KEMAMPUAN MEMABCA AL-QUR'AN PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP TAWADHU' (Studi pada Ssiwa SMP Negeri 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010) - Test Repository

  KEMAMPUAN MEMABCA AL-QUR'AN PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP TAWADHU' (Studi pada Ssiwa SMP Negeri 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010) S K R I P S I

  Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh:

  SONGEB NIM: 11408026

  JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

  S A L A T I G A

  Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telp. (0298) 323433, 323706

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudara: SONGEB dengan Nomor Induk Mahasiswa 114 08 026 yang beijudul: “KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN, PENGARUHNYA

  

TERHADAP SIKAP TAWADHU’. (STUDI PADA SISWA SMP NEGERI 8

SALTIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010)” telah dimunaqasyahkan pada

  Sidang Panitia Ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri pada hari: 28 Agustus

  

2010 M yang bertepatan dengan tanggal 18 Ramadhan 1431 H dan telah

  diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

  28 Agustus 2010 M . Salatiga, -------------------------- 18 Ramadhan 1431 H.

  

PANITIA UJIAN

Sekretaris Sidang Dr. Rahmat Harivadi, M.Pd NIP 19670112 1992031 005

H. Muh. Irfan Helmv. L C MA Dra. Hi. Lilik Srivanti, M. Si NIP. 19740104 200003 1 003 NIP. 19660814 199103 2 003

  

Pembimbing

Dr. H. M. Zulfa. M. Ag

KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

  S A L A T I G A

  Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telp. (0298) 323433, 323706

DEKLARASI

  Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar refrensi yang penulis cantumkan, maka penulis sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqasyah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 11 Agustus 2010 Penulis

KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

  S A L A T I G A

  Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telp. (0298) 323433, 323706 Dr. H. M. Zulfa, M. Ag

  Dosen STAIN Salatiga Jl. Tentara Pelajar 02 Salatiga

  Salatiga, 11 Agustus 2010

  NOTA PEMBIMBING Kepada Yth.

  Lampiran : 3 ( tiga) Eksemplar

  Ketua STAIN Salatiga

  Hal : Naskah Skripsi di Salatiga

  A ssalam u’alaikum Wr. Wb

  Setelah kami teliti dan kami adakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara; Nama : SONGEB NIM : 114 08 026 Jurusan/Progdi: Tarbiyah / PAI (Ekstensi) Judul : KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN,

  PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP TAWADHU’. (STUDI PADA SISWA SMP NEGERI 8 SALATIGA TAHUN PELAJARAN / )

  2010 2011 Bersama ini mohon agar naskah skripsi saudara tersebut di atas agar dapat segera di munaqosyahkan. Demikian harap menjadikan perhatian.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  

MOTTO

  • - * +

  

SERULAH (MANUSIA) KEPADA JALAN TUHAN MU

DENGAN HIKMAH DAN PELAJARAN YANG BAIK

HIKMAH: IALAH PERKATAAN YANG

TEGAS D A N BENAR

  

YANG DAPAT MEM BEDAKAN ANTARA

YANG HAK DENGAN YANG BATHIL.

j J S k

  LaAtjxu LajS V j ^Jlc- ; (jalill

Manusia itu dua jenis; orang ‘alim dan orang yang belajar.

  

Tidak ada kebaikan selain dari keduanya.

  

Untuk Itu Tuntutlah Ilmu,

Karena Ilmu Merupakan Kehidupan Bagi Islam Dan Tiang

Agama (Abu Sysyech).

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Keluarga saya; Istri, dan Anak-anak k u , Menantu, serta cucu-cucu tercinta.

  2. Teman-teman seperjuangan di STAIN Salatiga.

  

3. Kepala Sekolah SD Negeri Ledok 5, dan teman-teman semua yang selalu

memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.

  

4. Kepala SMP Negeri 8 Salatiga beserta jajarannya yang berkenan

memberikan bantuan dalam berbagai bentuk, serta diperbolehkannya penulis mengadakan penelitian di SMP Negeri 8 Salatiga.

5. Bp. Mahbub, S. Ag selaku guru PAI di SMP Negeri 8 Salatiga, yang dengan kerelaannya membantu kelancaran penulisan penelitian ini.

  

6. dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu persatu yang telah

memberikan dorongan dan motivasi serta do ’a, sehingga penelitian ini dapat tersusun.

KATA PENGANTAR

  Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan sekripsi ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga, sahabat, yang telah memberi petunjuk serta bimbingan melalui ajaran-ajarannya.

  Alhamdulillah

  dengan penuh rasa syukur, penulisan skripsi dengan judul “KEMAMPUAN MEMBACA Alr-QUR’AN, PENGARUHNYA

  

TERHADAP SIKAP TAWADHU’. (STUDI PADA SISWA SMP

NEGERI

  8 SALTIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010)” telah selesai. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

  Pendidikan Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Kami haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu terwujudnya skripsi ini.

  Penulis yakin, skripsi ini tidak akan terwujud tanpa ada pertolongan dari Allah Swt dan bantuan berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi.

  Maka, dengan segala kerendahan hati, kami menghaturkan terima kasih kepada:

  1. Ketua STAIN Salatiga, Dr. Imam Sutomo, M.Ag.

  2. Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

  3. Ketua Program Studi PAI STAIN Salatiga.

  4. Pembimbing Skripsi, Bp. Drs. Zulfa, M. Ag atas segala ilmu, waktu, tenaga dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

  5. Segenap Dosen dan karyawan STAIN Salatiga yang telah memberi motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai.

  Penulis yakin, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Maka kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari siapa saja. Besar harapan kami, skripsi ini bisa bermanfaat kepada pihak-pihak terkait secara khusus, dan bagi semua pembaca secara umum. AMIN.

  Salatiga, 11 Agustus 2010 Penulis

  SONGEB NIM. 114 08 026

  DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Al-

  

  

  

  

  

  BAB III : LOKASI PENELITIAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  Daftar Pustaka Daftar Riwayat Hidup Penulis Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi Lampiran-lampiran

  DAFTAR TABEL

  

   Tabel IX Daftar Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMP N 8 Salatiga ....62

  Tabel XI Distribusi Frekuensi dan Prosentase Kemampuan

  

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Manusia adalah makhluk ciptaan Allah,1 sebab keberadaannya tidak muncul dengan sendirinya atau karena dirinya sendiri. Inilah salah satu hakikat wujud asal kejadian manusia. Secara umum manusia dapat dipahami atas dua unsur yaitu jasmani dan rohani, yang kotor dan yang suci, yang hina dan yang mulia, sehingga dua aspek ini harus dikembangkan secara seimbang dan berkelanjutan sampai manusia tersebut menutup mata (meninggal).

  Dimensi tersebut, mengantarkan manusia sebagai makhluk yang unik dibandingkan dengan ciptaan yang lain. Sebab, malaikat diciptakan hanya satu unsur yaitu dari cahaya, jin diciptakan dari api, sementara manusia diciptakan dari segumpal darah (Alaq)1 2, yang dilengkapai dengan akal pikiran, perasaan dan hawa nafsu.

  Hal ini berimplikasi pada perbuatan manusia yang berkecenderungan pada kebaikan dan keburukan. Perbuatan yang baik dalam perspektif Islam akan bernilai ibadah-pahala, sebaliknya perbuatan yang buruk bernilai kemurkaan-dosa. Manusia yang berbuat baik dalam kehidupan masyarakat akan dihormati, disegani, dan dijadikan panutan. Sebaliknya jika perbuatan seseorang tersebut identik pada kejelekan, maka posisinya akan dikucilkan dan dijauhi oleh anggota masyarakat. Artinya, semua perbuatan manusia baik

1 Sebagai contoh dapat dilihat dalam surat Al- 'Alaq: 2, surat Al-Thariq: 5, Ar-Rum: 40,

  

dan surat Al-Rahman: 3. Sebab masih banyak ayat-ayat dalam A l-Q ur’an yang menjelaskan

  2

  dan buruk akan bernilai vertikal dan horizontal, sekarang dan kemudian, baik di dunia maupun akhirat. Pertanggungjawaban manusia atas perbuatannya menjadi konsekuensi logis baik secara pribadi, sesama manusia, alam semesta, dan kepada Allah. Berdasarkan amanah yang diberikan Allah untuk mendiami dunia dengan totalitas diri yang sempurna lahir dan batin.

  Jika mengacu kepada ajaran Islam tidak hanya untuk diketahui atau dipahami (knowing), terampil melaksanakan (doing), namun yang ditekankan pada pengamalan (taat melaksanakan) isi ajaran (being) tersebut. Contohnya, “Kewajiban tentang shalat lima waktu” umat Islam (kaum terdidik) telah memahami shalat, terampil melaksanakannya, namun pada praktik dalam kehidupan sehari-hari sering disepelekan, bahkan tidak dilaksanakan. Padahal, dalam ajaran Islam shalat merupakan sarana untuk komunikasi langsung dengan Allah (Khalik) sebagai wujud penghambaan manusia untuk mengimplementasikan dan aktualisasi ketauhidan kepada Allah.

  Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang syarat dengan nilai-nilai dan hikmah untuk memberikan petunjuk kepada manusia dan sebagai rahmat-Nya terhadap alam semesta. Al-Qur’an sendiri memperkenalkan dirinya dengan beragam nama, ciri, sifat, dan karakteristik yang khas. Salah satu keunikan al- Qur’an adalah tersusun dalam bahasa yang indah, mempesona, tertata, unik, dan menakjubkan. Dengan demikian akan menimbulkan tingkatan pemahaman yang beragam dalam menguak makna atau pesan yang terdapat dalam al-Qur’an tersebut, begitu juga para pembacanya akan dihitung sebagai

  3 Al-Qur’an pertama kali diturunkan Allah telah memberikan sinyal

  ilmu pengetahuan, sebab ayat pertama dari al-Qur’an telah memerintahkan kepada nabi Muhammad SAW untuk membaca.3 Nilai filosofis dari membaca adalah agar manusia mengetahui apa saja yang belum ia ketahui, selanjutnya setelah diketahui dituntut untuk diyakini, dan terakhir diaplikasikan dalam dunia praktis. Inilah puncak pesan al-Qur’an supaya tata kehidupan manusia sejalan dengan maksud dari petunjuk al-Qur’an. Hal ini tidak akan terwujud, tanpa mempunyai dasar ilmu pengetahuan.

