Pemanfaatan koleksi picture book (buku bacaan bergambar) di Taman Kanak-Kanak TK Tunas Mentari Tangerang Selatan.

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

oleh

Hafiz Salim Arbie NIM : 1111025100007

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Hafiz Salim Arbie (NIM.1111025100007). Pemanfaatan Koleksi Picture Book

(Buku Bacaan Bergambar) di Taman Kanak-Kanak TK Tunas Mentari Tangerang Selatan. Di bawah bimbingan Ibu Alfida, MLIS (NIP. 19710215 199903 2 001) Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.

Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari Tangerang Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan koleksi

picture book di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari-Tangerang Selatan.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dan studi pustaka. Informan pada penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Penanggung Jawab Perpustakaan. Hasil Penelitian menunjukan bahwa pemanfaatan picure book

meliputi 1). Kegiatan opening (pembukaan) yaitu kegiatan pengenalan anak

terhadap buku dengan menggunakan buku konsep, mengajarkan anak belajar membaca dan sharing dengan peserta didik. 2). Kegiatan utama terdiri dari

storytelling atau bercerita dengan menggunakan wordless book kemudian

mengajarkan anak untuk berani bercerita didepan kelas, didalam kegiatan ini anak bebas memilih buku yang mereka sukai dari perpustakaan untuk dibaca sendiri

maupun bersama teman-temannya. 3). Kegiatan closing (penutupan) dalam

kegiatan ini anak-anak dibiasakan mengisi waktu luang dengan membaca buku di perpustakaan sebelum mereka dijemput. Selain itu penelitian ini menemukan

bahwa dampak dari pemanfaatan picture book yaitu mampu mengembangkan

kognitif, psikologi, moral dan meningkatkan kreatifitas berbahasa pada anak. Dari

analisis hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa picture book atau buku bacaan

bergambar sudah dimanfaatkan sebagai media pembelajaran oleh guru maupun sebagai kegiatan pembelajaran mandiri oleh anak-anak.

Kata kunci : Pemanfaatan, Taman Kanak-Kanak, Picture Book, Buku Bacaan


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya. Sesungguhnya karena kemurahan-Nya lah

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Koleksi

Picture Book (Buku Bacaan Bergambar) di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari Tangerang Selatan”.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya.

Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam menyelesaikan tulisan ini, penulis banyak mengalami kesulitan, hambatan, dan tantangan. Namun berkat bantuan, dorongan, dan arahan dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi guna memenuhi persyaratan akademik pada Program Strata Satu (S1) Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Karenanya dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung, secara khusus penulis sampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

2. Bapak Prof. Dr. Syukron Kamil, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Alfida, MLIS, selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis yang dengan sabar memberikan saran, pengarahan, dan bimbingannya kepada penulis, baik pada saat studi maupun saat penyusunan skripsi.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Adab dan Humanioran, khususnya Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan segala pengetahuan dan ilmunya kepada penulis.

7. Ibu Ratu Chairunniyyah selaku Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari.

8. Ibu Nur Budhi Cahyani, S.Sos selaku Wakil Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari, serta Ibu Diah Asternita Hakim, SS selaku pengelola perpustakaan harian yang selalu sabar dalam memberikan arahan kepada penulis ketika sedang melakukan observasi dan wawancara di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari.

9. Segenap guru-guru Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas kerjasamanya.


(8)

10. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Jaelani Hasyim dan Ibunda tercinta Siti Khodijah, S.Pd. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kalian yang sudah mendidik dan membesarkan penulis sampai saat ini. Semoga Allah SWT membalas semua budi baik dan ketulusan kasih sayang dan cinta kalian. Terima kasih atas kesetiaan kalian mendampingi dan memberi dorongan moril maupun materil serta doa yang tidak ada henti-hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan penulis. Terima kasih kepada Adik ku Achmad Rabin Arya Nofadh yang menjadi sumber motivasi bagi penulis. Dan kepada semua saudara ku Achmad Issyadea Fauzan Putra, S.IP, Semyanka, Fida Nindia, Panji Moh Firas, Achmad Ilzam, dan yang tidak penulis sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa sayang penulis.

11. Teman-teman Angkatan 2011 Jurusan Ilmu Perpustakaan IPI B, Eko Rahardjo, Wildan Firdaus, Bintang Bella A, Yogi Bilowo, dan lain-lain. Teman-teman di IPI C, Yukha, Adam, Fahmi, Hanif, Abijon, Bamas, Deri dan yang tidak penulis sebutkan satu persatu tapi tidak mengurangi rasa terima kasih penulis, terima kasih telah menjadi teman seperjuangan dalam menyusun skripsi ini.

12. Teman-teman IPI A. Anisya Marliyani Yulinar terima kasih atas dukungannya, Ahmad Jauzi yang memberikan motivasi kepada penulis. Rajif Gufron, Husein Haikal, Ibnu Fatkhan, Arif Cahyadi, Midun, Didi, Anong, Ica, Ami, Novi, Widia, Amel, Gita, dan yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang menjadi teman seperjuangan tidak hanya ketika menyusun skripsi tapi juga saat menempuh pendidikan di Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta. Kalian adalah keluarga


(9)

kedua penulis yang selalu memberikan nasihat dan masukan kepada penulis, sukses buat kalian semua.

13. Kepada para narasumber dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik yang membangun demi terciptanya skripsi ini.

Jakarta, 25 Januari 2016

Penulis,


(10)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6

D. Definisi Istilah... 7

E. Sistematika Penulisan... 8

BAB II TINJAUAN LITERATUR... 10

A. Perpustakaan Sekolah... 10

1. Definisi Perpustakaan Sekolah... 10

2. Fungsi Perpustakaan Sekolah... 12

3. Tujuan Perpustakaan Sekolah... 14

4. Sistem Layanan Perpustakaan Sekolah... 16

5. Koleksi Perpustakaan Sekolah... 17

B. Taman Kanak-Kanak... 18

1. Definisi dan Sejarah Taman Kanak-Kanak... 18

2. Perkembangan Taman Kanak-Kanak di Indonesia... 20

3. Sumber Belajar di Taman Kanak-Kanak... 21

4. Tujuan Taman Kanak-Kanak... 22

C. Sastra Anak... 23

1. Definisi dan Sejarah Sastra Anak... 23

2. Funsi Sastra Anak... 24

3. Jenis Sastra Anak... 25

D. Picture Book (Buku Bacaan Bergambar)... 28

1. Definisi Picture Book... 28

2. Fungsi Picture Book... 31

3. Manfaat Picture Book... 31

4. Jenis Picture Book... 32

E. Pemanfaatan Picture Book (Buku Bacaan Bergambar)... 34


(11)

BAB III METODE PENELITIAN... 38

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 38

1. Jenis Penelitian... 38

2. Pendekatan Penelitian... 38

B. Sumber Data... 40

1.Sumber Data Primer... 40

2. Sumber Data Sekunder... 40

C. Pemilihan Informan... 40

1. Kepala Sekolah TK Tunas Mentari... 41

2. Wakil Kepala Sekolah TK Tunas Mentari... 41

3. Penanggung Jawab Perpustakaan... 41

D. Teknik Pengumpulan Data... 41

1. Observasi... 41

2. Wawancara... 42

3. Studi Pustaka... 44

E. Teknik Analisis Data... 44

1. Reduksi Data (Data Reduction)... 45

2. Penyajian Data (Data Display)... 45

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing / Verification)... 46

F. Jadwal Penelitian... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 48

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian... 48

1. Profil TK Tunas Mentari... 48

2. Struktur dan Susunan Organisasi KB/TK Tunas Mentari... 50

3. Struktur Kepengurusan POMG KB/TK Tunas Mentari... 51

4. Data Pengurus, Guru dan Karyawan KB/TK Tunas Mentari... 52

5. Sarana Belajar... 53

6. Extrakurikuler... 53

7. Tujuan, Visi dan Misi... 53

8. Data Personel Guru dan Karyawan KB/TK Tunas Mentari... 54

B. Hasil Penelitian... 55

1. Pemanfaatan Koleksi Picture Book (Buku Bacaan Bergambar) di TK Tunas Mentari... 55

a. Pemanfaatan Picture Book... 56

1). Kegiatan Pembukaan (Opening)... 56

2). Kegiatan Utama (Storytelling)... 58

3). Kegiatan Penutup (Closing)... 60

2. Kendala yang dihadapi dalam Pemanfaatan Koleksi Picture Book (Buku Bacaan Bergambar) di TK Tunas Mentari... 64


(12)

C. Pembahasan... 65

1. Perpustakaan TK Tunas Mentari... 65

2. Koleksi Perpustakaan TK Tunas Mentari... 67

3. Pemanfaatan Koleksi Picture Book (Buku Bacaan Bergambar) di TK Tunas Mentari... 68

4. Kendala dalam Pemanfaatan Koleksi Picture Book... 72

5. Solusi terhadap kendala yang dihadapi... 72

BAB V PENUTUP... 74

A. Kesimpulan... 74

B. Saran... 75

DAFTAR PUSTAKA... 76 LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian... 47 Tabel 2. Data Personel Guru dan Karyawan KB/TK Tunas Mentari... 54


(14)

DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1. Tampilan depan TK Tunas Mentari Gambar 2. Arena bermain anak

Gambar 3. Fasilitas perpustakaan TK Tunas Mentari Gambar 4. Fasilitas Lab Komputer

Gambar 5. Ruang kelas membaca dan menulis (kelas b) Gambar 6. Ruang kelas berhitung (kelas a)

Gambar 7. Kegiatan pembukaan oleh guru

Gambar 8. Kegiatan pembukaan anak membaca sendiri Gambar 9. Kegiatan storytelling oleh guru

Gambar 10. Peserta didik memilih buku setelah kegiatan storytelling

Gambar 11. Peserta didik membaca bersama setelah memilih buku Gambar 12. Peserta didik menceritakan kembali yang mereka baca Gambar 13. Kegiatan penutup oleh guru dan anak membaca sendiri Gambar 14. Koleksi ensiklopedia

Gambar 15. Koleksi kamus Gambar 16. Koleksi majalah Gambar 17. Koleksi buku puzzle Gambar 18. Koleksi buku pop-up Gambar 19. Koleksi buku cerita islami Gambar 20. Koleksi buku berbahasa asing Gambar 21. Koleksi buku kecil


(15)

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan tatanan pendidikan yang mandiri dan berkualitas sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, perlu dilakukan berbagai upaya strategis dan integral yang menunjang penyelenggaraan pendidikan. Program pendidikan harus mampu memberikan bekal kepada peserta didik agar memiliki daya saing yang tinggi dan tangguh.

