Pengaruh status sosial ekonomi terhadap persepsi konsumen mengenai produk, promosi dan harga jasa transportasi ditinjau dari jenis kelamin : stud kasus P.O Bejeu Jepara - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP PERSEPSI

KONSUMEN MENGENAI PRODUK, PROMOSI DAN HARGA JASA

TRANSPORTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

  Studi kasus : P.O Bejeu Jepara SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi Disusun oleh :

  Shaiful Anton Prasetyo 021334077

  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP PERSEPSI

KONSUMEN MENGENAI PRODUK, PROMOSI, DAN HARGA JASA

TRANSPORTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

  Studi Kasus : Konsumen P.O. Bejeu Jepara

  

Shaiful Anton Prasetyo

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

  Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai produk, 2) untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai promosi, 3) untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan tingkat pendidikan dengan persepsi konsemen mengenai harga, 4) untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan tingkat pendapatan dengan persepsi konsumen mengenai produk, 5) untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan tingkat pendapatan dengan persepsi konsumen mengenai promosi, 6) untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan tingkat pendapatan dengan persepsi konsumen mengenai harga. Penelitian ini dilakukan di perusahaan otobus Bejeu Jepara pada bulan September sampai Oktober 2007.

  Populasi dari penelitian ini adalah seluruh konsumen P.O. Bejeu di Jepara. Sampel dari penelitian ini adalah konsumen P.O. Bejeu Jepara yang berjumlah 100 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.

  Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi yang dikembangkan oleh Chow dengan taraf signifikasi ( α = 0,05).

  Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen mengenai produk ( ρ = 0,630 > α = 0,05). 2) tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai promosi ( ρ = 0,315 > α = 0,05). 3) tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai harga ( ρ = 0,538 > α = 0,05). 4) tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan tingkat pendapatan dan persepsi konsumen mengenai produk ( ρ = 0,418 > α = 0,05). 5) tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan tingkat pendapatan dan persepsi konsumen mengenai promosi

  ρ α

  ( = 0,087 > = 0,05). 6) tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap persepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF SOCIOECONOMIC STATUS TOWARD THE

CONSUMERS’ PERCEPTION CONCERNING PRODUCT ,

PROMOTION, AND COST TRANSPORTANTION PERCEIVED FROM

  

SEX

A Case study : Consumers of P.O. Bejeu Jepara

  

Shaiful Anton Prasetyo

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

  The objectives of study are: 1) to figure out whether sex influences the

relationship between educational level and constumers’ perception about product,

2) to find out whether sex influences the relationship between educational level

and consumers’ precption about promotion, 3) to know whether sex influences the

relationship between educational level and consumers’ perception about cost, 4) to

figure out whether sex influences the relationship between income level and

consumers’ perception about product, 5) to know whether sex influences the

relationship between income level and consumers’ perception about promotion, 6)

to find out whether sex influences the relationship between income level and

consumers’ perception about cost. This research done in Bejeu Jepara Autobus

Corporation from September to July 2007.

  The technique employed in this research was purposive sampling. The data

collection was done by using questionnaire. The data analysis technique in this

research was regression analysis which developed by Chow with signification

degree (

  α=0,05). The findings of this research show that 1) sex doesn’t influence the

relationship between educational level and constumers’ perception about product,

  (

ρ= 0,630 > α = 0,05). 2) sex doesn’t influence the relationship between

educational level and consumers’ preception about promotion, ( ρ= 0,315 > α =

0,05). 3) sex doesn’t influence the relationship between educational level and

consumers’ perception about cost, (

  ρ= 0,538 > α = 0,05). 4) sex doesn’t influence

the relationship between income level and consumers’ perception about product,

(

ρ= 0,418 > α = 0,05). 5) sex doesn’t influence the relationship between income

level and consumers’ perception about promotion, ( ρ= 0,087 > α = 0,05). 6) sex

doesn’t influence the relationship between income level and consumers’

perception about cost. (

  ρ= 0,621 > α = 0,05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI

  Halaman Pengesahan …………………………………………………………………i Daftar isi …………...…………………………………………………………....ii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …......……..……………………….……1 B. Pembatasan Masalah ……………………………………….……..2 C. Perumusan Masalah……...…...……………………………………2 D. Tujuan Penelitian .……………………………………………..…3 E. Manfaat Penelitian ……….……………………………………..…4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretik .………………………………………………..6 B. Kajian Hasil Penelitan yang Relevan...…………………………...28 C. Kerangka Berpikir ...……………………………………………...29 D. Paradigma Penelitian …………………………………………….33 E. Hipotesis ……... ………………………………………….……34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian….. ……………………………………………….36 B. Tempat dan Waktu Penelitian...… ……………………………….36 C. Subyek dan Obyek Penelitian ….. ……………………………….37 D. Populasi dan Sampel...….. ……………………………………….37 E. Variabel Penelitian ……... ……………………………………….38 F. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………….42 G. Uji Coba Instrumen……... ……………………………………….43 H. Teknik Analisis Data……. ……………………………………….44 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Profil Perusahaan ………………………………………………55 B. Jumlah Karyawan …………………………………………….57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  BAB V ANALISIS DATA A. Diskripsi Data……………………………………………………60 B. Analisis Data ……………………………………………….66 C. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………77 BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan .……………………………………………… . 87 B. Keterbatasan Penelitian ………………………………………...88 C. Saran …………………………………………………………88 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada beberapa tahun yang lalu di Indonesia terjadi krisis yang membawa dampak

  negatif bagi setiap sektor, baik sektor internal maupun sektor eksternal. Sektor internal meliputi ketidak stabilan harga-harga kebutuhan pokok, sedangkan pada sektor eksternal yaitu dengan naiknya harga minyak dunia. Salah satu terwujud dalam kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), ini menyebabkan keniakan harga pada semua sektor. Salah satunya ialah kenaikan tarif pada perusahaan yang bergerak di bidang transportasi.

