PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN TINGKAT KEPERCAYAAN SISWA SMA DALAM MENJAWAB PERTANYAAN KONSEP JARINGAN TUMBUHAN.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN TINGKAT KEPERCAYAAN SISWA SMA DALAM MENJAWAB PERTANYAAN KONSEP JARINGAN

TUMBUHAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh

SYIFAA HUSNIYAH 0800227

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN METEMATIKA DAN ILMU PENETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN TINGKAT KEPERCAYAAN SISWA SMA DALAM MENJAWAB PERTANYAAN KONSEP JARINGAN

TUMBUHAN

Oleh Syifaa Husniyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam

© Syifaa Husniyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN TINGKAT KEPERCAYAAN SISWA SMA DALAM MENJAWAB PERTANYAAN KONSEP JARINGAN

TUMBUHAN

Oleh: Syifaa Husniyah

0800227

Disetujui dan disahkan oleh:

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002

Pembimbing II

Dra.Soesy Asiah Soesilawaty, MS. NIP. 195904011983032002

Pembimbing I

Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002


(4)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN TINGKAT KEPERCAYAAN SISWA SMA DALAM MENJAWAB PERTANYAAN KONSEP JARINGAN

TUMBUHAN ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang penguasaan konsep siswa, tingkat kepercayaan siswa dalam menjawab pertanyaan serta respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament . Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan menerapkan Pretest-posttest

control group design. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XI SMAN 2

Sumedang, pada kelas eksperimen jumlah sampel yang digunakan sebanyak 21 orang siswa sedangkan pada kelas kontrol sebanyak 24 siswa, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa tes pilihan ganda sebanyak 20 soal sebelum pembelajaran (pretest), dan setelah pembelajaran selesai (posttest) serta angket untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran TGT. Untuk mengetahui pengaruh terhadap penguasaan konsep dan tingkat kepercayaan dalam menjawab pertanyaan digunakan uji t. Dari uji hipotesis diperoleh nilai uji t penguasaan konsep sebesar 0,175 dan nilai uji t tingkat kepercayaan menjawab pertanyaan sebesar 0,224. Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan pembelajaran koopertaif tipe TGT. Data hasil angket menunjukkan bahwa pada umumnya siswa merasa senang pada pembelajaran jaringan tumbuhan dengan menggunakan Team Game Tournament.

Kata kunci : Team Game Tournament , penguasaan konsep, tingkat kepercayaan menjawab pertanyaan, jaringan tumbuhan


(5)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Asumsi ... 7

G. Hipotesis………. ... 7

BAB II MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT), PENGUASAAN KONSEP, TINGKAT KEPERCAYAAN MENJAWAB PERTANYAAN DAN JARINGAN TUMBUHAN A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) .. 8

B. Penguasaan Konsep ... 16

C. Tingkat Kepercayaan Menjawab Pertanyaan ... 18

D. Jaringan Tumbuhan ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 29

B. Desain Penelitian ... 29

C. Metode Penelitian ... 30

D. Definisi Operasional ... 31

E. Instrumen Penelitian ... 33

F. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 34

G. Teknik Pengolahan Data ... 39

H. Prosedur Penelitian ... 46


(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 50

B. Pembahasan ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 82


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1. Poin Untuk Permainan Dengan Empat Pemain ... 14

2.2. Poin Untuk Permainan Dengan Tiga Pemain ... 15

2.3. Poin Untuk Permainan Dengan Dua Pemain ... 15

2.4. Jenis Hasil Belajar, Indikator, dan Cara Pengukuran Menurut Bloom ... 20

3.1. Bagan Desain Penelitian ... 29

3.2. Kode Untuk Nilai Tingkat Kepercayaan ... 34

3.3. Interpretasi Daya Pembeda ... 35

3.4. Interpretasi Indeks Kesukaran ... 36

3.5. Kriteria Validitas ... ... 37

3.6. Interpretasi Reliabilitas ... 38

3.7. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Instrumen ... 38

3.8. Kategorisasi Persentase Pengolahan Angket... 45

4.1. Rekapitulasi Hasil Pretes dan Postes Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 50

4.2. Hasil Uji Normalitas Pretes Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 52

4.3. Hasil Uji T Sampel Bebas Pretes Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 53

4.4. Hasil Uji Normalitas Postes Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 54

4.5. Hasil Uji T Sampel Bebas Pretes Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55

4.6. Rekapitulasi Hasil Pretes dan Postes Tingkat Kepercayaan Menjawab Pertanyaan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56

4.7. Hasil Uji Normalitas Pretes Tingkat Kepercayaan Menjawab Pertanyaan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58

4.8. Hasil Uji T sampel Bebas Pretes Tingkat Kepercayaan Menjawab Pertanyaan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 59

4.9. Hasil Uji Normalitas Postes Tingkat Kepercayaan Menjawab Pertanyaan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 60

4.10. Hasil Uji T sampel Bebas Postes Tingkat Kepercayaan Menjawab Pertanyaan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 61

4.11. Data Hasil Angket Kelas Eksperimen ... 62


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Penempatan Siswa Pada Meja Turnamen Akademik... 12

2.2. Skema Pergeseran Siswa Antar Meja Turnamen ... 13

2.3. Pengelompokkan Jaringan Meristem Berdasarkan Letak ... 22

2.4. Sayatan Melintang Jaringan Epidermis Daun Jagung ... 23

2.5. Sayatan Melintang Jaringan Parenkim ... 24

2.6. Sayatan Melintang Jaringan Kolenkim Sambucus ... 26

2.7. Sayatan Melintang Jaringan Sklerenkim ... 26


(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1. Rerata Nilai Pretes dan Postes Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 51 4.2. Rerata Nilai Pretes dan Postes Tingkat Kepercayaan Menjawab


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

A.PERANGKAT PEMBELAJARAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 84

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 99

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) I ... 114

4. Lembar Kerja Siswa (LKS) II ... 118

5. Soal Turnamen I ... 121

6. Soal Turnamen II ... 125

7. Pembagian Meja Turnamen... 131

8. Lembar Rangkuman Tim ... 132

9. Lembar Skor Game ... 135

B.INSTRUMEN PENELITIAN 1. Soal Penguasaan Konsep ... ... 140

2. Angket Respon Siswa Kelas Eksperimen... 150

3. Angket Respon Siswa Kelas Kontrol... ... 151

C.DATA UJICOBA INSTRUMEN 1. Analisis Ujicoba Instrumen ... ... 153

2. Kesusaian Soal dengan TPK ... 160

D.DATA HASIL PENELITIAN 1. Rekapitulasi Skor Pretest dan Posttest ... 176

E. DOKUMENTASI... 180


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar-mengajar atau proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan mengaplikasikan kurikulum suatu program pendidikan agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial (Nana dan Ahmad, 2007:1). Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pengajaran.

Guru sangat berperan dalam menyiapkan tujuan, bahan ajar, metodologi dan penilaian pembelajaran. Komponen-komponen tersebut akan berpengaruh dalam menentukan model pembelajaran.

Biologi merupakan salah satu mata pelajaran sains yang memiliki cukup banyak konsep, begitupun dengan materi jaringan tumbuhan yang di dalamnya terdapat konsep-konsep yang cukup rumit dan cukup sulit dikuasai siswa. Konsep-konsep tersebut harus dapat dikuasai oleh siswa karena salah satu tujuan dari pembelajaran sains adalah siswa mampu menguasai suatu konsep, aplikasi konsep, mampu mengaitkan satu konsep dengan konsep yang lainnya dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. Hal ini berarti bahwa pembelajaran menekankan bagaimana caranya siswa agar dapat menguasai konsep, bukan hanya sekedar menghapal konsep-konsep tersebut. Berg (Hernawan, 2008) mengungkapkan bahwa pemahaman konsep bagi siswa sangatlah penting karena


(12)

2

konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan memungkinkan manusia untuk berpikir.

Buchori (Withrington, 1982:187) berpendapat bahwa hasil belajar yang merupakan perubahan sungguh-sungguh dalam perilaku dan pribadi seseorang dapat bersifat permanen. Di dalam kenyataannya, memang banyak hal yang telah dipelajari sukar sekali bahkan tidak dapat lagi diproduksikan dari daya ingatan siswa. Withrington (1982:187-190) melaporkan secara singkat beberapa hasil studi yang menunjukkan bahwa hal-hal yang bersifat hapalan (substansial-material) mudah cepat dilupakan dibandingkan hasil proses mental (fungsional-struktural) yang lebih tinggi, atau hasil-hasil pengalaman praktik yang berarti (meaningful). Sedangkan hal-hal yang kurang berarti (nama-nama, fakta) atau less

meaningful mudah cepat dilupakan.

Dengan penguasaan konsep yang matang, bukan saja konsep tersebut dapat dipahami tapi akan terus diingat sehingga menimbulkan kepercayaan dari siswa dalam memecahkan masalah mengenai konsep atau materi yang telah dipelajarinya. Pemahaman konsep tidak hanya dapat diuji dengan suatu tes mengenai konsep tersebut tapi juga bagaimana siswa mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan dengan rasa percaya diri bahwa ia memang menjawab dengan benar, bukan karena suatu kebetulan ketika siswa menjawab benar. Hal tersebut dapat membuktikan bagaimana keberhasilan seorang siswa dalam peroses belajar. Untuk menguasai suatu konsep agar lebih berarti (meaningful) dan memperoleh keyakinan yang tinggi terhadap materi yang


(13)

dipelajarinya, maka dalam proses pembelajaran harus menggunakan model dan metode yang tepat.

Namun fenomena di lapangan selama ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran masih banyak permasalahan. Dari hasil wawancara dengan siswa, dalam proses belajar biologi di kelas XII IPA-4 SMAN 2 Sumedang, terdapat beberapa kelemahan yang mempengaruhi hasil belajar siswa dan berdasarkan hasil diagnosa, maka ditemukan beberapa kelemahan diantaranya: 1) mata pelajaran biologi dianggap sukar untuk dipelajari; 2) siswa kurang tertarik dengan cara guru menyampaikan materi (metode tidak bervariasi); 3) sebagian siswa kurang termotivasi untuk belajar.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti berusaha meminimalisir permasalahan dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang baru bagi siswa. Model pembelajaran berfungsi untuk memberikan situasi pembelajaran yang tersusun rapi untuk memberikan suatu aktivitas kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dapat memacu keaktifan dari siswa dan memacu motivasi belajar siswa adalah model kooperatif tipe Team Game

Tournament (TGT) (Suarjana, 2000:10). Peneliti beranggapan bahwa dengan

meningkatnya keaktifan dan motivasi siswa maka pencapaian hasil belajar pun akan meningkat begitu pula dengan penguasaan konsepnya. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Bodnes (1986) bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran siswa, bila motivasi siswa meningkat maka akan memacu siswa membangun pengetahuan sendiri mengenai konsep-konsep yang dipelajarinya.


