BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA - DOCRPIJM 9520968499 BAB VII7. Bab VII Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
BAB VII
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
CIPTA KARYA
7.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih
dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan (UU No.
1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman).
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan
terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari
pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta
desa tertinggal.
Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Rencana pengembangan permukiman di kabupaten harus dapat menjawab dan
menyelesaikan berbagai isu dan permasalahan saat ini. Berbagai isu strategis nasional
yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini di antaranya:
Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan
adaptasi terhadap perubahan iklim;
Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah tangga
kumuh perkotaan;
Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang
tertuang dalam MP3EI dan MP3KI;
Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin;
Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan
yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya
kawasan kumuh;
Laporan Akhir
VII-1
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun;
Perlunya
kerjasama
lintas
sektor
untuk
mendukung
sinergitas
dalam
pengembangan kawasan permukiman; dan
Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan
permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas
sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi
standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.
Isu-isu strategis di atas merupakan isu terkait pengembangan permukiman yang
terangkum secara nasional. Selain isu-isu di atas, di Kabupaten Kepahiang juga
terdapat beberapa isu strategis dalam pengembangan permukiman. Penjabaran isuisu strategis ini difokuskan pada bidang keciptakaryaan, seperti kawasan kumuh di
perkotaan, dan mengenai kondisi infrastruktur di perdesaan. Isu-isu strategis
pengembangan permukiman di Kabupaten Kepahiang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 7.1
Isu-isu Strategis Pengembangan Permukiman di Kabupaten Kepahiang
NO
ISU STRATEGIS
1
Belum menyebarnya pembangunan permukiman secara merata ke seluruh wilayah
kabupaten masih terpusat pada satu kawasan yaitu pada di desa Pasar Kepahiang
2
Penataan perumahan dan permukiman yang kurang tertata, bangunan yang
terbangun masih terlalu berdekatan dengan jalan sehingga sulit mengatasinya ketika
beban jalan meningkat dan memerlukan pelebaran jalan
3
4
5
6
7
Belum terorganisasikannya perencanaan dan pemrogaman pembangunan
perumahan dan permukiman yang dapat saling mengisi antara ketersediaan sumber
daya dan kebutuhan yang berkembang di masyarakat
Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman, yang nampaknya
belum menjadi prioritas bagi pemerintah daerah, karena berbagai sebab dan
keterbatasan.
Belum tertampungnya aspirasi dan kepentingan masyarakat yang memerlukan
rumah, termasuk hal untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan
perumahan dan permukiman
Penyediaan tanah, prasarana dan sarana, teknologi bahan bangunan, konstruksi dan
kelembagaan yang masih memerlukan pengaturan yang dapat mengakomodasikan
muatan dan kapasitas lokal
Belum terselesaikannya masalah ketidakseimbangan pembangunan desa kota yang
telah menumbuhkan berbagai kesenjangan sosioekonomi. Akibatnya desa menjadi
kurang menarik dan dianggap tidak cukup prospektif untuk dihuni, sedang kota
semakin padat dan tidak nyaman untuk dihuni.
Sumber : Kajian Lingkungan Perumahan Kabupaten Kepahiang
Laporan Akhir
VII-2
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bengkulu tahun
2015 menyebutkan angka rumah tangga kumuh perkotaan masih tinggi. Misalnya Kota
Bengkulu menduduki posisi pertama dengan 8,63%, disusul Kabupaten Rejang Lebong
10,46%, Bengkulu Selatan 12,39%, Bengkulu Utara 12,59%, Kaur 13,37%, Seluma
13,59%, Bengkulu Tengah 13,99%, Mukomuko 14,92%, Lebong 17,03% dan Kepahiang
18,17%.
Kawasan permukiman perkotaaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
non pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial,
dan kegiatan ekonomi. Ciri utama wilayah ini adalah merupakan pusat pelayanan jasa,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi perkotaan, serta jumlah penduduk yang relatif
padat tetapi dengan luasan lahan yang relatif kecil. Arahan dalam pengembangan
kawasan permukiman perkotaan yakni:
1.
Pengarahan dan pembatasan kegiatan permukiman perkotaan terutama di
sepanjang jalan dalam kaitan dengan pengendalian pemanfaatan ruang.
2.
Pemanfaatan ruang perkotaan berpola konsentris dibandingkan linear sebagai
upaya meningkatkan efisiensi pelayanan kota.
3.
Penyusunan rencana
tata ruang kota pada kawasan yang menunjukkan
kecenderungan perkembangan pesat serta ibukota kecamatan.
4.
Peningkatan sarana dan prasaranan permukiman terutama sarana air bersih,
drainase, limbah, persampahan, listrik, dan telekomunikasi pada beberapa pusat
permukiman perkotaan.
Secara umum intensitas pemanfaatan lahan Kabupaten Kepahiang didominasi oleh
permukiman dan perumahan, hal ini menunjukan sebagian besar wilayah ini telah
bersifat urban. Penggunaan lahan untuk kegiatan perumahan dan permukiman
termasuk penggunaan yang paling dominan dalam pemanfaatan lahan terbangun
kegiatannya dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu :
Perumahan/permukiman yang tumbuh dan berkembang tidak tertata dalam skala
ruang yang relatif kecil atau yang lazim disebut perkampungan. Perumahan
penduduk secara individual ini tersebar, dari bentuk, ukuran kapling, sempadan
Laporan Akhir
VII-3
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
bangunan maupun lokasinya. Penempatan perumahan individual relatif kurang
ada kesamaan. sehingga terkesan tidak teratur.
Perumahan yang tumbuh dan berkembang dibangun oleh perusahaan atau
lembaga pengembang dalam skala ruang yang relatif besar dengan berbagai
kelengkapan prasarana, sarana dan utilitas yang umumnya disebut kompleks
perumahan.
Masing-masing kegiatan perumahan mempunyai pola sebaran berbeda. Untuk
perkampungan yang berada di sekitar pusat kota pada umumnya menunjukkan pola
sebaran menerus merapat. Orientasi akses perumahan penduduk umumnya
memanfaatkan jaringan jalan utama kota. Perumahan di kawasan pusat kota relatif
banyak terkelompok pada kawasan ‘dalam’ dengan jaringan jalan penghubung atau
jalan lingkungan yang relatif sempit dan berupa gang, serta kepadatannya sudah relatif
tinggi.
Kondisi orientasi akses yang tetap memanfaatkan jalan utama kota sebagai akses
pergerakan lokal memudahkan timbulnya kemacetan lalu lintas di jalan utama.
Sedangkan kompleks perumahan pada umumnya pola pengembangannya tidak
menerus dan menyesuaikan terhadap luas dan bentuk lahan yang berhasil dibebaskan.
Sebaran perumahan yang terdapat di Kabupaten Kepahiang, sebagian besar berada di
Kecamatan Kepahiang, Merigi, Ujan Mas dan Kabawetan dan penyebarannya cukup
besar seperti Kelurahan Pensiunan, Pasar Kepahiang dan Pasar Ujung.
Pembangunan dan pengembangan perumahan di Kecamatan Kepahiang sudah mulai
dilaksanakan terutama untuk pembangunan Perumahan PNS yang letaknya di Desa
Sidomakmur,
Kecamatan
Kebawetan.
Pembangunan
perumahan
tersebut
dilaksanakan oleh 4 pengembang yaitu PT. Melati Putri Indonesia, PT. Amanah Maju
Bersama, PT. Cesatu Mitra Griya dan PT. Kiat Muda Berkarya. Rencana pembangunan
perumahan tersebut mencapai 931 unit rumah, selesai hingga tahun 2019 dan yang
telah terbangun serta serah terima sudah 55 unit rumah.
Adapun masing-masing unit jumlah perumahan yang disediakan Pengembang
Perumahan adalah sebagai berikut: PT. Kiat Muda Berkarya di Desa Sido Makmur
sebanyak 32 unit. Perumahan du Desa Kelilik oleh PT. Melati Putri Indonesia 70 unit.
Perumahan di Desa Pelangkian oleh PT. Amanah Maju Bersama sebanyak 240 unit.
Perumahan di Desa Pagar Gunung oleh PT. Cesatu Mitra Griya sebanyak 300 unit.
Laporan Akhir
VII-4
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
Permukiman Kumuh
Berdasarkan
kondisi
dan
permasalahan
Iingkungan
permukiman,
kawasan
permukiman kumuh dapat dibedakan dalam 3 (tiga) tipologi. Tipologi permukiman
kumuh tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Permukiman kumuh dekat pusat kegiatan sosial ekonomi. Ini merupakan
permukiman kumuh yang terletak di sekitar pusat-pusat aktifitas sosial-ekonomi.
Seperti halnya lingkungan industri, sekitar pasar tradisional, pertokoan,
lingkungan pendidikan/kampus, sekitar obyek-obyek wisata dan pusat-pusat
pelayanan sosial-ekonomi lainnya.
2.
Permukiman kumuh pusat kota Merupakan permukiman kumuh yang terletak di
tengah kota (urban core), yang sebagai permukiman lama atau kuno atau
tradisional. Permukiman yang dimaksud disini adalah permukiman yang dahulu
merupakan permukiman yang diperuntukkan bagi hunian kalangan menengah ke
bawah.
3.
Permukiman kumuh pinggiran kota Merupakan permukiman kumuh yang berada
di luar pusat kota (urban fringe), yang ada pada umumnya merupakan
permukiman yang tumbuh dan berkembang di pinggiran kota sebagai konsekuensi
dari perkembangan kota, perkembangan penduduk yang sangat cepat serta
tingkat perpindahan penduduk dari desa ke kota yang sangat tinggi.
Berikut adalah kawasan yang dikategorikan sebagai kawasan permukiman kumuh di
Kabupaten Kepahiang dapat dilihat pada tabel 7.2.
Tabel 7.2
Kawasan kumuh di Kawasan Perkotaan Kabupaten Kepahiang
No.
1.
2.
Kecamatan/Kelurahan/Desa
Luas (Ha)
Kecamatan Kepahiang
a. Kampung Pensiunan
b. Pasar Kepahiang
c. Pasar Ujung
d. Pensiunan
e. Sijantung
f. Tebat Monok
Kecamatan Merigi
a. Durian Depun
17,12
4,51
9,87
4,35
0,98
1,95
2,55
Sumber : Database Kumuh, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Tahun 2017
Laporan Akhir
VII-5
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
Kawasan Permukiman Perdesaan
Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian
termasuk pengolahan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa sosial, dan kegiatan ekonomi.
Kawasan permukiman perdesaan lokasinya menyebar dalam bentuk pusat-pusat
permukiman desa. Dalam kawasan perdesaan paling tidak terdapat kegiatan berupa:
1.
Pusat pelayanan jasa sosial ekonomi, seperti pasar, peribadatan, pendidikan.
2.
Lahan usaha pertanian, seperti: sawah irigasi teknis, sawah irigasi semi teknis,
tegalan, perkebunan dan kebun campuran.
Pengembangan pusat permukiman harus dikaitkan secara serasi, selaras dan saling
menguatkan dengan sistem kota dan pengembangan kawasan-kawasan produksi dan
prasarana wilayah. Dalam rangka memadukan perkembangan desa dan kota perlu
dipilih pusat-pusat desa yang merupakan desa-desa yang mempunyai keterkaitan
dengan desa-desa lain dan pusat-pusat permukiman kota. Arahan kebijakan
pengembangan perdesaan yakni:
1.
Perbaikan sistem dan mekanisme budidaya pertanian antara lain melalui
perbaikan prasarana produksi, peningkatan panyuluhan bagi petani dan
pemberian insentif (berupa kredit) dalam memacu produksi petani.
2.
Peningkatan prasarana perhubungan dan pemasaran antar desa dan kota.
Kawasan Permukiman Khusus
Permukiman pada kawasan bencana di Kabupaten Kepahiang meliputi Kawasan rawan
bencana di wilayah Kabupaten Kepahiang meliputi kawasan rawan tanah longsor,
banjir, gempa bumi dan bencana gunung berapi.
1.
