BAB I PERUBAHAN RKPD 2013

(1)

I-1 LAMPIRAN

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2013

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan pembangunan merupakan upaya optimalisasi penggunaan seluruh sumber daya yang tersedia bagi pencapaian tujuan dan cita-cita pembangunan. Urgensi perencanaan pembangunan diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013, disusun guna menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta sebagai landasan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013.

Sebagaimana ketentuan Pasal 285 ayat (1) dan (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, RKPD dapat diubah apabila tidak sesuai dengan keadaan dalam tahun berjalan yang disebabkan karena perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan, serta rencana program dan kegiatan prioritas daerah.

Mendasarkan hasil evaluasi kinerja pembangunan sampai dengan triwulan I Tahun 2013, percepatan pencapaian target pembangunan daerah maupun nasional Tahun 2013, peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan serta antisipasi dan penanganan bencana telah menghasilkan sejumlah rekomendasi yang berdampak pada perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah disertai perubahan/pergeseran anggaran untuk mewujudkan pencapaian prioritas pembangunan daerah sekaligus memberikan konstribusi bagi pencapaian target pembangunan nasional Tahun 2013.

Di samping hal tersebut, perubahan RKPD Tahun 2013 juga memuat prioritas Gubernur Jawa Tengah periode 2013 – 2018 meliputi upaya pengurangan pengangguran, pengurangan kemiskinan,


(2)

I-2 perwujudan kedaulatan pangan dan kedaulatan energi serta peningkatan infrastruktur.

1.2 Maksud dan Tujuan

(a) Maksud dari perubahan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 adalah:

Sebagai pedoman penyusunan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran (KUPA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan serta Rancangan Peraturan Daerah (Perda) tentang Perubahan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2013.

(b) Tujuan dari perubahan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 adalah:

1. Pemanfaatan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) atas realisasi pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2012 sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2012;

2. Sinkronisasi dan sinergitas kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang belum terakomodir pada APBD Induk Tahun Anggaran 2013;

3. Mengalokasikan kegiatan-kegiatan yang bersifat sangat prioritas/mendesak dan menampung kegiatan yang mengalami pergeseran anggaran termasuk prioritas Gubernur Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018 meliputi upaya pengurangan pengangguran, pengurangan kemiskinan, perwujudan kedaulatan pangan dan kedaulatan energi serta peningkatan infrastruktur;

4. Sebagai landasan penyusunan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013.

1.3 Dasar Pertimbangan Perubahan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun

2013 yang disertai Gambaran Perubahan Kerangka Ekonomi Daerah Perubahan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013, dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan tahun berjalan yang menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan perkembangan meliputi : 1. Ketidaksesuaian dengan asumsi kerangka ekonomi daerah dan

kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan, rencana program dan kegiatan prioritas daerah;

2. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan; dan/atau

3. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;

4. Pergeseran kegiatan antar SKPD, penghapusan kegiatan, penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif, penambahan atau


(3)

I-3 pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan kelompok sasaran kegiatan

Perubahan beberapa kerangka ekonomi dan kebijakan keuangan daerah adalah sebagai berikut:

1. Perubahan Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Sehubungan dengan terjadinya pembatasan dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL), penyesuaian beberapa indikator makro perekonomian antara lain:

a. Pendapatan Domestik Regional Bruro (PDRB)

Pada Tahun 2012 nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) meningkat dari tahun 2011 yaitu senilai Rp. 498,763 trilyun menjadi Rp. 556,479 trilyun. Demikian pula, nilai PDRB Atas Dasar harga Konstan (ADHK) meningkat dari Rp. 198,226 trilyun menjadi Rp. 210,848 trilyun. Tahun 2013 PDRB ADHB ditargetkan sebesar Rp. 568,416 trilyun dan ADHK sebesar Rp.213,412 trilyun.

b. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah pada Tahun 2012 sebesar 6,34%. Capaian Pertumbuhan Ekonomi (yoy) pada Triwulan II Tahun 2013 sebesar 6,1%. Tahun 2013 pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 5,8-6,2%. Meskipun terdapat revisi pertumbuhan ekonomi nasional, namun perekonomian Jawa Tengah diperkirakan masih sesuai target sebesar 5,8-6,2% sampai dengan akhir tahun 2013. Kondisi tersebut didorong oleh masih kuatnya permintaan domestik yang didukung dengan relatif terjaganya daya beli masyarakat dan tetap tingginya kegiatan investasi terkait pembangunan proyek infrastruktur serta masih tingginya laju pertumbuhan kredit investasi di Jawa Tengah.

