Abstract Job Satisfaction Of The Teachers In Assalaam Islamic Modern Boarding School : A Study Of Differencial Biografis

SKRIPSI KEPUASAN KERJA GURU DI PPMI ASSALAAM : SEBUAH PENELITIAN TENTANG PERBEDAAN- PERBEDAAN BIOGRAFIS

DISUSUN : Nova Firnia Ilmawan

F1207569

MANAJEMEN NON REGULER

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Abstract Job Satisfaction Of The Teachers In Assalaam Islamic

Modern Boarding School : A Study Of Differencial Biografis

Nova Firnia Ilmawan

F1207569

This study’s purpose is to examine the relathionship between the biographical characteristics gender, age, years of experience, and teachers position and job satisfaction of teachers of Assalaam Islamic Modern Boarding School.

Survey data were collected from 118 teachers member from Assalaam

Islamic Modern Boarding School, and Research Hypotesys were tested using Multiple of Regresioon Linear.

Age, gender and years experience have significant relationship with job satisfaction and position does not have significant relationship with job satisfaction.

The findings hold implications for Assalaam Islamic Modern Boarding School especially and for all education process for generally and for further research regarding teacher aid’s.

This study include only teachers and investigate the job satisfaction with the biograpichal variable.

Key Word

: Multiple Regression, Job Satisfaction.

MOTTO LAKUKAN YANG TERBAIK DAN TETAP SEMANGAT

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

Bapakku dan Ibuku tercinta, Adik-adikku tercinta, Bidadariku tercinta, Keluarga besarku, Guru-guruku, Almameterku, Sahabat-sahabatku, Teman-teman seperjuanganku.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian skripsi dengan judul

KEPUASAN KERJA GURU DI PPMI ASSALAAM : SEBUAH

PENELITIAN TENTANG PERBEDAAN-PERBEDAAN BIOGRAFIS ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat- syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu penyusunan skripsi ini:

1. Dr. Wisnu Untoro, MS. selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Dr. Hunik Sri Runing, MSi selaku ketua program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Dr. Salamah Wahyuni, SU, selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan skripsi.

4. Pimpinan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo beserta seluruh staff dan karyawan yang telah mengijinkan dan 4. Pimpinan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo beserta seluruh staff dan karyawan yang telah mengijinkan dan

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan skripsi ini. untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. namun demikian, karya sederhana ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Surakarta, 21 Desember 2012

Penulis

Nova Firnia Ilmawan

6) Uji Hipotesis (Uji t) ………………………………………….. 54

7) Uji F ………………………………………………………….. 57

BAB V ………………………………………………………………… 59 KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….. 59

A. KESIMPULAN …………………………………………………... 59

B. SARAN …………………………………………………………… 60 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..

61

Gambar 1 Kerangka Pemikiran………………………………………… 23 Tabel 1 Besar Sampel Kr ejcie dan Morgan …………………………… 28 Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………………

39 Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………………………..

39

Tabel 4 karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ………………….

41

Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Kerja ………….

42 Tabel 6 Tanggapan Kepuasan Responden Terhadap Pekerjaan Guru ..

43 Tabel 7 Tanggapan Kepuasan Responden Terhadap Tanggung Jawab

Guru…………………………………………………………….

44 Tabel 8 tanggapan Kepuasan Responden Terhadap Kondisi Kerja …..

45

Tabel 9 Tanggapan Kepuasan Responden Terhadap R ekan Kerja ……

46 Tabel 10 Tanggapan Kepuasan responden Terhadap Pengawasan dan

Pengarahan ……………………………………………………..

47

Tabel 11 Tanggapan Kepuasan Responden Terhadap Kompensasi Kinerja. 48 Tabel 12 KMO dan Barltett’s Tes ……………………………………… 49 Tabel 13 Rotated Component Matrik …………………………………… 50 Tabel 14 Hasil Uji Realibilitas ………………………………………...... 51 Tabel 15 Koefisien Multikolinearitas ………………………………….. 52 Tabel 16 One Sample Kolmogrov Smirnov Test ………………………. 53 Tabel 17 Model Summary (Uji R)………………………………………… 53 Tabel 18 Koefisien Uji t …………………………………………………. 54 Tabel 19 Anova …………………………………………………………… 57

Abstract Job Satisfaction Of The Teachers In Assalaam Islamic

Modern Boarding School : A Study Of Differencial Biografis

Nova Firnia Ilmawan

F1207569

This study’s purpose is to examine the relathionship between the biographical characteristics gender, age, years of experience, and teachers position and job satisfaction of teachers of Assalaam Islamic Modern Boarding School.

Survey data were collected from 118 teachers member from Assalaam

Islamic Modern Boarding School, and Research Hypotesys were tested using Multiple of Regresioon Linear.

Age, gender and years experience have significant relationship with job satisfaction and position does not have significant relationship with job satisfaction.

The findings hold implications for Assalaam Islamic Modern Boarding School especially and for all education process for generally and for further research regarding teacher aid’s.

This study include only teachers and investigate the job satisfaction with the biograpichal variable.

Key Word

: Multiple Regression, Job Satisfaction.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Karyawan adalah aset perusahaan yang paling berharga, apabila mereka puas, maka mereka akan menghasilkan kinerja yang sesuai dengan harapan organisasi. Melalui pengukuran kepuasan kerja organisasi akan mampu menentukan prioritas perbaikan kualitas pelayanan produk seperti yang diharapkan pelanggan dan dapat menggalang komitment dari semua lapisan karyawan untuk terlibat dalam proses kepuasan pelanggan. (Hasibuan, 2005)