Untuk itu lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam proses peletakan dasar pendidikan generasi bangsa pada masa yang akan datang. Taman Kanak-Kanak merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Pasal 28 ayat 2 yang berbunyi “Pendidikan Usia Dini dapat

diselenggarakan melalui pendidikan formal, atau informal“1. Sebagai

lembaga pendidikan pra sekolah tugas utama lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai macam pengetahuan, sikap atau perilaku, keterampilan dan intelektual.

1

Dep. Pend Nasional. UU RI NO. 20 / Thn 2003 tentang SIKDIKNAS. Jakarta : h 11 2007


(17)

Salah satu aspek pengembangan di Taman Kanak-Kanak adalah pengembangan berbahasa, yang meliputi persiapan membaca. Belajar membaca di Taman Kanak-Kanak dapat dilakukan selama dalam batas-batas aturan pengembangan pra akademik serta mendasarkan diri pada prinsip bermain sambil belajar, belajar seraya bermain. Sebagai taman bermain pembelajaran membaca diberikan secara integrasi pada program pengembangan dasar. Kemampuan membaca di Taman Kanak-Kanak tidak diberikan secara klasikal, guru harus mampu menandai anak yang telah siap untuk menerima pengajaran dari kemampuan yang lebih tinggi.

Syarat mutlak untuk memupuk anak-anak gemar membaca adalah penyediaan bahan bacaan. Orang tua atau guru haruslah memilih bahan-bahan itu sehingga benar-benar membina si anak ke arah yang sehat. Penyediaan bahan bacaan yang praktis dan efisien adalah berupa perpustakaan. Perpustakaan adalah syarat mutlak dalam kehidupan modern. Perpustakaan merupakan perlengkapan yang tak boleh tidak ada

dalam pendidikan modern2. Dan salah satu upaya pemerintah dalam

mendukung kemajuan pendidikan ialah dengan cara mewajibkan kepada setiap sekolah untuk memiliki Perpustakaan. Dimana Perpustakaan menurut UU No 43 tahun 2007 tentang perpustakaan yaitu institusi pengelola koleksi, karya tulis, karya yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para

2

Ajip Rosidi, “Pembinaan Minat Baca, Apresiasi dan Penelitian Sastra” (Jakarta: Panitia Tahun Buku Internasional DKI Jakarta, 1973), h.25.


(18)

pemustaka3. sedangkan pendapat lain mengenai perpustakan ialah, bahwa perpustakaan merupakan sebuah lembaga pemberi layanan informasi kepada masyarakat, dan pelestarian budaya bangsa dalam bentuk bahan pustaka untuk keperluan pendidikan, penelitian, ilmu dan teknologi, serta

pengembangan kebudayaan4. Dari dasar tersebut sudah jelas bahwa sebuah

perpustakaan mempunyai tugas menyediakan, mengelola, dan memberikan kebutuhan informasi terhadap pemustaka, kebutuhannya diantaranya

adalah informasi yang up to date dan relevan.

Aspek yang mendukung tugas perpustakaan sekolah adalah dengan adanya koleksi yang menunjang proses belajar mengajar, dalam hal ini perpustakaan di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari Tangerang Selatan

memiliki beberapa koleksi, salah satunya yaitu picture book. Bagi

anak-anak yang masih dalam proses pertumbuhan banyak sekali manfaat yang

diperoleh dari picture book ini, salah satunya yaitu dapat merangsang anak

untuk berpikir, menggunakan daya imajinasinya, serta dapat meluaskan

minatnya. picture book yaitu buku konsep atau buku yang mengajarkan

warna, hitungan, dan sebagainya5. Menurut Huck, fungsi dari sastra anak

itu sendiri adalah mengembangkan daya imajinasi dan emosional yang dimiliki anak, serta mengajarkan pada anak pentingnya beradaptasi kepada

3

Undang-Undang RI No.43 tahun 2007 tentang Perpustakaan,Pasal 1 Ayat 1 BAB 1, Perpustakaan Nasional RI, Jakarta

4

Kosam Rimbarawa, “Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaan” (Jakarta: Hakaeser, 2013), h.2.

5

Murti Bunanta, “Buku, Mendongeng dan Minat Membaca (Jakarta: KPBA, 2008), h.91.


(19)

orang lain dan lingkungan disekitarnya6. Jenis sastra yang akan dibahas

dalam penelitian ini adalah picture book (buku bacaan bergambar).

Picture book bisa berupa buku abjad, untuk mengenal abjad yang disusun dalam bentuk kata bisa pula berupa buku yang mengajarkan tentang hitungan.

Biasanya buku-buku bergambar dimaksudkan untuk mendorong ke arah apresiasi dan kecintaan terhadap buku karena anak-anak lebih merespon apa yang mereka lihat dibandingkan dengan apa yang mereka

dengar. Oleh sebab itu picture book ini dapat digunakan oleh guru dalam

memberikan pelajaran mengenai warna, hitungan dan sebagainya kepada

anak didiknya. Selain sebagai media pembelajaran, picture book dan

guru-guru di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari sangat berperan penting

dalam mengembangkan prestasi belajar anak. Guru-guru di Taman

Kanak-Kanak Tunas Mentari lebih memanfaatkan koleksi picture book sebagai

media pembelajaran bagi anak didiknya dibandingkan dengan media-media lainnya.

Di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari memiliki sarana perpustakaan, perpustakaan sudah digunakan sebagai sarana belajar mengajar, hal tersebut didukung dengan koleksi-koleksi yang memadai. Koleksi tersebut dimanfaatkan sebagai sarana belajar mengajar baik oleh guru-guru maupun peserta didik. Namun pada kenyataannya di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari memiliki beberapa kendala yaitu

6

S. Charlotte Huck, “Children’s literature: In The Elementary school” (New York: McGraw Hill Higher. 2004), h.5-7.


(20)

perpustakaan di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari hanya sebatas ruangan kecil dimana di sudut-sudut ruangan tersebut di letakkan lemari buku untuk meletakkan koleksi buku, dan tidak ada ruangan khusus untuk perpustakaan serta kurangnya buku yang berkualitas dan berukuran besar. Akan tetapi dari kekurangan tersebut apresiasi anak untuk membaca dan

pemanfaatan picture book sangat baik dalam kegiatan belajar mengajar

sehari-hari.

Berdasarkan deskripsi di atas, penulis menganggap penting untuk

mengkaji lebih dalam lagi tentang pemanfaatan koleksi picture book di

Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari, dan diharapkan akan meningkatkan apresiasi dan kecintaan anak untuk membaca. Kemudian permasalahan ini

akan di tuangkan ke dalam skripsi yang berjudul “PEMANFAATAN

KOLEKSI PICTURE BOOK (BUKU BACAAN BERGAMBAR) DI TAMAN KANAK-KANAK TUNAS MENTARI TANGERANG SELATAN”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis memfokuskan untuk membatasi penulisan skripsi pada pembahasan mengenai:

a. Pemanfaatan koleksi picture book di Taman Kanak-Kanak

Tunas Mentari.

b. Kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan koleksi picture


(21)

c. Solusi terhadap kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan

koleksi picture book Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana pemanfaatan koleksi picture book di Taman

Kanak-Kanak Tunas Mentari?

b. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan

koleksi picture book di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari?

c. Bagaimana solusi terhadap kendala yang dihadapi Taman

Kanak-Kanak Tunas Mentari dalam pemanfaatan koleksi

picture book?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pemanfaatan koleksi picture book di Taman

Kanak-Kanak Tunas Mentari – Tangerang Selatan.

b. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi

dalam pemanfaatan koleksi picture book di Taman

Kanak-Kanak Tunas Mentari.

c. Untuk mengetahui solusi terhadap kendala yang dihadapi

Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari dalam pemanfaatan


(22)

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah

wawasan dan pengetahuan untuk penulis secara nyata tentang

pemanfaatan koleksi picture book di Taman Kanak-Kanak

Tunas MentariTangerang Selatan.

b. Penelitian ini juga diharapkan bisa dijadikan bahan rujukan

bagi penulis lain yang akan meneliti mengenai tema dan metode yang sesuai dengan penelitian ini. Serta hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan

masukan-masukan yang bermanfaat mengenai pemanfaatan picture book

dalam mengembangkan prestasi belajar anak, dan cara yang

digunakan guru dalam pemanfaatan picture book tersebut.

D. Definisi Istilah

Picture book atau buku bacaan bergambar atau juga dapat disebut buku bergambar adalah buku cerita yang disajikan dengan menggunakan teks dan ilustrasi atau gambar. Buku ini biasanya ditujukan pada anak-anak, untuk anak usia sekolah dasar maupun taman kanak-kanak. Gambar berperan penting dalam proses belajar membaca dan menulis, buku bergambar lebih memotivasi mereka untuk belajar. Dengan buku bergambar yang baik, anak-anak akan terbantu dalam proses memahami


(23)

dan memperkaya pengalaman dari cerita7. Sedangkan definisi

pemanfaatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia8 adalah hal, cara,

hasil kerja dalam memanfaatkan sesuatu yang berguna. Secara umum pemanfaatan mengarah pada perolehan atau pemakaian pada hal-hal yang berguna, baik dipergunakan secara langsung maupun tidak langsung agar

dapat bermanfaat9. Jadi pada dasarnya pemanfaatan picture book adalah

pemakaian, penggunaan dengan sebaik mungkin pada media buku bacaan bergambar dalam proses belajar mengajar di sekolah.

E. Sitematika Penulisan

Dalam sistematika ini penulis membagi penulisan dalam lima bab, yang mana tiap bab membahas secara sistematis bagian-bagian yang dipaparkan, kelima bab itu adalah:

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini dikemukakan latar belakang, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Literatur

Bab ini membahas teori – teori yaitu berasal dari kajian kepustakaan yang berkaitan tentang penelitian ini. Pembahasan teori ini mancakup tentang Perpustakaan

7

Dhanumurti Adyogi. “Buku Cerita Mengangkat Permainan Tradisional Sunda”. Skripsi S1 Program Studi Departemen Desain. Fakultas Seni dan Desain. Institut Tekhnologi Bandung, 2009.

