BAB II_RKPD PERUBAHAN

(1)

II-1

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013

DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN DAERAH

2.1.

Gambaran Kondisi Umum Daerah

2.1.1.

Aspek Geografi

Wilayah Provinsi Jawa Tengah berada pada 5

0

40’

- 8

0

30’ Lintang

Selatan dan 108

0

30’

- 111

0

30’ Bujur Tim

ur. Secara administratif wilayah

Provinsi Jawa Tengah berbatasan dengan Samudera Hindia dan Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan; Provinsi Jawa Barat di

sebelah barat; Provinsi Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di

sebelah utara. Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 Kabupaten dan

6 Kota, dan terdiri dari 573 Kecamatan yang meliputi 7.810 Desa dan

767 Kelurahan dengan luas wilayah sebesar 3.254.412 Ha atau 25,04%

dari luas Pulau Jawa.

Topografi wilayah Jawa Tengah memiliki relief yang beraneka

ragam, meliputi daerah pegunungan dan dataran tinggi yang membujur

sejajar dengan panjang pulau Jawa di bagian tengah; dataran rendah

yang hampir tersebar di seluruh Jawa Tengah; dan pantai yaitu Pantai

Utara dan Selatan. Kemiringan lahan di Jawa Tengah bervariasi, meliputi

lahan dengan kemiringan 0-2% sebesar 38%; lahan dengan kemiringan

2-15% sebesar 31%; lahan dengan kemiringan 15-40% sebesar 19%; dan

lahan dengan kemiringan lebih dari 40% sebesar 12%.

Selain itu, keadaan iklim di Jawa Tengah termasuk dalam kategori

iklim tropis basah. Pada tahun 2010, suhu udara di Jawa Tengah

berkisar antara 24,7

0

C - 28

0

C, dan kelembaban udara berada pada

kisaran antara 79% - 87%. Curah hujan tertinggi sebesar 5.555 mm

(tercatat di Stasiun Meteorologi Wonosobo) dan hari hujan terbanyak 302

hari (tercatat di Stasiun Meteorologi Cilacap).

Penggunaan lahan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010

meliputi lahan sawah seluas 991.524 Ha (30,47%) dan bukan lahan

sawah seluas 2.262.888 Ha (69,53%). Jika dibandingkan dengan tahun

2009, maka kondisi ini menunjukkan adanya penurunan luas lahan

sawah yang beralih menjadi bukan lahan sawah sebesar 128 Ha

(0,013%). Penggunaan lahan di Provinsi Jawa Tengah selengkapnya

dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :


(2)

II-2

Luas (Ha) % Luas (Ha) % Luas (Ha) %

1 Lahan Sawah 990.652 30,44 991.652 30,47 991.524 30,47

a Pengairan Teknis 382.643 38,63 383.262 38,65 386.953 39,03 b Pengairan 1/2 Teknis 129.630 13,09 133.769 13,49 131.687 13,28 c Pengairan Sederhana 136.796 13,81 136.635 13,78 140.423 14,16 d Pengairan Desa/Non PU 57.032 5,76 52.596 5,30 57.731 5,82 e Tadah Hujan 281.919 28,46 282.521 28,49 272.364 27,47

f Pasang Surut 1.561 0,16 1.613 0,16 1.661 0,17

g Lebak, Polder, Lainnya 1.071 0,11 1.256 0,13 705 0,07

2 Bukan Lahan Sawah 2.263.760 69,56 2.262.760 69,53 2.262.888 69,53

a Bangunan/ Pekarangan 524.465 16,12 503.923 15,48 537.288 16,51 b Tegal/Kebun 732.853 22,52 730.370 22,44 723.056 22,22

c Ladang/Huma 13.346 0,41 13.413 0,41 11.664 0,36

d Padang Rumput 1.231 0,04 1.184 0,04 1.745 0,05

e Hutan Rakyat 95.550 2,94 103.402 3,18 103.004 3,17

f Hutan Negara 568.572 17,47 578.107 17,76 567.449 17,44 g Perkebunan Negara 71.868 2,21 69.345 2,13 71.337 2,19

h Rawa 9.027 0,28 9.035 0,28 9.021 0,28

i Tambak 34.972 1,07 39.810 1,22 37.574 1,15

j Kolam/Empang 3.719 0,11 8.259 0,25 3.046 0,09

k Sementara tidak

diusahakan 1.772 0,05 1.628 0,05 1.429 0,04

l Lain-lain 206.385 6,34 204.284 6,28 196.275 6,03

Jumlah (Ha) 3.254.412 100,00 3.254.412 100,00 3.254.412 100,00

Tahun 2010

No. Penggunaan Lahan Tahun 2008 Tahun 2009

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, 2012

Adanya indikasi perubahan fungsi lahan di Provinsi Jawa Tengah,

dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana banjir dan tanah

longsor. Hal ini ditunjukkan dengan frekuensi kejadian bencana di Jawa

Tengah dari tahun ke tahun yang cenderung mengalami peningkatan.

Kondisi kebencanaan di Jawa Tengah dilihat dari frekuensi kejadiannya

dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini :

Tabel 2.2

Frekuensi Kejadian Bencana di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2010

2012

No Jenis Bencana 2008 2009 2010 2011 2012

1 2 3 4 5 6 7 1 Banjir 7 54 115 85 160 2 Tanah Longsor 21 126 141 202 201 3 Angin Topan 2 100 122 104 312 4 Kekeringan 10 - - 15 17 6 Kebakaran 30 128 73 268 305

Sumber : Sekretariat BPBD Prov. Jateng, 2013

Frekuensi kejadian bencana banjir mempunyai kecenderungan

meningkat. Pada tahun 2008 tercatat hanya 7 kejadian, cenderung terus

meningkat dari tahun ke tahun dan pada tahun 2012 tercatat 160

kejadian. Hal ini mengindikasikan adanya permasalahan dalam upaya

pelestarian lingkungan, pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), dan


(3)

II-3

masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian

lingkungannya

.

2.1.2.

Aspek Demografi

Jumlah penduduk Jawa Tengah tahun 2011 diproyeksikan

sebanyak 32.643.612 jiiwa atau 13,54% dari jumlah penduduk

Indonesia, terdiri dari laki-laki sebanyak 16.273.976 Jiwa (49,85%) dan

perempuan sebanyak 16.369.636 Jiwa (50,15%), sehingga besar rasio

jenis kelamin (RJK) adalah sebesar 99,42. Jumlah penduduk terbanyak

berada di Kabupaten Brebes (1.742.528 jiwa

)

, sedangkan paling sedikit

berada di Kota Magelang (118.606 jiwa).

Kepadatan penduduk Jawa Tengah tahun 2012 diproyeksikan

sebesar 1.022 Jiwa/Km

2

, meningkat dibandingkan kondisi tahun 2011

sebesar 1.003 jiwa/km

2

. Kepadatan penduduk tahun 2012 tertinggi di

Kota Surakarta (11.573 jiwa/km

2

) dan terendah di Kabupaten Blora (472

jiwa/km

2

). Selengkapnya jumlah penduduk, rasio jenis kelamin dan

kepadatan penduduk pada masing-masing Kabupaten/Kota di Jawa

Tengah disajikan dalam Tabel 2.3 dan Tabel 2.4.

Tabel 2.3

Proyeksi Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut

Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Tahun 2011 - 2012

No. Kabupaten/Kota

Jumlah Penduduk Tahun 2011*)

Penduduk Tahun 2012*)

Laki-laki Perempuan Jumlah

Rasio Jenis Kelamin

1. Kab. Cilacap 832.052 819.888 1.651.940 101,48 1.679.864 2. Kab. Banyumas 788.938 781.660 1.570.598 100,93 1.603.037 3. Kab. Purbalingga 426.606 432.192 858.798 98,71 877.489 4. Kab. Banjarnegara 440.816 434.398 875.214 101,48 890.962 5. Kab. Kebumen 581.298 580.996 1.162.294 100,05 1.181.678 6. Kab. Purworejo 345.191 350.950 696.141 98,36 708.483 7. Kab. Wonosobo 386.790 372.203 758.993 103,92 771.447 8. Kab. Magelang 602.517 591.836 1.194.353 101,80 1.219.371 9. Kab. Boyolali 463.755 473.067 936.822 98,03 953.317 10. Kab. Klaten 560.182 575.019 1.135.201 97,42 1.153.047 11. Kab. Sukoharjo 414.502 417.592 832.094 99,26 848.718 12. Kab. Wonogiri 454.451 475.419 929.870 95,59 946.373 13. Kab. Karanganyar 408.585 413.109 821.694 98,90 838.762 14. Kab. Sragen 424.645 437.294 861.939 97,11 875.283 15. Kab. Grobogan 654.822 661.871 1.316.693 98,93 1.339.127 16. Kab. Blora 412.601 421.185 833.786 97,96 847.125 17. Kab. Rembang 298.302 298.499 596.801 99,93 608.548 18. Kab. Pati 584.038 614.897 1.198.935 94,98 1.219.993 19. Kab. Kudus 390.201 398.063 788.264 98,02 807.005 20. Kab. Jepara 55.728 557.960 1.115.688 99,96 1.144.916 21. Kab. Demak 531.979 536.014 1.067.993 99,25 1.091.379 22. Kab. Semarang 466.790 478.087 944.877 97,64 968.383