Menyadari hal tersebut banyak lembaga atau perusahaan berupaya mencapai kepuasan kerja karyawan. Akhirnya banyak penelitian dilakukan oleh para ahli, yang menghasilkan berbagai teori dan pengetahuan tentang kepuasan kerja. Beberapa dari pendapat tersebut menyampaikan bahwasannya kepuasan kerja adalah sebuah atribut penting yang organisasi inginkan untuk karyawannya. Banyak dari penelitian didasarkan asumsi yang tersembunyi bahwasannya kepuasan kerja adalah sebuah faktor yang potensial dari ketidakhadiran, keluar masuknya karyawan, kelakuan pegawai sesuai dengan aturan atau tidak sesuai aturan, dan juga faktor-faktor utama yang menjadi pengaruh bagi kemampuan manajemen (Oshagbemi, 2003). Dalam pendapatnya Oshagbemi menekankan kepuasan kerja pada pengaruh dan dampak dari kepuasan kerja, yaitu ketidakhadiran karyawan, keluar masuknya karyawan, perilaku menganai tata tertib dan peraturan yang mungkin dilakukan Menyadari hal tersebut banyak lembaga atau perusahaan berupaya mencapai kepuasan kerja karyawan. Akhirnya banyak penelitian dilakukan oleh para ahli, yang menghasilkan berbagai teori dan pengetahuan tentang kepuasan kerja. Beberapa dari pendapat tersebut menyampaikan bahwasannya kepuasan kerja adalah sebuah atribut penting yang organisasi inginkan untuk karyawannya. Banyak dari penelitian didasarkan asumsi yang tersembunyi bahwasannya kepuasan kerja adalah sebuah faktor yang potensial dari ketidakhadiran, keluar masuknya karyawan, kelakuan pegawai sesuai dengan aturan atau tidak sesuai aturan, dan juga faktor-faktor utama yang menjadi pengaruh bagi kemampuan manajemen (Oshagbemi, 2003). Dalam pendapatnya Oshagbemi menekankan kepuasan kerja pada pengaruh dan dampak dari kepuasan kerja, yaitu ketidakhadiran karyawan, keluar masuknya karyawan, perilaku menganai tata tertib dan peraturan yang mungkin dilakukan

Salah satu pendapat tentang kepuasan kerja yang lain adalah tentang dua garis besar faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, sebagaimana kutipan pendapatnya sebagai berikut :

“Kepuasan kerja ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu : hubungan antara kepuasan dengan karakteristik pekerjaan dan hubungan antara kepuasan dengan karakteristik seseorang ”. (Staww, 1991:120).

Pendapat tersebut menyampaikan bahwasannya karakteristik pekerjaan menjadi faktor penentu kepuasan karena seorang pekerja akan bekerja dan melakukan banyak hal dalam pekerjaannya. Didalam pekerjaannya seseorang akan berinteraksi dengan sesama karyawan dalam bidang yang sama atau bidang yang lain, baik sesama karyawan ataupun antara atasan dan bawahan. Mereka mengeluarkan kemampuan yang dimilikinya dalam bidangnya masing- masing. Selain berinteraksi dengan sesama karyawan, seorang karyawan juga akan menemui dan berinteraksi dengan berbagai hal yang berhubungan dengan pekerjaannya, seperti kompensasi, tugas dan tanggung jawab. Semua hal itu akan mempengaruhi kepuasan kerja dalam pekerjaannya tersebut. Selain faktor karakteristik pekerjaan Staww (1991) juga menyampaikan bahwasannya karakteristik seseorang juga akan mempengaruhi kepuasan kerja dan

karyawan. Apa yang disampaikan oleh Staww (1991) sejalan dengan hasil penelitian lain, diantaranya adalah penelitian oleh Hezberg (1959) yang menyatakan teori dua faktor, yang pertama adalah faktor-faktor alamiah yang menyebabkan ketidakpuasan kerja seperti pengawasan, serikat pekerja, peraturan dan prosedur, kemanan kerja, dan gaji yang diterima, yang mana faktor-faktor tersebut memiliki karakter ekstrinsik dari desain kerja. Adapun faktor yang kedua adalah faktor kepuasan kerja yang memiliki karakteristik intrinsik dalam desain kerja yaitu motivator seperti prestasi, pengenalan hal-hal baru, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab serta pelatihan dan pengembangan.

Penelitian lain dilakukan oleh Adams (1963) dan Vechio (1982) yang mulai memasukkan unsur element personal dalam penelitian kepuasan kerja, adapun elemen-elemen personal yang dimasukkannya adalah elemen luar personal seperti gaji, pengenalan, kepuasan itu sendiri, pengambangan dan kesempatan, dan juga elemen-elemen yang digunakan dari dalam oleh personal seperti waktu, upaya, pengetahuan dan skil kemampuan. Sekilas penelitian yang dilakukan oleh Adams (1963) dan Vecchio (1982) diatas hampir sama dengan teori dua faktor dari Hezberg (1959) yaitu memuat dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja akan tetapi penelitian Adams (1963) dan Vecchio (1982) mengemukakan sisi personalitas dan juga organisasional.

Para manajer menyadari betul tentang peran karakteristik seseorang dalam menentukan kepuasan kerja seorang karyawan. Banyak program

untuk membantu memberikan kepuasan kerja karyawan. Seiring berjalannya waktu penelitian tentang kepuasan kerja karyawan mulai berkembang. Banyak terdapat penelitian yang memasukkan unsur-unsur personal untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kepuasan kerja karyawan. Dalam sebuah penelitian tentang personality, motivation and job satisfaction, mengutip pendapat Staw dan Rose (1985) yang menyatakan bahwasannya banyak penelitian tentang kepuasan kerja dan motivasi yang hanya memfokuskan penelitian tersebut hanya pada element-element organisasional atau prediktor-prediktor yang situasional dan mengabaikan prediktor-prediktor dalam perbedaan-perbedaan individual (personal). Dalam penelitian lain yang dil akukan oleh O’Really (1980) ditemukan bahwasannya individual-individual memiliki cara yang berbeda dalam merasakan kepuasan kerjanya bahkan jikalau pekerjaan dan tugas yang harus mereka selesaikan sama dan tetap.

