BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA - DOCRPIJM 15039819807 BAB VII Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya edit
BAB VII
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
CIPTA KARYA
7. 1.
KONDISI EKSISTING PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA
7.1.1. Kondisi Eksisting Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP)
Kondisi eksisting kewilayahan sektor pengembangan kawasan permukiman (PKP) di wilayah
Kota Surakarta diantara terdiri dari:
1.
Kawasan Kumuh Perkotaan
Penetapan kawasan kumuh di Kota Surakarta dilakukan untuk daerah atau lokasi yang
memiliki permasalahan perumahan dan permukiman kumuh. Di Kota Surakarta sendiri berdasarkan
data hasil skoring dan pembobotan pada pekerjaan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
(RKP-KP) di tahun 2015 terdapat lokasi perumahan dan permukiman yang tergolong kumuh di Kota
Surakarta dengan klasifikasi yang berbeda-beda berdasarkan urutan prioritas penanganan kawasan.
Beberapa lokasi kawasan kumuh perkotaan di wilayah Kota Surakarta diantaranya adalah di
kawasan Semanggi dengan luas ± 76,03 ha, selanjutnya kawasan Bantaran Kali Anyar dengan luas ±
36,65 ha, kemudian Kawasan Danukusuman dengan luas ± 26,02 ha. Untuk lebih jelasnya terkait
dengan urutan prioritas penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan di wilayah Kota Surakarta
dapat dilihat pada keterangan tabel dibawah ini.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-1
Tabel 7.1. Urutan Prioritas Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
URUTAN
PRIORITA
S
KAWASAN
1
Kawasan Semanggi
2
Kawasan Bantaran Kali Anyar
3
Kawasan Danukusuman
4
Kawasan Pasar Kliwon
5
6
7
8
Kawasan Bantaran Rel KA
Kadipiro
Kawasan Mojosongo
Kawasan Tegalharjo
Kawasan Karangasem
9
LUAS
KUMUH
(Ha)
TIPOLOGI KAWASAN
76.03 Kumuh dan ilegal di bantaran rel KA; kumuh
dan ilegal di bantaran sungai; kumuh padat
perkotaan
36.65 Kumuh dan ilegal di bantaran sungai; kumuh
padat perkotaan
26.02 Kumuh dan ilegal di bantaran sungai; kumuh
padat perkotaan
14.64 Kawasan kumuh padat perkotaan
ASPEK FISIK &
LINGKUNGAN
TINGKAT
TOTAL
KEKUMUHA
SKOR
N
80
BERAT
ASPEK PERTIMBANGAN
LAIN
ASPEK LEGALITAS LAHAN
TOTAL
SKOR
PERTIMBANG
AN LAIN
15
TINGGI
(-)
(+)
Sebagian tidak jelas (slums sekaligus
squatters di bantaran sungai dan rel)
(-) (+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
+
+
(-)
(+)
+
Sebagian tidak jelas (slums sekaligus
squatters di bantaran sungai)
Sebagian tidak jelas (slums sekaligus
squatters di bantaran sungai)
Sebagian tidak jelas , menempati tanah
Magersari
Sebagian tidak jelas (slums sekaligus
squatters di bantaran sungai)
Status lahan jelas
Status lahan jelas
Sebagian tidak jelas (tidak bersertifikat)
(-) (+)
STATUS LAHAN
76
BERAT
15
TINGGI
74
BERAT
15
TINGGI
74
BERAT
15
TINGGI
72
BERAT
11
TINGGI
11.89 Kumuh perkampungan
20.53 Kumuh padat perkotaan
13.24 Kumuh padat perkotaan
68
64
58
SEDANG
SEDANG
SEDANG
13
7
7
TINGGI
SEDANG
SEDANG
Kawasan Laweyan
12.84 Kumuh padat perkotaan
58
SEDANG
7
SEDANG
10
11
Kawasan Panularan
Kawasan Timuran
0.51 Kumuh padat perkotaan
9.81 Kumuh padat perkotaan
58
54
SEDANG
SEDANG
5
3
RENDAH
RENDAH
12
9.41 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran
sungai
1.21 Kawasan kumuh padat perkotaan
0.50 Kawasan kumuh padat perkotaan
5.47 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran
sungai
54
SEDANG
3
RENDAH
13
14
15
Kawasan Bantaran Sungai
Bengawan Solo
Kawasan Nusukan
Kawasan Kadipiro Barat
Kawasan Sondakan
48
47
46
SEDANG
SEDANG
SEDANG
9
7
9
SEDANG
SEDANG
SEDANG
+
+
(-)
(+)
16
Kawasan Purwodiningratan
46
SEDANG
7
SEDANG
+
17
18
Kawasan Kadipiro Timur
Kawasan Sumber
15.59 Kumuh padat perkotaan; kumuh dan ilegal di
bantaran rel KA
0.54 Kumuh padat perkotaan
8.91 Kumuh padat perkotaan
46
42
SEDANG
RINGAN
7
11
SEDANG
TINGGI
+
(-)
(+)
19
Kawasan Pucangsawit
40
RINGAN
13
TINGGI
+
20
Kawasan Kerten
40
RINGAN
11
TINGGI
21
Kawasan Manahan
40
RINGAN
9
SEDANG
22
23
Kawasan Kratonan
Kawasan Kestalan
40
40
RINGAN
RINGAN
7
7
24
Kawasan Sudiroprajan
17.62 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran
sungai
0.68 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran
sungai
1.72 Kumuh padat perkotaan; kumuh dan ilegal di
bantaran rel KA
17.35 Kumuh padat perkotaan
35.73 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran Rel
KA
6.11 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran
40
RINGAN
7
7.53 Kawasan kumuh dan ilegal di bantaran rel KA
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-2
KESESUAIAN
RTR
(-) (+)
+
(-) (+)
+
+
+
Kumuh sedang, pertimbangan lain
tinggi, status lahan jelas
Status lahan jelas
Sebagian tidak jelas (berada di atas
saluran)
Status lahan jelas
+
Status lahan jelas
Status lahan jelas
Sebagian tidak jelas (sekaligus
merupakan squatters di bantaran
sungai dan rel)
Status lahan jelas
+
+
+
Status lahan jelas
Sebagian tidak jelas (sebagian sekaligus
merupakan squatters di bantaran
sungai dan rel)
Status lahan jelas
+
+
Sebagian jelas
+
Sebagian tidak jelas (sekaligus
merupakan squatters di bantaran rel)
Status lahan jelas
Status lahan jelas
+
SEDANG
SEDANG
(-)
(+)
(-)
(+)
+
+
SEDANG
+
Tidak jelas (sebagian menempati
+
+
(-)
(+)
+
+
+
+
+
+
+
+
URUTAN
PRIORITA
S
KAWASAN
LUAS
KUMUH
(Ha)
ASPEK FISIK &
LINGKUNGAN
TINGKAT
TOTAL
KEKUMUHA
SKOR
N
TIPOLOGI KAWASAN
ASPEK PERTIMBANGAN
LAIN
TOTAL
SKOR
ASPEK LEGALITAS LAHAN
PERTIMBANG
AN LAIN
STATUS LAHAN
sungai
25
Kawasan Banyuanyar
26
27
28
Kawasan Pajang
Kawasan Penumping
Kawasan Punggawan
5.28 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran
sungai
2.31 Kumuh padat perkotaan
1.20 Kumuh padat perkotaan
0.23 Kumuh padat perkotaan
40
RINGAN
7
SEDANG
+
bantaran sungai dan berada di lahan
keraton)
Status lahan jelas
36
36
36
RINGAN
RINGAN
RINGAN
7
7
3
SEDANG
SEDANG
RENDAH
+
+
+
Status lahan jelas
Status lahan jelas
Status lahan jelas
Sumber: RKP-KP Kota Surakarta, 2015
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-3
KESESUAIAN
RTR
+
+
+
+
2.
Kawasan Rawan Bencana
Beberapa permukiman di wilayah Kota Surakarta yang menempati daerah rawan bencana tersebar
di berbagai wilayah Kota Surakarta. Salah satu bencana alam yang sering terjadi diwilayah Kota Surakarta
adalah kejadian bencana banjir, hal ini dikarenakan Kota Surakarta termasuk salah satu Wilayah Aliran
Sungai (WAS) Bengawan Solo di bagian hulu. Sesuai kedudukannya, bencana banjir yang diakibatkan
oleh meluapnya air Sungai Bengawan Solo sering melanda Kota Surakarta, yaitu sejak tahun 1863.
Namun selain potensi terjadinya bencana banjir, Kota Surakarta juga memiliki kerawanan terhadap
bencana kekeringan, angin topan, dan bencana kebakaran. Beberapa angka kejadian bencana banjir di
Kota Surakarta dari tahun ke tahun dapat dilihat pada keterangan tabel dibawah ini.
Tabel 7.2. Sejarah Banjir di DAS Bengawan Solo Dari Hulu Hingga Hilir Tahun 1986-2007
No.
Tahun
Wilayah dan Dampak yang diakibatkan Bencana Banjir
1.
1863
Bengawan Solo sudah menimbulkan banjir
2.
1966
Banjir bandang melanda Kota Solo, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Bojonegoro, dan
Kabupaten Lamongan dengan jumlah korban 168 jiwa tewas, 182.000 rumah
rusak, 142.000 Ha lahan pertanian di 93 Kecamatan terendam. Infrastruktur rusak
42 jembatan rusak besar dan kecil, 19 fasilitas irigasi, 5 km rel kereta api, 3,8 km
tanggul
3.
1982
129 desa di 13 Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro dilanda banjir, 7.298 rumah
dan 917.376 ha lahan tergenang.
4.
1991
27.000 Ha sawah, perkebunan dan permukiman di Kabupaten Bojonegoro, Tuban
dan Lamongan terendam banjir
5.
1993
Kerugian sekitar 13,29 miliar, 200.000 petani rugi karena 15.000 ha lahan
tergenang air. Daerah yang dilanda banjir 220 desa 36 kecamatan di Kabupaten
Tuban, Bojonegoro, Lamongan dan Gresik.
6.
1994
Banjir melanda Kabupaten Blora, Bojonegoro, Tuban dan Lamongan
7.
8.
2002
2005
13 Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro diterjang banjir.
71 desa di 15 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro dilanda banjir. 443 ha sawah,
1.149 rumah dan 19 km jalan desa di Kabupaten Gresik terendam.
9.
2007
Banjir melanda Kabupaten Bojonegoro mengakibatkan 10.253 rumah, 3.225 ha
tanaman padi, 22 ha tanaman jagung dan 1.195 ha palawija terendam. Banjir juga
merendam 20 mesjid dan 11 gedung sekolah.
Sumber : RP3KP Kota Surakarta, 2013
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-4
7.1.2. Kondisi Eksisting Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL)
7.1.2.1. Kondisi Peraturan Daerah Bangunan Gedung
Kondisi Peraturan Daerah Bangunan Gedung Kota Surakarta terkait pada Bidang Cipta Karya
mempunyai tugas penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
pembangunan, rehabilitasi atau pemeliharaan gedung pemerintah dan rumah dinas serta perumahan
dan permukiman sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Untuk
melaksanakan tugas sebagaimana diatas, bidang Cipta Karya mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi
sebagai berikut:
a.
melaksanakan rencana kerja Bidang Cipta Karya berdasarkan rencana strategis dan rencana
kerja Dinas;
b.
mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan
dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang tugas;
c.
melaksanakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien
sesuai peraturan perundang-undangan;
d.
menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang tugas;
e.
merumuskan kebijakan teknis di bidang gedung pemerintahan dan rumah dinas;
f.
merumuskan kebijakan teknis di bidang perumahan dan permukiman;
g.
melaksanakan penyusunan sistem informasi pengembangan perumahan dan permukiman;
h.
melaksanakan penyusunan masterplan pengembangan perumahan dan permukiman;
i.
melaksanakan
kegiatan
perencanaan
teknis,
pembangunan, pemeliharaan
dan
pengawasan pada bangunan-bangunan pemerintah;
j.
melaksanakan pengaturan dan pembinaan pembangunan perumahan dan permukiman;
k.
melaksanakan pengelolaan sarana, prasarana dan fasilitas lingkungan perumahan dan
permukiman;
l.
memberikan pertimbangan teknis perizinan sewa gedung pemerintah;
m.
melaksanakan penyusunan indikator dan pengukuran kinerja di bidang cipta karya;
n.
melaksanakan penyiapan bahan sosialisasi di bidang cipta karya.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Bidang Cipta Karya dibantu oleh:
A. Seksi Gedung Pemerintahan dan Rumah Dinas
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-5
Seksi Gedung Pemerintahan dan Rumah Dinas mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Gedung
Pemerintahan
dan Rumah Dinas, meliputi: pelaksanaan pengadaan, pemanfaatan dan
pemeliharaan gedung pemerintah dan rumah dinas.
B. Seksi Perumahan dan Permukiman
Seksi Perumahan dan Permukiman mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perumahan dan pemukiman, meliputi:
pelaksanaan pengaturan,penyelenggaraan dan pengawasan perumahan dan pemukiman.
7.1.2.2.
Permasalahan Dan Tantangan Sektor Penataan Bangunan Dan Lingkungan
Permasalahan dan tantangan dalam sektor penataan bangunan dan lingkungan untuk wilayah
Kota Surakarta adalah :
Tabel 7.3. Permasalahan dan Tantangan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No
1
Kewenangan
Penyiapan perumusan
kebijakan teknis,
pembinaan dan
pelaksanaan di bidang
pembangunan, rehabilitasi
atau pemeliharaan
gedung pemerintah dan
rumah dinas serta
perumahan dan
permukiman sesuai
dengan kebijakan teknis
yang ditetapkan oleh
Kepala Dinas.