(4)

II-4

23. Kab. Temanggung 360.744 355.163 715.907 101,57 730.720 24. Kab. Kendal 462.997 445.536 908.533 103,92 926.325 25. Kab. Batang 358.419 355.523 713.942 100,81 728.578 26. Kab. Pekalongan 422.267 423.204 845.471 99,78 861.366 27. Kab. Pemalang 629.314 635.221 1.264.535 99,07 1.285.024 28. Kab. Tegal 699.564 700.225 1.399.789 99,91 1.421.001 29. Kab. Brebes 880.286 862.242 1.742.528 102,09 1.770.480 30. Kota Magelang 58.701 59.905 118.606 97,99 120.447 31. Kota Surakarta 245.283 256.367 501.650 95,68 509.576 32. Kota Salatiga 85.111 87.945 173.056 96,78 177.480 33. Kota Semarang 781.669 803.748 1.585.417 97,25 1.629.924 34. Kota Pekalongan 142.963 141.450 284.413 101,07 290.347 35. Kota Tegal 119.869 120.908 240.777 99,14 244.632

Jumlah 2011*) 16.273.976 16.369.636 32.643.612 99,42 33.270.207

2010 16.273.976 16.291.545 32.382.657 98,77 -

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

Keterangan : *) Angka Sementara Proyeksi SP 2010

Tabel 2.4

Proyeksi Kepadatan Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut

Kabupaten/Kota Tahun 2012

2.1.3.

No. Kabupaten/Kota Luas Wilayah

(ha)

Jumlah Penduduk (jiwa)

Kepadatan Penduduk (per km2) 1. Kab. Cilacap 213.851 1.679.864 786 2. Kab. Banyumas 132.759 1.603.037 1.207 3. Kab. Purbalingga 77.765 877.489 1.128 4. Kab. Banjarnegara 106.974 890.962 833 5. Kab. Kebumen 128.274 1.181.678 921 6. Kab. Purworejo 103.482 708.483 685 7. Kab. Wonosobo 98.468 771.447 783 8. Kab. Magelang 108.573 1.219.371 1.123 9. Kab. Boyolali 101.507 953.317 939 10. Kab. Klaten 65.556 1.153.047 1.759 11. Kab. Sukoharjo 46.666 848.718 1.819 12. Kab. Wonogiri 182.237 946.373 519 13. Kab. Karanganyar 77.220 838.762 1.086 14. Kab. Sragen 94.649 875.283 925 15. Kab. Grobogan 197.585 1.339.127 678 16. Kab. Blora 179.440 847.125 472 17. Kab. Rembang 101.410 608.548 600 18. Kab. Pati 149.120 1.219.993 818 19. Kab. Kudus 42.517 807.005 1.898


(5)

II-5

No. Kabupaten/Kota Luas Wilayah

(ha)

Jumlah Penduduk (jiwa)

Kepadatan Penduduk (per km2) 20. Kab. Jepara 100.416 1.144.916 1.140 21. Kab. Demak 89.743 1.091.379 1.216 22. Kab. Semarang 94.686 968.383 1.023 23. Kab. Temanggung 87.023 730.720 840 24. Kab. Kendal 100.227 926.325 924 25. Kab. Batang 78.895 728.578 923 26. Kab. Pekalongan 83.613 861.366 1.030 27. Kab. Pemalang 101.190 1.285.024 1.270 28. Kab. Tegal 87.970 1.421.001 1.615 29. Kab. Brebes 165.773 1.770.480 1.068 30. Kota Magelang 1.812 120.447 6.647 31. Kota Surakarta 4.403 509.576 11.573 32. Kota Salatiga 5.296 177.480 3.351 33. Kota Semarang 37.367 1.629.924 4.362 34. Kota Pekalongan 4.496 290.347 6.458 35. Kota Tegal 3.449 244.632 7.092

Jumlah 2012*) 3.254.412 33.270.207 1.022

2011*) 3.254.412 32.643.612 1.003

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

Keterangan : *) Angka Sementara Proyeksi SP 2010

2.2.

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah

2.2.1.

Evaluasi Agregatif Pembangunan Jawa Tengah

Evaluasi terhadap capaian kinerja pembangunan secara makro

ditunjukkan dengan capaian indikator agregat meliputi :

a.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu

indikator kinerja pembangunan untuk mengukur tiga dimensi pokok

pembangunan

manusia

yang

dinilai

mencerminkan

status

kemampuan dasar penduduk, yaitu angka Usia Harapan Hidup (UHH)

yang mengukur peluang hidup, capaian tingkat pendidikan (rata-rata

lama sekolah dan angka melek huruf), serta pengeluaran rill per

kapita guna mengukur akses terhadap sumberdaya yang dibutuhkan

untuk mencapai standar hidup layak.

Perkembangan IPM Provinsi Jawa Tengah terus mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2010 sebesar

72,49, meningkat menjadi 72,94 pada tahun 2011, secara rinci dapat

dilihat pada Gambar (

2.1

).


(6)

II-6

Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008

2011

IPM Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 72,94 di atas

rata-rata IPM Nasional sebesar 72,77 dan apabila di bandingkan dengan

Provinsi se Jawa

Bali berada pada posisi ke 3 (tiga) di bawah Provinsi

DKI dan DIY, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

Gambar (2.2)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Provinsi se Jawa

Bali dan Nasional Tahun 2011

b.

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2012 sebesar

6,34% (

year on year

/

yoy

), lebih tinggi dibandingkan capaian tahun

2011, yaitu sebesar 6,34%. Namun demikian sampai dengan Triwulan

I Tahun 2013 mencapai 6,1%.

Apabila dibandingkan dengan Provinsi lain di wilayah Jawa

Bali, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2012 berada pada

posisi ke 4 (empat) setelah Provinsi Jawa Timur, Bali dan DKI

Jakarta, namun lebih baik dari angka pertumbuhan ekonomi


(7)

II-7

nasional sebesar 6,23%. Pertumbuhan ekonomi Nasional dan Provinsi

lain di wilayah Jawa

Bali dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5

Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Provinsi se Jawa

Bali

Tahun 2011

2012 (%)

No Provinsi/Nasional 2011 2012

1 Jawa Timur 7,22 7,27 2 Bali 6,49 6,65 3 DKI Jakarta 6,7 6,5

4 Jawa Tengah 6,01 6,34

5 Jawa Barat 6,48 6,21 6 Banten 6,43 5,87 7 D.I. Yogyakarta 5,16 5,32

Nasional 6,5 6,23

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011 dan 2012

c.

Inflasi

Perkembangan inflasi Jawa Tengah selama kurun waktu 5

(lima) tahun dari tahun 2008

2012 sangat fluktuatif, tetapi

cenderung menurun. Inflasi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 4,24%,

lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 sebesar 2,68%,. Sedangkan

sampai dengan bulan Juli 2013 mencapai sebesar 8,27% disebabkan

oleh peningkatan harga pada komoditas

volatile foods

antara lain

daging ayam ras, bawang merah, beras dan cabe rawit dan kenaikan

biaya transportasi sebagai imbas pengurangan subsidi BBM.

Tabel 2.6

Inflasi Nasional dan Provinsi se Jawa

Bali

Tahun 2011-2012 (%)

No Provinsi/Nasional 2011 2012

1 Jawa Barat 3,1 3,86

2 Jawa Tengah 2,68 4,24

3 D.I. Yogyakarta 3,88 4,31 4 Banten 3,79 4,37 5 Jawa Timur 4,09 4,50 6 DKI Jakarta 3,97 4,52 7 Bali 3,75 4,71

Nasional 3,79 4,34

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011 dan 2012

Sampai dengan bulan Juli 2013

d.

Indeks Gini dan Indeks Williamson

Indeks

Gini

merupakan

satu

ukuran

untuk

melihat

ketimpangan pendapatan masyarakat. Indeks Gini tahun 2008

sebesar 0,3033, meningkat menjadi 0,3462 pada tahun 2011, angka

ini menunjukkan ketimpangan pendapatan masyarakat meningkat.

Sementara tingkat kesenjangan pembangunan antar wilayah di

Provinsi Jawa Tengah dilihat dengan Indeks Williamson, pada tahun

2007 sebesar 0,7096, menjadi 0,6965 pada tahun 2011. Namun,

Indeks Williamson Jawa Tengah masih di atas angka 0,5, yang

menunjukkan bahwa kesenjangan pembangunan di Kabupaten/Kota

di Jawa Tengah masih cukup tinggi.


(8)

II-8

dihasilkan petani dengan barang/jasa yang diperlukan untuk

konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam memproduksi produk

pertanian ditunjukkan dengan NTP. Pada bulan Juli 2013, NTP Jawa

Tengah sebesar 105,62 lebih baik dibandingkan NTP Nasional sebesar

104,58.

