TALAK TIGA SEKALIGUS (Kajian Takhrij atas Hadis Talak Tiga Sekaligus dalam Kutub Al-Sittah) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

TALAK TIGA SEKALIGUS

(Kajian Takhrij atas Hadis Talak Tiga Sekaligus

dalam Kutub Al-Sittah)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

Abdul Kholik

NIM 211-12-028

  

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  

TALAK TIGA SEKALIGUS

(Kajian Takhrij atas Hadis Talak Tiga Sekaligus

dalam Kutub Al-Sittah)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

Abdul Kholik

NIM 211-12-028

  

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga Di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa Nama : Abdul Kholik NIM : 211-12-028 Judul : TALAK TIGA SEKALIGUS: Kajian Takhrij Atas

  Hadits Talak Tiga Sekaligus Dalam Kutub Al-Sittah

  Dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Salatiga, 13 Maret 2017 Pembimbing, Dr. Muhammad Irfan Helmy, Lc., MA.

  NIP. 197401042000031003

KEMENTRIAN AGAMA

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS SYARI’AH Jl. Nakula Sadewa V No.9 Telp.(0298) 3419400 Fax 323433 Salatiga 50722 WebsE-mail: [email protected]

  

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

TALAK TIGA SEKALIGUS: Kajian Takhrij Atas Hadits Talak Tiga

  

Sekaligus Dalam Kutub Al-Sittah

  Oleh: Abdul Kholik

  NIM: 211-12-028 telah dipertahankan di depan sida ng munaqasyah skripsi Fakultas Syari’ah,

  Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Jum’at, tanggal 24 Maret

  2017, dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam hukum Islam.

  Dewan Sidang Munaqasyah Ketua Sidang : Dr. Muhammad Irfan Helmy, Lc., MA. .................................

  Sekretaris Sidang : Drs. Machfud, M.Ag. ................................. Penguji I : M. Yusuf Khummaini, S.HI., M.H. ................................. Penguji II : Heni Satar Nurhaida, S.H., M.Si. .................................

  Salatiga, 29 Maret 2017 De kan Fakultas Syari’ah Dra. Siti Zumrotun, M.Ag.

  NIP. 19670115 199803 2 002

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Abdul Kholik NIM : 211-12-028 Jurusan : Ahwal Al-Syakhshiyyah Fakultas

  : Syari’ah Judul Skripsi : TALAK TIGA SEKALIGUS: Kajian Takhrij Atas

  Hadits Talak Tiga Sekaligus Dalam Kutub Al-Sittah

  Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 13 Maret 2017 Yang menyatakan, Abdul Kholik NIM: 211-12-028

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO Sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat bagi yang lainnya.

  PERSEMBAHAN

  Untuk kedua orang tuaku, para dosenku, saudara-saudaraku, sahabat-sahabat seperjuanganku, istriku tercinta yang selalu mendukungku, dan anakku tersayang yang selalu menyemangatiku.

KATA PENGANTAR

  Segala puji penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi Takhrij Hadits Talak Tiga Sekaligus ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga terus terlimpahkan kepada Rasulullah SAW, guru dan teladan utama kita semua. Dan semoga kita dapat meneladani dan menjalankan sunnah-sunnah Beliau sehingg a kita layak mendapatkan syafa’at Beliau SAW kelak pada hari perhitungan amal. Aaamiiin...

  Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum. Skripsi ini merupakan hasil penelitian penulis tentang talak tiga sekaligus yang terdapat dalam Al-Kutub Al-Sittah. Penulis meneliti dan mengkritik sanad dan matan hadits-hadits tersebut, sehingga dapat diambil hukum fiqihnya dan dapat diimplementasikan dalam hukum perkawinan.

  Selain itu, dalam skripsi ini penulis sedikit membahas tentang praktek talak tiga sekaligus menurut Undang-Undang Perkawinan Indonesia, KHI, dan pelaksanaannya di Pengadilan Agama, sebagai tambahan pengetahuan.

  Akhirnya, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag selaku ketua Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga.

