BUMI BULAN DAN ALAM SEMESTA MAKALAH INDI

MAKALAH
BUMI, BULAN, DAN ALAM SEMESTA

Oleh:
Ilham Rianto. NPM 1643010110
KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PRODI ILMU KOMUNIKASI
2016

Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

3

1.2 Rumusan Masalah

4


1.3 Tujuan Makalah

4

1.4 Manfaat

4

Bab II Pembahasan
2.1.1 Pengertian Bumi

5

2.1.2 Bagian-Bagian Bumi

6

2.1.3 Atmosfer

7


2.1.4 Hidrosfer

8

2.1.5 Rotasi Bumi

8

2.1.6 Akibat dari Rotasi Bumi

8

2.2.1 Pengertian Bulan

9

2.2.2 Fase Bulan

10


2.3.1 Pengertian Alam Semesta

11

2.3.2 Teori Terbentuknya Alam Semesta:

11

2.3.3 Teori Terbentuknya Galaksi dan Tata Surya

12

BAB III Kesimpulan
3.1.1 Kesimpulan

14

Bab I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Alam semesta memiliki awal yang sampai saat ini hanya berdasarkan teori
saja. Tanpa bukti yang signifikan tetapi cukup dapat dijelaskan sesuai dengan
logika yang ada. Dari berbagai teori tersebut seseorang dapat mengetahui atau
memilih teori yang sesuai dengan pemikiran orang tersebut. Alam semesta tak
mungkin dapat secara tiba-tiba terbentuk. Semua yang ada di alam semesta ini
pasti ada prosesnya dari proses terbentuknya sesuatu sampai sesuatu itu tiada lagi
di alam semesta ini.
Bumi merupakan salah satu bagian dari alam semesta ini. Walau bumi
sangatlah kecil dengan apa yang ada di dalam alam semesta ini tetapi bumi
tetaplah menjadi hal yang terpenting. Sumber kehidupan sampai saat ini hanya
terdapat di bumi dan belum ditemukan di planet lain di alam semesta ini. Bumi
memiliki kandungan yang sangat cukup untuk adanya kehidupan.
Bulan sendiri merupakan bagian dari sebuah planet. Seperti halnya bulan yang
dimiliki oleh Bumi tidak dapat terlepas dari kehidupan di Bumi. Dengan tidak
adanya bulan maka bumi sendiri akan mendapatkan begitu banyak bencana dari
luar ataupun dari dalam

Hal itu yang membuat saya ingin membuatkan sebuah makalah tentang bumi,
bulan, dan alam semesta agar pembaca dapat lebih memahami apa yang terdapat

pada bumi, bulan, dan alam semesta

1.2 Rumusan Masalah
A. Apa saja teori-teori, sistem, dan bagian-bagian dari alam semesta dan tata
surya?
B. Bagaimana hipotesis kejadian bumi dan susunan lapisan bumi?
C. Bagaimana peran bulan bagi bumi
1.3 Tujuan Makalah
A. Untuk mengetahui teori-teori, sistem, dan bagian-bagian dari alam semesta
dan tata surya?
B. Untuk mengetahui hipotesis kejadian bumi dan susunan lapisan bumi?
C. Untuk mengetahui peran bulan bagi bumi
1.4 Manfaat Makalah
Manfaat makalah ini adalah untuk mereka yang memiliki keinginan untuk
mengetahui lebih mengenai apa yang terdapat pada bumi, bulan, dan alam
semesta.

BAB II
MATERI
2.1.1 Pengertian Bumi

Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan
usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6
juta kilometer atau 1 AU (ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara
(atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung
permukaan Bumi dari angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa.
Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan
udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.
Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer
dan melindungi bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah
antara -70°C hingga 55°C bergantung pada iklim setempat. Sehari di dibagi menjadi
24 jam dan setahun di bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa
seberat 59.760 milyar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat
jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit
perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai 1.
Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi
diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi
Bumi dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8%
permukaan bumi diliputi air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan
1% uap air, karbondioksida, dan gas lain.
Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel

beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500°C, diselimuti pula oleh inti luar yang
bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal
2.800 kilometer membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak
bumi setebal kurang lebih 85 kilometer.

Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi
terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng
(teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa bumi.
Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848
meter, dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan
kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman
1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.
2.1.2 Bagian – Bagian Bumi
Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan
planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak
bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370
km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis
mahluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur,
lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :
1.


Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal

lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari
batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk
hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi
dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2.

Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah

lapisan kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan
batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.
3.

Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam

besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km.
Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti
luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200


oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700
km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 oC.
Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian,
yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair
(hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau
dan sungai; bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta
bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer).
Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya
dalam siklus biogeokimia dari berbagai unsure kimia yang ada di bumi, proses
transfer panas dan perpindahan materi padat.
2.1.3 Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh
dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama
karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran
bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah perbedaan
tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus
angin.
Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi memiliki
arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka bumi.

Fungsi atmosfer antara lain :
1. Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari dan
hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari.
2. Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi
3. Menyediakan okisgen dan karbon dioksida.
4. Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi.
Peran atmosfer dalam mengurangi radiasi matahari sangat penting. Apabila tidak ada
lapian atmosfer, suhu permukaan bumi bila 100% radiasi matahari diterima oleh

permukaan bumi akan sangat tinggi dan dikhawatirkan tidak ada organisme yang
mampu bertaham hidup, termasuk manusia.
2.1.4 Hidrosfer
Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen
menjadi H2O. Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan air
yang menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer. Hidrosfer meliputi samudera,
laut, sungai, danau, gletser, salju, air tanah, serta uap air di atmosfer.
2.1.5 Rotasi Bumi
Bumi melakukan beberapa gerak yang alami, yaitu gerak rotasi dan revolusi.
Gerak rotasi bumi merupakan gerak berputarnya bumi pada porosnya (sumbu).
Gerakan rotasi ini menyebabkan daerah sepanjang equator bergerak cepat, sedangkan

di daerah kutub hampir-hampir tidak mengalami pergerakan. Bumi yang berbentuk
bulat mengalami perubahan bentuk akibat gerakan rotasi yang dilakukan. Perubahan
tersebut adalah terbentuknya daerah agak pepat di kedua kutubnya dan seakan-akan
sebagian massa bumi tertumpuk di daerah equator. Bentuk ini disebabkan rotasi bumi
yaitu perputaran bumi pada porosnya. Gerak rotasi bumi terjadi dari arah barat ke
timur. Jika dilihat dari kutub utara, rotasi bumi memiliki arah berlawanan arah jarum
jam. Sedangkan jika dilihat dari arah kutub selatan arah rotasi bumi searah dengan
arah jarum jam.
Poros (sumbu) bumi merupakan garis khayal yang menandakan sumbu rotasi
dari bumi, yang melalui kutub utara dan kutub selatan. Poros bumi tidaklah tegak
lurus, tetapi mengalami kemiringan sebesar 23,5o dari garis tegaknya.
2.1.6 Akibat dari Rotasi Bumi
Waktu rotasi bumi dalam satu putaran adalah 23 jam 56 menit. Akibat dari
rotasi bumi, menimbulkan beberapa gejala alam seperti (a) terjadinya pergantian
siang dan malam, (b) perbedaan waktu di berbagai tempat di muka bumi, (c) gerak
semu harian bintang, (d) perbedaan besar gaya gravitasi di berbagai tempat di bumi,
dan (e) terjadinya pembelokan arah angin.

2.2.1

PENGERTIAN BULAN

Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami
terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan
cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari.
Jarak rata-rata Bumi-Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali
diameter Bumi. Diameter Bulan adalah 3.474 km, sedikit lebih kecil dari seperempat
diameter Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2 persen volume Bumi dan
tarikan gravitasi di permukaannya sekitar 17 persen daripada tarikan gravitasi Bumi.
Bulan beredar mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari (perode orbit), dan variasi
periodik dalam sistem Bumi-Bulan-Matahari bertanggungjawab atas terjadinya fasefase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari (perode sinodik).
Massa jenis Bulan (3,4 g/cm³) adalah lebih ringan dibanding massa jenis Bumi
(5,5 g/cm³), sedangkan massa Bulan hanya 0,012 massa Bumi.
Bulan yang ditarik oleh gaya gravitasi Bumi tidak jatuh ke Bumi disebabkan oleh
gaya sentrifugal yang timbul dari orbit Bulan mengelilingi bumi. Besarnya gaya
sentrifugal Bulan adalah sedikit lebih besar dari gaya tarik menarik antara grafvitasi
Bumi dan Bulan. Hal ini menyebabkan Bulan semakin menjauh dari bumi dengan
kecepatan sekitar 3,8cm/tahun.
Bulan berada dalam orbit sinkron dengan Bumi, hal ini menyebabkan hanya satu
sisi permukaan Bulan saja yang dapat diamati dari Bumi. Orbit sinkron menyebabkan
kala rotasi sama dengan kala revolusinya.
Di bulan tidak terdapat udara ataupun air. Banyak kawah yang terhasil di
permukaan bulan disebabkan oleh hantaman komet atau asteroid. Ketiadaan udara
dan air di bulan menyebabkan tidak adanya pengikisan yang menyebabkan banyak
kawah di bulan yang berusia jutaan tahun dan masih utuh. Di antara kawah terbesar
adalah Clavvius dengan diameter 230 kilometer dan sedalam 3,6 kilometer. Ketidak
adaan udara juga menyebabkan tidak ada bunyi dapat terdengar di Bulan.
-

Bulan saat ini adalah satu-satunya benda langit yang pernah didatangi dan
didarati manusia.
Obyek buatan pertama yang melintas dekat Bulan adalah kendaran luar
angkasa milik Uni Sovyet, Luna 1, obyek buatan pertama yang membentur
permukaan Bulan adalah Luna 2, dan foto pertama sisi jauh bulan yang tak pernah
terlihat dari Bumi, diambil oleh Luna 3, kesemua misi dilakukan pada 1959.
Kendaran luar angkasa pertama yang berhasil melakukan pendaratan adalah
Luna 9, dan yang berhasil mengorbit Bulan adalah Luna 10, keduanya dilakukan
pada tahun 1966.
Program Apollo, program misi luar angkasa milik Amerika Serikat, adalah
satu-satunya misi berawak yang sampai saat ini telah berhasil melakukan 6 kali
pendaratan berawak antara 1969 dan 1972.
2.2.2

FASE BULAN
Bulan purnama adalah keadaan ketika Bulan nampak bulat sempurna dari

Bumi. Pada saat itu, Bumi terletak hampir segaris di antara Matahari dan Bulan,
sehingga seluruh permukaan Bulan yang diterangi Matahari terlihat jelas dari arah
Bumi.
Kebalikannya adalah saat bulan mati, yaitu saat Bulan terletak pada hampir
segaris di antara Matahari dan Bumi, sehingga yang terlihat dari Bumi adalah sisi
belakang Bulan yang gelap, alias tidak nampak apa-apa.
Di antara kedua waktu itu terdapat keadaan bulan separuh dan bulan sabit,
yakni pada saat posisi Bulan terhadap Bumi membentuk sudut tertentu terhadap garis
Bumi – Matahari. Pada saat itu, hanya sebagian permukaan Bulan yang disinari
Matahari yang terlihat dari Bumi.

2.3.1 Pengertian Alam Semesta
Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos.
Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil,
misalnya atom, elektron, sel, amuba dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos adalah
benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet
dan galaksi.
Para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian
tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada didalamnya.
2.3.2 Teori Terbentuknya Alam Semesta:
1. Teori Keadaaan Tetap (Steady-state theory)
Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam
semesta dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebut alam
semesta terjadi pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam
semesta selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu
sama lain. Teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai jumlah
yang sebanding dengan galaksi lama. Dengan diketahui kecepatan radial galaksigalaksi menjauhi bumi yang dihubungkan dengan jarak antara galaksi-galaksi dengan
bumi dari hasil pemotretan satelit, maka disimpulkan bahwa makin jauh jarak galaksi
terhadap bumi, makin cepat galaksi tersebut bergerak menjauhi bumi. Hal ini sesuai
dengan garis spektra yang menuju merah, yang hal ini sering dikenal dengan
pergeseran merah. Dari hasil penemuan ini menguatkan bahwa alam semesta selalu
mengembang (ekspansi) dan menipis (kontraksi). Dengan demikian harus ada
“ledakan” atau “dentuman” yang memulai adanya pengembangan.
2. Teori Dentuman Besar (Big-bang theory)
Teori ini dikembangkan oleh George Lemaitre.Teori ini menyatakan pada mulanya
alam semesta berupa sebuah “primeval atom” yang berisi semua materi dalam
keadaan yang sangat padat. Suatu ketika atom ini meledak dan seluruh materinya
terlempar keruang alam semesta. Berdasarkan dari asumsi adanya massa yang sangat
besar dan mempunyai masa jenis yang sangat besar, karena adanya reaksi inti

kemudian meledak dengan hebat. Massa tersebut kemudian mengembang dengan
sangat cepat menjauhi pusat ledakan. Sejak itulah dimulai ekspansi yang berlangsung
ribuan juta tahun dan akan terus berlangsung jutaan tahun lagi. Pada suatu saat nanti
ekspansi tersebut akan berakhir.
2.3.3 Teori Terbentuknya Galaksi dan Tata Surya
Menurut Fowler, 12 ribu juta tahun yang lalu galaksi kita masih berupa kabut
gas hidrogen yang sangat besar sekali yang berada diluar angkasa. Ia bergerak
perlahan mengadakan rotasi sehingga keseluruhannya berbentuk bulat. Karena gaya
beratnya maka ia mengadakan kontraksi. Massa bagian luar banyak yang tertinggal
pada bagian yang berkisar lambat dan mempunyai berat jenis yang besar terbentuklah
bintang-bintang. Gumpalan kabut yang telah menjadi bintang itupun secara perlahan
mengadakan kontraksi. Energi potensialnya mereka keluarkan dalam bentuk sinar dan
panas radiasi dan bintang-bintang itupun makin turun temperaturnya. Setelah
berpuluh ribu juta tahun ia mempunyai bentuknya yang tetap seperti matahari.
Galaksi merupakan kumpulan 1011 atau 100 milyard bintang-bintang, salah
satu diantaranya adalah Matahari atau pusat tata surya kita ini. Kumpulan bintangbintang dan dalam galaksi bentuknya menyerupai lensa cembung yang pipih atau
berbentuk cakram. Dimana garis tengahnya mempunyai panjang 100 tahun cahaya,
tebalnya 10 tahun cahaya. Matahari atau pusat tata surya kita berada pada jarak 30
tahun cahaya dari pusat galaksi.
Berdasarkan apa yang nampak dari hasil pengamatan, dapat kita bedakan
adanya 3 macam galaksi :
a. Galaksi berbentuk spiral
b. Galaksi berbentuk elips
c. Galaksi berbentuk tak beraturan
Induk dari matahari kita adalah galaksi Bima Sakti (Milky Way) yang
berbentuk spiral dan memiliki tidak kurang dari 100 ribu juta bintang dan masih
banyak gumpalan-gumpalan kabut gas maupun galaksi kecil yang banyak jumlahnya.
Galaksi Andromeda merupakan galaksi terdekat yang juga berbentuk spiral dan

jauhnya 870.000 tahun cahaya. Galaksi mengadakan rotasi dengan arah berlawanan
dengan jarum jam.
1. Hipotesis Nebular
Dikemukakan oleh Kant dan Laplace pada tahun 1796 yang menyatakan bahwa
sistem tata surya terbentuk dari kondensasi awan panas atau kabut gas yang sangat
panas (nebule). Pada proses kondensasi ada sebagian yang terpisah dan merupakan
cincin terbentuklah planet beserta satelitnya yang mengelilingi pusat, pusatnya itu
menjadi sebuah bintang/matahari.
2. Hipotesis Planettesimal
Dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton.Terbentuknya planet-planet tidak harus
dari satu badan tetapi diasumsikan ada bintang besar. Lain yang kebetulan sedang
lewat dekat bintang dimana tata surya kita merupakan bagiannya. Kabut gas dari
bintang lain itu sebagian terpengaruh oleh daya tarik matahari kita dan setelah
mendingin terbentuklah benda-benda yang disebut planettesimal.
3. Teori Tidal/Teori Pasang Surut
Dikemukakan pertama kali oleh James Jeans dan Harold Jeffreys (1919). Menurut
teori ini planet merupakan percikan dari matahari yang sampai kini masih nampak
ada. Percikan tersebut disebut Tidal. Tidal yang besar kemudian akan menjadi planet
itu disebabkan oleh adanya dua buah matahari yang bergerak saling mendekat.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan