PEMERIKSAAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN PAJ
PEMERIKSAAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA
DAN PAJAK DIBAYAR DIMUKA
JARAN 2013/2014
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
SITI NURHALIDA
(461-14-016 )
DINDA RESKY JANNATUL GAISI
(461-14-052)
LASTRI EDA PALURUAN
(461-14-054)
MUH. KHAIRUL ANAM
(461-14-056)
3A-D4 AKUNTANSI MANAJERIAL
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktifitas sebuah entitas, baik entitas yang berorientasi pada laba
(profit) maupun non-laba (profit), tidak dapat dipisahkan dari beban. Di
dalam suatu perusahaan, Beban adalah suatu elemen penting dalam
aktivitas operasional, investasi, maupun pendanaan perusahaan
tersebut. Hal ini dikarenaka beban merupakan biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk mejalankan operasi sehingga mencerminakan
kinerja perusahaan. Di samping itu, Beban adalah perkiraan
perusahaan yang cukup mudah untuk diselewengkan termasuk beban
beban yang dibayar dimuka.
Untuk menghindari terjadinya berbagai macam penyelewengan
terhadap Beban, maka diperlukan adanya sistem pengendalian
(pengawasan) yang cukup terhadap Beban. Sistem pengendalian
intern (SPI) yang baik akan mengurangi potensi penyelewengan
terhadap Beban perusahaan.
Pemeriksaan pada Beban yang dibayar dimuka menjadi salah
fokus utama auditor dalam tugasnya melakukan audit kepada
perusahaan/entitas. Apabila auditor tidak mendapatkan temuantemuan yang janggal pada saat pemeriksaan Beban dan penilaian
yang baik terhadap pengendalian internal Beban perusahaan, auditor
2
akan lebih mudah untuk melanjutkan pemeriksaan pada elemen
keuangan perusahaan yang lainnya.
B. Rumusan Maalah
1. Bagaimanakah sifat biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar
dimuka?
2. Apa saja tujuan pemeriksaan (audit objective) biaya dibayar dimuka
dan pajak dibayar dimuka?
3. Apa saja prosedur pemeriksaan pada biaya dibayar dimuka dan
pajak dibayar dimuka?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sifat biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar
dimuka;
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan (audit objective) biaya
dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka;
3. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan biaya dibayar dimuka dan
pajak dibayar dimuka.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sifat dan Contoh Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak
Dibayar Dimuka
Definisi biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka
adalah
sebagai berikut:
1. Menurut Standar Akuntansi Keuangan :
a. Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah
terjadi, yang akan digunakan untuk aktivitas perusahaan
yang akan datang.
b. Bagian dari biaya dibayar di muka yang akan memberikan
manfaat untuk beberapa periode kegiatan diklasifikasikan
sebagai aktiva tidak lancar.
2. Pajak dibayar di muka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan
setiap bulan atau dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan
diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir tahun (untuk pajak
penghasilan) atau di akhir bulan (untuk PPN)
B. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Biaya Dibayar
Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup
baik atas biaya dan pajak dibayar di muka.
Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa
internal control atas biaya dan pajak dibayar di muka berjalan
4
efektif
maka
luasnya
pemeriksaan
dalam
melakukan
substantive test dapat dipersempit.
Beberapa ciri internal control yang baik atas biaya dan
pajak dibayar di muka adalah :
a. Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di
muka
diotorisasi
oleh
pejabat
perusahaan
yang
berwenang.
b. Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di
muka didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap.
Misalnya : polis asuransi,perjanjian sewa menyewa
(lease agreement), kontrak untuk advertensi Surat
Setoran Pajak (SSP), faktur pajak masukan, bukti
pemotongan PPh 22, 23, dll.
2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan
untuk tahun berikutnya sudah dicatat sebagai biaya dibayar di
muka.
Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah
bagian
yang
belum expired (mempunyai
kegunaan
untuk
periode yang akan datang) tidak dibebankan sebagai biaya,
tetapi dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang
mempunyai
kegunaan
untuk
tahun
berjalan
telah
dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.
5
Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah
bagian yangexpired (masa manfaatnya sudah berlalu) sudah
dibebankan sebagai biaya tahun berjalan.
