KONTRIBUSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASAYARAKAT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN SIKAP KEPEDULIAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR.

(1)

i

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Definisi Operasional ... 10

F. Variabel Penelitian ... 11

G. Hipotesis Penelitian ... 12

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

A. Pendidikan IPS Sekolah Dasar ... 13

1. Konsep Pendidikan IPS Sekolah Dasar ... 13

2. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ... 17

B. Model Pembelajaran STM... ... 20

C. Penerapan Model Pembelajaran STM Pada Mata Pelajaran IPS Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Sikap Kepedulian Sosial Siswa Sekolah Dasar ... 25

1. Penerapan Model Pembelajaran STM Pada Mata Pelajaran IPS di SD ... 25


(2)

ii

2. Pemahaman Konsep ... 33

a. Belajar pemahaman ... 36

b. Belajar Konsep ... 38

3. Sikap ... 43

1). Konsep Dasar Sikap ... 43

2). Komponen Sikap ... 44

3). Pembentukan dan Perubahan Sikap ... 48

4). Penilaian Sikap ... 50

5). Sikap Kepedulian Sosial ... 52

BAB III METODE PENELITIAN ... 55

A. Metode dan Desain Penelitian ... 55

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 56

C. Prosedur Penelitian... 58

1. Tahap Persiapan ... 60

2. Tahap Pelaksanaan ... 60

3. Tahap Penyelesaian ... 61

D. Alat Tes Penelitian ... 63

1. Tes Pemahaman Konsep ... 63

2. Tes Sikap ... 77

E. Teknik Analisis Data ... 80

1. Uji Normalitas ... 81

2. Uji Homogenitas ... 82

3. Uji Gain Faktor (N-gain) ... 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 86

A. Hasil Penelitian ... 86


(3)

iii

2. Sikap Kepedulian Sosial ... 99

B. Pembahasan ... 112

1. Kontribusi Penerapan Model Pembelajaran STM Terhadap Pemahaman Konsep Siswa ... 112

2. Kontribusi Penerapan Model Pembelajaran STM Terhadap Sikap Kepedulian Sosial ... 117

3. Aktifitas Siswa dan Guru Serta Munculnya Indikator Sikap Kepedulian Dalam Proses Pembelajaran ………. 120

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 127

A. Kesimpulan ... 127

B. Saran ... 129

DAFTAR PUSTAKA ... 131


(4)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar ... Halaman

1.1 Desain Variabel Penelitian ... 11

2.1 Tahapan Model Pembelajaran STM ... 30

3.1 Desain Control Group Pretest-Postest ... 55

3.2 Prosedur Penelitian ... 62

4.1 Uji perbedaan rata-rata skor pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen 91 4.2 Uji perbedaan skor pretest dan postest kelas kontrol ... 94

4.3 Uji perbedaan skor pretest dan postest kelas Eksperimen ... 95

4.4 Diagram skor pretes dan postes kelas kontrol dan eksperimen... …... 96

4.5 Uji perbedaan n-gain kemampuan pemahaman konsep kelas kontrol dan n-gain kelas eksperimen ... .... 98

4.6 Diagram rata – rata skor pretes,postes dan n-gain kelas kontrol dan eksperimen……… 99

4.7 Uji perbedaan rata-rata skor pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen 103 4.8 Uji perbedaan skor pretest dan postest kelas kontrol ... 107

4.9 Uji perbedaan skor pretest dan postest kelas Eksperimen ... 107

4.10 Diagram skor pretes dan postes kelas kontrol dan eksperimen... 108

4.11 Uji perbedaan n-gain sikap siswa kelas kontrol dan n-gain kelas eksperimen ... 110

4.12 Diagram rata – rata skor pretes,postes dan n-gain kelas kontrol dan eksperimen ………. 111


(5)

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Acuan Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep ... 64

3.2 Hasil Uji Validitas Alat Test Pemahaman Konsep ... 66

3.3 Hasil Uji Reliabilitas Alat Test Pemahaman Konsep ... 68

3.4 Kategori Daya Pembeda ... 71

3.5. Hasil Uji Daya Pembeda Alat Tes Pemahaman Konsep ... 71

3.6. Kategori Tingkat Kesukaran ... 73

3.7. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Alat Tes Pemahaman Konsep ... 74