Apabila dibandingkan dengan provinsi lainnya se Pulau Jawa

Bali, NTP Jawa Tengah bulan Juli tahun 2013 berada di peringkat

keempat. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut :

Tabel 2.7

Nilai Tukar Petani (NTP) se Pulau Jawa

Bali dan Nasional

Tahun 2010

2013

No Provinsi /

Nasional 2010 2011

2012 2013*

1 Jawa Tengah 103,12 106,62 106,37 105,62 2 Jawa Barat 101,46 108,17 111,55 109,25 3 Jawa Timur 98,87 102,62 103,28 103,01 4 Banten 103,71 106,54 117,07 109,33 5 DIY 113,70 116,61 117,59 117,21 6 Bali 104,20 108,00 108,39 ...

Nasional 102,75 105,75 105,87 104,58

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2013 *) angka bulan juli 2013

f.

Penduduk Miskin dan Pengangguran

Persentase penduduk miskin di Jawa Tengah selama kurun

waktu tahun 2008 hingga tahun 2012 cenderung menurun. Jumlah

penduduk miskin di Jawa Tengah pada tahun 2012 sebanyak 4,86

juta jiwa (14,98%) lebih rendah dibandingkan tahun 2011 sebanyak

5,25 juta jiwa (16,21%), namun masih di atas rata

rata angka

nasional sebesar 11,66%. Penduduk miskin di Jawa Tengah sebagian

besar berada di wilayah perdesaan, yaitu sebesar 59,98%, sementara

yang berada di wilayah perkotaan sebesar 40,02%. Walaupun

penduduk miskin telah mengalami penurunan, jumlah tersebut

masih cukup tinggi sehingga masih perlu upaya lebih keras untuk

menurunkannya.

Perbandingan jumlah dan persentase penduduk miskin di

wilayah perkotaan dan perdesaan di Provinsi Jawa Tengah dapat

dilihat pada Tabel 2.8 berikut :

Tabel 2.8

Jumlah Penduduk Miskin

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2013

No Tahun / Bulan Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) Persentase (%)

Kota Desa Total Kota Desa Total

1 2008/Maret 2.556,50 3.633,10 6.189,60 16,34 21,96 19,23 2 2009/Maret 2.420,90 3.304,80 5.725,70 15,41 19,89 17,72


(9)

II-9

No Tahun / Bulan Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) Persentase (%)

Kota Desa Total Kota Desa Total

3 2010/Maret 2.258,94 3.110,22 5.369,16 14,33 18,66 16,56 4 2011/Maret 2.092,51 3.014,85 5.107,36 14,12 17,14 15,76 5 2011/Sept 2.175,82 3.080,17 5.255,99 14,67 17,50 16,21 6 2012/Maret 2.001,12 2.976,25 4.977,36 13,49 16,89 15,34 7 2012/Sept 1.946,51 2.916,90 4.863,41 13,11 16,55 14,98 8 2013/maret 1.911,21 2.821,74 4.732,95 12,87 15,99 14,56

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2008-2013

Apabila dibandingkan dengan provinsi lainnya se Pulau Jawa

Bali, persentase penduduk miskin Jawa Tengah, dapat dilihat dari

Tabel 2.9 berikut :

Tabel 2.9

Kemiskinan Nasional dan Provinsi se Jawa

Bali

Tahun 2011-2012

No Provinsi/

Nasional

2011 2012

(ribu jiwa) (%) (ribu jiwa) (%)

1. DKI Jakarta 355,20 3,64 366,77 3,70 2. Bali 183,13 4,59 160,95 3,95 3. Banten 690,87 6,26 648,25 5,71 4. Jawa Barat 4.650,81 10,57 4.421,48 9,89 5. Jawa Timur 5.227,31 13,85 4.960,54 13,08

6. Jawa Tengah 5.255,99 16,21 4.863,41 14,98

7. D.I. Yogyakarta 564,23 16,14 562,11 15,88

Nasional 29.890,14 12,36 28.594,64 11,66

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011 dan 2012 *) angka bulan Maret 2013

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah

menun-jukkan kecenderungan menurun.

TPT pada tahun 2012 sebesar

5,63% (962,10 ribu jiwa) menurun dibandingkan tahun 2011 sebesar

5,93% (1.002,2 ribu jiwa)

.

Hal ini menunjukkan rasio penduduk Jawa

Tengah yang bekerja semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan

menggambarkan penyerapan tenaga kerja semakin meningkat.

Namun di sisi lain Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi

Jawa Tengah masih belum optimal, walaupun cenderung semakin

meningkat dari tahun 2008

2012.

Tabel 2.10

Perkembangan Jumlah Angkatan Kerja, TPAK dan TPT

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008

2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1 Angkatan Kerja (jiwa) 16.690.966 17.087.649 16.856.330 16.918.79

7 17.090.000

- Bekerja 15.463.658 15,835.382 15.809.447 15.916.13

5 16.130.000

- Mencari Pekerjaan 1.227.308 1.252.267 1.046.883 1.002.662 960.000

2 Tingkat Partisipasi AK


(10)

II-10

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012

*) angka bulan Pebruari 2013

TPT Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 di bandingkan dengan

provinsi lain di wilayah Jawa

Bali berada di posisi 4 (empat), namun

lebih baik dari rata

rata TPT Nasional. Kondisi TPT Provinsi se Jawa

Bali dan Nasional dapat dilihat pada Tabel 2.11.

Tabel 2.11

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Nasional

dan Provinsi se Jawa-Bali Tahun 2011 - 2012 (%)

No

Provinsi/Nasional

2011

2012

1.

Banten

13,06

10,13

2.

DKI Jakarta

10,8

9,87

3.

Jawa Barat

9,83

9,08

4.

Jawa Tengah

5,93

5,63

5.

Jawa Timur

4,16

4,12

6.

D.I. Yogyakarta

3,97

3,97

7.

Bali

2,32

2,04

Nasional

6,56

6,14

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012 *) angka bulan Februari

g.

Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan

Gender (IDG)

Indeks Pembangunan Gender (IPG) Jawa Tengah pada tahun

2011 sebesar 66,45, meningkat dari tahun 2010 sebesar 65,79.

Kondisi ini menggambarkan meningkatnya peran serta perempuan

dalam pembangunan daerah. Apabila dibandingkan dengan provinsi

lainnya se Pulau Jawa

Bali, dapat dilihat pada Tabel 2.12 berikut :

Tabel 2.12

Indeks IPG se Pulau Jawa

Bali dan Nasional

Tahun 2010

2011

No Provinsi/

Nasional

Tahun 2010 Tahun 2011

Indeks Indeks

1 Jawa Tengah 65,79 66,45 2 Jawa Barat 62,38 63,25 3 Jawa Timur 65,11 65,61 4 Banten 62,88 63,35 5 DKI 73,35 74,01 6 DIY 72,51 73,07 7 Bali 67,81 68,24 Nasional 67,20 67,80


(11)

II-11

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Jawa Tengah pada tahun

2011 mencapai 68,99 meningkat dari tahun 2010 sebesar 67,96,

tetapi masih lebih rendah dibandingkan angka nasional sebesar

69,14. Peningkatan IDG menunjukkan bahwa tingkat keberdayaan

perempuan di Jawa Tengah semakin baik. Dapat dilihat pada Tabel

2.13 berikut :

Tabel 2.13

Indeks IDG se Pulau Jawa

Bali dan Nasional

Tahun 2010

2011

No Provinsi/

Nasional

Tahun 2010 Tahun 2011

Indeks Indeks

1 Jawa Tengah 67,96 68,99 2 Jawa Barat 67,01 68,08 3 Jawa Timur 67,91 68,62 4 Banten 65,66 66,58 5 DKI 73,23 74,70 6 DIY 77,70 77,84 7 Bali 58,53 58,59 Nasional 68,15 69,14

Sumber : Kementerian PP & PA; Badan Pusat Statistik (BPS), 2011

2.2.2.

Evaluasi Kinerja Urusan Kewenangan Provinsi

a.

Urusan Wajib

Evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan untuk urusan

wajib adalah sebagai berikut :

1)

Pendidikan

Upaya pemenuhan 3 pilar pembangunan pendidikan dilakukan

melalui Program Pendidikan Anak Usia Dini; Pendidikan Dasar;

Pen-didikan Menengah; PenPen-didikan Non Formal dan Informal; PenPen-didikan

Khusus; Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

Manajemen Pelayanan Pendidikan; Fasilitasi Pendidikan Tinggi; dan

Pendidikan Berkelanjutan.