4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh
bukti setoran/pemungutan pajak yang sah dan lengkap
sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak pada akhir
periode.
Untuk
bisa
diperhitungkan
sebagai
kredit
pajak,
perusahaan harus mempunyai bukti pendukung sebagai
berikut:
PPh 22 : bukti pemungutan dari bank devisa dan PIUD
(Pemberitahuan Import Untuk Dipakai)
PPh 23 : bukti pemotongan dari perusahaan yang membayar
dividen, sewa, royalty atau bank yang membayar
bungan deposito/jasa giro.
PPh 25 : SSP
PPN Masukan : faktur pajak dari pengusaha kena pajak.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di
muka dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
Biasanya biaya dibayar di muka yang mempunyai masa
manfaat kurang dari atau sama dengan satu tahun disajikan
sebagai harta lancar, sedangkan yang masa manfaatnya lebih
dari sat tahun disajikan sebagai aktiva tak lancar.
6
Sedangkan pajak dibayar di muka bisa disajikan
sebagai harta lancar atau di offset dengan utang pajak yang
sejenis (pajak penghasilan badan atau pajak pertambahan
nilai).
C. Prosedur Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak
Dibayar Dimuka
Menurut Soekrisno Agoes (2012:169), Prosedur pemeriksaan dibagi
atas
prosedur
compliance
test dan prosedur
subtantive
test.
Pembahasan prosedur pemeriksaan untuk substantive test akan
dibagi dalam beberapa bagian, yaitu sewa dibayar di muka, premi
asuransi dibayar di muka, biaya advertensi dibayar di muka dan pajak
dibayar di muka.
1. Prosedur Pemeriksaan Untuk Compliance Test :
(1) Pelajari dan evaluasi internal control atas pajak yang
dibayar di muka:
a. Dalam hal ini internal control questionnaires yang
dipergunakan
tercakup
dalam internal
control
questionnairesatas pengeluaran kas dan bank :
Apakah
setiap
menyangkut
pajak
pembayaran
dibayar
di
yang
muka
didukung oleh bukti-bukti sah dan lengkap.
Apakah pembayaran tersebut diotorisasi
oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
7
Apakah bukti setoran pajak, faktur pajak
masukan, bukti pemotongan pajak oleh
pihak ketiga di file dengan baik dan rapi.
Apakah lease
agreement, insurance
policy di file dengan baik dan rapi.
b. Lakukan test transaksi ( compliance test ) atas
biaya dan pajak dibayar di muka. Yang digunakan
sebagai
sample
biasanya
adalah
bukti
pengeluaran kas dan bank dan samplecukup
dipilih secara random.
(2) Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya
dan pajak dibayar di muka.
Jika dari test transaksi auditor tidak menemukan sesuatu
kesalahan, maka auditor bisa menyimpulkan bahwa
internal control atas pajak dibayar di muka berjalan
efektif. Karena itu subtantive test atas perkiraan pajak
dibayar di muka bisa di persempit.
2. Prosedur Pemeriksaan Subtantive Sewa Dibayar di Muka
(Prepaid Rent)
(1) Minta rincian (schedule) prepaid rent per tanggal neraca.
(2) Check ketelitian perhitungan mathematic (mathematical
accuracy).
(3) Cocokkan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan
saldo buku besar (general ledger) prepaid rent.
8
(4) Cocokkan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja
pemeriksaan tahun lalu.
(5) Lakukkan vouching untuk
pembayaran prepaid
rent di
tahun berjalan dan pemeriksaan lease agreement ( jika
sudah dilakukan di compaliance test,refer ke kertas
kerja compliance test ).
(6) Tie-upltie-in (cocokkan) total yang dibebankan sebagai
biaya sewa ke buku besar biaya sewa.
Dalam hal ada biaya sewa yang langsung dibebankan
ke perkiraan biaya sewa ( tanpa melalui prepaid rent ),
jumlah biaya sewa di buku besar akan terlihat lebih
besar.
(7) Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
3. Prosedur
Pemeriksaan
Substantive
Premi
Asuransi
Dibayar di Muka (Prepaid Insurance)
(1) Minta rincian prepaid insurance per tanggal neraca.
(2) Check mathematical accuracy.
(3) Cocokkan saldo prepaid insurance per tanggal neraca
dengan saldo buku besar (general ledger) prepaid
insurance.
(4) Cocokkan saldo awal prepaid insurance dengan kertas
kerja pemeriksaan tahun lalu.
9
(5) Lakukkan vouching untuk pembayaran premi asuransi di
tahun berjalan, perhatikan apakah ada discount untuk
pembayaran tersebut.
(6) Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis
asuransi dengan rincian prepaid insurance.
(7) Tie-up total yang dibebankan sebagai biaya asuransi ke
buku besar biaya asuransi.
(8) Periksa
apakah
nilai
pertanggungan
( insurance
coverage ) cukup atau tidak dalam arti tidak terlalu besar
dan tidak terlalu kecil.
(9) Perhatikan apakah di dalam polis asuransi terdapat
BANKER’S CLAUSE, maksudnya apakah dalam polis
asuransi
tersebut
ada
salah
satu
pasal
yang
menyebutkan bahwa kalau terjadi klaim, karena yang
diasuransikan terbakar atau hilang, maka ganti rugi
harus dibayarkan kepada bank.
(10) Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
4. Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Advertising
(1) Minta rincian prepaid Advertising per tanggal neraca.
(2) Check
footing dan
cocokkan
saldo
akhir prepaid
advertising ke buku besar dan saldo awal ke kertas kerja
pemeriksaan tahun lalu.
10
(3) Periksa bukti pembayaran dan surat perjanjian ( untuk
iklan di tv/radio/bill board ) dan bukti pembelian ( untuk
barang-barang souvenir ).
(4) Periksa kebenaran pembebanan ke biaya; untuk barangbarang
souvenir
harus
dilakukan stock
opname ( perhitungan fisik ) pada akhir tahun.
5. Prosedur Pemeriksaan Subtantive Prepaid Taxes
(1) Minta rincian prepaid taxes pertanggal neraca (rincian
bisa per jenis pajak atau di campur).
(2) Check footing dan
cocokan
saldonya
dengan
buku
besar.
(3) Untuk pajak penghasilan, bandingkan angka prepaid
taxes di rincian dengan SPT PPH Badan.
(4) Untuk
Pajak
Pertambahan
nilai
(PPN
Masukan),
bandingkan angka prepaid taxes di rincian dengan SPT
Masa (SPM)
Di dalam top schedule biasanya si auditor harus
mencantumkan kesimpulan dari hasil pemeriksaan atas
perkiraan tersebut, apakah menurut pendapat auditor,
perkiraan tersebut disajikan secara wajar atau tidak.
Menurut SAK ETAP (IAI,2009:86,87):
Untuk sewa operasi, lease menggunakan hal-hal
berikut :
11
a. Jumlah pembayaran sewa yang harus diabayar
selama masa sewa.
b. Jumlah
pembayaran
sewa
selama
periode
berjalan yang diakui sebagai beban sewa
c. Jaminan yang diberikan sehubungan dengan
transaksi sewa
d. Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan
beserta
amortisasinya
sehubungan
dengan
transaksi jual dan sewa balik
e. Ikatan-ikatan penting yaang dipersyaratkan dalam
perjanjian sewa.
Sedangkan bagi lessor, pembayaran sewa selama
tahun
berjalan
dari
lessee
harus
diakui
sebagai
pendapatan sewa. Pendapatan sewa harus diakui dan
diukur berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa
sewa, meskipun pembayaran sewa guna usaha mungkin
dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi,
yang akan digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
Pajak dibayar di muka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan
setiap bulan atau dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan
diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir tahun (untuk pajak
penghasilan) atau di akhir bulan (untuk PPN).
Disamping itu, perusahaan tetap harus melakukan pemeriksaan
terhadap biaya dibayar di muka dan pajak dibayar di muka sesuai
dengan prosedur pemeriksaan biaya dibayar di muka dan pajak
dibayar di muka yang berlaku. Hal ini untuk menghindari adanya
penggelapan pajak ataupun beban yang dilakukan oleh pihak pihak
yang tidak bertanggung jawab.
B. SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan
penulis para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan
saran yang sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan
makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang
pastinya memiliki kesalahan.
13
DAN PAJAK DIBAYAR DIMUKA
JARAN 2013/2014
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
SITI NURHALIDA
(461-14-016 )
DINDA RESKY JANNATUL GAISI
(461-14-052)
LASTRI EDA PALURUAN
(461-14-054)
MUH. KHAIRUL ANAM
(461-14-056)
3A-D4 AKUNTANSI MANAJERIAL
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktifitas sebuah entitas, baik entitas yang berorientasi pada laba
(profit) maupun non-laba (profit), tidak dapat dipisahkan dari beban. Di
dalam suatu perusahaan, Beban adalah suatu elemen penting dalam
aktivitas operasional, investasi, maupun pendanaan perusahaan
tersebut. Hal ini dikarenaka beban merupakan biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk mejalankan operasi sehingga mencerminakan
kinerja perusahaan. Di samping itu, Beban adalah perkiraan
perusahaan yang cukup mudah untuk diselewengkan termasuk beban
beban yang dibayar dimuka.
Untuk menghindari terjadinya berbagai macam penyelewengan
terhadap Beban, maka diperlukan adanya sistem pengendalian
(pengawasan) yang cukup terhadap Beban. Sistem pengendalian
intern (SPI) yang baik akan mengurangi potensi penyelewengan
terhadap Beban perusahaan.
Pemeriksaan pada Beban yang dibayar dimuka menjadi salah
fokus utama auditor dalam tugasnya melakukan audit kepada
perusahaan/entitas. Apabila auditor tidak mendapatkan temuantemuan yang janggal pada saat pemeriksaan Beban dan penilaian
yang baik terhadap pengendalian internal Beban perusahaan, auditor
2
akan lebih mudah untuk melanjutkan pemeriksaan pada elemen
keuangan perusahaan yang lainnya.
B. Rumusan Maalah
1. Bagaimanakah sifat biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar
dimuka?
2. Apa saja tujuan pemeriksaan (audit objective) biaya dibayar dimuka
dan pajak dibayar dimuka?
3. Apa saja prosedur pemeriksaan pada biaya dibayar dimuka dan
pajak dibayar dimuka?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sifat biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar
dimuka;
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan (audit objective) biaya
dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka;
3. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan biaya dibayar dimuka dan
pajak dibayar dimuka.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sifat dan Contoh Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak
Dibayar Dimuka
Definisi biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka
adalah
sebagai berikut:
1. Menurut Standar Akuntansi Keuangan :
a. Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah
terjadi, yang akan digunakan untuk aktivitas perusahaan
yang akan datang.
b. Bagian dari biaya dibayar di muka yang akan memberikan
manfaat untuk beberapa periode kegiatan diklasifikasikan
sebagai aktiva tidak lancar.
2. Pajak dibayar di muka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan
setiap bulan atau dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan
diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir tahun (untuk pajak
penghasilan) atau di akhir bulan (untuk PPN)
B. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Biaya Dibayar
Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup
baik atas biaya dan pajak dibayar di muka.
Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa
internal control atas biaya dan pajak dibayar di muka berjalan
4
efektif
maka
luasnya
pemeriksaan
dalam
melakukan
substantive test dapat dipersempit.
Beberapa ciri internal control yang baik atas biaya dan
pajak dibayar di muka adalah :
a. Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di
muka
diotorisasi
oleh
pejabat
perusahaan
yang
berwenang.
b. Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di
muka didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap.
Misalnya : polis asuransi,perjanjian sewa menyewa
(lease agreement), kontrak untuk advertensi Surat
Setoran Pajak (SSP), faktur pajak masukan, bukti
pemotongan PPh 22, 23, dll.
2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan
untuk tahun berikutnya sudah dicatat sebagai biaya dibayar di
muka.
Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah
bagian
yang
belum expired (mempunyai
kegunaan
untuk
periode yang akan datang) tidak dibebankan sebagai biaya,
tetapi dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang
mempunyai
kegunaan
untuk
tahun
berjalan
telah
dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.
5
Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah
bagian yangexpired (masa manfaatnya sudah berlalu) sudah
dibebankan sebagai biaya tahun berjalan.
4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh
bukti setoran/pemungutan pajak yang sah dan lengkap
sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak pada akhir
periode.
Untuk
bisa
diperhitungkan
sebagai
kredit
pajak,
perusahaan harus mempunyai bukti pendukung sebagai
berikut:
PPh 22 : bukti pemungutan dari bank devisa dan PIUD
(Pemberitahuan Import Untuk Dipakai)
PPh 23 : bukti pemotongan dari perusahaan yang membayar
dividen, sewa, royalty atau bank yang membayar
bungan deposito/jasa giro.
PPh 25 : SSP
PPN Masukan : faktur pajak dari pengusaha kena pajak.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di
muka dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
Biasanya biaya dibayar di muka yang mempunyai masa
manfaat kurang dari atau sama dengan satu tahun disajikan
sebagai harta lancar, sedangkan yang masa manfaatnya lebih
dari sat tahun disajikan sebagai aktiva tak lancar.
6
Sedangkan pajak dibayar di muka bisa disajikan
sebagai harta lancar atau di offset dengan utang pajak yang
sejenis (pajak penghasilan badan atau pajak pertambahan
nilai).
C. Prosedur Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak
Dibayar Dimuka
Menurut Soekrisno Agoes (2012:169), Prosedur pemeriksaan dibagi
atas
prosedur
compliance
test dan prosedur
subtantive
test.
Pembahasan prosedur pemeriksaan untuk substantive test akan
dibagi dalam beberapa bagian, yaitu sewa dibayar di muka, premi
asuransi dibayar di muka, biaya advertensi dibayar di muka dan pajak
dibayar di muka.
1. Prosedur Pemeriksaan Untuk Compliance Test :
(1) Pelajari dan evaluasi internal control atas pajak yang
dibayar di muka:
a. Dalam hal ini internal control questionnaires yang
dipergunakan
tercakup
dalam internal
control
questionnairesatas pengeluaran kas dan bank :
Apakah
setiap
menyangkut
pajak
pembayaran
dibayar
di
yang
muka
didukung oleh bukti-bukti sah dan lengkap.
Apakah pembayaran tersebut diotorisasi
oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
7
Apakah bukti setoran pajak, faktur pajak
masukan, bukti pemotongan pajak oleh
pihak ketiga di file dengan baik dan rapi.
Apakah lease
agreement, insurance
policy di file dengan baik dan rapi.
b. Lakukan test transaksi ( compliance test ) atas
biaya dan pajak dibayar di muka. Yang digunakan
sebagai
sample
biasanya
adalah
bukti
pengeluaran kas dan bank dan samplecukup
dipilih secara random.
(2) Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya
dan pajak dibayar di muka.
Jika dari test transaksi auditor tidak menemukan sesuatu
kesalahan, maka auditor bisa menyimpulkan bahwa
internal control atas pajak dibayar di muka berjalan
efektif. Karena itu subtantive test atas perkiraan pajak
dibayar di muka bisa di persempit.
2. Prosedur Pemeriksaan Subtantive Sewa Dibayar di Muka
(Prepaid Rent)
(1) Minta rincian (schedule) prepaid rent per tanggal neraca.
(2) Check ketelitian perhitungan mathematic (mathematical
accuracy).
(3) Cocokkan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan
saldo buku besar (general ledger) prepaid rent.
8
(4) Cocokkan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja
pemeriksaan tahun lalu.
(5) Lakukkan vouching untuk
pembayaran prepaid
rent di
tahun berjalan dan pemeriksaan lease agreement ( jika
sudah dilakukan di compaliance test,refer ke kertas
kerja compliance test ).
(6) Tie-upltie-in (cocokkan) total yang dibebankan sebagai
biaya sewa ke buku besar biaya sewa.
Dalam hal ada biaya sewa yang langsung dibebankan
ke perkiraan biaya sewa ( tanpa melalui prepaid rent ),
jumlah biaya sewa di buku besar akan terlihat lebih
besar.
(7) Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
3. Prosedur
Pemeriksaan
Substantive
Premi
Asuransi
Dibayar di Muka (Prepaid Insurance)
(1) Minta rincian prepaid insurance per tanggal neraca.
(2) Check mathematical accuracy.
(3) Cocokkan saldo prepaid insurance per tanggal neraca
dengan saldo buku besar (general ledger) prepaid
insurance.
(4) Cocokkan saldo awal prepaid insurance dengan kertas
kerja pemeriksaan tahun lalu.
9
(5) Lakukkan vouching untuk pembayaran premi asuransi di
tahun berjalan, perhatikan apakah ada discount untuk
pembayaran tersebut.
(6) Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis
asuransi dengan rincian prepaid insurance.
(7) Tie-up total yang dibebankan sebagai biaya asuransi ke
buku besar biaya asuransi.
(8) Periksa
apakah
nilai
pertanggungan
( insurance
coverage ) cukup atau tidak dalam arti tidak terlalu besar
dan tidak terlalu kecil.
(9) Perhatikan apakah di dalam polis asuransi terdapat
BANKER’S CLAUSE, maksudnya apakah dalam polis
asuransi
tersebut
ada
salah
satu
pasal
yang
menyebutkan bahwa kalau terjadi klaim, karena yang
diasuransikan terbakar atau hilang, maka ganti rugi
harus dibayarkan kepada bank.
(10) Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
4. Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Advertising
(1) Minta rincian prepaid Advertising per tanggal neraca.
(2) Check
footing dan
cocokkan
saldo
akhir prepaid
advertising ke buku besar dan saldo awal ke kertas kerja
pemeriksaan tahun lalu.
10
(3) Periksa bukti pembayaran dan surat perjanjian ( untuk
iklan di tv/radio/bill board ) dan bukti pembelian ( untuk
barang-barang souvenir ).
(4) Periksa kebenaran pembebanan ke biaya; untuk barangbarang
souvenir
harus
dilakukan stock
opname ( perhitungan fisik ) pada akhir tahun.
5. Prosedur Pemeriksaan Subtantive Prepaid Taxes
(1) Minta rincian prepaid taxes pertanggal neraca (rincian
bisa per jenis pajak atau di campur).
(2) Check footing dan
cocokan
saldonya
dengan
buku
besar.
(3) Untuk pajak penghasilan, bandingkan angka prepaid
taxes di rincian dengan SPT PPH Badan.
(4) Untuk
Pajak
Pertambahan
nilai
(PPN
Masukan),
bandingkan angka prepaid taxes di rincian dengan SPT
Masa (SPM)
Di dalam top schedule biasanya si auditor harus
mencantumkan kesimpulan dari hasil pemeriksaan atas
perkiraan tersebut, apakah menurut pendapat auditor,
perkiraan tersebut disajikan secara wajar atau tidak.
Menurut SAK ETAP (IAI,2009:86,87):
Untuk sewa operasi, lease menggunakan hal-hal
berikut :
11
a. Jumlah pembayaran sewa yang harus diabayar
selama masa sewa.
b. Jumlah
pembayaran
sewa
selama
periode
berjalan yang diakui sebagai beban sewa
c. Jaminan yang diberikan sehubungan dengan
transaksi sewa
d. Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan
beserta
amortisasinya
sehubungan
dengan
transaksi jual dan sewa balik
e. Ikatan-ikatan penting yaang dipersyaratkan dalam
perjanjian sewa.
Sedangkan bagi lessor, pembayaran sewa selama
tahun
berjalan
dari
lessee
harus
diakui
sebagai
pendapatan sewa. Pendapatan sewa harus diakui dan
diukur berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa
sewa, meskipun pembayaran sewa guna usaha mungkin
dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi,
yang akan digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
Pajak dibayar di muka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan
setiap bulan atau dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan
diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir tahun (untuk pajak
penghasilan) atau di akhir bulan (untuk PPN).
Disamping itu, perusahaan tetap harus melakukan pemeriksaan
terhadap biaya dibayar di muka dan pajak dibayar di muka sesuai
dengan prosedur pemeriksaan biaya dibayar di muka dan pajak
dibayar di muka yang berlaku. Hal ini untuk menghindari adanya
penggelapan pajak ataupun beban yang dilakukan oleh pihak pihak
yang tidak bertanggung jawab.
B. SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan
penulis para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan
saran yang sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan
makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang
pastinya memiliki kesalahan.
13