PENGEMBANGAN KOLABORASI DESAIN CASING PRODUK FLASH DISK BERBASIS WEB YANG MENDUKUNG KARAKTERISTIK KOLABORASI

PENGEMBANGAN KOLABORASI DESAIN CASING
PRODUK FLASH DISK BERBASIS WEB
YANG MENDUKUNG KARAKTERISTIK KOLABORASI.
Siti Nandiroh
Dept. of Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta
email: s-nand@telkom.net

Ratnanto Fitriadi
Dept. of Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta
email: ratnanto23@yahoo.com

Hikmawati
Dept. of Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta
E-mail: h1kmah_mey@plasa.com

ABSTRAKSI
Kolaborasi merupakan suatu proses kerjasama berdasarkan prinsip-prinsip tertentu,
yang menghasilkan kredibilitas, integritas dan terobosan untuk membangun konsesus,

kepemilikan bersama, dan kerja sama dalam segala aspek. Oleh karena itu pengembangan
yang mungkin bagi kolaborasi desain adalah dengan menggunakan kolaborasi desain yang
berbasis web CAD (Computer Aided Design), dimana desainer dapat berkolaborasi pada
desain dan secara efisien memberdayakan tool desain yang ada pada internet. Dengan
framework meliputi skema kolaborasi dengan interface ke tool distribusi web, untuk menyimpan
dan memanipulasi desain obyek dan protokol untuk tool komunikasi, pengiriman message dan
kolaborasi.
Salah satu produk yang mengalami perkembangan yang pesat dan pelanggan yang
semakin meningkat dari waktu ke waktu adalah produk casing USB flash disk yang selalu
dibutuhkan setiap saat, kapanpun dan dimanapun. Kehandalan dan kemampuan flash disk
membuatnya harus dimiliki masyarakat yang hight-tech masa kini alias melek teknologi.
Banyak sekali jenis casing flash disk yang beredar dipasaran, hampir semuanya memiliki
persamaan dan hanya sedikit yang tampil beda. Kecepatan, bentuk dan daya tahan yeng
berbeda membuat flash disk tersebut menarik untuk dimiliki.
Dalam proses desain, akan mungkin sekali terjadi penyimpangan terhadap desain dari
konsep awal. Adanya sarana komunikasi didalam sistem ini diharapkan dapat mengurangi
kesalahan desain.
Kata kunci : desain, kolaborasi, web, flash disk.

Pendahuluan

Di dalam kehidupan manusia di dunia banyak ditemui usaha kerjasama untuk
mencapai tujuan yang disepakati bersama. Kerjasama itu umumnya dilakukan oleh
beberapa orang (dua orang atau lebih) dalam proses kerjasama yang disebut organisasi.
Namun, dalam kenyataannya bukan hanya kerjasama yang dibutuhkan tetapi
kolaborasi juga, agar dapat memberi keuntungan yang lebih besar dibanding dengan

48

49
keberhasilan yang diraih hanya dengan melalui kerjasama. Desain adalah suatu
aktifitas yang jarang ditangani dan dipenuhi hanya oleh satu orang saja. Dari perspektif
desain, masalah desain yang kompleks pada umumnya membutuhkan pengetahuan
lebih dari satu orang, karena pengetahuan yang terkait pada satu masalah akan
didistribusikan diantara para stakeholder.
Kolaborasi adalah, proses kerjasama berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, yang
menghasilkan kredibilitas, integritas, dan terobosan untuk membangun konsesus,
kepemilikan
bersama,
dan
kerja

sama
dalam
segala
aspek
(http://www.zulkieflimansyah.com/idxnews.php?id=86).
Tidak dipungkiri lagi produk yang mengalami perkembangan yang pesat dan
pelanggan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu adalah produk casing USB
flash disk yang selalu dibutuhkan setiap saat, kapanpun dan dimanapun. Kehandalan
dan kemampuan flash disk membuatnya harus dimiliki masyarakat yang higt-tech masa
kini alias melek teknologi. Banyak sekali jenis casing flash disk yang beredar
dipasaran, hampir semuanya memiliki persamaan dan hanya sedikit yang tampil beda.
Kecepatan, bentuk dan daya tahan yeng berbeda membuat flash disk tersebut menarik
untuk dimiliki.
Oleh karena itu pengembangan yang mungkin bagi kolaborasi desain adalah
dengan menggunakan kolaborasi desain yang berbasis web CAD (Computer Aided
Design), dimana desainer dapat berkolaborasi pada desain dan secara efisien
memberdayakan tool desain yang ada pada internet. Dengan framework meliputi
skema kolaborasi dengan interface ke tool distribusi web, untuk menyimpan dan
memanipulasi desain obyek dan protokol untuk tool komunikasi, pengiriman message
dan kolaborasi.


Kolaborasi Desain
Kolaborasi desain adalah proses mendesain sebuah produk dengan kerjasama
antara semua aspek yang berkaitan dengan siklus hidup produk (Kim 2000, dalam
Maulidya dan Toha: 2005). Aspek yang dimaksud dapat berupa fungsi-fungsi seperti:
desain, fabrikasi, perakitan, pengujian, pengendalian kualitas, dan pembelian, serta,
aspek supplier dan konsumen. Dalam kolaborasi desain, desainer-desainer yang berada
pada lokasi geografis yang berbeda dimungkinkan untuk bekerja dan saling
mengkomunikasikan aktifitas desain yang sama (Rahman dalam Maulidya dan Toha:
2005). Kolaborasi desain dapat terjadi di setiap tahapan proses pengembangan produk
yaitu pada tahap perencanaan produk (product planning) dan tahap desain produk
(product design). Pada penelitian ini kolaborasi yang terjadi mulai dari perencanaan
produk sampai ke tahap desain produk.
Kolaborasi adalah, proses kerjasama berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, yang
menghasilkan kredibilitas, integritas, dan terobosan untuk membangun konsesus,
kepemilikan bersama, dan kerjasama dalam segala aspek organisasi.

Aspek-Aspek Kolaborasi
Dari pengertian dan pendapat Edward M. Marshall, ada beberapa aspek yang
perlu diperhatikan agar lebih jelas dan dapat diterapkan dalam membina kerjasama

melalui kolaborasi. Aspek-aspek tersebut adalah:
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 6, No. 1 Agustus 2007, hal. 48 – 57

50
a. Integritas
b. Aspek terobosan
c. Aspek konsensus
d. Aspek kepemilikan
e. Aspek keterpaduan

Paradigma Kolaborasi
Paradima kolaborasi merupakan perubahan dari manajemen tradisional
menjadi manajemen globalisasi. Paradigma ini terjadi karena beberapa hal antara lain:
a. Tidak disukai
b. Herarkis
c. Orientasi pada produksi
Tabel 1. Hubungan antara karakteristik utama kolaborasi dengan distribusi desain dan
kolaborasi desain (Maulidya dan Toha, 2005).

Karakteristik

Berbagi
Informasi

Manipulasi
obyek desain
Komunikasi

Distribusi Desain
Kolaborasi Desain
Penyebaran
desain, Dapat saling berbagi informasi
Penyebaran perubahan (Sun terbaru dan dapat mengakses
et.al, 2002)
informasi yang lalu (Sun et.al,
2002)
Dilakukan di luar sistem Dapat dilakukan pada waktu
(Wibisono et.al, 1999)
yang bersamaan/sinkron (Sun
et.al, 2002)
Satu arah. Desainer tidak Desainer dapat menyatakan tidak

dapat menyatakan tidak setuju terhadap perubahan desain
setuju terhadap perubahan dan bernegosiasi membahas
masalah desain dalam suatu
desain (Sun et.al, 2002)
pertemuan
(singkron
&
asinkron) (Sun et.al, 2001;
Zhuang et.al,2000)

Perencanaan dan Pengembangan Produk
Proses merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input
menjadi sekumpulan output. Proses pengembangan produk adalah urutan-urutan atau
kegiatan-kegiatan dimana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang
langkah-langkah dan kegiatan-kegiatan tersebut terlebih bersifat intelektual dan
organisasional daripada bersifat fisik. Secara umum proses pengembangan produk ada
enam fase:
1. Perencanaan: Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena
kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran
pengembangan produk aktual.

2. Pengembangan konsep: Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar
target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan
dievaluasi dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan
percobaan lebih jauh.
Nandiroh, dkk. – Pengembangan Kolaborasi Desain Casing Produk ...

51
3. Perancangan tingkat sistem: pada fase ini mencakup defiisi arsitektur produk
dan uraian produk menjadi sub sistem-sistem serta komponen-komponen.
4. Perencanaan detail: yaitu mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, materialmaterial dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unit pada produk
“identifikasi” seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok.
5. Pengujian dan perbaikan: pada fase pengujian dan perbaikan ini melibatkan
konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk.
6. Poduk awal: Produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang
sesungguhnya (Ulrich dan Eppinger, 2001: 14-17).