3.8. Rekapitulasi Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Alat Tes Pemahaman Konsep ... . 75

3.9. Hasil Uji Validitas Angket Sikap ... 78

3.10. Hasil Uji Reliabilitas Angket Sikap ... 79

4.1 Hasil Uji Normalitas Skor Kemampuan Awal Pemahaman Konsep ... 88

4.2. Hasil Uji Homogenitas Skor Kemampuan Awal Pemahaman Konsep .. 89

4.3. Hasil Uji Normalitas Skor Kemampuan Akhir Pemahaman Konsep ... 92

4.4 Hasil Uji Homogenitas antara pretest dan postest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 93

4.5 Hasil Compare Means Paired-Sample T Test Skor Pretest dan Postest Kemampuan Pemahaman Konsep ... 94

4.6 Hasil Uji Normalitas antara N-gain Kemampuan Pemahaman Konsep Kelas Kontrol dan Kelas Ekperimen ... 97

4.7 Hasil Uji Homogenitas antara N-gain Kemampuan Pemahaman Konsep Kelas Kontrol dan Kelas Ekperimen ... 97

4.8 Hasil Compare Means Paired-Sample T Test N-Gain Kemampuan Pemahaman Konsep Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 98


(6)

vi

4.9 Hasil Uji Normalitas Skor Kemampuan Awal Sikap Kepedulian Sosial Siswa ... 101 4.10 Hasil Uji Homogenitas Skor Kemampuan Awal Sikap Kepedulian

Sosial Siswa ... 102 4.11 Hasil Uji Normalitas Skor Kemampuan Akhir Sikap Kepedulian Sosial

Siswa ... 105 4.12 Hasil Uji Homogenitas antara pretest dan postest pada kelas kontrol dan

kelas eksperimen ... 105 4.13 Hasil Compare Means Paired-Sample T Test Skor Pretest dan Postest

Sikap Kepedulian Sosial Siswa ... 106 4.14 Hasil uji normalitas antara n-gain Sikap Kepedulian Sosial Siswa kelas

kontrol dan kelas ekperimen ... 109 4.15 Hasil uji homogenitas antara n-gain Sikap Kepedulian Sosial Siswa

kelas kontrol dan kelas ekperimen ... 109 4.16 Hasil uji compare means paired-sample t test n-gain kompetensi sosial


(7)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman Lampiran A

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mengenal Teknologi Produksi,

Komunikasi dan Transportasi dengan Model Konvensional ... ... 135

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mengenal Teknologi Produksi dengan Model STM ... 137

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mengenal Teknologi Komunikasi dengan Model STM ... 149

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mengenal Teknologi Transportasi dengan Model S-T-M... . 156

Lampiran B 1. Kisi – Kisi Sikap Kepedulian Sosial ... . 164

2. Angket Sikap Kepedulian Sosial ... 165

3. Kisi – Kisi Tes Pemahaman Konsep ... 168

4. Alat Tes Pemahaman Konsep ... . 175

Lampiran C 1. Data Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Pemahaman Konsep dan Sikap... 181

2. Hasil Uji Validitas Angket Sikap ... 191

3. Hasil Uji Reliabilitas Angket ... . 192

4. Hasil Uji Validitas Alat Tes Pemahaman Konsep... . 193

5. Hasil Uji Reliabilitas Alat Tes Pemahaman Konsep ... 195


(8)

viii

7. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Alat Tes Pemahaman Konsep... 199

8. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Sikap ... 201

9. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas,Reliabilitas, Daya beda dan Tingkat Kesukaran Alat Tes Pemahaman Konsep ... 202

Lampiran D 1. Data Rekapitulasi Hasil Pretes Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen ... 204

2. Data Rekapitulasi Hasil Postes Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen.. 205

3. Data Rekapitulasi Hasil Pretes Pemahaman Konsep Kelas Kontrol ... 206

4. Data Rekapitulasi Hasil Postes Pemahaman Konsep Kelas Kontrol ... . 207

5. Data Rekapitulasi Hasil Pretes Angket Sikap Kelas Eksperimen ... 208

6. Data Rekapitulasi Hasil Postes Angket Sikap Kelas Eksperimen ... 210

7. Data Rekapitulasi Hasil Pretes Angket Sikap Kelas Kontrol ... ... 212

8. Data Rekapitulasi Hasil Postes Angket Sikap Kelas Kontrol ... ... 214

9. Hasil Uji N Gain Pemahaman Konsep ... 216

10. Hasil Uji N Gain Sikap Kepedulian Sosial ... . 217

11. Hasil Pengolahan data dengan Menggunakan SPSS Versi 17 ... .. 218

Lampiran E 1. Foto Pembelajaran S-T-M... 228


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran. Perubahan tersebut harus pula diikuti oleh yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah atau di kelas. Salah satu perubahan paradigma pembelajaran tersebut adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru teacher centered, beralih untuk berpusat pada murid student centered. Metodologi yang semula lebih dinominasi ekspositori, berganti ke partisipatori, dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan itu dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah, mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Menurut Banks (1990), ” The social studies is that part of the elementary and high school curriculum which has the primary responsibilit for helping students to develop the knowledge, skill, attitude, and values needed to participate in the civic life of their local cummunities.” Ini berarti Pendidikan IPS atau Social Studies sebagai bagian dari kurikulum sekolah


(10)

2

dasar dan menengah mempunyai tanggungjawab pokok membantu para siswa untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai, dalam hidup bernegara di lingkungan masyarakatnya.