Kawasan Permukiman Rawan Tanah Longsor
Kecamatan-Kecamatan yang berada pada kawasan-kawasan bukit dan perbukitan
dengan struktur geologi dan lapisan tanah yang rentan dengan kemiringan lereng
lebih dari 40%. Kawasan Kecamatan Seberang musi, Kabawetan, Muara Kemumu
dan Bermani ilir. pada kawasan-kawasan bukit dan perbukitan dengan struktur
geologi dan lapisan tanah yang rentan dengan kemiringan lereng lebih dari 40%.
2.
Kawasan Permukiman Rawan Banjir
Kawasan permukiman rawan banjir meliputi Kecamatan Bermani Ilir dan
Kecamatan Muara Kemumu pada kawasan yang dilalui oleh Sungai air Belimbing;
Laporan Akhir
VII-6
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
3.
Kawasan Permukiman Rawan Bencana Geologi
Kawasan permukiman rawan bencana geologi meliputi kawasan permukiman di
Kecamatan Muara kemumu dan Kecamatan Seberang Musi.
4.
Kawasan Permukiman Rawan Bencana Gunung berapi
Untuk permukiman kawasan rawan Gunung berapi meliputi sekitar aliran sungai
yang bagian hulunya berada di Kecamatan Kabawetan sampai pada radius 15 Km.
Untuk jalur evakuasi bencana di Kabupaten Kepahiang terdiri dari 3 (tiga) jalur
penyelamatan bencana, hal ini dilihat dari sisi daerah yang berdekatan dengan
lokasi pegunungan Bukit Kaba yang terletak di Kecamatan Kabawetan adapun 3
(tiga) jalur tersebut adalah:
Gunung Kaba ke Desa Suka Sari-Permu, dan Bandung Baru - Tangsi Duren (jalur
ini terletak di kecamatan Kabawetan);
Bandung Baru – Taba Ribut Desa Batu Bandung (jalur ini terletak di Kec. Muara
Kemumu); dan Bandung Baru – Bukit Menyan (Kecamatan Bermani Ilir).
Gunung Kaba – Batu Ampar – Pekalongan (Kec. Merigi).
Gunung Kaba – Batu Ampar – Durian Depun (Kec Merigi).
Tabel 7.3
Keluarga yang Tinggal di Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Kepahiang
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Kecamatan
Muara Kemumu
Bermani Ilir
Seberang Musi
Tebat Karai
Kepahiang
Kabawetan
Ujan Mas
Merigi
Jumlah KK
Rawan
Banjir
498
498
Tanah
Longsor
583
728
489
Gempa
Bumi
3.349
Gunung
Berapi
3.349
2.789
1.313
1.634
2.291
3.434
2.231
9.846
3.848
Sumber: Hasil Analisis RPIJM Kab. Kepahiang 2018-2022
RTRW Kabupaten Kepahian 2012-2032
C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Pengembangan permukiman senantiasa dihadapkan pada berbagai permasalahan dan
tantangan. Permasalahan dan tantangan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
permasalahan dan tantangan tingkat nasional maupun tingkat kabupaten.
Permasalahan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara lain:
Laporan Akhir
VII-7
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
1. Tedapatnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat
menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang
masih terbatas;
2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil,
daerah terpencil, dan kawasan perbatasan; dan
3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.
Sementara itu tantangan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara
lain:
1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat;
2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Ditjen Cipta
Karya sektor Pengembangan Permukiman;
3. Pencapaian target MDG’s 2015, termasuk di dalamnya pencapaian ProgramProgram Pro Rakyat (Direktif Presiden);
4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya
khususnya kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah;
5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan
infrastruktur permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah
provinsi dan kabupaten/kota; dan
6. Penguatan Sinergi RP2KP/RTBL KSK dalam Penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya
pada Kabupaten/Kota.
Sebagaimana isu strategis, di Kabupaten Kepahiang terdapat permasalahan dan
tantangan pengembangan yang bersifat lokal dan spesifik serta belum tentu djumpai
di kabupaten/kota lain. Permasalahan dan tantangan tersebut di antaranya adalah
sebagai berikut.
Tabel 7.4
Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Permukiman Kabupaten Kepahiang
No
1
Permasalahan Pengembangan
Permukiman
Aspek Teknis
Belum terorganisasikannya
perencanaan dan pemrogaman
pembangunan perumahan dan
permukiman yang dapat saling mengisi
antara ketersediaan sumber daya dan
Laporan Akhir
Tantangan Pengembangan
Target SPM 0% kawasan kumuh
pada tahun 2019
Belum terlaksananya penanganan
peningkatan kawasan kumuh
berdasarkan SK kawasan kumuh di
Kabupaten Kepahiang
VII-8
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
No
2
Permasalahan Pengembangan
Permukiman
kebutuhan yang berkembang di
masyarakat.
Penyediaan tanah, prasarana dan
sarana, teknologi bahan bangunan,
konstruksi dan kelembagaan yang
masih memerlukan pengaturan yang
dapat mengakomodasikan muatan dan
kapasitas lokal.
Aspek Kelembagaan
Pemberian ijin penguasaan lahan untuk
kawasan perumahan dan permukiman
yang umumnya belum dilandaskan
pada kerangka penataan ruang wilayah
yang lebih menyeluruh.
Belum terorganisasikannya
perencanaan dan pemrogaman
pembangunan perumahan dan
permukiman yang dapat saling mengisi
antara ketersediaan sumber daya dan
kebutuhan yang berkembang di
masyarakat
Penyediaan tanah, prasarana dan
sarana, teknologi bahan bangunan,
konstruksi dan kelembagaan yang
masih memerlukan pengaturan yang
dapat mengakomodasikan muatan dan
kapasitas lokal.
Masih banyaknya perumahan yang
belum serah terima
3
Aspek Pembiayaan
Berkembangnya penguasaan lahan skala
besar oleh banyak pihak tidak disertai
dengan kemampuan untuk membangun
atau merealisasikan pada waktunya.
4
Aspek Peran Serta Masyakat/Swasta
Belum tertampungnya aspirasi dan
kepentingan masyarakat yang
memerlukan rumah, termasuk hal untuk
ikut berpartisipasi dalam kegiatan
Laporan Akhir
Tantangan Pengembangan
Keterbatasan lahan yang berdampak
pada tingginya harga lahan untuk
permukiman, tingginya pemukim di
kawasan ilegal (bantaran sungai)
Kebijakan otonomi daerah yang
makin menciptakan kemandirian
wilayah, kemandirian sektoral yang
terkadang kontraproduktif terhadap
perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan yang menciptakan
konflik dan inkonsistensi dalam
pelaksanaan program pembangunan
perumahan permukiman.
Arah pembangunan permukiman
secara nyata nampak dalam
pembangunan perumahan pada
kawasan baru yang diprakarsai oleh
swasta developer sedangkan
pembangunan permukiman yang
bersifat rehabilitasi, penanganan
lingkungan (mis: peremajaan kota)
menjadi tidak populer dan kurang
mendapatkan prioritas, dan harus
ditangani oleh pemerintah sendiri
karena swasta sulit untuk dilibatkan.
Dengan keterbatasan dana
pemerintah maka program
semacam itu menjadi tidak berjalan
sebagai mana mestinya.
Pendanaan melalui sumber
pembiayaan komersial (swasta) hanya
dapat melayanai kebutuhan non MBR
(golongan masyarakat menengah
keatas), sedangkan untuk MBR perlu
dibiayai oleh pemerintah.
Pandangan masyarakat yang masih
menganggap bencana banjir
merupakan rutinitas, karena
seringnya masalah tersebut muncul.
Keterbatasan kemampuan
developer/pemerintah dalam
VII-9
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
No
5
Permasalahan Pengembangan
Permukiman
pembangunan perumahan dan
permukiman.
Aspek Lingkungan Permukiman
Belum terselesaikannya masalah ketidak
seimbangan pembangunan desa-kota
yang telah menumbuhkan berbagai
kesenjangan sosioekonomi. Akibatnya
desa menjadi kurang menarik dan
dianggap tidak cukup prospektif untuk
dihuni, sedang kota semakin padat dan
tidak nyaman untuk dihuni.
Tantangan Pengembangan
memperluas jangkauan
pembangunan rumah
Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.
Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus
dicapai. Arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang
Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun
di tingkat kabupaten/kota, di antaranya RPJMN 2015-2019, MDGs 2015 (pengurangan
proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk
pengurangan luasan kawasan kumuh sebesar 10% pada tahun 2014 dan pengurangan
kawasan kumuh menjadi 0% kawasan kumuh pada tahun 2019, arahan MP3EI dan MP3KI,
arahan Direktif Presiden untuk program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 20152019. Sementara itu arahan di tingkat kabupaten meliputi target RPJMD, RTRW
Kabupaten Kepahiang, dan Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut merupakan dasar
analisis kebutuhan pengembangan permukiman.
Program-Program dan Kriteria Kesiapan Sektor Pengembangan dan Permukiman
Berdasarkan lokasi pelaksanaan, program-program sektor pengembangan permukiman
dapat digolongkan ke dalam 2 jenis program/kegiatan, yaitu program/kegiatan untuk
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan
perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk
pembangunan Rusunawa dan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.
Program/kegiatan yang dilaksanakan di kawasan perkotaan dapat berupa:
1. Infrastruktur kawasan permukiman kumuh;
2. Infrastruktur permukiman RSH;
3. Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya, dan
Laporan Akhir
VII-10
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
4. Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) merupakan Program lanjutan dari Program
PNPM Mandiri Perkotaan.
Sementara pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan
permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan
bencana, serta perbatasan dan pulau kecil; pengembangan kawasan pusat pertumbuhan
dengan program PISEW (RISE); dan desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.
Program/kegiatan yang dilaksanakan di kawasan perdesaan dapat berupa:
1.
Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan/ Minapolitan)
2.
Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana
3.
Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil
4.
Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)
5.
Infrastruktur perdesaan PPIP
6.
Infrastruktur perdesaan RIS PNPM.
Pelaksanaan program/kegiatan pengembangan permukiman sangat bergantung pada
kesiapan pemerintah. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam mengukur
tingkat kesiapan pemerintah kabupaten untuk pelaksanaan pengembangan
permukiman di antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.
2.
Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.
3.
Kesiapan lahan (sudah tersedia).
4.
Sudah tersedia DED.
5.
Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP, RTBL KSK, Masterplan.
Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)
6.
Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk
pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.
7.
Ada unit pelaksana kegiatan.
8.
Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.
Kriteria-kriteria di atas termasuk ke dalam kriteria kesiapan umum. Selain kriteria tersebut
di atas terdapat pula beberapa kriteria khusus sesuai dengan program/kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Kepahiang, kriteria kesiapan daerah
yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan meliputi dokumen RP2KP Kabupaten
Kepahiang.
Laporan Akhir
VII-11
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
Usulan Pogram dan Kegiatan Pengembangan dan Permukiman
Usulan program dan kegiatan terdiri dari program dan kegiatan yang diusulkan untuk
sektor pengembangan permukiman beserta pembiayaannya.
A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Program dan kegiatan yang diusulkan merupakan upaya pemenuhan kebutuhan
permukiman di masa yang akan datang berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting dan
target yang ingin dicapai. Akan tetapi usulan program dan kegiatan terbatas oleh waktu
dan kemampuan pendanaan pemerintah kabupaten/kota sehingga untuk jangka waktu
perencanaan lima tahun dalam RPI2JM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan
prioritas dari tahun pertama hingga kelima.
Tabel 7.5
Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Kepahiang
NO
1
1.a.
1.b.
1.c.
1.d
RINCIAN KEGIATAN
BIAYA
(Rp x Juta)
VOLUME
SATUAN
4
Paket
500,00
Kec. Kepahiang dan
Kec. Merigi
Kec. Kepahiang dan
Kec. Merigi
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perkotaan
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Kumuh yang Meningkat Kualitasnya
DED Penataan Kawasan Permukiman
Kumuh
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan
Peningkatan Kawasan Permukiman
Kumuh (Kec. Kepahiang dan Kec. Merigi)
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Kumuh
Kelurahan Kampung Pensiun
Kelurahan Pasar Ujung
Pensiunan
Sijantung
Tebat Monok
Durian Depun
6
Paket
1.200,00
2,37
9,87
4,35
0,98
1,95
2,55
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
2.200,00
8.600,00
3.788,85
853,58
1.698,45
2.221,05
Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni
150
Unit
825,00
2
Paket
500,00
7
Paket
2.800,00
1.000
M1
1.750,00
1.000
1
1.750,00
Infrastruktur Permukiman RSH Yang
Meningkat Kualitasnya
DED PSD Perkim Bagi RSH (Kecamatan
Ujan Mas; dan Kecamatan Tebat Karai)
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD
Perkim pada Kawasan Perkotaan (Kec.
Ujan Mas dan Kec. Tebat Karai)
Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan
Perkotaan
Peningkatan Jalan Lingkungan Daspetah
Peningkatan Jalan Lingkungan Daspetah
II
Laporan Akhir
M
LOKASI
Kec. Kepahiang
Kec. Merigi
Kec. Kepahiang dan
Merigi
Kec. Ujan Mas
VII-12
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
NO
2
2.a.
RINCIAN KEGIATAN
Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Mas
Bawah
Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Mas
Atas
Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Sido
Muncar
Peningkatan Jalan Lingkungan
Pekalongan
Peningkatan Jalan Lingkungan Pungguk
Meranti
Peningkatan Jalan Lingkungan Bumi Sari
Peningkatan Jalan Lingkungan Tertik
Peningkatan Jalan Lingkungan Peraduan
Binjai
Peningkatan Jalan Lingkungan Talang
Karet
Peningkatan Jalan Lingkungan Tebat
Karai
Peningkatan Jalan Lingkungan Tebing
Penyamun
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan
Infrastruktur kawasan permukiman
perdesaan potensial yang meningkat
kualitasnya
Pendampingan PIP untuk operasional
dan pengawasan
Pemberdayaan Masyarakat dalam
rangka Pembangunan Infrastruktur
Perdesaan
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD
Perkim pada Kawasan Perdesaan
(Kabawetan, Bermani Ilir, Seberang
Musi, Muara Kemumu, Merigi)
Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan
Perdesaan
Jalan Poros Desa Kecamatan Kabawetan
Jalan Poros Desa Kecamatan Bermani Ilir
Jalan Poros Desa Kecamatan Seberang
Musi
Jalan Poros Desa Kecamatan Muara
Kemumu
Jalan Poros Desa Kecamatan Merigi
Saluran Drainase (Kiri-Kanan)
Jalan Lingkungan Tangsi Baru
Jalan Lingkungan Tugu Rejo
BIAYA
(Rp x Juta)
VOLUME
SATUAN
1.000
M1
1.750,00
1.000
M1
1.750,00
1.000
M1
1.750,00
1.000
M1
1.750,00
1.000
M1
1.750,00
1.000
1.000
M1
M1
1.750,00
1.750,00
1.000
M1
1.750,00
1.000
M1
1.750,00
1.000
M1
1.750,00
1.000
M1
1.750,00
400,00
LOKASI
Kec. Tebat Karai
21 Desa (Kab.
Kepahiang )
2.000,00
5
paket
1.000,00
2.000
2.000
M1
M1
1.000,00
1.000,00
Kec. Kabawetan
Kec. Bermani Ilir
2.000
M1
1.000,00
Kec. Seberang Musi
2.000
M1
1.000,00
2.000
20.000
1.500
1.500
M1
M1
M1
M1
Jalan Lingkungan Benuang Galing
1.500
M1
1.000,00
2.000,00
500,00
500,00
500,00
Jalan Lingkungan Ari Pesi
1.500
M1
Jalan Lingkungan Talang Babatan
1.500
M1
Jalan Lingkungan Sungai Jernih
Jalan Lingkungan Kembang Seri
1.500
1.500
M1
M1
Laporan Akhir
500,00
500,00
500,00
500,00
Kec. Muara
Kemumu
Kec. Merigi
Desa Tangsi Baru
Desa Tugu Rejo
Desa Benuang
Galing
Desa Ari Pesi
Desa Talang
Babatan
Desa Sungai Jernih
Desa Kembang Seri
VII-13
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
NO
RINCIAN KEGIATAN
Jalan Lingkungan Kota Agung
Jalan Lingkungan Embok Ijuk
Jalan Lingkungan Cinto Mandi
Jalan Lingkungan Keban Agung
Jalan Lingkungan Belarik
Jalan Lingkungan Langgar Jaya
Jalan Lingkungan Batu Kalung
Jalan Lingkungan Sosokan Taba
Jalan Lingkungan Batu Bandung
Jalan Lingkungan Air Punggur
Jalan Lingkungan Durian Depun
Jalan Lingkungan Pulo Geto
Jalan LingkunganTaba Mulan
Jalan Lingkungan Kota Bingin
VOLUME
SATUAN
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
BIAYA
(Rp x Juta)
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
LOKASI
Desa Kota Agung
Desa Embok Ijuk
Desa Cinto Mandi
Desa Keban Agung
Desa Belarik
Desa Langgar Jaya
Desa Batu Kalung
Desa Sosokan Taba
Desa Batu Bandung
Desa Air Punggur
Desa Durian Depun
Desa Pulo Geto
Desa Taba Mulan
Desa Kota Bingin
B. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman
Berdasarkan usulan program dan kegiatan pengembangan dapat diidentifikasi
kemungkinan sumber pembiayaan baik dari APBD Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, APBN,
maupun dari masyarakat dan swasta, sesuai dengan kemampuan pembiayaan
pemerintah Kabupaten Kepahiang. Usulan pembiayaan pembangunan permukiman di
Kabupaten Kepahiang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.6
Usulan Pembiayaan Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Kepahiang
NO
1
1.a.
RINCIAN KEGIATAN
Infrastruktur
Kawasan
Permukiman
Perkotaan
Infrastruktur
Kawasan
Permukiman
Kumuh yang
Meningkat
Kualitasnya
DED Penataan
Kawasan
Permukiman Kumuh
Supervisi
Pengawasan
Pelaksanaan
Peningkatan
Kawasan
Permukiman Kumuh
Laporan Akhir
APBN
(Rp x
Juta)
APBD
PROV.
(Rp x
Juta)
APBD
KAB
(Rp x
Juta)
SWASTA
Masyarakat
CSR
500,00
1.200,00
VII-14
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
NO
1.b.
1.c.
1.d
RINCIAN KEGIATAN
(Kec. Kepahiang dan
Kec. Merigi)
Infrastruktur
Kawasan
Permukiman
Kumuh
Kelurahan Kampung
Pensiun
Kelurahan Pasar
Ujung
Pensiunan
Sijantung
Tebat Monok
Durian Depun
Pembangunan
Rumah Tidak Layak
Huni
Infrastruktur
Permukiman RSH
Yang Meningkat
Kualitasnya
DED PSD Perkim
Bagi RSH
(Kecamatan Ujan
Mas; dan
Kecamatan Tebat
Karai)
Supervisi
Pengawasan
Pelaksanaan PSD
Perkim pada
Kawasan Perkotaan
(Kec. Ujan Mas dan
Kec. Tebat Karai)
Bantuan PSD
Perkim Pada
Kawasan Perkotaan
Peningkatan Jalan
Lingkungan
Daspetah
Peningkatan Jalan
Lingkungan
Daspetah II
Peningkatan Jalan
Lingkungan Ujan
Mas Bawah
Peningkatan Jalan
Lingkungan Ujan
Mas Atas
Peningkatan Jalan
Lingkungan Ujan
Sido Muncar
Laporan Akhir
APBN
(Rp x
Juta)
APBD
PROV.
(Rp x
Juta)
APBD
KAB
(Rp x
Juta)
SWASTA
Masyarakat
CSR
2.200,00
8.600,00
3.788,85
853,58
1.698,45
2.221,05
470,00
375,00
500,00
2.800,00
1.750,00
1.750,00
1.750,00
1.750,00
1.750,00
VII-15
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
NO
2
2.a.
RINCIAN KEGIATAN
Peningkatan Jalan
Lingkungan
Pekalongan
Peningkatan Jalan
Lingkungan Pungguk
Meranti
Peningkatan Jalan
Lingkungan Bumi
Sari
Peningkatan Jalan
Lingkungan Tertik
Peningkatan Jalan
Lingkungan
Peraduan Binjai
Peningkatan Jalan
Lingkungan Talang
Karet
Peningkatan Jalan
Lingkungan Tebat
Karai
Peningkatan Jalan
Lingkungan Tebing
Penyamun
Infrastruktur
Kawasan
Permukiman
Perdesaan
Infrastruktur
kawasan
permukiman
perdesaan
potensial yang
meningkat
kualitasnya
Pendampingan PIP
untuk operasional
dan pengawasan
Pemberdayaan
Masyarakat dalam
rangka
Pembangunan
Infrastruktur
Perdesaan
Supervisi
Pengawasan
Pelaksanaan PSD
Perkim pada
Kawasan Perdesaan
(Kabawetan,
Bermani Ilir,
Seberang Musi,
Laporan Akhir
APBN
(Rp x
Juta)
APBD
PROV.
(Rp x
Juta)
APBD
KAB
(Rp x
Juta)
SWASTA
Masyarakat
CSR
1.750,00
1.750,00
1.750,00
1.750,00
1.750,00
1.750,00
1.750,00
1.750,00
400,00
2.000,00
1.000,00
VII-16
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
NO
RINCIAN KEGIATAN
Muara Kemumu,
Merigi)
Bantuan PSD
Perkim Pada
Kawasan Perdesaan
Jalan Poros Desa
Kecamatan
Kabawetan
Jalan Poros Desa
Kecamatan Bermani
Ilir
Jalan Poros Desa
Kecamatan
Seberang Musi
Jalan Poros Desa
Kecamatan Muara
Kemumu
Jalan Poros Desa
Kecamatan Merigi
Saluran Drainase
(Kiri-Kanan)
Jalan Lingkungan
Tangsi Baru
Jalan Lingkungan
Tugu Rejo
Jalan Lingkungan
Benuang Galing
Jalan Lingkungan Ari
Pesi
Jalan Lingkungan
Talang Babatan
Jalan Lingkungan
Sungai Jernih
Jalan Lingkungan
Kembang Seri
Jalan Lingkungan
Kota Agung
Jalan Lingkungan
Embok Ijuk
Jalan Lingkungan
Cinto Mandi
Jalan Lingkungan
Keban Agung
Jalan Lingkungan
Belarik
Jalan Lingkungan
Langgar Jaya
Jalan Lingkungan
Batu Kalung
Jalan Lingkungan
Sosokan Taba
Laporan Akhir
APBN
(Rp x
Juta)
APBD
PROV.
(Rp x
Juta)
APBD
KAB
(Rp x
Juta)
SWASTA
Masyarakat
CSR
1.000,00
1.000,00
1.000,00
1.000,00
1.000,00
2.000,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
VII-17
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
NO
RINCIAN KEGIATAN
Jalan Lingkungan
Batu Bandung
Jalan Lingkungan Air
Punggur
Jalan Lingkungan
Durian Depun
Jalan Lingkungan
Pulo Geto
Jalan
LingkunganTaba
Mulan
Jalan Lingkungan
Kota Bingin
Laporan Akhir
APBN
(Rp x
Juta)
APBD
PROV.
(Rp x
Juta)
APBD
KAB
(Rp x
Juta)
500,00
SWASTA
Masyarakat
CSR
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
VII-18
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
Tabel 7.7 Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Pengembangan Permukiman Kabupaten Kepahiang
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,NO
RINCIAN KEGIATAN
LOKASI
VOLUME
SATUAN
TAHUN
APBN
Rp. MURNI
1
1.a.
1.c.
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan Peningkatan
Kawasan Permukiman Kumuh (Kec. Kepahiang)
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan Peningkatan
Kawasan Permukiman Kumuh (Kec. Kepahiang)
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan Peningkatan
Kawasan Permukiman Kumuh (Kec. Kepahiang)
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan Peningkatan
Kawasan Permukiman Kumuh (Kec. Merigi)
Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh
Kawasan Kumuh Kampung Pensiun
Kawasan Kumuh Pasar Ujung
Kawasan Kumuh Pensiunan
Kawasan Kumuh Sijantung
Kawasan Kumuh Tebat Monok
Kawasan Kumuh Durian Depun
Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni
Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni
Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni
Infrastruktur Permukiman RSH Yang Meningkat
Kualitasnya
DED PSD Perkim Bagi RSH
1.d
Laporan Akhir
DAK
APBD
PROV.
APBD KAB
BUMD
SWASTA
Masyarakat
CSR
Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan
Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh yang
Meningkat Kualitasnya
DED Penataan Kawasan Permukiman Kumuh
1.b.
PHLN
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perkotaan (Kec. Ujan Mas dan Kec.
Tebat Karai)
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perkotaan (Kec. Ujan Mas dan Kec.
Tebat Karai)
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perkotaan (Kec. Ujan Mas dan Kec.
Tebat Karai)
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perkotaan (Kec. Ujan Mas)
Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan Perkotaan
Peningkatan Jalan Lingkungan Daspetah
Peningkatan Jalan Lingkungan Daspetah II
Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Mas Bawah
Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Mas Atas
Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Sido Muncar
Peningkatan Jalan Lingkungan Pekalongan
Peningkatan Jalan Lingkungan Pungguk Meranti
Kec. Kepahiang dan Kec.
Merigi
Kel. Kampung Pensiun
Kel. Pasar Ujung
Kel. Pensiunan
Kel. Sijantung
Kel. Tebat Monok
Kel. Durian Depun
Kel. Sijantung
Kel. Tebat Monok
Kel. Durian Depun
Kec. Ujan Mas; dan Kec.
Tebat Karai
Kec. Ujan Mas
4
Paket
2018
500.000
1
Paket
2018
300.000
1
Paket
2019
300.000
1
Paket
2020
300.000
1
Paket
2021
300.000
2,37
9,87
4,35
0,98
1,95
2,55
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
2018
2018
2019
2020
2020
2021
2018
2019
2020
2
853.580
1.698.450
2.221.000
110.000
125.000
235.000
2018
500.000
2
2019
550.000
2
2020
600.000
2
2021
650.000
1
2022
325.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
Paket
2.200.000
8.600.000
3.788.850
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
2019
2019
2020
2020
2021
2021
2022
125.000
125.000
125.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
VII-19
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,NO
RINCIAN KEGIATAN
LOKASI
VOLUME
SATUAN
TAHUN
APBN
Rp. MURNI
2
2.a.
Laporan Akhir
Peningkatan Jalan Lingkungan Bumi Sari
Peningkatan Jalan Lingkungan Tertik
Peningkatan Jalan Lingkungan Peraduan Binjai
Peningkatan Jalan Lingkungan Peraduan Binjai
Peningkatan Jalan Lingkungan Talang Karet
Peningkatan Jalan Lingkungan Tebat Karai
Peningkatan Jalan Lingkungan Tebing Penyamun
Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan
Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan
potensial yang meningkat kualitasnya
Pendampingan PIP untuk operasional dan
pengawasan
Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka
Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perdesaan
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perdesaan
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perdesaan
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perdesaan
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perdesaan
Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan Perdesaan
Jalan Poros Desa Kecamatan Kabawetan
Jalan Poros Desa Kecamatan Bermani Ilir
Jalan Poros Desa Kecamatan Seberang Musi
Jalan Poros Desa Kecamatan Muara Kemumu
Jalan Poros Desa Kecamatan Merigi
Saluran Drainase (Kiri-Kanan)
Jalan Lingkungan Tangsi Baru
Jalan Lingkungan Tugu Rejo
Jalan Lingkungan Benuang Galing
Jalan Lingkungan Ari Pesi
Jalan Lingkungan Talang Babatan
Jalan Lingkungan Sungai Jernih
Jalan Lingkungan Kembang Seri
Jalan Lingkungan Kota Agung
Jalan Lingkungan Embok Ijuk
Jalan Lingkungan Cinto Mandi
Jalan Lingkungan Keban Agung
Jalan Lingkungan Belarik
Jalan Lingkungan Langgar Jaya
Jalan Lingkungan Batu Kalung
Jalan Lingkungan Sosokan Taba
Jalan Lingkungan Batu Bandung
Jalan Lingkungan Air Punggur
Kec. Tebat Karai
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
2022
2019
2019
2020
2020
2021
2021
PHLN
DAK
APBD
PROV.
Paket
2019
500.000
Kec. Seberang Musi
1
Paket
2019
500.000
Kec. Bermani Ilir
1
Paket
2020
500.000
Kec. Muara Kemumu
1
Paket
2021
500.000
Kec. Merigi
1
Paket
2021
500.000
2019
2020
2021
Masyarakat
CSR
2.000.000
1
2019
2019
2020
2021
2022
2019
2019
SWASTA
400.000
Kec. Kabawetan
Kec. Kabawetan
Kec. Seberang Musi
Kec. Bermani Ilir
Kec. Muara Kemumu
Kec. Merigi
Kec. Kabawetan
Kec. Kabawetan
Kec. Kabawetan
Kec. Seberang Musi
Kec. Seberang Musi
Kec. Seberang Musi
Kec. Seberang Musi
Kec. Bermani Ilir
Kec. Bermani Ilir
Kec. Bermani Ilir
Kec. Bermani Ilir
Kec. Bermani Ilir
Kec. Bermani Ilir
Kec. Bermani Ilir
Kec. Muara Kemumu
Kec. Muara Kemumu
Kec. Muara Kemumu
Kec. Muara Kemumu
BUMD
1.750.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
2018
2018
APBD KAB
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
2.000.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
VII-20
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,NO
RINCIAN KEGIATAN
LOKASI
VOLUME
SATUAN
TAHUN
APBN
Rp. MURNI
Jalan Lingkungan Durian Depun
Jalan Lingkungan Pulo Geto
Jalan LingkunganTaba Mulan
Jalan Lingkungan Kota Bingin
Laporan Akhir
Kec. Merigi
Kec. Merigi
Kec. Merigi
Kec. Merigi
2021
PHLN
DAK
APBD
PROV.
APBD KAB
BUMD
SWASTA
Masyarakat
CSR
500.000
500.000
500.000
500.000
VII-21
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
7.2 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai
bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan
lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik
bangunan gedung dan lingkungannya.
Penataan bangunan dan lingkungan di kabupaten tentu harus mengacu pada berbagai
arahan dan target peraturan pada skala nasional dan provinsi seperti undang-undang,
peraturan pemerintah, dan peraturan menteri. Di Kabupaten Kepahiang sendiri, belum
terdapat peraturan daerah/peraturan gubernur/peraturan bupati/peraturan lainnya
terkait penataan bangunan dan lingkungan.
A. Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan
Isu strategis tingkat nasional dalam sektor penataan bangunan dan lingkungan sangat
dipengaruhi oleh berbagai agenda pembangunan seperti Agenda Habitat, Isu Pemanasan
Global, MDGs, Pogram Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), serta SPM bidang Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang. Berdasarkan hasil tinjauan terhadap agenda-agenda tersebut dapat
dirumuskan isu strategis penataan bangunan dan lingkungan tingkat nasional adalah
sebagai berikut:
1) Penataan Lingkungan Permukiman
a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;
b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan;
c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di
perkotaan;
d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan
bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi
lokal;
e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal;
f. Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan
bangunan dan lingkungan.
2) Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
Laporan Akhir
VII-22
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
a. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan,
kenyamanan dan kemudahan);
b. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan
gedung di kab/kota;
c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal
dan mengacu pada isu lingkungan/berkelanjutan;
d. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah negara;
e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah
Negara.
3) Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
a. Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 27,77
juta atau sekitar 10,64% dari total penduduk Indonesia dibandingkan dengan
kondisi tahun 2012 sebesar 29,13 juta orang atau sekitar 11,96% dari total
penduduk Indonesia;
b. Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk sharing in-cash
sesuai MoU PAKET;
c. Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam
penanggulangan kemiskinan.
Selain berbagai isu di atas, terdapat pula beberapa isu strategis terkait penataan
bangunan dan lingkungan di Kabupaten Kepahiang, di antaranya seperti tercantum pada
tabel berikut ini.
Tabel 7.8
Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Kepahiang
No
Kegiatan Sektor PBL
1.
Penataan Lingkungan
Permukiman
2.
Penyelenggaraan Bangunan
Gedung dan Rumah Negara
Laporan Akhir
Isu Strategis Sektor PBL
Masih adanya permukiman kumuh di Kabupaten Kepahiang
Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional
dan bangunan bersejarah yang memiliki potensi wisata.
Terjadinya degradasi kawasan strategis yang memiliki potensi
ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota
Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana
olah raga dan lain-lain kurang diperhatikan
Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan
kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerahdaerah rawan bencana.
VII-23
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
No
3.
Kegiatan Sektor PBL
Pemberdayaan Komunitas
dalam Penanggulangan
Kemiskinan
Isu Strategis Sektor PBL
Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak
berfungsi dan kurang mendapatkan perhatian
Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di
Daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan
perijinan
Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi
persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan.
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
kurang tertib dan efisien
Masih banyaknya asset Negara yang tidak teradministrasikan
dengan baik.
Jumlah Penduduk miskin yang semakin bertambah
Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk
meningkatkan peran masyarakat
Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam proses
perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan di
wilayahnya
A. Kondisi Eksisting Penataan Bangunan dan Lingkungan
Jumlah penduduk Kabupaten Kepahiang tahun 2017 yaitu 133.703 jiwa dengan
kepadatan penduduk sebesar 201 jiwa/Km2. Kabupaten Kepahiang memiliki penduduk
miskin sebesar 38.962 jiwa atau 29% dari total jumlah penduduk.
Kabupaten Kepahiang sendiri telah memiliki peraturan yang mengatur tentang penataan
bangunan, peraturan tersebut termuat dalam Perda Kabupaten Kepahiang Nomor 1
Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung. Kemudian Peraturan Daerah Kabupaten
Kepahiang Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Ketenteraman Dan Ketertiban Umum Dalam
Wilayah Kabupaten Kepahiang. Sebelumnya Kabupaten Kepahiang telah memiliki
Peraturan Daerah lainnya terkait dengan bangunan dan lingkungan yaitu Retribusi
Mengenai IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) Nomor 03 tahun 2011.
B. Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan
dan tantangan yang dihadapi hampir oleh seluruh kabupaten/kota. Permasalahan dan
tantangan tersebut di antaranya:
1. Penataan Lingkungan Permukiman:
a. Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi kebakaran;
b. Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk
lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan
infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;
Laporan Akhir
VII-24
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
c. Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi
utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage;
d. Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan
permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran
daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan
SPM.
2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:
a. Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif
dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;
b. Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metropolitan, besar,
sedang, kecil di seluruh Indonesia;
c. Meningkatnya
pengelolaan
kebutuhan
NSPM terutama yang
dan penyelenggaraan
bangunan
berkaitan dengan
gedung
(keselamatan,
kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);
d. Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan
Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;
e. Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan
kurang mendapat perhatian;
f.
Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta
rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;
g. Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan
keselamatan, keamanan dan kenyamanan;
h. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan
efisien;
i.
Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.
3. Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:
Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka,
sarana olah raga.
4. Kapasitas Kelembagaan Daerah:
a. Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan
penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;
b. Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan
peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;
Laporan Akhir
VII-25
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
c. Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan
gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.
Di samping permasalahan dan tantangan di atas, penataan bangunan dan lingkungan di
Kabupaten Kepahiang juga memiliki berbagai permasalahan dan tantangan tersendiri,
seperti tercantum pada tabel berikut.
Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Analisis kebutuhan program dan kegiatan untuk sektor PBL mengacu pada lungkup tugas
DJCK untuk sektor PBL (Permen PU Nomor 8 Tahun 2010), meliputi:
1. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
Kegiatan yang terkait dengan penataan lingkungan permukiman adalah penyusunan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem Proteksi
Kebakaran (RISPK), pembangunan prasarana dan
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
BAB VII
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
CIPTA KARYA
7.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih
dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan (UU No.