Kinerja pembangunan urusan pendidikan ditunjukkan dengan

87 indikator yang seperti tertuang dalam Tabel 2.13 berikut:

Tabel 2.14

Capaian Kinerja Urusan Pendidikan

No Program dan Indikator

Kinerja Program

Target RPJMD

2008-2013

Satuan

Realisasi Capaian

2012

Kinerja 2008 s/d

2012

Realisasi Kinerja s/d Tahun 2013

Status Target

RKPD 2013

Capaian Triwulan I thn 2013

Kinerja 2008 s/d Triwulan I th 2013 I Program Pendidikan

Anak Usia Dini

1 Angka Partisipasi Kasar

(APK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

65 % 70,50 70,50 70,42 0 70,50

2 Prosentase Sarana

Prasarana PAUD layak


(12)

II-12

2013 I th 2013

3 Rasio jumlah pendidik

dengan peserta didik PAUD

1:20 1:30 1:30 1:30 0 1:30

4 Dokumen tentang

pedoman pengelolaan PAUD

ada/

tidak

Ada ada ada 0 ada

II Program Pendidikan Dasar

5 Angka Partisipasi Murni

(APM) SD/MI

98 % 98,30 98,30 98,83 0 98,30

6 APK Wajar Dikdas

(SMP/MTs)

98 % 100,50 100,50 100,49 0 100,50

7 Nilai rata-rata Ujian

Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) SD/MI

7 7,06 7,06 7,49 0 7,06

8 Nilai rata-rata Ujian

Nasional (UN) SMP/MTs

6,78 6,8 6,8 6,78 0 6,8

9 Angka naik kelas SD/MI 98 % 99 99 100 0 99

10 Angka putus sekolah

SD/MI

0,12 % 0,12 0,12 0,12 0 0,12

11 Angka putus sekolah

SMP/MTs

0,22 % 0,38 0,38 0,22 0 0,38

12 Angka lulus SD/MI 98 % 99,95 99,95 99,5 0 99,95

13 Angka lulus SMP/MTs 93 % 99,15 99,15 99,5 0 99,15

14 Prosentase Ruang kelas

SD sesuai standar nasional pendidikan

90 % 94,75 94,75 90 0 94,75

15 Prosentase Ruang kelas

SMP sesuai standar nasional pendidikan

90 % 96,76 96,76 90 0 96,76

16 Prosentase SD yang

memiliki laboratorium IPA dan komputer sesuai standar nasional

pendidikan

2,42 % 1283

SD/MI

1283 SD/MI

4,82

0 1283

SD/MI

5,46 5,46 0 5,46

17 Prosentase SMP yang

memiliki laboratorium IPA dan komputer sesuai standar nasional

pendidikan

30 % 47,87 47,87 43 0 47,87

18 Prosentase SD yang

memiliki perpustakaan

35 % 70,95 70,95 35 0 70,95

19 Prosentase SMP yang

memiliki perpustakaan

80 (60)

% 70,50 70,50 80 0 70,50

20 Prosentase SD/MI

terakreditasi

100 % 99,93 99,93 100 0 99,93

21 Prosentase SMP/MTs

terakreditasi

100 % 99,78 99,78 100 0 99,78

22 Prosentase SD/MI yang

melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mencapai 100%

100 % 100 100 100 0 100

23 Prosentase SMP/MTs

yang melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mencapai 100%

100 % 100 100 100 0 100

24 Prosentase SD/MI dan

SMP/MTs melaksanakan


(13)

II-13

No Program dan Indikator

Kinerja Program

Target RPJMD

2008-2013

Satuan

Realisasi Capaian

2012

Kinerja 2008 s/d

2012

Realisasi Kinerja s/d Tahun 2013

Status Target

RKPD 2013

Capaian Triwulan I thn 2013

Kinerja 2008 s/d Triwulan I th 2013

pembinaan kesiswaan

25 Setiap Kabupaten/Kota

di Jawa Tengah memiliki minimal 1 (satu) Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) jenjang SD

100 % 48,5 48,5 88 0 48,5

26 Setiap Kabupaten/Kota

di Jawa Tengah memiliki minimal 1 (satu) Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) jenjang SMP

100 % 100 100 100 0 100

III Program Pendidikan Menengah

27 Angka Partisipasi Kasar

(APK) SMA/SMK/MA

70 % 67 67 70 0 67

28 Rasio siswa SMK : SMA 70:30 % 67:33 67:33 70:30 0 67:33

29 Prosentase Ruang kelas

SMA/SMK sesuai standar nasional pendidikan

40 % 80 80 80 0 80

30 Angka Putus Sekolah

SMA/SMK

0,07 % 0,08 0,08 0,07 0 0,08

31 Prosentase SMA/SMK

memiliki perpustakaan sesuai standar nasional pendidikan

90 % 87 87 90 0 87

32 Satuan pendidikan

SMA/SMK memiliki laboratorium sesuai standar nasional pendidikan

75 % 80 80 80 0 80

33 Setiap Kabupaten/Kota

di Jawa Tengah terdapat 1 (satu) Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMA

100 % 100 100 100 0 100

34 Setiap Kabupaten/Kota

di Jawa Tengah terdapat 1 (satu) Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMK

100 % 100 100 100 0 100

35 Satuan pendidikan SMA

menerapkan Teknologi informasi dan

Komunikasi (TIK) Based Learning

50 % 50,02 50,02 50 0 50,02

36 Nilai rata-rata Ujian

Nasional SMA/MA/SMK sebesar 7,1

7,1 % 7,73 7,73 7,75 0 7,73

37 Satuan pendidikan SMK

yang memiliki bengkel

50 % 75,5 75,5 75 0 75,5

38 Mata pelajaran SMK

yang memiliki buku sesuai Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebanyak 30 mapel

100 % 100 100 100 0 100

39 Satuan pendidikan SMA

yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mencapai 100%

100 % 100 100 100 0 100

40 Satuan pendidikan SMK

yang menerapkan


(14)

II-14

2013 I th 2013

kUrikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

41 Satuan pendidikan

SMA/SMK/MA yang terakreditasi

100 % 100 100 100 0 100

42 Jumlah Satuan

pendidikan SMA menerapkan

Internasional Standar Operational (ISO) Manajemen versi 9001-2000

6,82 % 7,28 7,28 7 0 7,28

43 Prosentase SMA / SMK

melaksanakan MBS dengan baik

50 % 100 100 50 0 100

44 Jumlah Satuan

pendidikan SMK menerapkan

International Standar Operational (ISO) Manajemen versi 9001-2000

11,93 % 38,75 38,75 13,42 0 38,75

45 Prosentase SMA/SMK

melaksanakan pembinaan kesiswaan

100 % 100 100 100 0 100

IV Program Pendidikan Non Formal dan Informal

Pendidikan Kesetaraan

46 Prosentase Pendidikan

kesetaraan mendukung capaian Angka

Partisipasi Kasar Pendidikan Dasar

7 % 6,0 6,0 7 0 6,0

47 Angka lulus pendidikan

kesetaraan paket A

97 % 95,32 95,32 98 0 95,32

48 Angka lulus pendidikan

kesetaraan paket B

95 % 96,03 96,03 95 0 96,03

49 Angka lulus pendidikan

kesetaraan paket C

90 % 98,08 98,08 91 0 98,08

50 Prosentase usia dewasa

yang belum bersekolah terlayani pendidikan kesetaraan

60 % 56,07 56,07 60 0 56,07

Pendidikan Masyarakat

0

51 Prosentase angka buta

aksara usia >45

<1 % 0,15 0,15 <1 0 0,15

52 - Prosentase desa di

Jawa Tengah memiliki Taman Bacaan Masyarakat (TBM)

15 % 13,6 13,6 15 0 13,6

Kursus dan Kelembagaan

53 Prosentase

Pengangguran usia 15-44 th memperoleh layanan pendidikan kecakapan hidup

5 % 5,31 5,31 5 0 5,31

54 Prosentase Lembaga

Pendidikan Non Formal yang terakreditasi

10 % 11,7 11,7 10 0 11,7

55 Setiap Kabupaten/Kota

memiliki 1 (satu) model layanan Pendidikan Non


(15)

II-15

No Program dan Indikator

Kinerja Program

Target RPJMD

2008-2013

Satuan

Realisasi Capaian

2012

Kinerja 2008 s/d

2012

Realisasi Kinerja s/d Tahun 2013

Status Target

RKPD 2013

Capaian Triwulan I thn 2013

Kinerja 2008 s/d Triwulan I th 2013

Formal Unggulan

V Program Pendidikan Khusus

56 Angka Partisipasi Kasar

Pendidikan Khusus

40 % 51,74 51,74 40 0 51,74

57 Angka Naik Kelas

Pendidikan Khusus

98 % 100 100 99 0 100

58 Angka Lulus pendidikan

khusus

100 % 100 100 100 0 100

59 Ruang kelas pendidikan

khusus yang sesuai standar nasional pendidikan

70 % 70 70 70 0 70

60 Sarana dan prasarana

pendidikan khusus sesuai standar nasional

40 % 67,83 67,83 66,94 0 67,83

61 Satuan pendidikan

khusus yang terakreditasi

100 % 100 100 100 0 100

VI Program Peningkatan Mutu Pendidikdan Tenaga Kependidikan

Pendidik Jawa Tengah berkualifikasi S1/D4 mencapai:

62 Prosentase Pendidik

PAUD berkualifikasi S1/D4

30 % 31,01 31,01 30 0 31,01

63 Prosentase Pendidik

SD/SDLB berkualifikasi S1/D4

45 % 51,56 51,56 50 0 51,56

64 Prosentase Pendidik

SMP/SMPLB

berkualifikasi S1/D4

85 % 84,57 84,57 85 0 84,57

65 Prosentase Pendidik

SMA/SMALB dan SMK berkualifikasi S1/D4

93 % 91,85 91,85 93 0 91,85

66 Prosentase Pendidik

Pendidikan Kesetaraan A, B dan C berkualifikasi S1/D4

35 % 34 34 35 0 34

Pendidik Jawa Tengah bersertifikat pendidik mencapai :

