Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Soal pacaran zaman sekarang tampaknya menjadi gejolak umum dikalangan kaula muda.
Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam roman,
novel, film dan syair lagu. Sehingga terkesan bahwa dimasa remaja memang harus ditaburi
dengan bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap sebagai tempat
untuk bertukar cerita dan berbagi rasa.
Selama ini tampaknya belum ada pengertian baku tentang pacaran. Namun setidaknya
didalamnya akan ada suatu bentuk pergaulan antara laki-laki dan wanita tanpa nikah. Kalau
ditinjau lebih jauh sebenarnya pacaran menjadi bagian dari kultur barat. Sebab biasanya
masyarakat barat melegalkan adanya fase-fase hubungan heteroseksual dalam kehidupan
manusia sebelum menikah seperti pupylove (cinta monyet), datang (kencan), going steady
(pacaran), dan engagement (tunangan).
Inilah sebuah kejadian masa kini yang telah melanda anak remaja hingga anak kecil di
Negara ini hingga di Dunia. Mereka menyebutnya pacaran, entah dari mana awal kata pacaran
ini, namun seakan telah menjadi trend kehidupan, masa kini remaja yang tidak memiliki pacar
disebut tidak gaul, ketinggalan zaman bahkan ada yang menyebutkan tidak normal.
Kami tertarik membahas lebih lanjut tentang pacaran karena kami sebagai Mahasiswa
yang belajar al-Qur’an dan hadis tahu dan memahami bahwa pacaran dalam Islam dilarang. Tapi

sebagaimana yang kita ketahui bahwa pacaran sekarang ini sudah menjamur di masyarakat
muslim tidak hanya pada masyarakat muslim yang awam namun orang yang mengerti Islam dan
belajar Islam

setiap hari pun dapat berpacaran. Kami berpendapat bahwa sebagian besar

penduduk Indonesia yang beragama muslim mungkin banyak belum mengetahui bagaimana
sesama muslim dan muslimah berinteraksi, kami disini akan mencoba memberi pemahaman
kepada yang belum tahu tentang pergaulan antara wanita dan laki-laki dalam Islam dan bagi
yang telah tahu dan memahami supaya dapat lebih memahami lagi. Berikut rumusan masalah
dari makalah ini.

1

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

B. Rumusan masalah
1. Apa itu Pacaran?

2. Adakah Dalil tentang pacaran?
3. Adakah dampak pacaran?
4.Adakah solusi agar tidak pacaran?

C. Tujuan makalah
Tujuan dari makalah kami adalah:
1. Memenuhi tugas Makalah Hadis.
2. Agar Memberikan pemahaman tentang pacaran dalam Islam kepada pembaca.
3. Ingin memahami lebih lanjut pacaran, kenapa pacaran masih terus berkembang dan menjadi
tren padahal sudah jelas larangannya dalam Islam.

2

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

PEMBAHASAN
A. Apa itu pacaran?
Sebelum kami membahas pacaran ada baiknya megetahui terlebih dahulu arti cinta,

karena pacaran didasarkan atas nama cinta. Cinta berarti suka sekali, sayang benar, kasih sekali,
ingin sekali berharap, dan susah hati atau khawatir.1
Cinta dari sudut pandang psikologi, dalam teorinya, Stenberg mengemukakan bahwa
cinta

memiliki

tiga

dimensi,

yaitu

hasrat

(passion),

keintiman

(intamcy),


dan

komitmen/keputusan (komitmen/decision).2
Pada hadis dibawah ini dijelaskan bagaimana seharusnya kita lebih mencintai Rasulullah
dan saudara semuslim karena Allah SWT.
Nabi SAW bersabda:

‫ض ل‬
‫ل‬
‫ل ا ضفف ض‬
‫ح ب‬
‫ض الل لهل لفىِ ال ف ل‬
‫ب افل ضع ف ض‬
‫الل لهل لفىِ ضوال فب ضغف ل‬
‫ماَ ل‬
Artinya : “Amal yang paling utama ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah”. (hadis ini
dikutip dari Hisanil Mashabah, riwayat dari Abu Hurairah ra.)
Di dalam menyimpan isyarat bahwa orang mukmin tidak boleh tidak, harus punya kawan
yang saling mencintai karena Allah SWT, dan harus ada yang membencinya karena ia melanggar

laranganNya.3
Dalam Firman Allah QS. Al-Ma’idah: 31

‫فوُمر قل ف‬
‫ه‬
‫م غض ل‬
‫م تل ل‬
‫ضر ل‬
‫ه ضفاَت لب للعوُلنيِ ي ل ف‬
‫حببوُ ض‬
‫ل إل ف‬
‫م الل ل ل‬
‫حب لب فك ل ل‬
‫ن الل ل ض‬
‫ن ك لن فت ل ف‬
‫حيِ م‬
‫ه‬
‫وضي ضغف ل‬
‫م ضوالل ل ل‬
‫م ذ للنوُب ضك ل ف‬

‫ففر ل ضك ل ف‬

1 Heppy El Rais, 2012, Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta, Pustaka Belajar, hal 128
2 Sarlito W. Sarwono dan Eko A. Meinarno, Psikologi Sosial, 2009, Jakarta, Salemba Humanika, hal 71.
3 Ust. H.F. Ramadlan BA., Tarjamah Duratun Nasihin, 1987, Surabaya: Mahkota, hal 845.

3

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
(QS. Al-Ma’idah: 31)
Rasulullah SAW Bersabda:

‫ض‬
‫ن‬
‫س ضوال لد لهل وأ ضهفل لهل ن ض ف‬

‫سه ل ل‬
‫ف ل‬
‫ب اك لوُف ض‬
‫ح ل‬
‫ن إ لضليِهل أ ض‬
‫أ ف‬
‫ج ض‬
‫م ف‬
‫معليِ ف ض‬
‫ن ضواللناَ ل‬
‫حتيِ أ ض‬
‫ض‬
‫ل‬
‫ن‬
‫ل‬
‫ن‬
‫م‬
‫ف‬
‫ء‬
ُ‫يو‬

‫م‬
‫ك‬
‫د‬
‫ح‬
‫ل‬
‫ض ل‬
‫ل‬
‫ل‬
‫ض‬
‫ف‬
‫ض ف‬
“Tidak beriman salah seorang kamu sehingga aku lebih dicintainya daripada dirinya,
orang tua, anak dan semua manusia”. Diriwayatkan Al-‘Adani dari Umar Bukhari dan Muslim
telah meriwayatkan pula secara panjang dari Anas.4
Asbabul wurud hadis ini sebagaimana diterangkan di dalam “Al Jami’ul Kabir” dari Said
bin musayab bahwa umar telah datang kepada Rasulullah seraya berkata: “Demi Allah, aku
mencintaimu”. Rasulullah pun bersabda: “Tidak beriman salah seorang kamu sehingga aku lebih
dicintainya daripada dirinya dan keluarganya”. Keterangan: harus lebih mencintai Rasulullah
ketimbang yang lainnya, juga harus lebih mendahulukan perintahnya dari semua perintah.5
Rasulullah SAW bersabda:


‫ل ضيوُفءم ض‬
‫ب ل لن ض ف‬
‫ماَي ل ل‬
‫ب لل ض ل‬
‫حلتيِ ي ل ل‬
‫سه ل‬
‫ف ل‬
‫ح ب‬
‫ح ل‬
‫م ض‬
‫نأ ض‬
‫خيِ فهل ض‬
‫حد لك ض ف‬
‫ل ل ل‬
“Tidak beriman salah seorang kaum kecuali dia mencintai saudaranya seperti dia
mencintai dirinya sendiri.” Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan enam prawi hadis, kecuali Abu
Daud, dari Anas Ibnu Malik r.a
Asbabul wurud dari hadis ini adalah sebagaimana diriwayatkan oleh thabrani dari Abu
Walid al Qursy: “Aku berada di samping Bilal ibnu Burdah, maka seorang laki-laki dari Abdul

Qais datang dan berkata : “Semoga Allah memberi keselamatan kepada Amirul Mukminin,
4 Muhammad Fu’ad ‘Abdul Baqi. Al-Lu’lu’ wal Marjan. (Ahli Bahasa oleh: Drs. H. Muslich Shabir, MA), 1414 H,
Semarang: Al-Ridha (toha Putra Group). Hal 26.

