PENERAPAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING SAW

LEMBAR JUDUL

PENERAPAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA PT. SAPTA ENERGI

NUSANTARA BERBASIS WEB LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK

Oleh :

NIM

NAMA

1. 1211530132 Suprihono

2. 1211530231 Singgih Hadi Saputra

3. 1211530173 Muhammad Fachri

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR JAKARTA SEMESTER GASAL 2015/2016

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR LEMBAR PENGESAHAN

Singgih Hadi Saputra

Muhammad Fachri

Judul : PENERAPAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA PT. SAPTA ENERGI NUSANTARA BERBASIS WEB

Jakarta, 2 Februari 2016 Tim Penguji

Tanda Tangan

Penguji,

Dolly Virgian Shaka Yudha Sakti, M.Kom. ……………………………….

Pembimbing,

Basuki Hari Prasetyo, M.Kom. …………………………….

Ketua Program Studi

………………………………………… Muhammad Ainur Rony, S.Kom, M.T.I.

ABSTRAKSI

Judul : Penerapan Simple Additive Weighting (SAW) Dalam Pemilihan Supplier Pada PT. Sapta Energi Nusantara Berbasis Web

Pada era pasar bebas yang tengah terjadi saat ini dengan tingginya tingkat persaingan bisnis dalam usaha, maka para perusahaan kontraktor beton dituntut untuk meningkatkan kinerja dan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Namun disamping perbaikan di internal perusahaan dibutuhkan pula perbaikan dari sisi supplier . Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk membuat acuan kriteria penilaian dalam proses pemilihan supplier . Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kriteria dalam pemilihan supplier , serta memperoleh kriteria utama dalam pemilihan supplier kontraktor beton. Lima kriteria terpenting yang didapat adalah Harga, Kualitas, Kinerja masa lalu, Pelayanan dan Pengiriman.

Kata Kunci: Simple Additive Weighting Process (SAW), Pemilihan Supplier

XI+ 54 Halaman, 33 Gambar, 15 Table

LEMBAR SURAT SELESAI RISET DARI INSTANSI

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, merupakan salah satu kata yang sangat pantas penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa T a’ala, yang karena bimbingannyalah maka penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang berjudul : “PENERAPAN

SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA PT.

SAPTA ENERGI NUSANTARA BERBASIS WEB ” hingga waktu yang telah ditentukan. Laporan Kuliah Kerja Praktek ini dibuat dalam rangka memenuhi persyaratan kurikulum program Sarjana Strata Satu (S1) pada Universitas Budi Luhur Jakarta, Fakultas Teknologi Informasi program studi Teknik Informatika.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan laporan kuliah kerja praktek ini hingga selesai. Dengan penuh kerendahan hati, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan laporan kuliah kerja praktek ini dengan baik.

2. Nabi Muhammad SAW, atas keberkahan dan syafaatnya kelak di Akhirat nanti.

3. Orang Tua, Keluarga, dan Sahabat yang telah membantu, baik dalam segimateri, support, serta nasihatnya.

4. Bapak Prof. Ir. Suryo Hapsoro Tri Utomo, Ph.D, selaku Rektor Universitas Budi Luhur.

5. Bapak Goenawan Brotosaputro, S.Kom, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur.

6. Bapak Muhammad Ainur Rony, S.Kom, M.T.I, selaku Ketua Program StudiTeknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur.

7. Bapak Ir. Ady Widjaja, M.Sc, M.M, selaku Koordinator Kampus C Salemba Universitas Budi Luhur.

8. Basuki Hari Prasetyo, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing KKP yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, bantuan, dan semangat kepada penulis selama mengerjakan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini.

9. Andi Hermansyah, selaku Manager Engineering PT. Sapta Energi Nusantara yang telah membantu penulis selama melakukan kerja praktek.

10. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Budi Luhur Kampus C Salemba yang telah memberikan bimbingannya. Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada laporan kuliah kerja praktek ini. Oleh karena itu, penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun serta perbaikan dan pengembangan di masa mendatang. Akhir kata penulis berharap semoga laporan kuliah kerja praktek ini dapat memberikan sumbangsih positif serta manfaat untuk kita semua.

Jakarta, 2 Februari 2016

Penulis

DAFTAR SIMBOL

Prosedur atau consumer informasi yang ada di luar bound system atau di modelkan.

Entity

Object data anak panah yang menunjukkan

Object Data

arah data.

Proses

Trasfer informasi (fungsi) yang ada di dalam bound system untuk dimodelkan.

Penyimpanan

Repository data yang disimoan untuk digunakan oleh satu atau lebih, proses dapat disederhanakan buffer atau queque atau serumit database relational.

Terminator

Digunakan untuk menggambarkan kegiatan awal atau akhir suatu proses.

Digunakan untuk menggambarkan suatu

Process

kegiatan proses penghubung.

Digunakan untuk menggambarkan suatu

Decision

keputusan atau tindakan yang harus diambil pada kondisi tertentu.

Input/Output Digunakan untuk menggambarkan suatu kegiatan masukan atau keluaran.

Digunakan untuk menghubungkan satu

Line Connector

simbol dengan simbol lainnya.

Manual

Simbol yang menunjukkan pengolahan yang

Operation

tidak dilakukan oleh computer.

Simbol yang menyatakan input berasal dari Document

dokumen dalam kertas atau output dicetak ke kertas.

Off-line Simbol untuk keluar/masuk prosedure atau Connector

proses dalam lembar/halaman yang lain.

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada era pasar bebas yang tengah terjadi saat ini, dimana persaingan usaha semakin ketat, perusahan berusaha untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal dengan cara meminimalkan biaya-biaya yang harus di keluarkan. Selain itu, keuntungan yang semakin meningkat juga diperoleh dengan cara meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

Dalam menghasil pengeluaran yang optimal di pengaruhi beberapa faktor misalkan lancarnya proses produksi, peningkatan kualitas produk, sistem distibusi yang baik. Salah satu faktor pendorong kelancaran proses produksi tidak lepas dari peranan supplier sebagai pemasok bahan baku. Perusahaan yang bijak sudah pasti mempunyai lebih dari satu supplier dan yang pasti akan kesulitan dalam pemilhan supllier terbaik. Oleh karna itu pemilhan supplier yang tepat dapat meminimalkan resiko yang terjadi.

