Sejarah Peradaban islam barat doc

Revisi
ISLAM DI SPANYOL DAN SISILIA

MAKALAH

Telah Dipresentasikan Pada Seminar Kelas Mata Kuliah Sejarah
Peradaban Islam (S2) UIN Alauddin Makassar
Semester I Tahun Akademik 2016
Oleh:
SAMS I DAR
NIM. 803 002 150 32
Dosen Pemandu:
Prof. DR. H.Ahmad M.Sewang
DR.Hasaruddin, M.Ag

PROGRAM PASCA SARJANA (S2)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2016
1


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam di Spanyol tidak bisa dilepaskan dari dua kekuatann politik dominan
yang lahir sebelum kedatangan islam di bangsa Arab bani Abbas dan bani
Umayya. Sejak penaklukan bangsa Arab sampai bubarnya kekuasaan Islam di
Granada (1492), merupakan varian tipe kekhalifahan yang khas dari peadaban
Islam awal. Dikatakan demikian karena peradaban Islam di Spanyol dibangun
berdasarkan asimilasi antara bangsa Spanyol dan warga Berber dengan kultur
Islam dan bangsa Arab serta ditunjang oleh kondisi perekonomian yang sangat
makmur. Islam di Spanyol telah melahirkan pancaran kemajuan dan kemilauan
peradaban yang agung. Masjid Agung Cordova, sejumlah pertamanan, pancuran
dan alun-alun istana al-Hambra, kemajuan ilmu pengetahuan, filsafat, sains dan
lain-lain, menjadi bukti sejarah atas beberapa kemajuan yang telah dicapai Islam
di Spanyol.1
Islam pada masa 711-1490 M pernah mencatat satu-satunya lembaran
tercemerlang di dalam sejarah pemikiran orang Eropa dan pada abad pertengahan,
the golden age (masa keemasan).2 Spanyol mencapai puncak keemasan dibawah
pemerintahan keluarga Bani Umayyah terutama pada masa Abd Rahman I (7561


Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam Bagian I dan II ( Cet. I; Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 1999), h. 581
2

Philip K. Hitty, History Of Arabs, (London : Rotledge dan Kegan Paul, 1980), h. 527.

1

1

2

788), Abd Rahman III (921-961), dan al-Hakam II (961-976 M), ketika itu ibukota
Spanyol, Cordova bersinar bagai cahaya kilau kemilau, sementara bumi Eropa
tenggelam dalam kegelapan.3 Masa kemajuan dan keemasan tersebut diakui oleh
dunia luar, baik dari orang-orang Kristen maupun dari dalam sendiri. Bahkan
menurut Harun Nasution, Cordova pada saat itu merupakan pusat transformasi
kebudayaan Islam di Barat, sebagai tandingan Bagdad di Timur. Jika di Baghdag
dikenal dengan Bait al-Hikmah dan Madrasah Nidzamiyah sebagai pusat
pengembangan ilmu pengetahuan dan di Cairo dikenal dengan adanya Universutas

al-Azhar dan Dar al-Hikmah sebagai pusat peradaban, maka di Spanyol atau
Cordova dikenal dengan Universitas Cordova yang menjadi lambang kebangkitan
dan kemajuan umat Islam di Spanyol.4 Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
kemajuan dan kejayaan Islam pada masa itu,
Kerajaan-kerajaan Islam yang berdiri pada zaman klasik, banyak yang
sukses dalam memajukan Islam dan ilmu pengetahuan, baik kerajaan-kerajaan
Islam yang ada di Timur maupun yang ada di Barat. Di Timur misalnya, terkenal
Dinasti Abbasiyah, sedangkan di Barat terkenal Dinasti Bani Umayyah.5

3

Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam; Studi Kritis dan Refleksi Historis. (Cet.
II; Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1998), h. 215.
4

Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I ( Jakarta : UI Press,t .

th), h. 78
5


A. Djalil Maelan, Islam dalam Peredaran Zaman (Surabaya: al-Islam l989), h .67.

3

Dengan adanya kerajaan-kerajaan Islam kecil tersebut, berarti umat
Islam mulai kurang bersatu. Wilayah-wilayah Islam yang banyak itu lebih
mementingkan keluarga (keturunan) atau suku daripada umat yang banyak dalam
sebuah negara yang berbentuk kerajaan. Akibatnya, kehidupan keagamaan yang
harmonis dan peradaban Islam yang cemerlang selama ini, akhirnya mengalami
kemunduran dan kehancuran. Sebagian dari sisa kehancuran itu hanya menjadi
kenangan sejarah Islam.
Hal demikian juga terjadi pada penguasaan Islam di Sicilia yang secara
resmi dikuasai pada bulan Rabiul Awal 212 H./827 M. dan sejak itulah Sicilia
berada dalam kekuasaan Bani Aghlab. Dengan dikuasainya Sicilia, maka daerah
sekitar Palermo yang dikuasai pada tahun 216 H dijadikan sebagai ibukota
Sicilia.6
Setelah Islam berkuasa di Sicilia, wilayah tersebut mengalami
perkembangan yang pesat. Sicilia merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan
dan kebudayaan Islam. Di sana banyak perguruan tinggi dan Mesjid didirikan, di
Palermo terdapat 300 mesjid, mesjid tersebut tiap hari ramai dikunjungi oleh

kaum muslim untuk beribadah.

A. Syalabi, Sejarah Dan Kebudayaan Islam, Jilid II (Cet. I; Jakarta : Pustaka al-Husna,
1983)h. 282.
6

4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis dapat merumuskan
masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaiamanakah sejarah masuknya Islam di Spanyol dan Sicilia?
2. Apakah penyebab kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol dan
Sicilia?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Islam di Spanyol
1. Masuknya Islam di Spanyol
Sebelum Islam menguasai Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika

Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayyah.7
Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, wilayah ini menjadi basis
kekuasaan kerajaan Romawi, yakni kerajaan Ghotik. Kerajaan ini (Ghotik) sering
menjadi provokator penduduk untuk membuat kerusuhan-kerusuhan menentang
Islam. setelah daerah ini benar-benar telah dikuasai, barulah umat Islam
memusatkan perhatiaannya untuk menaklukkan Spanyol.8 Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum muslimin
dalam penaklukan wilayah Spanyol.
2. Fase-Fase Kekuasaan Islam di Spanyol
Penguasaan Islam di Spanyol merupakan penguasaan yang terlama dalam
sejarah peradaban Islam (780 tahun). Hal tersebut tentu telah melahirkan berbagai
bentuk rezim dan kebijakan politik dan keagamaan yang beragama. Berikut
penulis mengemukakan fase-fase pemerintah Islam di Spanyol9:

7
8

Ibid, h. 154
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, ( Cet. II; Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994),


h. 88
9

Badri Yatim, op.Cit, h. 98-100

5

6

a. Fase Pembentukan (711-755 M)
Kepemimpinan Spanyol berada di bawah pemerintahan wali yang diangkat
oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Fase ini
kemudian berakhir dengan datangnya Abd al-Rahman Al-Dakhil ke
Spanyol pada tahun 755M.
b. Fase Otonomi (755-1013 M)
Fase otonomi dimulai pada pemerintahan Abdurrahman Addahil, Abd aRahman III yang bergelar An-Nashir, sampai kemudian munculnya rajaraja kelompok (muluk al-taif) . fase ini Spanyol berada di bawah beberapa
rezim, yaitu dibawah kepemimpinan Abd Rahman an-Nashir 961 M.
Hakam II 976 M, dan Hisyam 1009 M.
Di fase inilah Spanyol mencapai puncak kejayaan menyaingi kejayaan
Dualah Abbasiyah di Baghdad. Spanyol mencapai kecemerlangannya di

berbagai bidang, baik pengetahuan, politik, agama dan budaya.
Penerjemahan kitab-kitab secara besar-besaran dilakukan.
c. Fase Kemunduran (1013-1086 M)
Fase ini mulai menjadi titik awal kemunduran Spanyol. Bermula dari
muculnya raja-raja kecil yang terus mengancam disentegrasi politik
pemerintahan Spanyol, misalnya Abbadiyah di Seville. Hal ini kemudian

7

dimanfaatkan oleh umat Kristen untuk terus mengkonsolidasikan diri
untuk menyerang Spanyol.
d. Fase Pertahanan Terakhir (1248-1492 M)
Fase ini kekuatan umat Islam hanya di daerah Granada, di bawah
kekuasaan dinasti bani Ahmar 1492 M, inilah yang menjadi basis terakhir
pertahanan Islam. Namun akhirnya pada Granada jatuh ke tangan kepada
Ferdinand dan Isabella (umat Kristen).
B. Islam di Sicilia
1. Masuknya Islam di Sicilia
Masuknya Islam di Sicilia dilatAr belakangi oleh kerja sama Ziyadatullah
(gubernur Aghlabiyah) dengan Fimi (penguasa Sicilia sebelum Islam) untuk

menggagalkan rencana otoritas Romawi untuk mengadili Fimi.10
Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Rabiul Awal 212 H./827 M. dan
sejak itulah Sicilia berada dalam kekuasaan Bani Aghlab. Dengan dikuasainya
Sicilia, maka daerah sekitar Palermo yang dikuasai pada tahun 216 H dijadikan
sebagai ibukota Sicilia.11 Kemudian setelah Dinasti Aghlabiyah diusir oleh Dinasti
Fatimiyyah di Tunisia pada 909, Sicilia menjadi salah satu propinsi Dinasti

Abdul Hali Uways, Analisa Runtuhnya Daulah Islam. (Cet. II; Solo: Pustaka Mantiq,
1992), h. 126.
10

11

Ahmad Syalabi, op. cit., h. 282.

8

Fatimiyah. Jadi pendudukan orang-orang Arab atas Sicilia tidak berlangsung lama
seperti pendudukan mereka di Spanyol.
2. Rezim Islam di Sicilia

Selama Sicilia berada di bawah kekuasa Islam telah banyak mengalami
beberapa fase dan corak kekuasaan dari berbagai dinasti Islam, diantaranya:
a. Dinasti Aghlabid (berkuasa 827 M- 909 M)
Selama 82 tahun , Sicilia berada dalam kekuasaan Dinasti Aghlabid yang
berpusat di Tunisia. Di saat berada di bawah kekuasaan Dinasti Aghlabid,
populasi penduduk Sicilia semakin bertambah seiring dengan datangnya
imigran muslim dari Afrika, Asia, Spanyol dan Barbar.
Dinasti Aghlabi menempatkan seorang Amir sebagai pejabat gubernur di
ibu kota Sicilia, Palermo. Di setiap kota di Sicilia dilengkapi dengan
sebuah dewan kota benama gema. Ketika Islam berkuasa banyak penduduk
Sicilia yang menganut agama Islam, sebagian lainnya tetap memeluk
agama Kristen. Pada era tersebut, mulai diperkenalkan land reform atau
reformasi agrarian. Hal tersebut dilakukan agar tanah tak Cuma dikuasai
oleh orang kaya saja. Ini demi mewujudkan masyarakat dan pemerintahan
Islam yang berkeadilan. Irigasi juga mulai diperkenalkan, sehingga sector
pertanian berkembang pesat. Pada abad ke 10 M, Sicilia menjadi provinsi

di Italia yang paling padat penduduknya dengan jumlah yang hampir
mencapai 300 ribu jiwa. 12
b. Dinasti Fatimiyah (berkuasa 909 M- 965 M)

Pada tahun 909 M, kekuasaan dinasti Aghlabid dari Afrika di Sicilia
diambil alih oleh Dinasti Fatimiyah. Wilayah tersebut awalanya menjadi
bagian dari provinsi Fatimiyah yang berpusat di Mesir. Empat tahun
berkuasa, gubernur Fatimiyah diusir dari Palermo, kepulauan itu kemudian
mendeklarasika kemerdekaannya di bawah kepemimpinan seorang Emir
bernama Ahmed Ibnu Kohrob. Sicilia kembali dikuasai oleh Dinasti
Fatimiyah pad tahun 917 M. selama dua puluh tahun lamanya, Sicilia
dipimpin oleh seorang gubernur Fatimiyah. Walaupun pada akhirnya pada
tahun 937 M, bangsa Barbar mengambil alih Sicilia.13
c. Emirat Sicilia (berkuasa 965 M- 1091 M)
Sejak tahun 948 M, khalifah Fatimiyah, Ismail al-Mansur mengangkat
Hassan al-Kalbi sebagai emir Sicilia. Secara defakto, Emirat Sicilia terlepas
dari pemerintahan Fatimiyah di Mesir. Lalu dia digantikan Emir yang baru
bernama Abu al-Qasim (964 M-982 M), pada masa kedua emir itu
berkuasa, Sicilia Muslim bertempur dengan Bizantium. Setelah itu,

12
13

Meisusilo, Sicilia kota dengan 300 Masjid, www. -SiciliaBalerm._com, 22 Januari 2009
Meisusilo,22Januari 2009

9

kekuasaan Islam meredup seiring perebutan kekuasaan di tubuh umat
Islam. pada tahun 1061 M, Sicilia lepas dari tangan umat Islam. 14
3. Kemajuan Islam di Sicilia
Setelah Islam berkuasa di Sicilia, wilayah tersebut mengalami
perkembangan yang pesat. Sicilia merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan
dan kebudayaan Islam. Di sana banyak perguruan tinggi dan Mesjid didirikan, di
Palermo terdapat 300 mesjid, mesjid tersebut tiap hari ramai dikunjungi oleh
kaum muslim untuk beribadah.15
Data sejarah tentang kemajuan yang dicapai di Sicilia antara lain dapat
dilihat:
a. Di bidang ilmu pengetahuan, Sicilia memiliki universitas Islam terkemuka.
Sekolah-sekolah di wilayah itu dilengkapi dengan asrama siswa dan
mahasiswa dari berbagai penjuru Eropa dan dunia. Di lain sisi Sicilia juga
mejadi berkah bagi peradaban Barat.
b. Di bidang pertanian, para petani dan sarjana muslim memperkenalkan
tehnik-tehnik baru pertanian serta benih tanaman yang unggul. Buah jeruk
merupakan komoditas agrobisinis terkemuka yang dihasilkan para petani
Sicilia. Diperkenalkanlah juga bangunan irigasi oleh para sarjana muslim,
14

Ibid
Bernard Lewis, Islam The Prophet Muhammad to the Capture Of Constantinople.
(Londong: The Macmillan, 1974), h. 88-91.
15

10

11

dan hingga hari ini warisan tersebut masih terus digunakan walaupun
muslim tidak lagi berkuasa di sana.
c. Dalam bidang bahasa yaitu Nahwu, dikenal nama Muhammad bin
Khurazan dan dalam bidang Fiqh, terdapat Muhammad bin al-Hasan bin
Ali.
3. Kemunduran dan Kehancuran Islam di Sicilia
Walaupun wilayah Sicilia memperoleh banyak kemajuan di bawah
kekuasan Daulah Fatimiyah yang syi’a ismailiyah, namun juga banyak terjadi
kekacauan baik dari pihak Islam sendiri maupun dari luar Islam. Sebagai contoh
Ahmad ibn Qurhub yang mengatakan diri sebagai penguasa Sicilia dan mengajak
warganmya untuk setia kepada al-Muqtadir (Khalifah Abbasiyah yang sunni) dan
menolak untuk taat kepada Fatimiyyah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Masuknya Islam di Spanyol dan Siciliah ditandai dengan adanya
penaklukan daerah-daerah tersebut. Otomatis daerah-daerah yang
dikuasai itu berada di bawah kendali pemerintahan muslim namun
tidak ada pemaksaan kepada penduduk untuk memeluk Islam
2. Lenyapnya Islam di Spanyol dan Sicilia disebabkan oleh faktor
internal dan eksternal

B. Saran
Akhirul kalam, disadari sepenunya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana layaknya karya ilmiah. oleh karena itu, sumbang
saran dan kritik konstruktif dari semua pihak merupakan kehormatan bagi penulis.

12

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Amer, Short History Of The Saralens, New Delhi : Kalam Mahal, 1981
Amin Hoesin, Oemar. Kultur Islam, Cet. III; Jakarta: Bulan Bintang, 1981.
Abdul Hali, Uways, Analisa Runtuhnya Daulah Islam. Cet. II; Solo: Pustaka
Mantiq, 1992
al-Siba’i, Mustafa. Kebangkitan Kebudayaan Islam, Cet. I; Jakarta: Media
Dakwah, l987
Departemen Agama RI, Textbook Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid I.
Ujungpandang: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam, l981/l982
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Cet. II; Jakarta : Raja Grafindo Persada,
1994
Yunus, Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Hidakarya Agung, l990.

1