8

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hal. 711 9

“Definisi Pengertian Pemanfaatan” artikel diakses pada 10 juli 2015 jam 13:46 di http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/definisi-pengertian-pemanfaatan.html


(24)

Sekolah, manfaat dan tujuan Perpustakaan Sekolah,

Taman Kanak-Kanak, Sastra Anak, definisi picture book,

sumber – sumber, dan pembahasan mengenai isi dari

pemanfaatan picture book.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini memuat jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, pemilihan informan, teknik pengolahan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas profil objek penelitian yaitu sejarah, visi dan misi, personalia, struktur organisasi dan koleksi. Selain itu pada bab ini membahas hasil penelitian yang

terdiri dari pemanfaatan picture book di Taman

Kanak-Kanak Tunas MentariTangerang Selatan.

Bab V Penutup

Berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran – saran

dari penulis tentang pemanfaatan picture book di Taman


(25)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Sekolah

1. Definisi Perpustakaan Sekolah

Ketika kita mendengar kata Perpustakaan, dalam benak kita langsung terbayang sederetan buku – buku yang tersusun rapi di dalam rak sebuah ruangan. Pendapat ini kelihatannya benar, tetapi kalau kita mau memperlihatkan lebih lanjut, hal ini belumlah lengkap karena setumpuk buku yang diatur di rak sebuah toko buku tidak dapat disebut sebagai sebuah perpustakaan.

Sedangkan kalau diambil dari Bahasa Indonesia, kata perpustakaan

berasal dari kata dasar “ Pustaka “ yang berarti media tertulis yang mendapat imbuhan awal “ per “ dan akhiran “ an “, sehingga kata “ perpustakaan “ berarti segala hal yang berhubungan dengan media tertulis

(terekam)10. Sedangkan untuk perpustakaan sekolah sendiri dinyatakan

sebagai berikut:

a. Menurut Sulistyo Basuki, sebagai salah seorang pakar ilmu

perpustakaan di Indonesia ia menyatakan definisi perpustakaan sekolah bahwa “Perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan

dan tujuan pendidikan pada umumnya11.

10

Soetminah, “Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan” (Jakarta: Kanisius, 1992).

11

Sulistyo Basuki, “Periodisasi Perpustakaan Indonesia” (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 56.


(26)

b. Menurut UNESCO, International Bureau of Education

UNESCO, adalah satu Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB) yang menangani masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya dunia mengemukakan definisi perpustakaan

sekolah (School Library) sebagai berikut: Kumpulan koleksi

dengan ragam yang luas dan menyatu dari bahan-bahan tercetak dan bahan pandang dengar yang diseleksi dengan penuh hati-hati diorganisasi dan diindeks menurut subjek agar dapat dengan mudah ditemukan kembali dan digunakan bersama dengan menyediakan layanan konsultasi, dan distribusi.

Definisi perpustakaan sekolah adalah suatu unit perangkat perlengkapan pendidikan yang merupakan bagian terpadu dari sistem kurikulum yang mempunyai ruang, koleksi, pengolahan, dan tenaga

pengelola12. Menurut standar sebagai pusat sumber belajar, kegiatan

belajar mengajar. Menurut Soeatminah, perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar

dan pendidikan menengah13.

Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka baik berupa buku-buku atau bukan berupa

12

Karmidi Martoaimodjo, “Perpustakaan dalam mendukung tugas belajar dan mengajar”, Majalah Berita Perpustakaan, No 39-44 (Yogyakarta: 1981-1982), hal 21.

13

Soeatminah, “Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan” (Jakarta: Kanisius, 1992).


(27)

buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakai14.

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan pada umumnya yang terbentuk dalam suatu lembaga yang dinamakan sekolah. Perpustakaan ini didirikan agar kegiatan belajar mengajar yang digariskan dalam kurikulum dapat berjalan dengan lancar. Adapun pemakai perpustakaan sekolah adalah orang yang berada di lingkungan sekolah yaitu guru, karyawan, dan yang paling utama adalah para siswa atau siswi sekolah tersebut.

Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu tempat, baik ruangan atau gedung yang berada di lingkungan sekolah tersebut sebagai unit kerja yang mengelola bahan pustaka secara sistematis dan tempat dimana siswa menggali ilmu pengetahuan sejak usia dini sampai usia remaja guna mengembangkan cakrawala keilmuannya agar kelak di usia dewasa dapat berguna bagi dirinya demi kehidupan yang layak dan tidak dijajahi oleh kebodohan.

2. Fungsi Perpustakaan Sekolah

Fungsi perpustakaan merupakan penjabaran lebih lanjut atas semua tugas perpustakaan. Fungsi perpustakaan tersebut antara lain adalah sebagai sumber informasi, bahan bacaan, konsultasi, dan berperan dalam

14

Ibrahim Bafadal, “Pengelolaan Perpustakaan Sekolah”, Cet. Ke-3 (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hal. 4


(28)

menunjang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian

masyarakat. Menurut C Larasati Milburga dalam Membina Perpustakaan

Sekolah15bahwa fungsi perpustakaan sekolah yaitu:

a. Membantu para siswa melaksanakan penelitian dan

membantu menemukan keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran yang didapatnya di dalam kelas.

b. Memupuk daya kritis para siswa. Dari sumber pengetahuan

yang lebih bernuansa dan beraneka warna, siswa dapat mengetahui bahwa berbagai informasi ilmu pengetahuan dapat diberikan dengan cara yang berbeda-beda.

c. Membantu memperkembangkan kegemaran dan hobi siswa.

Buku-buku tentang kerajinan yang meningkatkan daya kreatifitas siswa.

d. Tempat melestarikan kebudayaan, koleksi-koleksi karya

sastra dan budaya banyak tersimpan di perpustakaan sekolah. Para siswa dapat menengok, mengerti serta menghayati kebudayaan dan kekayaan adat istiadat masa lampau.

e. Sebagai tempat rekreasi. Bacaan-bacaan ringan,

cerita-cerita lucu, cerita-cerita-cerita-cerita fiksi yang tersedia di perpustakaan dapat menjadi pelepas ketegangan setelah sekian jam menggeluti ilmu di dalam kelas.

15

Larasati Milburga, “Membina Perpustakaan Sekolah” (Yogyakarta: Kanisius, 1991), hal. 61.


(29)

Menurut Darmono dalam Perpustakaan Sekolah: Pendekatan

Aspek Manajemen dan Tata Kerja16 berpendapat bahwa salah satu fungsi

perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar. Jika dikaitkan dengan pengertian sumber belajar, maka perpustakaan merupakan salah satu dari berbagai macam sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah. Dengan demikian perpustakaan sekolah bertujuan menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien, serta memberikan dasar kearah studi mandiri.

Dari beberapa pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa fungsi perpustakaan sekolah yaitu sebagai sumber penelitian sederhana, sebagai sumber informasi, sebagai sumber kebudayaan, sebagai sumber rekreasi dan sebagai sumber belajar.

3. Tujuan Perpustakaan Sekolah

Tujuan proses belajar mengajar disekolah antara lain memberikan manfaat yang tinggi pada prestasi belajar murid-murid, tetapi lebih jauh lagi agar murid-murid mampu mencari, menemukan, menyaring, dan menilai informasi. Murid-murid terbiasa belajar mandiri, berlatih ke arah tanggung jawab, selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

16

Darmono, “Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja” (Jakarta: Grasindo, 2007), hal. 6-7.


(30)

Tujuan perpustakaan di bagi menjadi 2, yaitu17:

a. Tujuan Umum, Perpustakaan Sekolah bertujuan untuk memberikan

kelengkapan sarana belajar mengajar yang berupa bahan tercetak dan bahan terekam untuk mencapai tujuan pendidikan.

b. Tujuan Khusus perpustakaan diselenggarakan untuk :

1) Meletakkan dasar-dasar untuk belajar mandiri

2) Memupuk nikmat dan bakat pada umumnya, dan minat baca

pada khususnya.

3) Mendidik siswa untuk memelihara dan memanfaatkan bahan

pustaka secara efektif dan efisien

4) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah atas usaha

dan tanggung jawab sendiri

5) Mengembangkan penghargaan pada pengalaman imajinatif

6) Mengembangkan kemampuan siswa untuk mencari, menemukan,

mengolah dan memanfaatkan informasi.

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, akan tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu murid murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar. Perpustakaan secara umum bertujuan memberi layanan informasi literer kepada masyarakat. Tujuan khusus dibedakan oleh jenis perpustakaannya karena setiap jenis perpustakaan melayani kelompok masyarakat yang berbeda-beda satu sama lain. Perpustakaan sekolah

17

Modid Mudjito, “Pembinaan Minat Baca” (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), hal. 21.


(31)

dengan posisinya yang strategis merupakan jembatan antara proses belajar mengajar dan pengembangan pengetahuan secara berkesinambungan.

4. Sistem Layanan Perpustakaan Sekolah

Menurut Darmono dalam Perpustakaan Sekolah: Pendekatan

Aspek Manajemen dan Tata Kerja18. Bahwa secara umum sistem layanan

perpustakaan ada dua macam yaitu, layanan yang bersifat tertutup dan layanan yang bersifat terbuka. Kedua sistem ini pada dasarnya bertujuan untuk:

a. Mengamankan koleksi perpustakaan serta menghindari

terjadinya kehilangan koleksi perpustakaan.

b. Mengetahui siapa peminjam koleksi perpustakaan.

c. Mengetahui batas waktu pengembalian buku yang sedang

dipinjam.

Setiap sistem layanan memiliki beberapa kelebihan tetapi juga memiliki kekurangan. Berikut ini penjelasan dari masing-masing sistem layanan:

a. Sistem Layanan Tertutup

Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pemakai perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka di perpustakaan. Begitu juga pengambilan bahan pustaka, pengembalian, pencarian harus melalui petugas perpustakaan.

18

Darmono, “Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja” (Jakarta: Grasindo, 2007), h.167.


(32)

b. Sistem Layanan Terbuka

Sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan para pemakai secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki.

5. Koleksi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah harus menyediakan bermacam-macam bahan

pustaka, baik yang berupa buku maupun bukan berupa buku (non book

material), baik buku-buku fiksi maupun buku-buku non fiksi.