Progam Kegiatan
Permasalahan
Program
Masih belum
Wilayah Strategis dan terpenuhinya sarana
cepat tumbuh
dan prasaran kawasan
permukiman,
ditunjukkan dengan
luas kawasan kumuh
yang belum tertangani
Masih rendahnya
tingkat pemenuhan
kebutuhan perumahan
yang layak huni
danterjangkau
Menurunnya kualitas
permukiman sehingga
tumbuh kawasan
kumuh diperkotaan
Belum optimalnya
penanganan PSU
kawasan permukiman
Kawasan ekonomi
kreatif yang belum
tertata
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
Faktor Yang Mempengaruhi
Kawasan kumuh perkotaan
akibat urbanisasi yang
cukup luas
Pertumbuhan penduduk
Lahan perkotaan yang
semakin sempit
VII-6
No
Kewenangan
Progam Kegiatan
Progam Lingkungan
Sehat Perumahan
Permasalahan
Belum optimalnya
pemenuhan
kebutuhan dasar (air
bersih dan sanitasi,
dll)
Belum optimalnya
pelayanan air minum
Belum optimalnya
layanan cakupan Air
Limbah
Belum optimalnya
pengembangan
pelayanan
Pengolahan air limbah
terpusat (Sistem
sewerage)
Faktor Yang Mempengaruhi
Permasalahan lahan
Jaringan air bersih masih
terbatas
Belum ada jaringan air
limbah
7.1.3. Kondisi Eksisting Sektor Pengembangan Air Minum (SPAM)
7.1.3.1.
Tingkat Pelayanan (Coverage Area) dan Kebocoran Air
A. PDAM
Jumlah pelanggan aktif PDAM Tirta Dharma Kota Surakarta tahun 2015 mencapai 60.921
sambungan, yang terdiri dari jenis pelanggan sosial, rumah tangga, sekolah, usaha, instansi dan
pemerintah/ABRI. Jumlah pelanggan paling banyak jenis pelanggan rumah tangga sebesar
87,58% dan paling sedikit pelanggan pemerintahan sebesar 0,50%. Lebih jelasnya cakupan
pelayanan masing-masing jenis pelanggan PDAM Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 7.4. Cakupan Pelayanan Pdam Kota Surakarta Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
Jenis Pelanggan
Sosial
Rumah Tangga
Sekolah
Usaha
Instansi Pemerintah/ABRI
Jumlah
Jumlah
1.003
53.357
390
5.866
305
43.236
%
1,65
87,58
0,64
9,63
0,50
100
Sumber : Profil PDAM Kota Surakarta, 2016
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-7
Cakupan pelayanan PDAM Tirta Dharma Kota Surakarta selama tahun 2011 sampai dengan
tahun 2015 sebagai berikut:
Tabel 7.5. Cakupan Pelayanan Pdam Kota Surakarta Tahun 2011-2015
Jenis
Sosial
- Umum
- Khusus
Sub Jumlah I
Non Niaga
- Rumah Tangga 1
- Rumah Tangga 2
- Rumah Tangga 3
- Rumah Tangga 4
Sub Jumlah II
Niaga
- Niaga 2
- Niaga 1
Sub Jumlah III
Instansi Pemerintah/HANKAM
Sub Jumlah V
TOTAL
Jumlah Penduduk (jiwa)
Penduduk Terlayani (jiwa)
Cakupan Pelayanan (%)
2012
2013
2014
2015
478
550
1028
469
550
1019
447
555
1002
436
567
1003
492
34.136
9.117
6233
49.978
484
34.859
9.988
6165
51.496
481
37.459
10.523
6082
54.545
111
32.635
14.078
6533
53.357
300
4767
5067
267
267
112.680
505.413
396.446
78,44%
292
4790
5082
266
266
115.726
507.825
404.483
79,65%
283
4709
4992
269
269
121.616
510.077
412.856
80,94%
343
5523
5866
305
305
121.062
512.226
417.259
81,46%
Sumber : Profil PDAM Kota Surakarta, 2016
B. UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) /BLU (Badan Layanan Umum)
Saat ini, pelayanan air minum yang dilakukan oleh UPTD atau dinas yang ada di Kota Surakarta
hanya bersifat sebagai pembinaan dan pengawasan terhadap KSM yang melaksanakan program
sumur dalam. Dinas teknis yang terkait program sumur dalam ini adalah Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Cipta Karya.
C. KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat)
Tingkat pelayanan air minum di Kota Surakarta yang dilakukan oleh KSM (Kelompok Swadaya
Masyarakat) dibawah pembinaan dan pengawasan Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya
berupa adanya program pengelolaan sumur air dalam. Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan
penyediaan pengelolaan dan pemelihraan air bersih sumur dalam Kota Surakarta dengan baik,
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-8
Pemerintah membentuk sebuah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) supaya pengelolaan dan
pemeliharaannya baik, benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan adanya KSM di
Kota Surakarta diharapkan wilayah-wilayah yang tidak terjangkau oleh air berish PDAM Kota
Surakarta dan jika saat musim kering sering kekurangan air bersih dapat di nikmati dijaga dan
dikelola sendiri oleh wakilnya/KSM Se- Kota Surakarta.
Tingkat pelayanan air minum di Kota Surakarta yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Cipta Karya berupa pemanfaatan sumur dalam yang dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan air bersih masyarakat melalui jaringan perpipaan. Pengelolaannya dikelola oleh
masyarakat di bawah pengawasan DPU Bidang Cipta Karya. Program ini sudah dilaksanakan
sejala tahun 2007 sampai dengan tahun 2016 ini direncanakan terdapat 21 lokasi yang
mendapatkan program sumur dalam melalui dana DAK. Program sumur dalam yang sudah
terlaksana melalui DAK oleh DPU Bidang Cipta Karya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7.6. Program Sumur Dalam Kota Surakarta
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Lokasi/
Kelurahan
KSM PanggungRejo
Panggungrejo,Jebres
KSM Mipitan
Mipitan RT 3/29, Mojosongo
Ngemplak
RT
5/29,
KSM WARIH TOMO
Mojosongo
KSM Joyotakan
Joyotakan
KSM Lemah Abang
RT.2,3,4,5,Kadipiro
NgemplaRT.04,07/29
KSM Ngemplak Sutan2
Mojosongo
KSM Ngemplak3
RT. 01/29 Mojosongo
Randusari RT.01,02,03,
KSM Randusari
RW 30 , Mojosongo
Kendalrejo,RW 26
KSM Kendalrejo
Mojosongo
KSM Kp.Sewu
RT.1.2.3 RW.7 Sewu
Tawangsari RT. 01/34
KSM Tirto Sari
Mojosongo
KSM
Tirta
Wening Dipotrunan RT.1,2,3 /
(Dipotrunan)
RW.13 ,Tipes
KSM Blumbang Makmur RT.1,5,6 ,RW 8 Sewu
(Kp.Sewu)
KSM Tirta Mulya (Sibela) RW 24 , Mojosongo
Busukan RT.1,2,3./
KSM Tirta Barokah
RW.27.Mojosongo
Ngipang, RT 1,2,5,6,7,RW
KSM 28
28 Kadipiro
Pengelola/Pemakai
Kecamatan
Jebres
Jebres
Tahun
Pengambilan
Anggaran
(m3 / hari )
2007
50
2007
50
Pengguna
(SR)
200
1.120
Jebres
2008
50
116
Serengan
Banjarsari
2009
2010
50
50
200
200
Jebres
2010
2011
50
50
112
90
Jebres
2011
50
160
Jebres
2012
65
160
Jebres
2012
50
120
Jebres
2013
50
150
Serengan
2013
40
100
Jebres
2014
40
160
Jebres
2014
50
198
Jebres
2014
50
180
Banjarsari
2016
50
180
Jebres
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-9
No
Pengelola/Pemakai
17
Tirta Pelangi
18
Tirta Amanah
19
Sari Tirta
20
Kurnia Cipta Tirta
21
Tirta Yasa
Lokasi/
Kelurahan
Pelangi RT 1,2,3,4, RW 28
Mojosongo
Badran RT 1,2,3,RW 11
Mojosongo
Randusaru RT 4 RW 30
Mojosongo
RT 2,3, RW 34 Mojosongo
Kecamatan
Tahun
Anggaran
Pengambilan
(m3 / hari )
Pengguna
(SR)
Jebres
2016
50
128
Jebres
2016
45
98
Jebres
2016
50
140
Jebres
2016
50
100
Kampungsewu RT 1,2,3,RW
Jebres
4 Sewu Jebres
2016
50
100
Sumber: DPU Bidang Cipta Karya Kota Surakarta
Program sumur dalam yang dilaksanakan DPU Bidang Cipta Karya saat ini melayani 15 KSM di 3
(tiga) wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Jebres, Serengan dan Banjarsari. Total sambungan
rumah yang terbangun 3.266 SR.
Selain melalui Asosiasi KSM Air Bersih Surakarta Indonesia (AKABSI), pelayanan air bersih oleh
KSM juga diselenggarakan oleh BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) melalui program
“Kotaku” di Kota Surakarta. Program “Kotaku” ini dimulai pada tahun 2015 yang merupakan
program lanjutan dari program PNPM. Secara rinci pelayanan air bersih oleh BKM program
“Kotaku” di Kota Surakarta sebagai berikut.
Tabel 7.7. Program Kotaku Kota Surakarta Tahun 2015
PELAYANAN AIR MINUM
No
Kecamatan
1
2
Pasarkliwon 1
Banjarsari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Jebres
1
2
3
No Kelurahan
Baluwarti
Banyuanyar
Gilingan
Kadipiro
Keprabon
Kestalan
Ketelan
Manahan
Mangkubumen
Nusukan
Punggawan
Setabelan
Sumber
Timuran
Gandekan
Jagalan
Jumlah
Rumah
Tangga
Jumlah
Kepala
Keluarga
1.143
2.398
3.589
8.082
545
554
640
2.080
1.721
4.627
696
700
2.894
417
1.465
1.857
1.491
2.723
4.625
9.919
712
675
741
2.585
2.123
5.870
842
827
3.503
472
1.801
2.445
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
1
2
3
4
895
1.788
2.030
5.675
317
358
374
1.628
1.229
2.861
471
472
1.884
295
981
1.452
78%
74%
60%
70%
58%
67%
64%
81%
71%
64%
73%
75%
65%
74%
67%
78%
1.143
2.388
3.589
8.041
545
554
636
2.071
1.721
4.624
692
699
2.855
397
1.442
1.650
100%
100%
100%
99%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
99%
99%
99%
96%
98%
92%
VII-10
PELAYANAN AIR MINUM
No
4
5
6
Kecamatan
No Kelurahan
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Laweyan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Pasarkliwon 1
2
3
4
5
6
7
8
Serengan
1
2
3
4
5
6
7
Jebres
Kepatihan kulon
Kepatihan wetan
Mojosongo
Pucangsawit
Purwodiningratan
Sewu
Sudiroprajan
Tegalharjo
Bumi
Jajar
Karangasem
Kerten
Laweyan
Pajang
Panularan
Penumping
Purwosari
Sondakan
Sriwedari
Gajahan
Joyosuran
Kampung baru
Kauman
Kedung Lumbu
Pasar kliwon
Sangkrah
Semanggi
Danukusuman
Jayengan
Joyotakan
Kemlayan
Kratonan
Serengan
Tipes
Jumlah
Rumah
Tangga
Jumlah
Kepala
Keluarga
4.505
401
458
10.217
2.617
652
1.281
580
870
819
1.294
1.845
1.586
314
4.220
1.460
535
1.601
2.076
576
682
2.159
438
435
907
737
2.415
7.231
1.777
609
1.592
411
891
1.534
1.692
5.142
463
576
11.807
3.334
852
1.752
726
1.175
1.130
1.748
2.258
2.270
431
5.256
1.848
652
2.227
2.892
701
887
2.997
624
618
1.293
1.017
3.487
10.041
2.195
879
2.105
582
1.477
2.026
2.453
1
2
3
4
3.422
216
313
9.452
1.863
462
1.015
354
654
415
884
445
1.157
43
3.304
901
516
1.080
1.231
331
583
2.048
373
217
779
601
1.941
5.548
1.530
499
1.138
285
812
1.054
1.112
70%
61%
66%
93%
72%
69%
76%
59%
72%
55%
69%
25%
71%
15%
76%
59%
96%
70%
56%
60%
85%
94%
83%
62%
87%
85%
83%
80%
83%
82%
73%
72%
90%
67%
67%
4.356
401
455
10.083
2.437
598
912
552
644
690
1.278
1.845
1.540
314
4.215
1.443
520
1.559
2.075
576
625
2.157
438
435
881
737
2.394
7.070
1.723
609
1.535
407
848
1.534
1.692
95%
100%
94%
99%
91%
89%
73%
96%
76%
85%
99%
100%
97%
100%
100%
98%
96%
97%
100%
100%
92%
100%
100%
100%
93%
100%
99%
98%
98%
100%
96%
99%
96%
100%
100%
Sumber : Baseline Data Kotaku, 2015
Keterangan :
1 adalah: Jumlah Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci
(perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) (Unit rumah tangga)
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-11
2 adalah: Persentase Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci
(perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) (%)
3 adalah: Jumlah Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60
liter/org/hari) (Unit rumah tangga)
4 adalah: Persentase Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60
liter/org/hari) (%)
Program pelayanan air bersih yang dilakukan oleh PNPM dan Kotaku dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 7.8. Program Pelayanan Air Bersih (Pnpm Dan Kotaku)
No
1
Tahun
2009
2
2011
3
4
5
2012
2013
2014
6
2015
7
2016
Kegiatan
10 Kegiatan (Rehab MCK (SUmur Pompa), Perbaikan Sumur Pompa
Tangan, Pembuatan Sumur, Hidran Air Bersih, Pembuatan Sumur
Resapan)
7 Kegiatan (pompa dan Tandon Air, Pembuatan sumur, Hidrant, Renovasi
Sumur)
1 Kegiatan (hidran)
3 Kegiatan (Instalasi air bersih, Pengadaan Tandon Air)
4 Kegiatan (Pengadaan air bersih Pengadaan Instalasi Tandon)
Lokasi
Laweyan, Pasar Kliwon,
Serengan, Jebres, Banjarsari
Jebres, Laweyan, Pasar
Kliwon
Pasar Kliwon
Pasar Kliwon, Serengan
Laweyan, Pasar Kliwon,
Serengan, Jebres
3 Kegiatan (Pengadaan air bersih, Pengadaan Instalasi Tandon, Jebres
perpipaan)
3 Kegiatan (Pengadaan air bersih , Sumur dan Tandon)
Jebres
Sumber : Baseline Data PNPM dan Kotaku, 2009-2016
D. BUS (Badan Usaha Swasta)
Tingkat pelayanan air minum di Kota Surakarta untuk saat ini belum terdapat layanan yang
disediakan oleh BUS (Badan Usaha Swasta).
