BANGSA BUDAYA DAN LINGKUNGAN HIDUP DI IN

BANGSA, BUDAYA, DAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

KELAS 2

KELOMPOK 4
1.
2.
3.
4.

Aulia Annisa
Andrew I.Ramschie
Candra P.Putra
Chrystal Susiana

0906528644
0906529104
0906528890
0906523731

5. David Maraharja


0906526001

6. Fitri Haryanti H.S.A

0906491383

Makalah Akhir bagi
Pemicu Reformasi Pertahanan Sebuah Keniscayaan
Untuk mata kuliah
Pendidikan Dasar Perguruan Tinggi

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.


1

LATAR BELAKANG
Bangsa,budaya dan lingkungan hidup di Indonesia merupakan hal
yang saling terkait satu sama lain. Manusia tidak terlepas dari
ligkungan sekitarnya dan merupakan bagian dari Negara ini.
Dunia tanpa batas dapat erugikan bangsa yang sedang berkembang,
apabila bangsa itu tidak memiliki karakter nasional yang kuat dan
kemampua intelektual yang tinggi. Tidaklah mengherankan jika dalam
beberapa hal globalisasi telah memicu konflik, baik konflik antar
Negara maupun konflik internal dalam Negara. Hal itu dipicu oleh
perbedaan persepsi terhadap nilai-nilai dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Setiap Negara mempunyai konsep wawasan nasional yang berbeda.
Hal ini berkaitan erat dengan profil diri bangsa (sejarah, padangan
hidup, ideology, budaya ) dan geografi. Kedua unsure pokok inilah
yang harus diperhatikan dalam pembuatan konsepsi geopolitik bangsa
dan Negara.

1.


2

TUJUAN
Makalah akhir PBL PDPT ini bertujuan untuk memahami secara
dalam lingkup sub pokok bahasan nasionalisme Indonesia, hak dan
kewajiban warga Negara Indonesia dalam upaya bela Negara, Negara
hokum, konstitusi serta perkembangan UUD NKRI 1945, Negara dan
system politik, geopolitik dan geostrategic Indonesia, wilayah sebagai
ruang hidup serta kedaulatan Negara dan pasang surut hubungan antar
bangsa.

1

BAB

II

BANGSA,BUDAYA DAN LINGKUNGAN HIDUP DI NIDONESIA


2.1 NASIONALISME INDONESIA
Indonesia sebagai bangsa yang besar terdiri dari berbagai macam suku,
ras, dan agama. Untuk menumbuhkan rasa nasionalisme di bangsa yang majemuk
ini dibutuhkan kedewasaan dan kesadaran dari setiap rakyat Indonesia. Substansi
Nasionalisme Indonesia mempunyai dua unsur: Pertama; kesadaran mengenai
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri atas banyak suku, etnik, dan
agama. Kedua, kesadaran bersama bangsa Indonesia dalam menghapuskan segala
bentuk penjajahan dan penindasan dari bumi Indonesia. Semangat dari dua
substansi tersebutlah yang kemudian tercermin dalam Proklamasi Kemerdekaan
pada tanggal 17 Agustus 1945 dan dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam
pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan dengan jelas dinyatakan “atas nama
bangsa Indonesia”, sedang dalam Pembukaan UUD 1945 secara tegas dikatakan,
"Segala bentuk penjajahan dan penindasan di dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 adalah Proklamasi Kebangsaan
Indonesia yang merupakan ikrar tentang eksistensi nasion dan nasionalisme
Indonesia

yang telah tumbuh puluhan tahun dalam perjuangan melawan


kolonialisme Belanda. Perjuangan bangsa Indonesia tersebut pada tanggal 17
Agustus 1945 mencapai titik kulminasi dengan dikumandangkannya Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta. Hal itu membuktikan bahwa
nasionalisme Indonesia sudah merupakan faktor penentu perkembangan sejarah
Indonesia – sejarah berdirinya negara Republik Indonesia.
Tantangan terbesar pada rasa nasionalisme akhir-akhir ini adalah
Globalisasi. Semakin canggihnya teknologi informasi dan komunikasi, semakin
membuka cakrawala rakyat Indonesia ke dunia luar. Budaya asing yang semakin
diserap bangsa Indonesia, diharapkan tidak melunturkan rasa nasionalisme dari
bangsa yang besar ini. Azyumardi Azra, pengamat politik, mengatakan
2

nasionalisme Indonesia sudah mengalami kemerosotan yang tajam. Hal itu karena
beberapa faktor seperti desentralisasi, otonomisasi. Itu menunjukkan bahwa
semangat kebangsaan kita merosot. Negara dan bangsa Indonesia harus segera
menyelamatkan

kemerosotan

ini.


