Evaluasi peresapan obat antihipertensi antara pasien umum dan pasien peserta askes di instalasi rawat jalan RSUP. DR. Sardjito Yogyakarta bulan Januari-Juni 2008 tahun ajaran 2009/2010 - USD Repository
EVALUASI PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI ANTARA PASIEN
UMUM DAN PASIEN PESERTA ASKES DI INSTALASI RAWAT JALAN
RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BULAN JANUARI-JUNI 2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Rillya Devita Sari
NIM : 058114161
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
EVALUASI PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI ANTARA PASIEN
UMUM DAN PASIEN PESERTA ASKES DI INSTALASI RAWAT JALAN
RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BULAN JANUARI-JUNI 2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Rillya Devita Sari
NIM : 058114161
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
Rencana Indah tlah Kau siapkan Bagi masa depanku yang penuh harapan… Semua baik…semua baik..
Apa yang tlah Kau perbuat di dalam hidupku ..
Kau jadikan hidupku berarti..
Karena itu Aku berkata kepadamu : apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerima, maka hal itu akan diberikan kepadamu (Markus 11:24)
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia cinta danlimpahan mukjizat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
yang berjudul “Evaluasi Peresepan Obat Antihipertensi Antara Pasien Umum
dan Pasien Peserta ASKES di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta Bulan Januari-Juni 2008” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada yang terhormat : 1.Rita Suhadi, M.Si., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan sebagai dosen penguji terimakasih atas waktu dan kesempatan serta bimbingannya.
2. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt dan dr. Fenty, MKes., Sp.PK selaku dosen pembimbing dan dosen penguji memberikan petunjuk, saran serta masukan yang berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Drs. Mulyono, Apt selaku dosen penguji terimakasih atas waktu dan bimbingannya.
4. Pihak RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin penelitian, memberikan kemudahan dan kelancaran dalam melakukan penelitian.
5. Keluarga tercinta, mamah tersayang, you’re the best mom, papah, rio dan silvi keluarga terdekat selama di jogja, jason dan billy yang selalu memberi doa dan semangat, i miss u all.
6. Teman-teman tersayang yang setia mendukung dan memberikan semangat dalam melaksanakan skripsi ini, teman-teman di kos “Canna eksklusif” mbak Nur, Fani, Tara, Maya, Siska, Imel, Yesi, mbak Nana, Mbak Tinul, dll yang selalu ada untukku. Presty, ina, shinta, tika teman seperjuangan yang cantik dan baik, thanks for everything what we have done.
7. Yang tersayang Ambrosius Brian yang selalu memberi semangat, cinta, dan kasih sayang. Terimakasih atas dukungan dan bantuannya selama ini selama mengambil data sampai skripsi ini selesai.
Yogyakarta, 7 September 2009 Penulis
INTISARI
Di Indonesia diperkirakan 30% penduduk dewasa menderita hipertensiPeresepan obat antihipertensi yang kurang tepat dapat mengakibatkan tekanan darah
berubah drastis. Penulisan resep obat antihipertensi yang tidak sesuai dapat
merugikan pasien yang menggunakan obat antihipertensi sehingga perlu dievaluasi.
ASKES menyelenggarakan jaminan pelayanan kesehatan berdasarkan sistem
managed care yaitu dibuat ketentuan tentang penulisan resep obat yang hanya
dilakukan PKK dan termasuk dalam jaringan pelayanan, selain itu harus berdasarkan
pada standar atau formulasi obat yang telah ditetapkan. Tujuan penelitian ini adalah
mengevaluasi peresepan obat antihipertensi antara pasien umum dan pasien peserta
ASKES di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta bulan Januari-Juni
2008.Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan
penelitian deskriptif evaluatif. Data yang digunakan adalah resep pasien rawat jalan
umum dan resep pasien peserta ASKES di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Sardjito yang
diambil secara retrospektif untuk melihat jenis obat antihipertensi yang diresepkan
dalam tiap resep dan mengevaluasi kelengkapan resep. Data yang didapat disajikan
dalam bentuk tabel dan gambar disertai pembahasan.Hasil evaluasi menunjukkan resep pasien rawat jalan yang berisi obat
antihipertensi terdiri dari 341 lembar resep umum (5,27%) dan 455 lembar resep
ASKES (5,31%). Obat antihipertensi yang diresepkan untuk pasien rawat jalan
meliputi golongan ACE inhibitor, calcium channel blocker, angiotensin II reseptor
blocker , diuretik, α-blocker, β-blocker, dan agonis α 2 -pusat. Obat antihipertensi yangpaling banyak diresepkan adalah kombinasi antara captopril dan diuretik yaitu
29,03% pada pasien umum dan 30,32% pada pasien ASKES. Kelengkapan resep
yang paling sedikit dicantumkan pada resep umum dan resep ASKES yaitu umur
pasien. Informasi obat yang paling sedikit dicantumkan pada resep umum dan resep
ASKES yaitu bentuk sediaan dan waktu pemberian.Kata kunci : kelengkapan resep, obat antihipertensi, evaluasi peresepan
ABSTRACT In Indonesia is estimated 30% adult resident to suffer hypertension.
Prescription of antihypertensive drug which is not accurate can result blood pressure
to change drastic. Incorrect prescribing of antihypertensive drugs can harm patient so
need to evaluate. ASKES carries out health service guarantee based on managed care
system. At this system has been made rule about drug prescribing, where this
prescribing only done by PKK which is including in service network, and must based
on at standard or formulation of drug which has been specified, retrieval of drug
recipe only at drug store which included in service network. sPurpose of this research
is evaluate prescribing of antihypertensive drugs between common patients and
ASKES patients at Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta January –
June 2008.This research is non experimental with descriptive evaluative research. Data
applied is common outpatient recipe and ASKES recipe at Pharmacy Installation Dr.
Sardjito hospital taken retrospectively to see kind of antihypertensive drugs which
prescribed in every recipe and evaluates the completeness. Data presented into tables
and picture is accompanied by solution.Result of evaluation shows outpatient prescription containing antihypertensive
drug consisted of 341 public prescription sheets ( 5,27%) and 455 prescription sheets
ASKES ( 5,31%). Antihypertensive drugs prescription for outpatient to cover faction
ACE inhibitor, calcium channel blocker, angiotensin II receptor blocker, diuretic, β-
blocker, α- blocker, and central α 2 -agonist. Antihypertensive drug which at mostprescription is combination between captopril and diuretic that is 29,03% at common
patient and 30,32% at patient ASKES. Completeness prescription that is rather
mentioned at common prescription and ASKES prescription is age of patient. Fewest
drug information mentioned at common prescription and prescription ASKES are
dosage form and time for use.
Keyword : prescription completeness, antihypertensive drug, prescription evaluation
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………..iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………..iv
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………………....v
PRAKATA ……………………………………………..............................................vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………………….viii
INTISARI………………………………………………………………………….....ix
ABSTRACT…………………………………………………………………………..x
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………...xv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………..xvi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………xviii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..1
1. Perumusan Masalah……………………………………………………..4 2.
Keaslian penelitian………………………………………………………4 3. Manfaat penelitian………………………………………………………5 B. Tujuan penelitian…………………………………………………………....5 1.
Tujuan umum……………………………………………………………5 2. Tujuan khusus…………………………………………………………...6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA…………………………………………………7
A. Resep………………………………………………………………………...7 B. Hipertensi…………………………………………………………………..10 1. Definisi………………………………………………………………...10 2. Etiologi………………………………………………………………...11 3. Patofisiologi……………………………………………………………11 4. Tujuan dan sasaran terapi……………………………………………...13 5. Strategi terapi…………………………………………………………..13 C. Obat antihipertensi………………………………………………………....17 1. Diuretik………………………………………………………………...17 2.β-blocker……………………………………………………………….18 3. ACE inhibitor………………………………………………………….20 4. Calcium channel blocker………………………………………………21 5. α-blocker……………………………………………………………….21
7. 2 -pusat………………………………………………………...23 Agonis α D.
Pengobatan rasional………………………………………………………..23 E. Keterangan empiris………………………………………………………...24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………………25
A. Jenis dan rancangan penelitian…………………………………………….25 B. Definisi operasional………………………………………………………..25 C. Lokasi penelitian…………………………………………………………...26 D. Bahan penelitian…………………………………………………………...27 E. Jalannya penelitian…………………………………………………………27 1. Observasi situasi……………………………………………………….27 2. Pengambilan data………………………………………………………27 F. Pengolahan data……………………………………………………………28BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………….29
A. Tanggal penulisan………………………………………………………….34 B. Identitas dokter ………………………………………………....................35 C. Informasi obat ……………………………………………………………..36 1. Golongan ACE inhibitor ………………………………………………37 2. Golongan angiotensin II reseptor blocker ……………………………..39 3. Golongan β-blocker …………………………………………………...405. Golongan diuretik ……………………………………………………..44 6.
