebagai pengamat tindakan.

D. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui hasil yang diamati. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa observasi, wawancara, catatan lapangan dan evaluasi hasil belajar berupa hasil lembar kerja anak.

1. Wawancara

Wawancara hanya dilakukan pada studi awal dengan mewawancarai guru atau teman sejawat.

Lembar wawancara berisi butir-butir pertanyaan sebagai berikut

a. Kurikulum apa yang digunakan pada kegiatan pembelajaran di TK Tunas Winaya ini?

b. Apa yang anda ketahui tentang aspek perkembangan kognitif? c. Metode apa yang digunakan untuk mengembangkan kognitif siswa? d. Bagaimana kondisi awal keadaan perkembangan kognitif anak TK Tunas

Winaya ini?

e. Apa kesulitan yang dihadapi dalam mengembangkan kognitif anak TK Tunas Winaya?

f. Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dihadapi untuk mengembangkan kognitif siswa?

g. Media apakah yang cocok untuk mengembangkan kognitif siswa? 2. Lembar observasi

Lembar observasi dalam penelitian digunakan untuk mengetahui gambaran kinerja guru dan kegiatan siswa selama proses belajar berlangsung. Sedang lembar observasi untuk siswa berupa format observasi aktivitas siswa sesuai dengan aspek yang akan diamati, disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.


(18)

Adapun kisi-kisi instrumen lembar observasi adalah sebagai berikut :

No Variable Sub variable Indikator

Teknik pengumpul

an data

Sumber data 1 Peningka

tan kognitif anak

Pengetahuan

umum dan

sains

Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsi

Mengenal sebab akibat

Memcahkan masalah sederhana

Observasi Siswa

Konsep

bentuk, warna ukuran dan pola

Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk Mengenal perbedaan

berdasarkan ukuran Mengurutkan benda

dari tang kecil sampai yang besar Konsep

bilangan, lambing

bilangan dan huruf

Menyebutkan lambing

bilangangan 1 -10

Mengenal pola

ABCD

2 Pemanfa

atan media puzzle Persiapan Pembelajaran menggunakan media puzzle

Membuat Rencana Pembelajaran Media disesuaikan

dengan tema

Memotivasi anak belajar


(19)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak Menguasai materi

Menarik perhatian anak

Pelaksanaan pemanfaatan media puzzle

Menjelaskan kegiatan pembelajaran

Memberikan aturan

main dalam

penggunaan media Memberikan tugas

pada anak Melakukan

penilaian

Melakukan Tanya jawab dengan anak Memberikan hasil

penilaian pada hasil karya anak


(20)

PEDOMAN OBSERVASI AKTIFITAS GURU

Nama Sekolah : ………..

Tanggal : ………..

Pertemuan : ………..

No Aspek yang diamati Pelaksanaan Ket

Ya Tidak 1 Melaksanakan apersepsi

2 Mengantarkan tema dan subtema

3 Menjelaskan kegiatan pembelajaran

4 Memberikan instruksi tentang penggunaan bermain puzzle

5 Pemberian tugas pada anak bermain puzzle

6 Memberikan penilaian pada kegiatan anak


(21)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak PEDOMAN OBSERVASI AKTIFITAS SISWA

Nama Sekolah : ………..

Tanggal : ………..

Pertemuan : ………..

Nama Anak : ………..

No Indicator Hasil Ket

K C B

1 Anak mampu

mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsi

2 Anak mampu mengenal sebab akibat

3 Anak dapat memecahkan masalah sederhana

4 Anak dapat mengkalsifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk

5 Anak mampu mengenal

perbedaan berdasarkan ukuran 6 mengurutkan benda dari yang

kecil sampai yang besar 7 Anak mampu menyebutkan

lambang bilangan 1-10 8 Anak mampu mengenal pola

ABCD

Tabel 4 : Pedoman Observasi siswa Ket : K = kurang

C = cukup B = baik


(22)

3. Catatan lapangan

Instrument ini sejenis dengan catatan anekdot, tetapi mencakup kesan dan penafsiran subyektif. Deskripsi mencakup aktifitas atau perilaku yang dilakukan siswa atau guru dalam pelaksanaan pembelajaran, misalnya; anak berebut mainan, ada anak yang menangis, perilaku tidak memperhatikan guru,dan lain-lain. Seperti halnya catatan anekdot perhatian diarahkan pada persoalan yang dianggap menarik pada saat penelitian berlangsung.

