SEJARAH AKHLAK DAN AKHLAK DALAM BERBAGAI

SEJARAH AKHLAK PADA FASE YUNANI

Akhlak pada zaman itu kurang dikenal oleh orang-orang yunani karna pada
saat itu mereka lebih tertuju pada penyelidikan tentang alam. Ilmu Akhlak pada
bangsa yunani baru berkembang setelah masa orang-orang bijaksana atau yang
disebut sophisticans.
1. Socrates (470-399 SM)
Socretes dipandang sebagai perintis pertama karna socrates adalah orang yang
pertama kali dalam bersungguh-sungguh mengatur pola hubungan manusia dengan
dasar ilmu pengetahuan. Dalam masa ini munculah golongan cynice dan cyrenice.
Perbedaan antara cynice dan cyrenice adalah cynice bersikap memusat kepada Tuhan
sedangkan cyrenice bersika memusat kepada manusia. Kedua golongan tersebut
sama-sama membicarakan baik dan buruk.
2. Plato (427-347 SM)
Plato ialah murid dari socrates yang kemudian mendirikan/membangun ilmu
akhlak diakademiknya yang ia dirikan. Pandangannya Plato dalam akhlak
menggunakan teori-contoh bahwa dibalik alam ini ada rohani yang sesungguhnya.
Dan di alam rohani ini ada kekuatan yang bermacam-macam, dan kekuatan itu timbul
dari pertimbangan tunduknya kekuatan pada hukum akal.
3. Aristoteles ( 394 – 322 SM)
Aristoteles adalah seorang murid plato yang memiliki paham khas, yang mana

pengikutnya diberi nama “Peripatetics”. Menurut pedapatnya bahwa tujuan akhir
manusia adalah bahagia, namun bahagia mempunyai arti yang sangat luas dan tinggi.
Untuk mencapai kebahagiaan itu maka menggunakan akal dengan sebaik-baiknya.
4. Sejarah Akhlak pada Bangsa Romawi (Abad pertengahan)
Pada saat itu pihak greja memerangi filsafat yunani dan romawai karna pihak
greja berkeyainan bahwa kenyataan ‘’Hakikat’’ telah diterima oleh wahyu, sehingga
tidak ada yang namnya penelitian karna semua yang dari wahyu dianggap sudah jelas
dan tentu benar adanya, akibatnya ilmu pengetahuan dieropa tidak berkembang.
5. Sejarah Akhlak Pada Bangsa Arab Sebelum Islam
Di Bangsa Arab pada jaman jahiliyah tidak ada yang menonjol dalam segi
filsafat karna penyelidikan-penyelidikan itu terjadi pada bangsa-bangsa yang sudah
maju. Tapi bangsa arab waktu itu mempunyai ahli-ahli hikwah yang menghidangkan
syair-sayir yang berisikan tentang akhlak.
6. Sejarah akhlak pada abad modern

Abad pertengahan ke-15 mulailah ahli-ahli pengetahuan menghidup suburkan
filsafat Yunani kuno. Pandangan baru ini menghasilkan perubahan dalam menilai
keutamaan-keutamaan kedermawanan tetapi tidak mempunyai lagi nilai yang tinggi
sebagaimana pada abad-abad pertengahan.
AKHLAK DALAM BERBAGAI AGAMA

A. Akhlak dalam Ajaran Hindu
Ajaran Hindu mengajarkan prinsip-prisip etika yang wajib dipegang teguh
oleh pengikut. Prinsip tersebut ialah sifat patuh dan disiplin dalam melaksanakan
upacara-upacara ajarannya sebagaimana mestinya. Manakala seseorang dapat
melaksanakan kewajiban tersebut dengan sempurna maka dapat dipandang sebagai
orang yang mencapai drajat kemuliaan yang sesungguhnya.
B. Akhlak dalam Ajaran Ibrani
Ibrani atau yang sering disebut bani isra’il,bangsa ini memperoleh keutamaan
dibandingkan bangsa-bangsa lain karna di bangsa inilah banyak yang lahir nabi dan
rosul, dan memperoleh kenikmatan,rizki,dan kecerdasan,tapi sebagian orang-orang
ibrani tidak bersyukur, sehingga menjadi sombong dan lupa diri atas nikmat Allloh
yang telah diberikan kepada mereka. Dalam teori mereka mengaku menganut prinsipprinsip akhlakul karimah tetapi dalam prakteknya mereka melakukan akhlakul
madzmumah.
C. Akhlak dalam Ajaran Kung Fu Tse
Kung Fu Tse lebih banyak membicarakan tentang akhlak jika dibandingkan
dengan ketuhanan, dalam soal ketuhanan, ajaran kung fu tse hampir sama dengan
ajaran kepercayaan cina pada umumnya. Sejak abad ke 5 SM di negeri Tiongkok
berkembang ajaran yang berakar pada Lao Tse, kemudian dikembangkan oleh
muridnya yaitu Kong Fu Tse (kongfucius) (1551-478 SM). Sebagian orang
memandang ajaran ini didasarkan filsafat dan sebagian memandang bercorak agama.

D. Akhlak dalam Ajaran Nasrani
Pada akhir abad yang ketiga Masehi tersiar kabar Agama Nasrani di Eropa
yang dapat merubah pikiran manusia. Menurut agama ini, bahwa Tuhan adalah
sumber akhlak. Tuhanlah yang menentukan dan membentuk patokan-patokan akhlak
yang harus di pelihara dan di laksanakan dalam kehidupan social kemasyarakatan dan
menjelaskan arti baik dan buruk.
E. Akhlak dalam Ajaran Islam
Ajaran akhlak menemukan bentuknya yang sempurna. Agama Islam pada
Intinya mengajak manusia agar percaya kepada Allah SWT. Al-Qur’an adalah sumber

utama yang terdapat hukum-hukum Islam yang mengandung pengetahuan tentang
akidah, pokok-pokok akhlak.
TOLAK UKUR PENILAIAN AKHLAK
A. Mnurut Ahlusunnah
Perbuatan atau akhlak yang terkandung dalam perintah atau larangan dalam
agama islam tidak dapat dinilai baik atau buruk,wajib atau haram, mulia atau hina.
Ahlusunnah memandang bahwa perbuatan manusia merupakan sifat asasi dalam diri
setiap manusia yang berbuat baik atau buruk.
B. Menurut Jabariyah
Akhlak merupakan pembawah sejak lahir,orang yang bertingkah laku baik

atau buruk karena pembawanya sejak lahir. Karenanya, akhlak tidak bisa diubah
melalui pendidikan atau latihan. Karena pendapat mereka (Jabariyah) manusia sama
sekali tidak memiliki kebebasan dalam membentuk kehendak dan perbuatan tetapi
semua ditentukan oleh Alloh sedangkan menusia hanya dikendalikan oleh Alloh. Dan
untuk menilai Akhlak baik atau buruk maka agamalah yang menentukan.
C. Menurut Qodariyah
Menusia mempunyai kemerdekaan dan kekuasaan atas perbuatannya sendiri.
Menurut paham mereka (Qodariyah) manusia memang mempunyai bagian dalam
mewujudkan perbuatannya. Meskipun Tuhan berkuasa atas dirinya. Paham ini juga
berpendapat bahwa penilaian akhlak baik atau buruk terhadap perbuatan manusia
ditentukan oleh agamanya, namun manusia diberi kebebasan untuk melakukan apa
yang dikehendakinya.
D. Menurut Kaum Shufiyah
Para ahli Tasawuf pada umumnya membagi Tasawuf menjadi tiga bagian,
pertama Tasawuf Falsafai,pendekatannya menggunakan rasio/akal pikiran. Kedua
Tasawuf Akhlaki,pendekatannya menggunakan Akhlak yang tahapannya terdiri dari
Takhalli (mengosongkan diri dari akhlak buruk), Tahalli (menghiasi dengan akhlak
terpuji), Tajalli (terbukanya dinding penghalang antara manusia dengan
Tuhan)sehingga Nur Ilahi tampak jelas didirinya. Ketiga Tasawuf
Amali,pendekatannya menggunakan Amaliah/wirid yang nantinya mengambil bentuk

tarikat. Namun ketiga bagian ini tujuannya sama yaitu mendekatkan diri kepada
Alloh. Dengan mengamalkan Tasawuf baik yang berupa Falsafi,Akhlak,maupan
Amaliah, sesorang dengan sendirinya berakhlak baik. Perbuatan yang demikian itu
bukan karena paksaan/terpaksa, melainkan dengan sendirinya/disengaja. Tujuan
akhlak seperti disingung merupakan tujuan sementara Tasawuf,karena tujuan akhirnya

ialah mencapai keridhoan AllohnSWT. Oleh karena itu Ulama Sufi sering mengatakan
bahwa akhlak merupakan awal perjalanan tasawaf,sedangakan Tasawuf merupakan
akhir perjalanan akhlak.
AKHLAK TERHADAP ALLOH
a. Takwa
Arti takwa ialah menjalankan perintah-perintahNYA dan menjauhi segala yang
dilarangNYa, Dalam istilahnya takwa ini hanya dipergunakan untuk menunjukkan
rasa takut dan kepatuhan terhadap Allah SWT.
b. Cinta dan Ridho
Cinta adalah kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang
menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh
semangat dan rasa kasih sayang. Sedangkan Ridho/Rela yaitu menerima segala
sesuatu yang telah diberikan oleh Alloh tanpa adanya penyesalan, dengan
beranggapan segala sesuatu yang diberikan oleh Alloh adalah yang terbaik. Baik suka

maupun duka.
c. Ikhlas
Mengerjakan sesuatu hanya karna Alloh tanpa mengharapkan imbalan dari
orang lain.
d. Khauf dan raja
Makna pendek dari khauf ialah takut, sedangkan roja adalah pengharapan. Jika
sesorang menerapkan khauf dan roja maka seimbanglah seluruh aktivitasnya, karna
dengan sadardiri segala sesuatu akan kembali kepada Alloh sehingga akan merasa
takut, disamping itu ia akan beribadah sebaik-baiknya karna ada pengharapan.
e. Syuhud
Syuhud adalah seseorang yang meninggalkan kepentingan dunianya untuk
kepentingan akhiratnya.
f. Muraqabah
Muraqabah artinya merasa segala sesuatu yang kita kerjakan selalu diawasi
oleh Alloh, sehingga akan mendorong manusia untuk selalu berbuat baik. Muraqabah
dapat membentuk mental dan kepribadian seseorang sehingga ia menjadi manusia
yang jujur.
g. Taubat
Taubat menuru bahasa adalah kembali, Maksudnya ialah
kembali/meninggalkan dari sesuatu yang tercela kemudian menuju kepada sesuatu

yang terpuji di dalam syariat.
AKHLAK TERHADAP ROSULULLOH
a. Mencintai dan Memuliakan Rosululloh

Keharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul
adalah mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa
urutan kecintaan kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah disebutkan dalam
firman Allah yang artinya: ‘’Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudarasaudara, isteri-isteri, keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu
sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dasn (dari) berjihad di
jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik’’ (QS 9:24).
b. Mengikuti dan Taat kepada Rosululloh
Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi
orang-orang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari
akhlak kepada Rasul, bahkan Allah Swt akan menempatkan orang yang mentaati
Allah dan Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan mulia, hal ini terdapat dalam firman
Allah yang artinya: Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabinabi, orang-orang yang benar, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh.
Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (QS 4:69).

c. Mengucapkan holawat dan Salam
Mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai
tanda ucapan terimakasih dan sukses dalam perjuangannya. Secara harfiyah, shalawat
berasal dari kata ash shalah yang berarti do’a, istighfar dan rahmah. Kalau Allah
bershalawat kepada Nabi, itu berarti Allah memberi ampunan dan rahmat kepada Nabi
Muhammad SAW.
AKHLAK PRIBADI
a. Shiddiq
Shiddiq artinya benar/jujur, Benar dan jujur tidak hanya benar dalam ucapan,
tapi juga perbuatan. Apa yang diucapkan harus sesuai dengan yang dikerjakan. Jika
seserang memiliki sifat shiddiq ia tidak pernah berkata dusta.
b. Amanah
Amanah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh umat Islam, yang
merupakan salah satu bentuk akhlakul karimah. Pengertian amanah menurut arti
bahasa ialah ketulusan hati, kepercayaan (tsiqah), atau kejujuran.
Amanah merupakan kebalikan dari khianat. Yang dimaksud dengan amanah di
sini adalah suatu sifat dan sikap pribadi yang setia, tulus hati, dan jujur dalam

melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya, berupa harta benda, rahasia
maupun tugas kewajiban. Pelaksanaan amanat dengan baik disebut al amin yang

berarti dapat dipercaya, jujur, setia dan aman.
c. Istiqamah
istiqomah secara bahasa adalah tegak dan lurus, maksudnya melakukan tanpa
ada kegoyahan untuk mengerjakan sehingga akan melakukan sesuatu dengan secara
terus menerus.
d. Iffah
Secara bahasa iffah artinya menjaga. Menurut istilah, iffah bisa diartikan
dengan menjaga diri dari hal-hal sesuatu yang haramkan oleh Alloh secara
menyeluruh.
e. Mujahadah
Mujahadah berarti bersungguh hati melaksanakan ibadah dan teguh berkarya
amal shaleh, sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah SWT yang sekaligus
menjadi amanat serta tujuan diciptakannya manusia.
f. Syaja’ah
Menurut arti bahsa,syaja’ah artinya ksatria atau perwira. syaja’ah biasa
diartikan berani. Bila hendak didefinisikan dengan lebih luas, Syaja’ah dikatakan
sebagai kemampuan menundukkan jiwa agar tetap tegar dan teguh serta tetap maju
saat berhadapan dengan musuh atau musibah.
g. Tawadhu’
Tawadhu artinya rendah hati/ tidak sombong, Secara istilah tawadhu' adalah

sikap merendahkan hati, baik di hadapan Allah SWT maupun sesama
manusia.Tawadhu’ merupakan sikap pertengahan antara sombong dan melecehkan
diri. Sombong berarti mengangkat diri terlalu tinggi hingga lebih dari yang
semestinya. Sedangkan melecehkan yang dimaksud adalah menempatkan diri terlalu
rendah sehingga sampai pada pelecehan.
h. Malu
Menurut bahasa berarti perubahan, kehancuran perasaan atau duka cita yang
terjadi pada jiwa manusia karena takut di cela. Atau bisa diartikan suatu sifat di
dalam jiwa atau satu sifat yang berdiri di dalam jiwa yang mencegah dari berbuat
jelek. Tetapi Apapun definisinya, yang jelas sifat rasa malu merupakan salah satu
akhlak dasar Islam yang paling utama, bahkan ia termasuk yang menjadi pondasi dan
landasan bagi akhlak-akhlak lainnya.
i. Sabar
Sabar adalah menahan diri dalam ketaatan,dan senantiasa menjaganya diri dari
rasa marah/emosi dan putus asa. Sabar karena taat kepada Allah artinya sabar untuk

tetap melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya dengan
senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Nya
j. Pemaaf
Maaf dalam bahasa Arab berarti terhapus atau menghapus maksudnya

mengahapus kesalahan sesorang yang telah berbuat salah kepada kita.

AKHLAK TERHADAP KELUARGA
a. Birul walidain
Birrul Walidain berasal dari dua kata, birru dan al-walidain. kata-kata Birru
mencakup makna bersikap baik, ramah dan taat. Sedangkan, walidain mencakup
kedua orangtua, termasuk kakek dan nenek. Birrul-walidain adalah berbuat baik
kepada kedua orang tua, baik berupa bantuan materi, doa, kunjungan, perhatian, kasih
sayang, dan menjaga nama baik pada saat keduanya masih hidup maupun setelah
keduanya meninggal dunia. Jadi, birrul walidain adalah sikap dan perbuatan baik yang
ditujukan kepada kedua orangtua, dengan memberikan penghormatan, pemuliaan,
ketaatan dan senantiasa bersikap baik termasuk memberikan pemeliharaan dan
penjagaan dimasa tua keduanya.
b. Hak dan Kewajiban Suami Istri
Hak hak istri yang menjadi kewajiban suami dapat dibagi dua : hak-hak
kebendaan, yaitu mahar (mas kawin) dan nafkah, hak hak bukan kebendaan, misalnya
berbuat adil diantara para istri (dalam perkawinan poligami), tidak berbuat yang
merugikan istri dan sebagainya. Hak-hak suami yang wajib dipenuhi istri hanya
merupakan hak-hak bukan kebendaan sebab menurut hukum Islam istri tidak
dibebani kewajiban kebendaan yang diperlukan untuk mencukupkan kebutuhan
keluarga. Bahkan, lebih diutamakan istri tidak usah ikut bekerja mencari nafkah jika
suami memang mampu memenuhi kewajiban nafkah keluarga dengan baik.
c. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak
Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah Swt yang harus di pertanggungjawabkan oleh setiap orang tua dalam berbagai aspek kehidupannya.Diantaranya
bertanggung jawab dalam pendidikan,kesehatan,kasih sayang,perlindungan yang
baik,dan lain-lain. Pendidikan anak adalah proses mendidik,mengasuh,dan melatih
jasmani dan rohani mereka yang dilakukan orang tua sebagai tanggung jawabnya
terhadap anak dengan berlandaskan nilai baik dan terpuji bersumber dari Al-Qur’an
dan Sunnah aspek lainnya.

d. Silaturrahim dengan karib Kerabat
Silaturrahim berasal dari bahasa Arab ‘shillah” yang berarti hubungan,dan
“rohim” yang artinya kaum kerabat,belas kasih atau menyayangi.
AKHLAK BERMASYARAKAT
a. Bertamu dan Menerima Tamu
Tamu adalah orang yang datang berkunjung ke rumah orang lain, ke tempat
kerjanya, atau ke tempat perjamuannya. Sedangkan Bertamu adalah berkunjung ke
rumah orang lain dalam rangka mempererat silahturrahim. Maksud orang lain disini
bisa tetangga, saudara (sanak famili), teman sekantor, teman seprofesi, dan
sebagainya. Bentuk-bentuk Akhlak Bertamu diantaranya Meminta izin kepada tuan
rumah dengan mengucapkan salam, meminta izin dengan salam maksimal tiga kali,
mengetuk pintu dan tidak berdiri didepan pintu, tetapi berdiri di kanan atau di kirinya.
Bentuk-bentu Akhlak menerima Tamu diantaranya yaitu Menjawab salam dengan
ramah, menanyakan nama tamu dan keperluannya, menyambut tamu dengan gembira,
menjamu tamu dengan kemampuan, boleh saling berpelukan dan jabat tangan dan
tidak memasukan tamu lawan jenis.
b. Hubungan Baik dengan Tetangga
Bertetangga adalah bagian dari kebidupan manusia yang tidak bisa
dipisahkan, kerana secara otomatis manusia tidak bisa hidup secara individu. Dalam
kehidupan bertetangga ada beberapa kewajiban yang harus dipenuhi supaya tetap
terjalin hubungan yang baik dengan tetangga dan menghindarkan dari masalah atau
konflik dengan tetangga, Adapun beberapa kewajibannya ialah Berbuat Baik
Terhadap Tetangga, Saling memberi dan tolong-menolong, Jangan memutus
persaudaraan dengan tetangga.
c. Hubungan Baik dengan Masyarakat
Seorang muslim harus dapat berhubungan baik dengan masyarakat yang lebih
luas, baik di lingkungan pendidikan, kerja, sosial dan lingkungan lainnya. Baik
dengan orang-orang yang seagama, maupun dengan pemeluk agama lainnya.
Kalaupun ada perbedaan, hanya sebatas dalam beberapa hal yang bersifat ritual
keagamaan.
d. Pergaulan Muda Mudi
Suatu kewajaran kalau antara laki-laki dan perempuan saling tertarik satu
sama lainnya. Hal ini karena memang Allah menciptakan mereka dari satu jiwa lalu
menciptakan pasangannya kemudian mengembangkannya menjadi laki-laki dan
perempuan yang banyak. Penciptaan manusia secara berpasangan dan menjadikannya
berkembang menjadi bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, bertujuan untuk saling

kenal (ta’aruf) dan berhubungan satu sama yang lain. Tetpai Hubungan yang paling
baik adalah yang mampu memelihara diri dan hubungannya dengan Allah dan
makhluk-Nya. (makna taqwa).
e. Ukhuwah Islamiyah
khuwah Islamiyah bisa kita artikan sebagai persaudaraan di antara umat islam,
dimana persaudaraan diantara seorang muslim diibaratkan sebagai bangunan yang
kokoh yang sedang menguatkan. Sebagai umat islam, ada hal-hal yang harus
ditunaikan anatar sesama umat islam sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah dalam
sabdanya yang artinya :
“Apabila engkau berjumpa dengannya, ucapkanlah salam, apabila ia
mengundangmu, penuhilah, apabila dia meminta nasehat kepadamu berilah nasehat,
apabila dia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah, ucapkanlah Yarhamukallah,
apabila dia sakit, jenguklah dan apabila dia meninggal dunia, antarkanlah
jenazahnya” (HR. Bukhari Muslim)
AKHLAK BERNEGARA
a. Musyawarah
Secara etimologis, musyawarah berasal dari kata syawara yang pada mulanya
bermakna mengeluarkan madu dari sarang lebah. Makna ini kemudian berkembang,
sehingga mencakup segala sesuatu yang dapat diambil atau dikeluarkan dari yang lain
termasuk pendapat.
b. Menegakan Keadilan
Istilah keadilan berasal dari kata ‘adl, yang mempunyai arti antara lain sama
dan seimbang. Dan ada pula yang berpendapat bahwa keadilan ialah, memberikan hak
yang seimbang dengan kewajiban, dalam artian sesuai dengan kebutuhannya.
c. Amar Ma’ruf Nahi Munkar
amar ma’ruf nahi mungkar berarti menyuruh kepada yang baik dan mencegah
dari yang mungkar. Ma’ruf secara etimologis berarti yang dikenal, sebaliknya munkar
berarti yang tidak dikenal. Berbeda dengan Abduh, Muhammad Ali ash-Shabuni
mendefinisikan ma’ruf dengan ”apa-apa yang di perintahkan oleh syara’ (agama) dan
di nilai baik oleh akal, sedangkan munkar adalah apa-apa yang dilarang syara’ dan
dinilai buruk oleh akal sehat.” Dari dua pengertian tersebut, bahwa yang menjadi
tolak ukur ma’ruf dan munkar adalah agama, akal sehat, dan juga nurani. Dan dari

pengertian di atas ruang lingkup ma’ruf dan munkar sangat luas sekali, baik dalam
aspek aqidah, ibadah, ahlak, maupun mu’amalat.
d. Hubungan Pemimpin dan yang Dipimpin
Sesungguhnya dalam Islam kepemimpinan berada di tangan Allah SWT dan
secara oprasionalnya dilaksanakan oleh Rosulullah SAW, dan sepeninggal beliau
kepemimpinan dilaksanakan oleh orang-orang yang beriman. Hal itu dinyatakan
dalam Al-Qur’an yang artinya ”Sesungguhnya pemimpin kamu adalah Allah, RosulNya, dan orang-orang yang beriman, yaitu yang mendirikan sholat dan menunaikan
zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan selain itu pemimpin haruslah
mendirikan sholat menunaikan zakat dan tunduk patuh kepada Allah SWT. Sebagai
umat, kepemimpinan Allah dan Rosul-Nya adalah kepemimpinan yang mutlak diikuti
dan dipatuhi.