Sejalan dengan itu Pendidikan IPS di sekolah dasar sebagaimana yang tertuang dalam Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang standar isi menyebutkan bahwa mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Selanjutnya disebutkan pula bahwa mata pelajaran IPS di sekolah dasar bertujuan :

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Namun pada kenyataannya dilapangan ternyata tujuan di atas kurang terlaksana sesuai harapan. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri. Dalam arti yang lebih substansial, proses pembelajaran hingga dewasa ini masih terjadi dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya (Trianto, 2007). Atas dasar ini, tidaklah berlebihan kiranya apabila dalam kenyataan hidup di masyarakat, mata pelajaran IPS dalam


(11)

3

pandangan orang tua siswa menempati kedudukan "kelas dua" dibandingkan dengan posisi IPA, demikian penegasan Sumaatmadja, (dalam Achmad, 2005)

Sementara itu, menurut Soemantri (2001), proses pembelajaran IPS di tingkat persekolahan masih mengandung beberapa kelemahan antara lain :

1) Kurang memperhatikan perubahan-perubahan dalam tujuan, fungsi, dan peran PIPS di sekolah, Tujuan pembelajaran kurang jelas dan tidak tegas (not purposeful)

2) Posisi, peran, dan hubungan fungsional dengan bidang studi lainnya terabaikan. Informasi faktual lebih bertumpu pada buku paket yang out of date dan kurang mendayagunakan sumber-sumber lainnya

3) Lemahnya transfer informasi konsep ilmu-ilmu sosial out put PIPS tidak memberi tambahan daya dan tidak pula mengandung kekuatan (not empowering and not powerful)

4) Guru tidak dapat meyakinkan siswa untuk belajar PIPS lebih bergairah dan bersungguh-sungguh. Siswa tidak dibelajarkan untuk membangun konseptualisasi yang mandiri

5) Guru lebih mendominasi siswa (teacher centered). Kadar pembelajaran yang rendah, kebutuhan belajar siswa tidak terlayani

6) Belum membiasakan pengalaman nilai-nilai kehidupan demokrasi sosial kemasyarakatan dengan melibatkan siswa dan seluruh komunitas sekolah dalam berbagai aktivitas kelas dan sekolah.Dalam pertemuan kelas tidak mengagendakan setting lokal, nasional, dan global, khususnya berkaitan dengan struktur sistem sosial dan perilaku kemasyarakatan.

Kondisi di atas tidak terlepas dari peran guru dalam pembelajaran di kelas. Mengajar, inilah kata kunci yang sangat mempengaruhi keberhasilan sebuah proses pembelajaran, dan mengajar seperti ini pulalah yang mendapat kritik keras dari Paulo Freire dengan model pembelajaran pasif, yakni guru menerangkan, murid mendengarkan, guru mendiktekan, murid mencatat, guru bertanya, murid menjawab, dan seterusnya. Freire (dalam Rosyada, 2004) menyebutnya dengan pendidikan gaya bank, yakni pendidikan model deposito, guru sebagai deposan yang mendepositokan pengetahuan serta berbagai pengalamannya pada siswa, siswa hanya menerima, mencatat dan mem-file semua


(12)

4

yang disampaikan guru. Pendidikan model bank tersebut menurut Freire merupakan salah satu bentuk penindasan terhadap siswa, karena menghambat kreativitas dan pengembangan potensi mereka.

Mengajar dalam konteks standar proses pendidikan, menurut Sanjaya (2007) tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan, ini dimaksudkan untuk membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Pembelajaran perlu memperdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan.

Berdasarkan alasan tersebut, maka sangatlah urgen bagi para pendidik dalam hal ini guru agar dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas perlu memahami karakteristik materi, peserta didik dan metodologi pembelajaran terutama kaitannya terhadap penerapan model-model pembelajaran moderen, sehingga dengan demikian proses pembelajaran akan lebih variatif, inovatif, dan konstruktif sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.

Penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) diharapkan menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran IPS, melatih siswa untuk berpikir, memecahkan masalah dan menemukan sesuatu merupakan ciri dari model pembelajaran ini. Demikian pula halnya dengan strategi pembelajaran penemuan, inkuiri atau induktif. Inkuiri, pada tingkat paling dasar dapat dipandang sebagai proses menjawab pertanyaan atau memecahkan permasalahan berdasarkan fakta dan pengamatan (Holil, 2008). Selain itu model pembelajaran


(13)

5

STM merupakan bagian dari model pembelajaran kontruktivisme, sehingga diharapkan dapat menghasilkan siswa-siswa yang tanggap terhadap isu yang berkembang di masyarakat sebagai suatu bentuk fase eksplorasi, selanjutnya dengan fase pembentukan konsep membuat siswa berani membuat keputusan, dan fase aplikasi konsep, siswa dapat mengkomunikasikan atau menerapkan dalam kehidupannya sehari-hari di masyarakat.

IPS merupakan suatu mata pelajaran yang mempunyai tujuan akhir membentuk warga negara yang baik (good citizenship) yang mengerti dan memahami akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan selanjutnya dapat menerapkan serta mengamalkan apa yang sudah dipahaminya dalam bentuk partisipasinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu penerapan pembelajaran dengan pendekatan STM dalam pelajaran IPS di sekolah dasar dapat dikatakan sangat repsentatif sebab yang dituntut dalam pendekatan ini bukan hanya konsep yang dipelajari di dalam kelas tetapi yang diperlukan adanya pengembangan dari konsep yang telah diperoleh siswa dengan menghubungkan konsep tersebut dalam kehidupan nyata di masyarakat dan lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan termasuk manfaat dari perkembangan sains dan tekonologi.

Model pembelajaran sains teknologi masyarakat merupakan model pembelajaran yang mengaitkan antara sains dan teknologi serta manfaatnya bagi masyarakat. Adapun tujuan dari penerapan model ini menurut Poedjiadi (2007) adalah untuk membentuk individu memiliki literasi sains dan teknologi serta memiliki kepedulian terhadap masalah masyarakat dan lingkungannya.


(14)

6

Dengan demikian penerapan pembelajaran IPS melalui pendekatan STM diharapkan dapat mengkanter berbagai permasalahan sosial yang ditimbulkan oleh perkembangan sains dan teknologi. Peran IPS di sini bukanlah untuk mencetak para ilmuwan atau penghasil teknologi, melainkan lebih menitikberatkan pada berfikir bagaimana menghadapi dampak sosial dari perkembangan dan penerapan sains dan teknologi. Hal ini diperlukan agar masyarakat khususnya pada tingkat perkehidupan sekolahan dapat menerima berbagai hasil sains dan teknologi dengan disertai pemahaman yang cukup pada setiap individu (siswa), serta membentuk sikap kepedulian sosialnya, sehingga pada akhirnya dapat menerima hasil teknologi tanpa disertai gejolak-gejolak sosial bahkan dapat digunakan untuk kemajuan masyarakat sendiri.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan di Indonesia khususnya pada mata pelajaran IPS, menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran STM dianggap berhasil mengembangkan potensi siswa secara signifikan dan telah terjadi meaningful learning (belajar bermakna). Penelitian yang dilakukan Holiah (2003), diperoleh kesimpulan bahwa dengan penerapan model pembelajaran STM, terjadi peningkatan penguasaan konsep siswa tentang sains, teknologi dan aplikasinya dalam pembelajaran sejarah, selain itu juga terjadi peningkatan dalam sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan sosial dan lingkungan hidup serta terjadi peningkatan kreativitas dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Penelitian Kalsum (2005), diperoleh gambaran bahwa hasil belajar siswa dari aspek kognitif dapat ditingkatkan melalui ranah penguasaan konsep dan


(15)

7

aplikasinya, siswa memiliki kesadaran sendiri untuk bersikap bijak terhadap perkembangan sains, teknologi serta mampu mengaplikasikan nilai-nilai ekonomi di masyarakat, melalui penanaman sikap apresiatif, peduli dan kesadaran untuk bertindak.

Mengacu pada kurikulum sekolah dasar tahun 2004 dan sejalan dengan KTSP, pendidikan IPS di sekolah dasar diarahkan pada penguasaan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan siswa sebagai warga negara Indonesia. Dengan sasaran yang sangat luas tersebut, dan mengacu pada latar belakang masalah sebagaimana diuraikan di atas maka penelitian ini akan dibatasi pada kemampuan pemahaman konsep dan sikap kepedulian sosial siswa di kelas IV sekolah dasar, dengan pertimbangan bahwa dari sisi perkembangan kemampuan sosial, siswa pada SD kelas IV sudah mampu menjalin hubungan dengan teman sebaya dan lingkungannya. Pada tingkatan tersebut siswa juga sudah mendapatkan pelajaran IPS minimal tiga tahun sehingga dipandang cukup memiliki dasar umum pengetahuan, pemahaman konsep dan sikap, serta nilai - nilai sosial. Berdasarkan latar belakang dan pemikiran tersebut, penelitian ini difokuskan pada penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) yang diharapkan dapat memberi kontribusi memadai untuk meningkatkan pemahaman konsep dan sikap kepedulian sosial siswa .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan diungkap jawabannya dalam penelitian ini adalah : “Sejauhmana kontribusi


(16)

8

penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat terhadap pemahaman konsep dan sikap kepedulian sosial siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas IV Sekolah Dasar “.