67 Prosentase Pendidik

PAUD bersertifikat pendidik

16 % 14,02 14,02 16 0 14,02

68 Prosentase Pendidik

SD/SDLB bersertifikat pendidik

45 % 46,9 46,9 45 0 46,9

69 Prosentase Pendidik

SMP/SMPLB bersertifikat pendidik

94 % 54,5 54,5 94 0 54,5

70 Prosentase Pendidik

SMA/SMALB dan SMK bersertifikat pendidik

95 % 50,18 50,18 95 0 50,18

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Jawa Tengah bersertifikat sesuai bidang keahlian:

71 Prosentase Pengawas

TK/SD/SDLB

bersertifikat pengawas


(16)

II-16

2013 I th 2013

72 Prosentase Pengawas

SMP bersertifikat pengawas

40 % 32,5 32,5 40 0 32,5

73 Prosentase Pengawas

SMA/SMK bersertifikat pengawas

50 % 97,2 97,2 50 0 97,2

74 Prosentase Laboran

pada satuan pendidikan SMP bersertifikat laboran

45 % 36 36 45 0 36

75 Prosentase Laboran

pada satuan pendidikan SMA/SMK bersertifikat laboran

30 % 39,67 39,67 30 0 39,67

76 Prosentase Instruktur

kejuruan bersertifikat kompetensi keahlian

10 % 10 10 10 0 10

77 Prosentase Pustakawan

pada SMP bersertifikat pustakawan

40 % 36,70 36,70 40 0 36,70

78 Prosentase Pustakawan

pada SMA/SMK

bersertifikat pustakawan

35 % 40,94 40,94 37 0 40,94

79 Prosentase Pendidik/

intruktur kursus kejuruan bersertifikat bidang keahlian

40 % 36 36 40 0 36

VII Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

80 Prosentase lembaga PAUD memiliki

tatakelola dan citra yang baik

40 % 34 34 40 0 34

81 Prosentase SD/MI yang

menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

15 % 28 28 20 0 28

82 Prosentase SMP/MTs

yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

30 % 49 49 30 0 49

83 Satuan pendidikan

SMA/SMK/MA yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dengan Baik

50 % 100 100 50 0 100

84 Penerapan Sistem

Manajemen Mutu versi 9001-2000 pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

100 % 100 100 100 0 100

VII I

Program Fasilitasi Pendidikan Tinggi

85 Prosentase Perguruan

Tinggi di Jawa Tengah yang bermitra dengan Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam pembangunan pendidikan

25 % 40 40 25 0 40

IX Program Pendidikan Berkelanjutan

86 Prosentase Satuan

pendidikan di Provinsi Jawa Tengah yang mengembangkan pembinaan wawasan kebangsaan


(17)

II-17

No Program dan Indikator

Kinerja Program

Target RPJMD

2008-2013

Satuan

Realisasi Capaian

2012

Kinerja 2008 s/d

2012

Realisasi Kinerja s/d Tahun 2013

Status Target

RKPD 2013

Capaian Triwulan I thn 2013

Kinerja 2008 s/d Triwulan I th 2013

87 Prosentase Satuan

pendidikan

SD/SMP/SMA/SMK di Jawa Tengah yang mengembangkan

kurikulum Bahasa Jawa

100 % 100 100 100 0 100

Keterangan :

: Tercapai/melampaui

: Akan tercapai

: Perlu upaya keras *) : Target MDG’s

Mendasarkan kondisi capaian kinerja sebagaimana tersebut di

atas, capaian 76 indikator

telah tercapai

sesuai target RPJMD, yaitu:

sedangkan 8 indikator

akan tercapai

, dan 3 indikator sulit tercapai.

Tiga indikator yang sulit tercapai yaitu Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) jenjang SD; Prosentase Pendidik SMP/SMPLB

bersertifikat pendidik; dan Prosentase Pendidik SMA/SMALB dan

SMK bersertifikat pendidik.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian mendasarkan

capaian kinerja sampai dengan Triwulan I Tahun 2013, yaitu:

1.

Untuk mencapai target indikator Prosentase Sarana Prasarana

PAUD layak maka perlu dilakukan pemantauan terhadap

pelaksanaan bantuan keuangan kepada pemerintah Kab/Kota

tahun 2013 sebesar Rp65,535 Milyar dengan sasaran 497 lembaga,

APE 2.761 unit, PAUD Percontohan 60 lembaga dan USB PAUD 65

lembaga, sehingga target prasarana PAUD layak sebesar 70%

tercapai.

2.

Untuk mencapai target indikator rasio jumlah pendidik dengan

peserta didik PAUD, maka Pemerintah Provinsi perlu terus

mendorong pemerintah Kab/Kota untuk merekrut lebih banyak

guru PAUD yang memenuhi kualifikasi serta mengalokasikan

bantuan keuangan kepada pemerintah Kab/Kota sebesar Rp.

28.980.000.000,- untuk peningkatan kualitas 11.200 Pendidik dan

peningkatan kualifikasi ke S1 1.000 orang.

3.

Untuk mencapai target indikator Angka Partisipasi Kasar (APK)

SMA/SMK/MA maka pemerintah provinsi perlu memantau

pelaksanaan bantuan keuangan kepada Kab/Kota tahun 2013

sebesar Rp36,890 Milyar untuk Pembangunan Unit Sekolah Baru

(USB) SMK 3 unit, Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) 141 RK,

Rehab Gedung 155 paket dan Beasiswa bagi siswa SMA/SMK

kurang mampu sebanyak 14.150 siswa sehingga target 70%

tercapai.


(18)

II-18

dengan sasaran Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMK 3

unit, Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) 141 RK sehingga

target ratio siswa 30:70 tercapai.

5.

Untuk mencapai target indikator Angka lulus pendidikan

kesetaraan paket A maka perlu ditingkatkan kesadaran semua

warga belajar paket A memiliki untuk menyelesaikan pendidikan

kesetaraan Paket A dan mengikuti ujian kesetaraan hingga lulus.

6.

Untuk mencapai target indikator Prosentase Pendidik PAUD

bersertifikat

pendidik,

Prosentase

Pengawas

TK/SD/SDLB

bersertifikat pengawas, dan indikator Prosentase Pengawas SMP

bersertifikat pengawas maka pemerintah provinsi perlu mendorong

Kab/Kota untuk mengoptimalkan fasilitasi dalam pengembangan

profesi pengawas formal dan koordinasi dengan Pemerintah Pusat

terkait dengan penyelenggaraan diklat/ujian sertifikasi pendidik

dan sertifikasi pengawas.

7.

Untuk mendorong peningkatan capaian target Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional (RSBI) jenjang SD Pemerintah Provinsi perlu

mendorong

dan

memfasilitasi

Kabupaten/

Kota

untuk

mengalihkan satuan pendidikan RSBI menjadi sekolah reguler/

unggulan.

8.

Untuk mendorong peningkatan capaian target Prosentase Pendidik

SMP/SMPLB bersertifikat pendidik, Pemerintah Provinsi perlu

meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk

meningkatkan kuota sertifikasi bagi pendidik SMP/SMLB dan

SMA/SMALB.

9.

Untuk mendorong peningkatan Prosentase Pendidik SMA/SMALB

dan SMK bersertifikat pendidik pemerintah profinsi perlu

mengefektifkan fasilitasi kepada Kab/Kota melalui bantuan

Keuangan sebesar Rp. 2.100.000.000,- untuk pengembangan

profesi pendidik formal 350 orang dan pengelolaan penilaian angka

kredit serta sertifikasi pendidik 35 Kab/Kota.

2)

Kesehatan

Indikator pencapaian derajat kesehatan antara lain diukur

dengan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKABA),

presentase balita gizi buruk, angka kesakitan, kesembuhan dan

kematian akibat penyakit menular.

