ANALISIS SWOT STRATEGI PENGEMBANGAN KELO

AMTeQ 2015
Annual
Meeting
on Testing
and Quality
2015

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ANALISIS SWOT: STRATEGI PENGEMBANGAN KELOMPOK PENELITIAN
Tri Widianti1,*, Sih Damayanti1
1

Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan Puspiptek Gedung 417 Tangerang Selatan 15314, Banten
korespondensi: tri_widianti@yahoo.com*

INTISARI
Hasil penelitian berkualitas dapat melahirkan IPTEK yang dapat mendorong kemandirian bangsa. Setiap
institusi penelitian memiliki sasaran strategis yang harus diturunkan dalam kegiatan penelitian.

Sehingga, kelompok penelitian sebagai pelaksana kegiatan penelitian penting memiliki strategi yang
tepat untuk mendukung pelaksanaan kegiatannya. Pemilihan strategi yang tepat dapat dilakukan dengan
metode analisis SWOT. Analisis SWOT dapat menghasilkan peta kondisi kelompok penelitian dan strategi
yang tepat yang dapat digunakan untuk mendukung sasaran strategis institusi. Hasil analisis
menunjukkan bahwa kondisi kelompok penelitian berada pada kondisi tumbuh dan berkembang yaitu di
koordinat 3.797 (IFE), 3.737(EFE) matriks internal eksternal. Hasil analisis juga menunjukkan terdapat
5 (lima) strategi yang dapat digunakan untuk mencapai sasaran strategis institusi. Kelima strategi yang
diperoleh kemudian diberikan bobot berdasarkan pertimbangan strategis instansi. Hasil pembobotan
menunjukkan strategi promosi profil peneliti melalui peningkatan penerbitan publikasi ilmiah nasional
dan internasional secara umum dinilai dapat mendukung keseluruhan sasaran strategis institusi.
Kata Kunci: SWOT, analisis strategi, penelitian, kelompok penelitian

ABSTRACT
High quality research results can generate science and technology which eventually will encourage
nation’s independence. Each institution has strategic objectives derived in their research activities. This
so-called organization strategy was needed by research groups in every institution to guide their research
activities. In this matter, a SWOT analysis should be conducted to craft an appropriate strategy. SWOT
analysis produces the map of research group’s condition and supports the creation of functional strategy
with alignment to organizational strategy. The analysis showed that the research groups were in growth
and development position with corresponding coordinate of 3.797 (IFE) and 3.737 (EFE) internalexternal matrix. The analysis also showed that there were five strategies that could be utilized to support

organizational strategy. Those strategies were then weighted based on organizational strategy priority.
The weighted results indicated that researchers profile promotion strategy through national and
international scientific publication was generally recognized as a reinforcement of organizational
strategy.
Keywords: SWOT, strategy analysis, research, research group

1.

PENDAHULUAN

Mengutip pernyataan yang disampaikan oleh Fritsch dan Schwirten, Link dan Scott,
Arnold dkk [1-3] terkait dengan peran lembaga litbang mereka menyebutkan bahwa
dalam sistem inovasi nasional aktor utamanya adalah lembaga litbang. Pentingnya
lembaga litbang dikuatkan oleh pernyataan Saputra [4] yang menyebutkan bahwa
lembaga litbang menjadi tumpuan pembangunan nasional. Sehingga pemilihan strategi
sebagai pendorong keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuan lembaga litbang
250
ISSN 1907-7459