Golongan lain…………………………………………………………..46 D. Tanda tangan/paraf dokter…………………………………………………48 E. Identitas pasien…………………………………………………………….48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………..50
A. Kesimpulan………………………………………………………………...50 B. Saran……………………………………………………………………….51DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..52
LAMPIRAN…………………………………………………………………………57
BIOGRAFI PENULIS……………………………………………………………….98
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel I. Modifikasi Pola Hidup Dalam Penatalaksaan HipertensiMenurut JNC VII………………………………………………………...14 Tabel II. Panduan Pemberian Obat Antihipertensi Pada Pasien Dengan Compelling Indications Menurut JNC VII………………………………15
Tabel III. Golongan Obat Antihipertensi yang Diresepkan di RSUP Dr. Sardjito…………………………………………………….30 Tabel IV. Jenis Obat Antihipertensi Pada Tiap Resep Umum dan Resep ASKES ………………………………………………………31
Tabel V. Tanggal Penulisan Resep Obat antihipertensi…………………………….34
Tabel VI. Identitas Dokter Penulis Resep Obat Antihipertensi……………………...35
Tabel VII. Kelengkapan Identitas Pasien Pada Resep Umum dan Resep ASKES……………………………………………………………49
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 1. Algoritma terapi antihipertensi berdasarkan JNC VII…………………...16
Gambar 2. Grafik Informasi Obat Antihipertensi Golongan ACE Inhibitor di Resep Umum…………………………………………………………37 Gambar 3. Grafik Informasi Obat Antihipertensi Golongan ACE Inhibitor di Resep ASKES…………………………………………………………38 Gambar 4. Grafik Informasi Obat Antihipertensi Golongan Angiotensin II Reseptor Blocker di Resep Umum dan ASKES…………………………39 Gambar 5. Grafik Informasi Obat Antihipertensi Golongan β-blocker di Resep Umum…………………………………………………………40 Gambar 6. Grafik Informasi Obat Antihipertensi Golongan β-blocker di Resep ASKES…………………………………………………………41
Gambar 7. Grafik Informasi Obat Antihipertensi Golongan Calcium Channel Blocker
di Resep Umum…………………………………………………………42Gambar 8. Grafik Informasi Obat Antihipertensi Golongan Calcium Channel Blocker
di Resep ASKES…………………………………………………………43 Gambar 9. Grafik Informasi Obat Antihipertensi Golongan DiuretikGambar 10. Grafik Informasi Obat Antihipertensi Golongan Diuretik di Resep ASKES…………………………………………………………45 Gambar 11. Grafik Informasi Obat Antihipertensi Golongan α-blocker di Resep Umum dan ASKES ……………………………………………46 Gambar 12. Grafik Informasi Obat Antihipertensi Golongan Agonis α 2 -pusat di Resep ASKES………………………………………………………....47
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Resep ASKES Bulan Januari-Juni 2008……………………….56
Lampiran 2. Data Resep Umum Bulan Januari-Juni 2008………………………...81
Lampiran 3. Surat Permohonan Ijin Penelitian …………………………………...94
Lampiran 4. Lembar Konfirmasi Ijin Penelitian…………………………………..95
Lampiran 5. Lembar Pengantar Pengambilan Data Penelitian……………………96
Lampiran 6. Keterangan Kelaikan Etik …………………………………………...97
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang dokter diwajibkan untuk menggunakan tulisan yang jelas dan
lengkap ketika menuliskan resep. Faktor kebiasaan dan kadang didorong oleh
situasi yang mengkondisikan untuk terburu-buru dapat membuat tulisan dokter
dalam resep menjadi susah dibaca. Kebiasaan menulis resep yang tidak lengkap
atau tidak jelas maupun kebiasaan mentolerir ketidaklengkapan atau
ketidakjelasan tersebut tentunya sangat berisiko (Cohen, 1999).Kesalahan yang terjadi pada pelayanan obat dengan resep dimulai dari
kesalahan penulisan resep hingga penggunaan obat oleh pasien. Contoh kesalahan
yang terjadi pada penulisan resep antara lain disebabkan karena ketidaklengkapan
penulisan resep. Penulisan resep yang tidak rasional dapat mengakibatkan
timbulnya masalah yang berkaitan dengan obat seperti dosis lebih, dosis kurang,
duplikasi, interaksi dan kontraindikasi. Masalah ini dapat mengakibatkan tujuan
terapi tidak tercapai, sebab itu perlu dilakukan evaluasi penulisan resep. Evaluasi
penulisan resep perlu dilakukan di rumah sakit karena penggunaan obat yang
sangat meningkat memungkinkan meningkatnya kesalahan pengobatan dalam
rumah sakit. Intervensi apoteker dalam evaluasi penulisan resep dapat
. mengurangi terjadinya kesalahan pengobatan (Bunyamin, 2009) ASKES adalah perusahaan asuransi di bawah Departemen Kesehatan yangmenyelenggarakan jaminan pelayanan kesehatan bagi pesertanya berdasarkan
sistem managed care. Sebuah sistem yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan
dan pembiayaan. Keduanya saling terkait di dalam mewujudkan pemberian
pelayanan kesehatan yang tepat dan efisien, dengan pembiayaan yang terkendali.
Pada sistem managed care telah dibuat ketentuan-ketentuan di dalam pemberian
obat, dimana cara yang paling efektif berupa penetapan suatu standar atau
formularium obat yang meliputi suatu daftar dari produk obat-obatan yang akan
digunakan Pemberian Pelayanan Kesehatan (PKK). Disamping penyusunan
standar obat, ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan berupa ketentuan tentang
penulisan resep obat, dimana penulisan ini hanya dilakukan PKK atau provider
yang termasuk di dalam jaringan pelayanan, dan harus berdasarkan pada standar
atau formulasi obat yang telah ditetapkan, pengambilan resep obat hanya pada
apotek yang termasuk dalam jaringan pelayanan.Angka penderita hipertensi semakin hari semakin meningkat, pada tahun
2000 sebanyak 972 juta (26%) orang dewasa di dunia menderita hipertensi.
Angka ini terus meningkat tajam, diprediksikan oleh WHO pada tahun 2025 nanti
sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia yang menderita hipertensi. Di
2006). Hipertensi tidak dapat disembuhkan namun tekanan darah penderita dapat
dijaga dalam batas normal, hal ini dapat mengakibatkan terapi hipertensi seumur
hidup. Hipertensi merupakan faktor risiko timbulnya penyakit kardiovaskuler dan
serebrovaskuler sehingga tidak sedikit penderita hipertensi kemudian menderita
komplikasi penyakit kardiovaskuler atau serebrovaskuler. Risiko ini dapat
dikurangi dengan pemberian obat antihipertensi yang sesuai dengan kebutuhan
pasien sehingga tekanan darah dapat terkontrol. Peresepan obat antihipertensi
yang kurang tepat dapat mengakibatkan tekanan darah berubah drastis yaitu
penurunan tekanan darah menjadi sangat rendah yang dapat membahayakan
(Mahanani, 2004).RSUP Dr. Sardjito adalah rumah sakit umum kelas A memiliki visi
menjadi rumah sakit unggulan dalam bidang pelayanan, pendidikan, dan pelatihan
di kawasan Asia Tenggara tahun 2010 yang bertumpu pada kemandirian dan misi
memberikan pelayanan kesehatan (Anonim, 2004). Peresepan yang tidak tepat
dapat merugikan dan berbahaya bagi pasien yang menggunakan obat
antihipertensi sehingga melatarbelakangi perlunya dilakukan evaluasi peresepan
obat antihipertensi antara pasien umum dan pasien peserta ASKES di instalasi
rawat jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.1. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan umum dalam
penelitian ini adalah mengevaluasi peresepan obat antihipertensi antara pasien
umum dan pasien peserta ASKES di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta bulan Januari- Juni 2008. Hal-hal yang akan dievaluasi meliputi : a.Seperti apakah profil obat antihipertensi yang diresepkan pada resep umum dan resep ASKES b.
