PERBANDINGAN PARTISIPASI SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DENGAN INDIRECT INSTRUCTION DALAM PEMBELAJARAN SENAM.

(1)

PERBANDINGAN PARTISIPASI SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DENGAN

INDIRECT INSTRUCTION DALAM PEMBELAJARAN SENAM

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sajana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

FIFIT NURLIYANTI 0901501

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

FIFIT NURLIYANTI, 2014

2014

Perbandingan Partisipasi

SiswaAntaraModel Pembelajaran

DirectInstruction

Dengan

IndirectInstr

uction

DalamPembelajaran Senam

Oleh Fifit Nurliyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Fifit Nurliyanti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

FIFIT NURLIYANTI

PERBANDINGAN PARTISIPASI SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DENGAN

INDIRECT INSTRUCTION DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd NIP. 196509091991021001

Pembimbing II

Helmy Firmansyah, M.Pd NIP. 197912282005011002

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001


(4)

FIFIT NURLIYANTI, 2014

ABSTRAK

FifitNurliyanti“Perbandingan Partisipasi Siswa Antara Model Pembelajaran Direct InstructiondenganIndirect Instruction Dalam Pembelajaran Senam.” Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK UPI. Pembimbing I: Dr. BambangAbduljabar. M.Pd dan Pembimbing II: HelmyFirmansyah, M.Pd.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

perbandinganpartisipasipesertadidikantara model pengajaranlangsungdengan model pengajarantidaklangsungmelaluiaktivitassenam. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Desain penelitian pretest-posttes control grup desain. Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 3 TerisiIndramayukelas VII dengan sampel 60 orang dengan menggunakan

RandomSampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar skala

partisipasibelajar dan dokumentasiberupagambar. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatifdeskriptif. Penelitian ini memakai analisis statistik yaitu analisis uji t (uji hipotesis). Dari hasil pengujian dananalisis data diperoleht hitung 5.00 lebihbesardengandibandingkan t table yaitu 2.00. Ho ditolakkarena t-hitung 5.00 > 2.00. Yang berartiterdapatperbedaanpengaruh yang

signifikan model pengajaranlangsungdengan model

pengajarantidaklangsungterhadappartisipasibelajargeraksiswamelaluiaktivitaspem belajaransenam.

Kata Kunci : ModelPembelajaran Langsung, Model PembelajaranTidakLangsung, Partisipasi, AktivitasSenam.


(5)

ABSTRACT

FifitNurliyanti “Comparison of Students Participation between Direct Instruction andIndirect Instruction Learning Model in Gymnastic Lesson.” PJKR Study Program Faculty of Sports and Health Science Education UPI. Supervisor I: Dr. BambangAbduljabar. M.Pd dan Supervisor II: HelmyFirmansyah, M.Pd.

The objective of this research is to know the comparison of student’s participation

between direct instruction and indirect instruction learning model through gymnastic lesson. The method that was used in this research is experiment method. Research design that was applied in this research was pretest-posttes control group desain. Population and sample in this research was students of Junior High School 3 TerisiIndramayu VII Grades with the sample are 60 students by using Random Sampling. The instrument that was used is rating scale of learning participation and picture as documentation. Data analysis was taken by quantitative descriptive data analysis. Statistical analysis that was used in this research was t test (hypothesis test). Data analysis results shows that t computation 5.00 is greater than t table 2.00. Because t computation 5.00 > 2.00. Ho is rejected because of t computation > t table. It means that there is a

significant differences of student’s participation between direct instruction and

indirect instruction learning model through gymnastic lesson.

Key Words: Direct Instruction Learning Model, Indirect Instruction Learning Model, Participation, Gymnastic activity.


(6)

FIFIT NURLIYANTI, 2014

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR/BAGAN ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. IdentifikasiVariabel ... 10

C. RumusanMasalah ... 10

D. BatasanMasalah ... 12

E. TujuanPenelitian ... 13

F. ManfaatPenelitian ... 13

G. AnggapanDasar ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. KajianPustaka ... 15

1. Pengertian BelajardanPembelajaran ... 15

2. HakikatPendidikanJasmani ... 17

3. Partisipasi ... 18

a. TipologiPartisipasi ... 20

b. Faktor yang MempengaruhiPartisipasi ... 21

4. HakikatSenam ... 22


(7)

b. JenisSenam ... 24

5. Model Pengajaran ... 25

a. Model Pengajaranlangsung (Direct Instruction) ... 26

b. Model PengajaranTidakLangsung ... 27

6. Inquiry Learning ... 29

7. Prinsip-PrinsipAktivitasBelajar ... 30

8. MotivasiBelajar ... 33

a. FungsiMotivasiBelajar ... 37

b. Macam-MacamMotivasi ... 38

B. KerangkaPemikiran ... 40

C. HipotesisPenelitian ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 43

B. PopulasidanSampel ... 44

1. Populasi ... 44

2. Sampel ... 44

C. Desain PenelitiandanLangkahPenelitian ... 46

1. Desain penelitian ... 46

2. LalngkahPenelitian ... 47

D. DefinisiOperasional ... 49

E. InstrumenPenelitian ... 50

1. Skala ... 50

2. Observasi ... 52

F. Teknik Pengumpulan Data ... 53

G. TekhnikAnalisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasilPengolahandanAnalisis Data ... 58


(8)

FIFIT NURLIYANTI, 2014

1. Deskripsi Data ... 58 2. Analisis Data ... 59 B. Pembahasan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 67 B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1Kisi-KisiPartisipasiPesertaDidikdalamPembelajaranPenjas ... 51

4.1Hasil Perhitungan Rata-Rata Tes ... 58

4.2UjiNormalitasKelompokPenelitian ... 59

4.3Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 60

4.4UjiSatuPihak ... 60

4.5UjiKesamaan Rata-Rata Model PengajaranLangsung ... 61

4.6UjiKesamaan Rata-Rata Model PengajaranTidakLangsung ... 62

4.7UjiSatuPihak ... 62

DAFTAR GAMBAR /BAGAN Gambar 3.1 TeknikSimple Random Sampling ... 45

3.2 Pretest-Posttest Control Group Design ... 46

Bagan 3.1 Langkah-langkahpenelitiaan ... 48


(10)

FIFIT NURLIYANTI, 2014

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

A. Lampiran 1 ... 72

B. Lampiran 2 ... 80

C. Lampiran 3 ... 89

D. Lampiran 4 ... 104

E. Lampiran 5 ... 110


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sangat dibutuhkan oleh manusia dalam upaya menigkatkan kualitas hidup manusi itu sendiri. Penndidikan mengantarkan manusia dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan berbagai aspek yang ada di dalam dirinya. Hampir semua potensi yang melekat pada diri manusia dapat dikembangkan melalui pendidikan. Karena itu, manusia dan pendidikan tidak akan terlepas satu sama lain.

Manusia dalam kehidupan sehari-hari takkan pernah lepas dari proses pendidikan. Pendidikan berlangsung seumur hidup untuk selalu meningkatkan berbagai aspek yang dimiliki oleh manusia. Pengembangan itu hampir pada semua aspek, termasuk aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotor, aspek sosial bahkan aspek spiritual yang dibutuhkan dalam kehidupan.

Pada kehidupannya manusia selalu melakukan proses belajar di dalamnya, baik secara disadari ataupun tidak. Belajar merupakan proses untuk mencapai suatu kemampuan yang lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan. Setiap manusia belajar untuk melakukan perubahan dalam hidupnya, bukan hanya dalam aspek-aspek tertentu saja tetapi berbagai aspek kehidupannya. Belajar adalah cara manusia mengembangkan kapabilitasnya. Belajar terkait dengan internalisasi makna sikap dan perilaku yang melekat pada diri manusia.

Seperti yang dijelaskan oleh Morgan et al.(1986) (dalam Baharuddindan Esa Nur Wahyuni, 2008:14), menyatakan bahwa „belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman‟. Dalam kehidupan manusia takkan pernah lepas dari proses belajar, dengan belajar manusia dapat meningkatkan taraf hidupnya. Sehingga dapat melaksanakan kehidupan secara efektif dan efisien. Dalam kaitan dengan unsur jasmani, hidup yang efektif dan efisien dapat ditunjang dengan pendidikan jasmani. Karena


(12)

pendidikan jasmani memanfaatkan jasmani untuk mempengaruhi aspek-aspek lainnya.

