PENGARUH ANGKAT ANGKUT TERHADAP KELELAH

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGARUH ANGKAT - ANGKUT TERHADAP KELELAHAN
``OTOT TANGAN KARYAWAN UNIT LOGISTIK PT INDO
ACIDATAMA TBK KEMIRI KEBAKKRAMAT
DI KARANGANYAR

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Oleh:
Mursid Wahyu Santoso
R.0207039

PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
comm i

2
t
0
to user
1 1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustakaan.

Surakarta, 21 Juni 2011

Mursid Wahyu Santoso

commit
to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
Pengaruh Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot Tangan Karyawan Unit
Logistik PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat di Karanganyar
1


2

3

Mursid Wahyu S , Sumardiyono , Lusi Ismayenti .
”Pengaruh Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot Tangan Karyawan Unit
Logistik PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat di Karanganyar”.
Program Studi Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas
Negeri Sebelas Maret Surakarta.
Tujuan : Angkat-angkut adalah mengangkat, menurunankan, mendorong,
menarik, mengangkut, dan memindahkan barang. Dalam kaitannya dengan
pekerjaan, semua dampak dari angkat-angkut yang melebihi batas akan
menimbulkan kelelahan otot tangan karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Pengaruh Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot Tangan
Karyawan Unit Logistik PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat di
Karanganyar.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah 20 orang tenaga kerja lakilaki yang bekerja di unit logistik. Sample diambil secara purposive sampling.
Teknik pengumpulan datanya yaitu dengan melakukan obsevasi dan pengukuran

dengan alat Hydraulic Hand Dynamometer. Teknik pengolahan dan analisis data
dilakukan dengan uji statistik Paired t Test dengan menggunakan program
komputer SPSS versi 17.0.
Hasil : Dari perhitungan angkat-angkut dan kelelahan otot tangan diperoleh
hasil, dimana dari 20 sampel yang mengalami beban angkat-angkut berlebih
dengan kelelahan otot, terdapat 10% sampel dengan kelelahan otot tangan
sedang, 75% sampel dengan kelelahan otot tangan kurang dan dari 15%
sampel yang mengalami kelelahan otot tangan sangat kurang. Dari uji statistik
dengan Paired t Test menggunakan program komputer SPSS versi 17.0 diperoleh
hasil (t) hitung adalah 8,779 atau p = 0,000. Hasil uji statistik Paired t
Test tersebut menunjukkan bahwa (t) hitung p ≤ 0,01 dan dinyatakan sangat
signifikan.
Simpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada Pengaruh
Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot Tangan Karyawan Unit Logistik
PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat di Karanganyar.
Kata Kunci : Angkat-Angkut, Kelelahan Otot
Tangan.
1.
Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas
Universitas

Sebelas Maret Surakarta
2.
Magister Kesehatan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta

Kedokteran

3.
perpustakaan.uns.ac.id
Magister
Kesehatan,
UniversitcaosmSmebitetlaosuMsearret

Surakarta

digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id


ABSTRACT
Effect of Lift-Transport Employees Hand Against Muscle Fatigue Logistics
Unit PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat in Karanganyar
1

2

3

Mursid Wahyu S , Sumardiyono , Lusi Ismayenti .
"The Effect of Lift-Transport Employees Hand Against Muscle Fatigue Logistics
Unit Tbk PT Indo Acidatama, Kemiri Kebakkramat in Karanganyar". Study
Program IV Diploma of Occupational Health Medical Faculty, State University
of Surakarta Eleven March.
Objectives : Lift-haul is about how to lift, lowering, pushing, pulling, carrying,
and moving goods. In relation in work, all effects of lift-haul exceed the limit
will cause muscle fatigue on employee’s hand.. This study aims to determine the
influence of Lift-Transport Employees Hand Against Muscle Fatigue
Logistics Unit Tbk PT Indo Acidatama, Pecan Kebakkramat in Karanganyar.

Methods: This research using observational analitic is a with cross sectional
approach. Research subjects were 20 men’s worker have been employed work in
logistics unit. Sample has taken by purposive sampling. Data collection
techniques by performing the observation and measurement with tool Hydraulic
Hand Dynamometer. Processing techniques and data analysis performed by the
statistical test Paired t Test using the computer program SPSS version 17.0.
Results: From the calculation of lift-transport and muscle hand’s fatigue
obtained results, which of the 20 samples had excessive weight lifting-transport
by muscle fatigue, there were 10% of samples with fatigue being the hand
muscles, 75% of samples with less muscle hand’s fatigue and 15 % of samples
having very less hand fatigue muscles. From the statistical tests with Paired t
test using SPSS version 17.0 computer program obtained the result (t) count is
8.779 or p = 0.000. The results of statistical test Paired t tests showed that (t)
compute p ≤ 0.01 and highly significant otherwise.
Conclusion: From the statistical tests with Paired t test using SPSS version 17.0
computer program obtained the result (t) count is 8.779 or p = 0.000. The
results of statistical test Paired t tests showed that (t) compute p ≤ 0.01 and
highly significant otherwise.
Keywords: Lift-Transport, Hand Muscle Fatigue.
1

Diploma IV in Occupational Health Program Faculty of Medicine, University
of
Surakarta Eleven March.
2
Master
in
Health,
University
of
Surakarta
Eleven
March.
3
Master
in
Health,
University
of
c
o

m
m
i
t
to
u
s
e
r
S u r
ak
a r ta
E le v e n March

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PRAKATA


Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
karunia, kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pengaruh Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot Tangan
Karyawan Unit Logistik PT Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat
Karanganyar.” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat
sarjana di Program Studi Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sadar sepenuhnya tanpa bantuan
dari berbagai pihak, penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini, perkenankan penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan.dr.,S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ibu Ipop Sjarifah, Dra.,M.Si. selaku Ketua Program Diploma IV Kesehatan Kerja
Fakultas Kedokteran Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes selaku pembimbing I
yang telah memberikan
bimbingan, saran dan motivasi selama
penyusunan
skripsi ini.