(14)

4

TGT merupakan model pembelajaran yang memiliki tahapan-tahapan, antara lain presentasi kelas, diskusi tim, turnamen dan rekognisi tim. Pada saat turnamen siswa dihadapkan pada pertanyaan pertanyaan yang harus langsung dijawab, benar atau salahnya jawaban dari siswa akan langsung mendapatkan penegasan dengan cara pemberian jawaban yang benar dari guru. Dengan adanya tahapan turnamen peneliti memiliki anggapan bahwa kepercayaan diri siswa akan meningkat karena adanya timbal balik berupa jawaban yang benar dari pertanyaan yang dilontarkan kepada siswa.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran TGT Terhadap Penguasaan Konsep dan Tingkat Kepercayaan Siswa SMA Dalam Menjawab Pertanyaan Konsep Jaringan Tumbuhan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran kooperatif

tipe Team Game Tournament (TGT) terhadap penguasaan konsep dan tingkat

kepercayaan siswa SMA kelas XI dalam menjawab pertanyaan konsep jaringan tumbuhan?”

Untuk lebih mengarahkan penelitian yang akan dilakukan, dari rumusan masalah tersebut maka dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut.


(15)

a. Bagaimanakah penguasaan konsep siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi?

b. Bagaimanakah tingkat kepercayaan siswa dalam menjawab pertanyaan konsep jaringan tumbuhan sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi?

c. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap model pembelajaran TGT?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah penelitian ini antara lain:

a. Penguasaan konsep yang diukur meliputi aspek mengingat (C1), memahami (C2) dan mengaplikasikan (C3). Pemilihan aspek ini didasarkan kepada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD) materi jaringan tumbuhan di kelas XI SMA semester I

b. Konsep jaringan tumbuhan yang dipelajari siswa dalam penelitian ini mencakup jaringan meristem tumbuhan dan jaringan non meristem atau jaringan dewasa tumbuhan yang terdiri dari jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan sklerenkim, jaringan kolenkim, jaringan gabus dan jaringan vaskuler.


(16)

6

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) terhadap penguasaan konsep dan tingkat kepercayaan siswa SMA kelas XI dalam menjawab pertanyaan konsep jaringan tumbuhan. Tujuan penelitian di atas dapat dijabarkan dalam tujuan khusus sebagai berikut

a. Untuk memperoleh gambaran tentang penguasaan konsep siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi

b. Untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kepercayaan siswa dalam menjawab pertanyaan konsep jaringan tumbuhan sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi

c. Untuk memperoleh gambaran tentang tanggapan siswa terhadap model pembelajaran TGT

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai salah satu alternatif dalam upaya perbaikan pembelajaran. Manfaat hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan alternatif model pembelajaran dan memberikan sumber informasi mengenai model pembelajaran kooperatif tipe


(17)

Tournament (TGT), agar dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan

penelitian yang sama.

F. Asumsi

1. “Pembelajaran TGT menciptakan sebuah situasi di mana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses” (Johnson dkk., 1981, dan Slavin, 1983)

2. “Interaksi di antara siswa berkaitan dengan tugas-tugas pembelajaran seperti pada saat kerja tim dalam TGT akan terjadi dengan sendirinya untuk mengembangkan pencapaian prestasi siswa” (Damon, 1984 dan Murray, 1982)

3. Turnamen dalam TGT merupakan salah satu cara elaborasi, “Informasi dapat dipertahankan di dalam memori bila siswa terlibat dalam semacam pengaturan kembali kognitif, atau elaborasi dari materi” (Wittock, 1987) 4. “Model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dapat

mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain, proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa dan mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu” (Suarjana, 2000:10)

G. Hipotesis

Model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) berpengaruh terhadap penguasaan konsep dan tingkat kepercayaan siswa dalam menjawab pertanyaan konsep jaringan tumbuhan.


(18)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16-19 November 2012 di SMA Negeri 2 Sumedang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakter penguasaan konsep dan kepercayaan siswa kelas XI SMAN 2 Sumedang dalam menjawab pertanyaan. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakter penguasaan konsep dan kepercayaan siswa kelas XI IPA eksperimen dan XI IPA kontrol di SMAN 2 Sumedang dalam menjawab pertanyaan yang terjaring melalui instrumen penelitian.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan cara memilih secara acak kelas yang terlibat dalam penelitian. Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan yaitu, seluruh populasi dianggap memiliki kemampuan akademis yang sama.

B. Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah “Pretest-posttest control group design” (Campbell and Stanley, 1966).

Tabel 3.1. Bagan desain penelitian

Pretest-posttest control group design


(19)

Keterangan

X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Team Game Tournament (TGT)

T1 : Pretest T2 : Posttest

Desain penelitian ini menggunakan pretest-posttest control group design karena penulis menginginkan adanya pembanding dari kelas eksperimen yang memperoleh perlakuan tertentu sehingga pengaruhya terlihat dengan jelas, pembanding tersebut berupa kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan tertentu dalam artian proses pembelajaran berlangsung secara normal atau seperti biasa dilakukan.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental semu karena tidak dimungkinkan untuk mengontrol semua variabel yang dapat mempengaruhi variabel bebas dan terikat secara ketat. McMillan dan Schumacher (2001 : 590) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel bebasnya dimanipulasi untuk menginvestigasi hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat.

Eksperimen semu adalah jenis komparasi yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan (treatment) pada suatu objek (kelompok eksperimen) serta melihat besar pengaruh perlakuannya, namun dalam proses penelitiannya tidak dapat dilakukan pengacakan siswa (random) dalam rangka penempatan kedalam kelompok eksperimen dan kontrol.