Dari berbagai paparan penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasannya beberapa perbedaan-perbedaan individual memiliki pengaruh terhadap perilaku kerja seseorang. Dan seiring berkembangnya ilmu psikologi manusia, karakteristik personal dikaitkan dengan dengan kepuasan kerja seseorang menjadi topik yang semakin menarik untuk diteliti. Para manajer pada lembaga juga semakin menyadari pentingnya sumberdaya manusia dalam perusahaan. Sumberdaya manusia menjadi salah satu aset yang harus dipertahankan dan dikembangkan dengan baik. Salah satu upaya tersebut adalah perhatian yang besar terhadap kepuasan kerja karyawan.

lembaga terkait dengan kepuasan kerja karyawannya, dan hal tersebut tidak terkecuali pada lembaga-lembaga pendidikan yang juga mempekerjakan karyawan disana sebagai tenaga pengajar atau guru. Bahkan mengingat pentingnya peran guru dan lembaga pendidikan sebagai sarana untuk mempersiapkan generasi penerus, kepuasan kerja guru pada lembaga pendidikan pun harus diperhatikan. Untuk itu, tidak hanya pada lembaga atau perusahaan produksi, lembaga pendidikan yang didalamnya mempekerjakan karyawan sebagai seorang guru pun akhirnya juga menyadari tuntutan untuk memperhatikan kepentingan dan kepuasan guru sebagai karyawannya, karena guru adalah karyawan disebuah lembaga dan sekaligus komponen pendidik yang menentukan generasi dimasa yang akan datang. Sebagai karyawan dari sebuah lembaga seorang guru juga memiliki perilaku dalam organisasi pekerjaannya. Salah satu perilaku organisasi tersebut adalah kepuasan dalam bekerja. Lembaga atau perusahaan tempat seorang guru bekerja haruslah merespon dan menyadari tentang perilaku yang muncul dalam iklim kerja guru pada lembaga yang bersangkutan, termasuk adalah bagaimana guru mencapai kepuasan kerjanya, karena dengan kepuasan kerja dari seorang guru maka lembaga tersebut akan mendapatkan produktivitas kerja yang maksimal dan akan berdampak pada perkembangan pendidikan generasi penerus. Tidak puasnya guru dalam bekerja tentunya akan berakibat fatal terhadap kualitas sumberdaya manusia dimasa yang akan datang termasuk hal ini adalah kualitas

datang. Berkenaan dengan hal tersebut, fenomena kepuasan kerja guru penting untuk dijadikan perhatian dalam objek penelitian. Sebagaimana sebuah pendapat dari hasil penelitian seorang peneliti De Nobile and Mc Cormick (2008) yang meneliti tentang kepuasan kerja guru disebuah sekolah dengan indikator perbedaan-perbedaan biografis pada tahun 2008 mengemukakan bahwasannya kepuasan kerja guru adalah sebuah fenomena yang menonjol dan penting di sekolah, merendahnya kepuasan kerja guru diyakini akan mempengaruhi komitment, semangat juang dan juga keluar masuknya guru, dan hal ini adalah sesuatu yang harus diperhatikan oleh sekolah. Adalah masuk menjadi kepentingan sekolah dan sistem sekolah untuk meyakinkan bahwasannya para guru dan karyawan sudah berada dalam level kepuasan kerja yang optimal, sehingga dengan demikian sekolah menempatkan para gurunya dengan komitment yang tinggi pada pembelajaran para siswa dan pengembangannya, ini adalah sesuatu yang dapat merintangi urusan utama sebuah sekolah.

Hal ini didukung oleh sebuah pendapat adapun kutipan pendapat tersebut adalah sebagai berikut : “ Kepuasan kerja adalah sebuah tema yang penting dan butuh untuk lebih

diteliti pada dunia kerja akademik, karena kepuasan kerja berhubungan dengan performa kerja, produktivitas, kehadiran dan keluar masuknya karyawan dalam lembaga akademik tersebut. Pada suatu waktu penelitian tentang kepuasan kerja di dunia akademis dapat membantu manajemen pendidikan dan universitas dan para guru sendiri untuk meningkatkan kualitas dari pendidikan (Toker, 2011:5).

karakteristik dan indikator perbedaan-perbedaan personalitas adalah salah satu tema yang menarik untuk diteliti, karena guru adalah salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan sebagai lembaga penentu generasi sumberdaya manusia dimasa yang akan datang, kepuasan mereka akan menentukan kinerja mereka dan akan berdampak pada kualitas sumberdaya manusia. Berkenaan dengan hal tersebutlah

Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh De Nobile dan Mc Cormick (2008) yang berjudul “Kepuasan Kerja Staff Sekolah Dasar Katolik : Sebuah Penelitian Tentang Perbedaan- Perbedaan Biografis”. Yang mana variable dan judul disesuaikan dengan penelitian yang diadakan di tempat penelitian

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh usia dengan kepuasan kerja guru-guru di PPMI Assalaam?

2. Bagaimana pengaruh jenis kelamin dengan kepuasan kerja guru-guru di PPMI Assalaam?

3. Bagaimana pengaruh masa kerja dengan kepuasan kerja guru-guru di PPMI Assalaam?

4. Bagaimana pengaruh posisi kepegawaian dengan kepuasan kerja guru- guru di PPMI Assalaam?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui tingkat kepuasan kerja guru di lembaga penddidikan PPMI Assalaam.

2. Mengetahui pengaruh karakter biografis jenis kelamin, usia, masa kerja dan posisi kepegawaian dengan kepuasan kerja para guru di Lembaga Pendidikan PPMI Assalaam.

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian mengenai kepuasan kerja guru di Lembaga Pendidikan PPMI Assalaam ini adalah :

1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi positif dalam dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya dan untuk seluruh komponen Lembaga Pendidikan PPMI Assalaam pada khususnya dalam hal kepuasan kerja guru.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di dunia pendidikan sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan terkait dengan dunia pendidikan dan kepuasan kerja guru.

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. KEPUASAN KERJA

Seperti uraian pembahasan dalam latar belakang penelitian ini, bahwasannya kepuasan kerja adalah salah satu perilaku organisasi yang penting untuk diberikan perhatian, bukan hanya menyangkut sebagai bagian dari desain kerja dan perilaku organisasi, kepuasan kerja menyangkut sumberdaya manusia yang merupakan aset utama perusahaan sehingga menentukan hasil akhir dari kinerja karyawan dan organisasi dalam sebuah lembaga atau perusahaan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kepuasan kerja berikut adalah definisi yang disampaikan oleh para ahli tentang kepuasan kerja.