  Disamping memberikan kesempatan berusaha kepada pengusaha jasa transportasi darat, pengembangan kepariwisataan juga telah meningkatkan suhu persaingan diantara pengelola jasa transportasi tersebut. Keadaan ini tentu menuntut kejelian manajemen dalam menentukan kebijakan-kebijakan dalam memilih strategi pemasaran yang ditempuh.

  Dalam situasi persaingan yang ketat dan naiknya harga tarif seorang manajemen dituntut kejelian dalam mencari informasi tentang kebutuhan atau keinginan konsumen. Manajemen juga harus mengetahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam membeli atau mengapa konsumen menyukai suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Oleh karena itu setiap pengusaha transportasi darat wajib menguasai dan memahami berbagai aspek jasa yang diusahakannya. Para pengusaha harus tahu manfaat apa saja yang diharapkan konsumen dari jasa yang dikonsumsinya. Untuk itu manajemen dituntut dapat menentukan kebijaksanaan dalam memilih strategi yang tepat dan saling menguntungkan sehingga dapat menimbulkan adanya

  repeat-custumer .

  Berdasarkan latar belakang di atas penulis ingin mengetahui dan meneliti tentang pemasaran jasa transportasi darat, khususnya mengenai masalah bagaimana pengaruh status sosial ekonomi terhadap persepsi konsumen mengenai produk, promosi dan harga ditinjau dari jenis kelamin.

B. Pembatasan Masalah

  Dalam penelitian ini penulis hanya melakukan penelitian tentang pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara status sosal ekonomi dan persepsi konsumen mengenai produk, promosi dan harga. Atribut tempat tidak penulis teliti karena pertimbangan bahwa atribut tempat tidak berkaitan langsung dengan proses produksi perusahaan. Untuk perusahaan angkutan penumpangproses konsumsi penumpang yaitu pada saat penumpang berada dalam bus, sepanjang perjalanan, hingga penumpang sampai pada kota tujuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Perumusan Masalah

  1. Masalah Umum Apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara status sosial ekonomi dan persepsi konsumen mengenai produk, promosi dan harga jasa transportasi?

  Masalah Khusus 2.

  Apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat a. pendidikan dan persepsi konsumen mengenai produk?

  b. Apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai promosi? Apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat c. pendidikan dan persepsi konsumen mengenai harga?

  Apakah ada pengeruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat d. pendapatan dan persepsi konsumen mengenai produk?

  e. Apakah ada pengeruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dan persepsi konsumen mengenai promosi? Apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat f. pendapatan dan persepsi konsumen mengenai harga?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  D. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara status sosial ekonomi dan persepsi konsumen mengenai produk, promsi dan harga jasa transportasi. Tujuan Khusus 2.

  Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan a. antara tingkat pendidikan dan persepsi konsumen mengenai produk, promosi dan harga.

  b. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara tingkat pendapatan dan persepsi konsumen mengenai produk, promosi dan harga.

  E. Manfaat Penelitian

  Bagi Perusahaan Otobus Bejeu Jepara 1.

  Hasil penilitian ini diharapkan dapat membantu manajemen dalam mengetahui pengauh jenis kelamin tehadap hubungan antara status sosial ekonomi dan persepsi konsumen mengenai produk, pormosi dan harga. Bagi Universitas Sanata Dharma 2.

  Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan bahan perpustakaan dan informasi bagi mahasiswa lain yang tertarik dengan penelitian sejenis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Bagi Penulis 3.

  Melalui penenlitian ini penulis dapat membandingkan teori-teori yang didapat dibangku kuliah dengan kenyataan yang dijalankan oleh perusahaan secara nyata. Selain itu penulis dapat menerima wawasan yang lebih luas tentang arti dari konsumen itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Kerangka Teoretik

1. Persepsi Konsumen

  a. Pengertian persepsi Persepsi sering diartikan sebgai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah sejumlah indera yang disatukan dan dikoordinasi didalam pusat syaraf yng lebih tinggi (otak) sehingga manusia bisa mengenali dan menilai objek.(Rahmat, 1986)

  Selain pengertian diatas persepsi juga dapat diartikan sebagai proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan meng interprestasi masukan –masukan informasi yang menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti ( Kotler, 2002: 198).

  Selain dipengaruhi oleh rangsangan fisik, persepsi sesorang juga berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Pada obyek yang sama beberapa orang dapat memiliki persepsi yang berbeda terhadap obyek tersebut, hal ini dipengaruhi oleh perhatian selektif, distorsi selektif, dan ingatan selektif. Perhatian selektif merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  rangsangan informasi yang banyak, sehingga dari seluruh rangsangan tersebut hanya sebagian saja yang akan menjadi perhatiannya, yaitu rangsangan informasi yang telah diseleksinya.

  Distorsi selektif merupakan kecenderungan seseorang untuk mengubah rangsangan informasi yang telah diseleksi sedemikian rupa bermakna baginya dan mendukung pra konsepsi mereka. Menurut Kotler (2002:196 ) distorsi selektif ini merupakan kondisi yang tidak dapat dimanipulasi oleh pemasar.

  Ingatan selektif merupakan tindakan seorang individu untuk mengingat informasi yang mendukung pandangan dan keyakinannya. Dengan demikian, hal-hal yang baik tentang produk atau jasa akan selalu diingat oleh konsumen, demikian pula dengan hal-hal yang disukai juga akan selalu diingat oleh konsumen.

  Para pengikut aliran gestalt menyatakan bahwa dalam persepsi, cenderung untuk menyusun stimulus-stimulus sepanjang garis tendensi- tendensi alamiah tertentu yang mungkin berkaitan dengan fungsi menyusun dan mengelompok-kelompokan yang terdapat dalam otak.

  Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa persepsi adalah proses pemahaman dan menginterpretasikan rangsangan dari luar tentang apa yang ditangkap oleh indranya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Proses mempersepsi Biasanya manusia menyadari proses yang menentukan persepsinya.

  Apakah terjadi persepsi penglihatan, pendengaran ataupun rabaan, jarang sekali mereka terhenti untuk menganalisis sensasi-sensasi yang masuk dan dasar intreprestasi yang berarti. Hal ini merupakan pendekatan manusia yang memiliki bermacam-macam karakteristik yang berbeda-beda terhadap setiap hal yang sudah dikenal yang ada dalam lingkungan sekitar. Sebagaimana karakteristik tersebut menentukan bagaimana cara mempersepsi situasi sekarang dan tidak bisa lepas dari adanya pengalaman masa lalu kalau pengalaman itu sering muncul, maka reaksi manusia lalu menjadi salah satu kebiasaan.

  c. Persepsi konsumen mengenai promosi Umumnya persepsi konsumen mengenai promosi dapat dilihat sebagaimana promosi tersebut dapat menggugah perasaan dan menarik perhatian dari konsumen tersebut. Secara real konsumen menginginkan sesuatu yang beda dari yang pernah ada entah dengan wujud penampilan yang beda dengan yang lainnya. Maka dapat dikatakan bahwa dengan penampilan yang cenderung lain akan menimbulkan rasa ingin tahu dari konsumen tersebut untuk mencoba bagaimana bila ia mencoba dan dari situ pula rasa konsumen dapat menilai pelayanan jasa yang diberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  d. Persepsi konsumen mengenai harga Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (Bei dan Chio, 2001: 126) menyatakan bahwa kualitas jasa, kualitas produk, dan harga mempengaruhi kepuasan konsumen. Anderson, Fornel, dan Lehman ( Bei dan Chiao, 2001: 129 ) menyatakan bahwa harga sebagai faktor penting dalam kepuasan konsumen, karena ketika konsumen mengevaluasi nilai dari jasa yang diterimanya, pada umumnya mereka berpikir tentang harga untuk memperoleh nilai tersebut.

  Zeithaml menyatakan bahwa dari konsep kognitif, harga adalah sesuatu yang harus diberikan atau dikorbankan untuk memperoleh produk atau jasa tertentu ( Bei dan Chiao, 2001: 129 ). Pengertian harga dari pandangan konsumen adalah harga yang dipersepsikan konsumen, yaitu persepsi terhadap harga bagi konsumen lebih penting dari pada harga dalam moneter.

  Pada umumnya, persepsi mengenai harga yang rendah diartikan sebagai pengorbanan yang rendah atau kecil, yang selanjutnya dapat menimbulkan kepuasan yang tinggi. Menimbulkan kepuasaan yang tinggi dimaksudkan bahwa dengan harga yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau dengan kata lain harga yang telah dikeluarkan oleh perusahaan sangat diharapkan oleh konsumen pengguna jasa tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kondisi dari konsumen tersebut. Namun harga yang dikeluarkan oleh perusahaan itu masih dalam kondisi yang sewajarnya.

  e. Persepsi konsumen mengenai produk Menurut Bei dan Chiao (2001: 129 ) sebagian riset tentang pemasaran jasa yang telah banyak dilakukan bertujuan untuk menemukan konstruk dan dimensi dari kualitas jasa, atau hubungan kualitas jasa dengan kepuasan dan loyalitas konsumen. Dalam kenyataannya, sebian besar industri jasa selain menawarkan intangible product juga menawakan tangible product.

  Tangible product

  dari suatu jasa adalah lingkungan fisik dan peralatan yang menyertai intangible product (Bei dan Chiao, 2001:129). Produk fisik hanya merupakan bagian kecil dari kualitas fisik keseluruhan dari suatu jasa.

  Berdasarkan kajian terhadap 32 penelitian tentang industri jasa, Cronin, Brandy, dan Hult (Bei dan Chiao, 2001: 129) mengemukakan bahwa tangible quality dari suatu jasa dapat dicakup dalam model kepuasan konsumen dalam riset-riset mendatang. Menurut Brucks, Zeithaml, dan Naylor, persepsi terhadap kualitas Tangible Product memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan pembelian.

2. Status Sosial Ekonomi

  Status adalah kedudukan dalam suatu kelompok dan hubungannya dengan anggota lainnya itu atau kedudukan suatu kelompok berbanding

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2.1 Status sosial Status sosial selalu mengacu pada kedudukan khusus seseorang dalam masyarakatnya berhubungan dengan orang lain dalam lingkunagn yang disertainya, status sosial bukannya terbatas pada statusnya dalam kelompok kelompok yang berlainan.

  2.2 Stratifikasi masyarakat Startifikasi masyarakat adalah pembagian masyarakat secara vertikal menurut tingkat status sosial yang berlainan. ( Joshep S. Roucek dan

  Rolland L. Warren, pengantar sosiolog, 1984:79) Menurut Mayor Polak dalam bukunya Ichtisar Sosiologi Suatu Pengantar (1964:367) status sosial ekonomi dimaksudkan sebagai kedudukan ekonomi seseorang dalam masyarakatnya. Dan mempunyai dua aspek : a. Aspek yang statis dimaksudkan sifatnya yang hirakis ialah mengandung perbandingan tinggi atau rendahnya secara relative terhadap status-status lainnya.

  b. Aspek yang relative dinamis, dimaksudkan peranan sosial yang diharapkan dari seseorang yang menduduki status tersebut.

  Jadi setap orang akan mempunyai status atau kedudukan yang berbeda satu dengan lainya tergantung dari posisi dan peranannya dalam masyarakat.

   3. jenis kelamin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pula tentang penilaian suatu produk menurut persepsinya masing-masing. Umumnya para wanita lebih condong melakukan penilaiannya terhadap suatu produk dengan keadaan kenyamanan suatu produk yang ditawarkan oleh perusahaan misalnya kenyamanan dalam hal fasilitas pelayanan, hal ini bisa terlihat dengan adanya fisik wanita cenderung lemah bila dibandingkan dengan fisik pria. Dalam hal persepsi konsumen khususnya wanita lebih memilih produk yang baru. Hal ini juga bisa berbanding terbalik dengan kondisi pria. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan karakteristik keduanya. Perbedaan karakteristik dapat dilihat dari pola pikirannya, pria mendekati masalah terutama dari luar dengan memakai pikiran nya. Ia (pria) cenderung mendekati suatu masalah sebagai seorang pengamat yang bersifat objektif. Sedangkan wanita mendekati masalah dari dalam dengan memakai hatinya. Ia (wanita) ingin terlibat dengan persoalan, wanita menangani masalah dan berfikir tentang suatu soal sampai hal yang sekecil-kecilnya. Ini bisa terlihat dalam hal persepsinya mengenai suatu produk, misal barang yang akan dibeli atau dipakainya pun diteliti dengan cermat. Perbedaan mengenai pola perasaan dapat dilihat pria yang lebih dominan dalam hal pemikiran yang objektif ia lebih berusaha memecahkan suatu masalah dengan tidak melibatkan perasaan senang maupun tidak senang sedangkan wanita lebih cenderung berusaha memecahkan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  demikian mengandung arti perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan yang secara biologis serta memiliki perbedaan dan ciri-ciri sendiri. Jenis kelamin berarti perbedaan laki-laki dan perempuan sebagai makhluk yang secara kodrati memiliki fungsi-fungsi organisme yang berbeda. Dalam arti perbedaan jenis kelamin pengertian pria atau laki-laki dan perempuan terpisah secara biologis. Laki-laki memiliki fisik yang kuat, otot yang kuat, memiliki jakun, bersuara berat, memiliki penis, tertis, sperma, yang berfungsi untuk alat reproduksi dalam meneruskan keturunan.

  Perempuan dan laki-laki memiliki ciri-ciri yang berbeda. Perempuan memiliki hormone yang berbeda dengan laki-laki, sehingga terjadi menstruasi, perasaan yang sensitif, serta ciri-ciri fisik dan postur tubuh yang berbeda dengan laki-laki, seperti bentuk pinggul yang lebih besar dari pada laki-laki.

  Secara biologis alat-alat biologis melekat pada laki-laki dan perempuan selamanya, fungsinya tidak dapat dipertukarkan. Secara permanen tidak berubah dan merupakan ketentuan biologis atau keturunan Tuhan (kodrat). Sementara itu gender adalah pembagian laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun cultural. Misalnya perempuan dianggap lemah lembut, emosional, keibuan dan lain sebagainya

4. Konsep Pemasaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  penyimpangan antara rencana dengan realisasi. Kenyataan ini memaksa pengusaha untuk mengakui pentingnya peranan pemasaran, juga cara-cara dan falsafah pemasaran. Cara dan falsafah pemsaran ini disebut konsep pemasaran.

  Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah meliputi penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (target market) dan pemberi keputusan yang di inginkan secara efektif dan efisien dari yang dilakukan oleh pesaing.

  Falsafah konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Dengan demikian kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut, baik dari segi personalia, produksi, keuangan dan riset.

5. Perilaku Konsumen

  Perilaku konsumen dapat didefinisikan menurut beberapa ahli dalam buku mereka masing-masing. John C. Mowen dan Michael Minor mendefisinikan perilaku konsumen sebagai suatu studi tentang unit pembelian ( buying unit ) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide. David L. Louden dan Albert J. Della Bitta mendefisinikan perilaku konsumen sebagai suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mempergunakan barang-barang dan jasa. Sementara itu, pendapat Nessim Hanna dan Richatd Wozniak adalah bahwa perilaku konsumen merupakan suatu bagian dari aktivitas-aktivitas kehidupan manusia, termasuk segala sesuatu yang teringat olehnya akan barang atau jasa yang dapat diupayakan sehingga ia akhirnya menjadi konsumen.

  Dari beberapa contoh definisi perilaku konsumen diatas serta contoh- contoh lain yang walaupun tidak disajikan, kiranya dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu tindakan-tindakan nyata individu atau kumpulan individu, misalnya suatu organisasi yang dipengaruhi oleh aspek eksternal dan internal yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mengkonsumsi barang atau jasa yang diinginkan.

  Dalam hal memilih dan mengkonsumsi barang atau jasa yang diinginkan setidaknya konsumen mempunyai kepercayaan, sikap, dan perilaku. Konsep kepercayaan, sikap, dan perilaku adalah saling berhubungan erat. Mowen dan Minor menyatakan bahwa kerethubungan itu didominasi oleh atribut produk. Atribut adalah fitur produk dimana konsumen membentuk kepercayaan. Bagaimana atribut produk dan faktor-faktor lainnya mempengaruhi pembentukan serta perubahan kepercayaan, sikap dan perilaku konsumen. Mungkin merupakan sebagian atau serangkaian ide perilaku konsumen yang terpenting bagi manajer pemasaran. Berikut ini uraian singkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Konsep Kepercayaan Konsumen a.

  Kepercayan konsumen adalah semua pengetahuan yang dimiliki konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang obyek, atribut dan manfaatnya. Atribut intrinsic merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat actual produk,sedangkan atribut ekstrinsik adalah segala sesuatu yang diperoleh dari aspek eksternal produk seperti nama, merk, dan label.

  b. Sikap Konsumen Sikap menurut Thurstone yang dikutip Mowen dan Minor didefisinikan sebagai afeksi atau perasaan untuk atau terhadap suatu rangsangan. Defisinisi yang lain adalah bahwa sikap merupakan inti dari rasa suka dan tidak suka terhadap sesuatu. Jadi, mengingat kepercayaan merupakan pengetahuan kognitif tentang suatu obyek, maka sikap merupakan tanggapan perasaan atau afektif tentang sebuah obyek.

  c. Perilaku dan Keinginan untuk Berperilaku Perilaku konsumen terdiri dari semua tindakan konsumen untuk memperoleh, mengunakan dan membuang barang atau jasa. Sebelum bertindak, seseorang sering kali mengembangkan keinginan berperilaku berdasarkan keinginan tindakan yang akan dilakukan. Keinginan berperilaku didefisinikan sebagai keinginan konsumen untuk berperilaku menurut cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pemahaman terhadap perilaku konsumen ini sangat penting untuk keberhasilan dari system pemasaran suatu perusahaan. Ada berbagai macam alasan yang mempengaruhi seorang pembeli suatu produk. Selain jenis produk, faktor demografi dan faktor ekonomis, faktor psikologis juga turut mempengaruhi pembelian seseorang. Faktor psikologis adalah sikap, minat, motif serta kepribadian seseorang atau konsumen. Kegiatan pemasaran dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen agar bersedia membeli barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.hal yang penting bagi menajer pemasaran untuk memahami mengapa dan bagaimana tingkah laku konsumen, sehingga perusahaan dapat mengembangkan strategi pemasarannya.

  Pada awalnya seorang konsumen menganggap bahwa dorongan untuk melakukan tindakan pemilihan diantara berbagai jenis barang dan jasa serta berbagai merek yang ada adalah karena konsumen berpendapat bahwa kualitas dari barang dan jasa yang dipilihnya dianggap yang paling baik atau yang paling murah harganya. Namun kenyataannya sering kali pertimbangan yang dipakai tidak hanya mempertimbangkan kualitas atau harga saja, tetapi ada faktor lain yang menimbulkan keputusan-keputusan dalam pembelian suatu barang atau jasa. Misalnya rasa harga diri, ikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Umumnya konsumen melakukan pembelian suatu barang atau jasa adalah karena kebutuhan. Kebutuhan dalam hal ini sangat relative, artinya ada kebutuhan yang mendesak, kebutuhan agak mendesak dan kebutuhan tidak terlalu mendesak. Berdasarkan hal ini kita harus tahu mengapa seseorang membutuhkan suatu barang atau jasa tertentu. Tapi jika hanya mengetahui kebutuhan-kebutuhan tertentu dari konsumen terhadap barang atau jasa , perusahaan baru mampu memdorong seseorang untuk melakukan pembelian terhadap barang atau jasa tanpa mengabaikan keputusannya sebagai tujuan 5 1 Model Perilaku Konsumen

  Perilaku konsumen dalam pembelian tidak sederhana. Pemahaman akan perilaku ini menjadi tugas yang penting bagi manajemen pemasaran.

  Pasar konsumen terdiri dari semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Pembelian yang konsumen melakukan karena dipengaruhi oleh faktor yang berbeda-beda untuk masing-masing pembeli. Faktor-faktor tersebut adalah:

  Kebudayaan 1. Kelas sosial 2. Kelompok reverensi kecil 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Kepribadian 6.

  7. Sikap dan kepercayaan 8. konsep diri

  5.2.1 Kebudayaan Kebudayaan menyangkut segala aspek kehidupan manusia dan merupakan faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang. Dalam kenyataannya perilaku manusia ditentukan oleh kebudayaan

  5.2.2 Klas Sosial Pada pokoknya masyarakat dikelompokan menjadi tiga golongan. Golongan itu adalah:

  Golongan atas, seperti pengusaha kaya, pejabat tinggi.

  • Golongan menengah, seperti karyawan instansi pemerintah dan
  • pengusaha menengah.

  Golongan rendah, seperti buruh pabrik, tukang becak, pegawai rendah

  • atau kecil Dalam hal ini tidak berarti bahwa klas atas lebih bahagia dari kelas lainnya. Diantara kelas-kelas tersebut juga terdapat perbedaan secara psikologis. Ini akan nampak pada saat mereka memberikan tanggapan terhadap suatu produk.

  5.2.3 Kelompok referensi kecil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  serta lingkungan rumah tangga. Masing-masing kelompok memiliki pelapor yang dapat Mempengaruhi anggota kelompoknya. Maka menjadi tugas manajer pemasaran yakni untuk mencari tahu siapa pelapor dalam suatu kelompok referensi kecil tersebut. 5 .2.4 Keluarga

  Dalam suatu keluarga masing-masing anggota memiliki sikap pembelian yang berbeda akibat dari perbedaan selera dan keinginan. Dalam hal ini perlu diselusuri siapa yang mempengaruhi, yang membuat keputusan. 5 2.5 Pengalaman

  Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku, dari perbuatannya dimasa lalu seseorang dapat mempelajari sesuatu, sebab dengan belajar orang memperoleh pengalaman. 5 2.6 Kepribadian.

  Dapat diartikan sebagai pola sikap individu yang dapat menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. Kepribadian mempengaruhi pandangan dan perilaku pembelian seseorang. 5 .2.7 Sikap dan Kepercayaan

  Dua ini saling mempengaruhi, yang paling memenonjol adalah perasaan emosional seseorang terhadap suatu barang, jasa atau merk produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5 .2.8 Konsep Diri Konsep diri merupakan pandangan untuk melihat kemampuan dirinya dalam hal melakukan suatu pembelian. Dengan begitu seseorang akan mengetahui sejauh mana dirinya bisa menjadi konsumen yang bisa dengan tepat memanfaatkan produk yang ditawarkan oleh perusahaan.

  Marketing mix adalah istilah yang dikembangkan dan digunakan secara gabungan dalam menentukan empat masalah yang terpisah yaitu produk, lokasi, promosi dan harga. Marketing mix merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yang secara definitif dapat dinyatakan sebagai kombinasidari empat variabel yang merupakan inti sistem pemasaran perusahaan yakni produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi “Basu Swastha D.H dan Irawan”

  Tujuan dari diciptakan dan dilaksanaannya marketing mix adalah untuk memuaskan konsumen.

  1. Produk Dalam situasi persaingan , perusahan harus saling merebut pangsa pasar yang ada ( konsumen ) karena konsumen akan memilih produk yang ada di pasar disesuaikan dengan keinginan dan kemampuannya. Dalam jasa transportasi darat produk utamanya adalah penyediaan fasilitas alat angkut atau kendaraan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Harga Harga merupakan jumlah uang yang haru dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk/jasa. Dalam perekonomian, untuk mengadakan pertukaran atau mengukur nilai suatu barang digunakan uang dan istilah yang dipakai adalah harga. Jumlah uang yang digunakan dalam pertukaran mencerminkan tingkat harga diri suatu barang. Apabila harga suatu produk yang dibeli konsumen mampu memuaskan konsumen, maka dikatakan bahwa penjualan perusahaan berada pada tingkat yang memuaskan bila diukur kedalam nilai rupiah.

  3. Lokasi Usaha jasa transprotasi adalah jasa memindahkan orang atau barang dari suatu tempat tertentu ketempat yang lain. Penentuan lokasi yang tepat berarti telah mengatasi setidaknya satu masalah yaitu pendristribusian produk.

  4. Promosi Promosi dan publikasi secara sederhana bertujuan untuk memberitahu kepada orang lain bahwa ada produk yang ditawarkan untuk dijual.

  Suksesnya kegiatan promosi tergantung kepada produk yang akan dijual, apakah produk yang dipropagandakan itu benar-benar memenuhi kenginan masyarakat sehingga dapat memenuhi harapan-harapannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  yang diketahui. Jelaslah bahwa promosi dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe utama: 1. iklan produk, dan 2. iklan institusional dibuat untuk menciptakan sikap yang baik terhadap suatu lembaga. Oleh karena itu, perhatian utama kita adalah terhadap suatu pemakaian iklan sebagai alat penjualan. Oleh karena itu perlu menilai kesempatan untuk memanfaatkan iklan konsumen, untuk dapat memanfaatkan kesempatan dan merangsang permintaan yang selektif melalui iklan yang ditujukan kepada konsumen, maka faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

  Pertama, iklan mungkin lebih efektif jika perusahaan mengikuti tren permintaan primer dan bukan sebaliknya.

  Kondisi kedua yang menentukan kesempatan perusahaan untuk dapat mempengaruhi permintaaan ialah adanya kesempatan luas untuk diferensiasi produk. Jika produk cukup dapat dideferensiasi, maka besar kemungkinan iklan itu akan efektif. Sebaliknya, iklan tidak banyak manfaatnya jika terdapat kecenderungan berbagai produsen menghasilkan produk yang sama.

  Kondisi yang ketiga dalah peranana relatif dari kualitas yang tersembunyi dari produk tersebut dari konsumen. Kualitas yang tersembunyi ini adalah lawan dari kualitas yang dapat dilihat dan dinilai. Jika kualitas yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tersebut dengan mereknya. Sebaliknya, jika cirri-ciri suatu produk yang penting bagi konsumen dapat dinilai pada waktu pembelian, maka merek itu cenderung kehilangan sebagian maknanya, dan iklan tidak dibutuhkan untuk membangkitkan asosiasi mental mengenai ciri-ciri ini.

  Kondisi yang keempat adalah motif pembelian emosional yang kuat yang dapat dipakai dalam himbauan iklan kepada konsumen. Sebaliknya, jika daya-tarik yang kuat itu tidak dapat dipakai secara efektif, maka kesempatan iklan itu tidak begitu bermanfaat.

  Kondisi kelima yang penting adalah apakah operasi perusahaan itu ada memberikan banyak hal bagi iklan dan promosi produknya untuk mencapai pasar yang hendak dijangkau. Iklan haruslah dilaksanakan dalam skala cukup besar untuk membuat kesan efektif terhadap pasarnya.

  Setelah menilai kesempatan untuk memanfaatkan iklan konsumen, maka sekarang eksekutif dapat menentukan peranannya dalam perpaduan penjualan. Walaupun iklan konsumen mungkin merupakan satu-satunya metpde promosi yang dipakai dalam kasus-kasus tertentu yang luar biasa, namun lebih lazim unsure-unsur penjualan lain seperti kewiraniagaan dan usaha-usaha promosi stand, juga dimasukkan kedalam promosi tersebut.

  Proses penentuan metode yang akan dipakai ini dimulai dengan penaksiran yang seksama terhadap kesempatan yang dapat memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pertama, jika penilaian menunjukan bahwa kondisi sangat baik untuk mempengaruhi penilaian konsumendan untuk menciptakan tindakan pembelian yang cepat melalui iklan konsumen itu.

  Kedua, jika analisa membawa kepada kesimpulan kewiraniagaan tidak penting dalam pemasaran yang menguntungkan produk ini Ketiga, jika usaha promosi stand dan metode-metode penjualan lainnya, jika dipakai sendirian, ternyata kurang memberikan harapandalam menigkatkan penjualan daripada iklan konsumen.

6. Kepuasan dan Loyalitas Konsumen

  a. Kepuasan Pelanggan terdapat beberapa defisinisi mengenai kepuasan pelanggan yang dikemukan oleh beberapa ahli. Namun, defisinisi yang banyak diaci adalah dari Oliver (1997) yang menyatakan bahwa kepuasan pelanggan didefisinisikan sebagai evaluasi purnabeli, di mana persepsi terhadap kinerja alternative produk/jasa yang dipilih memenuhi atau melebihi harapan sebelum pembelian. Apabila persepsi terhadap kinerja tidak dapat memenuhi harapan, maka yang terjadi adalah tidak kepuasan.

  Pemahaman mengenai ketidakpuasan lebih daminan dibandingkan dengan kepuasan pelanggan. Dalam hal kedikpuasan, riset banyak diarahkan pada aspek disonasi dan perilaku komplain. Disonansi berkaitan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dalam hal ini konsumen bimbang apakah ia telah memilih produk yang tepat atau tidak.

  b. Mengukur Kepuasan Pelanggan apa saja konsep yang dipakai untuk mengukur kepuasan pelanggan? Berikut ini adalah 6 konsep yang umum dipakai. Berikut ini paparannya.

  Kepuasan pelanggan keseluruhan. Caranya, yaitu dengan menanyakan 1. pelanggan mengenai tingkat kepuasan atas jasa yang bersangkutan serta menilai dan membandingkannya dengan tingkat kepuasan pelanggan keseluruhan atas jasa yang mereka terima dari para pesaing.

  2. Dimensi kepuasan pelanggan. Prosesnya melalui empat langkah. Pertama, mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan pelanggan. Kedua, meminta pelanggan menilai jasa perusaan berdasarkan item-item spesifik seperti kecepatan layanan atau keramahan staf pelayanan terhadap pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan menilai jasa pesaing melalui atau berdasarkan item-item spesifikasi yang sama. Keempat, meminta pelanggan memntukan dimensi-dimensi yang menurut mereka ada dikelompok penting dalam menilai kepuasan pelanggan keseluruhan.

  Konfirmasi harapan. Pada acara ini, kepuasan tidak diukur langsung, 3. namun disimpulkan berdasarkan kesesuaian antar harapan pelanggan dengan kinerja actual jasa yang dijual perusahaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Minat pembelian ulang. Kepuasaan pelanggan diukur berdasarkan apakah 4. mereka akan mengadakan pembelian ulang atas jasa yang sama yang dia konsumsi.

  5. kesediaan untuk merekomendasi. Cara ini merupakan ukuran yang penting, apalagi bagi jasa yang pembelian ulangnya relatif slama, seperti jasa pendidikan tinggi.

  6. ketidakpuasan pelanggan. Dapat dikaji misalnya dalam hal komplain, biaya garasi, word of mouth yang negatif, serta defections.

  c. Loyalitas pelanggan Loyalitas pelanggan menurut Dick dan Basu (dalam Fandi, 2000) didefinisikan sebagai komitmen pelanggan terhadap suatu merek dab pemasok, berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercemin dalam pembelian ualang yang konsisten. Definisi ini mencakup duahal penting, yaitu loyalitas sebagai sikap. Kombinasi kedua komponen akan menghasilkan empat situasi. Untuk mengkaitkan antara tingkat kepuasan dan tingkat loyalitas menurut Schnaars (dalam Fandi, 2000) akan dihasilkan empat alternative situasi yaitu failures, forced loyality, defectors, dan successes.

  Kondisi failures dicirikan dengan kondisi tidak puas dan tidak loyal. Forced loyality dicirikan dengan kondisi tidak puas, namun ada perasaan terikat pada program promosi yang dicanangkan perusahaan sehingga tetap menjadi loyal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sebagai konsumen yang merasa puas dan saling mungkin untuk memberikan word of mounth yang positif.

  Loyalitas pelanggan sering dihubungkan dengan loyalitas merek. Ada dua perspektif, yaitu perspektif perilaku dengan perspektif sikap. Penjelasannya sebagai berikut: c.1 Perspektif perilaku. Dalam perspektif ini , loyalitas merek diartikan sebagai pembelian ulang suatu merek secar konsisten oleh pelanggan.

  Dalam kenyataannya, jarang dijumpai pelanggan yang setia 100% hanya pada merek tertentu. Oleh karena itu, loyalitas merek dapat diukur misalnya melalui proporsi dan rentetan pembeli c.2 Perspektif sikap. Bahwa pembelian ulang tidak dapat menjelaskan apakah konsumen benar-benar lebih menyukai merek tertentu dibandingkan dengan merek lain atau karena berada dalam situasi dipengaruhi oleh aspek lain. Oleh karena itu, dalam pengukuran loyalitas merek, sikap pelanggan terhadap merek juga harus diteliti. Bila sikap pelanggan lebih positif terhadap merek tertentu dibandingkan dengan merek-merek lain, maka ia dapat dikatakan loyal terhadap merek bersangkutan.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

  Dari peneliti sebelumnya”Persepsi konsumen terhadap produk, promosi dan harga” bertujuan untuk mengetahui tanggapan konsumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ataupun pelajar sebesar 31 % sebagian besar penumpang berlatar belakang pendidikan SLTA dan sebagian besar penumpang telah lebih dari dua kali.

  Selain hal tersebut peneliti sebelumnya juga menunjukan bahwa penumpang telah setuju dengan apa yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dengan kata lain perusahaan telah memenuhi harapan-harapan konsumen pengguna jasa transportasi tersebut. Namun konsumen lebih perhatian utama terhadap harapannya mengenai produk yang telah dikeluarkan oleh perusahaan tersebut, sedangkan untuk atribut promosi maupun harga kurang mendapatkan perhatian utama dari konsumen. Hal ini terjadi karena sebagian besar penumpang merupakan pelanggan, sehingga mereka telah akrab dengan kualitas produk yang ditawarkan perusahaan tersebut sehingga kurang memperhatikan atribut promosi dan harga.

Dokumen yang terkait

Analisis sikap konsumen terhadap jasa warnet ditinjau dari tingkat pendidikan, usia dan jenis kelamin : studi kasus di warnet Savanet, Jl. Sorogenen 17C Nitikan, Yogyakarta.

0 1 142

Persepsi konsumen mengenai atribut jasa transportasi ditinjau dari jenis kelamin, tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan : studi kasus penumpang Bus Trans Jogja, Yogyakarta.

0 2 133

Persepsi guru terhadap pekerjaan sambilan ditinjau dari jenis kelamin, status karyawan, dan status sosial ekonomi : studi kasus guru-guru SMA negeri dan swasta kabupaten Sleman.

0 1 123

Pengaruh status sosial ekonomi terhadap persepsi konsumen mengenai produk, promosi dan harga jasa transportasi ditinjau dari jenis kelamin : stud kasus P.O Bejeu Jepara.

0 1 123

Pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara persepsi mahasiswa tentang profesi guru dan status sosial ekonomi keluarga dengan minat mahasiswa untuk bekerja menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi USD Angkatan 2002-2004.

0 1 143

Pengaruh persepsi konsumen mengenai kualitas pelayanan, kualitas produk, dan harga terhadap loyalitas konsumen : studi kasus pada Toko Buku Gramedia Jln. Jend. Sudirman No. 54-56 Yogyakarta.

0 3 190

Persepsi guru terhadap pekerjaan sambilan ditinjau dari jenis kelamin, status karyawan, dan status sosial ekonomi studi kasus guru guru SMA negeri dan swasta kabupaten Sleman

0 0 121

burnout pada karyawan ditinjau dari persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis dan jenis kelamin

0 0 9

Pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara persepsi mahasiswa tentang profesi guru dan status sosial ekonomi keluarga dengan minat mahasiswa untuk bekerja menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi USD Angkatan 2002-2004 - USD Rep

0 0 141

Perbedaan sikap siswa terhadap profesi guru berdasarkan jenis kelamin dan status sosial ekonomi orang tua : studi kasus pada SMU Pangudi Luhur Sedayu - USD Repository

0 0 111