  3. Bapak Sukron Ma’mun, M.SI. selaku ketua Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyah IAIN Salatiga.

  4. Ibu Luthfiana Zahriani, MH. Selaku Kepala Laboratorium IAIN Salatiga.

  5. Bapak Dr. Muhammad Irfan Helmy, Lc, MA. selaku dosen pembimbing skripsi.

  6. Semua Civitas IAIN Salatiga.

  7. Kedua orang tuaku yang senantiasa mendoakan perjuangan anaknya .

  8. Istri dan anakku tercinta yang selalu mendukung dan menyemangatiku.

  9. Teman-teman Ahwal Al-Syakhshiyah senasib seperjuangan.

  10. Semua pihak yang telah berjasa dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

  Akhir kata, penulis mendoakan, semoga semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini selalu mendapat limpahan rahmat, berkah dan hidayah Allah SWT. Aaamiiin...

  Salatiga, 13 Maret 2017 Penulis Abdul Kholik

  211-12-028

  

ABSTRAK

  Kholik, Abdul. 2017. Talak Tiga Sekaligus (Kajian Takhrij atas Hadits Talak

  Tiga Sekaligus Dalam Kutub Al-Sittah) . Skripsi. Fakultas Syari’ah.

  Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Muhammad Irfan Helmy, Lc, MA.

  Kata Kunci: takhrij hadits talak tiga sekaligus

  Penelitian ini merupakan penelitian pustaka untuk menganalisis sanad dan matan hadits tentang talak tiga sekaligus. Ketertarikan peneliti bermula ketika peneliti mendapati bahwa ada ulama Syria Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnu

  Qayim al-Jauzi , begitu juga kaum Syi’ah Imamiyah dan sebagian Syi’ah Zaidiyah,

  dengan berlandaskan hadits telah memfatwakan bahwa talak tiga sekaligus hanya jatuh satu. Padahal menurut Madzahib al-Arba'ah dan merupakan fatwa jumhur, bahwa talak tiga sekaligus jatuh tiga, sehingga suami istri tidak boleh lagi kembali dengan rujuk, baik dalam masa ‘iddah maupun setelah masa ‘iddah berakhir, kecuali kalau istri sudah kawin lagi dengan laki-laki lain, didukhul oleh suaminya yang baru, dan diceraikan oleh suaminya yang baru tersebut. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah bagaimana keabsahan dan kualitas hadits-hadits yang dijadikan dalil oleh Madzahib al-

  Arba’ah dalam memberikan

  fatwa bahwa talak tiga sekaligus jatuh tiga dan juga oleh Ibnu Taimiyah dan pengikutnya dalam memberikan fatwa bahwa talak tiga sekaligus jatuh satu?.

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan takhrij hadits, yaitu melakukan analisa terhadap reputasi sanad dan

  

matan dengan maksud menemukan status hadits yang di-takhrij. Peneliti

  melakukan tahap-tahap penelitian sebagai berikut: (1) mengumpulkan beberapa hadits tentang talak tiga sekaligus dari berbagai kitab hadits, (2) menulis hadits lengkap dengan sanad dan matan, (3) membuat bagan sanad, (4) memaparkan hasil penilaian terhadap kualitas seluruh perawi (tajrih dan

  ta’dil) dari berbagai

  kitab al-Jarh wa al-

  Ta’dil secara objektif, (4) melakukan telaah terhadap matan

  hadits dengan pendekatan takhrij hadits, (5) menyimpulkan hasil takhrij dan telaah matan hadits.

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa hadits-hadits yang diajukan oleh ulama-ulama Madzahib al-

  Arba’ah adalah shahih sesuai dengan kriteria hadits shahih yang telah ditetapkan oleh para ahli hadits mengenai sanad-nya.

  Mengenai matan-nya, sangat jelas dan kuat, saling mendukung antara hadits yang satu dengan yang lainnya, bahkan kuantitas haditsnya cukup banyak. Sedangkan hadits-hadits yang dijadikan landasan oleh Ibnu Taimiyah dan pengikutnya terbukti adalah

  dha’if (lemah), karena dalam sanadnya terdapat seorang perawi

  yang namanya tidak diketahui, sehingga tidak bisa dilacak keshahihannya. Selain itu, matannya pun

  dha’if, karena matannya bertentangan dengan banyak hadits yang menyatakan talak tiga sekaligus jatuh tiga.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i NOTA PEMBIMBING ................................................................................. ii PENGESAHAN ............................................................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................ vi ABSTRAK ................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4 D. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 4 E. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 5 F. Metode Penelitian .............................................................................. 6 1. Jenis Penelitian ............................................................................ 6 2. Sumber Data ................................................................................ 6 a. Sumber Data Primer .............................................................. 6 b. Sumber Data Sekunder ........................................................... 6 3. Pengumpulan Data ...................................................................... 7 a. Data Primer ........................................................................... 7

  b.