Catatan Anekdot

Hari/Tanggal Nama Anak Kejadian Tafsiran


(23)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak LEMBAR OBSERVASI HASIL KARYA ANAK No Nama Jumlah bintang yang diterima anak

1 2 3 4

1 Laila 2 Selvi 3 Rosa 4 Arul 5 Regi 6 Zaki 7 Salwa 8 Ruben

Tabel 6 : Lembar Obeservasi Hasil karya Anak


(24)

Rencana Kegiatan Harian

Hari/tanggal : Selasa, 11 Desember 2012

Kelompok : B

Tema /Sub Tema : Binatang/ Jenis-jenis Binatang Bidang Pengembangan : Kognitif

Lingkup perkembangan : Pengetahuan Umum dan sains

Konsep Bentuk, warna ukuran dan pola Konsep bilangan

Pencapaian perkembangan : memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari

Indikator perkembangan : Menyebutkan jenis-jenis binatang

Anak mampu menyebutkan ciri-ciri binatang kupu-kupu

Anak mampu menyusun puzzle kupu-kupu Indicator perbaikan : Anak mampu menyebutkan jenis-jenis

binatang

Anak mampu mengemukakan sebab akibat Anak mampu meyebutkan bentuk geometri Anak mampu menyebutkan warna-warna.

Metode belajar : Tanya jawab

Pemberian Tugas

Kegiatan belajar : Menyusun potongan puzzle

Langkah-langkah pembelajaran : Kegiatan Awal (+ 30 menit)

1) Guru mempersiapkan ruangan kelas dan meanatanya dengan rapi.

2) Guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan diajarkan

3) Anak-anak masuk kelas dan membaca salam

4) Guru dan anak didik membaca do'a 5) Guru mengabsen siswa


(25)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak 6) Guru melakukan apersepsi

7) Guru menyampaikan tema belajar 8) Guru Tanya jawab dengan siswa

tentang binatang berkaki dua

9) Guru dan siswa bersam-sama menyanyi tentang binatang dengan peragaannya. "jenis-jenis binatang "

Tikus mouse kucing cat Kupu-kupu butterfly Ular snack burung bird Kupu-kupu duck wek wek... Kegiatan Inti (+ 60 menit)

a. Guru memperlihatkan contoh kupu-kupu yang utuh.

b. Guru memperlihatkan potongan puzzle dengan ukuran besar.

c. Guru mneuyebutkan aturan main menggunakan puzzle

d. Guru membagikan lembar kerja pada siswa dengan mengabsennya satu persatu.

e. Guru menyuruh anak didik untuk menyusun puzzle gambar kupu-kupu. f. Guru memberitahukan waktu yang

digunakan untuk menyusun puzzle. g. Guru mengamati kegiatan yang

dilakukan anak.

h. Guru mencatat hal-hal/temuan-temuan ketika kegiatan menyusun puzzle. i. Guru mengingatkan waktu untuk


(26)

j. Guru mengumpulkan lembar kerja anak

Istirahat (+ 30 menit)

a. Mencuci tangan secara bergiliran b. Berdoa sebelum makan

c. Makan bersama

d. Bermain diluar dan didalam ruangan Kegiatan penutup (+ 30 menit)

1. Guru bersama anak-anak memebaca doa setelah makan.

2. Guru bertanya pada anak didik tentang materi yang disampaikan (recalling) 3. Guru dan anak bernyanyi

4. Membaca doa dan salam 5. Pulang

Media : Gambar kupu-kupu

Kepingan puzzle kupu-kupu

Evaluasi : Tanya jawab :

1. Berapa jumlah potongan puzzle yang disusun?

2. Ada berapa jumlah kaki kupu-kupu yang disusun dalam bentuk puzzle? 3. Apa warna kupu-kupu dalam puzzle

tersebut?

