TOKOH TOKOH YANG BERHASIL DALAM BERWIRA

“TOKOH – TOKOH YANG BERHASIL DALAM BERWIRAUSAHA”

Anggota Kelompok :
1. Agung Setiabudi
2. Afif Fahruzi
3. Faishol Azizi
4. Rahmad Sutopo
5. Rudi Heriyanto
6. Yusuf Setiabudi
Kelas : X – TKR 1

SMK NEGERI 2 KENDAL
2014/2015

1. Kisah Sukses Bambang Haryono, mengubah Pohon Asem
menjadi Barang Bernilai
Usaha kerajinan tangan kayu pohon asam
sudah di geluti selama tiga tahun silam,
Bambang Haryono melihat ada kekhasan
unik pada pohon asam. Menggeluti usahanya
itu,

Bambang
lebih
mengutamakan
pemberdayaan masyarakat Banyuwangi
daripada menggunakan tenaga mesin.
Pohon asam selama ini dianggap tidak
memiliki nilai ekonomi tinggi, alias cuma
untuk arang. Namun Bambang Hariyono,
seorang penggiat UMKM kerajinan asal Banyuwangi, kayu pohon asam bisa
disulap menjadi barang yang berguna dan menghasilkan uang.
Melihat adanya Potensi bagus, akhirnya Bambang Haryono berbekal keinginan
yang kuat, Bambang kemudian menjadikan pohon asam sebagai kerajinan tangan,
termasuk limbahnya yang dijadikan ornamen furnitur yang berkelas internasional.
“Kayu pohon asam menurut saya unik, seperti memiliki ciri yang khas dan juga
tiap potong yang dibuat tidak akan pernah sama. Maka yang banyak minat untuk
produksi kayu asam ini Eropa dan Amerika,” kata Bambang yang ditemui di
workshop ‘Oesing craft’ miliknya, Banyuwangi.
Dan saat ini Perusahaannya telah memiliki
dirangkulnya untuk membuat kerajinan kayu.
berbagai kecamatan, yaitu Glagah, Kalipuro,

kerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan
pemasyarakatan (lapas) di Banyuwangi.

lebih dari 250 pegawai yang
Tenaga kerja itu direkrut dari
Kabat. Bahkan Bambang juga
Masyarakat maupun lembaga

“Kita rangkul lapas agar napi-napi juga punya ketrampilan selama di dalam,” kata
Bambang. Selain itu, Bambang juga memiliki anak cabang yang ada di Situbondo,
Jember, dan Pasuruan. Kerajinan milik bambang ini beraneka ragam, seperti
tablewear, mangkok, guci, tempat makan, dan tempat perhiasan.
Dengan Kegigihan Bambang, produk kerajinan asal banyuwangi ini telah beredar
ke berbagai negara, seperti Swiss, Belanda, Jerman, Amerika, Jepang, Hong Kong,
Singapura, dan Malaysia. Tak heran jika tiap bulan omzet yang didapat mencapai
Rp 1 miliar.

Oesing craft bahkan sudah dikontrak oleh perusahaan besar asal Jepang untuk
membuat kerajinan kayu. “Berapa pun yang kita produksi, mereka siap menerima.
Bahkan untuk pengiriman ke Jepang itu ada batas minumum jumlah,” kata

Bambang bangga.
Karena keuletan dan kegigihan itu, berbagai penghargaan telah diraih, seperti
penghargaan dari Unesco Award of Excellence for Handycraft pada 2012 lalu
untuk wilayah Asia Tenggara.
Selain itu juga meraih piagam penghargaan SMESCO Award Tahun 2009, Juara 2
Desain Cindera Mata Jatim 2009, Prabaswara Award di bidang Ekspor 2012, dan
berbagai penghargaan bidang kerajinan serta pemberdayaan masyarakat.
“Kita tetap mengutamakan kualitas dari kerajinan yang kita buat. Saat pesanan
banyak, kita tidak boleh lengah untuk mengutamakan kualitas tiap piece-nya.
Kalau kualitas jelek, pasti konsumen lari, apalagi Jepang yang selalu teliti barang
yang kita kirim”, tandas Bambang yang juga memiliki impian melatih para mantas
PSK di Dolly untuk bisa memiliki ketrampilan membuat kerajinan dari pohon
kayu ini.

2. Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono
Sejarah
berdirinya
perusahaan
taksi yang mempunyai lambang
burung berwarna biru tua. Ya taksi

yang dimiliki grop ini sudah
membanjiri ruas-ruas jalan di kota
besar yang ada di Indonesia. Sebut
saja kota yang dipadati dengan
taksi ini, mulai dari Jakarta, Bali,
Bandung, hingga Lombok. Siapa
nyana usaha yang berawal dari
menjajakan bisnis taksi gelap
sekarang berubah menjadi market
leader di perbisnisan Indonesia,
terutama dibidang transportasi.
perjuangan
wanita
ini
boleh
dikatakansuper hebat dalam merintis usaha. Gamabaran
hidupnya dalam membawa nama Blue Bird agar menjadi nomor
satu penuh dengan halangan dan rintangan. Wanita inipun tidak
segan-segan melawan unek-unek yang menerpa pilar usahanya.


Saat ini kelompok usaha yang akrab didengar dengan Group Blue
Bird ini mempunyai lebih dari puluhan anak perusahaan.
Wanita yang satu ini menorehkan kisah pengusaha sukses di
Indonesia dengan perjuangannya yang keras. Wanita yang
dilahirkan di kota Malang, Jawa Timur tepatnya pada tanggal 17
Oktober 1923 ini adalah wanita yang memiliki sifat dan
karakteryang baik kepada siapa saja. Nama lengkapnya Mutiara
Siti Fatimah. Ia mengenyam pendidikan dari SD sampai SMA di
kota yang terkenal dengan buah apelnya. Setelah beranjak
dewasa, Mutiara memutuskan untuk menikah dengan pria yang
bernama Djokosoetono. Untuk lebih jelasnya marilah kita ikuti
kisah pengusaha sukses di Indonesia berikut ini.

Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono
Kisahnya dimulai dari sebuah bemo, kendaraan umum dengan
roda tiga yang belakangan ini makin sulit ditemui. Selanjutnya
adalah 13 ribu armada Blue Bird, perusahaan taksi berlogo
burung biru yang didirikan oleh Mutiara Siti Fatimah
Djokosoetono, kini almarhumah.
Burung biru, sejatinya adalah sebuah dongeng di Eropa, yang

didengar oleh Mutiara, saat tinggal di Belanda. Dongeng itu
bercerita tentang nasihat seekor burung berwarna biru kepada
seorang gadis, yang intinya semua keinginan bisa digapai asal si
gadis bersedia bekerja keras dan jujur.
Dongeng ini begitu membekas pada ibu dua anak dari
perkawinannya dengan Prof. Djokosoetono itu, yang kini namanya
diabadikan sebagai salah satu nama jalan dalam kompleks
Universitas Indonesia, tempatnya mengabdi.
Dari segi bisnis, kehidupan keluarga Mutiara dimulai saat
suaminya meninggal. Satu buah bemo yang dimiliki dan
dikemudikan Chandra Soeharto, putra pertamanya, ikut menjadi
penopang perekonomian keluarga. Purnomo, adik Chandra yang

tidak memiliki surat izin mengemudi, bertugas sebagai asisten
alias kondektur.
Mutiara mulai masuk ke bisnis taksi setelah dapat hadiah dua
mobil dari polisi dan tentara, sebagai jasa atas pengabdian sang
suami yang meninggal tahun 1965. Berhubung yang selalu
menyopiri adalah Chandra, maka nama yang dikenal pun
Chandra Taksi.

Izin sebagai perusahaan taksi, diperoleh Mutiara era Gubernur Ali
Sadikin (alm) memimpin Jakarta, pada tahun 1971. Sempat tidak
diberikan izin lantaran belum berpengalaman, membuat wanita
kelahiran Malang, Jawa Timur itu makin kreatif. Para penumpang
Chandra Taksi dimintai rekomendasi layanan mereka, kemudian
diajukan ke Gubernur. Hasilnya: izin pun keluar.
Selamat jalan bemo. Karena setahun setelah Blue Bird berdiri, 25
taksi langsung dioperasikan. Mobil-mobil yang digunakan adalah
buah kepercayaan para istri mantan pejuang terhadap Mutiara.
Ini, armadanya sudah mencapai 21 ribu taksi.
Bisnisnya pun melebar hingga ke angkutan kontainer. Namun
yang pasti, tetap konsisten di jalur transportasi darat yang setiap
bulan melayani 8,5 juta penumpang. (sumber: plasadana.com)
Itulah sebuah kisah pengusaha sukses di Indonesia yang didapat
oleh Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono. Walaupun tanpa
kehadiran seorang suami, namun semangat bisnisnya tidak
pernah pudar, sekalipun dirinya tidak tahu sama sekali mengenai
dunia bisnis. Dengan hanya berbekal keinginan yang kuat untuk
menghidupi anaknya, akhirnya ia mampu untuk meraih segala
cita-citanya.

Cermin perjalanan seorang Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono
tampaknya patut dicontoh dan diterapkan dalam menjalankan
usaha. Keberhasilan itu semua tak lepas dari kerja keras,
optimisme yang yang tinggi, dan kecintaannya terhadap
pekerjaan. Teruslah melaju Blue Bird Group agar menjadi
perusahaan paling terdepan di garda bisnis transportasi Indonesia.
Semoga bermanfaat dan bisa menambah semangat anda, salam
sukses luar biasa.

3. Reza Nurhilman (AXL)
Pengusaha
muda
sukses
Indonesia merupakan sosok yang
melekat pada Reza Nurhilman
yang akrab di panggil "AXL".
Kerja keras dan inovasinya yang
sangat luar biasa ini menjadikan
produknya
menjadi

sangat
fenomenal
dan
heboh
di
Indonesia. Pasar marketing yang
dibidikpun unik dan inovatif,
sangatlah mengikuti perkembangan jaman yang memanfaatkan
jejaring sosial twitter untuk media informasi pkeberadaan
produknya.
Pengusaha muda yang sukses merupakan impian banyak remaja
yang ada di Indonesia. Semoga kisah perjalanan bisnis Reza
Nurhilman bisa menginspirasi kita semua, dan semakin
membakar semangat kita untuk berjual keras di bidang
wirausaha. Yang harapan akhirnya menjadikan terciptanya ribuan
pengusaha muda yang mandiri dan mengharumkan nama bangsa
karena bisa membantu peluang pekerjaan bagi rakyat Indonesia.
Mari kita simak selengkapnya kisah perjalanan Reza Nurhilman
(AXL) untuk menjadi pengusaha muda yang sukses.
Reza Nurhilman (AXL)

Tokoh yang Sukses memanfaatkan marketing melalui media
Jejaring Sosial
Biodata Owner Maicih :
1) Nama
: Reza Nurhilman
2) Panggilan : Axl
3) TTL
: Bandung, 29 September 1987
4) Alamat : Jl.Padaringan 40 A, Kompleks KPAD,GegerKalong,
Bandung
5) Pendidikan
: SMPN 1 Cimahi 2002
SMAN 2 Bandung 2005
Univ. Kristen Maranatha , Jur Manajemen 2009
Profil Produk

1.
2.
3.
4.


Keripik singkong pedas ( level 3,5,10)
Baso Goreng
Gurilem
Seblak

Profil Bisnis
Dengan Tagline : “ For Ichiher With Love “ maicih ingin tampul
dekat dengan para penggemarnya, selalu memanjakan
penggemarnya di seantero nusantara dengan cita rasa yang
berkualitas.
Awal Usaha :
·Dimulai pada pertengahan 2010
·Dengan modal 15 juta
·Produksi 50 bungkus per hari
·Varian awal yang keluar keripik dan gurilem
·Memproduksi level 1 sampai level 5
·Dipasarkan dengan cara kelililing
Maicih Masa Kini
·Membuat varian sampai level 10
·Demand konsumen sangat tinggi
·Kapasitas produksi hingga kini 2000 bungkus / hari
·Omset per bulan 800 – 900 Juta ( ± 30 jt / day )
·Memiliki 20-an jenderal as a marketer
·Pemasaran di Jakarta, Bandung, Jogja, Surabaya, dll melalui
jenderal
·Pegawai Produksi yang dimiliki 30-an
Belum genap setahun, 'keripik setan' bermerek Maicih menjadi
ikon jajanan yang fenomenal di Bandung. Bak tersihir, saat ini
banyak orang yang penasaran akan cemilan pedas yang satu ini.
Sosok dibalik kesuksesan Maicih adalah Reza Nurhilman atau
yang akran disapa Axl. Laki-laki berumur 23 tahun inilah yang
menemukan resep keripik dari seorang nenek-nenek.Axl bertemu
sosok emak-emak (Nenek-nenek ) yang memang mempunyai

resep keripik lada atau keripik setan yang rasanya enak. Sosok
emak-emak tersebut bukan bernama Maicih. Axl sendiri membuat
nama tersebut agar lebih nyeleneh dan mudah diingat orang.
Sosok emak-emak ini identik dengan ke-icihan. Dia pake selalu
pakai ciput. Nama aslinya bukan Mak Icih, biar nyeleneh saja jadi
beri nama Maicih. Pertemuan Axl dengan Si Emak tersebut terjadi
sekitar 3 tahun lalu di daerah Cimahi. Menurut Axl, Emak tersebut
tidak menjual keripik setannya secara komersil. Keripik hanya
diproduksi saat momen-momen tertentu saja. Sehingga pada
tahun 2010.
Kunci sukses pada bisnis yang dilakukan Axl adalah terletak pada
bagaimana cara dia berfikir “out of the box” . hal ini ternyata
ampuh dilakukannya terbukti dengan usaha yang ia jalani
sekarang sangat menjadi bahan perbincangan di kalangan anak
muda. Orang penasaran ingin mencoba apa itu maicih, yang
digembar-gemborkan orang di twitter. Axl suskses karena berkat
ketekunan dan keyakinan nya akan bisnis yang ia jalankan.
Menjadi sukses adalah kewajiban dan hak setiap orang. Suskes
tidak mungkin datang sendiri , tetapi melalui sebuah perjuangan
yang gigih pantang menyerah. Suatu kegagalan itu adalah sangat
wajar , orang mengalami kegagalan belum berarti dia menjadi
orang yang gagal total, namun sesungguhnya ada hikmah dibalik
semua itu yaitu Keberhasilan.
Strategi Pemasaran
Ini merupakan titik berhasilnya maicih dimana dilakukan dengan
strategi pemasaran yang out of the box. Axl memanfaatkan
kecanggihan teknologi masa kini yaitu dengan media twitter dan
Facebook. Axl sengaja membuatn produknya eksklusif agar orang
penasaran. Dia tidak membuka toko seperti layaknya kebanyakan
penjual, namun dijual dengan memanfaatkan media twitter
sebagai informasi lokasi dimana para Jenderal ( agen ) maicih
mangkal menjajakan dagangannya.
Pemasaran produk ini berbeda dengan kudapan unik kota
Bandung lainnya. Calon pelanggan hanya bisa mengetahui
dimana Maicih gentayangan tiap harinya melalui situs
microblogging Twitter. Tiap hari @InfoMaicih akan memberi kabar
di mana produk Maicih bisa didapatkan. Tim pemasaran Maicih
yang disebut sebagai Jenderal, akan menjual produk Maicih di

lokasi-lokasi tertentu. Mulai dari kampus, kantor atau tempat
keramaian lainnya. Pendek kata, tak ada yang abadi sebagai
tempat membeli produk Maicih. Mereka selalu mobile sesuai
posisi para jenderal. Cara pemasaran yang cukup unik ini terbukti
mendongkrak nama Maicih di jagat twitter. Banyak yang
penasaran seperti apa produk Maicih gara-gara membaca
kicauan pengguna Twitter yang bersliweran tiap saat. Dan
biasanya mereka yang sudah merasakan kripik setan Maicih
pastinya bakal tericih-icih alias kepedasan.
Yang membuat pemasaran produk ini berbeda dengan produk
produk lainnya
Twitter Ma Icih bambangworld.blogspot.com
. Hanya dengan berkampanye lewat social media twitter, Maicih,
merek keripik pedas asal Bandung, berhasil menaklukkan hati
para Icihers. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang ingin naik
kelas menjadi “Jendral” Maicih. Efeknya, baru satu setengah
tahun, omzet Maicih menembus Rp 7 miliar per bulan.
Bagaimana cara Republik Maicih membuat kalangan anak muda
urban di Tanah Air bisa “tericih-icih”?
Siapa sih yang gak kenal kenal dengan Maicih? Itu loh, keripik
pedas asal Bandung yang sekarang sedang happening dan
tengah “digilai-gilai” kaum muda. “Gak gaul kalau belum tahu
dan nyoba Maicih sampai tericih-icih (tergila-gila—red),” demikian
diungkapkan para icihers, sebutan untuk para penggemar keripik
Maicih. Ruar biasa memang. Dalam seminggu terakhir misalnya,
tak kurang 3800 percakapan di Twitter membicarakan Maicih.
Ya, salah satu yang membuat unik dari Maicih adalah sebutan
atau istilah yang dilemparkan manajemen Maicih ketika
berkomunikasi dengan para calon konsumen dan pelanggannya
melalui Twitter. Ada “Emak” (nenek) untuk pembuat keripik
Maicih dan “Cucu” untuk konsumennya. Kemudian, ada “Jendral”
untuk reseller-nya, “Icihers” sebutan gaul penggemar Maicih,
“Republik Maicih” untuk manajemen, hingga istilah “tericih-icih”
untuk menggambarkan ketagihan akan pedasnya Maicih.
Sejak diluncurkan akhir Juni 2010 lalu, keripik Maicih memang
menjadi salah satu hot isu dan fenomenal di kalangan anak muda
urban, terutama para peselancar dunia maya. Maklum saja, cara

memasarkan keripik Maicih memang beda dengan keripik pedas
lainnya—yang notabene sudah lebih dulu beredar di Bandung.
“Awalnya kami memasarkan tiga varian Maicih, keripik, seblak,
dan gurilem, lewat jaringan pertemanan dan kekeluargaan,”
cerita Reza Nurhilman, pemilik sekaligus President Keripik Maicih
yang akrab disapa Axl (baca: Axel).
Melalui jaringan kekerabatan, Axl mencoba menciptakan isu atau
word of mouth (WOM). Salah satunya, dengan tingkat kepedasan
keripik. “Keripik yang kami jajakan memiliki tingkat kepedasan
yang berbeda. Mulai dari level satu sampai lima, dan langsung ke
level 10 yang tingkat pedasnya paling tinggi,” lanjutnya.
Walhasil, dengan diferensiasi seperti itu, produk pun direspon
positif oleh lingkar kekerabatan Axl. Mereka pun tak segan-segan
meng-endorse keripik Maicih lewat kicauan mereka di akun
twitter masing-masing. Dua bulan berjalan, permintaan untuk
level tiga dan lima melonjak tajam. Oleh karena itu, produksi
keripik pun lebih diperbanyak untuk dua level tersebut.
Melihat efektivitas kicauan teman-temannya di dunia maya, maka
Axl pun memutuskan untuk fokus hanya berkomunikasi lewat
twitter
@infomaicih,
facebook
#maicih,
dan
situs
www.maicih.co.id. Diterangkan Axl, jumlah follower Maicih saat ini
sudah mencapai lebih dari 354 ribu, sedangkan jumlah fanpage
mencapai 49.000-an.
Untuk itu, jangan harap Anda akan menemukan gerai fisik Maicih.
“Kami memang sengaja tidak membangun gerai fisik. Dari sisi
biaya operasionalnya sangat tinggi. Dan yang terpenting, gerai
fisik tidak mampu menciptakan interaksi antara brand Maicih
dengan konsumen,” ungkap Axl beralasan.
Lantas, bagaimana cara Maicih dikomunikasikan dan dijajakan?
Rupanya, Maicih punya sederet “jendral”—sebutan untuk
pasukan penjual atau reseller Maicih. Jendral tersebutlah yang
bertugas berkicau di akun twitter mereka masing-masing tentang
lokasi-lokasi mana saja yang bakal disambangi mobil yang
membawa keripik Maicih untuk dijajakan. Dan, tiap harinya lokasi
yang disambangi berpindah-pindah, alias nomaden.

Konsep jualan nomaden itu rupanya justru menggelitik rasa
penasaran sekaligus memicu antusiasme konsumen. Dampaknya,
tak sedikit anak-anak muda justru menunggu-nunggu kicauan
dari para jendral Maicih plus berharap lokasi kampus atau rumah
mereka bisa disambangi mobil Maicih.
Melalui konsep nomaden itu, urai Axl, “Kami ingin mencapai misi
pertama kami, yaitu menciptakan gengsi di dalam diri
konsumen kalau bisa mengkonsumsi Maicih. Bahkan, punya
gengsi jika bisa menjadi icihers.” Itu artinya, jika belum tahu dan
mencoba Maicih, boleh dibilang mereka belum masuk kategori
“bergaul”.
Kini, misi berikut dari Axl dan kawan-kawan adalah menciptakan
gengsi profesi seorang jendral. Menjadi seorang jendral Maicih
jelas tidak mudah. Seleksi dilakukan sangat ketat. “Ada tiga batch
yang kami tawarkan kepada para calon jendral,” imbuhnya.
Ketiga batch itu dibedakan berdasarkan pembelanjaan keripik
Maicih.
Untuk batch pertama, nilai pembelanjaan para jendral minimal Rp
5 juta per minggunya. Batch dua, nilai pembelanjaan produk
Maicih minimal Rp 10 juta per minggunya. Sementara batch tiga,
kategori baru, nilai pembelanjaan minimal Rp 100 juta per
minggunya. “Para jendral dibebaskan untuk berinovasi dalam
memasarkan produk Maicih,” ungkap Axl.
Selain syarat pembelanjaan, yang terpenting adalah calon jendral
Maicih harus datang ke Bandung untuk interview dan mengikuti
Akademi Jendral Maicih. “Di sana, calon jendral di-training seputar
team work, inovasi, character building, dan soft skill lainnya.
Pendeknya, para calon jendral harus mampu menjadi
Independent Bussiness Owner (IBO),” tegas Axl.
Jangan heran, jika para jendral Maicih dituntut untuk inovatif
memikirkan cara-cara efektif dalam memasarkan keripik Maicih di
area mereka masing-masing. “Kami tidak men-support dana
sepeser pun untuk para jendral. Mereka sendirilah yang harus
mampu membangun brand Maicih dan memasarkannya di
wilayahnya masing-masing,” ia menambahkan.
Axl mencontohkan, area Cirebon memiliki karakteristik yang
berbeda dengan wilayah Jakarta. Di Cirebon, komunikasi jauh
sangat efektif menggunakan medium radio. Maka, jendral di sana
pun bekerja sama dengan sejumlah radio lokal untuk menggelar
talkshow seputar Maicih. Sementara di Jakarta, ketika Axl

diundang hadir di salah satu program Metro TV dan Trans7,
permintaan Maicih langsung booming. “Beda lagi dengan Bekasi.
Pendekatan di sana justru sifatnya harus personal,” tuturnya.
Kerja keras para jendral—yang merupakan anak-anak muda
kelahiran era 80-an—itu tak percuma. Kini, Maicih sudah sampai
seantero Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Bahkan, Maicih juga
sudah menjangkau mancanegara. Sebut saja Jepang dan
Singapura. Tak mengherankan, dengan modal awal yang hanya
Rp 15 juta, kini omzet Maicih membengkak. Per bulan, omzet
Maicih—yang didapat dari pembelanjaan keripik para jendral—
sudah menembus Rp 7 miliar.
“Untuk jendral batch dua, tak sedikit pembelanjaan mereka tiap
minggunya Rp 200 juta-Rp 300 juta. Kontribusi tertinggi memang
masih di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Jogja, dan
Semarang,” ia mengaku.
Lantas, berhasilkah Axl pada misi keduanya: membangun gengsi
menjadi jendral Maicih? Jawabannya, jelas berhasil. Ini dibuktikan
dengan membludaknya anak-anak muda yang ingin menjadi
jendral Maicih. “Dalam sehari, lebih dari seribu orang yang ingin
mendaftar menjadi jendral Maicih. Dan, ada dari kalangan artis
muda yang sudah menjadi jendral Maicih,” terang Axl.
Namun, Axl mengaku tidak bisa sembarangan menerima para
jendral. Lantaran, di tangan para jendral-lah reputasi dan nasib
brand Maicih digantungkan. Selain reseller, para jendral juga
menjadi endorser sekaligus talker brand Maicih. Oleh karena itu,
seleksi para jendral dilakukan sangat ketat. “Selain harus
memiliki mindset Independent Bussiness Owner dan lulus
Akademi Jendral Maicih, kami lebih mendahulukan wilayahwilayah yang masih kosong pemain dan memiliki potensial
market,” jelasnya.
Setelah sukses dibincangkan di jejaring sosial serta diliput
banyak media elektronik, cetak, maupun online, diakui Axl, Maicih
mulai kedatangan kompetitor. Di daerah asalnya di Bandung, tak
kurang dari 30 brand keripik—dengan jenis varian yang serupa—
mulai agresif memasarkan produknya.

Oleh karena itu, Axl mengaku, tidak bisa tinggal diam. Dalam
waktu dekat, tepat di awal tahun 2012, diungkapkan Axl, “Kami
akan re-packaging dan meluncurkan varian baru, seblak keju.”
Jika saat ini kemasan Maicih masih terlihat biasa, bahkan
terkesan jadul (jaman dulu—red), tahun depan akan segera
berganti. Untuk re-packaging dan peluncuran varian baru itu, saat
ini Axl dan tim sedang menggodok konsep event-nya.
Tak cukup, Republik Maicih pun akan jauh lebih agresif menjadi
pembicara di acara seminar atau workshop, menjadi narasumber
di media elektronik, cetak, maupun online, hingga menggelar
program
corporate
social
responsibility.
Bahkan,
untuk
menunjukkan bahwa Maicih adalah sang pionir, tak segan-segan
Republik Maicih memasang reklame Maicih di papan bilboard
akbar di wilayah Bandung.(Dwi Wulandari – Majalah MIXMarketingCommunications, Desember 2011)
Hasil pemasaran dari keripik “MAICIH”
Produk Maicih hasil kerja sama Reza (pemilik keripik “MAICIH”)
dan kawan-kawan bersama warga setempat. Penduduk di sebuah
kampung di Bandung, Jawa Barat, membuat kripik ini dibantu
sejumlah orang. Ibu Ade, ditunjuk Reza menjadi mitra produksi
rumahan maicih. Mereka mencari cara bagaimana mengemas
jajaran kampung yang tradisional ini agar bisa naik kelas. Berkat
pemasaran yang dikemas secara professional dengan metode
gentayangan dimana pembeli yang mencari keripik, Ibu Ade
merasakan perubahan yang signifikan. Penjualan yang dahulu
hanya 100 biji tapi setelah sekarang sudah bermitra dengan
maicih, sehari sekarang mencapai 2.000 per bungkus. Dalam
sebulan omzet yang dikantongi bisa mencapai Rp 800 juta
sampai Rp 900 juta. Di mana sehari saja, bisa mencapai
keuntungan Rp 30 juta.
Cerita Dibalik sukses Maicih
Keripik pedas sering diidentikan dengan makanan kampung.
Produk popular ini biasanya gampang ditemukan di warung dan
dijual secara eceran. Namun, ada pula keripik pedas yang dapat
dipesan melalui jejaring sosial Twitter atau Facebook. Reza
Nurhilman, menyulap keripik pedas biasa menjadi keripik pedas

yang dicari-cari oleh banyak konsumen. Dengan brand Maicih,
keripik produksi Reza sedang digandrungi oleh masyarakat
Bandung, terutama anak muda.
Nama brand Maicih diambil dari kisah masa lalu yang selalu
teringat olehnya, “Maicih itu terlahir waktu saya masih kecil.
Biasanya, kalau saya dibawa mama ke pasar, suka ada ibu-ibu
tua pake ciput dengan baju alakadarnya. Setiap belanja dia
ngeluarin dompet, bonus dari toko emas yang ada resletingnya
untuk masukin receh. Mama saya bilangnya itu dompet Maicih”.
Ungkapnya.Beberapa tahun lalu, ia ketemu ibu-ibu yang
sosoknya menyerupai Maicih dalam memorinya. Ibu-ibu paruh
baya yang pakaiannya tradisional membuat bumbu kripik pedas.
Kemudian ia terinspirasi untuk membuat brand Maicihdan
ternyata orang lain sangat menyukainya, karena nyeleneh dan
unik.
Maicih mampu diproduksi 75 ribu bungkus per minggu. Pada
semua varian dari kripik, jeblak, gurilem. Dan, selalu habis. Ia
mematok harga maicih di daerah Bandung, keripik level 3-5,
gurilam dan jeblak itu Rp11 ribu, untuk keripik yang level 10
Rp15 ribu. Di luar Bandung, keripik level 3-5, gurilam dan jeblak
Rp15 ribu, yang level 10 itu Rp18 ribu.
Memilih rasa pedas karena memberikan efek kecanduan untuk
yang mencobanya. Namun konsumen tidak perlu khawatir karena
dalam komposisi Maicih tidak memakai bahan pengawet dan bisa
awet sampai delapan bulan. Rasa pedas Maicih dari rempah
pilihan dan cabai yang segar. Dan produk ini sangat baik untuk
kesehatan, fungsi jantung, dan detoksifikasi. Keripik Maicih juga
enak dimakan pakai nasi, atau dicampur di lotek, mi rebus. Maicih
lebih enak kalau dikombinasikan dengan makanan-makanan
lainnya.
Awalnya, pemasaran Maicih melalui teman-teman saja yang
bertestimoni di media sosial twitter. Kemudian ia lebih fokus
untuk memasarkannya. “Mereka yang sudah merasakan Maicih
punya testimoni masing-masing. Jadi, saya tidak usah capekcapek promosi. Dengan Twitter, promosi seperti bola salju, terus
membesar.” Ujarnya. Alasan pemasaran hanya melalui Twitter
dan Facebook. Selain gratis, promosi di Twitter bisa menjadi gong
karena kekuatan marketingnya dibuat orang-orang yang beli

Maicih. Orang yang belum tahu Maicih akan bertanya dan mereka
yang nge-tweet soal Maicih akan dengan antusias menjelaskan.
Strategi itu sukses. Keripiknya menjadi barang buruan. Konsumen
harus mengantre berjam-jam demi mendapatkan keripik
superpedas itu. Bahkan, antrean pernah memanjang hingga satu
kilometer. Mereka rela mengantre walau hujan badai. Di setiap
kota juga ngantre. Sekarang Jenderal-jenderal punya fans dan
komunitasnya masing-masing.
Waktu awal-awal, ia masih memakai sistem cash on delivery
(COD), ia mau mengantar walau satu bungkus. Waktu itu Ia
percaya, “Sekarang saya ngejar-ngejar konsumen, tapi nanti
suatu waktu konsumen yang ngejar-ngejar saya.” Dan, sekarang
terbukti. Karena, memang pemasaran addicted.
Ia tidak mempunyai karyawan yang banyak, untuk segi pekerja
itu sendiri sekitar 10 orang termasuk bagian packing, masak,
pembuat bumbu, dan distribusi. Selebihnya agen, yang disebut
jenderal maicih. Ia membuat bahasa marketing dengan nuansa
yang berbeda supaya lebih menarik. Menurutnya, kalau saya
sebutnya, “ya ini agen maicih,” sepertinya kurang keren. Kalau
disebut agen, seperti agen minyak dan kurang menjual. Bukan
bermaksud mendeskritkan pekerjaan diluaran sana. Disebut
jenderal agar value-nya bertambah, karena produk saya cuma
keripik. Kami juga punya menteri perhubungan, yang megang
jalur distribusi dan penjualan ke luar pulau. Ia seperti ingin
membangun kerajaan sendiri.
Syarat untuk menjadi jenderal orang yang menjadi jenderal dipilih
yang memiliki intelektual baik, dan berkompeten. Dari segi SDM,
kami nggak hanya asal menerima jenderal, tetapi ada proses
interview dan training. Kualitas mereka harus yang terbaik.
Jenderal bukan karyawan tapi mitra usaha. Mereka membeli
lisensi untuk izin usaha. Jadi istilahnya, mereka adalah distributor
atau agen resmi yang menjual kripik Maicih. Jadi bisa
dipertanggung jawabkan.
Karena banyak yang mengatasnamakan Maicih atau memakai
nama maicih dengan cara yang tidak baik. Banyak konsumen
yang dirugikan karena tertipu. Sementara maicih yang asli itu
hanya diinfokan oleh akun twitter @infomaicih dan yang hanya
dijual oleh para jenderal.

Training jenderal seputar caracter building, knowledge, sikap,
serta bagaimana menyikapi bisnis ini ke konsumen. Karena,
mereka tidak hanya menjual keripik, tetapi juga education. Ia
sendiri sering sharing knowledge di training. Dengan mengikuti
training mereka akan siap menjadi pengusaha dari segi mental.
Mereka tidak hanya jual beli putus, tapi juga bisa dibilang
independent bussiness owner (IBO). Jadi, merasa sebagai pemilik
Maicih di kotanya masing-masing. Dan setiap bulan ia dan para
jenderalnya mengevaluasi penjualannya dengan mengadakan
event-event.
Harapan kedepannya, ia ingin pemasaran tidak hanya nasional
tetapi go internasional. Sekarang sudah masuk sampai singapura
dan jepang. Tetapi masih sistem kirim, jendralnya para TKI di
sana.
Anak-anak muda itu harus jauh lebih yakin. Jika ingin menekuni
sesuatu harus konsisten dan antusias. Kita harus yakin dan
semangat jika kita mempunyai cita-cita dan tujuan. Untuk menuju
puncak itu memang tidak mudah, tidak semudah membalikkan
telapak tangan, tapi ketika kita mengejarnya dengan yakin dan
percaya, pasti akan tercapai.
Namanya berkibar di dunia maya berkat strategi pemasaran
lewat jejaring sosial Twitter. Ketenaran keripik pedas Maicih
menimbulkan rasa penasaran bagi mereka yang belum mencoba,
dan rasa ketagihan bagi mereka yang sudah. Maicih ingin
mengangkat jajanan kampung untuk bisa ‘naik kelas. Bungkus
keripiknya saat itu pun masih sederhana, polos tanpa sablonan
logo. Berapa pun jumlah pesanan keripik, ia akan mengantarnya
sendiri. Awalnya, Axl memasarkan keripik pedas Maicih dengan
lima level atau tingkat kepedasan, mulai dari level 1 hingga 5.
Setelah dua bulan, tes pasar menunjukkan bahwa keripik level 3
dan 5 adalah yang paling laris. Kini, dua level keripik itulah yang
diproduksi massal.
Januari 2011, Maicih kembali berinovasi dengan menciptakan
keripik Maicih edisi spesial, level 10. Ada orang-orang yang
merasa tertantang, wah, level 5 ternyata kurang pedas dan
mencari yang lebih. Berkat inovasi marketing cerdasnya itu, kini
Maicih diproduksi sekitar 2.000 bungkus per hari untuk semua
varian produknya. Ia memberi harga satu bungkus keripiknya
sebesar Rp11 ribu. Axl pun ketiban rezeki, bisa meraih keuntung

an per hari antara Rp1,5 juta hingga Rp 2 juta. Tentu saja
penghasilan itu lebih besar jika dibandingkan dengan gaji pejabat
selevel menteri sekalipun. Mimpi Axl untuk terus memopulerkan
Maicih pun tak tanggung-tanggung. Pemasaran luar kota akan
diprioritaskan. Karena di Bandung sudah cukup happening, jadi
kita akan ke luar kota, luar pulau, bahkan luar negeri. Kita
mengenal Sumedang dengan tahu, Bandung dengan peuyeum.
Axl ingin Bandung juga bisa dikenal sebagai kota asal Maicih.
Pada bulan mei 2011 , tepatnya tanggal 07 mei 2011 maicih
melaunching produk terbarunya yaitu seblak, sejenis krupuk pipih
pedas, dengan varian level yang berbeda-beda. Axl akan terus
melakukan inovasinya tetapi dengan tidak meninggalkan ciri khas
mengangkat camilan kelas rendahan menjadi berkelas dan
diminati orang banyak. Kemungkinan pada masa mendatang
akan muncul produk-produk lain yang lebih Inovatif lagi.