c. Inflasi

Inflasi Jawa Tengah pada Tahun 2012 sebesar 4,24%. Laju inflasi tahun kalender periode Juli 2013 sebesar 6,73% sedangkan laju inflasi (yoy) Juli 2013 terhadap Juli 2012 sebesar 8,27%. Target inflasi tahun 2013 sebesar 5±1%. Berdasarkan Kajian Ekonomi Nasional dan Regional kondisi inflasi Jawa Tengah diperkirakan masih akan tinggi hingga akhir tahun. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM; kenaikan kelompok administered prices karena penyesuaian kenaikan cukai rokok, tarif tenaga listrik dan tarif jalan tol; faktor risiko yang terkait dengan kenaikan harga komoditas internasional dan kecenderungan pelemahan nilai tukar rupiah. Mendasarkan hal tersebut, maka Inflasi Jawa Tengah mengalami revisi dari semula 5±1% menjadi 8,9 – 9,4%.


(4)

I-4

d. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

TPT pada bulan Februari tahun 2013 mencapai 5,57% atau 0,94 juta jiwa menurun dibandingkan periode yang sama pada tahun 2011 yaitu 5,63% atau 0,96 juta jiwa. Target TPT tahun 2013 turun menjadi 5,60%.

e. Kemiskinan

Jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dari 16,21% atau 5,256 juta jiwa pada tahun 2011 menjadi 14,98% atau 4,863 juta jiwa pada bulan September tahun 2012. Tahun 2013 jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah ditargetkan turun menjadi 13,27%.

f. Nilai Tukar Petani (NTP)

NTP pada tahun 2012 sebesar 106,37 menurun 0,25 poin dibandingkan tahun 2011 sebesar 106,62. Hal ini disebabkan adanya penurunan indeks NTP pada sub sektor Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) dan perikanan. Sampai dengan bulan Agustus 2013 NTP mencapai 106,15, mendasarkan kondisi perekonomian yang berdampak pada kenaikan pengeluaran rumah tangga petani untuk transportasi dan kebutuhan bahan pangan, maka dilakukan revisi target NTP Tahun 2013 dari semula 108,67 menjadi 105 – 106,19.

Secara umum pencapaian indikator makro ekonomi regional tahun 2012-2013 dapat dilihat pada tabel berikut:

No Indikator Tahun 2012 Target Tahun

2013*) 1. PDRB:

Atas dasar harga berlaku (trilyun rupiah) 555,479 568,416 Atas dasar harga konstan (trilyun rupiah) 210,848 213,412 2. PDRB/Kapita

Atas dasar harga berlaku (juta rupiah) 16,726 17,554 Atas dasar harga konstan (juta rupiah) 6,337 6,591

3. Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,34 5,8-6,2

4. Inflasi (%) 4,24 8,9 – 9,4%

5. Kebutuhan Investasi (Trilyun Rp) 110,805 114,401

6. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 5,63 5,60

7. Penduduk Miskin (%) 14,98 13,27

8. Nilai Tukar Petani (NTP) 106,37 105 – 106,19 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah

*) angka prediksi

2. Perubahan Asumsi Pendapatan Daerah

Proyeksi Pendapatan Daerah pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013, diperkirakan sejumlah Rp.12,665 trilyun, naik sejumlah Rp.734,86 milyar atau 6,16% dari Pendapatan Daerah


(5)

I-5 pada APBD Induk Tahun Anggaran 2013 sejumlah Rp.11,930 trilyun. Kenaikan tersebut diasumsikan berasal dari :

1. Pendapatan Asli Daerah naik sejumlah Rp.787,46 milyar atau 11,89% sehingga menjadi Rp.7,413 trilyun antara lain Pajak Daerah naik sejumlah Rp.534,201 milyar atau 9,74% sehingga menjadi Rp.6,018 trilyun, Retribusi Daerah turun sejumlah Rp.84,78 juta atau 0,11% sehingga menjadi Rp.74,29 milyar dan kenaikan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan sejumlah Rp.10,49 milyar atau 4,15% sehingga menjadi Rp.263,26 milyar dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah naik sejumlah Rp.242,84 milyar atau 29,82% sehingga menjadi Rp.1,057 trilyun.

2. Dana Perimbangan naik sejumlah Rp.56,84 milyar atau 2,35% dari bagi hasil pajak/bukan pajak sehingga menjadi Rp.2,477 trilyun, kenaikannya antara lain berasal dari Bagi Hasil Pajak sebesar Rp.9,30 milyar dan Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau sebesar Rp.47,54 milyar.

3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah mengalami penurunan sejumlah Rp.109,43 milyar atau 3,79% sehingga menjadi Rp.2,774 trilyun.

4. Hal-hal yang mempengaruhi dalam perencanaan pendapatan pada Perubahan APBD TA.2013 adalah penyesuaian dana hibah BOS yang mengalami penurunan sebesar Rp.111,37 milyar, penurunan penerimaan hibah Jasa Raharja sebesar Rp.1 milyar. Disamping itu pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menerima alokasi dana CSR untuk pengadaan 1 unit mobil ambulance untuk penanggulangan bencana sejumlah Rp.250,6 juta dan penerimaan tambahan penghasilan guru SLB sejumlah Rp.2,03 milyar.

Untuk mencapai target yang telah direncanakan, arah kebijakan perubahan pendapatan daerah meliputi: Optimalisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; Pengembangan Penerimaan lain-lain; Pemberdayaan dan peningkatan kontribusi BUMD serta peningkatan pendapatan dan penyertaan modal; Upaya peningkatan Dana Perimbangan dan Dana lainnya; serta Mengoptimalkan pendayagunaan aset-aset daerah.

Sedangkan upaya dalam melaksanakan kebijakan Perubahan Pendapatan Daerah antara lain:

1. Meningkatkan penerimaan pendapatan daerah melalui penajaman potensi riil sumber-sumber pendapatan, konsistensi penerapan sistem dan prosedur pungutan dan peningkatan kualitas pelayanan publik secara akuntabel;

2. Mengevaluasi peraturan/ketentuan dan prosedur/mekanisme pemungutan serta membuat kebijakan terobosan dan upaya


(6)

I-6 peningkatan pendapatan asli daerah sesuai dengan aspirasi yang berkembang;

3. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan pihak-pihak terkait lainnya untuk meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah;

4. Menginventarisir serta mengoptimalkan pendayagunaan aset-aset daerah yang tersebar pada SKPD untuk peningkatan Pendapatan Daerah;

5. Meningkatkan pelayanan perpajakan, retribusi daerah dan pendapatan lain-lain dengan membangun sarana, prasarana dan sistem serta prosedur/mekanisme administrasi pelayanan.

3. Perubahan Asumsi Belanja Daerah

Proyeksi total belanja daerah pada perubahan RKPD Tahun 2013, diperkirakan sejumlah Rp. 13,684 trilyun, naik sejumlah Rp. 954,44 milyar atau 7,50 % dari Belanja Daerah pada APBD Induk Tahun Anggaran 2013 sejumlah Rp. 12,730 trilyun. Kenaikan tersebut berasal dari Belanja Tidak Langsung Sebesar Rp. 9,913 trilyun, naik sejumlah Rp. 695,17 Milyar atau 7,54% dan Belanja Langsung Sebesar Rp. 3,771 trilyun, naik sejumlah Rp. 259,26 Milyar atau 7,38%. Perubahan kebijakan belanja daerah Tahun Anggaran 2013 meliputi asumsi Belanja Tidak Langsung dan asumsi Belanja Langsung dengan penjabaran sebagai berikut:

a. Asumsi Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan:

1) asumsi perubahan dalam penyusunan Belanja Pegawai yang disebabkan:

a. Penyesuaian Gaji berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2013 tentang Perubahan Kelima Belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil;

b. Tunjangan Beras dihitung berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-31/PB/2012 dengan perincian realisasi bulan Januari s/d Mei 2013 ditambah dengan data jiwa bulan Mei 2013 kali 7 bulan, adanya mutasi/tambahan pegawai, dan ditambah acress 2,5% serta rapel dari bulan Maret 2012-Desember 2012; c. Tambahan Belanja Penerimaan Lainnya untuk

Gubernur/Wakil Gubernur berupa Penunjang operasional Gubernur/Wakil Gubernur dianggarkan pada Belanja KDH/WKDH dihitung maksimal sebesar 0,15% dari PAD Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013;


(7)

I-7 d. Insentif pemungutan Pajak daerah dan Retribusi Daerah disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 2010 tentang tatacara pemberian insentif sebagai kewajiban atas kenaikan pendapatan pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013.

2) Penyesuaian Belanja Hibah;

3) Tambahan Belanja Bantuan Sosial guna peningkatan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat yang belum teralokasikan;

4) Tambahan Belanja Bagi Hasil Pajak;

5) Tambahan Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa.

e. Asumsi Belanja Langsung

Perubahan asumsi Belanja Langsung pelaksanaannya diutamakan untuk mendukung pencapaian target/sasaran RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013. Perubahan program/kegiatan dalam belanja langsung adalah:

1) Ditujukan untuk pencapaian target sasaran akhir RPJMD tahun 2008-2013 dan pencapaian target RAD MDGs Tahun 2011-2015;

2) Berkontribusi dalam pencapaian target sasaran pembangunan dan komitmen nasional;

3) Fokus pada peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat serta peningkatan infrastruktur pemeliharaan berkala Jalan dan Jembatan;

4) Konsisten dengan perencanaan pembangunan yang telah ditetapkan dalam dokumen RKPD Provinsi Jawa tengah Tahun 2013;

5) Penyesuaian kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan atau terdapat kendala;

6) Perubahan waktu pelaksanaan kegiatan.

4. Perubahan Asumsi Pembiayaan Daerah

Pembiayaan merupakan transaksi keuangan daerah yang digunakan untuk menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah yang terdiri atas:

a. Asumsi penerimaan pembiayaan

Pada perubahan APBD Tahun Anggaran 2013 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) merupakan penyesuaian dari laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2012.

b. Asumsi pengeluaran pembiayaan

Pada perubahan APBD Tahun Anggaran 2013, pengeluaran pembiayaan dialokasikan untuk penyertaan modal kepada Bank Jateng dan PDAB Tirta Utama Provinsi Jawa Tengah sebagai


(8)

I-8 kewajiban untuk pembebasan lahan SPAM Bregas (Brebes, Tegal dan Slawi) dan Keburejo (Kebumen dan Purworejo).

1.4 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2013 :

Prioritas dan fokus sasaran pembangunan perubahan RKPD 2013, meliputi :

1. Menurunkan angka kemiskinan, dengan fokus sasaran: Peningkatan pemenuhan kebutuhan layanan dasar; Peningkatan kemampuan dan keterampilan penduduk miskin guna meningkatkan akses kesempatan kerja dan usaha; Peningkatan sarana dan prasarana dalam rangka meningkatkan aksesibilitas dan kegiatan ekonomi produktif untuk perluasan lapangan kerja.

2. Memantapkan ketahanan pangan, dengan fokus sasaran:

Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura; perwujudan dukungan dalam pencapaian surplus beras 10 juta ton; perwujudan swasembada gula tahun 2013; perwujudan swasembada daging tahun 2014; peningkatan akses, kualitas, distribusi dan diversifikasi pangan; peningkatan produksi, kualitas dan sarana prasarana perikanan tangkap dan budidaya; Pengembangan dan peningkatan jaringan irigasi; peningkatan kapasitas ketersediaan air baku; peningkatan sarana prasarana dan kapasitas pengelolaan pengendalian banjir; serta peningkatan kapabilitas/ kemampuan kelembagaan pengelolaan sumber daya air berbasiskan pemberdayaan masyarakat serta pengendalian alih fungsi lahan sawah produktif.

3. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dengan fokus sasaran:

Peningkatan pembinaan kesiswaan, peningkatan sarana prasarana pendidikan dasar dan menengah terutama untuk pembangunan dan perbaikan ruang kelas dengan kondisi rusak serta peningkatan kualitas dan kualifikasi D4/S1 serta sertifikasi tenaga pendidik; Peningkatan kesehatan ibu dan anak serta gizi balita; pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan; pencegahan, pengendalian dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular; serta peningkatan jangkauan dan pemerataan jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu; Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terutama meningkatkan pembinaan bagi eks penyandang penyakit sosial, anak dan remaja terlantar, lanjut usia potensial, anak nakal, anak jalanan dan eks narkoba, penyandang cacat, Wanita Rawan Sosial Ekonomi dan warga komunitas adat terpencil; Optimalisasi program Keluarga Berencana (KB) dalam rangka penurunan DO KB dan unmetneed; Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan anak; Optimalisasi peran dan fungsi lembaga ekonomi masyarakat; Peningkatan akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar di


(9)

I-9 perkotaan dan perdesaan; Pengembangan budaya baca masyarakat; Optimalisasi pembinaan, pelestarian dan pengembangan budaya daerah dalam mendukung Visit Jateng 2013.

4. Meningkatkan potensi dan daya saing daerah yang didukung

peningkatan infrastruktur dengan fokus sasaran: Peningkatan

kemandirian UMKM, IKM, Usaha Dagang Kecil dan Menengah serta koperasi guna peningkatan daya saing produk unggulan daerah dengan pemanfaatan SDM dan bahan baku lokal, pemberian akses permodalan, serta perluasan akses pasar/promosi; Peningkatan pemberdayaan pemuda melalui pengembangan kewirausahaan serta kemampuan pengembangan ekonomi produktif dan kreatif di kalangan pemuda; Peningkatan sarana dan prasarana destinasi wisata serta promosi pemasaran serta pengembangan potensi keunikan lokal masyarakat dan alam untuk menjadikan atraksi wisata guna mendukung Visit Jateng 2013; Peningkatan kompetensi tenaga kerja dan perluasan lapangan kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja; Peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur guna peningkatan kelancaran aksesibilitas barang dan penumpang serta peningkatan konektivitas antar wilayah dengan fasilitasi pembangunan infrastruktur strategis, peningkatan pembangunan jalan dan jembatan, peningkatan pelayanan transportasi, peningkatan sarana dan prasarana keselamatan lalu lintas jalan, angkutan dan barang serta upaya peningkatan ketersediaan dan pengembangan transportasi massal yang semakin baik; Peningkatan fasilitasi penyelesaian pembangunan infrastruktur strategis; Pembangunan energi guna meningkatkan daya saing daerah yaitu dengan peningkatan akses masyarakat terhadap listrik.

5. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pengendalian lingkungan

hidup serta pengurangan risiko bencana, dengan fokus sasaran:

Peningkatan fungsi kawasan lindung di luar kawasan hutan dan mata air; rehabilitasi hutan; perlindungan, pengamanan hutan dari pencurian dan kebakaran; pembangunan sumur pantau sebagai upaya konservasi air tanah; perluasan dan peningkatan kualitas ruang terbuka hijau; penanganan kerusakan pesisir dan pantai; konservasi habitat vital dengan transplantasi karang; pengendalian pencemaran lingkungan; peningkatan dan pembangunan sarana prasarana pengendalian banjir serta peningkatan penanganan konservasi DAS; Penguatan kapasitas kelembagaan penanggulangan bencana dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan penanggulangan bencana mulai dari tahap pra bencana, tanggap darurat, dan pasca bencana; Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana; Adaptasi dan mitigasi bencana alam dan perubahan iklim; Pemetaan daerah rawan tektonik/tsunami; Pengembangan Energi Terbarukan.

6. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, dengan fokus


(10)

I-10 administrasi kependudukan; Optimalisasi pemanfaatan aset daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

7. Memantapkan demokratisasi dan kondusivitas wilayah, dengan

fokus sasaran: Pengembangan Wawasan Kebangsaan; Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan; Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga kamtibmas; Peningkatan Pendidikan Politik Masyarakat; Peningkatan Kemampuan Linmas dan Ratih; Peningkatan Keterampilan Pengamanan Swakarsa.


(1)

I-5 pada APBD Induk Tahun Anggaran 2013 sejumlah Rp.11,930 trilyun. Kenaikan tersebut diasumsikan berasal dari :

1. Pendapatan Asli Daerah naik sejumlah Rp.787,46 milyar atau 11,89% sehingga menjadi Rp.7,413 trilyun antara lain Pajak Daerah naik sejumlah Rp.534,201 milyar atau 9,74% sehingga menjadi Rp.6,018 trilyun, Retribusi Daerah turun sejumlah Rp.84,78 juta atau 0,11% sehingga menjadi Rp.74,29 milyar dan kenaikan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan sejumlah Rp.10,49 milyar atau 4,15% sehingga menjadi Rp.263,26 milyar dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah naik sejumlah Rp.242,84 milyar atau 29,82% sehingga menjadi Rp.1,057 trilyun.

2. Dana Perimbangan naik sejumlah Rp.56,84 milyar atau 2,35% dari bagi hasil pajak/bukan pajak sehingga menjadi Rp.2,477 trilyun, kenaikannya antara lain berasal dari Bagi Hasil Pajak sebesar Rp.9,30 milyar dan Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau sebesar Rp.47,54 milyar.

3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah mengalami penurunan sejumlah Rp.109,43 milyar atau 3,79% sehingga menjadi Rp.2,774 trilyun.

4. Hal-hal yang mempengaruhi dalam perencanaan pendapatan pada Perubahan APBD TA.2013 adalah penyesuaian dana hibah BOS yang mengalami penurunan sebesar Rp.111,37 milyar, penurunan penerimaan hibah Jasa Raharja sebesar Rp.1 milyar. Disamping itu pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menerima alokasi dana CSR untuk pengadaan 1 unit mobil ambulance untuk penanggulangan bencana sejumlah Rp.250,6 juta dan penerimaan tambahan penghasilan guru SLB sejumlah Rp.2,03 milyar.

Untuk mencapai target yang telah direncanakan, arah kebijakan perubahan pendapatan daerah meliputi: Optimalisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; Pengembangan Penerimaan lain-lain; Pemberdayaan dan peningkatan kontribusi BUMD serta peningkatan pendapatan dan penyertaan modal; Upaya peningkatan Dana Perimbangan dan Dana lainnya; serta Mengoptimalkan pendayagunaan aset-aset daerah.

Sedangkan upaya dalam melaksanakan kebijakan Perubahan Pendapatan Daerah antara lain:

1. Meningkatkan penerimaan pendapatan daerah melalui penajaman potensi riil sumber-sumber pendapatan, konsistensi penerapan sistem dan prosedur pungutan dan peningkatan kualitas pelayanan publik secara akuntabel;

2. Mengevaluasi peraturan/ketentuan dan prosedur/mekanisme pemungutan serta membuat kebijakan terobosan dan upaya


(2)

I-6 peningkatan pendapatan asli daerah sesuai dengan aspirasi yang berkembang;

3. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan pihak-pihak terkait lainnya untuk meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah;

4. Menginventarisir serta mengoptimalkan pendayagunaan aset-aset daerah yang tersebar pada SKPD untuk peningkatan Pendapatan Daerah;

5. Meningkatkan pelayanan perpajakan, retribusi daerah dan pendapatan lain-lain dengan membangun sarana, prasarana dan sistem serta prosedur/mekanisme administrasi pelayanan.

3. Perubahan Asumsi Belanja Daerah

Proyeksi total belanja daerah pada perubahan RKPD Tahun 2013, diperkirakan sejumlah Rp. 13,684 trilyun, naik sejumlah Rp. 954,44 milyar atau 7,50 % dari Belanja Daerah pada APBD Induk Tahun Anggaran 2013 sejumlah Rp. 12,730 trilyun. Kenaikan tersebut berasal dari Belanja Tidak Langsung Sebesar Rp. 9,913 trilyun, naik sejumlah Rp. 695,17 Milyar atau 7,54% dan Belanja Langsung Sebesar Rp. 3,771 trilyun, naik sejumlah Rp. 259,26 Milyar atau 7,38%. Perubahan kebijakan belanja daerah Tahun Anggaran 2013 meliputi asumsi Belanja Tidak Langsung dan asumsi Belanja Langsung dengan penjabaran sebagai berikut:

a. Asumsi Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan:

1) asumsi perubahan dalam penyusunan Belanja Pegawai yang disebabkan:

a. Penyesuaian Gaji berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2013 tentang Perubahan Kelima Belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil;

b. Tunjangan Beras dihitung berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-31/PB/2012 dengan perincian realisasi bulan Januari s/d Mei 2013 ditambah dengan data jiwa bulan Mei 2013 kali 7 bulan, adanya mutasi/tambahan pegawai, dan ditambah acress 2,5% serta rapel dari bulan Maret 2012-Desember 2012; c. Tambahan Belanja Penerimaan Lainnya untuk

Gubernur/Wakil Gubernur berupa Penunjang operasional Gubernur/Wakil Gubernur dianggarkan pada Belanja KDH/WKDH dihitung maksimal sebesar 0,15% dari PAD Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013;


(3)

I-7 d. Insentif pemungutan Pajak daerah dan Retribusi Daerah disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 2010 tentang tatacara pemberian insentif sebagai kewajiban atas kenaikan pendapatan pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013.

2) Penyesuaian Belanja Hibah;

3) Tambahan Belanja Bantuan Sosial guna peningkatan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat yang belum teralokasikan;

4) Tambahan Belanja Bagi Hasil Pajak;

5) Tambahan Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa.

e. Asumsi Belanja Langsung

Perubahan asumsi Belanja Langsung pelaksanaannya diutamakan untuk mendukung pencapaian target/sasaran RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013. Perubahan program/kegiatan dalam belanja langsung adalah:

1) Ditujukan untuk pencapaian target sasaran akhir RPJMD tahun 2008-2013 dan pencapaian target RAD MDGs Tahun 2011-2015;

2) Berkontribusi dalam pencapaian target sasaran pembangunan dan komitmen nasional;

3) Fokus pada peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat serta peningkatan infrastruktur pemeliharaan berkala Jalan dan Jembatan;

4) Konsisten dengan perencanaan pembangunan yang telah ditetapkan dalam dokumen RKPD Provinsi Jawa tengah Tahun 2013;

5) Penyesuaian kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan atau terdapat kendala;

6) Perubahan waktu pelaksanaan kegiatan.

4. Perubahan Asumsi Pembiayaan Daerah

Pembiayaan merupakan transaksi keuangan daerah yang digunakan untuk menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah yang terdiri atas:

a. Asumsi penerimaan pembiayaan

Pada perubahan APBD Tahun Anggaran 2013 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) merupakan penyesuaian dari laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2012.

b. Asumsi pengeluaran pembiayaan

Pada perubahan APBD Tahun Anggaran 2013, pengeluaran pembiayaan dialokasikan untuk penyertaan modal kepada Bank Jateng dan PDAB Tirta Utama Provinsi Jawa Tengah sebagai


(4)

I-8 kewajiban untuk pembebasan lahan SPAM Bregas (Brebes, Tegal dan Slawi) dan Keburejo (Kebumen dan Purworejo).

1.4 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2013 :

Prioritas dan fokus sasaran pembangunan perubahan RKPD 2013, meliputi :

1. Menurunkan angka kemiskinan, dengan fokus sasaran: Peningkatan pemenuhan kebutuhan layanan dasar; Peningkatan kemampuan dan keterampilan penduduk miskin guna meningkatkan akses kesempatan kerja dan usaha; Peningkatan sarana dan prasarana dalam rangka meningkatkan aksesibilitas dan kegiatan ekonomi produktif untuk perluasan lapangan kerja.

2. Memantapkan ketahanan pangan, dengan fokus sasaran: Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura; perwujudan dukungan dalam pencapaian surplus beras 10 juta ton; perwujudan swasembada gula tahun 2013; perwujudan swasembada daging tahun 2014; peningkatan akses, kualitas, distribusi dan diversifikasi pangan; peningkatan produksi, kualitas dan sarana prasarana perikanan tangkap dan budidaya; Pengembangan dan peningkatan jaringan irigasi; peningkatan kapasitas ketersediaan air baku; peningkatan sarana prasarana dan kapasitas pengelolaan pengendalian banjir; serta peningkatan kapabilitas/ kemampuan kelembagaan pengelolaan sumber daya air berbasiskan pemberdayaan masyarakat serta pengendalian alih fungsi lahan sawah produktif.

3. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dengan fokus sasaran: Peningkatan pembinaan kesiswaan, peningkatan sarana prasarana pendidikan dasar dan menengah terutama untuk pembangunan dan perbaikan ruang kelas dengan kondisi rusak serta peningkatan kualitas dan kualifikasi D4/S1 serta sertifikasi tenaga pendidik; Peningkatan kesehatan ibu dan anak serta gizi balita; pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan; pencegahan, pengendalian dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular; serta peningkatan jangkauan dan pemerataan jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu; Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terutama meningkatkan pembinaan bagi eks penyandang penyakit sosial, anak dan remaja terlantar, lanjut usia potensial, anak nakal, anak jalanan dan eks narkoba, penyandang cacat, Wanita Rawan Sosial Ekonomi dan warga komunitas adat terpencil; Optimalisasi program Keluarga Berencana (KB) dalam rangka penurunan DO KB dan unmetneed; Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan anak; Optimalisasi peran dan fungsi lembaga ekonomi masyarakat; Peningkatan akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar di


(5)

I-9 perkotaan dan perdesaan; Pengembangan budaya baca masyarakat; Optimalisasi pembinaan, pelestarian dan pengembangan budaya daerah dalam mendukung Visit Jateng 2013.

4. Meningkatkan potensi dan daya saing daerah yang didukung peningkatan infrastruktur dengan fokus sasaran: Peningkatan kemandirian UMKM, IKM, Usaha Dagang Kecil dan Menengah serta koperasi guna peningkatan daya saing produk unggulan daerah dengan pemanfaatan SDM dan bahan baku lokal, pemberian akses permodalan, serta perluasan akses pasar/promosi; Peningkatan pemberdayaan pemuda melalui pengembangan kewirausahaan serta kemampuan pengembangan ekonomi produktif dan kreatif di kalangan pemuda; Peningkatan sarana dan prasarana destinasi wisata serta promosi pemasaran serta pengembangan potensi keunikan lokal masyarakat dan alam untuk menjadikan atraksi wisata guna mendukung Visit Jateng 2013; Peningkatan kompetensi tenaga kerja dan perluasan lapangan kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja; Peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur guna peningkatan kelancaran aksesibilitas barang dan penumpang serta peningkatan konektivitas antar wilayah dengan fasilitasi pembangunan infrastruktur strategis, peningkatan pembangunan jalan dan jembatan, peningkatan pelayanan transportasi, peningkatan sarana dan prasarana keselamatan lalu lintas jalan, angkutan dan barang serta upaya peningkatan ketersediaan dan pengembangan transportasi massal yang semakin baik; Peningkatan fasilitasi penyelesaian pembangunan infrastruktur strategis; Pembangunan energi guna meningkatkan daya saing daerah yaitu dengan peningkatan akses masyarakat terhadap listrik.

5. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup serta pengurangan risiko bencana, dengan fokus sasaran: Peningkatan fungsi kawasan lindung di luar kawasan hutan dan mata air; rehabilitasi hutan; perlindungan, pengamanan hutan dari pencurian dan kebakaran; pembangunan sumur pantau sebagai upaya konservasi air tanah; perluasan dan peningkatan kualitas ruang terbuka hijau; penanganan kerusakan pesisir dan pantai; konservasi habitat vital dengan transplantasi karang; pengendalian pencemaran lingkungan; peningkatan dan pembangunan sarana prasarana pengendalian banjir serta peningkatan penanganan konservasi DAS; Penguatan kapasitas kelembagaan penanggulangan bencana dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan penanggulangan bencana mulai dari tahap pra bencana, tanggap darurat, dan pasca bencana; Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana; Adaptasi dan mitigasi bencana alam dan perubahan iklim; Pemetaan daerah rawan tektonik/tsunami; Pengembangan Energi Terbarukan.

6. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, dengan fokus sasaran: Peningkatan kapasitas pemerintah daerah; Peningkatan


(6)

I-10 administrasi kependudukan; Optimalisasi pemanfaatan aset daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

7. Memantapkan demokratisasi dan kondusivitas wilayah, dengan fokus sasaran: Pengembangan Wawasan Kebangsaan; Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan; Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga kamtibmas; Peningkatan Pendidikan Politik Masyarakat; Peningkatan Kemampuan Linmas dan Ratih; Peningkatan Keterampilan Pengamanan Swakarsa.