4. Mengapa kupu-kupu bisa terbang ? 5. Mengapa kupu-kupu bisa juga bersiri

diatas tanah/tanaman?

6. Bagaimanakah bentuk sayap kupu-kupu?

Observasi : guru mengamati kegiatan belajar siswa dan hasil lembar kerja anak.


(27)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan sepanjang penelitian secara terus-menerus sampai akhir pelaksanaan. Ada dua unsur penelitian yang diperlukan, yakni instrumen atau alat pengumpul data dan sumber data. Hasil observasi aktifitas siswa dan guru dikumpulkan berssama dengan hasil wawancara dan catatan lapangan selama pembelajaran. Instrument tersebut diolah sehingga mendapatkan hasilnya dan selanjutnya dianalisis.

Proses analisis dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber. Kemudian data tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu dengan merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya, selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorikan, kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan dan terakhir diperiksa keabsahannya


(28)

Ayu Nurmalasari, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan

Berdasarkan hasil observasi, perolehan data, dan analisa data pada tiap siklus maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan kognitif anak Taman Kanak-kanak di kelompok B kelompok B TK PGRI Tunas Winaya, sudah berkembang, namun masih perlu ada peningkatan dalam aspek-aspek pengetahuan sains, bentuk ukuran, warna, bentuk dan pola, serta peningkatan anak dalam aspek konsep bilangan dan huruf. Dengan kegiatan tanaya jawab anak belum sepenuhnya mampu menjawab pertanyaan dari guru mengenai gambar puzzle. Sehingga perlu ada cara lain untuk mendapatkan perbaikan dalam perkembangan kognitif anak kelompok B TK PGRI Tunas Winaya.

2. Penggunaan media puzzle dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok B TK PGRI Tunas Winaya salah satunya yaitu dengan metode pemberian tugas untuk mengerjakan penyelesaian penyusuna puzzle. Namun puzzle yang diberikan lebih menarik dan mampu meningkatkan motivasi anak untuk cepat menyelesaikannya. Untuk tindakan pada siklus I, anak diberikan puzzle gamaba kupu-kupu, pada siklus ke II, gambar lebih bervariasi lagi dengan campuran gambar huruf abjad, dan pada siklus III anak diberikan gambar puzzle ikan lumba-lumba. Yang mana gambar-gamabar tersebut menarik perhatian anak untuk lebih semangat. Selain itu juga, anak diberi pertanyaan mengenai gambar puzzle tersebut. Sehingga banyak interaksi antara guru dan murid. Dan hal tersebut merupakan sebuah peningkatan dalam keaktifan anak-anak yang mampu memotivasi untuk lebih cepat dalam penyelesaian tugas menyusun puzzle. 3. Setelah menggunakan media puzzle, kemampuan kognitif anak kelompok B

TK PGRI Tunas Winaya mengalami peningakatan. Baik dalam aspek sains, pola, bentuk, ukuran dan bilangan. Hal ini dapat dilihata dari perkembangan setiap siklus dari hassil observasi dan dengan kolaborasi dan diskusi dengan


(29)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

guru yang lainnya sebagai teman sejawat dalam proses penelitian, angka peningkatan kemampuan kognitif anak TK PGRI Tunas Winaya ini mencapai 80 % untuk siklus ke III.

B. Saran Tindak Lanjut

1. Guru hendaknya member motivasi belajar dalam setiap kegiatan pembelajaran dengan enggunakan media dan metode pembelajaran yang sesuao dengan minat dan perkembangannya, danjangan biarkan anak melakukana pembelajaran tanpa bimbingan.

