Peranan doa bersama dalam keluarga Katolik bagi pembentukan karakter remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu, Yogyakarta - USD Repository
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERANAN DOA BERSAMA DALAM KELUARGA KATOLIK BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER REMAJA DI STASI YOHANES CHRISOSTOMUS POJOK, PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU, YOGYAKARTA S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh Oktivia Astuti NIM. 081124006 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada: Tuhan Yang Maha Esa yang telah membimbing dan memberi kekuatan selama pembuatan skripsi.
Keluargaku yang telah memberikan semangat sehingga penulis selalu termotivasi. Teman-teman yang senantiasa membantu dan mendukung dalam pembuatan skripsi. Keluarga Katolik dan para remaja Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki
Santo Petrus dan Paulus Klepu Yogyakarta yang telah memberi kesempatan dan membantu dalam skripsi.
Terima Kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir (Pkh 3: 11).
Santa Theresia Avila berkata: “Doa harus muncul dari kemauan yang kuat dan keputusan yang bebas untuk memilih jalan terbaik agar bisa tiba di garis finis dan minum air yang menghidupkan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah Peranan Doa Bersama Dalam Keluarga Katolik
Bagi Pembentukan Karakter Remaja Di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok,
Paroki Santo Petrus dan Paulus, Yogyakarta.Judul ini dipilih berdasarkan keprihatinan penulis terhadap pelaksanaan doa bersama dalam keluarga Katolik di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok dan karakter yang dimiliki para remaja saat ini. Keluarga Katolik mengalami kesulitan untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga sedangkan karakter yang dimiliki oleh remaja bersifat dinamis sehingga remaja membutuhkan pendampingan dalam keluarga karena remaja sedang dalam masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Bertitik tolak dari kenyataan, skripsi ini dimaksudkan untuk membantu para keluarga Katolik dalam pembentukan karakter remaja melalui doa bersama dalam keluarga Katolik.
Persoalan pokok dalam skrispi ini adalah seberapa besar peranan doa bersama dalam keluarga Katolik bagi pembentukan karakter remaja dan usaha apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya peranan doa bersama dalam keluarga bagi pembentukan karakter remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu. Untuk mengkaji masalah ini diperlukan data yang akurat. Oleh karena itu pemberian kuesioner kepada para orang tua dan skala Likert kepada remaja sudah dilaksanakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa doa bersama dalam keluarga Katolik berperanan bagi pembentukan karakter remaja. Sebagian besar keluarga Katolik sering melaksanakan doa bersama dalam keluarga dan sebagian besar remaja mengungkapkan bahwa melalui doa bersama dalam keluarga Katolik mereka semakin terbantu dalam pembentukan karakter. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan gagasan dari para ahli yang dapat dipergunakan sebagai sumbangan dalam membantu pelaksanaan doa bersama dalam keluarga Katolik bagi pembentukan karakter remaja.
Mengingat peranan doa bersama dalam keluarga Katolik bagi pembentukan karakter remaja penting, maka penulis menyumbangkan suatu program rekoleksi bagi para orang tua. Rekoleksi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para orang tua akan pentingnya doa bersama dalam keluarga Katolik bagi pembentukan karakter remaja. Dengan demikian, kesadaran para orang tua untuk melaksanakan doa bersama semakin meningkat sehingga para remaja semakin terbantu dalam pembentukan karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This writing entitles The Role of Praying Together in Chatolic Family
in Building Teenager Character at District of Yohanes Chrisostomus Pojok,
Santo Petrus dan Paulus Parish Klepu, Yogyakarta.This title was chosen because of the writer’s concern about the implementation of praying together in Chatolic family at district of Yohanes Chrisostomus Pojok and the character of the teenagers. Chatolic family have difficulties to pray together in the family while the character of the teenagers is continuously dynamic and developed, therefore teenagers need guidance in their family. Moreover, they are in a stage of transition from children to adolescent. Based on this fact, this writing aims to help Chatolic family in building teenager character through praying together in the family.
The main problem in this writing is how far the role of praying together in Chatolic family in building the teenager character and what can be done to increase parental awareness of the importance from the role of praying together In Chatolic family in building teenager character at district Yohanes Chrisostomus Pojok, Santo Petrus dan Paulus Parish Klepu. Investigating this problem needs accurate data. Therefore questionnaires have been distributed to the parents and scale Likert have been distributed to the teenagers. The result of the research shows that praying together in a family has a role in building teenager character.
Most of Chatolic families have often done praying together in their families and most of teenagers said that through praying together in their families, they were helped in their character building. Literature study was also done to get concept from the expert who can be used as a contribution to help the praying together in family in building the teenager character.