Kinerja

pembangunan

urusan

kesehatan

antara

lain

ditunjukkan dengan 94 indikator seperti tertuang dalam Tabel 2.14

berikut:


(19)

II-19

Tabel 2.15

Capaian Kinerja Urusan Kesehatan

No Program dan Indikator

Kinerja Program

Target RPJMD

2008-2013

Satuan

Realisasi Capaian

2012

Kinerja 2008

s/d 2012

Realisasi Kinerja s/d Tahun 2013

Status Target

RKPD 2013

Capaian Triwulan I thn 2013

Kinerja 2008 s/d Triwulan I th 2013

1 Program Pencegahan & Penaggulangan Penyakit

1 Cakupan UCI 100 % 98,05 98,05 100 0 98,05

2 Presentase kab/kota

dengan kelengkapan laporan surveilans

lebih atau sama dengan 90

% 99,10 99,10 lebih

atau sama dengan 90

0 99,10

3 Presentase kab/kota

dengan ketepatan laporan surveilans

lebih atau sama dengan 80

% 97,30 97,30 lebih

atau sama dengan 80

0 97,30

4 Meningkatnya

persentase kab/kota dengan Non Polio AFP > 2/100.000 anak usia <15 th

Meningk at

% 95,00 95,00 Mening

kat

0 95,00

5 Meningkatnya

Persentase Kab/kota dengan penemuan kasus AFP dan pengambilan spesimennya < 14 hari sesuai SOP

Meningk at

% 100 100 Mening

kat

0 100

6 Tertanganinya KLB

kurang dari 24 jam

100 % 100 100 100 0 100

7 Menurunnya kematian

karena kasus DBD

<1 0,07 0,07 <1 0 0,07

8 Menurunnya jumlah

penderita DBD

2 Per

10000 pddk

1,02 1,02 2/1000

0

0 1,02

9 Menurunnya angka

kesakitan malaria (API)

1 Per

1.000

0,075 0,075 1/1.00

0

0 0,075

10 Menurunnya angka

kesakitan Diare

8 – 10 % 51,43 51,43 8 – 10 0 51,43

11 Menurunnya angka

kematian diare

<1 % 0,01 0,01 <1 0 0,01

12 Meningkatnya penemuan

kasus HIV/AIDS

Meningk at

% 111,51 111,51 Mening

kat

0 111,51

13 Menurunnya kematian

akibat HIV /AIDS

menurun % 18,70 18,70 menuru

n

0 18,70

14 Meningkatnya penemuan

kasus TB paru atau CDR (Case Detection Rate)

70 % 58,45 58,45 70 0 58,45

15 Meningkatnya angka

kesembuhan TB Paru

lebih dari atau sama dengan 85

% 88,64 88,64 lebih

dari atau sama dengan 85

0 88,64

16 Menurunnya kecacatan

dan kematian akibat kecelakaan dan cidera

menurun % 67,80 67,80 Menuru

n

0 67,80

17 Menurunnya Pneumonia

balita

8 – 10 % 12 12 8 – 10 0 12

18 Meningkatnya Kab/Kota

yang melaksanakan sosialisasi PTM

50 % 100 100 50 0 100

19 Meningkatnya Kab/Kota

yang melaksanakan


(20)

II-20

2013 I th 2013

surveilans dan pengendalian faktor resiko PTM

20 Meningkatnya Kab/ Kota

yang melaksanakan surveilans kesakitan dan kematian PTM

100 % 100 100 100 0 100

21 Meningkatnya Kab/ Kota

yang melaksanakan deteksi dini PTM

25 % 75 75 25 0 75

22 20-30% penderita

gangguan jiwa terlayani pada RSJD Prov.Jateng

100 % 100 100 100 0 100

2 Program Sumber Daya Kesehatan

23 Melakukan pemerataan

tenaga kesehatan di daerah pedesaan

100 % 100 100 100 0 100

24 Bertambahnya SDM

kesehatan yang mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis kesehatan

10 % 10 10 10 0 10

25 Terakreditasinya

pelatihan bidang kesehatan dinas

kesehatan Provinsi Jateng

20 % 76 76 20 0 76

26 Meningkatnya

kemampuan sumber daya manusia dalam

perencanaan, penganggaran dan evaluasi pembangunan kesehatan tingkat provinsi dan Kab/kota

100 % 100 100 100 0 100

27 Memantapkan koordinasi

dan sinkronisasi dalam evaluasi pembangunan kesehatan di tingkat provinsi maupun kab/kota

100 % 100 100 100 0 100

28 Tenaga kesehatan yang

mengetahui keberadaan dan peran MTKP jawa Tengah

70 % 100 100 70 0 100

29 Institusi pendidikan

tenaga kesehatan yang terakreditasi

80 % 91,46 91,46 80 0 91,46

30 Bertambahnya tenaga

kesehatan yang terakreditasi

80 % 85 85 80 0 85

31 Adanya perlindungan

hukum bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan

100 % 100 100 100 0 100

32 Tertanganinya masalah

kesehatan di lintas batas dan Provinsi anggota MPU (mitra Praja Utama)

100 % 100 100 100 0 100

33 Semua Kab/Kota di Jawa

Tengah menerapkan JPKM

100 % 100 100 100 0 100

34 Terdistribusinya tenaga

kesehatan strategis pada sarana pelayanan kesehatan didaerah sesuai kebutuhan


(21)

II-21

No Program dan Indikator

Kinerja Program

Target RPJMD

2008-2013

Satuan

Realisasi Capaian

2012

Kinerja 2008

s/d 2012

Realisasi Kinerja s/d Tahun 2013

Status Target

RKPD 2013

Capaian Triwulan I thn 2013

Kinerja 2008 s/d Triwulan I th 2013

35 Pemanfaatan sistim

informasi kesehatan terpadu dilingkungan Dinas Kesehatan Prov Jateng

100 % 100 100 100 0 100

36 Pemanfaatan sistim

informasi kesehatan antara jejaring Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan

Kabupaten/Kota

70 % 100 100 70 0 100

37 Peningkatan informasi

SPM bidang kesehatan dan tersediannya profil kesehatan

100 % 100 100 100 0 100

38 Pemanfaatan hasil

kajian/penelitian sebagai dasar kebijakan dan pelaku program kesehatan

60 % 100 100 60 0 100

39 Meningkatnya

persentase pengawasan keuangan dan

pencapaian retribusi pada Dinas Kesehatan dan UPT

100 % 100 100 100 0 100

40 Meningkatnya mutu

pengelolaan keuangan pada Dinas Kesehatan dan UPT

100 % 100 100 100 0 100

41 Meningkatnya

kompetensi tenaga medis dan non medis yang bersertifikat di RS sesuai dengan standar yang berlaku

100 % 100 100 100 0 100

42 meningkatnya jumlah

tenaga medis dan non medis sesuai dengan kebutuhan RS

100 % 100 100 100 0 100

43 terpenuhinya tenaga

kesehatan (dokter spesialis jiwa)

100 % 100 100 100 0 100

3 Program Perbaikan Gizi Masyarakat

44 Menurunnya jumlah gizi

buruk pada balita. Prevalensi Gizi buruk balita

0,82 % 0,05 0,05 0,82 0 0,05

45 Menurunnya jumlah KEK <20 % 7,30 7,30 20 0 7,30

46 Menurunnya kasus

anemi pada ibu hamil dan nifas

33,5 % 4,60 4,60 33,5 0 4,60

47 Meningkatnya cakupan

pemberian Vit A pada balita

100 % 98,34 98,34 100 0 98,34

48 Balita yang ditimbang

secara teratur di Posyandu

80 % 81,4 81,4 80 0 81,4

49 Balita Gizi buruk GAKIN

yang ditangani sesuai standar

100 % 100 100 100 0 100

50 Ibu menyusui Asi Eklusif 65 % 41,90 41,90 65 0 41,90

51 Balita GAKIN 6-24 bulan

mendapat MP ASI


(22)

II-22

2013 I th 2013

52 Bayi, Balita, bumil dan

bufas yang mendapat suplemen zat gizi mikro

80 % 91,03 91,03 80 0 91,03

53 Keluarga mengkonsumsi

garam beryodium

80 % 81,90 81,90 80 0 81,90

54 Surveilance gizi

termasuk sistim kewaspadaan dini KLB Gizi Buruk di Puskesmas

100 % 100 100 100 0 100

4 Program Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat

55 Meningkatnya jumlah

penduduk miskin yang memiliki jaminan

pemeliharaan kesehatan

100 % 100 100 100 0 100

56 tercapainya usia

harapan hidup

71 thn N/A N/A 71 0 N/A

57 Menurunnya angka

kematian Ibu melahirkan

102 Per

100.0 00 KH

116,34 116,34 102 0 116,34

58 Meningkatnya persalinan

oleh tenaga kesehatan

95 % 97,14 97,14 95 0 97,14

59 Penanganan komplikasi

normal Neonatal 79% dari kasus yang ditemukan

79 % 66,38 66,38 79 0 66,38

60 Meningkatnya

kunjungan nifas

90 % 95,63 95,63 90 0 95,63

61 cakupan pemanfaatan

buku KIA

90 % 100 100 90 0 100

62 Semua desa

melaksanakan P4K

100 % 100 100 100 0 100

63 Puskesmas Poned

berfungsi optimal 2 Puskesmas Kab./ Kota

100 % 100 100 100 0 100

64 Penurunan angka

kematian bayi

9,8 Per

1000 KH

10,75 10,75 9,8 0 10,75

65 Penurunan angka

kematian balita

12 Per

1000 KH

11,85 11,85 12 0 11,85

66 Balita Sakit ditangani

dengan MTBS/ balita yang berkunjung di Puskesmas

90 % 90 90 90 0 90

67 Cakupan SDIDTK 95 % 95 % 95 95 95 0 95

68 Puskesmas PKPR 20 %

setiap Kab/Kota

20 % 82,80 82,80 20 0 82,80

69 Puskesmas KTA 25 %

setiap Kab/Kota

25 % 82,85 82,85 25 0 82,85

70 tersedianya sarana dan

prasarana peralatan alat kesehatan sesuai dengan Standar

Pelayanan Minimal (SPM) dan produk unggulan RS

100 % 100 100 100 0 100

71 Terlaksananya sistem

rujukan rumah sakit

Terlaksa na

- terlaksa

na

terlaksa na

Terlaks ana

0 terlaksan

a

5 Program Pengembangan Lingkungan Sehat

72 Meningkatnya Kab/Kota

dengan Tempat Usaha penjamah Makanan


(23)

