PRAKTIK DAN PENGEMBANGAN PENYUSUNAN KRIT

PRAKTIK DAN PENGEMBANGAN PENYUSUNAN KRITERIA UNJUK KERJA
UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
ALAT LABOLATORIUM/ WORKSHOP KONSTRUKSI BATU BETON BAGI
PENGELOLA/ JURU BENGKEL SMK

Disampaikan
dalam acara bimbingan teknik pengelola labolatorium/ juru bengkel SMK dalam tema
Praktik Pemeliharaan dan Perawatan Alat Labolatorium/ Workshop Konstruksi Batu Beton
pada tanggal 18 Februari 2014

Oleh : Agus Utomo

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
Februari 2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelola labolatorium/ juru bengkel SMK perlu meningkatkan
kompetensinya dalam Pemeliharaan dan perawatan alat di labolatorium/

workshopnya. Salah satu usaha peningkatan kompetensi dengan mengikuti
bimbingan teknik pada bidang terkait. Hal ini perlu dilakukan secara berkelanjutan
karena perkembangan macam dan jenis peralatan senantiasa berkembang pula.
Kompetensi pengelolaan, pemeliharaan dan perawatan peralatan
labolatorium/ workshop konstruksi batu beton secara khusus memerlukan
pembinaan tersendiri. Hal ini disebabkan kekhususan peralatan dan pemakaian
yang berkenaan dengan bahan dan tujuan praktik secara khusus.
B. Tujuan
a. Meningkatkan kompetensi pengelola/ juru bengkel labolatorium/ workshop
konstruksi batu beton baik dalam ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
b. Meningkatkan kompetensi dalam membuat kriteria unjuk kerja pengelolaan dan
pemeliharaan alat praktik konstruksi batu beton.
BAB II
Pengembangan Kompetensi Menjadi Sub-Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja
dalam Perawatan dan Pemeliharaan Peralatan Labolatorium/ Workshop
Konstruksi Batu Beton
A. Pengertian Kompetensi
Perkembangan dan peningkatan peralatan labolatorium/workshop
konstruksi batu beton dewasa ini mengharuskan peningkatan kualitas SDM yang
berkompetensi. Bakuan kompetensi untuk dapat merawat peralatan

labolatorium/workshop terbentuk dari tiga aspek sekaligus, yaitu aspek
ketrampilan/ psikomotor, sikap/afektif dan pengetahuan/ kognitif.

Kompetensi

1. Aspek kompetensi dalam ketrampilan/ psikomotor perawatan alat terdiri dari
penjenjangan sebagai berikut:
a. Imitasi yakni menirukan gerakan yang telah diamati
b. Memanipulasi yakni menggunakan konsep untuk melakukan gerakan
c. Presisi yakni melakukan gerakan dengan benar
d. Artikulasi yakni merangkaikan berbagai gerakan secara berkelanjutan dan
terintegrasi
e. Naturalisasi yakni melakukan grakan secra wajar dan efisien serta telah
menjadi bagian kebiasaan
2. Aspek sikap/ afektif mencakup hal yang berakitan dengan emosi, perasaan,
apresiasi motivasi dan sikap. Secara berjenjang aspek sikap ini meliputi:
a. Menerima yakni ingin menerima, ingin menghadiri, sadar akan situasi dan
kondisi
b. Responsi yakni aktif berpartisipasi
c. Menilai yakni menerima, taat dan memegang nilai-nilai/norma yang berlaku

secara teguh
d. Mengorganisasi yakni menghubungkan nilai/norma yang telah dianutnya,
mengintegrasikan nilai/norma kedalam kebiasaan hidup sehari-hari
e. Karakterisasi yakni internalisasi nilai/norma menjadi pola hidup
3. Aspek pengetahuan/ kognitif
Mencakup pengembangan kemampuan intelektual dan pengetahuan yang terdiri
atas enam kategori utama, yang tersusun dari yang sederhana hingga yang
kompleks berdasar pada tingkat kesulitan yang ditanganinya. Dalam hal ini
aspek sederhana harus dikuasai terlebih dahulu sebelum meningkat ke tingkat
kesulitan berikutnya.
a. Pengetahuan yakni mengetahui terminologi secara umum, mengetahui fakta
yang spesifik, mengetahui konsep dasar, dan konsep prinsip
b. Komprehensif yakni memahami fakta, mengintepretasikan chart dan grafik,
menjastifikasi prosedur dan metode, mengestimasikan kebutuhan
c. Aplikasi yakni mengaplikasikan konsep dan prinsip-prinsip kedalam situasi
yang baru, memecahkan problematematika, menyusun grafik dan chart,
mendemonstrasikan penggunaan metode dan prosedur

d. Analisis yakni mengenal dan menggunakan logika berfikir untuk
menyampaikan sesuatu alasan, mengevaluasi relevansi data

e. Sintesis yakni mengungkap suatu konsep yang terorganisasi secara baik,
merumuskan sesuatu konsepsi baru
f. Evaluasi yaitu menjastifikasi nilai suatu pekerjaan
B. Aplikasi Pengembangan Kompetensi dalam Memelihara dan Merawat Alatalat Labolatorim/ Workshop Konstruksi Batu Beton
Bakuan kompetensi yang akan dicapai dijabarkan lebih rinci dalam subkompetensi. Sub kompetensi harus diawali dari kata kerja aktif, selanjutnya
dikembangkan menjadi:
a.
b.
c.
d.
e.

Standard Operation Procedure (SOP)
Manual Instruction (petunjuk penggunaan)
Peraturan perundangan
Kebijakan perusahaan
Peralatan dan bahan yang diperlukan

Contoh pengembangan KUK dari sub kompetensi batu beton
Standar Kompetensi

Bidang Pekerjaan Konstruksi Batu Beton
Kode Unit
Judul Unit
Uraian Unit

:
: Membuat Pasangan Pondasi Batu Belah
: Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan teknik dasar pekerjaan
pasangan pondasi batu belah

Menentukan pekerjaan
pra-persiapan di lokasi
pasangan pondasi batu

1.

Rencana pelaksanaan pondasi ditentukan berdasarkan
instruksi perenca atau pengawas, jadwal pelaksanaan,
gambar rencana atau pelaksanaan


2.

Pengaturan peletakan bahan mortar/spesi dan bahan batu
belah dilakukan sehingga memungkinkan pekerja
melakukan tugas dengan sebaik-baiknya.

3.

Jarak antara bahan mortar dan bahan batu belah yang
akan dibuat diatur dan ditentukan (+40 cm)
Mortar diletakkan didalam bejana besi/kayu dalam
keadaan mudah dijangkau oleh pekerja
Tempat air bersih dan semen kering dipersiapkan untuk
menambah konsistensi/kekentalan mortar yang
mengering saat digunakan

4.
belah
5.


6.
Memasang pondasi batu 1.
belah (kali/gunung)
dilokasi pekerjaan

2.
3.

Dasar galian tanah pondasi diurug dengan pasir urug dan
diberikan pasangan batu kosongan (tanpa mortar)
Elemen batu belah dibuat bersudut atau dihindari bentuk
bulat pada setiap permukaannya sehingga akan
menambah ikatan antar elemen dan ikatan mortar

4.

Pemasangan elemen batu belah dilakukan dan diatur dari
bagian dasar (batu belah yang memiliki ukuran dan berat
yang lebih besar) hingga keatas (batu belah yang
memiliki ukuran dan berat yang lebih kecil)


5.

Batu belah diletakkan dengan mempertimbangkan gaya
gravitasi dari berat batu kearah sumbu pasangan dan
saling mengunci sehingga tidak terjadi bahaya pergeseran
atau kelongsoran

6.