3.
Ibu Lusi Ismayenti, ST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah
memberikan
bimbingan, saran dan motivasi selama penyusunan skripsi
ini.
4.
Ibu Arsita Eka P.,dr, M.Kes selaku penguji yang telah memberikan
masukan
dalam skripsi ini.
5. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Ibu Vitri Widyaningsih, dr selaku tim skripsi yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini.
7.
Bapak Setyo Budi selaku Safety Inspector PT Indo Acidatama Tbk
Kemiri
Kebakkramat Karanganyar yang telah memberikan izinnya kepada
penulis
untuk
melaksanakan
penelitian.
8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Diploma IV Fakultas Kedokteran Universitas
Negeri Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ilmu dan
dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Staf dan karyawan Jurusan Diploma IV Fakultas Kedokteran Universitas
Negeri Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu penulis
selama
melakukan kuliah dan penyusunan
skripsi.
10. Bapak, Ibu, dan semua keluarga yang penulis sayangi. Terima kasih atas
doa,
dorongan dan semua kasih sayang yang selama ini kalian berikan. Tidak ada
kata yang bisa penulis ucapkan, tidak ada perbuatan yang sanggup penulis
berikan untuk membalas segala cinta, kasih dan pengorbanan yang diberikan.
11. Bapak Khusnul Sumarso, yang telah memberikan doa, motivasi,
dan

perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bimbingan spiritual.
12. Sahabat-sahabat Nisa, Tatik, Lisa, Dinar teman-teman seperjuangan,
terima
kasih atas semua bantuan, dukungan, doa dan terimakasih telah
menjadi sahabat terbaikku.
13. Semua teman-teman angkatanc2o0m0m7 iPt rtogursaemr
Diploma IV Kesehatan Kerja.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi
ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan
dalam penyusunan skripsi ini. Tetapi besar harapan penulis agar skripsi ini dapat
bermanfaat sebagaimana mestinya, serta penulis senantiasa mengharapkan
masukan, kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.
Surakarta, 21 Juni 2011
Penulis,

Mursid Wahyu Santoso

commit
to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................

i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI...............................................

ii

HALAMAN PERNYATAAN..............................................................

iii

ABSTRAK ..........................................................................................

iv

ABSTRACT...............................................................................................

v

PRAKATA ..........................................................................................

vi

DAFTAR ISI .......................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ...............................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................

xiii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................

1

B. Rumusan Masalah ...........................................................

4

C. Tujuan .............................................................................

4

D. Manfaat ...........................................................................

5

BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ..............................................................

7

1.

Angkat-Angkut .........................................................

7

2.

Kelelahan Otot .........................................................

17

B. Pengaruh Angkat-Angkut dan Kelelahan Otot Tangan......

26

C. Kerangka Pemikiran
.c.o..m...m...i.t..t.o...u..s..e.r...................................

28

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

D. Hipotesis ..........................................................................

29

BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................

30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................

30

C. Populasi Penelitian ...........................................................

30

D. Teknik Sampling ..............................................................

30

E. Sampel Penelitian .............................................................

31

F. Desain Penelitian ..............................................................

32

G. Identifikasi Variabel Penelitian.........................................

33

H. Definisi Operasional Variabel penelitian...........................

33

I. Alat dan Bahan Penelitian.................................................

34

J. Cara Kerja Penelitian........................................................

37

K. Teknik Analisis Data ........................................................

39

BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan...........................................

41

B. Karakteristik Subjek Penelitian.........................................

42

1.

Umur Responden ......................................................

42

2.

Masa Kerja ...............................................................

42

3.

Jenis Kelamin ...........................................................

43

C. Hasil Pengukuran Angkat-Angkut ....................................

43

D. Hasil Pengukuran Kelelahan Otot Tangan.........................

44

E. Uji Hubungan Angkat-Angkut dan Kelelahan Otot ..........

46

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB V. PEMBAHASAN
A.Karakteristik Subjek Penelitian ...........................................

47

1.

Umur .........................................................................

47

2.

Masa Kerja ................................................................

48

3.

Jenis Kelamin ............................................................

48

B.Analisis Univariat ...............................................................

49

C.Analisa Bivariat ..................................................................

51

D.Keterbatasan Penelitian ......................................................

54

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ...........................................................................

55

B. Saran .................................................................................

56

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 57
LAMPIRAN

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Batasan Pemindahan Material...................................................

11

Tabel 2. Klasifikasi Kekuatan Otot Peras Tangan..................................

25

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Umur Responden ...................................

42

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden...........................

42

Tabel 5. Hasil Pengukuran Kelelahan Otot Tangan ..............................

44

Tabel 6. Distribusi Hasil Kelelahan Otot Tangan Setelah Bekerja ........

45

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran ..........................................................

28

Gambar 2. Desain Penelitian ...............................................................

32

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Sampel Pengukuran Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot
Lampiran 2. Hasil Pengukuran Kelelahan Otot Tangan
Lampiran 3. Hasil Pengukuran Angkat-Angkut
Lampiran 4. Hasil Pengukuran Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan
Otot Lampiran 5. Surat Persetujuan untuk Pengukuran Kelelahan Otot
Lampiran 6. Hasil Analisa Uji Statistik
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan
mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan penggunaan
mesin dengan berbasis teknologi tinggi. Peningkatan di dalam mekanisasi
dan otomatisasi sering meningkatkan kecepatan kerja, dimana hal tersebut
akan dapat mengakibatkan suatu pekerjaan menjadi monoton dan kurang
menarik untuk dikerjakan. Akibatnya beban kerja psikologis akan menjadi
lebih dominan dialami para pekerja. Di sisi lain, ternyata di berbagai industri
juga masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan secara manual
yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat (Tarwaka,
2010).
Meskipun telah banyak mesin yang digunakan pada berbagai industri
untuk mengerjakan tugas pemindahan, namun jarang terjadi otomasi
sempurna di dalam industri. Disamping itu pula adanya pertimbangan
ekonomis seperti tingginya
praktis

