PEMERIKSAAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN PAJ

PEMERIKSAAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA
DAN PAJAK DIBAYAR DIMUKA

JARAN 2013/2014

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
SITI NURHALIDA

(461-14-016 )

DINDA RESKY JANNATUL GAISI

(461-14-052)

LASTRI EDA PALURUAN

(461-14-054)

MUH. KHAIRUL ANAM


(461-14-056)

3A-D4 AKUNTANSI MANAJERIAL

JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2016
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktifitas sebuah entitas, baik entitas yang berorientasi pada laba
(profit) maupun non-laba (profit), tidak dapat dipisahkan dari beban. Di
dalam suatu perusahaan, Beban adalah suatu elemen penting dalam
aktivitas operasional, investasi, maupun pendanaan perusahaan
tersebut. Hal ini dikarenaka beban merupakan biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk mejalankan operasi sehingga mencerminakan
kinerja perusahaan. Di samping itu, Beban adalah perkiraan
perusahaan yang cukup mudah untuk diselewengkan termasuk beban

beban yang dibayar dimuka.
Untuk menghindari terjadinya berbagai macam penyelewengan
terhadap Beban, maka diperlukan adanya sistem pengendalian
(pengawasan) yang cukup terhadap Beban. Sistem pengendalian
intern (SPI) yang baik akan mengurangi potensi penyelewengan
terhadap Beban perusahaan.
Pemeriksaan pada Beban yang dibayar dimuka menjadi salah
fokus utama auditor dalam tugasnya melakukan audit kepada
perusahaan/entitas. Apabila auditor tidak mendapatkan temuantemuan yang janggal pada saat pemeriksaan Beban dan penilaian
yang baik terhadap pengendalian internal Beban perusahaan, auditor

2

akan lebih mudah untuk melanjutkan pemeriksaan pada elemen
keuangan perusahaan yang lainnya.

B. Rumusan Maalah
1. Bagaimanakah sifat biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar
dimuka?
2. Apa saja tujuan pemeriksaan (audit objective) biaya dibayar dimuka

dan pajak dibayar dimuka?
3. Apa saja prosedur pemeriksaan pada biaya dibayar dimuka dan
pajak dibayar dimuka?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sifat biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar
dimuka;
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan (audit objective) biaya
dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka;
3. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan biaya dibayar dimuka dan
pajak dibayar dimuka.

3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sifat dan Contoh Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak
Dibayar Dimuka
Definisi biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka


adalah

sebagai berikut:
1. Menurut Standar Akuntansi Keuangan :
a. Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah
terjadi, yang akan digunakan untuk aktivitas perusahaan
yang akan datang.
b. Bagian dari biaya dibayar di muka yang akan memberikan
manfaat untuk beberapa periode kegiatan diklasifikasikan
sebagai aktiva tidak lancar.
2. Pajak dibayar di muka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan
setiap bulan atau dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan
diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir tahun (untuk pajak
penghasilan) atau di akhir bulan (untuk PPN)

B. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Biaya Dibayar
Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup
baik atas biaya dan pajak dibayar di muka.
Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa

internal control atas biaya dan pajak dibayar di muka berjalan

4

efektif

maka

luasnya

pemeriksaan

dalam

melakukan

substantive test dapat dipersempit.
Beberapa ciri internal control yang baik atas biaya dan
pajak dibayar di muka adalah :
a. Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di

muka

diotorisasi

oleh

pejabat

perusahaan

yang

berwenang.
b. Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di
muka didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap.
Misalnya : polis asuransi,perjanjian sewa menyewa
(lease agreement), kontrak untuk advertensi Surat
Setoran Pajak (SSP), faktur pajak masukan, bukti
pemotongan PPh 22, 23, dll.
2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan

untuk tahun berikutnya sudah dicatat sebagai biaya dibayar di
muka.
Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah
bagian

yang

belum expired (mempunyai

kegunaan

untuk

periode yang akan datang) tidak dibebankan sebagai biaya,
tetapi dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang
mempunyai

kegunaan


untuk

tahun

berjalan

telah

dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.