Perancangan Sistem

Gambar 1. Tahap Perancangan Sistem Lunak Berbasis Web


: Hubungan antara desainer produk dengan drafter lain
: Aliran proses dalam database
Keterangan mengenai tahapan-tahapan dalam perancangan sistem lunak berbasis web
adalah sebagai berikut:
a. Tahap pertama yaitu Hubungan antara desainer produk dengan desainer yang
lain.
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 6, No. 1 Agustus 2007, hal. 48 – 57

52
b. Tahap kedua yaitu aktivasi sistem yang menyeluruh ke semua sistem yang
dikembangkan dan berfungsi sebagai pengendali.
c. Tahap ketiga yaitu identifikasi pengguna, mengidentifikasi multi user dan multi
proyek.
d. Tahap keempat yaitu pendaftaran calon anggota ditujukan bagi calon pengguna.
e. Tahap kelima yaitu membuat proyek, akan mengaktivasi ruang proyek dalam
sistem.
f. Tahap
keenam
yaitu
memilih

anggota
yang
berfungsi
untuk
menambahkan/menghapus anggota proyek.
g. Tahap ketujuh yaitu pengiriman file desain (upload file). File anggota dikirim
dari server yang berisi pemeriksaan terhadap tanggal file drawing yang di upload.
h. Tahap kedelapan yaitu desainer produk yang bertanggung jawab sebagai leader
proyek untuk menggabungkan komponen, pemeriksaan gambar, mengedit proyek
dan menghapus anggota proyek.
i. Tahap kesembilan yaitu menampilkan informasi yang ada pada database, yang
meliputi informasi mengenai proyek, informasi member, informasi gambar
desainer, informasi perubahan gambar, proses dan catatan perubahan (logbook).
j. Tahap kesepuluh yaitu komunikasi yang terdiri dari email, online list, instant
message dan chat room.

Perancangan Basis Data
Situs web sistem informasi ini di dalam penyampaian datanya menggunakan
database yang bernama kolaborasi dan menggunakan bahasa PHP dan MySQL sebagai
bahasa standar yang digunakan untuk mengakses database. Adapun mekanisme kerja

pada system kolaborasi ini, ditunjukkan oleh diagram-diagram berikut,
Diagram aliran data
Diagram aliran data dari perancangan ini bisa dilihat pada Gambar 2,

Gambar 2. Diagram aliran data

Nandiroh, dkk. – Pengembangan Kolaborasi Desain Casing Produk ...

53
Affinity Diagram
a. Konsep produk yang diharapkan oleh konsumen
Tabel 2. Penyaringan Konsep
No
Kriteria Seleksi


Bahan casing flash −
1.
disk






2.
Bentuk



Ukuran casing
3.

flash disk




4.
Warna




Keterangan
Bahan tidak mudah pecah
Bahan ringan
Bahan tahan air dan awet
Bahan tahan banting
Bahan tidak mudah dialiri listrik (Konduktifitasnya kecil)
Bahan diperbaiki
Bentuk unik
Bentuk menarik dan simpel
Bentuk praktis
Bentuk tidak monoton (kotak)
Bentuk inovatif
Bentuk diperbanyak dan imut
Kecil
Standart, panjang 7 cm, lebar 2 cm dan tebal dari 1 cm
Berat casing 8 gram
Pilihan warna diprioritaskan adalah warna kombinasi terang
Dalam satu casing terdapat variasi warna 1 – 2 warna.
Warna menarik dan tidak cepat pudar.
Kombinasi warna disesuaikan dengan trend mode sekarang.
Warna yang unik dan menarik
Warna-warni

b. Pengembangan Konsep Produk
Tabel 3. Pengembangan Fungsi Konsep Produk
No
Fungsi Produk
Keterangan
1.
Fungsi Casing
- Tempat melindungi data
- menambah penampilan agar lebih keren
- melapisi kerangka inti
- menutup bagian terpenting
- Pengaman dari aliran listrik
Bahan rangka utama dari plastik (polimer) dan dibalut/dilapisi
2.
Fungsi Bahan
dengan karet elastis hal ini agar casing tahan banting, tahan air
dan tidak mudah dialiri arus listrik.
− Bentuk standart sehingga mudah dibawa
3.
Fungsi bentuk
− Saat dipegang tidak licin dan tidak mudah jatuh.
− Tampilan yang mencolok sehingga mudah dicari bila hilang.
Menambah ketertarikan konsumen dan menambah casing lebih
4.
Fungsi Acsesoris
bagus.
5.
Fungsi Penutup
Plup agar mudah dibuka dan tidak lepas sendiri.

