Penerapan Metode Eksperimen pada Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 2 Sojol Utara

  

Penerapan Metode Eksperimen pada Pembelajaran IPA

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Kelas IV SDN 2 Sojol Utara

  

Hamsi, Achmad Ramadhan, dan Lilies

  Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

  

ABSTRAK

  Tujuan Penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui penerapan metode eksperimen di kelas IV SDN Sojol Utara. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Sojol Utara, melibatkan 22 orang siswa terdiri atas 10 orang laki-laki dan 12 orang perempuan yang terdaftar pada Tahun 2015/2016. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terdiri dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian pada siklus I diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal 72,77%, persentase nilai rata-rata aktivitas guru 78% kategori baik dan persentase nilai rata- rata aktivitas siswa 67,31% kategori cukup. Pada tindakan siklus II diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal 95,45%, persentase nilai rata-rata aktivitas guru 97% kategori sangat baik dan persentase nilai rata-rata aktivitas siswa 92,31% kategori sangat baik. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan dengan ketuntasan belajar klasikal minimal 85%, NR aktivitas siswa dan guru pada kriteria baik atau sangat baik. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 2 Sojol Utara.

  Kata Kunci: Metode eksperimen, hasil belajar, benda dan sifatnya.

I. PENDAHULUAN

  Pembelajaran IPA di SD diharapkan pada permasalahan rendahnya hasil belajar siswa. Hal itu terbukti bila diadakan ulangan harian perpokok bahasan selalu hasil belajar IPA di bawah rata-rata mata pelajaran lainnya. Diantara pokok bahasan yang sulit dipahami oleh siswa adalah benda dan sifatnya. Hal seperti ini yang terlihat pada siswa kelas IV SDN 2 Sojol Utara, dimana siswa kurang menyerap konsep IPA yang diajarkan guru sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa pada tahun ajaran 2014/2015 mencapai 6,0. Hasil tersebut di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65% untuk mata pelajaran IPA.

  Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada kelas tersebut, ada kecenderungan bahwa guru masih kurang memahami metode dan pendekatan dalam pembelajaran

  IPA, pembelajaran lebih cenderung berpusat pada guru, serta didominasi oleh metode ceramah. Khususnya pada mata pelajaran IPA, guru masih terfokus pada pengajaran konsep dan bersifat hafalan. Siswa lebih banyak mencatat pelajaran dan kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran. Sementara pada pokok bahasan benda dan sifatnya dalam pengajarannya menuntut adanya pengamatan.

  Mengatasi permasalahan tersebut, peneliti melakukan upaya perbaikan tindakan pembelajaran di kelas IV SDN 2 Sojol Utara melalui penggunaan metode eksperimen. Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari (Djamarah, 2000). Metode eksperimen memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih melakukan proses secara mandiri (Sagala, 2010). Melalui metode eksperimen siswa dapat melakukan percobaan, mengamati proses, serta menuliskan hasil percobaannya (Roestiyah, 2008).

  Proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan ketrampilan proses. Juga meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil belajar dikuasai siswa dengan baik dan tahan lama dalam ingatan (Sagala, 2010).

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 2 Sojol Utara”.

II. METODE PENELITIAN

2.1 Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (Classroom Action

  

Reseach) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan

  memperbaiki/meningkatkan mutu praktek pembelajaran. Adapun tahapan penelitian tindakan kelas menurut Asrori (2008), yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Tahapan tersebut seperti pada Gambar 1.

  4 Keterangan: 0 : Orientasi 3 a 1 1 : Rencana siklus 1 2 : Pelaksanaan siklus 1 2 3 : Observasi siklus 1 4 : Refleksi siklus 1 5 : Rencana siklus 2 8 6 : Pelaksanaan siklus 2 7 : Observasi siklus 2 7 b 5 8 : Refleksi siklus 2 a : Siklus 1 6 b : Siklus 2

  Gambar 1. Alur dalam penelitian tindakan kelas (PTK)

  2.2 Setting dan Subyek Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Sojol Utara, dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian direncanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.