5 Ibnu Hamzah Al Husaini Hanafi Ad Damsyiqi, Asbabul Wurud 3,2007, Jakarta: Kalam Mulia, diterjemahkan oleh
Suwarta Wijaya dan Zafrullah salim, hal 153.

4

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

sesungguhnya penduduk Thif tidak menunaikan zakat mereka dan sungguh aku mengetahui
tentang hal itu. Maka aku sampaikan kepada Amir”. Bilal bertanya: “Engkau berasal darimana?”.
“ Saya dari Abdul Qais”, Jawabnya. “Siapa namamu?”. “Fulan” Jawabnya. Maka Bilal menulis
kepada polisi (petugas keamanan-pent) menanyakan tentang Abdul Qais. Polisi menjelaskan:
“aku menjumpainya bekerja dibidang pengawasan (hisbah). Bilal berkata; “Allahu Akbar,
ayahku menceritakan kepadaku dari kakekku Abu Musa (al-Asy’ary) dari Rasulullah SAW:
“Tiada beriman salah seorang dari kaum kecuali dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai

dirinya sendiri”. Hadis di atas menunjukkan bahwa mencintai mukmin dan kehendak keinginan
berbuat baik kepada mereka adalah tanda keimanan.6
Rasa cinta bersifat universal namun sebagai seorang muslim rasa cinta hendaknya
dipersembahknan hanya untuk Allah dan hanya karenaNya. Cinta yang harus kita tumbuhkan
adalah cinta kepada Allah, cinta kepada Rasulullah, cinta kepada Orang Tua, cinta kepada
Suami /Istri, dan cinta kepada sesama makhluk ciptaannya 7. Cinta dalam pengertian ini adalah
fitrah bagi manusia karena setiap manusia memilikinya baiknya muslim ataupun kafir kita hanya
menumbuhkan cinta tersebut. Cinta dapat juga menjadi sebuah energi besar yang positif dan
juga negatif tergantung kita memaknainya.
Namun pada makalah ini, kami akan lebih banyak membahas tentang cinta kepada lawan
jenis, bukan cinta terhadap suami istri ataupun saudara, tapi cinta kepada lawan jenis yang bukan
mahramnya. Di masa kini ada-ada saja hal yang menjadi tren atau kebiasaan yang masuk dalam
kehidupan masyarakat muslim, misalnya: jika engkau telah mengungkapkan cintamu kepada
seseorang lawan jenis yang bukan mahram dan dia juga memiliki rasa yang sama denganmu,
maka kalian resmi menjadi sepasang kekasih atau pacaran.
Cinta yang hanya terimplementasi melalui cara-cara yang tidak sesuai dengan aturan Islam
hanya akan berakhir dalam lubang dosa. Budaya pacaran bukanlah sebuah tradisi yang diajarkan
dalam Islam. Islam begitu menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan
mahram dengan tujuan menyelamatkan umatnya dari jaring-jaring setan.8

6 Ibid, hal 257-258
7 Setia Furqon Kholid, 2015, Jangan Jatuh Cinta Tapi Bangun Cinta, Sumdang, Rumah Karya Publishing, hal 3
8 Aisyah Christy, Ya Allah, Bimbing Hamba Menjadi Wanita Salehah, 2011, Jakarta, PT Elex Media Komputindo, hal
80

5

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

Ada banyak pengertian tentang pacaran yang berkembang di zaman sekarang ini, ada yang
mengartikan pacaran sebagai proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada
dalam tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan
pernikahan. Ada juga yang bilang bahwa pacaran adalah proses kita menjadi lebih dewasa
dimana kita bisa berbagi pengalaman dan kasih sayang. Misalnya Seorang anak mulai mengenal
pacaran ketika mereka mulai memasuki masa pubertas yaitu jenjang pendidikan SMP bahkan
SD. Gaya pacaran zaman sekarang sudah terbilang sangat bebas. Ada beberapa pemahaman yang
salah tentang pacaran anak muda zaman sekarang. 1. Gak punya pacar berarti gak gaul, 2. Belum
dinamakan pacaran jika belum berciuman, 3.seorang cewek tidak benar-benar cinta kalau gak
mau diajak “ML” oleh cowoknya.9 Na’udzubillah, pacaran ternyata begitu buruk dan sangat
bertentangan dengan ajaran Islam. Meskipun begitu masih banyak orang yang belum jera bahkan
ketagihan untuk pacaran bahkan jika mereka aktifis dakwah dan muslim yang paham agama
(yang kuliah di perguruan tinggi islam) sekalipun berpacaran dengan dalih pacaran yang Islami,
meskipun mereka mengetahui hukumnya dalam Islam. Sekalipun pacaran Islami tapi tetap saja
ada interaksi antara lawan jenis yang mungkin tidak berbahaya tapi dilarang agama dan bisa saja
jika nafsu telah bergabung dengan setan akan menjadi sangat berbahaya.
Ibnul Qayyim menjelaskan: ”Kalau orang yang sedang dilanda asmara itu disuruh memilih
antara kesukaan pujaannya itu dengan kesukaan Allah, pasti ia akan memilih yang pertama. Ia
pun lebih merindukan perjumpaan dengan kekasihnya itu ketimbang pertemuan dengan Allah
Yang Maha Kuasa. Lebih dari itu, angan-angannya untuk selalu dekat dengan sang kekasih, lebih
dari keinginannya untuk dekat dengan Allah”. 10 Jadi menurut kami sebenarnya orang yang
memilih berpacaran hanya ingin memuaskan perasaan mereka sendiri, dan melupakan yang
menciptakan perasaan tersebut. Alangkah baiknya jika kita menyerahkan dan mengadukan
semua perasaan asmara tersebut kepada Allah SWT, karena sesungguhnya Dia Maha Mengetahui
segalanya.
Di zaman Rasulullah tidak ada pacaran, tapi hal-hal yang biasa dilakukan oleh orang
berpacaran sudah dilarang dalam Al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah SAW yang nantinya
akan kami sebutkan.
9 Mualim Reza, Pacaran menurut agama Islam, http://blogbaru2011.wordpress.com/2011/12/20/hukum-pacaranmenurut-agama-islam/di akses tgl 30 November 2015.
10 Ibid.

6

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

B. Dalil Tentang Pacaran
Dalam al-Qur’an dan hadis tidak dijelaskan secara spesifik tentang pacaran, akan tetapi
banyak ayat al-Qur’an maupun hadis yang menyinggung tentang pacaran. Berikut ini dalil-dalil
yang melarang pacaran:
Al-Qur’an surah al-Isra’ ayat 32:

‫ة ض‬
‫ح ض‬
‫قضرلبوُا ضول‬
‫ه الززضناَ ت ض ف‬
‫ش ة‬
‫ساَءض ضفاَ ل‬
‫كاَ ض‬
‫سلبيِل وض ض‬
‫ض‬
‫ن إ لن ل ل‬
“ Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang

keji dan suatu jalan yang buruk”.QS.al-Isra’:32.
Dalam ayat ini, Allah SWT melarang para hamba-Nya mendekati perbuatan zina.
Maksudnya ialah melakukan perbuatan yang membawa pada perzinaan, seperti

pacaran,

pergaulan bebas tanpa kontrol antara laki-laki dan perempuan, membaca bacaan yang
merangsang, menonton tayangan sinetron dan film yang mengumbar sensualitas perempuan, dan
merebaknya pornografi dan pornoaksi. Semua itu benar-benar merupakan situasi yang kondusif
bagi terjadinya perzinaan.11
Allah melarang agar kita jangan mendekati perbuatan yang menimbulkan perzinaan, seperti
halnya kebebasan bergaul antara putra dan putri yang bukan mahramnya (kumpul kebo). Perlu
diketahui, bahwasannya mendekati zinanya saja tidak boleh apalagi sampai berbuat zina, karena
sesuatu perbuatan yang awal keji, dan merupakan jalan yang terburuk.12
Dalam hukum Islam umumnya manakala sesuatu itu diharamkan, maka segala sesuatu yang
berhubungan denganya diharamkan juga. Misalnya minuman keras yang memabukkan, bukan
hanya orang yang meminumnya yang diharamkan, tapi juga yang memproduksinya, yang
menjualnya dan yang membelinya. Demikian juga halnya dalam masalah zina, pacaran
merupakan hal yang paling dekat dengan zina oleh karena itu maka syariat Islam memberikan
tuntutan pencegahan dari perbuatan zina, karena Allah Maha Tahu tentang kelemahan manusia.
Berikut di bawah ini adalah hadis-hadis tentang pencegahan dari perbuatan zina.
11 Kemetrian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya jilid 5, 2012, Jakarta, PT Sinergi Pustaka Indonesia, hal 472.
12 Labib Mz, Perintah dan Larangan Allah, 2007, Surabaya, Putra Jaya, hal 64

7

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

Bagaimana saat kita bertemu pandang tidak disengaja?
Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan:

‫سأ ض‬
‫ن ن ضظ لض‬
‫ل‬
‫ف‬
‫ض‬
‫ر‬
‫ع‬
-‫وسلم‬
‫عليِه‬
‫الله‬
ِ‫صلى‬‫ه‬
‫ل‬
‫ال‬
‫ل‬
ُ‫سو‬
‫ر‬
‫ت‬
‫ل‬
‫ض‬
‫ل‬
‫ض ل ض ل‬
‫ف‬
‫ض‬
‫ض‬
‫ض‬
ِ‫رى‬
‫ال ف ل‬
‫صرل ض‬
‫مضرلنىِ أ ف‬
‫ف ض‬
‫جاَضءةل فضأ ض‬
‫ف بض ض‬
‫نأ ف‬
‫ص ل‬
“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang
cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim no.
5770)13
Ini sejalan sebagaiman Allah SWT telah berfirman dalam Surah an-Nur ayat 30:

‫ف ل‬
‫م أ ضفز ض‬
‫كىِ ذ ضل ل ض‬
‫ظوُا‬
‫ح ض‬
‫م وضي ض ف‬
‫ك فللرو ض‬
‫إل ل‬
‫جه ل ف‬
‫ن ل ضهل ف‬
‫ن قل ف‬
‫ن‬
‫مؤ ف ل‬
‫صن ضلعوُ ض‬
‫ي ضغل ب‬
‫ضوُا ل لل ف ل‬
‫ل يض ف‬
‫ملنيِ ض‬

‫ه‬
‫ماَ ض‬
‫خلبيِمر الل ل ض‬
‫بل ض‬
‫أض‬
‫ن‬
‫م‬
‫م‬
‫ه‬
‫ر‬
َ‫صا‬
‫ب‬
‫ل‬
‫ل‬
‫ف‬
‫ف‬
‫ف‬
‫ض ل‬

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS. An-Nur: 30)
Pada ayat, ini Allah memerintahkan Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, agar mereka
memelihara dan menahan pandangannya dari hal-hal yang diharamkan kepada mereka untuk
melihatnya kecuali terhadap hal-hal tertentu yang oleh dilihatnya.14 Faedah dari menundukkan
pandangan, sebagaimana difirmankan Allah dalam surat An Nur ayat 30 (yang artinya) “yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka” yaitu dengan menundukkan pandangan akan lebih
membersihkan hati dan lebih menjaga agama orang-orang yang beriman. Inilah yang dikatakan
oleh Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini.
Rasulullah SAW bersabda:
13 Muhammad bin Al-Hajajj al-Qusyairi an-Naysaburi, Shahih Muslim 2 (Ensiklopedia 4), 2012, Jakarta, Almahira,
(penerjemah, Masyhari dan Tatan Wijaya), hal 363.
14 Kemetrian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya jilid 6, 2012, Jakarta, PT Sinergi Pustaka Indonesia, hal 595

8

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

‫س لض ض‬
‫ن لض ض‬
‫ك‬
‫يِ ضل ت ضت فب للع الن لظ فضرة ض الن لظ فضرة ض فضاَ ل ل‬
‫ك افل لوفضلىِ وضل ضيِ ف ض‬
‫ضياَ ع ضل ل ي‬
‫خضرة ل‬
‫افل ض ل‬
"Wahai Ali, janganlah engkau meneruskan pandangan haram (yang tidak sengaja) dengan
pandangan yang lain. Karena pandangan yang pertama mubah untukmu. Namun yang kedua
adalah haram." (HR. Abu Dawud dari Buraidah). 15
"Pandangan itu adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka barang siapa yang
memalingkan (menundukan) pandangannya dari kecantikan seorang wanita, ikhlas karena
Allah, maka Allah akan memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari Kiamat." (HR. Imam
Ahmad).
Pandangan adalah awal dari ketertarikan, maka tidak heran jika Islam dengan sangat jelas
melarang berpandangan dengan yang bukan mahram, apalagi dengan nasfsu.
Hadis-hadis di bawah ini menjelaskan larangan berjabat tangan dan bersentuhan.

‫ك ذ ضل ل ض‬
‫مد فرل م‬
‫ة‬
‫حاَل ض ض‬
‫ه ل‬
‫م نض ل‬
‫م ض‬
‫ب ع ضضلىِ اب ف‬
‫ك لت ل ض‬
‫ن آد ض ض‬
‫ك لض ض‬
‫ن الززضنىِ ل‬
‫صيِب ل ل‬
‫م ض‬
‫ل‬
‫ل‬
‫ن‬
‫ساَ ل‬
‫ماَع ل ضوالل ز ض‬
‫ماَ ال ل ف‬
‫ست ل ض‬
‫ن زلضناَهل ض‬
‫ن زلضناَهل ض‬
‫ماَ الن لظ ضلر ضوالذ لضناَ ل‬
‫ضفاَل فعضيِ فضناَ ل‬
‫خ ض‬
‫ج ل‬
‫ب‬
‫طاَ ضوال ف ض‬
‫هاَ ال ف ل‬
‫ل زلضناَ ض‬
‫م ضوال فيِ ضد ل زلضناَ ض‬
‫قل ف ل‬
‫ش ضوالزر ف‬
‫زلضناَه ل ال فك ضل ض ل‬
‫هاَ ال فب ضط ف ل‬
‫صد زقل ذ ضل ل ض‬
‫ه‬
‫ك ال ف ض‬
‫ففر ل‬
‫ج وضي لك ضذ زب ل ل‬
‫وُىِ وضي ضت ض ض‬
‫ملنىِ وضي ل ض‬
‫ي ضهف ض‬
“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti
terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan
mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba
(menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan
berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang
demikian.” (HR. Bukhari no.6243 dan Muslim no. 6925)16
Imam Nawawi seorang ulama besar Syafi’iyyah berkata:
15 Ibid.
16 Shahih Muslim 2… Op.Cit. Shahih Bukhari 2.

9

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

”Makna hadits ini adalah bahwa anak Adam telah ditetapkan bagian untuk berzina. Di
antaranya ada yang berbentuk zina secara hakiki yaitu memasukkan kemaluan kepada kemaluan
yang haram. Di samping itu juga ada zina yang bentuknya simbolis (majas) yaitu dengan melihat
sesuatu yang haram, mendengar hal-hal zina dan yang berkaitan dengan hasilnya; atau pula
dengan menyentuh wanita ajnabiyah (wanita yang bukan istri dan bukan mahrom) dengan
tangannya atau menciumnya; atau juga berjalan dengan kakinya menuju zina, memandang,
menyentuh, atau berbicara yang haram dengan wanita ajnabiyah dan berbagai contoh yang
semisal ini; bisa juga dengan membayangkan dalam hati. Semua ini merupakan macam zina
yang simbolis (majas). Lalu kemaluan nanti yang akan membenarkan perbuatan-perbuatan tadi
atau mengingkarinya. Hal ini berarti ada zina yang bentuknya hakiki yaitu zina dengan kemaluan
dan ada pula yang tidak hakiki dengan tidak memasukkan kemaluan pada kemaluan, atau yang
mendekati hal ini. Wallahu a’lam” (Syarh An Nawawi ‘ala Muslim)17
Ibnu Bathal menjelaskan: “zina mata, yaitu melihat yang tidak berhak dilihat lebih dari
pandangan pertama dalam rangka bernikmat-nikmat dan dengan syahwat, demikian juga zina
lisan adalah berlezat-lezat dalam perkataan yang tidak halal untuk diucapkan, zina nafsu (zina
hati) adalah berkeinginan dan berangan-angan. Semua ini disebut zina karena merupakan hal-hal
yang mengantarkan pada zina dengan kemaluan” (Syarh Shahih Al Bukhari, 9/23).18
Jika kita melihat pada hadits di atas, menyentuh lawan jenis -yang bukan istri atau mahromdiistilahkan dengan berzina. Hal ini berarti menyentuh lawan jenis adalah perbuatan yang haram
karena berdasarkan kaedah ushul ‘apabila sesuatu dinamakan dengan sesuatu lain yang haram,
maka menunjukkan bahwa perbuatan tersebut adalah haram.” (Lihat Taysir Ilmi Ushul Fiqh,
Abdullah bin Yusuf Al Juda’i)
Rasulullah SAW bersabda:

‫ض‬
‫للا ض‬
‫ح ب‬
‫ط‬
‫م ف‬
‫ه ض‬
‫ه تض ل‬
‫خيِ ض ط‬
‫ن بل ل‬
‫ديد ط ل‬
‫ح ل‬
‫ن ل‬
‫خيِ فمر ض‬
‫سأ ف‬
‫ن لض ل‬
‫مضرأة ة ي ض ض‬
‫ف‬
‫لض ل‬
‫م ل‬
‫م ف‬
‫م ف‬
‫ف‬
‫ن‬
‫ن لض ف‬
‫ضر ل‬
‫س لفيِ ي لط فعض ض‬
‫ج ط‬
‫ل ضرأ ل‬
17 Pacaran menurut agama Islam, http://blogbaru2011.wordpress.com/2011/12/20/hukum-pacaran-menurutagama-islam/di akses tgl 30 November 2015.
18 Ibid.

10

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

"Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik dari pada
menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (Hadist Hasan, Thabrani dalam Mu'jam Kabir
20/174/386).
Hadits ini jelas melarang menyentuh wanita yang bukan mahram secara mutlak, baik dengan
syahwat maupun tanpa syahwat. Imam Nawawi berkata: “Ash-hab kami (para ulama syafi’iyyah)
berkata bahwa setiap yang diharamkan untuk dipandang maka haram menyentuhnya. Dan
terkadang dibolehkan melihat (wanita ajnabiyah) namun haram menyentuhnya. Karena boleh
memandang wanita ajnabiyah dalam berjual beli atau ketika ingin mengambil atau memberi
sesuatu ataupun semisal dengannya. Namun tetap tidak boleh untuk menyentuh mereka dalam
keadaan-keadaan tersebut” (Al Majmu’: 4/635). Maka kegiatan bergandengan tangan,
merangkul, membelai, wanita yang bukan mahram adalah haram hukumnya. Kegiatan-kegiatan
ini pada umumnya dilakukan oleh orang yang berpacaran. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan
oleh Imam Al-Bukhori, yang artinya :
"Demi Allah,

tangan Rasulallah SAW tidak pernah menyentuh tangan wanita (bukan

mahram) sama sekali meskipun dalam keadaan memba'iat. Beliau tidak memba'iat mereka
kecuali dengan mangatakan: "Saya ba'iat kalian." (HR. Al-Bukhari)
Memang tidak semua yang berpacaran itu pasti berzina, namun tidak berlebihan jika kita
katakan bahwa pacaran itu termasuk mendekati zina, karena dua orang yang sedang berkencan
atau berpacaran untuk menuju ke zina hanya tinggal selangkah saja. Dan perlu diketahui juga
bahwa ada zina secara maknawi, yang pelakunya memang tidak dijatuhkan hukuman rajam atau
cambuk namun tetap diancam dosa karena merupakan pengantar menuju zina hakiki.
Kita sebagai umat muslim pun dilarang untuk berdua-duaan:
Dari Ibnu Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ل باَمرأ ض‬
‫ل‬
‫م‬
‫ر‬
‫ح‬
‫م‬
ِ‫ذى‬
‫ع‬
‫م‬
‫ل‬
‫إ‬
‫ة‬
‫ل ض يض ف‬
‫ل‬
‫ط‬
‫ف‬
‫ض‬
‫ن ضر ل‬
‫خل لوُض ل‬
‫ض‬
‫ض‬
‫ج م ل ف ض‬
‫ل‬
‫ض ط‬
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama
mahromnya.” (HR. Bukhari, no. 5233 dan Muslim). Ibnu Hajar al-Asqolani berkata hadis ini

11

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

menunjukkan bahwa larangan bercambur baur dengan wanita yang bukan mahrom adalah (ijma’)
kesepakatan para ulama. (Fathul Bari: 4/100).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ح ب‬
‫ج م‬
َ‫ما‬
‫أ ضل ض ل ض ي ض ف‬
‫مضرأ ضةط ل ض ت ض ل‬
‫ فضإ ل ل‬، ‫ه‬
‫ن ضر ل‬
‫خل لوُض ل‬
‫ن ضثاَل لث ضهل ض‬
‫ل لض ل‬
‫ل لباَ ف‬
‫شيِ ف ض‬
‫ال ل‬
‫م ف‬
‫طاَ ل‬
‫ إ لل ل ض‬، ‫ن‬
‫حضرم ط‬
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya
karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila
bersama mahromnya. (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini
shohih ligoirihi)

‫ض ض‬
‫ج م‬
‫سوُف ض‬
‫ل‬
‫ُل ض‬:ُ‫و‬
‫صاَرل ل‬
‫ن ضر ل‬
‫قضاَال ف ض‬
‫ا ضل ف ض‬
‫ت!َالل لهل ضر ل‬
‫وُ؟َ أفضضرأي ف ض‬
‫ح ف‬
‫ح ف‬
‫ل ضياَ افلن ف ض‬
‫م ض‬
‫م ض‬
‫م ل‬
‫قاَ ض‬
‫ت‬
‫فض ض‬
‫سإ ل ع ضضلىِ ضوالد ب ل‬
‫موُف ل‬
‫ل الن ز ض‬
‫م ال ف ض‬
‫وُل إ للياَك ل ف‬
‫خ ف‬
Hadis ‘Uqbah bin ‘Amir bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kamu masuk
kepada perempuan (yang bukan mahram).” Kemudian ada seorang Anshhar bertanya, “wahai
Rasulullah, bagaimana jika al-hamwu (ipar)?” Beliau menjawab al-hamwu berarti mati”.19 AlBukhari menakhrijkan hadis ini dalam “kitab Nikah” bab tentang jangan sekali-kali seseorang
berduaan dengan perempuan kecuali dengan mahram, dan masuk kepada perempuan yang
ditinggal pergi oleh keluarganya.20
Dari penjelasan hadis-hadis diatas, menurut penulis berpacaran sangat identik dengan "nyepi
berdua", awalnya bertemu dan berbicara biasa, berlanjut ke tempat yang sepi, kemudian
pegangan tangan dan seterusnya, dari proses ini setan berperan penting untuk menggoda dan
menyesatkan manusia, bayangkan nabi Yusuf AS saja seorang nabi dapat tergoda saat berduaan
dengan Zulaikha jika tidak di selamatkan Allah SWT, apalagi kita yang hanya manusia biasa.
Sungguh karena inilah kita sebagai umat muslim dilarang berduaan di tempat sepi. Dan
19 Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Ensiklopedia Hadits: Shahih Bukhari 2, 2012, Jakarta: Almahira.
(penerjemah, Dr. Subhan Abdullah), hal 367.

20 Muhammad Fu’ad ‘Abdul Baqi. Al-Lu’lu’ wal Marjan jilid 3. (Ahli Bahasa oleh: Drs. H. Muslich Shabir, MA), 1414
H, Semarang: Al-Ridha (toha Putra Group). hal 113

12

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

terkhusus untuk para wanita, apabila ditinjau dari akibat buruk yang ditimbulkan, maka pihak
wanitalah yang paling dirugikan dari praktek berduaan atau pacaran ini.
Dari beberapa hadis di atas dapat kita pahami bahwa hubungan seorang muslim dan
muslimah sangat diatur dalam Islam. Meskipun tidak menggunakan kata pacaran karena memang
pada zaman Rasulullah SAW belum ada kata pacaran tapi hal-hal yang dilakukan dalam pacaran
sangat tegas dilarang dalam hadis-hadis di atas. Misalnya: awal ketertarikan yaitu saling
memandang, berlanjut pegangan tangan, kemudian berdua-duaan semua hal ini pun dilarang
dalam Islam. Kalaupun Anda telah jatuh cinta maka hal yang paling baik adalah menikah, jika
belum sanggup di anjurkan berpuasa sebagai pengendali hawa nafsu.

C. Dampak Pacaran
Berpacaran adalah suatu hal yang lumrah di kalangan muda-mudi sekarang. Padahal,
perbuatan tersebut merupakan suatu perangkap setan untuk menjerumuskan anak cucu Adam ke
dalam perbuatan zina. Seperti yang telah kami jelaskan di atas, dalam pacaran itu sendiri sudah
mengandung sekian banyak kemaksiatan, seperti memandang, menyentuh, dan berduaan dengan
wanita yang bukan mahramnya, yang notabene merupakan zina mata, lisan, hati, pendengaran,
tangan, dan kaki. Itulah diantara hal-hal yang dapat mengantarkan anak cucu Adam kepada
perbuatan zina. Barangsiapa menjaganya, selamatlah agamanya, insya Allah. Sebaliknya,
barangsiapa lalai dan menuruti hawa nafsunya, kebinasaanlah baginya.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh perbuatan zina adalah termasuk kerusakan yang sangat
berat. Diantaranya adalah merusak tatanan masyarakat, baik dalam hal nasab (keturunan)
maupun penjagaan kehormatan, dan menyebabkan permusuhan diantara sesama manusia.
Al Imam Ahmad berkata: “Aku tidak mengetahui dosa besar apa lagi yang lebih besar
setelah membunuh jiwa selain dari pada dosa zina.” Kemudian beliau menyebutkan ayat ke-68
sampai ayat ke-70 dari surat Al Furqan. (Lihat Al-Jawab Al-Kafi, hal 207).
Data BKKBN menunjukkan pada tahun 2010 di JABODETBEK, remaja yang hilang
keperawanannya mencapai 51%, remaja yang kegadisannya sudah hilang di Surabaya mencapai

13

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

54%, Medan mencapai 52%, Bandung mencapai 47%, Yoyakarta mencapai 37%. Komisi
perlindunngan anak Indonesia mendapatkan hasil yang mencengangkan setelah melakukannya
penelitian di 12 kota besar Indonesia pada tahun 2007: 92% pelajar itu pernah melakukan
kissing, petting dan oral sex, 62% pernah melakukan hubungan intim dan 22,7% siswi pernah
melakukan aborsi. Dan menariknya masih menurut BKKBN usia pacaran adalah mulai dari 12
tahun.21 Bila melihat fakta ini, maka seharusnya wanita sadar bahwa pacaran bukan hal untuk
menikmati masa muda, karena pacaran bukan aktivitas yang aman dan menguntungkan tapi
menghancurkan masa depan kita.
Gaya pacaran para remaja zaman sekarang yang cenderung tidak sehat, memiliki banyak
sekali dampak negatif antara lain:
1. Meningkatnya tingkat aborsi.
Bila seorang remaja putri pacaran dan dia terlanjur hamil akan teteapi kekasihnya tidak
mau bertanggung jawab maka jalan yang ia tempuh adalah aborsi (menggugurkan
kandungan).
2. Meningkatnya tingkat kematian wanita.
Hasil dari gaya pacaran yang tidak sehat salah satunya adalah kematian. Karena aborsi yang
dilakukan oleh para remaja biasanya bersifat sembarang. Konon lagi dengan bantuan dukun
yang tidak mendapatkan pengetahuan medis.
3. Adanya Free sex
Hal yang lebih mengerikan lagi akibat dari pacaran yang tidak sehat adalah seks bebas
(free sex). Mereka pertama melakukan hal yang terlarang itu tetapi kemudian mereka
cenderung ketagihan.
4. Menyebarkan penyakit.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dampak dari seks bebas adalah mewabahnya berbagai
jenis penyakit kelamin seperti HIV/ AIDS, sipilis dan penyakit kelamin lainnya.
5. Meningkatnya penggunaan narkoba
Pada usia remaja adalah usia di saat dimana seorang mencari jati diri. Pada usia ini akan
sangat renta akan berbagai hal salah satunya adalah lingkungan. Pacar adalah salah

21 Felix Y. Siauw, Udah Putusin Aja!, 2013, Bandung: Mizan Media Utama, hal 34

14

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

satunya,bila pacarnya adalah pengguna narkoba maka kemungkinan besar dia juga akan
terseret.22

Perlu diketahui bahwa dampak psikologis orang yang pernah terjebak kehidupan free sex,
perzinaan, kumpul kebo atau kehidupan seksualitas yang tidak teratur dengan bergonta-ganti
pasangan adalah dalam diri mereka timbul pergolakan batin, ketidaktenangan jiwa serta perasaan
yang senantiasa dihantui oleh rasa bersalah dan berdosa karena dirinya dengan sadar telah
melakukan sesuatu yang dicela dan dilarang norma agama dan norma sosial kemasyarakatan. 23
Dari dampak pacaran di atas kami melihat tidak ada dampak positif dari pacaran terutama
bagi wanita, maka adakah kalian yang sadar akan hal itu. Jika kalian merasakan cinta tapi tidak
ingin pacaran, Islam memberikan solusi untuk kalian berikut akan kami jelaskan.
D. Solusi menghindari Pacaran
Cinta berawal dari pandangan mata yang kemudian meresap ke hati, maka dari itu syara’
mensunnahkan bagi seseorang untuk melihat dan memandang kepada wanita atau lelaki yang
hendak dinikahi atau dilamarnya, sebab sudah menjadi fitrah manusia menyukai sesuatu yang
indah dan menawan, tidak pula dipungkiri bahwasanya ketika melihat dan memiliki sesuatu yang
indah dan rupawan, maka seakan-akan ada kebahagiaan dan ketentraman tersendiri, yang
akhirnya menimbulkan kerinduan.24
Rasulullah SAW bersabda :

‫ض‬
‫ فضإن ض‬،‫طاَع ض ال فباَضءة ض فضل فيِتزوج‬
‫ست ض ض‬
‫ن‬
‫صرل وضأ ف‬
‫ضضض ل ف‬
‫ض‬
‫نا ف‬
‫لل ل‬
‫ض‬
‫ح ض‬
‫ض ل لل فب ض ض‬
‫ه أغ ض ب‬
‫ص ل‬
‫م ل‬
‫جاَمء‬
‫ل لل ف ض‬
‫ه ول ض‬
‫م يض ف‬
‫ه لض ل‬
‫ فضإ لن ل ل‬،‫م‬
‫ن لض ف‬
‫ وض ض‬،‫ففرلج‬
‫ست ضط لعف فضعضل ضيِ فهل لباَل ل‬
‫م ف‬
‫صوُف ل‬
“Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian telah mampu hendaklah dia menikah.
sebab dengannya pandangan mata lebih bisa ditundukkan dan kemaluan lebih terjaga. Dan
barang siapa belum mampu hendaklah dia berpuasa. Sebab ia menjadi pengekang syahwat

22

Suastika, I Wayan Endra Setiawan. Pacaran Dikalangan Remaja Sekarang.
http://pacaranislami.wordpress.com/ di akses tgl 2 Desember 2015.
23 Ust. Labib Mz, Rumah Tanggaku bagaikan Sorga Bagiku, 2007, Surabaya, Putra Jaya, hal 39.
24 Ibid., hal 38.

15

20/12/2011.

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

baginya”. (HR. Bukhari Muslim).25 Imam Nawawi menjelaskan yang dimaksud mampu menikah
adalah mampu berkumpul dengan istri dan memiliki bekal untuk menikah. (Fathul Bari’ 9/136).
Ibnul Qayyim berkata, ”Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta,
malah cinta di antara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan,
karena bila keduanya telah merasakan kelezatan dan cita rasa cinta, tidak bisa tidak akan timbul
keinginan lain yang belum diperolehnya.”
Dihadits lain dengan redaksi yang sedikit berbeda dengan makna yang sama Rasulullah
SAW bersabda yang artinya: “Barang siapa diantara kamu sanggup menyediakan belanja
(ba’ah) hendaklah ia menikah, dan barang siapa yang tidak menyanggupinya hendaklah ia
berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu benteng pemelihara baginya”. Diriwayatkan oleh al
baghawy dalam musnad usman ibnu affan r.a
Asbabul wurud dari hadits di atas ialah Usman ibn affan menceritakan bahwa Rasulullah
SAW keluar menemui beberapa orang pemuda Quraisy, dan aku termasuk salah seorang diantara
mereka. Maka beliau bersabda, hai anak-anak muda Quraisy barang siapa diantara kamu sanggup
menyediakan belanja (ba’ah) hendaklah ia menikah, dan barang siapa yang tidak
menyanggupinya hendaklah ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu benteng pemelihara
baginya”. Keterangan: Hadits ini mendorong seseorang menikah setelah terpenuhinya syaratsyarat yang ditetapkan dan kesanggupan melaksanakan kewajiban (sebagai pria-pent) dan
menyediakan belanja (rumah tangga). Dan barang siapa yang tidak atau belum memenuhi
kesanggupan menyediakan belanja hendaklah dia suka berpuasa karena puasa tersebut menjadi
perisai yang memeliharanya dari perbuatan yang menyimpang (zina-pent).26
Rasulullah SAW bersabda :

‫ل الن ز ض‬
‫مث ف ض‬
‫كاَلح‬
‫ن ل‬
‫مت ض ض‬
‫م ن ضضر ل لل ف ل‬
‫لض ف‬
‫حاَب ليِ ف ل‬
Dituturkan dari Ibnu Majah dari Ibnu ‘Abbas katanya Rasulullah SAW bersabda: “Tidak
ada pertimbangan lain yang harus dilihat bagi dua orang yang saling mencintai kecuali
dinikahkan”. (HR. Ibnu Majah no. 1920. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani).
25 Zainudin Bin Abdul Aziz Al-Malibari Al-Fannani, (diterjemahkan oleh: K.H. Moch. Anwar dkk.), Terjemahan Fathul
Mu’in jilid 2, 2013, Bandung: Sinar Baru Algesindo, hal 1156.
26 Ibnu Hamzah Al Husaini Hanafi Ad Damsyiqi, …Op.cit. hal 257-258

16

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

Asbabul wurud hadis di atas diriwayatkan oleh Abu Hasan bin Syadzan di dalam
“Masyiikhah” dan oleh Ibnu Najar di dalam “Tarikh Baghdad” dari Jabir bahwa seorang laki-laki
telah datang kepada Nabi seraya brkata: “Ya Rasulullah kami mempunyai anak yatim
perempuan. Ia dilamar oleh dua orang yang kaya dan miskin. Dia berkeinginan yang miskin
sedangkan kami menginginkan yang kaya. Rasulullah bersabda: “Tidak ada pertimbangan lain
yang harus dilihat bagi dua orang yang saling mencintai kecuali dinikahkan”. Obat cinta adalah
nikah, jika seorang laki-laki melihat perempuan yang bukan muhrim dan perempuan itu telah
merebut hatinya maka menikahinya akan menambah cintanya.27
Asbabul wurud yang kedua dituturkan oleh al-Khara’ithi dalm I’tilal al-Qulub, dari Ibnu
‘Abbas, bahwasanya ada seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah SAW: “Saya mempunyai
seorang gadis yang dilamar oleh seorang laki-laki kaya dan seorang laki-laki miskin. Kami
tertarik pada yang kaya, sedangkan dia lebih tertarik pada yang miskin”. Mendengar itupun
beliau pun menjawab: “Tidak ada pertimbangan lain yang harus dilihat bagi dua orang yang
saling mencintai kecuali dinikahkan”.28
Hadis ini dikeluarkan oleh Ibnu majah dalam kitab an-Nikah, pada pasal tentang keutamaan
nikah (sunan Ibnu majah, I, halaman 596) yang dalam az-Zawa’id dinyatakan dalam hadis ini
sanadnya shahih dan para perawinya kuat.
Dari hadis dan keterangan diatas, menurut penulis Islam menganjurkan bahwa saat kita
menikah akan lebih baik didasari oleh rasa cinta. Karena setelah menikah rasa cinta mereka akan
semakin bertambah. Ini menunjukkan bahwa jika ingin menikah karena cinta tidak selalu harus
melakukan proses pacaran. Karena saat engkau jatuh cinta tidak ada yang lebih baik daripada
pernikahan.
Apalagi jika kita menyimak kabar terbaru dari Helen Fischer seorang peneliti cinta pada
Universitas Boston AS, menurutnya reaksi romantis semacam itu timbul berkat kerja sejumlah
hormon yang ada di dalam tubuh, khususnya hormon yang diproduksi oleh otak. Gelora cinta
manusia yang meledak-ledak tak ubahnya reaksi kimia. Celakanya, senyawa antar hormon ini
sangat rentan. Dan berdasarkan teori “four years itch” yang diplublikasikannnya, daya tahan
27 Ibid. hal 153
28 Al-Hafizh Jalaluddin as-Sayuthi, Asbabul Wurud al-Hadis (Proses lahirnya sebuah hadits), 1985, Bandung,
Pustaka, hal 184

17

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

gelora cinta itu hanya mencapai empat tahun saja. Setelah itu punah tak berbekas. Sebagaimana
yang telah terjadi pada reaksi kimia, wujudnya tak akan kembali seperti semula. 29 Jika kita lihat
pada metode pacaran sekarang maka wajar sekali orang yang pacaran 4 hingga 5 tahun, lalu
memutuskan menikah dan kemudian bercerai pada tahun itu juga karena tidak menemukan
kecocokan. Pertanyaannya lalu bagaimana ada pasangan suami istri dapat hidup rukun hingga
kakek-nenek.
Diani Lie seorang psikolog sekaligus peneliti ulet pada sebuah Universitas di Beijing
membeberkan, meskipun urusan cinta bisa dijelaskan secara kimia namun tidak semata-mata
ditentukan aktivitas hormon tapi ada faktor lain yang ikut menentukan, yaitu hubungan yang
sifatnya pertemanan. Menurut penelitian, kesetiaan pasangan berhubungan dengan kadar
oksitosin yang kadar oksitosin ini dapat ditingkatkan dengan cara masing-masing dari pasangan
yang berusaha saling menyayangi.30
Jika seorang laki-laki menyukai wanita yang hendak dinikahinya, sebelum dilangsungkan
pernikahan, maka baginya diizinkan untuk melihat pasangannya kecuali yang harus ditutupi
dalam shalat, untuk memantapkan hatinya agar tidak kecewa di kemudian hari.
Rasulullah SAW bersabda:

‫كاَنت ينظ لرإل ضيِهاَ أ ضن ع ضل ضيِه جناَح فضضل ال ف ض ض‬
‫م‬
‫مفرأة ض أ ض‬
‫ف ل ل ض ض‬
‫ف‬
‫حد لك ل ل‬
‫ض‬
‫ضلت ضعفل ض ل‬
‫م وضإ ل ض ض ف ض ف ض ل ف ض‬
‫ب‬
‫إ لضذا ض‬
‫خط ض ض‬
“Apabila seseorang hendak melamar wanita, tiada dosa baginya melihat wanita itu
sekalipun tanpa sepengetahuannya.”(HR. Abu Daud, Imam Thabrani dan Imam Ahmad).31
Rsulullah SAW Bersabda:

‫ث ضضلث ض م‬
‫ل الل لهل‬
‫م ض‬
‫ة ض‬
‫جاَه لد ل لفىِ ض‬
‫م ال ف ل‬
‫حقي ع ضضلىِ الل لهل ع ضوُفن لهض ف‬
‫سب ليِ ف ل‬
‫م ض‬
‫ف‬
‫ح ال لذ ليف ي لرلي فد ل ال فعض ض‬
‫فاَ ض‬
‫ب ال ل ل‬
‫ذىِ ي لرلي فد ل ال ضضداضء ضواللناَك ل ل‬
‫كاَت ض ل‬
‫ضوال ف ض‬
29 Burhan Sodiq, ya Allah aku jatuh Cinta!, 2007, Solo: Samudra, hal 83-84
30 Ibid. hal 88.
31 Zainudin Bin Abdul Aziz Al-Malibari Al-Fannani, (diterjemahkan oleh: K.H. Moch. Anwar dkk.), Terjemahan
Fathul Mu’in jilid 2, 2013, Bandung: Sinar Baru Algesindo, hal 1157.

18

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

“Ada tiga golongan yang berhak menolong mereka, yaitu pejuang di jalan Allah, seorang
hamba yang menebus dirinya supaya merdeka, dan menikah karena ingin memelihara
kehormatannya” (HR. Ahmad, An-Nasa’I, dan Tirmidzi).
Dalam sebuah riwayat diceritakan tatkala Mughurah bin Syu’bah meminang seorang wanita,
maka Rasulullah bersabda:

‫ض‬
‫ فضاَ لن ض‬,َ‫ا لنظ لر إل ضيِها‬
َ‫ما‬
‫حضرىِ أ ف‬
‫هأ ف‬
‫ن ي لؤ فد ض ض‬
‫م ب ضيِ فن ضك ل ض‬
‫ل ل‬
‫ف ف ل فض‬
“Pergilah dan pandanglah wanita itu, sebab sesungguhnya hal itu lebih menjamin bagi
kelangsungan hubungan kamu berdua”. (HR. Al-Tirmidzi, Al-Nasa’I, dan Ibn Majah).
Hadis dari Abu Hurairah ra, dari nabi SAW dimana beliau bersabda:

‫ح ال ف ض ض‬
َ‫مل لضهاَ وضل لد لي فن لضها‬
‫سب لضهاَ وض ض‬
‫ماَ ل لضهاَ وضل ل ض‬
‫ت لن فك ض ل‬
‫ح ض‬
‫ج ض‬
‫ُل ل ض‬:‫مفرأة لللفرب ضطع‬
‫ض‬
‫دا ض‬
‫ففرب ض‬
‫ك‬
‫ضفاَظ ف ض‬
‫ذا ل‬
‫ت يض ض‬
‫ن ت ضرلب ض ف‬
‫ت الد زي ف ل‬
“Wanita itu dinikahi karena empat hal yaitu: karena hartanya, karena kebangsawanannya,
karena kecantikannya dan karena agamanya, maka pilihlah yang beragama niscaya kamu
beruntung.” Al-Bukhari menakhrijkan hadis ini dalam “Kitab Nikah” bab tentang sederajat
dalam beragama.32
Bagi orang yang memerlukan penyaularan biologis sedang dia belum mampu
merealisasikan biaya dan tanggung jawabnya, sebaiknya ia menangguhkan nikah. Karena disini
hukumnya menjadi makruh. Untuk meredam kebutuhan biologisnya itu, di anjurkan berpuasa,
bukan mempergunakan obat (penurun syahwat).33
E. Mengapa Masih Ada Alasan Untuk Berpacaran?
Maslov memperkenalkan lima jenis kebutuhan dasar manusia yang diantaranya mencakup:
1. Kebutuhan dasar biologis.
32 Muhammad Fu’ad ‘Abdul Baqi. Al-Lu’lu’ wal Marjan jilid 2. (Ahli Bahasa oleh: Drs. H. Muslich Shabir, MA), 1414
H, Semarang: Al-Ridha (toha Putra Group), hal 250
33 Zainudin Bin Abdul Aziz Al-Malibari Al-Fannani, …Op.Cit., hal 1155.

19

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

2. Kebutuhan dasar akan rasa aman. Tanpa rasa aman, manusia tidak mungkin hidup tenang dan
nyaman, ia akan merasa hidup penuh ancaman. Rasa aman akan tercipta jika adanya yang Maha
Pelindung, Yang Maha Pengasih dan Penyayang terhadap semua makhluknya.
3. Kebutuhan dasar akan cinta.
4. Kebutuhan akan pengakuan keberadaan, pengakuan status serta penerimaan oleh sesama
anggota kelompok dengan segala hak dan kewajibannya.
5. Kebutuhan dasar akan rasa memadai, harga diri serta kebutuhan untuk mewujudkan atau
realisasi diri.34
Nah, kebutuhan dasar pada poin ke tiga ini merupakan alasan mereka mengapa masih ingin
berpacaran. Tapi menurut penulis orang yang egois mungkin akan lebih memilih alasan pacaran
karena kebutuhan dasar manusia, daripada mendengarkan dan mematuhi hadis-hadis yang kami
paparkan di atas. Padahal kebutuhan rasa cinta bisa saja kita dapat dari mencintai kedua orang
tua, saudara-saudara, kerabat dekat.
Sebenarnya kita telah diperingatkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW bahwa
sesungguhnya orang-orang non Islam (Yahudi dan Nasrani) tidak akan pernah menyerah untuk
menghancurkan umat Islam, salah satunya yaitu dengan menghancurkan masa depan pemuda
dan pemudi Islam dengan menyebarkan tren pacaran. Maka dari itu berhati-hatilah teman jagalah
diri Anda dari pergaulan bebas. Sebagaimana Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 120
berikut ini:

‫ضىِ ع ضن ف ض‬
‫م قل ف‬
‫ل‬
‫حلتىِ ت ضت لب لعض ل‬
‫صاَضرىِ ض‬
‫ن ت ضفر ض‬
‫مل لت ضهل ف‬
‫ك ال فيِ ضلهوُد ل ضول الن ل ض‬
‫وضل ض ف‬
‫ض‬
‫ض‬
‫ذي‬
‫م ب ضعفد ض ال ل ل‬
‫دىِ الل لهل هلوُض ال فهل ض‬
‫ن هل ض‬
‫إل ل‬
‫وُاضءهل ف‬
‫ن ات لب ضعف ض‬
‫ت أهف ض‬
‫دىِ وضلئ ل ل‬
‫ماَ ل ض ض‬
‫جاَضء ض‬
‫يِ ضول ن ض ل‬
‫ن الل لهل ل‬
‫ك ل‬
‫ك ل‬
‫ض‬
‫ن ال فعلل فم ل ض‬
‫ن وضل ل ي‬
‫م ف‬
‫م ض‬
‫م ض‬
‫صيِرط‬
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti
agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu,
maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah : 120).
34 Dr. M. I. Soelaeman, Pendidikan Dalam Keluarga, 1994, Bandung, CV Alfabeta, hal 134-137.

20

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

Berikut ini sabda Rasulullah:

‫عاَب لذ لضراطع‬
‫شب فرط وضذ لضرا ة‬
‫شب فةر ب ل ل‬
‫م ل‬
‫ن ل‬
‫ن ل‬
‫ن قضب فل لك ل ف‬
‫م ف‬
‫ن ال لذ لي ف ض‬
‫سن ض ض‬
‫ل ضت ضت لب لعل ض‬
‫سوُف ض‬
‫ل الل لهل‬
‫ض ي‬
‫حضر ض‬
‫ج ف‬
‫وُا ل‬
‫ض‬
‫ُ ضياَ ضر ل‬: َ‫ قلل فضنا‬,‫ه‬
‫ب لض ض‬
‫حلتىِ ل ضوُف ض‬
‫موُف ل‬
‫سك فت ل ل‬
‫سل ضك ل ف‬
‫صضرىِ ؟َ ضقاَ ض‬
‫ن‬
‫ُ فض ض‬: ‫ل‬
‫ال فيِ ضهلوُفد ل ضوالن ل ض‬
‫م ف‬
‘“Kamu akan mengikuti sunnah-sunnah kaum sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal,
sehasta demi sehasta, dan ketika mereka masuk ke lubang biawak pun kalian akan tetap
mengikutinya kami bertanya, ‘apakah mereka itu kaum Yahudi dan kaum Nasrani?’ Rasul
menjawab, ‘siapa lagi? Bila bukan mereka-pent).”’ (HR. Al-Bukhari).
Menurut kami dari firman Allah dan hadis Rasulullah di atas dapat disimpulkan bahwa
pacaran merupakan pengaruh barat, maka dari itu jika kita tidak ingin seperti orang yang
dimaksud dalam hadis di atas sebaiknya kita menjauhi pacaran dan sebaiknya kita memanfaatkan
waktu dengan hal yang lebih berguna dan bermanfaat dari pada menyian-yiakan waktu hanya
untuk pacaran yang akan menyebabkan perzinaan.

KESIMPULAN

Pacaran adalah kegiatan yang tanpa sengaja merusak ahklak kita terhadap sesama,
melalaikan perintah Allah dan RasulNya, akhirnya merusak diri kita sendiri. Kami menyatakan
tidak setuju pada pacaran dengan alasan di atas.
Para pembaca yang kami muliakan, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati
seorang hamba, itu semua akan dimintai pertanggungjawaban di hari kiamat kelak. Yang pada
hari itu anggota badan seorang hamba; tangan, kaki, mata, telinga, dan anggota tubuh lainnya,

21

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

akan menjadi saksi atas apa yang telah mereka perbuat. Manusia adalah tempat kesalahan dan
dosa. Semua anak cucu Adam pernah berbuat kesalahan. Sebaik-baik orang yang berbuat
kesalahan adalah yang paling cepat bertaubat. Yang menjadi acuan bukanlah kita tidak pernah
melakukan kesalahan tersebut tapi saat kita tahu kesalahan yang kita lakukan, bertaubat dan
tidak akan mengulanginya. (Lihat QS. An-Nisa’ :17-18).

DAFTAR PUSTAKA

1. Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya.
2. Ad Damsyiqi, Ibnu Hamzah Al Husaini Hanafi. Asbabul Wurud 3. 2007. Jakarta: Kalam
Mulia, diterjemahkan oleh Suwarta Wijaya dan Zafrullah salim.
3. Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail. (Ensiklopedia Hadits 2)

Shahih

bukhari 2. 2012. Jakarta: Almahira. (penerjemah, Dr. Subhan Abdullah).
4. Al-Fannani, Zainudin Bin Abdul Aziz Al-Malibari. (diterjemahkan oleh: K.H. Moch.
Anwar dkk.), Terjemahan Fathul Mu’in jilid 2, 2013, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
22

Pacaran Dalam Sudut Pandang Islam

Makalah Hadits kelompok 4

5. As-Sayuthi, Al-Hafizh Jalaluddin. Asbabul Wurud al-Hadis (Proses lahirnya sebuah
hadits), 1985, Bandung: Pustaka.
6. Baqi, Muhammad Fu’ad ‘Abdul. Al-Lu’lu’ wal Marjan jilid 1,2,3. (Ahli Bahasa oleh: Drs.
H. Muslich Shabir, MA), 1414 H, Semarang: Al-Ridha (toha Putra Group).
7. Budiman,
Aditya.
Siapa
bilang
pacaran
haram.
2
Oktober

2014.

http://alhijroh.com/adab-akhlak/siapa-bilang-pacaran-haram/ di akses tgl 30 November
2015.
8. Christy, Aisyah. Ya Allah, Bimbing Hamba Menjadi Wanita Salehah. 2011. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
9. Kementrian Agama RI. Al-Quran dan Tafsirnya. 2012