Caranya ialah memperkuat kembali nasionalisme dengan membangun kembali
state building, membangun kembali keindonesiaan bangsa dan negara ini. Tetapi,
jangan lupa, nasionalisme tidak bisa hidup dengan baik apabila pada saat yang
sama kita melupakan membangunstate building. Kita harus membangun state
building. Membangun kembali Negara ini.Kemerosotan nasionalisme kita itu
antara lain karena Negara kita mengalami kemerosotan dalam kapasitasnya sejak
masa reformasi, yaitu Negara tidak mampu menjalankan fungsi-fungsi pokoknya.
Misalnya, negara tidak mampu melindungi warga negaranya ketika banyak
kelompok

yang

bertikai dan banyak kelompok melakukan dengan caranya sendiri, menyerang
kelompok lain.Negara sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa. Itu sebenarnya
kapasitas Negara dan negara semakin menyurut.
2.1.1 Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia dalam Upaya Bela
Negara
Bela negara merupakan kegiatan yang dilahirkan oleh setiap warga negara
sebagai penunaian hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pertahanan

negara. Mengutip Muhammad Azhar, bahwa bela negara seperti membela tanah
air (bersifat geografis), mencintai tanah air (bersifat psikologis), stabilitas negara
(bersifat security) dan loyalitas terhadap bangsa dan negara (bersifat dedikatif).
Beberapa jenis / macam ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan
negara :
1. Terorisme Internasional dan Nasional.
2. Aksi kekerasan yang berbau SARA.
3. Pelanggaran wilayah negara baik di darat, laut, udara dan luar angkasa.
4. Gerakan separatis pemisahan diri membuat negara baru.
5. Kejahatan dan gangguan lintas negara.
6. Pengrusakan lingkungan.
3

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa
"Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara." dan "Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang."
Dan juga sebagaimana tertuang Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, upaya pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban setiap
warga negara Indonesia, jadi jelas bahwa upaya pembelaan negara bukan
merupakan kewajiban TNI maupun Polri semata, akan tetapi merupakan hak dan

kewajiban dari segenap warga negara Indonesia tanpa terkecuali. Masyarakat
yang mempunyai kemampuan bela negara adalah memiliki kemampuan kesadaran
melaksanakan hak dan kewajiban dalam berbagai kegiatan sebagai makhluk sosial
dan sebagai warga negara.
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :
1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan
Keamanan Nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara
RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus
dikomando dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela
negara tidak harus dalam wujud perang tetapi bisa diwujudkan dengan cara lain
seperti :
1. Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling)
2. Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri

3. Belajar dengan tekun pelajaran atau mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
atau PKn
4. Mengikuti kegiatan ekstraklurikuler seperti Paskibra, PMR dan Pramuka.

4

2.1.2 Negara Hukum Kontitusi serta Perkembangan UUD Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945
Negara Hukum
Negara merupakan alat masyarakat untuk mengatur hubungan manusia dengan
masyarakat. Negara memiliki legitimasi, yaitu Negara dapat memaksa
kekuasaanya secara sah terhadap semua kolektivita dalam masyarakat.
Ada Tiga sifat yang memperlihatkan kekuasaan Negara: (1) Sifat memaksa,
dimana Negara memiliki kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik secara
sah ( legal) agar dapat tertib dan aman; (2) Sifat monoppoli, yaitu Negara berhak
dan kuasa tunggal menetapkan tujuan bersama masyarakat (tujuan nasional); (3)
sifat mencakup semua, yaitu semua peraturan perundang-undangan mengenai
semua oaring baik warganegara maupun penduduk. Dari ketiga sifat inilah timbul
konsepsi Negara hukum. Timbul dalil: “ Tiada masyarakat tampa hukum” dalam
teori ilmu hukum.

Berdasarkan Konvensi Montevideo, untuk membentuk suatu Negara diperlukan
tiga syarat konstitutif yaitu: (1) harus ada wilayah yang telah dinyatakan sebagai
milik bangsa dan batas-batasnya ditentukan melalui perjanjian internasional; (2)
status ada rakyat yang mendiami wilayah tersebut dan dapat terdiri atas berbagai
golongan social; (3) harus ada pemerintah yang berhak mengatur dan berwenang
merumuskan serta melaksanakan peraturan perundangan-undangan yang mengikat
warganya.
Undang – Undang Dasar Negara Keasruan Republik Indonesia 1945 adalah salah
satu hasil gerakan konstitusionalisme, yaitu paham yang selalu mengawasi dan
meninjau kembali agar pemerinathan ada pada jalan yang tetap dan benar. Dalam
sejarah Negara Indonesia UUD 1945 telah diamandemenkan sebanyak empat kali
agar sesuai dengan eranya.
Dalam UUD NKRI 1945 tersurat prinsip penyelenggaraan Negara: (1) Ketuhanan
Yang Maha Esa, (2) Prinsip persatuan dan keragaman dalam Negara Kesatuan; (3)
Cita Negara Integralistik; (4) Negara Replublik; (5) sistem Pemerintahan
Presidensil; (6) Paham Kedaulatan Rakyat ( demokrasi); (7) Demokrasi langsung /
5

demokrasi perwakilan; (8) Cita Negara Hukum (nomokrasi); (9) Pemishan
kekuasaan dan prinsip check and balance; (10) Demokrasi ekonomi; (11) Cita

masyarakat Madani yaitu

masyarakat yang ruku, adil, beradap. Prinsip

penyelenggaraan Negara tersirat pada pembukaan UUD dan penjabarannya
melalui pasal-pasal asli UUDmaupun pasal-pasal hasil amandemen.
Konvensi Hukum Nasional Tentang Undang-undang Dasar 1945 sebagai
Landasan Konstitusional Grand Design Sistem dan Politik Hukum Nasional
diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional pada tanggal 16 Maret
2008 dan dibuka secara resmi o;eh Presiden Replublik Indonesia Dr. Susilo
Bambang Yudoyono di Istana Negeri Jakarta.
Maksud diselenggarakannya kegiatan in untuk menjaring pemikiran dan
masukan – masukan berkaitan dengan pembentukan grand design sistem dan
politik hukum nasional baik yang sifatnya teoritis maupun praktis dalam rangka
memperkokoh UUD 1945 sebagai landasan konstitusional yang mengarahkan
ssistem dan politik hukum nasional.
2.2 Negara dan Sistem Politik
Politik dapat didefinisikan dalam beberapa hal. Menurut Austin Ranney,
politik adalah “proses pembuatan kebijakan pemerintahan”. Menurut Harold D.
Laswell, politik adalah “proses penentuan who get what, when and how”.
Sedangkan menurut Ramlan Surbakti, politik adalah “proses interaksi antara
pemerintah dan masyarakat untuk menentukan kebaikan bersama”.
Sistem politik di suatu negara bisa saja berbeda dengan yang lain. Salah
satu teori politik yang terkenal dan sering dipakai di berbagai negara adalah Trias
Politika milik Montesquieu. Trias Politika mengajarkan bahwa pemerintahan
harus terdiri dari tiga kekuasaan yaitu kekuasaan legislatif, yudikatif dan eksekutif.
Kekuasaan eksekutif berkewajiban untuk memimpin negara, kekuasaan legislatif
6

berkewajiban untuk membuat Undang-Undang, sementara kekuasaan yudikatif
bertugas untuk mengawasi legislatif dan eksekutif. Beberapa negara yang
menganut teori politik ini adalah Amerika Serikat dan Indonesia.
Di Indonesia sendiri, sistem politik yang dianut adalah demokrasi, yang
berarti bahwa pemerintahan tersebut adalah untuk dan dari rakyat. Sementara itu,
Undang-undang yang dipakai adalah Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945).
Karena Indonesia menganut sistem politik demokrasi, maka Indonesia mempunyai
Pemilihan Umum, kebebasan pers, penegakan HAM dan kebebasan berpendapat.
Jika dihubungkan antara sistem politik Indonesia dengan pertahanan
Indonesia, sebagai negara demokratis Indonesia tidak mewajibkan masyarakatnya
untuk mengikuti wajib militer (wamil) seperti negara Korea Utara dan Selatan.
Namun ada baiknya juga Indonesia harus menegaskan peraturan, terutama
Undang-undang mengenai pembatasan wilayah dan sanksinya. Jangan sampai
Indonesia bisa kalah dengan negara lain yang mempunyai peraturan pembatasan
wilayah yang lebih tegas, atau Indonesia mau dibodohi mengenai pembatasan
wilayah negaranya. Dalam bahasan mengenai sistem politik ini, yang patut
ditegaskan adalah mengenai seberapa tegas Indonesia dalam menyikapi masalah
pertahanan negara, terutama pertahanan mengenai wilayah negara. Harus ada tim
yang solid dan kompeten untuk membangun pertahanan negara dari luar yang kuat,
agar bangsa kita tidak bisa dibodohi dengan mudah dalam hal batas-batas negara
dengan negara tetangga.