2. Bagi sekolah proses kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rancangan kegiatan pembelajaran secara maksimal sesuai indicator sehingga kualitas pembelajaran semakain meningkat.

3. Bagi sekolah, harus senantiasa berusaha untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan guru dalam meningkatkan kualitas pengjajaran contohnya dengan menyediakan media pembelajaran dan sumber belajar yang dibutuhkan 4. Bagia orang tua agar mampu memilih berbagai media dan kegiatan yang

dapat mengembangkan dan mencerdaskan anak-anaknya.

5. Bagi peneliti diharapkan dapat melaksanakn tugasnya dengan lebih baik dan lebih konfrehensif guna meningkatkan mutu pendidikan melalui persiapan yang lebih matang sebelum mengajar dan mendidik anak-anak.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. 2003. 101 Cara Menumbuhkan Kecerdasan Anak. Jakarta : Gramedi

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara.

Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Dr. Paul Suparno. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Jogjakarta. Kanisius

Drs. Muhibbin Syah, M.Ed. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Drs. Zulkifli. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sudarsono. 1988. Beberapa Prinsip dalam Penelitian. Yogyakarta: Bimbingan Penelitian Karya Ilmiah SEMA FIP IKIP Yogyakarta

Hj. Kartini, S.Pd. 2000. Psikologi Perkembangan. Bandung. Departemen Pendidikan Nasional

Kasbolah, Kasihani. 1997. Penelitian Tindakan Kelas: Guru sebagai Peneliti. Makalah disajikan dalam Lokakarya PTK Bagi Guru SLTP, MTs, SMU, MA dan SMK se-Kodya Malang. Malang: IKIP.

Wihardit. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta: 2007

Permen No. 58 Tahun 2009. Peraturan Menteri Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdikbud.

Wiriatmaja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sujiono, dkk .2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.

http://www.penalaranunm.org/index.php/artikelnalar/penelitian/163-penelitian-des kriptif.html


(1)

34

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6) Guru melakukan apersepsi

7) Guru menyampaikan tema belajar 8) Guru Tanya jawab dengan siswa

tentang binatang berkaki dua

9) Guru dan siswa bersam-sama menyanyi tentang binatang dengan peragaannya. "jenis-jenis binatang "

Tikus mouse kucing cat Kupu-kupu butterfly Ular snack burung bird Kupu-kupu duck wek wek... Kegiatan Inti (+ 60 menit)

a. Guru memperlihatkan contoh kupu-kupu yang utuh.

b. Guru memperlihatkan potongan puzzle dengan ukuran besar.

c. Guru mneuyebutkan aturan main menggunakan puzzle

d. Guru membagikan lembar kerja pada siswa dengan mengabsennya satu persatu.

e. Guru menyuruh anak didik untuk menyusun puzzle gambar kupu-kupu. f. Guru memberitahukan waktu yang

digunakan untuk menyusun puzzle. g. Guru mengamati kegiatan yang

dilakukan anak.

h. Guru mencatat hal-hal/temuan-temuan ketika kegiatan menyusun puzzle. i. Guru mengingatkan waktu untuk


(2)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

j. Guru mengumpulkan lembar kerja anak

Istirahat (+ 30 menit)

a. Mencuci tangan secara bergiliran b. Berdoa sebelum makan

c. Makan bersama

d. Bermain diluar dan didalam ruangan Kegiatan penutup (+ 30 menit)

1. Guru bersama anak-anak memebaca doa setelah makan.

2. Guru bertanya pada anak didik tentang materi yang disampaikan (recalling) 3. Guru dan anak bernyanyi

4. Membaca doa dan salam 5. Pulang

Media : Gambar kupu-kupu

Kepingan puzzle kupu-kupu

Evaluasi : Tanya jawab :

1. Berapa jumlah potongan puzzle yang disusun?

2. Ada berapa jumlah kaki kupu-kupu yang disusun dalam bentuk puzzle? 3. Apa warna kupu-kupu dalam puzzle

tersebut?

