Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan Otohime Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes Altivelis) di Balai Pengembangan Benih Ikan Laut Dan Payau (BPBILP) Lamu Kabupaten Boalemo

  

Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan Otohime

Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup

Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes Altivelis)

di Balai Pengembangan Benih Ikan Laut Dan Payau (BPBILP)

  

Lamu Kabupaten Boalemo

  1

  2

  2 Abas R. Lamanasa, Hasim, dan Rully Tuiyo

Jurusan Teknologi Perikanan, Fakultas Ilmu-Ilmu PertanianUniversitas Negeri Gorontalo

  

Abstrak

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan frekuensi pemberian pakan Otohimeterhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dan rancangan yang digunakan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Hewan uji berupa benih Kerapu Bebek (Cromileptes

  

altivelis) sebanyak 63 ekor dengan ukuran 6.0 cm, dan berat 2.00– 2.98 gram. Pakan yang digunakan adalah

  pakan pellet otohime. Perlakuan yang di ujikan adalah frekuensi pemberian pakan2 kali sehari,4 kali sehari dan6 kali sehari. Perlakuan C frekuensi pemberian pakan 6 kali sehari menghasilkan pertumbuhan yang baik dengan panjang mutlak 1 cm, dan berat mutlak 1,70 gram, kemudian disusul perlakuan B frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari panjang mutlak 0,09 cm, dan berat mutlak 1,60 gram, dan perlakuan A frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari panjang mutlak 0,08 cm, dan berat mutlak 1,54 gram. Sintasan 100%.

  Kata kunci : Kerapu Bebek , Frekuensi Pemberian Pakan, Pakan Otohime,Pertumbuhan, dan Kelangsugan

  Hidup

I. Pendahukuan

  Pemeliharaan ikan kerapu (anggota dari Serranidae,subfamili Epinephelinae)telah dikembangkansecara

luas di Asia, khususnya di daerahtropis Timur (China, Hongkong SAR, Taiwan), danAsia Tenggara (Indonesia,

Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand dan Vietnam). Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) merupakan

  salah satu spesies unggulan dalam pengembangan budidaya laut di Indonesia. Saat ini teknologi pembenihan ikan ini telah berkembang dan telah berhasil memproduksi benih untuk keperluan budidaya (Giri, N, A., 2006) Produksi ikan kerapu lebih banyak disuplai dari hasil perikanan tangkap. Di Indonesia 58. 905 ton produksi ikan kerapu hanya sekitar 7.500 ton (13%) yang berasal dari budidaya (Agustono, 2009). Produksi dari hasil penangkapan di laut nilainya semakin menurun hampir mencapai 60 %. Hal ini menunjukkan ke tidak seimbangan antara jumlah penangkapan dan hasil ikan di alam yang dapat membahayakan ke lestarian ikan kerapu. Produksi ikan kerapu khususnya Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis ) melalui usaha budidaya harus dioptimalkan.

  Manajemen pakan ikan merupakan salah satu faktor utama untuk menentukan keberhasilan usaha budidaya ikan. Pakan merupakan unsur terpenting dalam menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Pakan buatan adalah pakan yang sengaja dibuat dari beberapa jenis bahan baku yang kemudian diproses lebih lanjut sehingga bentuknya berubah dari bentuk aslinya. Pakan buatan yang baik adalah pakan yang mengandung gizi yang penting untuk ikan, memiliki rasa yang disukai oleh ikan dan mudah dicerna oleh ikan (Agustono, 2009).

  Pakan ikan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis pakan Otohime Fish Feed, seperti mame nano skimmer Otohime besar di Jepang. Pakan Otohime adalah pakan generasi berikutnya dirancang dari bawah ke atas untuk memberi makan ikan laut. Aspek lain yang membuat pakan adalah bahwa selain menggunakan bahan-bahan berkualitas tertinggi, makanan khusus diproses pada suhu rendah untuk menjaga maksimum nutrisi. Pakan ikan Otohime tersedia dalam berbagai ukuran yang menyesuaikan formulasi dengan ukuran untuk memenuhi kebutuhan benih ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis). Komposisi pakan Otohime adalah Protein kasar 48,0 %, Fat mentah 12,0 %, Serat kasar 2,0 %, ASH mentah 17,0 %, Kalsium 2,20 %, Phosphorus 1,70 %(Adams, J., 2009). ALasan menggunakan pakan Otohime untuk penelitian, yaitu pakan pellet Otohime, tidak cepat tenggelam kedasar perairan , pakan tidak cepat pecah didalam air, dan pakan Otohime merupakan pakan yang baik untuk pertumbuhan benih ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis). Dosis pemberian paka harus diberikan seefisien mungkin, agar paka yang diberikan benar-benar termakan dan tidak ada yang terbuang serta tidak mencemari perairan. Dosis pemberian pakan yang diberikan untuk ikan kerapu bebek(Cromileptes altivelis).berkisar 5 – 7,5% dari biomassa untuk jenis pakan untuk pellet DKP(2006).

  Pemberian pakan pada ikan harus dilakukan seefisien mungkin, agar keuntungan usaha tani lebih besar. Pemberian pakan tanpa frekuensi yang tepat, tidak saja akan menyebabkan kerugian atau pemborosan secara materil juga akan mempengaruhi atau merusak kualitas air disekitarnya. Untuk mencapai pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang optimal dalam pemeliharaan benih ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) diperlukan frekuensi pemberian pakan yang tepat. Kordi (2011) menyatakan frekuensi pemberian pakan 2-5 kali sehari menghasilkan pertumbuhan yang baik.

  Berdasarkan urain di atas terlihat bahwa betapa pentingnya waktu dan frekuensi pemberian pakan dalam kegiatan budidaya ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis). Maka dalam kegiatan penelitian ini penulis mengambil judul tentang “Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan Otohime Terhadap Pertumbuhan dan

  Kelangsungan Hidup Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)”

II. METODE PENELITIAN

  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013, yang bertempat di Balai Pengembangan Benih Ikan Laut dan Payau (BPBILP) Lamu, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Loyang berdiameter 45 cm dan tinggi 30 cm, Timbangan Analitik, Alat pengukur kualitas air, selang plastik, penggaris, alat tulis menulis, dan kamera.

  Bahan yang digunakan sebagai hewan uji dalam penelitian ini adalah benih ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis),yang berukuran panjang 6 cm, dan berat 2..00 - 2.98 gram, sebanyak 63 ekor, Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalahpakan pellet Otohime EP 1 untuk pemeliharaan benih ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis), dan air laut sebagai media hidup 10 liter/wadah.

  Metode yang digunakan dalam penelitianini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) variabel uji adalah frekuensi pemberian pakan otohime yaitu tiga jenis perlakuan. Masing-masing dilakukan tiga kali ulangan,yang dilakukan dalam wadah pemeliharaan.

2.1. Variabel yang Diamati

  2.1.1. Frekuensi Pemberian Pakan

  Frekuensi pemberian pakan otohime yang diterapkan dalam penelitian ini adalah: P1 = Frekuensi pemberian pakan 2 kali yaitu pada pukul 07.00, 09.00WITA. P2 = Frekuensi pemberian pakan 4 kali yaitu pada pukul 07.00, 09,00, 11.00 dan13.00 WITA. P3 = Frekuensi pemberian pakan 4 kali yaitu pada pukul 07.00, 09,00, 11.00, 13.00, 15.00, dan 17.00 WITA

  2.1.2. Pertumbuhan Mutlak Pertumbuhan panjang mutlak benih ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) (L) L = Lt – Lo

  Keterangan: Lt = Panjang akhir benih ikan kerapu bebek penelitian waktu minggu ke-t Lo = Panjang awal benih ikan kerapu bebek (cm)

  Petumbuhan berat mutlak benih ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) (L)

  W = Wt – Wo

  Keterangan: Wt = Berat akhir penelitian waktu minggu ke-t Wo= Berat awal ikan kerapu bebek (g)

  2.1.3. Pertumbuhan Harian

  Perhitungan Pertambahan Berat Harian Rata-rata atau Average Daily Growth (ADG) menurut Cholik (2005):

  −

  ADG= Keterangan: Wt = Berat akhir (g) Wo = Berat awal (g) H = Lama pemeliharaan (hari)

  Perhitungan Pertambahan Panjang Harian Rata-rata Average Daily Growth (ADG) menurut Cholik (2005):

  − ADG=

  Keterangan: Lt = Panjang akhir (cm) Lo = Panjang awal (cm) H = Lama pemeliharaan (hari)