Sesuai dengan kebutuhan konsumen maka dibuat beberapa konsep. Dalam hal ini
ada tiga konsep yang akan dibuat yang kemudian di upload melalui web selanjutnya
dilakukan pemilihan melalui polling bagi member yang sudah terdaftar.
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 6, No. 1 Agustus 2007, hal. 48 – 57

54

Gambar 3. Upload Konsep dan Spesifikasi

Berdasarkan hasil polling dan komentar yang dilakukan oleh member tanggal 16
september didapat hasil bahwa, konsep yang dipilih adalah konsep III (tiga). Dimana
masing-masing untuk penilaian dari sangat tidak menarik (bobot 1), tidak menarik
(bobot 2), kurang menarik (bobot 3), menarik (bobot 4), sangat menarik (bobot 5)
adalah 2.9%, 4.3%, 5.7%, 41.4%, 45.7%. Selain dari hasil polling, yang digunakan
untuk menindak lanjuti desain adalah komentar yang diberikan oleh member mengenai
spesifikasi dan desain yang telah dipilih. Hal ini mencerminkan bahwa desainer dan
member bukan hanya melihat bentuk fisik dari rancangan tetapi mengikutsertakan juga
selera dari mereka

Gambar 4. Hasil Pemilihan Konsep

Tahap Penggabungan Konsep
Penggabungan konsep dilakukan dua kali karena terdapat kesalahan pada
komponen dalam tutup (landasan), sehingga perlu adanya perbaikan lagi,
penggabungan dilakukan pada tanggal 17 September- 18 September 2007. Adapun
keterangannya adalah sebagai berikut:
a. Tanggal 17 September (Gambar 5)
Penggabungan terjadi antar komponen yaitu tutup dan casing. Tapi pada saat
pengecekan oleh leader dimensi yang diharapan dan desain tidak sesuai dengan
yang desainer harapkan sehingga, diadakan penggabungan pada hari berikutnya.
b. Tanggal 18 September (Gambar 6)
Dilakukan penggabungan yang sama yaitu antara komponen tutup dan casing
utama. Pada penggabungan ini telah terjadi kesepakatan dengan desainer lain
bahwa desain yang digabungkan telah macth (pas).
Nandiroh, dkk. – Pengembangan Kolaborasi Desain Casing Produk ...

55
Selain itu terdapat tahapan-tahapan penggabungan yaitu:
(a) Tahap system level design
Proses desain dimuai dari desainer komponen (member) yang telah megisi polling
dan komentar sehingga menghasilkan desain konsep produk yang diharapkan oleh
leader komponen. Kemudian dibuat sketsa awalnya dalam format image (file jpg).
Lalu diupload bersamaan dengan pembuatan proyek. Kemudian leader komponen
mengkomunikasikan konsep desain. Dalam tahap ini pula akan terjadi proses
komunikasi untuk mendiskusikan tentang konsep produk yang telah dipilih melalui
email maupun halaman komentar untuk dikembangkan detail desainnya. Output
dari tahap ini adalah gambar dengan dimensi utama dan spesifikasi produk yang
akan dikolaborasikan dan rancangan proses penggabungan yang ditentukan oleh
masing-masing desainer terhadap sub produk yang menjadi bagiannya.
(b) Tahap detail design
Dalam tahap ini masing-masing desainer komponen merancang sub produk yang
telah ditugaskan dengan lengkap. Hasil rancangan kemudian dupload kembali
kedalam website untuk diperiksa oleh desainer produk. Jika desainer produk
menganggap rancangan yang diberikan oleh desainer (member) sesuai maka tahap
penggabungan dilakukan dan proses kolaborasi selesai. Tetapi jika desainer
komponen merasa ada yang kuarang maka dikomunikasikan dari awal lagi yaitu
sub produknya.

Gambar 5. Penggabungan Komponen Sub Produk Awal (17 September 2007 jam 10:00)

Gambar 6. Penggabungan Komponen Sub Produk Akhir (18 September 2007 :09:05)

Dengan adanya hasil penggabungan tiap komponen pada sub produk, maka
proses desain kolaborasi telah selesai karena, penggabungan tiap komponen yang
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 6, No. 1 Agustus 2007, hal. 48 – 57

56
dilakukan telah sesuai pas (macth) dengan konsep produk yang dikolaborasikan dengan
desainer lainnya.

Sistem Informasi Kolaborasi Desain
Dalam sistem informasi ini digunakan tiga user/pemakai yang terdiri dari
administrator, member, dan umum. Ketiga user tersebut mempunyai akses yang
berbeda-beda, menurut tingkatan level masing-masing user yang telah ditentukan
sebelumnya. Sistem kolaborasi desain casing produk flash disk berbasis web ini
mempunyai kelebihan diantaranya:
Tabel 5. Kelebihan Sistem Informasi Desain

No
1.

Objek
Akses 24 jam

2.