Pendidikan jasmani itu pada dasarnya merupakan salah satu bagian yang penting dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani bertujuan bukan hanya untuk meningkatkan aspek psikomotor saja, tetapi terkait dengan aspek-aspek lainnya, termasuk pengembangan kognitif, efektif, emosional dan sosial siswa turut dikembengkan dalam pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk menghasilkan perubahan kualitas individu dalam berbagai aspek diantaranya yaitu aspek psikomotor, afektif, kognitif, aspek efektif dan aspek sosial melalui daya kesadarannya sebagai personaliti manusia. Sebagai jati diri manusia jasmani bisa terkait dengan dimensi kognisi, afeksi, dan sosial, pendidikan jasmani sering pula disebut pendidikan menyeluruh.

Seperti dijeleaskan oleh Harold M.Barrow (dalamBambang Abduljabar, 2009:6), yang menyatakan bahwa :

Pendidikan jasmani dapat disefinisikan sebagai “pendidikan tentang dan melalui gerak insani, ketika tujuan kependidikan dicapai melalui media aktivitas otot-otot, termasuk: olahraga (sport), permainan, senam, dan latihan (exercise). Hasil yang ingin dicapai…individu yang terdidik secara fisik. Nilai ini menjadi salah satu bagian nilai individu yang terdidik, dan bermakna hanya ketika berhubungan dengan sisi kehidupan individu.”

Pendidikan jasmani mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia selamanya. Karena dengan proses pembelajaran pendidikan jasmani dapat meningkatkan aspek psikomotor yang berguna untuk meningkatakan kualitas gerak yang tidak hanya berguna untuk prestasi semata melainkan berguna untuk kehidupan sehari-hari, baik untuk meningkatkan keterampilan kecabangan olahraga ataupun untuk meningkatkan kualitas gerak agar manusia dapat melakukan gerak secara efektif dan efisien. Agus Mahendra (2009:21) mengemukakan pendapat bahwa :


(13)

Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, penjas bikan hanya dekorasi atau ornemen yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Tetapi penjas adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya.

Selain pendidikan jasmani berguna untuk meningkatkan aspek kognitif atau pengetahuan, aspek afektif, serta aspek sosial dimana manusia selalu berinteraksi dengan manusia lainnya. Karena kodrat menusia selain sebagai mahluk individu, manusia sebagai mahluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya.

Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktifitas jasmani, bermain serta berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana karena pendidikan jasmani merupakan salah satu bagian dari sistem pendidikan secara utuh.

Pendidikan jasmani bertujuan untuk meningkatkan berbagai aspek pada manusia, bukan hanya aspek psikomotor saja. Pendidikan jasmani harus mempengaruhi peserta didik untuk bergerak, berfikir, berkomunikasi sehingga bisa menimbulkan proses sosial seperti terbentuknya kerjasama, berbagi tugas antar peserta didik, serta berfikir untuk selalu berubah dalam memahami suatu proses pembelajaran sehingga memungkinkan peserta didik untuk selalu mengembangkan berbagai aspek dalam diri peserta didik. Pendidikan jasmani bersifat menyeluruh, karena pendidikan jasamani bertujuan untuk mencipatakan manusia secara utuh, bukan menciptakan manusia yang hanya pintar melakukan tugas gerak dalam kehidupan. Oleh karena itu pendidikan jasmani diberikan pada lingkungan sekolah.


(14)

Pendidikan jasmani di lingkungan sekolah dilaksanakan di lingkungan sekolah sesuai dengan tempat dan waktu yang sudah disesuaikan untuk melakukan proses pembelajaran penjas. Pendidikan jasmani dilakukan melalui aktivitas fisik seperti olahraga dengan berbagai materi yang diberikan.

Materi yang diberikan bertujuan agar peserta didik selalu mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didik. Materi yang diajarkan diantaranya adalah bola voli, bola basket, sepak bola, senam sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Salah satu materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah adalah senam.

Senam merupakan modal yang sangat peting untuk menunjang tugas gerak selanjutnya. Didalam senam terdapat beberapa unsur yang sangat menunjang kemampuan gerak selanjutnya. Diantaranya adalah kekuatan dan daya tahan otot yang berguna untuk kehidupan sehari-hari ataupun guna modal untuk cabang olahraga lainnya. Menurut Mahendra (2009:7) senam adalah:

Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk memdapak penekanan di dalam program pendidikan jasmani, terutama karena tuntutan fisik yang dipersyaratkannya, seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Di samping itu, senam juga menyumbang besar pada perkembangan gerak dasar fundamental yang penting bagi aktifitas fisisk cabang olahraga lain, trutama dalam hal bagaimana mengatur tubuh secara efektif dan efisien

Senam yang diajarkan dalam lingkungan sekolah merupakan suatu proses yang dapat meningkatkan berbagai aspek dalam diri peserta didik. Keberhasilan suatu proses pembelajaran penjas malalui pembelajaran senam dipengaruhi oleh berbagai aspek diantaranya adalah penerapan model pengajaran.

Model pengajaran yang digunakan sangat mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan disekolah. Pembelajaran panjas disekolah guru sering sekali menggunakan model pembelajaran langsung. Model pengajaran


(15)

langsung adalah model pengajaran yang menekankan pada guru sebagai pengatur dalam proses pembelajaran serta dalam proses pembelajaran semua berpusat pada guru sedangkan siswa hanya mengikuti tugas gerak yang ditugaskan kepadanya.

Menurut Roy Killen (1998:2) (dalamTite Juliantine et al. 2001:6) bahwa model pengajaran langsung adalah,

Direct instruction merujuk pada teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepeda murid secara langsun, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas. Pendekatan dalam model pembelajran ini berpusat pada guru dimana guru menyampaikan isi akademik dalam format yang sangat terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa, dan mempertahankan fokus pencapaian akademik.

Dalam model pengajaran langsung proses pembelajaran berpusat pada guru. Peserta didik mengikuti semua rencana pengajaran serta tugas gerak yang diberikan oleh guru. Ini menjadikan peserta didik selalu menunggu tugas gerak yang diinstruksikan oleh guru. Peserta didik kurang menggunakan imajinasinya untuk melaksakan tugas gerak yang diberikan. Dikarenakan proses pembelajaran yang berpusat pada guru.

Guru menggunakan model pengajaran langsung beranggapan bahwa keberhasilan dari suatu proses pengajaran penjas adalah siswa dapat melakukan tugas gerak yang diberikan oleh guru. Merupakan keberhasilan dari suatu proses pengajaran penjas disekolah. Keberhasilan penjas disekolah bukan saja dilihat dari kemampuan peserta didik melakukan suatu tugas gerak yang diberikan, tetapi proses dari suatu proses pembelajaran yang ditampilkan dari peserta didik pada proses pengajaran. Model pengajaran yang dapat menjadi solusi permasalahan yang terjadi dilingkungan sekolah adalah model pengajaran tidak langsung.

Model pengajaran tidak langsung merupakan model pengajaran yang berbeda dengan model pengajaran langsung (Direct instruction). Dalam model pengajaran tidak langsung guru bersifat sebagai fasilitator, proses pengajaran


(16)

berpusat pada peserta didik. Model pengajaran tidak langsungberguna untuk meningkatkan tingkat nalar pesertadidik untuk memecahkan suatu masalah guna mencapai suatu keberhasilan.

Model Indirect Instruction / Non-Directive (Model Pengajaran Tidak Langsung), model pengajaran ini menekankan pada upaya memfasilitasi belajar. Untuk mencapai integrasi pribadi dan memaksimalkan daya pikir yang dimiliki pesertadidik. Pesertadidik dilatih berpikir lintas disiplin, menyelesaikan setiap masalah sesuai dengan kemampuan dan keinginannya tapi harus bisa dipertanggung jawabkan. Dengan demikian, pesertadidik lebih memiliki ruang yang luas untuk berkreatifitas dan meningkatkan semangat belajarnya. (Tersedia online dihttp://digilib.sunanampel.ac.id)

Model pengajaran tidak langsung berpusat pada peserta didik, guru sebagai fasilitator. Penggunaan model pengajaran tidak langsung pada pembelajaran penjas diharapkan dapat meningkatkan partisipasi peserta didik.

Partisipasi adalah keikutsertaan peseta didik dalam mengikuti suatu proses pembelajaran yang dilakukan, baik keterlibatan secara mental, emosi. Seperti

yang dikemukakan oleh Keith Davis(dalam [online]

http://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi), “Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya”

Partisipasi peserta didik merupakan salah satu faktor penentu ketercapaian tujuan yang ingin dicapai dari suatu proses pembelajaran. Guru penjas harus menggunakan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran penjas. Guru penjas harus mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dengan menggunakan media, sarana dan prasarana yang ada serta kemampuan guru untuk mengkreasikan suatu proses pembelajaran yang menyenangkan guna tercapainya tujuan dari proses pembelajaran, khususnya aktivitas pembelajaran senam.


(17)

Pengajaran aktivitas senam disekolah sering kali guru menggunakan model pengajaran langsung. Peran serta peserta didik yang mengikuti pembelajaran kurang mempunyai semangat dalam mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. Terlihat dari peran serta peserta didik yang pasif. Ini mengakibatkan tingkat partisipasi peserta didik lemah. Karena partisipasi yang terlihat adalah partisipasi fisikdan tenaga. Peserta didik kurang mampu mengembangkan pemikiran peserta didik untuk memecahkan suatu permasalahan yang terjadi dan menunjukan kepasifan yang menjadi salah satu ciri dari kurangnya partisipasi peserta didik pada proses pembelajaran.

Pembelajaran disekolah menunjukan partisipasi peserta didik yang terlihat kurang bersemangat dalam melaksanakan proses pembelajaran senam. Indikasi awal dari kurangnya minat dan partisipasi peserta didik adalah dengan adanya peserta didik yang terlambat dalam melaksanakan proses pembelajaran senam. Kurangnya minat peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran aktivitas senam dikarenakan proses pembelajaran aktivitas senam yang monoton.

Aktivitas belajar senam yang monoton disebabkan karena kurang mampunya guru dalam mengemas suatu pembelajaran yang menarik, menggugah serta menyenangkan dalam suatu proses pembelajaran. Aktifitas pembelajaran yang monoton berakibat pada kurangnya rasa senang dalam proses pembelajaran.

Kurangnya unsur senang didalam proses pembelajaran aktivitas senam terlihat dari sikap peserta didik yang jarang sekali terlihat gembira selama proses pembelajaran aktivitas senam berlangsung. Unsur senang dalam melaksanakan pembelajaran penjas merupakan unsur yang penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Kurangnya unsur senang mempengaruhi tingkat partisipasi peserta didik.

Peserta didik merupakan unsur yang paling berpengaruh pada proses pembelajaran. Kurangnya partisipasi peserta didik juga dipengaruhi dengan jarangnya guru menggunakan media pembelajaran pada suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi disekolah. Media yang digunakan dalam pembelajaran


(18)

aktivitas senam penjas disekolah yaitu matras. Partisipasi peserta didik juga dipengaruhi oleh penggunaan media pembelajaran.

Media yang kurang menarik bagi peserta didik mempengaruhi partisipasi peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran penjas. Salah satu tugas guru merupakan menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik siswa untuk ikut serta dalam proses pembelajaran, baik menggunakan modifikasi media pembelajaran yang menarik ataupun menggunakan model pembelajaran yang menarik partisipasi peserta didik dalam pembelajaran penjas.

Pembelajaran penjas yang dilaksanakan disekolah tak lepas dengan peran guru untuk membentuk proses pembelajaran yang menarik untuk peserta didik. Rangkaian tugas gerak yang diberikan oleh guru kurang bertahap dan kurang berfariasi. Yang mengakibatkan kurangnya minat dan partisipasi peserta didik untuk ikut serta secara maksimal pada proses pembelajaran. Tugas gerak yang kurang berfariasi dan kurang menyenangkan diakibatkan karena kurang mampunya guru untuk merangkai tugas gerak yang sesuai dan menggugah minat siswa. Kurang mampunya guru untuk menciptakan suatu tugas gerak yang bertahap berakibat pada kurang tercapainya tujuan dari proses pembelajaran.

Tujuan proses pembelajaran yang dilaksanakan disekolah bertujuan untuk mengembangkan berbagai aspek yang terdapat pada peserta didik, bukan hanya aspek motorik semata. Pembelajaran yang terjadi dilapangan, guru berorientasi pada kemampuan peserta didik melakukan tugas gerak yang diberikan oleh guru, bukan bagaimana proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik.

Proses belajar yang terjadi dalam pembelajaran penjas merupakan proses peserta didik belajar yang awalnya belum bisa menjadi bisa, yang belum diketahui menjadi tahu. Proses belajar tak lepas dari peran guru utuk menciptakan suasana yang menarik peserta didik untuk berpartisipasi baik partisipasi pemikiran, tenaga, waktu. Kurangnya kesempatan yang diberikan olah guru untuk berdiskusi, memecahkan masalah, serta mengembangkan kemampuan diri berpengaruh pada minat serta partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran.


(19)

Peserta didik kurang mempunyai minat untuk bertanya, menjawab pertanyaan, serta menyimpulkan pembelajaran yang didapatkan pada pembelajaran.

Kurang mampunya guru menarik minat peserta didik berpengeuh pada kurang mampunya peserta didik mengembangkan daya imajinasi, serta kemampuan berfikir kritis peserta didik dalam memecahkan suatu permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran. Kurang mampunya guru mengkreasikan tugas gerak mengakibatkan kurangnya partisipasi peserta didik, begitu pula dengan keadaan lingkunga belajar peserta didik.

Lingkungan belajar yang kurang mendukung berlangsungnya proses pembelajarn penjas dalam aktivitas pembelajaran senam mempunyai pengaruh dalam tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Karakteristik kelas (lapangan) yang terlalu luas menyebabkan kurang terjadinya komunikasi antara guru dengan peserta didik. Kurang mampunya guru mengkondisikan peserta didik menambah kurang terjadinya proses pembelajaran yang kondusif. Hal lain yang mempengaruhi partisipasi peserta didik adalah jam belajar yang terlalu siang menjadi salah satu penyebab siswa kurang mempunyai partisipasi dalam melakukan proses pembelajaran di lapangan. Peran guru untuk membuat proses pembelajaran yang menarik merupakan salah satu cara untuk menarik partisipasi peserta didik untuk ikut serta dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan masalah yang terjadi dilapangan, terlihat kurangnya partisipasi peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran penjas, khusunya pembelajaran aktivitas senam. Penggunaan model pengajaran langsung yang dilakukan dalam proses pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap partisipasi peserta didik. Partisipasi yang terlihat dalam suatu proses pembelajaran yang terjadi merupakan salah satu indikator siswa mampu ikut serta dalam suatu proses pembelajaran. Partisipasi siswa sangat mempengaruhi tujuan dari proses pembelajaran yang ingin dicapai, sehingga partisipasi sangat diperlukan dalam suatu proses pembelajaran khususnya dalam proses pembelajaran penjas disekolah.


(20)

Penggunaan model pengajaran tidak langsung diharapkan merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan tingkat partisipasi peserta didik. Dengan menggunakan model pembelajaran tidak langsung peneliti berharap terdapat tingkat partsisipasi peserta didik yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran langsung yang sering digunakan.

Dari uraian diatas, model pengajaran penjas yang diterapkan dalam suatu proses pembelajaran sangatlah penting adanya. Dengan adanya penerapan model pengajaran yang sesuai dengan pembelajaran disekolah diharapkan adanya peningkatan partisipasi peserta didik serta tercapainya tujuan pembelajaran penjas disekolah. Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang mengajarkan peserta didik mengenal diri peserta didik dan dunianya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti perbandingan partisipasi peserta didik disekolah antara model pengajaran langsung dengan model pengajaran tidak langsung.

Berdasarkan kenyataan yang terjadi dilapangan di atas penerapan model pengajaran disekolah sangat berpengaruh terhadap partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran disekolah. Model pengajaran yang digunakan di lapangan berpengaruh pada tingkat disiplin, bekerjasama dengan teman,kemampuanpesertadidikuntukberkomunikasibaikdenganpesertadidiklainny aataupunkemampuankomunikasidengan guru. MenurutSuntodaet.al (2013:9) untukmengevaluasibesarnyapartisipasipesertadidikdalam proses

pembelajaranpenjasbukandiukurdarinilai yang

diperoleholehpesertadidikpadasaatulangantetapidiukurdariindikator :Kehadiran, konsentrasiterhadappelajaran, kreativitasbaikdalambentukbertanya, memberikan saran ataumenjawabpertanyaan. Dengan penggunaan model pengajaran tidak langsung diharapkan mempunyaitingkatpartisipasipesertadidik yang lebihbaik. Penerapan model Direct Instruction (Model pengajaran langsung) dan model pengajaranIndirect Instruction (model pengajarantidak langsung) yang diterapkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani disekolah mempunyai perbedaan terhadap partisipasi peserta didik, maka penulis terdorong untuk melakukan


(21)

penelitian tentang “perbandingan partisipasi pesertadidik antara model pembelajaran langsung dengan model pembelajaran tidak langsung dalam aktivitas pembelajaran senam di SMPN 3 Terisi kabupaten Indramayu”.

B. IdentifikasiVarabel

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, identifikasi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabelbebasdalampenelitian yang dilaksanakanolehpenelitiyaitu model pengajaranDirect Instruction (model pengajaranlangsung)danIndirect Instruction (model pengajarantidaklangsung).

2. Variabelterikatdalampenetian yang

dikasanakanolehpenelitiyaitupartisipasibelajarpesertadidik

C. Rumusan Masalah

Kemampuan guru dalam menerapkan model pengajaran yang sesuai merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu proses pembelajaran penjas. Berbagai model pembelajaran yang diterpakan oleh guru terkadang tidak sesuai dengan proses pembelajaran yang akan diterapkan kepada siswa. Salah satu model pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran penjas yaitu model pengajaran langsung. Dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com model pembelajaranlangsungadalah,

Model pembelajaranlangsungadalahmodel pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan ketrampilan secara langsung; (2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur; (4) lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru.


(22)

Model pembelajaranlangsungadalah salah satu model pembelajaran yang diterapkan oleh guru pada pembeljaran penjas. Model pendekatan pembelajaran yang memfokuskan pada kegiatan siswa mempelajari ketrampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah disebut model pengajaran langsung (MPL).

Berbeda dengan model pengajaran langsung,model pengajaran tidak

langsung adalah model pengajaran yang

menekankanpadaupayamemfasilitasibelajarpesertadidik, seperti yang dipaparkan(dalamhttp://digilib.sunanampel.ac.id) model pengajarantidaklangsungadalah :

Model Indirect Instruction / Non-Directive (Model Pembelajaran Tidak Langsung)model pembelajaran ini menekankan pada upaya memfasilitasi belajar. Untuk mencapai integrasi pribadi dan memaksimalkan daya pikir yang dimilikisiswa. Siswadilatih berpikir lintas disiplin, menyelesaikan setiap masalah sesuai dengan kemampuan dan keinginannya tapi harus bisa dipertanggung jawabkan. Dengan demikian, siswa lebih memiliki ruang yang luas untuk berkreatifitas dan meningkatkan semangat belajarnya.

Menurut model pengajarantidaklangsung guru berperan sebagai fasilitator dan membantu siswa menjelajahi ide-ide baru tentang hidupnya, tugas sekolahnya dan kehidupan dengan teman-temannya. Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah guru membantu siswa menggali ide/gagasan tentang kehidupannya, lingkungan sekolahnya dan hubungannya dengan orang-orang lain.

Penggunaan model pembelajaran yang diterapkan dapat mempengaruhi partisipasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran penjas. Partisipasi menurut Suryosubroto (2002:279) (dalamOnlinehttp://telyna.wordpress.com) menjelaskan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab didalamnya.


(23)

Partisipasi dalam proses pembelajaran sangat penting, karena dapat mempengaruhi prestasi belajar. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncakan bisa dicapai semaksimal mungkin”.

Untuk melihat dan mengukur partisipasi peserta didik yang terjadi di dalam proses pembelajaran penjas yaitu dengan observasi secara langsung dilapangan. Dan denganpenggunaanangket yang diberikankepadapesertadidik.Dari observasi danangket didapat data yang menunjukan tingkat partisipasi peserta didik dalam pembelajaran penjas. Indikator dalam partisipasi peserta didik yang akan diteliti yaitu :partisipasifisik,mentaldanemosipesertadidik.

Berasal dari rumusan masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah model pengajaran langsung (Direct Instruction) memberikan pengaruh terhadap partisipasi siswa melaluiaktivitas pembelajaran senam? 2. Apakah model pengajaran tidak langsung (Indirect Instruction) memberikan

pengaruh terhadap partisipasi siswa melaluiaktivitas pembelajaran senam? 3. Apakah ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran

langsung (direct instruction) dengan model pembelajaran tidak langsung (indirect instruction) terhadap partisipasi belajar siswa di SMPN 3 TERISI ?

D. Batasan Masalah

Berdasrakan uraian latar belakang masalah, terdapat banyak masalah yang muncul berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan.Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang luas dan agar tidak menyimpang dari permasalahan yang akan diteliti, maka fokus penelitian adalah:

1. Penelitian ini hanya difokuskan pada perbandingan partisipasi siswa antara model pengajaranlangsung dengan model pengajaran tidak langsung dalam aktivitas pembelajaran senam disekolah.

2. Untuk penelitian hanya pada aktivitas pembelajaran senam. 3. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen.


(24)

4. Variable bebas yaitu model pengajaran langsung dengan model pengajaran tidak langsungserta variable terikat adalah partisipasi pesertadidik.

5. Objek penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas VII yang berjumlah 60 orang.

6. Lokasi penelitian di SMPN 3 Terisi Indramayu.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai jawaban sementara yang diharapkan dari rumusan masalah.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan partisipasi siswa antara model pembelajaran langsung dengan model pembelajaraan tidak langsung dalam aktivitas pembelajaran senam di SMPN 3 Terisi di kabupaten indramayu.

F. Manfaat Penelitian

Penulis telah memaparkanuraian mengenailatar belakang masalah, masalah penelitian, dan tujuan yang akandicapai dalam penelitian ini, maka penulis mengharapkan manfaat atau kegunaan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Peserta didik

Melalui penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan kaerakteristik materi pembelajaran, pesertga didik diharapkan mempunyai partisipasi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, khususnya dalam pembelajaran senam yang berguna untuk meningkatkan kualitas gerak dan keterampilan gerak kedepannya.

2. Guru

Menambah referensi alternatif penggunaan model pembelajaran untuk proses pembelajaran sekarang dan yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Sekolah


(25)

dalam penerapan model pembelajaran dalam proses pembelajaran kedepannya.

4. Peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang sangat bermanfaat ketika mengajar nanti.

G. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat

membantumenarikpartisipasipesertadidikuntukbelajarpenjas.

2. Penggunaan model

pengajarantidaklangsungdapatmenarikminatdanpartisipasipesertadidikdalamm engoptimalkanpenjasmelaluiaktifitassenam.

3. Pendidikanjasmanimelaluipembelajaransenammerupakansalahsatumateriyang harus dipelajari oleh pesertadidiksesuaidengankurikulumpendidikan.


(26)

FIFIT NURLIYANTI, 2014

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu.Melalui suatu penelitian, peneliti dapat menemukan hasil yang ingin diketahui dari suatu bentuk penelitian yang dilakukan. Penelitian takkan lepas dari metode penelitian yang digunakan dalam proses penelitian. Pada pelaksanaan sebuah penelitian, penelitian ini dibutuhkan sebuah metode. Metode sangat dibutuhkan dalam suatu penelitian guna mendapatkan suatu kerangka penelitian yang harus dilakukan. Metode penelitian menurut Sugiyono (2009:6),

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehinga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memcahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian yang mengujicobakan model pengajaran langsung dan tidak langsung dalam proses belajar penjas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak dari pengujicobaan model pengajaran terhadap partsipasi peserta didik sebagai hasil dari pengujicobaan tersebut, dilakukan pendeskripsian untuk memaparkan kelebihan dan kekurangan dari suatu hal dan hasil yang telah diujicobakan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut Sugiyono (2007:11) merupakan “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu.”

Pada penelitian ini model pengajaran yang diterapkan adalah model pengajaran langsung dan model pengajaran tidak langsung pada pembelajaran


(27)

penjas melalui aktivitas senam. Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengujicobaan model pengajaran langsung dan model pengajaran tidak langsung adalah diketahuinya model pengajaran yang sesuai digunakan dalam pembelajaran penjas melalui aktifitas senam guna mendapatkan tingkat partisipasi peserta didik yang lebih baik.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam suatu penelitian diperlukan adanya populasi yang akan menjadi objek uji coba permasalahan yang akan diteliti. Populasi bukan hanya orang, tetapi objek dan benda alam lainnya.

Menurut Nazir dalam (Nasehudin dan Gozali, 2012:120) mendefinisikan “populasi sebagai kumpulan individu beserta ciri-ciri yang telah ditetapkan”. Sedangkan menurut Arikunto mendefinisikan “populasi sebagai keseluruhan objek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:117) “ populasi adalah wilayah genaralisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dengan kata lain, pupulasi merupakan subyek penelitian yang akan diteliti oleh peneliti. Berdasarkan pendapat diatas, populasi penelitian yang dipilih oleh peneliti untuk melakukan penelitian adalah peserta didik di SMPN 3 Terisi Indramayu kelas VII dengan jumlah populasi adalah 210 peserta didik.

