Usaha meningkatkan spiritualitas kerasulan awam bagi prodiakon paroki di wilayah Santo Yusup Sendangsari-Sendangrejo, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu, Yogyakarta, melalui katekese model Shared Christian Praxis - USD Repository

  USAHA MENINGKATKAN SPIRITUALITAS KERASULAN AWAM BAGI PRODIAKON PAROKI DI WILAYAH SANTO YUSUP SENDANGSARI-SENDANGREJO,

  PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU, YOGYAKARTA, MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik oleh: Fransiskus Xaverius Haryanto

  NIM: 051124044 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  2011 S K R I P S I USAHA MENINGKATKAN SPIRITUALITAS KERASULAN AWAM BAGI PRODIAKON PAROKI DI WILAYAH SANTO YUSUP SENDANGSARI-SENDANGREJO,

  PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU, YOGYAKARTA, MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS

  Oleh: Fransiskus Xaverius Haryanto

  NIM: 051124044 Telah disetujui oleh:

  Pembimbing Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. tanggal 29 Maret 2011

  S K R I P S I USAHA MENINGKATKAN SPIRITUALITAS KERASULAN AWAM BAGI PRODIAKON PAROKI DI WILAYAH SANTO YUSUP SENDANGSARI-SENDANGREJO,

  PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU, YOGYAKARTA, MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS

  Dipersiapkan dan ditulis oleh Fransiskus Xaverius Haryanto

  NIM: 051124044 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 15 April 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat

  SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

  Ketua : Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J. …………………… Sekretaris : F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd. …………………… Anggota : 1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. …………………… 2. F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd. ................................

  3. Y. Kristianto, SFK., M.Pd. .................................

  Yogyakarta, 15 April 2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

  Universitas Sanata Dharma Dekan, Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D.

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kepersembahkan kepada para Prodiakon Paroki di wilayah St.Yusup Sendangsari-Sendangrejo, almarmum Bpk. Heironimus Susanto Istitanoyo,

  Ibu Caecilia Susanto Istitanoyo, kakak-kakakku.

  MOTTO

  “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapatkan ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Mat 7:7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 15 April 2011 Penulis,

  Fransiskus Xaverius Haryanto

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:

  Nama : Fransiskus Xaverius Haryanto NIM : 051124044

  Demi kepentingan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: USAHA MENINGKATKAN SPIRITUALITAS KERASULAN AWAM BAGI PRODIAKON DI WILAYAH SANTO YUSUP SENDANGSARI- SENDANGREJO, PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU, YOGYAKARTA. MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN

  

PRAXIS , beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Saya memberikan kepada

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta, 15 April 2011 Fransiskus Xaverius Haryanto

  

ABSTRAK

  Judul skripsi ini adalah USAHA MENINGKATKAN SPIRITUALITAS KERASULAN AWAM BAGI PRODIAKON PAROKI DI WILAYAH SANTO YUSUP SENDANGSARI-SENDANGREJO, PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU, YOGYAKARTA, MELALUI KATEKASE MODEL

  

SHARED CHRISTIAN PRAXIS. Judul ini diangkat berdasarkan keprihatinan

  terhadap mutu pelayanan di Wilayah ini yang masih kurang. Kegiatan pelayanan tidak hanya menjadi tanggung jawab para imam dan para biarawan/biarawati saja, namun semua umat beriman termasuk para kaum awam. Melalui pembaptisan kaum awam ikut berpartisipasi dalam tugas pewartaan Yesus Kristus baik sebagai imam, nabi maupun raja (AA 2). Prodiakon Paroki merupakan kaum awam yang berada langsung di tengah-tengah umat, diangkat oleh uskup untuk membantu tugas pelayanan dan pewartaan ini.

  Kaum awam sebagai Umat Allah ikut serta dalam tugas pewartaan Kerajaan Allah. Untuk itu spiritualitas kaum awam mendapatkan perhatian yang khusus dari Gereja, agar melalui para awam Gereja dapat terus berkembang.

  Untuk mengetahui spiritualitas dari kaum awam ini penulis mengadakan pengamatan dan wawancara langsung kepada Prodiakon di Wilayah St. Yusup Sendangsari-Sendangrejo. Dari hasil pengamatan dan wawancara tersebut penulis memperoleh gambaran bahwa spiritualitas kerasulan awam belum dipahami secara matang sehingga pelayanan kepada umat belum dapat berjalan secara optimal. Untuk itu hasil wawancara kemudian dikonfrontasikan dengan studi pustaka.

  Melalui studi pustaka yang menunjang dan relevan penulis memberikan gambaran tentang spiritualitas kerasulan awam serta ruang lingkup kegiatan untuk merasul. Bidang-bidang kerasulan bagi kaum awam tidak hanya untuk Gereja saja, namun juga untuk keluarga dan masyarakat secara luas. Kaum awam menjadi tulang punggung kehidupan Gereja dan masyarakat baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Bentuk pelayanan terhadap Gereja salah satunya adalah kesediaan para awam untuk menjadi Prodiakon Paroki.

  Dalam upaya persiapan pelayanan bagi para Prodiakon Paroki dapat ditempuh dengan jalan pembinaan iman yang dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan. Dalam skripsi ini penulis menawarkan suatu program pembianan bagi para Prodiakon Paroki di Wilayah St. Yusup Sendangsari- Sendangrejo ini dengan bentuk katekese model SCP, yaitu dengan tema “Dipilih dan Dipanggil oleh Allah”. Katekese model SCP merupakan suatu model katekese yang bersifat dialogis dan partisipasif yang memiliki lima langkah pokok, yaitu pengungkapan pengalaman hidup faktual peserta, mendalami pengalaman hidup peserta, menggali pengalaman iman kristiani, menerapkan iman kristiani dalam situasi konkret peserta dan mengusahakan suatu aksi konkret. Oleh karena itu para prodiakon perlu mengenal dan memahami katekese model ini. Untuk itu penulis memberikan suatu contoh katekese dengan model SCP.