1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman).
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan
terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari
pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta
desa tertinggal.
Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Rencana pengembangan permukiman di kabupaten harus dapat menjawab dan
menyelesaikan berbagai isu dan permasalahan saat ini. Berbagai isu strategis nasional
yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini di antaranya:
Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan
adaptasi terhadap perubahan iklim;
Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah tangga
kumuh perkotaan;
Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang
tertuang dalam MP3EI dan MP3KI;
Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin;
Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan
yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya
kawasan kumuh;
Laporan Akhir
VII-1
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun;
Perlunya
kerjasama
lintas
sektor
untuk
mendukung
sinergitas
dalam
pengembangan kawasan permukiman; dan
Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan
permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas
sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi
standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.
Isu-isu strategis di atas merupakan isu terkait pengembangan permukiman yang
terangkum secara nasional. Selain isu-isu di atas, di Kabupaten Kepahiang juga
terdapat beberapa isu strategis dalam pengembangan permukiman. Penjabaran isuisu strategis ini difokuskan pada bidang keciptakaryaan, seperti kawasan kumuh di
perkotaan, dan mengenai kondisi infrastruktur di perdesaan. Isu-isu strategis
pengembangan permukiman di Kabupaten Kepahiang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 7.1
Isu-isu Strategis Pengembangan Permukiman di Kabupaten Kepahiang
NO
ISU STRATEGIS
1
Belum menyebarnya pembangunan permukiman secara merata ke seluruh wilayah
kabupaten masih terpusat pada satu kawasan yaitu pada di desa Pasar Kepahiang
2
Penataan perumahan dan permukiman yang kurang tertata, bangunan yang
terbangun masih terlalu berdekatan dengan jalan sehingga sulit mengatasinya ketika
beban jalan meningkat dan memerlukan pelebaran jalan
3
4
5
6
7
Belum terorganisasikannya perencanaan dan pemrogaman pembangunan
perumahan dan permukiman yang dapat saling mengisi antara ketersediaan sumber
daya dan kebutuhan yang berkembang di masyarakat
Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman, yang nampaknya
belum menjadi prioritas bagi pemerintah daerah, karena berbagai sebab dan
keterbatasan.
Belum tertampungnya aspirasi dan kepentingan masyarakat yang memerlukan
rumah, termasuk hal untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan
perumahan dan permukiman
Penyediaan tanah, prasarana dan sarana, teknologi bahan bangunan, konstruksi dan
kelembagaan yang masih memerlukan pengaturan yang dapat mengakomodasikan
muatan dan kapasitas lokal
Belum terselesaikannya masalah ketidakseimbangan pembangunan desa kota yang
telah menumbuhkan berbagai kesenjangan sosioekonomi. Akibatnya desa menjadi
kurang menarik dan dianggap tidak cukup prospektif untuk dihuni, sedang kota
semakin padat dan tidak nyaman untuk dihuni.
Sumber : Kajian Lingkungan Perumahan Kabupaten Kepahiang
Laporan Akhir
VII-2
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bengkulu tahun
2015 menyebutkan angka rumah tangga kumuh perkotaan masih tinggi. Misalnya Kota
Bengkulu menduduki posisi pertama dengan 8,63%, disusul Kabupaten Rejang Lebong
10,46%, Bengkulu Selatan 12,39%, Bengkulu Utara 12,59%, Kaur 13,37%, Seluma
13,59%, Bengkulu Tengah 13,99%, Mukomuko 14,92%, Lebong 17,03% dan Kepahiang
18,17%.
Kawasan permukiman perkotaaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
non pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial,
dan kegiatan ekonomi. Ciri utama wilayah ini adalah merupakan pusat pelayanan jasa,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi perkotaan, serta jumlah penduduk yang relatif
padat tetapi dengan luasan lahan yang relatif kecil. Arahan dalam pengembangan
kawasan permukiman perkotaan yakni:
1.
Pengarahan dan pembatasan kegiatan permukiman perkotaan terutama di
sepanjang jalan dalam kaitan dengan pengendalian pemanfaatan ruang.
2.
Pemanfaatan ruang perkotaan berpola konsentris dibandingkan linear sebagai
upaya meningkatkan efisiensi pelayanan kota.
3.
Penyusunan rencana
tata ruang kota pada kawasan yang menunjukkan
kecenderungan perkembangan pesat serta ibukota kecamatan.
4.
Peningkatan sarana dan prasaranan permukiman terutama sarana air bersih,
drainase, limbah, persampahan, listrik, dan telekomunikasi pada beberapa pusat
permukiman perkotaan.
Secara umum intensitas pemanfaatan lahan Kabupaten Kepahiang didominasi oleh
permukiman dan perumahan, hal ini menunjukan sebagian besar wilayah ini telah
bersifat urban. Penggunaan lahan untuk kegiatan perumahan dan permukiman
termasuk penggunaan yang paling dominan dalam pemanfaatan lahan terbangun
kegiatannya dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu :
Perumahan/permukiman yang tumbuh dan berkembang tidak tertata dalam skala
ruang yang relatif kecil atau yang lazim disebut perkampungan. Perumahan
penduduk secara individual ini tersebar, dari bentuk, ukuran kapling, sempadan
Laporan Akhir
VII-3
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
bangunan maupun lokasinya. Penempatan perumahan individual relatif kurang
ada kesamaan. sehingga terkesan tidak teratur.
Perumahan yang tumbuh dan berkembang dibangun oleh perusahaan atau
lembaga pengembang dalam skala ruang yang relatif besar dengan berbagai
kelengkapan prasarana, sarana dan utilitas yang umumnya disebut kompleks
perumahan.
Masing-masing kegiatan perumahan mempunyai pola sebaran berbeda. Untuk
perkampungan yang berada di sekitar pusat kota pada umumnya menunjukkan pola
sebaran menerus merapat. Orientasi akses perumahan penduduk umumnya
memanfaatkan jaringan jalan utama kota. Perumahan di kawasan pusat kota relatif
banyak terkelompok pada kawasan ‘dalam’ dengan jaringan jalan penghubung atau
jalan lingkungan yang relatif sempit dan berupa gang, serta kepadatannya sudah relatif
tinggi.
Kondisi orientasi akses yang tetap memanfaatkan jalan utama kota sebagai akses
pergerakan lokal memudahkan timbulnya kemacetan lalu lintas di jalan utama.
Sedangkan kompleks perumahan pada umumnya pola pengembangannya tidak
menerus dan menyesuaikan terhadap luas dan bentuk lahan yang berhasil dibebaskan.
Sebaran perumahan yang terdapat di Kabupaten Kepahiang, sebagian besar berada di
Kecamatan Kepahiang, Merigi, Ujan Mas dan Kabawetan dan penyebarannya cukup
besar seperti Kelurahan Pensiunan, Pasar Kepahiang dan Pasar Ujung.
Pembangunan dan pengembangan perumahan di Kecamatan Kepahiang sudah mulai
dilaksanakan terutama untuk pembangunan Perumahan PNS yang letaknya di Desa
Sidomakmur,
Kecamatan
Kebawetan.
Pembangunan
perumahan
tersebut
dilaksanakan oleh 4 pengembang yaitu PT. Melati Putri Indonesia, PT. Amanah Maju
Bersama, PT. Cesatu Mitra Griya dan PT. Kiat Muda Berkarya. Rencana pembangunan
perumahan tersebut mencapai 931 unit rumah, selesai hingga tahun 2019 dan yang
telah terbangun serta serah terima sudah 55 unit rumah.
Adapun masing-masing unit jumlah perumahan yang disediakan Pengembang
Perumahan adalah sebagai berikut: PT. Kiat Muda Berkarya di Desa Sido Makmur
sebanyak 32 unit. Perumahan du Desa Kelilik oleh PT. Melati Putri Indonesia 70 unit.
Perumahan di Desa Pelangkian oleh PT. Amanah Maju Bersama sebanyak 240 unit.
Perumahan di Desa Pagar Gunung oleh PT. Cesatu Mitra Griya sebanyak 300 unit.
Laporan Akhir
VII-4
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
Permukiman Kumuh
Berdasarkan
kondisi
dan
permasalahan
Iingkungan
permukiman,
kawasan
permukiman kumuh dapat dibedakan dalam 3 (tiga) tipologi. Tipologi permukiman
kumuh tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Permukiman kumuh dekat pusat kegiatan sosial ekonomi. Ini merupakan
permukiman kumuh yang terletak di sekitar pusat-pusat aktifitas sosial-ekonomi.
Seperti halnya lingkungan industri, sekitar pasar tradisional, pertokoan,
lingkungan pendidikan/kampus, sekitar obyek-obyek wisata dan pusat-pusat
pelayanan sosial-ekonomi lainnya.
2.
Permukiman kumuh pusat kota Merupakan permukiman kumuh yang terletak di
tengah kota (urban core), yang sebagai permukiman lama atau kuno atau
tradisional. Permukiman yang dimaksud disini adalah permukiman yang dahulu
merupakan permukiman yang diperuntukkan bagi hunian kalangan menengah ke
bawah.
3.
Permukiman kumuh pinggiran kota Merupakan permukiman kumuh yang berada
di luar pusat kota (urban fringe), yang ada pada umumnya merupakan
permukiman yang tumbuh dan berkembang di pinggiran kota sebagai konsekuensi
dari perkembangan kota, perkembangan penduduk yang sangat cepat serta
tingkat perpindahan penduduk dari desa ke kota yang sangat tinggi.
Berikut adalah kawasan yang dikategorikan sebagai kawasan permukiman kumuh di
Kabupaten Kepahiang dapat dilihat pada tabel 7.2.
Tabel 7.2
Kawasan kumuh di Kawasan Perkotaan Kabupaten Kepahiang
No.
1.
2.
Kecamatan/Kelurahan/Desa
Luas (Ha)
Kecamatan Kepahiang
a. Kampung Pensiunan
b. Pasar Kepahiang
c. Pasar Ujung
d. Pensiunan
e. Sijantung
f. Tebat Monok
Kecamatan Merigi
a. Durian Depun
17,12
4,51
9,87
4,35
0,98
1,95
2,55
Sumber : Database Kumuh, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Tahun 2017
Laporan Akhir
VII-5
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
Kawasan Permukiman Perdesaan
Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian
termasuk pengolahan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa sosial, dan kegiatan ekonomi.
Kawasan permukiman perdesaan lokasinya menyebar dalam bentuk pusat-pusat
permukiman desa. Dalam kawasan perdesaan paling tidak terdapat kegiatan berupa:
1.
Pusat pelayanan jasa sosial ekonomi, seperti pasar, peribadatan, pendidikan.
2.
Lahan usaha pertanian, seperti: sawah irigasi teknis, sawah irigasi semi teknis,
tegalan, perkebunan dan kebun campuran.
Pengembangan pusat permukiman harus dikaitkan secara serasi, selaras dan saling
menguatkan dengan sistem kota dan pengembangan kawasan-kawasan produksi dan
prasarana wilayah. Dalam rangka memadukan perkembangan desa dan kota perlu
dipilih pusat-pusat desa yang merupakan desa-desa yang mempunyai keterkaitan
dengan desa-desa lain dan pusat-pusat permukiman kota. Arahan kebijakan
pengembangan perdesaan yakni:
1.
Perbaikan sistem dan mekanisme budidaya pertanian antara lain melalui
perbaikan prasarana produksi, peningkatan panyuluhan bagi petani dan
pemberian insentif (berupa kredit) dalam memacu produksi petani.
2.
Peningkatan prasarana perhubungan dan pemasaran antar desa dan kota.
Kawasan Permukiman Khusus
Permukiman pada kawasan bencana di Kabupaten Kepahiang meliputi Kawasan rawan
bencana di wilayah Kabupaten Kepahiang meliputi kawasan rawan tanah longsor,
banjir, gempa bumi dan bencana gunung berapi.
1.
Kawasan Permukiman Rawan Tanah Longsor
Kecamatan-Kecamatan yang berada pada kawasan-kawasan bukit dan perbukitan
dengan struktur geologi dan lapisan tanah yang rentan dengan kemiringan lereng
lebih dari 40%. Kawasan Kecamatan Seberang musi, Kabawetan, Muara Kemumu
dan Bermani ilir. pada kawasan-kawasan bukit dan perbukitan dengan struktur
geologi dan lapisan tanah yang rentan dengan kemiringan lereng lebih dari 40%.
2.
Kawasan Permukiman Rawan Banjir
Kawasan permukiman rawan banjir meliputi Kecamatan Bermani Ilir dan
Kecamatan Muara Kemumu pada kawasan yang dilalui oleh Sungai air Belimbing;
Laporan Akhir
VII-6
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
3.
Kawasan Permukiman Rawan Bencana Geologi
Kawasan permukiman rawan bencana geologi meliputi kawasan permukiman di
Kecamatan Muara kemumu dan Kecamatan Seberang Musi.
4.
Kawasan Permukiman Rawan Bencana Gunung berapi
Untuk permukiman kawasan rawan Gunung berapi meliputi sekitar aliran sungai
yang bagian hulunya berada di Kecamatan Kabawetan sampai pada radius 15 Km.
Untuk jalur evakuasi bencana di Kabupaten Kepahiang terdiri dari 3 (tiga) jalur
penyelamatan bencana, hal ini dilihat dari sisi daerah yang berdekatan dengan
lokasi pegunungan Bukit Kaba yang terletak di Kecamatan Kabawetan adapun 3
(tiga) jalur tersebut adalah:
Gunung Kaba ke Desa Suka Sari-Permu, dan Bandung Baru - Tangsi Duren (jalur
ini terletak di kecamatan Kabawetan);
Bandung Baru – Taba Ribut Desa Batu Bandung (jalur ini terletak di Kec. Muara
Kemumu); dan Bandung Baru – Bukit Menyan (Kecamatan Bermani Ilir).
Gunung Kaba – Batu Ampar – Pekalongan (Kec. Merigi).
Gunung Kaba – Batu Ampar – Durian Depun (Kec Merigi).
Tabel 7.3
Keluarga yang Tinggal di Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Kepahiang
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Kecamatan
Muara Kemumu
Bermani Ilir
Seberang Musi
Tebat Karai
Kepahiang
Kabawetan
Ujan Mas
Merigi
Jumlah KK
Rawan
Banjir
498
498
Tanah
Longsor
583
728
489
Gempa
Bumi
3.349
Gunung
Berapi
3.349
2.789
1.313
1.634
2.291
3.434
2.231
9.846
3.848
Sumber: Hasil Analisis RPIJM Kab. Kepahiang 2018-2022
RTRW Kabupaten Kepahian 2012-2032
C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Pengembangan permukiman senantiasa dihadapkan pada berbagai permasalahan dan
tantangan. Permasalahan dan tantangan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
permasalahan dan tantangan tingkat nasional maupun tingkat kabupaten.
Permasalahan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara lain:
Laporan Akhir
VII-7
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
1. Tedapatnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat
menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang
masih terbatas;
2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil,
daerah terpencil, dan kawasan perbatasan; dan
3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.
Sementara itu tantangan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara
lain:
1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat;
2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Ditjen Cipta
Karya sektor Pengembangan Permukiman;
3. Pencapaian target MDG’s 2015, termasuk di dalamnya pencapaian ProgramProgram Pro Rakyat (Direktif Presiden);
4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya
khususnya kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah;
5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan
infrastruktur permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah
provinsi dan kabupaten/kota; dan
6. Penguatan Sinergi RP2KP/RTBL KSK dalam Penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya
pada Kabupaten/Kota.
Sebagaimana isu strategis, di Kabupaten Kepahiang terdapat permasalahan dan
tantangan pengembangan yang bersifat lokal dan spesifik serta belum tentu djumpai
di kabupaten/kota lain. Permasalahan dan tantangan tersebut di antaranya adalah
sebagai berikut.
Tabel 7.4
Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Permukiman Kabupaten Kepahiang
No
1
Permasalahan Pengembangan
Permukiman
Aspek Teknis
Belum terorganisasikannya
perencanaan dan pemrogaman
pembangunan perumahan dan
permukiman yang dapat saling mengisi
antara ketersediaan sumber daya dan
Laporan Akhir
Tantangan Pengembangan
Target SPM 0% kawasan kumuh
pada tahun 2019
Belum terlaksananya penanganan
peningkatan kawasan kumuh
berdasarkan SK kawasan kumuh di
Kabupaten Kepahiang
VII-8
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
No
2
Permasalahan Pengembangan
Permukiman
kebutuhan yang berkembang di
masyarakat.
Penyediaan tanah, prasarana dan
sarana, teknologi bahan bangunan,
konstruksi dan kelembagaan yang
masih memerlukan pengaturan yang
dapat mengakomodasikan muatan dan
kapasitas lokal.
Aspek Kelembagaan
Pemberian ijin penguasaan lahan untuk
kawasan perumahan dan permukiman
yang umumnya belum dilandaskan
pada kerangka penataan ruang wilayah
yang lebih menyeluruh.
Belum terorganisasikannya
perencanaan dan pemrogaman
pembangunan perumahan dan
permukiman yang dapat saling mengisi
antara ketersediaan sumber daya dan
kebutuhan yang berkembang di
masyarakat
Penyediaan tanah, prasarana dan
sarana, teknologi bahan bangunan,
konstruksi dan kelembagaan yang
masih memerlukan pengaturan yang
dapat mengakomodasikan muatan dan
kapasitas lokal.
Masih banyaknya perumahan yang
belum serah terima
3
Aspek Pembiayaan
Berkembangnya penguasaan lahan skala
besar oleh banyak pihak tidak disertai
dengan kemampuan untuk membangun
atau merealisasikan pada waktunya.
4
Aspek Peran Serta Masyakat/Swasta
Belum tertampungnya aspirasi dan
kepentingan masyarakat yang
memerlukan rumah, termasuk hal untuk
ikut berpartisipasi dalam kegiatan
Laporan Akhir
Tantangan Pengembangan
Keterbatasan lahan yang berdampak
pada tingginya harga lahan untuk
permukiman, tingginya pemukim di
kawasan ilegal (bantaran sungai)
Kebijakan otonomi daerah yang
makin menciptakan kemandirian
wilayah, kemandirian sektoral yang
terkadang kontraproduktif terhadap
perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan yang menciptakan
konflik dan inkonsistensi dalam
pelaksanaan program pembangunan
perumahan permukiman.
Arah pembangunan permukiman
secara nyata nampak dalam
pembangunan perumahan pada
kawasan baru yang diprakarsai oleh
swasta developer sedangkan
pembangunan permukiman yang
bersifat rehabilitasi, penanganan
lingkungan (mis: peremajaan kota)
menjadi tidak populer dan kurang
mendapatkan prioritas, dan harus
ditangani oleh pemerintah sendiri
karena swasta sulit untuk dilibatkan.
Dengan keterbatasan dana
pemerintah maka program
semacam itu menjadi tidak berjalan
sebagai mana mestinya.
Pendanaan melalui sumber
pembiayaan komersial (swasta) hanya
dapat melayanai kebutuhan non MBR
(golongan masyarakat menengah
keatas), sedangkan untuk MBR perlu
dibiayai oleh pemerintah.
Pandangan masyarakat yang masih
menganggap bencana banjir
merupakan rutinitas, karena
seringnya masalah tersebut muncul.
Keterbatasan kemampuan
developer/pemerintah dalam
VII-9
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
No
5
Permasalahan Pengembangan
Permukiman
pembangunan perumahan dan
permukiman.
Aspek Lingkungan Permukiman
Belum terselesaikannya masalah ketidak
seimbangan pembangunan desa-kota
yang telah menumbuhkan berbagai
kesenjangan sosioekonomi. Akibatnya
desa menjadi kurang menarik dan
dianggap tidak cukup prospektif untuk
dihuni, sedang kota semakin padat dan
tidak nyaman untuk dihuni.
Tantangan Pengembangan
memperluas jangkauan
pembangunan rumah
Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.
Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus
dicapai. Arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang
Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun
di tingkat kabupaten/kota, di antaranya RPJMN 2015-2019, MDGs 2015 (pengurangan
proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk
pengurangan luasan kawasan kumuh sebesar 10% pada tahun 2014 dan pengurangan
kawasan kumuh menjadi 0% kawasan kumuh pada tahun 2019, arahan MP3EI dan MP3KI,
arahan Direktif Presiden untuk program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 20152019. Sementara itu arahan di tingkat kabupaten meliputi target RPJMD, RTRW
Kabupaten Kepahiang, dan Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut merupakan dasar
analisis kebutuhan pengembangan permukiman.
Program-Program dan Kriteria Kesiapan Sektor Pengembangan dan Permukiman
Berdasarkan lokasi pelaksanaan, program-program sektor pengembangan permukiman
dapat digolongkan ke dalam 2 jenis program/kegiatan, yaitu program/kegiatan untuk
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan
perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk
pembangunan Rusunawa dan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.
Program/kegiatan yang dilaksanakan di kawasan perkotaan dapat berupa:
1. Infrastruktur kawasan permukiman kumuh;
2. Infrastruktur permukiman RSH;
3. Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya, dan
Laporan Akhir
VII-10
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
4. Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) merupakan Program lanjutan dari Program
PNPM Mandiri Perkotaan.
Sementara pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan
permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan
bencana, serta perbatasan dan pulau kecil; pengembangan kawasan pusat pertumbuhan
dengan program PISEW (RISE); dan desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.
Program/kegiatan yang dilaksanakan di kawasan perdesaan dapat berupa:
1.
Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan/ Minapolitan)
2.
Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana
3.
Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil
4.
Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)
5.
Infrastruktur perdesaan PPIP
6.
Infrastruktur perdesaan RIS PNPM.
Pelaksanaan program/kegiatan pengembangan permukiman sangat bergantung pada
kesiapan pemerintah. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam mengukur
tingkat kesiapan pemerintah kabupaten untuk pelaksanaan pengembangan
permukiman di antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.
2.
Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.
3.
Kesiapan lahan (sudah tersedia).
4.
Sudah tersedia DED.
5.
Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP, RTBL KSK, Masterplan.
Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)
6.
Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk
pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.
7.
Ada unit pelaksana kegiatan.
8.
Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.
Kriteria-kriteria di atas termasuk ke dalam kriteria kesiapan umum. Selain kriteria tersebut
di atas terdapat pula beberapa kriteria khusus sesuai dengan program/kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Kepahiang, kriteria kesiapan daerah
yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan meliputi dokumen RP2KP Kabupaten
Kepahiang.
Laporan Akhir
VII-11
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
Usulan Pogram dan Kegiatan Pengembangan dan Permukiman
Usulan program dan kegiatan terdiri dari program dan kegiatan yang diusulkan untuk
sektor pengembangan permukiman beserta pembiayaannya.
A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Program dan kegiatan yang diusulkan merupakan upaya pemenuhan kebutuhan
permukiman di masa yang akan datang berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting dan
target yang ingin dicapai. Akan tetapi usulan program dan kegiatan terbatas oleh waktu
dan kemampuan pendanaan pemerintah kabupaten/kota sehingga untuk jangka waktu
perencanaan lima tahun dalam RPI2JM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan
prioritas dari tahun pertama hingga kelima.
Tabel 7.5
Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Kepahiang
NO
1
1.a.
1.b.
1.c.
1.d
RINCIAN KEGIATAN
BIAYA
(Rp x Juta)
VOLUME
SATUAN
4
Paket
500,00
Kec. Kepahiang dan
Kec. Merigi
Kec. Kepahiang dan
Kec. Merigi
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perkotaan
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Kumuh yang Meningkat Kualitasnya
DED Penataan Kawasan Permukiman
Kumuh
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan
Peningkatan Kawasan Permukiman
Kumuh (Kec. Kepahiang dan Kec. Merigi)
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Kumuh
Kelurahan Kampung Pensiun
Kelurahan Pasar Ujung
Pensiunan
Sijantung
Tebat Monok
Durian Depun
6
Paket
1.200,00
2,37
9,87
4,35
0,98
1,95
2,55
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
2.200,00
8.600,00
3.788,85
853,58
1.698,45
2.221,05
Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni
150
Unit
825,00
2
Paket
500,00
7
Paket
2.800,00
1.000
M1
1.750,00
1.000
1
1.750,00
Infrastruktur Permukiman RSH Yang
Meningkat Kualitasnya
DED PSD Perkim Bagi RSH (Kecamatan
Ujan Mas; dan Kecamatan Tebat Karai)
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD
Perkim pada Kawasan Perkotaan (Kec.
Ujan Mas dan Kec. Tebat Karai)
Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan
Perkotaan
Peningkatan Jalan Lingkungan Daspetah
Peningkatan Jalan Lingkungan Daspetah
II
Laporan Akhir
M
LOKASI
Kec. Kepahiang
Kec. Merigi
Kec. Kepahiang dan
Merigi
Kec. Ujan Mas
VII-12
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
NO
2
2.a.
RINCIAN KEGIATAN
Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Mas
Bawah
Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Mas
Atas
Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Sido
Muncar
Peningkatan Jalan Lingkungan
Pekalongan
Peningkatan Jalan Lingkungan Pungguk
Meranti
Peningkatan Jalan Lingkungan Bumi Sari
Peningkatan Jalan Lingkungan Tertik
Peningkatan Jalan Lingkungan Peraduan
Binjai
Peningkatan Jalan Lingkungan Talang
Karet
Peningkatan Jalan Lingkungan Tebat
Karai
Peningkatan Jalan Lingkungan Tebing
Penyamun
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan
Infrastruktur kawasan permukiman
perdesaan potensial yang meningkat
kualitasnya
Pendampingan PIP untuk operasional
dan pengawasan
Pemberdayaan Masyarakat dalam
rangka Pembangunan Infrastruktur
Perdesaan
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD
Perkim pada Kawasan Perdesaan
(Kabawetan, Bermani Ilir, Seberang
Musi, Muara Kemumu, Merigi)
Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan
Perdesaan
Jalan Poros Desa Kecamatan Kabawetan
Jalan Poros Desa Kecamatan Bermani Ilir
Jalan Poros Desa Kecamatan Seberang
Musi
Jalan Poros Desa Kecamatan Muara
Kemumu
Jalan Poros Desa Kecamatan Merigi
Saluran Drainase (Kiri-Kanan)
Jalan Lingkungan Tangsi Baru
Jalan Lingkungan Tugu Rejo
BIAYA
(Rp x Juta)
VOLUME
SATUAN
1.000
M1
1.750,00
1.000
M1
1.750,00
1.000
M1
1.750,00
1.000
M1
1.750,00
1.000
M1
1.750,00
1.000
1.000
M1
M1
1.750,00
1.750,00
1.000
M1
1.750,00
1.000
M1
1.750,00
1.000
M1
1.750,00
1.000
M1
1.750,00
400,00
LOKASI
Kec. Tebat Karai
21 Desa (Kab.
Kepahiang )
2.000,00
5
paket
1.000,00
2.000
2.000
M1
M1
1.000,00
1.000,00
Kec. Kabawetan
Kec. Bermani Ilir
2.000
M1
1.000,00
Kec. Seberang Musi
2.000
M1
1.000,00
2.000
20.000
1.500
1.500
M1
M1
M1
M1
Jalan Lingkungan Benuang Galing
1.500
M1
1.000,00
2.000,00
500,00
500,00
500,00
Jalan Lingkungan Ari Pesi
1.500
M1
Jalan Lingkungan Talang Babatan
1.500
M1
Jalan Lingkungan Sungai Jernih
Jalan Lingkungan Kembang Seri
1.500
1.500
M1
M1
Laporan Akhir
500,00
500,00
500,00
500,00
Kec. Muara
Kemumu
Kec. Merigi
Desa Tangsi Baru
Desa Tugu Rejo
Desa Benuang
Galing
Desa Ari Pesi
Desa Talang
Babatan
Desa Sungai Jernih
Desa Kembang Seri
VII-13
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
NO
RINCIAN KEGIATAN
Jalan Lingkungan Kota Agung
Jalan Lingkungan Embok Ijuk
Jalan Lingkungan Cinto Mandi
Jalan Lingkungan Keban Agung
Jalan Lingkungan Belarik
Jalan Lingkungan Langgar Jaya
Jalan Lingkungan Batu Kalung
Jalan Lingkungan Sosokan Taba
Jalan Lingkungan Batu Bandung
Jalan Lingkungan Air Punggur
Jalan Lingkungan Durian Depun
Jalan Lingkungan Pulo Geto
Jalan LingkunganTaba Mulan
Jalan Lingkungan Kota Bingin
VOLUME
SATUAN
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
BIAYA
(Rp x Juta)
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
LOKASI
Desa Kota Agung
Desa Embok Ijuk
Desa Cinto Mandi
Desa Keban Agung
Desa Belarik
Desa Langgar Jaya
Desa Batu Kalung
Desa Sosokan Taba
Desa Batu Bandung
Desa Air Punggur
Desa Durian Depun
Desa Pulo Geto
Desa Taba Mulan
Desa Kota Bingin
B. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman
Berdasarkan usulan program dan kegiatan pengembangan dapat diidentifikasi
kemungkinan sumber pembiayaan baik dari APBD Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, APBN,
maupun dari masyarakat dan swasta, sesuai dengan kemampuan pembiayaan
pemerintah Kabupaten Kepahiang. Usulan pembiayaan pembangunan permukiman di
Kabupaten Kepahiang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.6
Usulan Pembiayaan Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Kepahiang
NO
1
1.a.
RINCIAN KEGIATAN
Infrastruktur
Kawasan
Permukiman
Perkotaan
Infrastruktur
Kawasan
Permukiman
Kumuh yang
Meningkat
Kualitasnya
DED Penataan
Kawasan
Permukiman Kumuh
Supervisi
Pengawasan
Pelaksanaan
Peningkatan
Kawasan
Permukiman Kumuh
Laporan Akhir
APBN
(Rp x
Juta)
APBD
PROV.
(Rp x
Juta)
APBD
KAB
(Rp x
Juta)
SWASTA
Masyarakat
CSR
500,00
1.200,00
VII-14
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
NO
1.b.
1.c.
1.d
RINCIAN KEGIATAN
(Kec. Kepahiang dan
Kec. Merigi)
Infrastruktur
Kawasan
Permukiman
Kumuh
Kelurahan Kampung
Pensiun
Kelurahan Pasar
Ujung
Pensiunan
Sijantung
Tebat Monok
Durian Depun
Pembangunan
Rumah Tidak Layak
Huni
Infrastruktur
Permukiman RSH
Yang Meningkat
Kualitasnya
DED PSD Perkim
Bagi RSH
(Kecamatan Ujan
Mas; dan
Kecamatan Tebat
Karai)
Supervisi
Pengawasan
Pelaksanaan PSD
Perkim pada
Kawasan Perkotaan
(Kec. Ujan Mas dan
Kec. Tebat Karai)
Bantuan PSD
Perkim Pada
Kawasan Perkotaan
Peningkatan Jalan
Lingkungan
Daspetah
Peningkatan Jalan
Lingkungan
Daspetah II
Peningkatan Jalan
Lingkungan Ujan
Mas Bawah
Peningkatan Jalan
Lingkungan Ujan
Mas Atas
Peningkatan Jalan
Lingkungan Ujan
Sido Muncar
Laporan Akhir
APBN
(Rp x
Juta)
APBD
PROV.
(Rp x
Juta)
APBD
KAB
(Rp x
Juta)
SWASTA
Masyarakat
CSR
2.200,00
8.600,00
3.788,85
853,58
1.698,45
2.221,05
470,00
375,00
500,00
2.800,00
1.750,00
1.750,00
1.750,00
1.750,00
1.750,00
VII-15
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
NO
2
2.a.
RINCIAN KEGIATAN
Peningkatan Jalan
Lingkungan
Pekalongan
Peningkatan Jalan
Lingkungan Pungguk
Meranti
Peningkatan Jalan
Lingkungan Bumi
Sari
Peningkatan Jalan
Lingkungan Tertik
Peningkatan Jalan
Lingkungan
Peraduan Binjai
Peningkatan Jalan
Lingkungan Talang
Karet
Peningkatan Jalan
Lingkungan Tebat
Karai
Peningkatan Jalan
Lingkungan Tebing
Penyamun
Infrastruktur
Kawasan
Permukiman
Perdesaan
Infrastruktur
kawasan
permukiman
perdesaan
potensial yang
meningkat
kualitasnya
Pendampingan PIP
untuk operasional
dan pengawasan
Pemberdayaan
Masyarakat dalam
rangka
Pembangunan
Infrastruktur
Perdesaan
Supervisi
Pengawasan
Pelaksanaan PSD
Perkim pada
Kawasan Perdesaan
(Kabawetan,
Bermani Ilir,
Seberang Musi,
Laporan Akhir
APBN
(Rp x
Juta)
APBD
PROV.
(Rp x
Juta)
APBD
KAB
(Rp x
Juta)
SWASTA
Masyarakat
CSR
1.750,00
1.750,00
1.750,00
1.750,00
1.750,00
1.750,00
1.750,00
1.750,00
400,00
2.000,00
1.000,00
VII-16
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
NO
RINCIAN KEGIATAN
Muara Kemumu,
Merigi)
Bantuan PSD
Perkim Pada
Kawasan Perdesaan
Jalan Poros Desa
Kecamatan
Kabawetan
Jalan Poros Desa
Kecamatan Bermani
Ilir
Jalan Poros Desa
Kecamatan
Seberang Musi
Jalan Poros Desa
Kecamatan Muara
Kemumu
Jalan Poros Desa
Kecamatan Merigi
Saluran Drainase
(Kiri-Kanan)
Jalan Lingkungan
Tangsi Baru
Jalan Lingkungan
Tugu Rejo
Jalan Lingkungan
Benuang Galing
Jalan Lingkungan Ari
Pesi
Jalan Lingkungan
Talang Babatan
Jalan Lingkungan
Sungai Jernih
Jalan Lingkungan
Kembang Seri
Jalan Lingkungan
Kota Agung
Jalan Lingkungan
Embok Ijuk
Jalan Lingkungan
Cinto Mandi
Jalan Lingkungan
Keban Agung
Jalan Lingkungan
Belarik
Jalan Lingkungan
Langgar Jaya
Jalan Lingkungan
Batu Kalung
Jalan Lingkungan
Sosokan Taba
Laporan Akhir
APBN
(Rp x
Juta)
APBD
PROV.
(Rp x
Juta)
APBD
KAB
(Rp x
Juta)
SWASTA
Masyarakat
CSR
1.000,00
1.000,00
1.000,00
1.000,00
1.000,00
2.000,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
VII-17
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
NO
RINCIAN KEGIATAN
Jalan Lingkungan
Batu Bandung
Jalan Lingkungan Air
Punggur
Jalan Lingkungan
Durian Depun
Jalan Lingkungan
Pulo Geto
Jalan
LingkunganTaba
Mulan
Jalan Lingkungan
Kota Bingin
Laporan Akhir
APBN
(Rp x
Juta)
APBD
PROV.
(Rp x
Juta)
APBD
KAB
(Rp x
Juta)
500,00
SWASTA
Masyarakat
CSR
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
VII-18
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
Tabel 7.7 Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Pengembangan Permukiman Kabupaten Kepahiang
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,NO
RINCIAN KEGIATAN
LOKASI
VOLUME
SATUAN
TAHUN
APBN
Rp. MURNI
1
1.a.
1.c.
