MENGADAKAN DAN MENETAPKAN MASALAH DALAM

A. Pembuka
Penelitian pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk memprediksi,
menemukan, atau memverifikasi kebenaran. Menurut Hadi (Narbuko, 1997:2)
penelitian

dapat

didefinisikan

sebagai

usaha

untuk

menemukan,

mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Penelitian
diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan
secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Jadi,
penelitian merupakan bagian dari pemecahan masalah.

Pelaksanaan kegiatan penelitian haruslah sistematis. Oleh Karena itu
sebelum meneliti alangkah baiknya telah memelajari paradigma penelitian dan
langkah-langkahnya. Menurut Harmon (Moleong, 2004: 49), paradigma
adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan
yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang realitas. Sedangkan
Baker (Moleong, 2004: 49) mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat
aturan yang (1) membangun atau mendefinisikan batas-batas; dan (2)
menjelaskan bagaimana sesuatu harus dilakukan dalam batas-batas itu agar
berhasil. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
paradigma merupakan seperangkat konsep, keyakinan, asumsi, nilai, metode,
atau aturan yang membentuk kerangka kerja pelaksanaan sebuah penelitian.
Penelitian merupakan suatu upaya sitematis melalui prosedur langkahlangkah tertentu untuk mencari jawaban atas suatu masalah. Setelah
mengetahui pengertian paradigma tersebut, penulsi akan menjelaskan lebih
dalam mengenai paradigm mengadakan dan menetapkan masalah penelitian
melalui prosedur penelitian.
B. Paradigma Mengadakan Penelitian
1. Persyaratan Penelitian
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan
yang benar mengenai suatu masalah. Menurut Subiyanto (1999:1)
penelitian dilakukan untuk memperoleh kebenaran terhadap suatu obyek

permasalahan (phenomena). Permasalahan tersebut dapat bermacammacam variasinya, baik yang sangat sederhana maupun yang sangat
kompleks. Penelitian mengandung dimensi yang sangat luas, akan tetapi

1

penelitian merupakan upaya pembuktian terhadap sesuatu yang diragukan
demi memeroleh pengetahuan baru. Oleh karena itu, penelitian akan selalu
menggunakan metodologi keilmiahan agar mampu mencapai derajat
ilmiah yang objektif. Jadi, sebelum melakukan penelitian hendaknya
seorang peneliti mengetahui persyaratan penelitian terlebih dahulu untuk
memperoleh hasil yang baik dan maksimal.
Menurut Arikunto (2010:59) sebuah penelitian dapat dikatakan
baik atau ilmiah apabila memenuhi tiga persyaratan yaitu sistematis,
berencana, dan mengikuti konsep ilmiah. Sitematis artinya dilaksanakan
menurut pola tertentu, dari yang paling sederhana sampai kompleks hingga
tercapai tujuan secara efektif dan efisien. Berencana artinya dilaksanakan
dengan adanya unsur dipikirkan langkah-langkah pelaksanaannya.
Mengikuti konsep ilmiah artinya mulai awal sampai akhir kegiatan
penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip yang
digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Persyaratan penelitian

tersebut harus dilakukan secara cermat dan hati-hati, karena persyaratan
tersebut dapat memengaruhi data yang akan dikumpulkan, keabsahan, dan
kebenaran data.
2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian berguna untuk mengetahui kegiatan apa saja yang
harus peneliti lakukan dalam penelitian secara sistematis dan mencapai
tujuan tertentu. Adapun prosedur penelitian secara garis besar menurut
Arikunto (2010:61) dapat digolongkan sebagai berikut. (1) Pembuatan
rancangan penelitian, (2) Pelaksanaan penelitian, dan (3) Pembuatan
laporan penelitian.
Ketiga prosedur penelitian tersebut masih bersifat umum. Oleh
karenanya, prosedur penelitian tersebut akan dijelaskan lebih terperinci di
dalam pembahasan langkah-langkah penelitian.
3. Langkah-langkah Penelitian
Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian yang berpedoman pada
taraf-taraf berpikir ilmiah. Langkah-langkah penelitian menurut Arikunto
(2010:61) sebagai berikut.
a. Memilih Masalah
2


Penelitian dapat dilaksanakan apabila peneliti telah memilih masalah
yang akan digunakan sebagai objek dalam sebuah penelitian. Langkah
awal

sebelum

memilih

masalah,

peneliti

sebaiknya

mempertimbangkan topik atau tema pokok permasalahan. menurut
Marzuki (1989:25) ada empat hal, yaitu manageble, obtainable,
significance, dan interest.
Manageable topic, adalah kecakapan dan kemampuan peneliti.
Ketersediaan biaya, batas waktu yang diberikan, tidak sulit mencari
pembimbing ada kemungkinan kerja sama dengan pihak-pihak lain

dalam

menyelenggarakan

riset.

Obtainable

of

topic,

adalah

ketersediaan bahan-bahan. Kepustakaan bagi pengembang hipotesa
lengkap, teknik pengumpulan data dikuasai, penguasaan bahasa, letak
daerah, top secret dan sebagainya dapat diatasi. Significance of topic,
adalah hasil yang akan diperoleh dari penelitian tersebut harus
memberikan sumbangan kepada pengetahuan yang ada. Interest of
topic, adalah kemenarikan topik yang akan diteliti dan dikaji.

Setelah mempertimbangkan topik peneliti dapat menentukan
sumber masalahnya. Suatu masalah tidak harus menimbulkan suatu
penelitian, tetapi suatu penelitian dilakukan karena adanya masalah.
Menurut Arikunto (2012:69) masalah dapat diperoleh seseorang dari
kehidupan sehari-hari. Selain itu, masalah juga dapat diperoleh dari
membaca buku, dapat juga “diberi” orang lain. Sedangkan menurut
Narbuko dan Achmadi (1991:138) masalah dapat dari berbagai
sumber, antara lain: kepustakaan artinya masalah dapat berasal dari
literatur, majalah, dan jurnal terutama hasil dari penelitian sebelumnya.
Dapat juga berasal dari seminar, diskusi, ceramah, pengalaman pribadi,
dan pengamatan sepintas.
b. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan

studi

yang

dilakukan


untuk

mempertajam arah studi utama. Selain itu, studi pendahuluan
merupakan salah satu aktivitas atau kegiatan persiapan yang dilakukan
oleh seorang peneliti untuk menentukan objek dan subjek penelitian

3

yang tepat. Hal ini senada dengan pendapat Arikunto (2010:63), bahwa
peneliti melakukan studi pendahuluan memiliki tujuan untuk menjajagi
kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti. Studi pendahuluan
juga dimaksudkan untuk mencari informasi yag diperlukan oleh
peneliti agar masalahnya menjadi jelas.
Tahap pertama studi pendahuluan merupakan tahap awal atau
persiapan untuk pengembangan. Studi pendahuluan menurut Sangadji
(2010:7) adalah “studi yang berguna untuk menjajaki keadaan di
lapangan, yaitu masalah yang kiranya layak dan penting untuk diteliti”.
Dalam penelitian, calon peneliti bisa saja meneliti fenomena yang
sama dengan penelitian yang lain. Namun, peneliti dapat menyelidiki
masalah yang belum terjawab persoalannya dengan metode yang

berbeda, meneliti hambatan apa saja yang belum terselesaikan, dan
hasil-hasil apa saja yang belum terpecahkan dari segi permasalahan
yang berbeda.
Studi pendahuluan merupakan bentuk pra-penelitian yang
mencakup pendahuluan penelitian. Berdasarkan pendapat diatas,
Carrol, J.S., dan E.J. Johnson (Sangadji, 2010:9) merumuskan bahwa
ada beberapa manfaat studi pendahuluan, (1) memperjelas masalah, (2)
menjaga kemungkinan dilanjutkannya penelitian, (3) mengetahui apa
yang sudah dihasilkan orang lain bagi peneliti yang serupa dan bagian
dari permasalahan yang belum terpecahkan.
c. Merumuskan Masalah
Setelah masalah diketahui, langkah selanjutnya adalah membuat
rumusan masalah. Rumusan masalah berbeda dengan masalah.
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari
jawabannya melalui pengumpulan data dalam penelitian. Rumusan
masalah biasanya terdiri dari beberapa kalimat pertanyaan yang dibuat
secara jelas dan tegas yang dapat mengarahkan solusi dan
alternatifnya. Sebenarnya, dalam merumuskan masalah penelitian,
tidak ada ketentuan atau aturan formal yang mengatur tentang itu,


4

tetapi pada umumnya rumusan masalah dibuat dalam bentuk
pertanyaan (kalimat tanya), pada, dan jelas (Arifin, 2012:184)
Adapun fungsi rumusan masalah menurut Arifin (2012:180),
yaitu mendorong adanya suatu kegiatan penelitian atau pentingnya
penelitian. Sebagai titik tolak, acuan atau fokus dari suatu penelitian.
Menentukan jenis data yang perlu dikumpulkan oleh peneliti.
Mempermudah peneliti dalam menentukan populasi dan sampel
penelitian.
d. Merumuskan Anggapan Dasar
Langkah selanjutnya setelah merumuskan masalah, peneliti harus
merumuskan anggapan dasar. Menurut Arikunto (2010:63), anggapan
dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang
akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak
bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian. Sedangkan menurut
Surakhmad (Arikunto, 2010:104), anggapan dasar atau postulat adalah
sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh
penyelidik. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
anggapan dasar harus didasarkan atas kebenaran yang telah diyakini

oleh peneliti. Sebagai bahan pendukung anggapan dasar, sebaiknya
peneliti melakukan studi pustaka untuk mengumpulkan teori-teori dari
buku maupun penemuan dari penelitian sebelumnya.
Cara menentukan anggapan dasar yaitu

dengan

cara

mengetahui sesuatu hal atau masalah yang akan diteliti dengan cara,
membaca buku, membaca acuan khusus, mendengarkan berita,
ceramah, diskusi, berkunjung ke berbagai tempat, dan rajin mengdakan
pendugaan.
e. Merumuskan Hipotesis
Setelah mengetahui anggapan dasar dalam penelitian, peneliti harus
merumuskan hipotesis. Hipotesis erat keitannya dengan anggapan
dasar, karena anggapan daasar merupakan suatu kesimpulan awal yang
kebenarannya mutlak. Sehingga, ketika seseorang membaca suatu
anggapan dasar, tidak lagi meragukan kebenarannya.


5

Hipotesis terdiri dari dua kata latin hypo yang berarti sebelum
dan thesis yang berarti dalil. Jadi dua kata tersebut apabila dirangkai
memiliki makna baru yang berarti dalil yang dianggap belum menjadi
dalil

yang

sebenarnya,

karena

perlu

pembuktian

terhadap

kebenarannya (Subiyanto, 1999:50). Dapat disimpulkan bahwa
hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin
juga salah.
Hipotesis perlu dibuktikan dalam proses penelitian dengan
suatu keadaan yang nyata. Selain itu, hipotesis harus diverifikasi dalam
suatu penelitian agar dugaan yang dirumuskan di awal penelitian
memang terbukti kebenarannya. Perumusan hipotesis juga sangat erat
hubungannya dengan perumusan tujuan penelitian, karena penulisan
hipotesis tidak dapat dijelaskan tanpa memahami bagaimana tujuan
penelitian dirumuskan.
f. Memilih Pendekatan
Langkah memilih pendekatan dapat dilakukan setelah merumuskan
hipotesis, karena pendekatan dapat dipilih ketika peneliti sudah
mengetahui objek apa yang akan digunakan dalam penelitian.
Pendekatan merupakan metode atau cara mengadakan penelitian
seperti halnya eksperimen (uji laboratorium) dan non-eksperimen
(lapangan) (Arikunto, 2010:64). Setelah memilih pendeketan peneliti
akan dapat menentukan variabel dan sumber data yang akan digunakan
dalam penelitiannya.
Memilih pendeketan yang cocok merupakan salah satu unsur
yang penting dalam melakukan penelitian. Untuk memilih pendeketan
penelitian, peneliti harus mengetahui jenis-jenis penelitian dengan
memerhatikan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
g. Menentukan Variabel dan Sumber Data
Variabel sangat penting dalam kegiatan penelitian karena menjadi
objek dan memiliki peran tersendiri dalam menyelidiki suatu peristiwa
atau fenomena yang akan diteliti. Menurut Hadi (Arikunto, 2010:159),
variabel didefinisikan sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis
kelamin, karena jenis kelamin memiliki variasi laki-laki dan

6

perempuan. Sedangkan menurut Fraenkel dan Wallen (Arifin,
2012:185), variabel adalah suatu konsep benda yang bervariasi. Dapat
disimpulkan bahwa variabel adalah atribut yang mencerminkan
pengertian dan memiliki nilai.
Sumber data menurut Arikunto (2010:172), sumber data dalam
penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Apabila peneliti
menggunakan kuisioner atau wawancara dalam mengumpulkan
datanya, maka sumber data tersebut responden. Jadi yang dimaksud
sumber data dari uraian tersebut adalah subjek penelitian di mana data
menempel. Sumber data dapat berupa benda, gerak, manusia, tempat,
dan sebagainya.
h. Menyusun Instrumen
Komponen utama dari sebuah penelitian adalah data. Data merupakan
catatan atas kumpulan fakta. Data yang digunakan dalam penelitian
adalah data yang benar dan dapat dipercaya. Data dalam penelitian
dapat diperoleh dari instrumen penelitian.
Menurut Subiyanto (1999:61) instrumen penelitian adalah
segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengolah, dan
menginterpretasikan informasi dari para responden yang dilakukan
dengan pola pengukuran yang sama. Sedangkan menurut Arifin
(2012:225) instrumen merupakan kunci dalam suatu penelitian. Mutu
instrument akan menentukan mutu data yang digunakan di dalam
penelitian. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan informasi tentang variabel yang diteliti.
i. Menganalisis Data
Analisis data merupakan proses berkelanjutan dalam melakukan
penelitian. Sebelum melakukan analisis data sebaiknya peneliti
mengumpulkan keseluruhan data yang telah diperoleh, kemudian
diolah dan disajikan dalam bentuk tabel. Menurut Marzuki (1989:81)
proses pengolahan data dapat melalui tiga tahap, yaitu editing, coding,
dan tabulating.

7

Editing, merupakan pemeriksaan atau koreksi data yang telah
dikumpulkan. Aspek-aspek yang perlu diperiksa dalam editing
misalnya kelengkapan responden dalam menigisi kuisioner, untuk
mengetahui apakah data yang telah terkumpul baik sehingga dapat
dilakukan

tahapan

selanjutnya.

Coding

dilakukan

untuk

menyederhanakan data, yaitu dengan memberi simbol angka pada
setiap jawaban atau dapat juga ditandai dengan kode tertentu.
Tabulating, yaitu proses menempatkan data dalam bentuk tabel dengan
cara membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan
analisis.
j. Menarik Simpulan
Dalam menarik simpulan penelitian harus didasarkan atas data
yang telah diperoleh. Menarik kesimpulan yang dibuat haruslah
didasarkan peda kriteria dan standar yang telah ditentukan.
Kesimpulan merupakan bagain dari isi laporan penelitian yang memuat
hasil yang sudah dimuat peneliti, kemudian dirangkum menjadi satu
simpulan
Arikunto

(2010:385)

menjelaskan

ada

dua

kesimpulan

penelitian yaitu kesimpulan penelitian non-statistik dan kesimpulan
penelitian statistik. Kesimpulan non-statistik yaitu peneliti mengukur
hasil analisis data penelitian menggunakan standar dan kriteria yang
telah dibuat oleh peneliti sendiri. Sedangkan penelitian statistik
merupakan kesimpulan yang menggunakan teknik statistik yang harus
mempertimbangkan pengambilan hasil sampel.
k. Menulis Laporan
Laporan merupakan cara komunikasi di mana penuls menyampaikan
informasi kepada pihak lain. Pada umumnya laporan berbentuk tulisan
yang merupakan dokumen berisi fakta-fakta. Menurut Subiyanto
(1999:241) laporan penelitian biasanya dilakukan paa akademisi
dengan tujuan untuk memeroleh wawasan dan pengetahuan baru.
Aturan dalam penulisan laporan akan berbeda-beda setiap
instansi. Akan tetapi penulisan laporan memiliki maksud dan tujuan

8

yang sama. Menurut Arifin (2012:292), inti dari laporan penelitian ada
tiga bagian, yaitu bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup.
C. Paradigma Menentukan Masalah
1. Identifikasi Masalah Penelitian
Identifikasi masalah merupakan tahapan awal dalam kegiatan penelitian.
Oleh karena itu, identifikasi masalah merupakan tahap kualitas masalah
yang akan diteliti. Masalah merupakan kendala atau persoalan yang harus
dipecahkan agar memeroleh suatu yang diharapkan dengan baik. Menurut
Sugiyono (2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dan praktik,
antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan.
Menurut Arifin (2012:179) masalah adalah setiap kondisi atau keadaan
yang

mengancam,

mengganggu,

menghambat,

menyulitkan,

dan

menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Sedangkan di dalam KBBI, masalah merupakan sesutu yang harus
diselesaikan.
Berdasarkan

beberapa

pengertian

tersebut,

masalah

dalam

penelitian adalah suatu hal atau persoalan yang dijadikan sebuah penelitian
dengan mempertimbangkan beberapa hal dalam menentukan suatu
masalah dalam penelitian sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan
atau menetapkan cara penyelesaiannya.
2. Menetapkan Judul Penelitian
Judul penelitian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat yang menarik,
jelas, ringkas dan komunikatif, karena dari judul akan tergambar masalah
dalam kegiatan penelitian. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menetapkan judul dari beberapa sumber. Pertama, seorang peneliti
diperbolehkan menetapkan judul setelah berakhirnya kegiatan penelitian.
Kedua, judul proposal penelitian sifatnya tidak mutlak, maksudnya judul
dapat diganti setelah penelitian berakhir.

Judul penelitian sangat

ditentukan oleh proses dan hasil akhir kegiatan penelitian.
Dapat disimpulkan bahwa penetapan judul

tidak

mutlak

dilkasanakan sebelum melakukan penelitian. Judul ditetapkan setelah
kegiatan penelitian. Dalam penetapan judul penelitian harus memerhatikan
9

rumusan masalah yang telah dibuat dan variable-variabel yang digunakan
di dalam penelitian.
3. Jenis Permasalahan
Dalam merumuskan masalah, peneliti perlu memerhatikan jenis-jenis
masalah. Menurut Arifin (2012:184-185) rumusan masalah memiliki tiga
jenis, yaitu bentuk rumusan masalah deskriptif, rumusan masalah
komparatif, dan rumusan masalah korelasional.
Rumusan masalah deskriptif
artinya bentuk masalah yang
berkaitan dengan suatu keadaan, fenomena, peristiwa yang terjadi pada
saat ini. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2010:74) jenis rumusan
masalah

deskriptif

bertujuan

untuk

mengetahui

problema

dan

mendeskripsikan fenomena sekitar.
Rumusan masalah komparatif artinya bentuk masalah yang
sifatnya membandingkan dua variabel atau lebih. Sedangkan menurut
Arikunto

(2010:74)

rumusan

masalah

komparatif

merupakan

permasalahan untuk membandingkan dua fenomena atau lebih dan
mencari arti atau manfaat dari adanya perbedaan dan persamaan.
Rumusan korelasional artinya bentuk masalah yang sifatnya
menghubungkan dua variabel atau lebih, baik dengan cara korelasi sejajar
maupun korelasi sebab-akibat. Arikunto (2010:78) menjeleskan bahwa
rumusan masalah korelasi bertujuan untuk mengetahui mencari hubungan
antara dua fenomena (korelasi sejajar dan korelasi sebab-akibat).
Dari penjelesan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

jenis

permasalahan ada tiga, yakni permsalahan deskriptif yaitu permasalahn
yang bertujuan untuk mendeskripsikan. Permasalahan komparatif yaitu
permasalahan yang membandingkan dua unsur atau lebih untuk mencari
manfaat. Permasalahan korelasi, yaitu permasalahan yang meghubungkan
dua fenomena.
4. Cara Merumuskan Judul
Judul penelitian merupakan bagian terpenting di dalam sebuah laporan
untuk menarik minat pembaca. Selain itu, judul penelitian juga
menyampaikan masksud dan tujuan dari sebuah penelitian yang dilakukan.
Dari beberbagai sumber di internet, penulis menyimpulkan hal-hal
yang harus diperhatikan dalam merumuskan judul. (1) Judul harus ditulis

10

dengan kalimat pernyataan, bukan pertanyaan, (2) Judul harus jelas,
singkat, dan judul juga harus konsisten dengan rumusan masalah, (3) Judul
berisi variabel-variabel yang diteliti, dan (4) Judul harus menggambarkan
isi kegiatan penelitian.
Hal ini senada dengan pendapat Arikunto (2010:78) bahwa judul
penelitian sebaiknya sesingkat mungkin. Selain itu, judul yang lengkap
harus menyertakan lima hal, yakni. Sifat dan jenis penelitian, objek yang
diteliti, sebjek penelitian, lokasi atau daerah penelitian, dan tahun atau
waktu terjadinya peristiwa.

11

D. Penutup
Paradigma penelitian merupakan seperangkat konsep, keyakinan, asumsi,
nilai, metode, atau aturan yang membentuk kerangka kerja pelaksanaan
sebuah penelitian. Di dalam pembahasan paradigma penelitian terdapat tiga
permasalahan yang berarti, yakni persyaratan penelitian, prosedur penelitian,
dan langkah-langkah penelitian. Jika ingin menghasilkan penelitian yang baik,
maka peneliti harus mengerti dan melakukan kegiatan penelitian sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Dalam paradigma menetapkan

permasalahan,

peneliti

harus

melaksanakan identifikasi masalah dan menetapkan judul permasalahan
sebelum melakukan penelitian yang kemudian peneliti akan mengetahui
masalah apa yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya, peneliti
harus mengetahui jenis-jenis permasalahan apa saja yang akan digunakan
dalam melakukan penelitian dan merumuskan judul untuk menghasilkan
penelitian yang baik.

12