PT. Sapta Energi Nusantara adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang kontraktor pekerjaan utamanya adalah memproduksi beton dimana untuk menghasilkan produksi beton di butuhkan beberapa material. Mengingat supplier bahan baku beton yang banyak, Pada PT. Sapta Energi Nusantara kesulitan untuk memilih supplier yang terbaik di karenakan system yang berjalan pada saat ini masih manual.

Proses pemilihan supplier dengan berbagai kriteria dapat diselesaikan oleh sebuah sistem komputer yang mampu berinteraksi dengan pengambil keputusan. Sistem tersebut merupakan sistem pendukung keputusan (SPK) pemilihan supplier dengan memperhitungkan berbagai kriteria dalam kuliah kerja praktek ini menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW).

Simple Additive Weighting (SAW) adalah Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah kami jelaskan, maka didapatkan perumusan masalah :

a. Bagaimana membuat sistem pemilihan supplier bahan baku yang sistematis dan mudah digunakan.

b. Bagaimana metode Simple additive Weighting (SAW) dapat digunakan sebagai system yang efektif.

3. Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup dalam pembahasan laporan ini, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut :

a. Teknologi di kembangkan dengan berbasis web.

b. Metode pengambilan keputusan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW).

c. Sistem ini menggunakan database yang dirancang dengan menggunakan MySQL.

d. Sistem pendukung keputusan ini menggunakan bahasa pemrograman PHP,Javascript dan HTML .

4. Maksud dan Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari dilaksankannya kerja praktek ini adalah :

a. Untuk memilih supllier bahan baku yang sistematis dan mudah digunakan dengan kriteria yang sudah di tentukan perusahaan.

b. Memperkenalkan metode Simple Additive Weighting (SAW) ke dunia luar.

5. Metode Pengembangan (Metodologi)

Dalam proses penyusunan laporan kuliah kerja praktek ini, penulis melakukan penelitian untuk memperoleh fakta serta mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Adapun metodologi yang digunakanadalah :

a. Studi Literatur, Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data dan sumber informasi dari referensi-referensi yang berhubungan dengan permasalahan.

b. Studi Lapangan, Metode ini dilakukan dengan cara melakukan praktek langsung dengan melakukan uji coba dan analisa dengan kondisi lapangan.

c. Wawancara, Dengan cara melakukan wawancara langsung dengan pembimbing dan beberapa karyawan di tempat pelaksanaan pencarian data untuk KKP ini yaitu pada PT. Sapta Energi Nusantara

6. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penelitian dan penulisan serta memperlihatkan sistematikape laporan yang jelas dan efektif, maka penyusunan laporan kuliah kerja praktek inidisusun secara perbabatau per bagian, yang masing-masing bab atau bagian menguraikan masalah-masalah yang sesuai dengan tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Membahas secara garis besar mengenai latar belakang secara umum. Tujuan penulisan, perumusan masalah dan batasan masalah serta metode pengembangan dan sistematika penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Menjelaskan landasan teori sesuai dengan topik yang diambil, serta teknologi yang digunakan dalam penelitian dan penulisan.

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM

Membahas tentang analisa permasalahan dan pengolahan serta perancangan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pemilhan supplier.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA PROGRAM

Membahas lebih detail tentang implementasi dan uji coba dari hasil yang di rancang sebelumnya dalam membuat system penunjang keputusan pemilihan supplier terbaik.

BAB V PENUTUP

Pada bab terakhir ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil analisa dan uji coba selama kegiatan kuliah kerja praktek berlangsung serta saran yang bertujuan untuk penelitian selanjutnya.

BAB II LANDASAN TEORI

1. Supplier Selection (Pemilihan Pemasok)

Salah satu aspek utama fungsi pembelian adalah pemilihan pemasok, pengadaan barang yang dibutuhkan, layanan dan peralatan untuk semua jenis perusahaan bisnis. Oleh karena itu, fungsi pembelian adalah bagian utama dari manajemen bisnis. Dalam lingkungan operasi yang kompetitif saat ini, sangat tidak mungkin untuk bisa sukses berproduksi dengan biaya rendah, dan menghasilkan produk yang berkualitas tanpa pemasok yang memuaskan (Ambardi 2010).

Dengan begitu, salah satu keputusan pembelian paling penting adalah pemilihan dan pemeliharaan hubungan dengan pemasok/supplier terpilih yang kompeten. Jadi, pemilihan supplier yang kompeten adalah salah satu fungsi paling penting yang harus dilakukan oleh departemen pembelian.

Proses pemilihan supplier ini bermula dari kebutuhan akan supplier, menentukan dan merumuskan kriteria keputusan, pre-kualifikasi (penyaringan awal dan menyiapkan sebuah shortlist supplier potensial dari suatu daftar pemasok/supplier), pemilihan supplier akhir, dan monitoring supplier terpilih,yaitu evaluasi dan penilaian berlanjut.

Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pemilihan supplier dari beberapa literatur:

1. Kriteria pemilihan supplier menurut Dickson berdasarkan ranking/urutan tingkat kepentingannya adalah sebagai berikut (Weber, Current dan Benton 1991):

a. Kualitas (Quality)

b. Pengiriman (Delivery)

c. Kinerja masa lalu (Performance history)

d. Jaminan dan Kebijakan Klaim (Warranties & Claims Policies)

e. Fasilitas Produksi dan Kapasitas (Production Facilities and Capacity)

f. Harga (Price)

g. Kemampuan Teknis (Technical Capability)

h. Keadaan Finansial (Financial Position) i.

Pemenuhan procedural (Procedural Compliance) j. Sistem Komunikasi (Communication System) k. Reputasi dan Posisi dalam Industri (Reputation and Position in Industry) l.

