Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Problem Solving pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Semester I Tahun Ajaran 2016/2017

  BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini akan membahas tentang setting penelitian, subjek penelitian, jadwal penelitian, variabel penelitian, rencana tindakan, teknik dan instrumen pengumpulan data, uji validitas dan realibilitas, analisis taraf kesukaran item soal, indikator keberhasilan dan analisis data secara lebih rinci akan dijelaskan sebagai berikut.

  3.1 Setting Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 06 Kecamatan

  Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV sebanyak 22 siswa terdiri dari 11 perempuan 11 laki-laki. Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 06 berada di daerah pedesaan dan umumnya berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial ekonomi yang sama yakni buruh atau petani. Kondisi masyarakat buruh yang demikian memiliki pengaruh besar terhadap aktivitas belajar siswa. Banyak orang tua yang tidak memiliki banyak waktu untuk memperhatikan proses dan perkembangan anaknya dalam belajar di rumah dan itu juga merupakan tanggungjawab orang tua. Orang tua menggap itu tanggung jawab sekolah dalam proses belajar anak. Anggapan yang seperti ini menyebabkan anak kurang perhatian dari orang tua sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa menjadi rendah. Siswa cenderung memanfaatkan waktu dengan bermain, sehingga hal ini juga menjadi pencerminan kebiasaan siswa di kelas.

  3.2 Jadwal dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2016/2017 pada bulan

  Agustus sampai dengan selesai. Lokasi Subjek penelitian ini adalah SDN Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo dalam pembelajaran Matematika Siswa Kelas IV Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.

  Tabel 1 Jadwal Tindakan PTK di Kelas IV SDN Sidorejo Lor 06

  Kecamatan Sidorejo No. Siklus/Pertemuan Hari, tanggal Jam ke-

  1. 1/1 Rabu, 31 Agustus 2016 3-4 2. ½ Jumat, 02 September 2016 1-2 3. 1/3 Rabu, 07 September 2016 3-4 4. 2/1 Jumat, 09 September 2016 1-2 5. 2/2 Rabu, 14 September 2016 3-4 6. 2/3 Jumat, 16 September 2016 1-2

  3.3 Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah pada siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor

  06 Kecamatan Sidorejo dengan jumlah 22 peserta didik. Terdiri dari 11siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Siswa SDN Sidorejo Lor memiliki latar belakang yang berbeda. Pertimbangan dimana peneliti mengambil subyek tersebut karena siswa belum terlihat dalam meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika jadi latar belakang tersebut juga mempengaruhi hasil belajar siswa di SDN Sidorejo Lor 06.

  3.4 Variabel Penelitian Variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi. Jenis-jenis variabel pada penelitian adalah sebagai berikut:

  a. Variabel Bebas (Indenpendent) Variabel bebas (indevenden) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen).

  Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah model pembelajaran Problem Solving.

  b. Variabel Terikat (Dependent) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependen) adalah hasil belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06.

  3.5 Definisi Operasioanl Sesuai dengan judul penelitian “Meningkatkan Hasil Belajar

  Matematika Dengan Menerapkan Model Problem Solving Pada Siswa Kelas

  4 SDN Sidorejo Lor 6 Semester I Tahun Ajaran 2016/2017”, definisi operasional dari variabel yang digunakan adalah: a. Model pembelajaran Problem Solving merupakan sebuah perantara yang menghadapkan peserta didik yang dibimbing oleh guru dalam pemecahan suatu masalah pada kegiatan pembelajaran. Pemecahan masalah yang dilakukan dengan berbagai cara atau alternatif pemecahan masalah yang ditemui. Untuk memudahkan dalam penyelesaian permasalahan individu maupun kelompok dalam belajar membutuhkan kerjasama yang baik dan ada hubungan timbal balik antar siswa dan guru mapun antar siswa itu sendiri. Dengan menerapkan model pembelajaran Problem Solving ini dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV.

  b. Hasil belajar matematika siswa terjadi peningkatan melalui penerapan model Problem Solving pada kegiatan pembelajaran. Peningkatan tidak terbatas pada hasil belajar, namun akan terjadi perubahan interaksi sosial dan aspek-aspek lainya.

  3.6 Desain Penelitian Berdasarkan masalah yang diajukan dalam ini lebih menekankan pada masalah proses, maka yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2010:17). Dalam satu siklus yang terdiri 1) perencanaan, 2) pelaksanaan dan pengamatan, dan 3) refleksi. Prosedur tindakan digambarkan pada gambar I berikut ini.

  Sumber: goo.gl/FhWaqh.21/9/2016 Rencana Tindakan

3.7 Rencana Tindakan

  Penelitian ini dilaksanakan dengan Pendekatan Tindak Penelitian ini dilaksanakan dengan Pendekatan Tindakan Kelas menurut an Kelas menurut Tim PGSM dalam Muslih (2009:9) Muslih (2009:9) Penelitian indakan kelas (PTK) adalah sebagai Penelitian indakan kelas (PTK) adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan tindakan yang as, memperdalam pemahaman terhadap tindakan tindakan yang as, memperdalam pemahaman terhadap tindakan tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut berlangsung. Kegiatan penelitian ini diawali dari permasalahan yang dialami guru berlangsung. Kegiatan penelitian ini diawali dari permasalahan yang dialami guru berlangsung. Kegiatan penelitian ini diawali dari permasalahan yang dialami guru didalam kelas.

  Permasalahan ini diawali mu Permasalahan ini diawali muncul dalam proses pembelajaran yang sedang ncul dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan menimbulkan dampak negatif terhadap siswa maupun berlangsung dan menimbulkan dampak negatif terhadap siswa maupun berlangsung dan menimbulkan dampak negatif terhadap siswa maupun pembelajaran itu sendiri. Adanya permasalahan dalam kelas ini oleh guru pembelajaran itu sendiri. Adanya permasalahan dalam kelas ini oleh guru pembelajaran itu sendiri. Adanya permasalahan dalam kelas ini oleh guru direfleksikan dalam suatu tindakan perbaikan yang terencana dan terukur deng direfleksikan dalam suatu tindakan perbaikan yang terencana dan terukur deng direfleksikan dalam suatu tindakan perbaikan yang terencana dan terukur dengan pengamatan maupun ukuran kuantitatif melalui peningkatan hasil belajar yang pengamatan maupun ukuran kuantitatif melalui peningkatan hasil belajar yang pengamatan maupun ukuran kuantitatif melalui peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berpola dan dicapai siswa. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berpola dan dicapai siswa. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berpola dan dirancang khusus untuk memecahkan permasalahan yang terjadi didalam proses dirancang khusus untuk memecahkan permasalahan yang terjadi didalam proses dirancang khusus untuk memecahkan permasalahan yang terjadi didalam proses pembelajaran.

  Penelitian ini harus dilaksanakan secara terencana dan menurut pada n ini harus dilaksanakan secara terencana dan menurut pada n ini harus dilaksanakan secara terencana dan menurut pada siklus, tiap pelaksanan penelitian minimal dilakukan 2 siklus. Bila hasil yang diharapkan sampai 2 belum maksimal, maka akan dilanjutkan pada 3 dan seterusnya.`Untuk lebih memahami apa yang disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK), perlu diketahui pengertian dan karakteristik PTK itu sendiri. Menurut Muslich ( 2009) karakteristik dari PTK adalah sebagai berikut: 1. Masalah PTK berawal dari guru.

  2. Tujuan PTK adalah memperbaiki pembelajaran.

  3. PTK adalah bersifat kolaboratif.

  4. PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar dikelas.

  5. PTK dapat menjembati kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan. Penelitian tindakan kelas dilihat dari karakteristiknya merupakan penelitian yang berawal dari ketidaksesuain harapan guru terhadap pembelajaran dengan kenyataan yang ada, ketidaksesuaian itu menimbulkan masalah pembelajaran dan menuntut perbaikan guna mencapai tujuan pembelajaran. Penelitian dilakukan oleh guru dengan prosedur yang ada dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diamati hasilnya. Menurut Hopkins dalam Muslich (2009:88) ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas, secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu tahap (1) perencanaan, (2) pelaksanaan (3) pengamatan dan (4) refleksi. Namun perlu diketahui bahwa tahapan pelaksanaan dan pengamatan sesungguhnya dilakukan secara bersamaan.

  3.6.1. Siklus I

  3.6.1.1. Perencanaan Pada tahap perencanaan ini yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menentukan kelas penelitian, waktu penelitian, dan kolabolator.

  b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan Problem Solving.

  c. Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan guru kelas untuk mengungkap permasalahan yang terjadi sehubungan dengan d. Menyiapkan alat dan bahan pelajaran untuk melakukan pengamatan.

  e. Menyusun lembar observer/guru pendamping peneliti sebagai observer kedua terhadap guru aktivitas guru kelas selama kegiatan belajar berlangsung.

  f. Penyusunan asesmen yaitu menggunakan tes dan hasil observasi.

  3.6.1.2. Pelaksanaan dan pengamatan

  3.6.1.2.1. Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran problem solving. Standar kompetensi 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelopatan dalam pemecahan masalah. Kompetensi dasar 2.3. menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB). Pelaksanaan pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit.

A. Kegiatan Awal

  Pembelajaran diawali dengan langkah berikut: 1. Salam pembuka, dan Doa sebelum memulai pembelajaran.

  2. Absensi dan apersepsi sebagai penyemangat sebelum pembelajaran.

  3. Motivasi dan penyemapaian tujuan pembelajaran. B. Kegiatan Inti Langkah pembelajaran pada pembelajaran melalui penerapan model problem solving adalah sebagai berikut:

  Tabel 2. Langkah-langkah Pembelajaran

  

Sintak Kegiatan Pembelajaran

Problem Solving

Merumuskan masalah Guru merumuskan suatu masalah terlebih dahulu

dan mengetahui masalah apa saja yang terjadi (Pendahuluan) pada pembelajaran pada saat kelas berlangsung

Menelaah masalah Guru mempelajari pengetahuan untuk

memperinci, dan menganalisis masalah dari (Pendahuluan) berbagai sudut masalah di dalam pembelajaran.

Merumuskan hipotesis Guru dan siswa bersama-sama berimajinasi

menemukan sebab akibat masalah dan penyelesaian masalah di dalam pembelajaran.

Mengumpulkan Guru mengumpulkan data, menyusun data dan

dan mengelompokkan data menyajikan data dari hasil menemukan masalah

sebagai bahan pembuktian di dalam pembelajaran dengan menggunakan

hipotesis (Eksplorasi, tabel atau diagram Elaborasi)

Pembuktian hipotesis Guru membahas data yang sudah di dapatkan,

dari hasil bahasan tersebut, guru menghitung atau (Konfirmasi). memberikan hasil data kemudian menyimpulkan. Menentukan pilihan Guru membantu siswa untuk

penyelesaian (Konfirmasi dan melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka atau proses-proses yang penutup). mereka gunakan.

  C. Kegiatan Akhir

  1. Siswa dan guru melakukan tanya kembali materi pelajaran sebelum mengerjakan soal evaluasi.

  2. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah disediakan.

  3. Kegiatan pembelajaran diakhiri setelah evaluasi selesai.

  3.6.1.2.2. Pengamatan Proses pengamatan atau observasi proses pembelajaran yang berlangsung yaitu dilakukan oleh guru kelas IV SD Negeri Sodorejo Lor 06 menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.

  3.6.1.3. Refleksi Kegiatan refleksi dilakukan setelah proses pelaksanaan siklus I selesai dilakukan. Hasil dari observasi dan hasil belajar siswa yang telah diolah dan dilakukan analisis, adanya kekurangan dan ketidak sesuaian hasil yang diperoleh akan dilakukan perbaikan pada kegiatan pelaksanaan siklus II.

  3.6.2. Siklus II

  3.6.2.1. Perencanaan Proses tindakan siklus 2 merupakan kelanjutan dari siklus 1. Proses tindakan siklus 2 dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi siklus 1. Berdasarkan refleksi siklus 1 telah dijabarkan kekurangan-kekurangan yang memerlukan perbaikan dalam pembelajaran untuk itu dilaksanakan siklus 2. Pelaksanaan siklus 2 melalui tahap yang sama dengan siklus 1 meliputi: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran berupa video, membuat dan merancang lembar observasi, membuat soal-soal evaluasi untuk siklus 2.

  3.6.2.2. Pelaksanaan dan pengamatan

  3.6.2.2.1. Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran problem solving. Standar kompetensi 2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelopatan dalam pemecahan masalah. Kompetensi dasar 2.3. menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB). Pelaksanaan pada siklus 2 terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit.

A. Kegiatan Awal

  Pembelajaran diawali dengan langkah berikut: 1. Salam pembuka, dan Doa sebelum memulai pembelajaran.

  2. Absensi dan apersepsi sebagai penyemangat sebelum pembelajaran.

  3. Motivasi dan penyemapaian tujuan pembelajaran. B. Kegiatan Inti Langkah pembelajaran pada pembelajaran melalui penerapan model problem solving adalah sebagai berikut:

  Tabel 3. Langkah-langkah Pembelajaran

  

Sintak Kegiatan Pembelajaran

Problem Solving

Merumuskan masalah Guru merumuskan suatu masalah terlebih dahulu

dan mengetahui masalah apa saja yang terjadi (Pendahuluan) pada pembelajaran pada saat kelas berlangsung

Menelaah masalah Guru mempelajari pengetahuan untuk

memperinci, dan menganalisis masalah dari (Pendahuluan) berbagai sudut masalah di dalam pembelajaran.

Merumuskan hipotesis Guru dan siswa bersama-sama berimajinasi

menemukan sebab akibat masalah dan penyelesaian masalah di dalam pembelajaran.

Mengumpulkan Guru mengumpulkan data, menyusun data dan

dan mengelompokkan data menyajikan data dari hasil menemukan masalah

sebagai bahan pembuktian di dalam pembelajaran dengan menggunakan

hipotesis (Eksplorasi, tabel atau diagram Elaborasi)

Pembuktian hipotesis Guru membahas data yang sudah di dapatkan,

dari hasil bahasan tersebut, guru menghitung atau (Konfirmasi). memberikan hasil data kemudian menyimpulkan. Menentukan pilihan Guru membantu siswa untuk

penyelesaian (Konfirmasi dan melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka atau proses-proses yang penutup). mereka gunakan.

  C. Kegiatan Akhir

  1. Siswa dan guru melakukan tanya kembali materi pelajaran sebelum mengerjakan soal evaluasi.

  2. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah disediakan.

  3. Kegiatan pembelajaran diakhiri setelah evaluasi selesai.

  3.6.2.2.2. Pengamatan Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran guru lain yang bertindak sebagai observer melakukan observasi pelaksanaan siklus 1 yang dilakukan oleh guru kelas mengenai aktivitas guru dalam

  3.6.2.3. Refleksi Berdasarkan hasil dari observasi, kemudian dilakukan refleksi dan evaluasi kegiatan pelaksanaan tindakan mengenai hal-hal yang belum dan hal-hal yang sudah dicapai dalam pembelajaran. Kemudian dari hasil refleksi dan hasil evaluasi digunakan sebagai acuan untuk perbaikan siklus yang berikutnya.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

  Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini, maka ditentukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, yaitu :

a. Observasi

  Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Purwanto, 2012:149). Dengan kata lain, observasi sebagai alat evaluasi untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan dengan cara pencatatan yang sistematis dari kegiatan siswa secara individu maupun ketika berada didalam kelompok.

  Observasi dilakukan terhadap pembelajaran Matematika dengan menggunakan pembelajaran problem solving. Dengan menggunakan strategi ini data yang ingin diperoleh adalah data percapaian hasil belajar di dalam kelas. Kisi

  • – kisi observasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar guru dan siswa.

  Tabel 4 Kisi-Kisi Kegiatan Guru pada Pembelajaran Matematika

1 Merumuskan masalah a. Melakukan apersepsi

2 Menelaah masalah

  3 Merumuskan hipotesis a. Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi dalam kelompok b. Guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari 8, 11

  14

  6 Menentukan Pilihan Penyelesaian a. Menyimpulkan materi pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran yang akan diajarkan

pada pertemuan berikutnya

  Memberikan penguatan terhadap jawaban kelompok 12, 13

  Menanyakan pendapat tentang hasil presentasi kelompok kepada kelompok lain b.

  4 Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis a. Meminta perwakilan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 9, 10

  5, 6, 7

  Menggunakan Strategi Problem Solving

  c. Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi, mengawasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan diskusi.

  b. Melakukan tanya jawab

  a. Menyajikan pembelajaran menggunakan media

  d. Memperlihatkan media sebagai masalah awal 1, 2, 3, 4

  c. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai

  b. Memberikan motivasi

  

No Sintak Indikator No Item

5 Pembuktian Hipotesis a.

  Tabel 5 Kisi-Kisi Kegiatan Siswa pada Pembelajaran Matematika

  Menggunakan Strategi Problem Solving

  Konsep ASpek Indikator No Item

  1. Pra pembelajaran 1. Kesiapan dalam mengikuti pembelajaran 1.

  2.Kegiatan

  1. Menyimak penjelasan materi 5, 6 pembelajaran

  2. Keterlibatan dalam proses pembelajaran 7, 10, 12

  3. Penggunaan pembelajaran menggunakan 2, 3, 4, Penerapan metode Problem Solving 8, 9, 11 Metode a. Merumuskan dan menegaskan masalah Pembelajaran b. Mencari fakta pendukung dan Problem merumuskan hipotesis Solving c. Mengadakan pengujian atau verifikasi

  d. Menarik kesimpulan

3.Akhir

  1. Menanggapi evaluasi 13, 14 Pembelajaran

a. Tes

  Tes adalah ”a type of assessment that uses specific procedures to obtain information and convert that information to numbers or scores” (Friedenberg, 1995 dalam Supratiknya 2012:25). Artinya, tes merupakan salah satu jenis asesmen yang menggunakan aneka prosedur spesifik untuk memperoleh informasi dan mengonversikan atau mengubah informasi tersebut ke dalam skor atau bilangan.

  Tes digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar Matematika pokok bahasan tentang menghitung KPK dan FPB. Tes digunakan sebagai instrumen penelitian dalam pengumpulan data untuk mengetahui siswa yang mampu mengerjakan soal dan yang tidak mengerjakan soal. Bentuk tes berupa soal uraian, karena dengan tes uraian akan terlihat kemampuan siswa dalam mempresentasikan setiap soal.

  Kisi-kisi tes dilakukan untuk mengetahui seberapa besar siswa memahami materi yang sudah diberikan selama tiga kali pertemuan. Kisi-kisi tes ini dibuat menurut pada ketentuan indikator pada setiap potensi dasarnya.

  Tabel 6 Kisi-kisi instrumen soal siklus I

  Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Item Soal

  Indikator proses dalam penelitian merupakan ketercapaian dalam proses pembelajaran kegiatan guru mengajar dan kegiatan siswa dalam belajar terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan problem solving. Penerapan problem solving ini dapat tercapai jika berada pata kategori sangat baik. Kategori tersebut tercapai apabila seluruh langkah-langkah yang dilakukan memperoleh skor maksimal berdasarkan rubrik skor lembar observasi.

  17, 20

  4. Menyelesaikan soal FPB dari tiga bilangan 11, 13, 14, 16,

  3. Menyelesaikan soal FPB dari dua bilangan 10, 12, 15, 18, 19

  2. Mendefinisikan pengertian FPB 2, 7, 8, 9

  1. Mendefinisikan pengertian faktor 1, 3, 4, 5, 6

  2.3 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB)

  2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah

  Kisi-kisi instrumen soal siklus II

  Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Item Soal

  20 Tabel 7

  4. Menyelesaikan soal KPK dari tiga bilangan 7, 12, 14, 17, 19,

  13, 15, 16, 18

  3. Menyelesaikan soal KPK dari dua bilangan 6, 8, 9,10, 11,

  2. Mendefinisikan pengertian KPK 3, 5,

  1, 2, 4,

  1. Mendefinisikan pengertian kelipatan.

  2.3 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB)

  2. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah

3.9 Indikator Kinerja

3.8.1. Indikator Proses

3.8.2. Indikator Hasil

  Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar matematika melalui penerapan problem solving. Ketuntasan hasil belajar yang diharapkan adalah siswa mampu mencapai nilai KKM 70 dengan bobot persentasi 85% dari seluruh siswa.