  

ABSTRACT

  This thesis title is THE EFFORT TO INCREASE THE OF THE PARISH LAY DEACONS IN ST. YOSEPH OF REGION OF THE ST. PETER AND PAUL PARISH, KLEPU YOGYAKARTA THROUGH CATHESIS HARED CHRISTIAN PRAXIS. This title is taken based on the concerns about service quality in the district are still lacking. This service activity is not only the responsibilities of the religious leaders and nuns or monks but also the faithfull, including the laity. Through baptism, Christians participate in the task of preaching of Jesus as priest, prophet and the king (AA2). The parish Lay Deacons are the laities who are in the midst of the faithfull, directly appointed by the bishop to assist the task of ministry and preaching.

  The laity as people of God participate in the task of preaching God’s kingdom. Therefore their spirituality gets special attention from the Church, through them the Churh continues growing. To find out the spirituality of the laity, the writer conducted observation and interviews with them in St. Joseph district. From my observation an interview, the writer found out that the spirituality of lay apostolate has not been thoroughly understood. The result coere, than confronted with data from library study.

  Through the relevant library study, the writer gets an overview of spirituality lay apostolate and the scope of activities to proselytize. The places of apostolate for the laity are not only in the Church but the families and the society. The laity become the backbone of the life of the Church and society, book at present or in the future. The form of service to the Church is the willingness of lay men parish lay deacons.

  The an effort to prepare service for lay deacons it can be conducted by means of coaching faith which is planed an long lasting. In this paper the writer proposes a coaching program in the form of SCP model of catecheses his with a theme “Being chosen and called by God”. This model of catecheses is dialogical and participatory which has five step namely the discosure of factual life experiences, exploring the life of applying the Christian faith in a concrete situation of the participation and seeking a concrete action. Hence, the writer also provides an example a catecheses activity using SCP model.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Allah Bapa karena kasihNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul USAHA MENINGKATKAN SPIRITUALITAS KERASULAN AWAM BAGI PRODIAKON DI WILAYAH SANTO YUSUP SENDANGSARI-SENDANGREJO, PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU, YOGYAKARTA, MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS.

  Skripsi ini diilhami oleh keterlibatan penulis sendiri dalam karya pastoral di Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu terutama didalam kegiatan pendampingan iman. Meskipun kegiatan tersebut cukup banyak, tetapi yang menyangkut pengembangan iman khususnya melalui katekese kurang mendapat perhatian yang serius baik dari para katekis maupun dari umat sendiri. Oleh karena itu skripsi ini dimaksudkan untuk membantu para prodiakon dalam memperkembangkan katekese dengan menggunakan model Shared Christian

  

Praxis di Wilayah St. Yusup Sendangsari-Sendangrejo. Selain itu, skripsi ini

  disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Pastor Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan perhatian, meluangkan waktu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberi masukan-masukan dan kritikan- kritikan sehingga penulis dapat lebih termotivasi dalam menuangkan gagasan-gagasan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

  2. Bapak F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd. sebagai dosen wali yang terus menerus mendampingi penulis sampai selesainya penulisan skripsi ini.

  3. Bapak Y. Kristianto, SFK., M.Pd. Selaku dosen penguji yang selalu mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

  4. Segenap Staff Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama belajar hingga selesainya skripsi ini.

  5. Segenap Staff Sekretariat dan Perpustakaan Prodi IPPAK, dan seluruh karyawan bagian lain yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

  6. Segenap Prodiakon Paroki di Wilayah St. Yusup Sendangsari-Sendangrejo, Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu, Yogyakarta yang telah memberi kesempatan dan dukungan kepada penulis dengan memberi masukan informasi untuk kelengkapan materi skripsi ini.

  7. Sahabat-sahabat mahasiswa khususnya seangkatan yang turut berperan dalam menempa pribadi dan memurnikan motivasi penulis menjadi pewarta kabar gembira di jaman yang penuh tantangan ini.

  8. Almarhum Bapak Heironimus Susanto Istitanoyo, Ibu Caecilia Susanto Istitanoyo dan kakak-kakakku yang memberikan semangat dan dukungan moral, material dan spiritual selama penulis menempuh studi di IPPAK ini.

  9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selama ini dengan tulus telah memberikan bantuan hingga selesainya skripsi ini.

  Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

  Yogyakarta,15 April 2011 Penulis Fransiskus Xaverius Haryanto

  

DAFTAR ISI

  6 F. Sistematika Penulisan ........................................................................

  9 B. Situasi Prodiakon di Wilayah St. Yusup Sendangrejo-Sendangsari Paroki St.Petrus dan Paulus Klepu.....................................................

  8 2. Situasi Umat ..................................................................................

  8 1. Letak Geografis .............................................................................

  8 A. Situasi Umum Umat Wilayah St. Yusup Sendangrejo-Sendangsari Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu....................................................

  PETRUS DAN PAULUS KLEPU.....................................................

  6 BAB II. GAMBARAN UMUM SITUASI SPIRITUALITAS KERASULAN AWAM DARI PRODIAKON DI WILAYAH ST. YUSUP SENDANGSARI-SENDANGREJO PAROKI ST.

  5 E. Metode Penulisan...............................................................................

  HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................ vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii

  5 D. Manfaat Penulisan..............................................................................

  4 C. Tujuan Penulisan................................................................................

  1 B. Rumusan Permasalahan .....................................................................

  1 A. Latar Belakang ...................................................................................

  KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI.................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvi BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................

  

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

  10

  1. Syarat-syarat Prodiakon Paroki menurut Responden....................

  22 2. Arti Kerasulan ...............................................................................

  36 5. Syarat-syarat Prodiakon Paroki.....................................................

  34 4. Spiritualitas Kerasulan Awam bagi Prodiakon .............................

  31 3. Bentuk-bentuk Pelayanan Prodiakon Paroki.................................

  30 2. Sejarah Prodiakon paroki ..............................................................

  29 1. Pengertian Prodiakon Paroki.........................................................

  27 D. Kekhasan Spiritualitas Kerasulan Awam bagi Prodiakon .................

  26 3. Bentuk-bentuk Kerasulan Awam ..................................................

  25 2. Spiritualitas Kerasulan Awan dalam Apostolicam Actuositatem ..

  25 1. Spiritualitas Kerasulan Awam.......................................................

  24 C. Makna Kerasulan Awam....................................................................

  23 3. Makna Kerasulan Awam ...............................................................

  22 1. Arti Awam.....................................................................................

  11 2. Program Kerja Prodiakon Paroki Wilayah St. Yusup ...................

  20 B. Pengertian Kerasulan Awam..............................................................

  17 2. Pengertian Spiritualitas dalam Tradisi Gereja...............................

  17 1. Pengertian Spiritualitas dalam Kitab Suci.....................................

  17 A. Pengertian Spiritualitas ......................................................................

  16 BAB III. SPIRITUALITAS KERASULAN AWAM BAGI PRODIAKON...

  15 2. Kekhasan Spiritualitas Kerasulan Awam dari Prodiakon .............

  14 1. Pemahaman Spiritualitas Kerasulan Awam bagi Prodiakon.........

  14 C. Situasi Spiritualitas Kerasulan Awam dari Prodiakon Parok di Wilayah St. Yusup Sendangsari-Sendangrejo. Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu ......................................................................................

  13 5. Hal-hal yang mendorong untuk menjadi Prodiakon Paroki ..........

  12 4. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh para Prodiakon.............

  11 3. Macam-macam Pelayanan Prodiakon di Wilayah St. Yusup........

  41 BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE UNTUK MENINGKATKAN SPIRITUALITAS KERASULAN AWAM BAGI PRODIAKON DI WILAYAH ST. YUSUP

  SENDANGSARI-SENDANGREJO PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS KLEPU ....................................................................

  61 3. Penjabaran Program ......................................................................

  87 LAMPIRAN.....................................................................................................

  86 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

  86 3. Bagi Dewan Paroki........................................................................

  85 2. Bagi Romo Paroki .........................................................................

  85 1. Bagi Prodiakon..............................................................................

  84 B. Saran ..................................................................................................

  84 A. Kesimpulan ........................................................................................

  69 BAB V. PENUTUP..........................................................................................

  68 5. Contoh Persiapan Katekese bagi Prodiakon dengan Model SCP .

  63 4. Petunjuk pelaksanan Program .......................................................

  60 2. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan .............................................

  44 A. Gambaran Umum tentang Katekese ..................................................

  60 1. Latar Belakang Pemilihan Program ..............................................

  55 C. Usulan Program Katekese Model SCP ..............................................

  53 2. Langkah-langkah dalam Shared Christian Praxis ........................

  52 1. Komponen Utama dalam Shared Christian Praxis.......................

  50 B. Katekese Model Shared Christian Praxis..........................................

  49 5. Katekese Umat ..............................................................................

  46 4. Kekhasan Katekese .......................................................................

  46 3. Tugas Katekese .............................................................................

  45 2. Tujuan Katekese............................................................................

  44 1. Pengertian Katekese ......................................................................

  89 Lampiran 1: Peta Paroki..................................................................... (1) Lampiran 2: Panduan Wawancara ..................................................... (3) Lampiran 3: Rangkuman Wawancara dengan Ketua Wilayah .......... (5) Lampiran 4: Rangkuman Wawancara dengan Prodiakon.................. (6) Lampiran 5: Daftar Nama Prodiakon................................................. (14) Lampiran 6: Cd film “Inilah Jalan Hidupku” .................................... (15)

DAFTAR SINGKATAN

  kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

  Artikel Bandingkan

  : :

  Art Bdk

  C. Singkatan Lain

  , Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.

  Lumen Gentium

  A. Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

  , Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.

  Apostolicam Actuositatem

  AA CT LG : : :

  B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

  kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.

  

Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan

  Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Paulus Yohanes II Dll Dsb KAS KWI No PDDP PPPKY RT RW Sbb SCP SMP St

  : : : : : : : : : : : : :

  Dan lain-lain Dan sebagainya Keuskupan Agung Semarang Konferensi Waligereja Indonesia Nomor Pedoman Dasar Dewan Paroki Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu, Yogyakarta Rukun tetangga Rukun Warga Sebagai berikut

  Shared Christian Praxis

  Sekolah Menengah Pertama Santo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Gereja kaum awam sebagai anggota Gereja dengan kerasulannya

  juga mempunyai peran yang penting dalam perkembangan Gereja. Gereja didirikan untuk memperluas Kerajaan Allah di seluruh dunia demi kemuliaan Allah Bapa, supaya semua orang menerima buah dari penebusan yang menyelamatkan dan supaya mereka benar-benar terarah kepada Kristus. Semua kegiatan Tubuh Mistik yang terarah pada tujuan yaitu kerasulan. Kerasulan dilaksanakan oleh Gereja melalui semua anggotanya dengan berbagai macam cara (AA 2). Yang dimaksud dengan anggota adalah seluruh umat Allah. Panggilan Gereja untuk memperluas Kerajaan Allah tidak hanya melalui para imam atau biarawan/biarawati saja, namun juga melalui seluruh umat.

  Kerasulan awam sangat dibutuhkan dalam pengembangan Gereja. Dengan rahmat pembaptisan, umat Allah dipanggil untuk ambil bagian dalam tugas pelayanan Gereja. Yesus dalam setiap karyaNya selalu mengutamakan kepentingan pelayanan. Yang dimaksud dengan pelayanan di sini adalah keikutsertaan diriNya dalam melayani sesama yang membutuhkan pertolongan. Melalui pelayanan ini menghantar Yesus sampai kepada Allah Bapa. Dengan demikian, setiap orang dipanggil dan diutus oleh Yesus Kristus sendiri, maka sikap dan semangat Yesus akan selalu menjadi dasar yang menjiwai tugas

  2 Perutusan penyelamatan Gereja di dunia tidak hanya dilaksanakan oleh para pejabat berdasarkan sakramen tahbisan, melainkan juga semua orang awam (AA 2). Dengan demikian, perutusan tidak hanya dilaksanakan oleh kaum tertahbis saja, melainkan seluruh umat ikut serta dalam mengambil tugas

  Kristus perutusan Yesus .

  Melalui pembaptisan, kaum awam dapat berpartisipasi di dalam tugas perutusan baik sebagai imam, nabi dan raja dalam peranannya di Gereja dan dunia (AA 2). Sebagai imam berarti kaum awam dapat menjalankan tugas dalam pengudusan atau perayaan. Sebagai nabi berarti kaum awam dapat memberikan pewartaan tentang Kerajaan Allah kepada semua umat beriman. Kaum awam dapat memberikan kesaksian iman mereka melalui penghayatan iman serta pengalaman yang mereka alami serta pewartaan lainnya termasuk kerasulan dalam lingkup gereja maupun masyarakat. Selain itu, sebagai raja berarti sebagai kaum awam harus memiliki semangat untuk memberikan pelayanan kepada semua umat beriman demi memperkembangkan iman mereka dan ikut serta terlibat dalam hidup menggereja. Dalam menjalankan tugas perutusan ini Yesus Kristus tidak hanya mengandalkan perkataan atau khotbah saja tetapi juga dengan tindakan sebagai wujud nyata dari tugas perutusan tersebut. Dengan tritugas ini, Gereja mencoba memberikan dirinya dalam tugas pelayanan ini.

  Kegiatan pelayanan tidak hanya menjadi tanggung jawab para kaum berjubah dan hirarki saja. Kaum awam juga mempunyai tanggung jawab yang sama. Prodiakon paroki adalah orang awam yang berada langsung di tengah-

  3 dalam karya pelayanannya. Dengan koordinasi dari Pastor Paroki Prodiakon menjalankan tugas pelayanan dalam bidang liturgi dan peribadatan (PPPKY, 2006: 29-30).

  Dari pengamatan penulis kaum awam di paroki St Petrus dan Paulus Klepu mempunyai semangat peribadatan yang baik. Namun para awam dalam peribadatan ini belum sepenuhnya datang dari kesadaran diri sendiri. Sebenarnya kegiatan-kegiatan pelayanan yang ada di paroki ini banyak, namun banyak kaum awam yang masih belum terlibat. Dalam tugas pelayanan juga demikian, banyak prodiakon yang kurang terlibat. Ada prodiakon yang melayani hanya karena memenuhi tugas saja. Kesadaran untuk melayani masih terbatas pada perayaan ekaristi saja. Orang yang sakit dan jompo kurang mendapatkan perhatian dan pelayanan dari para prodiakon yang ada di Lingkungan masing-masing. Ada keluhan dari orang tua (jompo) yang sudah 1 (satu) bulan tidak mendapatkan pelayanan sakramen Maha Kudus dari prodiakon setempat.

  Peribadatan yang diadakan terkesan hanya monoton saja, jarang sekali mengajak umat untuk berdialog tentang pengalaman hidup rohaninya. Dalam memimpin peribadatan (pertemuan rutin) sebenarnya dapat bergantian dengan yang lain. Suatu pertemuan dapat dipimpin oleh siapa saja, tidak harus seorang prodiakon. Hal itu dimaksudkan agar orang lain juga belajar terutama dalam memimpin peribadatan.

  Dalam menghadapi permasalahan seperti di atas umat perlu diberdayakan, maksudnya adalah umat perlu dibantu, didorong dan diarahkan untuk mengembalikan fungsi sebagai umat Allah yang diharapkan bertanggung jawab

  4 atas hidup dan matinya Gereja. Setiap orang yang dipanggil untuk menjalankan perutusannya mau disadarkan bahwa semua diutus Tuhan sendiri untuk melayani. Pemahaman bahwa setiap orang dipanggil untuk melayani memberi dasar yang kuat bagi kaum awam sebagai motivasi dalam menjalankan karya kerasulannya.

  Dalam menjalankan kerasulannya kaum awam harus memiliki spiritualitas (semangat) sebagai pendorog dalam menjalankan tugasnya mewartakan Injil sebagai kabar suka cita dan keselamatan kepada semua orang.

  Katekese digunakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan semangat pelayanan terutama bagi para prodiakon dalam karya kerasulannya.

