PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

(1)

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Komputer

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI

Oleh :

ALIFIA NURILMI DIANSYAH 0805614

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Penerapan Multimedia Interaktif Model

Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman

Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi

Informasi Dan Komunikasi

Oleh

Alifia Nurilmi Diansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Alifia Nurilmi Diansyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN ALIFIA NURILMI DIANSYAH

0805614

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,

Dr. Dedi Rohendi, M.T. NIP 196705241993021001

Pembimbing II,

Drs. Heri Sutarno, M.T. NIP 195607141984031002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer,

Dr. Enjang Ali Nurdin, M. Kom. NIP 19671121199101001


(4)

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Alifia Nurilmi Diansyah, 0805614, alifia.ende@gmail.com

ABSTRAK

Proses pembelajaran yang kini banyak dilakukan, umumnya kurang mendorong siswa mengembangkan kemampuan berfikir yang mereka miliki untuk meningkatkan dan mempercepat proses pembelajaran. Hal ini berpengaruh pada tingkat pemahaman yang dicapai setiap siswa. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan media pembelajaran yang dapat menggiring siswa lebih aktif dan partisipatif dalam kegiatan belajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan multimedia interaktif model tutorial dalam proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tahapan pengembangan multimedia interaktif model tutorial dan apakah penerapan multimedia interaktif model tutorial dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran TIK. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasi Experimental dengan sampel penelitian siswa kelas VIII A dan VIII D SMP Negeri 2 Tarogong Kidul dengan desain Control Group Pretest-Postest Design.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa test (pre-test dan post-test), lembar observasi aktivitas guru dan siswa dan multimedia interaktif. Dari hasil penelitian terdapat perbandingan-perbandingan yang menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar kelas kontrol dengan perbandingan rerata dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,63 > 0,32. Berdasarkan analisis pada keseluruhan tahapan penelitian diperoleh bahwa: 1) Pengembangan multimedia interaktif model tutorial dilakukan melalui proses perencanaan, judgement, revisi dan produksi; 2) Pemahaman konsep siswa yang menggunakan multimedia interaktif model tutorial lebih baik dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan model konvensional.


(5)

IMPLEMENTATION OF INTERACTIVE MULTIMEDIA WITH TUTORIAL MODELS TO IMPROVE THE CONCEPT UNDERSTANDING OF STUDENTS IN INFORMATION

COMMUNICATION AND TECHNOLOGY SUBJECT

Alifia Nurilmi Diansyah, 0805614, alifia.ende@gmail.com

ABSTRACT

Learning process that is now being done, generally less encouraging students to develop the ability to think that they have to improve and accelerate in the learning process. This affects the level of understanding that each student achieved. To overcome this situation, it needs learning media that can lead students to be more active and participate in every learning activities. One way to do is to adopt a interactive multimedia with tutorial models in the learning process. This study was conducted to determine the stage of the development of a interactive multimedia with tutorial models and whether the application of interactive multimedia with tutorial models can improve students' understanding the concepts in ICT subjects. The method used is the method of Quasi-Experimental research with a sample class VIII A and VIII D SMP Negeri 2 Tarogong Kidul with design pretest-posttest control group design. Instruments used in this research is a test (pre-test and post-test), observation sheet of teacher and students activities and interactive multimedia. From the research, there are comparisons that show that experiments class increase learning outcomes better than the control class increase learning outcomes by comparison of the mean of the experimental class and the control class is 0.63> 0.32. Based on the analysis of all stages showed that: 1) Development of interactive multimedia with tutorial models made through the process of planning, judgment, revision and production; 2) Concept understanding of student using interactive multimedia tutorial models is better than conventional learning model.


(6)

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Hipotesis Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Pemahaman Konsep ... 8

1. Pemahaman Terjemahan (Translasi) ... 8

2. Pemahaman Penafsiran (Interpretasi) ... 9

3. Pemahaman Ekstrapolasi ... 9

B. Multimedia Interaktif ... 11

1. Pengertian Multimedia Interaktif ... 11

2. Pembelajaran dengan Multimedia Interaktif ... 14

C. Model Tutorial ... 16

D. Pembelajaran dengan Multimedia Interaktif Model Tutorial... 18

E. Tinjauan Materi Microsoft Excel ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Metode dan Desain Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 32

C. Definisi Operasional ... 33

D. Prosedur Penelitian ... 33

1. Tahap Persiapan ... 34

2. Tahap Pelaksanaan ... 35


(7)

E. Instrumen Penelitian ... 37

1. Tes Hasil Belajar ... 37

2. Lembar Observasi ... 37

3. Media Pembelajaran (Multimedia Interaktif) ... 38

F. Teknik Analisis Instrumen ... 38

1. Uji Validitas ... 38

2. Uji Reliabilitas ... 40

3. Tingkat Kesukaran ... 41

4. Daya Pembeda ... 41

G. Teknik Pengolahan Data ... 42

1. Analisis Hasil Test Objektif ... 42

2. Data Kualitatif ... 47

H. Metode Pengembangan Multimedia Interaktif ... 48

1. Tahap Perancangan ... 48

2. Tahap Produksi ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian ... 52

B. Implementasi Pembelajaran dengan Multimedia Interaktif Model Tutorial ... 52

C. Hasil Penelitian ... 65

1. Analisis Data Hasil Pre-test ... 68

a. Uji Normalitas Data Pre-test ... 68

b. Uji Homogenitas Data Pre-test ... 69

c. Uji t ... 69

2. Analisis Data Hasil Post-test ... 70

a. Uji Normalitas Data Post-test ... 71

b. Uji Homogenitas Data Post-test ... 71

c. Uji t ... 72

3. Analisis Data Skor Gain Ternormalisasi ... 73

4. Analisis Data Hasil Observasi ... 75

D. Pembahasan ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Format Tanggal ... 24

2.2 Operasi Aritmatik ... 25

2.3 Fungsi Statistik ... 25

2.4 Fungsi Logika ... 28

3.1 Klasifikasi Rentang Reliabilitas ... 40

3.2 Klasifikasi Indeks Tingkat Kesukaran ... 41

3.3 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ... 42

3.4 Kriteria Indeks Gain ... 47

3.5 Skala Kategori Hasil Observasi ... 48

4.1 Data Hasil Test Pada Masing-Masing Kelas ... 66

4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test ... 68

4.3 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-test ... 69

4.4 Hasil Uji t Data Pre-test ... 70

4.5 Hasil Uji Normalitas Data Post-test ... 71

4.6 Hasil Uji Homogenitas Data Post-test ... 71

4.7 Hasil Uji t Data Post-test ... 72


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 14

2.2 Tampilan Kotak New Workbook ... 22

2.3 Tampilan Blank Workbook ... 22

2.4 Tampilan Data Dalam Sel ... 23

2.5 Tampilan Range saat Autofill ... 25

2.6 Tampilan Data Untuk Perhitungan Fungsi Statistik... 27

2.7 Hasil Akhir Perhitungan Fungsi Statistik ... 27

2.8 Tampilan Perhitungan Fungsi IF ... 29

2.9 Tampilan Fill Handle Dengan Fungsi IF ... 29

2.10 Tampilan Kotak Dialog ... 30

3.1 Alur Penelitian ... 36

3.2 Flowchart Multimedia Interaktif ... 49

4.1 Alur Pembelajaran Model Tutorial ... 54

4.2 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Judul Program ... 55

4.3 Tampilan Multimedia Pembelajaran: SK/KD dan Tujuan ... 56

4.4 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Bantuan Program ... 57

4.5 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Profil Program ... 57

4.6 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Pengenalan Konsep ... 58