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan Peningkatan
Kawasan Permukiman Kumuh (Kec. Kepahiang)
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan Peningkatan
Kawasan Permukiman Kumuh (Kec. Kepahiang)
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan Peningkatan
Kawasan Permukiman Kumuh (Kec. Kepahiang)
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan Peningkatan
Kawasan Permukiman Kumuh (Kec. Merigi)
Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh
Kawasan Kumuh Kampung Pensiun
Kawasan Kumuh Pasar Ujung
Kawasan Kumuh Pensiunan
Kawasan Kumuh Sijantung
Kawasan Kumuh Tebat Monok
Kawasan Kumuh Durian Depun
Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni
Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni
Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni
Infrastruktur Permukiman RSH Yang Meningkat
Kualitasnya
DED PSD Perkim Bagi RSH
1.d
Laporan Akhir
DAK
APBD
PROV.
APBD KAB
BUMD
SWASTA
Masyarakat
CSR
Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan
Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh yang
Meningkat Kualitasnya
DED Penataan Kawasan Permukiman Kumuh
1.b.
PHLN
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perkotaan (Kec. Ujan Mas dan Kec.
Tebat Karai)
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perkotaan (Kec. Ujan Mas dan Kec.
Tebat Karai)
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perkotaan (Kec. Ujan Mas dan Kec.
Tebat Karai)
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perkotaan (Kec. Ujan Mas)
Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan Perkotaan
Peningkatan Jalan Lingkungan Daspetah
Peningkatan Jalan Lingkungan Daspetah II
Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Mas Bawah
Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Mas Atas
Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Sido Muncar
Peningkatan Jalan Lingkungan Pekalongan
Peningkatan Jalan Lingkungan Pungguk Meranti
Kec. Kepahiang dan Kec.
Merigi
Kel. Kampung Pensiun
Kel. Pasar Ujung
Kel. Pensiunan
Kel. Sijantung
Kel. Tebat Monok
Kel. Durian Depun
Kel. Sijantung
Kel. Tebat Monok
Kel. Durian Depun
Kec. Ujan Mas; dan Kec.
Tebat Karai
Kec. Ujan Mas
4
Paket
2018
500.000
1
Paket
2018
300.000
1
Paket
2019
300.000
1
Paket
2020
300.000
1
Paket
2021
300.000
2,37
9,87
4,35
0,98
1,95
2,55
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
2018
2018
2019
2020
2020
2021
2018
2019
2020
2
853.580
1.698.450
2.221.000
110.000
125.000
235.000
2018
500.000
2
2019
550.000
2
2020
600.000
2
2021
650.000
1
2022
325.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
Paket
2.200.000
8.600.000
3.788.850
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
2019
2019
2020
2020
2021
2021
2022
125.000
125.000
125.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
VII-19
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,NO
RINCIAN KEGIATAN
LOKASI
VOLUME
SATUAN
TAHUN
APBN
Rp. MURNI
2
2.a.
Laporan Akhir
Peningkatan Jalan Lingkungan Bumi Sari
Peningkatan Jalan Lingkungan Tertik
Peningkatan Jalan Lingkungan Peraduan Binjai
Peningkatan Jalan Lingkungan Peraduan Binjai
Peningkatan Jalan Lingkungan Talang Karet
Peningkatan Jalan Lingkungan Tebat Karai
Peningkatan Jalan Lingkungan Tebing Penyamun
Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan
Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan
potensial yang meningkat kualitasnya
Pendampingan PIP untuk operasional dan
pengawasan
Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka
Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perdesaan
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perdesaan
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perdesaan
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perdesaan
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perdesaan
Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan Perdesaan
Jalan Poros Desa Kecamatan Kabawetan
Jalan Poros Desa Kecamatan Bermani Ilir
Jalan Poros Desa Kecamatan Seberang Musi
Jalan Poros Desa Kecamatan Muara Kemumu
Jalan Poros Desa Kecamatan Merigi
Saluran Drainase (Kiri-Kanan)
Jalan Lingkungan Tangsi Baru
Jalan Lingkungan Tugu Rejo
Jalan Lingkungan Benuang Galing
Jalan Lingkungan Ari Pesi
Jalan Lingkungan Talang Babatan
Jalan Lingkungan Sungai Jernih
Jalan Lingkungan Kembang Seri
Jalan Lingkungan Kota Agung
Jalan Lingkungan Embok Ijuk
Jalan Lingkungan Cinto Mandi
Jalan Lingkungan Keban Agung
Jalan Lingkungan Belarik
Jalan Lingkungan Langgar Jaya
Jalan Lingkungan Batu Kalung
Jalan Lingkungan Sosokan Taba
Jalan Lingkungan Batu Bandung
Jalan Lingkungan Air Punggur
Kec. Tebat Karai
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
M1
M1
M1
M1
M1
M1
M1
2022
2019
2019
2020
2020
2021
2021
PHLN
DAK
APBD
PROV.
Paket
2019
500.000
Kec. Seberang Musi
1
Paket
2019
500.000
Kec. Bermani Ilir
1
Paket
2020
500.000
Kec. Muara Kemumu
1
Paket
2021
500.000
Kec. Merigi
1
Paket
2021
500.000
2019
2020
2021
Masyarakat
CSR
2.000.000
1
2019
2019
2020
2021
2022
2019
2019
SWASTA
400.000
Kec. Kabawetan
Kec. Kabawetan
Kec. Seberang Musi
Kec. Bermani Ilir
Kec. Muara Kemumu
Kec. Merigi
Kec. Kabawetan
Kec. Kabawetan
Kec. Kabawetan
Kec. Seberang Musi
Kec. Seberang Musi
Kec. Seberang Musi
Kec. Seberang Musi
Kec. Bermani Ilir
Kec. Bermani Ilir
Kec. Bermani Ilir
Kec. Bermani Ilir
Kec. Bermani Ilir
Kec. Bermani Ilir
Kec. Bermani Ilir
Kec. Muara Kemumu
Kec. Muara Kemumu
Kec. Muara Kemumu
Kec. Muara Kemumu
BUMD
1.750.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
1.750.000
2018
2018
APBD KAB
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
2.000.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
VII-20
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,NO
RINCIAN KEGIATAN
LOKASI
VOLUME
SATUAN
TAHUN
APBN
Rp. MURNI
Jalan Lingkungan Durian Depun
Jalan Lingkungan Pulo Geto
Jalan LingkunganTaba Mulan
Jalan Lingkungan Kota Bingin
Laporan Akhir
Kec. Merigi
Kec. Merigi
Kec. Merigi
Kec. Merigi
2021
PHLN
DAK
APBD
PROV.
APBD KAB
BUMD
SWASTA
Masyarakat
CSR
500.000
500.000
500.000
500.000
VII-21
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
7.2 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai
bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan
lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik
bangunan gedung dan lingkungannya.
Penataan bangunan dan lingkungan di kabupaten tentu harus mengacu pada berbagai
arahan dan target peraturan pada skala nasional dan provinsi seperti undang-undang,
peraturan pemerintah, dan peraturan menteri. Di Kabupaten Kepahiang sendiri, belum
terdapat peraturan daerah/peraturan gubernur/peraturan bupati/peraturan lainnya
terkait penataan bangunan dan lingkungan.
A. Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan
Isu strategis tingkat nasional dalam sektor penataan bangunan dan lingkungan sangat
dipengaruhi oleh berbagai agenda pembangunan seperti Agenda Habitat, Isu Pemanasan
Global, MDGs, Pogram Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), serta SPM bidang Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang. Berdasarkan hasil tinjauan terhadap agenda-agenda tersebut dapat
dirumuskan isu strategis penataan bangunan dan lingkungan tingkat nasional adalah
sebagai berikut:
1) Penataan Lingkungan Permukiman
a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;
b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan;
c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di
perkotaan;
d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan
bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi
lokal;
e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal;
f. Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan
bangunan dan lingkungan.
2) Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
Laporan Akhir
VII-22
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
a. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan,
kenyamanan dan kemudahan);
b. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan
gedung di kab/kota;
c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal
dan mengacu pada isu lingkungan/berkelanjutan;
d. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah negara;
e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah
Negara.
3) Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
a. Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 27,77
juta atau sekitar 10,64% dari total penduduk Indonesia dibandingkan dengan
kondisi tahun 2012 sebesar 29,13 juta orang atau sekitar 11,96% dari total
penduduk Indonesia;
b. Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk sharing in-cash
sesuai MoU PAKET;
c. Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam
penanggulangan kemiskinan.
Selain berbagai isu di atas, terdapat pula beberapa isu strategis terkait penataan
bangunan dan lingkungan di Kabupaten Kepahiang, di antaranya seperti tercantum pada
tabel berikut ini.
Tabel 7.8
Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Kepahiang
No
Kegiatan Sektor PBL
1.
Penataan Lingkungan
Permukiman
2.
Penyelenggaraan Bangunan
Gedung dan Rumah Negara
Laporan Akhir
Isu Strategis Sektor PBL
Masih adanya permukiman kumuh di Kabupaten Kepahiang
Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional
dan bangunan bersejarah yang memiliki potensi wisata.
Terjadinya degradasi kawasan strategis yang memiliki potensi
ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota
Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana
olah raga dan lain-lain kurang diperhatikan
Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan
kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerahdaerah rawan bencana.
VII-23
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
No
3.
Kegiatan Sektor PBL
Pemberdayaan Komunitas
dalam Penanggulangan
Kemiskinan
Isu Strategis Sektor PBL
Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak
berfungsi dan kurang mendapatkan perhatian
Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di
Daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan
perijinan
Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi
persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan.
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
kurang tertib dan efisien
Masih banyaknya asset Negara yang tidak teradministrasikan
dengan baik.
Jumlah Penduduk miskin yang semakin bertambah
Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk
meningkatkan peran masyarakat
Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam proses
perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan di
wilayahnya
A. Kondisi Eksisting Penataan Bangunan dan Lingkungan
Jumlah penduduk Kabupaten Kepahiang tahun 2017 yaitu 133.703 jiwa dengan
kepadatan penduduk sebesar 201 jiwa/Km2. Kabupaten Kepahiang memiliki penduduk
miskin sebesar 38.962 jiwa atau 29% dari total jumlah penduduk.
Kabupaten Kepahiang sendiri telah memiliki peraturan yang mengatur tentang penataan
bangunan, peraturan tersebut termuat dalam Perda Kabupaten Kepahiang Nomor 1
Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung. Kemudian Peraturan Daerah Kabupaten
Kepahiang Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Ketenteraman Dan Ketertiban Umum Dalam
Wilayah Kabupaten Kepahiang. Sebelumnya Kabupaten Kepahiang telah memiliki
Peraturan Daerah lainnya terkait dengan bangunan dan lingkungan yaitu Retribusi
Mengenai IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) Nomor 03 tahun 2011.
B. Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan
dan tantangan yang dihadapi hampir oleh seluruh kabupaten/kota. Permasalahan dan
tantangan tersebut di antaranya:
1. Penataan Lingkungan Permukiman:
a. Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi kebakaran;
b. Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk
lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan
infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;
Laporan Akhir
VII-24
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
c. Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi
utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage;
d. Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan
permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran
daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan
SPM.
2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:
a. Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif
dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;
b. Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metropolitan, besar,
sedang, kecil di seluruh Indonesia;
c. Meningkatnya
pengelolaan
kebutuhan
NSPM terutama yang
dan penyelenggaraan
bangunan
berkaitan dengan
gedung
(keselamatan,
kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);
d. Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan
Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;
e. Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan
kurang mendapat perhatian;
f.
Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta
rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;
g. Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan
keselamatan, keamanan dan kenyamanan;
h. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan
efisien;
i.
Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.
3. Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:
Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka,
sarana olah raga.
4. Kapasitas Kelembagaan Daerah:
a. Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan
penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;
b. Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan
peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;
Laporan Akhir
VII-25
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022
c. Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan
gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.
Di samping permasalahan dan tantangan di atas, penataan bangunan dan lingkungan di
Kabupaten Kepahiang juga memiliki berbagai permasalahan dan tantangan tersendiri,
seperti tercantum pada tabel berikut.
Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Analisis kebutuhan program dan kegiatan untuk sektor PBL mengacu pada lungkup tugas
DJCK untuk sektor PBL (Permen PU Nomor 8 Tahun 2010), meliputi:
1. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
Kegiatan yang terkait dengan penataan lingkungan permukiman adalah penyusunan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem Proteksi
Kebakaran (RISPK), pembangunan prasarana dan