4. Mengapa kupu-kupu bisa terbang ? 5. Mengapa kupu-kupu bisa juga bersiri

diatas tanah/tanaman?

6. Bagaimanakah bentuk sayap kupu-kupu?

Observasi : guru mengamati kegiatan belajar siswa dan hasil lembar kerja anak.


(3)

36

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan sepanjang penelitian secara terus-menerus sampai akhir pelaksanaan. Ada dua unsur penelitian yang diperlukan, yakni instrumen atau alat pengumpul data dan sumber data. Hasil observasi aktifitas siswa dan guru dikumpulkan berssama dengan hasil wawancara dan catatan lapangan selama pembelajaran. Instrument tersebut diolah sehingga mendapatkan hasilnya dan selanjutnya dianalisis.

Proses analisis dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber. Kemudian data tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu dengan merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya, selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorikan, kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan dan terakhir diperiksa keabsahannya


(4)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan

Berdasarkan hasil observasi, perolehan data, dan analisa data pada tiap siklus maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan kognitif anak Taman Kanak-kanak di kelompok B kelompok B TK PGRI Tunas Winaya, sudah berkembang, namun masih perlu ada peningkatan dalam aspek-aspek pengetahuan sains, bentuk ukuran, warna, bentuk dan pola, serta peningkatan anak dalam aspek konsep bilangan dan huruf. Dengan kegiatan tanaya jawab anak belum sepenuhnya mampu menjawab pertanyaan dari guru mengenai gambar puzzle. Sehingga perlu ada cara lain untuk mendapatkan perbaikan dalam perkembangan kognitif anak kelompok B TK PGRI Tunas Winaya.

2. Penggunaan media puzzle dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok B TK PGRI Tunas Winaya salah satunya yaitu dengan metode pemberian tugas untuk mengerjakan penyelesaian penyusuna puzzle. Namun puzzle yang diberikan lebih menarik dan mampu meningkatkan motivasi anak untuk cepat menyelesaikannya. Untuk tindakan pada siklus I, anak diberikan puzzle gamaba kupu-kupu, pada siklus ke II, gambar lebih bervariasi lagi dengan campuran gambar huruf abjad, dan pada siklus III anak diberikan gambar puzzle ikan lumba-lumba. Yang mana gambar-gamabar tersebut menarik perhatian anak untuk lebih semangat. Selain itu juga, anak diberi pertanyaan mengenai gambar puzzle tersebut. Sehingga banyak interaksi antara guru dan murid. Dan hal tersebut merupakan sebuah peningkatan dalam keaktifan anak-anak yang mampu memotivasi untuk lebih cepat dalam penyelesaian tugas menyusun puzzle. 3. Setelah menggunakan media puzzle, kemampuan kognitif anak kelompok B

TK PGRI Tunas Winaya mengalami peningakatan. Baik dalam aspek sains, pola, bentuk, ukuran dan bilangan. Hal ini dapat dilihata dari perkembangan setiap siklus dari hassil observasi dan dengan kolaborasi dan diskusi dengan


(5)

77

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

guru yang lainnya sebagai teman sejawat dalam proses penelitian, angka peningkatan kemampuan kognitif anak TK PGRI Tunas Winaya ini mencapai 80 % untuk siklus ke III.

B. Saran Tindak Lanjut

1. Guru hendaknya member motivasi belajar dalam setiap kegiatan pembelajaran dengan enggunakan media dan metode pembelajaran yang sesuao dengan minat dan perkembangannya, danjangan biarkan anak melakukana pembelajaran tanpa bimbingan.

2. Bagi sekolah proses kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rancangan kegiatan pembelajaran secara maksimal sesuai indicator sehingga kualitas pembelajaran semakain meningkat.