4.7 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Tayangan Video ... 59

4.8 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Evaluasi ... 60

4.9 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Penilaian ... 61

4.10 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Umpan Balik (Feedback) ... 62

4.11 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Jawaban Benar ... 62

4.12 Tampilan Multimedia Pembelajaran: Pengaturan Multimedia ... 63


(10)

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1 Perbandingan Kemampuan Awal Siswa ... 67

4.2 Perbandingan Kemampuan Akhir Siswa ... 67

4.3 Grafik Pengujian Hipotesis Awal ... 70

4.4 Grafik Pengujian Hipotesis Akhir ... 73


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan formal yang kini berjalan khususnya di Indonesia semakin berkembang dan tidak sedikit pula menghadapi berbagai masalah. Menurut Trianto (2010) masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Fenomena ini juga terjadi dalam mata pelajaran TIK. Prestasi tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri. Selama terjadinya proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir yang mereka miliki untuk meningkatkan dan mempercepat proses pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan rencana proses pembelajaran yang mendukung pengembangan kemampuan berfikir siswa yang dilakukan oleh guru untuk menentukan kegiatan pembelajaran sebagai upaya untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan.

Prestasi atau ketercapaian standar kompetensi merupakan suatu masalah yang penting dan menjadi tujuan dari penyelenggaraan pembelajaran. Salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh pemahaman konsep. El-Faraby (2012) mengemukakan bahwa, “pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat”. Dengan mengetahui sejauh apa pemahaman siswa, maka guru juga dapat mengukur sejauh apa tingkat keberhasilannya dalam pembelajaran dan tingkat efektifitas metode pembelajaran yang dipakai selama proses belajar mengajar.

Terdapat beberapa alasan yang mendasari kurangnya pemahaman siswa dalam mempelajari sebuah konsep, seperti dijelaskan oleh Trianto (2010)


(12)

2

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

“diantaranya diakibatkan oleh rendahnya motivasi belajar siswa, terdapat banyak gangguan di dalam kelas, perhatian siswa yang rendah, partisipasi aktif siswa rendah sekali dan kemandirian siswa juga rendah”.

Kenyataan di lapangan, siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Lebih jauh lagi bahkan siswa kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya (Trianto, 2010).

Diperlukan sebuah sistem pembelajaran yang dapat menggiring siswa untuk lebih aktif dan partisipatif dalam kegiatan belajar. Agar pemahaman konsep dapat dikaji secara terarah, maka seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, kini telah banyak model-model pembelajaran yang lebih interaktif dan dapat digunakan oleh guru untuk memperkuat pemahaman konsep para siswa. Seperti tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 19/2005 Pasal 19, bahwa : “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.

Diungkapkan oleh Trianto (2010), bahwa metode pembelajaran yang sekarang banyak diterapkan pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah metode konvensional, pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi lebih pasif. Dalam mata pelajaran TIK, kepasifan siswa biasanya disebabkan kurangnya fasilitas dan ketidakmenarikan bahan ajar yang ditampilkan oleh guru yang kebanyakan menggunakan metode konvensional dalam mengajar. Menutur Djamarah (2002), metode pembelajaran konvensional adalah: “metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran”. Dalam pembelajaran, metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta


(13)

pembagian tugas dan latihan. Secara umum pembelajaran konvensional memiliki ciri-ciri antara lain siswa menerima informasi secara pasif, siswa belajar secara individual, pembelajaran sangat abstrak dan teoritis, guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran, dan kurangnya interaksi diantara siswa.

Penggunaan metode konvensional yang dianggap tidak menarik tersebut berpengaruh terhadap kadar motivasi belajar siswa. Pada kenyataannya, belum semua siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi dalam mengikuti pelajaran sehingga prestasi akademik yang dicapai masih banyak dalam klasifikasi minimal lulus jika dilihat dari kemampuan siswa mencapai prestasi akademik yang lebih tinggi. Diharapkan dengan peningkatan motivasi belajar dapat menunjang pada pencapaian prestasi akademik yang diraih siswa (Sugiyono, 2010).

Guru diharapkan mampu merancang dan melaksanakan sistem pembelajaran yang menyenangkan dan lebih memotivasi siswa untuk belajar. Untuk mewujudkan hal tersebut, kini guru dapat menggunakan multimedia. Multimedia merupakan salah satu bentuk inovasi dalam pembelajaran dengan menerapkan teknologi sebagai basis dalam pembelajaran. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi merupakan satu upaya dalam meningkatkan pelaksanaan pembelajaran yang bermakna, dengan menempatkan siswa sebagai subjek pembelajar.

Multimedia dalam pengajaran memiliki berbagai macam variasi, bergantung pada kemampuan masing-masing, terutama guru, sarana, metode, siswa, situasi dan kondisi. Namun target utama dari pelaksanaan pembelajaran dengan multimedia ini tetap sama, yaitu menciptakan sebuat pembelajaran yang menyenangkan dan dapat dilakukan siswa tidak hanya di sekolah.

Teknologi multimedia dapat mempercepat dan memberi pemahaman tentang sesuatu dengan tepat, menarik dan dengan kadar yang cukup untuk memenuhi proses pembelajaran agar berjalan dengan baik, dan akan lebih baik lagi ketika dikolaborasikan dengan model pembelajaran tutorial (Ravenilia, 2011:5).


(14)

4

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Hasim (2009) mengemukakan bahwa tutorial adalah suatu multimedia yang mengandung unsur panduan pembelajaran interaktif yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dioperasikan oleh siswa, selanjutnya sistem memberikan feedback sesuai dengan pengoperasian siswa. Multimedia model tutor ini sangat efektif digunakan dalam pembelajaran karena sifatnya yang fleksibel, artinya media pembelajaran ini dapat digunakan di dalam kelas juga dapat dipelajari kembali oleh siswa di luar kelas.