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

menjadi penting [5-6]. Pemilihan strategi tepat jika pada tahap awal dilakukan
identifikasi dan pemetaan kondisi organisasi [7-10]. Selain itu, sinergitas strategi
terhadap tujuan atau sasaran lembaga juga penting dibangun supaya strategi yang dipilih
dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi [11].
Strategi pencapaian tujuan lembaga litbang diturunkan dalam bentuk tugas dan
tanggung jawab yang diberikan kepada satuan kerja teknis litbang yang kemudian
diturunkan kembali ke bidang/bagian teknis dan atau kelompok penelitian yang berada
di bawah satuan kerja tersebut [12]. Jika kita pandang secara mikro, proses pencapaian
tujuan strategis lembaga dimulai dari unit kerja paling kecil yaitu kelompok penelitian
di bawah satuan kerja, sehingga strategi yang dijalankan oleh kelompok penelitian
menjadi tolak ukur keberhasilan pencapaian tujuan strategis lembaga. Hal ini menjadi
dasar pemikiran pentingnya dilakukan pemetaan kondisi serta pemilihan strategi
kelompok penelitian.
Analisis SWOT merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam penentuan
strategi bisnis sebuah organisasi [10], sehingga peneliti menggunakan metode analisis
SWOT yang diketahui secara umum sudah banyak digunakan diberbagai bidang
diantaranya di UMKM [13], perusahaan besar [14] sistem dan sumberdaya energi
terbarukan [15], pelabuhan [16], pariwisata [17], pendidikan [18-19], kesehatan [20].

Walapun penerapan metode SWOT sudah umum dan banyak, namun untuk penerapan
SWOT di bidang litbang berdasarkan hasil pencarian diberbagai database besar seperti
google scholar, science direct, springerlink, proquest dan EBCOhost hanya ditemukan
penerapan metode SWOT di Indian Scientific Research [21], itupun hanya terbatas pada
identifikasi kriteria SWOT dan tidak dilakukan analisis posisi serta pemilihan strategi
organisasi. Selain itu, ditemukan juga penerapan SWOT di Theodor Bilharz Research
Institute [22], namun unit analisisnya pada proses penelitiannya bukan pada kelompok
penelitian sebagai unit terkecil satuan kerja penelitian. Penjelasan tersebut menjadi
menarik bagi peneliti untuk mengaplikasikan metode SWOT dengan studi kasus
kelompok penelitian. Di harapkan dari hasil analisis ini bisa diperoleh dasar dan teknik
aplikasi analisis SWOT yang dapat diaplikasikan dalam kelompok penelitian lain di
satuan-satuan kerja lain yang memiliki karakteristik sama yaitu sebagai lembaga
litbang.

2.

DASAR TEORI

Analisis SWOT merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi
organisasi sebagai dasar menentukan peningkatan dan perbaikan dengan penentuan

strategi yang sesuai dengan karakteristik dan posisi organisasi [10, 23]. Kerangka kerja
SWOT ini menggunakan analisis terhadap Strenghts (kekuatan), Weaknesses
(kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) yang dimiliki oleh
sebuah organisasi [10]. Penentuan faktor eksternal organisasi litbang (O dan T) harus
mempertimbangkan elemen-elemen stakeholder organisasi yaitu pemasok, pesaing,
pelanggan, dan regulator [24], agar pada saat penentuan kriteria O dan T dapat
menggambarkan posisi organisasi secara eksternal [David]. Sedangkan untuk penentuan
faktor internal (S dan W) maka yang menjadi bahan masukan adalah data-data yang
dimiliki organisasi [23].
251
ISSN 1907-7459

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Analisis SWOT melakukan pemetaan kondisi organisasi dengan melakukan penilaian
faktor internal dan faktor eksternal organisasi [10]. Faktor internal dan eksternal
organisasi diperoleh dari proses pemeringkatan dan pembobotan pada kriteria S, W, O
dan T [10]. Metode pemeringkatan menggunakan empat kriteria pemeringkatan tingkat
kepentingan responden terhadap faktor yaitu 1 (sangat tidak penting), 2 (tidak penting),

3 (penting) dan 4 (sangat penting). Sedangkan pembobotan dilakukan dengan
menggunakan skala Pairwise Comparison [25]. Skala yang digunakan untuk pengisian
kolom seperti pada Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Skala pairwise comparison [25]
Nilai
1

Definisi
Sama penting

3

Sedikit lebih penting

5

Jelas lebih penting

7


Sangat Jelas lebih penting

9

Mutlak lebih penting

2,4,6,8

Nilai

nilai
diantara
pertimbangan yang berdekatan

Penjelasan
Dua variabel menyumbangnya sama besar pada
sifat itu
Pengalaman
dan
pertimbangan

sedikit
menyokong satu variabel atas yang lainnya
Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat
menyokong satu variabel atas variabel lainnya
Satu variabel dengan kuat disokong dan
dominannya telah terlihat dalam praktek
Bukti yang menyokong variabel yang satu atas
variabel lainnya memiliki tingkat penegasan
tertinggi yang mungkin menguatkan.
dua Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan

Perhitungan nilai bobot dari hasil penilaian dengan skala Pairwise Comparison diolah
dengan langkah di bawah ini:
1) Penilaian dari kuesioner dibentuk ke dalam matriks perbandingan berpasangan
pada setiap level hirarki seperti ilustrasi di bawah ini:
$
h
i=

1

3
j1/3 1
h 1/7 3
$

7
1/3k
1

(1)

2) Melakukan pengolahan matriks pendapat untuk penentuan vektor prioritas (rasio
vektor Eigen), uji konsistensi, dan revisi matriks pendapat yang memiliki rasio
inkonsistensi tinggi. Tahapan perhitungan yang dilakukan adalah [25]:
a. Perhitungan Horizontal baris (Z) dengan Persamaan 2:
Zc = m∐\
r91oa cp q
s

(2)


(aij = 1,2,3, … , m)
3) Perhitungan vektor atau Eigen Vector adalah:
t

=

w

m∏w
xyE `5v
w

w
∑w
5yE m∏xyE `5v

(3)

4) Perhitungan nilai eigen maks dengan Persamaan 4:

VA = (z8{ ) x VP, dengan VA = (tz8 )

(4)
252

ISSN 1907-7459

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

VB = VA / VP, dengan VB = t|8 )
1

λ\]r~ = \ ∑\
r91 Vbc

(5)

, untuk i = 1, 2, 3… m

(6)

5) Perhitungan indeks konsistensi (CR) adalah:
• =

‚wƒx„ D
2D1

, untuk i = 1, 2, 3… m

(7)

6) Perhitungan rasio inkonsistensi (CR) adalah:
CR =

‡ˆ

‰ˆ

(8)

RI = Indeks acak (random index) yang dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratory
dari matriks berorde 1-15 yang menggunakan contoh berukuran 100. Nilai RI
dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Nilai RI (Ratio Index) [25]
n

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

RI

0

0

0.58

0.9

1.12

1.24

1.32

1.41

1.45

1.49

1.51

1.48

1.56

1.57

1.59

Nilai Rasio Inkonsistensi (CR) yang lebih kecil atau sama dengan 0,1 merupakan nilai
yang mempunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan [24].
Hal ini dikarenakan CR merupakan tolak ukur bagi konsisten atau tidaknya suatu hasil
perbandingan berpasangan dalam suatu matriks pendapat [24].

3.

METODOLOGI

Tahapan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada flowchart penelitian (Gambar 1).
Penelitian ini merupakan analisis SWOT terhadap satu kelompok penelitian di lembaga
penelitian XYZ. Tahap pertama analisis SWOT adalah pengumpulan data terkait
kelompok penelitian. Tahap kedua pengkategorian data ke dalam kriteria Strenghts
(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).
Tahapan ketiga, adalah survei penilaian kriteria SWOT untuk memperoleh nilai
pembobotan dan pemeringkatan. Nilai pemeringkatan diperoleh langsung dari kuesioner
matriks pendapat dari narasumber ahli yaitu satu orang koordinator kelompok penelitian
dan satu orang peneliti madya sebagai perwakilan peneliti dalam kelompok penelitian.
Sedangkan pembobotan diperoleh dari hasil analisis matriks pendapat dengan matriks
Pairwase Comparison yang kemudian diolah menggunakan software expert choice
2000. Nilai pembobotan dan pemeringkatan kemudian dikalikan untuk memperoleh
nilai skor masing-masing kriteria kemudian ditotalkan untuk memperoleh nilai faktor
internal dan eksternal. Tahap kelima adalah pembuatan matriks internal dan eksternal
untuk mengetahui peta kondisi lembaga litbang. Kemudian tahap keenam membuat
matriks kombinasi strategi sebagai masukan pada tahap analisis pembobotan strategi.
Tahap ketujuh adalah proses pembobotan strategi dengan menggunakan narasumber
ahli (aktor) yaitu koordinator kelompok penelitian dan peneliti madya kelompok
penelitian dengan pertimbangan terhadap tujuan strategis lembaga litbang. Pengolahan
253
ISSN 1907-7459

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

bobot dilakukan software expert choice 2000. Rasio inkonsistensi dari hasil pengolahan
ini harus bernilai 10 persen atau kurang [24]. Kesimpulan pemilihan strategi dilakukan
dilihat dari besar nilai pembobotan yang dihasilkan.