  2.3 Prosedur Penelitian

2.3.1 Perencanaan

  Adapun kegiatan pada tahap perencanaan adalah menurut sebagai berikut (Asrori (2008):

  1) Merancang bagian isi mata pelajaran pada materi benda dan sifatnya untuk kelas IV SD semester I.

  2) Merancang bahan belajar pada materi benda dan sifatnya yang disesuaikan dengan konsep pembelajaran metode eksperimen.

  3) Merancang langkah-langkah konkrit proses pembelajaran metode eksperimen. 4)

  Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar siswa pada materi benda dan sifatnya. 5) Menyusun instrumen penelitian.

a) Penyusunan perangkat pembelajaran, skenario pembelajaran.

  b) Penyusunan tes tertulis

  c) Penyusunan lembar kerja siswa.

  d) Penyususnan lembar pedoman observasi kegiatan.

2.3.2 Pelaksanaan Tindakan

  Adapun pelaksanaan tindakan pada penelitian ini adalah mencacu pada skenario pembelajaran yang telah dibuat yakni penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA dikelas IV SDN 2 Sojol Utara. Langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut:

  1. Siswa dibagi dalam empat kelompok.

  2. Tiap kelompok diberi tugas yang sama.

  3. Tiap kelompok melakukan percobaan dengan bimbingan guru.

  4. Setiap kelompok mendiskusikan tugas yang diberikan guru.

  5. Setiap kelompok membacakan hasil diskusi di depan kelas.

  6. Meramgkum hasil diskusi.

  7. Menyimpulkan materi.

  2.3.3 Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan oleh teman sejawat menggunakan lembar obsevasi. Observasi ditujukan pada aktifitas guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen.

  2.3.4 Refleksi Kegiatan pada tahap ini adalah mencermati, mengkaji dan menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan data yang telah terkumpul pada langkah observasi. Berdasarkan data yang ada baik kualitatif maupun kuantitatif, peneliti melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar.

2.4 Jenis dan cara pengumpulan data

2.4.1 Jenis Data

  Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif: a.

  Data kualitatif yaitu berupa data aktivitas siswa dan guru ketika pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode inkuiri. Data ini diperoleh melalui lembar observasi.

  b.

  Data kuantitatif yaitu berupa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tentang benda dan sifatnya.

2.4.2 Cara pengumpulan data

  Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu: a. Pemberian tes dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan konsep dan peningkatan hasil belajar IPA siswa setelah pemberian tindakan dengan menggunakan metode eksperimen.

  b.

  Observasi Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pelaksanaannya dilakukan dengan mengisi format yang telah disiapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas dan perilaku subyek peneliti pada saat pembelajaran berlangsung (Asrori, 2008).

2.5 Teknik Analisis Data

2.5.1 Teknik Analisis Data Kualitatif a.

  Analisa data dalam penelitian ini dilakukan setelah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (dalam Muchlis, 2011) adalah a) merdeuksi data, b) penyajian data, dan 3) penarikan kesimpulan dan verifikasi.

  Pengolahan data kualitatif diambil dari hasil aktivitas guru dan siswa yang diperoleh melalui lembar observasi. Selanjutnya dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk persentase, yang dihitung dengan menggunakan rumus:

  Persentase Nilai rata-rata (NR) = x 100% Dengan Kriteria keberhasilan tindakan dapat ditentukan (Hadi, 2003) yaitu:

  75% < NR < 100% : Sangat baik 50% < NR < 75% : Baik 25% < NR < 50% : Cukup 0% < NR < 25% : Kurang

2.5.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif

  Analisis data kuantitatif dihitung menggunakan rumus: 1)

  Daya serap individu Analisis data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa digunakan rumus sebagai berikut:

  2) Ketuntasan belajar klasikal/individu

2.6 Indikator Kinerja

  Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus tindakan. Kriteria indikator kinerja kuantitatif yang digunakan adalah apabila daya serap individu mencapai ≥ 65%, ketuntasan belajar klasikal 85% (Depdiknas, 2004). Sedangkan indikator kinerja kualitatif jika dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen aktivitas guru dan siswa berada pada kategori baik atau sangat baik.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Tindakan Siklus I

  1) Pelaksanaan tindakan

  Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada RPP yang telah dibuat dengan materi pembelajaran perubahan sifat benda menggunakan metode eksperimen. Peneliti melaksanakan pembelajaran mengikuti tahapan-tahapan metode eksperimen. Pertemuan selanjutnya peneliti memberikan tes. Analisis hasil tes

  • Menjelaskan tujuan pembelajaran

  2

  4 Kegiatan Inti:

  Memberikan bimbingan kepada kelompok siswa yang bermasalah dalam melaksanakan eksperimen.