Penyampaian program pembelajaran dengan multimedia interaktif model tutor ini disajikan dalam bentuk tutorial, sebagaimana yang dilakukan oleh guru, informasi yang diberikan berisi suatu konsep disampaikan dalam bentuk teks, gambar, animasi dan suara (Daryanto, 2010:54). Dalam pembelajaran dengan multimedia interaktif model tutorial ini siswa akan berinteraksi dengan komputer dan akan belajar secara mandiri dengan menggunakan program yang dirancang sesuai kebutuhan siswa. Hal ini tentunya akan menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Meskipun begitu, guru juga berperan penting dalam kegiatan belajar dengan menggunakan multimedia interktif model tutorial ini, guru akan bertindak sebagai fasilitator yang akan membantu kesulitan siswa saat menggunakan multimedia interaktif ini, maupun ketika kesulitan dengan materi didalamnya.

Ravenilia (2011) mengemukakan manfaat yang dapat diambil dalam pembelajaran multimedia model tutorial, yaitu:

1. Pengenalan perangkat teknologi informasi dan komunikasi kepada siswa 2. Memberikan pengalaman baru dan menyenangkan baik bagi guru maupun

siswa.

3. Metode pembelajaran yang menyenangkan dan dapat menambah motivasi belajar siswa.

4. Memudahkan siswa dalam belajar karena media bersifat portable dan fleksible untuk diakses dimanapun dan kapanpun.

5. Mengejar ketertinggalan akan pengetahuan tentang IPTEK di bidang pendidikan.


(15)

Berkaitan dengan rencana penggunaan multimedia model tutorial dalam aktivitas belajar siswa, mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini memuat berbagai macam konsep dan materi yang harus dimengerti siswa, namun pada kenyataannya mata pelajaran TIK ini adalah materi yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Diantara konsep-konsep mata pelajaran TIK yang luas dan beragam tersebut, penelitian ini hanya terbatas pada konsep Microsoft Excel untuk menyajikan informasi, karena pada konsep Microsoft Excel terdapat beberapa materi yang memungkinkan untuk pengujian pemahaman konsep melalui multimedia model tutorial.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh multimedia interaktif model tutorial tersebut. Penelitian ini berjudul “Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa

Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, agar penelitian ini lebih terarah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini secara spesifik dijabarkan sebagai berikut:

1. Bagaimana merumuskan tahapan mengembangkan multimedia interaktif model tutorial?

2. Apakah peningkatan pemahaman siswa yang pembelajarannya dengan multimedia interaktif model tutorial lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya dengan model konvensional?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup masalah yang diteliti adalah terbatas pada hal-hal berikut ini:


(16)

6

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

1. Pemahaman konsep merupakan jenjang kognitif C2 (memahami) dalam

taksonomi Bloom yang meliputi kemampuan translasi, interpretasi dan ekstrapolasi.

2. Materi pada pembelajaran yang dilakukan selama penelitian ini terbatas pada konsep Microsoft Excel sebagai perangkat lunak pengolah angka untuk menyajikan informasi pada jenjang Sekolah Menengah Pertama kelas VIII.

3. Multimedia interaktif yang akan digunakan siswa selama pembelajaran adalah sebuah media pembelajaran model tutorial yang dirancang oleh peneliti.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui pengaruh dari penerapan multimedia interaktif model tutorial terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa. Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk :

1. Merumuskan tahapan mengembangkan multimedia interaktif model tutorial.

2. Mengetahui apakah peningkatan pemahaman konsep siswa yang pembelajarannya dengan multimedia interaktif model tutorial lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya dengan model konvensional.

E. Hipotesis

Hipotesis yang dirumuskan untuk penelitian ini adalah: “Peningkatan pemahaman konsep siswa yang pembelajarannya dengan multimedia interaktif model tutorial lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya dengan model konvensional.”

Lebih terperinci hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 = Peningkatan pemahaman konsep siswa yang pembelajarannya dengan

multimedia interaktif model tutorial tidak lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya dengan model konvensional


(17)

H1 = Peningkatan pemahaman konsep siswa yang pembelajarannya dengan

multimedia interaktif model tutorial lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya dengan model konvensional

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait dalam dunia pendidikan. Adapun manfaat yang diharapkan antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

a. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan pemahaman konsep pada pembelajaran.

b. Bagi siswa agar dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dalam mata pelajaran TIK.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat penelitian bagi guru

Guru dapat memanfaatkan sistem pembelajaran dengan multimedia interaktif model tutorial ini untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar.

b. Manfaat penelitian bagi siswa

Siswa dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsepnya melalui penerapan multimedia interaktif model tutorial.

c. Manfaat penelitian bagi sekolah

Memberikan ide yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan sistem pembelajaran TIK dan sebagai bentuk inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran TIK maupun mata pelajaran yang lainnya.

d. Manfaat penelitian bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui penggunaan strategi pembelajaran yang tepat pada pemahaman konsep pokok bahasan tertentu.


(18)

31

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan penganalisisan serta penginterpretasian data sehingga peneliti dapat memecahkan masalah penelitian tersebut secara sistematis.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental atau disebut juga eksperimen semu. Penelitian ini menggunakan kelas kontrol/pembanding, akan tetapi pengontrolannya hanya dilakukan terhadap variabel yang dipandang paling dominan (Sukmadinata, 2005). Desain ini dipilih karena pada kenyataannya sulit untuk menentukan kelompok kontrol yang digunakan dalam penelitian. Bentuk desain quasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Control Group Pretest-Postest Design. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2010).

Nonequivalent Control Group Design

(Sugiono, 2010) Keterangan:

T1 : Kemampuan awal sebelum diberi perlakuan T2 : Kemampuan akhir setelah diberi perlakuan

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

T1 X T2 T1 X T2


(19)

variabel bebas. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep siswa dengan menggunakan multimedia interaktif model tutorial.

Kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dijadikan subjek dalam penelitian ini dipilih secara purposif, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Kedua kelas yang dipilih berasal dari kelas dengan guru yang sama pada mata pelajaran TIK, sehingga memiliki pengalaman belajar yang relatif sama.

Kelas eksperimen dalam penelitian ini melakukan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif model tutorial, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran model konvensional. Oleh karena kedua kelas ini mendapatkan dua perlakukan yang berbeda, maka selanjutnya pada penelitian ini kelas yang menggunakan multimedia interaktif model tutorial akan disebut dengan kelas eksperimen dan kelas yang menggunakan model konvensonal akan disebut dengan kelas kontrol. Kedua kelas ini diberikan pre-test (sebelum diberi perlakukan) dan post-test (setelah diberi perlakuan) yang sama.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian ini peneliti membatasi populasi untuk membantu mempermudah penarikan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu kelas VIII SMP Negeri 2 Tarogong Kidul yang terdiri dari sepuluh kelas.

2. Sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

Cluster Sample. Dalam pengambilan sampel, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen, diambil berdasarkan teknik Cluster Sampling. Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Pada teknik ini populasi diberi kesempatan yang sama dijadikan sampel. Tetapi, karena dalam populasi tersebut berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya menggunakan stratified random sampling.