3. Bagi sekolah, harus senantiasa berusaha untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan guru dalam meningkatkan kualitas pengjajaran contohnya dengan menyediakan media pembelajaran dan sumber belajar yang dibutuhkan 4. Bagia orang tua agar mampu memilih berbagai media dan kegiatan yang

dapat mengembangkan dan mencerdaskan anak-anaknya.

5. Bagi peneliti diharapkan dapat melaksanakn tugasnya dengan lebih baik dan lebih konfrehensif guna meningkatkan mutu pendidikan melalui persiapan yang lebih matang sebelum mengajar dan mendidik anak-anak.


(6)

Ayu Nurmalasari, 2013

Pemanfaatan Fuzzle Dalam Pengembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. 2003. 101 Cara Menumbuhkan Kecerdasan Anak. Jakarta : Gramedi Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara.

Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Dr. Paul Suparno. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Jogjakarta. Kanisius

Drs. Muhibbin Syah, M.Ed. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Drs. Zulkifli. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya Sudarsono. 1988. Beberapa Prinsip dalam Penelitian. Yogyakarta: Bimbingan

Penelitian Karya Ilmiah SEMA FIP IKIP Yogyakarta

Hj. Kartini, S.Pd. 2000. Psikologi Perkembangan. Bandung. Departemen Pendidikan Nasional

Kasbolah, Kasihani. 1997. Penelitian Tindakan Kelas: Guru sebagai Peneliti. Makalah disajikan dalam Lokakarya PTK Bagi Guru SLTP, MTs, SMU,

MA dan SMK se-Kodya Malang. Malang: IKIP.

Wihardit. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta: 2007

Permen No. 58 Tahun 2009. Peraturan Menteri Tentang Standar Pendidikan Anak

Usia Dini. Jakarta: Depdikbud.

Wiriatmaja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sujiono, dkk .2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.

http://www.penalaranunm.org/index.php/artikelnalar/penelitian/163-penelitian-des kriptif.html


Dokumen yang terkait

Pemanfaatan koleksi picture book (buku bacaan bergambar) di Taman Kanak-Kanak TK Tunas Mentari Tangerang Selatan.

2 31 166

Kontribusi Program Tur (Tunas Usaha Rakyat) Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Perempuan Miskin Di Pedesaan (Studi Kasus Pada Btpn Syariah Cabang Taraju, Tasikmalaya Jawa Barat)

1 27 94

Sistem Informasi Informasi Pinjam Di Koperasi Insan Winaya PGRI Kecamatan Batujajar

0 11 31

PERMAINAN PUZZLE BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK USIA DINI DI TK Pengaruh Permainan Puzzle Terhadap Perkembangan Kognitif Pada Anak Usia Dini Di TK Pertiwi Karanglor, Manyaran, Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 8

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI ALAT PERAGA PUZZLE DI TAMAN KANAK-KANAK 04 KEBAK Upaya Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Alat Peraga Puzzle di Tk 04 Kebak Jumantono Kabupaten Karanganyar Semester I Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 15

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK DENGAN METODE BERCERITA MELALUI BONEKA TANGAN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK:Penelitian Tindakan Kelas di TK PGRI Sukadana Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 36

BIMBINGAN GURU DALAM MENGOPTIMALKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI: Studi Deskriptif di TK se- Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.

0 3 39

EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK DALAM MENGEMBANGKAN KOGNITIF ANAK DI TK TUNAS HARAPAN DESA PAGAR IMAN KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

8 117 123

MITIGASI BENCANA PADA MASYARAKAT TRADISIONAL DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM DI KAMPUNG NAGA KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA (Disaster Mitigation on Traditional Community Against Climate Change in Kampong Naga Subdistrict Salawu Tasikmalaya) | Dew

0 1 7

Studi Etnofarmakognosi- Etnofarmakologi Tumbuhan Sebagai Obat Di Kampung Naga Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya

0 0 6