5

Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah
bagian yangexpired (masa manfaatnya sudah berlalu) sudah
dibebankan sebagai biaya tahun berjalan.
4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh
bukti setoran/pemungutan pajak yang sah dan lengkap
sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak pada akhir
periode.
Untuk


bisa

diperhitungkan

sebagai

kredit

pajak,

perusahaan harus mempunyai bukti pendukung sebagai
berikut:
PPh 22 : bukti pemungutan dari bank devisa dan PIUD
(Pemberitahuan Import Untuk Dipakai)
PPh 23 : bukti pemotongan dari perusahaan yang membayar
dividen, sewa, royalty atau bank yang membayar
bungan deposito/jasa giro.
PPh 25 : SSP
PPN Masukan : faktur pajak dari pengusaha kena pajak.

5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di
muka dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
Biasanya biaya dibayar di muka yang mempunyai masa
manfaat kurang dari atau sama dengan satu tahun disajikan
sebagai harta lancar, sedangkan yang masa manfaatnya lebih
dari sat tahun disajikan sebagai aktiva tak lancar.

6

Sedangkan pajak dibayar di muka bisa disajikan
sebagai harta lancar atau di offset dengan utang pajak yang
sejenis (pajak penghasilan badan atau pajak pertambahan
nilai).

C. Prosedur Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak
Dibayar Dimuka
Menurut Soekrisno Agoes (2012:169), Prosedur pemeriksaan dibagi
atas


prosedur

compliance

test dan prosedur

subtantive

test.

Pembahasan prosedur pemeriksaan untuk substantive test akan
dibagi dalam beberapa bagian, yaitu sewa dibayar di muka, premi
asuransi dibayar di muka, biaya advertensi dibayar di muka dan pajak
dibayar di muka.
1. Prosedur Pemeriksaan Untuk Compliance Test :
(1) Pelajari dan evaluasi internal control atas pajak yang
dibayar di muka:
a. Dalam hal ini internal control questionnaires yang
dipergunakan

tercakup

dalam internal

control

questionnairesatas pengeluaran kas dan bank :


Apakah

setiap

menyangkut

pajak

pembayaran
dibayar

di

yang
muka

didukung oleh bukti-bukti sah dan lengkap.


Apakah pembayaran tersebut diotorisasi
oleh pejabat perusahaan yang berwenang.

7



Apakah bukti setoran pajak, faktur pajak
masukan, bukti pemotongan pajak oleh
pihak ketiga di file dengan baik dan rapi.



Apakah lease

agreement, insurance

policy di file dengan baik dan rapi.
b. Lakukan test transaksi ( compliance test ) atas
biaya dan pajak dibayar di muka. Yang digunakan
sebagai

sample

biasanya

adalah

bukti

pengeluaran kas dan bank dan samplecukup
dipilih secara random.
(2) Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya
dan pajak dibayar di muka.
Jika dari test transaksi auditor tidak menemukan sesuatu
kesalahan, maka auditor bisa menyimpulkan bahwa
internal control atas pajak dibayar di muka berjalan
efektif. Karena itu subtantive test atas perkiraan pajak
dibayar di muka bisa di persempit.
2. Prosedur Pemeriksaan Subtantive Sewa Dibayar di Muka
(Prepaid Rent)
(1) Minta rincian (schedule) prepaid rent per tanggal neraca.
(2) Check ketelitian perhitungan mathematic (mathematical
accuracy).
(3) Cocokkan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan
saldo buku besar (general ledger) prepaid rent.

8

(4) Cocokkan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja
pemeriksaan tahun lalu.
(5) Lakukkan vouching untuk

pembayaran prepaid

rent di

tahun berjalan dan pemeriksaan lease agreement ( jika
sudah dilakukan di compaliance test,refer ke kertas
kerja compliance test ).
(6) Tie-upltie-in (cocokkan) total yang dibebankan sebagai
biaya sewa ke buku besar biaya sewa.
Dalam hal ada biaya sewa yang langsung dibebankan
ke perkiraan biaya sewa ( tanpa melalui prepaid rent ),
jumlah biaya sewa di buku besar akan terlihat lebih
besar.
(7) Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
3. Prosedur

Pemeriksaan

Substantive

Premi

Asuransi

Dibayar di Muka (Prepaid Insurance)
(1) Minta rincian prepaid insurance per tanggal neraca.
(2) Check mathematical accuracy.
(3) Cocokkan saldo prepaid insurance per tanggal neraca
dengan saldo buku besar (general ledger) prepaid
insurance.
(4) Cocokkan saldo awal prepaid insurance dengan kertas
kerja pemeriksaan tahun lalu.

9

(5) Lakukkan vouching untuk pembayaran premi asuransi di
tahun berjalan, perhatikan apakah ada discount untuk
pembayaran tersebut.
(6) Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis
asuransi dengan rincian prepaid insurance.
(7) Tie-up total yang dibebankan sebagai biaya asuransi ke
buku besar biaya asuransi.
(8) Periksa

apakah

nilai

pertanggungan

( insurance

coverage ) cukup atau tidak dalam arti tidak terlalu besar
dan tidak terlalu kecil.
(9) Perhatikan apakah di dalam polis asuransi terdapat
BANKER’S CLAUSE, maksudnya apakah dalam polis
asuransi

tersebut

ada

salah

satu

pasal

yang

menyebutkan bahwa kalau terjadi klaim, karena yang
diasuransikan terbakar atau hilang, maka ganti rugi
harus dibayarkan kepada bank.
(10) Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
4. Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Advertising
(1) Minta rincian prepaid Advertising per tanggal neraca.
(2) Check

footing dan

cocokkan

saldo

akhir prepaid

advertising ke buku besar dan saldo awal ke kertas kerja
pemeriksaan tahun lalu.

10

(3) Periksa bukti pembayaran dan surat perjanjian ( untuk
iklan di tv/radio/bill board ) dan bukti pembelian ( untuk
barang-barang souvenir ).
(4) Periksa kebenaran pembebanan ke biaya; untuk barangbarang

souvenir

harus

dilakukan stock

opname ( perhitungan fisik ) pada akhir tahun.
5. Prosedur Pemeriksaan Subtantive Prepaid Taxes
(1) Minta rincian prepaid taxes pertanggal neraca (rincian
bisa per jenis pajak atau di campur).
(2) Check footing dan

cocokan

saldonya

dengan

buku

besar.
(3) Untuk pajak penghasilan, bandingkan angka prepaid
taxes di rincian dengan SPT PPH Badan.
(4) Untuk

Pajak

Pertambahan

nilai

(PPN

Masukan),

bandingkan angka prepaid taxes di rincian dengan SPT
Masa (SPM)
Di dalam top schedule biasanya si auditor harus
mencantumkan kesimpulan dari hasil pemeriksaan atas
perkiraan tersebut, apakah menurut pendapat auditor,
perkiraan tersebut disajikan secara wajar atau tidak.
Menurut SAK ETAP (IAI,2009:86,87):
Untuk sewa operasi, lease menggunakan hal-hal
berikut :

11

a. Jumlah pembayaran sewa yang harus diabayar
selama masa sewa.
b. Jumlah

pembayaran

sewa

selama

periode

berjalan yang diakui sebagai beban sewa
c. Jaminan yang diberikan sehubungan dengan
transaksi sewa
d. Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan
beserta

amortisasinya

sehubungan

dengan

transaksi jual dan sewa balik
e. Ikatan-ikatan penting yaang dipersyaratkan dalam
perjanjian sewa.
Sedangkan bagi lessor, pembayaran sewa selama
tahun

berjalan

dari

lessee

harus

diakui

sebagai

pendapatan sewa. Pendapatan sewa harus diakui dan
diukur berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa
sewa, meskipun pembayaran sewa guna usaha mungkin
dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode.

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi,
yang akan digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
Pajak dibayar di muka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan
setiap bulan atau dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan
diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir tahun (untuk pajak
penghasilan) atau di akhir bulan (untuk PPN).
Disamping itu, perusahaan tetap harus melakukan pemeriksaan
terhadap biaya dibayar di muka dan pajak dibayar di muka sesuai
dengan prosedur pemeriksaan biaya dibayar di muka dan pajak
dibayar di muka yang berlaku. Hal ini untuk menghindari adanya
penggelapan pajak ataupun beban yang dilakukan oleh pihak pihak
yang tidak bertanggung jawab.

B. SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan
penulis para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan
saran yang sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan
makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang
pastinya memiliki kesalahan.

13