1) Definisi Kepuasan Kerja

Ada beberapa pendapat dari para ahli menganai kepuasan kerja, berikut adalah definisi kepuasan kerja menurut para ahli.

a) Pendapat Kreitner dan Kinicki (2005) yang manyatakan bahwasannya Kepuasan kerja adalah suatu efektivitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan

b) Sedangkan menurut Handoko (2001), kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaan, Sikap ini tercermin dari moral kerja kedisiplinan dan prestasi kerja.

kepuasan kerja, yaitu kepuasan kerja adalah sikap umum individu terhadap pekerjaannya, kepuasan kerja lebih mencerminkan sikap daripada perilaku

Dari definisi kepuasan kerja yang diberikan oleh para ahli dalam bidang manajemen sumberdaya manusia disana terdapat beberapa poin penting tentang kepuasan kerja, Kreitner dan Kinicki (2005) menitik beratkan pada respon emosional, hampir sama dengan definisi yang diberikan oleh Handoko yang mana dalam definisinya Handoko (2001) menitik beratkan pada poin sikap emosional. Definisi yang diberikan oleh Robins (2007) tidak menyinggung masalah emosional, akan tetapi definisi tersebut memiliki fokus yang sama dengan yang diberikan oleh Handoko (2001), yaitu pada sikap dan perilaku.

Semua definisi diatas walaupun sedikit berbeda dalam penitik beratan pada hal sikap dan respon emosional, akan tetapi memiliki fokus yang sama dalam sebuah muara, yaitu dalam hal sikap dan emosional terhadap pekerjaan. Pekerjaan itu sendiri menjadi sebuah tujuan akhir dari kepuasan kerja, bagaimana respon sikap dan emosionalnya terhadap pekerjaan yang sedang atau sudah dikerjakan oleh sumberdaya manusia.

2) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dikutip dari berbagai pendapat para ahli adalah sebagai berikut :

Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang menarik, dimana individu bisa belajar dan menerima tanggung jawab, gaji yang sesuai dan adil dan dengan pelaksanaan aktivitas kerja, kesempatan promosi dalam institusi, hubungan rekan kerja baik yang berinteraksi dilandasi saling pengertian serta pengawasan yang dilakukan oleh atasan yang menggunakan pendekatan persona; serta peduli pada karyawan.

b) Menurut Robins (2007) terdapat tiga tingkatan analisis untuk memahami faktor kepuasan kerja yaitu tingkatan individu, kelompok dan perilaku organisasi. Tingkat Individu meliputi karakteristik usia, jenis kelamin, status perkawinan, ciri kepribadian, nilai dan sikap, dan tingkat kemampuan dasar. Selanjutnya tingkat kelompok meliputi komunikasi, gaya kepemimpinan, dan hubungan antar kelompok, sedangkan pada tingkat organisasi meliputi kebijakan dan praktek sumberdaya manusia pada organisasi itu.

c) Menurut As’ad (2003) bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah : kedudukan dalam organisasi, pangkat/golongan, umur, jaminan finansial sosial dan mutu pengawasan,

d) Sedangkan Mangkunegara (2004) menyatakan ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu :

1) Faktor pegawai yang bersangkutan yang meliputi kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, 1) Faktor pegawai yang bersangkutan yang meliputi kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan,

2) Faktor pekerjaan, yaitu : jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat golongan, kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finanisla, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial dan hubungan kerja.

B. PENELITIAN TERDAHULU

Kepuasan kerja adalah sebuah variabel dalam perilaku organisasi yang penting dan menentukan bagi perjalanan organisasi. Banyak sekali variabel yang menentukan kepuasan kerja, banyak penelitian yang menggunakan variabel-variabel indikator baik dari sisi karakteristik pekerjaan maupun karakteristik-karakteristik personal. Seperti yang telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya, banyak diantara peneliti yang memperhatikan unsur-unsur ekstrinsik atau unsur – unsur luar personal karyawan sebagai indikator kepuasan kerja, dan beberapa diantara para peneliti yang mengambil variabel-variabel personal sebagai indikator kepuasan kerja. Dalam perkembangannya variabel personal sebagai indikator kepuasan kerja menjadi semakin menarik untuk diteliti karena variabel- variabel personal ini mengarah secara lebih dekat kepada personal karyawan yang terlibat langsung dalam organisasi.

Penelitian ini mengambil tema kepuasan kerja yang diukur dari Penelitian ini mengambil tema kepuasan kerja yang diukur dari

1) Penelitian Tentang Jenis kelamin, Umur dan Kepuasan Kerja

Penelitian yang dilakukan oleh Okpara (2004) kepada para manajer IT di Nigeria tentang karakter-karakter personal sebagai prediktor dari kepuasan kerja, Okpara menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa jenis kelamin dan umur adalah sebuah variabel penting yang mempengaruhi kepuasan kerja. Pengalaman kerja juga berpengaruh terhadap kepuasan kerja, pekerja yang menghabiskan waktu lebih lama pada organisasi tersebut dan memiliki pengalaman kerja yang lebih banyak memiliki kepuasan kerja yang lebih besar daripada pegawai yang lebih sedikit menghabiskan waktu dan memiliki pengalaman yang kurang di tempat tersebut. Penelitian tersebut meneliti jenis kelamin, umur, gaji dan pengalaman sebagai prediktor dari kepuasan kerja, dan hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwasannya jenis kelamin, umur, gaji dan pengalaman adalah prediktor yang signifikan untuk kepuasan kerja.

Penelitian lain dilakukan oleh Koustelios (2001). Koustelios meneliti tentang karakteristik-karakteristik personal dan kepuasan kerja dari para guru di Yunani. Hasil penelitian menyatakan bahwasannya para guru di Yunani puas dengan pekerjaan itu sendiri dan pengawasan yang Penelitian lain dilakukan oleh Koustelios (2001). Koustelios meneliti tentang karakteristik-karakteristik personal dan kepuasan kerja dari para guru di Yunani. Hasil penelitian menyatakan bahwasannya para guru di Yunani puas dengan pekerjaan itu sendiri dan pengawasan yang

“dalam memprediksi aspek spesifik dalam kepuasan kerja, jenis kelamin adalah salah satu variabel prediktor yang signifikan yang

digunakan hanya dalam kondisi kerja. Wanita lebih puas dalam kondisi kerja mereka dari pada pria, dan penemuan ini sejalan dengan apa yang diteliti oleh Hezberg dkk pada tahun 1957 bahwasannya mereka menemukan kalau pekerja perempuan menganggap kondisi kerja lebih penting daripada yang dilakukan oleh para pekerja laki-laki ”. (Koustelios, 2001:12).

Dalam pendapatnya yang lain Koustelios menyatakan bahwasannya umur adalah variabel lain selain jenis kelamin yang merupakan juga variabel yang signifikan dari kepuasan kerja, adapun pernyataannya sebagai berikut :

“ karakteristik lain yang mungkin memberikan pengaruh untuk kepuasan kerja adalah umur, banyak penelitian yang menyatakan bahwasannya ada hubungan positif antara kepuasan kerja dengan umur, hal ini dikuatkan oleh beberapa penlaitian sebelumnya oleh Ang dkk, 1993; Herbert dan Burke, 1997; Oshagbemi , 1997, 1999, 2000 ; Rhodes, 1983 ”.(Koustelios, 2001:13).

Oshagbemi (2003) melaksanakan penelitian di UK University. Pada penelitian tersebut Oshagbemi meneliti tentang hubungan-hubungan personal dari kepuasan kerja yang dilakukan di universitas UK. Oshagbemi menyatakan bahwasannya masa kerja dan jabatan para guru di perguruan tinggi adalah prediktor yang signifikan untuk menentukan Oshagbemi (2003) melaksanakan penelitian di UK University. Pada penelitian tersebut Oshagbemi meneliti tentang hubungan-hubungan personal dari kepuasan kerja yang dilakukan di universitas UK. Oshagbemi menyatakan bahwasannya masa kerja dan jabatan para guru di perguruan tinggi adalah prediktor yang signifikan untuk menentukan

Bellou (2010) melakukan penelitian mengenai budaya organisasi sebagai prediktor dari kepuasan kerja dan lebih spesifik lagi membahas peran jenis kelamin dan umur untuk kepuasan kerja. Hasil penelitian tersebut menyatakan terdapat pengaruh positif yang siginifikan antara jenis kelamin, usia dan juga budaya organisasi dengan kepuasan kerja. Seperti halnya tampak nyata bahwasannya wanita lebih suka untuk mempercayai bahwa organisasinya mengharapkan mereka untuk selalu tepat, toleran dan reflektif, sebaik mereka, respek terhadap individu yang lain dan juga antusias terhadap pekerjaan, sedangkan laki-laki cenderung berfikir bahwasannya sikap agresif mereka lebih diharapkan. Dalam hal usia, seorang pekerja yang lebih tua lebih suka mempercayai bahwasannya perusahaannya menawarkan bayaran tinggi, penghargaan untuk prestasi kerja yang baik, dan tidak dibatasi oleh banyak peraturan.

Dalam penelitian yang lain oleh Chilese (2010) meneliti tentang pengaruh perbedaan umur dalam kepuasan kerja para pekerja konstruksi Dalam penelitian yang lain oleh Chilese (2010) meneliti tentang pengaruh perbedaan umur dalam kepuasan kerja para pekerja konstruksi

Dalam sebuah penelitian oleh Ghazzawi (2011) tentang pengaruh usia dalam kepuasan kerja karyawan dibagian teknologi Informasi, disimpulkan bahwasannya usia tidak memiliki peran dalam menentukan tingkat kepuasan kerja karyawan bagian teknologi Informasi. Penelitian itu juga menunjukkan bahwasannya kelompok pekerja di bagian teknologi informasi mengalami kepuasan dalam bekerja dalam semua kelompok umur mereka. Usia mungkin memiliki peranan dalam menentukan beberapa faktor dari kepuasan kerja akan tetapai tidak pada semua faktor, hal ini dibuktikan bahwa kelompok pekerja yang lebih muda memiliki kepuasan kerja yang lebih tinggi dari pada kelompok pekerja yang lebih tua untuk beberapa faktor dan juga sebaliknya kelompok pekerja yang lebuh tua memiliki kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada kelompok usia yang lebih muda dalam bebrapa faktor kepuasan kerja tertentu.

2) Penelitian Tentang Masa Kerja dan Kepuasan Kerja

Variabel yang ketiga sebagai variabel yang memiliki pengaruh signifikan menurut Koustelios adalah pengalaman kerja, Dalam pendapatnya Koustelios (2001) menyatakan bahwasannya kepuasan kerja adalah salah satu prediktor yang signifikan terhadap kepuasan kerja sebagaimana pernyataannya sebagai berikut :

“Pengalaman kerja adalah salah satu prediktor yang signifikan untuk kepuasan kerja dengan supervisi dan promosi, semakin bertambahnya pengalaman kerja maka semakin bertambah pula kepuasan kerja dengan pengawasan dan promosi yang bertambah, hal ini sama dengan apa yang di temukan oleh Maghradi, (1999) yang menyampaikan tentang kepuasan yang lebih besar dikalangan para pegawai yang memiliki

pengalaman kerja lebih besar ”. (Koustelios, 2001:7)

Penelitian lain mengenai kepuasan kerja dilakukan oleh Oshagbemi (2000) di universitas UK. Oshagbemi menyatakan bahwasannya penelitian dengan desain penelitian apakah kepuasan kerja dipengaruhi oleh lama bekerja masih jarang ditemukan, akan tetapi peneliti mencoba menelaah hubungan-hubungan mengenai kepuasan kerja dengan masa kerja, dalam penelitian tersebut peneliti menemukan bahwasannya kepuasan kerja secara keseluruhan dari para akademisi yang tinggal di salah satu institusi berubah secara signifikan sesuai dengan masa kerja nya, dan hal ini berbeda dengan para akademisi yang berpindah dari satu institusi kepada institusi lain. Selanjutnya level dari kepuasan kerja bagi mereka yang bekerja pada satu institusi, setelah sepuluh tahun, secara konsisten lebih tinggi dari pada mereka yang berpindah ke tempat lain.