  Ilmu pengetahuan merupakan keniscayaan yang harus dimiliki manusia, sebab dengan ilmu manusia akan menjadi terarah dan teratur kehidupnya. Sebaliknya tanpa ilmu pengetahuan manusia menjadi gelap dan larut dalam kezhaliman. Hal ini telah teijadi di zaman jahiliyah, yaitu zaman krisisnya nilai-nilai ilmu pengetahuan untuk mengantarkan manusia keposisinya sebagai makhluk mulia.

  Dampak riil dari kekosongan ilmu pengetahuan dalam diri manusia adalah akan menimbulkan kerusakan dan kehancuran di alam semesta.

  Berangkat dari problem di atas menunjukkan bahwa pentingnya ilmu pengetahuan untuk dimiliki oleh setiap diri manusia. Meskipun demikian dengan ilmu pengetahuan manusia dituntut untuk mengamalkan apa saja yang ia miliki. Ini mengisyaratkan bahwa ilmu tidak akan lepas dari amaliah ibadah, sebab ilmu tanpa amal tidak akan ada artinya. Dalam hal ini Ali bin Abi Thalib berkata, “Ilmu diiringi perbuatan, barangsiapa berilmu maka dia harus

  4

  berbuat, jika dia menjawabnya maka ilmu tetap bersamanya, namun jika tidak maka ilmu akan pergi darinya.”4 Sebab amal dalam perspektif Islam setiap amal shaleh, atau setiap perbuatan kebajikan yang diridai Allah, dengan demikian amal dalam Islam tidak sebatas pada ibadah.5 Namun di sisi lain Islam melarang beramal tanpa berdasarkan ilmu pengetahuan tentang amaliyah ibadah agama.

  Di era globalisasi dewasa ini, basis keagamaan yang menyangga kultur masyarakat kini secara perlahan mulai pudar tergilas laju modernitas dan kompleksitas tantangan zaman. Khasanah budaya yang diwariskan generasi awal dalam mengenalkan al-Qur’an kepada anak kurang bergema dalam struktur keluarga sekarang.

  Lembaga pendidikan umum menampung siswa dari berbagai latar belakang religi yang berbeda-beda/heterogen, sehingga penyajian pendidikan agama harus menyesuaikan dengan kemampuan akademik siswa. Permasalahan pokok pendidikan agama di sekolah berporos pada peningkatan optimalisasi waktu belajar agama lebih efektif, efisien, dan fungsional bagi anak, bukan sekedar pencapaian target kurikulum.

  Disisi lain, untuk mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an, dalam hal ini sikap Tawadhu’ siswa. Ketidakseimbangan alokasi waktu dengan saratnya materi (panduan antara teoritik dan praktik ritual agama), menimbulkan tidak tersedianya waktu untuk berlatih

  5

  mengaplikasikan nilai-nilai ajaran al-Qur’an dalam kehidupan disekolah, baik secara individu maupun secara kelompok.

  Dari permasalahan diatas, penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul “KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN, PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP TAWADHU’. (STUDI PADA SISWA SMP NEGERI 8 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010)”.

B. Penjelasan Istilah

  1. Untuk mengindari pemahaman dan penafsiran yang berbeda-beda, atau interpretasi yang keliru, serta untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu penulis tegaskan kata kunci atau Key Word yang terkandung dalam judul penelitian / skripsi ini: a. Kemampuan Membaca Al-Qur’an

  Untuk memahami tentang pengertian kemampuan membaca al- Qur’an, terlebih dahulu diartikan tentang pengertian “Kemampuan” dan pengertian “Membaca”. Dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan diartikan dengan “kesanggupan, kecakapan”.6 Sedangkan membaca adalah “mengeja atau melafalkan apa yang tertulis.”7 Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca adalah suatu kemampuan dan kesanggupan melafalkan apa yang tertulis dengan benar.

  Dari pengertian kemampuan membaca tersebut diatas, maka kemampuan membaca al-Qur’an dapat diartikan dengan kesanggupan

  6

  dan kecakapan melafalkan bacaan ayat-ayat al-Qur’an dengan baik dan benar, yaitu sesuai dengan tuntunan ilmu tajwid. Sedangkan ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang digunakan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya membunyikan huruf-huruf dengan benar/betul, baik huruf yang berdiri sendiri maupun huruf dalam rangkaian.8 Dengan kata lain ilmu yang mempelajari bagaimana membaca al-Qur’an dengan bagus dan benar dalam mengeluarkan huruf-huruf (makrijul huruf) yang dibaca satu persatu sehingga menjadi bacaan yang benar.

  Al-Qur’an merupakan kalam Allah SWT yang merupakan mu’jizat diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril secara mutawatir, yang kemudian tertulis dalam bentuk mushaf, untuk disampaikan kepada umatnya sebagai pedoman hidup, dan yang membacanya adalah termasuk sebagai ibadah.9

  Definisi tersebut perlu dijabarkan secara operasional untuk mempermudah pengukuran variabel jika diterapkan dalam kontek penelitian, yaitu kemampuan membaca al-Qur’an dikalangan siswa SMP.

  “Kemampuan membaca al-Qur’an” merupakan istilah yang lazim digunakan dalam perbincangan umum, tetapi memiliki pengertian dan penafsiran yang beraneka ragam. Batasan operasional perlu penulis sampaikan untuk mempeijelas cakupan keluasan makna

  7

  yang terkandung dalam penelitian ini, serta menetapkan secara rinci kegiatan yang harus dilakukan untuk mengukur variabel penelitian.