E.
Koperasi
Tingkat pelayanan air minum di Kota Surakarta untuk saat ini belum terdapat layanan yang
disediakan oleh Koperasi.
PDAM Tirta Dharma Kota Surakarta masih terdapat permasalahan adanya tingkat kehilangan
air/kebocoran air baik volume yang diproduksi maupun yang terdistribusi. Pada tahun 2015 tingkat
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-12
kebocoran air mencapai 34,69%. Perbandingan data produksi, penjualan air dan kehilangan air tahun
2011-2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 7.9. Data Produksi, Penjualan Air Dan Kehilangan Air Tahun 2011-2015
Uraian
Produksi Air (m 3)
Penjualan Air (m 3)
Kehilangan Air (m 3)
Kehilangan Air (%)
2011
2012
2013
2014
2015
23.799.386
24.360.217
23.582.654
23.512.293
23.282.039
15.114.607
15.418.527
15.503.454
15.399.906
15.305.624
8.337.610
8.271.076
7.665.433
7.745.802
7.648.068
35,35
34,34
33,06
33,47
33,27
Sumber : Profil PDAM Kota Surakarta, 2011-2015
Sedangkan secara rinci jumlah volume dan prosentase kehilangan air untuk PDAM Kota Surakarta
Tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7.10. Jumlah Volume dan Prosentase Kehilangan Air Tahun 2011-2015
No
Tahun
1
2
3
4
5
2011
2012
2013
2014
2015
Kehilangan Air
Volume (m3)
Prosentase (%)
8.337.610
35,35
8.271.076
34,34
7.665.433
33,06
7.745.802
33,47
7.648.068
33,27
Sumber : Profil PDAM Kota Surakarta, 2011-2015
Sampai dengan saat ini, beberapa sumber air belum terpasang meter induk atau meter induk
dalam keadaan rusak. Dalam rangka memantau kehilangan air, perlu adanya pemasangan meter induk
pada setiap sumber air dan reservoir untuk mengetahui secara pasti jumlah air yang diproduksi dan jumlah
air yang didistribusikan.
7.1.3.2.
Jaringan Perpipaan (JP)
A. PDAM
1.
Unit Air Baku
Unit air baku jaringan perpipaan (JP) SPAM Kota Surakarta digambarkan melalui beberapa
kondisi, sebagai berikut.
a.
Kondisi Sumber Air Baku
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-13
Sumber air baku yang digunakan PDAM adalah air baku mata air Cokrotulung sebesar 387
l/det, 28 sumur dalam dengan 5 sumur dalam tidak beroperasi, 23 sumur dalam yang aktif
sebesar 337,80 l/det dan 3 buah IPA (Instalasi Pengolahan Air Bengawan Solo) sebesar
201,36 l/det. Pemanfaatan sumber air baku yang dimiliki PDAM tidak dapat dimanfaatkan
secara maksimal. Secara rinci sumber air PDAM Kota Surakarta sebagai berikut:
Tabel 7.11. Sumber Air Baku PDAM Tirta Dharma Kota Surakarta
Kapasitas Produksi (m3)
Terpasang
Terpasang
Tidak Dapat
Riil
Dimanfaatkan
13.932.000
0
13.932.000
3.600.000
0
3.600.000
1.800.000
0
1.800.000
8.684.419
0
8.684.419
28.016.419
0
28.016.419
Instalasi
MA Cokrotulung
IPA Jurug
IPA Jebres
Sumur Dalam
Jumlah
Kapasitas
Menganggur
(Idle) (m3)
Volume
Produksi
12.204.432
3.322.829
1.566.401
6.188.377
23.282.040
1.727.568
277.171
233.599
2.496.042
4.734.379
Sumber : Laporan Evaluasi Kerja PADM Kota Surakarta, 2015
Secara rinci gambaran terkait nama sumber air dan kapasitas produksi air baku di Kota
Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7.12. Kapasitas Sumber Air Baku PDAM Kota Surakarta Tahun 2015
No
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
B
1
2
Air Baku
Kawasan Utara
Mojosongo I
Mojosongo II
Mojosongo III
Kadipiro I
Kadipiro II
Kadipiro III
Randusari I
Randusari II
Randusari III
Ngadisono
Plesungan I
Plesungan I
Plesungan I
Sibela
Tirtanadi
Jumlah SD
Kawasan Timur
Jebres I
Jebres I
Kapasitas Sumber (Ltr/detik)
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
10,28
4,67
3,62
11,67
39,28
17,88
0 (tidak berproduksi)
20,77
3,09
36,29
0 (tidak berproduksi)
16,33
11,72
2,33
12,62
190,55
17,41
26,63
VII-14
No
3
4
5
C
1
2
3
4
5
D
1
2
3
E
F
Air Baku
Pedarlingan
Jurug 1
Jurug 2
Jumlah SD
Kawasan Barat
Manahan 1
Manahan 2
Sumber
Banyuanyar
Banjarsari
Jumlah SD
Kawasan Selatan
Karangasem
Semanggi
Sriwedari
Jumlah SD
Total SD
MA. Cokrotulung
IPA
TOTAL
Kapasitas Sumber (Ltr/detik)
5,07
16,35
Masuk ke reservoir IPA Jurug
65,46
19,76
9,82
0 (tidak berproduksi)
6,85
19,61
56,04
25,72
0 (tidak berproduksi)
0 (tidak berproduksi)
25,72
337,77
387
201,36
926,13
Sumber : Laporan Evaluasi Kerja PDAM Kota Surakarta, 2015
Kapasitas menganggur atau kapasitas produksi riil yang belum digunakan untuk produksi
sebanyak 4.734.379,29 m3 atau 16,90% dari kapasitas produksi riil. Kapasitas produksi
menganggur tersebut disebabkan air tanah penduduk di Sukakarta cukup baik dan
pengoperasian pompa di sumur dalam tidak 24 jam, sehingga valume produksi air PDAM
Kota Surakarta pada tahun 2015 hanya sebesar 23.282.039,93 atau sebesar 83,19% dari
kapasitas produksi riil.
b.
Kondisi Pipa Transmisi
Kondisi pipa transmisi digambarkan pada beberapa kondisi yaitu jenis pipa, panjang pipa,
diameter pipa dan tahun pemasangan pipa yang terdapat di PDAM Tirta Dharma Kota
Surakarta. Kondisi pipa transmisi PDAM Kota Surakarta secara rinci dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 7.13. Kondisi Jenis, Panjang, Diameter Pemasangan Pipa Transmisi
PDAM Kota Surakarta
No
1
Dia. (mm)
600
Pipa Transmisi
Jenis
DCIP
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
Panjang (m)
8.375
VII-15
No
Pipa Transmisi
Jenis
DCIP
STEEL
DCIP
Cl
Cl
PVC
Dia. (mm)
500
500
450
450
400
2
3
4
5
6
Total
Panjang (m)
17.941
3.000
9.950
14.400
18.868
1.576
74.110
Sumber: Profil PDAM Kota Surakarta, 2016
c.
Kondisi Foto Intake Bangunan
Kondisi bangunan intake yang terdapat di PDAM Kota Surakarta dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 7.1.
Foto Intake
Intake Jurug – Jebres
Intake Semanggi
2.
Unit Produksi
Kapasitas menganggur atau kapasitas produksi riil yang belum digunakan untuk produksi
sebanyak 4.4734.379,29 m3 (16,90%) yang disebabkan oleh kondisi air tanah penduduk di
Surakarta cukup baik dan pengoperasian pompa di sumur dalam tidak 24 jam.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-16
Tabel 7.14. Kapasitas Sumber Air Baku Pdam Kota Surakarta Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
6
Air Baku
Kawasan Utara
Kawasan Timur
Kawasan Barat
Kawasan Selatan
MA. Cokrotulung
IPA
TOTAL
Kapasitas Sumber (Ltr/detik)
190,55
65,46
56,04
25,72
387
201,36
926,13
Sumber : Laporan Evaluasi Kerja PDAM Kota Surakarta, 2015
Kondisi IPA PDAM Kota Surakarta dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 7.2.
Foto Bangunan IPA
IPA Fiber
IPA Jebres
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-17
IPA Jurug
3.
Unit Distribusi
Air Minum Kota Surakarta dibangun Tahun 1929 oleh PB X. Pelaksanaan pembangunan dan
pengelolaan dilakukan NV Hoogdruk Water Leiding Hoofplaats Surakrta en mstreken. Setelah
Proklamasi 17 Agustus 1945, pengelolaannya diambil alih Pemerintah Republik Indonesia.
Tanggal 9 April 1960 pengelolaan dialihkan ke Seksi Air Minum pada Dinas Penghasilan
Daerah Kotamadya Tingkat II Surakarta. Guna memenuhi kebutuhan air minum masyarakat
Kota Surakarta baik wilayah perkotaan dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan.
Untuk wilayah perkotaan sistem perpipaan diselenggarakan oleh PDAM Tirta Dharma Kota
Surakarta sedangkan untuk wilayah perdesaan sistem perpipaan diselenggarakan oleh DPU
Cipta Karya melalui program DAK, ZPOA dan bantuan-bantuan lain. Sedangkan sistem non
perpipaan dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat. Kondisi jaringan pipa transmisi dan
distribusi yang mengalirkan air dari sumber ke unit pelayanan yang dikelola PDAM Tirta
Dharma Kota Surakarta saat ini sebagai berikut:
Tabel 7.15. Kondisi, Jenis, Diameter Pemasangan Pipa Distribusi Pdam
Kota Surakarta
No
1
2
3
Pipa (mm)
300
250
200
4
150
5
125
Pipa Distribusi
Jenis
ACP
ACP
ACP
PVC
PVC
CIP
CIP
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
Panjang (m)
22.680
4.400
18.824
65.012
12.159
14.175
VII-18
No
6
Pipa (mm)
100
7
8
9
80
75
60
10
50
Pipa Distribusi
Jenis
CIP
PVC
CIP
PVC
CIP
PVC
PVC
Panjang (m)
16.545
167.183
44.116
93.230
90.946
2.727
255.915
807.912
Total
Sumber: Profil PDAM Kota Surakarta, 2016
4.
Unit Pelayanan
Kuantitas air yang didistibusikan oleh PDAM Kota Surakarta tahun 2015 sebanyak 15.305.724
m3 untuk 60.787 pelanggan atau 20,98 m3/pelanggan/bulan. Jumlah tersebut telah dapat
memenuhi kebutuhan rata-rata per bulan per rumah tangga sebesar 19,97 m3 atau 109,17
liter/orang/hari. Pemakaian rata-rata tersebut telah melebihistandar minimal kebutuhan air yang
ditetapkan oleh Pemerintah Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pasal 1 ayat 8 tentang Standar Kebutuhan
Pokok Air Minum adalah kebutuhan air sebesar 10 m3/kk/bulan atau 60 liter/orang/hari, atau
sebesar satuan volume lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri yang
menyelengarakan urusan pemerintahan di bidang sumber daya air.
Tabel 7.16. Jumlah Sambungan Pelanggan Pdam Kota Surakarta Tahun 2015
Jenis
Sosial
- Umum
- Khusus
Sub Jumlah I
Non Niaga
- Rumah Tangga 1
- Rumah Tangga 2
- Rumah Tangga 3
- Rumah Tangga 4
Sub Jumlah II
Niaga
- Niaga 2
- Niaga 1
Sub Jumlah III
Instansi Pemerintah/HANKAM
Sub Jumlah V
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
2015
436
567
1003
111
32.635
14.078
6533
53.357
343
5523
5866
305
305
VII-19
Jenis
TOTAL
Jumlah Penduduk (jiwa)
Penduduk Terlayani (jiwa)
Cakupan Pelayanan (%)
2015
121.062
512.226
417.259
81,46%
Sumber: Profil PDAM Kota Surakarta, 2016
Jumlah penduduk yang terlayani menurut wilayah teknis maupun administratif adalah sebanyak
425. Jiwa atau 81,46% dari jumlah penduduk sebanyak 510.077 jiwa. Cakupan pelayanan
tersebut naik sebesar 0,52% dari tahun 2014 sebesar 80,94% dan telah melampaui target
MDGs tahun 2015 sebesar 68,87%, serta target pelayanan untuk penduduk sektor perkotaan
sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 1999 sebesar 80%.
B. Non PDAM
SPAM Kota Surakarta non PDAM dilayani melalui Jaringan Perpipaan (JP) yang dikelola oleh
UPTD dan KSM yang mengikutsertakan masyarakat dalam proses pelaksanaan kegiatan
pengelolaan SPAM. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan program SPAM ini adalah:
1.
Meningkatkan akses air minum bagi masyarakat utamanya yang belum terjangkau
pelayanan BUMD – PDAM;
2.
Menciptakan hidup bersih melalui promosi kesehatan;
3.
Pembangunan prasarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pemberdayaan
Masyarakat);
4.
Pembangunan berkelanjutan yang mampu diadaptasi Pemerintah Kabupaten;
5.
Menuju tercapainya target RPJMN di bidang air minum mengikat komitmen pemerintah
untuk dapat mencapai cakupan pelayanan 100% penduduk pada tahun 2019 dalam
memperoleh akses air minum layak dan aman; dan
6.
Memperbaiki kualitas hidup masyarakat menuju sehat, produktif dan kualitas hidup
masyarakat (miskin) lebih meningkat, melalui perubahan perilaku sehat dan pelayanan
kesehatan.
Sumber air baku yang digunakan dalam pelayanan air minum oleh Non PDAM berupa sumur
dalam. Rata-rata kapasitas sumber air yang digunakan adalah 6 lt/detik. dengan kapasitas
terpasang rata-rata 2,2 lt/dt. Sistem distribusinya menggunakan jaringan perpipaan dengan
diameter pipa yang digunakan 6” 100 meter.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-20
7.1.3.3.
Bukan Jaringan Perpinaan (BJP)
Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan di Kota Surakarta disediakan oleh
instansi pemerintah, kerjasama dengan swasta, maupun oleh masyarakat atau Kelompok Keswadayaan
Masyarakat. Beberapa bentuk SPAM bukan jaringan perpipaan antara lain : hidran umum, penampung air
hujan, sumur dalam, sumur pompa, sumur gali, dan instalasi pengolahan air sederhana.
Kondisi sistem penyediaan air minum Bukan Jaringan Perpipaan berupa hidran umum jauh
dibawah rata-rata. Pemakaian per bulan per orang pelanggan rumahtangga dan jumlah hidran umum
semakin berkurang. Akibat pemutusan sambuhngan rumah (SR) sebesar 1.318 unit melebihi jumlah
sambungan rumah baru 946 unit dan kecepatan penyambungan SR rata-rata melebihi 20 hari jauh dari
standar pelayanan yang ditetapkan yaitu 6 hari. Kondisi tersebut pemakai hidran umum beralih menjadi
pelanggan PDAM. Penertiban rekening air yang menunggak dan belum tersedianya jaringan distribusi
untuk SR serta keterbatasan dana. Akibatnya cakupan pelayanan hidran umum sebesar 120 jiwa per
hidran umum sulit terwujud dan capaian kinerja pertumbuhan pelangan menjadii turun.
7.1.3.4. Permasalahan Penyelenggaraan SPAM
Permasalahan secara umum yang terkait dalam penyelenggaraan SPAM di Kota Surakarta
sebagai berikut:
1.
Menurunnya capaian kinerja tahun 2015 sebesar 0,89 yang disebabkan menurunnya Rasio
Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar, Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas dan
Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang;
2.
Menurunnya tingkat kesehatan sebesar 0,37 dari capaian kinerja tahun 2014 sebesar 3,54
yang disebabkan turunnya nilai rasio solvabilitas, rasio kas, kualitas air pelanggan, efisiensi
produksi, dan penggantian meter air;
3.
Belum tercapainya kontinuitas air. Kontinuitas air yang terdistribusikan berkisar 21,49 jam
per hari atau belum 24 jam. Hal ini disebabkan adanya kekurangan reservoir dan
pemerataan tekanan air yang masih kurang;
4.
Tingkat kehilangan air fisik dan non fisik mencapai 40%;
5.
Semakin menurunnya debit produksi pada sumur dalam, yang semula ada 28 sumur dalam
saat ini tinggal 22 sumur dalam aktif;
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-21
6.
Sumber air baku yang digunakan memiliki tingkat pemanfaatan yang belum maksimal;
7.
Penggunaan sumur dangkal warga khususnya daerah pelayanan Wilayah Selatan sehingga
cakupan pelayanan di Wilayah Selatan masih cukup rendah;
8.
Tidak adanya sumber air lain selain pemanfaatan air permukaan dari Sungai Bengawan
Solo yang sudah tercemar dan membutuhkan biaya tinggi dalam pengolahannya;
9.
Pemakaian hidran umum semakin berkurang.
7.1.4. Kondisi Eksisting Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP)
7.1.4.1. Kondisi Pengelolaan Air Limbah Kota Surakarta
Pengelolaan air limbah (sanitasi) pada rumah tangga di Kota Surakarta tergolong cukup baik.
Berdasarkan data yang didapat dari Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dapat diketahui
bahwa persentase tingkat rumah tangga bersanitasi sejak tahun 2011 sampai tahun 2015 terus mengalami
pengingkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2011, jumlah rumah tangga bersanitasi di Kota Surakarta
adalah 80 %, sedangkan pada tahun 2015 jumlahnya meningkat sampai 97,1 %. Untuk lebih jelasnya,
perkembangan persentase rumah tangga bersanitasi di Kota Surakarta pada tahun 2011-2015 dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-22
Gambar 7.3.
Grafik Perkembangan Rumah Tangga Bersanitasi
Kota Surakarta tahun 2011 - 2015
Grafik Perkembangan Rumah Tangga Bersanitasi
Kota Surakarta Tahun 2011-2015 (%)
120
97.1
100
85
87
96.1
80
80
60
40
20
0
2011
2012
2013
2014
2015
Perkembangan Rumah Tangga Bersanitasi
Sumber: Diolah dari Renstra Dinas PU dan Penataan Ruang, 2017
Selain menunjukkan perkembangan yang positif, grafik perekembangan rumah tangga bersanitasi
diatas juga menjelaskan bahwa peningkatan terbesar terjadi diantara tahun 2013 dan tahun 2014 dimana
tingkat pertumbuhan yang ada mencapai 9,1 %. Hal ini dimungkinkan karena pada tahun 2012-2014 Kota
Surakarta mendapatkan bantuan SPBM USRI yang terdapat di 50 lokasi. Sementara itu, tingkat
perkembangan paling rendah terjadi diantara tahun 2014 dan tahun 2015 yakni hanya sebesar 1 %.
Perencanaan pembangunan sarana prasarana pendukung pengolahan sanitasi baik dalam skala
rumah tangga maupun skala kota merupakan hal yang perlu dilakukan dengan optimal dan dilaksanakan
sesegera mungkin karena mengacu pada RPJM Nasional yang mengamanatkan bahwa pada tahun 2019,
seluruh kawasan permukiman ditargetkan 100 % memiliki sanitasi baik sistem sanitasi secara on-site
muapun off-site. Dalam mendukung terwujudnya program tersebut, Kota Surakarta terus berupaya untuk
dapat meingkatkan pelayanan kepada masyarakat terkait pembangunan sarana prasarana pendukung
pengolahan air limbah. Namun demikian, terdapat beberapa isu dan faktor penghambat yang ada dalam
pengembangan pelayanan sanitasi diantaranya adalah:
Belum optimalnya layanan cakupan air limbah. Contohnya seperti pipa pembuangan limbah
rumah tangga yang pembuangannya belum langsung disalurkan ke IPAL. Pada tahun 2015,
dapat diketahui bahwa baru 12,7 % rumah tangga yang pipa pembuangannya langsung ke
IPAL.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-23
Belum optimalnya pengembangan pelayanan pengolahan air limbah terpusat (sistem
sewerage)
Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan dasar pelayanan sanitasi. Meskipun secara
keseluruhan sebagian masyarakat sudah memiliki septic tank dan sarana MCK Komunal pada
kawasan namun, pemunuhan kebutuhan dasar pelayanan sanitasi masih belum optimal dan
menjangkau ke seluruh wilayah, hal ini dapat dilihat dari beberapa kelurahan yang pelayanan
pengelolaan air limbah baik komunal maupun individu masih di bawah 50 %.
Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan
penduduk akan ketersediaan rumah yang berakibat pada meningkatnya kebutuhan akan
meningkatnya nilai investasi penyediaan sarana prasarana pendukung sanitasi.
7.1.4.2. Kondisi Pengelolaan Persampahan Kota Surakarta
Pengelolaan sampah di Kota Surakarta tergolong baik dimana hal ini dapat dilihat dari tingkat
kinerja pengelolaan persampahan yang terukur dari tingkat persentase penanganan sampah dalam kurun
waktu 7 tahun terakhir berada pada angkat diatas 95 %. Tingkat persentase penanganan sampah tersebut
tergolong tinggi mengingat laju pertumbuhan penduduk yang notabene salah satu faktor penyebab
meningkatnya jumlah produksi sampah di Kota Surakarta cukup tinggi. Berdasarkan data yang didapat dari
Dinas Lingkungan Hidup, dapat diketahui bahwa trend pengelolaan persampahan di Kota Surakarta terus
mengalami peningkatan. Agar lebih jelasnya, perkembangan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.17. Kinerja Pengelolaan Persampahan Kota Surakarta Tahun 2010-2015
No
Indikator
1
Persentase penanganan
sampah (%)
Rasio Ketersediaan Tempat
pembuangan sampah per
satuan penduduk
Jumlah kelompok pengelola
sampah (kelompok)
2
3
2010
2011
Tahun
2012
2013
2014
2015
95,72
95,72
95,14
96,33
95,82
95,90
1,78
1,77
1,81
1,04
2
2,5
5
6
7
9
11
18
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta, 2016
Tabel diatas menjelaskan bahwa indikator lain yang digunakan dalam mengukur kinerja
pengelolaan persampahan di Kota Surakarta yakni rasio ketersedian tempat pembuangan sampah dan
jumlah kelompok pengelola sampah terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan itu
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-24
merupakan indikasi positif dari baiknya pengelolaan sampah yang ada. Meskipun demikian, pemerintah
daerah harus terus berupaya untuk meningkatkan pelayanannya baik dari sisi penyediaan sarana
prasarana, maupun dari sisi pembinaan kepada masyarakat tentang pentingnya kebersihan dalam
berkehidupan sehari-hari sehingga nantinya dapat terwujud Kota Surakarta yang bersih dan indah karena
sampah yang ada telah sepenuhnya terkelola dengan baik.
7.1.4.3. Kondisi Eksisting Drainase Permukiman Kota Surakarta
Secara umum fungsi saluran drainase adalah untuk mengalirkan air sehingga tidak terjadi banjir
atau genangan air. Luas catchment area Kota Surakarta seluas 4.325 Ha, dengan panjang saluran primer
40,13 km, sekunder 129,441 km dan tersier 28,883 km. Kondisi pengaliran saluran primer dan sekunder +
50% dari kapasitas rencana serta untuk tersier + 30%. Kawasan genangan + 273 ha, tinggi genangan 0,51,5 m, lama 3-24 jam dan frekuensi 1-5 kali/tahun. Menurut daerah tangkapannya dapat dibedakan
menjadi :
a. Sistem makro meliputi saluran aliran sungai yang melintasi kota Surakarta dan mengalir
menuju sungai Bengawan Solo yaitu Kali Tanggul/Wingko dan Kali Anyar.
b. Sistem mikro meliputi saluran drainase utama di bagian tengah kota yaitu Kali Pepe Hilir dan
Kali Jenes serta saluran tersier dan sekunder/kolektor yang ada dalam kota.
Tabel 7.18. Fasilitas Pendukung Drainase Kota Surakarta
Fasilitas
Tanggul
penangkis
banjir
Bendung /
dam
Pintu air dan
pompa
Keterangan/ Detail
Bengawan Solo lama, 6,5 km
Kali anyar, 3,5 km
Bengawan Solo baru, 9 km
Kali Pepe Hulu dan Kali Sumber, 2,5
km
Kali Wingko, 1,65
Tirtonadi (bendung karet)
Kleco
Sumber Balaikambang 1 unit
Tirtonadi 4 unit, kompresor 1 unit
Sumber Tapen 3 unit, pompa 2 unit
(rusak)
Kleco 4 unit
Tipes 2 unit, pompa 1 unit (500lt/dt)
Makam Bergolo 2 unit
Viaduck, Gilingan 4 unit, pompa 2 unit
(2x500lt/dt)
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
Demangan 10 unit,
pompa 6 unit (12.300
lt/dt)
Putat Kp Sewu 3 unit
Plalan Joyotakan 3 unit
Gandekan Tengen 2 unit,
pompa 1 unit (2x100lt/dt)
Kaliwingko 6 unit, pompa
5 unit (5x100lt/dt)
VII-25
Fasilitas
Keterangan/ Detail
Kedung Lumbu 2 unit, pompa 2 unit
(500lt/dt)
Kali Buntung 2 unit, pompa 1 unit
(rusak)
Sepanjang tanggul baru
Bengawan Solo 15 unit
Sepanjang tanggul Kali
Anyar, Kali Sumber dan
Kali Pepe Hilir 40 unit
Sumber: Sub Dinas Drainase Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta
Gambar 7.4.
Kondisi Eksisting Drainase Kota Surakarta Tahun 2015
Untuk mendukung sistem drainase Kota Surakarta, dibutuhkan beberapa fasilitas pendukung
drainase demi terselenggaranya sistem drainase dapat berjalan secara optimal.
Sistem drainase di wilayah Kota Surakarta pada mulanya dibangun untuk kepentingan Kraton dan
selanjutnya dikembangkan sebagai sistem drainase kota. Jaringan drainase di Surakarta dibedakan
menjadi dua bagian yaitu drainase alam dan darinase kota. Drainase alam pada umumnya merupakan
sungai-sungai yang melintas di tengah kota seperti Kali Sumber, Kali Pepe, dan Kali Anyar, yang berfungsi
sebagai penampung pengaliran drainase kota dan air hujan yang diteruskan ke laut melalui Sungai
Bengawan Solo. Sedangkan drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air
hujan maupun air buangan dari rumah tangga. Drainase kota dilengkapi dengan pintu air di 30 lokasi dan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-26
pompa-pompa air pengendali banjir. Selain itu prasarana lainnya yaitu bangunan utama yang meliputi
stasiun pompa di 6 lokasi, pintu air di 30 lokasi, tanggul sebanyak 5 unit, dan dam 2 unit.
Tahun 2015 Kota Surakarta melakukan pembangunan drainase di delapan titik yaitu Jalan Pulang
Geni Tipes, Mojosongo (Bonoroto), Jalan Sabang Pasar Legi, Jalan Sutoyo, Kali Jenes, jalan Sugiyono,
Jalan Kyai Mojo, Jalan Bhayangkara. Pembangunan drainase ini dilakukan untuk mengantisipasi banjir
yang datang pada musim penghujan.
Tabel 7.19. Kerapatan Drainase di Kota Surakarta Tahun 2014
Kerapatan Drainase
(Km/Km2)
>6,57
4,93 - 6,56
3,29 - 4,92
4,93 - 6,56
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
CIPTA KARYA
7. 1.
KONDISI EKSISTING PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA
7.1.1. Kondisi Eksisting Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP)
Kondisi eksisting kewilayahan sektor pengembangan kawasan permukiman (PKP) di wilayah
Kota Surakarta diantara terdiri dari:
1.
Kawasan Kumuh Perkotaan
Penetapan kawasan kumuh di Kota Surakarta dilakukan untuk daerah atau lokasi yang
memiliki permasalahan perumahan dan permukiman kumuh. Di Kota Surakarta sendiri berdasarkan
data hasil skoring dan pembobotan pada pekerjaan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
(RKP-KP) di tahun 2015 terdapat lokasi perumahan dan permukiman yang tergolong kumuh di Kota
Surakarta dengan klasifikasi yang berbeda-beda berdasarkan urutan prioritas penanganan kawasan.
Beberapa lokasi kawasan kumuh perkotaan di wilayah Kota Surakarta diantaranya adalah di
kawasan Semanggi dengan luas ± 76,03 ha, selanjutnya kawasan Bantaran Kali Anyar dengan luas ±
36,65 ha, kemudian Kawasan Danukusuman dengan luas ± 26,02 ha. Untuk lebih jelasnya terkait
dengan urutan prioritas penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan di wilayah Kota Surakarta
dapat dilihat pada keterangan tabel dibawah ini.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-1
Tabel 7.1. Urutan Prioritas Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
URUTAN
PRIORITA
S
KAWASAN
1
Kawasan Semanggi
2
Kawasan Bantaran Kali Anyar
3
Kawasan Danukusuman
4
Kawasan Pasar Kliwon
5
6
7
8
Kawasan Bantaran Rel KA
Kadipiro
Kawasan Mojosongo
Kawasan Tegalharjo
Kawasan Karangasem
9
LUAS
KUMUH
(Ha)
TIPOLOGI KAWASAN
76.03 Kumuh dan ilegal di bantaran rel KA; kumuh
dan ilegal di bantaran sungai; kumuh padat
perkotaan
36.65 Kumuh dan ilegal di bantaran sungai; kumuh
padat perkotaan
26.02 Kumuh dan ilegal di bantaran sungai; kumuh
padat perkotaan
14.64 Kawasan kumuh padat perkotaan
ASPEK FISIK &
LINGKUNGAN
TINGKAT
TOTAL
KEKUMUHA
SKOR
N
80
BERAT
ASPEK PERTIMBANGAN
LAIN
ASPEK LEGALITAS LAHAN
TOTAL
SKOR
PERTIMBANG
AN LAIN
15
TINGGI
(-)
(+)
Sebagian tidak jelas (slums sekaligus
squatters di bantaran sungai dan rel)
(-) (+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
+
+
(-)
(+)
+
Sebagian tidak jelas (slums sekaligus
squatters di bantaran sungai)
Sebagian tidak jelas (slums sekaligus
squatters di bantaran sungai)
Sebagian tidak jelas , menempati tanah
Magersari
Sebagian tidak jelas (slums sekaligus
squatters di bantaran sungai)
Status lahan jelas
Status lahan jelas
Sebagian tidak jelas (tidak bersertifikat)
(-) (+)
STATUS LAHAN
76
BERAT
15
TINGGI
74
BERAT
15
TINGGI
74
BERAT
15
TINGGI
72
BERAT
11
TINGGI
11.89 Kumuh perkampungan
20.53 Kumuh padat perkotaan
13.24 Kumuh padat perkotaan
68
64
58
SEDANG
SEDANG
SEDANG
13
7
7
TINGGI
SEDANG
SEDANG
Kawasan Laweyan
12.84 Kumuh padat perkotaan
58
SEDANG
7
SEDANG
10
11
Kawasan Panularan
Kawasan Timuran
0.51 Kumuh padat perkotaan
9.81 Kumuh padat perkotaan
58
54
SEDANG
SEDANG
5
3
RENDAH
RENDAH
12
9.41 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran
sungai
1.21 Kawasan kumuh padat perkotaan
0.50 Kawasan kumuh padat perkotaan
5.47 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran
sungai
54
SEDANG
3
RENDAH
13
14
15
Kawasan Bantaran Sungai
Bengawan Solo
Kawasan Nusukan
Kawasan Kadipiro Barat
Kawasan Sondakan
48
47
46
SEDANG
SEDANG
SEDANG
9
7
9
SEDANG
SEDANG
SEDANG
+
+
(-)
(+)
16
Kawasan Purwodiningratan
46
SEDANG
7
SEDANG
+
17
18
Kawasan Kadipiro Timur
Kawasan Sumber
15.59 Kumuh padat perkotaan; kumuh dan ilegal di
bantaran rel KA
0.54 Kumuh padat perkotaan
8.91 Kumuh padat perkotaan
46
42
SEDANG
RINGAN
7
11
SEDANG
TINGGI
+
(-)
(+)
19
Kawasan Pucangsawit
40
RINGAN
13
TINGGI
+
20
Kawasan Kerten
40
RINGAN
11
TINGGI
21
Kawasan Manahan
40
RINGAN
9
SEDANG
22
23
Kawasan Kratonan
Kawasan Kestalan
40
40
RINGAN
RINGAN
7
7
24
Kawasan Sudiroprajan
17.62 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran
sungai
0.68 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran
sungai
1.72 Kumuh padat perkotaan; kumuh dan ilegal di
bantaran rel KA
17.35 Kumuh padat perkotaan
35.73 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran Rel
KA
6.11 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran
40
RINGAN
7
7.53 Kawasan kumuh dan ilegal di bantaran rel KA
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-2
KESESUAIAN
RTR
(-) (+)
+
(-) (+)
+
+
+
Kumuh sedang, pertimbangan lain
tinggi, status lahan jelas
Status lahan jelas
Sebagian tidak jelas (berada di atas
saluran)
Status lahan jelas
+
Status lahan jelas
Status lahan jelas
Sebagian tidak jelas (sekaligus
merupakan squatters di bantaran
sungai dan rel)
Status lahan jelas
+
+
+
Status lahan jelas
Sebagian tidak jelas (sebagian sekaligus
merupakan squatters di bantaran
sungai dan rel)
Status lahan jelas
+
+
Sebagian jelas
+
Sebagian tidak jelas (sekaligus
merupakan squatters di bantaran rel)
Status lahan jelas
Status lahan jelas
+
SEDANG
SEDANG
(-)
(+)
(-)
(+)
+
+
SEDANG
+
Tidak jelas (sebagian menempati
+
+
(-)
(+)
+
+
+
+
+
+
+
+
URUTAN
PRIORITA
S
KAWASAN
LUAS
KUMUH
(Ha)
ASPEK FISIK &
LINGKUNGAN
TINGKAT
TOTAL
KEKUMUHA
SKOR
N
TIPOLOGI KAWASAN
ASPEK PERTIMBANGAN
LAIN
TOTAL
SKOR
ASPEK LEGALITAS LAHAN
PERTIMBANG
AN LAIN
STATUS LAHAN
sungai
25
Kawasan Banyuanyar
26
27
28
Kawasan Pajang
Kawasan Penumping
Kawasan Punggawan
5.28 Kumuh padat perkotaan; kumuh bantaran
sungai
2.31 Kumuh padat perkotaan
1.20 Kumuh padat perkotaan
0.23 Kumuh padat perkotaan
40
RINGAN
7
SEDANG
+
bantaran sungai dan berada di lahan
keraton)
Status lahan jelas
36
36
36
RINGAN
RINGAN
RINGAN
7
7
3
SEDANG
SEDANG
RENDAH
+
+
+
Status lahan jelas
Status lahan jelas
Status lahan jelas
Sumber: RKP-KP Kota Surakarta, 2015
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-3
KESESUAIAN
RTR
+
+
+
+
2.
Kawasan Rawan Bencana
Beberapa permukiman di wilayah Kota Surakarta yang menempati daerah rawan bencana tersebar
di berbagai wilayah Kota Surakarta. Salah satu bencana alam yang sering terjadi diwilayah Kota Surakarta
adalah kejadian bencana banjir, hal ini dikarenakan Kota Surakarta termasuk salah satu Wilayah Aliran
Sungai (WAS) Bengawan Solo di bagian hulu. Sesuai kedudukannya, bencana banjir yang diakibatkan
oleh meluapnya air Sungai Bengawan Solo sering melanda Kota Surakarta, yaitu sejak tahun 1863.
Namun selain potensi terjadinya bencana banjir, Kota Surakarta juga memiliki kerawanan terhadap
bencana kekeringan, angin topan, dan bencana kebakaran. Beberapa angka kejadian bencana banjir di
Kota Surakarta dari tahun ke tahun dapat dilihat pada keterangan tabel dibawah ini.
Tabel 7.2. Sejarah Banjir di DAS Bengawan Solo Dari Hulu Hingga Hilir Tahun 1986-2007
No.
Tahun
Wilayah dan Dampak yang diakibatkan Bencana Banjir
1.
1863
Bengawan Solo sudah menimbulkan banjir
2.
1966
Banjir bandang melanda Kota Solo, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Bojonegoro, dan
Kabupaten Lamongan dengan jumlah korban 168 jiwa tewas, 182.000 rumah
rusak, 142.000 Ha lahan pertanian di 93 Kecamatan terendam. Infrastruktur rusak
42 jembatan rusak besar dan kecil, 19 fasilitas irigasi, 5 km rel kereta api, 3,8 km
tanggul
3.
1982
129 desa di 13 Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro dilanda banjir, 7.298 rumah
dan 917.376 ha lahan tergenang.
4.
1991
27.000 Ha sawah, perkebunan dan permukiman di Kabupaten Bojonegoro, Tuban
dan Lamongan terendam banjir
5.
1993
Kerugian sekitar 13,29 miliar, 200.000 petani rugi karena 15.000 ha lahan
tergenang air. Daerah yang dilanda banjir 220 desa 36 kecamatan di Kabupaten
Tuban, Bojonegoro, Lamongan dan Gresik.
6.
1994
Banjir melanda Kabupaten Blora, Bojonegoro, Tuban dan Lamongan
7.
8.
2002
2005
13 Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro diterjang banjir.
71 desa di 15 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro dilanda banjir. 443 ha sawah,
1.149 rumah dan 19 km jalan desa di Kabupaten Gresik terendam.
9.
2007
Banjir melanda Kabupaten Bojonegoro mengakibatkan 10.253 rumah, 3.225 ha
tanaman padi, 22 ha tanaman jagung dan 1.195 ha palawija terendam. Banjir juga
merendam 20 mesjid dan 11 gedung sekolah.
Sumber : RP3KP Kota Surakarta, 2013
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-4
7.1.2. Kondisi Eksisting Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL)
7.1.2.1. Kondisi Peraturan Daerah Bangunan Gedung
Kondisi Peraturan Daerah Bangunan Gedung Kota Surakarta terkait pada Bidang Cipta Karya
mempunyai tugas penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
pembangunan, rehabilitasi atau pemeliharaan gedung pemerintah dan rumah dinas serta perumahan
dan permukiman sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Untuk
melaksanakan tugas sebagaimana diatas, bidang Cipta Karya mempunyai uraian tugas pokok dan fungsi
sebagai berikut:
a.
melaksanakan rencana kerja Bidang Cipta Karya berdasarkan rencana strategis dan rencana
kerja Dinas;
b.
mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan
dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang tugas;
c.
melaksanakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien
sesuai peraturan perundang-undangan;
d.
menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang tugas;
e.
merumuskan kebijakan teknis di bidang gedung pemerintahan dan rumah dinas;
f.
merumuskan kebijakan teknis di bidang perumahan dan permukiman;
g.
melaksanakan penyusunan sistem informasi pengembangan perumahan dan permukiman;
h.
melaksanakan penyusunan masterplan pengembangan perumahan dan permukiman;
i.
melaksanakan
kegiatan
perencanaan
teknis,
pembangunan, pemeliharaan
dan
pengawasan pada bangunan-bangunan pemerintah;
j.
melaksanakan pengaturan dan pembinaan pembangunan perumahan dan permukiman;
k.
melaksanakan pengelolaan sarana, prasarana dan fasilitas lingkungan perumahan dan
permukiman;
l.
memberikan pertimbangan teknis perizinan sewa gedung pemerintah;
m.
melaksanakan penyusunan indikator dan pengukuran kinerja di bidang cipta karya;
n.
melaksanakan penyiapan bahan sosialisasi di bidang cipta karya.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Bidang Cipta Karya dibantu oleh:
A. Seksi Gedung Pemerintahan dan Rumah Dinas
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-5
Seksi Gedung Pemerintahan dan Rumah Dinas mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Gedung
Pemerintahan
dan Rumah Dinas, meliputi: pelaksanaan pengadaan, pemanfaatan dan
pemeliharaan gedung pemerintah dan rumah dinas.
B. Seksi Perumahan dan Permukiman
Seksi Perumahan dan Permukiman mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perumahan dan pemukiman, meliputi:
pelaksanaan pengaturan,penyelenggaraan dan pengawasan perumahan dan pemukiman.
7.1.2.2.
Permasalahan Dan Tantangan Sektor Penataan Bangunan Dan Lingkungan
Permasalahan dan tantangan dalam sektor penataan bangunan dan lingkungan untuk wilayah
Kota Surakarta adalah :
Tabel 7.3. Permasalahan dan Tantangan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No
1
Kewenangan
Penyiapan perumusan
kebijakan teknis,
pembinaan dan
pelaksanaan di bidang
pembangunan, rehabilitasi
atau pemeliharaan
gedung pemerintah dan
rumah dinas serta
perumahan dan
permukiman sesuai
dengan kebijakan teknis
yang ditetapkan oleh
Kepala Dinas.
Progam Kegiatan
Permasalahan
Program
Masih belum
Wilayah Strategis dan terpenuhinya sarana
cepat tumbuh
dan prasaran kawasan
permukiman,
ditunjukkan dengan
luas kawasan kumuh
yang belum tertangani
Masih rendahnya
tingkat pemenuhan
kebutuhan perumahan
yang layak huni
danterjangkau
Menurunnya kualitas
permukiman sehingga
tumbuh kawasan
kumuh diperkotaan
Belum optimalnya
penanganan PSU
kawasan permukiman
Kawasan ekonomi
kreatif yang belum
tertata
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
Faktor Yang Mempengaruhi
Kawasan kumuh perkotaan
akibat urbanisasi yang
cukup luas
Pertumbuhan penduduk
Lahan perkotaan yang
semakin sempit
VII-6
No
Kewenangan
Progam Kegiatan
Progam Lingkungan
Sehat Perumahan
Permasalahan
Belum optimalnya
pemenuhan
kebutuhan dasar (air
bersih dan sanitasi,
dll)
Belum optimalnya
pelayanan air minum
Belum optimalnya
layanan cakupan Air
Limbah
Belum optimalnya
pengembangan
pelayanan
Pengolahan air limbah
terpusat (Sistem
sewerage)
Faktor Yang Mempengaruhi
Permasalahan lahan
Jaringan air bersih masih
terbatas
Belum ada jaringan air
limbah
7.1.3. Kondisi Eksisting Sektor Pengembangan Air Minum (SPAM)
7.1.3.1.
Tingkat Pelayanan (Coverage Area) dan Kebocoran Air
A. PDAM
Jumlah pelanggan aktif PDAM Tirta Dharma Kota Surakarta tahun 2015 mencapai 60.921
sambungan, yang terdiri dari jenis pelanggan sosial, rumah tangga, sekolah, usaha, instansi dan
pemerintah/ABRI. Jumlah pelanggan paling banyak jenis pelanggan rumah tangga sebesar
87,58% dan paling sedikit pelanggan pemerintahan sebesar 0,50%. Lebih jelasnya cakupan
pelayanan masing-masing jenis pelanggan PDAM Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 7.4. Cakupan Pelayanan Pdam Kota Surakarta Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
Jenis Pelanggan
Sosial
Rumah Tangga
Sekolah
Usaha
Instansi Pemerintah/ABRI
Jumlah
Jumlah
1.003
53.357
390
5.866
305
43.236
%
1,65
87,58
0,64
9,63
0,50
100
Sumber : Profil PDAM Kota Surakarta, 2016
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-7
Cakupan pelayanan PDAM Tirta Dharma Kota Surakarta selama tahun 2011 sampai dengan
tahun 2015 sebagai berikut:
Tabel 7.5. Cakupan Pelayanan Pdam Kota Surakarta Tahun 2011-2015
Jenis
Sosial
- Umum
- Khusus
Sub Jumlah I
Non Niaga
- Rumah Tangga 1
- Rumah Tangga 2
- Rumah Tangga 3
- Rumah Tangga 4
Sub Jumlah II
Niaga
- Niaga 2
- Niaga 1
Sub Jumlah III
Instansi Pemerintah/HANKAM
Sub Jumlah V
TOTAL
Jumlah Penduduk (jiwa)
Penduduk Terlayani (jiwa)
Cakupan Pelayanan (%)
2012
2013
2014
2015
478
550
1028
469
550
1019
447
555
1002
436
567
1003
492
34.136
9.117
6233
49.978
484
34.859
9.988
6165
51.496
481
37.459
10.523
6082
54.545
111
32.635
14.078
6533
53.357
300
4767
5067
267
267
112.680
505.413
396.446
78,44%
292
4790
5082
266
266
115.726
507.825
404.483
79,65%
283
4709
4992
269
269
121.616
510.077
412.856
80,94%
343
5523
5866
305
305
121.062
512.226
417.259
81,46%
Sumber : Profil PDAM Kota Surakarta, 2016
B. UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) /BLU (Badan Layanan Umum)
Saat ini, pelayanan air minum yang dilakukan oleh UPTD atau dinas yang ada di Kota Surakarta
hanya bersifat sebagai pembinaan dan pengawasan terhadap KSM yang melaksanakan program
sumur dalam. Dinas teknis yang terkait program sumur dalam ini adalah Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Cipta Karya.
C. KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat)
Tingkat pelayanan air minum di Kota Surakarta yang dilakukan oleh KSM (Kelompok Swadaya
Masyarakat) dibawah pembinaan dan pengawasan Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya
berupa adanya program pengelolaan sumur air dalam. Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan
penyediaan pengelolaan dan pemelihraan air bersih sumur dalam Kota Surakarta dengan baik,
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-8
Pemerintah membentuk sebuah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) supaya pengelolaan dan
pemeliharaannya baik, benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan adanya KSM di
Kota Surakarta diharapkan wilayah-wilayah yang tidak terjangkau oleh air berish PDAM Kota
Surakarta dan jika saat musim kering sering kekurangan air bersih dapat di nikmati dijaga dan
dikelola sendiri oleh wakilnya/KSM Se- Kota Surakarta.
Tingkat pelayanan air minum di Kota Surakarta yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Cipta Karya berupa pemanfaatan sumur dalam yang dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan air bersih masyarakat melalui jaringan perpipaan. Pengelolaannya dikelola oleh
masyarakat di bawah pengawasan DPU Bidang Cipta Karya. Program ini sudah dilaksanakan
sejala tahun 2007 sampai dengan tahun 2016 ini direncanakan terdapat 21 lokasi yang
mendapatkan program sumur dalam melalui dana DAK. Program sumur dalam yang sudah
terlaksana melalui DAK oleh DPU Bidang Cipta Karya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7.6. Program Sumur Dalam Kota Surakarta
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Lokasi/
Kelurahan
KSM PanggungRejo
Panggungrejo,Jebres
KSM Mipitan
Mipitan RT 3/29, Mojosongo
Ngemplak
RT
5/29,
KSM WARIH TOMO
Mojosongo
KSM Joyotakan
Joyotakan
KSM Lemah Abang
RT.2,3,4,5,Kadipiro
NgemplaRT.04,07/29
KSM Ngemplak Sutan2
Mojosongo
KSM Ngemplak3
RT. 01/29 Mojosongo
Randusari RT.01,02,03,
KSM Randusari
RW 30 , Mojosongo
Kendalrejo,RW 26
KSM Kendalrejo
Mojosongo
KSM Kp.Sewu
RT.1.2.3 RW.7 Sewu
Tawangsari RT. 01/34
KSM Tirto Sari
Mojosongo
KSM
Tirta
Wening Dipotrunan RT.1,2,3 /
(Dipotrunan)
RW.13 ,Tipes
KSM Blumbang Makmur RT.1,5,6 ,RW 8 Sewu
(Kp.Sewu)
KSM Tirta Mulya (Sibela) RW 24 , Mojosongo
Busukan RT.1,2,3./
KSM Tirta Barokah
RW.27.Mojosongo
Ngipang, RT 1,2,5,6,7,RW
KSM 28
28 Kadipiro
Pengelola/Pemakai
Kecamatan
Jebres
Jebres
Tahun
Pengambilan
Anggaran
(m3 / hari )
2007
50
2007
50
Pengguna
(SR)
200
1.120
Jebres
2008
50
116
Serengan
Banjarsari
2009
2010
50
50
200
200
Jebres
2010
2011
50
50
112
90
Jebres
2011
50
160
Jebres
2012
65
160
Jebres
2012
50
120
Jebres
2013
50
150
Serengan
2013
40
100
Jebres
2014
40
160
Jebres
2014
50
198
Jebres
2014
50
180
Banjarsari
2016
50
180
Jebres
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-9
No
Pengelola/Pemakai
17
Tirta Pelangi
18
Tirta Amanah
19
Sari Tirta
20
Kurnia Cipta Tirta
21
Tirta Yasa
Lokasi/
Kelurahan
Pelangi RT 1,2,3,4, RW 28
Mojosongo
Badran RT 1,2,3,RW 11
Mojosongo
Randusaru RT 4 RW 30
Mojosongo
RT 2,3, RW 34 Mojosongo
Kecamatan
Tahun
Anggaran
Pengambilan
(m3 / hari )
Pengguna
(SR)
Jebres
2016
50
128
Jebres
2016
45
98
Jebres
2016
50
140
Jebres
2016
50
100
Kampungsewu RT 1,2,3,RW
Jebres
4 Sewu Jebres
2016
50
100
Sumber: DPU Bidang Cipta Karya Kota Surakarta
Program sumur dalam yang dilaksanakan DPU Bidang Cipta Karya saat ini melayani 15 KSM di 3
(tiga) wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Jebres, Serengan dan Banjarsari. Total sambungan
rumah yang terbangun 3.266 SR.
Selain melalui Asosiasi KSM Air Bersih Surakarta Indonesia (AKABSI), pelayanan air bersih oleh
KSM juga diselenggarakan oleh BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) melalui program
“Kotaku” di Kota Surakarta. Program “Kotaku” ini dimulai pada tahun 2015 yang merupakan
program lanjutan dari program PNPM. Secara rinci pelayanan air bersih oleh BKM program
“Kotaku” di Kota Surakarta sebagai berikut.
Tabel 7.7. Program Kotaku Kota Surakarta Tahun 2015
PELAYANAN AIR MINUM
No
Kecamatan
1
2
Pasarkliwon 1
Banjarsari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Jebres
1
2
3
No Kelurahan
Baluwarti
Banyuanyar
Gilingan
Kadipiro
Keprabon
Kestalan
Ketelan
Manahan
Mangkubumen
Nusukan
Punggawan
Setabelan
Sumber
Timuran
Gandekan
Jagalan
Jumlah
Rumah
Tangga
Jumlah
Kepala
Keluarga
1.143
2.398
3.589
8.082
545
554
640
2.080
1.721
4.627
696
700
2.894
417
1.465
1.857
1.491
2.723
4.625
9.919
712
675
741
2.585
2.123
5.870
842
827
3.503
472
1.801
2.445
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
1
2
3
4
895
1.788
2.030
5.675
317
358
374
1.628
1.229
2.861
471
472
1.884
295
981
1.452
78%
74%
60%
70%
58%
67%
64%
81%
71%
64%
73%
75%
65%
74%
67%
78%
1.143
2.388
3.589
8.041
545
554
636
2.071
1.721
4.624
692
699
2.855
397
1.442
1.650
100%
100%
100%
99%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
99%
99%
99%
96%
98%
92%
VII-10
PELAYANAN AIR MINUM
No
4
5
6
Kecamatan
No Kelurahan
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Laweyan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Pasarkliwon 1
2
3
4
5
6
7
8
Serengan
1
2
3
4
5
6
7
Jebres
Kepatihan kulon
Kepatihan wetan
Mojosongo
Pucangsawit
Purwodiningratan
Sewu
Sudiroprajan
Tegalharjo
Bumi
Jajar
Karangasem
Kerten
Laweyan
Pajang
Panularan
Penumping
Purwosari
Sondakan
Sriwedari
Gajahan
Joyosuran
Kampung baru
Kauman
Kedung Lumbu
Pasar kliwon
Sangkrah
Semanggi
Danukusuman
Jayengan
Joyotakan
Kemlayan
Kratonan
Serengan
Tipes
Jumlah
Rumah
Tangga
Jumlah
Kepala
Keluarga
4.505
401
458
10.217
2.617
652
1.281
580
870
819
1.294
1.845
1.586
314
4.220
1.460
535
1.601
2.076
576
682
2.159
438
435
907
737
2.415
7.231
1.777
609
1.592
411
891
1.534
1.692
5.142
463
576
11.807
3.334
852
1.752
726
1.175
1.130
1.748
2.258
2.270
431
5.256
1.848
652
2.227
2.892
701
887
2.997
624
618
1.293
1.017
3.487
10.041
2.195
879
2.105
582
1.477
2.026
2.453
1
2
3
4
3.422
216
313
9.452
1.863
462
1.015
354
654
415
884
445
1.157
43
3.304
901
516
1.080
1.231
331
583
2.048
373
217
779
601
1.941
5.548
1.530
499
1.138
285
812
1.054
1.112
70%
61%
66%
93%
72%
69%
76%
59%
72%
55%
69%
25%
71%
15%
76%
59%
96%
70%
56%
60%
85%
94%
83%
62%
87%
85%
83%
80%
83%
82%
73%
72%
90%
67%
67%
4.356
401
455
10.083
2.437
598
912
552
644
690
1.278
1.845
1.540
314
4.215
1.443
520
1.559
2.075
576
625
2.157
438
435
881
737
2.394
7.070
1.723
609
1.535
407
848
1.534
1.692
95%
100%
94%
99%
91%
89%
73%
96%
76%
85%
99%
100%
97%
100%
100%
98%
96%
97%
100%
100%
92%
100%
100%
100%
93%
100%
99%
98%
98%
100%
96%
99%
96%
100%
100%
Sumber : Baseline Data Kotaku, 2015
Keterangan :
1 adalah: Jumlah Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci
(perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) (Unit rumah tangga)
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-11
2 adalah: Persentase Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci
(perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak) (%)
3 adalah: Jumlah Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60
liter/org/hari) (Unit rumah tangga)
4 adalah: Persentase Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60
liter/org/hari) (%)
Program pelayanan air bersih yang dilakukan oleh PNPM dan Kotaku dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 7.8. Program Pelayanan Air Bersih (Pnpm Dan Kotaku)
No
1
Tahun
2009
2
2011
3
4
5
2012
2013
2014
6
2015
7
2016
Kegiatan
10 Kegiatan (Rehab MCK (SUmur Pompa), Perbaikan Sumur Pompa
Tangan, Pembuatan Sumur, Hidran Air Bersih, Pembuatan Sumur
Resapan)
7 Kegiatan (pompa dan Tandon Air, Pembuatan sumur, Hidrant, Renovasi
Sumur)
1 Kegiatan (hidran)
3 Kegiatan (Instalasi air bersih, Pengadaan Tandon Air)
4 Kegiatan (Pengadaan air bersih Pengadaan Instalasi Tandon)
Lokasi
Laweyan, Pasar Kliwon,
Serengan, Jebres, Banjarsari
Jebres, Laweyan, Pasar
Kliwon
Pasar Kliwon
Pasar Kliwon, Serengan
Laweyan, Pasar Kliwon,
Serengan, Jebres
3 Kegiatan (Pengadaan air bersih, Pengadaan Instalasi Tandon, Jebres
perpipaan)
3 Kegiatan (Pengadaan air bersih , Sumur dan Tandon)
Jebres
Sumber : Baseline Data PNPM dan Kotaku, 2009-2016
D. BUS (Badan Usaha Swasta)
Tingkat pelayanan air minum di Kota Surakarta untuk saat ini belum terdapat layanan yang
disediakan oleh BUS (Badan Usaha Swasta).
E.
Koperasi
Tingkat pelayanan air minum di Kota Surakarta untuk saat ini belum terdapat layanan yang
disediakan oleh Koperasi.
PDAM Tirta Dharma Kota Surakarta masih terdapat permasalahan adanya tingkat kehilangan
air/kebocoran air baik volume yang diproduksi maupun yang terdistribusi. Pada tahun 2015 tingkat
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-12
kebocoran air mencapai 34,69%. Perbandingan data produksi, penjualan air dan kehilangan air tahun
2011-2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 7.9. Data Produksi, Penjualan Air Dan Kehilangan Air Tahun 2011-2015
Uraian
Produksi Air (m 3)
Penjualan Air (m 3)
Kehilangan Air (m 3)
Kehilangan Air (%)
2011
2012
2013
2014
2015
23.799.386
24.360.217
23.582.654
23.512.293
23.282.039
15.114.607
15.418.527
15.503.454
15.399.906
15.305.624
8.337.610
8.271.076
7.665.433
7.745.802
7.648.068
35,35
34,34
33,06
33,47
33,27
Sumber : Profil PDAM Kota Surakarta, 2011-2015
Sedangkan secara rinci jumlah volume dan prosentase kehilangan air untuk PDAM Kota Surakarta
Tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7.10. Jumlah Volume dan Prosentase Kehilangan Air Tahun 2011-2015
No
Tahun
1
2
3
4
5
2011
2012
2013
2014
2015
Kehilangan Air
Volume (m3)
Prosentase (%)
8.337.610
35,35
8.271.076
34,34
7.665.433
33,06
7.745.802
33,47
7.648.068
33,27
Sumber : Profil PDAM Kota Surakarta, 2011-2015
Sampai dengan saat ini, beberapa sumber air belum terpasang meter induk atau meter induk
dalam keadaan rusak. Dalam rangka memantau kehilangan air, perlu adanya pemasangan meter induk
pada setiap sumber air dan reservoir untuk mengetahui secara pasti jumlah air yang diproduksi dan jumlah
air yang didistribusikan.
7.1.3.2.
Jaringan Perpipaan (JP)
A. PDAM
1.
Unit Air Baku
Unit air baku jaringan perpipaan (JP) SPAM Kota Surakarta digambarkan melalui beberapa
kondisi, sebagai berikut.
a.
Kondisi Sumber Air Baku
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-13
Sumber air baku yang digunakan PDAM adalah air baku mata air Cokrotulung sebesar 387
l/det, 28 sumur dalam dengan 5 sumur dalam tidak beroperasi, 23 sumur dalam yang aktif
sebesar 337,80 l/det dan 3 buah IPA (Instalasi Pengolahan Air Bengawan Solo) sebesar
201,36 l/det. Pemanfaatan sumber air baku yang dimiliki PDAM tidak dapat dimanfaatkan
secara maksimal. Secara rinci sumber air PDAM Kota Surakarta sebagai berikut:
Tabel 7.11. Sumber Air Baku PDAM Tirta Dharma Kota Surakarta
Kapasitas Produksi (m3)
Terpasang
Terpasang
Tidak Dapat
Riil
Dimanfaatkan
13.932.000
0
13.932.000
3.600.000
0
3.600.000
1.800.000
0
1.800.000
8.684.419
0
8.684.419
28.016.419
0
28.016.419
Instalasi
MA Cokrotulung
IPA Jurug
IPA Jebres
Sumur Dalam
Jumlah
Kapasitas
Menganggur
(Idle) (m3)
Volume
Produksi
12.204.432
3.322.829
1.566.401
6.188.377
23.282.040
1.727.568
277.171
233.599
2.496.042
4.734.379
Sumber : Laporan Evaluasi Kerja PADM Kota Surakarta, 2015
Secara rinci gambaran terkait nama sumber air dan kapasitas produksi air baku di Kota
Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7.12. Kapasitas Sumber Air Baku PDAM Kota Surakarta Tahun 2015
No
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
B
1
2
Air Baku
Kawasan Utara
Mojosongo I
Mojosongo II
Mojosongo III
Kadipiro I
Kadipiro II
Kadipiro III
Randusari I
Randusari II
Randusari III
Ngadisono
Plesungan I
Plesungan I
Plesungan I
Sibela
Tirtanadi
Jumlah SD
Kawasan Timur
Jebres I
Jebres I
Kapasitas Sumber (Ltr/detik)
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
10,28
4,67
3,62
11,67
39,28
17,88
0 (tidak berproduksi)
20,77
3,09
36,29
0 (tidak berproduksi)
16,33
11,72
2,33
12,62
190,55
17,41
26,63
VII-14
No
3
4
5
C
1
2
3
4
5
D
1
2
3
E
F
Air Baku
Pedarlingan
Jurug 1
Jurug 2
Jumlah SD
Kawasan Barat
Manahan 1
Manahan 2
Sumber
Banyuanyar
Banjarsari
Jumlah SD
Kawasan Selatan
Karangasem
Semanggi
Sriwedari
Jumlah SD
Total SD
MA. Cokrotulung
IPA
TOTAL
Kapasitas Sumber (Ltr/detik)
5,07
16,35
Masuk ke reservoir IPA Jurug
65,46
19,76
9,82
0 (tidak berproduksi)
6,85
19,61
56,04
25,72
0 (tidak berproduksi)
0 (tidak berproduksi)
25,72
337,77
387
201,36
926,13
Sumber : Laporan Evaluasi Kerja PDAM Kota Surakarta, 2015
Kapasitas menganggur atau kapasitas produksi riil yang belum digunakan untuk produksi
sebanyak 4.734.379,29 m3 atau 16,90% dari kapasitas produksi riil. Kapasitas produksi
menganggur tersebut disebabkan air tanah penduduk di Sukakarta cukup baik dan
pengoperasian pompa di sumur dalam tidak 24 jam, sehingga valume produksi air PDAM
Kota Surakarta pada tahun 2015 hanya sebesar 23.282.039,93 atau sebesar 83,19% dari
kapasitas produksi riil.
b.
Kondisi Pipa Transmisi
Kondisi pipa transmisi digambarkan pada beberapa kondisi yaitu jenis pipa, panjang pipa,
diameter pipa dan tahun pemasangan pipa yang terdapat di PDAM Tirta Dharma Kota
Surakarta. Kondisi pipa transmisi PDAM Kota Surakarta secara rinci dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 7.13. Kondisi Jenis, Panjang, Diameter Pemasangan Pipa Transmisi
PDAM Kota Surakarta
No
1
Dia. (mm)
600
Pipa Transmisi
Jenis
DCIP
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
Panjang (m)
8.375
VII-15
No
Pipa Transmisi
Jenis
DCIP
STEEL
DCIP
Cl
Cl
PVC
Dia. (mm)
500
500
450
450
400
2
3
4
5
6
Total
Panjang (m)
17.941
3.000
9.950
14.400
18.868
1.576
74.110
Sumber: Profil PDAM Kota Surakarta, 2016
c.
Kondisi Foto Intake Bangunan
Kondisi bangunan intake yang terdapat di PDAM Kota Surakarta dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 7.1.
Foto Intake
Intake Jurug – Jebres
Intake Semanggi
2.
Unit Produksi
Kapasitas menganggur atau kapasitas produksi riil yang belum digunakan untuk produksi
sebanyak 4.4734.379,29 m3 (16,90%) yang disebabkan oleh kondisi air tanah penduduk di
Surakarta cukup baik dan pengoperasian pompa di sumur dalam tidak 24 jam.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-16
Tabel 7.14. Kapasitas Sumber Air Baku Pdam Kota Surakarta Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
6
Air Baku
Kawasan Utara
Kawasan Timur
Kawasan Barat
Kawasan Selatan
MA. Cokrotulung
IPA
TOTAL
Kapasitas Sumber (Ltr/detik)
190,55
65,46
56,04
25,72
387
201,36
926,13
Sumber : Laporan Evaluasi Kerja PDAM Kota Surakarta, 2015
Kondisi IPA PDAM Kota Surakarta dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 7.2.
Foto Bangunan IPA
IPA Fiber
IPA Jebres
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-17
IPA Jurug
3.
Unit Distribusi
Air Minum Kota Surakarta dibangun Tahun 1929 oleh PB X. Pelaksanaan pembangunan dan
pengelolaan dilakukan NV Hoogdruk Water Leiding Hoofplaats Surakrta en mstreken. Setelah
Proklamasi 17 Agustus 1945, pengelolaannya diambil alih Pemerintah Republik Indonesia.
Tanggal 9 April 1960 pengelolaan dialihkan ke Seksi Air Minum pada Dinas Penghasilan
Daerah Kotamadya Tingkat II Surakarta. Guna memenuhi kebutuhan air minum masyarakat
Kota Surakarta baik wilayah perkotaan dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan.
Untuk wilayah perkotaan sistem perpipaan diselenggarakan oleh PDAM Tirta Dharma Kota
Surakarta sedangkan untuk wilayah perdesaan sistem perpipaan diselenggarakan oleh DPU
Cipta Karya melalui program DAK, ZPOA dan bantuan-bantuan lain. Sedangkan sistem non
perpipaan dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat. Kondisi jaringan pipa transmisi dan
distribusi yang mengalirkan air dari sumber ke unit pelayanan yang dikelola PDAM Tirta
Dharma Kota Surakarta saat ini sebagai berikut:
Tabel 7.15. Kondisi, Jenis, Diameter Pemasangan Pipa Distribusi Pdam
Kota Surakarta
No
1
2
3
Pipa (mm)
300
250
200
4
150
5
125
Pipa Distribusi
Jenis
ACP
ACP
ACP
PVC
PVC
CIP
CIP
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
Panjang (m)
22.680
4.400
18.824
65.012
12.159
14.175
VII-18
No
6
Pipa (mm)
100
7
8
9
80
75
60
10
50
Pipa Distribusi
Jenis
CIP
PVC
CIP
PVC
CIP
PVC
PVC
Panjang (m)
16.545
167.183
44.116
93.230
90.946
2.727
255.915
807.912
Total
Sumber: Profil PDAM Kota Surakarta, 2016
4.
Unit Pelayanan
Kuantitas air yang didistibusikan oleh PDAM Kota Surakarta tahun 2015 sebanyak 15.305.724
m3 untuk 60.787 pelanggan atau 20,98 m3/pelanggan/bulan. Jumlah tersebut telah dapat
memenuhi kebutuhan rata-rata per bulan per rumah tangga sebesar 19,97 m3 atau 109,17
liter/orang/hari. Pemakaian rata-rata tersebut telah melebihistandar minimal kebutuhan air yang
ditetapkan oleh Pemerintah Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pasal 1 ayat 8 tentang Standar Kebutuhan
Pokok Air Minum adalah kebutuhan air sebesar 10 m3/kk/bulan atau 60 liter/orang/hari, atau
sebesar satuan volume lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri yang
menyelengarakan urusan pemerintahan di bidang sumber daya air.
Tabel 7.16. Jumlah Sambungan Pelanggan Pdam Kota Surakarta Tahun 2015
Jenis
Sosial
- Umum
- Khusus
Sub Jumlah I
Non Niaga
- Rumah Tangga 1
- Rumah Tangga 2
- Rumah Tangga 3
- Rumah Tangga 4
Sub Jumlah II
Niaga
- Niaga 2
- Niaga 1
Sub Jumlah III
Instansi Pemerintah/HANKAM
Sub Jumlah V
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
2015
436
567
1003
111
32.635
14.078
6533
53.357
343
5523
5866
305
305
VII-19
Jenis
TOTAL
Jumlah Penduduk (jiwa)
Penduduk Terlayani (jiwa)
Cakupan Pelayanan (%)
2015
121.062
512.226
417.259
81,46%
Sumber: Profil PDAM Kota Surakarta, 2016
Jumlah penduduk yang terlayani menurut wilayah teknis maupun administratif adalah sebanyak
425. Jiwa atau 81,46% dari jumlah penduduk sebanyak 510.077 jiwa. Cakupan pelayanan
tersebut naik sebesar 0,52% dari tahun 2014 sebesar 80,94% dan telah melampaui target
MDGs tahun 2015 sebesar 68,87%, serta target pelayanan untuk penduduk sektor perkotaan
sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 1999 sebesar 80%.
B. Non PDAM
SPAM Kota Surakarta non PDAM dilayani melalui Jaringan Perpipaan (JP) yang dikelola oleh
UPTD dan KSM yang mengikutsertakan masyarakat dalam proses pelaksanaan kegiatan
pengelolaan SPAM. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan program SPAM ini adalah:
1.
Meningkatkan akses air minum bagi masyarakat utamanya yang belum terjangkau
pelayanan BUMD – PDAM;
2.
Menciptakan hidup bersih melalui promosi kesehatan;
3.
Pembangunan prasarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pemberdayaan
Masyarakat);
4.
Pembangunan berkelanjutan yang mampu diadaptasi Pemerintah Kabupaten;
5.
Menuju tercapainya target RPJMN di bidang air minum mengikat komitmen pemerintah
untuk dapat mencapai cakupan pelayanan 100% penduduk pada tahun 2019 dalam
memperoleh akses air minum layak dan aman; dan
6.
Memperbaiki kualitas hidup masyarakat menuju sehat, produktif dan kualitas hidup
masyarakat (miskin) lebih meningkat, melalui perubahan perilaku sehat dan pelayanan
kesehatan.
Sumber air baku yang digunakan dalam pelayanan air minum oleh Non PDAM berupa sumur
dalam. Rata-rata kapasitas sumber air yang digunakan adalah 6 lt/detik. dengan kapasitas
terpasang rata-rata 2,2 lt/dt. Sistem distribusinya menggunakan jaringan perpipaan dengan
diameter pipa yang digunakan 6” 100 meter.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-20
7.1.3.3.
Bukan Jaringan Perpinaan (BJP)
Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan di Kota Surakarta disediakan oleh
instansi pemerintah, kerjasama dengan swasta, maupun oleh masyarakat atau Kelompok Keswadayaan
Masyarakat. Beberapa bentuk SPAM bukan jaringan perpipaan antara lain : hidran umum, penampung air
hujan, sumur dalam, sumur pompa, sumur gali, dan instalasi pengolahan air sederhana.
Kondisi sistem penyediaan air minum Bukan Jaringan Perpipaan berupa hidran umum jauh
dibawah rata-rata. Pemakaian per bulan per orang pelanggan rumahtangga dan jumlah hidran umum
semakin berkurang. Akibat pemutusan sambuhngan rumah (SR) sebesar 1.318 unit melebihi jumlah
sambungan rumah baru 946 unit dan kecepatan penyambungan SR rata-rata melebihi 20 hari jauh dari
standar pelayanan yang ditetapkan yaitu 6 hari. Kondisi tersebut pemakai hidran umum beralih menjadi
pelanggan PDAM. Penertiban rekening air yang menunggak dan belum tersedianya jaringan distribusi
untuk SR serta keterbatasan dana. Akibatnya cakupan pelayanan hidran umum sebesar 120 jiwa per
hidran umum sulit terwujud dan capaian kinerja pertumbuhan pelangan menjadii turun.
7.1.3.4. Permasalahan Penyelenggaraan SPAM
Permasalahan secara umum yang terkait dalam penyelenggaraan SPAM di Kota Surakarta
sebagai berikut:
1.
Menurunnya capaian kinerja tahun 2015 sebesar 0,89 yang disebabkan menurunnya Rasio
Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar, Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas dan
Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang;
2.
Menurunnya tingkat kesehatan sebesar 0,37 dari capaian kinerja tahun 2014 sebesar 3,54
yang disebabkan turunnya nilai rasio solvabilitas, rasio kas, kualitas air pelanggan, efisiensi
produksi, dan penggantian meter air;
3.
Belum tercapainya kontinuitas air. Kontinuitas air yang terdistribusikan berkisar 21,49 jam
per hari atau belum 24 jam. Hal ini disebabkan adanya kekurangan reservoir dan
pemerataan tekanan air yang masih kurang;
4.
Tingkat kehilangan air fisik dan non fisik mencapai 40%;
5.
Semakin menurunnya debit produksi pada sumur dalam, yang semula ada 28 sumur dalam
saat ini tinggal 22 sumur dalam aktif;
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-21
6.
Sumber air baku yang digunakan memiliki tingkat pemanfaatan yang belum maksimal;
7.
Penggunaan sumur dangkal warga khususnya daerah pelayanan Wilayah Selatan sehingga
cakupan pelayanan di Wilayah Selatan masih cukup rendah;
8.
Tidak adanya sumber air lain selain pemanfaatan air permukaan dari Sungai Bengawan
Solo yang sudah tercemar dan membutuhkan biaya tinggi dalam pengolahannya;
9.
Pemakaian hidran umum semakin berkurang.
7.1.4. Kondisi Eksisting Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP)
7.1.4.1. Kondisi Pengelolaan Air Limbah Kota Surakarta
Pengelolaan air limbah (sanitasi) pada rumah tangga di Kota Surakarta tergolong cukup baik.
Berdasarkan data yang didapat dari Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dapat diketahui
bahwa persentase tingkat rumah tangga bersanitasi sejak tahun 2011 sampai tahun 2015 terus mengalami
pengingkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2011, jumlah rumah tangga bersanitasi di Kota Surakarta
adalah 80 %, sedangkan pada tahun 2015 jumlahnya meningkat sampai 97,1 %. Untuk lebih jelasnya,
perkembangan persentase rumah tangga bersanitasi di Kota Surakarta pada tahun 2011-2015 dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-22
Gambar 7.3.
Grafik Perkembangan Rumah Tangga Bersanitasi
Kota Surakarta tahun 2011 - 2015
Grafik Perkembangan Rumah Tangga Bersanitasi
Kota Surakarta Tahun 2011-2015 (%)
120
97.1
100
85
87
96.1
80
80
60
40
20
0
2011
2012
2013
2014
2015
Perkembangan Rumah Tangga Bersanitasi
Sumber: Diolah dari Renstra Dinas PU dan Penataan Ruang, 2017
Selain menunjukkan perkembangan yang positif, grafik perekembangan rumah tangga bersanitasi
diatas juga menjelaskan bahwa peningkatan terbesar terjadi diantara tahun 2013 dan tahun 2014 dimana
tingkat pertumbuhan yang ada mencapai 9,1 %. Hal ini dimungkinkan karena pada tahun 2012-2014 Kota
Surakarta mendapatkan bantuan SPBM USRI yang terdapat di 50 lokasi. Sementara itu, tingkat
perkembangan paling rendah terjadi diantara tahun 2014 dan tahun 2015 yakni hanya sebesar 1 %.
Perencanaan pembangunan sarana prasarana pendukung pengolahan sanitasi baik dalam skala
rumah tangga maupun skala kota merupakan hal yang perlu dilakukan dengan optimal dan dilaksanakan
sesegera mungkin karena mengacu pada RPJM Nasional yang mengamanatkan bahwa pada tahun 2019,
seluruh kawasan permukiman ditargetkan 100 % memiliki sanitasi baik sistem sanitasi secara on-site
muapun off-site. Dalam mendukung terwujudnya program tersebut, Kota Surakarta terus berupaya untuk
dapat meingkatkan pelayanan kepada masyarakat terkait pembangunan sarana prasarana pendukung
pengolahan air limbah. Namun demikian, terdapat beberapa isu dan faktor penghambat yang ada dalam
pengembangan pelayanan sanitasi diantaranya adalah:
Belum optimalnya layanan cakupan air limbah. Contohnya seperti pipa pembuangan limbah
rumah tangga yang pembuangannya belum langsung disalurkan ke IPAL. Pada tahun 2015,
dapat diketahui bahwa baru 12,7 % rumah tangga yang pipa pembuangannya langsung ke
IPAL.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-23
Belum optimalnya pengembangan pelayanan pengolahan air limbah terpusat (sistem
sewerage)
Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan dasar pelayanan sanitasi. Meskipun secara
keseluruhan sebagian masyarakat sudah memiliki septic tank dan sarana MCK Komunal pada
kawasan namun, pemunuhan kebutuhan dasar pelayanan sanitasi masih belum optimal dan
menjangkau ke seluruh wilayah, hal ini dapat dilihat dari beberapa kelurahan yang pelayanan
pengelolaan air limbah baik komunal maupun individu masih di bawah 50 %.
Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan
penduduk akan ketersediaan rumah yang berakibat pada meningkatnya kebutuhan akan
meningkatnya nilai investasi penyediaan sarana prasarana pendukung sanitasi.
7.1.4.2. Kondisi Pengelolaan Persampahan Kota Surakarta
Pengelolaan sampah di Kota Surakarta tergolong baik dimana hal ini dapat dilihat dari tingkat
kinerja pengelolaan persampahan yang terukur dari tingkat persentase penanganan sampah dalam kurun
waktu 7 tahun terakhir berada pada angkat diatas 95 %. Tingkat persentase penanganan sampah tersebut
tergolong tinggi mengingat laju pertumbuhan penduduk yang notabene salah satu faktor penyebab
meningkatnya jumlah produksi sampah di Kota Surakarta cukup tinggi. Berdasarkan data yang didapat dari
Dinas Lingkungan Hidup, dapat diketahui bahwa trend pengelolaan persampahan di Kota Surakarta terus
mengalami peningkatan. Agar lebih jelasnya, perkembangan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.17. Kinerja Pengelolaan Persampahan Kota Surakarta Tahun 2010-2015
No
Indikator
1
Persentase penanganan
sampah (%)
Rasio Ketersediaan Tempat
pembuangan sampah per
satuan penduduk
Jumlah kelompok pengelola
sampah (kelompok)
2
3
2010
2011
Tahun
2012
2013
2014
2015
95,72
95,72
95,14
96,33
95,82
95,90
1,78
1,77
1,81
1,04
2
2,5
5
6
7
9
11
18
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta, 2016
Tabel diatas menjelaskan bahwa indikator lain yang digunakan dalam mengukur kinerja
pengelolaan persampahan di Kota Surakarta yakni rasio ketersedian tempat pembuangan sampah dan
jumlah kelompok pengelola sampah terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan itu
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-24
merupakan indikasi positif dari baiknya pengelolaan sampah yang ada. Meskipun demikian, pemerintah
daerah harus terus berupaya untuk meningkatkan pelayanannya baik dari sisi penyediaan sarana
prasarana, maupun dari sisi pembinaan kepada masyarakat tentang pentingnya kebersihan dalam
berkehidupan sehari-hari sehingga nantinya dapat terwujud Kota Surakarta yang bersih dan indah karena
sampah yang ada telah sepenuhnya terkelola dengan baik.
7.1.4.3. Kondisi Eksisting Drainase Permukiman Kota Surakarta
Secara umum fungsi saluran drainase adalah untuk mengalirkan air sehingga tidak terjadi banjir
atau genangan air. Luas catchment area Kota Surakarta seluas 4.325 Ha, dengan panjang saluran primer
40,13 km, sekunder 129,441 km dan tersier 28,883 km. Kondisi pengaliran saluran primer dan sekunder +
50% dari kapasitas rencana serta untuk tersier + 30%. Kawasan genangan + 273 ha, tinggi genangan 0,51,5 m, lama 3-24 jam dan frekuensi 1-5 kali/tahun. Menurut daerah tangkapannya dapat dibedakan
menjadi :
a. Sistem makro meliputi saluran aliran sungai yang melintasi kota Surakarta dan mengalir
menuju sungai Bengawan Solo yaitu Kali Tanggul/Wingko dan Kali Anyar.
b. Sistem mikro meliputi saluran drainase utama di bagian tengah kota yaitu Kali Pepe Hilir dan
Kali Jenes serta saluran tersier dan sekunder/kolektor yang ada dalam kota.
Tabel 7.18. Fasilitas Pendukung Drainase Kota Surakarta
Fasilitas
Tanggul
penangkis
banjir
Bendung /
dam
Pintu air dan
pompa
Keterangan/ Detail
Bengawan Solo lama, 6,5 km
Kali anyar, 3,5 km
Bengawan Solo baru, 9 km
Kali Pepe Hulu dan Kali Sumber, 2,5
km
Kali Wingko, 1,65
Tirtonadi (bendung karet)
Kleco
Sumber Balaikambang 1 unit
Tirtonadi 4 unit, kompresor 1 unit
Sumber Tapen 3 unit, pompa 2 unit
(rusak)
Kleco 4 unit
Tipes 2 unit, pompa 1 unit (500lt/dt)
Makam Bergolo 2 unit
Viaduck, Gilingan 4 unit, pompa 2 unit
(2x500lt/dt)
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
Demangan 10 unit,
pompa 6 unit (12.300
lt/dt)
Putat Kp Sewu 3 unit
Plalan Joyotakan 3 unit
Gandekan Tengen 2 unit,
pompa 1 unit (2x100lt/dt)
Kaliwingko 6 unit, pompa
5 unit (5x100lt/dt)
VII-25
Fasilitas
Keterangan/ Detail
Kedung Lumbu 2 unit, pompa 2 unit
(500lt/dt)
Kali Buntung 2 unit, pompa 1 unit
(rusak)
Sepanjang tanggul baru
Bengawan Solo 15 unit
Sepanjang tanggul Kali
Anyar, Kali Sumber dan
Kali Pepe Hilir 40 unit
Sumber: Sub Dinas Drainase Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta
Gambar 7.4.
Kondisi Eksisting Drainase Kota Surakarta Tahun 2015
Untuk mendukung sistem drainase Kota Surakarta, dibutuhkan beberapa fasilitas pendukung
drainase demi terselenggaranya sistem drainase dapat berjalan secara optimal.
Sistem drainase di wilayah Kota Surakarta pada mulanya dibangun untuk kepentingan Kraton dan
selanjutnya dikembangkan sebagai sistem drainase kota. Jaringan drainase di Surakarta dibedakan
menjadi dua bagian yaitu drainase alam dan darinase kota. Drainase alam pada umumnya merupakan
sungai-sungai yang melintas di tengah kota seperti Kali Sumber, Kali Pepe, dan Kali Anyar, yang berfungsi
sebagai penampung pengaliran drainase kota dan air hujan yang diteruskan ke laut melalui Sungai
Bengawan Solo. Sedangkan drainase kota mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air
hujan maupun air buangan dari rumah tangga. Drainase kota dilengkapi dengan pintu air di 30 lokasi dan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Surakarta
VII-26
pompa-pompa air pengendali banjir. Selain itu prasarana lainnya yaitu bangunan utama yang meliputi
stasiun pompa di 6 lokasi, pintu air di 30 lokasi, tanggul sebanyak 5 unit, dan dam 2 unit.
Tahun 2015 Kota Surakarta melakukan pembangunan drainase di delapan titik yaitu Jalan Pulang
Geni Tipes, Mojosongo (Bonoroto), Jalan Sabang Pasar Legi, Jalan Sutoyo, Kali Jenes, jalan Sugiyono,
Jalan Kyai Mojo, Jalan Bhayangkara. Pembangunan drainase ini dilakukan untuk mengantisipasi banjir
yang datang pada musim penghujan.
Tabel 7.19. Kerapatan Drainase di Kota Surakarta Tahun 2014
Kerapatan Drainase
(Km/Km2)
>6,57
4,93 - 6,56
3,29 - 4,92
4,93 - 6,56