  Data Sekunder ....................................................................... 7 4. Analisa Data ................................................................................ 7 5. Pendekatan ................................................................................... 7 a.

  Pendekatan Normatif ............................................................. 7 b. Pendekatan Historis ............................................................... 7 6. Langkah Penelitian ....................................................................... 9 G. Penegasan Istilah ............................................................................... 9 H. Sistematika Penulisan ....................................................................... 11

  BAB II KAJIAN PUSTAKA TAKHRIJ HADITS TALAK TIGA SEKALIGUS A. Studi Takhrij ..................................................................................... 13 1. Definisi Takhrij ........................................................................... 13 2. Sekilas Sejarah Takhrij ................................................................ 16 3. Urgensi, Manfaat dan Orientasi Takhrij....................................... 18 4. Proses Takhrij .............................................................................. 18 a. Menelusuri, di Buku Mana Hadits yang Diteliti Berada ........ 18 b. Membuat Bagan Sanad Periwayat Hadits ............................. 18 c. Memeriksa Persambungan Sanad dan Reputasi Para Periwayat ................................................................................

  19 5. Metode-metode Takhrij dan Kitab-kitab Penunjangnya ............. 19 a.

  Takhrij dengan jalan mengetahui sahabat perawi hadits....... 19 b. Takhrij dengan jalan mengetahui lafadz pertama dari matan hadits .....................................................................................

  23 c. Takhrij dengan jalan mengetahui kata-kata yang jarang

  digunakan dari suatu bagian matan hadits ............................

  27 d. Takhrij dengan jalan mengetahui topik hadits ...................... 28 e.

  Takhrij dengan jalan memperhatikan keadaan matan dan sanad hadits .....................................................................................

  29 B. Kritik Sanad Hadits ............................................................................ 31 1.

  Definisi Sanad ............................................................................. 32 2. Nilai Sanad dan Urgensinya ......................................................... 32 3. Keshahihan Sanad ....................................................................... 33 a.

  Unsur-Unsur Kaidah Keshahihan Sanad Hadits .................... 34 b. Macam-Macam Hadits Yang Tidak Memenuhi Unsur-Unsur Kaidah Keshahihan Sanad Hadits ..........................................

  37 4. Ilmu Al-Jarh Wa Al-Ta’dil ........................................................... 40 a.

  Pengertian dan Kegunaan ....................................................... 40 b. Tingkatan Al-Ta’dil ................................................................ 42 c. Tingkatan Al-Jarh .................................................................. 43 d. Al-Jarh Kontra Al-Ta’dil ....................................................... 44 C. Kritik Matan Hadits............................................................................ 45 1.

  Pengertian Kritik Matan Hadits .................................................. 45 2. Kemunculan dan Perkembangan Kritik Matan Hadits ................ 45 3. Kaidah Keshahihan Matan Hadits ................................................ 47 a.

  Terhindar dari syadz ............................................................... 47 b. Terhindar dari ‘illat ................................................................ 48 D. Talak Tiga Sekaligus Dalam Fiqih .................................................... 49

  1. Pendapat Madzhab Maliki .......................................................... 50 2.

  Pendapat Madzhab Syafi’i .......................................................... 52 3. Pendapat Madzhab Hanbali ......................................................... 53 4. Pendapat Para Sahabat Nabi Terkemuka ..................................... 54

  BAB III KRITIK SANAD HADITS TALAK TIGA SEKALIGUS A. Hadits-hadits Tentang Talak Tiga Sekaligus Jatuh Tiga ................... 58 1. Hadits Riwayat Al-Bukhari .......................................................... 58 2. Hadits Riwayat Ibnu Majah ......................................................... 58 a. Bagan Sanad .......................................................................... 59 b. Biografi Perawi dan kebersambungan Sanad ........................ 60 1)

  Dari Jalur al-Bukhari ....................................................... 60

  a) Sa’id bin ‘Ufair ......................................................... 60

  b) Al-Laits ..................................................................... 62

  c) ‘Uqail ......................................................................... 63

  d) Ibnu Syihab ............................................................... 65

  e) ‘Urwah bin Zubair ..................................................... 67

  f) ‘Aisyah ...................................................................... 69

  2) Dari Jalur Ibnu Majah ...................................................... 71

  a) Abu Bakar bin Abi Syaibah ...................................... 72

  b) Sufyan bin ‘Uyainah ................................................. 73

  c) Al-Zuhri/Ibnu Syihab ................................................ 75

  d) ‘Urwah bin Zubair ..................................................... 75

  e) Aisyah ........................................................................ 75

  c.

  b) Sufyan bin ‘Uyainah ................................................. 88

  a) Muhammad bin Basysyar ........................................... 93

  1) Dari Jalur Al-Bukhari ....................................................... 90

  Rangkaian Sanad .................................................................... 92 b. Biografi dan Kebersambungan Sanad .................................... 92

  Meneliti Syadz dan ‘Illat pada Sanad Hadits ......................... 90 e. Penilaian Terhadap Kualitas Sanad Hadits ............................ 90 3. Hadits Riwayat Al-Bukhari ......................................................... 91 4. Hadits Riwayat Al-Nasai.............................................................. 91 a.

  e) ‘Aisyah ....................................................................... 90 d.

  d) ‘Urwah bin Al-Zubair ............................................... 89

  c) Al-Zuhri...................................................................... 89

  a) Abu Bakar bin Abu Syaibah ...................................... 85

  Kualitas Pribadi dan kapasitas Intelektual Perawi ................ 76 1)

  2) Jalur Ibnu Majah ............................................................. 85

  f) ‘Aisyah ....................................................................... 85

  e) ‘Urwah bin Al-Zubair ............................................... 84

  d) Ibnu Syihab ................................................................ 82

  c) ‘Uqail ......................................................................... 81

  b) Al-Laits ..................................................................... 75

  a) Sa’id bin ‘Ufair ......................................................... 78

  Jalur Al-Bukhari ............................................................... 76

  b) Yahya ......................................................................... 96

  c) ‘Ubaidullah ................................................................. 102

  b) Yahya ........................................................................ 114

  e) ‘Aisyah ...................................................................... 118 d.

  d) Al-Qasim bin Muhammad ......................................... 117

  c) ‘Ubaidillah.................................................................. 117

  b) Yahya ........................................................................ 117

  a) Muhammad bin Al-Mutsanna ................................... 116

  2) Dari jalur Al-Nasa’i ......................................................... 116

  e) ‘Aisyah ....................................................................... 116

  d) Al-Qasim binMuhammad .......................................... 115

  c) ‘Ubaidillah ................................................................. 115

  a) Muhammad bin Basysyar .......................................... 112

  d) Al-Qasim bin Muhammad.......................................... 107

  Dari jalur Al-Bukhari ....................................................... 112

  Kualitas Pribadi dan Kapasitas Intelektual Perawi ................ 112 1)

  e) ‘Aisyah ....................................................................... 112 c.

  d) Al-Qasim bin Muhammad.......................................... 112

  c) ‘Ubaidullah ................................................................. 112

  b) Yahya ......................................................................... 112

  a) Muhammad bin Al-Mutsanna .................................... 109

  2) Dari Jalur Al-Nasai .......................................................... 108

  e) ‘Aisyah ....................................................................... 108

  Meneliti Syadz dan ‘Illat pada Sanad Hadits ........................ 118

  e.

  Makhramah ..................................................................... 131 4)

  4) Abu Al-Zinad .................................................................. 139

  3) Ishaq bin Abu Farwah ..................................................... 137

  2) Al-Laits bin Sa’ad ........................................................... 137

  1) Muhammad bin Rumhin ................................................. 135

  Rangkaian Sanad ................................................................... 134 b. Biografi dan Kebersambungan Sanad ................................... 134

  Mahmud bin Labid ........................................................... 132 d. Meneliti Syadz dan ‘Illat pada Sanad Hadits ........................ 132 e. Penilaian Terhadap Kualitas Sanad Hadits ........................... 132 6. Hadits Riwayat Ibnu Majah ........................................................ 133 a.

  Ibnu Wahab ..................................................................... 130 3)

  Penilaian Terhadap Kualitas Sanad Hadits ........................... 118 5. Hadits Riwayat Al-Nasa’i ........................................................... 119 a.

  Sulaiman bin Daud .......................................................... 129 2)

  Kualitas Pribadi dan Kapasitas Intelektual Perawi ............... 129 1)

  4) Mahmud bin Labid .......................................................... 127 c.