  Pengertian paling dasar haruslah dipahami bahwa kemampuan siswa setingkat SMP, dan lebih spesifik lagi pada jenjang pendidikan umum.

  Kemampuan membaca adalah kecakapan yang diperagakan oleh siswa dalam membaca al-Qur’an dilihat dari tiga komponen utama, yaitu: makhraj, tajwid dan kelancaran bacaannya. Makhraj berkaitan dengan pengucapan huruf-huruf arab secara benar dan jelas.

  Tajwid berkaitan dengan cara memperbagus bacaan al-Qur’an. Kelancaran bacaan diukur dari kecepatan, kecermatan, siswa membaca dan merangkai kata perkata secara benar. Ketiga komponen tersebut disatukan sebagai alat ukur kesempurnaan dalam membaca al-Qur’an. Dua komponen lain, yaitu lagu dan adab membaca al-Qur’an tidak dijadikan evaluasi, karena tujuan penelitian ini hanya mengukur tingkat kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an.

  Masing-masing komponen berisi indikator yang secara bertingkat menunjukkan cakupan penguasaan ketrampilan membaca al-Qur’an. Adapun indikator dari kemampuan membaca al-Qur’an siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

  8 Tabel L

Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an

KRITERIA

KOMPONEN MAKHRAJ TAJWID KELANCARAN

  1. Anak dapat mengucapkan dengan benar hukum bacaan nun sukun dan mim sukun.

  2. Anak tidak mengenal secara lengkap bacaan mad

  2. Anak tidak bisa merangkai kata perkata dari ayat- ayat al-Qur’an

  2. Anak tidak tahu hukum bacaan mad

  2. Anak tidak dapat membedakan suara huruf hijaiyah yang

  1. Anak tidak dapat membaca al- Qur’an dengan benar dan tidak lancar.

  1. Anak tidak mengerti bacaan nun sukun dan mim sukun bertemu dengan huruf hijaiyah.

  1. Anak tidak dapat mengucapakan huruf hijaiyah dengan benar.

  RENDAH

  2. Anak sedikit mengalami kesulitan dalam merangkai kata- perkata dari ayat al-Qur’an.

  2. Anak kurang bisa ® membedakan suara huruf hijaiyah yang hampir sama dengan baik.

  1. Anak dapat membaca dengan baik, lancar dan jelas.

  1. Anak dapat mengucapkan huruf al-Qur’an dengan baik dan benar.

  1. Anak dapat membaca tetapi tidak lancar.

  1. Anak tidak mengenal secara lengkap bacaan hukum nun sukun dan mim sukun.

  1. Anak tidak dapat mengucapkan seluruh sifat- sifat huruf dengan tepat.

  2. Anak dapat merangkai kata perkata dalam ayat al-Qur’an.

  2. Anak dapat mengucapakn bacaan mad dengan baik dan benar.

  2. Anak dapat membedakan suara dengan jelas huruf- huruf hijaiyah yang hampir sama.

  TINGGI

  SEDANG

  9

  b. Sikap Tawadhu’ Sikap adalah kesiapan mental untuk bereaksi terhadap obyek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek tersebut. 10 1 Menurut Sarlito Wirawan Sarwono Sikap adalah

  1 “Kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu jika ia menghadapi suatu rangsangan.”11

  Pengertian tawadhu’ secara bahasa (Etimologis) adalah ketundukan dan rendah hati. Asal katanya adalah Tawadha’atil Ardhu (tanah itu lebih rendah daripada tanah di sekelilingnya).12 Sedangkan pengertian tawadhu’ secara Syar’i (terminologis) adalah tunduk dan patuh kepada otoritas kebenaran, serta kesediaan menerima kebenaran itu dari siapa-pun yang mengatakannya, baik dalam keadaan ridha ataupun marah. Tawadhu’ adalah merendahkan diri dan santun terhadap sesama. Tawadhu’ adalah engkau tidak melihat dirimu memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Tawadhu’ adalah engkau tidak melihat orang lain membutuhkanmu.13

  Sehubungan dengan penelitian ini, yang penulis maksud dengan sikap Tawadhu’ adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak, bersikap mulia, seperti menghargai pihak lain, saling menjaga dan menghormati kepada siapapun, baik tua-muda, maupun

  10 Mar’at, Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya, Ghalia Indonesia, Bandung, 1984, him. 12

11 Sarlito Wirawan Sarwono Sikap, Teori-teori Psikologi Sosial, PT. Raja Grafmdo Persada, Jakarta, 1995, him. 17.

  10

  anak-anak dibawahnya, penuh kasih sayang, terlebih kepada guru- gurunya. Sehingga dengan bersikap tawadhu’ inilah akan melahirkan hubungan yang harmonis didalam kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat maupun hubungan kepada individu yang lain.

  Untuk memudahkan dalam pengamatan sikap tawadhu’, perlu penulis merumuskan indikator-indikator dari sikap tawadhu’ yang penulis teliti. Adapun indikator dari sikap tawadhu’ adalah sebagai berikut:

  1) Menyapa dengan mengucapkan salam. 2) Hormat pada guru. 3) Menuruti perintah guru. 4) Tidak berbicara dengan suara keras kepada guru. 5) Rendah hati / tidak sombong. 6) Berpenampilan sederhana. 7) Santun dan lemah lembut. 8) Tidak meremehkan orang lain terutama kepada guru.