  4

  4

  3

  2

  3

  4

  3

  4

  4

  4

  3

  4

  4

  3

  4

  4

  Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Guru Aspek yang diamati

  Tabel 1. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I

  Aspek perolehan Hasil

  Nilai tertinggi 90 (2 orang) Nilai terendah 58 (1 orang) Jumlah Siswa 22 orang Jumlah Siswa yang tuntas 16 orang Jumlah Siswa yang tidak tuntas 16 orang Ketuntasan Belajar Klasikal 72,77%

  Berdasarkan hasil analisis tes tindakan siklus I diperoleh nilai tertinggi 90 (2 orang), nilai terendah 58 (1 orang), dan ketuntasan belajar klasikal 72,77%. 2)

  4

  Observasi Pelaksanaan observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi ditujukan pada aktivitas siswa mengikuti pembelajaran dan kegiatan guru dalam menerapkan metode eksperimen. Adapun hasil observasi aktitivitas guru dan siswa dalam dalam pembelajaran disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.

  Siklus I Siklus II Kegiatan Awal:

  3

  4

  • Menyampaikan materi yang harus dipelajari.

  2

  • Memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam pelaksanaan eksperimen.

  3

  • Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.
  • Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen.
  • Membentuk siswa ke dalam 5 kelompok.
  • Membagikan LKS.
  • Menjelaskan tentang metode eksperimen akan digunakan.
  • Memberikan arahan dan bimbingan dalam kegiatan eksperimen.
  • Mengarahkan siswa untuk melaksanakan eksperimen secara berkelompok dan mencatat hasil yang diperoleh.
  • Mengarahkan siswa untuk melaporkan hasil eksperimen.

  4

  • Memberikan kesempatan kepada kelompok siswa lainnya untuk menanggapi hasil laporan kelompok lain.

  Kegiatan akhir:

  • 4

  4

  4 membimbing siswa menyimpulkan materi yang disajikan.

  • 47

  4 Memberikan evaluasi.

  58 Jumlah Skor Perolehan

  60

  60 Skor Maksimal 78% 97%

  Persentase nilai rata-rata (%) Sangat Sangat

  Kategori Penilaian Baik baik

  Hasil observasi aktivitas guru dalam menerapkan metode eksperimen mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 21%. Hasil pengamatan menunjukkan adanya upaya untuk memperbaiki kelemahan dalam pelaksanaansiklus I. Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

  Siklus I Siklus II Aspek Yang Diamati

  Kegiatan Awal:

  • 3

  3

  4 Memperhatikan penjelasan guru.

  • 2

  4 Membawa alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen.

  • Kegiatan Inti:

  3 Menjawab pertanyaan yang disampaikan guru.

  • 3

  4

  4 Membentuk kelompok 4-5 orang/kelompok.

  • 3

  4 Memperhatikan LKS yang dibagikan oleh guru.

  • akan lakukan.

  4 Memperhatikan penjelasan tentang metode eksperimen yang

  • 2 -

  2

  4 Mengikuti arahan dari guru dalam melaksanakan eksperimen.

  3 Mencatat hasil eksperimen.

  • melaksanakan eksperimen.

  2

  3 Menanyakan kepada guru bila terdapat masalah dalam

  • 1

  3

  4 Melaporkan hasil eksperimen.

  • Kegiatan akhir:

  3 Menanggapi laporan kelompok lain.

  3

  4 Bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

  • 4

  4 Mengerjakan evaluasi.

  • 35

  48 Jumlah Skor perolehan

  52

  52 Skor Maksimal 67,31% 92,31%

  Persentase nilai rata-rata (%) Baik SB

  Kategori Penilaian

  Kegiatan siswa mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 35% pada siklus I ke siklus II dan dari kategori baik menjadi sangat baik. hal ini menunjukkan bahwa siswa senang dan aktif dalam kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen.

  3) Refleksi Tindakan Siklus I

  Berdasarkan analisis hasil belajar siswa (Tabel 1) diperoleh ketuntasan belajar klasikal 72,77%. Hasil belajar tersebut belum menapai indikator pembelajaran yaitu minimal 85%, sehingga perlu dilanjutkan kesikls II. Refleksi terhadap aktivitas siswa dan guru dalam menerapkan merode eksperimen. Berdasarkan hasil pengamatan terungkap kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

  Aktivitas siswa Aktivitas guru

  • Menjawab pertanyaan yang disampaikan guru.
  • Memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam pelaksanaan eksperimen.
  • Mengikuti arahan dari guru dalam melaksanakan eksperimen.
  • Memberikan arahan dan bimbingan dalam kegiatan eksperimen.
  • Mencatat hasil eksperimen.
  • Mengarahkan siswa untuk melaksanakan eksperimen secara berkelompok dan mencatat hasil yang diperoleh.
  • Menanyakan kepada guru bila terdapat masalah dalam melaksanakan eksperimen.
  • Memberikan bimbingan kepada kelompok siswa yang bermasalah dalam melaksanakan eksperimen.
  • Menanggapi laporan kelompok lain.

2. Hasil belajar siswa siklus II Hasil evaluasi dapat belajar siswa disajikan pada tabel 5.

  Tabel 5. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II

  Aspek perolehan Hasil

  Nilai tertinggi 100 (2 orang) Nilai terendah 60 (1 orang) Jumlah Siswa 22 orang Jumlah Siswa yang tuntas 21 orang Jumlah Siswa yang tidak tuntas 1 orang Ketuntasan Klasikal 95,45%

  Dari Tabel 5 diperoleh skor tertinggi 100 (2 orang), terendah 60 (1 orang), dan KK 95,45%. Hasil belajar siswa (tabel 5) telah memenuhi indikator pembelajaran. Hasil belajar siswa memberikan gambaran bahwa metode penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Sojol Utara.

3.2 Pembahasan

  Pelaksanaan pembelajaran di kelas IV SDN 2 Sojol Utara menerapkan metode eksperimen pada konsep perubahan sifat benda, dilakukan dalam 2 siklus. Masing- masing siklus mengikuti tahapan penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (Asrori, 2008).

  Pada siklus I kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode eksperimen. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RRP yang telah disiapkan Lampiran 1. Dalam melaksanaan pembelajaran guru didampingi oleh seorang pengamat, yang mengamati kesesuaian antara langkah-langkah pembelajaran dalam RPP dengan dengan pelaksanaan di kelas. Selain itu pengamat juga mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasil pengamatan terhadap kegiatan guru mengajar dan aktivitas siswa mengikuti pembelajaran pada Tabel 2 dan 3.

  Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru tersebut terdapat kelemahan-kelemahan dalam menerapkan metode eksperimen. Kelemahan tersebut seperti pada Tabel 4. kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran siklus I akan diperbaiki pada pelaksanaan siklus II. Untuk mengatasi kelemahan penerapan metode eksperimen pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, guru harus menjelaskan dengan baik prosedur eksperimen, bahan-bahan yang diperlukan. Selain itu dalam pelaksanaan eksperimen guru mengawasi pelaksanaan eksperimen dan memberi bantuan jika siswa mengalami kesulitas (Sagala, 2010).

  Setelah pelaksanaan pembelajaran, guru memberikan evaluai untuk mengetahui keberhasilan penerapan metode eksperimen. Evaluasi diberikan dalam tes uraian sebanyak lima nomor. Hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I diperoleh KBK 72,77% (16 siswa tuntas) dari 22 siswa yang mengikuti pembelajaran. Ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh masih rendah, hal ini disebabkan karena pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen, masih merupakan hal baru bagi siswa, sebagian siswa belum mengikuti dengan baik arahan guru tentang pelaksanaan eksperimen, seperti bagaimana melaksanakan, mencatat hasil yang diperoleh, bertanya kepada guru bila terdapat masalah dalam pelaksanaan eksperimen, dan kemampuan dalam mengeluarkan pendapat dalam menanggapi laporan hasil kelompok lain. Selain itu kemampuan guru dalam memotivasi siswa dalam melaksanakan eksperimen masih rendah. Hal ini tercermin dari pada hasil observasi siswa dan guru siklus I.

  Hasil belajar pada siklus I masih di bawah KBK yang ditetapkan oleh sekolah yaitu ketuntasan minimal 85%. Berdasarkan peroleh KBK yang masih rendah, maka penelitian perlu dilanjutkan ke siklus II, dengan memperhatikan kelemahan yang terjadi pada siklus I.

  Pelaksanaan tindakan siklus II dimulai dari perencanaan. Perencanaan dimaksudkan untuk mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran siklus II memperhatikan hasil refleksi siklus I (Tabel 4), memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, dengan cara memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam pelaksanaan eksperimen, memberikan penguatan kepada siswa untuk aktif dan dapat menanggapi persentase laporan hasil kerja kelompok, memberikan arahan dan bimbingan dalam kegiatan eksperimen dan memberikan bimbingan kepada kelompok siswa yang bermasalah dalam melaksanakan eksperimen.

  Pelaksanaan pembelajaran siklus II mengacu pada RPP siklus II dengan materi perubahan wujud zat. Seletah pelaksanaan pembelajaran, guru memberikan tugas untuk dikerjakan siswa di kelas. Pada pertemuan berikutnya dilaksanakan tes hasil belajar siswa. Pemberian tes hasil belajar untuk menguji keberhasilan penerapan metode eksperimen pada pembelajaran perubahan wujud zat.

  Hasil belajar siswa siklus II diperoleh skor tertinggi 100 (2 orang), terendah 60 (1 orang), dan KBK 95,45%, siswa yang tuntas sebanyak 21 orang dari 22 siswa yang mengikuti pembelajaran. Meningkatnya hasil belajar siswa pada siklus II karena kemampuan guru dalam memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan belajar, siswa mengikuti dengan baik arahan guru baik dalam melaksanakan eksperimen maupun dalam melaporkan hasil eksperimen. Kelompok siswa yang belum dapat melakukan dengan baik eksperimen mendapatkan bimbingan dari guru, sehingga semua kelompok siswa dapat melakukan dengan baik eksperimen sesuai dengan arahan guru. Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran siklus I sudah teratasi. Hasil belajar siswa tersebut sudah memenuhi KBK yang disarankan yaitu minimal 85%.

  Pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung diperoleh persentase nilai rata-rata aktivitas guru 97% kriteria sangat baik (SB), hampir semua aspek pengamatan kegiatan guru memperoleh kriteria sangat baik (97%), demikian pula aspek pengamatan terhadap kegiatan siswa yaitu 92,31%. Hal ini memberikan gambaran bahwa kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran siklus I sudah dapat diatasi dengan baik oleh guru. Berdasarkan hasil belajar siswa yang sudah memenuhi KBK yang disarankan dan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ketika pembelajaran berlangsung pada kriteria sangat baik, maka penelitian tidak dilanjuktan ke siklus berikutnya.

IV. KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapatlah dibuat kesimpulan sebagai berikut, pada tindakan siklus I diperoleh ketuntasan belajar klasikal (KBK) 72,77%, persentase nilai rata-rata aktivitas siswa 67,31% (CB) dan aktivitas guru 78% (B)_. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi ketuntasan belajar klasikal (KBK) 95,45%, persentase nilai rata-rata aktivitas siswa 92,31% (SB) dan aktivitas guru 97% (SB). Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Sojol Utara pada pembelajaran IPA.

  

DAFTAR RUJUKAN

Asrori, M. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Wacana Prima.

  Djamarah. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta. Rineke Cipta. Depdiknas.(2004). Penilaian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hadi. A. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Muclich. (2011). Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara. Roestiyah, NK.1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Riheka Cipta. Sagala. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.