KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA PEMATANGSIANTAR

Bab 5
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA PEMATANGSIANTAR

5.1.

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pematangsiantar

Tujuan penataan ruang Kota Pematangsiantar adalah “Mewujudkan kota sebagai pusat perdagangan
dan jasa pada wilayah tengah Provinsi Sumatera Utara dengan didukung oleh sektor pendidikan,
kesehatan,

dan

pariwisata

dalam

ruang

kota


yang

aman,

nyaman,

produktif,

dan

berkesinambungan.”

5.1.1. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kota Pematangsiantar
Berdasarkan tujuan penataan ruang yang ingin dicapai, maka kebijakan penataan ruang Kota
Pematangsiantar beserta strategi penataan ruang yang mendukung kebijakan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut :

1. Pengembangan sistem pusat pelayanan kota yang memperkuat kegiatan perdagangan
dan jasa skala regional;


2. Peningkatan aksesibilitas dan transportasi yang dapat mendorong pemerataan
pembangunan, meningkatkan keterkaitan antar pusat kegiatan dan keterkaitan dengan
Kabupaten/Kota di sekitarnya;

3. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan prasarana perkotaan;
4. Penetapan dan pengelolaan kawasan lindung yang mampu mempertahankan kelestarian
fungsi lingkungan hidup;

5. Pengembangan kawasan budidaya yang mendorong pemerataan pembangunan;
6. Penetapan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi dan sosial budaya; dan
7. Pemantapan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
Adapun strategi perwujudan kebijakan penataan ruang Kota Pematangsiantar tersebut
adalah sebagai berikut ini :
1. Strategi pengembangan sistem pusat pelayanan kota yang

memperkuat

kegiatan perdagangan dan jasa skala regional, meliputi :

LAPORAN AKHIR


v-1

a. Menetapkan pusat pelayanan lingkungan, sub pusat pelayanan lingkungan,
dan pusat lingkungan yang berhierarki;
b. Mengarahkan kawasan pusat kota menjadi pusat pemerintahan kota , pusat
kegiatan perdagangan dan jasa; dan
c. Mengarahkan sub pusat kota menjadi kawasan pengembangan kegiatan
perekonomian.
2. Strategi peningkatan aksesibilitas dan transportasi yang dapat mendorong
pemerataan pembangunan, meningkatkan keterkaitan antar pusat kegiatan
dan keterkaitan dengan Kabupaten/Kota disekitarnya :
a. Mengembangkan sistem jaringan transportasi yang efektif dan efisien di
seluruh wilayah kota;
b. Mendukung pengembangan jaringan jalan lingkar luar;
c. Meningkatkan efektivitas jaringan jalan kolektor dan lokal; dan
d. Menata kembali sistem angkutan umum kota.
3. Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan prasarana perkotaan,
meliputi :
a. Mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi;

b. Meningkatkan jangkauan pelayanan air minum;
c. Mengembangkan jaringan energi/kelistrikan secara merata;
d. Meningkatkan kualitas sumber daya air kota; dan
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur perkotaan.
4. Strategi

penetapan

dan

pengelolaan

kawasan

lindung

yang

mampu


mempertahankan kelestarian fungsi lingkungan, meliputi :
a. Mengembangkan ruang terbuka hijau (RTH) kota paling sedikit 30 (tiga
puluh) persen dari luas wilayah kota;
b. Mengelola kawasan hutan kota;
c. Mengembangkan kawasan sempadan sungai dan sempadan rel kereta api
sebagai kawasan lindung;
d. Mengembalikan fungsi kawasan lindung yang telah beralih fungsi;
e. Melestarikan daerah resapan air dan daerah irigasi teknis;
f.

Mempertahankan dan merevitalisasi kawasan cagar budaya; dan

g. Mengembangkan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Simalun gun
dalam rangka meningkatkan fungsi lindung.
5. Strategi pengembangan kawasan budidaya yang mendorong pemerataan
pembangunan, meliputi :
LAPORAN AKHIR

v-2


a. Mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa secara merata;
b. Mengembangkan kawasan pendidikan skala regional;
c. Mendorong perkembangan perumahan vertikal di kawasan pusat kota;
d. Mengembangkan fasilitas kesehatan skala regional;
e. Mengembangkan kawasan pariwisata;
f.

Mengembangkan kawasan industri kota;

g. Memberikan alokasi ruang yang memadai bagi sektor informal;
h. Mengendalikan kegiatan budidaya yang dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan; dan
i.

Mempertahankan kawasan pertanian lahan basah beririgasi teknis.

6. Strategi penetapan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi dan
sosial budaya, meliputi :
a. Mengalokasikan ruang untuk kegiatan industri produk lokal untuk
mendorong penguatan ekonomi kreatif; dan

b. Mengembangkan kegiatan dan kawasan wisata dan budaya yang menjadi
salah satu daya tarik kota.
7. Strategi pemantapan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara ,
meliputi :
a. Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan disekitar
kawasan

pertahanan

dan

keamanan

untuk

menjaga

fungsi

dan


peruntukannya;
b. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak
terbangun di sekitar kawasan pertahanan, sebagai zo na penyangga yang
memisahkan kawasan tersebut dengan kawasan budidaya terbangun; dan
c. Turut menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/TNI.

Tabel 5.1
Arahan RTRW Kota Pematangsiantar Untuk Bidang Cipta Karya
Arahan Struktur Ruang

Arahan Pola Ruang

1. Rencana Sistem Pusat Kegiatan
1. Rencana RTH
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka
RTH Publik pada Kota Pematangsiantar terwujud
disusun rencana hirarki pusat pelayanan pada
dalam bentuk :
1. RTH Hutan Kota,

Kota Pematangsiantar sebagai berikut :
2. RTH Taman Kota,
a. Pusat Pelayanan Kota, merupakan pusat
3. RTH Taman Lingkungan, yang meliputi :
kegiatan perkotaan yang melayani seluruh
taman RT, taman RW, taman kelurahan dan
wilayah kota dan hinterland kota. Pusat
taman kecamatan;
pelayanan kota ditetapkan
yaitu : di

LAPORAN AKHIR

v-3

Arahan Struktur Ruang

Arahan Pola Ruang

Kelurahan Melayu, Kelurahan Dwikora,

4. RTH Taman Pemakaman Umum (TPU);
Kelurahan Proklamasi, Kelurahan Simalungun,
5. RTH Kawasan Sempadan, yang mencakup :
Kelurahan Baru, Kelurahan Sukadame,
sempadan sungai dan sempadan mata air;
Kelurahan Banjar, Kelurahan Timbanggalung,
6. RTH Jalur Hijau, yang meliputi : jalur hijau
jalan dan jalur hijau sempadan rel KA.
Kelurahan
Teladan,
Kelurahan
Karo,
7. RTH Olahraga yang meliputi
lapangan
Kelurahan Pahlawan, Kelurahan Pardomuan,
olahraga
Kelurahan Martoba.
b. Sub Pusat Pelayanan Kota, merupakan pusat a. Hutan Kota. Hutan kota di Kota Pematangsiantar
direncanakan akan dikembangkan di Kecamatan
kegiatan perkotaan yang melayani sub

Siantar Martoba, Kecamatan Siantar Sitalasari
wilayah kota. Sub pusat pelayanan kota
dan Kecamatan Siantar Marimbun. Luas total
ditetapkan ada 5 buah yaitu di Kawasan
hutan kota di Kota Pematangsiantar adalah
Tanjung Pinggir, Kawasan Gurilla, Kawasan
seluas 308,26 ha atau 3,85% dari wilayah kota
Tojai, Kawasan Simpang Dua, Kawasan
(Tabel 4.1). Pola persebaran hutan kota
Megaland Asahan.
ditunjukkan pada Gambar 4.1, mencakup :
c. Pusat Lingkungan, merupakan pusat kegiatan
1. Taman Hewan/Kebun Binatang Jalan MH
perkotaan yang melayani skala lingkungan.
Sitorus di Kelurahan Teladan
Pusat lingkungan ditetapkan sebanyak 9 buah
2. Pengembangan hutan Kota seluas lebih
yaitu di Kelurahan Tambun Nabolon,
kurang 376 (tiga ratus tujuh puluh enam)
Kelurahan Nagapita, Kelurahan Tanjung
hektar di Kecamatan Siantar Marimbun dan
Pinggir, Kelurahan Gurilla, USI, Kelurahan
Kecamatan Siantar Martoba.
Setia Negara, Kelurahan Simarimbun,
b. Taman
kota.
Taman
Kota
di
Kota
Kelurahan Marihat Jaya, Lapangan Bola Atas.
Pematangsiantar adalah :
1. Taman Kota di Kelurahan Proklamasi
2. Rencana Sistem Prasarana Di Wilayah
Kecamatan Siantar Barat;
Kota
2. Taman Wisata Rindam di Kelurahan Setia
1. Rencana Sistem Jaringan Jalan
Negara Kecamatan Sitalasari; dan
Pembagian jalan berdasarkan fungsi adalah
3. Pengembangan Taman Kota seluas lebih
sebagai berikut:
kurang 25 (dua puluh lima) hektar di
a. Jalan Arteri primer, meliputi:
Kelurahan Simarimbun.
 ruas jalan Medan – Batas Kabupaten
Luas total taman kota ini adalah seluas 28,50 ha
Simalungun
 ruas jalan Parapat Simpang Dua – batas atau 0,36% dari wilayah kota.
c. Taman Lingkungan. Terdiri dari RTH Taman RT
Kabupaten Simalungun
(Rukun Tetangga) , RTH Taman RW (Rukun
b. Jalan kolektor primer, meliputi:
Warga) , RTH Taman Kelurahan dan RTH Taman
 Ruas Jalan Sangnaualuh - batas Kabupaten
Kecamatan.
Simalungun sebagai Kolektor Primer 1;
d.
Taman Permakaman Umum
 Ruas Jalan Saribudolok Simpang Dua - batas
TPU di Kota Pematangsiantar terdiri dari
Kabupaten Simalungun sebagai Kolektor
beberapa TPU, dengan luas total adalah sebesar
Primer 2;
86,41 ha, dan tersebar di beberapa kecamatan,
 Ruas Jalan Melanton Siregar – batas
yaitu :
Kabupaten Simalungun sebagai Kolektor
a. Taman Makam Pahlawan (TMP) di Kelurahan
Primer 2; dan
Pahlawan
 Ruas Jalan Sidamanik – batas Kabupaten
b. TPU Sangkakala di Jalan Rambung Merah
Simalungun sebagai Kolektor Primer 3.
Kelurahan Sumber Jaya
c.
TPU
Parsoburan di Kelurahan Suka Makmur
a. Jalan arteri sekunder, meliputi:
d. TPU Jalan Rakuta Sembiring di Kelurahan
- ruas jalan Sisingamangaraja;
Nagapita
- ruas jalan Merdeka;
e.
TPU
di Kelurahan Tambun Nabolon
- ruas jalan Sutomo;
f. TPU Jalan Laguboti di Keluarahan Kristen
- ruas jalan Sudirman;
LAPORAN AKHIR

v-4

Arahan Struktur Ruang

Arahan Pola Ruang

- ruas jalan Gereja;
- ruas jalan DI Panjaitan

g. TPU Bahagia di Kelurahan Bantan
h. TPU Pekuburan Cina di Kelurahan Sumber
Jaya
b. Jalan Kolektor sekunder, meliputi:
i. TPU Perkuburan Cina di Kelurahan Banjar
- ruas jalan Seram
j. TPU Jl. Bangau Kelurahan Sipinggol-Pinggol
- ruas jalan Rajimin Purba
k. TPU Siabal-Abal Kelurahan Tomuan
- ruas jalan Dahlia
l. TPU Jl. Pdt. J. Wismar Saragih
- ruas jalan Kartini
m. TPU Jl. Pane Kelurahan Karo
- ruas jalan Sudirman
n. Rencana pembangunan TPU baru di
- ruas jalan Ade Irma Suryani
Kelurahan Simarimbun, Kelurahan Gurilla,
- ruas jalan Pendidikan
Tanjung Pinggir dan Kelurahan Pondok Sayur.
- ruas jalan Patuan Anggi
Untuk penyediaan RTH pemakaman, maka
- ruas jalan Setia Negara
beberapa ketentuan bentuk pemakaman di
- ruas jalan HOS Cokroaminoto
antaranya :
- ruas jalan Sibolga
 ruang
hijau
pemakaman
termasuk
- ruas jalan Numuronda
pemakaman tanpa perkerasan minimal 70%
- ruas jalan Pendeta J Sihombing
dari total area pemakaman dengan tingkat
- ruas jalan Rakuta Sembiring
liputan vegetasi 80% dari luas ruang
- ruas jalan AMD 1981
hijaunya.
- ruas jalan Pendeta Wismar Saragih.
 pemilihan
vegetasi
di
pemakaman
disamping sebagai peneduh juga untuk
c. Jalan lokal dan lingkungan, meliputi seluruh
meningkatkan peran ekologis pemakaman
jaringan jalan di luar jalan arteri dan kolektor
termasuk habitat burung serta keindahan.
sekunder yang ada, yang disebutkan pada b. RTH Penyangga Area Persampahan
poin 2a dan 2b diatas.
Zona penyangga pada TPA dibagi atas dua
Rencana Jalan Menurut Status adalah sebagai
ruang pemanfaatan yaitu :
berikut:
a. 0 – 100 meter : diharuskan berupa
Berdasarkan Status jalan maka kota
sabuk hijau; dan
Pematangsiantar direncanakan atas :
b. 101 – 500 meter : pertanian non
 Jalan Nasional yang menghubungkan ibukota
pangan dan hutan.
kabupaten/kota dan jalan strategis yang
menghubungkan Jalan Medan – Jalan
Sisingamangaraja – Jalan Parapat.
 Jalan Propinsi yang menghubungkan ibukota
kabupaten/kota dan jalan strategis yang
menghubungkan:
- Pematangsiantar - Perdagangan
- Pematangsiantar – Tanah Jawa
RTH
Area Penyangga
TPA
dapat
 Jalan Kota yang menghubungkan antar pusat
memanfaatkan kedua zonasi ini dengan
pelayanan dalam kota yakni menghupungkan
tanaman keras yang boleh dipadukan
pusat kota dengan sup pusat kota dan pusat
dengan tanaman perdu terutama tanaman
lingkungan.
yang dapat menyerap racun dengan
ketentuan sebagai berikut :
rencana pengembangan jaringan jalan di Kota
a. Jenis tanaman adalah tanaman tinggi
Pematangsiantar, adalah :
dikombinasi dengan tanaman perdu
a. Peningkatan Ruas jalan meliputi :
yang mudah tumbuh dan rimbun
- ruas jalan DI Panjaitan – Simpang Dua
terutama tanaman yang dapat
- ruas jalan Gereja
menyerap bau; dan
- ruas jalan Sisingamangaraja
b. Kerapatan pohon adalah minimum 5
- ruas Jalan Sudirman

LAPORAN AKHIR

v-5

Arahan Struktur Ruang

Arahan Pola Ruang

- ruas Jalan Merdeka
m.
- ruas Jalan Sutomo
Sabuk hijau yang dimaksudkan untuk zona
- ruas Jalan Medan ujung Jalan Sutomo –
penyangga adalah ruang dengan kumpulan
simpang Jalan Sisingamangaraja
pohon dan bukan sekedar deretan pohon
- ruas jalan Medan simpang
yang bila dimungkinkan mempunyai nilai
Sisingamangaraja – simpang Jalan
ekonomi. Tanaman yang direkomendasikan
Bombongan
adalah yang sesuai dengan kondisi alam
- ruas jalan Sangnaualuh
setempat, termasuk iklim, rona fisik, dan
- ruas jalan S. Parman
kondisi lapisan tanah.
Di wilayah Kota Pematangsiantar terdapat 3
b. Pengembangan jalan bebas hambatan ruas
lokasi TPA, yaitu : di Kelurahan Gurila,
Kota Tebing Tinggi – Kota Pematangsiantar –
Kelurahan Tanjung Pinggir dan lahan ex PTP
Parapat – Sibolga;
III.
c. Pengembangan jalan lingkar luar barat yang
menghubungkan Jalan Parapat menuju Jalan
c. RTH Olahraga
Medan menjadi jalan arteri primer;
RTH Olah Raga sebagaimana dimaksud meliputi
d. Pengembangan jalan lingkar luar timur dari
meliputi kawasan Stadion Sangnaualuh di
Simpang Dua Jalan Parapat menuju Jalan
Kelurahan Merdeka dan Lapangan Bola di
Sangnaualuh menjadi jalan Kolektor Primer 2;
Kelurahan Sukamaju. seluas 4,1 (empat koma
e. Peningkatan ruas jalan arteri sekunder dan
satu) hektar dan rencana pengembangan seluas
kolektor penghubung PPK serta keseluruhan
33,68 (tiga puluh tiga koma enam delapan)
SPPK meliputi : ruas jalan Sibolga, ruas jalan
hektar di Kelurahan Tanjung Pinggir.
Melanton Siregar, ruas jalan Ade Irma
Suryani, ruas Jalan Patuan Anggi, ruas Jalan
Patuan Nagari, ruas jalan Rakuta Sembiring, d. Kawasan Cagar Budaya
Kawasan cagar budaya mencakup : situs
ruas Jalan Pdt. J. Wismar Saragih, ruas Jalan
budaya,
bangunan
haritage
(bangunan
ABRI Masuk Desa, ruas Jalan Justin
bersejarah), dan bangunan keagamaan. Kriteria
Sihombing, ruas Jalan Handayani, ruas Jalan
kawasan cagar budaya adalah: memiliki nilai
Seram, ruas Jalan Kartini, ruas Jalan Rajamin
penting, bangunan yang indah dan bersejarah,
Purba, ruas Jalan Sibatu-batu, ruas jalan Setia
berumur lebih dari 50 tahun.
Negara;
Situs budaya di wilayah Kota Pematangsiantar
f. Pengembangan
ruas
jalan
yang
meliputi :
menghubungkan Jalan Rakuta Sembiring
a. Makam Keluarga Raja Siantar di kelurahan
menuju Jalan Pdt. J. Wismar Saragih, dan jalan
Simalungun Kecamatan Siantar Selatan
tembus ruas Jalan Handayani menuju ruas
b. Museum
Simalungun
di
kelurahan
Jalan Rajamin Purba.
Simalungun
Kecamatan
Siantar
Selatan
g. peningkatan ruas jalan Suka Samosir menuju
ke Jalan Lingkar Luar Timur.
Kawasan cagar budaya yang memiliki dengan
kedua situs menjadi bangunan bersejarah dan
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya
adat, berada di Kelurahan Simalungun.
Air
Bangunan
bersejarah
(heritage)
yang
Untuk memenuhi kebutuhan pengembangan
merupakan
bangunan
berusia
lebih
dari
50
kota diperlukan sistem jaringan sumber daya
tahun dan bernilai penting yang meliputi:
air wilayah Kota Pematangsiantar yang
a. Balai
Kota
Kantor
Walikota
dibangun oleh :
Pematangsiantar di Kelurahan Proklamasi
- Wilayah sungai
- Jaringan prasarana air baku untuk air baku
b. Gedung Juang di Kelurahan Proklamasi
- Jaringan irigasi
c. Tugu Taman bunga di Kelurahan Proklamasi
- Jaringan pengendalian banjir
d. Kawasan Hotel Bersejarah Jl. WS Supratman
di Kelurahan Proklamasi
a. Jaringan sumber daya air baku bagi Kota

LAPORAN AKHIR

v-6

Arahan Struktur Ruang

Arahan Pola Ruang

Pematangsiantar terdiri dari air permukaan
e. Kawasan Stasiun Kereta Api di Kelurahan
bersumber pada Wilayah Sungai Bah Bolon
Proklamasi
sebagai WS Lintas Kabupaten dan air tanah
f. Kawasan Rumah Sakit Umum di Kelurahan
yang bersumber pada Cekungan Air Tanah
Dwikora
Medan yang meliputi :
g. Bangunan Gereja GPIB Jl Simbolon di
 Daerah Aliran Sungai Bah Bolon, yaitu : Sungai
Kelurahan Teladan
Bah Bolon, Sungai Bah Biak dan Sungai Bah
h. Bangunan Gereja Katholik St. Laurentius Jl.
Sibarambang;
Sibolga di Kelurahan Karo
 Daerah Aliran Sungai Bah Hapal, yaitu : Sungai
i. Kawasan Gereja HKBP Jl. Gereja di Kelurahan
Bah Kapul dan Sigulang-gulang
Kristen
b. Pengembangan jaringan prasarana air baku
untuk air bersih terdiri atas:
Bangunan keagamaan pada wilayah Kota
 jaringan perpipaan Mual Goit melalui Jalan
Pematangsiantar, adalah :
Sidamanik - Jalan Parapat - Jalan DI Panjaitan,
a. Kantor Pusat GKPS di Kelurahan Bane
Jalan Farel Pasaribu - Jalan Kolonel
b. Kantor Pusat Gereja Pentakosta di Kelurahan
Simanjuntak - Jalan Gereja - Jalan Kapten
c. Kantor Pusat Gereja HKI di Kelurahan
Sitorus - Jalan Merdeka - Jalan Sutomo - Jalan
Pardamean
Diponegoro - Jalan Kartini - Jalan Ade Irma
d. Kantor Pusat Gereja GKPI di Kelurahan
Suryani - Jalan Brawijaya - Jalan Patuan Anggi
Teladan
- Jalan Tuan Nagari - Jalan Sisingamangaraja e. Kawasan Mesjid Raya Jl. Mesjid di Kelurahan
Jalan
Sangnaualuh
dan
rencana
Timbanggalung
pembangunan pada Jalan Lingkar Luar Kota
f.
Patung
Dewi Kwan Im di Kelurahan Tomuan
Timur;
g. Vihara jalan Ade Irma Suryani di Kelurahan
 jaringan perpipaan Habonaran melalui Jalan
Banjar
Saribudolok, Sisingamangaraja - Jalan
Rambung Merah - Jalan Dahlia - Jalan Jawa Pengembangan situs-situs budaya mencakup :
Jalan Seram - dan Jalan Singosari - Jalan Pdt
merevitalisasi situs-situs budaya, pelestarian
Wismark Saragih - Jalan Tuan Nagari - Jalan
keaslian dan keunikan bangunan bersejarah dan
Rakuta Sembiring - Jalan Sisingamangaraja kerjasama pengelolaan situs budaya bersama
Jalan Bombongan - Jalan Tambun Barat - dan
Pemerintah Kabupaten Simalungun.
Jalan Tambun Timur; dan
 jaringan perpipaan Naga Huta melalui
Perumahan Tojay - Jalan Handayani - Jalan 2. Kawasan Peruntukan Perumahan
Dalam rencana pola ruang, direncanakan
Gurila, Jalan Sibatu-batu - Jalan Tengkoh kawasan perumahan seluas lebih kurang
Jalan Gurila.
2556,73 ha. Sebaran lokasi rencana kawasan
perumahan berdasarkan luas kavling di wilayah
c. Pengembangan jaringan irigasi
kota Pematangsiantar adalah :
Untuk mengaliri kawasan pertanian di Kota
a. perumahan kepadatan tinggi, tersebar di
Pematangsiantar terdapat jaringan irigasi
Kelurahan Suka Makmur, Kristen, Toba,
teknis yang juga melayani kawasan pertanian
Pardamean, Kebun Sayur, Baru, Martoba,
lainnya di sekitar Kota. Prasarana irigasi teknis
Banjar, Proklamasi, Dwi Kora, Simarito,
terdapat pada kelurahan-kelurahan berikut :
Timbang Galung, Sipinggol-pingol, Bantan,
- Kelurahan Nagahuta
Bah Sorma, Gurila, Asuhan, dengan luas
- Kelurahan Simarimbun
lebih kurang 640,05 ha.
- Kelurahan Tong Marimbun
b.
Perumahan kepadatan sedang tersebar di
- Kelurahan Marihat Jaya
Kelurahan Tong Marimbun, Pematang
- Kelurahan Pematang Marihat
Marihat, Nagahuta, BP Nauli, Tomuan,
- Kelurahan Bp. Nauli
Pardomuan, Siopat Suhu, Merdeka, Teladan,
- Kelurahan Sukaraja
Sukadame, Bukit Sofa, Bah Kapul, Setia
- Kelurahan Tambun Nabolon
LAPORAN AKHIR

v-7

Arahan Struktur Ruang
- Kelurahan Tanjung Tonga
- Kelurahan Sumber Jaya.



Sistem jaringan irigasi sebagaimana dimaksud
diatas meliputi jaringan prasarana irigasi
primer dan jaringan irgasi sekunder yang
meliputi :
jaringan prasarana irigasi primer meliputi
Kelurahan Simarimbun, Tong Marimbun,
Nagahuta, Kelurahan Nagahuta Timur,
Kelurahan Marihat Jaya, Kelurahan Pematang
Marihat; dan
jaringan prasarana irigasi sekunder meliputi
Kelurahan Marihat, Kelurahan Suka Maju,
Kelurahan Sukaraja, Kelurahan , Kelurahan
Tomuan, Kelurahan Mekar Nauli, Kelurahan
Bah Sorma, Kelurahan Tanjung Pinggir,
Kelurahan Pondok Sayur.

Arahan Pola Ruang
Negara, Sigulan, Siopat Suhu, Kahean,
Nagapitu, Nagapita, Pondok Saryu, Tanjung
Pinggir dengan luas lebih kurang 1542,88 ha;
c. Perumahan kepadatan rendah tersebar di
Kelurahan
Nagahuta,Marihat
Jaya,
Pematang Marihat, Sukaraja, Mekar
Marihat, Tanjung Pinggir dan Tambun
Nabolon dengan luas lebih kurang 373,80
ha.

Pemenuhan kebutuhan hunian untuk
kavling kecil dan sedang alam diarahkan
kepada pembangunan secara berimbang

antara
pembangunan
vertikal
dan
horisontal. Pembangunan vertikal diarahkan
kepada pembangunan rumah susun
sederhana sewa dan milik terutama pada
kawasan padat penduduk di wilayah pusat
kota.
3.
Kawasan
Peruntukan Perdagagan
d. Sistem pengendalian banjir sebagaimana
dimaksud, meliputi : pengembangan tanggul
Arahan lokasi perdagangan di wilayah Kota
pada Sungai Bah Bolon di Kelurahan
Pematangsiantar adalah :
Simalungun, Kelurahan Banjar, Kelurahan
1. Pasar regional diarahkan pada kawasan
Bantan dan Kelurahan Teladan, dan Sungai
Pasar Regional Agroindustri Parluasan di
Sigulang-gulang di Kelurahan Martoba,
Kelurahan Sukadame
Kelurahan
Sigulang-gulang,
Kelurahan
2. Pasar modern/pusat perbelanjaan pada
Proklamasi dan Kelurahan Tomuan.
Kawasan Pusat Pelayanan Kota, Kawasan
Karakteristik sungai-sungai yang melewati
Sub Pusat Pelayanan Kota Megaland,
Kota Pematangsiantar umumnya bertebing
Kawasan Sub Pusat Pelayanan Kota Simpang
tinggi, air sungai dimanfaatkan sebagai
Dua, danKoridor Jalan Sisingamangaraja
sumber air baku air bersih dan irigasi
3. Pasar tradisional lingkungan diarahkan
pertanian, serta memiliki debit air yang tinggi.
berkembang pada wilayah
di setiap
Beberapa bagian sungai-sungai tersebut
kecamatan
berupa
pasar
kecamatan
memiliki resiko banjir dan longsor. Untuk
Untuk wilayah Perdagangan berada di
mengatasi kemungkinan resiko bencana
wilayah Merdeka dan Sutomo dan di
banjir terhadap wilayah sekitarnya maka
beberapa wilayah Jalan Medan, dan ruko di
dibangun prasarana pengendalian banjir
Jalan Asahan. Secara keseluruhan kawasan
berupa pengembangan tanggul pada Sungai
perdagangan dan jasa direncanakan
Bah Bolon di Kelurahan Simalungun,
menyebar secara merata untuk setiap
Kelurahan Banjar, Kelurahan Bantan dan
kecamatan dan mempertahankan kawasan
Kelurahan Teladan, dan Sungai Sigulangperdagangan yang sifatnya memusat di
gulang di Kelurahan Martoba, Kelurahan
wilayah pusat kota, yaitu Kawasan MerdekaSigulang-gulang, Kelurahan Proklamasi dan
Sutomo. Secara keseluruhan luas dari
Kelurahan Tomuan.
kawasan perdagangan dan jasa adalah
sebesar 234,2 ha.
3. Sistem Penyediaan Air Minum
rencana penyediaan air minum dikembangkan
dalam bentuk jaringan perpipaan dan non 4. Kawasan Peruntukan Perkantoran
Untuk Kota Pematangsiantar, Kawasan Kantor
perpipaan, yang terdiri :
Pemerintahan sifatnya masih menyebar tetapi
1. Penyediaan air minimum, yaitu :

LAPORAN AKHIR

v-8

Arahan Struktur Ruang

Arahan Pola Ruang

a. Mata air yang berada di wlayah Kota
untuk kantor-kantor utama berada di kawasan
Pematangsiantar, yaitu :
pusat kota, yaitu terutama di 4 kecamatan pusat
kota yaitu Siantar Utara, Siantar Selatan, Siantar
 Mata air Mual Goit di Kelurahan Simarimbun
Timur dan Siantar Barat, yang berada di Jalan RA
 Mata air Sibulak-bulak di Kelurahan
Kartini, Jalan Dahlia, Jalan Sisingamangaraja,
Simarimbun
dan Jalan Pendeta J Wismar Saragih. Sedangkan,
 Mata air Pancur Lima di Kelurahan Setia
kantor pemerintahan yang lebih rendah tingkat
Negara
pelayanannya akan menyebar di tingkat
 Mata air Silumangi di Jalan Marihat Kelurahan
kecamatan dan kelurahan.
Kekar Marihat
Kawasan perkantoran swasta diarahkan
 Rencana produksi dari mata air Bah Sikam di
berkembang di Pusat Pelayanan Kota pada
Jalan Bah Korah Kelurahan Pematang Marihat
koridor Merdeka-Sutomo, berupa kantor
 Rencana produksi dari mata air Aek Nauli
perbankan, kantor perwakilan perdagangan,
b. Sumur pompa air tanah yang berada di
dan kantor swasta lainnya.
wlayah Kota Pematangsiantar, yaitu :
5.
Kawasan
Industri
- Pompa Mata Air Simarito di Kelurahan
Arahan lokasi kawasan peruntukan industri
Martimbang;
adalah :
- Pompa Jalan Sabang Merauke di Kelurahan
(1) Kegiatan industri besar dan sedang tersebar
Simalungun;
pada Kelurahan Tomuan, Kelurahan Siopat
- Pompa Jalan Patuan Anggi di Kelurahan
Suhu, Kelurahan Nagapitu, Kelurahan
Nagapitu;
Sumber Jaya, Kelurahan Tambun Bolon,
- Pompa Jalan Raya dengan di Kelurahan
Kelurahan Tanjung Tonga, Kelurahan Tanjung
Simarito;
Pinggir, dan Kawasan agroindustri di
- Pompa Jalan Kertas di Kelurahan Siopat
Kelurahan Tong Marimbun.
Suhu;
(2) Kegiatan peruntukan industri kecil meliputi
- Pompa Simarimbun Dolok di Kelurahan
pengembangan kawasan industri kecil seluas
Simarimbun;
15 (lima belas) hektar di Kelurahan Setia
- Pompa Nomensen di Kelurahan Siopat
Negara.
Suhu;
(3)
Kegiatan
pergudangan menjadi pendukung
- Pompa Timbang Galung di Kelurahan
kegiatan industri besar dan sedang yang
Simarito;
meliputi : Kelurahan Melayu
- Pompa Jalan Jambu;
- Pompa Jalan Bah Rahu;
Untuk wilayah Kota Pematangsiantar, kawasan
- Pompa Jalan Bakung;
industri memiliki luasan sebesar 338,70 ha.
- Pompa Batu III;
Kawasan industri terutama berada di wilayah
- Pompa Kompleks SMP Negeri I.
Kecamatan Siantar Martoba dan kawasan
agroindustri di Kelurahan Tong Marimbun.
c. IPA (Instalasi Pengolahan Air) Sungai Bah
Bolon yang akan dibangun di Kelurahan 6. Kawasan Pendidikan
Kawasan Pendidikan meliputi pendidikan dari
Nagahuta menggunakan air Sungai Bah Bolon
tingkat dasar sampai ke tingkat perguruan
dengan kapasitas produksi sebesar 100 liter
tinggi. Sebagian besar kawasan pendidikan
per detik.
adalah mempertahankan kawasan yang ada,
d. Instansi penyedia air minum terdapat di
antara lain adalah kawasan STT Nomensen di
Kelurahan Teladan dengan kapasitas sebesar
Jalan Asahan dan USI (Universitas Simalungun),
762,87 liter per detik.
Kampus STT Advent di Kelurahan Pondok Sayur,
2. Reservoir penampung air minum yang berada
dan Kampus Seminari di kelurahan Suka Maju.
di wilayah Kota Pematangsiantar dengan
Pengembangan kawasan pendidikan meliputi :
kapasitas simpan total lebih kurang 10.500
a. Pengembangan pendidikan di Kelurahan
meter kubik, terdii dari :
Setia Negara seluas 20 (dua puluh) hektar;
- Reservoir di Kelurahan Simarimbun
dan
dengan kapasitas tampung 1.500 meter

LAPORAN AKHIR

v-9

Arahan Struktur Ruang
-

kubik,
pembangunan reservoir Kelurahan Bukit
Sofa
pembangunan reservoir Kelurahan Pondok
Sayur
pembangunan reservoir Kelurahan
Tanjung Tonga;
pembangunan reservoir Kelurahan Naga
Huta; dan
pembangunan reservoir Kelurahan
Merdeka.

3. Jaringan transmisi dan distribusi untuk
melayani masyarakat menggunakan sistem
jaringan perpipaan dengan metoda gravitasi
dengan pembagian 3 wilayah pelayanan
sebagai berikut :
a. jaringan perpipaan Mual Goit melalui Jalan
Sidamanik, Jalan Parapat, Jalan DI Panjaitan,
Jalan Farel Pasaribu, Jalan Kolonel
Simanjuntak, Jalan Gereja, Jalan Kapten
Sitorus, Jalan Merdeka, Jalan Sutomo, Jalan
Diponegoro, Jalan Kartini, Jalan Ade Irma
Suryani, Jalan Brawijaya, Jalan Patuan Anggi,
Jalan Tuan Nagari, Jalan Sisingamangaraja,
Jalan
Sangnaualuh,
dan
rencana
pembangunan pada Jalan Lingkar Luar Kota
Timur,
b. jaringan perpipaan Habonaran melalui Jalan
Saribudolok,
Sisingamangaraja,
Jalan
Rambung Merah, Jalan Dahlia, Jalan Jawa,
Jalan Seram, dan Jalan Singosari, Jalan Pdt
Wismark Saragih, Jalan Tuan Nagari, Jalan
Rakuta Sembiring, Jalan Sisingamangaraja,
Jalan Bombongan, Jalan Tambun Barat, dan
Jalan Tambun Timur,
c. jaringan perpipaan Naga Huta melalui
Perumahan Tojay, Jalan Handayani, Jalan
Gurila, Jalan Sibatu-batu, Jl. Tengkoh, Jalan
Gurila.
Rencana
pengembangan
sistem
penyediaan air minum meliputi :
a. Kerjasama perlindungan dan pemeliharaan
sumber mata air dengan Kabupaten
Simalungun yang meliputi:
1. kawasan sekitar mata air Naga Huta di Kota,
mata air Naga Huta I – II, Mata air Naga Huta
III - IV, dan mata air Habonaran di Kabupaten
Simalungun; dan

Arahan Pola Ruang
b. Membatasi pengembangan pendidikan pada
kawasan pusat kota.
Sedangkan, Kawasan pendidikan lainnya menyebar
di seluruh sub pusat pelayanan Kota dan pusat
pelayanan lingkungan.
7. Kawasan Kesehatan
Kawasan kesehatan, adalah lahan yang
termasuk ke dalam fasilitas kesehatan,
antara lain adalah kawasan rumah sakit,
puskesmas, puskesmas pembantu, balai
pengobatan, posyandu, baik milik swasta
maupun milik pemerintahan. Kawasan
Kesehatan ini tersebar secara di seluruh
kecamatan, tetapi terutama berada wilayah
pusat kota, seperti Rumah Sakit Daerah
Djasamen Saragih, di Jalan Sutomo, RSU TNI
AD di Kelurahan Teladan. Rumah Sakit,
besar lainnya RS Horas Insani, di Jalan
Medan, RS Harapan di Jalan Farrel Pasaribu,
RS Vita Insani di jalan Merdeka dan rumah
sakit lainnya.
Kawasan kesehatan lainnya diarahkan
menyebar di seluruh sub pusat pelayanan
Kota dan pusat pelayanan lingkungan.
8. Kawasan RTH Non Hijau
Ruang terbuka non hijau yang akan
dikembangkan
di
wilayah
Kota
Pematangsiantar seluas lebih kurang 4,1
ha, meliputi :
a. Lapangan Adam Malik di Kelurahan
Proklamasi;
b. Pelataran Parkir Pariwisata di
Kelurahan Pahlawan; dan
c. Lapangan terbuka di Simpang
Koperasi di Kelurahan Tanjung
Tongah.
9. Kawasan Ruang Evakuasi Bencana
Ruang evakuasi bencana gempa di
wilayah Kota Pematangsiantar meliputi :
a. wilayah pusat kota meliputi :
lapangan Adam Malik dan Taman
Bunga di Kelurahan Proklamasi,
pelataran parkir Terminal Regional
Agribisnis,
Lapangan
Parkir
Pariwisata, Stadiun Sangnaualuh
b. wilayah utara kota meliputi :
pelataran terminal Tanjung Pinggi

LAPORAN AKHIR

v -10

Arahan Struktur Ruang
2.

kawasan bangunan reservoir Simpang Pane di
Kabupaten Simalungun dengan kapasitas
tampung sebesar lebih kurang 2.250 meter
kubik.
b. Rehabilitasi prasarana-sarana pengaliran
untuk mengurangi tingkat kehilangan air
hingga 20 % meliputi : jaringan pipa transmisi
dan distribusi di Kelurahan Martoba,
Kelurahan Pahlawan, Kelurahan Tomuan,
Kelurahan Merdeka, Kelurahan Setia Negara.
c. Penambahan sumber air baku meliputi mata
air dan air tanah dalam di luar kawasan
permukiman di Kelurahan Simarimbun,
Kelurahan Tong Simarimbun, Kelurahan
Mekar Nauli, Kelurahan BP Nauli, Kelurahan
Sukaraja, Kelurahan Gurila, Kelurahan Tanjung
Pinggir,
Kelurahan
Tambun
Nabolon,
Kelurahan Siopat Suhu; dan
d. Pembatasan dan pengawasan pengambilan
air tanah dalam oleh masyarakat di kawasan
pusat kota di Kecamatan Siantar Utara,
Kecamatan Siantar Barat, Kecamatan Siantar
Selatan dan Kecamatan Siantar Timur.

Arahan Pola Ruang
dan lahan terbuka Simpang Koperasi
di Kelurahan Tanjung Tonga, RTH
lingkungan di PPL Tambun Bolon
c. wilayah timur kota meliputi :
Kampus STT Nomensen dan
pelataran parkir di
Kawasan
Megaland
d. wilayah tenggara kota meliputi :
Lapangan Bola Atas Farel Pasaribu
dan lapangan Sekolah Budi Mulia
e. wilayah barat kota meliputi :
Pelataran
Parkir
Kawasan
Pemerintahan di SPPK Gurila, RTH
Lingkungan SPPK Perumahan Toya,
Taman Wisata Rindam, dan Kampus
USI
Sedangkan, ruang evakuasi bencana
longsor di atas terutama diarahkan pada
pelataran kantor pemerintahan serta
fasilitas yang berdekatan dengan
pinggiran sungai-sungai yang bertebing
dalam.

4. Sistem Penyediaan Drainase
Hirarki saluran drainase dan saluran
pembuangan limbah cair
di kota
Pematangsiantar dikelompokan menjadi :
1) Jaringan drainase primer, yaitu saluran yang
langsung bermuara ke Sungai Bah Bolon, Bah
Kapul, Bah Sigulang-gulang, Bah Biak dan Bah
Sibarambang.
2) Jaringan drainase sekunder ditetapkan pada
saluran-saluran yang bermuara ke saluran
primer, meliputi :
a. Jaringan drainase jalan-jalan utama yang
terdapat pada jalan Medan, jalan Sutomo,
jalan Gereja, jalan DI.Panjaitan-jalan Parapat,
jalan S.M. Raja, jalan sangnawaluh, jalan
Merdeka, jalan Kartini, jalan Farel Pasaribu,
jalan Melanton Siregar, jalan Narumonda,
jalan ade Irma,
b. Jaringan drainase spoeleiding yang berfungsi
sebagai penggelontor saluran drainase yang
memperoleh sumber air penggelontor dari
Sungai Bah Bolon menggunakan bendungan
Bah Kadang di Kelurahan Simarito, jaringan
drainase ini meliputi :
1. Saluran dari jalan Padangsidimpuan, Jalan
Menambin, Jalan Suprapto, Jalan Sakti Lubis,

LAPORAN AKHIR

v -11

Arahan Struktur Ruang

Arahan Pola Ruang

Jala Kartini, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan
Adam Malik, Jalan Bambu Runcing, Jalan WR
Supratman, Jalan Sutomo, Jalan Merdeka,
Jalan Wahidi menuju Sungai Bah Bolon di
Kelurahan Simalungun,
2. Saluran dari Jalan WR Suprataman, jalan
Lokomotif menuju anak Sungai Bah Sigulanggulang di Kelurahan Baru,
3. Saluran dari jalan Ade Irma Suryani, Jalan
Mataram, Jalan Wahidin, Jalan Patuan Nagari,
Jalan Sisingamangaraja menuju Sungai Bah
Sigulang-gulang di Kelurahan Bane,
4. Saluran dari Jalan Ade Irma Suryani, Jalan
Patuan Anggi, Jalan Gotong Royong, Jalan
Sisingamangaraja, dan Jalan Kabu-Kabu
menuju anak Sungai Bah Sigulang-gulang di
Kelurahan Sukadame.
3) Jaringan drainase tersier merupakan saluransaluran yang berskala pelayanan lokal dan
bermuara ke saluran sekunder. Saluran ini
menyebar ke seluruh wilayah yakni jalan
kecil/gang yang mengikuti jalur yang ada.








rencana pengembangan jaringan drainase
Kota Pematangsiantar meliputi:
Peningkatan dimensi dan rehabilitasi saluran
drainase sekunder;
Pemeliharaan saluran drainase tertutup di
Kelurahan Teladan, Kelurahan Proklamasi,
Kelurahan Dwikora, Kelurahan Melayu,
Kelurahan Baru, Kelurahan Pahlawan,
Kelurahan
Siopat
Suhu,
Kelurahan
Pardomuan;
Pemeliharaan saluran dari sedimentasi dan
tertutup bangunan, termasuk perawatan
saluran drainase spoeleiding; dan
Melakukan perawatan saluran secara berkala
terutama pada daerah-daerah rawan
genangan.
Sistem Pengelolaan Air Limbah
Sistem pengelolaan air limbah Kota
Pematangsiantar meliputi :
1. sistem pengelolaan air limbah domestik, yang
meliputi:
 sistem setempat komunal di perumahan
kepadatan tinggi;
 sistem perpipaan terpusat di kawasan pusat
kota dimana pembuangan air limbahnya

LAPORAN AKHIR

v -12

Arahan Struktur Ruang

Arahan Pola Ruang

dilakukan secara kolektif melalui jaringan
pengumpul dan diolah, serta dibuang secara
terpusat;
 sistem
setempat
individual
melalui
pengolahan dan pembuangan air limbah
setempat dan dikembangkan pada kawasankawasan yang belum memiliki sistem
terpusat;
 pengembangan Instalasi Pengolahan Limbah
Tinja (IPLT) di Kecamatan Siantar Martoba.
2. sistem pengelolaan air limbah industri, yang
meliputi pengembangan instalasi pengolahan
air limbah (IPAL) di kawasan industri
pengolahan hasil pertanian dan industri
rumah tangga;
3. sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya
dan beracun (B3), yang dikembangkan di
Kelurahan Simalungun, Kecamatan Siantar
Selatan.

1)

2)

3)

4)
a.

b.
c.

5)

Sistem Pengelolaan Persampahan
Rencana
pengembangan
pengelolaan
persampahan di Kota Pematangsiantar
dirumuskan sebagai berikut:
Cakupan pelayanan seluruh sumber sampah
di wilayah Kota dengan produksi timbulan
sampah sebesar 805.760 meter kubik per
hari;
Pengembangan
jaringan
persampahan
meliputi
TPS
(Tempat
Penampungan
Sementara), TPST (Tempat Pemrosesan
Sampah Terpadu) dan TPA (Tempat
Pemrosesan Akhir);
Tempat Penampungan Sementara (TPS)
sebagaimana dimaksud, ditetapkan pada
setiap unit lingkungan perumahan dan pusatpusat kegiatan yang tersebar di seluruh
kelurahan;
Pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA), meliputi:
Kerjasama pengelolaan TPA Regional bersama
Kabupaten Simalungun yang berada di
Kabupaten Simalungun seluas lebih kurang 30
hektar;
TPA di Kelurahan Tanjungpinggir Kecamatan
Siantar Martoba seluas lebih kurang 5 hektar;
Peningkatan TPA di Lahan eks PTPN III di
Kelurahan Tanjung Pinggir Kecamatan Siantar
Martoba seluas lebih kurang 7 hektar.
Tahapan pewadahan, pengumpulan dan

LAPORAN AKHIR

v -13

Arahan Struktur Ruang

Arahan Pola Ruang

pengangkutan dengan menerapkan pola 3 R
(Reduce, Reuse, Recycle);
6) Pengelolaan TPA menggunakan metode
sanitary landfill;
7) Pemanfaatan zona penyangga TPA sebagai
ruang terbuka hijau
7. Jalur Evakuasi Bencana
Ruang atau lahan ataupun kawasan yang
mungkin menjadi ruang evakuasi bencana,
antara lain :
1) wilayah pusat kota meliputi : lapangan Adam
Malik dan Taman Bunga di Kelurahan
Proklamasi, pelataran parkir Terminal
Regional
Agribisnis,
Lapangan
Parkir
Pariwisata, Stadiun Sangnaualuh
2) wilayah utara kota meliputi : pelataran
terminal Tanjung Pinggi dan lahan terbuka
Simpang Koperasi di Kelurahan Tanjung
Tonga, RTH lingkungan di PPL Tambun Bolon
3) wilayah timur kota meliputi : Kampus STT
Nomensen dan pelataran parkir di Kawasan
Megaland
4) wilayah tenggara kota meliputi : Lapangan
Bola Atas Farel Pasaribu dan lapangan
Sekolah Budi Mulia
5) wilayah barat kota meliputi : Pelataran Parkir
Kawasan Pemerintahan di SPPK Gurila, RTH
Lingkungan SPPK Perumahan Toya, Taman
Wisata Rindam, dan Kampus USI
6) Pelataran kantor pemerintahan serta fasilitas
yang berdekatan dengan pinggiran sungaisungai yang bertebing tinggi.
Untuk itu yang menjadi rute evakuasi di Kota
Pematangsiantar adalah:
1. Jalur evakuasi bencana longsor, meliputi :
jalan Jalan Pematang, Jalan Diponegoro, Jalan
Seram, Jalan Jawa, jalan Ade Irma Suryani,
Jalan kapt. MH Sitorus, Jalan Sudirman, Jalan
gereja, Jalan Nagur, Jalan Singosari, Jalan
Patuan Nagari, Jalan Sisingamangaraja, Jalan
Medan;
2. Jalur evakuasi bencana banjir, meliputi : Jalan
Sutomo, Jalan Merdeka, Jalan Wahidin, Jalan
HOS.Cokroaminoto, Jalan tanah Jawa, Jalan
Ade Irma Suryani, Jalan Sangnauwaluh, Jalan
Sisingamangaraja, Jalan Medan;
3. Jalur evakuasi bencana gempa, meliputi :
Jalan DI Panjaitan, Jalan Gereja, Jalan Parapat,

LAPORAN AKHIR

v -14

Arahan Struktur Ruang

Arahan Pola Ruang

Jalan Sisingamangaraja, Jalan Medan, Jalan
Sutomo, Jalan Merdeka, Jalan Sudirman, Jalan
Ade Irma Suryani, Jalan Sisingamangaraja,
Jalan Medan, Jalan Sangnauwaluh, Jalan
Ahmad Yani, Jalan Melanton Siregar;
4. Jalur evakuasi bencana kebakaran, meliputi :
Jalan Sutomo, Jalan Merdeka, Jalan Surabaya,
Jalan Cipto.
Sumber : RTRW Kota Pematangsiantar tahun 2012 - 2032

Arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) Kota Pematangsiantar 2005-

5.2.

2025
Visi Kota Pematangsiantar Tahun 2005-2025 adalah sebagai berikut :
A. VISI
”Mewujudkan Kota Pematangsiantar sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa, yang Mantap,
Maju dan Jaya, dengan dukungan sektor Pendidikan, Kesehatan, Infrastruktur dan Pariwisata”
Visi tersebut mengandung makna bahwa pada masa dua puluh tahun Kota Pematangsiantar
diharapkan menjadi suatu kota perdagangan dan jasa yang maju, layak huni, mampu
memberikan suasana nyaman bagi masyarakatnya, dan didukung oleh budaya multikultur dan
masyarakat yang beradab, serta memiliki kemampuan dalam mengikuti dinamika dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan dalam pemanfaatannya
secara bijaksana.
Konsep Kota Perdagangan dan jasa mengandung makna bahwa Kota Pematangsiantar menjadi
kota sentral yang melayani kegiatan di bidang perdagangan (jual-beli) berbagai komoditi hasil
pertanian maupun bahan material lain yang dihasilkan oleh wilayah Kota Pematangsiantar dan
wilayah sekitarnya. Konsep ini diimplementasikan dengan mewujudkan iklim usaha yang
kondusif yang mampu memacu daya saing yang berkelanjutan, memperlancar arus barang,
mendukung peningkatan penguasaan desain dan teknologi, penciptaan lapangan kerja serta
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat.
Selain itu peranan semakin besar sebagai pusat penyedia berbagai barang dan jasa yang
dibutuhkan yang berasal dari hasil industri baik dari dalam wilayah Kota Pematangsiantar

LAPORAN AKHIR

v -15

maupun barang impor dari dalam dan luar negeri. Sentralitas Kota Pematangsiantar terus akan
ditingkatkan di bidang perdagangan dan jasa. Pelayanan jasa yang perlu dikembangkan terutama
adalah pelayanan jasa pendidikan, kesehatan, perbankan, perhotelan, restoran/rumah makan,
pergudangan, pengangkutan dan hiburan.
Konsep Kota yang Mantap mengandung makna bahwa Kota Pematangsiantar sebagai kota yang
dapat menggali dan mendorong semua potensi daerah baik sumber daya alam maupun sumber
daya manusia dalam keadaan stabil sehingga mampu memberikan andil dalam pembangunan
daerah.
Konsep Kota yang Maju mengandung makna bahwa Kota Pematangsiantar sebagai kota yang
dapat mewujudkan kinerja pembangunan daerah ditandai oleh adanya laju pertumbuhan dan
peningkatan grafik di sektor-sektor prioritas yang secara langsung berdampak positif bagi
peningkatan kualitas kehidupan serta penguatan posisi daya saing ekonomi, sosial dan budaya
masyarakat kota Pematangsiantar secara berkelanjutan.
Konsep Kota yang Jaya mengandung makna bahwa Kota Pematangsiantar sebagai kota
yang dapat menciptakan kondisi dimana hasil pembangunan daerah yang telah dilaksanakan
oleh pemerintah kota dan masyarakat Pematangsiantar berhasil dengan sukses sesuai dengan
target-target yang ditetapkan dalam kinerja pembangunan.
B. MISI
Untuk mewujudkan visi di atas ditempuh melalui misi sebagai berikut :
1. Mengembangkan Pelaksanaan Tata Pemerintahan yang Baik
(Good Governance)
Mewujudkan visi Kota Pematangsiantar sebagai Kota Perdagangan dan Jasa yang Maju,
Indah, Nyaman, dan Beradab dengan mengembangkan tata pemerintahan yang baik (Good
Governance) melalui berbagai upaya peningkatan kualitas pelayanan yang prima dan
bermutu pada berbagai sektor dan didukung oleh perangkat daerah yang memiliki
profesionalitas dan kompetensi yang tinggi yang didukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai dalam suasana politik, hukum, dan kamtibmas yang kondusif.
2. Mendorong Terwujudnya Masyarakat Madani (Civil Society) dengan Budaya Politik dan
Hukum yang Beradab dalam Kerangka Sistem Hukum Nasional dan Budaya Multikultural.
Mewujudkan visi Kota Pematangsiantar sebagai Kota Perdagangan, Jasa, Industri dan
Pariwisata yang Maju, Indah, Nyaman, dan Beradab dengan mendorong terwujudnya
masyarakat madani yang memiliki budaya politik dan hukum yang dewasa dan bermartabat

LAPORAN AKHIR

v -16

dalam kerangka sistem hukum nasional dan budaya multikultural yang menjunjung tinggi
nilai-nilai dalam peradaban global.
3. Mendorong Pembangunan Masyarakat yang Berkualitas dan Mampu Menguasai serta
Menerapkan Sains dan Teknologi Tanpa Mengabaikan Nilai-Nilai Budaya Lokal.
Mewujudkan visi Kota Pematangsiantar sebagai Kota Perdagangan, Jasa, Industri dan
Pariwisata yang Maju, Indah, Nyaman, dan Beradab dengan mendorong pembangunan
masyarakat yang berkualitas melalui upaya pembangunan masyarakat secara komprehensif
dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat seutuhnya dengan kemampuan
menguasai dan menerapkan sains dan teknologi, serta melalui penggalian dan
pengembangan nilai-nilai budaya lokal.
4. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan Disertai dengan Upaya
Perbaikan Pendapatan Masyarakat.
Mewujudkan visi Kota Pematangsiantar sebagai Kota Perdagangan, Jasa, Industri dan
Pariwisata yang Maju, Indah, Nyaman, dan Beradab dengan mengembangkan model
pertumbuhan ekonomi yang efisien, efektif dan produktif, serta dilakukan dengan upaya
mendorong pertumbuhan bidang perdagangan dan jasa sebagai aktifitas ekonomi utama
yang menjadi tulang punggung dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat tanpa
meninggalkan aktifitas perekonomian lainnya sebagai aktifitas pelengkap dan pendukung,
dan disertai dengan upaya yang serius dan konstruktif untuk memperbaiki distribusi
pendapatan yang lebih merata pada seluruh lapisan masyarakat.

5. Mengembangkan Pembangunan Ruang dan Infrastruktur yang Berkelanjutan.
Mewujudkan visi Kota Pematangsiantar sebagai Kota Perdagangan, Jasa, Industri dan
Pariwisata yang Maju, Indah, Nyaman, dan Beradab dengan pengembangan ruang kota,
penyediaan infrastruktur yang memadai, dan pengembangan wilayah kota secara efektif dan
efisien yang mendukung berbagai aktifitas masyarakat dengan melaksanakan prinsip
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).

C.

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
1. Mengelola Perekonomian Daerah Secara Fokus, Efisien Dan Efektif Dengan Mengutamakan
Perhatian Kepada Sektor-Sektor Yang Memberikan Nilai Tambah dan Pertumbuhan Yang
Tinggi.

a. Pembangunan perekonomian diarahkan dalam rangka penguatan pereknomian lokal
serta berorientasi dan berdaya saing regional dan global. Dalam kaitan ini, sektor

LAPORAN AKHIR

v -17

sekunder dan tersier merupakan unggulan atau motor penggerak yang perlu mendapat
fokus perhatian yang didukung oleh sektor primer unggulan.
b. Perekonomian dikembangkan dalam rangka perluasan kesempatan berusaha dan
bekerja bagi seluruh masyarakat dan mendorong tercapainya penanggulangan
kemiskinan.
c. Peningkatan daya saing usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sehingga menjadi
bagian integral dari keseluruhan kegiatan ekonomi daerah.
d. Peningkatan investasi daerah dengan mewujudkan iklim investasi yang menarik, dan
meningkatkan kapasitas infrastruktur fisik dan pendukung yang memadai.
e. Peningkatan peran pemerintah daerah sebagai fasilitator, regulator dan katalisator
pembangunan ekonomi yang efisien dan efektif terutama dalam pelayanan publik,
penciptaan lingkungan usaha yang kondusif dan terjaganya keberlangsungan
mekanisme pasar.
2. Memanfaatkan dan mengelola secara optimal potensi letak geografis sesuai dengan daya
dukung lingkungan.
a. Memanfaatkan potensi daerah sebagai pasar produk ekonomi yang terbuka luas, serta
peluang berusaha/ekonomi sebagai limpahan kegiatan ekonomi.
b. Menangkap peluang sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu sebagai
pintu gerbang ke kawasan-kawasan Kabupaten/Kota disekitarnya, sabagai pusat jasa,
pusat pengolahan, dan simpul transportasi dengan skala pelayanan Daerah dan Propinsi.
c. Pemanfaatan sumberdaya alam dan kegiatan ekonomi diarahkan untuk mengelola dan
memanfaatkan sumberdaya secara rasional, optimal dan bertanggungjawab, yaitu
dengan menjaga dan melestarikan sumberdaya alam khususnya sumberdaya air dan
mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan.

3. Membangun Sumberdaya Manusia Yang Berdaya Saing Di Lingkungan Nasional Dan
Internasional Melalui Peningkatan Kualitas Pendidikan Yang Dilandasi Oleh Nilai-Nilai
Keagaman, Hukum Dan Sosial Budaya.
a. Pembangunan sumberdaya manusia yang berdaya saing diarahkan untuk menciptakan
sumberdaya manusia yang berkualitas melalui pembangunan pendidikan, kesehatan
dan agama yang bermutu, pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk,
pemberdayaan perempuan dan anak serta pemuda.

LAPORAN AKHIR

v -18

b. Pembangunan pendidikan diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang berharkat
dan berakhlak mulia disesuaikan dengan pembangunan sosial ekonomi masa depan dan
perkembangan iptek dalam era globalisasi.
c. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang guna mendapatkan kesehatan yang setinggi-tingginya
sebagai prasyarat dalam mewujudkan produktivitas dan kemampuan daya saing.
Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta
upaya promotif dan preventif.
d. Pembangunan agama diarahkan untuk memantapkan fungsi dan peran agama sebagai
landasan moral dan etika dalam pembangunan, membina akhlak mulia, memupuk etos
kerja dan menghargai prestasi yang menjadi kekuatan pendorong guna mencapai
kemajuan dalam pembangunan spiritual.
e. Pengembangan budaya diarahkan untuk mewujudkan budaya kreatif, inovatif dan
produktif yang berorientasi iptek sehingga mampu bersaing secara regional maupun
global. Selain itu juga penting diiringi dengan pembangunan kesenian, kebudayaan dan
pembentukan karakter bangsa dan sistem sosial yang berakar, unik, modern dan unggul
sehingga tercipta keseimbangan material dan emosional.
f.

Pembangunan hukum terutama diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang
berkesadaran dan berbudaya hukum tinggi, menciptakan kehidupan masyarakat yang
adil dan demokratis, serta penyusunan produk hukum yang dinamis dengan
memperhatikan pengaruh globalisasi.

4. Menyediakan Sarana dan Prasarana Kota Dalam Jumlah dan Kualitas Yang Memadai dan
Diselaraskan Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.
a. Pembangunan sarana dan prasarana diarahkan untuk pembangunan sektor transportasi,
pendidikan, kesehatan, perdagangan, sumber daya air, permukiman, energi dan
kelistrikan serta sarana/prasarana pemerintahan.
b. Pembangunan transportasi diarahkan untuk mendukung kegiatan ekonomi, sosial dan
budaya serta lingkungan, dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah
agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar-wilayah, dan
pembentukan struktur ruang. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan efisiensi dan
aksesibilitas pergerakan lalu lintas jalan (melalui peningkatan manajemen transportasi,
pembangunan jalan, terminal dan lain-lain), integrasi berbagai moda angkutan,
peningkatan pelayanan angkutan umum, peningkatan ketertiban dan keselamatan lalu

LAPORAN AKHIR

v -19

lintas, rencana pembangunan jalan, terminal layanan lokal dan nasional serta jalur
kereta api.
c. Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan diarahkan untuk
memenuhi pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dengan mengarahkan
terwujudnya kawasan pendidikan terpadu dan layanan kesehatan tingkat nasional.
d. Pembangunan sarana dan prasarana perdagangan diarahkan untuk mewujudkan
pelayanan perdagangan yang berkualitas yang memiliki jangkauan pelayanan sub kota
dan wilayah kota.
e. Pembangunan sarana dan prasarana sumberdaya air ditujukan untuk mewujudkan
fungsi air sebagai sumberdaya sosial dan ekonomi sehingga dapat menjamin kebutuhan
pokok hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu pengembangan
sistem drainase yang baik antara lain melalui partisipasi masyarakat dan kemitraan
diantara pemangku kepentingan.
f.

Pembangunan sarana dan prasarana permukiman diarahkan untuk penyelenggaraan
pembangunan perumahan yang berkelanjutan, memadai, layak, dan terjangkau oleh
daya beli masyarakat.

g. Pengembangan sarana dan prasarana energi dan kelistrikan diarahkan untuk
pengembangan jaringan transmisi dan distribusi tenaga listrik untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat, pemerataan pelayanan penerangan jalan umum, dan kegiatan
ekonomi.
h. Pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan diarahkan untuk mendukung
terwujudnya pelayanan prima kepada masyarakat.

5. Menata Sistem Pemerintahan yang Profesional, Baik, Bersih, Transparan, Demokratis dan
Bertanggungjawab.
a. Penataan sistem pemerintahan daerah diarahkan untuk meningkatkan kualitas
penyelenggaraaan administrasi pemerintahan, meningkatkan pelayanan dalam rangka
keberdayaan masyarakat dalam pembangunan, dan mengurangi serta mencegah
penyalahgunaan kewenangan.
b. Peningkatan