Kontrol terhadap tingkat penguapan mortar akibat suhu
dapat ditentukan dan dinetralisir dengan menambahkan
air atau semen kering saat pelaksanaannya

7.

Peralatan kerja digunakan menurut fungsinya, seperti
sendok spesi, waterpas, dan palu pemecah batu belah
Peralatan K3 digunakan seperti baju kerja, sarung tangan,
sepati kerja dan pelindung kepala (helmet)

Pasangan yang baru selesai harus dilindungi dari hujan
atau genangan air dan terik matahari yang menimbulkan
penguapan air mortar yang berlebihan

8.
Merawat hasil pasangan

Organisasi penempatan bahan-bahan dapat ditentukan dan
dilaksanakan dilapangan
Teknik pemasangan dan penghentian pekerjaan
dilaksanakan berdasarkan ukuran besar dan berat batu
belah dapat diatur sesuai penampang yang diinginkan
(persegi atau trapesium) diplot atau ditarik dengan benang
dari papan

1.

2.

Setiap hari harus disiram atau dipercikan air hingga tetap

lembab selama kurang lebih 4 hari

3.

Ditutup lembaran plastik, anyaman bambu (gedek/bilik),
terutama pada ketinggian kurang lebih sampai 60 cm dari
permukaan atas

4.

Sistem perlindungan kain dapat dilakukan sesuai dengan
persyaratan atau spesifikasi yang ada
Pengurugan timbunan sampai pondasi dilaksanakan
minimal 4 hari setelah pelaksanaan

5.

Persyaratan unjuk kerja
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung oleh :




Rencana kerja dan syarat pemasangan batu belah
Ketentuan cara menggunakan peralatan kerja utama dan alat ukur



tersedia
Ruang lingkup K3L

C. Latihan Aplikasi Pengembangan Kompetensi, Sub-Kompetensi dan Kriteria
Unjuk Kerja dari Peragaan
1. Contoh peragaan (oleh instruktur) cara mengangkat dan menjatuhkan martil
untuk memecah batu kali. Diperagakan ketrampilan menggunakan konsep
gravitasi maupun momen. Sikap sengan senang melakukan gerakan tersebut.
Dari aspek pengetahuan mengaplikasikan momen dan grafitasi.
2. Tugas: peragakan cara mengaplikasikan ketiga aspek tersebut dalam gerakan
mengaduk spesi dengan sekop atau cangkul.
3. Kembangkan salah satu kompetensi sampai dengan menjadi kriteria unjuk kerja
berikut ini dalam form yang tersedia:
a. Perawatan tes saringan pasir
b. Perawatan mesin tes kubus
c. Perawatan mesin pengaduk beton
d. Perawatan gunting beton manual
e. Perawatan alat-alat sederhana seperti martil, cetok, sekop
f. Perawatan mesin pemotong keramik
g. Atau alat lain menurut pilihan Anda

Standar Kompetensi
..................................................................................................
Kode Unit :
Judul Unit :
Uraian Unit :
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2

3
1
2
3
1
2
3

1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1

2
3
1
2
3
Disusun Oleh :......................

BAB III PENUTUP
Kualitas, Teknik dan Kecepatan sebagai Kunci Produktifitas dan Pencapaian
Kompetensi
Pengelolaan, pemeliharaan alat selain menekankan pada jumlah dan keadaan alat
juga meliputi cara menyimpanannya. Peralatan yang menggunakan tenaga listrik maupun
diesel, penyimpanannya harus terpisah dari alat-alat manual. Prinsip selalu mudah
dikontrol keadaan dan jumlahnya juga tidak kalah pentingnya ketepatan penyimpanan dan
kemudahan pengambilannya. Efektifitas dan efisiensi pengambilan dan penyimpanan alat
juga perlu ditingkatkan.

SELAMAT BEKERJA
MOTTO: SEMAKIN BISA, SEMAKIN CEPAT, DAN SEMAKIN AKURAT!!