3.10 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.10.1 Uji Validitas

  Uji validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrument dalam mengukur dengan apa yang hendak diukur. Siregar (2010:316) bahwa N=36 (N=jumlah siswa) batas konfesiennya >0,329. Untuk mengukur validitas digunakan program komputer yaitu aplikasi SPSS 16.0 for Windows dengan mengunakan Corrected Item Total Correlation yang merupakan korlasi antara skor tiap item dengan skor total soal dikatakan valid apabila nilai koenfisiennya >0,329. Apabila ada soal yang nilai koenfisiennya <0,329 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan.

  Untuk lebih jelas mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada (Corrected Item Total Coorelation). Validitas satu tes dapat dihitung dengan mengunakan bantuan Software SPSS 16.0, yaitu dengan cara Analyze-Scale- Reliability Analizy pilih item soal pindah ke kolom item lkik Statistic (Descriptives for) centang scale if item deleted-continue klik Ok.

  Tabel 8 Hasil Validitas Instrument Tes Siklus I

  2, 3, 13 Total

  17

  16 Siklus II .874

  Siklus I .957

  

Cronbach's Alpha

N of Items

  Soal

  Tabel 10 Hasil Uji Reliabilitas Soal

  Selain digunakan uju validitas juga perlu adanya pengujian reliablitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrument menggunakan program SPSS 16,0 for Windows. Sama dengan penguji validitas, untuk menguji reliabilitas penulisan mengunakan juga data hasil pekerjaan siswa. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman. Hasil yang diperoleh berdasarkan langkah-langkah diatas adalah tampak pada tabel dibawah ini:

  3 Uji validitas instrumen tes akhir siklus II terdiri dari 17 soal yang valid dan 3 soal tidak valid.

  17

  20 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18 19, 20

  Bentuk Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid Pilihan Ganda

  1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,

  Bentuk Instrument Item Soal Valid Tidak valid Pilihan Ganda

  Tabel 9 Hasil Validitas Instrument Tes Siklus II

  4 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 20 soal pilihan ganda yang dapat diujikan 16 soal yang valid dan soal yang tidak valid 4 soal.

  16

  Total

  19 3, 4, 11, 20

  1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,

  1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20

3.10.2 Uji Reliabilitas

3.11 Uji Tingkat Kesukaran Intrumen

  Tingkat kesukaran dapat didefinisikan data yang menunjukan proporsi peserta didik yang menjawab benar setiap butir instrumen (Slameto, 2001). Semakin tinggi tingkat kesukaran soal tersebut makan semakin mudah instrumen soal, demikian sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran soal berarti semaikn tinggi tingkat kesukarannya. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang umumnya ditentukan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P) dirumuskan seperti berikut:

  P = B/N Dimana: B = jumlah peserta didik yang menjawab benar, N = jumlah peserta didik, P = proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar. (Wardani, 2014).

  Tingkat kesukngkat pada umumnya dinyatakan proporsi, yang besarnya 0,00-1,00. Aiken, 1994 dalam Wardani, 2014). Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal, dapat menggunakan tabel berikut:

  Tabel 11 Interval Tingkat Kesukaran

  

Interval Ketegori

0,00-0,38 Sukar

0,39-0,68 Sedang

0,69-1,00 Mudah

  Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal menggunakan Miscrosoft Excel 2007, melakukan pilihan semua jawaban responden tiap item soal, selanjutnya klik Average. Data yang diperoleh melalui langkah tersebut dideskrifsikan dengan hasil pada tabel berikut:

  Tabel 12 Hasil Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal

  Analisis Soal Mudah Sedang Sukar Siklus I 3, 4, 11, 20 1, 2, 5, 6, 7, 9, 10, 8, 13, 14, 17, 19 12, 15, 16, 18 Siklus II 2, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 1, 6, 7, 10, 15, 16 13, 18

  12, 14, 19, 20

3.12 Analisis Data

  Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan, yaitu teknik analisis untuk data hasil observasi dan teknik analisis untuk data hasil tindakan.

3.11.1. Analisis Data Variabel Bebas (Independen)

  Data hasil observasi dalam penelitian ini meliputi data hasil observasi kegiatan guru, data hasil observasi kegiatan siswa dan observasi implementasi pembelajaran Problem Solving. Observasi kegiatan guru dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II. Observasi kegiatan guru digunakan untuk mengukur apakah guru sudah baik dalam menerapkan pembelajaran Problem Solving. Lembar observasi kegiatan guru terbagi dalam kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Observer mengamati kegiatan guru selama tiga pertemuan dalam setiap dua siklus. Observer mengisi lembar observasi kegiatan guru dengan memberikan skor 1,2,3, dan 4 pada kolom tiap item instrumen.

  Berikut merupakan tabel penskoran pada lembar observasi kegiatan guru dan siswa proses pembelajaran.

  Tabel 13 Skor Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Proses

  Pembelajaran Matematika Penerapan Metode Problem Solving Skor Keterangan

  4 Sangat Baik

  3 Baik

  2 Cukup

  1 Kurang

3.11.2. Analisis Data Variabel Terikat (Dependen)

  Setelah dilakukan analisis data terhadap data hasil observasi kemudian dilakukan data terhadap data hasil tindakan kelas. Data hasil tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data mengenai hasil belajar siswa.

  Observasi terhadap hasil belajar siswa dilakukan dengan mengisi lembar observasi siswa masing-masing indikator. Hasil belajar siswa diamati selama pra siklus, pelaksanaan siklus I dan siklus II. Peneliti membuat 4 kategori untuk menarik kesimpulan berdasarkan skor hasil belajar siswa, yaitu tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan rentang skor yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peneliti membuat rentang skor masing-masing kategori dengan cara

  − 16 − 4 = = 3

  ℎ

  4 Tinggi : 14-16 Sedang : 11-13 Rendah : 8-10 Sangat rendah : 5-7

  Dari total skor hasil belajar masing-masing siswa, maka dapat disimpulkan apakah hasil belajar masing-masing siswa termasuk ke dalam kategori tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Peneliti menetapkan bahwa salah satu syarat pembelajaran dikatakan berhasil apabila minimal 85% siswa berada pada kategori hasil belajar sedang dan tinggi.

  Peneliti membuat rekapitulasi data hasil belajar masing-masing siklus. Rekapitulasi hasil belajar tiap siklus didapatkan dari 3 pertemuan berlangsung kemudian peneliti menentukan skor rata-rata yang diperoleh masing-masing siswa termasuk kategori hasil belajar tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Untuk mempermudah membaca data, peneliti membuat tabel dan diagaram mengenai hasil belajar siswa masing-masing dari siklus. Kemudian untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa sudah mencapai indikator atau belum, peneliti membuat tabel dan diagram.

  Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh pada siklus I dan siklus II. Untuk mengukur hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran IPA bisa dengan tes evaluasi dengan kriterian yang ditentukan peneliti dengan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM 70).

  Tabel 14 Ketuntasan Hasil Belajar

  KKM Kualifikasi ≥70

  Tuntas <70

  Tidak Tuntas Setelah didapatkan data mengenai hasil belajar siswa, kemudian peneliti membuat tabel distribusi frekuensi pra siklus, siklus I dan siklus II untuk mempermudah dalam membaca data mengenai hasil belajar siswa. Kemudian data mengenai hasil belajar siswa dibuat dalam bentuk diagaram. Setelah itu peneliti membuat tabel ketuntasan belajar siswa untuk menentukan jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas. Untuk lebih jelas mengenai presentase ketuntasan hasil belajar siswa, peneliti membuat diagram hasil pra siklus, siklus I dan siklus II.

  Setelah melakukan pengolahan data terhadap hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Matematika maka peneliti melakukan analisis belajar siswa dengan melakukan pra siklus, siklus I dan siklus II.

  Dari segi hasil belajar, salah satu syarat pembelajaran dikatakan berhasil ialah minimal 85% dari 22 siswa berada pada kategori sedang dan tinggi.

Dokumen yang terkait

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Program Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) Di Sekolah Dasar Negeri 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung

0 0 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Program Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) Di Sekolah Dasar Negeri 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung

0 0 43

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Program Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) Di Sekolah Dasar Negeri 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Program Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) Di Sekolah Dasar Negeri 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Normatif dan Adaptif di SMK Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 8

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Normatif dan Adaptif di SMK Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014

0 1 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Normatif dan Adaptif di SMK Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Normatif dan Adaptif di SMK Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 49

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Globalisasi Pendidikan: Studi Mengenai Kualitas Layanan Perpustakaan di Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Kristen Satya Wacana Sal

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Problem Solving pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Semester I Tahun Ajaran 2016/2017

0 0 17