(20)

33

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Kelas yang akan digunakan untuk kelas eksperimen dengan menggunakan multimedia interaktif model tutorial adalah kelas VIII A, sedangkan kelas yang digunakan sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model konvensional adalah kelas VIII D.

C. Definisi Operasional

Di dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang umum digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Multimedia interaktif model tutorialadalah media pembelajaran pendukung kegiatan belajar yang memungkinkan siswa belajar dari media tersebut. Media pembelajaran ini disertai dengan tayangan-tayangan yang berkaitan dengan materi yang dibahas yang dapat menambah minat siswa dan dapat berinteraksi dan memberikan pengetahuan kepada siswa selayaknya seorang guru. Pada penggunaan multimedia interaktif, guru bertindak sebagai fasilitator.

2. Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa untuk memahami materi yang telah didapatkan selama proses belajar. Tingkat pemahaman tersebut terdiri atas tiga jenis yaitu pemahaman terjemahan (translasi), pemahaman penafsiran (interpretasi) dan pemahaman ekstrapolasi, ketiga hal ini diukur dengan menggunakan test.

3. Model konvensional adalah pola pembelajaran yang pada kegiatan belajar mengajarnya lebih sering diarahkan pada aliran informasi dari guru ke siswa, serta penggunaan metode ceramah yang sangat dominan.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian. Prosedur ini berfungsi sebagai acuan dalam keterlaksanaan penelitian yang terstruktur dan mudah sehingga memperoleh hasil yang baik dan sesuai tujuan penelitian di lapangan.

Prosedur penelitian ini diawali dengan melakukan studi literatur dn studi lapangan mengenai topik yang berpotensi untuk diteliti. Dalam penelitian ini,


(21)

studi literatur berarti kegiatan mencari dan menggali sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan multimedia interaktif, metode tutorial dan pemahaman siswa. Hasil dari pengumpulan informasi yang kita dapat selanjutnya bisa dijadikan sebagai acuan mencari hubungan antara multimedia interaktif model tutorial dengan peningkatan pemahaman siswa dalam mata pelajaran TIK.

Tahap selanjutnya, studi lapangan yaitu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh gambaran masalah yang terjadi di lapangan secara langsung. Proses studi lapangan diawali dengan pre-test, pelaksanaan pembelajaran dan tahap terakhir berupa post-test. Setelah seluruh tahapan studi lapangan rampung dilakukan, maka proses selanjutnya adalah tahap analisis data, uji hipotesis dan penarikan kesimpulan.

Dalam penelitian ini, terdapat 3 tahap penelitian, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penarikan kesimpulan.

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan studi pendahuluan dan studi pustaka.

b. Mengidentifikasi permasalahan mengenai materi ajar serta permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

c. Menentukan permasalahaan yang akan diangkat dalam penelitian.

d. Menentukan materi ajar yang akan dipilih untuk digunakan dalam penelitian.

e. Menyusun instrumen pembelajaran, yang terdiri dari RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), media pembelajaran, lembar observasi, soal

pretest dan post-test serta hal-hal lain yang diperlukan dalam pembelajaran.

f. Melakukan penilaian (judgement) atas instrumen yang telah dibuat kepada ahli (dosen).

g. Melakukan perbaikan apabila terdapat kesalahan atau kekurangan pada instrumen yang telah dinilai.

h. Melakukan uji coba instrumen berupa soal pretest dan post-test pada kelas VIII (delapan) G di SMP Negeri 2 Tarogong Kidul.


(22)

35

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

i. Menganalisa hasil uji coba instrumen, meliputi uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

j. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

k. Mengurus surat izin penelitian dan pihak sekolah tempat akan dilangsungkannya penelitian.

l. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Menentukan waktu penelitian dengan menghubungi guru mata pelajaran TIK di sekolah tempat penelitian.

b. Memberikan pretest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui pemahaman awal siswa terhadap materi yang akan disampaikan.

c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif model tutorial, sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan model konvensional satu arah. d. Memberikan post-test kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah

kegiatan pembelajaran. 3. Tahap Penarikan Kesimpulan

a. Setelah semua data lengkap, tahap selanjutnya adalah mengolah keseluruhan data tersebut.

b. Tahap analisis data dilakukan untuk membandingkan data hasil pretest

dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

c. Tahap uji hipotesis dilakukan penarikan kesimpulan untuk menerima atau membatah hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data.

d. Tahap penarikan kesimpulan untuk menghasilkan kesimpulan penelitian berdasarkan pengujian hipotesis.

Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan pada gambar 3.1 berikut :


(23)

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Observasi Awal

Perumusan

Seminar Proposal Penyusunan Proposal

Penyusunan

Revisi

Judge Instrumen oleh Dosen Ahli

Revisi

Pelaksanaan

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 1

Pretest Pretest

Pembelajaran Pembelajaran

Posttest Posttest

Pengolahan Data


(24)

37

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah soal pre-test,

soal post-test, RPP, lembar observasi aktivitas guru dan siswa dan media pembelajaran. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Microsoft Excel. RPP dibuat untuk tiga kali pertemuan untuk satu kompetensi dasar, masing-masing 2x45 menit.

Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mendapatkan data mengenai penelitian ini adalah:

1. Test Hasil Belajar

Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) dengan teknik pilihan ganda (multiple choice) yang berjumlah masing-masing 20 soal. Proses penyusunan pre-test dan post-test

ini dimulai dengan membuat kisi-kisi instrumen yang disesuiakan dengan Judul Penelitian, Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pencapaian.

2. Lembar Observasi

Arikunto (2006) menyatakan bahwa secara pengertian psikologis, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menghimpun keterangan dan menilai keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa secara sistematis dalam proses pembelajaran dengan multimedia interaktif model tutorial pada saat pembelajaran berlangsung. Dengan adanya data observasi ini, maka dapat menjadi acuan akan keterlaksanaan proses pembelajaran di kelas eksperimen. Keterlaksanaan proses pembelajaran ini dinilai oleh tiga orang observer yang mengamati seluruh tingkah laku guru dan siswa serta jalannya proses pembelajaran yang berlangsung selama tiga pertemuan.


(25)

3. Media Pembelajaran (Multimedia Interaktif)

Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan multimedia interaktif model tutorial sebagai media pembelajaran di kelas eksperimen.

Multimedia interaktif yang berperan sebagai media pembelajaran ini berisi materi pelajaran yang harus dipahami siswa serta evaluasi di setiap bagian materinya. Alur multimedia ini dirancang khusus disesuaikan dengan model tutorial. Multimedia ini bisa dioperasikan oleh siswa secara mandiri dan guru dapat bertindak sebagai fasilitator dan mengarahkan siswa selama pembelajaran berlangsung.