Bahan-bahan pustaka yang harus diusahakan secara bertahap oleh guru adalah

sebagai berikut19:

a. Buku-buku Refrensi

Buku-buku refrensi tersebut dapat berupa kamus, ensiklopedia, biografi, dan almanak.

b. Buku-buku Ilmu Pengetahuan

Buku-buku tersebut berhubungan dengan agama, kewarganegaraan, pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, komunikasi, tekhnologi, lingkungan hidup dan lain-lain.

c. Buku-buku Cerita

Buku-buku tersebut dapat berupa tentang cerita rakyat, komik, dan buku bergambar.

19

Ibrahim Bafadal, “Pengelolaan Perpustakaan Sekolah”, Cet. Ke-3 (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hal. 28.


(33)

Sedangkan menurut Darmono20 beberapa jenis koleksi perpustakaan adalah sebagai sumber belajar yang mungkin dapat dijangkau perpustakaan seperti buku, koleksi refrensi, sumber geografi,

jenis serial, bahan mikro dan bahan pandang dengar (audio visual).

B. Taman Kanak-Kanak

1. Definisi dan Sejarah Taman Kanak-Kanak

Menurut Slamet Suyanto dalam bukunya yang berjudul Dasar-

Dasar Pendidikan Anak Usia Dini21, salah satu tokoh pendiri Taman

Kanak-Kanak yang tenar pada abad ini ialah Friedrich Wilhelm Froebel (1782-1852). Froebel pernah belajar pada Pestalozzi meskipun ia tidak seide benar dengannya. Namun, banyak persamaan pemikiran diantara

keduanya mengenai Taman Kanak-Kanak. Ia mendirikan Kindergarten

(Kinder= Anak dan Garten= Taman) di Jerman pada tahun 1837. Yang

menarik dari sekolah Froebel ini ialah, adanya Gift dan Occupation. Gift

ialah benda-benda riil untuk sarana belajar anak seperti, kubus, prisma,

bola krucut dan lain lain. Sedangkan Occupation ialah serentetan aktifitas

yang urut contoh menata balok menjadi suatu bangunan, hal ini bertujuan agar anak dapat melakukan eksplorasi menggunakan indranya untuk mengenali ciri-ciri benda dan kegunannya. Kelak Taman Kanak-Kanak

20

Darmono, “Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja” (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 65.

21

Slamet Suyanto, “Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini” (Yogyakarta: Hikayat, 2005), hal. 15.


(34)

model Froebel terus memiliki pengaruh besar sampai awal tahun 1990 an, oleh karena itu Froebel sering disebut sebagai bapak Taman Kanak-Kanak.

Salah satu bentuk satuan pendidikan prasekolah di jalur pendidikan sekolah adalah Taman Kanak-Kanak. Eksistensi dan esensi lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak ini dalam kerangka pembangunan pendidikan nasional secara resmi di akui di dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 27 Tahun 1990, “Penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-Kanak dimaksudkan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungannya22.

Menurut pendapat lain mengatakan bahwa, Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada dijalur pendidikan sekolah. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan, jasmani dan rohani di luar

lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar23.

Menurut Yuliani Nuraini Sujiono dalam bukunya yang berjudul

“Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini” menyebutkan bahwa Taman

Kanak-Kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan bagi anak usia

22

Ibrahim Bafadal, “Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak” (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hal.1.

23

Yeni Rachmawati, “Strategi Perkembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak Kanak” (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hal.1.


(35)

dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program

pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun24.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Taman Kanak-Kanak merupakan bentuk pendidikan prasekolah yang bertujuan untuk membantu meletakkan dasar perkembangan sikap, prilaku, pengetahuan dan keterampilan peserta didik di luar lingkungan keluarga.

2. Perkembangan Taman Kanak-Kanak di Indonesia

Setelah Indonesia merdeka Taman Kanak-Kanak sedikit demi sedikit berkembang, dimulai di kota-kota besar. Ki Hajar Dewantara atau Dr. Suwardi Suryaningrat merupakan tokoh penting dalam perkembangan Taman Kanak-Kanak di Indonesia. Pemikirian beliau tentang PAUD

dalam buku yang berjudul Karya Ki Hadjar Dewantara bagian pertama

bab III melalui organisasi Taman Siswa beliau mendirikan Taman Indriya di kota Gede. Pada tanggal 3 Juli 1922 Taman Indriya memberikan pelayanan pendidikan bagi anak berusia dibawah 7 tahun, menurut beliau pendidikan TK harus didesain sesuai dengan kodrat anak-anak. Salah satu kodrat anak adalah suka bermain permainan anak yang mendidik dan juga

sangat sesuai untuk mendidik anak usia dini25.

24

Yuliani Nuraini Sujiono, “Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini” (Jakarta: PT Indeks, 2009), hal. 22.

25

Slamet Suyanto, “Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini” (Yogyakarta: Hikayat, 2005), hal. 23.


(36)

3. Sumber Belajar di Taman Kanak-Kanak

Masa masa awal sekolah adalah fase yang tepat untuk menanamkan kepada mereka tentang kenikmatan membaca dan membimbing anak menyadari bahwa buku dan membaca adalah sumber

kesenangan26.

Sumber belajar merupakan tempat anak dapat memperoleh informasi, sikap, dan keterampilan yang ia pelajari. Sumber belajar yang penting di Taman Kanak-Kanak antara lain perpustakaan, dan lingkungan sekitar. Perpustakaan merupakan sumber belajar yang penting. Di perpustakaan anak-anak dapat menemukan buku-buku yang di dalamnya terdapat informasi yang mereka butuhkan, misalnya anak ingin membuat perahu dari kertas, ia dapat mencari buku di perpustakaan. Oleh karena itu, perpustakaan untuk anak usia dini perlu dilengkapi dengan buku-buku sebagai berikut:

a. Pengenalan huruf dan kata yang bergambar.

b. Pengenalan angka dan bilangan.

c. Pengenalan pekerjaan sederhana seperti makan, minum,

memakai baju, memakai tali sepatu dan lain-lain.

d. Pengenalan benda-benda di sekeliling anak seperti, rumah,

sekolah, tumbuhan, hewan dan lain-lain.

e. Pengenalan bentuk-bentuk ruang dan tempat.

f. Pengenalan waktu, jam, hari dan tanggal.

g. Pengenalan keluarga, teman dan guru.

26

Zena Sutherland, “Children and Books” (New York: Longman, 1997), hal. 63.


(37)

h. Buku-buku cerita bergambar, dongeng, fiksi, dan non fiksi.

Literatur merupakan alat yang paling kuat atau efektif dalam membantu anak anak memahami rumahnya, lingkungan, serta dunia tempat dia tinggal bahkan sebelum mereka dapat membaca, dengan membacakan mereka cerita mengenai kehidupan orang-orang lain yang mungkin berbeda (maupun sama) kebudayaannya, dapat memberikan ingatan seumur hidup mereka mengenai pesan serta kesan yang mereka dapatkan ketika buku itu dibacakan. Buku dapat memberikan stimulasi kepada anak-anak untuk menggunakan imajinasi mereka, meningkatkan

kosakata, serta pemahaman mereka tentang diri sendiri dan orang lain27.

4. Tujuan Taman Kanak-Kanak

Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu pendidikan usia dini yang berumur 4-6 tahun, dimana pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting untuk pengembangan kepribadian anak, serta untuk mempersiapkan mereka untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

Tujuan pendidikan Taman Kanak-Kanak itu sendiri adalah membantu pertumbuhan dan pengembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut28.

27

Dian Wahono, “Penyampaian Informasi Kepada Anak-Anak Melalui Media Buku Bacaan Bergambar: Analisis Isi Buku Seri Kenali Perasaanmu”. Skripsi S1 Program Studi Ilmu Perpustakaan. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Universitas Indonesia, 2007.

28

Anis Fitria, “Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK)” artikel diakses pada 7 September 2015 jam 15.38 di http://m.kompasiana.com/anis_fitria/pendidikan-taman-kanak-kanak-tk.


(38)

Pendapat lain menyebutkan bahwa tujuan dari taman kanak-kanak yaitu mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap

perkembangan peserta didik29.

C. Sastra Anak

1. Definisi dan Sejarah Sastra Anak

Sejarah perkembangan kesusastraan memang belum menuai kepastian tentang awal kemunculannya, karena sastra pada zaman dahulu merupakan cerita yang berkembang secara lisan dan diturunkan secara turun temurun secara lisan pula. Sastra merupakan gambaran hidup dan kehidupan yang dituangkan dalam bentuk cerita yang dipoles sehingga menarik perhatian. Kata sastra sendiri merupakan kata yang berasal dari

bahasa Sanskerta yaitu, Sas yang berarti mengarahkan atau memberi

petunjuk dan Tra yang berarti menunjukkan alat atau sarana. Jadi sastra

berarti alat atau sarana yang digunakan untuk mengajar30.

Menurut Heru Kurniawan dalam bukunya yang berjudul Sastra

Anak, sastra adalah karya imajinatif manusia yang bermediakan bahasa

dan mempunyai nilai estetika dominan31. Sebagai karya ciptaan manusia,

hakikatnya karya sastra itu berfungsi sebagai media komunikasi antara

penulis (writer) dengan pembaca (reader).

Dengan mendasarkan bahwa sastra adalah sebuah cerita tentang kehidupan, Lukens mendefinisikan sastra anak adalah sebuah karya yang 29

Ichsan, “Tujuan dan Prinsip Pendidikan TK” artikel diakses pada 7 September 2015 jam 15:34 di https://tunas63.wordpress.com/2009/06/12/artikel-tujuan-dan-prinsip-pendidikan-tk-2/.

30

Heru Kurniawan, “Sastra Anak” (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hal. 20. 31

Ibid hal. 4.


(39)

menawarkan dua hal utama yaitu, kesenangan dan pemahaman32. Sedangkan pendapat lain mengatakan yang dimaksud Sastra Anak adalah sesuatu yang tentunya mengacu kepada kehidupan cerita yang berkorelasi dengan dunia anak-anak (dunia yang dipahami anak-anak) dan bahasa yang digunakan sesuai dengan perkembangan intelektual dan emosional anak.

Pendapat lain mengatakan, menurut Burhan Nurgiyantoro33 sastra

anak adalah sastra yang secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak yang berangkat dari fakta konkret yang dapat diimajinasikan. Sedangkan menurut Davis, sastra anak adalah sastra yang dibaca anak-anak dengan pengarahan anggota dewasa suatu masyarakat, sedangkan penulisnya juga dilakukan oleh orang dewasa.

Jadi dari beberapa pemahaman diatas, dapat disimpulkan bahwa sastra anak dapat difokuskan untuk anak-anak dengan rentang usia dari 0-11/12 tahun, yang pada masa ini anak-anak hanya dapat memahami sesuatu yang bersifat konkret, adapun imajinasi yang bersifat fantasi atau berlebihan itu semua masih dapat diterima oleh anak-anak.

2. Fungsi Sastra Anak

Karya sastra merupakan bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan anak. Lewat sastra anak bisa mendapatkan dunia yang lucu, indah, sederhana, dan nilai pendidikan yang menyenangkan,

32

Heru Kurniawan, “Sastra Anak” (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hal. 22. 33

Burhan Nurgiyantoro, “Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak” (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005), hal. 6.


(40)

sehingga tanpa dirasakan, cerita menjadi sangat efektif dalam menanamkan nilai moral dan edukasi pada anak.

Penyediaan buku bacaan sastra kepada anak-anak yang tepat sejak dini diyakini akan membantu literasi dan kemauan membaca anak pada perkembangan usia selanjutnya. Yang lebih pentingnya lagi, dengan cerita, anak bisa mendapatkan nilai-nilai pekerti yang menunjang perkembangan

budi pekertinya34.

3. Jenis Sastra Anak

Di lihat dari tema, sangat banyak ragam bacaan anak sebanyak ragam masalah kehidupan itu sendiri. Belum lagi kalau di lihat dari tujuan penulisannya dengan label yang bermacam seperti pendidikan, pengajaran, budi pekerti, lingkungan, kebudayaan, anak mandiri, dan lainnya.

Dalam penelitian ini jenis sastra anak diperuntukkan bagi anak usia dini. Bacaan serupa ini ditulis dengan mempertimbangkan kebutuhan anak

baik itu secara fisik, kognitif, dan emosional. Dikutip dari buku Pedoman

Penelitian Sastra Anak35 jenis-jenis sastra anak yang diperuntukkan bagi anak-anak usia dini adalah sebagai berikut:

a. Buku Huruf / ABC

Bacaan ini memperkenalkan abjad atau yang lebih dikenal sebagai buku tentang ABC. Melalui buku ini, anak juga di ajari tentang konsep. Buku diberi ilustrasi gambar dengan konsep

34

Heru Kurniawan, “Sastra Anak” (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hal. 2. 35

Riris K. Toha-Sarumpaet, “Pedoman Penelitian Sastra Anak” (Jakarta: Pusat Bahasa Kementrian Pendidikan Nasional, 2010), hal. 14.


(41)

permainan kata yang sederhana, dengan maksud untuk membiasakan anak pada huruf yang baru dikenalnya.

b. Buku Berhitung

Buku ini berkaitan dengan hitungan, sama seperti buku ABC buku ini juga mengenalkan anak pada konsep berhitung dan hitungan dengan cara yang menyenangkan. Buku ini digambari dengan berbagai macam gambar dan berbagai macam warna dasar.

c. Buku Tentang Konsep

Seperti namanya, buku ini menekankan perhatiannya pada konsep, buku ini yang menyangkut konsep memercayai pentingnya dan sulitnya pemahaman konsep tertentu yang amat abstrak bagi anak usia dini. Buku ini juga dapat membantu orang tua dirumah untuk secara santai menjelaskan konsep mendasar tersebut dan memperkenalkannya dengan cara sekonkret mungkin.

d. Buku Tanpa Kata

Buku serupa ini tampil hanya dengan gambar dan tidak ada kata atau ungkapan apapun didalamnya. Buku ini mengandalkan gambar yang baik untuk menyatakan pikiran dan cerita pada anak. Hal ini sangat diperlukan anak, khususnya karena dia belum mampu membaca. Anak dibiasakan dan diperkenalkan pada pola cerita, berbagai jenis lingkungan, dan peri kehidupan, misalnya tentang bagaimana


(42)

bergaul, bermain, membantu dirumah, sekolah dan masyarakat umumnya.

e. Bacaan Untuk Pemula

Buku serupa ini sengaja ditulis untuk anak-anak yang baru bisa membaca. Untuk pembaca pemula biasanya buku seperti ini akan tampil dengan sederhana bukan hanya dari segi ceritanya tetapi juga penyampaiannya, misalnya dengan menggunakan kalimat langsung dan pendek dengan kosa kata yang terbatas. Kalimat dalam buku ini menggunakan rima, seperti sajak yang bernyanyi untuk menyapaikan kisah sederhana tadi.

f. Buku Bacaan Bergambar

Buku seperti ini adalah buku yang menyuguhkan cerita dengan menggunakan gambar. Dalam buku ini, baik cerita maupun gambar mempunyai fungsi untuk menyampaikan kisah sehingga kedua aspek itu hadir sama kuat saling mengisi dan saling menjelaskan. Melalui buku bacaan bergambar anak dapat memahami bacaannya dengan banyak mendapat bantuan dari gambarnya yang indah dan informatif. Bahkan seringkali seorang anak membaca buku bacaan bergambarnya lengkap dengan alur cerita yang berbeda.


(43)

D. Picture Book (Buku Bacaan Bergambar)

1. Definisi Picture Book (Buku Bacaan Bergambar)

Pada dasarnya, picture book merupakan salah satu bentuk

penyajian bacaan anak-anak yang menggunakan gambar dan tulisan sebagai alat untuk menyampaikan cerita, dan kedua elemen ini sama pentingnya bagi pembaca guna menikmati serta memahami isi cerita. Secara umum dapat dikatakan bahwa jumlah gambar atau illustrasi pada buku bacaan bergambar ini menempati proporsi lebih banyak dibanding teks.

Buku bacaan bergambar adalah salah satu bacaan anak yaitu, teks tertulis baik subjek, tokoh, latar, gaya penulisan, maupun kosa katanya

disajikan dalam sudut pandang yang sesuai dengan perspektif anak-anak36

Pengertian picture book terdapat berbagai pendapat, antara lain

pendapat itu menurut Murti Bunanta dalam Buku, Mendongeng, dan Minat

Membaca yaitu picture book buku yang bersifat informasi dan tidak

membentuk cerita, setiap halaman buku bisa berdiri sendiri, tokoh atau informasi bisa berlainan asal gambar dan teks pada halaman tersebut sesuai, buku ini bisa pula berupa buku yang mengajarkan tentang hitungan, misalnya, berapa jumlah binatang, manusia, benda yang ada

dalam buku tersebut37.

Selain bersifat informasi, picture book (buku bacaan bergambar)

juga dikatakan sebagai buku bacaan anak-anak yang menggunakan gambar

36

Margaret R Marshall, “An Intriduction to The World of Children’s Books” (Hants: Gower Publishing, 1982), hal. 28.

37

Murti Bunanta, “Buku, Mendongeng dan Minat Membaca” (Jakarta: KPBA, 2008), hal. 30.


(44)

dalam proporsi lebih banyak dari pada teks, tetapi teks tidak dicetak

sebagai ‘balloon dialogue’38. Hal ini berlaku baik bagi buku yang memuat

gambar halamannya dibagi dua bagian atau untuk gambar, bagian bawah untuk teks.

Ada pendapat yang menyebutkan bahwa picture book adalah

sebuah buku yang menjajarkan cerita dengan gambar, kedua elemen ini

bekerjasama untuk menghasilkan cerita dengan ilustrasi gambar. Picture

Book pada umumnya berbentuk buku setebal 15-20 halaman untuk anak

usia 3-6 tahun. Naskahnya rata-rata 1.000 kata. Plot masih sederhana,

dengan satu karakter utama yang seutuhnya menjadi pusat perhatian dan menjadi alat penyentuh emosi dan pola pikir anak. Illustrasi memainkan peran yang sama besar dengan teks dalam penyampaian cerita.

Menurut Franz dan Meier dalam Membina Minat Baca

menyebutkan bahwa beberapa kriteria yang menurutnya harus dipenuhi oleh buku bacaan bergambar yang baik, yaitu fakta dan data yang disajikan benar, berorientasi pada anak (keperluannya, keadaan perkembangannya, bahasanya, dan lain-lain), dan terutama dapat memotivasi untuk melakukan kegiatan, mengembangkan kreatifitas, dan

imajinasinya39. Selain itu Franz and Maier40 berpendapat bahwa media

yang berupa buku bergambar itu dapat digunakan dalam berbagai hubungan mengenai tema dan tujuannya. Terutama sebagai alat bantu

38

Riris K. Toha-Sarumpaet, “Bacaan Anak-Anak: Suatu Penyelidikkan Pendahuluan ke dalam Hakekat, Sifat, dan Corak Bacaan Anak-Anak Serta Minat Baca Anak pada Bacaannya” (Jakarta: Pustaka Jaya, 1976), hal. 45.

39

Kurt Franz dan Bernhard Meier, “Membina Minat Baca” (Bandung: Remadja Karya, 1986), hal. 32.

40

Ibid, hal. 35


(45)

visual, pelengkap atau peluas pada pembicaraan tentang hampir semua jenis literatur, buku bergambar merupakan media penting. Hal tersebut berlaku juga bagi jangkauan bagian pelajaran bahasa, seperti pembentukan bahasa secara lisan atau tulisan.

Menurut hasil penelitian di Taman Kanak-Kanak, anak paling peka

untuk menerima rangsangan-rangsangan, baik yang bersifat “animate”

(berasal dari mahkluk hidup) maupun yang bersifat “inanimate” (berasal

dari benda mati)41. Bagi anak-anak Taman Kanak-Kanak dan sederajatnya

pengenalan pertama terhadap buku bacaan adalah melalui rangsangan visual, yaitu berupa gambar-gambar. Mulai dari melihat-lihat gambar, selanjutnya timbul keinginan untuk mengetahui apa yang diceritakan oleh gambar tersebut. Seandainya belum bisa membaca, ia akan meminta tolong kepada orangtua atau gurunya untuk menceritakan apa yang dikisahkan oleh gambar-gambar yang telah merangsang rasa ingin tahunya itu.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Picture Book

merupakan buku informasi yang menjajarkan cerita dengan gambar

dimana setiap halaman buku bisa berdiri sendiri. Dalam Picture Book itu

sendiri gambar mendominasi dibandingkan teks, karena buku jenis ini sangat digemari oleh anak-anak dan informasi yang terkandung di dalamnya mudah dimengerti oleh anak-anak pada umumnya.