Penelitian lain dilakukan mengenai masa kerja dan umur sebagai prediktor dari kepuasan kerja oleh Sharker (2003) di Thailand. Dalam penelitian tersebut di laporkan bahwasannya masa kerja adalah sebuah prediktor yang lebih baik untuk mengukur kepuasan kerja dari pada umur. Secara keseluruhan level kepuasan kerja karyawan dari obyek penelitiannya yaitu pekerja hotel di Thailand bergantung dari masa kerja,

Ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Toker (2011) tentang kepuasan kerja para staff akademik di Turki, bahwasannya profesor memiliki level kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada instruktur dan asisten peneliti. Professor juga memililiki level yang paling tinggi dari pada seluruh akademisi yang ada. Diantara variabel-variabel demographic, umur dan masa kerja pada universitas yang sama dan masa kerja di perguruan tinggi secara signifikan mempengaruhi kepuasan kerja. Pada kelompok umur diatas 60 tahun memiliki level kepuasan kerja yang lebih tinggi dari pada kelompok umur 21-40. Status perkawinan dan jenis kelamin tidak secara signifikan mempengaruhi kepuasan kerja pada penelitian ini.

Dari berbagai penelitian diatas mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan kerja dapat diambil sebuah analisa bahwasannya variabel umur dan jenis kelamin paling banyak disimpulkan oleh para peneliti adalah prediktor yang signifikan untuk kepuasan kerja diantaranya dinyatakan oleh Okpara (2004), Koustelios (2001), dan Bellou (2010) mereka menemukan dan menyatakan dalam penelitiannya masing-masing secara bersama dua variabel tersebut adalah prediktor yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Selain beberpa peneliti tersebut variabel umur juga disebutkan sebagai prediktor yang signifikan oleh dua peneliti lagi yaitu Chilese (2010) dan Ghazzawi (2011). Masa kerja juga merupakan sebuah variabel siginifikan yang mempengaruhi kepuasan kerja, hal ini dikemukakan Dari berbagai penelitian diatas mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan kerja dapat diambil sebuah analisa bahwasannya variabel umur dan jenis kelamin paling banyak disimpulkan oleh para peneliti adalah prediktor yang signifikan untuk kepuasan kerja diantaranya dinyatakan oleh Okpara (2004), Koustelios (2001), dan Bellou (2010) mereka menemukan dan menyatakan dalam penelitiannya masing-masing secara bersama dua variabel tersebut adalah prediktor yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Selain beberpa peneliti tersebut variabel umur juga disebutkan sebagai prediktor yang signifikan oleh dua peneliti lagi yaitu Chilese (2010) dan Ghazzawi (2011). Masa kerja juga merupakan sebuah variabel siginifikan yang mempengaruhi kepuasan kerja, hal ini dikemukakan

Salah satu variabel yang ada dalam penelitian Okpara (2004) adalah pengalaman kerja, pengalaman kerja sangat identik dengan masa kerja. Karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang cukup biasanya identik dengan masa kerja yang cukup sesuai dengan pengalamannya, variabel ini mendukung variabel masa kerja, dimana pengalaman kerja akan sangat ditentukan oleh masa kerjanya.

Diantara berbagai penelitian diatas, ada sedikit dari hasil penelitian tertentu yang tidak mendukung dengan hasil penelitian yang lain sebagai contoh adalah penelitian yang dilakukan oleh Toker (2011) yang menyatakan dalam penelitiannya bahwasannya jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil-hasil penelitian yang serupa yang menyebutkan bahwasannya jenis kelamin adalah prediktor yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Penelitian yang lain adalah hasil penelitian Ghazzawi (2011) yang menyebutkan bahwasannya umur tidak mempengaruhi kepuasan kerja secara keseluruhan, namun demikian umur memeiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja pada beberapa faktor-faktor kepuasan kerja.

mengambil kesimpulan bahwasannya prediktor-prediktor kepuasan kerja beragam. Variabel-variabel personal dan juga biografis karyawan memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja seseorang.diantara variabel-variabel yang memeiliki pengaruh tersebut adalah jenis kelamin, umur, masa jabatan dan posisi.

Adapun jenis kelamin walaupun terdapat hasil penelitian lain yang menyebutkan bukan sebagai prediktor yang signifikan terhadap kepuasan kerja, namun hasil-hasil yang lain yang lebih banyak mengambil kesimpulan bahwasannya usia adalah prediktor yang signifikan terhadap kepuasan kerja, sehingga dalam hal ini penulis mengambil sebuah kesimpulan dalam asumsi bahwasannya jenis kelamin adalah prediktor kepuasan kerja. Sedangkan usia walaupun disebutkan didalam salah satu penelitian tidak mempengaruhi kepuasan kerja secara keseluruhan, namun dia juga mempengaruhi faktor lain dalam kepuasan kerja sehingga usia juga diasumsikan sebagai prediktor kepuasan kerja.

C. HIPOTESIS PENELITIAN

Hasil-hasil penelitian diatas dijadikan dasar bagi penulis untuk menyusun hipotesis penelitiannya. Peneliti mengambil kesimpulan dari penelitian terdahulu dan menentukan empat variabel sebagai variabel dalam penelitiannya.

Hipotesis nol H0 : b1 = 0, t > 0,05

(besarnya b1 sama dengan nol dan nilai t > 0,05, maka pengaruh jenis kelamin terhadap kepuasan kerja sebesar nol dan tidak signifikan)

H0 : b2 = 0, t > 0,05 (besarnya b2 sama dengan nol dan nilai t > 0,05, maka pengaruh jenis kelamin terhadap kepuasan kerja sebesar nol dan tidak signifikan)

H0 : b3 = 0, t > 0,05 (besarnya b3 sama dengan nol dan nilai t > 0,05, maka pengaruh jenis kelamin terhadap kepuasan kerja sebesar nol dan tidak signifikan)

H0 : b4 = 0, t > 0,05 (besarnya b4 sama dengan nol dan nilai t > 0,05, maka pengaruh jenis kelamin terhadap kepuasan kerja sebesar nol dan tidak signifikan)

Hipotesis Alternatif H1 : b1 ≠ 0, t ≤ 0,05

(besarnya b1 tidak sama dengan nol, dan nilai t ≤ 0,05, maka pengaruh jenis kelamin pada kepuasan kerja tidak nol dan signifikan)

H2 : b2 ≠ 0, t ≤ 0,05 (besarnya b2 tidak sama dengan nol, dan nilai t ≤ 0,05, maka pengaruh jenis kelamin pada kepuasan

kerja tidak nol dan signifikan).

H3 : b3 ≠ 0, t ≤ 0,05 (besarnya b3 tidak sama dengan nol, dan nilai t ≤ 0,05, maka pengaruh jenis kelamin pada kepuasan kerja tidak nol dan signifikan)

H4 : b4 ≠ 0, t ≤ 0,05 (besarnya b4 tidak sama dengan nol, dan nilai t ≤ 0,05, maka pengaruh jenis kelamin pada kepuasan kerja tidak nol dan signifikan)

D. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat kita gambarkan dalam gambar berikut :

Gambar 1

Kerangka pemikiran (De Nobile dan Mc Cormick (2008)

Jenis kelamin, Usia, Masakerja, Posisi adalah variable independen yang masing-masing dan secara bersama-sama memiliki pengaruh pada kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah variable dependen yang dipengaruhi

Usia Masa kerja

Posisi

Kepuasan kerja

Jenis Kelamin

METODE PENELITIAN

A. TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini di lakukan pada Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta Jawa Tengah. Lembaga pendidikan PPMI Assalaam adalah lembaga pendidikan yang menggabungkan beberapa unit pendidikan dalam satu lembaga yang meliputi : unit pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) setingkat SLTP, Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Atas (SMA) serta Sekolah Mengah Kejuruan (SMK) dan ditambah lagi satu unit pendidikan Pesantren yaitu Unit Kesantrian yang dibagi berdasarkan jenis kelamin siswa yaitu Unit Kesantrian Putra dan Unit Kesantrian Putri. Lembaga Pendidikan ini mengelola pendidikan selama 24 jam kehidupan siswa, sehingga seluruh siswa diharuskan untuk menetap dan tinggal dilingkungan asrama yang sudah disediakan. Karena besarnya cakupan pendidikan, maka lembaga ini memiliki unsur-unsur organisasi yang berbeda dengan lembaga pendidikan pada umumnya.

Lembaga ini dipimpin oleh seorang direktur dan dua orang wakil direktur yang membawahi kepala-kepala sekolah dan kepala-kepala bagian yang setingkat kepala sekolah seperti : kepala kesantrian putra dan putri, kepala bagian sarana dan prasarana, kepala bagian kesehatan, kepala bagian konsumsi dan logistik, kepala bagian wisma dan penginapan serta kepala bagian koperasi, kepala bagian teknologi informasi dan laboratorium.

kurikulum dan kesiswaan dan tata usaha sedangkan kepala kesantrian membawahi wakil kepala kesantrian bagian asrama-asrama, kepengasuhan, dan tata usaha. Sedangkan kepala-kepala bagian lain selain sekolah dan kesantrian juga membawahi wakil kepala-kepala bagian sesuai divisi masing-masing. Dan untuk struktur dalam hirarki kepengurusan terakhir adalah para staff dari setiap wakil kepala sekolah atau wakil kepala bagian. Struktur organisasi yang merupakan struktur organisasi yang bersinggungan dalam proses pendidikan dan seluruhnya dijabat oleh para guru adalah struktur organisasi kepala sekolah dan kesantrian. Adapun bagian-bagian lain selain sekolah dan kesantrian beberapa guru menjabat pada posisi kepala bagian ataupun wakil sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya. Sebagian guru menjabat pada struktur oragnisasi diatas dan sebagian yang lainnya tidak merangkap dalam jabatan dan hanya berkonsentrasi pada pengajaran.

Tempat penelitian ini dipilih karena penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan objek penelitian guru, selain mempekerjakan para guru lembaga PPMI Assalaam adalah juga lembaga pendidikan yang memiliki struktur organisasi yang bertingkat sehingga desain penelitian yang diinginkan serta populasi yang dibutuhkan oleh peneliti tersedia di lembaga ini.

B. POPULASI Definisi populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen atau individu- individu yang merupakan sumber informasi dalam suatu riset. (Sumarsono, 2004).

Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta yang memiliki sejumlah guru dengan jumlah total sebanyak 167 orang guru.

Populasi guru di lembaga pendidikan PPMI Assalaam memiliki keberagaman karakter biografis. Lembaga ini menaungi pendidikan untuk murid laki-laki dan juga murid perempuan dan lembaga memiliki kebijakan pemisahan proses pengajaran untuk murid laki-laki dan perempuan. Konsekuensi dari kebijakan tersebut adalah besarnya jumlah guru yang dibutuhkan juga harus berimbang antara guru laki-laki dan guru perempuan. Diantara para guru ada yang sudah berusia lanjut (50 tahun lebih), menengah (30-49 tahun) dan para guru pengajar yang berusia masih relatif muda (20-29 tahun). Para guru membidangi berbagai disiplin ilmu yang berbeda sesuai dengan kebutuhan kurikulum lembaga. Perbedaan usia juga diikuti oleh perbedaan masa kerja, masing-masing guru pada lembaga tersebut tercatat memiliki masa kerja mulai rantang 0-5 tahun atau bahkan dalam rantang yang cukup panjang yaitu 20 tahun. Mereka menyebar d berbagi posisi pekerjaan yang tersedia. Beberapa guru merangkap menduduki beberapa pos jabatan posisi tertentu dalam lembaga, namun jumlah guru yang duduk pada posisi tertentu berjumlah terbatas, karena pos posisi yang juga terbatas. Kebanyakan para guru hanya fokus dalam pekerjaan sebagai pengajar.

Definisi sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi, penelitian akan menentukan suatu himpunan bagian (sampel) dari total populasi guru yang ada. (Kuncoro, 2003:103).