F. Teknik Analisis Instrumen

Sebelum digunakan sebagai alat untuk mengambil data untuk penelitian, instrumen yang telah dibuat terlebih dahulu dijudge oleh beberapa dosen ahli. Setelah mengalami perbaikan, kemudian diujicobakan pada siswa yang telah mendapatkan pembelajaran mengenai konsep Microsoft Excel. Setelah mendapatkan hasil ujicoba, hal selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan analisis butir soal untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran dari soal yang akan dijadikan sebagai instrumen penelitian ini, untuk kemudian direvisi kembali sebelum benar-benar dijadikan instrumen untuk mengambil data dalam penelitian ini.

Berikut langkah pengolahan data hasil uji coba instrumen:

1. Uji Validitas

Rumus yang digunakan untuk uji validitas ini adalah rumus korelasi product moment, yaitu:

... (3.1)

(Arikunto, 2011: 72)

∑ ∑ ∑


(26)

39

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Keterangan:

: Koefesien korelasi antar variabel N : Jumlah Peserta Tes

X : Nilai suatu butir soal Y : Nilai Soal

Penetuan uji Signifikasi Korelasi Product Moment (t hitung)

Untuk menetukan uji signifikasi korelasi Product Moment, secara statistik angka korelasi yang diperoleh diuji t atau dibandingkan dengan t tabel dengan derajat (db) = n-2 pada a = 0,05 dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

2

1

2

r

n

r

t

...(3.2)

Keterangan :

r = adalah koefisien korelasi n = adalah jumlah responden

Kaidah Keputusan

Nilai t-hitung yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan nilai t-tabel. Untuk kesalahan 5% ( = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n-2, setelah dibandingkan kemudian diambil keputusan dengan kaidah sebagai berikut : 1) Jika t-hitung > t-tabel maka instrumen tersebut valid

2) Jika t-hitung  t-tabel maka instrumen tersebut tidak valid.

Dilihat dari kriteria maka pengujian, yaitu bahwa koefisien validitas dianggap signifikan apabila harga t-hitung lebih besar dari t-tabel (1-) (n-2) dengan harga parameter p  0,10. Alat ukur yang signifikan adalah valid, sedangkan yang tidak signifikan adalah tidak valid atau harus di drop.


(27)

2. Uji Reliabilitas

Sebuah instrumen dikatakan reliabel apabila butir-butir yang membentuk instrumen sesuai dengan kenyataan, oleh karena itu berapa kalipun data diambil, hasilnya tetap akan sama. Reabilitas menunjukkan tingkat keterandalan suatu instrumen, sehingga bila instrumen itu reliabel berarti data yang diperoleh dapat dipercaya dan diandalkan. Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen yang digunakan adalah:

... (3.3)

(Arikunto, 2011: 100)

Keterangan:

: Reliabilitas tes secara keseluruhan

p : Proporsi subjek yang menjawab item yang benar

q : Proporsi subjek yang menjawab item yang salah (q = 1-p) pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : Banyaknya item S : Standar deviasi dari tes

Berikut adalah tabel interpretasi untuk mengetahui kriteria reliabilitas:

Tabel 3.1 Klasifikasi Rentang Reliabilitas

No. Indeks Reliabilitas Keterangan

1. 0,80 - 1,00 Sangat Tinggi

2. 0,60 - 0,79 Tinggi

3. 0,40 - 0,59 Cukup

4. 0,20 - 0,39 Rendah


(28)

41

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

3. Tingkat Kesukaran

Uji tingkat kesukaran suatu soal bertujuan mengetahui tingkat kesulitan soal yang digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran. Rumus yang digunakan untuk menguji tingkat kesukaran dari soal yang digunakan adalah:

... (3.4)

(Arikunto, 2011:208) Keterangan:

p : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar J : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Berikut adalah tabel interpretasi untuk mengetahui klasifikasi tingkat kesukaran:

Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Tingkat Kesukaran

No. Indeks Tingkat Kesukaran Keterangan

1. 0,71 - 1,00 Mudah

2. 0,31 - 0,70 Sedang

3. 0,00 - 0,30 Sukar

4. Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk menentukan soal yang dapat membedakan siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) dan siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group). Rumus yang digunakan adalah:

... (3.5)

(Arikunto, 2011:213)


(29)

Keterangan:

: Banyaknya peserta kelompok atas : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Berikut adalah tabel interpretasi untuk mengetahui kriteria daya pembeda:

Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

No. Indeks Daya Pembeda Keterangan

1. Negatif Sangat Jelek

2. 0,00 – 0,20 Jelek

3. 0,21 – 0,40 Cukup

4. 0,41 – 0,70 Baik

5. 0,71 – 1,00 Baik Sekali

G. Teknik Pengolahan Data

Kegiatan analisis data dilakukan untuk mengukur ketercapaian proses pembelajaran dan melihat perbedaan hasil belajar dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Adapun langkah-langkah perhitungan statistika yang dilakukan untuk mengolah data hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Analisis Hasil Tes Objektif

Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Pengujian hipotesis dilakukan setelah dilakukannya pengujian normalitas data. Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui pengujian statistik mana yang akan digunakan. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan pada data skor tes awal, tes akhir dan gain pada kelompok eksperimen dan kontrol. Dalam uji normalitas ini digunakan uji chi-kuadrat dengan taraf signifikansi 5%. Jika data berdistribusi normal,


(30)

43

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

maka uji statistik parametrik yang digunakan, namun jika data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non-parametrik yang digunakan. Adapun langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut:

1) Menemukan rentang data (R)

...(3.6)

2) Menentukan banyaknya kelas interval:

...(3.7)

Keterangan : n = jumlah siswa

3) Menentukan rentang interval (p):

...(3.8)

4) Membuat daftar distribusi frekuensi berdasarkan rentang data, jumlah kelas dan rentang interval yang telah ditentukan.

5) Menghitung nilai varians (S2) :

...(3.9)

Keterangan: = rata-rata

= nilai ujian (skor)

= frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian

n = jumlah siswa

6) Membuat tabel distribusi harga yang diperlukan dalam Chi-Kuadrat

rentang = data terbesar – data terkecil

banyak kelas = 1 +(3,3) log n


(31)

7) Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval. Batas atas diperolah dari ujung kelas atas ditambah 0,5 sedangkan batas bawah diperoleh dari ujung kelas bawah dikurangi 0,5.

8) Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval dengan menggunakan rumus:

...(3.10)

Keterangan : X = batas nyata

µ = parameter rata-rata untuk distribusi

σ = parameter simpangan baku untuk distribusi

9) Menentukan frekuensi ekspektasi (Ei) dengan rumus: ...(3.11)

Keterangan:

Ei =frekuensi ekspetasi

n = jumlah siswa

I = luas kelas interval 10) Menentukan harga Chi-Kuadrat (x2) :

...(3.12)

Keterangan: �2

= Chi kuadrat

Oi = frekuensi observasi Ei = frekuensi ekspektasi 11) Penetuan normalitas

Kriteria pengujian normalitas adalah data berdistribusi normal bila x2hitung < x2tabel dengan derajat kebebasan (dk=kelas


(32)

45

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

interval-3), dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal maka untuk pengolahan data selanjutnya dapat menggunakan statistic parametrik. Tetapi, jika x2hitung > x2tabel data tidak

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Uji homogenitas dilakukan apabila data yang akan diuji berdistribusi normal. Rumus yang digunakan adalah:

k b hitung

V

V

F

...(3,13)

(Fowler, 1990:174)

Keterangan : Vb = Varians besar

Vk = Varians kecil

Kriteria pengujian jika:

Fhitung < Ftabel = data skor kedua kelompok homogen

Fhitung > Ftabel = data skor kedua kelompok tidak homogen

c. Uji Hipotesis

Sudjana (2005:219) memaparkan bahwa hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Jika asumsi atau dugaan itu dikhususkan mengenai populasi, umumnya mengenai nilai-nilai parameter populasi, maka hipotesis tersebut disebut hipotesis statistik.

Apabila data berdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis yang dilakukan adalah uji t hal ini disebabkan jumlah sampel yang lebih dari 30 orang.


(33)

1) Mencari nilai t dengan rumus:

...(3.14)

(Sugiyono, 1999:134) 2) Menentukan derajat kebebasan

dk = n1 +n2 - 2

3) Menentukan nilai t dari daftar dengan  = 0,05 4) Kriteria pengujian

Jika nilai thitung kurang dari tdaftar, berarti kedua kelompok tidak

ada perbedaan

Apabila hasil pengujian uji normalitas data diketahui bahwa data berdistribusi normal tetapi tidak homogen atau tidak normal, maka uji hipotesis yang dilakukan menggunakan uji wilcoxont.

Menurut Sugiyono (1999:133), bila sampel pasangan lebih besar dari 25 maka distribusinya akan mendekati distribusi normal, maka menggunakan rumus: 24 ) 1 2 )( 1 ( 4 ) 1 (        n n n n n T T t T T

...(3.15)

d. Analisis Data Indeks Gain

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan multimedia interaktif model tutorial dan yang mendapatkan pembelajaran model konvensional. Selain itu, uji gain ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa antara sebelumdan sesudah pembelajaran. Untuk perhitungan nilai

2 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X t   


(34)

47

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

gain yang dinormalisasi dan pengklasifikasiannya akan digunakan rumus:

...(3.16)

Hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan gain ternormalisasi dengan klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Indeks Gain

Indeks Gain Kriteria

g > 0,70 Tinggi

0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

g ≤ 0,30 Rendah

2. Data Kualitatif

Dalam penelitian ini, data kualitatif yang digunakan adalah data dari lembar observasi. Untuk menghitung lembar observasi digunakan penilaian menggunakan skala Likert. Skala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh lima respons yang menunjukan tingkatan. Jawaban setiap instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk menghitung presentasi skor rata-rata data yang dihimpun dapat digunakan rumus berikut:

...(3.17)

Dengan hasil presentasi skor rata-rata yang diperoleh, kemudian dikonversi ke dalam kategori penilaian observasi. Berikut tabel konversi nilai untuk lembar observasi :


(35)

Tabel 3.5 Skala Kategori Hasil Observasi

Persentase Kategori

81% ≤ S ≤ 100% Sangat Baik

61% ≤ S ≤ 80% Baik

41% ≤ S ≤ 60% Cukup

21% ≤ S ≤ 40% Kurang

S ≤ 20% Sangat Kurang

H. Metode Pengembangan Multimedia Interaktif 1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan awal dari pembuatan sebuah proses pengembangan multimedia interaktif. Pada bagian ini dilakukan persiapan materi pelajaran yang akan dikemas kedalam media pembelajaran ini. Kompetensi Dasar (KD) yang dipilih dalam penelitian ini adalah merancang dokumen pengolah angka baru sederhana dengan Microsoft Excel.

Pada tahap ini juga dilaksanakan analisis materi pembelajaran dan penyesuaian antara indikator materi dan indikator pemahaman konsep siswa yang merupakan titik berat dalam penelitian ini. Setelah terdapat kesesuaian diantara keduanya, maka dikemaslah materi tersebut dalam sebuah multimedia interaktif dengan alur yang disesuaikan dengan model tutorial.

Berikut ini proses yang dilakukan dalam tahap perencanaan: a. Pembuatan Flowchart

Flowchart adalah diagram alir yang menggambarkan alur sebuah program yang dibuat dari awal hingga akhir secara keseluruhan. Berikutini adalah flowchart atau alur media pembelajaran yang akan dikembangkan dalam penelitian ini:


(36)

49

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Gambar 3.2 Flowchart Multimedia Interaktif

Verifikasi

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya Start

Intro

Beranda

Bantuan

Materi

Pilihan Profil

Memasukkan data

Pengenalan Konsep

Berhasil?

Operasi Aritmatik & Fungsi Statistik

Pengenalan Konsep

Evaluasi 1

Evaluasi 2

Berhasil?

Verifikasi Evaluasi 3

Fungsi Logika

Pengenalan Konsep

Evaluasi 1

Evaluasi 2

Berhasil?

Verifikasi Evaluasi 3

Kesimpulan Evaluasi 1

Evaluasi 2

Evaluasi 3

SK/KD


(37)

b. Pembuatan Storyboard

Storyboard adalah serangkaian sketsa yang dibuat dalam bentuk persegi panjang yang menggambarkan suatu urutan (alur cerita) elemen-elemen yang diusulkan untuk aplikasi multimedia. Storyboard menggabungkan alat bantu narasi dan visual pada selembar kertas sehingga naskah dan visual menjadi terkoordinasi. Dalam kata lain storyboard dapat diartikan sebagai alat perencanaan yang menggambarkan urutan kejadian berupa kumpulan gambar dalam sketsa sederhana. Storyboard berperan menjadi gambaran dasar dari sebuah produk yang akan kita bangun berikutnya, ini merupakan cetak biru atau algoritma dari apa yang akan kita bangun. Jadi diharapkan dengan sebuah format storyboard yang dibangun bisa dibaca dengan mudah baik oleh sang pembuat ataupun oleh orang-orang yang terlibat dalam pembuatan produk tersebut dan mengerti urutan kejadian yang dimaksudkan oleh storyboard tersebut. Secara lebih rinci storyboard dalam pembuatan multimedia interaktif diperlukan agar dapat:

1) Memahami alur materi yang dibuat secara sistematis sehingga kecil kemungkinan ada bagian penting yang terlewatkan.

2) Sebagai pedoman agar tidak lupa pada alur materi yang sudah direncanakan sebelumnya.

3) Mudah membaca isi materi secara visual.

4) Dapat memilah materi dan komponen multimedia (suara, tayangan, animasi, dll) yang diperlukan secara lebih terperinci. Perancangan storyboard media pembelajaran dilakukan berdasarkan kesesuaian kebutuhan dan mempertimbangkan indikator materi, indikator pemahaman siswa dan kesesuaian keterlaksanaan media model tutorial.