yang

harga

mesin

otomasi atau

juga

situasi

hanya memerlukan peralatan sederhana. Sebagai

konsekuensinya adalah melakukan kegiatan angkat-angkut secara manual di
berbagai tempat kerja (Bambang,
2008).
commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Tarwaka (2010), angkat-angkut sebagai suatu pekerjaan
yang
berkaitan

dengan

mengangkat,

menurunkan,

menahan,

commi
t to

mendorong,

menarik,

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

membawa atau memindahkan beban dengan satu tangan atau kedua tangan
dan atau dengan pengerahan seluruh badan.
Kegiatan mengangkat dan mengangkut secara manual apabila dalam
melakukan kegiatan tersebut tidak dilakukan sesuai dengan prosedurprosedur yang telah ditentukan sesuai standar yang diperkenankan maka hal
tersebut dapat

menimbulkan

masalah

terhadap

kenyamanan

dalam

melakukan pekerjaan dan bahkan dapat mengganggu kesehatan seseorang
(Bambang,
2008).
Pada PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar
adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri kimia dan
terdapat area kerja pada unit logistik dengan berbagai jenis pekerjaan salah
satunya yang paling banyak adalah oleh aktivitas angkat-angkut yang mana
dengan beban 30 kg pada jiregen dan 200 kg pada drum yang dilakukan oleh
pekerja selama 8 jam dan 1 jam istirahat. Pada pekerjaan angkat-angkut ini
terdapat tuntutan

tugas dan performa

yang

diharuskan untuk dapat

bekerja secara cepat dan tepat waktu, untuk memenuhi target dari pihak
konsumen, seperti dari aktivitas mengangkat diregen dengan berat 30 kg
yang berisi Ethanol
96,0%, Acetic Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate 100%, dari bagian pengisian
menuju ke gudang penyimpanan dan mengangkat dari gudang menuju ke
truk. Selain itu pekerja di Unit logistik juga melakukan pekerjaan
commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id
memindahkan dan menggeser drum yang berisi Ethanol digilib.uns.ac.id
96,0%, Acetic
Acid
99,80%, dan Ethyl Acetate 100% dari gudang ke bagian papan kayu untuk
pengangkutan dari forklit

menuju

truk. Pekerja

pekerjaan

commi
t to

juga

melakukan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

seperti menuang drum yang berisi Ethanol 96,0%, Acetic Acid 99,80%, dan
Ethyl Acetate 100% ke bak pengecekan. Namun, di sisi lain bahan yang
diangkat adalah bahan kimia berbahaya yang memiliki potensi bahaya yang
tinggi, seperti tertumpah dan tercecer. Untuk mengantisipasi terjadinya
kecelakaan akibat bahan kimia, maka diperlukan sistem pencegahan
secara dini yakni pada pekerjaan angkat-angkut pada unit logistik ini
diperlukan kekuatan genggaman otot tangan dan tingkat kewaspadaan yang
tinggi, agar potensi bahaya seperti menjatuhkan drum dan diregen berisi
Ethanol 96,0%, Acetic Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate 100% tidak terjadi.
Tetapi di sisi lain karena beban kerja dan frekuensi pekerjaan angkat-angkut
yang tinggi dapat menimbulkan kurangnya kekuatan genggaman tangan
atau kelelahan otot tangan.
Pada saat survey pendahuluan hari Jumat, 25 Februari 2011 yang
dilakukan di PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar,
peneliti melakukan pengukuran kekuatan genggaman otot tangan terhadap 5
karyawan di unit logistik yakni pekerja sebelum dan sesudah bekerja
terdapat perbedaan yang menunjukan penurunan kekuatan genggaman otot
tangan karena kelelahan otot. Dan dari hasil pengukuran kelelahan otot
dengan menggunakan alat ukur Hydraulic Hand Dynamometer, diperoleh
hasil yakni sebelum bekerja dengan kemampuan otot tangan rata-rata 33 kg
dan setelah bekerja dengan kemampuan otot tangan rata-rata 28 kg. Maka
kekuatan otot tangan setelah bekerja tersebut, jika dibandingkan dengan
standar

kekuatan otot

di

Indonesia

yang

ditetacpokmamn

itotloehusSeorekarno, tahun 1992 Departemen

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, yakni
kekuatan otot tangan 27.50-36.00 Kg masuk dalam kategori kurang.
Peneliti kemudian melakukan wawancara dengan pekerja mengenai
kelulan-keluhan subjektif yang dirasakan. Dari hasil wawancara dengan
kuisoiner yang dilakukan pada 5 tenaga kerja, mengalami kelelahan subjektif
seperti : mengalami keluhan otot

seperti pegal, kram dan nyeri otot setelah

melakukan kegiatan proses kerja.
Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh aktivitas angkat-angkut
terhadap kelelahan otot tangan di unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk
Kemiri Kebakkramat di Karanganyar. Oleh karena itu, penulis mengadakan
penelitian mengenai hal tersebut dengan judul “Pengaruh pekerjaan angkatangkut terhadap kelelahan otot tangan karyawan unit logistik PT. Indo
Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar.
B. Perumusan Masalah
Adakah pengaruh kegiatan angkat angkut terhadap kelelahan otot
tangan pada karyawan unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri
Kebakkramat di Karanganyar ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menguji pengaruh pekerjaan angkat-angkut terhadap kelelahan
otot tangan tenaga kerja unit logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri
Kebakkramat di Karanganyar.
commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat angkat-angkut tenaga kerja unit logistik
PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di Karanganyar.
b. Untuk mengetahui tingkat kelelahan otot tangan tenaga kerja unit
logistik PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat di
Karanganyar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan pada penelitian
sebelumnya bahwa kegiatan mengangkat dan mengangkut menyebabkan
kelelahan atau kekuatan genggaman otot tangan pada tenaga kerja yang
melakukan aktivitas mengangkat dan mengangkut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan serta wawasan tentang pengaruh pekerjaan
angkat-angkut terhadap kelelahan otot.
b.
Bagi Program D.IV Kesehatan
Kerja
Menambah kepustakaan di program studi Kesehatan Kerja Fakultas
Kedokteran

Universitas

Sebelas

Maret

Surakarta

dalam

pengembangan ilmu Kesehatan Kerja khususnya mengenai angkatangkut.

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Bagi Perusahaan PT. Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat
di
Karanganyar. Dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam
melakukan tindakan korektif dalam hal pencegahan dan pengendalian

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

terjadinya gangguan kelelahan otot akibat pekerjaan angkat-angkut
dan peningkatan sarana kerja yang menggunakan alat bantu angkatangkut.

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Angkat-Angkut
a. Definisi Angkat dan Angkut
Angkat-angkut adalah suatu kegiatan transportasi yang
dilakukan oleh satu pekerja atau lebih dengan melakukan kegiatan
pengangkatan, penurunan, mendorong, menarik, mengangkut, dan
memindahkan barang (Bambang, 2008).
Menurut Tarwaka (2010), angkat-angkut sebagai suatu
pekerjaan

yang

berkaitan

dengan

mengangkat,

menurunkan,

mendorong, menarik, menahan, membawa atau memindahkan beban
dengan satu tangan atau kedua tangan dan atau dengan pengerahan
seluruh badan.
b. Biomekanik Cara Angkat-Angkut
Boimekanika adalah studi tentang elemen tubuh manusia
yang terstruktur tentang bagaimana fungsi-fungsi tubuh dan berapa
banyak stress, akselerasi dan pengaruh yang terjadi. Secara sederhana
dapat dijelaskan pada aplikasi prinsip mekanik untuk material
biologis pada kehidupan manusia. Saat ini, kebutuhan energi dari
commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id
seorang pekerja yang

bekerja

dikurangi secara drastis

commi
t to

pada

industri

digilib.uns.ac.id
sering
dapat

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

melalui penerapan teknologi dan rekayasa teknik yang lebih baik.
Untuk itu seberapa ergonomi

sebaiknya menerapkan prinsip

biomekanik untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan
pekerjaan, khususnya yang berkaitan dengan manual handling dan
untuk meningkatkan produktivitas (Tarwaka, 2010).
c. Klasifikasi Angkat-Angkut
Jenis-jenis cara

mengangkat

dan

mengangkut

menurut

Occupational Safety and Health Administration OSHA, dalam
Bambang (2008), diklasifikasikan menjadi lima yaitu :
1) Mengangkat
Lowering)

atau

menurunkan

(Lifting

atau

Mengangkat adalah kegiatan memindahkan barang ke tempat yang
lebih tinggi yang

masih

dapat

dijangkau

oleh tangan.

Kegiatan lainya adalah menurunkan barang.
2) Mendorong atau menarik (Pus atau Pull)
Kegiatan

mendorong adalah kegiatan

menekan berlawanan

arah tubuh dengan usaha yang bertujuan untuk memindahkan
obyek. Sedangakan

yang

dimaksud

kegiatan

menarik

merupakan kebalikan dari pengertian di atas.
3) Memutar (Twisting)
Kegiatan memutar merupakan kegiatan yang memutar tubuh
bagian atas ke satu atau dua sisi, sementara tubuh bagian bawah
berada dalam posisi tetap. Kegiatan memutar ini dapat dilakukan
dalm keadaan tubuchoymamngitdtioamus.er

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4) Membawa (Carrying)
Kegiatan

membawa

merupakan

kegiatan

memegang

atau

mengambil barang dan memindahkanya. Berat benda menjadi
berat total pekerja.
5) Menahan (Holding)
Memegang obyek saat tubuh berada dalam posisi diam
(statis). d. Metode Mengangkat dan Mengangkut Yang Benar.
Cara mengangkat dan mengangkut

yang benar harus

memenuhi prinsip kinetis yaitu : Beban diusahakan menekan
pada otot-otot tungkai yang kuat dan sebanyak mungkin otot
tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan
(Suma’mur,
2009).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan
angkat-angkut yaitu semua rintangan hendaknya disingkirkan sebelum
pekerjaa dimulai, tinggi

maksimum tempat pengangan dari lantai

tidak lebih dari 35cm, jika suatu beban harus diangkut dari permukaan
lantai dianjurkan agar menggunakan alat mekanis atau katrol, beban
yang akan diangkut harus berada sedekat mungkin dengan tubuh,
punggung harus lurus aga bahaya kerusakan terhadap discus dapat
dihindarkan (Suma’mur, 2009).

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id Dari berbagai masalah ergonomi dalam sistem digilib.uns.ac.id
kerja bongkar
muat, yang paling dominan adalah aktivitas angkat. Untuk mencegah
terjadinya efek cedera pada anggota tubuh yang rawan (seperti

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

pinggang dan punggung), maka aktivitas tersebut harus dilakukan
dengan teknik mengangkat yang benar. Secara garis besar teknik
tersebut adalah sebagai berikut dibawah ini :
1) Pegangan terhadap bahan yang diangkat harus
tepat
2) Lengan harus berada sedekat mungkin dengan badan dan dalam
posisi lurus
3) Posisi tulang belakang harus tetap
lurus
4) Dagu segera
ditegakkan

ditarik

setelah

kepala

bisa

5) Posisi kaki meregang untuk membagi momentum dalam
posisi mengangkat
6) Berat badan di manfaatkan untuk menarik dan mendorong
sedangkan gaya untuk gerakan dan perimbangan
7) Beban diusahakan sedekat mungkin tehadap garis vertical
yang melalui pusat gravitasi tubuh (Tarwaka, 2004).
Menurut Bambang (2008), cara untuk mengurangi resiko
cedera yang mungkin timbul saat mengangkat beban yaitu :
1) Usahakan untuk tidak mengangkat beban melebihi batas
kemampuan dan jangan mengangkat beban dengan gerakan
cepat dan tiba-tiba.
2) Tempatkan beban sedekat mungkin dengan pusat tubuh. Karena
makin

dekat

beban,

makin

commi
t to

kecil

pengaruhnya

dalam

perpustakaan.uns.ac.idmemberi tekanan pada punggung, bahu dan lengan.
digilib.uns.ac.id
Makin dekat
beban maka makin mudah untuk menstabilkan tubuh.

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3) Tempatkan kaki sedekat mungkin dengan beban saat mulai
mengangkat dan usahakan beban seimbang. Tekuk lutut dalam
posisi setengah jongkok sampai sudut paling nyaman.
4) Jaga sikap punggung dan bahu tetap lurus, artinya tidak
membungkuk, menyamping atau miring.
5) Turunkan beban dengan menekuk lutut dalam posisi setengah
jongkok dengan sudut paling nyaman.
e. Batasan Beban Angkat-Angkut
Berikut

ini

batasan

menurut

lembaga

the

National

Occupational Health and Safety Commission (Worksafe Australia)
pada bulan Desember 1986 dalam Bambang (2008), membuat
peraturan untuk pemindahan material secara aman.
Tabel 1. Batasan Pemindahan Material
Level
Batasan angkat (kg) Tindakan
1
16
Tidak perlu tindakan khusus
2

16-25

Tidak perlu alat dalam
mengangkat, ditekankan pada
metode angkat

3

25-34

Tidak perlu alat untuk
mengangkut pilih job
redesign(rancangan ulang pada
tipe pekerjaan)

4

>34

Harus dengan alat bantu mekanis

Sumber : The National Occupational Health and Safety
Commission (Worksafe Australia) pada bulan
Desember 1986 dalam Bambang (2008).
commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Menurut Kepemenaker No. Kep- 51/MEN/1999 yaitu untuk
bekerja terus-menerus sehari-hari hanya boleh selama 8 jam/ hari atau
40 jam/ minggu. Dengan demikian untuk setengah jamnya atau selama
30 menit sebagian besar mengangkat 4 sampai 5 kali. Frekuensi angkut
ini melebihi batas yang ditolerir menurut Eko Nurmianto (2003)
bahwa untuk satu kali angkat dalam 30 menit hanya boleh mengangkat
95 kg.
Frekuensi mengangkat dan mengangkutpun telah diatur dan
memiliki batasan-batasan, yaitu batasan fisiologi yang menggunakan
metode mempertimbangkan rata-rata beban metabolisme dan aktivitas
angkat-angkut (berat beban dan konsumsi oksigen), dan batasan psiko
fisik yang menggunakan metode berdasarkan eksperimen yang
berupaya untuk mendapatkan berat dan tinggi berbagai keadaan untuk
mengangkat dan mengangkut (Suma’mur, 2009).
Batasan beban angkat-angkut dimaksudkan untuk menciptakan
suasana kerja yang aman dan sehat (Bambang, 2008). Berikut batasan
angkat secara legal dari berbagai negara bagian benua Australia yang
dipakai sebagai batasan angkat secara internasional, yaitu :
1) Pria dibawah usia 16 tahun, maksimum beban angkat adalah 14 kg.
2) Pria usia 16 – 18 tahun, maksimum beban angkat 18 kg.
3) Pria usia lebih dari 18 tahun, tidak ada batasan angkat.
4) Wanita usia 16 – 18 tahun, maksimum beban angkat 11 kg.
5) Wanita usia lebih dari 18 tahun, maksimum beban angkat 16 kg.
commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
commit
to user

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Batasan angkat dapat membantu untuk mengurangi rasa nyeri,
ngilu pada tulang belakang bagi para wanita (back injuries incidence
to women). Disamping itu akan mengurangi ketidaknyamanan kerja
pada tulang belakang, terutama untuk pekerjaan berat (Bambang,
2008).
f. Gangguan Kesehatan Akibat Mengangkat dan Mengangkut
Menurut Amundson dakam Tarwaka (2010), apabila terjadi
kesalahan dalam proses pengangkatan ataupun pengangkutan dapat
terjadi berbagai keluhan ataupun cedera otot. Kekuatan otot dan
keluhan otot merupakan salah satu indikator untuk evaluasi penerapan
ergonomi, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot dan
menimbulkan keluhan otot adalah : Posisi kerja yang tidak alamiah,
pengulangan pekerjaan pada satu jenis otot, penggunaan tenaga yang
berlebihan, posisi kerja yang statis, terjadi kontak langsung dengan
lingkungan atapun peralatan kerja, metode/cara kerja yang digunakan,
jam kerja yang terlalu panjang.
Sedangkan

menurut

Bambang

(2008),

faktor

resiko

diasosiasikan dengan jumlah tugas yang dapat menyebabkan cedera
musculoskeletal. Faktor resiko digunakan untuk menganalisa tugas
manual (manual task) Manual task atau manual material handling atau
angkat-angkut memiliki interaksi yang kompleks antara pekerja dan
lingkungan kerja. Faktor resiko kemudian dikategorikan menjadi
tiga

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id
bagian yaitu :

digilib.uns.ac.id
commit
to user

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

1) Tekanan langsung kepada tubuh. Hal ini meliputi faktor seperti
tingkat tekanan pada muscular, postur atau sikap kerja,
pengulangan pekerjaan, getaran peralatan dan lama waktu kerja.
2) Kontribusi faktor resiko yang secara langsung mempengaruhi
tuntutan kerja. Hal ini meliputi layout area kerja, penggunaan
alat, penangan beban. Jika komponen ini di desain ulang
pengaruh dari tekanan dapat dikurangi.
3) Memodifikasi faktor resiko dapat memberi masukan pada
perubahan sikap kerja sehingga akibat dari faktor resiko dapat
dikurangi.
g. Penanganan Resiko Kerja Oleh Angkat-Angkut
Kondisi berbahaya yang diakibatkan oleh sikap kerja angkatangkut yang tidak tepat tentunya harus dicegah dan ditangani dengan
baik. Penanganan dan pencegahan akan lebih mudah dilakukan setelah
mengetahui faktor resiko dari angkat-angkut di atas. Menurut laporan
NIOSH dalam Bambang (2008),

ada enam prosedur umum dalam

menangani resiko kecelakaan/cedera akibat tindakan angkat-angkut
yang tidak tepat, yaitu :
1) Identifikasi pekerjaan dengan kejadian yang menyebabkan cedera
musculoskeletal tinggi dan rata-rata kepelikan tinggi dengan
analisa statistik dari data medis.
2) Observasi pekerjaan yang dicurigai da n untuk tiap beban yang
akan diangkat harus
diketahui berat serta metode pengangkatan.
commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3) Evaluasi tingkat resiko pengangkatan dengan menghitung nilai AL
dan MPL dan membandingkannya dengan berat beban yang
diangkat.
4) Mengembangkan pengendalian keteknikan dengan peralatan
angkat-angkut

mengemas ulang beban dalam berat yang lebih

ringan, mengatur ulang area kerja.
5) Mengajukan pengendalian administratif. Hal yang dapat dilakukan
adalah dengan menambah pekerja untuk mengurangi frekuensi
pengangkatan, melakukan penjadwalan kerja, mengembangkan
pelatihan untuk mensosialisasikan teknik pengangkatan yang
tepat, serta meningkatkan prosedur seleksi dan penempatan
pekerja dengan lebih baik.
6) Mengimplementasikan solusi paling mungkin dan mengevaluasi
efektifitas dengan pengecekan kesehatan.
h. Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

kegiatan

mengangkat

dan mengangkut
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan mengangkat dan
mengangkut adalah sebagai berikut : Beban yang diperkenankan, jarak
angkut,

dan

intensitas pembebanan,

kondisi lingkungan kerja

yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik, turun, ketrampilan
bekerja, peralatan kerja, ukuran beban yang akan diangkat (Suma’mur,
2009).
commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id Menurut Bambang (2008), semua aktivitas angkat
digilib.uns.ac.id
angkut
secara manual melibatkan faktor-faktor sebagai berikut :

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

1) Karakteristik pekerja
Karakteristik

pekerja

masing-masing

berbeda

dan

mempengaruhi jenis dan jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan.
Karekteristik

tersebut

seperti

fisik,

kemampuan

sensorik,

kemampuan motorik, psikomotorik, personal, training, status
kesehatan, aktivitas dalam waktu luang.
2) Karateristik material
Karakteristik material atau bahan, seperti : beban, dimensi,
distribus beban, kopling, dan stabilitas beban.
3) Karakteristik tugas atau pekerjaan
Karakteristik tugas ini meliputi kondisi pekerjaan angkatangkut manual yang akan dilakukan. Terdiri dari : geometri
tempat kerja,

frekuensi, kompleksitas pekerjaan (ketepatan

penempatan, tujuan

aktivitas,

dan

komponen pendukung),

lingkungan kerja (suhu, pencahayaan, kebisingan, getaran, baubauan, dan daya tarik kaki).
4) Sikap kerja
Penanganan aktivitas angkat-angkut secara manual juga
melibatkan metode kerja atau sikap dalam menyelesaikan
pekerjaan atau tugas. Pengamatan tersebut meliputi pada :
individu ukuran metode operasional seperti :

kecepatan,

ketepatan, cara atau postur saat memindahkan, organisasi dan
administrasi.

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Aktivitas angkat-angkut manual banyak digunakan karena
memiliki

fleksibilitas

yang

tinggi,

murah

dan

mudah

diaplikasikan. Akan tetapi berdasar data diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa aktivitas angkat–angkut secara manual juga
diikuti dengan resiko apabila diterapkan pada kondisi lingkungan
kerja yang kurang memadai, alat yang kurang mendukung, dan
sikap kerja yang salah (Bambang, 2008).
2. Kelelahan Otot.
a. Pengertian Kelelahan Otot
Kelelahan adalah merupakan tremor pada otot atau perasaan
nyeri pada otot Gradjean dalam Fisioterapi (2010). Secara umum
gejala kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai
perasaan yang sangat melelahkan. Menurut Astrand, Rodalh dan Pulat
dalam Tarwaka (2010),

Kelelahan subjektif biasanya terjadi pada

akhir jam kerja, apabila rata-rata beban kerja melebihi 30-40% dari
tenaga aerobik maksimal. Kontraksi kuat otot yang berlangsung lama
mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot Guyton,
dalam Suma’mur (2009) sedangkan menurut (Clarisa VS, 2010),
mengatakan bahwa kelelahan otot adalah suatu kondisi yang
dihasilkan dari kontraksi otot yang kuat dan berkepanjangan. Menurut
A.M. Sugeng Budiono, dkk. (2000), gejala kelelahan otot dapat
terlihat dan tampak dari luar (external signs). Dalam beberapa
pekerjaan, kelelahan otot ditandai dengan:
commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

1) Menurunnya ketinggian beban yang mampu diangkat
2) Merendahnya kontraksi dan relaksasi
3) Interval antara stimuli dan awal kontraksi menjadi lebih lama.
Selain gejala tersebut di atas, kelelahan otot juga ditandai
dengan melemahnya kemampuan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaanya dan meningkatnya kesalahan dalam melakukan kegiatan
kerja dan akibat

fatalnya

adalah terjadinya kecelakaan kerja

(A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2000).
Menurut Anies (2002), dalam upaya menghadapi kelelahan
otot dapat dilakukan beberapa cara yaitu:
1) Seleksi yang baik (dipilih tenaga kerja yang berkondisi prima)
2) Pengaturan jadwal dan istirahat
3) Ruang istirahat (agar tenaga kerja tidak beristirahat di
sembarang tempat)
b. Teori-teori tentang Kelelahan Otot.
Sampai saat ini masih berlaku dua teori kelelahan otot
yaitu teori kimia dan teori syaraf pusat. terjadinya Pada teori kimia
yaitu berkurangnya cadangan energi dan bertambahnya produk
metabolit di dalam serat otot, yang merupakan penyebab hilangnya
efisiensi pada otot yang mengalami kelelahan dan bahwa perubahan
fisik listrik yang teramati di otot dan saraf merupakan masalah nomor
dua. Sedangkan pada teori Saraf Pusat yaitu melihat perubahan kimia
commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pada otot yang mengalami kelelahan hanyalah sebagai
pemicu
(trigger) bagi proses.

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Perubahan kimia itu mengakibatkan dihantarkannya impuls-impuls
saraf melalui saraf sensoris ke otak yang disadari sebagai kelelahan
otot. Impuls-impuls aferen ini menghambat pusat-pusat di otak yang
bertanggung jawab bagi pengendalian gerakan yang menyebabkan
frekuensi potensial kegiatan pada sel-sel saraf menjadi berkurang.
Menurut Guyton dalam Tarwaka (2010), bahwa

berkurangnya

frekuensi ini lebih lanjut menurunkan kekuatan dan kecepatan
kontraksi otot serta perlambatan gerakan-gerakan atas perintah
kemauan.
c. Tanda-tanda Kelelahan Otot
Tanda-tanda
meliputi:

tersebut

1)
Berkurangnya
berkontraksi.
2) Bertambahnya
relaksasi.

kemampuan
waktu

kontraksi

untuk
dan

3) Memanjangnya waktu laten, yaitu waktu diantara
perangsangan dan saat mulai kontraksi Grandjean dalam
Fisioterapi (2010).
d. Faktor Penyebab Kelelahan Otot
Dalam suatu kegiatan yang membutuhkan kontraksi otot,
dimana kontraksi otot rangka yang lama dan kuat dan proses
metabolisme tidak mampu lagi meneruskan supplay energi yang
dibutuhkan serta untuk membuang metabolisme, khususnya asam
commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
laktat. Jika asam laktat yang banyak (dari penyediaan
ATP)
terkumpul, otot akan kehilangan kemampuannya. Terbatasnya aliran
darah pada otot (ketika berkontraksi), otot menekan pembuluh
darah dan

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

membawa oksigen juga semakin memungkinkan terjadinya kelelahan
(Gempur Santoso, 2004). Kelelahan otot di sebabkan oleh menurunya
kekuatan otot itu tersendiri, selain itu faktor kondisi sakit fisik atau
kurangnya kepercayaan diri Suma’mur (2009). Selain itu faktor-faktor
terjadinya kelelahan otot diantaranya: penurunan glikogen otot,
berkurangnya aliran darah ke otot, dan lain - lain. Kontraksi otot
secara garis besar terjadi melalui dua mekanisme, yaitu aerob dan
anaerob. Mekanisme anaerob pada kontraksi otot berlangsung pada
dua menit pertama sedangkan mekanisme aerob berlangsung setelah
mekanisme anerob (Clarisa VS, 2010).
Sedangkan
berpengaruh

menurut

terhadap

Jefri (2010), banyak

terjadinya

kelelahan

otot

faktor

yang

diantaranya:

penurunan glikogen otot,

berkurangnya aliran darah ke

otot.

Namun

kelelahan

oleh

sebagian besar

ketidakmampuan

otot

disebabkan

proses kontraksi dan metabolik serat-serat otot

untuk terus memberikan hasil kerja yang sama. Kontraksi otot secara
garis besar terjadi melalui dua mekanisme, yaitu: aerob dan anaerob.
Mekanisme anaerob pada kontraksi otot berlangsung pada dua menit
pertama sedangkan mekanisme aerob berlangsung setelah mekanisme
anerob.
Waters dan Bhattacharya dalam Tarwaka (2004), berpendapat
lain, bahwa kontraksi otot baik statis maupun dinamis dapat
menyebabkan kelelahan otot setempat. Kelelahan tersebut terjadi pada
commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id
waktu

ketahanan

otot

terlampaui.

tergantung

commi
t to

Waktu

digilib.uns.ac.id
ketahanan
otot

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

pada jumlah tenaga yang dikembangkan oleh otot sebagai suatu
prosentase tenaga maksimum yang dapat dicapai oleh otot. Kemudian
pada

saat

kebutuhan

metabolisme

dinamis

dan

aktivitas

melampaui kapasitas energi yang dihasilkan oleh tenaga kerja, maka
kontraksi otot akan terpengaruh sehingga kelelahan seluruh badan
terjadi
Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kelelahan otot
karena komponen lain disebabkan oleh :
1) Hipoglikemia
2) Penipisan glikogen hati
3) Dehidrasi
4) Kehilangan elektrolit
5) Hipertermia
6) Kebosanan
Fisioterapi,

atau

psikologis

(Pusat

Informasi

Ilmu

2010).
Pekerjaan angkat-angkut akan dapat menyebabkan penurunan
kondisi fisik pekerja yang menimbulkan kelelahan karena pengerahan
tenaga, sikap tubuh yang dipaksakan dan gerakan berulang yang dapat
mengakibatkan cedera, energi terbuang secara percuma dan waktu
kerja tidak efisien. Namun demikian, secara umum kemampuan
pekerja untuk melakukan pekerjaanya sangat bervariasi karena adanya
perbedaan, seperti :
commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id
a) Usia

digilib.uns.ac.id

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Usia perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi
kondisi fisik, mental, kemampuan kerja dan tanggung jawab
seseorang (Malayu Hasibuan, 2000). Usia yang bertambah tua
akan diikuti oleh kekuatan dan ketahanan otot yang menurun
(Tarwaka,
2004). Pada usia muda proses-proses di dalam tubuh sangat besar
dan kemudian menurun lambat-lambat menurut umur (Suma’mur
P.K., 1996). Karyawan muda umumnya mempunyai fisik yang
lebih kuat, dinamis dan kreatif, tetapi cepat bosan. Karyawan yang
umurnya lebih tua kondisi fisiknya kurang, tetapi bekerja ulet
(Malayu Hasibuan, 2000). Bertambahnya umur akan diikuti
penurunan: Volume O2 max, tajam penglihatan, pendengaran,
kecepatan

membedakan

sesuatu,

membuat

keputusan

dan

mengingat jangka pendek (Tarwaka, 2004).
b) Jenis Kelamin
Pria dan wanita berbeda dalam kemampuan fisiknya,
kekuatan kerja ototnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat melalui
ukuran tubuh dan kekuatan otot dari wanita relatif kurang jika
dibandingkan pria. Kemudian pada saat wanita sedang haid yang
tidak normal (dysmenorrhoea), maka akan dirasakan sakit
sehingga akan lebih cepat lelah (Suma’mur P.K., 1996).
c) Masa Kerja
commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

Masa kerja dapat mempengaruhi pekerjadigilib.uns.ac.id
baik positif

maupun negatif. Akan memberikan pengaruh positif bila semakin

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

lama seseorang bekerja maka akan berpengalaman dalam
melakukan pekerjaannya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh
negatif apabila semakin lama bekerja akan menimbulkan
kelelahan dan kebosanan. Semakin lama seseorang dalam bekerja
maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan
oleh lingkungan kerja tersebut. Secara garis besar masa kerja
dapat dikategorikan menjadi tiga (Budiono, 2003), yaitu :
a. Masa kerja < 6 tahun
b. Masa kerja 6-10 tahun
c. Masa kerja >10 tahun
Faktor-faktor lain yang menimbulkan kelelahan otot
juga disebabkan oleh :
a) Tekanan
Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang
lunak. b) Getaran
Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan
kontraksi otot bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan
peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat
dan akhirnya timbul nyeri otot Suma’mur, dalam Tarwaka (2004).
c) Mikroklimat
Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan
kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga gerakan
commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id
pekerja

menjadi

lamban,

dengan

commi
t to

sulit

bergerak

digilib.uns.ac.id
yang
disertai

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

menurunya kekuatan otot Astrand dan Rodhl dan Pulat dan Wilson
dan Corlett dalam Tarwaka dkk (2004). Beban kerja pada suatu
waktu tertentu mengakibatkan berkurangnya kinerja otot, gejala
yang ditunjukkan juga berupa pada makin rendahnya gerakan.
Keadaaan ini tidak hanya disebabkan oleh suatu sebab tunggal
seperti terlalu kerasnya beban kerja, namun juga oleh tekanan–
tekanan yang terakumulasi setiap harinya pada suatu masa yang
panjang.
d) Kondisi psikologis.
Tekanan–tekanan yang terakumulasi setiap harinya pada
suatu masa yang panjang. Keadaan seperti ini yang berlarut–larut
mengakibatkan memburuknya kesehatan, yang disebut juga
kelelahan klinis atau kronis. Perasaan lelah pada keadaan ini kerap
muncul ketika bangun di pagi hari, justru sebelum saatnya
bekerja, misalnya

berupa

perasaan

kebencian

yang

bersumber dari perasaan emosi (Sugeng Budiono, dkk, 2002).
e. Pengukuran Kelelahan Otot Tangan
Timbulnya kelelahan otot bersumber dari penurunan kekuatan
otot itu sendiri Suma’mur (2009). Dan ada beberapa cara yang telah
diperkenalkan dalam melakukan evaluasi ergonomi untuk mengetahui
hubungan

antara

tekanan

fisik

dengan

resiko

kemampuan

mengenggam. Pengukuran terhadap tekanan fisik ini cukup sulit
commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id
karenan

digilib.uns.ac.id
melibatkan berbagai faktor subjektif seperti
kinerja,

motivasi,

commi
t to

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

harapan dan toleransi kelelahan Waters dan Anderson dalam Tarwaka
(2010) mengelompokan alat ukur yang digunakan secara ergonomik
seperti berikut :
1) Hydraulic hand dynamometer dengan merk jamar dimana
digunakan sesuai standar dalam dunia industri selama 35 tahun
terakhir (Preston,1992). Pengukuran dilakukan pada tenaga kerja
sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan angkat-angkut di unit
logistik, untuk mengetahui perbedaan tingkat kelelahan otot
sebelum dan sesudah bekerja, dengan cara memegang dan
ditekan pada handle logam Hydraulic hand dynamometer yang
mana ketika ditekan dengan tangan,

jarum angka bergerak

menunjuk sesuai tingkatan kekuatan otot pada angka dengan
satuan Kg. Dengan norma dan klasifikasi kekuatan peras otot
tangan sebagai berikut :
Tabel 2. Klasifikasi Kekuatan Otot Peras Tangan
No
Nilai
Satuan
Klasifikasi
1
55.50 >
Kg
Baik Sekali
2
46.5-55.00
Kg
Baik
3
36.50-46.00
Kg
Sedang
4
27.50-36.00
Kg
Kurang
5