Considering that the role of praying together in a family for teenager character building is important, the writer proposes a recollection program for parents. This recollection aims to increase the awareness of the parents about the important of the praying together in Chatolic family for teenager character building. Thereby, parents awareness about praying together increases, so the teenagers are helped in their character building.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, kasih dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul PERANAN DOA BERSAMA DALAM KELUARGA KATOLIK
BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER REMAJA DI STASI YOHANES
CHRISOSTOMUS POJOK, PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS
KLEPU, YOGYAKARTA.
Penyusunan skripsi ini berawal dari keprihatinan penulis mengenai pelaksanaan doa bersama dalam keluarga Katolik yang menghadapi berbagai tantangan bagi pembentukan karakter remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu, Yogyakarta. Bertitik tolak dari situasi tersebut maka penulis menyusun skripsi ini dengan maksud membantu para keluarga Katolik untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga Katolik secara sederhana namun menarik.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para keluarga Katolik dalam meningkatkan peranan doa bersama dalam keluarga Katolik bagi pembentukan karakter remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu, Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. H. J. Suhardiyanto, S.J. selaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang memberikan dukungan kepada penulis selama proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J. selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan semangat serta meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran serta memberikan sumbangan pemikiran kepada penulis dalam penulisan skripsi.
3. Drs. Ya. C. H. Mardiraharjo selaku dosen pembimbing kedua dan dosen pembimbing akademik yang memberikan semangat dalam penulisan skripsi.
4. Dra. Yulia Supriyati, M.Pd. sebagai dosen pembimbing dan dosen penguji ketiga yang berkenan membantu dalam proses penelitian dengan penuh kesabaran dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.
5. Segenap staf dosen dan karyawan Prodi IPPAK yang telah mendampingi dan memberikan semangat kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi.
6. Keluargaku yang telah memberikan semangat dan selalu mendoakan sehingga penulisan skripsi dapat berjalan dengan lancar.
7. Romo Fransiskus Xaverius Murdisusanto, Pr. selaku Romo kepala di Paroki Petrus dan Paulus Klepu Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di Paroki ini dan berkenan memberikan masukan demi kelancaran penulisan skripsi.
8. Para orang tua Katolik dan remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner dan skala Likert.
9. Sahabat mahasiswa IPPAK khususnya angkatan 2008 yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis dalam penulisan skripsi.
10. Staf perpustakaan Kolose St. Ignatius Kotabaru, Perpustakaan Prodi IPPAK, Perpustakaan USD, dan perpustakaan Kota Jogja yang telah membantu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv MOTTO ...................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................ vii ABSTRAK ................................................................................................... viii ABSTRACT ................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ................................................................................ x DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3 C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 3 D. Manfaat Penulisan ............................................................................ 4 E. Metode Penulisan ............................................................................. 5 F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 5 BAB II DOA BERSAMA DALAM KELUARGA KATOLIK DAN PEMBENTUKAN KARAKTER REMAJA ........................ 8 A. Doa Bersama dalam Keluarga Katolik ............................................ 8
1. Doa .............................................................................................. 8
a. Pengertian Doa ....................................................................... 9
b. Doa dalam Kitab Suci ............................................................. 10
c. Sumber Doa ............................................................................ 11
d. Isi Doa ..................................................................................... 12
e. Bentuk Doa ............................................................................. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Keluarga Katolik ......................................................................... 14
a. Pengertian Keluarga Katolik .................................................. 15
b. Pendampingan Keluarga ......................................................... 17
c. Keluarga adalah Gereja Rumah Tangga ................................. 19
d. Pendidikan Iman dalam Keluarga Katolik .............................. 21
3. Doa Bersama dalam Keluarga Katolik ........................................ 23
a. Pengertian Doa Bersama dalam Keluarga Katolik ................. 24
b. Isi Doa Bersama dalam Keluarga Katolik .............................. 24
c. Waktu Doa Bersama dalam Keluarga Katolik ....................... 25
d. Macam Doa Bersama dalam Keluarga Katolik ...................... 26
e. Suasana Doa Bersama dalam Keluarga Katolik ..................... 27
f. Pembina Doa Bersama dalam Keluarga Katolik .................... 28
g. Tempat Doa Bersama dalam Keluarga Katolik ...................... 28
B. Karakter Remaja .............................................................................. 29
1. Karakter ....................................................................................... 29
a. Pengertian Karakter ................................................................ 29
b. Jenis Karakter ......................................................................... 30
c. Sumber Pembentuk Karakter .................................................. 32
d. Proses Pembentukan Karakter ................................................ 34
2. Remaja ........................................................................................ 36
a. Pengertian Remaja ................................................................. 36
b. Fase Remaja .......................................................................... 37
c. Perkembangan Remaja .......................................................... 39
d. Remaja Bersama Keluarga .................................................... 41
3. Karakter Remaja ........................................................................ 43
BAB III PERANAN DOA BERSAMA DALAM KELUARGA KATOLIK BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER REMAJA DI STASI YOHANES CHRISOSTOMUS POJOK ................... 45 A. Gambaran Umum Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu Yogyakarta ......................... 45
1. Sejarah Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu .......................... 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Jumlah Umat Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu ................ 48
4. Perkembangan Umat Katolik di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok ................................................................... 48
a. Sejarah Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok ........................ 48
b. Situasi Sosial Ekonomi Umat di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok ..................................... 49
c. Kehidupan Beriman Umat di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok ............................................................ 49
B. Metodologi Penelitian ...................................................................... 50
1. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 50
2. Tujuan Penelitian ......................................................................... 51
3. Manfaat Penelitian ....................................................................... 52
4. Jenis Penelitian ............................................................................ 53
5. Metode Penelitian ........................................................................ 53
6. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 53
7. Responden Penelitian .................................................................. 54
8. Instrumen Penelitian .................................................................... 55
9. Variabel Penelitian ...................................................................... 57
C. Hasil Penelitian ................................................................................ 59
1. Orang tua ...................................................................................... 59
2. Remaja Katolik usia 13 sampai 21 tahun .................................... 69
D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 73
1. Orang tua ..................................................................................... 73
a. Peranan Orang tua dalam Keluarga Katolik ........................... 74
b. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Pelaksanaan Doa Bersama dalam Keluarga Katolik ................................... 77
c. Peranan Doa Bersama dalam Keluarga Katolik bagi Pembentukan Karakter Remaja .............................................. 78
2. Remaja Katolik Usia 13 sampai 21 Tahun ................................ 79
a. Pandangan Remaja terhadap Doa Bersama dalam Keluarga Katolik .......................................................... 80
b. Jenis Karakter Remaja ............................................................ 80
c. Peranan Doa Bersama dalam Keluarga Katolik bagi Pembentukan Karakter Remaja ..................................... 81
BAB IV USULAN PROGRAM MENINGKATKAN PERANAN DOA BERSAMA DALAM KELUARGA KATOLIK BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER REMAJA ........................... 84 A. Peranan Doa Bersama dalam Keluarga bagi Pembentukan Karakter Remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok ................. 84 B. Program Meningkatkan Doa Bersama dalam Keluarga Katolik ...... 86
1. Latar Belakang Pemilihan Program ............................................ 86
2. Matriks Program Pendampingan ................................................. 91
C. Persiapan Rekoleksi Orang tua di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok ............................................. 103
1. Identitas ...................................................................................... 103
2. Pemikiran Dasar ......................................................................... 104
3. Pengembangan Langkah-langkah .............................................. 106
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 125 A. Kesimpulan ...................................................................................... 126 B. Saran ................................................................................................ 127 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Lampiran 1: Surat Penelitian untuk Paroki ............................................. (1) Surat Penelitian untuk Ketua Lingkungan .......................... (2) Lampiran 2: Kuesioner Penelitian untuk Orang tua ................................ (3) Lampiran 3: Skala Likert Penelitian untuk Remaja ................................ (9) Lampiran 4: Teks Cerita “Memberi Waktu Untuk Berdoa” ................... (12) Lampiran 5: Teks Kitab Suci Matius 7: 7-11 .......................................... (13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab Deuterokanonika. Lembaga Alkitab Indonesia, 2010.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
AA : Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam, 18 November 1965.
KGK : Katekismus Gereja Katolik, (P. Herman Embuiru, SVD, Penerjemah).
Ende: Percetakan Arnoldus. FC : Familiaris Consortio, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang Peranan Keluarga Kristen dalam Dunia Modern, 22 November 1981.
RVM : Rosarium Virginis Mariae, Surat Apostolik Paus Yohanes Paulus II, Imam Agung, Kepada Para Uskup, Klerus, dan Kaum Beriman tentang Rosario Perawan Maria, 16 Oktober 2002.
LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.
GE : Gravissimum Educationis, Pernyataan tentang Pendidikan Kristen, 28 Oktober 1965.
GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral tentang Gereja di Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965.
LtF : Letter to the Family, Paus Yohanes Paulus II. Surat kepada Keluarga-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Singkatan Lain
F.X. : Fransiskus Xaverius KWI : Konferensi Waligereja Indonesia LCD : Liquid Crystal Display yaitu perangkat yang dapat menampilkan gambar dalam ukuran besar dan biasanya digunakan sebagai alat bantu dalam presentasi. SD : Sekolah Dasar SMP : Sekolah Menengah Pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi ke taraf kedewasaan dan masa untuk
mengaktualisasikan diri dari anak-anak menjadi orang dewasa. Remaja berusaha menunjukkan identitas dirinya dan muncul perasaan negatif, misalnya timbul keinginan dari seorang remaja untuk melepaskan diri dari orang tua (Munawar, 2005: 121-123).
Keluarga Katolik di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu sebagian besar bermatapencaharian menjadi petani dan pegawai. Mereka mengalami kesulitan untuk berkumpul bersama dalam keluarga.
Oleh karena itu antara remaja dan orang tua perlu memiliki kerjasama dan kerukunan untuk saling mendukung, terlebih melalui pelaksanaan doa bersama dalam keluarga Katolik di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu.
Wibowo (1994: 71) mengatakan bahwa keluarga merupakan lingkungan di mana anak tumbuh dan belajar sesuatu. Jika seorang anak hidup di lingkungan yang banyak mendapat kritikan, maka dia akan belajar menghakimi. Jika seorang anak hidup di tengah keluarga yang penuh dengan toleransi, maka dia akan belajar untuk menjadi sabar. Setiap keluarga harus mengusahakan sendiri pedoman untuk membina hubungan antar anggota keluarga karena tidak ada dua keluarga yang sama. Keluarga mempunyai peranan yang cukup penting untuk pembentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan utama bagi setiap remaja. Dalam lingkungan keluarga, pada umumnya remaja mempunyai relasi yang cukup dekat dengan orang tua maupun saudara. Hal ini berarti bahwa keluarga memberi dasar pembentukan karakter remaja yang akan mempengaruhi hidup remaja tersebut. Tugas dan peranan orang tua cukup penting, seperti yang diungkapkan oleh Paus Yohanes Paulus II dalam Anjuran Apostolik
Familiaris Consortio bahwa:
“Karena martabat serta perutusannya, orang tua Kristen mengemban tanggungjawab khas membina anak-anak mereka dalam doa, sambil mengajak mereka menemukan secara berangsur-angsur misteri Allah, dan berwawancara secara pribadi dengan-Nya” (FC, art. 60).
Permasalahan yang dihadapi remaja ialah kurang mampu mengatasi masalah kehidupan beriman, sehingga membutuhkan bantuan dari orang lain yang imannya lebih dewasa. Dalam hal ini yang membantu membentuk karakter adalah orangtuanya sendiri. Dengan demikian keterlibatan orang tua cukup berperanan dan dibutuhkan dalam pembentukan karakter remaja. Orang tua diharapkan terlibat secara langsung dalam usaha membentuk karakter remaja, salah satunya adalah membantu mencari jalan pemecahan akan masalah yang dihadapi remaja misalnya mengajak remaja untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga.
Keluarga yang melaksanakan doa bersama dalam keluarga, dapat membantu kehidupan rohani para remaja, seperti dinyatakan dalam Familiaris Consortio bahwa:
“Bahan khusus bagi doa dalam keluarga ialah kehidupan keluarga itu sendiri, yang dalam segala situasinya yang silih berganti dipandang sebagai panggilan dari Allah dan dihayati sebagai tanggapan manusia selaku putera atau puteri-Nya terhadap panggilan-Nya” (FC, art. 59).
Berdasarkan gambaran doa bersama dalam keluarga Katolik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Petrus dan Paulus Klepu, maka penulis merasa tertarik untuk memberi judul karya ilmiah ini “PERANAN DOA BERSAMA DALAM KELUARGA KATOLIK BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER REMAJA DI STASI YOHANES CHRISOSTOMUS POJOK, PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU, YOGYAKARTA ”.
B. Rumusan Masalah
Setelah melihat permasalahan yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan pada beberapa hal, antara lain:
1. Apa yang dimaksud doa bersama dalam keluarga Katolik dan pembentukan karakter remaja ?
2. Bagaimana pelaksanaan doa bersama dalam keluarga Katolik dan pergulatan yang dialami oleh para remaja dalam pembentukan karakter di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu? 3. Seberapa besar peranan doa bersama dalam keluarga Katolik bagi pembentukan karakter remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki
Santo Petrus dan Paulus Klepu? 4. Usaha apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran para orang tua akan pentingnya peranan doa bersama dalam keluarga Katolik bagi pembentukan karakter remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu? C.
Tujuan Penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Memaparkan pengertian doa bersama dalam keluarga Katolik dan pembentukan karakter remaja.
2. Mendapatkan pemahaman praktek pelaksanaan doa bersama dalam keluarga Katolik dan pergulatan yang dialami oleh para remaja dalam pembentukan karakter remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu.
3. Menemukan dan menjelaskan peranan doa bersama dalam keluarga bagi pembentukan karakter remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu.
4. Menemukan solusi yang sesuai dan tepat untuk meningkatkan kesadaran para orang tua akan pentingnya peranan doa bersama dalam keluarga Katolik bagi pembentukan karakter remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu.
5. Memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah 1. Bagi Keluarga
Meningkatkan kesadaran para orang tua dan remaja akan pentingnya peranan doa bersama dalam keluarga Katolik bagi pembentukan karakter remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Bagi Remaja
a. permasalahan yang dihadapi oleh remaja yang Menindaklanjuti mempengaruhi karakternya.
b.
Memaparkan dampak positif yang bisa ditimbulkan doa bersama dalam keluarga Katolik bagi pembentukan karakter remaja.
3. Bagi Gereja Memberikan sumbangan peranan doa bersama dalam keluarga bagi pembentukan karakter remaja di Gereja Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu.
E. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah deskriptif analitis. Penelitian ini bertujuan untuk membuat menggambarkan secara sitematis, faktual, dan akurat mengenai fakta serta sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata, 1983: 75). Penulisan ini untuk memperoleh gambaran peranan doa bersama dalam keluarga Katolik bagi pembentukan karakter remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok.
F. Sistematika Penulisan
Sebagai sebuah gambaran umum tentang hal apa saja yang akan dibahas di dalam penulisan skripsi ini, berikut ini adalah sistematika penulisan skripsi
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan ini berisi gambaran umum tentang isi skripsi yang meliputi: latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II Doa Bersama dalam Keluarga Katolik dan Pembentukan Karakter
Remaja Bab ini menguraikan dua bagian yaitu pertama menguraikan doa bersamadalam keluarga yang meliputi: pengertian doa, doa dalam Kitab Suci, sumber doa, isi doa, bentuk doa, cara berdoa dan pengertian keluarga Katolik, pendampingan keluarga Katolik, keluarga adalah Gereja Rumah Tangga, pendidikan iman dalam keluarga Katolik. Doa bersama dalam keluarga Katolik meliputi pengertian doa bersama dalam keluarga Katolik, isi doa bersama dalam keluarga Katolik, waktu doa bersama dalam keluarga Katolik, macam doa bersama dalam keluarga Katolik, suasana doa bersama dalam keluarga Katolik, pembina doa bersama dalam keluarga Katolik, dan tempat doa bersama dalam keluarga Katolik.
Kedua menguraikan pembentukan karakter remaja yang meliputi pengertian karakter, jenis karakter, sumber pembentuk karakter, proses pembentukan karakter, dan pengertian remaja, fase remaja, perkembangan remaja, remaja bersama keluarga, serta karakter remaja.
BAB III Peranan Doa Bersama dalam Keluarga Katolik bagi Pembentukan
Karakter Remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok Bab ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama tentang gambaranumum Stasi Yohanes Chrisostomus, Pojok Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu, Yogyakarta dan bagian kedua mengenai metodologi penelitian, hasil dan pembahasan penelitian.
Metodologi penelitian mencakup latar belakang penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jenis penelitian, metode penelitian, tempat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian. Tahap berikutnya penulis akan mengkaji hasil penelitian dan membahas hasil penelitian.
BAB IV Usulan Program Meningkatkan Peranan Doa Bersama dalam
Keluarga Katolik bagi Pembentukan Karakter Remaja Bab ini menguraikan peranan doa bersama dalam keluarga Katolik bagipembentukan karakter remaja dan usulan program berupa rekoleksi untuk meningkatkan peranan doa bersama dalam keluarga bagi pembentukan karakter remaja
BAB V PENUTUP Bab ini merupakan kesimpulan dan saran-saran berdasarkan hasil penulisan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II DOA BERSAMA DALAM KELUARGA KATOLIK DAN PEMBENTUKAN KARAKTER REMAJA Keluarga Katolik mengalami kesulitan dalam melaksanakan doa bersama
dalam keluarga karena kurang menghayati doa bersama dalam keluarga sebagai salah satu cara untuk membentuk karakter remaja. Doa bersama dalam keluarga Katolik sangat berperanan bagi pembentukan karakter remaja tetapi kurang begitu mendapat perhatian, hal ini dikarenakan kesibukan masing-masing anggota keluarga untuk melaksanakan doa bersama dalam keluarga dan pemahaman dari keluarga akan bentuk atau macam doa bersama yang masih kurang.
A. Doa Bersama dalam Keluarga Katolik
Doa merupakan salah satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh semua umat beriman, termasuk keluarga Katolik karena doa menjadi bagian dari hidup orang beriman. Membina kebiasaan doa bersama dalam keluarga sangatlah penting karena doa menjadi ungkapan pertama isi batin manusia. Paus Yohanes Paulus II dalam Anjuran Apostolik Familiaris Consortio menegaskan:
Doa sama sekali bukan semacam pelarian dari kesanggupan - kesanggupan sehari-hari, melainkan merupakan dorongan yang kuat bagi keluarga Kristen, untuk seutuhnya memikul dan memenuhi segala tanggungjawabnya sebagai sel utama dan mendasar bagi masyarakat manusia. (FC, art. 62).
1. DOA
Di zaman sekarang ada semacam kehausan untuk mengalami Allah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk menemukan dan merasakan kehadiran Allah. Manusia mempunyai kerinduan dan kemampuan untuk berdoa yang semakin didorong oleh Allah yang selalu menyapa dan mengajak untuk berwawancara dengan diri-Nya (Darminta, 1981: 7).
a. Pengertian Doa
Berdoa merupakan kegiatan pokok dalam hidup manusia namun berdasarkan pengalaman nampak bahwa doa merupakan kegiatan manusia yang sukar walaupun ada segala macam usaha untuk berdoa. Kendati dirasa sukar, doa tetap merupakan sesuatu yang dirindukan karena tetap sebagai tuntutan rohani (Darminta, 1983: 9).
Doa adalah mengangkat hati kepada Tuhan, menyatakan diri sebagai anak Allah, dan mengakui Allah sebagai Bapa karena doa adalah kata cinta seorang anak kepada Bapa-Nya. Doa dapat timbul dari kesusahan hati, tetapi juga dapat timbul dari kegembiraan. Doa tidak membutuhkan banyak kata (Mat 6: 7), tidak terikat pada waktu dan tempat tertentu, dan tidak menuntut sikap atau gerak gerik yang khusus meskipun dapat didukung olehnya (KWI, 1996: 194).
Darmawijaya (1994 a: 25-26) mengungkapkan bahwa doa memang bukan mantra atau rumusan yang harus dihafal dan dinyatakan pada saat dibutuhkan saja tetapi doa adalah sikap manusia beriman menanggapi tawaran kasih Allah dalam hidup ini.
Doa dapat menciptakan suatu relasi dengan Tuhan karena doa adalah berkomunikasi dengan Tuhan. Dengan demikian, manusia mengalami perjumpaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan-Nya seperti yang diungkapkan Matius 21: 22 “Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”.
b. Doa dalam Kitab Suci
Kitab Suci Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru memberikan perhatian besar terhadap doa. Dalam Perjanjian Lama terdapat beberapa sifat doa yang diucapkan oleh umat Israel secara perorangan maupun bersama-sama.
Si pendoa mengangkat hati dan pikiran kepada Allah (Mzm 25: 1). Doa mengantar orang makin dekat dengan Tuhan (Kej 18: 23). Doa adalah suatu percakapan dengan Allah (Kej 18: 27). Pengungkapan doa lainnya: mendengarkan Allah (Ul 4:1), pencurahan jiwa di hadapan Allah (1 Sam 1: 1-8). Semua sifat doa ini menunjukkan bahwa doa adalah suatu komunikasi antara manusia dengan Tuhan Allah (Kallor, 1993: 127).
Yesus mengajarkan doa Bapa Kami kepada para murid ketika mereka melihat Yesus berdoa dan murid-Nya berkata kepada-Nya, “Tuhan, ajarlah kami berdoa” (Luk 11: 1). Secara aktual, Yesus melaksanakan doa yang terus menerus (Luk 5: 16). Saat-saat penting dalam hidup-Nya disertai dengan doa, misalnya: Yesus berdoa pada pembaptisan-Nya di sungai Yordan (Luk 3: 21). Doa Yesus ditujukan kepada Bapa dalam dialog ketaatan yang memberikan kehidupan bagi perutusan-Nya. “Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.” (Mat 11: 27). Setiap doa kita diangkat kepada Bapa melalui Kristus Tuhan kita (KWI,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Semua yang diajarkan Kitab Suci tentang doa telah menjadi milik Gereja sebagaimana diungkapkan oleh Bapa Gereja dan tokoh spiritualitas doa. St.
Yohanes Damascenus, “doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan”, sedang bagi St. Theresia Avila “doa adalah suatu percakapan persahabatan dengan Allah, yang kita tahu bahwa Ia sangat mencintai kita (Kallor, 1993: 127).
c. Sumber Doa
Menurut agama Kristen, sebetulnya yang berdoa bukan manusia melainkan Roh Allah sendiri. “Kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita” (Rm 8: 2). Sikap yang harus dimiliki ketika berdoa adalah harus bersikap rendah hati agar mendapat anugerah. Berdoa bukan berdasarkan jasa-jasa kita tetapi berdasarkan kasih sayang Allah yang berlimpah- limpah. Berdoa bukan hanya dalam iman, tetapi juga dalam kasih (KWI, 1996: 194-196).
Sumber doa Katolik lainnya adalah sabda Allah yang memberi kita pengenalan akan Allah (Flp 3: 8). Liturgi Gereja mengajak kita untuk mewartakan, menghadirkan dan mengkomunikasikan misteri keselamatan setiap hari karena di dalamnya kita dapat bertemu dengan Allah (KWI, 2009: 186).
Berdoa memang bukanlah hal mudah tetapi yang perlu kita sadari bahwa sumber doa adalah Roh Allah sendiri. Sebagai seorang Katolik kita perlu menyadari bahwa dalam doa, Roh Kudus senantiasa memberi kekuatan dan berkarya dalam hidup. Selain Roh Kudus, sumber doa lainnya adalah sabda Allah yang mengajak kita untuk memaknai setiap peristiwa sehingga akan mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Isi Doa
Doa begitu luas sehingga di dalam kebiasaan Gereja dibedakan dua bentuk doa yang pokok, yakni puji syukur dan permohonan. Puji syukur sebagai ungkapan syukur atas kebaikan Tuhan. Selain itu, puji syukur sebagai rasa kegembiraan karena kebaikan Tuhan kepada manusia atas anugerah-Nya.
Anugerah Allah yang paling besar adalah mengutus putra-Nya Yesus Kristus serta Roh yang diutus-Nya dari Bapa.
Doa permohonan bukanlah minta-minta tetapi pertama-tama yang dimohon adalah pengampunan dan belas kasihan Tuhan supaya memberikan kekuataan untuk berjuang terus di dunia ini dengan sebuah pengharapan. “Bertekunlah dalam doa dan berjaga-jagalah sambil mengucap syukur” (Kol 4). Doa dapat dilakukan secara sendiri atau bersama, diucapkan dengan mulut atau direnungkan dalam hati, dan bentuknya tidak mengikat tetapi isi doa yaitu puji syukur dan permohonan (KWI , 1996: 197-199).
e. Bentuk Doa
Berdoa berarti berkata jujur menyatakan isi hati di hadapan Tuhan. Tradisi Gereja mengenal tiga cara utama mengungkapan kehidupan doa antaralain doa lisan, doa renung, dan doa batin. Ketiga bentuk doa tersebut menuntut ketenangan hati. Katekismus Gereja Katolik art. 7 mengungkapkan bahwa bentuk doa antara lain: 1) Doa Lisan Doa ini berbentuk kata-kata, baik yang dipikirkan maupun yang diucapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengikutsertakan pancaindera lahiriah yang sejalan dengan tuntunan kodrat manusiawi. Kita harus berdoa dengan seluruh diri supaya Tuhan memberikan kekuatan kepada permohonan kita. 2) Doa Renung
Doa renung atau meditasi pada dasarnya adalah suatu pencarian. Doa renung mengajak kita untuk memiliki sikap kerendahan hati dan iman sehingga mampu menemukan dan menilai di dalam meditasi. Metode meditasi sangat beragam, tetapi yang terpenting ialah maju bersama Roh Kudus menuju Yesus Kristus yang mana jalan doa satu-satunya. Meditasi memakai pikiran, daya khayal, gerak hati, dan kerinduan. Usaha ini penting untuk memperdalam kebenaran iman, dan memperkuat kehendak kita dalam mengikuti Yesus Kristus. 3) Doa Batin
Doa batin adalah ungkapan sederhana tentang misteri doa. Doa batin merupakan anugerah yang hanya dapat diterima dalam kerendahan hati dan kemiskinan. Doa batin adalah puncak doa karena di dalam doa batin kita merasakan kekuatan Allah melalui Roh-Nya. Kontemplasi ialah memandang Yesus dengan penuh iman, maka kita akan memperoleh pengertian batin mengenai Tuhan untuk mencintai-Nya lebih sungguh dan mengikuti-Nya dengan lebih baik lagi.
4) Doa Pribadi Doa terarah kepada Allah dan mulai dengan menyerahkan diri kepada-Nya.
Doa adalah hubungan pribadi dengan Tuhan, maka doa pribadi dilakukan seorang pribadi kepada Bapa seperti yang diungkapkan dalam Mat 7: 7 “Mintalah maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pintu akan dibukakan bagimu”. Ketika melaksanakan doa pribadi janganlah doa permohonan dipusatkan pada keinginan, tetapi pada kebaikan Tuhan (Jacobs, 2004: 39). 5) Doa Bersama
Doa bersama adalah doa yang dilaksanakan lebih dari seorang pribadi, seperti yang diungkapkan oleh Tuhan Yesus bahwa Ia akan hadir secara khas: “Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Mat 18: 19-20).
Semua bentuk doa tersebut baik karena merupakan hasil perjuangan manusia untuk berkomunikasi kepada Tuhan. Bentuk doa tersebut baik adanya sejauh menolong orang untuk menemukan Tuhan.
f. Cara Berdoa
Berdoa merupakan komunikasi dengan Allah maka diperlukan persiapan ketika hendak berdoa. St. Ignasius mengajurkan bahwa sebelum berdoa agar berdiri beberapa langkah dari tempat kita akan berdoa, hening sebagai waktu untuk mengenang kembali peristiwa ataupun pengalaman yang terjadi. Selain itu, perlunya menyadari betapa agungnya karya ciptaan Allah serta syukur atas anugerah yang diberikan dalam hidup (Green, 1988: 87).
2. KELUARGA KATOLIK
Peranan doa bersama dalam keluarga Katolik sangatlah penting terutama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keluarga Katolik. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama karena dalam keluarga seorang remaja dididik. Doa meningkatkan kekuatan dan kesatuan rohani keluarga, karena doa membantu keluarga untuk ikut ambil bagian dalam kekuatan Allah sendiri.
a. Pengertian Keluarga Katolik
Pengertian keluarga dalam masyarakat cukup luas dan masih perlu dibedakan, misalnya: keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak, sedangkan keluarga dekat adalah saudara sekandung dari ayah dan ibu yang seketurunan dalam garis kakek dan nenek. Namun yang penulis maksudkan ialah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
Keluarga sebagai suatu persekutuan hidup terkecil yang dibangun atas dasar cinta dan saling pengertian, sebagaimana Yesus berkata kepada Simon, “di atas wadas ini Aku mendirikan Gerejaku” (Mat 16: 18). Dengan demikian, Krituslah Kepala Rumah Tangga Katolik karena keluarga akan kokoh berdiri bila dipercayakan kepada Tuhan sehingga rumah tangga akan menjadi ‘Pax huic domui’, semoga damai turun di atas rumah ini. Dengan begitu, kita akan membangun Gereja.
Paus Yohanes Paulus II dalam Familiaris Consortio mengungkapkan bahwa keluarga mempunyai hubungan yang amat penting dalam masyarakat, karena keluarga merupakan landasan dan selalu menghidupi masyarakat. Keluarga juga merupakan sel yang begitu vital baik bagi masyarakat maupun Gereja sendiri.
Keluarga Kristen harus melaksanakan kewajiban sosialnya terhadap masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karya keselamatan Allah semakin menjadi nyata bagi lingkungan masyarakat sekitarnya (FC, art. 42).
Keluarga Kristiani harus berjuang pada masa kini dan tetap diwarnai ciri perjuangan Yesus Kristus. Perjuangan dan semangat besar itulah yang hendaknya diwariskan kepada generasi penerus. Pewarisan nilai-nilai perjuangan tersebut pada awalnya terlaksana di dalam keluarga karena keluarga sebagai persemaian nilai perjuangan iman Kristiani (Darmawijaya, 1994 b: 59).
Keluarga Katolik adalah “Gereja Mini ” artinya persekutuan dasar iman dan tempat persemaian iman sejati. Keluarga Katolik diharapkan mampu mengembangkan iman yang menghangatkan suasana. Iman disini bukan pertama- tama berarti pengetahuan agama tetapi lebih pada sikap atau penghayatan agama yang diwujudkan dalam usaha untuk menjaga suasana kedamaian, kerjasama dan kerukunan dalam keluarga. Dengan demikian, Tuhan sendiri akan hadir di tengah- tengah keluarga untuk membawa keselamatan dan rahmat-Nya (Gilarso, 1996: 13). Keluarga sangat berperan bagi kehidupan para remaja seperti yang ditegaskan dalam Gravissium Educationis sebagai berikut:
“Keluarga merupakan sekolah utama dari keutamaan sosial yang perlu bagi setiap masyarakat dan tempat di mana anak-anak mempunyai pengalaman pertama mereka mengenai masyarakat manusia yang seimbang” (GE, art. 3).
Keluarga Katolik banyak mengalami tantangan sehingga harus menyadari keberadaannya sebagai kehadiran Allah dan pengembangan tugas perutusan Gereja. Demi mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi hendaknya setiap keluarga Katolik harus secara nyata menciptakan dan meningkatkan doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Keluarga secara keseluruhan hendaknya berdoa bersama dan memainkan peranan penting dalam kehidupan liturgis Gereja. Keluarga harus menjadi tempat keramahan, aktif dalam perjuangan demi keadilan dan perdamaian, dan melakukan tindakan - tindakan amal” (GE, art. 2 ).