Gambar 1. Flowchart penelitian

4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis diperoleh dari pengolahan data dengan software expert choice 2000 yang
contohnya dapat dilihat pada Gambar 2. Setelah dilakukan analisis SWOT terhadap
kelompok penelitian, diperoleh hasil matriks faktor strategis eksternal (Tabel 3) dan
matriks faktor strategis internal (Tabel 4). Pada matriks terdapat nilai rating (r) yang
menggambarkan kuat tidaknya faktor tersebut menurut pendapat dari responden ahli.
Sedangkan nilai pada bobot (b) menggambarkan tingkat kepentingan faktor tersebut
terhadap faktor lainnya. Nilai skor diperoleh dari perkalian rataan (r) dan bobot (b).
Hasil pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pada faktor opportunities kriteria yang
memperoleh skor paling tinggi secara berurutan adalah dana hibah penelitian dari
lembaga penyedia dana penelitian (0.56), kerjasama penelitian dengan industri yang
memiliki divisi riset dan pengembangan (0.548), kebutuhan daya saing produk industri
nasional (0.544), beasiswa studi luar negeri dari pemerintah untuk peningkatan
kompetensi peneliti (0.26), isu sinergitas program pemerintah baru (0.188), reorientasi
prioritas nasional (0.132), dan ketersedian laboratorium fisik di universitas (0.1).
Sedangkan skor nilai dari kriteria ancaman (threats) pada matriks faktor strategis
eksternal secara berurutan dari yang paling tinggi adalah ketidakberpihakan kebijakan
pemerintah terhadap budaya riset (0.564), penurunan tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap hasil riset (0.423), rendahnya alih teknologi dari hasil riset (0.273),
254
ISSN 1907-7459

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

moratorium perekrutan personil peneliti (0.052), pemotongan anggaran penelitian
karena untuk subsidi BBM (0.051), dan kesamaan lingkup penelitian dengan universitas
atau lembaga pemerintahan lain (0.042).

Gambar 2. Hasil contoh pengolahan dengan Expert Choice 2000
Tabel 3.Matriks faktor strategis eksternal (EFE)
Opportunities
Uraian
Reorientasi prioritas nasional (O1)
Dana hibah penelitian dari lembaga penyedia dana
penelitian (O2)
Beasiswa studi luar negeri dari pemerintah untuk
peningkatan kompetensi peneliti (O3)
Kebutuhan daya saing produk industri nasional (O4)
Isu sinergitas program pemerintah baru (O5)
Ketersedian laboratorium fisik di Universitas (O6)
Kerjasama penelitian dengan industri yang memiliki
divisi riset dan pengembangan (O7)
Subtotal
Threats
Uraian
Kesamaan lingkup penelitian dengan universitas atau
lembaga pemerintahan lain (T1)
Pemotongan anggaran penelitian karena untuk subsidi
BBM (T2)
Penurunan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap hasil
riset (T3)
Ketidakberpihakan kebijakan peme-rintah terhadap
budaya riset (T4)
Rendahnya alih teknologi dari hasil riset (T5)
Moratorium perekrutan personil peneliti (T6)
Subtotal Total
Total

Bobot
(b)
0.033
0.14

Rating
(r)
4
4

Nilai Skor
(b x r)
0.132
0.56

0.065

4

0.26

0.136
0.047
0.025
0.137

4
4
4
4

0.544
0.188
0.1
0.548

0.583

2.332

Bobot
(b)
0.014

Rating
(r)
3

Nilai Skor
(b x r)
0.042

0.017

3

0.051

0.141

3

0.423

0.141

4

0.564

0.091
0.013
0.417
0.99

3
4

0.273
0.052
1.405
3.737

Hasil pengolahan data dengan expert choice terhadap faktor strategis internal (Strengths
dan Weakenesses) yang disajikan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
255
ISSN 1907-7459

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

berkaitan dengan Strengths faktor tenaga peneliti yang berkualitas, lingkup penelitian
spesifik, personil berpengalaman dalam publikasi ilmiah internasional dan adanya
sistem pembimbingan penelitian memiliki nilai sama yaitu 0.48. Selanjutnya faktor
ketersediaan dana penelitian dari pemerintah (0.312) dan kejelasan roadmap dan
konsistensi pelaksanaanya (0.216). Sedangkan faktor kelemahan atau weaknesses nilai
paling tinggi yaitu pada faktor belum adanya personil peneliti berpendidikan S3 (0.604),
reputasi kelompok penelitian belum dikenal luas (0.336), tidak adanya laboratorium
fisik untuk proses penelitian (0.117), pemanfaatan tenaga peneliti untuk aktivitas diluar
penelitian (0.112), terbatasnya akses literatur (0.063), tidak adanya standar dan kriteria
mutu penelitian (0.45), dan kurangnya insentif dan penghargaan terhadap kinerja
penelitian yang unggul serta tidak adanya perencanaan sistem informasi penelitian yang
sama-sama memiliki nilai 0.036.
Tabel 4.Matriks faktor strategisi internal (IFE)
Strengths
Uraian
Tenaga peneliti yang berkualitas (S1)
Ketersediaan dana penelitian dari pemerintah (S2)
Lingkup penelitian spesifik (S3)
Personil berpengalaman dalam publikasi ilmiah
internasional (S4)
Adanya sistem pembimbingan penelitian (S5)
Kejelasan roadmap dan konsistensi pelaksanaanya (S6)
Subtotal Total
Weaknesses
Uraian
Tidak adanya laboratorium fisik untuk proses penelitian
(W1)
Terbatasnya akses literatur (W2)
Kurangnya insentif dan penghargaan terhadap kinerja
penelitian yang unggul (W3)
Tidak adanya standar dan kriteria mutu penelitian (W4)
Tidak adanya perencanaan sistem informasi
penelitian(W5)
Pemanfaatan tenaga peneliti untuk aktivitas diluar
penelitian (W6)
Reputasi kelompok penelitian belum dikenal luas (W7)
Belum adanya personil peneliti berpendidikan S3 (W8)
Subtotal Total
Total

Bobot
(b)
0.12
0.078
0.12
0.12

Rating
(r)
4
4
4
4

Nilai Skor
(b x r)
0.48
0.312
0.48
0.48

0.12
0.054
0.612

4
4

0.48
0.216
2.448

Bobot
(b)
0.039

Rating
(r)
3

Nilai Skor
(b x r)
0.117

0.021
0.012

3
3

0.063
0.036

0.015
0.009

3
4

0.045
0.036

0.028

4

0.112

0.112
0.151
0.387
0.999

3
4

0.336
0.604
1.349
3.797

Nilai total skor pada Tabel 3 dan Tabel 4 merupakan nilai koordinat yang akan di plot
pada matriks Internal Eksternal (IE). Nilai skor untuk koordinat strategi faktor internal
(IFE) diperoleh nilai sebesar 3.797 dan nilai koordinat EFE dari matriks strategi faktor
eksternal diperoleh nilai sebesar 3.737. Berdasarkan hasil nilai IFE dan EFE maka dapat
dibuat matriks IE seperti pada Gambar 3.
Setelah nilai skor kekuatan IFE dan EFE dicocokkan dengan matriks IE, terlihat posisi
kelompok penelitian berada pada sel pertama.Sel pertama, kedua dan ketiga
menunjukkan bahwa kelompok penelitian berada pada tahap “tumbuh dan
berkembang”. Pada tahap ini, setiap organisasi harus menjalankan strategi yang intensif
256
ISSN 1907-7459

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

dan atau integratif [10]. Strategi intensif dapat berupa penetrasi pasar, pengembangan
pasar dan pengembangan produk. Sedangkan strategi integratif yaitu berupa integrasi ke
depan, integratif ke belakang dan strategi horizontal [10]. Dari Tabel IFE dan EFE dapat
dibuat matriks SWOT seperti pada Tabel 5.

Gambar 3.Matriks Internal Eksternal (IE) hasil analisis SWOT
Tabel 5. Kombinasi strategi matrik SWOT

Internal

Eksternal
Opportunities (O):
1. Dana hibah penelitian dari
lembaga penyedia dana
penelitian
2. Kebutuhan daya saing
produk industri nasional
3. Kerjasama
penelitian
dengan
industri
yang
memiliki divisi riset dan
pengembangan

Threats (T):
1. Penurunan
kepercayaan

tingkat
masya-rakat

Strength (S):
1. Tenaga
peneliti
yang
berkualitas
2. Lingkup penelitian spesifik
3. Personil
berpenga-laman
dalam
publikasi
ilmiah
internasional
4. Adanya sistem pembimbingan
penelitian
Mencari sumber penda- naan
selain DIPA tematik melalui
Grant/Hibah
dan
kerjasama
Industri (Strategi 1)

Promosi profil peneliti melalui
peningkatan
penerbitan buku
nasional maupun internasional

Weaknesses (W):
1. Tidak adanya laboratorium fisik
untuk proses penelitian
2. Reputasi kelompok penelitian
belum dikenal luas
3. Belum adanya personil peneliti
berpendidikan

1. Membangun sarana laboratorium
fisik
penelitian
dengan
memanfaatkan pembiayaan yang
dapat diperoleh dari
institusi
pengelola dana penelitian (Strategi
2)
2. Meningkatkan pendidikan peneliti
dengan
skema
pembiayaan
beasiswa peneliti kepada Industri
atau pemberi dana penelitian
dengan feed back pengabdian
peneliti kepada pihak industri
dengan
memberikan
hasil
penelitian yang aplikatif untuk
kebutuhan industri(Strategi 3)
Melakukan promosi tools atau soft
technology yang dapat dipakai dalam
upaya penyelesaian permasalahan

257
ISSN 1907-7459

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
terhadap hasil riset
2. Ketidakberpihakan
kebijakan
pemerintah
terhadap budaya riset
3. Rendahnya alih teknologi
dari hasil riset

dan publikasi ilmiah hasil
penelitian terindeks scopus, yang
dapat
membantu
kebijakan
pemerintah maupun kebutuhan
masyarakat (Strategi 4)

pemerintah dan industri(Strategi 5)

Strategi yang diperoleh dari Tabel 5 kemudian diberikan bobot dengan faktor
pertimbangan sasaran atau tujuan strategis organisasi dan pengambilan data dilakukan
pada dua aktor penentu kelompok penelitian yaitu koordinator kelompok penelitian dan
peneliti madya pada kelompok penelitian, yaitu: terwujudnya lembaga penelitian
berkelas dunia yang mampu meningkatkan daya saing (T1), meningkatnya kontribusi
terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian dan layanan (T2), meningkatnya
rujukan ilmiah dan informasi IPTEK yang diakses masyarakat (T3), dan meningkatnya
pengembangan kompetensi SDM penelitian.
Pengolahan data hasil pembobotan oleh aktor di olah dengan expert choice 2000 dan
contoh pengolahannya dapat dilihat pada Gambar 4. Keseluruhan hasil pengolahan
bobot strategi dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Analisis strategi vs tujuan/sasaran strategis organisasi
Aktor 1