(20)

31

D. Definisi Operasional a. Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep dalam penelitian ini adalah skor nilai penguasaan konsep atau aspek kognitif siswa yang dijaring melalui tes penguasaan konsep mengenai jaringan tumbuhan dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal. b. Tingkat Kepercayaan dalam Menjawab Pertanyaan

Tingkat kepercayaan dalam menjawab pertanyaan dalam penelitian ini adalah skor dari tingkat keyakinan siswa ketika menjawab pertanyaan yang dijaring melalui tes keyakinan. Pada setiap pertanyaan di sisipkan pertanyaan tambahan mengenai yakin atau tidaknya siswa dalam menjawab pertanyaan tersebut. Siswa akan dihadapkan pada 4 option yaitu, 100% yakin saya benar, saya pikir saya benar, saya pikir saya salah dan 100% yakin saya salah. Penelitian mengenai pengukuran tingkat kepercayaan ini pernah dilakukan sebelumnya oleh Ismail dan Yong (2006).

c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model yang mengutamakan siswa untuk saling bekerjasama satu dengan lainnya, dalam memahami dan mengerjakan segala tugas belajar siswa. Sedangkan model pembelajaran kooperatif yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah model pembelajaran koperatif tipe Team Game Tournament, yakni suatu bentuk pembelajaran kooperatif yang terdiri dari 4 tahapan yaitu, presentasi kelas oleh guru, tim, turnamen, dan rekognisi tim. Untuk lebih lengkapnya akan diuraikan


(21)

a. Presentasi kelas

Presentasi dilakukan oleh guru, yaitu dalam bentuk pemberian materi mengenai materi jaringan tumbuhan dengan dibantu media Power Point.

b. Tim

Siswa dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Kelompok terdiri dari siswa-siwa yang heterogen, namun pada penelitian ini lebih difokuskan kepada perbedaan kemampuan akademik. Dalam tahapan ini siswa diberi LKS yang harus didiskusikan dengan teman sekelompoknya.

c. Turnamen

Turnamen berlangsung setelah diskusi kelompok, setiap individu dari masing-masing kelompok dipisahkan untuk melakukan turnamen dengan siswa dari kelompok lain, turnamen tersebut dilaksanakan di meja turnamen yang sebelumnya telah di atur oleh guru.

Pengelompokkan di meja turnamen didasarkan pada kesamaan tingkatan/kemampuan akademik siswa, maksudnya adalah siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi berada dalam meja turnamen yang sama, begitu pula siswa yang memiliki kemampuan akademik sedang akan melangsungkan turnamen dengan siswa yang kemampuan akademiknya sedang.

d. Rekognisi Tim

Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung skor dari keseluruhan putaran turnamen, kemudian memberikan penghargaan kepada tiap-tiap kelompok sesuai dengan perolehan nilainya.


(22)

33

E. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian ini, digunakan instrumen penelitian berupa soal objektif (PG) dan angket.

a. Soal Objektif

Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes tertulis objektif berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan empat pilihan jawaban, yang digunakan untuk menjaring data pretes dan postes. Soal ini digunakan untuk melihat penguasaan konsep siswa terhadap materi jaringan tumbuhan sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Pemberian skor nilai untuk penguasaan konsep yaitu, setiap jawaban benar pada setiap soal akan diberi nilai 1 dan setiap jawaban salah pada setiap soal akan diberi nilai 0 dengan mengabaikan tingkat kepercayaan mereka. Data kemudian di konversi dan di olah.

Pada tiap soal terdapat empat pernyataan yang harus dipilih siswa sesuai dengan keyakinan mereka dalam menjawab soal, hal tersebut dipakai untuk mengukur tingkat kepercayaan siswa dalam menjawab pertanyaan (Ismail dan Yong, 2006), pernyataan tersebut ialah:

1. Saya 100% yakin bahwa jawaban saya benar. 2. Saya pikir saya benar.

3. Saya pikir saya salah.

4. Saya 100% yakin bahwa jawaban saya salah.

Pemberian skor nilai untuk tingkat kepercayaan dalam menjawab soal ditunjukan pada Tabel 3.2.


(23)

Tabel 3.2. Kode Untuk Nilai Tingkat Kepercayaan

BS Nilai Kepercayaan Kode

B B B B B

100% yakin saya benar Saya pikir saya benar Saya pikir saya salah 100% yakin saya salah Tidak ada tanggapan

4 2 -1 -2 0 S S S S S

100% yakin saya benar Saya pikir saya benar Saya pikir saya salah 100% yakin saya salah Tidak ada tanggapan

-2 -1 1 2 0 Keterangan:

BS : Respon pertanyaan B : Jawaban benar S : Jawaban salah

Seluruh skor yang diperoleh dijumlahkan kemudian diolah

(Sumber : Ismail dan Yong, 2006) b. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang telah dilakukan. Angket diberikan kepada siswa setelah proses pembelajaran mengenai jaringan tumbuhan selesai.

F. Analisis Hasil Ujicoba Instrumen Penelitian

Data hasil ujicoba instrumen dianalisis untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tes tersebut dipakai dalam penelitian. Analisis yang dilakukan yaitu analisis daya pembeda, taraf kesukaran, validitas, dan reliabilitasnya.


(24)

35

a. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk dapat membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus menghitung daya pembeda setiap butir soal, sebagai berikut :

(Sumber : Arikunto, 2007: 213)

Keterangan :

DP : Daya pembeda

BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar

JA : Banyak peserta kelompok atas

BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JB : Banyak peserta kelompok bawah

Adapun Kriteria koefisien daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3. Interpretasi Daya Pembeda

Klasifikasi Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

0.00 ≤ D < 0.20 Jelek

0.20 ≤ D < 0.40 Cukup

0.40 ≤ D < 0.70 Baik

0.70 ≤ D < 1.00 Baik Sekali

(Sumber : Arikunto, 2007: 218) Dari hasil analisis daya pembeda ujicoba instrumen, dari 20 soal yang diujicobakan sebesar 10% dengan kategori baik sekali, 15% dengan kategori baik


(25)

b. Analisis Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu susah. Taraf kesukaran suatu butir soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal (Arikunto, 2007: 209). Untuk menghitung taraf kesukaran dipergunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS : Jumlah siswa yang mengikuti tes

(Sumber : Arikunto, 2007: 208).

Sukar dan mudahnya suatu soal akan ditunjukkan dengan besarnya indeks kesukaran antara 0.00 hingga 1.00. Adapun indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.4. Interpretasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Kriteria Soal

0.00 – 0.30 Sukar

0.30 – 0.70 Sedang

0.70 – 1.00 Mudah


(26)

37

Dari hasil analisis taraf kesukaran ujicoba instrumen, dari 20 soal yang diujicobakan sebesar 35% berkategori mudah, 60% berkategori sedang dan 5% berkategori sukar.

c. Analisis Validitas

Validitas tes adalah tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2007:65). Nilai validitas dapat diukur dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Teknik ini digunakan untuk mengetahui kesejajaran sebuah tes. Rumus korelasi product moment sebagai berikut:

(Sumber : Arikunto, 2007: 72)

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N : Jumlah siswa

X : Skor tiap butir soal untuk setiap siswa uji coba Y : Skor total tiap siswa ujicoba

Tabel 3.5. Kriteria Validitas

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0.800 – 1.00 Sangat tinggi

0.600 – 0.800 Tinggi

0.400 – 0.600 Cukup

0.200 – 0.400 Rendah


(27)

Dari hasil analisis validitas ujicoba instrumen, dari 20 soal yang diujicobakan sebesar 50% berkategori cukup dan 50 % berkategori rendah.

d. Analisis Reliabilitas

Reliabilitas menurut Arikunto (2007:86) adalah ketetapan hasil tes apabila diuji kepada subjek atau orang dan soal yang sama namun waktu yang berbeda. Nilai reliabilitas ditentukan dengan menggunakan rumus K-R. 20, perumusannya sebagai berikut.

(Sumber : Arikunto, 2007: 102)

Tabel 3.6. Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0.80 - 1.00 Sangat Tinggi

0.60 - 0.79 Tinggi

0.40 - 0.59 Cukup

0.20 - 0.39 Rendah

0.00 - 0.19 Sangat Rendah

(Sumber : Arikunto, 2007: 112) Nilai reliabilitas yang diperoleh dari hasil ujicoba instrumen adalah 0,68 dengan kategori tinggi. Rekapitulasi hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.7

Tabel 3.7. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Instrumen

No Soal

Daya Pembeda Reliabilitas Taraf Kesukaran Validitas

Ket Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

1 0,25 Cukup

0,68 Tinggi

0,896 Mudah 0,382 Cukup Dipakai

2 0,25 Cukup 0,793 Mudah 0,467 Cukup Dipakai

3 0,75 Baik

sekali


(28)

39

Tabel 3.7. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Instrumen

No Soal

Daya Pembeda Reliabilitas Taraf Kesukaran Validitas

Ket

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori 4 0,625 Baik

0,68 Tinggi

0,413 Sedang 0,563 Cukup Dipakai

5 0,25 Cukup 0,517 Sedang 0,365 Rendah Dipakai

6 0,375 Cukup 0,620 Sedang 0,227 Rendah Dipakai

7 0,25 Cukup 0,758 Mudah 0,226 Rendah Dipakai

8 0,25 Cukup 0,379 Sedang 0,246 Rendah Dipakai

9 0,50 Baik 0,482 Sedang 0,399 Rendah Dipakai

10 0,375 Cukup 0,551 Sedang 0,289 Rendah Dipakai

11 0,25 Cukup 0,137 Sukar 0,342 Rendah Dipakai

12 0,375 Cukup 0,482 Sedang 0,469 Cukup Dipakai

13 0,375 Cukup 0,758 Mudah 0,430 Cukup Dipakai

14 0,25 Cukup 0,689 Sedang 0,488 Cukup Dipakai

15 0,25 Cukup 0,896 Mudah 0,454 Cukup Dipakai

16 0,875 Baik sekali

0,344 Sedang 0,562 Cukup Dipakai

17 0,375 Cukup 0,379 Sedang 0,336 Rendah Dipakai

18 0,25 Cukup 0,551 Sedang 0,355 Rendah Dipakai

19 0,375 Cukup 0,793 Mudah 0,467 Cukup Dipakai

20 0,50 Baik 0,724 Mudah 0,279 Rendah Dipakai

Untuk mengetahui kesesuaian antara tujuan pembelajaran khusus (TPK) dengan soal yang dipakai dalam penelitian dapat dilihat pada lampiran C1.

G. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan berjumlah 10 data, yaitu :


(29)

4. Skor postes tingkat kepercayaan menjawab pertanyaan kelas eksperimen 5. Skor pretes tingkat penguasaan konsep kelas kontrol

6. Skor postes tingkat penguasaan konsep kelas kontrol

7. Skor pretes tingkat kepercayaan menjawab pertanyaan kelas kontrol 8. Skor postes tingkat kepercayaan menjawab pertanyaan kelas kontrol

9. Data hasil angket siswa mengenai respon model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada kelas eksperimen

10. Data hasil angket siswa mengenai respon model pembelajaran konvensional (diskusi) pada kelas kontrol

Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data tes awal dan tes akhir dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes awal bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dan tingkat kepercayaan dalam menjawab pertanyaan sebelum diberikan perlakuan, sedangkan tes akhir bertujuan mengetahui pengetahuan akhir dan tingkat kepercayaan dalam menjawab pertanyaan setelah diberikan perlakuan. Langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis data pretest dan postest adalah sebagai berikut :

1. Data tes penguasaan konsep dan tingkat kepercayaan dalam menjawab pertanyaan

a. Menghitung hasil pretest dan postest penguasaan konsep.

Penskoran penguasaan konsep merupakan penskoran pilihan ganda yang kemudian dikonversi menjadi bentuk nilai. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:


(30)

41

Keterangan :

N : Nilai

S : Skor yang diperoleh dari jumlah jawaban benar S max : Skor maksimum

b. Menghitung hasil pretest dan postest tingkat kepercayaan menjawab pertanyaan.

Menghitung perolehan nilai tiap nomor soal berdasarkan kode yang tercantum pada Tabel 3.2 untuk tingkat kepercayaan menjawab pertanyaan. Penghitungan ini sesuai penelitian yang pernah dilakukan oleh Mohd Zamri Haji Ismail dan Bob Chui-Seng Yong pada tahun 2006. Setelah skor nilai yang diperoleh masing-masing siswa dihitung kemudian dijumlahkan.

2. Analisis uji statistik

Uji statistik dilakukan pada masing-masing pengukuran data, yaitu penguasaan konsep dan tingkat kepercayaan siswa dalam menjawab pertanyaan. Data pretest dan postest dari kelas kontrol dan eksperimen diuji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melakukan uji prasyarat

Melakukan uji statistik untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap penguasaan konsep dan tingkat kepercayaan dalam menjawab pertanyaan dan untuk menguji ada tidaknya perbedaan penguasaan konsep dan tingkat kepercayaan dalam menjawab pertanyaan antara kelompok


(31)

dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Dalam melakukan uji prasyarat ini penulis menggunakan bantuan software SPSS versi 20.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pasangan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya adalah :

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

Uji normalitas dilakukan dengan 1-Samples Kolmogorov Smirnov – SPSS 20 Dasar pengambilan keputusan data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dapat ditentukan dengan cara melihat angka probabilitas , dengan aturan :

a) Probabilitas Signifikasi > 0,05 , maka H0 diterima. Berarti berdistribusi normal

b) Probabilitas Signifikasi < 0,05 , maka H0 ditolak. Berarti tidak berdistribusi normal

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki varians homogen atau tidak. Pasangan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya adalah :

H0 : variansi pada tiap kelompok sama (homogen)

H1 : variansi pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen)


(32)

43

Dasar pengambilan keputusan data bervariansi homogen atau tidak dapat ditentukan dengan cara melihat angka probabilitas , dengan aturan :

a) Probabilitas Signifikasi > 0,05 , maka H0 diterima.

Berarti tidak terdapat perbedaan variansi pada tiap kelompok (homogen) b) Probabilitas Signifikasi < 0,05 , maka H0 ditolak.

Berarti terdapat perbedaan variansi pada tiap kelompok (tidak homogen) b. Melakukan uji hipotesis

1) Uji Perbandingan Parametrik

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, ternyata diperoleh data yang homogen dan berdistribusi normal, maka pada penelitian ini pengolahan data dilanjutkan dengan menggunakan uji statistik parametrik.

Uji perbandingan dua rata-rata bertujuan untuk membandingkan dua perlakuan sehingga dapat diketahui perlakuan yang lebih baik diantara keduanya dengan menggunakan uji t. Uji t dilakukan apabila data yang diperoleh homogen dan berdistribusi normal serta sampel berjumlah ≤ 30 (Boediono dan Koster, 2004:451).

Untuk mengetahui perbedaan antara penguasaan konsep jaringan tumbuhan pada siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran diskusi, data yang diolah adalah skor pretes penguasaan konsep kelas eksperimen dan skor postes penguasaan konsep kelas kontrol. Kedua data tersebut diolah dengan menggunakan uji t sampel bebas – SPSS 20.


(33)

Untuk mengetahui perbedaan antara tingkat kepercayaan dalam menjawab pertanyaan jaringan tumbuhan pada siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran diskusi, data yang diolah adalah skor total pretes tingkat kepercayaan menjawab pertanyaan kelas kontrol dan skor total postes tingkat kepercayaan menjawab pertanyaan kelas kontrol. Kedua data tersebut diolah dengan menggunakan uji t sampel bebas – SPSS 20.

Pasangan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya adalah :

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

Dasar pengambilan keputusan data kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan atau tidak, dapat ditentukan dengan melihat angka probabilitas , dengan aturan :

a) Jika probabilitas Signifikansi > 0,05 , maka H0 diterima.

Berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok b) Jika probabilitas Signifikansi < 0,05 , maka H0 ditolak.

Berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok

Berdasarkan uji statistik tersebut, pengambilan keputusan untuk uji hipotesis pun ditentukan, bila terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas ekperimen dengan kelas kontrol menandakan model pembelajaran TGT berpengaruh terhadap penguasaan konsep dan tingkat kepercayaan siswa dalam


(34)

45

menjawab pertanyaan. Sebaliknya, apabila tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas ekperimen dengan kelas kontrol menandakan model pembelajaran TGT tidak memiliki pengaruh terhadap penguasaan konsep dan tingkat kepercayaan siswa dalam menjawab pertanyaan.

3. Pengolahan Angket

Untuk pengolahan data melalui angket, digunakan rumus sebagai berikut (Sudjana, 2008:131) :

Keterangan :

P = Persentase setiap jawaban

F = Frekuensi atau jumlah siswa pada item tersebut N = Jumlah keseluruhan siswa

Selanjutnya data hasil pengolahan angket diinterpretasikan dengan menggunakan persentase berdasarkan Koentjoroningrat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Kategorisasi Persentase Pengolahan Angket

Persentase Kategori

0% Tidak ada

1%-25% Sebagian kecil

26%-49% Hampir setengahnya

50 % Setengahnya

51%-75% Sebagaian besar

76%-99% Pada umumnya


(35)

H. Prosedur Penelitian a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan survey pendahuluan, studi literatur, pembuatan dan pengajuan proposal penelitian dan penentuan populasi penelitian.

b. Pra Penelitian

Pada tahap ini dilakukan persiapan instrumen dan pengujian instrumen, pengeluaran surat izin dan survey terhadap tempat penelitian.

c. Tahap Pelaksanaan

a) Menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian

b) Pemberian pretest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu berupa soal dalam bentuk pilihan ganda untuk menguji penguasaan konsep yang disisipi dengan pertanyaan untuk menguji tingkat kepercayaan. Soal yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.

c) Melakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) pada kelas eksperimen dan melakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional (diskusi) pada kelas kontrol

d) Pemberian postest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu berupa soal dalam bentuk pilihan ganda yang disisipi dengan pertanyaan untuk menguji tingkat kepercayaan. Soal yang diberikan


(36)

47

kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama dan merupakan soal yang sama seperti soal yang diberikan ketika pretest.

e) Memberikan angket untuk menjaring respon siswa terhadap pembelajaran TGT


(37)

I. Alur Penelitian

Pelaksanaan penelitian

Pengumpulan data

Pengolahan dan analisis data

Pembahasan dan kesimpulan

Penyusunan laporan Pembuatan RPP dan penyusunan

Pembuatan instrumen penelitian

Judgement instrumen

Uji coba instrumen

Revisi instrumen

Perizinan penelitian

Perizinan penelitian ke

Penentuan sampel penelitian Studi kepustakaan

Merumuskan Masalah

Penyusunan proposal penelitian

Seminar proposal


(38)

77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mengandung unsur model pembelajaran kompetisi karena terdapat turnamen akademik di setiap akhir pembelajaran. Tetapi kompetisi yang terdapat dalam TGT tidak merugikan siswa, karena setiap siswa secara bersama-sama berusaha mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya dari pelaksanaan turnamen akademik.

Pada penelitian ini model pembelajaran kooperatif tipe Team Game

Tournament tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan konsep dan

tingkat kepercayaan siswa dalam menjawab pertanyaan, hal tersebut di dapat dari hasil uji hipotesis yaitu uji t dengan menggunakan software SPSS versi 20, tidak adanya perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol menandakan keduanya memiliki pengaruh yang sama terhadap penguasaan konsep dan tingkat kepercayaan siswa.

Jangka waktu diskusi dan kesukaan siswa terhadap mata pelajaran biologi merupakan faktor penyebab tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan antara penguasaan konsep dan tingkat kepercayaan siswa dalam menjawab pertanyaan pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Jangka waktu diskusi kelompok pada tahapan model pembelajaran TGT di kelas eksperimen lebih sedikit


(39)

dalam penelitian ini, sehingga tidak dapat menggambarkan keberhasilan TGT secara menyeluruh.

B. Saran

Model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran yang membutuhkan persiapan yang begitu matang, dimulai dari persiapan alat evaluasi, perlengkapan turnamen, dan pengalokasian waktu yang harus diatur sedemikian rupa sehingga model pembelajaran TGT dapat diterapkan sesuai rencana. Selain itu, agar penelitian berjalan dengan baik, observer harus diberikan pengarahan yang matang untuk menghindari kemungkinan kesalahan ketika pelaksanaan penelitian.

Dalam penelitian ini aspek yang diukur adalah penguasaan konsep dan tingkat kepercayaan siswa dalam menjawab pertanyaan, akan lebih baik apabila diteliti juga mengenai korelasi antara penguasaan konsep dan tingkat kepercayaannya sehingaa terlihat hubungan yang jelas antara kedua aspek tersebut.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad dan Nana (2007). Pengantar Pendidikan. Bandung: Jemmars Arikunto (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Aziz, S. (2011). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning

Tipe Team Games Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi. Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi FPEB UPI

: Tidak Diterbitkan

Baharudin dan Wahyuni, E. N. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: AR-Ruz Media.

Buchori, M. (1982). Educational Psychology (Psikologi Pendidikan). Bandung: Jemmars

Campbell, N.A., et al. (2004). Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga Dahar. R.W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Isjoni. (2007). Cooperative Learning (Efektifitas Pembelajaran Kelompok). Bandung: Alfabeta

Koentjaraningrat, (1987). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Martha, at al. (2011). Analisis Variabel Antecedents Bagi Keyakinan Diri

(Selfefficacy) Yang Berpengaruh Pada Motivasi Pra Pelatihan (Studi Guru Di Sma Negeri Se-Kota Semarang). Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi

FPEB UPI: Tidak Diterbitkan

Purnomo, D. (2011). Metode Pembelajaran Team Games Tournament (TGT). [Online]. Tersedia:http://dony.blog.uns.ac.id/metode-pembelajaran-team-games-tournament-tgt [24 Maret 2012]

Purwanto, N. (2008). Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(41)

80

Tersedia:http://www.tuanguru.net/2012/03/pembelajaran-team-games-tournament-tgt.html [24 Maret 2012].

Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi

Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.

Jakarta: Prenada Media.

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang (UM PRESS).

Setjo, S. at al. (2003). Anatomi Tumbuhan. Malang: Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik).

Bandung: Nusa Media.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Soehendro, B. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah, Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: DepDiknas.

Suarjana. (2000). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Alfabeta Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. dan Rivai, A. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Syamsuddin, Abin. (2007). Psikologi Kependidikan : Perangkat Sistem


(42)

Withrington, H.C. (1982). Psychology Educational Part 2. Boston : Ginn and Company


(1)

48

I. Alur Penelitian

Pelaksanaan penelitian

Pengumpulan data

Pengolahan dan analisis data

Pembahasan dan kesimpulan

Penyusunan laporan Pembuatan RPP dan penyusunan

Pembuatan instrumen penelitian

Judgement instrumen

Uji coba instrumen

Revisi instrumen

Perizinan penelitian

Perizinan penelitian ke

Penentuan sampel penelitian Studi kepustakaan

Merumuskan Masalah

Penyusunan proposal penelitian

Seminar proposal


(2)

77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mengandung unsur model pembelajaran kompetisi karena terdapat turnamen akademik di setiap akhir pembelajaran. Tetapi kompetisi yang terdapat dalam TGT tidak merugikan siswa, karena setiap siswa secara bersama-sama berusaha mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya dari pelaksanaan turnamen akademik.

Pada penelitian ini model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan konsep dan tingkat kepercayaan siswa dalam menjawab pertanyaan, hal tersebut di dapat dari hasil uji hipotesis yaitu uji t dengan menggunakan software SPSS versi 20, tidak adanya perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol menandakan keduanya memiliki pengaruh yang sama terhadap penguasaan konsep dan tingkat kepercayaan siswa.

Jangka waktu diskusi dan kesukaan siswa terhadap mata pelajaran biologi merupakan faktor penyebab tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan antara penguasaan konsep dan tingkat kepercayaan siswa dalam menjawab pertanyaan pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Jangka waktu diskusi kelompok pada tahapan model pembelajaran TGT di kelas eksperimen lebih sedikit alokasinya dibandingkan dengan jangka waktu diskusi kelompok di kelas kontrol.


(3)

78

dalam penelitian ini, sehingga tidak dapat menggambarkan keberhasilan TGT secara menyeluruh.

B. Saran

Model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran yang membutuhkan persiapan yang begitu matang, dimulai dari persiapan alat evaluasi, perlengkapan turnamen, dan pengalokasian waktu yang harus diatur sedemikian rupa sehingga model pembelajaran TGT dapat diterapkan sesuai rencana. Selain itu, agar penelitian berjalan dengan baik, observer harus diberikan pengarahan yang matang untuk menghindari kemungkinan kesalahan ketika pelaksanaan penelitian.

Dalam penelitian ini aspek yang diukur adalah penguasaan konsep dan tingkat kepercayaan siswa dalam menjawab pertanyaan, akan lebih baik apabila diteliti juga mengenai korelasi antara penguasaan konsep dan tingkat kepercayaannya sehingaa terlihat hubungan yang jelas antara kedua aspek tersebut.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad dan Nana (2007). Pengantar Pendidikan. Bandung: Jemmars Arikunto (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Aziz, S. (2011). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Team Games Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi. Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi FPEB UPI : Tidak Diterbitkan

Baharudin dan Wahyuni, E. N. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: AR-Ruz Media.

Buchori, M. (1982). Educational Psychology (Psikologi Pendidikan). Bandung: Jemmars

Campbell, N.A., et al. (2004). Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga Dahar. R.W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Isjoni. (2007). Cooperative Learning (Efektifitas Pembelajaran Kelompok). Bandung: Alfabeta

Koentjaraningrat, (1987). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Martha, at al. (2011). Analisis Variabel Antecedents Bagi Keyakinan Diri (Selfefficacy) Yang Berpengaruh Pada Motivasi Pra Pelatihan (Studi Guru Di Sma Negeri Se-Kota Semarang). Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi FPEB UPI: Tidak Diterbitkan

Purnomo, D. (2011). Metode Pembelajaran Team Games Tournament (TGT). [Online]. Tersedia:http://dony.blog.uns.ac.id/metode-pembelajaran-team-games-tournament-tgt [24 Maret 2012]

Purwanto, N. (2008). Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(5)

80

Rahmat. (2011). Metode Pembelajaran Team Game Tournament (TGT). [Online]. Tersedia:http://www.tuanguru.net/2012/03/pembelajaran-team-games-tournament-tgt.html [24 Maret 2012].

Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Prenada Media.

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang (UM PRESS).

Setjo, S. at al. (2003). Anatomi Tumbuhan. Malang: Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik).

Bandung: Nusa Media.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Soehendro, B. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah, Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: DepDiknas.

Suarjana. (2000). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Alfabeta Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. dan Rivai, A. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Syamsuddin, Abin. (2007). Psikologi Kependidikan : Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


(6)

Withrington, H.C. (1982). Psychology Educational Part 2. Boston : Ginn and Company