3.

Kenyamanan dan
kemudahan dalam
pengaksesan
Fasilitas

4.

Tempat

5.

Waktu

Keterangan
Akses informasi tidak dibatasi oleh waktu,
karena dapat diakses selama 24 jam.
Pengunjung sistem ini dengan santai dari
tempat mana saja baik dari warnet, rumah,
kantor dan lain-lain.
Pengunjung dapat menikmati fasilitas yang
ada dalam sistem kolaborasi ini, jika
member maka dapat memperoleh user id,
Pada sistem ini terdapat fasilitas log book,
chatt room dan email.
Karena tempatnya yang berbeda geografis
maka kita dapat memperoleh masukan lebih
banyak.
Waktu yang digunakan lebih singkat

Kesimpulan
Dari hasil analisis sistem kolaborasi pada penelitian ini maka dapat diambil
kesimpulan:
1. Sistem kolaborasi desain yang berbasis web yang mendukung komunikasi
pertukaran informasi dalam kolaborasi desain yang meliputi:
a. Mekanisme interaksi antara desainer produk dan desainer komponen.
b. Kolaborasi yang berbasis web berdasarkan karakteristik kolaborasi dan di uji
dalam proses mendesain casing USB flash disk.
2. Sistem kolaborasi desain casing USB flash disk dikembangkan menurut tahaptahap yang dirancang berdasarkan karakteristik kolaborasi.
a. Tahap pertama yaitu menentukan obyek yang akan dipilih yaitu casing usb
flash disk. Perekrutan anggota proyek Mendefinisikan proyek, Langkah yang
terakhir dalam tahap pertama adalah pembuatan konsep yang kemudian di
upload guna mendapatkan respon dari member mengenai nilai konsep poduk
dan komentar yang diberikan. Adapun pembuatan webnya ada pada tahapan
kedua.
b. Tahap kedua adalah pembuatan web kolaborasi.
c. Tahap ketiga merupakan tahap pengujian desain.
Nandiroh, dkk. – Pengembangan Kolaborasi Desain Casing Produk ...

57
d. Tahap keempat adalah pengambilan kesimpulan dari hasik kolaborasi, dengan
syarat pengkolaborasian produk sampai komponen telah match (pas) maka,
proyek telah selesai.
3. Proses desain dalam sistem kolaborasi, dikembangkan berdasarkan tahapan desain
dalam desain produk yaitu:
a. Pemilihan konsep (tanggal 16 September 2007) dengan nilai polling dan
komentar paling banyak adalah konsep III.
b. Penggabungan konsep tanggal 17-18 September 2007. Ada 2 tahapan yaitu
Tahap system level design dan Tahap detail design.
Daftar Pustaka
Kim, Y., Choi, Y., and Yoo, S.B., Brokering and 3D Collaborative Viewing of Mechanical Part
Models On The Web, International Journal of Computer Integrated manufacturing ,
Vol, 14, No.1, hal.28-40, Taylor and Francis, Ltd., 2001.
Maulidya, R. dan Toha, I.S., Pengembangan Infrastruktur Sistem Kolaborasi Desain

Berbasis Web Yang Mendukung Karakteristik Kolaborasi, Proceeding Seminar
Sistem Produksi VII, 682-695, 2005
Sun, Q. and Gramoll,K., Internet-Based Distributed Collaborative Engineering
Environment for Engineering Eduction and Design, Proceeding of the 2001
American Society for Engineering Education Annual Conference & Exposition,
American Society for Engineering Education, 2001
Sun, Q. and Gramoll,K., Internet-Based Distributed Collaborative Engineering
Analysis, Concurrent Engineering: Resesarch And Applications, Vol. 10 (4),
sage Pub, 2002.
Ulrich, Karl, T. and Eppinger, Steven D., Product Design and Development. McGrawHill , New York, 2001.
Wibisono, M.A., Hadeli dan Toha, I.S., Sistem Kolaborasi Vendor Komponen
Standard dan Desainer Berbasis Web Dengan Menggunakan Prinsip Desain
Berbasis Feature, Jurnal Teknik dan Manajemen Industri, Vol. 19(3), Desember
1999, ISSN:0854-4182, Program Studi Teknik dan Manajemen Industri,
Program Pasca Sarjana ITB, Bandung, 1999.
Zhuang, Y., Chen, L. and Venter, R., CyberEye: An Internet-enabled Environment To
Support Collaborative Desain, Concurrent Engineering: Research And
Application, No.8, 213-229, 2000.
http://www.zulkieflimansyah.com/idxnews.php?id=86

Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 6, No. 1 Agustus 2007, hal. 48 – 57