  2.1.4 Sintasan

  Kelulusan Hidup (SR) adalah persentase jumlah biota yang hidup pada akhir waktu tertentu menurut Cholik (2005):

  SR = × 100%

  Keterangan: Nt = Jumlah benih ikan kerapu bebek akhir penelitian ke-t

  Analisis Data

  Untuk mengetahui hasil adanya pengaruh yang berbeda dari frekuensi pemberian pakan yang tepat terhadap pertumbuhan benih Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis), maka data dianalisis dengan menggunakan model Rancangan Acak Lengkap. Menurut Hanafiah (2000), rumus Rancangan Acak Lengkap, adalah sebagai berikut:

  Y ij=µ + α + ∑ ij

  Keterangan: Yij = Angka Pengamatan ke-j dari perlakuan ke-i

  α =Pengaruh perlakuan ke-i µ = Nilai tengah dari seluruh perlakuan ∑ij = Pengaruh error yang timbul oleh Percobaan ke-j pada perlakuan ke-i i = Perlakuan

  j = Ulangan III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pertumbuhan Mutlak

3.1.1. Pertumbuhan Panjang Mutlak Benih Kerapu Bebek (Chromileptes altivelis)

  Hasil pengukuran rata-rata panjang mutlak benih Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) selama pemeliharaan 28 hari menunjukan adanya perbedaan antara perlakuan yang menggunakan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari, frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari dan frekuensi pemberian pakan 6 kali sehari dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:

  (Cm)

  1 0,9

  k 0,8

  1

  la

  0,8

  ut

  0,6

   M

  0,4

  ng

  0,2

  a nj Pa (6 kali)

  (2 Kali) (4 kali)

  A B C

  

Perlakuan Frekuensi Pemberian Pakan

Gambar 1 Grafik Pertumbuhan Panjang Mutlak Benih IkanKerapu Bebek (Cromileptes altivelis).

  Gambar di atas terlihat dengan jelas bahwa setiap perlakuan menunjukan hasil yang berbeda antara perlakuan A (frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari), perlakuan B (frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari) dan perlakuan C (frekuensi pemberian pakan 6 kali sehari). Pertumbuhan rata-rata panjang mutlak pada perlakuan A sebesar 0,8 cm, perlakuan B sebesar 0,9 cm dan perlakuan C sebesar 1,0 cm. Perlakuan frekuensi pemberian pakan 6 kali sehari memiliki pertubuhan rata-rata tertinggi, karena pemberian pakan sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih diberikan pada benih ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis), tidak lekas kenyang dan nafsu makannya tetap terjaga,dan jumlah pakan yang dimakan bisa lebih banyak sehigga pertumbuhanya lebih cepat (Kordi K. 2009)

3.1.2. Pertumbuhan Berat Mutlak Benih Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)

  Peningkatan pertumbuhan benih berjalan seiring dengan meningkatnya berat benih Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis), selama pemeliharaan 28 hari. Perlakuan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari ,frekuensi pemberian pakan 4 kal seharii, dan frekuensi pemberian pakan 6 kali sehari pada benih ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) menunjukkan pertumbuhan rata-rata berat mutlak yang berbeda pula serta dapat di lihat pada Gambar 2 berikut :

  (g) ak tl

  1,70 1,8

  Mu

  1,60 1,54

  1,6

  erat B

  1,4

  (6 Kali) (2Kai) (4Kali)

  A B C

  

Perlakuan Frekuensi Pemberian Pakan

Gambar 2 Grafik Pertumbuhan Berat Mutlak Benih Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis).

  Gambar di atas terlihat dengan jelas bahwa setiap perlakuan menunjukan hasil yang berbeda dimana perlakuan A (frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari), perlakuan B (frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari) dan perlakuan C (frekuensi pemberian pakan 6 kali sehari). Pertumbuhan rata-rata berat mutlak perlakuan A 1.54 gram, perlakuan B 1.60 sedangkan pada perlakuan C berat mutlak rata-rata 1.70 gram. Dengan demikian perlakuan frekuensi pemberian pakan 6 kali sehari memiliki pertumbuhan rata-rata berat mutlak tertinggi, kemudian disusul frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari, danfrekuensi pemberian pakan2 kali sehari menunjukkan nilai yang terendah. Pertumbuhan tertinggi pada perlakuan C, disebabkan karena frekuansi pemberian pakan ini sengaja diatur untuk memacu pertumbuhan. Pemberian pakan sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering diberikan, benih tidak lekas kenyang dan nafsu makanya tetap terjaga. Dengan demikian jumlah pakan yang dimakan lebih banyak sehingga pertumbuhanya lebih cepat ( Kordi K. 2009 )

3.2. Pertumbuhan Harian

3.2.1. Pertumbuhan Panjang Harian Benih IkanKerapu Bebek (Cromileptes altivelis)

  Pertumbuhan rata-rata panjang harian benih ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) selama 28 hari denganmenggunakan tiga perlakuan dimana perlakuan A (frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari), perlakuan B (frekuensipemberian pakan 4 kali sehari) dan perlakuan C (ferkuensi pembrian pakan 6 kali sehari) dapat di lihat pada Gambar 3 berikut:

  (Cm)

  0,036 0,04 0,032

  0,029

  ian

  0,03

  ar H

  0,02

  ang

  0,01

  anj P

  A B (4 Kali) C

  (2 Kali) (6 Kali)

Perlakuan Frekuensi Pemberian Pakan

Gambar3 Grafik Pertumbuhan Panjang Harian Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis).

  Pertumbuhan dalam istilah sederhana dapat diartikan sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat Faktor dalam umumnya adalah keturunan, jenis kelamin, umur, parasit dan penyakit dan faktor luar adalah makanan dan suhu perairan, pH dan salinitas air (Agustono, 2009).

  Pertumbuhan harian berfungsi untuk menghitung persentase pertumbuhan berat ikan per hari. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pertumbuhan panjang harian benih Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) yang tampak pada Gambar di atas, dapat di lihat pertumbuhan panjang harian yang tertinggi terdapat pada perlakuan C (frekuensi pemberian pakan 6 kali sehari) yaitu 0.036 dilanjutkan dengan perlakuan B (ferkuensi pemberian pakan 4 kali sehari) yaitu 0.032 dan perlakuan A (frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari) yaitu 0.029.

3.2.2. Pertumbuhan Panjang Harian Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)

  Data hasil pengukuran berat harian benih ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) selama 28 hari dengan menggunakan tiga perlakuan yaitu perlakuan A (frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari), perlakuan B (frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari), dan perlakuan C (frekuensi pemberian pakan 6 kali sehari) dapat di lihat pada Gambar 4 berikut:

  (g)

  0,061 0,062

  an

  0,06

  ri

  0,057 0,058

   Ha

  0,055

  t

  0,056

  ra

  0,054

  Be

  0,052

  (6 Kali)

  A B C

  (2 Kali) (4 Kali) Perlakuan Frekuensi Pemberian Pakan Gambar 4 Grafik Pertumbuhan Berat Harian Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis).

  Grafik diatas menunjukan bahwa pertumbuhan berat harian tertinggi terdapat pada perlakuan C (frekuensi pemberian pakan 6 kali sehari) yaitu 0.061 kemudian disusul oleh perlakuan B (ferkuensi pemberian pakan 4 kali sehari) yaitu 0.057 sedangkan perlakuan yang terendah tedapat pada perlakuan A (frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari) yaitu 0.055. Pertumbuhan berat harian yang tertinggi terdapat pada perlakuan C, karena ferkuansi pemberian pakan sering diberikan pakan sedikit demi sedikit dan tidak lekas kenyang sehigga nafsu makanya tetap terjaga dan jumlah pakan yang dimakan lebih banyak sehingga pertumbuhanya lebih cepat ( Kordi . 2009 )

3.3. Kelangsungan Hidup Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)

  Pengamatan terhadap tingkat kelangsungan hidup benih Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) selama pemeliharaan 28 hari dengan menggunakan frekuensi pemberian pakan otohime dapat di lihat pada Gambar 5 berikut:

  (%)

  100% 100% 100% 100%

  asan

  50%

  int S

  0% A B (4 Kali) C (6 Kali)

  (2 Kali) Perlakuan Frekuensi Pemberian Pakan Gambar 5 Grafik Kelangsugan Hidup Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis). Kelangsungan hidup (SR) yaitu persentase jumlah benih ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis), yang masih hidup setelah perlakuan ( Agustono, 2009). Kelangsungan hidup berfungsi untuk menghitung persentase ikan yang hidup pada akhir penelitian.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi pemberian pakan Otohime tingkat kelangsungan hidup (SR) yang diperoleh pada perlakuan A (frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari), perlakuan B(frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari), dan perlakuan C (frekuensi pemberian pakan 6 kali sehari) sangat baik yaitu 100 %, hal ini disebabkan kualitas air yang baik, pakan yang baik dan memenuhi komposisinya sehingga tidak terjadi kanibalisme selain itu kebersihan dari wadah penelitian tetap di jaga dengan cara melakukan penyiponan setiap pagi dan sere hari.Hal ini membuat tingkat kelangsungan benih ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) sangat baik.

  Air yang digunakan untuk pembesaran Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis ) harus berada dalam kondisi kualitas yang optimal. Kualitas air dapat dipertahankan dengan cara mengganti air yang ada di dalam wadah budidaya atau pemeliharaan. Pergantian air sebaiknya tidak dilakukan secara total karena cara ini bisa membuat ikan stress. Pergantian air secara total mengakibatkan perubahan suhu yang ekstrem (Agustono, 2009). Data pengukuran kualitas air pada media percobaan meliputi Suhu, Salinitas, pH (Derajat keasaman), DO (disolved oxygen) selama 28 hari pemeliharaan dapat di lihat pada Tabel dibawah ini.

   Tabel 1 Pengukuran Kualitas air Selama Penelitian No Parameter Hasil Pengukuran o o

  1 Suhu C

  30 C 2 pH

  7.5

  3 Salinitas 34.9 ppt

  4 DO

  6.2 Pengukuran kualitas air dilakukan setiap seminggu sekali dengan menggunakan alat ukur suhu, pH,Salinitas dan DO. Pengukuran dilakukan pada pagi hari. Kualitas air yang digunakan selama pemeliharaan benih Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) didukung dengan diterapkan sistem air mengalir selama 24 jam, selain itu juga dilakukan Pembersihan dasar wadah pemeliharaan dengan cara disipon yang dilakukan setiap hari pada pagi hari sebelum pergantian air dan pemberian pakan, penyiponan dilakukan dengan menggunakan selang, Setelah itu dilakukan penggantian air yaitu dengan cara mancabut pipa outlet yang berada pada tepi wadah pemeliharaan hingga ketinggian air diturunkan 10 - 15 cm dari dasar wadah, kemudian air ditambah kembali.

  Suhu

  Suhu air selama penelitian berkisar antara 30

  C. Menurut Agustono, (2009) suhu yang ideal bagi kehidupan ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) adalah 27 – 32 C.Dengan demikian suhu dengan kisaran antara 30 C sudah memenuhi syarat untuk pemeliharaan ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis). Suhu perairan mempunyai peranan sangat penting dalam pengaturan aktivitas, pertumbuhan, nafsu makan, dan mempengaruhi proses pencernaan makanan ( Agustono, 2009).

  pH

  Derajat keasaman atau pH air selama penelitian berkisar antara 7.5. Menurut Agustono, (2009) bahwa budidaya ikan kerapu paling baik dilakukan pada perairan dengan pH 7.6 – 8.0 yang merupakan kisaran umum pH air laut. Dengan demikian pH dengan kisaran 7.5 masih memenuhi persyaratan untuk pemeliharaan ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis). Suatu perairan yang mempuyai pH rendah dapat mengakibatkan aktivitas pertumbuhan menurun atau ikan menjadi lemah serta lebih mudah terinfeksi penyakit dan biasanya diikuti dengan tingginya tingkat kematian ikan.

  Salinitas

  Salinitas air selama penelitian berkisar antara 34,9 /

  00 . Menurut Akbar dan Sudaryanto (2002) ikan kerapu

  00

  00

  pada umumnya menyukai salinitas antara 30 – 35 / , Dengan demikian salinitas dengan kisaran 34,9 / sudah sesuai untuk pemeliharaan ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis). Salinitas terlalu rendah dapat mempengaruhi pertumbuhan dan nafsu makan ikan.

  Oksigen Terlarut

  Oksigen terlarut pada penelitian ini adalah 6,20 pada pemeliharaan ikan Kerapu Bebek(Cromileptes

  

altivelis) kandungan oksigen terlarut optimal tidak boleh kurang dari 4 mg/l. Dengan demikian kandungan

  oksigen 4.0 mg/l masih memenuhi syarat untuk pemeliharaan ikan Kerapu Bebek (Cromileptes

  

altivelis).Kelarutan oksigen merupakan faktor lingkungan yang penting bagi pertumbuhan ikan Kerapu Bebek

  (Cromileptes altivelis), jika kandungan oksigen rendah dapat menyebabkan ikan kehilangan nafsu makan sehingga mudah terserang penyakit dan dapat mengakibatkan pertumbuhannya terhambat (Agustono, 2009). Anonimous (2010) menyatakan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan kerapu harus dipertahankan pada suhu 25 – 32 ºc, salinitas 20 - 32 ppt, pH 7,5 - 8,3, oksigen 4 - 8 mg/l.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

  Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

  a. Frekuensi pemberian pakan otohime 2 kali, 4 kali dan 6 kali sehari memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap pertumbuhan benih ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) b.

  Perlakuan C (frekuensi pemberian pakan 6 kali sehari) memiliki pertumbuhan yang baik selama pemeliharaan 28 hari.

  c.

  Tingkat kelulusan hidup benih Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis), pada masing-masing perlakuan A, B,

  o

  dan C yakni 100% ditunjang dengan kualitas air yang optimalyaitu suhu 30 C,oksigen terlarut 6.20, pH 7.5, salinitas 34.9

  

Ucapan Terima Kasih

  Sebagai penghargaan penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kiswan Anwar, SP, selaku kepala balai pengembangan benih ikan laut dan payau (BPBILP), dan teknisi Widyanto Antu, S.Pi, Rahmat, Ul Kisba, Asrin, Asi, Oni, Budi, Ahmad, dan Rovik atas bantuan kepada penulis dalam pelaksanaan penelitian ini.

  

DAFTAR PUSTAKA

Adams, J, 2009. Otohime Semua Makanan Ikan Alami Dari Reed Mariculture.

  http://reefbuilders.com/2009/06/18/otohime-natural-fish-food-specially-desigend-marine-fish/

  Agustono., 2009. Pemberian Pakan Dengan Energi Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek (CromileAltivelis). Jurnal. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. 19 September 2013 Akbar, S dan Sudaryanto.2002.Pembenihan dan Pembesaran Kerapu Bebek. Penebar Swadaya. Jakarta.

  Anonimous, 2010. Ikan Kerapu Bebek (Chromileptes altivelis). Balai Penelitian Perikananan Budidaya Pantai Maros Buletbangun. Deptan. Jakarta..http://abzn .wordpr ess.com/20 10/7/03/. 24 Mei 2013 Cholik, F., Ateng G.J., R. P . Purnomo dan Ahmad, Z. 2005. Akuakultur Tumpuan Harapan Masa Depan.

  Masyarakat Perikanan Nusantara dan Taman Akuakultur Air Tawar DKP, 2006. Teknik Budidaya Ikan Kerapu.

  Giri. N, A., 2006. Kebutuhan Asam Amino Arginin Untuk Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes

  altivelis). Jurnal. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol.http://jai.aquacultu remai.org/mmenu.php?mdi=3&pgi=6&fn=Agustus20064YKebutuhanAsamAminoArgininUntukPert um buhan .pdf.19 September 2013 Hanafiah, A. (2000). Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi.Cetakan keenam.PT. Raja Grafindo Persada.

  Jakarta. Hariati, A.M.1989.MakananIkan.UNIBRAW/LUW/FishriesProduct Universitas Brawijaya. Malang.

  Kordi, M. G, 2009 Budidaya Perairan Buku Kedua PT Citra Aditiya Bakti. Bandung.

  • .,2011 Buku Pintar Budidaya 32 Ikan Laut Ekonomis. Andi. Yogyakarta.

  LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN OTOHIME

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP

  

BENIH IKAN KERAPU BEBEK (Chromileptes altivelis) DI BALAI

PENGEMBANGAN BENIH IKAN LAUT DAN PAYAU (BPBILP) LAMU

Oleh ABAS R. LAMANASA NIM. 631409010 MENGETAHUI