  3) Makhramah ..................................................................... 125

  2) Ibnu Wahab ..................................................................... 121

  1) Sulaiman bin Daud .......................................................... 120

  Rangkaian Sanad ................................................................... 119 b. Biografi dan Kebersambungan Sanad ................................... 119

  5) ‘Amir Al-Sya’bi .............................................................. 142

  6) Fathimah binti Qais ......................................................... 147 c.

  2) Baqiyah ........................................................................... 156

  Baqiyah ........................................................................... 172 3)

  ‘Amar bin ‘Utsman ......................................................... 171 2)

  Kualitas Pribadi dan Kapasitas Intelektual Perawi ............... 171 1)

  6) Fathimah binti Qais ......................................................... 171 c.

  5) Abu Salamah ................................................................... 168

  4) Yahya .............................................................................. 166

  3) Abu ‘Amar (Al-Auza’i) ................................................... 161

  1) ‘Amar bin ‘Utsman ......................................................... 156

  Kualitas dan Kapasitas Intelektual Perawi ............................ 148 1)

  Rangkaian Sanad ................................................................... 155 b. Biografi dan Kebersambungan Sanad ................................... 155

  Fathimah binti Qais ......................................................... 152 d. Meneliti Syadz dan ‘Illat pada Sanad Hadits ........................ 153 e. Penilaian Terhadap Kualitas Saad Hadits ............................. 153 7. Hadits Riwayat Al-Nasa’i ........................................................... 154 a.

  ‘Amir Al-Sya’bi .............................................................. 152 6)

  Abu Al-Zinad .................................................................. 151 5)

  Ishaq bin Abi Farwah ...................................................... 150 4)

  Al-Laits bin Sa’ad ........................................................... 149 3)

  Muhammad bin Rumhin ................................................. 148 2)

  Abu ‘Amar/Al-Auza’i ..................................................... 173

  4) Yahya .............................................................................. 174

  5) ‘Ikrimah ........................................................................... 190

  ‘Ikrimah ........................................................................... 215 6)

  Ba’dhu Bani Abi Rafi’ .................................................... 215 5)

  Ibnu Juraij ........................................................................ 213 4)

  ‘Abdul Razzaq ................................................................. 210 3)

  Ahmad bin Shalih ............................................................ 206 2)

  Kualitas Pribadi dan Kapasitas Intelektual Perawi ............... 206 1)

  6) Ibnu ‘Abbas ..................................................................... 201 c.

  4) Anggota Bani Abu Rafi’ ................................................. 190

  5) Abu Salamah ................................................................... 175

  3) Ibnu Juraij ....................................................................... 189

  2) ‘Abdul Razzaq ................................................................. 184

  1) Ahmad bin Shalih ............................................................ 180

  Rangkaian Sanad ................................................................... 179 b. Biografi Perawi dan Kebersambungan Sanad ....................... 179

  Hadits Riwayat Abu Daud .......................................................... 177 a.

  Meneliti Syadz dan ‘Illat pada Sanad Hadits ........................ 176 e. Penilaian Terhadap Kualitas Sanad Hadits ........................... 177 B. Hadits-hadits Tentang Talak Tiga Sekaligus Jatuh Satu ................... 177 1.

  6) Fathimah binti Qais ......................................................... 176 d.

  Ibnu ‘Abbas ..................................................................... 217 d. Meneliti Syadz dan ‘Illat pada Sanad Hadits ........................ 217

  e.

  Kualitas Pribadi dan Kapasitas Intelektual Perawi ............... 232 1)

  Ibnu ‘Abbas ..................................................................... 236 d. Meneliti Syadz dan ‘Illat pada Sanad Hadits ........................ 236 e. Penilaian terhadap Kualitas Sanad Hadits ............................. 236

  Thawus ............................................................................ 235 7)

  Ibnu Thawus .................................................................... 235 6)

  Ma’mar ............................................................................ 234 5)

  ‘Abdul Razzaq ................................................................. 233 4)

  Muhammad bin Rafi’ ...................................................... 233 3)

  Ishaq bin Ibrahim ............................................................ 232 2)

  7) Ibnu ‘Abbas ..................................................................... 232 c.

  Penilaian Terhadap Kualitas Hadits ...................................... 218 2. Hadits Riwayat Muslim .............................................................. 218 a.

  6) Thawus bin Kaisan .......................................................... 230

  5) Thawus ............................................................................ 229

  4) Ma’mar ............................................................................ 227

  3) ‘Abdul Razzaq ................................................................. 226

  2) Muhammad bin Rafi’ ...................................................... 224

  1) Ishaq bin Ibrahim ............................................................ 220

  Bagan Sanad Hadits .............................................................. 219 b. Biografi Perawi dan Kebersambungan Sanad ....................... 220

  BAB IV TELAAH MATAN HADITS TALAK TIGA SEKALIGUS A. Kajian Matan ..................................................................................... 238

  1. Hadits-hadits Talak Tiga Sekaligus Jatuh Tiga ........................... 238 a.

  Hadits Riwayat Al-Bukhari .................................................... 238 b. Hadits Riwayat Ibnu Majah .................................................. 240 c. Hadits Riwayat Al-Bukhari ................................................... 241 d. Hadits Riwayat Al-Nasa’i ..................................................... 242 e. Hadits Riwayat Al-Nasa’i ..................................................... 244 f. Hadits Riwayat Ibnu Majah .................................................. 247 g.

  Hadits Riwayat Al-Nasa’i ..................................................... 249 2. Hadits-hadits Talak Tiga Sekaligus Jatuh Satu ........................... 250 a.

  Hadits Riwayat Abu Daud .................................................... 250 b. Hadits Riwayat Muslim ........................................................ 251 B. Kandungan Hukum ........................................................................... 255 C. Kesimpulan Telaah Matan ................................................................ 256

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 257 1. Tentang kualitas sanad ................................................................ 259 a. Hadits Riwayat Al-Bukhari ................................................... 259 b. Hadits Riwayat Ibnu Majah .................................................. 259 c. Hadits Riwayat Al-Bukhari ................................................... 260 d. Hadits Riwayat Al-Nasa’i ..................................................... 261 e. Hadits Riwayat Al-Nasa’i ..................................................... 261 f. Hadits Riwayat Ibnu Majah .................................................. 262 g. Hadits Riwayat Al-Nasa’i ..................................................... 263

  h.

  Hadits Riwayat Abu Daud .................................................... 263 i. Hadits Riwayat Muslim ........................................................ 265 2. Istibath Hukmi talak tiga sekaligus ............................................. 265 a.

  Talak tiga sekaligus jatuh tiga ............................................... 265 b. Talak tiga sekaligus jatuh satu .............................................. 266 3. Derajat hadits-hadits talak tiga sekaligus .................................... 266 a.

  Hadits-hadits talak tiga sekaligus jatuh tiga .......................... 266 b. Hadits-hadits talak tiga sekaligus jatuh satu ......................... 266 B. Rekomendasi ..................................................................................... 267

  DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 269

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telah diketahui bersama bahwa al- Qur’an dan al-Hadits merupakan

  dua sumber

  tasyri’ utama dalam Islam, dengan urutan al-Qur’an sebagai

  sumber tasyri’ yang pertama, dan al-Hadits sebagai sumber tasyri’ yang kedua. Keduanya merupakan pegangan yang siapapun berpegang teguh kepada keduanya tidak akan tersesat selamanya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

  ) كلام هاور( ِهِ يِبَن َةَّنُس َو ِالله َباَتِك اَمِهِب ْمُتْكَّسَمَت اَم ا ْوُّل ِضَت ْنَل ِنْي َرْمَأ ْمُكْيِف ُتْكَرَت

  “Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, jika kalian berpegang teguh kepada keduanya, maka kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu kitabullah dan Sunnah nabi-

  Nya.” (HR. Malik) Walaupun keduanya merupakan sumber

  tasyri’ yang utama, namun

  tingkat autentik keduanya berbeda satu sama lain. Al- Qur’an lebih terjaga keasliannya dibanding al-Hadits. Karena al- Qur’an telah ditulis pada masa

  Nabi Muhammad SAW masih hidup dan beliau sendiri yang memerintahkannya. Beliau secara langsung mengawasi dan membimbing para sahabat dalam penulisan al-

  Qur’an, dan para sahabatpun selalu mengkonfirmasikan secara langsung akan keaslian dan kebenaran wahyu Allah SWT kepada beliau sebagai penerima wahyu Allah SWT melalui perantara Malaikat Jibril AS. Dan berkaitan dengan keterjagaan al-

  Qur’an ini, Allah SWT sendiri telah menegaskankannya dalam Surat al-Hijr: 9.

  

   

   

  “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”

  Sedangkan al-Hadits, penulisannya sempat dilarang oleh Rasulullah SAW pada masa permulaan Islam, walaupun tidak secara mutlak, bahkan beliau memerintahkan para sahabat agar menghapus catatan-catatan mereka yang telah terlanjur dicatat selain al-

  Qur’an, agar al-Qur’an tetap terjaga keasliannya, tidak tercampur dengan apapun. Dan penulisan serta pengkodifikasiannya baru mendapat perhatian yang serius sekitar akhir abad pertama setelah melihat situasi dan kondisi yang memaksa agar tidak musnahnya al-Hadits bersama wafatnya para sahabat dan juga semakin luasnya kekuasaan Islam dan tersebarnya para sahabat yang mengakibatkan tidak bisanya para sahabat untuk berkumpul dan berdiskusi ketika menjumpai suatu masalah hukum.

  Jauhnya jarak antara masa Rasulullah SAWdan masa penulisan hadits secara lengkap dan resmi ini telah memberi peluang munculnya para pemalsu hadits dengan berbagai macam latar belakang dan kepentingan, sehingga muncullah hadits

  maudhu’ yang bisa mengancam keberadaan hadits sebagai

  sumber

  tasyri’. Hal ini menjadi sebuah keprihatinan yang sangat serius bagi

  para ulama pada masa itu, yang kemudian membangkitkan semangat mereka untuk menjaga kelestarian dan kemurnian hadits, terhindar dari hadits-hadits

  maudhu’, dengan membuat dasar epistemologi hadits yang diprakarsai oleh

  Imam al- Syafi’i sebagai Nashir al-Sunnah pada akhir abad kedua hijriyah, yang terhimpun dalam karya-karya beliau, antara lain: al-Risalah, al-Umm,

  Mukhtalif al-Hadits, Musnad al- Syafi’i.

  Baru pada awal abad ketiga Hijriyah, proses pen-tashhih-an hadits marak dilakukan oleh para ulama yang berkompeten, utamanya al-Bukhari.

  Pada masa al-Bukhari inilah dikenal istilah hadits

  marfu’, mauquf, mursal dan

  sebagainya, hingga sampai pada masa al-Tirmidzi dikenal istilah hadits Shahih,

  Hasan, dan Dha’if. (Mukhtar Yahya, 1979:33)

  Diantara hadits-hadits yang masih kontoversi hingga saat ini adalah hadits-hadits tentang talak tiga sekaligus, yang menimbulkan perbedaan dikalangan ulama dalam menghasilkan produk hukum talak tiga sekaligus, yang mengakibatkan kebingungan kalangan masyarakat awam.

  Bagaimana tidak, walaupun madzahib al-

  arba’ah yang merupakan

  kesepakatan jumhur ulama, berdasarkan sejumlah hadits, menfatwakan bahwa talak tiga sekaligus jatuh tiga, Ibnu Taimiyah dan kawan-kawannya justru menfatwakan bahwa talak tiga sekaligus jatuh satu, dan fatwa itupun didasarkan pada hadits. Hal inilah yang melatar belakangi penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian takhrij atas hadits-hadits tentang talak tiga sekaligus, yaitu meniliti sanad dan matan hadits-hadits tersebut, sehingga dapat diketahui kualitas dan keabsahannya. Penulis dalam hal ini mengangkat judul Talak Tiga Sekaligus: Kajian Takhrij atas Hadits Talak Tiga Sekaligus Dalam Kutub Al-Sittah Dalam Perspektif Yuridis.

B. Rumusan Masalah

  Dari paparan latar belakang di atas, selanjutnya dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah kualitas sanad hadits-hadits tentang talak tiga sekaligus? 2.

  Bagaimanakah pemaknaan terhadap matan hadits-hadits tentang talak tiga sekaligus?

  3. Bagaimanakah derajat hadits-hadits tentang talak tiga sekaligus? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian hadits tentang talak tiga sekaligus adalah sebagai berikut:

  1. Mengetahui kualitas sanad hadits-hadits tentang talak tiga sekaligus.

  2. Mengetahui pemaknaan terhadap matan hadits-hadits tentang talak tiga sekaligus.

  3. Mengetahui derajat hadits-hadits tentang talak tiga sekaligus.

D. Kegunaan Penelitian

  Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Penambahan ilmu pengetahuan tentang studi sanad hadits.

  2. Penambahan pemahaman kepada masyarakat muslim mengenai hukum talak tiga sekaligus dan keabsahan dasar hukumnya.

  3. Memperkaya khazanah keilmuan, khususnya dibidang Perdata Islam.

E. Penelitian Terdahulu

  Mengenai penelitian terdahulu yang berkaitan tentang talak, penulis mengutip dari jurnal yang ditulis Ika Lestari sebagai berikut.

  Berdasarkan dalil-dalil Q.S al-Baqarah ayat 229 dan 231, apabila laki- laki (suami) mentalak isterinya pada bilangan talak satu atas dua talak yang sudah dicampurinya dan tanpa ada imbalan harta terhadap suami yang mentalak (bukan talak

  khulu‟), maka suami yang mentalak tersebut boleh

  merujuk isterinya selama sang isteri masih berada dalam masa iddah. Allah membatasi bolehnya rujuk hanya pada talak satu dan dua. Adapun pada talak tiga, maka tidak ada rujuk lagi sampai mantan isteri yang telah dicerai itu dinikahi oleh orang lain. Namun, masyarakat di Desa Medelan, khususnya pelaku rujuk dari talak

  ba‟in kubra, melakukan rujuk tanpa adanya seorang muhallil.

  Praktik seperti itu, menurut Jumhur ulama tidak sah. Hal ini sesuai dengan kisah Rifa‟ah dalam al-Hadits yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah ra.: “Aisyah ra. berkata : “Suatu ketika isteri Rifa'ah al-Qurozhiy datang kepada

  

Nabi Saw. Ia berkata:”Aku adalah isteri Rifa'ah, kemudian ia menceraikanku

dengan talak tiga atau ba‟in kubra. Setelah itu aku menikah dengan

„Abdurrahman bin az-Zubair al-Qurozhiy. Akan tetapi sesuatu yang ada

padanya seperti hudbatuts- tsaub (ujung kain)”.8 ”Abdurrahman menyangkal:

“Dia bohong ya Rasulallah, demi Allah saya menidurinya seperti menggosok

kulit yang dimasak. Rasulullah Saw. tersenyum mendengarnya lantas beliau

bersabda: "Apakah kamu ingin kembali lagi kepada Rifa‟ah? tidak boleh,

  kecuali kamu telah mencicipi/merasakan madunya (Abdurrahman) dan ia pun telah mencicipi/merasakan madumu.”

  Kasus ini menurut Jumhur ulama fiqih Amshar dalam kitab Bidayatul Mujtahid yang ditaklif oleh Ibnu Rusyd tidak boleh dilakukan dan hukumnya adalah haram hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. al-Baqarah ayat 229.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah library research atau penelitian pustaka.

  Dalam hal ini penulis melakukan penelitian dengan membaca, mencermati dan menelaah kitab –kitab hadits, khususnya Kutub Al-Sittah, kitab-kitab fiqih, buku-buku dan berbagai media yang ada kaitannya dengan masalah talak tiga sekaligus.

2. Sumber Data

  Sumber data dalam penelitian ini ada dua, yaitu: a. Sumber data primer, yaitu kitab-kitab hadits, yang dalam hal ini penulis hanya menggunakan 6 (enam) kitab hadits yang dikenal dengan Kutub Al-Sittah yang memuat hadits-hadits tentang talak tiga sekaligus.

  b.

  Sumber data sekunder, yaitu literatur-literatur pustaka yang ada hubungannya dengan data primer, dan dapat membantu menganalisa dan memahami data primer tersebut. Dalam hal ini, yang menjadi sumber data sekunder adalah kitab-kitab fiqih, buku-buku dan kajian- kajian diberbagai media yang membahas talak tiga sekaligus.

  3. Pengumpulan Data

  Pengumpulan data dalam penelitian ini: a. Data primer, dikumpulkan dari Kutub Al-Sittah yang mencantumkan hadits-hadits talak tiga sekaligus.

  b.

  Data sekunder, dikumpulkan dari literatur-literatur pustaka yang ada hubungannya dengan data primer, dan dapat membantu menganalisa dan memahami data primer tersebut. Dalam hal ini, yang menjadi sumber data sekunder adalah kitab-kitab, buku-buku dan kajian- kajian diberbagai media yang membahas talak tiga sekaligus.

  4. Analisis Data

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas masing-masing hadits talak tiga sekaligus yang dijadikan landasan

  tasyri’ oleh sebagian

  ahli fatwa untuk menfatwakan bahwa talak tiga sekaligus merupakan talak