(38)

51

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

2. Tahap Produksi

Pada tahap produksi inilah aplikasi multimedia pembelajaran dibuat. Dalam prosesnya digunakan program aplikasi Embarcadero Delphi 2010

sebagai program utama pembuatan multimedia pembelajaran. Selain itu digunakan pula program aplikasi Adobe Photoshop 7 dan Portable Hypercam serta program aplikasi pendukung lainnya.


(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, diperoleh beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan penggunaan multimedia interaktif model tutorial terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa siswi kelas VIII di SMP Negeri 2 Tarogong Kidul. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil diantaranya:

1. Tahapan pengembangan multimedia interaktif model tutorial dilakukan melalui proses perencanaan, proses judgement oleh ahli media dan ahli materi, revisi dan proses produksi. Bentuk multimedia interktif model tutorial terdiri atas 1) bagian pendahuluan yang berisi judul program, SK/KD dan tujuan program, petunjuk dan profil program, 2) Penyajian materi yang terdiri atas pengenalan konsep dan tayangan, 3) Evaluasi, 4) Penilaian, 5) Umpan balik (feedback), 6) Pengulangan, 7) Pengaturan Multimedia dan 8) Penutup.

2. Pemahaman siswa yang menggunakan multimedia interaktif model tutorial lebih baik dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan model konvensional. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian terdapat perbandingan-perbandingan yang menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar kelas kontrol dengan perbandingan rerata dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,63 > 0,32.

B. Saran

Hasil penelitian ini memberikan gambaran bagi semua pihak, baik siswa dan tenaga pengajar di SMP Negeri 2 Tarogong Kidul. Pada ruang


(40)

81

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

lingkup pendidikan formal, terdapat beberapa kendala dalam melaksanakan penelitian ini diantaranya adalah belum terbentuknya paradigma tentang penggunaan media pembelajaran dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, karena pembelajaran masih terpaku pada metode konvensional. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan mengenai pengaruh penerapan multimedia interaktif model tutorial, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Bagi guru disarankan agar menggunakan multimedia interaktif model

tutorial sebagai alternatif dalam penyampaian materi pembelajaran TIK untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.

2. Dalam pembelajaran multimedia interaktif model tutorial, guru perlu memperhatikan kondisi dan proses pembelajaran yang dilakukan siswa, sebab tidak menutup kemungkinan bagi siswa yang malas, dapat dimanfaatkan untuk hanya sekedar melihat dan menanyakan hasil yang dipelajari pada temannya. Untuk mennaggulangi hal ini, guru bisa memastikan setiap siswa belajar secara individual dengan media yang disediakan.

3. Sebelum memberikan alokasi waktu dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif model tutorial, alangkah baiknya jika dilakukan analisis pendahuluan untuk mengetahui karakteristik siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. 4. Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan multimedia

interaktif model tutorial pada pokok bahasan lain dengan populasi dan sampel penelitian yang berbeda


(41)

DAFTAR PUSTAKA

_____. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI.

Anderson, L. W dan Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan

Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Bandung: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2011). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bloom, B. S. dkk. (1979). Taxonomy of Educational Objectives, The

Classification of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain.

London: Longman Group Limited.

Chaeruman, AU. (2004). Integrasi Teknologi Telekomunikasi dan Informasi (TTI) ke dalam Pembelajaran, Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran, “Menghadapi Tantangan Daya Saing SDM

Nasional dan Internasional”. Jakarta: UT, PUSTEKOM, IPTPI : Tidak Diterbitkan.

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Depdikbud

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

El-Faraby, Andi. (2012). Pemahaman Konsep. [Online]. Tersedia : http://andinurdiansah.blogspot.com/2012/05/pemahaman-konsep.html [22 Desember 2012]

Fowler, Jim and Louis Cohen. (1990). Practical Statistics for Field Biology.

Philadelphia: Open University Press


(42)

83

Alifia Nurilmi Diansyah, 2013

Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Hariyono. (2010). Perkembangan Multimedia Inteaktif. [Online]. Tersedia:

http://eduzona.blogspot.com/2010/03/multimedia-pembelajaran-interaktif.html [20 Januari 2013]

Hasim, Sani Wahid. (2009). Studi Efektivitas Penggunaan Computer Based Instruction Model Tutorial Dalam Pembelajaran Keterampilan Komputer Dan Pengelolaan Informasi :Studi Kuasi Eksperimen Di Kelas X Jurusan Kimia Indrustri Smk Negeri 2 Baleendah. [Skripsi]. Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Hudojo, H., et al. (2002). Peta Konsep. Jakarta: Makalah disajikan dalam Forum Diskusi Pusat Perbukuan Depdiknas.

Joko, et al. (2008). Pengembangan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif untuk pembelajaran yang berkualitas. Karya Tulis Ilmiah UNS.

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua. (1996). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka

Karyadinata, R. (2006). Aplikasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Sebagai Upaya Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa SMA. [Disertasi]. SPs UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Masroat. (2008). Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran.Modul Pelatihan Pemanfaatan TIK Untuk Pembelajaran Tingkat Nasonal Tahun 2008. Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional. Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta.

Gaung Persada.

Munaf, S. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung: FPMIPA UPI.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Bandung: ALFABETA.

Nuraeni, Eni. (2008). Korelasi Kemampuan Membuat Mind Map (Peta Pikiran) dengan Pemahaman Konsep pada Sub Konsep Sistem Saraf. Skripsi Sarjana Pendidikan Biologi. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Pranajaya, Gungun. (2007). Pemanfaatan Computer Based Instruction (CBI) Model Tutorial dalam Pembelajaran Akutansi. [Skripsi]. Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Ravenilia. (2011). Penggunaan Media Pembelajaran Multimedia Model Tutorial Untuk Meningkatkan Metakognisi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) (Suatu Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMP


(43)

Laboratorium UPI, Bandung)[Skripsi]. Bandung: Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI [Tidak Diterbitkan]

Santoso, Iwan D.. 2010. Mari Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP-MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional (BSE).

Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suryana, Ana. (2006). Efektifitas Pembelajaran Matematika Interaktif Berbasis Media Komputer. [Skripsi]. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Trianto, M.Pd. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Uno dan Lamatenggo. (2010). Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahyu, W. (2007). Belajar dan Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Widada. (2010). Mudah Membuat Media Pembelajaran Multimedia Interaktif untuk Guru & Profesional. Yogyakarta: Pustaka Widyatama

Wijaya, Yoga P. (2010). Pengertian Multimedia Interaktif. [Online]. Tersedia: http://yogapw.wordpress.com/2010/01/26/pengertian-multimedia-interaktif/ [25 Desember 2012].


(1)

2. Tahap Produksi

Pada tahap produksi inilah aplikasi multimedia pembelajaran dibuat. Dalam prosesnya digunakan program aplikasi Embarcadero Delphi 2010

sebagai program utama pembuatan multimedia pembelajaran. Selain itu digunakan pula program aplikasi Adobe Photoshop 7 dan Portable Hypercam serta program aplikasi pendukung lainnya.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, diperoleh beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan penggunaan multimedia interaktif model tutorial terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa siswi kelas VIII di SMP Negeri 2 Tarogong Kidul. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil diantaranya:

1. Tahapan pengembangan multimedia interaktif model tutorial dilakukan melalui proses perencanaan, proses judgement oleh ahli media dan ahli materi, revisi dan proses produksi. Bentuk multimedia interktif model tutorial terdiri atas 1) bagian pendahuluan yang berisi judul program, SK/KD dan tujuan program, petunjuk dan profil program, 2) Penyajian materi yang terdiri atas pengenalan konsep dan tayangan, 3) Evaluasi, 4) Penilaian, 5) Umpan balik (feedback), 6) Pengulangan, 7) Pengaturan Multimedia dan 8) Penutup.

2. Pemahaman siswa yang menggunakan multimedia interaktif model tutorial lebih baik dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan model konvensional. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian terdapat perbandingan-perbandingan yang menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar kelas kontrol dengan perbandingan rerata dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,63 > 0,32.

B. Saran

Hasil penelitian ini memberikan gambaran bagi semua pihak, baik siswa dan tenaga pengajar di SMP Negeri 2 Tarogong Kidul. Pada ruang


(3)

lingkup pendidikan formal, terdapat beberapa kendala dalam melaksanakan penelitian ini diantaranya adalah belum terbentuknya paradigma tentang penggunaan media pembelajaran dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, karena pembelajaran masih terpaku pada metode konvensional. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan mengenai pengaruh penerapan multimedia interaktif model tutorial, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Bagi guru disarankan agar menggunakan multimedia interaktif model

tutorial sebagai alternatif dalam penyampaian materi pembelajaran TIK untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.

2. Dalam pembelajaran multimedia interaktif model tutorial, guru perlu memperhatikan kondisi dan proses pembelajaran yang dilakukan siswa, sebab tidak menutup kemungkinan bagi siswa yang malas, dapat dimanfaatkan untuk hanya sekedar melihat dan menanyakan hasil yang dipelajari pada temannya. Untuk mennaggulangi hal ini, guru bisa memastikan setiap siswa belajar secara individual dengan media yang disediakan.

3. Sebelum memberikan alokasi waktu dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif model tutorial, alangkah baiknya jika dilakukan analisis pendahuluan untuk mengetahui karakteristik siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. 4. Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan multimedia

interaktif model tutorial pada pokok bahasan lain dengan populasi dan sampel penelitian yang berbeda


(4)

DAFTAR PUSTAKA

_____. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI.

Anderson, L. W dan Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan

Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Bandung: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2011). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bloom, B. S. dkk. (1979). Taxonomy of Educational Objectives, The

Classification of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain.

London: Longman Group Limited.

Chaeruman, AU. (2004). Integrasi Teknologi Telekomunikasi dan Informasi (TTI) ke dalam Pembelajaran, Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran, “Menghadapi Tantangan Daya Saing SDM

Nasional dan Internasional”. Jakarta: UT, PUSTEKOM, IPTPI : Tidak

Diterbitkan.

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Depdikbud

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

El-Faraby, Andi. (2012). Pemahaman Konsep. [Online]. Tersedia : http://andinurdiansah.blogspot.com/2012/05/pemahaman-konsep.html [22 Desember 2012]

Fowler, Jim and Louis Cohen. (1990). Practical Statistics for Field Biology.

Philadelphia: Open University Press


(5)

Hariyono. (2010). Perkembangan Multimedia Inteaktif. [Online]. Tersedia:

http://eduzona.blogspot.com/2010/03/multimedia-pembelajaran-interaktif.html [20 Januari 2013]

Hasim, Sani Wahid. (2009). Studi Efektivitas Penggunaan Computer Based Instruction Model Tutorial Dalam Pembelajaran Keterampilan Komputer Dan Pengelolaan Informasi :Studi Kuasi Eksperimen Di Kelas X Jurusan Kimia Indrustri Smk Negeri 2 Baleendah. [Skripsi]. Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Hudojo, H., et al. (2002). Peta Konsep. Jakarta: Makalah disajikan dalam Forum Diskusi Pusat Perbukuan Depdiknas.

Joko, et al. (2008). Pengembangan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif untuk pembelajaran yang berkualitas. Karya Tulis Ilmiah UNS.

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua. (1996). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka

Karyadinata, R. (2006). Aplikasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Sebagai Upaya Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa SMA. [Disertasi]. SPs UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Masroat. (2008). Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran.Modul Pelatihan Pemanfaatan TIK Untuk Pembelajaran Tingkat Nasonal Tahun 2008. Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional. Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta.

Gaung Persada.

Munaf, S. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung: FPMIPA UPI.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Bandung: ALFABETA.

Nuraeni, Eni. (2008). Korelasi Kemampuan Membuat Mind Map (Peta Pikiran) dengan Pemahaman Konsep pada Sub Konsep Sistem Saraf. Skripsi Sarjana Pendidikan Biologi. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Pranajaya, Gungun. (2007). Pemanfaatan Computer Based Instruction (CBI) Model Tutorial dalam Pembelajaran Akutansi. [Skripsi]. Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Ravenilia. (2011). Penggunaan Media Pembelajaran Multimedia Model Tutorial Untuk Meningkatkan Metakognisi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) (Suatu Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMP


(6)

Laboratorium UPI, Bandung)[Skripsi]. Bandung: Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI [Tidak Diterbitkan]

Santoso, Iwan D.. 2010. Mari Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP-MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional (BSE).

Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suryana, Ana. (2006). Efektifitas Pembelajaran Matematika Interaktif Berbasis Media Komputer. [Skripsi]. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Trianto, M.Pd. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Uno dan Lamatenggo. (2010). Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahyu, W. (2007). Belajar dan Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Widada. (2010). Mudah Membuat Media Pembelajaran Multimedia Interaktif untuk Guru & Profesional. Yogyakarta: Pustaka Widyatama

Wijaya, Yoga P. (2010). Pengertian Multimedia Interaktif. [Online]. Tersedia: http://yogapw.wordpress.com/2010/01/26/pengertian-multimedia-interaktif/ [25 Desember 2012].


Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 3 44

PENGARUHPENGGUNAAN MIND MAPPING BERBANTUAN MINDOMO SOFTWARE TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

2 3 13

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 40

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 1 45

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IMPROVE BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN INTRAPERSONAL INTELLIGENCES SISWA DALAM MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

1 2 44

PENERAPAN METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MATA PELAJARAN TIK(TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI)TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA.

1 4 45

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI).

2 2 58

PENERAPAN DRILL METHOD BERBANTU MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK).

0 1 48

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPS) BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SMP.

2 10 48

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) - repository UPI S KTP 1200609 Title

0 0 4