Untuk lebih mengarahkan penelitian, masalah utama tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1) Seberapa besar kontribusi penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat terhadap pemahaman konsep siswa ?

2) Seberapa besar kontribusi penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat terhadap sikap kepedulian sosial siswa ?

3) Bagaimana aktivitas guru dan siswa dalam penerapan model pembelajaran STM ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana kontribusi penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat terhadap pemahaman konsep dan sikap kepedulian sosial siswa. Adapun rumusan yang lebih khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman konsep siswa dengan penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat .

2) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat terhadap sikap kepedulian sosial siswa.

3) Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan tingkat pemahaman konsep dan sikap kepedulian sosial siswa pada kelas yang mendapat perlakuan


(17)

9

penerapan model pembelajaran STM dengan kelas yang tidak mendapat perlakuan penerapan model STM

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh masukan mengenai kontribusi penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat untuk mata pelajaran IPS terhadap pemahaman konsep dan sikap kepedulian siswa dan data hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna terutama bagi pihak-pihak tertentu sebagai berikut :

1) Memberikan wawasan pada guru tentang penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) yang merupakan salah satu inovasi dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar untuk menumbuhkan kreativitas, meningkatkan pemahaman konsep dan pembentukan sikap kepedulian sosial siswa terhadap permasalahan yang ada di lingkungannya.

2) Dapat memberi pengetahuan dan wawasan bagi guru sekolah dasar mengenai sebuah alternatif dalam pendekatan pembelajaran IPS agar penerapan pembelajaran IPS di SD lebih bermakna.

3) Sebagai pegangan guru dalam mendesain pembelajaran yang menarik, serta dapat mengembangkan kemampuan pemahaman dan pembentukan sikap kepedulian siswa terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi dilingkungannya terutama yang berhubungan dengan manfaat teknologi dan dampaknya.


(18)

10

4) Para pengembang mata pelajaran pendidikan IPS, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadikan bahan masukan dan rujukan dalam mengembangkan mata pelajaran IPS.

5) Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam ilmu pendidikan khususnya pendidikan IPS terutama sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian yang sesuai

E. Definisi Operasional

Terdapat beberapa istilah yang digunakan baik dalam judul maupun isi penelitian ini yang perlu diklarifikasi agar diperoleh kesamaan persepsi, istilah – istilah tersebut antara lain :

1) Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa untuk mengkonseptualisasi, menginterprestasi, menggeneralisasi, menganalisis, dan mengaplikasikan pengetahuan serta mengevaluasi pengetahuannya. ( Banks, 1990)

2) Sikap kepedulian sosial siswa adalah kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu, dalam hal ini perwujudan prilaku belajar siswa yang ditandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah ( lebih maju dan lugas ) terhadap suatu obyek, tata nilai, dan peristiwa sebagai bagian dari fenomena sosial yang terkait dengan perkembangan sains dan teknologi.

3) Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat yang dimaksud di sini adalah penerapan model pembelajaran STM dalam mata pelajaran IPS di sekolah dasar dimana tahapan pelajarannya diawali dengan mengangkat isu -


(19)

11

isu yang terkait dengan pengetahuan awal dan topik yang dibahas (tahap1),pembentukan atau pengembangan konsep (tahap2), Aplikasi konsep atau penyelesaian masalah (tahap3), Pemantapan konsep (tahap4) dan diakhiri dengan penilaian (tahap5), ( Poedjiadi, 2005)

F. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :

1) Variabel bebas yang merupakan variabel independen yaitu Penerapan Model Pembelajaran sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran IPS sebagai variabel (X)

2) Variabel terikat yang merupakan variabel dependen yaitu :

a. Pemahaman konsep (Y1) yang terkait dengan topik mengenal teknologi produksi, komunikasi dan transportasi

b. Sikap kepedulian sosial siswa (Y2) yang terkait dengan perkembangan sains dan teknologi serta pengaruhnya terhadap kehidupan sosial di lingkungan masyarakat.

Dalam penelitian ini akan dicari kontribusi antara variabel X (Model pembelajaran STM) terhadap variabel Y ( Peningkatan pemahaman konsep dan sikap kepedulian sosial pada siswa kelas IV sekolah dasar).

Adapun kontribusi variabel (X) penerapan model pembelajaran S-T-M terhadap variabel (Y1) pemahaman kosep dan variabel (Y2) sikap kepedulian sosial siswa dapat digambarkan sebagai berikut :


(20)

12

Gambar 1.1

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1) Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) memberi konstribusi yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa dibandingkan dengan penerapan pembelajaran konvensional. 2) Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)

memberi konstribusi signifikan terhadap pembentukan sikap kepeduliaan sosial siswa dibandingkan dengan penerapan pembelajaran konvensional.