  Dari indikator tersebut diatas, penulis rangkai dalam bentuk

  rating skale

  guna memperoleh data yang lebih valid dalam penelitian yang akan penulis lakukan.

  2. Variabel Penelitian Penelitian ini mengkaji dua variabel, yaitu variabel kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP Negeri 8 Salatiga sebagai variabel

  11 Dengan asumsi bahwa, kemampuan membaca al-Qur’an siswa

  dengan sikap tawadhu’ kepada guru bervariasi, dan variabel pertama diduga berpengaruh terhadap variabel kedua.

  C. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka sebagai

  basic question

  atau pokok permasalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMP Negeri 8 Kelas VIII ?

  2. Bagaimana sikap Tawadhu’ siswa SMP Negeri 8 Kelas VIII Kepada Guru ?

  3. Apakah ada pengaruh kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMP Negeri

  8 Kelas VIII terhadap sikap Tawadhu’ Kepada Guru ?

D. Tujuan Penelitian

  Sebagai konsekuensi dari permasalahan pokok diatas, maka tujuan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMP Negeri 8 Kelas VIII.

  2. Untuk mengetahui sikap Tawadhu’ siswa SMP Negeri 8 Kelas VIII Kepada Guru.

  3. Untuk mengetahui, apakah ada pengaruh kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMP Negeri 8 kelas VIII terhadap sikap tawadhu’ Kepada Guru.

  12 E. Manfaat Hasil Penelitian

  Dari aspek signifikansi, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan kemanfaatan baik dari segi praktis, maupun secara teoritik.

  1. Secara praktis, apabila ternyata ada pengaruh kemampuan membaca al- Qur’an dengan sikap tawadhu’, maka hal ini berarti sekali bagi guru, khususnya guru agama Islam dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya membaca al-Qur’an, selanjutnya guru agama dapat senantiasa memberikan bimbingan dan motifasi dalam membangkitkan semangat mempelajari dan membaca al-Qur’an kepada anak didik dalam kehidupan sehari-hari.

  2. Dari segi teoritik, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, dan khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan.

F. Hipotesis Penelitian

  Suharsimi Arikunto berpendapat, Hipotesis berasal dari dua penggalan kata hypo, yang artinya dibawah, dan thesa yang artinya kebenaran. Dengan kata lain hipotesis adalah “suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.” 14 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, Hipotesis adalah “Dugaan sementara yang mungkin benar, atau mungkin salah. Jawaban akan diterima jika fakta-fakta membenarkan, tetapi akan ditolak jika salah atau palsu.”15 Dari kedua pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan awal/sementara terhadap permasalahana dalam penelitian, yang kemungkinan benar atau mungkin salah. Hipotesis ini akan diterima jika data/fakta benar dan akan ditolak jika salah. Dalam penelitian ini penulis rumuskan hipotesis sebagai berikut:

  “Ada pengaruh kemampuan membaca Al-Qur’an siswa Kelas VIII terhadap sikap Tawadhu’ Kepada Guru” atau “Semakin baik kemampuan membaca Al-Qur’an siswa Kelas VIII, maka akan semakin baik pula sikap Tawadhu’nya Kepada Guru”.

  1. Populasi dan Sampel serta Teknik Pengambilan Sampel

  a. Populasi Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa “Populasi adalah

  Keseluruhan subyek penelitian.”16 1

  7 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, Populasi adalah “semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan, atau disebut juga dengan universe."11

  Berdasarkan kedua pendapat tersebut, populasi adalah seluruh individu atau penduduk dalam suatu wilayah yang akan diteliti dalam

  13

G. Metode Penelitian

15 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981, him. 63.

  14

  penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 8 Salatiga, yang nantinya dikenai hasil penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menjadikan populasi penelitian mencakup seluruh siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010 yang beragama Islam sejumlah 150 siswa.

  b. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Menurut Suharsimi Arikunto “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki.”18 Sementara Sutrisno Hadi berpendapat

  “sebagian dari populasi disebut sampel. Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi.”19 Penulis menyimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili dari seluruh subyek penelitian. Mengenai besar kecilnya sampel tidak ada ketentuan, tetapi perlu diingat bahwa semakin besar sampel yang diambil, maka kesimpulana yang akan diperoleh akan semakin baik. Sehubungan dengan itu, Suharsimi Arikunto mengatakan, untuk sekedar ancer-ancer apabila subyeknya kurang dari 100 (seratus), lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, sedangkan jika subyeknya lebih besar, maka dapat diambil antara 10 -15 % atau 20- 25 % atau lebih, disesuaikan dengan kemampuan.20 u

  Suharsimi Arikunto, Op.cit., him. 117

  15 Untuk menghemat waktu, tenaga dan dana, maka penulis

  2 VIIIB

  11 JUMLAH 150

  38

  4 VIII D

  11

  38

  3 VIIIC

  12

  38

  11

  menetapkan besarnya sampel kurang lebih 30 % dari besarnya populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan Proportional

  36

  1 VIIIA

  Sampel

  Jumlah Subyek Populasi dan Sampel Penelitian di SMP Negeri 8 Salatiga

i ^ ___________Tahun Pelajaran 2009/2010._________________

No Kelas / Kelompok Populasi

  dimaksudkan agar setiap individu dalam kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Salah satu cara yang sangat terkenal dalam statistik untuk memperoleh sampel yang representative adalah cara randomisasi.21 Tabel II.

  Random Sampling

  Dari masing-masing kelompok diambil sampel dengan perbandingan sesuai jumlah populasi. Pengambilan sampel dengan

  karena sesuai dengan keadaan populasi, yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Salatiga, terdiri atas beberapa kelompok individu atau dengan kata lain disebut sub populasi, yakni Kelas VIII A, Kelas VIII B, Kelas VIIIC dan Kelas VIII D.

  Random Sampling,

  45

  16

  2. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode Tes

  Metode utama dalam penelitian ini adalah berupa tes. Metode ini penulis gunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an. Metode ini juga digunakan untuk mengukur seberapa banyak jumlah hafalan surat al-Qur’an yang dikuasai siswa sebagai data pelengkap dalam penelitian yang penulis lakukan. Tes Baca Al-Qur’an (TBQ) materinya mencakup seluruh ayat al- Qur’an dari juz 1 s.d juz 30 yang dipilih secara acak. Para siswa secara individual menerima tugas membaca al-Qur’an dengan pengawasan langsung oleh peneliti. Waktu tes masing-masing kurang lebih 20-25 menit untuk menyelesaikan tugas membaca dan menghafal surat al-

  Qur’an. Waktu tes yang agak longgar memungkinkan siswa diberi keleluasaan membaca ayat secara bebas dari yang termudah sampai bagian yang sulit karena jarang dibaca. Penilaian Tes Baca Al-Qur’an (TBQ) mencakup 3 hal komponen, yaitu: makhraj, tajwid dan kelancaran bacaan. Rentang penilaian masing-masing komponen antar 1-3, sehingga nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 3 dan tertinggi adalah nilai 9.

  17

  b. Metode Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena yang diselidiki. Metode observasi ini penulis gunakan untuk mengamati dan mengukur sikap tawadhu’ siswa kelas

  VIII SMP Negeri 8 Salatiga kepada guru disekolah. Dengan metode ini penulis harapkan, dapat melengkapi data yang telah penulis dapat melalui metode tes diatas.

  Pada metode ini penulis menggunakan metode observasi tidak langsung dengan instrument rating scale. Rating scale adalah pencatatan gejala menurut tingkat-tingkanya. Rating Shale Penulis gunakan untuk mengetahui variasi sikap Tawadhu’ siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Salatiga.

  3. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul selanjutnya adalah mengadakan analisa terhadap data tersebut untuk memperoleh informasi lebih lanjut. Adapun langkah-langkah yang penulis gunakan dalam analisa data ini adalah sebagai berikut: a) Untuk mengetahui variasi dari masing-masing variabel digunakan teknik analisa prosentase frekuensi dengan menggunakan rumus :

  P =__ F_ X 100% N 2

  2 Keterangan: P : Prosentase F : Frekuensi

  N : Jumlah Individu

  b) Untuk mengetahui pengaruh kemampuan membaca al-Qur’an terhadap sikap Tawadhu’ siswa kepada guru, maka dalam penelitian ini digunakan teknik analisa Chi Kwadrad, dengan rumus sebagai berikut: X2 = .(.Fp-Fh )2

  Fh Keterangan:

  X2 : Lambang Chi Kwadrad Fo : Frekuensi Yang Diperoleh Fh : Frekuensi Yang Diharapkan. 23

  BAB I : Pendahuluan, Bab ini berisi tentang; Latar Belakang Masalah, Penjelasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Hasil Penelitian, Hipotesis Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penulisam Skripsi. BAB II: Landasan Teori, Bab ini berisi tentang; Pengertian Al- Qur’an, yang meliputi pembahasan dari Pengertian Al-Qur’an Secara Bahasa, dan Pengertian al-Qur’an Secara Istilah. Dasar Belajar Membaca Al-Qur’an, Keutamaannya; Dasar Belajar Membaca Al-Qur’an, Keutamaan Membaca Al-

  Qur’an, Adab Membaca Al-Qur’an. Kemampuan Membaca Al-Qur’an, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Al-Qur’an; Faktor

  18

H. SISTEMATIKA PENULISAN

  19 Siswa/Murid, Faktor Guru/Ustadz, Faktor Alat dan Sarana/Media

  Pembelajaran, Faktor Lingkungan Keluarga, Masyarakat, dan Pergaulan. Serta penjelasan sikap Tawadhu’.

  BAB III : Lokasi Penelitian, Pada bab ini berisi tentang lokasi penelitian dan data hasil penelitian; Gambaran Umum Lokasi Penelitian berisi; Sejarah Berdirinya SMP Negeri 8 Salatiga, Letak Geografis, Struktur

  Organisasi, Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 8 Salatiga, Data Guru dan Karyawan SMP Negeri 8 Salatiga, Data Siswa dan Fasilitas SMP Negeri 8 Salatiga. Laporan Data Penelitian berisi tentang; Data Responden, Hasil Data Tentang Kemampuan Membaca Al-Qur’an, Hasil Data Tentang Sikap Tawadhu’ Siswa Kepada Guru.

  BAB IV : Analisis Data, Bab ini berisi; Analisi Pertama, Analisis Kedua, Analisis Ketiga, serta Pembahasan BAB V : Penutup, Pada bab akhir ini berisikan tentang; Kesimpulan, Saran, Penutup.

  

BAB n

LAN DASA N TEORI

A. Pengertian Al-Qur’an

  Dalam pembahasan tentang arti al-Qur’an, penulis akan meninjau dari dua segi, yaitu arti al-Qur’an secara bahasa (etimologi) dan arti al-Qur’an menurut istilah (terminologi). M. Quraish Shihab dalam bukunya “Wawasan Al-Qur’an” menulis tentang al-Qur’an merupakan “bacaan sempurna” karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu dapat menandingi al-Qur’an al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia. Tiada bacaan seperti al-Qur’an yang dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan kosakatanya, tetapi juga kandungan yang tersurat, tersirat bahkan sampai kesan yang ditimbulkannya. Tiada bacaan seperti al-Qur’an yang diatur tatacara bacaannya, mana yang dipendekkan, mana yang dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus ucapannya, dimana tempat yang terlarang atau boleh, atau harus memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai pada etika membacanya.1 Sebagaimana Allah SWT berfirman:

  oijjJTj <j?i \%\

  Artinya: Allah-lah yang menurunkan kitab dengan (membawa) kebenaran dan (menurunkan) neraca (keadilan), (Q.S Asy-Syuura : 17).1

  2

1 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Q ur’an, Tafsir M audhu'i Atas Pelbagai Persoalan

  21

1. Pengertian al-Qur’an Secara Bahasa (Etimologi)

  Al-Qur’an secara bahasa artinya “bacaan”, menurut pendapat yang dikemukakan oleh Dr. Subhi Al Shalih “Qur’an” berarti bacaan, berasal dari kata qara’a. kata al-Qur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim m af ul yaitu maqru’ (dibaca)3. Di dalam al-Qur’an sendiri ada pemakaian kata “Qur’an” dalam arti yang sama dapat dijumpai pada surat al-Qiyamah ayat 17-18 :

  Artinya: Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.4

2. Pengertian al-Qur’an Secara Istilah (Terminologi)

  Adapun definisi al-Qur’an secara istilah adalah “kalam Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad SAW, dan yang ditulis dalam mushaf dan diturunkan secara mutawatir serta yang membacanya adalah ibadah”.5 Al-Qur’an diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur dalam kurun waktu kurang lebih 22 tahun 2 bulan 2 hari, atau 13 tahun diturunkan di mekah (disebut surat makkiyah) dan 10 tahun diturunkan di madinah (surat madaniah). Kitab suci al-Qur’an diawali surat al-fatihah

  2 2

  (ummul kitab) dan diakhiri dengan surat An-Nash. Al-Qur’an tersusun dalam 30 juz, 114 surat dan 6666 ayat yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umatnya, sebagai petunjuk hidup umatnya sampai sekarang, khususnya umat Islam.

  Untuk lebih memahami dalam pembahasan ini, penulis perlu mengkaji sedikit tentang ilmu yang berhubungan dengan tata-cara baca al- Qur’an atau biasa kita kenal dengan Ilmu Tajwid.

  Ilmu tajwid secara bahasa berasal dari kata “Jawada-Yujawwidu- Tajwiidan” - A>?>) yang berarti “membaikkan atau membuat bagus”. Kata Tajwid dalam bahasa arab adalah bentuk masdar yang artinya benar-benar bagus/membuatnya menjadi bagus.6 7

  Sedangkan secara istilah, ilmu tajwid adalah mengucapkan suatu bunyi huruf al-Qur’an dengan benar dan bagus. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang memperlajari bagaimana cara membaca al-Qur’an dengan bagus dan benar dalam mengeluarkan huruf-huruf yang dibaca satu persatu sehingga menjadi bacaan yang benar. Para ulama ahli al-Qur’an mendefinisikan tajwid sebagai berikut:

  ijjL ill i a jL V 'j ( J S j j j I g j i S j j j tgiSjiU . *— «. UaC-l cjluuu jjc 7 > a K") Y j Jal j i l Y j Y J c j l ju il . q a (JUS

  Mempelajari ilmu tajwid ialah untuk menjaga lisan dari kesalahan dan kekeliruan dari suara huruf aslinya dalam membaca al-Qur’an.

  Sedangkan Hukum membaca ilmu tajwid ialah fardhu kifayah, akan tetapi

  23

  dalam mempraktikkan ilmu tajwid dalam membaca al-Qur’an adalah fardhu ‘ain. 8 Dengan kata lain, ilmu tajwid merupakan pengetahuan cara membaca al-Qur’an dengan baik, benar, tepat, dan tertib menurut makhrajnya, panjang-pendeknya, tebal-tipisnya bacaan, berdengung tidaknya, irama dan nadanya, serta berhenti dan meneruskan bacaan seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, kepada para sahabat, yang kemudian sampai pada generasi umat Islam sekarang ini.

B. Dasar Belajar Membaca Al-Qur’an dan Keutamaannya

1. Dasar Belajar Membaca Al-Qur’an

  Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW, sebagai rahmat yang tiada terkira bagi alam semesta. Didalamnya terkandung wahyu Illahi yang menjadi petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi manusia yang mempercayai dan mengamalkannya. Didalamnya, al-Qur’an berisi tentang pembahasan- pembahasan sebagi berikut: a. Hukum-hukum A qa’id, yaitu hukum-hukum yang wajib kita imani sebagaimana yang terdapat dalam rukun iman.

  b. Anjuran-anjuran yang mengajak manusia untuk memperhatikan dan meyelidiki keadaan alam untuk membuktikan wujud Allah dan kekuasaan-Nya. 8

  24 c. Wa’du dan wa’id, yaitu keterangan janji dan ancaman baik dan buruk berkenaan keadaan dan peristiwa di dunia dan nikmat maupun azab di akhirat kelak.

  d. Kisah-kisah / sejarah umat manusia terdahulu.

  e. Hukum-hukum akhlak seperti yang diperbincangkan dalam kajian sosiologi dan etika.

  f. Hukum-hukum amaliyah, yaitu hukum yang melengkapi segala persoalan yang dihadapi umat dan masyarakat dalam segala zaman dan tempat.9

  Sehingga dapat kita ketahui bahwa isi al-Qur’an mencakup segala pokok-pokok syari’at yang terdapat didalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Yunus ayat 37:

  » ^ ^ , /

  S J** S 49 '

  Artinya: Tidaklah mungkin al-Qur’an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (al-Qur’an itu) membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah

9 Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqie, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Q ur’an dan

  Tafsir, Bab Sifat-Sifat Al-Q ur’an, PT. Pustaka Rezki Putra, semarang, 1999, him. 152

  25

  ditetapkannya,10 * tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.11 Membaca al-Qur’an termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapatkan pahala dari Allah yang berlipat ganda, karena kitab yang dibaca merupakan kitab suci Allah. Membacanya bukan hanya sebagai amal ibadah saja, tetapi juga sebagi obat dan penawar bagi orang yang sedang gelisah.

  Ayat al-Qur’an yang menjadi dasar untuk membaca adalah yang terdapat pada surat Al-‘Alaq ayat 1-5, yang merupakan ayat pertama kali turun, yaitu:

  C p C r ? C r~ * 'p < & ' l yf

  Artinya:

  1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

  3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah.

  4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.12

  5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.13

10 Maksudnya Al Quran itu menjelaskan secara terperinci hukum-hukum yang telah disebutkan dalam Al Quran itu.

  26

2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an

  Mengenai keutamaan atau kelebihan membaca al-Qur’an, Rasulullah Muhammad SAW bersabda dalam sebuah hadits yang £ . y* y- diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim berbunyi:

  Jxjrfdl j c JlL-a (Jaili (jC. Aic. <dll sj u j A I . M (_ (jfc

j j u as j j

  (jlja ili S

   V

  5 U_ L L_ula 'j \£> (J U (jiJaili L s a j I f a J j J j l a j j l l £ (ji ja il i j i l 1 (J U

  II ( J la j 5l^J j u .u li joint'll S j i i k S A cl-MUj

  V ,~JA

  .J * Ig -a J jj vLuxj jya Jo 4,Ur»W,H£ (jl ja lllja j v ( jilid i (3-®J 1 fl ■ »» j l—uia

  ^^■ vjL<i«all j (_gjLajll o ljjj

3. Adab Membaca Al-Qur’an

  Dalam membaca al-Qur’an sudah tentu harus memperhatikan masalah adab/etika, karena yang dibaca merupakan kalamullah yang harus dijunjung tinggi dan dimuliakan. Oleh karena itu, perlu penulis sampaikan bahwa, para ulama’ ahli qira’at telah membagi ketentuan-ketentuan dalam membaca sebuah al-Qur’an sebagai berikut:

  1) Pembaca al-Qur’an hendaklah sungguh-sungguh dalam mengagungkan al-Qur’an. 2) Sebelum memegang dan membaca diharuskan dalam keadaan suci / memiliki wudlu. 3) Membaca do’a sebelum membaca al-Qur’an dengan menghadap kiblat. 4) Disunnahkan membaca ta’awud dan basmalah sebelum membaca al- Qur’an. 5) Disunnahkan memilih tempat yang suci dalam membacanya. 1

  4

  27

  6) Dianjurkan memperindah dan memperbagus bacaannya karena dapat menambah keindahan uslubnya al-Qur’an. 7) Diwajibkan niat dengan ikhlas mengharapkan ridha dari Allah SWT. 8) Pembaca al-Qur’an wajib tawadhu’ (merendahkan diri dari sifat-sifat yang tercela). 9) Disunnahkan dengan membaca secara tartil.*

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013-2014)

0 5 56

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013-2014)

0 14 49

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

2 12 51

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN SELF CONFIDENCE MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014-2015)

0 13 64

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60

HUBUNGAN KEAKTIFAN SISWA MENGIKUTI KEGIATAN PESANTREN KILAT TERHADAP SIKAP KEDISIPLINAN SISWA DALAM BELAJAR (Studi Kasus pada Siswa MTs. YAROBI Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006) - Test Repository

1 1 112

EMOSI DAN AMALIAH IBADAH (Studi Korelasi pada Mahasiswa STAIN Salatiga Tahun Akademik 2004-2005) - Test Repository

0 0 82

PENGARUH KEPEDULIAN ORANG TUATERHADAP PRESTASIBELAJAR ANAK (Studi pada siswa SMP Negeri 2 Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2009) - Test Repository

0 0 110

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH SHOLAT (Studi Kasus pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010) - Test Repository

0 0 125

PENGARUH INTENSITAS MELAKUKAN SHALAT FARDHU TERHADAP AKHLAK (Studi Kasus pada Siswa SDN Kecandran 02 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2010) - Test Repository

0 0 72