  Katekese diusahakan agar dapat membantu umat beriman menjadi lebih dewasa, bebas dan bertanggung jawab menghayati iman kristiani yang diwujudkan dalam hidup saling melayani. Menanggapi hal tersebut, maka penulis memilih judul skripsi: USAHA MENINGKATKAN SPIRITUALITAS KERASULAN AWAM BAGI PRODIAKON PAROKI DI WILAYAH SANTO YUSUP SENDANGSARI-SENDANGREJO, PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU, YOGYAKARTA, MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS.

B. Rumusan Permasalahan

  Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Sejauh mana pelayanan prodiakon paroki di Wilayah St. Yusup Sendangsari- Sendangrejo?

  5

  2. Seberapa besar peran spiritualitas kerasulan awam dalam tugas pelayanan prodiakon paroki di Wilayah St. Yusup Sendangsari-Sendangrejo?

  3. Bagaimana upaya Gereja meningkatkan semangat pelayanan bagi para Prodiakon di Wilayah St. Yusup Sendangsari-Sendangrejo?

  C. Tujuan Penulisan

  1. Mengetahui sejauh mana pelayanan prodiakon paroki di Wilayah St. Yusup Sendangsari-Sendangrejo terhadap kebutuhan umat.

  2. Membantu prodiakon paroki dalam memahami spiritualitas kerasulan awam dalam menjalankan tugas pelayanannya.

  3. Membantu para prodiakon paroki untuk meningkatkan pelayanannya kepada umat.

  4. Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususn Pendidikan Agama Katolik.

  D. Manfaat Penulisan

  1. Memperoleh gambaran yang nyata tentang pelayanan yang telah dilakukan oleh para prodiakon paroki baik dalam Lingkungan maupun dalam lingkup Wilayah.

  2. Memberikan sumbangan bagi prodiakon dalam memahami tentang arti spiritualitas kerasulan awam.

  3. Memberikan gambaran kepada para prodiakon dalam menjalankan tugas pelayanan di Wilayah St. Yusup Sendangsari-Sendangrejo.

  6 E. Metode Penulisan Metode penulisan dengan menggunakan wawancara lisan dan studi pustaka yang memaparkan, menguraikan serta menganalisa keadaan Paroki St

  Petrus dan Paulus Klepu dalam kaitannya dengan spiritualitas kerasulan awam bagi para prodiakon di Wilayah St. Yusup Sendangsari-Sendangrejo.

F. Sistematika Penulisan

  Skripsi ini mengambil judul “UPAYA MENINGKATKAN SPIRITUALITAS KERASULAN AWAM BAGI PRODIAKON DI WILAYAH ST. YUSUP SENDANGSARI-SENDANGREJO, PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS KLEPU, YOGYAKARTA, MELALUI KATEKESE MODEL

  SHARED CRISTIAN PRAXIS ” yang dibagi menjadi lima bab:

  Pada bab I penulis menguraikan latar belakang penulisan, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, pembatasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan.

  Pada bab II penulis memaparkan tentang gambaran umum situasi Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu. Pada bagian ini menjelaskan gambaran umum situasi Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu baik letak geografis, keadaan alam maupun mata pencaharian, dan bagaimana keterlibatan kaum awam sebagai prodiakon dalam pelayanan di Wilayah St.Yusup Sendangsari-Sendangrejo, Paroki St. Petrus dan Paulus klepu.

  Di bab III penulis membahas tentang spiritualitas kerasulan awam, yaitu pengertian spiritualitas, kerasulan awam, dan spiritualitas kerasulan awam yang

  7 diambil dari beberapa sumber sebagai referensi. Pada bagian pertama ini membahas mengenai pengertian spiritualitas, bagian kedua berisi tentang kerasulan awam dan yang terakhir mengenai kerasulan awam bagi prodiakon.

  Pada bab IV penulis memaparkan upaya meningkatkan spiritualitas kerasulan awam bagi prodiakon di Wilayah St. Yusup Sendangsari-Sendangrejo, Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu, Yogyakarta Melalui Katekese Model Shared

  

Chistian Praxis. Pada bab ini dipaparkan tentang katekese, pengertian katekese

  dan tujuan katekese. Untuk itu disajikan suatu program pendampingan bagi prodiakon dan contoh SP pendampingan.

  Dalam bab V Penulis memaparkan tentang kesimpulan dari seluruh penulisan skripsi ini dan saran-saran untuk peningkatan mutu pelayan sebagai penutup.

  

BAB II

GAMBARAN UMUM SITUASI SPIRITUALITAS KERASULAN AWAM

DARI WILAYAH ST. YUSUP SENDANGSARI-SENDANGREJO,

PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS KLEPU, YOGYAKARTA

Keikutsertaan kaum awam dalam pelayanan Gereja sangat diharapkan. Tanpa adanya kesadaran untuk melayani, Gereja tidak akan dapat berkembang

  dengan baik. Sebagai kaum awam, prodiakon diharapkan dapat membantu berkembangnya Gereja di tengah masyarakat.

  

A. Situasi Umum Umat Wilayah St. Yusup Sendangsari-Sendangrejo

Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu

  Berdasarkan pengamatan, wawancara lisan, serta data yang diperoleh dari sekretariat paroki, maka penulis dapat menjabarkan mengenai letak geografis, situasi umat dan situasi Prodiakon di Wilayah St.Yusup Sendangsari-Sendangrejo, Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu, Yogyakarta.

1. Letak Geografis

  Wilayah St. Yusup Sendangsari-Sendangrejo terletak di Kecamatan Minggir. Wilayah ini terdiri dari lingkungan-lingkungan yang berada di Kelurahan Sendangsari dan Kelurahan Sendangrejo. Sedangkan batas-batas wilayahnya adalah sbb: di sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sendangagung, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sendangmulyo.

  9 Pada bagian Utara berbatasan dengan Paroki Medari sedangkan di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Godean [Lampiran 1: (1)].

2. Situasi umat

  Berdasarkan hasi wawancara dengan Ketua Wilayah, Wilayah St. Yusup memiliki umat kurang lebih 1.030 orang yang tersebar di 13 Lingkungan [Lampiran 3: (5)]. Wilayah ini terletak di daerah pedesaan, semangat kekeluargaan dan gotong royang masih sangat kuat. Hal itu terbukti dalan setiap menjelang perayaan Paskah dan Natal. Umat dengan suka rela berkerja membuat

  

“tratag” untuk perayaan ekaristi. Selain itu ada beberapa umat yang terlibat

  dalam kepengurusan masyarakat, seperti menjadi ketua RT, ketua RW dan yang lainnya. Dengan demikian dapat dilihat bahwa diantara umat yang beragama katolik dan non katolik tidak ada masalah, sehingga mereka dapat hidup tentram dan penuh dengan rasa persaudaraan.

  Umat Wilayah St. Yusup paroki Klepu ini sebagian besar merupakan petani dan buruh tani. Kehidupan umat di Wilayah ini boleh dikatakan sangat sederhana. Namun untuk kehidupan rohani umat di Wilayah ini cukup terlayani. Untuk para orang tua yang sudah lanjut usia namun masih kuat untuk berjalan disediakan tempat ibadat yang tidak begitu jauh.

  Wilayah St. Yusup ini memilki 3 (tiga) tempat untuk ibadat sabda pada hari Minggu dengan menerimakan Sakramen Maha Kudus. Tiga tempat itu adalah kapel St.Yusup di Bandan, Kapel St Elisabet di Pranan, dan SDK Jetisdepok

  10 diadakan perayaan ekaristi 3 (tiga) kali yaitu pada hari Minggu I, Minggu III dan Minggu V pada bulan-bulan tertentu. Pada Minggu I dan Minggu V Imam yang bertugas adalah dari paroki. Sedangkan pada Minggu III merupakan inisiatif dari Wilayah sendiri dengan mencari sendiri Imam dari luar paroki atau Imam dari komunitas karya.

  Untuk Minggu II dan IV di kapel tetap dipergunakan yaitu untuk ibadat sabda dengan menerimakan sakramem Maha Kudus yang dipimpin oleh prodiakon setempat. Disamping itu idadat sabda dengan menerimakan sakramen Maha Kudus juga diadakan di tempat lain yaitu di SDK Jetisdepok dan kapel St.

  Elisabeth di Lingkugan St.Yakubus Pranan.

  

B. Situasi Prodiakon Paroki di Wilayah St. Yusup Sendangsari-

Sendangrejo, Paroki St. Pertus dan Paulus Klepu

  Di wilayah St. Yusup Sendangsari-sendangrejo ini memimiliki 22 orang prodiakon, yang tiga diantaranya ibu-ibu. Usia prodiakon di wilayah ini antara 35- 67 tahun [Lampiran 3: (6)]. Prodiakon di Wilayah ini memiliki tingkat pendidikan yang beragam yaitu dari SMP sampai dengan Perguruan Tinggi [Lampiran 3: (6)].

  Melihat usia dan tingkat pendidikan yang beragam ini diharapkan dapat saling membantu dalam melaksanakan tugas. Prodiakon yang lebih tua tentunya memiliki pengalaman yang lebih dalam pelayanan, bagi para prodiakon yang muda dan berpendidikan tinggi dapat menyumbangkan pengetahuannya untuk pelayan yang lebih baik. Dalam pelayanan diperlukan kerja sama yang baik dari

  11 sikap kerendahan hati dan suka rela untuk melaksanakan tugas perutusan ini.

  Untuk menjalankan tugas, seorang prodiakon perlu memenuhi syarat-syarat dan memiliki program kerja agar dapat terencana dengan baik untuk mendukung pelayanannya.

1. Syarat-syarat Prodiakon Paroki memurut Responden

  Untuk menjadi seorang prodiakon, seorang awam perlu memiliki syarat-ayarat

yang memenuhi antara lain kemauan dan kesedian untuk melayani, kemampuan

  yang memadai (secara fisik dan pskologis) antara lain tidak cacat fisik yang dapat mengganggu tugas, berani berbicara di depan umun, tidak grogi, usia yang masih pantas pandangan dari umat yang dirasa pantas untuk menjabat sebagai prodiakon. Berasal dari keluarga katolik, kesediaan dari pribadi tidak ada paksaan, umat memenghendaki [Lampiran 4: (7)].

  

2. Program Kerja Prodiakon Paroki Wilayah St. Yusup Sendangsari-

Sendangrejo, Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu, Yogyakarta

  Dalam menjalankan tugasnya prodiakon di Wilayan St. Yusup ini tidak memiliki program kerja, namun memiliki kegiatan pertemuan rutin bagi prodiakon Wilayah St. Yusup.

  Pertemuan prodiakon tersebut diadakan 2 (dua) bulan sekali yaitu pada Minggu I, hal-hal yang dibicarakan hanya seputar pelayanan di wilayah ini.

  Dalam pertemuan ini tidak banyak hal yang dibicarakan antara lain kegiatan di

  12 mendekati masa Adven dan Prapaskah pertemuan diintensifkan untuk membahas dan sosialisasi panduan adven maupun prapaskah. Hal tersebut dilakukan untuk menunjang pemahaman bagi para prodiakon dalam memberikan pendampingan kepada umat di Lingkungan-lingkungan [Lampiran 3: (7-8)].

  

3. Macam-macam Pelayanan Prodiakon Paroki di Wilayah St. Yusup

Paroki St Petrus dan Paulus Klepu

  Sebagai prodiakon tentunya siap untuk melayani kebutuhan umat. Seorang prodiakon adalah orang yang selalu dimintai bantuan terutana dalam hal-hal yang berhubungan dengan doa atau liturgi. Hal tersebut merupakan suatu bentuk pelayanan prodiakon kepada umat. Pelayanan tersebut antara lain memimpin ibadat, memimpin upacara pemakaman, dan memimpin ibadat sakramentali [Lampiran 3: (8)].

a. Kegiatan ibadat sabda

  Di setiap lingkungan di Wilayah St. Yusup ini selalu mengadakan pertemuan ibdat sabda. Dalam ibadat prodiakon selalu tampil sebagai pemimpin.

  Peribadatan di setiap Lingkungan mengambil hari yang berbeda antara Lingkungan yang satu dengan lainnya. Pada setiap pertemuan para prodiakon lebih sering menggunakan bacaan pada hari minggu, walaupun pertemuan tidak dilaksanakan pada hari Sabtu atau malam Minggu. Hal itu dimaksudkan agar pada hari Minggu saat mengikuti perayaan Ekaristi umat menjadi semakin paham

  13

  b. Memimpin upacara pemakaman

  Tugas seorang prodiakon adalah memberikan pelayanan kepada umat. Jika ada umat yang meninggal prodiakon yang berperan aktif dalam upacara ini. Baik memimpin doa arwah sewaktu masih di rumah maupun sampai ke pemakaman, bersama keluarga dan umat yang lain [Lampiran 3: (8)].

  Banyak kendala yang dihadapi oleh para prodiakon antara lain menjadi grogi karena berhadapan dengan orang banyak. Selain itu penguasaan buku panduan karena jarang sekali digunakan. Namun begitu para prodiakon tetap berusaha menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin [Lampiran 3: (8)].

  c. Memimpin ibadat sakramentali

  Selain membantu menerimakan komuni Prodiakon juga memimpin doa- doa syukur dari umat setempat, seperti acara sunatan, pemberkatan rumah dan doa-doa syukur lainnya. Untuk itu tuan rumah menyerahkan semua acara tersebut kepada prodiakon setempat. Sebagai orang yang sudah ditunjuk dan dipercaya oleh umat, prodiakon harus melaksanakan permintaan umat tersebut. Dengan bekal dan persiapan seadanya prodiakon memimpin jalannya upacara peribadatan.

4. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh para Prodiakon Paroki

  Dalam menjalankan menjalankan tugas pelayanannya tidak selamanya berjalan dengan lancar, banyak kendala/hambat yang dihadapi oleh prodiakon.

  Kurangnya buku panduan menjadi salah satu hambatan yang dihadapi prodiakon,

  14 penguasaan lagu, liturgi, dan penyesuai bacaan juga merupakan hambatan yang dialami oleh prodiakon [Lampiran 4: (8)].

5. Hal-hal yang Mendorong untuk Menjadi Prodiakon Paroki

  Prodiakon paroki di Wilayah St. Yusup ini ada yang sudah menjabat sebagai Prodiakon lebih dari 1 (satu) periode, bahkan ada yang sudah 3 (tiga) periode. Prodiakon paroki dapat dipilih dua periode secara berturut-turut, selang 1 (satu) periode bila umat menghendaki dan calon prodiakon bersedia untuk menjabat kembali sebagai prodiakon dapat dipilih kembali [Lampiran 4: (6)].

  Alasan umat untuk bersedia menjadi prodiakon antara lain: prodiakon merupakan kebutuhan umat, sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada yang kuasa, kepercayaan dan pilihan umat setempat, kesanggupan untuk membantu dan melayani umat [Lampiran 4: (6)]. Kesediaan untuk menjadi Prodiakon juga didorong oleh semangat ingin belajar, membuat sesuatu menjadi lebih seimbang yaitu antara yang ilahi dan duniawi, membantu melayani Gereja (Imam), dan sebagai sarana untuk semakin dekat dengan Allah melalui doa-doa dan Kitab Suci [Lampiran 4: (6-7)].

  

C. Pemahaman Spiritualitas Kerasulan Awam dari Prodiakon Paroki di

Wilayah St. Yusup Sendangsari-Sendangrejo, Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu

  Untuk mengetahui tentang spiritualitas ini saya melakukan penelitian

  15 Banyak kendala yang ditemukan dalam melakukan penelitian ini, waktu untuk bertemu kebanyakan pada malam hari antara jam 18.00-21.00. Hal itu karena pada siang masih bekerja, ada juga yang bekerja di sawah sampai sore hari. Selain itu ada juga yang memang sulit untuk ditemui karena memang sangat sibuk. Penulis memberikan gambaran tentang spiritualitas yang disketahui oleh para prodiakon di Wilayah St. Yusup Sendangsari-Sendangrejo.

1. Pemahaman prodiakon tentang spiritualitas kerasulan awam

  Banyak pemahaman tentang spiritualitas yang diungkapkan oleh kaum awam, diantaranya adalah mendekatkan diri kepada Tuhan, cara orang memaknai rahamat dari Tuhan dan mewujudkannya dalam dalam tindakan, pandangan hidup dari umat dimana Allah menjadi sumber utama. Spititualitas merupakan pemahaman kerohanian dan agama, spiritualitas merupakan suasana hidup rohani yang tercermin dalam tindakan [Lampiran 4: (7)].