Sikap kepedulian sosial (Y2) Pemahaman konsep (Y1) Penerapan model

pembelajaran STM (X)


(21)

131

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S., (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Asri Budiningsih, C (2005), Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta, Rineka Cipta Achmad A. mangkoesapoetra (2005), Pembelajaran Ketrampilan Sosial Siswa.

http://re-searchengines.com/mangkoes6-04-4.html

Achmad A. mangkoesapoetra (2005), Artikel Pembelajaran IPS Di Tingkat Sekolah Dasar. http://re-searchengines.com/mangkoes6-04-4.html A. M. Sardiman ( 2008 ). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja

Grafindo Persada

Azwar, S ( 2007 ), Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogjakarta ; Pustaka Pelajar

Banks, J.A. & Clegg, Jr A.A (1990). Teaching Strategies for the Social Studies, Inquiry,Valuing, and Decision-Making. New York & London: Longman.

Dahar. R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga Daryanto, (2005). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Efendi, Setiadi, & Hakam (2007). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta:Prenada Media Group.

Fajar, Arnie ( 2005 ). Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung Remaja Rosdakaya

Hasan, S Hamid (1995). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Hurlock, B Elizabeth (1980), Developmental Psykologi A Life-Span Approach, Edisi terjemahan. Jakarta Erlangga.


(22)

132

Holil, Anwar (2008). Pemahaman Konsep Pembelajaran http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/permudah-pemahaman-konsep-pembelajaran.html

Hidayat, M Eddy (1996). Science Technology Society Pendidikan sains untuk Tahun 2000. Jurnal Pendidikan IPA Bandung

Holiah, Iis ( 2003 ). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Dalam Pembelajaran Sejarah Di Kelas III SMU Darul Falah Cililitan Kabupaten Bandung. Tesis UPI Bandung tidak di terbitkan James, W P . & Baker, E L (2008). Estabilishing Instructional Gools and

Systematic Instruction. Edisi Terjemahan Indonesia. Jakarta. Rineka Cipta

Kalsum, Umi (2005). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Dalam Rangka Meningkatkan Hasil Belajar. Tesis UPI Bandung tidak di terbitkan.

Mar’at, (1981), Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Mulyasa, E., ( 2007 ). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E., ( 2008 ). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan. Bandung Remaja Rosdakarya

Massofa, (2008) Paradigma Pendidikan IPS Konsep dan Rasional “Social

Studies” Secara Umum http://massofa.wordpress.

com/2008/02/02/paradigma-pendidikan-ips/

Mariana, Alit (1999), Hakikat Pendekatan S-T-S dalam Pembelajaran Sains. Bandung : Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah PPPG IPA.

Mimin, Haryati ( 2007 ), Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta; Gaung Persada Press

McGuire, Wiliam J. (1975). The Nature of Atitudes and Atitude change. The handbook of social psychology. Volume three. New Delhi. Amerind. Publishing. Co. Pvt. Inc

Nana Syaodih.S. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(23)

133

NCSS. 1993. “A Vision of Powerful Teaching and Learning in the Social Stdies: Building Social Understanding and Civic Efficacy,” Social Education 57, no.5 (September 1993) ; 213-223.

Poedjiadi, Anna ( 1994 ), Literasi Sains Dan Teknologi Serta Pengembangannya di Indonesia, Makalah disampaikan pada Temu Karya Pendidikan dan Musyawarah Nasional III di Sawangan Bogor. --- ( 1996 ). Upaya Pendidikan Dalam Mengembangkan Literasi

Sains Dan Teknologi Bagi Masyarakat. Makalah Disampaikan pada seminar Sains dan Teknologi Masyarakat Terhadap Lingkungan, Diselengarakan oleh Himpunan Sarjana Pendidikan IPA Indonesia Dan Program Pasca Sarjana IKIP Bandung.

--- ( 2005 ), Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung, Kerja Sama Pascasarjana UPI Dan Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan Nasional RI (2006). Peraturan Mendiknas No 22 tentang Standar Isi. Jakarta : DEPDIKNAS

Rosyada, Dede 2004) ,Paradigma Pendidikan Demokratis, “Sebuah Model Pelibatan Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan”, Jakarta, Kencana Prenada Media Group

Syaodih, Erliany. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif untuk

Meningkatkan Keterampilan Sosial.

http://educare.e-fkipunla.net/index.php? option= comcontent&task =view&id=10&Itemid=7

Sri Rejdeki, (2007). Metode Dan Pendekatan Dalam Pembelajaran Sains. Sekolah Pasca Sarjana. Prodi Pendidikan IPA.

Sanjaya, Wina (2007). Strategi Pembelajara Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana Prenada Media Group

Sapriya. & Susilawati & Nurdin, S. (2006), Konsep Dasar IPS. Bandung, UPI Pres

Sapriya dkk (2008), Pendidikan Latihan Profesi Guru, Materi Dan Pembelajaran IPS SD. UPI Bandung Belum di Terbitkan.

Syafaruddin Siregar (2005), Statistik Terapan Untuk Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Sumaatmadja, Nursid dkk (1997), Materi Pokok Konsep Dasar IPS. Jakarta Universitas Terbuka


(24)

134

Somantri, MN (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : Kerjasama Program Pascasarjana dan FPIPS UPI dengan Remaja Rosdakarya

Sudjana, Nana (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung, Remaja Rosdakarya

Subana, M & Sudrajat ( 2005 ). Dasar – Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung Pustaka Setia

Syah, Muhibbin (2007), Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung Remaja Rosdakarya

Sagala, Syaiful (2007). Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung Alfabeta Syaodih. N. S., (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Santrock, John W (2007), Educational Psychologi, 2nd Edition McGraw-Hill Company, Inc. Edisi Terjemahan Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Trianto, (2007), Model – Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik. Jakarta. Prestasi Pustaka

Trimo, & Rusantiningsih (2008). Meningkatan Hasil Belajar IPS melalui Kolaborasi Metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing http://re-searchengines.com/0408trimo.html

Usman, Husaini at el (2008). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta, Bumi Aksara. Yusuf, Syamsu LN (2007), Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung

Remaja Rosdakarya.

Winkel, WS (1996), Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasrana Indonesia


(1)

isu yang terkait dengan pengetahuan awal dan topik yang dibahas (tahap1),pembentukan atau pengembangan konsep (tahap2), Aplikasi konsep atau penyelesaian masalah (tahap3), Pemantapan konsep (tahap4) dan diakhiri dengan penilaian (tahap5), ( Poedjiadi, 2005)

F. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :

1) Variabel bebas yang merupakan variabel independen yaitu Penerapan Model Pembelajaran sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran IPS sebagai variabel (X)

2) Variabel terikat yang merupakan variabel dependen yaitu :

a. Pemahaman konsep (Y1) yang terkait dengan topik mengenal teknologi produksi, komunikasi dan transportasi

b. Sikap kepedulian sosial siswa (Y2) yang terkait dengan perkembangan sains dan teknologi serta pengaruhnya terhadap kehidupan sosial di lingkungan masyarakat.

Dalam penelitian ini akan dicari kontribusi antara variabel X (Model pembelajaran STM) terhadap variabel Y ( Peningkatan pemahaman konsep dan sikap kepedulian sosial pada siswa kelas IV sekolah dasar).

Adapun kontribusi variabel (X) penerapan model pembelajaran S-T-M terhadap variabel (Y1) pemahaman kosep dan variabel (Y2) sikap kepedulian sosial siswa dapat digambarkan sebagai berikut :


(2)

Gambar 1.1

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1) Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) memberi konstribusi yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa dibandingkan dengan penerapan pembelajaran konvensional. 2) Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)

memberi konstribusi signifikan terhadap pembentukan sikap kepeduliaan sosial siswa dibandingkan dengan penerapan pembelajaran konvensional.

Sikap kepedulian sosial (Y2) Pemahaman konsep (Y1) Penerapan model

pembelajaran STM (X)


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S., (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan

Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Asri Budiningsih, C (2005), Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta, Rineka Cipta

Achmad A. mangkoesapoetra (2005), Pembelajaran Ketrampilan Sosial Siswa. http://re-searchengines.com/mangkoes6-04-4.html

Achmad A. mangkoesapoetra (2005), Artikel Pembelajaran IPS Di Tingkat

Sekolah Dasar. http://re-searchengines.com/mangkoes6-04-4.html

A. M. Sardiman ( 2008 ). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja Grafindo Persada

Azwar, S ( 2007 ), Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogjakarta ; Pustaka Pelajar

Banks, J.A. & Clegg, Jr A.A (1990). Teaching Strategies for the Social Studies,

Inquiry,Valuing, and Decision-Making. New York & London:

Longman.

Dahar. R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga Daryanto, (2005). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Efendi, Setiadi, & Hakam (2007). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta:Prenada Media Group.

Fajar, Arnie ( 2005 ). Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung Remaja Rosdakaya

Hasan, S Hamid (1995). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Hurlock, B Elizabeth (1980), Developmental Psykologi A Life-Span Approach, Edisi terjemahan. Jakarta Erlangga.


(4)

Holil, Anwar (2008). Pemahaman Konsep Pembelajaran

http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/permudah-pemahaman-konsep-pembelajaran.html

Hidayat, M Eddy (1996). Science Technology Society Pendidikan sains untuk

Tahun 2000. Jurnal Pendidikan IPA Bandung

Holiah, Iis ( 2003 ). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Dalam

Pembelajaran Sejarah Di Kelas III SMU Darul Falah Cililitan Kabupaten Bandung. Tesis UPI Bandung tidak di terbitkan

James, W P . & Baker, E L (2008). Estabilishing Instructional Gools and

Systematic Instruction. Edisi Terjemahan Indonesia. Jakarta.

Rineka Cipta

Kalsum, Umi (2005). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Dalam Rangka Meningkatkan Hasil Belajar. Tesis UPI Bandung tidak di terbitkan.

Mar’at, (1981), Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Mulyasa, E., ( 2007 ). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E., ( 2008 ). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran

Kreatif Dan Menyenangkan. Bandung Remaja Rosdakarya

Massofa, (2008) Paradigma Pendidikan IPS Konsep dan Rasional “Social

Studies” Secara Umum http://massofa.wordpress.

com/2008/02/02/paradigma-pendidikan-ips/

Mariana, Alit (1999), Hakikat Pendekatan S-T-S dalam Pembelajaran Sains. Bandung : Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah PPPG IPA.

Mimin, Haryati ( 2007 ), Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan

Pendidikan. Jakarta; Gaung Persada Press

McGuire, Wiliam J. (1975). The Nature of Atitudes and Atitude change. The

handbook of social psychology. Volume three. New Delhi. Amerind.

Publishing. Co. Pvt. Inc

Nana Syaodih.S. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(5)

NCSS. 1993. “A Vision of Powerful Teaching and Learning in the Social Stdies: Building Social Understanding and Civic Efficacy,” Social

Education 57, no.5 (September 1993) ; 213-223.

Poedjiadi, Anna ( 1994 ), Literasi Sains Dan Teknologi Serta Pengembangannya

di Indonesia, Makalah disampaikan pada Temu Karya

Pendidikan dan Musyawarah Nasional III di Sawangan Bogor. --- ( 1996 ). Upaya Pendidikan Dalam Mengembangkan Literasi

Sains Dan Teknologi Bagi Masyarakat. Makalah Disampaikan

pada seminar Sains dan Teknologi Masyarakat Terhadap Lingkungan, Diselengarakan oleh Himpunan Sarjana Pendidikan IPA Indonesia Dan Program Pasca Sarjana IKIP Bandung.

--- ( 2005 ), Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran

Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung, Kerja Sama Pascasarjana

UPI Dan Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan Nasional RI (2006). Peraturan Mendiknas No 22 tentang

Standar Isi. Jakarta : DEPDIKNAS

Rosyada, Dede 2004) ,Paradigma Pendidikan Demokratis, “Sebuah Model Pelibatan Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan”,

Jakarta, Kencana Prenada Media Group

Syaodih, Erliany. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif untuk

Meningkatkan Keterampilan Sosial.

http://educare.e-fkipunla.net/index.php? option= comcontent&task =view&id=10&Itemid=7

Sri Rejdeki, (2007). Metode Dan Pendekatan Dalam Pembelajaran Sains. Sekolah Pasca Sarjana. Prodi Pendidikan IPA.

Sanjaya, Wina (2007). Strategi Pembelajara Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta, Kencana Prenada Media Group

Sapriya. & Susilawati & Nurdin, S. (2006), Konsep Dasar IPS. Bandung, UPI Pres

Sapriya dkk (2008), Pendidikan Latihan Profesi Guru, Materi Dan Pembelajaran

IPS SD. UPI Bandung Belum di Terbitkan.

Syafaruddin Siregar (2005), Statistik Terapan Untuk Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Sumaatmadja, Nursid dkk (1997), Materi Pokok Konsep Dasar IPS. Jakarta Universitas Terbuka


(6)

Somantri, MN (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : Kerjasama Program Pascasarjana dan FPIPS UPI dengan Remaja Rosdakarya

Sudjana, Nana (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung, Remaja Rosdakarya

Subana, M & Sudrajat ( 2005 ). Dasar – Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung Pustaka Setia

Syah, Muhibbin (2007), Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung Remaja Rosdakarya

Sagala, Syaiful (2007). Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung Alfabeta Syaodih. N. S., (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Santrock, John W (2007), Educational Psychologi, 2nd Edition McGraw-Hill Company, Inc. Edisi Terjemahan Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Trianto, (2007), Model – Model Pembelajaran Inovatif berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta. Prestasi Pustaka

Trimo, & Rusantiningsih (2008). Meningkatan Hasil Belajar IPS melalui

Kolaborasi Metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing

http://re-searchengines.com/0408trimo.html

Usman, Husaini at el (2008). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta, Bumi Aksara.

Yusuf, Syamsu LN (2007), Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung Remaja Rosdakarya.

Winkel, WS (1996), Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasrana Indonesia


Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH DASAR.

0 0 27

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR.

0 1 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR.

2 7 51

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN SIKAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN.

0 4 17

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 43

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR: Studi Eksprimen Kuasi pada Mata Pelajaran IPS kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Pangkalpina

0 1 52

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN READING WORKSHOP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH DASAR.

9 50 37

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

0 2 6

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

0 0 5