II-23

No Program dan Indikator

Kinerja Program

Target RPJMD

2008-2013

Satuan

Realisasi Capaian

2012

Kinerja 2008

s/d 2012

Realisasi Kinerja s/d Tahun 2013

Status Target

RKPD 2013

Capaian Triwulan I thn 2013

Kinerja 2008 s/d Triwulan I th 2013

(TUPM) memenuhi syarat 80%

73 Meningkatnya Kab/Kota

dengan cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan 75%

75 % 86 86 75 0 86

74 Meningkatnya Kab/Kota

dengan keluarga yang telah menggunakan air bersih 85%

85 % 86 86 85 0 86

75 Meningkatnya Kab/Kota

dengan keluarga yang telah menggunakan jamban sebesar 80%

80 % 87 87 80 0 87

76 Meningkatnya kab/Kota

dengan cakupan institusi yang dibina 80%

80 % 80 80 80 0 80

77 Terwujudnya pengelolaan

sampah perkotaan 95%

95 % 96 96 95 0 96

78 Terwujudnya pengelolaan

sampah pedesaan 65 %

65 % 68 68 65 0 68

79 meningkatnya sarana

dan prasarana dalam pengelolaan sampah

17,8 % 25 25 17,8 0 25

80 Meningkatnya inspeksi

kesehatan pada Tempat-Tempat Umum (TTU) 80%

80 % 80 80 80 0 80

6 Program Farmasi dan Perbekalan Kesehatan

81 Meningkatnya

ketersediaan dan pemerataan obat publik dan perbekalan keshatan lainnya di pelayanan kesehatan

60 % 74,89 74,89 60 0 74,89

82 Meningkatnya pelayanan

kefarmasian di sarana pelayanan kesehatan

100 % 100 100 100 0 100

83 Meningkatnya cakupan

pembinaan sarana produksi dan distribusi sediaan farmasim alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT)

100 % 100 100 100 0 100

84 Meningkatnya fasilitasi

pembinaan makanan minuman kepada Kab/Kota

60 % 85,34 85,34 60 0 85,34

85 Meningkatnya

pengembangan dan pemanfaatan obat tradisional dalam pelayanan formal

80 % 100 100 80 0 100

86 Meningkatnya

pemanfaatan laboratorium makanan dan minuman dalam menjamin mutu dan keamanan produk makanan dan minuman

100 % 100 100 100 0 100

7 Program Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat

87 50% Kabupaten/Kota

menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat


(24)

II-24

2013 I th 2013

(JPK)

88 Kab/Kota melaksanakan

kampanye kesehatan melalui media promosi kesehatan (cetak

elektronik, outdoor,indoor dan penyuluhan

langsung)

100 % 100 100 100 0 100

89 Kab/kota

mengembangkan desa/kelurahan siaga

100 % 100 100 100 0 100

90 Kab/kota yang

mempunyai kebijakan dalam mendukung peningkatan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan

35 % 100 100 35 0 100

91 Kab/Kota mencapai

rumah tangga sehat (rumah tangga ber PHBS)

50 % 75 75 50 0 75

92 Menurunnya angka

penyalahgunaan dan peredaran gelap Napza

15 Kab/K ota

15 15 15 0 15

93 Meningkatnya

kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan jiwa

100 % 100 100 100 0 100

94 Meningkatnya

pemanfaatan fasilitas kesehatan jiwa oleh masyarakat

100 % 100 100 100 0 100

Keterangan :

: Tercapai/melampaui

: Akan tercapai

: Perlu upaya keras

Mendasarkan kondisi capaian kinerja sebagaimana tersebut di

atas, capaian 85 target indikator telah tercapai, 6 indikator akan

tercapai, dan 3 indikator sulit tercapai. Tiga indikator yang sulit

tercapai yaitu Angka kematian Ibu melahirkan; Angka kematian bayi;

dan Menurunya angka kesakitan diare.

Besarnya angka kematian ibu dan angka kematian bayi antara

lain antara lain disebabkan oleh: meningkatnya kehamilan risiko

tinggi (kehamilan di usia muda, usia tua, menderita penyakit

hipertensi, anemia, Kekurangan Energi Kalori (KEK), jantung dan

lain-lain); Masih rendahnya deteksi dini oleh masyarakat tentang

kehamilan risiko tinggi; dan Kurangnya kecepatan dan ketepatan

keluarga dalam pengambilan keputusan rujukan persalinan pada

kehamilan risiko tinggi. Upaya yang telah dilakukan Tahun 2013

yaitu telah dialokasikan anggaran sebesar Rp3,7 Milyar antara lain

melalui kegiatan : Pelacakan kasus kematian maternal; Penemuan

kasus risiko tinggi ibu hamil dan bayi serta tindak lanjutnya;


(1)

II-120

No Program dan Indikator Kinerja Program Target RPJMD 2008-2013 Satuan Realisasi Capaian 2012 Kinerja 2008 s/d 2012

Realisasi Kinerja s/d Tahun 2013 Status Target RKPD 2013 Capaian Triwulan I thn 2013 Kinerja 2008 s/d Triwulan I th 2013

3 Taruna pesisir 275 orang 275 Orang 50 217 60 0 217

II Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

4 Beraktifitasnya 21 kelompok kelembagaan masyarakat di bidang pengendalian

sumberdaya kelautan dan perikanan

21 kelompo k

1 100 1 0 100

5 Terbentuknya 30 kelompok baru

30 Kelompo k

1 94 1 0 94

6 Terlaksananya 50 kali

operasi pengawasan

50 Kali 3 60 5 0 60

III Program Pengembangan Perikanan Tangkap

7 Meningkatnya Produksi Perikanan tangkap sebesar: 1% per tahun

1%/tahu n 283.957 ,60 10,33% per tahun 205.796 ,29

0 10,33%

5,54

8

Pendapatan nelayan (laut dan perairan umum) sebesar: 5.733.1 80 Rp/ka pita/th 10.000. 000 8.142.4 51 6.004.7 80

0 8.142.451

IV Program Pengembangan Perikanan Budidaya

9 Meningkatnya :

Produksi perikanan budidaya sebesar:

6,62 % per tahun 251.135 ,80 18,77% per tahun 177.333 ,8

0 18,77%

per tahun

2,69

10

Pendapatan pembudidaya ikan sebesar :

6,59 Rp/ka pita/th 3.673.0 00 2.738.0 94 2.838.7 40

0 2.738.094

V Program Optimalisasi Pengolahan dan pemasaran Produksi Perikanan 11 Meningkatnya konsumsi makan ikan

2,4 % per tahun

17,50 3,86% per tahun

0 3,86% per

tahun

5,74

12

Ekspor Produk Perikanan sebesar

5,1 %/Tahu

n

Kg 23.791.

384,64 8,20% per tahun 22.818. 592,09

0 8,20% per

tahun

21,33

6 Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan perikanan

Meningkatnya kualitas ekosistem vital di Pesisir/laut dengan :

13 Penanaman pohon 1.017.500 biji/batang,

1.017.5 00

biji/ batang

332.000 991.510 323.000 0 991.510

14 Terumbu karang buatan 225 unit

225 unit 192 516 0 0 516

15 Transplatasi karang 265 unit

265 unit 90 222 60 0 222

16

Penebaran benih ikan di kawasan konservasi/ calon kawasan konservasi

1.017.5 00


(2)

II-121

Keterangan :

: Tercapai/melampaui ...

: Akan tercapai ...

: Perlu upaya keras ...

*) : Angka Sementara

Mendasarkan kondisi capaian kinerja sebagaimana tersebut di

atas, capaian 12 target kinerja urusan kelautan dan perikanan telah

tercapai, dan 4 target kinerja diperhitungkan akan tercapai. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian mendasarkan capaian kinerja sampai dengan Triwulan I Tahun 2013, yaitu: perlunya optimalisasi pelaksanaan kegiatan tahun 2013 yaitu pemberdayaan 805 wanita pesisir sehingga mencapai 1.200 orang melampaui target 800 orang untuk indikator Wanita Pesisir; kegiatan Pendidikan Kemasyarakatan dilakukan pemberdayaan kepada 60 orang sehingga mencapai 277 orang melampaui target 275 orang untuk indikator Taruna Pesisir; penanaman mangrove sebanyak 323.000 batang sehingga akan mencapai 1.314.510 batang melampaui target 1.017.500 batang untuk indikator Penanaman pohon; dan Transplatasi karang buatan 60 unit sehingga mencapai 282 unit sehingga dapat melampaui target akhir RPJMD 265 unit.

6) Perdagangan

Urusan perdagangan meliputi pengembangan ekspor Jawa Tengah, kerjasama perdagangan intenasional, peningkatan jumlah pelaku usaha dagang, peningkatan jumlah barang Ukur Timbang Takar dan Perlengkapannya (UTTP), serta peningkatan pengawasan barang beredar.

Kinerja pembangunan urusan perdagangan antara lain ditunjukkan dengan 9 indikator kinerja seperti tertuang dalam Tabel 2.45 berikut :

Tabel 2.45

Capaian Kinerja Urusan Perdagangan

No Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD

2008-2013

Satuan

Realisasi Capaian

2012

Kinerja 2008

s/d 2012

Realisasi Kinerja s/d Tahun 2013

Status Target

RKPD 2013

Capaian Triwulan I

thn 2013

Kinerja 2008 s/d Triwulan I

th 2013 I Program Peningkatan

dan Pengembangan Ekspor (2009-2013). Program Pengembangan Ekspor (2008)

1

Kegiatan ekspor non migas dengan

pertumbuhan 8%-8,5% per tahun.

Rata-rata 8-8,5% per tahun

(Juta US $)

4.513 10,13% 4.989 0 10,13%

% 5,96

2 Jumlah komoditas ekspor meningkat 15 jenis


(3)

II-122

No Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD

2008-2013

Satuan

Realisasi Capaian

2012

Kinerja 2008

s/d 2012

Realisasi Kinerja s/d Tahun 2013

Status Target

RKPD 2013

Capaian Triwulan I

thn 2013

Kinerja 2008 s/d Triwulan I

th 2013 komoditas

3 Sertifikasi mutu barang 350 jenis

350 jenis 529 2.304 350 309 2.613

II Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional (2009-2013) / Program Pengembangan Ekspor (2008)

4 Pengembangan

kerjasama, misi dagang, kontrak dagang, dan promosi di 10 negara tujuan ekspor utama.

10 Event 4 16 2 1 17

III Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri (2009-2013) / Program Pemberdayaan dan Penataan Basis Produksi

dan Distribusi (2008)

5 Pembinaan terhadap pelaku usaha sebanyak 5000 UU

5.000 Unit usaha

1.605 4.508 697 125 4.633

6

pembangunan sarana pasar 25 unit

25 unit

pasar

25 53 2 1 54

IV Program Peningkatan Perlindungan Konsumen dan Pengamanan

Perdagangan (2009-2013).

7 Tera dan tera ulang 50.000 buah

50.000 buah 25.521 79.401 5.000 3.367 82.768

8 Pengawasan barang beredar pada pelaku usaha 2.500 UU

2500 UU 946 2.518 2.500 293 2.811

V Program Pemberdayaan Usaha Dagang Kecil dan Menengah (2009-2013)

Program Perluasan dan Penguatan Lembaga Pendukung UKM (2008) 9 Pembinaan dan bimbingan

teknis terhadap pelaku usaha perdagangan sebanyak 5.000 UU.

5000 IKM 1.150 7.917 2.200 180 8.097

Keterangan :

: Tercapai/melampaui ...

: Akan tercapai ...

: Perlu upaya keras …

Mendasarkan kondisi capaian kinerja sebagaimana tersebut di

atas, capaian 8 target kinerja urusan perdagangan telah tercapai

sesuai target RPJMD yang direncanakan, dan 1 target kinerja


(4)

II-123 Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian mendasarkan capaian kinerja sampai dengan Triwulan I Tahun 2013, yaitu perlunya mengoptimalkan pembinaan terhadap 697 unit usaha sehingga mencapai 5.205 unit usaha sehingga melampuai target 5.000 unit usaha dalam rangka pencapaian target RPJMD indikator Pembinaan terhadap pelaku usaha sebanyak 5000 UU.

7) Perindustrian

Urusan perindustrian meliputi Pengembangan produk

unggulan daerah, Pengembangan klaster industri, Pembinaan terhadap IKM, Pembinaan teknologi industri, Pendidikan dan latihan penyaluran tenaga terampil bidang industri.

Kinerja pembangunan urusan perindustrian antara lain ditunjukkan dengan 6 target indikator seperti tertuang dalam table 2.46 berikut :

Tabel 2.46

Capaian Kinerja Urusan Perindustrian

No Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD

2008-2013

Satuan

Realisasi Capaian

2012

Kinerja 2008 s/d

2012

Realisasi Kinerja s/d Tahun 2013

Status Target

RKPD 2013

Capaian Triwulan I thn 2013

Kinerja 2008 s/d Triwulan I th 2013 1 Program Pengembangan

Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang berbasis pada Sumber Daya Lokal (2009-2013)

Program Perluasan dan Penguatan Lembaga Pendukung UKM (2008) 1 Pengembangan produk

unggulan daerah 35 jenis produk.

35 jenis produk

5 30 6 2 32

2 Penurunan kandungan bahan baku impor pada IKM 20%-40%.

20-40 % 32 32 40 38 38

2 Program Pengembangan Sentra/Klaster Industri Potensial (2009-2013)

3 Pengembangan klaster industri penghela 6 klaster dan klaster pendukung lainnya.

6 klaster 5 14 6 2 16

3 Program Penataan Struktur Industri (2009-2013)

4 Pembinaan terhadap IKM sebanyak 1.500 Unit

1.500 IKM 3.042 17.651 2.938 1.380 19.031

4 Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri (2009-2013)

5 Pembinaan dan bimbingan teknis terhadap 1.000 UU IKM.

1.000 IKM 406 903 330 40 943

5 Program Peningkatan SDM, Pelatihan dan Bantuan Peralatan Industri

6

Pendidikan dan latihan terhadap 3.000 unit


(5)

II-124

No Program dan Indikator Kinerja Program

Target RPJMD

2008-2013

Satuan

Realisasi Capaian

2012

Kinerja 2008 s/d

2012

Realisasi Kinerja s/d Tahun 2013

Status Target

RKPD 2013

Capaian Triwulan I thn 2013

Kinerja 2008 s/d Triwulan I th 2013 usaha IKM dan

penyaluran bantuan peralatan

0 KUB 230 755 84 18 773

Keterangan :

: Tercapai/melampaui ...

: Akan tercapai ...

: Perlu upaya keras ...

Mendasarkan kondisi capaian kinerja sebagaimana tersebut di

atas, capaian 4 target kinerja urusan perindustrian telah tercapai

sesuai target RPJMD yang telah direncanakan, dan 2 target kinerja

diperhitungkan akan tercapai.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian mendasarkan capaian kinerja sampai dengan Triwulan I Tahun 2013, yaitu:

perlunya optimalisasi kegiatan pengembangan 6 produk unggulan

sehingga mencapai 36 produk, melampaui target 35 produk unggulan pada indikator Pengembangan produk unggulan daerah 35 jenis produk; pembinaan dan bimbingan teknis terhadap 330 IKM sehingga mencapai 1.233 IKM melampaui target 1.000 IKM pada indikator Pembinaan dan bimbingan teknis terhadap 1.000 UU IKM.

8) Transmigrasi

Kinerja pembangunan urusan transmigrasi antara lain ditunjukkan dengan 5 target indikator yang seperti tertuang dalam Tabel 2.47 berikut:

Tabel 2.47

Capaian Kinerja Urusan Transmigrasi

No

Program dan Indikator Kinerja

Program

Target RPJMD

2008-2013

Satuan

Realisasi Capaian

2012

Kinerja 2008

s/d 2012

Realisasi Kinerja s/d Tahun 2013

Status Target

RKPD 2013

Capaian Triwulan I

thn 2013

Kinerja 2008 s/d Triwulan I

th 2013 A Pengembangan

wilayah transmigrasi

1 Terwujudnya koordinasi & singkronisasi antar wilayah dalam penyelenggaraan transmigrasi di 19 Provinsi lokasi transmigrasi di luar Jawa


(6)

II-125

No

Program dan Indikator Kinerja

Program

Target RPJMD

2008-2013

Satuan

Realisasi Capaian

2012

Kinerja 2008

s/d 2012

Realisasi Kinerja s/d Tahun 2013

Status Target

RKPD 2013

Capaian Triwulan I

thn 2013

Kinerja 2008 s/d Triwulan I

th 2013 2 Nota kesepakatan

kerjasama antar wilalyah dalam pengembangan kawasan transmigrasi

19 Provinsi / naskah KSAD

8/69 19/311 19/280 0 19/311

3 Tercapainya pengiriman

Transmigran 7500 KK

7.500 KK 700 3.796 3.096 0 3.796

4 Meningkatnya kualitas menajemen pengelolaan dan pelayanan transmigran

35 Kab/Kot a

35 25 35 0 35

5 Tercapainya 7.500 Kkcalon transmigran mendapatkan Pelatihan Dasar Hukum (PDU)

2500 KK 475 2.839 2.589 0 2.589

Keterangan :

: Tercapai/melampaui ..

: Akan tercapai ...

: Perlu upaya keras ...

Mendasarkan kondisi capaian kinerja sebagaimana tersebut di

atas, capaian 4 target kinerja urusan transmigrasi telah tercapai.

Terdapat 1 target kinerja yang diperhitungkan sulit tercapai untuk diwujudkan yaitu Pengiriman Transmigran, disebabkan Kuota yang disediakan oleh Pemerintah Pusat sangat terbatas dan tidak sebanding dengan animo masyarakat serta ketidaksiapan lokasi daerah calon penerima transmigran.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian mendasarkan capaian kinerja sampai dengan Triwulan I Tahun 2013, yaitu: perlunya peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk menambah kuota serta melakukan koordinasi dan fasilitasi dengan

Daerah calon penerima transmigran agar dapat segera