41

S.C Utami Munandar, “Aspek Psikologi dan Penerapannya dalam Bacaan Anak Usia Prasekolah”, Analisis Pendidikan, No. 1 (2), 1981, hal. 32.


(46)

2. Fungsi Picture Book (Buku Bacaan Bergambar)

Menurut Carol Seefeldt & Barbara A. Wasik dalam bukunya yang

berjudul Pendidikan Anak Usia Dini: Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat,

dan Lima Tahun Masuk Sekolah menyebutkan bahwa fungsi Picture

Book/buku bergambar sebagai berikut42:

a. Menyajikan kesempatan-kesempatan bagus pada anak-anak

untuk menciptakan cerita-cerita mereka sendiri yang cocok dengan illustrasi.

b. Setiap anak mempunyai kebebasan untuk menjadi kreatif dan

mengembangkan ceritanya sendiri tanpa rintangan kata-kata.

c. Mendorong perkembangan bahasa dan keterampilan kata-kata.

d. Memajukan pemakaian bahasa lisan.

e. Mendorong seolah-olah membaca pada anak-anak.

3. Manfaat Picture Book (Buku Bacaan Bergambar)

Picture Book (buku bacaan bergambar) dapat digunakan untuk

membantu anak mengenal lingkungan dan situasi yang berbeda dengan lingkungan mereka. Dengan buku bergambar siswa dapat mengenal karakteristik pelaku, latar, yakni waktu dan tempat terjadinya cerita, serta situasi. Di samping itu menurut Stewing, ada tiga manfaat buku

bergambar, yaitu43:

42

Carol Seefeldt, “Pendidikan Anak Usia Dini: Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah” (Jakarta: PT Indeks, 2008), hal. 360.

43

Dhanumurti Adyogi. “Buku Cerita Mengangkat Permainan Tradisional Sunda”. Skripsi S1 Program Studi Departemen Desain. Fakultas Seni dan Desain. Institut Tekhnologi Bandung, 2009.


(47)

a. Membantu masukan bahasa kepada anak-anak.

b. Memberikan masukan visual bagi anak-anak, dan

c. Menstimulasi kemampuan visual dan verbal anak-anak.

Dengan demikian melalui buku bacaan bergambar (picture book)

siswa dapat memberikan komentar atau reaksi terhadap gambar, misalnya orang, benda dan tempat, warna yang ditampilkan serta karakter dan perubahan objek termasuk perkembangan cerita dari awal hingga akhir.

4. Jenis Picture Book (Buku Bacaan Bergambar)

Picture Book (buku bacaan Bergambar) dapat dikelompokkan

menjadi beberapa jenis. Jenis buku bergambar dibagi menjadi 5 macam yaitu44:

a. Buku Abjad (alphabet book)

Dalam buku alphabet, setiap huruf alphabet dikaitkan dengan suatu ilustrasi objek yang diawali dengan huruf. Ilustrasi harus jelas berkaitan dengan huruf-huruf kunci dan gambar objek dan mudah teridentifikasi. Beberapa buku alphabet diorganisasi pada sekitar tema khusus, seperti peternakan dan transportasi. Buku alphabet berfungsi untuk

44

Rothlein, L & Meinbach. The Literatur Connection (USA: Scott Foresman Company, 1991), h. 132


(48)

membantu siswa menstimulasi dan membantu pengembangan kosakata.

b. Buku Mainan (toys book)

Buku-buku mainan menggunakan cara penyajian isi yang tidak biasa. Buku mainan sendiri dari buku kartu papan, buku pakaian dan buku pipet tangan. Buku mainan ini mengarahkan anak-anak untuk memahami teks, dapat mengeksplorasi konsep nomor, kata bersajak dan alur cerita. Buku mainan membantu anak-anak untuk mengembangkan keterampilan kognitif, meningkatkan kemampuan bahasa dan sosialnya, dan untuk mencintai buku. Sikap positif terhadap membaca dapat ditumbuhkan dengan buku ini.

c. Buku Konsep (concept books)

Buku konsep adalah buku yang menyajikan konsep dengan menggunakan satu atau lebih contoh untuk membantu pemahaman konsep yang sedang dikembangkan. Konsep-konsep yang ditekankan, diajarkan melalui alur cerita atau dijelaskan melalui repetisi (pengulangan), dan perbandingan. Melalui berbagai konsep seperti warna, bentuk, ukuran, dapat didemonstrasikan sendiri dengan konsep lainnya.


(49)

d. Buku bergambar tanpa kata (wordless picture books)

Buku bergambar tanpa kata adalah buku untuk menyampaikan suatu cerita melalui ilustrasi saja. Buku bergambar tanpa kata menjadi berkembang dan popular pada masyarakat generasi muda. Alur cerita disajikan dengan gambar yang di urutkan dan tindakan juga digambarkan dengan jelas. Buku ini mempunyai beberapa keunggulan, misalnya untuk mengambangkan bahasa tulis dan lisan secara produktif yang mengikuti gambar.

e. Buku cerita bergambar (picture story books)

Buku cerita bergambar memuat pesan melalui ilustrasi dan teks tertulis. Kedua elemen ini merupakan elemen penting pada cerita. Buku-buku ini memuat berbagai tema yang sering didasarkan pada pengalaman kehidupan sehari-hari anak. Di dalam buku ini ditampilkan kualitas manusia, karakter manusia, karakter, dan kebutuhan, sehingga anak-anak dapat memahami dan menghubungkannya dengan pengalaman pribadinya.

E. Pemanfaatan Picture Book (Buku Bacaan Bergambar)

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah. Adapun memanfaatkan adalah hal, cara, hasil kerja dalam memanfaatkan sesuatu yang berguna. Secara umum pemanfaatan mengarah pada perolehan atau pemakaian pada


(50)

hal-hal yang berguna45. Sedangkan yang dimaksud picture book adalah buku bacaan anak-anak yang menggunakan gambar dalam proporsi lebih

banyak dari pada teks46.

Dari penjelasan di atas dapat di jelaskan bahwa pemanfaatan

picture book adalah memanfaatkan koleksi buku anak sebaik mungkin

sebagai mestinya sesuai dengan fungsi dari picture book itu adalah

mengembangkan perkembangan kognitif psikologi anak atau

perkembangan mental, intelektual dan sosial. Sehingga picture book

sangat baik jika dimanfaatkan sebagai media belajar untuk anak-anak. Dengan mengacu kepada perkembangan anak secara kognitif, sosial, dan moral yang disebutkan di atas, kita mengakui bahwa anak adalah manusia utuh yang memerlukan perkembangan. Pengakuan ini juga mengikatkan kita pada permasalahan dan urgensi pendidikan dan pengajaran dalam dunia anak. Anak-anak dan buku yang kita tulis dan pilih untuk mereka baca, apapun teori yang melandasinya, akan selalu bersangkutan dengan pendidikan. Karena dengan buku-buku yang mereka baca, sesungguhnya kita juga menyediakan pengetahuan, sedang mendidik mereka, yang secara umum dapat diterjemahkan sebagai pembekalan hidup dan masa

depannya47.

45

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hal. 711. 46

Riris K. Toha-Sarumpaet, “Bacaan Anak-Anak: Suatu Penyelidikkan Pendahuluan ke dalam Hakekat, Sifat, dan Corak Bacaan Anak-Anak Serta Minat Baca Anak pada Bacaannya” (Jakarta: Pustaka Jaya, 1976), hal. 45.

47

Riris K. Toha-Sarumpaet, “Pedoman Penelitian Sastra Anak” (Jakarta: Pusat Bahasa Kementrian Pendidikan Nasional, 2010), hal. 6.


(51)

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang relevan dengan proposal penelitian ini diperoleh dari skripsi dan artikel-artikel ilmiah.

Skripsi yang pertama berjudul “PENYAMPAIAN INFORMASI

KEPADA ANAK-ANAK MELALUI MEDIA BUKU BACAAN BERGAMBAR: ANALISIS ISI BUKU SERI KENALI PERASAANMU”, yang disusun oleh Dian Wahono Mahasiswi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia pada tahun 2007 dan dibimbing oleh Laksmi, M.A. Metode yang dipakai adalah analisis isi dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini dihasilkan bahwa dalam penyampaian informasi kepada anak-anak, ilustrasi adalah faktor yang paling dominan karena dapat menarik minat anak-anak untuk mengaksesnya, dan dari kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah buku-buku ini diperuntukkan bagi anak usia 2 atau 3 s.d 6 tahun.

Skripsi yang kedua berjudul “EVALUASI KUALITAS

KOLEKSI PICTURE BOOKS (BUKU BERGAMBAR) DI

PERPUSTAKAAN TK MASJID SYUHADA YOGYAKARTA”, yang disusun oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Yogyakarta yang diuji pada tanggal 3 Februari 2014 dan dibimbing oleh Marwiyah, S.Ag.,SS.,M.LIS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian kuantitatif deskriptif. Hasil dari

penelitian ini mengungkapkan bahwa koleksi Picture Book di

perpustakaan TK Masjid Syuhada Yogyakarta memiliki kualitas yang


(52)

Book di perpustakaan TK Syuhada Yogyakarta. Hal yang membedakan penelitian di atas dengan penelitian yang penulis lakukan terletak pada sasaran dalam penelitian, karena dalam penelitian ini yang dijadikan

sasaran ialah koleksi buku Picture Book yang ada di perpustakaan TK


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian deskriptif (descriptive research)48adalah jenis penelitian

yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.

Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Dalam buku yang ditulis Dr. Beni Ahmad Saebani, M.Si yang

berjudul Metode Penelitian49mengatakan jenis penelitian ini dipergunakan

untuk menggambarkan berbagai gejala dan fakta yang terdapat dalam kehidupan sosial secara mendalam, metode ini bertujuan melukiskan dan memahami model kebudayaan suatu masyarakat secara fenomenologis dan apa adanya dalam konteks atau kesatuan yang integral.

Dalam pelaksanaan penelitian yang menggunakan metode deskriptif, pengumpulan data dilaksanakan dengan melakukan seleksitas data dan penentuan data yang dianggap representatif secara oprasional.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif, yakni pendekatan yang berupaya memahami gejala-gejala yang sedemikian rupa dengan menafikan segala hal yang bersifat

48

Ronny Kountur, “Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis” (Jakarta: PPM, 2003), h.105.

49

Beni Ahmad Saebani, “Metode Penelitian” (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), h.90.


(54)

kuantitatif, sehingga gejala-gejala yang ditemukan tidak memungkinkan untuk di ukur oleh angka-angka, melainkan melalui penafsiran logis, teoretis yang berlaku atau terbentuk begitu saja karna realitas yang baru.

Dalam pendekatan kualitatif, data yang diperoleh tidak disentuh oleh penafsiran atau berbagai penambahan atau pengurangan. Semua gejala sebagai data dilukisjelaskan secara apa adanya. Dengan demikian, pendekatan kualitatif dapat menghasilkan data deskriptif yang berupa kalimat tertulis, atau kalimat lisan dari orang-orang dan perilakunya yang telah di amati50.

Penelitian kualitatif juga sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian kualitatif merupakan riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dalam penelitian kualitatif bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar

penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian51

50

Beni Ahmad Saebani, “Metode Penelitian” (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), h.91 51

Juliansyah Noor, “Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah” (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h.34.


(55)

B. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang telah diambil langsung tanpa perantara, data ini diperoleh langsung dari lokasi penelitian yaitu dengan wawancara dan melakukan observasi. Dalam penelitian ini data primer diambil dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah TK Tunas Mentari, guru, dan staff perpustakaan TK Tunas Mentari. Sedangkan melalui observasi, peneliti mengamati kegiatan yang berlangsung terkait dengan

pemanfaatan Picture Book.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang bersumber dari kepustakaan, yang terdiri dari literature yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, dokumen-dokumen, data statistik serta beberapa laporan tahunan TK Tunas Mentari.

C. Pemilihan Informan

Informan adalah orang yang diwawancarai dan dijadikan sebagai narasumber untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Teknik pemilihan informan atau sampling dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling. Purposive Sampling adalah teknik pengambilan

sampel informan atau sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut maksudnya penulis memilih informan atau orang


(56)

tersebut karena dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan. Penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan kepada informan berupa wawancara terstruktur. Berikut ini beberapa informan beserta kriteria yang dimiliki, diantaranya:

1. Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari, Ibu Ratu

Chairunniyyah. Latar belakang pendidikan beliau adalah D2 PGTK. Beliau sudah bekerja di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari selama 11 tahun, beliau juga aktif mengajar khususnya di kelas A.

2. Wakil Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari, Ibu Nur

Budi Cahyani. Latar belakang pendidikan beliau adalah S1 Komunikasi. Beliau sudah bekerja di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari selama 6 tahun.

3. Penanggung Jawab Perpus dan Guru Playgroup, Ibu Diah Hakim,

beliau sudah bekerja di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari selama 13 tahun, latar pendidikan beliau adalah S1 Sastra. Beliau terbilang guru yang paling lama mengajar di TK Tunas Mentari, beliau dulunya adalah kepala sekolah TK Tunas Mentari sebelum digantikan oleh Ibu Ratu.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Pengumpulan data dengan menggunakan observasi atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut,


(57)

pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik dan pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang

telah direncanakan52.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data

melalui observasi partisipatif53, dalam penelitian observasi partisipatif

penulis terlibat langsung dengan kegiatan yang sedang berlangsung, orang, dan objek yang sedang diteliti. Sambil melakukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Dari beberapa penjelasan di atas kegiatan observasi pada penelitian ini, penulis melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung, terutama kegiatan belajar mengajar

menggunakan media picture book (buku bacaan bergambar) di Taman

Kanak-Kanak Tunas Mentari. Dari observasi yang penulis lakukan, penulis mendapatkan pemahaman atau gambaran yang jelas mengenai

pemanfaatan picture book dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Wawancara

Selain dari pengumpulan data melalui observasi, wawancara juga merupakan pengumpulan data yang utama dalam penelitian kualitatif. Dalam hal ini informasi atau keterangan diperoleh langsung dari responden atau informan dengan cara tatap muka dan bercakap-cakap.

52

Moh Nazir, “Metode Penelitian” (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h.175. 53

Moh Nazir, “Metode Penelitian” (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h.310.


(58)

Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan atau tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden

dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan

wawancara)54.

Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam. Selain melakukan observasi, penulis juga melakukan interview atau wawancara kepada

orang-orang yang ada di dalamnya55. Penulis menggunakan wawancara

terstruktur (structured interview)56 yaitu wawancara yang digunakan

sebagai teknik pengumpulan data, bila penulis atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara ini penulis telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabnnya pun telah disiapkan.

Dari penjelasan di atas, kegiatan wawancara ditujukan kepada kepala sekolah yang membuat kebijakan, guru yang mengajar di kelas, serta pustakawan. Dari wawancara yang penulis lakukan bertujuan untuk

mendapatkan informasi tentang pemanfaatan picture book di Taman

Kanak-Kanak Tunas Mentari.

54

Moh Nazir, “Metode Penelitian” (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h.193 55

Sugiyono, “Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods” (Bandung: Alfabeta, 2012), h.317.

56

Ibid h.318.


(59)

3. Studi Pustaka

Studi pustaka atau studi literatur diperlukan untuk mengetahui sampai mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian berkembang, sampai kemana terdapat kesimpulan dan digeneralisasi yang pernah dibuat dengan menggunakan studi terhadap literatur yang telah ada, penulis juga dapat belajar secara lebih sistematis lagi tentang cara-cara menulis karya ilmiah, cara mengungkapkan pikiran yang akan membuat penulis lebih

kritis dan analisis dalam mengerjakan penelitiannya sendiri57.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam suatu kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesis menyusun kedalam pola, memilih yang mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri atau orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum peneliti memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di

lapangan58. Kegiatan teknik analisis data dalam penelitian kualitatif adalah

reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), penarikan

kesimpulan (conclusion drawing).

57

Moh Nazir, “Metode Penelitian” (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h. 93. 58

Beni Ahmad Saebani, “Metode Penelitian” (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 200.


(60)

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Pada saat atau sesudah data terkumpul maka penulis perlu

melakukan reduksi data (data reduction). Reduksi data adalah proses

mengolah data dari lapangan dengan memilah dan memilih, dan menyederhanakan data dengan merangkum yang penting-penting sesuai

dengan fokus masalah penelitian59.

Menurut Miles & Huberman dalam bukunya yang berjudul

Analisis Data Kualitatif mengatakan bahwa reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi60.

2. Penyajian Data (Data Display)

Langkah berikutnya dalam kegiatan analisis data adalah

menyajikan data (data display) untuk lebih menyistematiskan data yang

telah di reduksi sehingga terlihat sosoknya yang lebih utuh. Dalam display

data, laporan yang sudah di reduksi dilihat kembali gambaran secara

keseluruhan, sehingga dapat tergambar konteks data secara keseluruhan, dan dari situ dapat dilakukan penggalian data kembali. Penyajian data ini amat penting dan menentukan bagi langkah selanjutnya yaitu penarikan

59

Uhar Suharsaputra, “Metode Penelitian: Kuantitatif, kualitatif, dan tindakan” (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), hal. 218.

60

Matthew B. Miles & A. Michael Huberman, “Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru” (Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press), 1992), h. 16.


(61)

kesimpulan/verifikasi karena dapat memudahkan upaya pemaparan dan

penegasan kesimpulan61.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Penarikan kesimpulan dapat dikatakan juga (generalisasi),

generalisasi adalah penarikan suatu kesimpulan umum dari analisis

penelitian. Generalisasi atau kesimpulan harus berkaitan pula dengan teori

yang mendasari penelitian yang dilakukan62.

61

Uhar Suharsaputra, “Metode Penelitian: Kuantitatif, kualitatif, dan tindakan” (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), hal. 219.

62

Moh Nazir, “Metode Penelitian” (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h. 375.


(62)

F. Jadwal Penelitian

Tabel. 1 No Jenis

Kegiatan

Tahun 2015

Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November 1. Penyerahan

proposal skripsi dan dosen

pembimbing 2. Pelaksanaan

bimbingan skripsi 3 Pengumpula

n literatur mengenai skripsi 4 Melakukan

wawancara 5 Analisis data 6 Penyerahan

laporan skripsi 7 Sidang skripsi


(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Profil Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari

Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari didirikan oleh Yayasan Budhi Adi Paramita. Yayasan Budhi Adi Paramita didirikan di Jakarta pada tanggal 28 September 2004, maksud dan tujuan didirikannya yayasan ini untuk membantu perkembangan dibidang sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Sesuai dengan salah satu dari maksud dan tujuan Yayasan Budhi Adi Paramita yaitu bergerak dibidang pendidikan dengan berdasarkan alasan yayasan yaitu :

a. Sebagai usaha membantu dan mendukung program pemerintah

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

b. Sebagai usaha untuk mendidik anak menjadi kreatif, cerdas,

mandiri, bertanggung jawab dan mampu bersosialisasi melalui proses kegiatan bermain sambil belajar dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan.

c. Sebagai usaha yang untuk mengembangkan potensi anak sejak

dini sebagai persiapan untuk hidupnya agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, termasuk siap memasuki pendidikan dasar.

Seperti pada umumnya anak-anak diusia pra sekolah yang senang bermain, bertanya dan mengamati sekelilingnya, di KB/TK Tunas Mentari


(64)

para pengajar berperan aktif untuk memberikan penjelasan yang bias memuaskan rasa keingintahuan mereka, serta memperkenalkan ilmu pengetahuan lewat aktifitas harian yang menyenangkan dengan selalu memotivasi anak untuk terus berkembang. Cara mengajar yang digunakan mengutamakan pendekatan Sentra. Metode ini memungkinkan anak untuk melakukan eksplorasi terhadap berbagai objek yang terlibat, saling bercakap-cakap dengan teman-temannya, berinteraksi secara fisik, emosional, social dan secara kognitif. Kurikulum yang diterapkan adalah kurikulum nasional ditambah muatan lokal dengan pengembangan materi yang disesuaikan dengan kemampuan anak serta mempersiapkan kemampuan belajar anak ditingkatan lebih lanjut.


(65)

2. Struktur dan Susunan Organisasi KB/TK Tunas Mentari

---

PELAKSANA KB/TK TUNAS MENTARI

Kepala Sekolah POMG

Administrasi Keuangan

Murid

YAYASAN BUDHI ADI PARAMITA

Bagian Umum


(66)

3. Struktur Kepengurusan POMG KB-TK Tunas Mentari

KOORDINATOR BENDAHARA

Dinar Kusuma Dewi

SEKRETARIS Aminah

TK.B Amalia Leoni

KETUA Amalia Leoni

TK.A Rubiyati Hasan

KB Dinar Kusuma


(67)

4. Data Pengurus, Guru dan Karyawan KB/TK Tunas Mentari Yayasan Budhi Adi Paramita:

a. Pembina : H. Suhadi

b. Pengawas : H. Munir

c. Ketua : Budhi Santoso

d. Bendahara : Hj. Siti Khotijah

e. Sekretaris : Dr. Beti

f. Pengurus Harian : Maya Indira P

g. Manager Pelaksana Haria : Henryani

Guru dan Karyawan

a. Kepala Sekolah : Ratu Chairunniyyah

b. Wakil Kepala Sekolah : Nur Budhi Cahyani, S.Sos

c. Guru Kelompok Bermain : Nurochmah

Diah Asternita Hakim, SS

d. Guru TK A : Ratu Chairunniyyah

Munawiroh

e. Guru TK B : Shirothussi Agustin, S.Pd

Nur Budhi Cahyani, S.Sos

f. Administrasi Keuangan : Rahyul Dastuti, S.Pd

g. Humas : Rahyul Dastuti, S.Pd

h. Guru Eskul Menari : Uun

i. Guru Eskul Komputer : Guru Kelas

j. Bagian Umum : Pak Suyoto


(68)

5. Sarana Belajar

Untuk menunjang kegiatan belajar yang menyenangkan KB/TK Tunas Mentari telah dilengkapi sarana dan fasilitas belajar yang memadai seperti kelas-kelas yang ber-AC dengan perbandingan siswa dan guru 8:1, alat-alat peraga dan permainan edukatif yang merangsang siswa berpikir lebih luas, mandiri dan kreatif. Untuk memenuhi rasa keingintahuan anak-anak yang besar pun tersedia buku-buku bermutu dan VCD ilmu pengetahuan yang melengkapi perpustakaan dan ruang audio visual.

6. Extrakurikuler

Untuk menumbuhkan sikap kreatifitas yang memupuk kecintaan anak terhadap dunia seni serta menumbuhkan sikap sportifitas yang dilandasi keimanan, di KB/TK Tunas Mentari tersedia berbagai kegiatan extrakrikuler seperti melukis, menari, basket, water game, komputer dan iqro yang didukung fasilitas ruang menari, lapangan basket, ruang komputer dengan tenaga pengajar yang kompeten dibidangnya.

7. Tujuan, Visi dan Misi TK Tunas Mentari

Sebagai lembaga pendidikan, KB/TK Tunas Mentari mengupayakan untuk mendidik anak menjadi kreatif, cerdas, mandiri, bertanggung jawab serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tujuan: untuk membantu perkembangan dibidang sosial, kemanusiaan dan keagamaan.


(69)

Visi dan Misi: mendidik anak menjadi kreatif, cerdas, mandiri, bertanggung jawab dan mampu bersosialisasi melalui proses kegiatan bermain sambil belajar dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan dengan nuansa Islami.

8. Data Personal Guru & Karyawan KB/TK Tunas Mentari

Tabel.2

NO NAMA LENGKAP IJAZAH TERAKHIR TAHUN

LULUS

JABATAN

1. Ratu Chairunniyyah D-2 PGTK 2007 Kepala Sekolah

2. Nur Budhi Cahyani, S.Sos S-1 Komunikasi 2003 Wakasek

3. Shirotussi Agustin, S.Pd S-1 Pendidikan Bahasa Indonesia 2003 Guru

4. Munawiroh SMA 2009 Guru

5. Diah Asternita Hakim, SS S-1 Sastra 1994 Guru

6. Nurochmah D-1 PGTK 1995 Guru

7. Rahyul Dastuti, S.Pd S-1 PAUD 2012 Humas

8. Suyoto SMU Bagian Umum


(70)

B. Hasil Penelitian

Pada bab 4 ini akan dijelaskan tentang hasil penelitian dan

pembahasan mengenai Pemanfaatan Koleksi Picture Book (Buku

Bergambar) di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari Tangerang Selatan

yang diawali dengan observasi pada bagian pemanfaatan picture book

yang bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan kegiatan

pemanfaatan koleksi picture book.

Pada bab ini juga penulis memaparkan tentang hasil wawancara penulis dengan Ibu Ratu Chaironniyyah sebagai Kepala Sekolah TK Tunas Mentari dan Ibu Nur Budhi Cahyani sebagai Wakil Kepala Sekolah. Observasi ini dilakukan kurang lebih 1 bulan sejak tanggal 10 Agustus 2015 yang di akhiri dengan wawancara kepada Ibu Diah Asternita Hakim sebagai Guru dan Staff Harian Pengurus Perpustakaan. Pada pembahasan,

penulis mencantumkan ulasan hasil penulis kemudian akan

membandingkannya dengan teori yang telah ada di bab 2, kemudian akan dicantumkan pendapat penulis mengenai hasil dan teori yang telah ada.

1. Pemanfaatan Koleksi Picture Book (Buku Bergambar) di Taman

Kanak-Kanak Tunas Mentari

Pemanfaatan picture book atau buku cerita bergambar di Taman

Kanak-Kanak Tunas Mentari adalah dengan adanya kegiatan pembukaan

(opening), storytelling, penutupan (closing). Adapun penjelasan dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:


(71)

a) Kegiatan Pembukaan (Opening)

Kegiatan pembukaan (opening) di Taman Kanak-Kanak Tunas

Mentari yaitu pengenalan peserta didik sebelum memulai pelajaran di

kelas dengan menggunakan buku bergambar. Kegiatan opening ini

diadakan pada pagi hari pukul 08.00 sampai 09.00.

Kegiatan ini diawali dengan guru menanyakan terlebih dahulu buku apa yang sudah murid-murid baca, lalu guru tersebut mempersilahkan peserta didik untuk memilih buku yang disukainya untuk dibacakan di dalam kelas. Selain itu kegiatan ini juga mengenalkan anak-anak tentang berbagai angka-angka, huruf, lingkungan sekitar, berbagai macam bentuk yang gambar-gambarnya terdapat dalam buku. Berdasarkan wawanacara penulis dengan Ibu Nur Budhi Cahyani mengenai kegiatan opening atau pembukaan serta jenis buku yang digunakan dalam kegiatan pembukaan atau opening adalah sebagai berikut :

“kalau setiap pagi kita berikan materi ke anak yang tidak terlalu berat, seperti diajarkan menggambar, mewarnai, tapi tetap anak-anak menggambarnya berdasarkan buku yang mereka baca, bisa menggambar sederhana seperti dibuku-buku konsep, kita disini juga mengajarkan anak belajar membaca juga sebelum masuk kelas”

Buku konsep berisi mengenai warna, bentuk dan ukuran suatu benda sedangkan buku abjad atau buku alphabet adalah buku yang isinya mengenai pengenalan huruf. Manfaat dari kegiatan dengan menggunakan buku konsep berdasarkan wawancara penulis dengan Ibu Diah adalah sebagai berikut :


(1)

Gambar 7. Kegiatan pembukaan sebelum Gambar 8. Sebelum memasuki kelas peserta

memasuki kelas didik terbiasa membaca buku

Gambar 9. Storytelling merupakan salah satu Gambar 10. Setelah guru membacakan kegiatan belajar yang utama di TK cerita peserta didik diwajibkan Tunas Mentari untuk memilih sendiri buku

yang diinginkannya


(2)

Gambar 11. Peserta didik bersama-sama Gambar 12. Peserta didik mampu membaca buku yang mereka menyampaikan cerita dari

pilih sendiri buku yang telah dibacanya

di depan teman-temannya

Gambar 13. Peserta didik terbiasa membaca buku setelah pelajaran usai sambil menunggu

dijemput oleh orangtua masing-masing. Baik dibimbing oleh guru maupun membaca sendiri.


(3)

Gambar 14. Koleksi ensiklopedia di TK Tunas Mentari Gambar 15. Koleksi kamus di TK Tunas Mentari.


(4)

Gambar 17. Koleksi buku puzzle di TK Gambar 18. Koleksi buku pop-up Tunas Mentari

Gambar 19. Koleksi buku dengan subjek Gambar 20. Koleksi buku berbahasa asing Islam


(5)

Gambar 21. Koleksi buku kecil Gambar 22. Koleksi buku Berhitung


(6)

BIODATA PENULIS

Hafiz Salim Arbie lahir di Jakarta, 6 Mei 1992, putra pertama Ayahanda Jaelani Hasyim dan Ibunda Siti Khodijah, S.Pd. Penulis bertempat tinggal di Jl. Dewi Sartika Gg. Masjid RT/RW 03/04 no. 15 Cipayung-Ciputat Tangerang Selatan. Menyelesaikan pendidikan di SD Rasa Sayang Kebon Jeruk Jakarta Barat. Kemudian menamatkan sekolah menengah pertama di SMP Rasa Sayang Kebon Jeruk Jakarta Barat. Dan menamatkan sekolah menengah atas di SMK Nusantara Ciputat. Pada tahun 2011 melanjutkan pendidikannya pada Program Studi (S1) Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Adab dan Humaniora. Menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi berjudul “Pemanfaatan Koleksi Picture Book (Buku Bacaan Bergambar) di Taman Kanak-Kanak Tunas Mentari – Tangerang Selatan. Pernah bekerja di salah satu perusahaan Ranch Marker di Jakarta selama 3 bulan. Praktek kerja lapangan di Hotel Oasis Amir Jakarta Pusat sewaktu menempuh pendidikan di SMK Nusantara. Dan pernah melakukan praktek kerja lapangan di Puslata Universitas Terbuka Pondok Cabe selama 1 bulan. Pernah melakukan kuliah kerja nyata di Desa Klapanunggal – Bogor selama 1 bulan. Dan pernah bekerja di BPAD Jakarta Barat selama 3 bulan.