Aktor 2

Tujuan
Strategi
1
2
3
4
5

T1

T2

T3

T4

T1

T2

T3

T4

0.035
0.166
0.103
0.225
0.521

0.04
0.066
0.126
0.232
0.535

0.035
0.085
0.126
0.385
0.37

0.042
0.076
0.149
0.18
0.554

0.273
0.077
0.289
0.289
0.072

0.19
0.19
0.109
0.218
0.293

0.213
0.088
0.187
0.353
0.159

0.183
0.101
0.298
0.298
0.121

Hasil analisis pada Tabel 6 menunjukkan bahwa bobot pada strategi 5 pada aktor ke 1
adalah bobot paling tinggi dibandingkan dengan bobot strategi yang lain dengan nilai
berturut-turut berdasarkan sasaran atau tujuan strategis 1, 2, dan 4 yaitu 0.521, 0.535,
0.554 sedangkan untuk sasaran dan tujuan strategis 3 bobot tertinggi terdapat pada
strategi 4 yaitu 0.385. Sedangkan pada aktor 2 bobot tertinggi untuk tujuan strategis 1
terdapat pada strategi 3 dan 4 dengan nilai 0.289. Bobot strategi dengan pertimbangan
sasaran strategis 2 terdapat pada strategi kelima yaitu 0.293 sedangkan untuk sasaran
strategis ke tiga bobot tertinggi terdapat pada strategi ke 3 yaitu 0.353. Pada sasaran
pembobotan tertinggi dengan pertimbangan sasaran strategis ke empat terdapat pada
strategi 3 dan 4 dengan nilai sama yaitu 0.298. Jika ditinjau dari nilai dua bobot
tertinggi maka strategi keempat dianggap prioritas oleh kedua aktor untuk mendukung
keempat sasaran strategis organisasi memperoleh penilaian dari kedua aktor. Strategi
keempat itu adalah promo profil peneliti melalui peningkatan penerbitan buku nasional
maupun internasional dan publikasi ilmiah hasil penelitian terindeks scopus, yang dapat
membantu kebijakan pemerintah maupun kebutuhan masyarakat.
5.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis SWOT terhadap kelompok penelitian maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
258
ISSN 1907-7459

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

1) Kelompok penelitian berada pada koordinat 3.797 (IFE), 3.737 (EFE) yang
menunjukkan bahwa kondisi kelompok penelitian pada kondisi tumbuh dan
berkembang yaitu di koordinat matriks internal eksternal.
2) Strategi promosi profil peneliti melalui peningkatan penerbitan publikasi ilmiah
nasional dan internasional secara umum dinilai oleh kedua aktor dapat
mendukung keseluruhan sasaran strategis institusi dengan nilai bobot terhadap
sasaran 1 sampai 4 berturut-turut menurut aktor 1 (koordinator kelompok
penelitian) 0.225, 0.232, 0.385 dan 0.18 sedangkan menurut aktor 2 yaitu 0.289,
0.218, 0.353 dan 0.298.

UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh kelompok penelitian manajemen
mutu yaitu Sik Sumaedi, Medi Yarmen, Nidya Judhi Astrini, Tri Rakhmawati, M.
Azwar Massijaya dan I Gede Mahatma Yuda Bakti atas kerjasama, dukungan dan
bantuannya dalam proses penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1]

[2]

[3]
[4]
[5]

[6]

[7]
[8]

[9]

Fritsch, M. dan Schwirten,C., Enterprise-university co-operation and the role of
public research institution in regional innovation system,Industry and Innovation,
1999, Vol.6 No.1, Hal. 69-83.
Link, A.N. dan Scott, J.T., The Role of Public Research Institutions in a National
Innovation System: An Economic Perspective, 2004, White Paper, Latin America
and Carribean, Office of the Chief Economist.
Arnold, E. Barker, K. dan Slipersæter, S., Research Institutes in the ERA, 2010,
Manchester Business School, The University of Manchester, Brighton.
Saputra, F.D., Litbang Pegang Peranan dalam Pembangunan Nasional, 2013,
Media BPP Kemendagri, Vol. 12, No.2, Hal. 3- 6.
Caralli, R.A., The critical success factor method: establishing a foundation for
enterprise security management, 2004, TECHNICAL REPORT CMU/SEI-2004TR-010 ESC-TR-2004-010.
Gupta, Y. P. Lonial, S. C. dan Mangold, W. G., An Examination of the
Relationship between Manufacturing Strategy and Marketing Objectives, 1991,
International Journal of Operations & Production Management, Vol. 11 No.10,
Hal.33 – 43.
Casadesus-Masanell, R dan Ricart, J.E., From Strategy to Business Models and to
Tactics, 2009, Working Paper 10-036 Harvard Business School.
Armitage H.M. dan Scholey, C., Using strategy maps to drive performance,
Management Accounting Guideline, 2006, The Society of Management
Accountant of Canada, The American Institute of Certified Public Accountants
and The Institues of Management Accountants.
Krishnan, S. & Singh, M., Strategic Human Resource Management: Three-Stage
Process and Influencing Organizational Factors, 2004, Working Paper No. 200406-04,
IIM
Ahmedabad.
Available
at:
http://www.iimahd.ernet.in/publications/data/2004-06-04manjari.pdf.
259

ISSN 1907-7459

10th Annual Meeting on Testing and Quality 2015
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

[10] David, F.R., Manajemen Strategis: Konsep-Konsep, 2003, Edisi kesembilan.
Diterjemahkan oleh Saroso, K. New Jersey: Prentice Hall.
[11] Joshi, M.P. Kathuria, R. dan Porth, S.J., Alignment of strategic priorities and
performance: an integration of operations and strategic management
perspectives, 2003, Journal of Operations Management, Vol. 21, Hal. 353-369.
[12] Kepala LIPI, Peraturan Kepala LIPI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2014, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia: Jakarta.
[13] Houben, G. Lenie, K. dan Vanhoof, K., A knowledge-based SWOT-analysis
system as an instrument for strategic planning in small and medium sized
enterprises, 1999, Decision Support Systems,Vol. 26, Hal. 125-135.
[14] Chan, X., SWOT Study of the Development Strategy of Haier Group as One of the
Most Successful Chinese Enterprises, 2011, International Journal of Business and
Social Science, Vol. 2 No. 11, Hal. 147-153.
[15] Jaber, J.O. dkk, Employment of renewable energy in Jordan: Current status,
SWOT and problem analysis, 2015, Renwable and Sustainability Energy Reviews,
Vol. 49, Hal. 490-499.
[16] Parraga, M.M., Gonzalez-Cancelas, N. dan Soler_flores, F., DELPHI- SWOT
tools used in strategic planning of the Port of Manta, 2014, Procedia Social and
Behavioral Sciences, Vol. 162, Hal. 129-138.
[17] Oreski, D., Strategy development by using SWOT, 2012, TEM Journal, Vol.1 No.
4, Hal. 283-291.
[18] Sathidevi, V.K. dan Sivadas, M.G., SWOT analysis of medical education and
training in Government Medical College, Kerala, 2013, India International
Journal of Scientific and Research Publication, Vol. 3 No. 3, Hal. 1-5.
[19] Dyson, R.G., Strategic development and SWOT analysis at the University of
Warwick, 2004, European Journal of Operastional Research, Vol. 152, Hal. 631640.
[20] Rizzo, A. dan Kim, G.J., A SWOT analysis of the field of virtual reality
rehabilitation and therapy, 2005, PRESENCE, Vol. 12 No. 2, Hal. 119-124.
[21] Rajagopal, V., SWOT analysis on Indian scientific research, 2008, Current
Science, Vol. 94 No. 7. Hal. 846-847.
[22] Ghinolfi, D. dkk, A model for southern mediterranean research institute selfassessment: A SWOT analysis-based approach to promote capacity building at
Theodor Bilharz Research Institute in Cairo (Egypt), 2014, Arab Journal of
Gastroenterology, Vol.15 No.3-4, Hal. 92-97.
[23] Gretzky, W., Stragegic Planning and SWOT Analysis, 2010, Health
administration Press, American College of Healtcare Executives, America.
[24] Forman, H. E dan Selly, M.A., Decision by Objectives: How to Convince Others
that You Are Right, 2001, World Scientific Publishing Co.Pte.Ltd, London.
[25] Saaty, T. A scaling method for priorities in hierarchical structures, 1977, Journal
of mathematical psychology, Vol.15 No. 3, Hal.234-281.

DISKUSI
Tidak ada pertanyaan

260
ISSN 1907-7459