Peneliti perlu menentukan jumlah sampel yang layak, yaitu jumlah sampel yang dapat mencerminkan keadaan populasi, akan tetapi juga harus mempertimbangkan waktu dan biaya penelitian, semakin banyak jumlah sampel yang digunakan semakin baik data yang akan diperoleh. (Kuncoro, 2003).

menyusun ukuran besar sampel sesuai dengan besarnya populasi dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 1 Besar Sampel berdasarkan jumlah populasi oleh Krejcie dan Morgan

Populasi (N)

Sampel (n)

D. METODE PENGAMBILAN SAMPEL Pengertian dari metode pengambilan sampel secara acak berstrata adalah suatu proses pemilihan suatu contoh dari semua unit contoh, dimana contoh yang akan dipilih telah digolongkan sesuai dengan strata tertentu. (Slamet, 2006)

Peneliti ini menggunakan metode Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling) untuk menetukan sampel yang akan diambil dalam penelitian ini. Metode ini digunakan karena penelitian ini melibatkan variabel-variabel biografis tertentu dalam person yang akan diteliti, sehingga untuk mendapatkan data sampel yang diinginkan maka penentuan sampel adalah melului proses pemilihan dan penggolongan berdasarkan kelompok variabel tertentu. Variabel yang memerlukan penggolongan dalam strata tertentu adalah variabel posisi dalam pekerjaan, karena dari populasi sampel yang ada terdapat penggolongan struktur pekerjaan yaitu guru, staff, Peneliti ini menggunakan metode Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling) untuk menetukan sampel yang akan diambil dalam penelitian ini. Metode ini digunakan karena penelitian ini melibatkan variabel-variabel biografis tertentu dalam person yang akan diteliti, sehingga untuk mendapatkan data sampel yang diinginkan maka penentuan sampel adalah melului proses pemilihan dan penggolongan berdasarkan kelompok variabel tertentu. Variabel yang memerlukan penggolongan dalam strata tertentu adalah variabel posisi dalam pekerjaan, karena dari populasi sampel yang ada terdapat penggolongan struktur pekerjaan yaitu guru, staff,

Adapun untuk variabel-variabel lain selain posisi proses pengambilan sampelnya adalah secara acak mengikuti proses stratified random sampling yang sebelumnya telah dilakukan.

E. METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengambilan data pada penelitian ini adalah Kuesioner. Pengisisan Kueisioner adalah bentuk lain dari wawancara, yaitu pengisisan daftar pertanyaan yang merupakan bentuk wawancara tidak langsung kepada responden dengan pemberian daftar pertanyaan dan responden diminta dan dipersilahkan untuk menjawab sendiri. (Sumarsono, 2004).

Penulis menyebarkan kuesioner sebanyak sampel guru yang sudah ditentukan yaitu sebanyak 118 sampel di Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam untuk mendapatkan data bahan penelitian. Kuesioner berisi pernyataan-pernyataan positif untuk mengukur tingkat kepuasan kerja para guru di PPMI Assalaam.

Definisi operasional dalam penelitian ini menyangkut beberapa istilah sebagai berikut :

1. Variabel Independen. Variabel Independen adalah variabel bebas yang mempengaruhi variabel dependen, yaitu :

a) Jenis kelamin

Jenis kelamin yang ditentukan disini adalah jenis kelamin laki- laki dan perempuan. Jenis kelamin laki-laki akan diberikan kode 0 dan jenis kelamin perempuan akan diberikan kode 1. Selanjutnya kedua variabel tersebut akan dimasukkan dalam pengolahan regresi melalui metode dummy variabel.

b) Umur

Umur yang dimaksudkan adalah umur responden terhitung sejak tanggal kelahiran sampai dengan tanggal ulang tahun terakhir sebelum mengisi kuesioner. Umur akan dikelompokkan ke dalam empat bagian, yang pertama adalah kelompok umur 20-29 tahun, yang kedua adalah kelompok umur 30-39 tahun, yang ketiga adalah kelompok umur 40-49 tahun dan yang terakhir adalah kelompok umur diatas 50 tahun.

Masa kerja yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah masa kerja responden ketika bekerja di lembaga pendidikan PPMI Assalaam. Dihitung sejak hari pertama masuk sebagai karyawan sampai dengan saat mengisi kuesioner, dengan dibulatkan jika kurang dari 6 bulan pembulatan kebawah dan jika lebih dari 6 bulan pembulatan keatas. Masa kerja akan dikelompokkan kedalam empat kelompok, yang pertama masa kerja 0-4 tahun, kemudian yang kedua adalah masa kerja 5-9 tahun, kemudian masa kerja 10-14 tahun dan yang terakhir adalah masa kerja diatas 15 tahun.

d) Posisi.

Posisi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah posisi yang dimiliki responden saat dilakukan penelitian yaitu guru, atau staff, wakil kepala sekolah atau jabatan yang sederajat dan kepala sekolah atau jabatan yang sederajat.

2. Variabel Dependen. Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang dimaksudkan adalah perasaan emosional dan persetujuan responden terhadap pernyataan-pernyataan yang tertuamg dalam kuesioner dan akan diukur berdasarkan skor dalam skala likert (1- 5). Pengukuran kepuasan kerja ini akan dibagi kedalam enam sub skala pengukuran, diantaranya adalah ; sub skala pengukuran kepuasan kerja 2. Variabel Dependen. Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang dimaksudkan adalah perasaan emosional dan persetujuan responden terhadap pernyataan-pernyataan yang tertuamg dalam kuesioner dan akan diukur berdasarkan skor dalam skala likert (1- 5). Pengukuran kepuasan kerja ini akan dibagi kedalam enam sub skala pengukuran, diantaranya adalah ; sub skala pengukuran kepuasan kerja

Pengukuran kepuasan kerja menggunakan kuesioner kepuasan kerja guru yang dikembangkan oleh Lester Paul E (1987) dari University of Island yang mana kuesioner tersebut terdiri dari 51 pernyataan tentang kepuasan kerja guru. Responden diberikan pernyataan-pernyataan yang menyangkut tentang pengawasan, kompensasi, kondisi kerja, kolega, tanggung jawab dan pekerjaan itu sendiri. Pengukuran menggunakan skala Likert, yaitu responden diminta memberikan pernyataannya dalam skala 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju).