Faktor faktor yang Memengaruhi Rumah Tan
Faktor-faktor yang Memengaruhi Rumah Tangga dalam
Perlakuan terhadap Sampah yang Paling Utama di Pulau
Jawa tahun 2013
Ahmad Mutawally*1, Yulias Untari S.Psi, Psi. 2
1
IVSK4/13.7467
Jurusan Statistika
Peminatan Sosial dan Kependudukan
e-mail: *113.7467@stis.ac.id, 2yulias@bps.go.id
Abstrak
Sampah merupakan limbah yang umumnya dibuang oleh masyarakat yang didalamnya
terkandung zat-zat yang berbahaya karena mengandung bahan kimia yang dapat menimbulkan
ancaman yang signifikan terhadap kesehatan mahusia dan/atau lingkungan. Indonesia
merupakan negara penghasil sampah terbesar kedua di dunia setelah Cina dengan Pulau Jawa
yang merupakan penghasil sampah terbesar di Indonesia. Pengelolaan sampah adalah cara
untuk mengurangi dampak lingkungan serta masalah sosial dari timbunan sampah. Setiap
masyarakat memunyai kebiasaan tersendiri dalam memperlakukan sampah. Baik atau buruknya
perlakuan sesorang dalam memperlakukan sampah dapat dipengaruhi dari beberapa faktor.
Evaluasi mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku tersebut dibutuhkan untuk dapat
mengetahui pola masyarakat dalam memperlakukan sampah. Untuk itu dilakukan penelitian
dengan analisis deskiptif dan analisis inferensia dari data Survey Perilaku Peduli Lingkungan
Hidup tahun 2013. Dari hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode regresi logistik biner,
diketahui bahwa Klasifikasi tempat tinggal, jenis kelamin KRT, pendapatan rumah tangga,
penyuluhan, pengetahuan perilaku peduli lingkungan, sikap terhadap lingkungan, dan sumber
informasi merupakan variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap perlakuan rumah
tangga terhadap sampah yang paling utama. Hasil evaluasi ini nantinya dapat digunakan untuk
menentukan arah kebijakan terkait upaya pengelolaan sampah khususnya di lingkungan rumah
tangga.
Kata kunci—sampah, pengelolaan sampah, pembuangan sampah, rumah tangga.
Waste is waste that is generally disposed by society which contained substances that are
dangerous because they contain chemicals that may pose a significant threat against
human health and/or the environment. Indonesia is the second largest waste-producing country in
the world after China and the island of Java which is Indonesia's largest garbage producer. Waste
management is a way to reduce the environmental impact and social issues from a heap of
garbage. Every community has its own customs in treating waste. Good or bad treatment of
someone
in
treating
waste
can
be
influenced
from
several
factors.
Evaluation on factors affecting any such behaviour is needed to be able to figure out the pattern
of the community in treating waste. For that purpose, the research was conducted with descriptive
analysis and inferencing analysis from the data of Survey Perilaku Peduli Lingkungan Hidup in
2013. From the results obtained by using binary logistic regression method, it is known that
residential classification, sex of head of household, household income, counseling, knowledge of
environmental caring behavior, attitudes toward environment, and information source are the
variables that significantly influence to the most major waste. The results of this evaluation will
1
ISSN: 1978-1520
be used to determine the direction of policy related efforts of waste management particularly in
the household environment.
Keywords—waste, waste management, waste disposal, household.
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara keempat yang memiliki penduduk terbanyak di dunia
setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia pada Sensus
Penduduk 2000 adalah sebesar 206.264.595 jiwa. Sedangkan pada Sensus Penduduk 2010 adalah
sebesar 237.641.326 jiwa. Jumlah penduduk Indonesia pada periode Sensus Penduduk 2010
bertambah lebih dari 30 juta jiwa dari periode sebelumnya atau pertumbuhan penduduk Indonesia
pada periode 2000-2010 adalah sebesar 1,49 (BPS, 2015). Seiring bertambahnya jumlah
penduduk serta meningkatnya aktivitas masyarakat, maka volume, jenis, dan karakteristik sampah
yang dihasilkan masyarakat juga ikut bertambah.
Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2012 mencatat rata-rata penduduk Indonesia
menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk.
Kondisi ini akan terus bertambah sesuai dengan kondisi lingkungannya. Peningkatan jumlah
sampah ini harus disertai dengan pengolahan sampah yang baik dan kontinyu yang dimulai dari
skala rumah tangga, karena rumah tangga merupakan sumber penghasil sampah yang utama.
Menurut hasil Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup 2013, sebesar 72,61 persen
masyarakat Indonesia melakukan perlakuan akhir terhadap sampah dengan cara kurang ramah
lingkungan. Dari angka tersebut, 29,60 persen diantaranya merupakan rumah tangga yang berasal
dari Pulau Jawa. Perlakuan terhadap sampah yang paling banyak dilakukan oleh rumah tangga di
Pulau Jawa ialah dengan cara dibakar yaitu sebesar 50,77 persen (BPS, 2013). Pembakaran
sampah yang dilakukan mungkin memang menyelesaikan masalah penumpukan sampah, namun
pembakaran sampah juga akan menimbulkan masalah baru yaitu polusi udara dan meningkatnya
konsentrasi CO2 di atmosfer yang dapat menjadi salah satu penyebab pemanasan global.