2. Sampel

Dalam sebuah penelitian yang memiliki populasi yang cukup besar, tidak memungkinkan untuk mengambil penelitian dengan menggunakan seluruh anggota populasi sebagai objek penelitian. Maka dari itu digunakan sampel dalam suatu penelitian guna memudahkan proses penelitian dilaksanaka. Menurut Sugiyono (2009:118) bahwa :


(28)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, peneliti dapat menggunakan sampel pada populasi itu

Sampel yang diambil dari suatu populasi harus representatif.Penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik probability sampling.Menurut Sugiyono (2009:120) bahwa “probability sampling adalah tehnik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi,

simple random sampling, proportionate stratified random sampling,

disproportionate stratified random, sampling area(cluster) sampling (sampling menurut daerah).

Pada penelitian ini, penulis menggunakan penarikan sampel dengan simple

random sampling.Menurut Sugiyono (2009:120) bahwa “dikatakan simple

(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.” Peneliti memilih simple random sampling karena populasi dianggap homogen.

Diambil secara random

Gambar 3.1

Teknik simple random sampling

Untuk penentuan jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini penulis mengacu pada pendapat Arikunto (2002: 107) dalam Fadhilah (Skripsi 2013:44-45) ”Untuk ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10% sampai 15% atau 20% sampai 25% atau lebih.”

Populasi homogen/re

lative homogen

Sampel yang representa


(29)

Berdasarkan paparan diatas penulis menentukan sampel yang akan diambil adalah sebanyak 25% dari jumlah populasi yaitu menjadi 60 orang, hal ini dikarenakan populasinya lebih dari 100, yang kemudian dari sampel tersebut dibagi menjadi 2 kelompok, 30 orang untuk kelompok model pengajaran langsungdan 30 orang untuk kelompok model pengajaran tidak langsung.

C. Desain Penelitian dan Langkah Penelitian 1. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah dalam eksperimen dengan pola pretest-posttest control group design. Desain penelitian ini, digunakan untuk membandingkan dua hasil penelitian dari penelitian yang sudah dilakukan. Desain penelitian yang digunakan adalah :

Gambar 3.2

Pretest-posttest control group design Keterangan :

: Kelompok model pengajaran langsung.

: Pretestyang diberikan pada kelompok model pengajaran langsung. : Perlakuan berupa model pengajaran langsung yang diberikan pada kelompok model pengajaran langsung.

: Posttest yang dilaksanakan pada kelompok model pengajaran langsung.

: Kelompok model pengajaran tidak langsung.

: Pretestyang diberikan pada kelompok model pengajaran tidak langsung.

: Perlakuan berupa model pengajaran langsung yang diberikan pada kelompok model pengajaran tidak langsung.


(30)

Dalam desain ini terdapat dua kelompok penelitian yang dipilih secara random, kemudian dari setiap kelompok penelitian diberikan pretest yang bertujuan untuk mengetahui keadaan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam suatu penelitian.Kemudian dilakukan penerapan treatment untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.Setelah diterapkan perlakuan pada dua kelompok penelitian yang berbeda, kemudian dilakukan posttest pada masing-masing kelompok eksperimen dengan penggunaan perlakuan yang berbeda.

Desain ini dipilih sebagai desain dalam penelitian yang dilaksanakan oleh penulis, pemilihan desain ini dilatarbelakangi oleh terbatasnya waktu yang tersedia. Alternatif yang dilakukan untuk mengatasi keterbatasan tersebut adalah dengan menggunkan desain pretest-posttest control group.

2. Langkah Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian hendaknya harus mempunyai langkah-langkah penelitian yang nantinya akan digunakan dalam proses penelitian berlangsung. Langkah-langkah penelitian yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada umumnya diawali dengan penelusuran masalah, penelusuran data dan teori, menentukan hipotesis, analisis data, kesimpulan yang kemudian diakhiri dengan saran. Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti langkah-langka penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah :

1. Menentukan populasi dan sampel

2. Melakukan tes awal (Pre-Test) partisipasi peserta didik kepada sampel 3. Memberikan perlakuan/treatment kepada sampel, kelompok A diberikan

perlakuan model pengajaran langsung, kelompok B diberikan perlakuan model pengajaran tidak langsung.

4. Melakukan tes akhir (Post-Test) partisipasi peserta didik setelah diberikan perlakuan.

5. Menghitung perbedaan hasil partisipasi belajar peserta didik antara kelompok A dan kelompok B.


(31)

7. Memakai pengujian hipotesis apakah perbedaan tersebut cukup berarti menerima hipotesis yang diajukan dalam penelitian atau sebaliknya.

Penulis menggambarkan langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

SAMPEL

TES AWAL

PARTISIPASI BELAJAR PESERTA DIDIK

TES AWAL

PARTISIPASI BELAJAR PESERTA DIDIK

KELOMPOK B MODEL PENGAJARAN

TIDAK LANGSUNG KELOMPOK A

MODEL PENGAJARAN LANGSUNG

TES AKHIR PARTISIPASI BELAJAR

PESERTA DIDIK

TES AKHIR

PARTISIPASI BELAJAR PESERTA DIDIK

PENGOLAHAN DATA

KESIMPULAN POPULASI


(32)

Langkah-Langkah Penelitiaan

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah tafsir pada istilah yang penulis gunakan didalam penelitian ini, maka penulis mendefinisikan istilah-istilah sebagai berikut:

1. Pendidikan jasmani menurut Harold M.Barrow (dalam: Abduljabar, 2009), menyatakan bahwa: Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai “pendidikan tentang dan melalui gerak insani, ketika tujuan kependidikan dicapai melalui media aktifitas otot-otot, termasuk: olahraga (sport). Permainan, senam, dan latihan (exercise). Hasil yang ingin dicapai…individu yang terdidiknsecara fisik. Nilai ini menjadi salah satu bagian nilai individu yang terdidik, dan bermakna hanya ketika berhubungan dengan sisi kehidupan individu.

2. Model pengajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dan mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melakukan aktivitas pembelajaran.

3. Menurut Mahendra (2009:7), Senam merupakan aktifitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk memdapat penekanan di dalam program pemdidikan jasmani, terutama karena tuntutan fisik yang dipersyaratkannya, seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Disamping itu, senam juga menyumbang besar pada perkembangan gerak dasar fundamental yang penting bagi aktifitas fisik cabang olahraga lain, terutama dalam hal bagaiamana mengatur tubuh secara efektif dan efisien.


(33)

4. Model pengajaran langsung menurut Arends (1997), model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.

5. Model pengajaran tidak langsung menurut Uno (2007:18) model pegajaran tidak langsung merupakan model pengajaran yang menekankan pada upaya memfasilitasi belajar. Tujuan utamanya adalah membantu siswa mencapai integritas pribadi , efektivitas pribadi , dan penghargaan terhadap dirinya secara realistis.

6. Partisipasi adalah keikutsertaan, peranserta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaaan lahiriahnya (Sastropoetro, 1995).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mencari data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian yang dilaksanakan oleh penulis, penulis menggunakan instrument:

1. Skala (Kuesioner)

Skala menurut Azwar (2012),”skala adalah perangkat pertanyaan yang disusun untuk mengungkap atribut tertentu melalui respon terhadap pertanyaan tersebut”.Skala digunakan untuk mengukur aspek kepribadian seseorang ataupun aspek psikologi lainnya seperti tingkat kecemasan dan motivasi. Skala disusun untuk mendapatkan data mengenai variabel yang akan kita teliti. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mempunyai tujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi belajar peserta didik dalam penjas.

Menurut Keith Davis dalam Ahmad Rizal Mufti (skripsi, 2012:28) “partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya”( “As mental and emotional involvent of person in a group situation which encourages himto contribute to group goals ad share responsibility in them”). Menurut Dr. Made


(34)

Partisipasi adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam satu kegiatan. Keterlibatan dapat berupa keterlibatan mental dan emosional serta fisik dalam menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya (berinisiatif) dalam segala kegiatan yang dilaksanakan serta mendukung pencapaian tujuan dan tanggung jawab atas segala keterlibatan, memberi saran, pemikiran, gagasan dan aspek mental lainnya untuk menunjang pencapaian tujuan yang diharapkan.

Peneliti menuliskan kisi-kisi skala partisipasi untuk mengukur partisipasi belajar peserta didik dalam pembelajaran penjas melalui aktivitas senam sebagai berikut:

Tabel 3.1Kisi-kisi Partisipasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Penjas

Komponen Sub-

Komponen Indikator No Butir

Menurut Dr. Made Pidarta

dalam Dwiningrum

(2011:50), Partisipasi

adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam satu kegiatan. Keterlibatan dapat berupa keterlibatan

mental dan emosional

serta fisik dalam

menggunakan segala

kemampuan yang

dimilikinya (berinisiatif)

dalam segala kegiatan

yang dilaksanakan serta

mendukung pencapaian

tujuan dan tanggung jawab atas segala keterlibatan,

Keterlibatan Fisik

Datang tepat waktu 9 , 1

Hadir setiap pembelajaran penjas

2 , 10 , 4 , 12 Memakai seragam olahraga

lengkap dan rapih 8 , 11

Keterlibatan Mental

Mengerjakan tugas yang diberikan guru

3 , 13 , 23 , 20 Mengajukan dan menjawab

pertanyaan 14 , 15

Mengerjakan tugas gerak

yang diberikan dengan baik 24 , 22

Keterlibatan Emosi

Percaya diri dalam

melaksanakan tugas gerak 17

Bekerjasama dalam melaksankan pembelajaran

penjas

5 , 7 , 18 , 19


(35)

memberi saran, pemikiran, gagasan dan aspek mental lainnya untuk menunjang pencapaian tujuan yang diharapkan.

Semangat mengikuti

pembelajaran penjas 6 , 21

Menerima saran dari orang

lain 16

Penskoran dalam penggunaan skala untuk mnegukur partisipasi peserta didik dalam pembelajaran penjas yaitu rating skala. Responden dalam rating skala tidak menjawab berdasarkan data kualitatif yang sudah tersedian melainkan menjawab salah satu alternative jawaban kuantitatif yang sudah disediakan.Rating skala sifatnya lebih fleksibel tidak hanya terbatas untuk pengukuran sikap saja, melainkan untukbnetuk pengukuran yang lainnya seperti motivasi, status sosial dan sebagainya. Rating skala memberikan alternative jawaban kepeda resonden untuk memilih pilihan jawaban yang akan dipilih dalam suatu pernyataan ataupun pertanyaan. Dalam rating skala, peneliti harus bisa menafsirkan jawaban setiap skor yang yang diberikan dalam suatu alternatif jawaban pada setiap butir instrument.Bentuk penskoran setiap pertanyaan pada alternatif jawaban dalam rating skala adalah alternatif jawaban yang bernilai Sangat baik(5) ,Baik (4) , Sedang (3), Cukup (2) , Kurang (1).

2. Obsevasi

Observasi dilakukan pada pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Observasi dilakukan untuk mengatahui partisipasi peserta didik selama proses pengajaran berlangsung. Salah satu alat untuk pengumpulan data partisipasi aktif peserata didik adalah dengan lembar observasi.

Menurut asutrisno Hadi dalam (Sugiyono, 2009:203) mengemukakan bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan”. Teknik pengambilan data dengan menggunakan observasi merupakan teknik pengumpulan data yang berkaitan dengan perilaku manusia.


(36)

Observasi dapat dibedakan dalam pelaksanaan observasi. Berdasarkan pelaksanaan, observasi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu: (1) Observasi partisipasi, yaitu observasi yang melibatkan peneliti atau observer secara langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti bertindak sebagai observer, artinya peneliti merupakan bagian dari kelompok yang ditelitinya; (2) Observasi nonpartisipasi adalah observasi yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti.Cara ini banyak dilakukan pada saat ini. Penelitian ini menggunakan observasi partisipasi, karena peneliti terlibat langsung dalam proses pelaksanaan dan kegiatan dilapangan guna mengetahui jelas partisipasi peserta didik yang sedang diteliti.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di SMPN 3 Terisi Indramayu. Pada proses pengumpulan data ini, penulis melakukan perizinanuntuk melakukan penelitian. Hal ini dikarenkan tempat penelitian merupakan tempat penulis menemukan maslah yang terjadi dilapangan.

Observasi awal dilakukan untuk mengetahui keadaan lapangan yang dilaksanakan perlakuan pada proses penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMPN 3 Terisi Indramayu.Objek penelitian yang diteliti adalah peserta didik kelas VII. Observasi awal dilaksanakan untuk mengetahui keadaan awal objek yang akan diteliti oleh penulis.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan lembar skala sikap yang diberikan di awal penelitian dan pada akhir penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada pengumpulan data yang diinginkan. Pemberian skala pengukuran sikap pada awal pertemuan dilakukan untuk melaksanakan pretest guna mengetahui keadaan awal partisipasi peserta didik sebelum diberikan perlakuan oleh peneliti. Hasil pretest yang baik apabila hasil pretest dari kedua kelompok eksperimen mempunyai hasil pretest yang tidak terlalu berbeda diantara kedua kelompok eksperimen. Kemudian dilakukan atau diberikan perlakuan pada kedua kelompok eksperimen. Perlakuan yang diberikan adalah penerapan model pengajaran langsung dan model pengajaran


(37)

tidak langsung yang diberikan pada kelompok eksperimen yang berbeda dalam satu populasi yang bersifat homogen. Setelah diberikan perlakuan, dilaksanakanposttest untuk mendapatkan data akhir setelah diberikan perlakuan yang berbeda pada setiap kelompok eksperimen.Lembar skala pengukuran sikap dibuat dengan tujuan untuk melihat sejauh mana tingkat partisipasi peserta didik selama mengikuti pembelajaran penjas disekolah.

G. Analisis Data

Teknik analisi data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Menurut Sugiyono (2009:207) bahwa “terdapat dua macam cara statistik yang digunalan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif , dan statistik inferensial. Statistik inferensialmeliputi statistik parametris dan statistik nonparametris.”Setelah data test terkumpul maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mencari nilai rata – rata ( ) dengan rumus sebagai berikut :

=

2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

S = Simpangan baku ∑ = jumlah

Xi = Nilai data mentah = rata rata yang dicari n = jumlah sampel

3. Mencari varians (s2) melalui rumus : 2


(38)

Keterangan :

S2 = varians yang dicari N = jumlah sampel

X = skor yang diperoleh seseorang

4. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Tadalah sebagai berikut:

t-hitung=

Sebelum uji t, terlebih dahulu dicari variansi gabungan (S2) melalui rumus sebagai berikut :

=

Keterangan :

t = Nilai yang dicari (thitung) Sgab = Simpangan baku gabungan n1 = Jumlah sampel kelompok 1 n2 = Jumlah sampel kelompok 2

=Rata – rata kelompok 1 = Rata – rata kelompok 2

= Variansi kelompok 1 = Variansi kelompok 2 5. Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini uji reliabilitas diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali pengetesan. Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus:


(39)

6. Pengujian signifikansi peningkatan partisipasi peserta didik menggunakan uji t menggunakan rumus sebagai berikut :

t-hitung=

Sebelum uji t, terlebih dahulu dicari variansi gabungan (S2) melalui rumus sebagai berikut :

=

Keterangan :

t = Nilai yang dicari (thitung) Sgab = Simpangan baku gabungan n1 = Jumlah sampel kelompok 1 n2 = Jumlah sampel kelompok 2

= Rata – rata kelompok 1 = Rata – rata kelompok 2

= Variansi kelompok 1 = Variansi kelompok 2

7. Uji Hipotesis

Uji hipotesis 1 dan 2 dan 3 Uji T dengan rumus :

t-hitung=

Sebelum uji t, terlebih dahulu dicari variansi gabungan (S2) melalui rumus sebagai berikut :


(40)

=

Keterangan :

t = nilai yang dicari (thitung) Sgab = Simpangan baku gabungan n1 = Jumlah sampel kelompok 1 n2 = Jumlah sampel kelompok 2

= Rata – rata kelompok 1 = Rata – rata kelompok 2

= Variansi kelompok 1 = Variansi kelompok 2


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkanhasilpenelitiandanujihipotesis, dalampenelitianinipenulismendapatkesimpulan:

1. Model PengajaranDirect Insruction (Model

PengajaranLangsung)TidakBerpengaruhSignifikanTerhadapPartisipasiBelajar SiswaMelaluiAktivitasSenam Model Pembelajaran

2. Model PengajaranIndirect Instruction (Model

PengajaranTidakLangsung)BerpengaruhSignifikanTerhadapPartisipasiBelajar SiswaMelaluiAktivitasSenam.

3. TerdapatPerbedaanPengaruh Yang Signifikan Model PengajaranDirect Insruction (Model PengajaranLangsung)Dengan Model PengajaranIndirect

Instruction (Model

PengajaranTidakLansgung)TerhadapPartisipasiBelajarSiswaMelaluiAktivitas Senam

Dalamhalini model pengajarantidaklangsungmemberikanpengaruh yang signifikanterhadappeningkatanpartisipasibelajarpenjassiswa. Model pengajarantidaklangsungdapatmemberikankesempatankepadapesertadidikuntukbe rkembangdalamberbagaiaspek,

bukanhanyaaspekkognitifdanpsikomotorsajatetapiaspekafektifdansosialpesertadidi k.

Karakterisitikpesertadidik yang masihdalamusiamasaperkembangan, penggunaan model pengajarantudaklangsungdapatmenjadisalahsatu alternative model pnegajaran yang dapatdilaksanakandalampembelajaranpenjasdisekolah. Model pengajarantidaklangsungmenitikberatkanpada guru sebagaifasilitatorpesertadidikuntukbelajar,


(42)

pembelajaranpenjasdisekolah.Melalui model pengajarantidaklangsungdiharapkanpartisipasipesertadidikdapatmeningkat.

Berdasarkanhasilanalisis data darihasilpenelitian yang penulistelititerbuktibahwa model pengajarantidaklangsungmemberikanpengaruh yang signifikanterhadappartisipasibelajarpenjas di SMP Negeri 3 TerisiIndramayu.

B. SARAN

Berdasarkanhasilpenelitian yang telahdilakukanolehpenulis, adabeberapahal yang penulissampaikansebagaimasukandan saran adalahsebagaiberikut:

1. Kepadapara guru pendidikanjasmani, hasilpenelitianinibahwan model pengajarantidaklanngsungmenjadialternalif model pengajaran yang dapatdigunakandalam proses pembelajaranpenjasdisekolah agar dapatmenciptakansuasanabelajarpenjas yang menarik.

2. Perludisosialisasikantentang model pengajarantidaklangsung yang dapatdigunakandalampembelajaranpenjasdisekolahkarena model

pengajarantidaklangsungdapatmembuat proses

belajarpenjasmenjadilebihmenarikdanmenyenangkan.

Demikiankesimpulandan saran yang dapatpenuliskemukakan, semogahasildaripenelitianinidapatbermanfaatbagipenuliskhusuusnyadanbagiparap embacapadaumumnyasertamenjadialternatifbacaanuntukmendapatilmupengetahua ndanduniapendidikan Indonesia.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2010). StatistikaDalamPenjas. Bandung :FPOK UPI

Abduljabar, Bambang (2009).

ManajemenPendidikanJasmanidanOlahraga,Bandung : FPOK UPI

BANDUNG

Abdoellan, Arma.(1988). EvaluasidalamPendidikanJasmani. Jakarta: DepartemenPendidikandanKebudayaan

A.M, Sardiman (2011). InteraksidanMotIvasiBelajarMengajar. Jakarta: PT Raja GravindoPersada

Azwar, Saifuddin (2012). PenyusunanSkalaPsikologis. Yogyakarta: PustakaBelajar

BaharuddindanEsaNurWahyuni.2007. TeoriBelajardanPembelajaran.Jakarta :Ar – Ruzz Media

B.uno, Hamzah (2007) . Model Pembelajaran . Jakarta : PT Bumi Aksara

Diamond, Hendrians (2012).Pengertian, FaktordanIndikatorHasil

[Online].Tersedia di:

http://hendriansdiamond.blogspot.com/2012/01/pengertian-faktor-dan-indikator-hasil.html . Diakses 25Juli 2013

Dwiningrum, Siti Irene Astuti (2011).

DesentralisasidanPartisipasiMasyarakatdalamPendidikan.Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR

Firmansyah, Saca (2009). PartisipasiMasyarakat [Online].Tersedia di: http://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat. Diakses 23 juli 2013

Galang (2012), PengertianSenamdanJenis-JenisSenam.[Online].Tersedia di: http://57galang.blogspot.com/2012/02/pengertian-senam-dan-jenis-jenis-senam.html . Diakses 1 juli 2013


(44)

Ichal, Faisal (2013), Pengertian Belajar dan Pengertian Pembelajaran [Online]. Tersedia di: http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html?m=1. Diakses 23 Juli 2013

Juliantine, Titeet al .(2011). Model-Model PembelajaranPendidikanJasmani : FPOK UPI BANDUNG

Kurniasih, Lisdiana (2012). KonsepPendekatan Model Personal [Online].Tersedia di:http://lisdianakurniasih.blogspot.com/2012/04/konsep-pendekatan-model-personal.html . Diakses 26 Agustus 2013

Lutan, Rusliet.al(2009).SejarahdanFilsafatOlahraga, Bandung: FPOK UPI Mahendra, Agus (2009).SenamArtistik, Bandung: FPOK UPI BANDUNG

Mahendra, Agus( 2009).AsasdanFilsafahPendidikanJasmani, Bandung: FPOK UPI BANDUNG

Mufti Ahmad Rizal 0606063

(2012).SkripsiHubunganMotivasiDenganPartisipasiSiswaDalamMengikut iKegiatanEkstrakurikulerOlahraga Di SMA YPKKP Bandung.Bandung :TidakDicetak

Munggaran, Agselia (2012). ImplementasiPembelajaranAktivitas Handball Like

Games TerhadapPartisipasi Dan HasilBelajarPermainan Bola

Tangan(Skripsi). UPI Bandung: Tidakdicetak

Nasehudin, Toto S danGozali, N (2012).MetodePenelitianKuantitatif. Bandung: CV PustakaSetia

NurSyahbana, F (2013).

PengaruhMetodePembelajaranProgresifTerhadapMotivasiBelajarSiswaS

mkNegeri 3 CimahiKelas Xi Perhotelan 3

PadaPembelajaranAktivitasRitmik.(Skripsi). UPI Bandung:TidakDicetak N.K, Roestiyah (2001).StrategiBelajarMengajar,Jakarta: PT RinekaCipta

Sudjana (2005).MetodaStatistika . Bandung: PT.TARSITO BANDUNG

Sudrajat, Akhmad (2011). Model PembelajaranLangsung [Online].


(45)

Sugiono (2009).MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suherman, Adang. (2013).

DisaindanAplikasiPendekatanSaintifikDalamPembelajaranPenjasorkes. Bandung: FPOK UPI

Suntoda S, Andi (2013). Tespengukuranpendidikanjasmani. Bandung: FPOK UPI BANDUNG

Syafta, Zenma (2013).

SkalaPengukuranDalamPenelitian[Online]Tersediadi.:http://zenmasyafta. blogspot.com/2013/04/skala-pengukuran-dalam-penelitian.html. Diakses 25Juli 2013

Turindra (2009).PengertianPartisipasi[Online].Tersedia di: http://turindraatp.blogspot.com/2009/06/pengertian-partisipasi.html.

Diakses23juli 2013

Telyna.Wordpress (2010).PartisipasiBelajar [Online].Tersedia di: http://telyna.wordpress.com/2010/12/28/partisipasi-belajar/. Diakses 23 Juli 2013

Wikipedia (2013).Partisipasi[Online].Tersedia di:

http://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi. Diakses 23 juli 2013 http://kawancerdas.blogspot.com


(1)

57

=

Keterangan :

t = nilai yang dicari (thitung)

Sgab = Simpangan baku gabungan n1 = Jumlah sampel kelompok 1 n2 = Jumlah sampel kelompok 2

= Rata – rata kelompok 1 = Rata – rata kelompok 2

= Variansi kelompok 1 = Variansi kelompok 2


(2)

FIFIT NURLIYANTI, 2014

PERBANDINGAN PARTISIPASI SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DENGAN INDIRECT INSTRUCTION DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkanhasilpenelitiandanujihipotesis, dalampenelitianinipenulismendapatkesimpulan:

1. Model PengajaranDirect Insruction (Model

PengajaranLangsung)TidakBerpengaruhSignifikanTerhadapPartisipasiBelajar SiswaMelaluiAktivitasSenam Model Pembelajaran

2. Model PengajaranIndirect Instruction (Model PengajaranTidakLangsung)BerpengaruhSignifikanTerhadapPartisipasiBelajar SiswaMelaluiAktivitasSenam.

3. TerdapatPerbedaanPengaruh Yang Signifikan Model PengajaranDirect Insruction (Model PengajaranLangsung)Dengan Model PengajaranIndirect

Instruction (Model

PengajaranTidakLansgung)TerhadapPartisipasiBelajarSiswaMelaluiAktivitas Senam

Dalamhalini model pengajarantidaklangsungmemberikanpengaruh yang signifikanterhadappeningkatanpartisipasibelajarpenjassiswa. Model pengajarantidaklangsungdapatmemberikankesempatankepadapesertadidikuntukbe rkembangdalamberbagaiaspek,

bukanhanyaaspekkognitifdanpsikomotorsajatetapiaspekafektifdansosialpesertadidi k.

Karakterisitikpesertadidik yang masihdalamusiamasaperkembangan, penggunaan model pengajarantudaklangsungdapatmenjadisalahsatu alternative model pnegajaran yang dapatdilaksanakandalampembelajaranpenjasdisekolah. Model pengajarantidaklangsungmenitikberatkanpada guru sebagaifasilitatorpesertadidikuntukbelajar,


(3)

68

FIFIT NURLIYANTI, 2014

PERBANDINGAN PARTISIPASI SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DENGAN INDIRECT INSTRUCTION DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaranpenjasdisekolah.Melalui model

pengajarantidaklangsungdiharapkanpartisipasipesertadidikdapatmeningkat.

Berdasarkanhasilanalisis data darihasilpenelitian yang penulistelititerbuktibahwa model pengajarantidaklangsungmemberikanpengaruh yang signifikanterhadappartisipasibelajarpenjas di SMP Negeri 3 TerisiIndramayu.

B. SARAN

Berdasarkanhasilpenelitian yang telahdilakukanolehpenulis, adabeberapahal yang penulissampaikansebagaimasukandan saran adalahsebagaiberikut:

1. Kepadapara guru pendidikanjasmani, hasilpenelitianinibahwan model pengajarantidaklanngsungmenjadialternalif model pengajaran yang dapatdigunakandalam proses pembelajaranpenjasdisekolah agar dapatmenciptakansuasanabelajarpenjas yang menarik.

2. Perludisosialisasikantentang model pengajarantidaklangsung yang dapatdigunakandalampembelajaranpenjasdisekolahkarena model

pengajarantidaklangsungdapatmembuat proses

belajarpenjasmenjadilebihmenarikdanmenyenangkan.

Demikiankesimpulandan saran yang dapatpenuliskemukakan, semogahasildaripenelitianinidapatbermanfaatbagipenuliskhusuusnyadanbagiparap embacapadaumumnyasertamenjadialternatifbacaanuntukmendapatilmupengetahua ndanduniapendidikan Indonesia.


(4)

FIFIT NURLIYANTI, 2014

PERBANDINGAN PARTISIPASI SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DENGAN INDIRECT INSTRUCTION DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2010). StatistikaDalamPenjas. Bandung :FPOK UPI

Abduljabar, Bambang (2009).

ManajemenPendidikanJasmanidanOlahraga,Bandung : FPOK UPI BANDUNG

Abdoellan, Arma.(1988). EvaluasidalamPendidikanJasmani. Jakarta: DepartemenPendidikandanKebudayaan

A.M, Sardiman (2011). InteraksidanMotIvasiBelajarMengajar. Jakarta: PT Raja GravindoPersada

Azwar, Saifuddin (2012). PenyusunanSkalaPsikologis. Yogyakarta: PustakaBelajar

BaharuddindanEsaNurWahyuni.2007. TeoriBelajardanPembelajaran.Jakarta :Ar – Ruzz Media

B.uno, Hamzah (2007) . Model Pembelajaran . Jakarta : PT Bumi Aksara

Diamond, Hendrians (2012).Pengertian, FaktordanIndikatorHasil

[Online].Tersedia di:

http://hendriansdiamond.blogspot.com/2012/01/pengertian-faktor-dan-indikator-hasil.html . Diakses 25Juli 2013

Dwiningrum, Siti Irene Astuti (2011).

DesentralisasidanPartisipasiMasyarakatdalamPendidikan.Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR

Firmansyah, Saca (2009). PartisipasiMasyarakat [Online].Tersedia di: http://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat. Diakses 23 juli 2013

Galang (2012), PengertianSenamdanJenis-JenisSenam.[Online].Tersedia di: http://57galang.blogspot.com/2012/02/pengertian-senam-dan-jenis-jenis-senam.html . Diakses 1 juli 2013


(5)

70

Ichal, Faisal (2013), Pengertian Belajar dan Pengertian Pembelajaran [Online]. Tersedia di: http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html?m=1. Diakses 23 Juli 2013

Juliantine, Titeet al .(2011). Model-Model PembelajaranPendidikanJasmani : FPOK UPI BANDUNG

Kurniasih, Lisdiana (2012). KonsepPendekatan Model Personal [Online].Tersedia di:http://lisdianakurniasih.blogspot.com/2012/04/konsep-pendekatan-model-personal.html . Diakses 26 Agustus 2013

Lutan, Rusliet.al(2009).SejarahdanFilsafatOlahraga, Bandung: FPOK UPI Mahendra, Agus (2009).SenamArtistik, Bandung: FPOK UPI BANDUNG

Mahendra, Agus( 2009).AsasdanFilsafahPendidikanJasmani, Bandung: FPOK UPI BANDUNG

Mufti Ahmad Rizal 0606063

(2012).SkripsiHubunganMotivasiDenganPartisipasiSiswaDalamMengikut iKegiatanEkstrakurikulerOlahraga Di SMA YPKKP Bandung.Bandung :TidakDicetak

Munggaran, Agselia (2012). ImplementasiPembelajaranAktivitas Handball Like Games TerhadapPartisipasi Dan HasilBelajarPermainan Bola Tangan(Skripsi). UPI Bandung: Tidakdicetak

Nasehudin, Toto S danGozali, N (2012).MetodePenelitianKuantitatif. Bandung: CV PustakaSetia

NurSyahbana, F (2013).

PengaruhMetodePembelajaranProgresifTerhadapMotivasiBelajarSiswaS mkNegeri 3 CimahiKelas Xi Perhotelan 3 PadaPembelajaranAktivitasRitmik.(Skripsi). UPI Bandung:TidakDicetak N.K, Roestiyah (2001).StrategiBelajarMengajar,Jakarta: PT RinekaCipta

Sudjana (2005).MetodaStatistika . Bandung: PT.TARSITO BANDUNG

Sudrajat, Akhmad (2011). Model PembelajaranLangsung [Online].


(6)

Sugiono (2009).MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suherman, Adang. (2013).

DisaindanAplikasiPendekatanSaintifikDalamPembelajaranPenjasorkes. Bandung: FPOK UPI

Suntoda S, Andi (2013). Tespengukuranpendidikanjasmani. Bandung: FPOK UPI BANDUNG

Syafta, Zenma (2013).

SkalaPengukuranDalamPenelitian[Online]Tersediadi.:http://zenmasyafta. blogspot.com/2013/04/skala-pengukuran-dalam-penelitian.html. Diakses 25Juli 2013

Turindra (2009).PengertianPartisipasi[Online].Tersedia di: http://turindraatp.blogspot.com/2009/06/pengertian-partisipasi.html.

Diakses23juli 2013

Telyna.Wordpress (2010).PartisipasiBelajar [Online].Tersedia di: http://telyna.wordpress.com/2010/12/28/partisipasi-belajar/. Diakses 23 Juli 2013

Wikipedia (2013).Partisipasi[Online].Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi. Diakses 23 juli 2013

http://kawancerdas.blogspot.com http://digilib.sunanampel.ac.id


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran direct instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep termokimia

0 2 18

Pengaruh pembelajaran direct instruction dengan suplemen rumah belajar (situs elearning kemdikbud) terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem saraf manusia (kuasi eksperimen di MA Negeri 11 Jakarta)

1 23 0

PERBANDINGAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI)

2 15 66

ANAK TUNANETRA, MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION Pengembangan Model Direct Instruction Berbasis Alat Bantu Media Tangan Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Pada Siswa Tunanetra (di seluruh SMA inklusi wilayah X karisidenan Surakarta).

0 11 74

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DENGAN MACROMEDIA FLASH UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ROTASI DAN REVOLUSI BUMI Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Dengan Macromedia Flash Untuk Peningkata

0 0 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DALAM MENINGKATKAN PROCEDURAL KNOWLEDGE DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK.

0 0 51

KOMPARASI HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN ASAM-BASA DAN pH ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION SISWA SMA NEGERI 1 BOBOTSARI.

0 1 2

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MODEL EXCLUSIVE DENGAN MODEL DIRECT INSTRUCTION Mitha Pratiwi Mahardika

0 0 8

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA SISWA YANG MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN DIRECT INSTRUCTION

0 2 207

PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION - repo unpas

0 0 25