  Dari hasil wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemahaman tentang spiritualitas ada berbagai macam, antara lain spiritualitas sebagai pandangan hidup, kekuatan hidup dan pemahaman kerohanian dan agama, hidup rohani. Spiritualitas merupakan pandangan hidup, dimana Allah menjadi sumber utama sebagi pedoman dan kekuatan hidup dalam mengabdi kepada Gereja dan masyarakat. Aneka ungkapan tersebut merupakan suatu pemahaman dari masing-masing orang. Namun perbedaan tersebut merupakan suatu penghayatan akan iman dari masing-masing pribadi. Banyak orang yang merasa

  16 adalah bagaimana kita memaknai spiritualitas dan menghayatinya serta dapat merenungkan dalam hidup dan tindakan sehari-hari [Lampiran 3: (7)].

2. Kekhasan spiritualitas kerasulan awam dari Prodiakon

  Banyak pemahaman tentang spiritualitas, mamun semua itu mengarah ke yang satu yaitu Allah sendiri. Kekhasan spiritualitas dari prodiakon dapat kita lihat dari pelayanannya, yaitu berkarya bagi sesama kaum awam untuk membantu kaum awam memahami Injil dan mewartakan Kabar Gembira kepada semua orang. Tanpa bantuan kaum awam terutama prodiakon, pelayanan Gereja kepada orang kecil akan sulit terjangkau. Dengan kelincahan dan ketrampilan yang dimilikinya, prodiakon berusaha menjadi pelayan bagi sesamanya walaupun berada di tempat yang terpencil yang tidak mungkin dijangkau oleh Romo yang mempunyai tugas sangat banyak.

  Selain itu prodiakon juga merupakan bagian dari sebuah keluarga dan masyarakat. Secara istimewa prodiakon sebagai orang awam diutus dalam tiga tempat sekaligus, yaitu keluarga, Gereja dan masyarakat. Untuk menjalankan tugas perutusan tersebut tentunya tidak mudah. Mereka harus bisa memilah-milah suatu kepentingan sehingga tidak merugikan pihak lain, semua dijalani dengan seimbang. Di dalam keluarga tentunya harus berusaha untuk menjadi seorang yang menjadi panutan untuk anggota keluarga yang lain. Kehidupan rumah tangga biasanya menjadi tolok ukur kehidupan rohani dari para anggotanya.

BAB III SPIRITUALITAS KERASULAN AWAM BAGI PRODIAKON PAROKI Spiritualitas merupakan sesuatu hal yang tidak mudah untuk dipahami,

  untuk itu penulis memberikan gambaran tentang spiritualitas. Spiritualitas dapat dilihat di dalam Kitab Suci, baik Perjanjian Baru maupun Perjanjian Lama.

  Melalui kerasulan awam umat terlibat di dalam Gereja. Gereja tidak akan dapat berjalan tanpa kehadiran kaum awam. Ada banyak wadah bagi kaum awam untuk menyalurkan aspirasinya untuk Gereja. Keterlibatan kaum awam dalam hidup menggereja salah satunya adalah sebagai prodiakon paroki.

A. Pengertian Spiritualitas

  Ada beberapa pandangan tentang spiritualitas. Pandangan tersebut dapat dilihat antara lain dalam Kitab Suci dan dalam tradisi Gereja. Untuk memahami tentang arti spiritualitas sebaiknya kita memahami dahulu tentang makna ‘roh’.

1. Pengertian Spiritualitas dalam Kitab Suci

  Ungkapan “spiritualitas” diambil alih dari ungkapan Perancis “spiritualité”, kemudian digunakan ungkapan Latin “spiritualitas” untuk kerohanian dan berasal dari kata Latin “spiritus”, terjemahan dari kata Yunani “pneuma” yang merupakan terjemahan dari kata Ibrani “ruah” yang dalam

  18 Spiritualitas yang dimaksud adalah hidup memurut roh dan dibimbing

  oleh roh. Yang dimaksud “roh” adalah Roh Ilahi. Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Kitab Suci Perjanjian Baru kata “roh” dapat dikenakan pada Tuhan dan pada manusia.

Dokumen yang terkait

Pengaruh doa Bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu.

1 8 141

Upaya meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Santo Lukas, Sokaraja, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur, Jawa Tengah melalui katekese umat model shared christian praxis.

29 354 137

Pengaruh doa Bersama dalam keluarga bagi perkembangan iman remaja di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu

1 9 139

Upaya peningkatan hidup rohani keluarga kristiani di Lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo Paroki Marganingsih Yogyakarta melalui katekese keluarga.

0 1 150

Usaha meningkatkan pelaksananaan pembinaan iman mantan penderita kusta di lingkungan Sitanala Tangerang Keuskupan Agung Jakarta melalui katekese model Shared Christian Praxis (SCP).

0 1 119

Gereja Paroki Santo Yusup Batang

0 1 5

Usaha meningkatkan efektivitas pelayanan para suster Puteri Kasih Indonesia terhadap orang miskin melalui katekese model Shared Christian Praxis - USD Repository

0 0 170

Usulan pengembangan pendampingan calon penerima krisma remaja di Paroki Santo Petrus dan Pulus Minomartani Yogyakarta - USD Repository

0 1 235

Pembinaan iman kaum muda Santa Lucia di Lingkungan Santo Petrus Gancahan II Paroki Gamping melalui katakese - USD Repository

0 1 154

Usaha meningkatkan hidup komunitas suster-suster Santo Paulus dari Chartres di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin sesuai pedoman hidup suster-suster Santo Paulus dari Chartres melalui katekese Modelshared Christian Praxis - USD Repository

0 0 182