Bagaimana kelengkapan resep antara resep umum dan resep ASKES berupa : tanggal penulisan, inscriptio (nama, nomor SIP, alamat dan nomor telepon dokter), prescriptio (kekuatan obat, jumlah, dan bentuk sediaan), signatura (aturan pakai, waktu dan cara pakai obat), subcriptio (tanda tangan/paraf dokter), dan identitas pasien (nama, umur, dan nomor catatan medis)
2. Keaslian Penelitian Penelitian sejenis yang pernah dilakukan yaitu potensi medication error
dalam resep anak di 10 apotek di kota Yogyakarta periode januari-maret 2005 dan
persepsi pembaca resep yang menanganinya (tinjauan aspek kelengkapan dan
kejelasan resep) (Pramudiarja, 2005), evaluasi peresepan obat antihipertensi pada
pasien hipertensi di instalasi rawat jalan rumah sakit panti rapih Yogyakarta : pola
pasien (Mahanani, 2004). Penelitian ini berbeda dalam hal waktu penelitian yaitu
Januari-Juni 2008, subyek penelitian yaitu lembar resep pasien umum dan pasien
peserta ASKES, lokasi penelitian yaitu RSUP Dr. Sardjito dan tujuan penelitian
yaitu mengevaluasi peresepan obat antihipertensi antara pasien umum dan pasien
peserta ASKES.3. Manfat Penelitian a.
Manfaat teoritis Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu sumber informasi yang berguna mengenai kelengkapan resep sebagai kelengkapan administratif untuk menunjang pengembangan konsep pelayanan farmasi klinik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
b.
Manfaat praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan medis terutama dalam hal penggunaan obat antihipertensi.
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah mengevaluasi peresepan obat antihipertensi antara pasien umum dan pasien peserta ASKES di Instalasi
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu : a.
Mengetahui profil obat antihipertensi yang diresepkan pada resep umum dan resep ASKES b.
Mengetahui kelengkapan resep antara resep umum dan resep ASKES berupa : tanggal penulisan, inscriptio (nama, nomor SIP, alamat dan nomor telepon dokter), prescriptio (kekuatan obat, jumlah, dan bentuk sediaan), signatura (aturan pakai, waktu dan cara pakai obat), subcriptio (tanda tangan/paraf dokter), dan identitas pasien (nama, umur, dan nomor catatan medis)
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Resep Pengertian resep menurut peraturan Menteri Kesehatan No:
919/MenKes/PER/X/1993 adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi,
dokter hewan kepada apoteker pengelola apotek untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku (Anonim, 2000).Hal terpenting dalam menuliskan resep adalah bahwa tulisan harus jelas
sehingga mudah dimengerti. Penulisan resep yang menimbulkan ketidakjelasan,
keraguan, atau salah pengertian mengenai nama obat serta takaran yang harus
diberikan sedapat mungkin harus dihindari. Kebiasaan buruk dikalangan dokter
dalam menulis resep dengan tulisan yang tidak jelas kadang-kadang menyebabkan
pengobatan yang tidak efektif dan tidak aman (De Vries, 1994). Resep yang
lengkap terdiri atas nama dan alamt dokter serta nomor surat izin praktek, dan
dapat pula dilengkapi dengan nomor telepon, jam, dan hari praktek, nama kota
serta tanggal resep itu harus ditulis oleh dokter; tanda R/, singkatan recipe yang
berarti “harap ambil” (superscriptio); identitas penulis resep (inscriptio), inti
oleh penderita, umumnya ditulis dengan singkatan bahasa latin (aturan pakai
ditandai dengan signature, biasanya disingkat S); nama penderita di belakang kata
Pro ; merupakan identifikasi penderita, dan sebaliknya dilengkapi dengan
alamatnya yang akan memudahkan penelusuran bila terjadi sesuatu dengan obat
pada penderita; serta tanda tangan atau paraf dokter atau dokter gigi atau dokter
hewan yang menuliskan resep tersebut (subscriptio) yang menjadikan suatu resep
itu otentik (Pramudiarja, 2005).Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 juga mengatur bahwa
seorang apoteker wajib melakukan skrining resep yang antara lain meliputi
persyaratan administratif sebagai berikut : nama, nomor SIP dan alamat dokter;
tanggal penulisan resep; tanda tangan atau paraf dokter penulis resep; nama;
alamat; umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien; nama obat, potensi, dosis,
jumlah yang diminta, cara pemakaian yang jelas, dan informasi lainnya.Kewajiban apoteker yang sehubungan dengan pelayanan resep adalah
memberitahukan kepada penulis resep jika menurutnya di dalam resep terdapat
kekeliruan atau penulisan resep yang tidak tepat. Hal ini diatur dalam Permenkes
RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 pasal 16 memuat :1. Apabila apoteker menganggap bahwa dalam resep terdapat kekeliruan atau penulisan resep yang tidak tepat, apoteker harus memberitahukan kepada dokter penulis resep.
2. Apabila dalam hal dimaksud ayat (1) karena pertimbangan tertentu dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, dokter wajib menyatakannya secara tertulis atau membubuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep (Hartini dan Sulasmono, 2007).
Suatu proses pengobatan dapat berhasil bila resepnya baik dan benar
(rasional). Resep yang baik harus ditulis lengkap dan jelas. Resep yang lengkap
menurut SK. Menkes RI No.26/Menkes/Per/1981, Bab III, pasal 10, memuat :
nama, alamat, dan nomor surat izin praktek dokter; tanggal penulisan resep; nama
setiap obat/komponen obat; tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep;
tanda tangan/paraf dokter penulis resep; tanda seru dan paraf dokter untuk resep
yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimum (Lestari,
2000).Tanggal penulisan adalah tanggal resep tersebut ditulis. Sebuah resep
dikatakan tidak lengkap antara lain bila tidak mencantumkan tanggal
penulisannya. Kelengkapan lain yang harus ada yaitu identitas dokter. Yang
termasuk dalam identitas dokter adalah nama dokter, nomor SIP, alamat, dan
nomor telepon. Nama dan nomor Surat Ijin Praktek (SIP) menunjukkan legalitas
praktik dokter yang mengeluarkan resep, sedangkan alamat dan nomor telepon
berguna bagi pembaca resep untuk memudahkan komunikasi jika ada hal-hal
yang perlu dikonfirmasikan ke penulis resep. Alamat yang dimaksud adalah telepon rumah atau telepon seluler. Informasi obat meliputi kekuatan obat, jumlah, dan bentuk sediaan yang diinginkan. Resep dari rumah sakit biasanya nama dokter ditulis tangan atau dalam bentuk stempel dan dalam beberapa resep mencantumkan bagian pelayanan fungsional dokter penulis resep (Oetari dan Rahmawati, 2002). Kekuatan obat adalah bilangan yang menyatakan jumlah zat aktif dalam sediaan yang diminta dalam resep, jumlah obat adalah bilangan dalam angka romawi yang menyatakan banyaknya obat yang harus diberikan, bentuk sediaan adalah bentuk sediaan obat yang diberikan dapat berupa sediaan oral ataupun parenteral (Winfield dan Richards, 2004).
B. Hipertensi 1. Definisi
Hipertensi adalah suatu penyakit di mana terjadi peningkatan tekanan darah arteri (blood pressure) yang berlangsung lama, menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Menurut WHO hipertensi adalah kenaikan tekanan darah arteri melebihi normal dan kenaikan ini bertahan, tidak tergantung pada usia. Pada keadaan istirahat batas normal teratas untuk tekanan sistolik adalah 140mmHg, sedangkan tekanan diastolik adalah 90mmHg. Daerah batas yang harus diamati adalah bila sistolik 140-149mmHg dan diastolik 90-94mmHg (Anonim, 2000).
2. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu primer (esensial) dan sekunder.
a. Hipertensi primer (esensial) Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk dalam kelompok ini.
Penyebab dari hipertensi ini tidak diketahui, tidak dapat disembuhkan, dan hanya dapat dikontrol. Kemungkinan salah satu penyebabnya adalah faktor genetik. Faktor genetik akan mempengaruhi keseimbangan sodium, misalnya ekskresi aldosteron, dan angiotensinogen.
b. Hipertensi sekunder Kurang lebih 10% pasien terkena hipertensi tipe ini. Hipertensi ini dapat disembuhkan karena penyebabnya dapat diketahui yaitu comorbid disease dan obat. Comorbid disease adalah penyakit penyerta hipertensi.
Obat dapat memburuk hipertensi dengan meningkatkan tekanan darah, misalnya kortikosteroid (Dipiro, 2005).
3. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin
II dari angiotensin I oleh angiotensin converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Pada pembuluh darah banyak terdapat angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh
hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh
ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II.
Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan
darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon
antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar
pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin.
Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh
(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara
menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat,
yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah
menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan
hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal, untuk mengatur
volume cairan ekstraseluler aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam)