KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA TEBING TINGGI

  BAB KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA TEBING TINGGI

5 Kebijakan pengembangan Kota Tebing Tinggi dalam penyusunan program investasi Bidang Cipta

  Karya dalam kurun waktu tahun 2015-2019 berisikan keterpaduan strategi pengembangan berdasarkan kebijakan daerah yang ada, antara lain arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Tahun 2012-20132, arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2016, arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK), arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota Tebing Tinggi.

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tebing Tinggi

  Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Tebing Tinggi adalah mewujudkan Kota Tebing Tinggi sebagai Kota Jasa dan Perdagangan dalam Konstelasi Pengembangan Wilayah Kawasan Strategis Nasional (KSN) Mebidangro dan Kawasan Pantai Timur Sumatera Utara yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.

  Kebijakan penataan ruang wilayah Kota Tebing Tinggi terdiri dari : 1.

  Pengembangan sistem pusat pelayanan kota yang berhirarki dan terintegrasi yang memperkuat kegiatan perdagangan dan jasa skala kota dan wilayah;

2. Peningkatan sistem jaringan transportasi internal dan eksternal yang efisien; 3.

  Peningkatan kualitas pelayanan sarana dan prasarana perkotaan ke seluruh wilayah kota; 4. Pengembangan kawasan budidaya yang mendorong pertumbuhan ekonomi kota; 5. Peningkatan kualitas lingkungan yang seimbang dengan perkembangan kota; dan 6. Pengembangan kawasan strategis

  5-1

  5-2

  1. Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem jaringan telekomunikasi dan air minum;

  3. Mengembangkan kawasan industri di sekitar jalan lingkar luar kota; 4.

  Mendorong pengembangan permukiman vertikal di kawasan permukiman padat dan kawasan rawan banjir;

  1. Mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa skala regional di pusat kota; 2.

  5. Mengembangkan infrastruktur pengendali banjir dan mengurangi luasan genangan banjir. Strategi dalam rangka Pengembangan kawasan budidaya yang mendorong pertumbuhan ekonomi kota, meliputi:

  Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan persampahan dan air limbah; 4. Mendistribusikan sarana lingkungan di setiap pusat kegiatan sesuai fungsi kawasan dan hirarki pelayanan; dan

  2. Mengembangkan sistem jaringan energi/kelistrikan sampai merata; 3.

  4. Menata kembali sistem angkutan umum perkotaan dan angkutan barang yang handal dan aman. Strategi dalam rangka Peningkatan kualitas pelayanan sarana dan prasarana perkotaan ke seluruh wilayah kota, meliputi :

  Strategi dalam rangka pengembangan sistem pusat pelayanan kota yang berhirarki dan terintegrasi yang memperkuat kegiatan perdagangan dan jasa skala kota dan wilayah, meliputi:

  Mengembangkan keterpaduan stasiun kereta api dengan sistem transportasi darat lainnya;

  2. Mengembangkan pola pergerakan internal dan eksternal yang efektif dan efisien; 3.

  1. Mengembangkan jalan lingkar utara-barat dan lingkar luar timur-selatan untuk menfasilitasi pergerakan regional;

  Strategi dalam rangka peningkatan sistem jaringan transportasi internal dan eksternal yang efisien, meliputi :

  Mengembangkan pusat perdagangan dan jasa secara tersebar dan berhirarki; 3. Mengembangkan pusat kegiatan ekonomi baru di kawasan pinggiran kota.

  1. Mengembangkan sistem pusat pelayanan kota yang merata dan sinergis; 2.

  Memberikan alokasi ruang bagi sektor informal yang memadai dan nyaman; dan 5. Mengendalikan kegiatan budidaya yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Strategi dalam rangka Peningkatan kualitas lingkungan yang seimbang dengan perkembangan kota, meliputi :

  1. Mempertahankan dan mengembangkan ruang terbuka hijau kota paling sedikit 30 % dari luas wilayah kota;

  2. Mengembangkan kawasan sempadan sungai dan sempadan rel kereta api sebagai kawasan lindung;

3. Mengembalikan fungsi kawasan lindung yang telah beralih fungsi; dan 4.

  Mempertahankan dan merevitalisasi kawasan cagar budaya. Strategi dalam rangka pengembangan kawasan strategis kota, meliputi : 1.

  Mengembangkan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi; 2. Mengembangkan kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup; dan 3. Mengembangkan kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya

  Strategi dalam rangka untuk melaksanakan peningkatan fungsi kawasan pertahanan Negara meliputi:

  1. mendukung penetapan kawasan peningkatan fungsi kawasan dan keamanan.

  2. mengembangkan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan.

  3. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan Negara sebagai zona penyangga; dan

  4. turut serta memelihara dan menjaga asset-aset pertahanan dan keamanan.

  Indikasi program arahan Rencana Pola Ruang dan Struktur Ruang Kota Tebing Tinggi Terkait dengan Bidang Cipta Karya dapat kita lihat pada Tabel 5.1, Gambar 5.1, Gambar 5.2, dan

Gambar 5.3 berikut ini:Tabel 5.1 Arahan RTRW Kota Tebing Tinggi untuk Bidang Cipta Karya

  

Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang

  KAWASAN LINDUNG SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR  Kawasan Perlindungan setempat (Sempadan  Sistem Penyediaan Air Minum sungai) meliputi: Sistem penyediaan air minum kota meliputi: a.

  a. Pembuatan tata batas kawasan dan Sistem jaringan perpipaan; dan pembuatan papan peringatan dan larangan; b.

  Sistem jaringan nonperpipaan.

  b.

  Melakukan rehabilitasi lahan pada kawasan  Instalasi Pengolahan Air meliputi : yang telah rusak; a.

  IPA I Jalan Kapten F. Tandean dengan kapasitas produksi

  c. Melakukan pembebasan lahan pada kawasan 60 liter per detik; dan

  5-3 d. Pengembangan jaringan pipa transmisi;

  e. Pengembangan jaringan pipa distribusi; f. Pengembangan alternative sumber air baku.

  a. Normalisasi dan pengerukan sedimen saluran drainase primer; Membangun retarding basin dan retarding pond yang dilengkapi dengan pompa air di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu.

  Sistem pengelolaan air limbah setempat (on-site system) meliputi pengembangan Sistem pengelolaan limbah B3 b.

  Pengembangan Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan kapasitas produksi 20 l/det pada Instalasi Pengolahan Air 2 di Kecamatan Bajenis;

  IPA II Jalan Kutilang dengan kapasitas produksi 80 liter per detik; c.

  Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal Pengembangan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT)

   Rencana Sistem Drainase Rencana sistem drainase kota meliputi :

  a. jaringan drainase primer;

  b. jaringan drainase sekunder; dan c. jaringan drainase tersier.

   Rencana pengelolaan jaringan drainase meliputi :

   Sistem Pengelolaan Limbah Sistem pengelolaan air limbah sebagaimana meliputi:

  a. sistem pengelolaan air limbah setempat (on-site system); dan b. sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site system).  Sistem Pengolaha air limbah meliputi: a.

  Menetapkan sebagian besar tutupan lahan tegalan, kebun campur, sebagai kawasan pengembangana permukiman baru berupa Lingkungan Siap Bangun yang baru;

  KAWASAN BUDI DAYA

  a. Pembatasan pembangunan kawasan terbangun di daerah rawan banjir; Mendorong pembangunan rumah panggung pada kawasan rawan bencana banjir.

   Kawasan Rawan Bencana

  Pengelolaan dan perawatan benda cagar budaya dan lingkungan.

  Pelestarian bangunan dan lingkungan; b. Revitalisasi bangunan dan lingkungan

   Kawasan Cagar Budaya a.

  a. Menetapkan potensi penetapan Ruang Terbuka Hijau (RTH) meliputi penetapan jalur hijau pada kawasan sempadan sungai, jalur hijau sepanjang rel kereta api, pengalihan fungsi sarana olah raga yang kurang terpelihara dan pemeliharaan tempat pemakaman umum; b. Menetapkan dan menambah kawasan RTH.

  yang termasuk lahan milik Negara; d. Pengembangan jalur inspeksi dan pembangun tembok penahan dari daya rusak air.  Kawasan RTH meliputi:

1. Kawasan Perumahan meliputi: a.

b. Mengembangkan permukiman orientasi

  • – Tebing Tinggi dan Bandara Kuala Namu yang meliputi pengembangan Rumah Susun Milik dan Sewa termasuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

  Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kec.

  vertikal terkait antisipasi perkuatan peran Kota Tebing Tinggi sebagai pintu terhadap Jalan Tol Medan

  Djuanda, jalan Dr. Hamka, jalan Durian, Letda Sujono  Rencana pengelolaan prasarana jalur pejalan kaki meliputi :

  b. Pengembangan di jalan Gunung Leuser, Jalan Ir. H.

  a. Jalan KL.Yos Sudarso, Jalan Sisingamangara, Jalan Gatot Subroto, Jalan Ahmad Yani, Jalan Sudirman, Jalan Sutoyo, Jalan Imam Bonjol, Jl. Letda S. Parman.

  Sarana Jaringan Bagi Pejalan Kaki meliputi:

  Padang Hilir; dan Tempat penampungan sementara (TPS) di setiap kelurahan dengan sistem 3R.  Rencana Penyediaan dan Pemafaatan Prasarana dan

  5-4

  b. Stasiun Kereta api di Kelurahan Rambung; b.

  SISTEM JARINGAN PRASARANA  Rencana Sistem Persampahan Sistem pengolahan persampahan kota Tebing Tinggi meliputi : a.

  2. Kawasan Pariwisata meliputi: a.

  Pengembangan wisata alam berupa pemanfaatan Kawasan hutan kota di Kecamatan Padang Hilir; dan

  b. Pengembangan wisata sungai berupa pemanfaatan aliran Sungai Sei Padang.

  3. Kawasan Evakuasi Bencana

  a. Lapangan Olah Raga Merulak di Kelurahan Tanjung Merulak;

  Tempat pemprosesan akhir (TPA) regional dengan Kabupaten Serdang Bedagai dan Simalungun dengan sistem sanitary landfill; b.

  5-5 c.

  Sedangkan Indikasi program arahan RTRW untuk Kawasan Starategis Kota Tebing Tinggi terkait dengan Bidang Cipta Karya dapat kita lihat pada Tabel 5.2 dan Gambar 5.4 berikut ini.

  Lingkungan Hidup (pendayagunaan sumber daya alam atau teknologi tinggi

  Sosial Budaya Kawasan Tebing Tinggi Lama Kawasan yang bernilai strategis terhadap lingkungan hidup

  Kecamatan Rambutan Kawasan yang bernilai strategis sosial budaya

  Kawasan Pusat Kota Strategis Ekonomi Kecamatan Bajenis di Kelurahan Bajenis dan Berohol. Kawasan Pusat Pelayanan Kota Strategis Ekonomi Terminal Bandar Kajum

  Kawasan Strategis Kota Tebing Tinggi Sudut Kepentingan Lokasi/ Batas Kawasan

Tabel 5.2. Identifikasi Kawasan Strategis Kota Tebing Tinggi (KSK) berdasarkan RTRW.

  Gatot Subroto, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Ahmad Yani menuju Lapangan Olah Raga di Kelurahan Durian Sumber: RTRW Kota Tebing Tinggi Tahun 2013-2033

  Lapangan Merdeka di Kelurahan Tebing Tinggi; Lapangan Olah Raga di Kelurahan Pelita.

  b. Jalan Sukarno Hatta, Jalan Imam Bonjol, jalan Sutomo, jalan Sutoyo menuju Stasiun Kereta Api c. Jalan Deblod Sundoro, Jalan Pahlawan, Jalan Sudirman menuju Lapangan Merdeka di Kelurahan Rambung Jalan

  a. Jalan Gunung Leuser – Jalan Djuanda menuju Lapangan Olah Raga Merulak

   Rencana Jalur Evakuasi Bencana Jalur evakuasi bencana meliputi :

  Penyediaan jalur pejalan kaki bagi penyandang cacat Memadukan penyediaannya dengan lokasi perhentian angkutan umum

  Penanaman pohon pelindung dan penyediaan kelengkapan pejalan kaki b.

  a.

  Kawasan sepanjang sempadan sungai Padang dan Bahilang Sumber: Perda RTRW Kota Tebing Tinggi Tahun 2012-2032

  5-6

Gambar 5.1. Peta Rencana Sistem Drainase

  Sumber: RTRW Kota Tebing Tinggi Tahun 2012-2032 PETA RENCANA SISTEM DRAINASE

  5-7

Gambar 5.2 Peta Rencana Pengolahan Sampah

  Sumber: RTRW Kota Tebing Tinggi Tahun 2012-2032

  5-8

Gambar 5.3 Peta Rencana Sistem Penyediaan Air Minum

  Sumber: RTRW Kota Tebing Tinggi Tahun 2012-2032 PETA RENCANA JARINGAN AIR MINUM

  5-9

Gambar 5.4 Peta Kawasan Strategis Kota Tebing Tinggi

  Sumber: RTRW Kota Tebing Tinggi Tahun 2012-2032

5.1.1 Ketentuan Zonasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

  Peraturan zonasi merupakan salah satu perangkat atau instrumen pengendali pemanfaatan ruang, salah satu fungsi peraturan zonasi juga mengatur tentang klasifikasi zona yang mengatur lebih lanjut perihal pemanfaatan lahan dan prosedur pelaksanaan pembangunannya, maka dalam pembangunan prasarana dan sarana Bidang Cipta Karya mencakup ketentuan umum tentang peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan bencana dan budidaya. Dalam Perda RTRW Kota Tebing Tinggi ketentuan zonasi secara umum dapat dilakukan sebagai berikut:

  1. Kegiatan pada sempadan sungai untuk taman maupun tempat rekreasi yang dilengkapi dengan fasilitas areal bermain, tempat duduk, jogging track, perabot taman dan/atau sarana olah raga, jalan inspeksi, dan RTH diperbolehkan asal tidak mengganggu fungsi sempadan sungai dan fungsi lingkungan hidup.

  2. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan rawan bencana alam meliputi kegiatan kehutanan, RTH dan kegiatan budi daya dengan persyaratan pengawasan dan pengendalian yang ketat dan tidak dapat merubah fungsi lindung dan pengamanan terhadap bencana longsor dan harus memiliki prasarana dan sarana minimum meliputi penyediaan RTH publik dan jalur ruang evakuasi bencana.

  5.1.2 Indikasi Program Pembangunan Bidang Cipta Karya indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya. Adapun Indikasi program dalam RTRW Kota Tebing Tinggi terkait pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya utama perwujudan meliputi:

  1. Indikasi program utama perwujudan struktur ruang wilayah Kota meliputi: a. indikasi program utama untuk perwujudan sistem jaringan prasarana wilayah kota dengan perwujudan sistem jaringan sumber daya air dan infrastruktur kota.

  2. Indikasi program untuk perwujudan rencana pola ruang Kota meliputi: a. indikasi program untuk perwujudan Kawasan Lindung meliputi:

  • indikasi program utama untuk perwujudan kawasan perlindungan setempat;
  • indikasi program utama untuk perwujudan kawasan cagar budaya;
  • indikasi program utama untuk perwujudan kawasan rawan bencana alam; dan - indikasi program utama untuk perwujudan ruang terbuka hijau (RTH) kota.

  b.

  Indikasi program untuk perwujudan Kawasan Budi daya meliputi:

  5-10

  • indikasi program utama untuk perwujudan kawasan peruntukan perumahan;
  • indikasi program utama untuk perwujudan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa;
  • indikasi program utama untuk perwujudan kawasan peruntukan perkantoran;
  • indikasi program utama untuk perwujudan kawasan peruntukan pariwisata;
  • indikasi program utama untuk perwujudan ruang terbuka non hijau;
  • indikasi program utama untuk perwujudan ruang evakuasi bencana;
  • indikasi program utama untuk perwujudan kawasan peruntukan industri;
  • indikasi program utama untuk perwujudan kawasan peruntukan ruang sektor informal;
  • indikasi program utama untuk perwujudan kawasan lainnya

3. Indikasi program untuk perwujudan kawasan-kawasan strategis Kota meliputi: a.

  indikasi program untuk perwujudan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi; b. indikasi program untuk perwujudan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya; c. indikasi program untuk perwujudan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup.

  Selain indikasi program perwujudan ruang, juga perlu diidentifikasi indikasi pembiaayaan dan pelaksana kegiatan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada Tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.3. Identifikasi Indikasi Program RTRW Kota Tebing Tinggi Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya.

  KSK Instansi No Usulan Program Utama Lokasi Sumber Dana (Ya/Tidak) Pelaksana

  Perwujudan Struktur Ruang A

  I Perwujudan pusat-pusat Pelayanan Kota

  1 Penyusunan peraturan Zonasi, RDTR, Seluruh Pusat Ya APBD, APBN PU RTBL dan Panduan Rancang Kota Pelayanan Kota (PPK),

  SPPK dan PPL

  II Perwujudan Sistem Prasarana

  2 Sistem jaringan air Minum: Kelurahan yang dilalui APBD, APBN PDAM Tirta Sistem Jaringan Bulian

  1) Pemerataan distribusi air minum

  Peripipaan melalui jaringan pipa distribusi menjadi 81,93%.

  2) Peningkatan kinerja sistem

  perpipaan dengan memperkecil kehilangan air menjadi 20%.

  5-11

  5-12 No Usulan Program Utama Lokasi KSK

  1 Kawasan Cagar Budaya:

  a. Kelurahan yang dilewati Sungai Bahilang

  b. Kelurahan yang menjadi penanganan drainase berbasis ecodrain.

  APBD, APBN PU

  6 Jalur Evakuasi Bencana: Penyiapan ruang evakuasi apabila terjadi bencana banjir pada skala kawasan atau skala kot

  Seluruh PPK, SPPK dan PPL APBD, APBN PBBD

  B Perwujudan Pola Ruang

  I Perwujudan Kawasan Lindung

  a) Pelestarian bangunan

  2)

  b) Revitalisasi bangunan

  c) Pengelolaan dan perawatan benda cagar budaya KSK APBD, APBN Dinas PU dan

  Dinas Pariwisata

  2 Kawasan Rawan Bencana:

  1) Mendorong pembangunan rumah

  panggung pada kawasan rawan bencana banjir

  2)

  Normalisasi/pengerukan sedimentasi pada aliran sungai dan pengerukan sedimentasi drainase

  Penanganan Saluran Drainase Terpadu Berwawasan Lingkungan (“Ecodrain”),

  Pengembangan sodetan untuk mengalihkan sebahagian debit aliran Sungai Bahilang. Sodetan tersebut akan diarahkan menjadi drainase primer kota.

  (Ya/Tidak) Sumber Dana Instansi Pelaksana

  Kelurahan yang dilayani air limbah secara terpusat dan setempat

  3)

  Pengadaan alternatif sumber air baku (Sungai Padang)

  3 Sistem prasaran dana sarana air limbah:

  1) Pengembangan pengolahan air

  limbah secara setempat ( on-site system)

  2)

  Pengembangan pengolahan air limbah secara terpusat ( off-site system)

  APBD, APBN PU

  1)

  4 Sistem Persampahan:

  1)

  Pengembangan TPA Regional bersama Kabupaten Serdang Bedagai

  2)

  Peningkatan kinerja persampahan di Tempat Pengolahan Sementara (TPS). Konsep pengelolaan sampah dilakukan dengan menggunakan konsep 3R.

  Desa/Kecamatan di Kabupate Serdang Bedagai dan Kelurahan yang ditetapkan sebagai TPS dan pengolahan 3R

  APBD, APBN PU

  5 Sistem Drainase:

  APBD, APBN PBPD KSK Instansi No Usulan Program Utama Lokasi Sumber Dana (Ya/Tidak) Pelaksana

  pada kawasan rawan bencana banjir

  3 Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH):

  a. Kelurahan Dinas

  a. Hutan Kota Damarsari, Pertamanan

  b. Taman Kota Kecamatan Tebing dan LH Tinggi.

  b. Seluruh Kecamatan

  II Perwujudan Kawasan Budi Daya

  1 Kawasan peruntukan perumahan:

  a. Tersebar di setiap APBN, APBD, Dinas PU,

  a. Pengembangan LISIBA (horisontal) Kecamatan Swasta REI, APERSI dan Penyediaan PSU b. PPK, SPPK Bulian,

  b. Pengembangan Hunian Vertikal SPPK Tebing (Rumah Susun) Tinggi

  c. Revitalisasi dan Peremajaan

  c. Kelurahan yang Kawasan Kumuh mendapat penilaian kumuh tinggi dan sedang

  2 Ruang Terbuka Non Hijau

  a. KSK APBD Dinas PU Kelurahan yang

  a. Penataan gazebo di Kawasan menjadi wilayah Terminal Bandar Kajum. adminsitratif

  b. Revitalisasi sarana lapangan olah Teminal Bandar raga dan taman kota Kajum c. Kawasan Sekitar Stasiun kereta api.

  b. Lokasi Taman Kota

  c. Kawasan Stasiun KA

  3 Ruang Evakuasi Bencana Sarana lapangan olah raga dan sarana gedung pertemuan milik pemerintah

  4 Kawasan Peruntukan Jasa Pariwisata

  a. APBD Dinas Kelurahan yang masuk Pariwisata

  a. Pengembangan Kegiatan Wisata

  pengembangan buatan (pengembangan hutan kota hutan kota sebagai alternatif tempat wisata) b. Sub Wilayah Kota

  b. Pengembangan kegiatan Wisata

  Tengah dan Utara khusus (kuliner) Perwujudan Kawasan Strategis Kota

  C

  1 Kawasan bernilai stategis terhadap

  a. Kawasan Strategis Ya APBD PU

  • – ekonomi; Ekonomi Bajenis

  a. Penyusunan RTR Kawasan Berohol Strateggis

  b. Kawasan Pusat

  b. Penyusunan Peraturan zonasi Pelayanan Kota di Sinkronisasi Program PR Kawasan Terminal Bandar Strategis Kajum.

  5-13 KSK Instansi No Usulan Program Utama Lokasi Sumber Dana (Ya/Tidak) Pelaksana

  2 Kawasan bernilai strategis terhadap Kawasan Tebing Tinggi Ya APBD PU sosial budaya Lama

  a. Penyusunan RTR Kawasan Strategis

  Penyusunan Peraturan zonasi b.

  Sinkronisasi Program PR Kawasan Strategis

  3 Kawasan bernilai strategis terhadap Kawasan sepanjang Ya APBD PU lingkunga hidup sempadan sungai Padang dan Bahilang.

  a. Penyusunan RTR Kawasan

  Strateggis

  b. Penyusunan Peraturan zonasi

  Sinkronisasi Sumber : Hasil Analisa

5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tebing Tinggi

  RPJMD Pemerintah Kota Tebing Tinggi Tahun 2011

  • –2016 merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Walikota Tebing Tinggi yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Pemerintah Kota Tebing Tinggi Tahun 2011
  • –2016 dalam penyusunannya berpedoman pada dokumen perencanaan pembangunan lainnya, seperti rencana tata ruang dan rencana pembangunan jangka panjang provinsi serta memperhatikan RPJP dan RPJM Nasional.

5.2.1 Visi dan Misi RPJMD Kota Tebing Tinggi

  Perencanaan pembangunan kota pada rencana pembangunan selama lima tahun ini dapat disusun apabila visi dan misi telah dirumuskan dengan jelas. Kota Tebing Tinggi telah merumuskan visi dan misinya di dalam RPJMD, adapun visi dan misi yang tertuang dalam RPJMD tersebut adalah :

  Visi : “Mewujudkan Masyarakat Kota Tebing Tinggi yang beriman,Bertaqwa, maju, sejahtera, mandiri, berkeadilan dalam Kebhinekaa”

  Adapun misi yang mendukung pembangunan infrastruktur kota Tebing Tinggi tercantum dalam misi ke lima RPJMD yaitu: “Menyelenggarakan pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana secara terkoordinasi dengan titik berat pada penanggulangan banjir

  .”

  5-14

5.2.2 Arahan Kebijakan Pembanguan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Dalam RPJMD

  Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan kota tahun 2011-2016, maka perlu strategi dan arah kebijakan yang terencana, terpadu dan terukur. Perumusan strategi dan arah kebijakan mengacu pada misi pembangunan kota tahun 2011-2016. Selain itu, strategi dan arah kebijakan juga memuat pokok-pokok arahan tentang penataan ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tebing Tinggi yang baru (2012-2032), dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kota Tebing Tinggi (2006-2025).

  Misi Kelima dalam RPJMD terkait dengan penyelenggarakan pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana secara terkoordinasi dengan titik berat pada penanggulangan banjir, maka strategi pembangunan kota yang akan dilaksanakan tahun 2011-2016 dapat kita lihat pada Tabel 5.4 berikut ini:

Tabel 5.4 Strategi, Kebijakan dan Program Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya dalam

  RPJMD Kota Tebing Tinggi

  

Strategi Kebijakan Program

1.

   Kebijakan pada Kota Jasa di Melakukan koordinasi dan berperan aktif untuk  Meningkatnya pembangunan bidang struktur dan mendorong pemerintah provinsi dan pusat untuk infrastruktur, sarana dan infrastruktur merencanakan dan pelaksanaan pengendalian prasarana secara lebih banjir kota Tebing Tinggi, terutama pada Sungai terkoordinasi dan mewujudkan Padang dan Sungai Bahilang, supaya dapat Kota Tebing Tinggi yang bebas dilaksanakan; banjir

  2. Penguatan kelembagaan dan peningkatan kesadaran masyarakat yang ditandai dengan berkembangnya proses rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang disertai dengan menguatnya partisipasi aktif masyarakat serta penanggulangan bencana di setiap tingkatan pemerintahan;

  3. Membantu pembebasan lahan bagi kepentingan pengendalian banjir;

  4. Melakukan penanganan DAS Padang di wilayah Tebing Tinggi berupa pengerukan, pembangunan talud, dan jalan inspeksi;

  5. Membuat, memperbaiki, memelihara saluran

  drainase kota Tebing Tinggi secara terintegrasi, mulai dari pemukiman penduduk sampai badan air terakhir (Sungai);

  6. Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air 5-15

  

Strategi Kebijakan Program

  Terpadu;

  7. Peningkatan Kualitas Tata Ruang dan Pengelolaan Lahan.

   Strategi peningkatan sinergi  Meningkatnya pembangunan

  1. Mengintegrasikan dan koordinasi perencanaan

  dan pembiayaan penanganan banjir dengan pembangunan sarana dan infrastruktur, sarana dan pemerintah, propsu, dan kab. Serdang Bedagai; prasarana daerah berbasis prasarana secara lebih

  2. Melakukan daya dan upaya untuk perluasan kerjasama daerah.

  terkoordinasi dan mewujudkan daerah kota Tebing Tinggi; Kota Tebing Tinggi yang bebas

  3. Mengintegrasikan perencanaan pembangunan

  banjir kota dengan rencana pembangunan tingkat daerah dan pusat.  Strategi peningkatan Menyusun dan menetapkan acuan perencanaan,  Meningkatnya pengelolaan 1. pemanfaatan dan pengendalian ruang kota. pelestarian fungsi lingkungan lingkungan hidup perkotaan

  2. Menyusun rencana detil tata ruang kota untuk

  hidup sesuai standard setiap kecamatan dan rencana tata bangunan pengelolaan hidup yang dan lingkungan. mengacu kepada Tata Ruang

  3. Mengintegrasikan perizinan dengan tata ruang Kota.

  kota dan pengelolaan lingkungan hidup perkotaan.

  4. Mengintegrasikan dan mengkoordinasikan pengadaan dan pembebasan tanah untuk TPA.

  

5. Menyusun dan menetapkan standar pengelolaan

lingkungan hidup perkotaan.

  6. Menyusun perencanaan dan pengembangan RTH dan area pekuburan.

  Mendorong pembangunan septic-tank bangunan 7. rumah, gedung, dan kantor menggunakan standar sehat yang diintegrasikan dengan ijin mendirikan bangunan. Mendorong pembangunan IPAL Komunal.

  8.

  9. Mendorong penyusunan peraturan daerah tentang pengelolaan IPAL Komunal.

  10. Mendorong penguatan kelembagaan pemanfaatan dan pengendalian ruang.

  Sumber : RPJMD Kota Tebing TInggi Tahun 2011-2016

5.3 Arahan Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

5.3.1 Rencana Sistem Pelayanan

  Rencana sistem pelayanan air minum di Kota Tebing Tinggi mencakup jumlah penduduk yang terlayani, jangkauan pelayanan jaringan pipa, unit intake, instalasi pengolahan transmisi, distribusi

  5-16 dan pemanfaatannya. Pada RI-SPAM Kota Tebing Tinggi rencana sistem pelayanan air minum di jelaskan sebagai berikut ini:

  1. Proyeksi Jumlah Penduduk dan Cakupan Pelayanan Untuk mengetahui kebutuhan pelayanan air minum kita perlu memproyeksikan jumalah penduduk dan cakupan pelayanan. Sesuai hasil proyeksi pada RI-SPAM Kota Tebing Tinggi, penduduk tahun 2018 sebesar 160.645 jiwa, tahun 2023 sebesar 170.247 jiwa, tahun 2033 sebesar 189.945 jiwa atau dengan kata lain dibutuhkan kapasitas air tahun 2033 sebesar 400,06 l/det dibandingkan dengan kapasitas saat ini 125 l/det ini berarti perlu empat kali lipat lebih harus ditambah dari yang ada saat ini. Oleh karena itu perlu pembangunan baru / instalasi baru instalasi penyediaan air bersih maupun pemanfaatan sember

  • – sumber individual yang dianggap layak bila ditinjau dari syarat
  • – syarat air bersih. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada Tabel 5.5 berikut ini.

  2. Penzonaan Baru Untuk memudahkan pengaturan debit, pengontrolan tekanan, perbaikan dan pengawasan pelayanan maka dibuat zona

  • – zona pelayanan dengan petimbangan sebagai berikut: Perbedaan ketinggian wilayah
    • Pengelompokan zona vital seperti lokasi pemerintahan dan rumah sakit
    • Pertimbangan kondisi existing
    • Pemerataan -

  Arahan PDAM Tirta Bulian

  • Berdasarkan kriteria tersebut di atas diusulkan penzonaan sistim distribusi SPAM kota Tebing Tinggi sebagai berikut:
    • Pusat kota

  Zona I, zona khusus adalah kawasan:

  • Kawasan pemerintah (Kecamatan Tebing Tinggi Kota)
  • Sebagian kecamatan Bajenis -

  Sebagian kecamatan Padang Hilir

  • Zona II pemerataan adalah kawasan:
    • Kecamatan Rambutan dan seluruhnya

  • Kawasan Tetangga -

  Kawasan Pengembangan

  • Kecamatan Bajenis seluruhnya
  • Zona III sumber baru adalah kawasan:
    • 5-17
    • Kecamatan Padang Hulu seluruhnya

  • Sebagian pinggiran kecamatan Padang Hilir Untuk lebih jelasnya penzonaan sistim distribusi SPAM kota Tebing dapat kita lihat pada

  5-18

Gambar 5.5 dan rencana penempatan lokasi menara air dapat kita lihat pada Gambar 5.6 berikut ini.Tabel 5.5. Proyeksi Jumlah Penduduk dan Cakupan Pelayanan Kota Tebing Tinggi

  No Kecamatan Jlh Penduduk Jumlah Penduduk Proyeksi (Pn) (jiwa)

  2011 2012 2013 2014 2015 … s/d

  2020 … s/d 2025 2033

  1 Padang Hulu 25,687 26,041 26,395 26,750 27,105 28,867 30,639 33,478

  2 Padang Hilir 28,925 29,321 29,718 30,115 30,512 32,486 34,469 37,646

  3 Rambutan 29,220 29,605 29,990 30,375 30,760 32,683 34,609 37,689

  4 Bajenis 32,017 32,449 32,882 33,316 33,765 35,940 38,125 41,622

  5 Tbg Tinggi Kota 31,354 31,708 32,059 32,410 32,743 34,509 36,245 39,014 Total 146,606 149,124 151,641 154,158 156,676 164,486 174,088 189,450

  Sumber : RI-SPAM Kota Tebiing Tinggi Tahun 2013

  5-19

Gambar 5.5 Peta Zonasi Pelayanan Air Minum Kota Tebing Tinggi

  Sumber: RI-SPAM Kota Tebing Tinggi Tahun 2013

  5-20

Gambar 5.6 Peta Penetapan Lokasi Menara Air kota Tebing Tinggi

  Sumber: RI-SPAM Kota Tebing Tinggi Tahun 2013

5.3.2 Rencana Pengembangan SPAM

  2) Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK), yang melayani sub-wilayah kota,

  Rencana pengembangan SPAM tidak terlepas dari kebijakan, struktur dan pola pemanfaatan ruang pada RTRW Kota Tebing Tinggi.

  1) Pusat Pelayanan Kota (PPK), yang melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional,

  Sesuai arahan RTRW Kota Tebing Tinggi Tahun 2013-2033 Rencana Pengembangan Sistem Pusat-Pusat Pelayanan Wilayah Kota Tebing Tinggi terbagi atas :

3) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), yang melayani skala lingkungan wilayah kota.

  • Pengadaan dan pemasangan meter induk Produksi 

  • Pemasangan wash out
  • Pemasangan air valve
  • Pemasangan sambungan baru
  • Pengadaan mobil tanki
  • Penambahan daya listrik PLN
  • Penyuluhan 

  5-21

  Rencana program pembangunan SPAM kota Tebing Tinggi diarahkan untuk mengantisipasi target MDG’S 2015 dan penyempurnaan SPAM kota Tebing Tinggi hingga tahun 2033.

  Untuk mencapai target / sasaran pembangunan tersebut perlu dibuat program

  • – program yang lebih rinci, terarah dan aktual.
    • Pembangunan WTP baru / Penambahan Kapasitas IPA
    • Pembangunan Boster Pump 

  Penggantian Pompa

  Pemasangan meter induk distribusi

  • Pembangunan jembatan pipa
  • Pengadaan dan pemasangan pipa Transmisi dan Distribusi 

  Penggantian genset

  Pembuatan DED Rencana pengembangan SPAM di Kota Tebing Tinggi Dapat kita lihat pada Gambar 5.7, Gambar 5.8, dan Gambar 5.9 berikut ini.

  5-22

Gambar 5.7 Peta Rencana Pengembangan SPAM Kota Tebing Tinggi

  Sumber: RI-SPAM Kota Tebing Tinggi Tahun 2013

  5-23

Gambar 5.8 Peta Rencana Jaringan Pipa Kota Tebing Tinggi

  Sumber: RI-SPAM Kota Tebing Tinggi Tahun 2013

  5-24

Gambar 5.9 Peta Rencana Sistem Jaringan Distribusi SPAM Kofa Tebing Tinggi

  Sumber: RI-SPAM Kota Tebing Tinggi Tahun 2013

5.3.3 Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum

  • Pipa Transmisi air baku harus dirancang untuk dapat mengalirkan air untuk kebutuhan air maksimum

  • Dengan merancang pipa transmisi untuk dapat mengalirkan debit aliran pada kebutuhan jam puncak
  • Pipa transmisi harus diletakkan sedemikian rupa di bawah level garis hidrolis
  • Pada waktu pemasangan pipa transmisi perlu di pasang angker penahan pipa pada bagian belokan untuk menghindari kebocoran pipa akibat adanya tekanan.
  • Harus menetapkan metode-metode yang dapat mengendalikan pukulan air (water hummer)

  • Pada saat pembangunan reservoir harus betul-betul diawasi agar tidak ada kebocoran pada fisik bengunan.
  • Mengawasi agar volume air di reservoir tidak meluap
  • Harus memasang alat penduga tinggi muka air.

  5-25

  Kondisi kehilangan air yang di supply dari dua WTP dengan total kapasitas 140 l/det, hanya 115 l/det yang dapat di supply oleh kedua WTP tersebut dengan jumlah kehilangan air sebesar 27.69%.

  Kebocoran adalah selisih jumlah air yang dikeluarkan di instalasi dengan jumlah air oleh pelanggan, tetapi juga kebocoran pada instalasi harus dapat diminimalkan agar tidak terjadi pemborosan energi dan biaya. Penurunaan kebocoran air bidang teknis biasanya terdapat pada jaringan transmisi, distribusi, luapan reservoir, pipa dinas dan meter pelanggan.

  Aspek Teknis yang harus diperhitungkan dalam menurunkan tingkat kebocoran adalah: 1.

  Kinerja pelayanan 2. Periode pelayanan 3. Jangkauan pelayanan 4. Kinerja instalasi 5. Kinerja peralatan dan perlengkapan 6. Prosedur dan kondisi opertasi dan perawatan

  1. Penurunan Kebocoran Pada Pipa Transmisi Air Baku:

  2 Penurunan Kebocoran Pada Pipa Transmisi Air Bersih

  3. Penurunan Kebocoran Pada Unit Reservoir

4. Penurunan Kebocoran Pada Unit Distribuasi Pelaksanaan penyambugan pipa harusu sesuai dengan perturan sambungan.

  • Kedalaman pemasangan pipa harus sesuai dengan ketentuan
  • Jenis pipa yang dipakai harus menurut satandar yang telah ditetapkan.
  • 5. Penurunan Kebocoran Non Teknis - Dengan menghindari adanya konsumen tidak resmi
  • Melaksanakan tera ulang pada meteran air pelanggan secara berkala
  • Meminimalkan kesalahan data admintrasi
  • Meminimalkan tunggakan rekening pelanggan

5.4 Arahan Strategis Sanitasi Kota

  Strategi Sanitasi Kota (SSK) adalah suatu perencanaan yang komprehensif, terkoordinasi dan berkesinambungan dalam hal penanganan air bersih, air limbah, sampah dan drainase di Kota Tebing Tinggi dalam kurun waktu 5 tahun kedepan (2012

  • –2016). Sesuai dengan surat Walikota Tebing Tinggi nomor 650/6637/DK/2009, tanggal 30 September 2009, perihal Minat Mengikuti Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan. Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kota Tebing Tinggi yang terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Teknis telah dibentuk dengan Keputusan Walikota Tebing Tinggi Nomor: 660.1/02000 tanggal 8 Maret 2010, dimana Kepala Bappeda selaku Ketua Tim Pengarah, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebagai Sekretaris Pengarah Pokja, Kabid Perencanaan Fisik, Prasarana dan Penataan Wilayah pada Bappeda selaku Ketua Tim Teknis dan Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan selaku Sekretaris Tim Teknis yang diharapkan dapat berfungsi sebagai unit koordinasi perencanaan, pengembangan, pelaksanaan dan pengawasan serta monitoring pembangunan sanitasi dari berbagai aspek. Sasaran yang ingin dicapai adalah:

  a.

  Meningkatnya pelayanan PDAM Tirta Bulian dalam 5 tahun kedepan hingga mencapai 20 % penduduk Kota Tebing Tinggi.

  b.

  95 % penduduk Tebing Tinggi pada tahun 2014 sudah memiliki jamban sehat.

  c.

  Pada tahun 2016, jumlah penderita diare sudah jauh menurun hingga tinggal mencapai 10 %.

  d.

  Pada tahun 2016, luas genangan dan banjir di Kota Tebing Tinggi dalam waktu satu tahun tidak lebih dari 40 % luas wilayah kota.

  5-26 e.

  Pada tahun 2016, Kota Tebing Tinggi sudah memiliki TPA sendiri dan didukung oleh sistem pengelolaan sampah yang baik sehingga cakupan layanan persampahan sudah mencapai 70% wilayah Kota Tebing Tinggi. Pada tahun ini Kota Tebing Tinggi sedang melaksanakan program PPSP Tahap II yakni melakukan pemuktahiran Buku Putih dan SSK (Strategi Sanitasi Kota) dengan terlebih dahulu melaksankan studi EHRA (Environmental Healt Risk Assessment) yaitu pendataan resiko kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh tenaga enumerator.

5.5 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota

  Tebing Tinggi Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan merupakan suatu dokumen strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan kota, sehingga dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan program-program pembangunan infrastruktur Cipta Karya.

  SPPIP memuat arahan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur permukiman makro pada skala kabupaten/kota yang berbasis pada rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan (RPJMD). SPPIP memiliki beberapa fungsi, yaitu: a.

  Sebagai acuan bagi implementasi program-program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program-program pembangunan lainnya yang telah ada; b. Sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral bidang Cipta

  Karya di daerah;

  c. Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM;

  d. Sebagai sarana untuk integrasi semua kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tertuang di berbagai dokumen; e. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

5.5.1 Visi dan Misi Bidang Permukiman dan Infrastruktur

  Visi dan misi SPPIP tidak lepas dari visi dan misi Kota Tebing Tinggi dengan melakukan perumusan dari beberapa dokumen perencanaan wilayah di Kota Tebing Tinggi seperti RPJPD,

  5-27

  5-28

  RTRW, RPJMD dan SSK. Visi dan Misi tersebut dianalisis sesuai terhadap kebutuhan strategis pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kota Tebing Tinggi. Adapun perumusan visi dan misi yang tertera di SPPIP Kota Tebing Tinggi dapat kita lihat pada Tabel 5.6 berikut ini:

Tabel 5.6 Visi dan Misi SPPIP Kota Tebing Tinggi

  Visi dan Misi Kebijakan

  ‘Mengembangkan kawasan perumahan dan permukiman yang berkelanjutan dan harmonis baik dari sisi sosial, ekonomi, maupun daya dukung lingkungan” 1.

  Meningkatkan dan mendukung pengadaan rumah tinggal hingga tercapai pemenuhan kebutuhan yang layak

  2. Mendorong ketersediaan perumahan layak huni terutama bagi kelompok masyarakat menengah kebawah dan miskin

  3. Kebutuhan subsidi silang dalam pembiayaan pembangunan perumahan

  4. Mengembangkan perumahan secara vertikal (Rusun) untuk wilayah kecamatan atau kawasan yang padat penduduk dengan memperhatikan ketersediaan prasarana yang ada.

  5. Peningkatan pendayagunaan sumber pembiyaan untuk pembangunan perumahan dan permukiman dengan melibatkan swasta 6. Pembiayaan perumahan melalui fasilitasi subsidi dan bantuan pembiayaan perumahan

  7. Peningkatan kualitas perumahan dan permukiman kumuh Sumber: SPPIP Kota Tebing Tinggi Tahun 2011

5.5.2 Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Kota Tebing Tinggi

  Strategi pengembangan permukiman ditinjau dari aspek kebutuhan pengembangan permukiman dan infrastruktur dengan mengidentifikasi kebutuhan dan perumusan pada kawasan-kawasan prioritas penanganan SSK dan kawasan prioritas penanganan sesuai SK Walikota Tebing Tinggi. Adapun strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur yang tertuang dalam SPPIP dapat kita lihat pada Tabel 5.7 berikut ini:

Tabel 5.7 Strategi dan Program Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur

  Strategis Program

  Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman

   1 Pengendalian pembangunan perumahan Revitalisasi kawasan permukiman yang berada di kawasan dan peremajaan sempadan sungai

   Perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh (kumuh berat s/d ringan)

   Melestarikan lingkungan perumahan lama yang mempunyai karakter khusus (kawasan lindung cagar budaya) dari alih fungsi perubahan fisik bangunan

   2 Pengembangan dan pembangunan Mengembangkan lokasi Rumah Susun Milik dan Sewa yang perumahan baru potensial

   Pembangunan permukiman yang belum terbangun secara terstruktur dengan Penyediaan lahan matang (Kawasan Siap Bangun, Lingkungan Siap Bangun, Kapling Siap Bangun)

   3 Penggalian sumber-sumber pembiayaan Mendorong dan meningkatkan kerjasama investor/manajemen pembangunan antara pemerintah, swasta, masyarakat

   Mengembangkan dan mengintegrasikan sistem dan skema pembiayaan baik formal maupun non formal untuk membangun perumahan dan permukiman

   4 Pengembangan kelembagaan Penyederhanaan mekanisme perijinan, sertifikasi hak atas pembangunan dan peran serta tanah, standarisasi penilaian kredit, dokumentasi kredit, dan masyarakat dalam pembangunan pengkajian ulang peraturan terkait

   perumahan Meningkatkan, memperbaharuhi dan melengkapi peraturan pelaksanaan dengan lebih transparan dan mudah diikuti serta memberi jaminan, kepastian, dan perlindungan hukum pada masyarakat luas

   Mengembangkan peraturan perundang-undangan yang dapat memacu pertumbuhan iklim pembangunan oleh masyarakat sendiri

  5 Penyediaan Infrastruktur Kawasan  Jalan akses dan saluran drainase primer Kumuh  Jalan akses dan saluran drainase Sekunder

  6 Penataan Kawasan Permukiman Kumuh  Penyediaan Ruang Terbuka hijau Program Pembangunan Drainase 

  1 Percepatan pencegahan laju pendangkalan alur-alur sungai Merevitalisasi DAS khususnya sempadan sebagai bagian penanggulangan genangan air pada sungai untuk fungsi ruang terbuka hijau kelurahan-kelurahan di sekitar sempadan sungai

   Mengendalikan pertumbuhan perumahan-perumahaan di sepanjang sempadan sungai terutama pada kelurahan- kelurahan tersebut.

   Pengembangan jalur hijau di sepanjang sempadan sungai

   Pembebasan lahan Secara Bertahap di Garis Sempadan Sungai yang telah ditetapkan

  5-29

   2 Penanganan Sungai dari hulu hingga hilir Hulu : Mengalihkan aliran sungai Bah Hilang ke sungai Mendaris

   Hulu : Pembuatan danau/waduk penampungan di lokasi hulunya sekaligus difungsikan untuk sebagai sumber air baku bagi Kota Tebing Tinggi  Hilir : menjadikan sungai Perubahan Sungai Bah Hilang menjadi parit induk kota

   3 Menormalisasi badan sungai Normalisasi Sungai Padang sepanjang 6 Km pada sebelah hulu sungai Siberau, Pembuatan talud pasangan Batu Kali pada bagian kiri dan kanan tebing sungai sebelah hilir Jembatan sepanjang 6 Km  Normalisasi Sungai Bahilang sepanjang 3 km sampai pertemuan dengan sungai Padang

   Pembuatan Saluran Sodetan sepanjang 2 Km lebar 6 m ke arah timur sampai sungai Sigiling  Normalisasi Sungai Sigiling sepanjang 4 Km disertai pembuatan Talud kanan-kiri sungai untuk menambah daya tampung saluran sodetan dari sungai Bahilang

   4 Meningkatkan kualitas jaringan drainase Pembangunan saluran drainase

   Pembangunan saluran leaning parit/tali air lingkungan

   Rehabilitasi saluran drainase

   Rehabilitasi Parit  Pembangunan Parit

   Pemeliharaan Rutin/Berkala Saluran Drainase dengan pengerukan sedimentasi

   Pengadaan alat/pengerukan

   5 Membangun prasarana sumber daya air Pembuatan Tanggul yang sekaligus berfungsi sebagai jalan untuk mengendalikan daya rusak air inspeksi di kiri kanan Sungai Padang  Pembuatan waduk buatan sekaligus berfungsi sebagai wisata dan ruang terbuka hijau.

   Perentanaan teknis

   Rencana Induk Sistem Drainase  Penyediaan Lahan