Hasrat Berbisnis (Desire for Business) m. Manajemen dan Organisasi (Management and Organization) n. Kontrol Operasi (Operating Controls) o. Layanan Perbaikan (Repair Service) p. Sikap (Attitude) q. Kesan (Impression) r. Kemampuan Mengepak (Packaging Ability) s. Hubungan dengan Buruh (Labor Relations Record) t. Lokasi Geografis (Geographical Location) u. Nilai Bisnis Terdahulu (Amount of Past Business) v. Training Aids w. Pengaturan Hubungan Timbal Balik (Reciprocal Arrangements)

2. Kriteria pemilihan supplier menurut (Nydick, L dan Hill 1992) yaitu sebagai berikut:

a. Quality / kualitas

b. Price / harga

c. Service / layanan

d. Delivery / pengiriman

2. Pengertian Sistem

Pengertian sistem menurut beberapa pakar antara lain adalah sebagai berikut:

Menurut Sutanta dalam (Perwati 2010) Pengertian Sistem secara umum sistem dapat di definisikan sebagai sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk suatu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan.

Menurut (Indrajit 2001) mengemukakan bahwa sistem mengandung arti kumpulan- kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.

Dari pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu sistem merupakan elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

3. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian yang lebih mendalam, akan diuraikan beberapa difinisi mengenai SPK yang dikembangkan oleh beberapa ahli.

a. Definisi Sistem Pendukung Keputusn (SPK) Menurut (Wibisono 2003),Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis computer yang membantu para pengambil keputusan mengatasi berbagai masalah melalui interaksi langsung dengan sejumlah database dan perangkat lunak analitik.

Menurut Little dalam (Turban, Aronson dan Ting 2005), mendefinisikan SPK sebagai sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manajer mengambil keputusan.

Menurut Moore and Chang dalam (Turban, Aronson dan Ting 2005), SPK sebagai sistem yang dapat diperluas untuk mampu mendukung analisis data ad hoc dan pemodelan keputusan, berorientasi terhadap perencanaan masa depan, dan digunakan pada interval yang tidak reguler dan tak terencana.

Dapat juga dikatakan bahwa sistem pendukung keputusan merupakan sistem manajemen tingkat atas yang digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dengan menggunakan model analisis keputusan.

b. Tahapan Dalam Pengambilan Keputusan Untuk menghasilkan keputusan yang baik ada beberapa tahapan proses yang harus dilalui dalam pengambilan keputusan. Karena itu Simon dalam (Pradana 2010), merumuskan bahwasanya “fase-fase dari proses pendukung keputusan ada tigayaitu : (1) Intelligence ; (2) Design ; (3) Choice ”

Untuk lebih jelasnya tahapan atau fase-fase dari proses pengambilan keputusan dapat dipaparkan sebagai berikut : Pertama Intelegensi ( Intellegensi ), tahap ini dimulai dengan mengidentifikasi tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, pada tahap inilah pengambil keputusan mempelajari kenyaataan atau situasi yang terjadi hingga dapat diidentifikasi permasalahan yang sedang terjadi. Tahap ini berakir dengan pernyataan masalah secara formal. Tahap ini sangat diperlukan karena dari sinilah kita memulai untuk mengetahui tujuan dan sasaran yang ingin kita capai.

Kedua Perancangan( design ), tahap perancangan ini adalah menemukan atau mengembangkan dan menganalisa alternatif-alternatif yang telah dinyatakan pada tahap intellegence. Suatu model akan dibuat, diuji dan divalidasi pada tahap ini. Model itu sendiri dibuat meliputi pemilihan kriteria yang akan digunakan untuk mencari alternatif terbaik dari alternatif-alternatif yang ada, dan juga pembuatan model meliputipemilihanalternatif-alternatif yang akan dimaksukkan ke dalam model tersebut.

Ketiga Pemilihan( choice ),pada tahap inilah keputusan akan dibuat berdasarkan alternatif terbaik dari alternatif-alternatif yang mungkin dijalankan. Hasil dari pemilihan alternatif terbaik tersebut kemudian diimplementasikan dalam pengambilan keputusan.

c. Komponen Sistem Pendukung Keputusan Menurut (Turban, Aronson dan Ting 2005),Untuk dapat menerapkan sistem pendukung keputusan ada empat subsistem yang harus disediakan yaitu subsistem manajemen data, subsistem manajemen model, subsistem manajemen pengetahuan dan subsistem antar muka pengguna. Seperti ditunjukkan pada gambar.

Gambar 2.1 Komponen SPK (Turban, Aronson dan Ting 2005)

(1) Subsistem Manajemen Data

Merupakan subsitem yang menyediakan data bagi sistem. Sumber data tersebut dapat berasal dari data internal dan eksternal. Data internal berasal dari sistem pemrosesan dari organisasi, dalam hal ini data seperti itu adalah data pendaftaran beasiswa yang telah dientrykan mahasiswa untuk mendaftar beasiswa. Data eksternal meliputi data persyaratan atau kriteria penseleksian beasiswa yang telah diatur oleh DIKTI. Basisdata merupakan bagian dalam sistem ini, berisi data yang sesuai untuk situasi dan diatur oleh perangkat lunak yang disebut database management system (DBMS).

(2) Subsistem Manajemen Model Merupakan subsistem yang berfungsi sebagai pengelola berbagai model. Model harus bersifat fleksibel artinya mampu membantu pengguna untuk memodifikasi atau menyempurnakan model, seiring dengan perkembangan pengetahuan. Perangkat lunak ini disebut model base management system (MBMS).

(3) Subsistem Antar Muka Pengguna Merupakan fasilitas yang mampu mengkomunikasikan sistem terpasang dengan pengguna secara interaktif. Melalui sistem antarmuka ini pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem pendukung keputusan dan memerintah sistem pendukung keputusan melalui sistem ini.

(4) Subsistem Manajemen Pengetahuan Sebagai pendukung sembarang subsistem yang lain atau sebagai suatu komponen yang bebas. Subsistem ini berisi data item yang diproses untuk menghasilkan pemahaman, pengalaman, kumpulan pelajaran dan keahlian.

4. XAMPP

Menurut (Iqbal 2011), XAMPP adalah sebuah langkah mudah untuk menginstal distribusi Apache yang memiliki fitur program MySQL, PHP dan Perl. XAMPP sangat mudah diinstal dan digunakan, hanya dengan mendownload, mengekstrak, dan memulainya secara gratis, berdasarkan lisensi dari GNU General Public License. Dalam penginstallan XAMPP tidak perlu melakukan perubahan pada register Windows dan tidak perlu mengedit file konfigurasinya.

Menurut (Wicaksono 2008), XAMPP adalah sebuah software yang berfungsi untuk menjalankan website berbasis PHP dan menggunakan pengolah data MySQL di komputer lokal.

Jadi dapat disimpulkan xampp adalah software yang mudah di install untuk menjalankan program MYSQL,PHP dan Perl yang berjalan di lokal komputer.

5. PHP

PHP adalah singkatan dari "PHP Hypertext Processor", yang merupakan sebuah bahasa scripting yang terpasang pada HTML. Sebagian besar sintaks mirip dengan bahasa C, Java dan Perl, ditambah beberapa fungsi PHP yang spesifik. Tujuan utama penggunaan bahasa ini adalah untuk memungkinkan perancang web menulis halaman web dinamik dengan cepat. (Peranginangin 2006).

a. Variabel PHP Variabel PHP digunakan untuk menyimpan data yang nilainya dapat berubah- ubah. Dalam bahasa PHP, variabel dimulai dengan tanda "$". Aturan penulisan variabel antara lain sebagai berikut :

(1) Hanya ada 3 karakter yang dapat digunakan untuk nama variable, yaitu huruf, angka dan garis bawah. (2) Karakter pertama setelah tanda "$" harus huruf atau garis bawah. (3) Jika nama variable lebih dari satu kata, tidak bolah ada tanda spasi

diantara keduanya.

b. Keunggulan PHP Variabel PHP Hypertext Processor adalah skrip yang berjalan dalam server side yang ditambahkan dalam HTML. Skrip ini akan membuat suatu aplikasi dapat diintegrasikan ke dalam HTML sehingga suatu halaman HTML tidak lagi bersifat statis, namun menjadi bersifat dinamis. Sifat server side ini membuat pekerjaan skrip tersebut dikerjakan di server sedangkan yang dikirimkan ke browser adalah hasil proses dari skrip tersebut yang sudah berbentuk HTML. Keunggulan dari sifatnya yang server-side tersebut adalah :

(1) Tidak diperlukan adanya kompatibilitas browser atau harus menggunakan browser tertentu, karena serverlah yang akan mengerjakan skrip tersebut. Hasil yang dikirimkan kembali ke browser biasanya dalam bentuk teks ataupun gambar sehingga dapat dikenali oleh browser apapun.

(2) Dapat memanfaatkan sumber-sumber aplikasi yang dimiliki oleh server, contoh : hubungan kedalam database (3) Skrip asli tidak terlihat sehingga keamanam lebih terjamin.

6. MYSQL

MySQL adalah sebuah “SQL client/ server relational database management system” yang berasal dari Scandinavia. Pada MySQL sudah termasuk SQL server, program client untuk mengakses server, hal –hal yang berguna dalam hal administrasi, dan sebuah “programming interface” untuk menulis program sendiri (Setiabudi and Rahardjo 2002).

MySQL bukan sebuah project yang open source karena dalam keadaan tertentu diperlukan “license”. Tetapi kepopuleran dari MySQL terus berkembang dalam komunitas open source karena me-lisensikannya tidak terlalu sulit. MySQL juga dapat berjalan pada personal komputer (banyak pengembangan dari MySQL terjadi pada system yang tidak mahal yaitu Linux System). Tetapi MySQL juga porTabel dan dapat berjalan pada sistem operasi yang komersial seperti misalnya Windows, Solaris, Irix. MySQL menggunakan bahasa SQL. SQL(Structured Query Langguage) adalah bahasa standard yang digunakan untuk mengakses server database. Beberapa keunggulan MySQL dibandingkan dengan database lain adalah :

a. Kecepatan: MySQL cepat. Para pengembang berpendapat bahwa MySQL adalah database yang tercepat yang didapat.

b. Kemudahan dalam penggunaan: MySQLadalah simple database system dengan performa tinggi dan tidak kompleks untuk setup, dan administrator,dibanding dengan system yang lebih besar.

c. Biaya: MySQL gratis untuk semua pengguna.

d. Mendukung bahasa Query: MySQL memahami SQL, juga dapat mengakses

e. MySQL menggunakan aplikasi yang mendukung ODBC

f. Kemampuan: Banyak client dapat berhubungan dengan server pada saat yang bersamaan. Clients dapat menggunakan multiple database secara bersamaan.

7. Konsep Dasar Basis Data

Para pengguna sistem informasi bisa memperoleh informasi untuk berbagai kepentingan berkat keberadaan database. Data yang tersimpan dalam database dapat diambil dan diproses sehingga menghasilkan informasi.

1. Komponen Database Secara umum basis data terbagi dalam tiga komponen, yaitu:

a. Data Definition Language (DDL) DDL adalah bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan skema ke DBMS. Skema adalah deskripsi lengkap tentang medan, rekaman, dan hubungan data pada basis data. Bahasa ini mendukung pembuatan tabel baru, pembuatan indeks, dan perubahan tabel. Perintahnya adalah :

Create : untuk membuat/menciptakan object database. Alter : untuk memodifikasi/mengubah objectdatabase. Drop : untuk menghapus objectdatabase.

Object database yang dimaksud adalah terdiri dari database, Tabel, index dan view.

b. Data Manipulation Language (DML) DML adalah perintah-perintah yang digunakan untuk memanipulasi dan mengambil data pada suatu basis data. Manipulasi data misalnya: Select : digunakan untuk mengambil data dari database Delete : digunakan untuk menghapus data pada database Insert : digunakan untuk menambahkan data pada database Update : digunakan untuk memodifikasi data pada database

c. Data Control Language (DCL) DCL adalah perintah-perintah yang digunakan untuk melakukan pendefinisan pemakai yang boleh mengakses database, dan apa saja privilegenya. Fasilitas ini tersedia pada sistem manajemen database yang memiliki fasilitas keamanan dengan membatasi pemakai dan kewenangannya.

2. Teknik Normalisasi Proses normalisasi merupakan proses pengelompokan data element menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. Pada teknik normalisasi ada beberapa konsep yang harus diketahui yaitu ketergantungan fungsi dan file/atribute kunci, setiap file terdapat kunci dari file berupa satu field atau satu set field yang dapat mewakili record. Ada beberapa atribute kunci antara lain :

a. Candidate key adalah satu atribute atau satu set minimal atribute yang mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik dari entity. Jika satu kunci kandidat berisi lebih dari satu atribute, maka biasanya disebut sebagai composite key (kunci campuran).

b. Primary Key adalah suatu atribute atau satu set minimal atribute yang tidak hanya mengidentifikasi secara unik suatu kejadian spesifik, tetapi juga dapat mewakili setiap kejadian dari setiap entity. Setiap kunci kandidat punya peluang menjadi primery key, tetapi sebaiknya dipilih satu saja yang dapat mewakili secara menyeluruh terhadap entity yang ada.

c. Alternate key adalah kunci kandidat yang tidak dipakai sebagai primery key. Kerap kali kunci alternatif dipakai sebagai kunci pengurutan.

d. Foreign key adalah suatu atribute yang melengkapi satu relationship untuk menunjukkan ke induknya.

3. Teknik Entity Relationship Relasi antara dua file atau dua tabel dikategorikan menjadi empat macam. Untuk membantu gambaran relasi secara lengkap berikut empat macam relasi tersebut.

a. Satu ke satu (one to one), setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan B dan begitu juga sebaliknya.

b. Satu ke banyak (one to many), setiap entitas pada entitas himpunan A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi sebaliknya, dimana pada setiap entitas pada himpunan B berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan A.

c. Banyak ke satu (many to one), setiap entitas pada himpunan A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, sebaliknya, setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak satu entitas A.

d. Banyak ke banyak (many to many), yang berarti setiap entitas pada himpunan A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B dan begitu juga sebaliknya.

8. Data Flow Diagram (DFD)

DFD merupakan diagram yang mengunakan notasi-notasi atau simbol-simbol untuk mengambarkan sistem jaringan kerja antar fungsi-fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data.

Adapun yang digunakan dalam DFD adalah:

a. Kesatuan Luar (External Entity) Kesatuan luar (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. Suatu kesatuan luar dapat disimbolkan dengan suatu notasi persegi panjang atau suatu persegi panjang dengan sisi kiri dan atasnya berbentuk garis tebal.

Simbol 2.1 Kesatuan Luar ( External Entity) .

b. Aliran data Aliran data di DFD diberikan simbol suatu panah. Aliran data ini mengalir diantara process (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (External entity). Aliran data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

Simbol 2.2 Aliran data.

c. Proses Suatu Proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu aliran datayang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan aliran data yang akan keluar dari proses. Suatu proses dapat c. Proses Suatu Proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu aliran datayang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan aliran data yang akan keluar dari proses. Suatu proses dapat

Simbol 2.3 Proses.

d. Penyimpan Data (Data Store) Penyimpan data (data store) merupakan penyimpan data yang dapat berupa:

(1) Suatu file atau basis data di sistem komputer. (2) Suatu arsip atau catatan manual. (3) Suatu kotak tempat data di meja seseorang. (4) Suatu agenda atau buku. Simpanan data di DFD dapat disimbolkan dengan sepasang garis horisontal

paralel yang tertutup di salah satu ujungnya atau tanpa ditutup.

Simbol 2.4 Proses.

9. Framework Berorientasi Objek

Framework berorientasi objek adalah sebuah teknologi yang menjanjikan untuk membentuk rancangan dan implementasi perangkat lunak yang handal sehingga dapat mengurangi ongkos pembangunan dan meningkatkan kualitas perangkat lunak. Sebuah framework dapat diartikan sebagai aplikasi “setengah jadi” yang dapat digunaulang dan dapat dikhususkan untuk menghasilkan bermacam-macam aplikasi dalam sebuah domain tertentu. Berbeda dengan teknik gunaulang pada paradigma berorientasi objek yang berbasis pada pustaka kelas, framework lebih ditujukan untuk unit-unit bisnis tertentu (misalnya pemrosesan data atau komunikasi selular) dan untuk domain-domain aplikasi (misalnya antarmuka pengguna). (Fayad)

Manfaat-manfaat utama dari framework berorientasi objek sangat beragam yaitu modularitas, penggunaulangan, dan perluasan (Fayad).

a. Modularitas (Modularity)

b. Penggunaulangan (Reusability)

c. Perluasan (Extensibility)

Framework memberi peningkatan penting pengembangan komponen gunaulang berskala besar dibanding komponen gunaulang pada pendekatan tradisional.

Pada penggunaan pustaka (library), pengembang (developer) aplikasi menulis program utama, menentukan aliran kendali dan kode pengembang memanggil kode pustaka. Pada penggunaan framework, pengembang aplikasi menulis kode implementasi spesifiknya, dan framework menentukan aliran kendali dan kode framework yang memanggil kode implementasi tersebut. Framework dimaksud untuk mereduksi usaha pengembangan produk perangkat lunak serta menghasilkan perangkat lunak berkualitas. Aplikasi dibangun menggunakan framework sebagai basis dan memperluasnya dengan fungsionalitas spesifik aplikasi.

Framework mempermudah pengembangan aplikasi, memungkinkan penulisan kode sesedikit mungkin, memungkinkan pemrogram pemula menulis program bagus. Secara umum framework dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu (Fayad):

Kernel (frozen spot) Frozen-spot adalah bagian dari framework yang cenderung tetap dan sulit untuk diubah. Frozen-spot telah dimplementasikan sebelumnya di dalam framework dan akan selalu ada dalam setiap instan dari framework. Hot-spot Hot-spot adalah titik fleksibilitas dari framework. Hot-spot akan diimplementasikan oleh pengguna sesuai kebutuhannya. Hot-spot ini nantinya akan dipanggil oleh frozen spot sesuai dengan event yang terjadi dalam framework

10. Multi Attribute Decision Making (MADM)

Menurut (Kusumadewi 2005), Multiple Attribute Decision Making (MADM) adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif terbaik dari sejumlah alternatif.Inti dari MADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan.

Rudolphi dalam (Hatati 2008), mengatakan Proses MADM dilakukan melalui 3 tahap yaitu penyusunan komponen-komponen situasi, analisis, dan sintesis informasi. Pada tahap penyusunan komponen komponen situasi, maka akan di bentuk tabel taksiran yang berisi identifikasi alternatif dan spesifikasi tujuan, kriteria dan atribut.

Padadasarnya, ada tiga pendekatan untukmencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif & obyektif. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan.

11. Simple Additive Weighting (SAW).

Untuk memberikan pengertian yang lebih mendalam, akan diuraikan beberapa difinisi mengenai Simple Additive Weighting (SAW) oleh beberapa ahli. Menurut Henry Wibowo S, Metode Simple Additive Weightingsering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (Henry Wibowo S 2009).

Menurut Hartati, Kusumadewi dan Harjoko, Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada (Hartati, et al. 2006).

Menurut Tzeng dan Huang (2009), Churchman dan Ackoff (1954) adalah yang pertama kali menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk mengatasi portofolio masalah seleksi. Metode SAW adalah mungkin yang paling dikenal dan banyak digunakan metode untuk Multiple Attribute Decision Making MADM. Karena kesederhanaannya, SAW adalah metode yang paling populer dalam permasalahan MADM (Tzeng and Huang 2009).

Menurut Lulu, Sari dan Rachmawati, Metode ini merupakan metode yang paling dikenal dan banyak digunakan orang dalam menghadapi situasi MADM. Metode ini mengharuskan pembuat keputusan menentukan bobot bagi setiap atribut. Skor total untuk sebuah alternatif diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating yang dapat dibandingkan lintas atribut, bobot dan tiap atribut. Rating tiap atribut telah melewati proses normalisasi sebelumnya (Lulu, Sari and Rachmawati 2012).

Menurut Nugraha, Surarso dan Noranita, Metode SAW mengenal adanya 2 (dua) atribut yaitu kriteria keuntungan (benefit) dan kriteria biaya (cost). Perbedaan mendasar dari kedua kriteria ini adalah dalam pemilihan kriteria ketika mengambil keputusan (Nugraha, Surarso and Noranita 2012).

Menurut Darmastuti, Kelebihan dari model Simple Additive Weighting (SAW) dibandingkan dengan model pengambilan keputusan yang lain terletak pada kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot preferensi yang sudah ditentukan, selain itu SAW juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada karena adanya proses perankingan setelah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut (Darmastuti 2013).

Tabel 2.1 Rekapitulasi Penelitian Terdahulu.

No Peneliti

Judul Penelitian

Metode

Hasil

1 Henry Wibowo S

Dari penelitian (2009)

Sistem Pendukung

FMADM &

Keputusan Untuk

Simple Additive tersebut menjelaskan

Menentukan Penerima

Weighting

bahwa semakin banyak

Beasiswa Bank Bri

(SAW)

sampel yang dipunyai,

Menggunakan Fmadm

maka tingkat

(Studi Kasus: Mahasiswa

validitasnya akan

Fakultas Teknologi

cenderung naik. dan

Industri Universitas

hasil akhir dari penelitian

Islam Indonesia)

adalah sebuah alternatif yang memiliki nilai alternatif terbaik dari alternatif yang lain.

Dalam bukunya di Kusumadewi dan Decision Making

2 Hartati,

Fuzzy Multiple Attribute

Fuzzy Multi-

jelaskan tentang aplikasi Harjoko (2006)

Attribute

Decision

logika fuzzy untuk

Making

penyelesaian masalah

(MADM)

pengambilan keputusan dalam bentuk Multi- Attribute Decision Making (MADM). Metode

SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada

3 Lulu, Sari dan Sistem Pendukung Simple Additive Dalam penelitian Rachmawati

tersebut bertujuan untuk (2010)

Keputusan Penentuan

Weighting

Karyawan Terbaik

mengembangkan Menggunakan Metode

(SAW)

applikasi pemilihan Saw (Simple Additive

karyawan terbaik Weighting) Studi Kasus

berdasarkan nilai Pt. Pertamina Ru Ii

tertinggi menggunakan Dumai

empat kriteria yang sebelumya dengan satu kriteria.

4 Nugraha, Surarso Sistem Pendukung Simple Additive Dalam penelitian dan

tersebut Metode Simple (2012)

Noranita Keputusan Evaluasi

Weighting

Pemilihan Pemenang

Additive Weighting Pengadaan Aset dengan

(SAW)

(SAW) digunakan untuk Metode Simple Additive

mendukung pengambilan Weighting (SAW)

keputusan dalam proses evaluasi alternatif pemilihan pemenang pengadaan aset terutama dalam proses perangkingan berdasarkan kriteria- kriteria telah ditentukan sehingga dapat memberikan rekomendasi evaluasi pemilihan pemenang pengadaan aset yang lebih objektif karena dapat dilakukan pembobotan terhadap kriteria yang telah ditentukan.

5 Darmastuti (2013) Implementasi Metode Simple Additive Pada peneletian tersebut Simple Additive

di jelaskan bahwa Weighting (Saw) Dalam

Weighting

dibandingkan Additive Sistem Informasi

(SAW)

Weighting (SAW) dengan Lowongan Kerja

model pengambilan Berbasis Web Untuk

keputusan yang lain

Rekomendasi Pencari

terletak pada

Kerja Terbaik

kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot preferensi yang sudah ditentukan.Tujuan dari penelitian tersebuat adalah mempertemukan penyedia kerja dan pencari kerja, pencari kerja dapat melamar lowongan kerja penyedia kerja, penyedia kerja dapat menerima pencari kerja yang telah melamar melalui fitur yang telah disediakan oleh sistem. Dapat menghasilkan rekomendasi pencari kerja terbaik dan hasil rekomendasi pencari kerja telah sesuai dengan kebutuhan penyedia kerja berdasarkan kriteria yang dibutuhkan. Applikasi Informasi lowongan kerja yang dibuat dinilai berhasil membantu penyedia kerja untuk memberikan rekomendasi pencari kerja terbaik serta berhasil membantu pencari kerja untuk memberikan rekomendasi lowongan kerja yang sesuai dengan minat pencari kerja

Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah :

; Jika j adalah atribut keuntungan (𝑏𝑒𝑛𝑎𝑓𝑖𝑡)

; Jika j adalah atribut biaya (𝑐𝑜𝑠𝑡)

Keterangan : r ij

= Nilai rating kinerja ternomalisasi. x ij = Nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria.

Max ij .x ij = Nilai terbesar dari setiap kriteria. Min ij .x ij = Nilai Terkecil dari setiap kriteria. benafit = Jika nilai terbesar terbaik. cost

= Jika nilai terendah terbaik.

Dikatakan atribut keuntungan apabila atribut banyak memberikan keuntungan bagi pengambil keputusan, sedangkan atribut biaya merupakan atribut yang banyak memberikan pengeluaran jika nilainya semakin besar bagi pengambil keputusan (Jaya 2012). Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai:

V i = ∑ 𝑚 𝑗=1 𝑤 𝑖. 𝑟 𝑖𝑗

Keterangan :

V i = Ranting untuk setiap alternatif w j = Nilai bobot untuk setiap kriteria r ij = Nilai ranting kinerja ternormalisasi

Langkah penyelesaian menggunakan metode SAW :

a. Menentukan criteria yang dijadikan acuan pengambilan keputusan.

b. Menentukan rating kecocokan setiap alternative pada setiap criteria.

c. Membuat matriks keputusan berdasarkan criteria, kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.

d. Hasil akhir diperoleh dari proses perangkingan yaitu penjumlahan dari perkalian matrik ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternative terbaik sebagai solusi

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM

Analisis dan perancangan sistem merupakan suatu pendekatan yang sistematis untuk mengindentifikasi masalah, arus data dan arus informasi serta merancang sebuah sistem informasi. Analisis dan perancangan sistem memerlukan tahapan yang sistematis untuk mendapatkan rancangan sistem yang baik dan sesuai dengan kegunaan dan tujuannya. Tahap awal dari analisis adalah menganalisa kebutuhan-kebutuhan sistem mulai dari kebutuhan pengguna, kebutuhan non fungsional, dan kebutuhan fungsional. Sedangkan untuk tahap perancangan aplikasi yaitu perancangan database dan perancangan antarmuka.

1. Analisis Kebutuhan

a. Pengumpulan Data.

Data yang diperlukan untuk melakukan analisa pemilihan supplier adalah hasil penilaian yang diberikan oleh para ahli yang berpengalaman pada PT. Sapta Energi Nusantara.

b. Analisis dengan Metode SAW

Dalam penyelesaian pemilihan supplier bahan baku dengan metode Simple Additive Weighting

di perlukan kriteria-kriteria dan bobot untuk melakukan perhitungannya sehingga akan didapat alternatif terbaik.

a. Kriteria dan Bobot Dalam proses SAW memerlukan kriteria yang akan dijadikan bahan pertimbangan pada proses perankingan Kriteria yang menjadi bahan pertimbangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1 Kriteria Dan Bobot.

Kriteria

Keterangan

Status Bobot

C1 Kualitas

Benafit 0,3

C2 Harga

Cost

C3 Pengiriman

Benafit 0,2

C4 Pelayanan

Benafit 0,15

C5 Kinerja masa lalu

Benafit 0,15

b. Parameter yang digunaka dalam sistem dan perhitungan

1) Kriteria Nilai Kualitas Kriteria Kualitas merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, berdasarkan jumlah nilai Kualitas yang diperoleh berdasarkan material yang di terima dari supplier. Berikut interval nilai Kualitas yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini.

Tabel 3.2 Nilai Kualitas

Keterangan

Nilai

Sangat Jelek

Sangat Baik

2) Kriteria Nilai Pengiriman Kriteria Pengiriman merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, berdasarkan ketepatan waktu dalam pengiriman material dari supplier. Berikut interval nilai pengiriman yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini.

Tabel 3.3 Nilai Pengiriman

Keterangan

Nilai

Sangat Jelek

Sangat Baik

3) Kriteria Nilai Pelayanan Kriteria pelayanan merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, berdasarkan pelayanan yang diberikan oleh supplier. Berikut interval nilai pelayanan yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy dibawah ini.

Tabel 3.4 Nilai Pelayanan

Keterangan

Nilai

Sangat Jelek

Sangat Baik

4) Kriteria Nilai Harga Kriteria harga merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, berdasarkan sesuai harga material pada masing- masing supplier.

5) Contoh Metode SAW Dalam Pemilihan Supplier

Tabel 3.5 Alternatif Supplier

Alternatif

Kriteria

Kinerja masa lalu Pelayanan PT. Jaya Mix

Baik PT. Master Steel

Baik

Sangat Baik

Baik

Sangat Baik Baik PT. Farrasindo

Sangat Baik

Baik

Sangat Baik Sangat Baik

Kemudian dari setiap alternative diberikan nilai berdasarkan kondisi dari setiap kriteria seperti tabel di bawah ini:

Tabel 3.6 Nilai Alternatif Supplier

Alternatif

Kriteria

Kinerja masa lalu Pelayanan PT. Jaya Mix

0.5 0.4 0.4 PT. Master Steel

0.4 0.5 0.4 PT. Farrasindo

Setelah itu normalisasi dengan rumus :

𝑀𝑎𝑥𝑖 .𝑥𝑖𝑗 ; Jika j adalah atribut keuntungan (𝑏𝑒𝑛𝑎𝑓𝑖𝑡) r ij = {

; Jika j adalah atribut biaya (𝑐𝑜𝑠𝑡)

Normalisai Pengiriman :

R 11 0.4 = 0.4 max (0.4;0.4;0.5) = 0.5 = 0.8

R 31 0.5 = 0.5 max (0.4;0.4;0.5) = 0.5 =1

Normalisai Harga:

R 12 min (20000;20200;23000) = 20000 20000 = 20000 =1 R 22 = min (20000;20200;23000) = 20000 = 0.990099001

R 32 min (20000;20200;23000) = 20000 23000 = 23000 = 0.869565217

Normalisai Kualitas:

13 0.5 R 0.5 =

max (0.5;0.4;0.4) = 0.5 =1

R 23 0.4 = 0.4 max (0.5;0.4;0.4) = 0.5 = 0.8

0.4 R 0.4 33 =

max (0.5;0.4;0.4) = 0.5 = 0.8

Normalisai Kinerja Masa Lalu:

R 14 0.4 = 0.4 max (0.4;0.5;0.5) = 0.5 = 0.8 R 24 0.5 = 0.5 max (0.4;0.5;0.5) = 0.5 =1

0.5 R 0.5 34 =

max (0.4;0.5;0.5) = 0.5 =1

Normalisai Pelayanan:

R 15 0.4 = 0.4 max (0.4;0.4;0.5) = 0.5 = 0.8

Setelah melakukan proses normalisasi selanjutnya melanjutkan proses perangkingan dengan mengalikan bobot yang telah di tentukan oleh pengambil keputusan: W = [0,3 ; 0,2 ; 0,2 ; 0,15 ; 0,15].

Perhitungan data bobot dengan rumus V i = ∑ 𝑚 𝑗=1 𝑤 𝑖. 𝑟 𝑖𝑗 maka hasil yang di peroleh adalah sebagai berikut:

V 1 = (0.8).(0.3) + (1).(0.2) + (1).(0.2) + (0.8).(0.15) + (0.8).(0.15) = 0.880.

V 2 = (0.8).(0.3) + (0.990099001).(0.2) + (0.8).(0.2) + (1).(0.15) + (0.8).(0.15) = 0.868.

V 3 = (1).(0.3) + (0.869565217).(0.2) + (0.8).(0.2) + (1).(0.15) + (1).(0.15) = 0.934 (Memiliki nilai terbesar sebagai alternative terbaik).

c. Spesifikasi Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan untuk pembuatan dan pengujian prototipe sistem adalah :

a. Laptop LENOVO Model 2007BC1, dengan kapasitas RAM 1022MB dan Harddisk 500GB.

b. Printer.

d. Spesifikasi Perangkat Lunak

Perangkat Lunak yang digunakan untuk pembuatan dan pengujian prototipe sistem adalah :

a. Windows XP Professional (5.1, Build 2600) Service Pack 3.

b. XAMPP for Windows 5.6.14.

c. Notepad++ 6.8.8.

d. Browser chrome Versi 47.0.2526.80 m terintegrasi javascript aktif.

2. Perancangan

identifikasi/pencarian permasalahan, analisispermasalahan, serta menentukan tujuan dan pengembangan sistem, akan dapat djadikan acuan dalam mengolah data transaksional yang terjadi ke dalam bentuk-bentuk informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Desain sistem meliputi :

Desain yang

diawali

dengan

a. Perancangan Database

Ada beberapa tahab dalam perancangan database diantaranya :

1) Diagram Context Diagram kontexs merupakan aliran yang memodelkan hubungan antara sistem dengan entitas. Selain itu diagram kontexs merupakan diagram yang paling awal yang terjadi dari suatu proses data dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem secara garis besarnya. Aliran dalam diagram kotexs memodelkan masukan dan keluaran sistem.

System Penunjang Keputusan (SPK) Dengan Metode Simple Additive Weighting Pemilihan Suplier (SAW) Input / edit Data Alternatif

Input / edit Data Job Input / edit Data Satuan Input / edit Data Nilai Input / edit Data Material Input / edit Data Kriteria

Tampilkan Data Kriteria Tampilkan Data Alternatif Tampilkan Data Nilai Tampilkan Data Satuan

Pengambil Keputusan

Tampilkan Data Job Tampilkan Data Material

Gambar 3.1 Diagram Context Dari DFD

2) Diagram Dekomposisi Diagram Dekomposisimerupakan aliran yang memodelkan hubungan antara sistem dengan entitas. Selain itu diagram kontexs merupakan diagram yang paling awal yang terjadi dari suatu proses data dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem secara garis besarnya. Aliran dalam diagram kotexs memodelkan masukan dan keluaran sistem.Diagram Dekomposisi pada sistem ini adalah sebagai berikut:

Pengambil Keputusan

Info Kriteria

Info Alternatif Info Material

Data Unit

Data Material

Data Kriteria Info Nilai 1.2

Data Job

1.6 Data Nilai

Gambar 3.2 Diagram Dekomposisi.

3) Diagram Data Flow Diagram (DFD) Level 0 DFD level 0 ini menggambarkan secara umum dari proses-proses yang terdapat pada sistem penunjang keputusan pemilihan supplier. Secara umum, prosesproses yang terdapat pada sistem penunjang keputusan pemilihan supplier terbagi menjadi dua proses, yaitu proses pendataan, proses laporan. Data store yang terdapat pada DFD level 0 ini antara lain: Satuan , Material, Kriteria, Job, Nilai, dan Alternatif.

Data Unit

Satuan

Pendataan

Data Alternatif

Alternatif

Info Data Nilai

Data Unit Info Data Alternatif Data Material

Info Data Material

Data Alternatif

Info Data Kriteria

Info Data Alternatif

Laporan

Data Kriteria

Data Job

Info Data Nilai

Data Nilai

Data Job

Info Data Material

Job

Material

Data Kriteria

Nilai

Pengambil

Info Data Kriteria

Keputusan

Kriteria

Gambar 3.3 Diagram Data Flow Diagram (DFD) Level 0

4) Diagram Data Flow Diagram (DFD) Level 1 DFD level 1 ini menggambarkan secara umum dari proses-proses yang terdapat pada sistem penunjang keputusan pemilihan supplier. Secara umum, prosesproses untuk menginput data yang akan di simpan dalam tabel database.

Unit

1.1 Pencatatan Data Unit

Kriteria

1.4 Pencatatan Data 1.3 Material

Pencatatan Data Kriteria

Data Alternatif

Pengambil Keputusan

1.2 Material

Pencatatan Data Alternatif

1.5 Pencatatan Data Job

Job 1.6

Pencatatan Data

Nilai

Nilai

Gambar 3.4 Diagram Data Flow Diagram (DFD) level 1

5) Diagram Data Flow Diagram (DFD) Level 2 DFD level 2 ini menggambarkan secara umum dari proses-proses yang terdapat pada sistem penunjang keputusan pemilihan supplier. Secara umum, prosesproses untuk review data yang tersimpan dalam tabel database dalam bentuk laporan atau informasi.

2.1 Unit Laporan Data Kriteria

Laporan Data

Material

Material

2.2 Laporan Data

Data Alternatif

Alternatif

Job

2.4 Laporan Data

Nilai

Nilai

Gambar 3.5 Diagram Data Flow Diagram (DFD) level 2

6) Rancangan Class diagram

Material Kriteria

Title Keterangan

Status Rab

ID Nilai

Unit

Alternatif

ID ID Job Title

Title Keterangan

Gambar 3.6 Class Diagram

7) LRS (Logical Record Structure)