Selain membuang sampah dengan cara dibakar, perlakuan akhir terhadap sampah dengan
cara kurang ramah lingkungan lainnya adalah dengan cara dibuang ke laut/sungai/got, dibuang
sembarangan, dan ditimbun/dikubur. Perlakuan membuang sampah dengan cara dibuang ke
laut/sungai/got masih dilakukan di Pulau Jawa, yaitu sebesar 6,68 persen. Rumah tangga yang
membuang sampahnya secara sembarangan pun tercatat sebesar 4,69 persen, sedangkan yang
membuang sampah dengan cara ditimbun/dikubur sebesar 5,92 persen. Perlakuan terhadap
sampah seperti ini tentunya dapat memperburuk kondisi lingkungan di sekitar tempat tinggal,
karena selain menimbulkan polusi udara seperti bau, juga dapat menimbulkan banjir akibat
tertutupnya saluran got atau aliran sungai.
Babayemi dan Dauda (2009) melakukan studi kasus tentang kuantitas dan nilai dari
timbulan sampah padat di beberapa kota di Nigeria, faktor yang memengaruhi timbulan sampah,
tipe dan kategori sampah padat, pengumpulan, pembuangan, reuse dan recycling, dan masalah
lingkungan. Selain itu dievaluasi juga pilihan pembuangan sampah padat umum, tingkat
kesadaran pengelolaan sampah, efek dari gender, usia dan status edukasi pada pengelolaan
sampah padat serta alasan tidak menggunakan layanan pengumpulan sampah yang tepat di kota
tradisional Abeokuta, Nigeria. Hasil studi ini menunjukkan bahwa status pendidikan, usia, gender,
biaya layanan pengumpulan sampah dan lokasi dari tempat tinggal, dantara yang lain, merupakan
faktor yang memengaruhi pengelolaan sampah padat di Abeokuta.
Setyowati dan Mulasari (2013) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh
pengetahuan dan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah plastik di kabupaten
Semarang. Menggunakan rancangan studi cross sectional, dan data dianalisis dengan analisis
univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square. Dan hasil dari penelitian ini adalah
adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu rumah tangga dengan prilaku
mengolah sampah plastik.
2
IJCCS
ISSN: 1978-1520
Tadesse dkk. (2007) melakukan penelitian di kota Makelle, Ethiopia Utara tentang
keputusan rumah tangga dalam membuang sampah. Penelitian ini menggunakan multinomial
logit estimation dengan menggunakan variabel sosioekonomi dan karakteristik demografi rumah
tangga(jenis kelamin KRT; umur KRT; pendidikan KRT; jumlah wanita dalam rumah tangga;
ukuran keluarga; tahun tinggal; kepemilikan rumah; penghasilan rumah tangga), fitur lingkungan
dan fasilitas pembuangan sampah. Hasilnya adalah ketersediaan fasilitas limbah/pembuangan
sampah seperti communal waste containers memiliki dampak yang signifikan terhadap
pembuangan sampah oleh rumah tangga, penghasilan rumah tangga juga memiliki pengaruh
dalam pemilihan membuang sampah. Sementara itu, variabel demografi seperi ukuran rumah
tangga, jumlah wanita dalam rumah tangga, umur dan pendidikan KRT secara statistik tidak
signifikan memengaruhi dalam pemilihan membuang sampah, penjelasan lain yang bisa jadi
pertimbangan adalah keterbatasan variabelitas pada variabel pendidikan. Hasil lain menunjukkan
bahwa besarnya tumpukan sampah dan peraturan institusional memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap pemilihan tujuan membuang sampah/limbah. Penelitian ini juga mengutip
penelitian terdahulu yang dilakukan Tadesse dan Hadgu pada tahun 2007 bahwa pengumpulan
dan pengiriman limbah pada level rumah tangga sebagian besar dilakukan oleh wanita dan anakanak.
2. METODOLOGI
2.1 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Survei
Perilaku Peduli Lingkungan Hidup (SPPLH) pada tahun 2013 yang diadakan oleh BPS. SPPLH
2013 dilakukan di seluruh Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 75.000 rumah tangga
dengan 70.406 rumah tangga yang berhasil dicacah, atau sebesar 93,87 persen dari target, namun
pada penelitian ini hanya dianalisis sebanyak 23.142 sampel rumah tangga yang bertempat tinggal
di Pulau Jawa.
Pengumpulan data pada survei ini dilakukan melalui wawancara langsung antara petugas
dengan responden. Responden yang diwawancarai adalah anggota rumah tangga yang telah
dewasa yang mengetahui tentang karakteristik atau perilaku yang ditanyakan, dalam hal ini
diutamakan kepala keluarga selaku pengambil keputusan dalam rumah tangga, istri/suami dari
kepala rumah tangga, atau anggota rumah tangga dewasa lainnya.
Variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari tujuh variabel bebas dan satu
variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari klasifikasi desa-kota, jenis kelamin KRT, pendapatan
rumah tangga, penyuluhan, pengetahuan perilaku peduli lingkungan hidup, sikap terhadap
lingkungan hidup, dan sumber informasi. Adapun variabel terikat yang digunakan adalah
perlakuan terhadap sampah yang paling utama/sering dilakukan.
2.2 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini terdiri analisis deskriptif dan analisis
inferensia. Analisis deskriptif mengunakan grafik untuk mengambarkan persentase penduduk
terhadap perlakuan terhadap sampah yang paling utama/sering dilakukan di Pulau Jawa. Analisis
inferensia mengunakan analisis regresi logistic biner untuk memeriksa apakah terdapat pengaruh
yang signifikan antara variabel-variabel bebas dan variabel tak bebas. Penelitian ini memiliki dua
kategori variabel tak bebas yaitu perlakuan terhadap sampah yang ramah lingkungan, dan tidak
ramah lingkungan. Data diolah dengan mengunakan software SPSS.
Tahapan dalam analisis inferensia yang dilakukan menggunakan regresi logistik biner
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan variabel terikat serta kategori referensinya, yaitu perlakuan rumah
tangga terhadap sampah yang paling utama dengan kategori referensi yaitu tidak
3
ISSN: 1978-1520
2.
3.
4.
5.
ramah lingkungan.
Menentukan variabel bebas serta kategori referensinya. Terdapat 7 variabel bebas
pada penelitian ini yaitu klasifikasi tempat tinggal, jenis kelamin KRT, pendapatan
rumah tangga, penyuluhan, pengetahuan perilaku peduli lingkungan, sikap terhadap
lingkungan, dan sumber informasi. Kategori referansi dari variabel bebas adalah
kategori terkecil pada variabel dummy.
Pengujian parameter secara simultan, yaitu pengujian parameter untuk menguji
pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas secara bersama-sama atau
simultan dalam model dengan menghitung statistik uji G
Pengujian parameter secara partial, yaitu pengujian parameter untuk mengetahui
variabel bebas mana saja yang berpengaruh terhadap variabel tak bebas dalam model
dengan menghitung statistik uji Wald.
Interpretasi odds rasio, yaitu kecenderungan atau ukuran risiko untuk mengalami
kejadian tertentu antara satu kategori dengan kategori lainnya.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis Deskriptif
Dalam pengolahan data SPPLH tahun 2013 menunjukkan bahwa hanya 31,92 persen
rumah tangga yang melakukan perlakuan sampah yang ramah lingkungan. sedangkan 68,08
persen rumah tangga melakukan perlakuan sampah yang tidak ramah lingkungan. Angka ini
menunjukkan bahwa lebih dari setengah rumah tangga di Pulau Jawa melakukan perlakuan
terhadap sampah yang dapat merusak lingkungan. Hal ini mengindikasikan bahwa pengelolaan
sampah rumah tangga di Pulau Jawa masih tergolong buruk.
31.92%
68.08%
perlakuan sampah tidak ramah lingkungan
perlakuan sampah ramah lingkungan
Sumber: Data SPPLH tahun 2013 (diolah)
Gambar 1. Persentase rumah tangga berdasarkan perlakuan terhadap
sampah yang paling utama di Pulau Jawa tahun 2013
Tabel 1. Karakteristik Rumah Tangga di Pulau Jawa menurut perlakuan terhadap
sampah tahun 2013
4
IJCCS
ISSN: 1978-1520
No. Karakteristik Rumah Tangga
Tidak
Ramah
Lingkungan
Ramah
Lingkungan
Total
94,30%
49,80%
5,70%
50,20%
100%
100%
68,20%
67,60%
31,80%
32,40%
100%
100%
86,30%
80,10%
66,80%
43,80%
32,10%
16,50%
13,70%
19,90%
33,20%
56,20%
67,90%
83,90%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
68,60%
56,80%
31,40%
43,20%
100%
100%
82,98%
59,55%
17,02%
40,45%
100%
100%
81,90%
65,90%
18,10%
34,10%
100%
100%
80,30%
66,70%
62,90%
19,70%
33,30%
37,90%
100%
100%
100%
1.
Klasifikasi Tempat Tinggal
Pedesaan
Perkotaan
Jenis Kelamin KRT
2.
Laki-laki
Perempuan
Pendapatan Rumah Tangga
10 juta rupiah
Penyuluhan
4.
Tidak Ikut Penyuluhan
Ikut Penyuluhan
Pengetahuan Lingkungan
5.
Pengetahuan Kurang Baik
Pengetahuan Baik
Sikap
Kurang/tidak Peduli Lingkungan
6.
Peduli Lingkungan
Sumber Informasi
7.
Media Lainnya
Media Masa
Kombinasi Keduanya
Sumber : SPPLH 2013 (diolah)
Berdasarkan data SPPLH tahun 2013, pada kategori variabel klasifikasi tempat tinggal
terlihat bahwa terdapat berbedaan yang sangat mencolok bagaimana rumah tangga melakukan
perlakuan sampah di perkotaan dan di pedesaan. Rumah tangga yang tinggal di perkotaan yang
melakukan perlakuan sampah yang ramah lingkungan sebesar 50,18 persen sedangkan rumah
tangga yang tinggal di pedesaan hanya 5,73 persen; hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan
fasilitas yang berbeda antara perkotaan dan pedesaan.
Dalam variabel jenis kelamin KRT dan perlakuan terhadap sampah, hanya terdapat
sedikit perbedaan antara rumah tangga yang dikepalai oleh laki-laki dan perempuan. Rumah
tangga yang dikepalai oleh laki-laki 31,83 persen melakukan perlakuan sampah yang ramah
lingkungan. sedangkan 32,40 persen rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan melakukan
perlakuan sampah yang ramah lingkungan.
Pada variabel pendapatan rumah tangga, dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan rumah
tangga yang melakukan perlakuan sampah yang ramah lingkungan seiring dengan peningkatan
pendapatan rumah tangga. Sebaliknya, terdapat penurunan persentase rumah tangga yang
melakukan perlakuan sampah yang tidak ramah lingkungan seiring dengan peningkatan
pendapatan rumah tangga. Persentase rumah tangga yang melakukan perlakuan sampah yang
ramah lingkungan paling tinggi terdapat pada kelompok dengan rumah tangga yang memiliki
pendapatan >10 juta rupiah sebesar 83,51 persen. Sedangkan persentase tertinggi rumah tangga
yang melakukan perlakuan sampah tidak ramah lingkungan berada pada kelompok rumah tangga
dengan pendapatan 10 juta rupiah
sumberinformasi
Jenis kelamin
perempuan
penyuluhan recode
tidak ikut penyuluhan
ikut penyuluhan
Pengetahuan
Kurang Baik
Baik
tingkat kepedulian
kurang/tidak peduli lingkungan
recode
peduli lingkungan
klasifikasi tempat
pedesaan
9508
.000
tinggal
perkotaan
13634
1.000
12
IJCCS
ISSN: 1978-1520
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square
Step 1
df
Sig.
Step
7684.110
12
.000
Block
7684.110
12
.000
Model
7684.110
12
.000
Model Summary
Step
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square
-2 Log likelihood
21300.534a
1
.283
.396
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter
estimates changed by less than .001.
Hosmer and Lemeshow Test
Step
Chi-square
1
df
81.313
Sig.
8
.000
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
Y = perlakuan sampah tidak
Y = perlakuan sampah ramah
ramah lingkungan
lingkungan
Observed
Step 1
Expected
Observed
Expected
Total
1
2075
2118.018
93
49.982
2168
2
2230
2255.179
111
85.821
2341
3
2182
2190.742
132
123.258
2314
4
2100
2061.419
167
205.581
2267
5
1856
1768.424
482
569.576
2338
6
1396
1378.124
781
798.876
2177
7
1327
1304.153
982
1004.847
2309
8
1356
1363.095
1529
1521.905
2885
9
641
685.744
1221
1176.256
1862
10
593
631.102
1888
1849.898
2481
13
ISSN: 1978-1520
Classification Tablea
Predicted
Y
perlakuan
sampah tidak
perlakuan
ramah
sampah ramah
Percentage
lingkungan
lingkungan
Correct
Observed
Step 1
Y
perlakuan sampah tidak
ramah lingkungan
perlakuan sampah ramah
lingkungan
13235
2521
84.0
2825
4561
61.8
Overall Percentage
76.9
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B
Step 1a
Klasifikasi(1)
JenisKelamin(1)
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
2.505
.049
2663.798
1
.000
12.241
.375
.048
59.979
1
.000
1.455
861.915
5
.000
PendapatanRuta
PendapatanRuta(1)
.220
.069
10.283
1
.001
1.246
PendapatanRuta(2)
.660
.067
95.754
1
.000
1.934
PendapatanRuta(3)
1.341
.074
328.507
1
.000
3.822
PendapatanRuta(4)
1.693
.098
300.131
1
.000
5.434
PendapatanRuta(5)
2.533
.183
192.528
1
.000
12.589
Penyuluhan(1)
.261
.084
9.750
1
.002
1.298
Pengetahuan(1)
.591
.039
224.337
1
.000
1.806
PeduliLingkungan(1)
.378
.057
43.780
1
.000
1.460
29.650
2
.000
SumberInformasi
SumberInformasi(1)
.230
.051
20.605
1
.000
1.258
SumberInformasi(2)
.254
.048
28.285
1
.000
1.290
-4.254
.092
2134.247
1
.000
.014
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: Klasifikasi, JenisKelamin, PendapatanRuta, Penyuluhan, Pengetahuan,
PeduliLingkungan, SumberInformasi.
14
Perlakuan terhadap Sampah yang Paling Utama di Pulau
Jawa tahun 2013
Ahmad Mutawally*1, Yulias Untari S.Psi, Psi. 2
1
IVSK4/13.7467
Jurusan Statistika
Peminatan Sosial dan Kependudukan
e-mail: *113.7467@stis.ac.id, 2yulias@bps.go.id
Abstrak
Sampah merupakan limbah yang umumnya dibuang oleh masyarakat yang didalamnya
terkandung zat-zat yang berbahaya karena mengandung bahan kimia yang dapat menimbulkan
ancaman yang signifikan terhadap kesehatan mahusia dan/atau lingkungan. Indonesia
merupakan negara penghasil sampah terbesar kedua di dunia setelah Cina dengan Pulau Jawa
yang merupakan penghasil sampah terbesar di Indonesia. Pengelolaan sampah adalah cara
untuk mengurangi dampak lingkungan serta masalah sosial dari timbunan sampah. Setiap
masyarakat memunyai kebiasaan tersendiri dalam memperlakukan sampah. Baik atau buruknya
perlakuan sesorang dalam memperlakukan sampah dapat dipengaruhi dari beberapa faktor.
Evaluasi mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku tersebut dibutuhkan untuk dapat
mengetahui pola masyarakat dalam memperlakukan sampah. Untuk itu dilakukan penelitian
dengan analisis deskiptif dan analisis inferensia dari data Survey Perilaku Peduli Lingkungan
Hidup tahun 2013. Dari hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode regresi logistik biner,
diketahui bahwa Klasifikasi tempat tinggal, jenis kelamin KRT, pendapatan rumah tangga,
penyuluhan, pengetahuan perilaku peduli lingkungan, sikap terhadap lingkungan, dan sumber
informasi merupakan variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap perlakuan rumah
tangga terhadap sampah yang paling utama. Hasil evaluasi ini nantinya dapat digunakan untuk
menentukan arah kebijakan terkait upaya pengelolaan sampah khususnya di lingkungan rumah
tangga.
Kata kunci—sampah, pengelolaan sampah, pembuangan sampah, rumah tangga.
Waste is waste that is generally disposed by society which contained substances that are
dangerous because they contain chemicals that may pose a significant threat against
human health and/or the environment. Indonesia is the second largest waste-producing country in
the world after China and the island of Java which is Indonesia's largest garbage producer. Waste
management is a way to reduce the environmental impact and social issues from a heap of
garbage. Every community has its own customs in treating waste. Good or bad treatment of
someone
in
treating
waste
can
be
influenced
from
several
factors.
Evaluation on factors affecting any such behaviour is needed to be able to figure out the pattern
of the community in treating waste. For that purpose, the research was conducted with descriptive
analysis and inferencing analysis from the data of Survey Perilaku Peduli Lingkungan Hidup in
2013. From the results obtained by using binary logistic regression method, it is known that
residential classification, sex of head of household, household income, counseling, knowledge of
environmental caring behavior, attitudes toward environment, and information source are the
variables that significantly influence to the most major waste. The results of this evaluation will
1
ISSN: 1978-1520
be used to determine the direction of policy related efforts of waste management particularly in
the household environment.
Keywords—waste, waste management, waste disposal, household.
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara keempat yang memiliki penduduk terbanyak di dunia
setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia pada Sensus
Penduduk 2000 adalah sebesar 206.264.595 jiwa. Sedangkan pada Sensus Penduduk 2010 adalah
sebesar 237.641.326 jiwa. Jumlah penduduk Indonesia pada periode Sensus Penduduk 2010
bertambah lebih dari 30 juta jiwa dari periode sebelumnya atau pertumbuhan penduduk Indonesia
pada periode 2000-2010 adalah sebesar 1,49 (BPS, 2015). Seiring bertambahnya jumlah
penduduk serta meningkatnya aktivitas masyarakat, maka volume, jenis, dan karakteristik sampah
yang dihasilkan masyarakat juga ikut bertambah.
Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2012 mencatat rata-rata penduduk Indonesia
menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk.
Kondisi ini akan terus bertambah sesuai dengan kondisi lingkungannya. Peningkatan jumlah
sampah ini harus disertai dengan pengolahan sampah yang baik dan kontinyu yang dimulai dari
skala rumah tangga, karena rumah tangga merupakan sumber penghasil sampah yang utama.
Menurut hasil Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup 2013, sebesar 72,61 persen
masyarakat Indonesia melakukan perlakuan akhir terhadap sampah dengan cara kurang ramah
lingkungan. Dari angka tersebut, 29,60 persen diantaranya merupakan rumah tangga yang berasal
dari Pulau Jawa. Perlakuan terhadap sampah yang paling banyak dilakukan oleh rumah tangga di
Pulau Jawa ialah dengan cara dibakar yaitu sebesar 50,77 persen (BPS, 2013). Pembakaran
sampah yang dilakukan mungkin memang menyelesaikan masalah penumpukan sampah, namun
pembakaran sampah juga akan menimbulkan masalah baru yaitu polusi udara dan meningkatnya
konsentrasi CO2 di atmosfer yang dapat menjadi salah satu penyebab pemanasan global.
Selain membuang sampah dengan cara dibakar, perlakuan akhir terhadap sampah dengan
cara kurang ramah lingkungan lainnya adalah dengan cara dibuang ke laut/sungai/got, dibuang
sembarangan, dan ditimbun/dikubur. Perlakuan membuang sampah dengan cara dibuang ke
laut/sungai/got masih dilakukan di Pulau Jawa, yaitu sebesar 6,68 persen. Rumah tangga yang
membuang sampahnya secara sembarangan pun tercatat sebesar 4,69 persen, sedangkan yang
membuang sampah dengan cara ditimbun/dikubur sebesar 5,92 persen. Perlakuan terhadap
sampah seperti ini tentunya dapat memperburuk kondisi lingkungan di sekitar tempat tinggal,
karena selain menimbulkan polusi udara seperti bau, juga dapat menimbulkan banjir akibat
tertutupnya saluran got atau aliran sungai.
Babayemi dan Dauda (2009) melakukan studi kasus tentang kuantitas dan nilai dari
timbulan sampah padat di beberapa kota di Nigeria, faktor yang memengaruhi timbulan sampah,
tipe dan kategori sampah padat, pengumpulan, pembuangan, reuse dan recycling, dan masalah
lingkungan. Selain itu dievaluasi juga pilihan pembuangan sampah padat umum, tingkat
kesadaran pengelolaan sampah, efek dari gender, usia dan status edukasi pada pengelolaan
sampah padat serta alasan tidak menggunakan layanan pengumpulan sampah yang tepat di kota
tradisional Abeokuta, Nigeria. Hasil studi ini menunjukkan bahwa status pendidikan, usia, gender,
biaya layanan pengumpulan sampah dan lokasi dari tempat tinggal, dantara yang lain, merupakan
faktor yang memengaruhi pengelolaan sampah padat di Abeokuta.
Setyowati dan Mulasari (2013) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh
pengetahuan dan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah plastik di kabupaten
Semarang. Menggunakan rancangan studi cross sectional, dan data dianalisis dengan analisis
univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square. Dan hasil dari penelitian ini adalah
adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu rumah tangga dengan prilaku
mengolah sampah plastik.
2
IJCCS
ISSN: 1978-1520
Tadesse dkk. (2007) melakukan penelitian di kota Makelle, Ethiopia Utara tentang
keputusan rumah tangga dalam membuang sampah. Penelitian ini menggunakan multinomial
logit estimation dengan menggunakan variabel sosioekonomi dan karakteristik demografi rumah
tangga(jenis kelamin KRT; umur KRT; pendidikan KRT; jumlah wanita dalam rumah tangga;
ukuran keluarga; tahun tinggal; kepemilikan rumah; penghasilan rumah tangga), fitur lingkungan
dan fasilitas pembuangan sampah. Hasilnya adalah ketersediaan fasilitas limbah/pembuangan
sampah seperti communal waste containers memiliki dampak yang signifikan terhadap
pembuangan sampah oleh rumah tangga, penghasilan rumah tangga juga memiliki pengaruh
dalam pemilihan membuang sampah. Sementara itu, variabel demografi seperi ukuran rumah
tangga, jumlah wanita dalam rumah tangga, umur dan pendidikan KRT secara statistik tidak
signifikan memengaruhi dalam pemilihan membuang sampah, penjelasan lain yang bisa jadi
pertimbangan adalah keterbatasan variabelitas pada variabel pendidikan. Hasil lain menunjukkan
bahwa besarnya tumpukan sampah dan peraturan institusional memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap pemilihan tujuan membuang sampah/limbah. Penelitian ini juga mengutip
penelitian terdahulu yang dilakukan Tadesse dan Hadgu pada tahun 2007 bahwa pengumpulan
dan pengiriman limbah pada level rumah tangga sebagian besar dilakukan oleh wanita dan anakanak.
2. METODOLOGI
2.1 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Survei
Perilaku Peduli Lingkungan Hidup (SPPLH) pada tahun 2013 yang diadakan oleh BPS. SPPLH
2013 dilakukan di seluruh Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 75.000 rumah tangga
dengan 70.406 rumah tangga yang berhasil dicacah, atau sebesar 93,87 persen dari target, namun
pada penelitian ini hanya dianalisis sebanyak 23.142 sampel rumah tangga yang bertempat tinggal
di Pulau Jawa.
Pengumpulan data pada survei ini dilakukan melalui wawancara langsung antara petugas
dengan responden. Responden yang diwawancarai adalah anggota rumah tangga yang telah
dewasa yang mengetahui tentang karakteristik atau perilaku yang ditanyakan, dalam hal ini
diutamakan kepala keluarga selaku pengambil keputusan dalam rumah tangga, istri/suami dari
kepala rumah tangga, atau anggota rumah tangga dewasa lainnya.
Variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari tujuh variabel bebas dan satu
variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari klasifikasi desa-kota, jenis kelamin KRT, pendapatan
rumah tangga, penyuluhan, pengetahuan perilaku peduli lingkungan hidup, sikap terhadap
lingkungan hidup, dan sumber informasi. Adapun variabel terikat yang digunakan adalah
perlakuan terhadap sampah yang paling utama/sering dilakukan.
2.2 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini terdiri analisis deskriptif dan analisis
inferensia. Analisis deskriptif mengunakan grafik untuk mengambarkan persentase penduduk
terhadap perlakuan terhadap sampah yang paling utama/sering dilakukan di Pulau Jawa. Analisis
inferensia mengunakan analisis regresi logistic biner untuk memeriksa apakah terdapat pengaruh
yang signifikan antara variabel-variabel bebas dan variabel tak bebas. Penelitian ini memiliki dua
kategori variabel tak bebas yaitu perlakuan terhadap sampah yang ramah lingkungan, dan tidak
ramah lingkungan. Data diolah dengan mengunakan software SPSS.
Tahapan dalam analisis inferensia yang dilakukan menggunakan regresi logistik biner
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan variabel terikat serta kategori referensinya, yaitu perlakuan rumah
tangga terhadap sampah yang paling utama dengan kategori referensi yaitu tidak
3
ISSN: 1978-1520
2.
3.
4.
5.
ramah lingkungan.
Menentukan variabel bebas serta kategori referensinya. Terdapat 7 variabel bebas
pada penelitian ini yaitu klasifikasi tempat tinggal, jenis kelamin KRT, pendapatan
rumah tangga, penyuluhan, pengetahuan perilaku peduli lingkungan, sikap terhadap
lingkungan, dan sumber informasi. Kategori referansi dari variabel bebas adalah
kategori terkecil pada variabel dummy.
Pengujian parameter secara simultan, yaitu pengujian parameter untuk menguji
pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas secara bersama-sama atau
simultan dalam model dengan menghitung statistik uji G
Pengujian parameter secara partial, yaitu pengujian parameter untuk mengetahui
variabel bebas mana saja yang berpengaruh terhadap variabel tak bebas dalam model
dengan menghitung statistik uji Wald.
Interpretasi odds rasio, yaitu kecenderungan atau ukuran risiko untuk mengalami
kejadian tertentu antara satu kategori dengan kategori lainnya.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis Deskriptif
Dalam pengolahan data SPPLH tahun 2013 menunjukkan bahwa hanya 31,92 persen
rumah tangga yang melakukan perlakuan sampah yang ramah lingkungan. sedangkan 68,08
persen rumah tangga melakukan perlakuan sampah yang tidak ramah lingkungan. Angka ini
menunjukkan bahwa lebih dari setengah rumah tangga di Pulau Jawa melakukan perlakuan
terhadap sampah yang dapat merusak lingkungan. Hal ini mengindikasikan bahwa pengelolaan
sampah rumah tangga di Pulau Jawa masih tergolong buruk.
31.92%
68.08%
perlakuan sampah tidak ramah lingkungan
perlakuan sampah ramah lingkungan
Sumber: Data SPPLH tahun 2013 (diolah)
Gambar 1. Persentase rumah tangga berdasarkan perlakuan terhadap
sampah yang paling utama di Pulau Jawa tahun 2013
Tabel 1. Karakteristik Rumah Tangga di Pulau Jawa menurut perlakuan terhadap
sampah tahun 2013
4
IJCCS
ISSN: 1978-1520
No. Karakteristik Rumah Tangga
Tidak
Ramah
Lingkungan
Ramah
Lingkungan
Total
94,30%
49,80%
5,70%
50,20%
100%
100%
68,20%
67,60%
31,80%
32,40%
100%
100%
86,30%
80,10%
66,80%
43,80%
32,10%
16,50%
13,70%
19,90%
33,20%
56,20%
67,90%
83,90%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
68,60%
56,80%
31,40%
43,20%
100%
100%
82,98%
59,55%
17,02%
40,45%
100%
100%
81,90%
65,90%
18,10%
34,10%
100%
100%
80,30%
66,70%
62,90%
19,70%
33,30%
37,90%
100%
100%
100%
1.
Klasifikasi Tempat Tinggal
Pedesaan
Perkotaan
Jenis Kelamin KRT
2.
Laki-laki
Perempuan
Pendapatan Rumah Tangga
10 juta rupiah
Penyuluhan
4.
Tidak Ikut Penyuluhan
Ikut Penyuluhan
Pengetahuan Lingkungan
5.
Pengetahuan Kurang Baik
Pengetahuan Baik
Sikap
Kurang/tidak Peduli Lingkungan
6.
Peduli Lingkungan
Sumber Informasi
7.
Media Lainnya
Media Masa
Kombinasi Keduanya
Sumber : SPPLH 2013 (diolah)
Berdasarkan data SPPLH tahun 2013, pada kategori variabel klasifikasi tempat tinggal
terlihat bahwa terdapat berbedaan yang sangat mencolok bagaimana rumah tangga melakukan
perlakuan sampah di perkotaan dan di pedesaan. Rumah tangga yang tinggal di perkotaan yang
melakukan perlakuan sampah yang ramah lingkungan sebesar 50,18 persen sedangkan rumah
tangga yang tinggal di pedesaan hanya 5,73 persen; hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan
fasilitas yang berbeda antara perkotaan dan pedesaan.
Dalam variabel jenis kelamin KRT dan perlakuan terhadap sampah, hanya terdapat
sedikit perbedaan antara rumah tangga yang dikepalai oleh laki-laki dan perempuan. Rumah
tangga yang dikepalai oleh laki-laki 31,83 persen melakukan perlakuan sampah yang ramah
lingkungan. sedangkan 32,40 persen rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan melakukan
perlakuan sampah yang ramah lingkungan.
Pada variabel pendapatan rumah tangga, dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan rumah
tangga yang melakukan perlakuan sampah yang ramah lingkungan seiring dengan peningkatan
pendapatan rumah tangga. Sebaliknya, terdapat penurunan persentase rumah tangga yang
melakukan perlakuan sampah yang tidak ramah lingkungan seiring dengan peningkatan
pendapatan rumah tangga. Persentase rumah tangga yang melakukan perlakuan sampah yang
ramah lingkungan paling tinggi terdapat pada kelompok dengan rumah tangga yang memiliki
pendapatan >10 juta rupiah sebesar 83,51 persen. Sedangkan persentase tertinggi rumah tangga
yang melakukan perlakuan sampah tidak ramah lingkungan berada pada kelompok rumah tangga
dengan pendapatan 10 juta rupiah
sumberinformasi
Jenis kelamin
perempuan
penyuluhan recode
tidak ikut penyuluhan
ikut penyuluhan
Pengetahuan
Kurang Baik
Baik
tingkat kepedulian
kurang/tidak peduli lingkungan
recode
peduli lingkungan
klasifikasi tempat
pedesaan
9508
.000
tinggal
perkotaan
13634
1.000
12
IJCCS
ISSN: 1978-1520
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square
Step 1
df
Sig.
Step
7684.110
12
.000
Block
7684.110
12
.000
Model
7684.110
12
.000
Model Summary
Step
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square
-2 Log likelihood
21300.534a
1
.283
.396
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter
estimates changed by less than .001.
Hosmer and Lemeshow Test
Step
Chi-square
1
df
81.313
Sig.
8
.000
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
Y = perlakuan sampah tidak
Y = perlakuan sampah ramah
ramah lingkungan
lingkungan
Observed
Step 1
Expected
Observed
Expected
Total
1
2075
2118.018
93
49.982
2168
2
2230
2255.179
111
85.821
2341
3
2182
2190.742
132
123.258
2314
4
2100
2061.419
167
205.581
2267
5
1856
1768.424
482
569.576
2338
6
1396
1378.124
781
798.876
2177
7
1327
1304.153
982
1004.847
2309
8
1356
1363.095
1529
1521.905
2885
9
641
685.744
1221
1176.256
1862
10
593
631.102
1888
1849.898
2481
13
ISSN: 1978-1520
Classification Tablea
Predicted
Y
perlakuan
sampah tidak
perlakuan
ramah
sampah ramah
Percentage
lingkungan
lingkungan
Correct
Observed
Step 1
Y
perlakuan sampah tidak
ramah lingkungan
perlakuan sampah ramah
lingkungan
13235
2521
84.0
2825
4561
61.8
Overall Percentage
76.9
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B
Step 1a
Klasifikasi(1)
JenisKelamin(1)
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
2.505
.049
2663.798
1
.000
12.241
.375
.048
59.979
1
.000
1.455
861.915
5
.000
PendapatanRuta
PendapatanRuta(1)
.220
.069
10.283
1
.001
1.246
PendapatanRuta(2)
.660
.067
95.754
1
.000
1.934
PendapatanRuta(3)
1.341
.074
328.507
1
.000
3.822
PendapatanRuta(4)
1.693
.098
300.131
1
.000
5.434
PendapatanRuta(5)
2.533
.183
192.528
1
.000
12.589
Penyuluhan(1)
.261
.084
9.750
1
.002
1.298
Pengetahuan(1)
.591
.039
224.337
1
.000
1.806
PeduliLingkungan(1)
.378
.057
43.780
1
.000
1.460
29.650
2
.000
SumberInformasi
SumberInformasi(1)
.230
.051
20.605
1
.000
1.258
SumberInformasi(2)
.254
.048
28.285
1
.000
1.290
-4.254
.092
2134.247
1
.000
.014
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: Klasifikasi, JenisKelamin, PendapatanRuta, Penyuluhan, Pengetahuan,
PeduliLingkungan, SumberInformasi.
14