7

2.3 Geopolitik dan Geostrategi di Indonesia
Kepulauan Nusantara diperebutkan oleh berbagai bangsa, mulai dari
Spanyol,

Portugal,

Belanda,

Inggris

sampai

Jepang

karena

lokasinya

yang strategis dalam peta perdagangan dunia. Hal ini masih berlaku
hingga hari ini, mengingat sumber daya alam Indonesia begitu memikat,
maka tak heran banyak negara yang berusaha menanamkan pengaruhnya.
Posisi Indonesia di garis ekuator terbukti menguntungkan saat revolusi
antariksa

dimulai.

Geo

Stasionary Satellite

Orbit

Indonesia

mencapai

12,5% dari GSO dunia. Keuntungan ini harus dimanfaatkan dengan baik,
serta dijaga kedaulatannya dari usaha-usaha occupation negara lain. Sejalan
dengan usaha itu, sebuah negara harus memiliki angkatan bersenjata
yang kuat. Dengan militer yg tangguh, kita dapat menangkal setiap
ancaman

lokal,

regional

maupun

internasional.

Alokasi

anggaran

pertahanan 2009 adalah sekitar Rp 35 trilyun, atau menurun dibanding
2008 sebesar Rp 36,39 trilyun. Jumlah ini hanya mendukung sekitar 36%
dari kebutuhan minimum (kebutuhan min Dephan dan TNI sekitar Rp 100,53
trilyun).

Pos

anggaran

terbesar,

80%

difokuskan

untuk

pertumbuhan

ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Dengan anggaran sebesar ini sulit
bagi TNI untuk menjaga wilayah NKRI.
Sebagai

gambaran,

saat

ini

wilayah laut kita seluas 3.257.483 km2 hanya dijaga 2 kapal selam
kelas U-209 buatan Jerman, dimana salah satunya sedang dalam perbaikan
di Korea Selatan dan 114 kapal perang dari berbagai jenis.

Kesiapan

alutsista matra udara hanya 42% dari 222 pesawat. Di Lanud Iswahyudi
Madiun, hanya ada 4 unit pesawat tempur F-16 A/B fighting falcon
buatan 1989 dari total 10 unit. Pesawat tempur terbaru hanya 10 unit
Sukhoi Su-27 dan Su-30 yang tidak didukung sistem radar terbaru
sehingga

diduga

ada

pesawat

asing berteknologi

Stealth (anti

radar)

dan mengunci Sukhoi TNI-AU yang sedang diuji coba di Makasar. Negara negara maju seperti China dan Rusia memiliki sistem peringatan dini
terintegrasi

sehingga

memungkinkan

pesawat

stealth

dipantau
8

pergerakannya. Dengan anggaran yg terbatas, TNI akan sulit menghadapi
musuh apabila tiba masa perang. Ancaman yang datang bisa saja dari
negara tetangga, dari pakta pertahanan negara Commonwealth atau dari
silent

movement

kapal

selam

negara

adidaya

dalam

rangka

strategi

global geopolitiknya.
Reformasi
bisa

segera

pertahanan

dilaksanakan

adalah

apabila

keniscayaan

pemerintah

serius

yang

menanggapinya,

karena saat ini pertahanan Indonesia dibangun atas asumsi kita tidak
akan terlibat perang.
2.3.1 Wilayah sebagai Ruang Hidup
Menurut Ir.Soekarno dalam Sidang BPUPKI, manusia dan tempat
tinggalnya
tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, sebuah negara yang didiami
oleh sekelompok orang haruslah mempunyai ruang/wilayah hidup. Konsep
yang menyamakan negara dengan makhluk hidup ini tertuang dalam
pemikiran Friedrich Ratzel (1844 - 1904) yang menyebutkan bahwa negara
sebagaimana makhluk hidup semakin sempurna dan berkembang membutuhkan
ruas hidup yang makin meluas. Karena itu, politik ekspansif seperti
mendapat

semacam

''pembenaran''

bahwa

hal

itu

sah

-

sah

saja

dilakukan. Penaklukan demi penaklukan dilancarkan satu negara untuk
memperluas hegemoninya. Sementara negara yang lebih lemah sekadar
mempertahankan

eksistensinya.

Kita

bisa

lihat

dari

Malaysia

dan

Singapura yang dulu bergabung dalam satu federasi, berusaha memperluas
pengaruh dan ruang hidupnya sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi
yang luar biasa.
Dalam
mengenai

kaitannya
aksi

dengan

klaim

pemicu,

Blok

ada

Ambalat

beberapa
oleh

dugaan
Malaysia:

1. Malaysia sengaja memprovokasi Indonesia untuk membawa masalah ini
ke

Mahkamah

Internasional,

dimana

Malaysia

adalah

anggota

Persemakmuran (Commonwealth) dan tidak disangkal lagi terdapat banyak
orang/wakil dari negara Persemakmuran yang pastinya akan mengutamakan
9

kepentingan

anggotanya

Sipadan

-

sendiri.

Malaysia

Ligitan

berhasil

dengan

merebut

pulau

cara

ini.

2. Malaysia yang sebetulnya tidak tertarik untuk berkonfrontasi (lagi)
dengan

Indonesia,

memperebutkan
setidaknya
dengan

diperalat

konsesi

konflik

itu

harapan

oleh

minyak.

kartel
Walaupun

memunculkan

sentimen

harganya

akan

minyak
belum
negatif

raksasa
tentu

untuk
berhasil,

pasar

minyak

bergerak

naik.

3. Commonwealth dan sekutunya berusaha ''membuka'' jalur laut tambahan
yang

tidak

pergerakan

dikontrol
kapal

oleh

Indonesia

selam

dengan
mereka

harapan

aktivitas

tidak

dan

terganggu.

Jumlah penduduk Indonesia yang besar sebanding dengan wilayah yang
luas ini, wilayah yang patut dipertahankan dengan semangat yang sama
ketika para pahlawan kita memerdekakannya.
2.4 Kedaulatan Negara dan Pasang Surut Hubungan Antar Bangsa
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi bagi Negara untuk membuat
undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia dan
berlaku di seluruh wilayah dan semua rakyatnya.Kedaulatan merupakan konsep
yuridis dan kedaulatan adalah mutlak harus ada pada suatu Negara.Ciri khas
kedaulatan adalah tidak terikatnya suatu Negara dengan Negara lain.Kedaulatan
timbul dari hak untuk memerintah atas suatu komuniti manusia.Kedaulatan itu
sekaligus memberikan status apakah suatu Negara benar-benar merdeka atau
masih berada di bawah perwalian Negara lain atau PBB.
Kedaulatan Negara dalam hal ini adalah kedaulatan rakyat yang dijunjung
oleh bangsa Indonesia.Kedaulatan ke dalam berarti pemerintah atau Negara
berhak mengatur kepentingan rakyatnya tanpa campur tangan Negara lain.Bangsa
Indonesia secara de facto sudah memiliki kedaulatan ke dalam sejak Proklamasi
Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.Dengan Proklamasi Kemerdekaan,bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan memiliki kesejajaran harkat dan
martabat dengan bangsa lain di dunia.Kedaulatan ke luar berarti Negara atau
pemerintah berhak mengadakan hubungan dan kerja sama dengan Negara lain
guna kepentingan bangsa dan Negara.
10

Sifat kedaulatan menurut Jean Bodin :
1. Permanen

: kedaulatan itu akan tetap ada selama Negara itu ada

2. Asli

: kedaulatan itu tidak akan berasal dari kekuasaan yang
lebih tinggi

3. Bulat (tidak terbagi-bagi) : kedaulatan itu merupakan kekuasaan tertinggi
dalam Negara.
4. Tidak terbatas

: kedaulatan itu tidak dibatasi sebab kalau dibatasi
kedaulatan itu akan lenyap.

Teori kedaulatan :
a.

Teori Kedaulatan Tuhan
Kekuasaan tertinggi ada pada Tuhan.Teori ini berkembang pada
abad pertengahan.Tokoh teori ini adalah Augustinus,Thomas Aquinas dan
Marsilius.Augustinus berpendapat bahwa di dunia ini yang mewakili
Tuhan adalah Paus.Thomas Aquinas berpendapat bahwa kekuasaan raja
dan paus itu sama.Marsilius berpendapat bahwa kekuasaan tertinggi ada
pada raja karena raja adalah wakil Tuhan yang memegang dan
melaksanakan kedaulatan di

dunia.Contohnya antara lain Tenno

(Jepang),Raja Louis XIV (Prancis).
b.

Teori kedaulatan Negara
Negara menciptakan hokum untuk rakyat, tidak untuk penguasa.
Hukum ada karena adanya Negara dan tidak ada hukum yang berlaku jika
tidak dikehendaki oleh Negara. Tokoh teori ini adalah Jean Bodin dan
George Jellinek. Contohnya Hitler (Jerman) dan Mussolini (Italia).

c.

Teori Kedaulatan Hukum
Negara menciptakan hukum untuk seluruh anggota Negara.Raja,
penguasa, rakyat bahkan Negara harus tunduk pada hukum. Tokoh teori ini
adalah Hugo Krabbe.
11

d.

Teori Kedaulatan Rakyat
Pemgang kekuasaan tertinggi adalah rakyat.Teori ini dipelopori
oleh J.J Rousseau.Penguasa hanya melaksanakan kehendak rakyat. Oleh
karena itu, apabila penguasa melakukan tindakan menyimpang dari
kehendak rakyat, maka rakyat dapat mengganti penguasa itu dengan
penguasa baru.
Selain itu, ada John Locke merupakan Bapak HAM yang
mengatakan bahwa semua hak warga Negara dilindungi penguasa. J.J
Rosseau dalam bukunya “Du Contract Social” (Perjanjian Masyarakat) dan
Montesquieu dalam “Trias Politica”.
Kedaulatan yang dianut Negara RI dan Dasar Hukumnya :



Pancasila
Teori kedaulatan rakyat sesuai dengan Pancasila sila ke-4
“Kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan perwakilan”.Secara garis besar, bunyi sila ke-4
Pancasila

tersebut

mengandung

pengertian

bahwa

rakyat

dalam

menjalankan kedaulatannya melalui lembaga perwakilan rakyat. Dalam
memecahkan persoalan yang menyangkut kehidupan bangsa dan Negara,
dilakukan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.


Undang-undang Dasar 1945
Kedaulatan yang berlaku di Indonesia adalah kedaulatan rakyat
terantu pada :
 Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 “…yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.Serta
keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.”
12

 Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 amandemen ke-3 “Kedaulatan adalah
ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar.”
Pasal ini meneguhkan bahwa kedaulatan rakyat yang dianut bangsa
Indonesia yang tidak lagi dijalankan sepenuhnya oleh MPR tetapi
melalui lembaga Negara yang telah ditentukan dalam UUD 1945.
Lembaga Negara yang telah ditentukan adalah MPR, DPR, DPD,
Presiden, Wakil Presiden, BPK, MA, MK, KY dan KPU.
Pokok-pokok system pemerintahan Indonesia dari pasal-pasal UUD 1945
setelah amandemen sebagai berikut:
1. Kekuasaan Negara yang tertinggi berada ditangan rakyat dan
dilaksanakan menurut UUD 1945 (Pasal 1 ayat 2 amandemen ke-3)
2. Negara Indonesia adalah Negara hokum (Pasal 1 ayat 3
amandemen ke-3)
3. Presiden memegang kekuasaan sebagai kepala Negara dan kepala
pemerintahan.
4. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen. Parlemen
tidak dapat menjatuhkan Presiden, sebaliknya Presiden tidak dapat
membubarkan parlemen.
5. Parlemen terdiri atas DPD dan DPR.
6. Presiden bekerja sama dengan parlemen dalam membuat undangundang dan anggaran pendapatan dan belanja Negara.
7. Para menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
Hubungan antar Negara terkait dengan politik, social, ekonomi, budaya
serta pertahanan dan keamanan Negara. Hubungan antar Negara terbagi menjadi 2
yakni secara bilateral adalah hubungan antar 2 negara dan secara multilateral
adalah hubungan antara lebih dari 2 negara maupun banyak Negara. Hubungan
antar Negara ini dapat kita sebut sebagai hubungan Internasional yang termaktub
dalam kerja sama Internasional.
13

Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh
suatu negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
rakyat dan untuk kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama internasional,
yang meliputi kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan keamanan,
kebudayaan, dan ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri masing-masing
Negara.
Fungsi
1. Memperlancar hubungan ekonomi baik dalam bentuk pertukaran hasil
produksi

dan

faktor-faktor

produksi

serta

memperlancar

sistem

pembayaran antarnegara.
2. Menciptakan kerja sama secara timbal balik antarnegara melalui perjanjian
ataupun melalui badan/organisasi internasional.
Banyak sekali hubungan internasional antar negara yang terjalin, seperti
PBB, APEC, OPEC, ASEAN, dan lain-lain. Manfaat hubungan internasional bagi
indonesia, antara lain adalah:
Manfaat

ideologi,

yakni

untuk

menjaga

dan

mempertahankan

kelangsungan hidup bangsa dan Negara;
Manfaat politik, yakni untuk menunjang pelaksanaan kebijakan politik dan
hubungan luar negeri yang di abdikan untuk kepentingan nasional, terutama untuk
kepentingan pembangunan di segala bidang;
Manfaat

ekonomi,

yakni

untuk

menunjang upaya

meningkatkan

pembangunan ekonomi nasional;
Manfaat sosial-budaya, yakni untuk menunjang upaya pembinaan dan
pengembangan nilai-nilai sosial budaya bangsa dalam upaya penanggulangan
terhadap setiap bentuk ancaman, tantangan, hambatan, gangguan dan kejahatan
internasional, dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional;

14

Manfaat perdamaian dan keamanan internasional, yakni untuk menunjang
upaya pemeliharaan dan pemulihan perdamaian, keamanan dan stabilitas
internasional;
Manfaat kemanusiaan, yakni untuk menunjang upaya pencegahan dan
penanggulangan setiap bentuk bencana serta rehabilitasi akibat-akibatnya;
Manfaat lainnya, yakni untuk meningkatkan peranan dan citra Indonesia di forum
internasional dan hubungan antar negara serta kepercayaan masyarakat
internasional."
Pasang surut hubungan antar Negara terlihat dari masalah-masalah terkait
yang telah dijelaskan di atas. Untuk itu setiap bangsa harus mempertahankan
pertahanan dan keamanan negaranya agar tidak menimbulkan kontra maupun
sengketa antar Negara yang satu dengan lainnya. Seluruh warga Negara harus
berpartisipasi dalam pertahanan keamanan Negara.

15

BAB

III

PEN UTUP

3. 1

KESIMPULAN
Terkait

dengan

pemicu

“Reformasi

Pertahanan

Sebuah

Keniscayaan” dapat disimpulkan bahwa Negara kita masih kurang awas
terhadap pertahanan dan ketahanan Negara terutama dalam mengawasi
pulau-pulau terluar di Indonesia dari perompak dan mengawasi batas
laut sesuai dengan yang sudah ditentukan.
Pengontrolan dan pengawasan terbilang terhambat dan banyak
tantangan terutama dalam hal sarana dan prasarana yang ada seperti
kapallaut maupun fasilitas-fasilitas tempur dalam menghadang kapalkapal asing yang masuk wilayah NKRI.
3.2

SARAN
Adapun saran / solusi dalam menyelesaikan dan menanggapi
permasalahan di atas antara lain :
 Tingkat pengawasan terhadap AMBALAT dan pulau-pulau terluar di
Indonesia wajib ditingkatkan
 Guna menjaga keutuhan pertahanan bangsa dan Negara perlu adanya
soft power ( diplomasi ) dan hard power ( invasi dan interfensi militer )
 Hukum pertahanan di Indonesia harus dikuatkan dan tegas sanksinya
 Setiap warga Negara Indonesia wajib ikut serta dalam upaya bela
Negara sebagaimana telah diatur dalam UUD 1945 dengan syarat yang
telah ditentukan
 Setiap warga Negara Indonesia harus bersikap dewasa dan memiliki
kesadaran akan rasa nasionalisme yang tinggi
 Tidak terpancing dalam menanggapi msalah yang ada sehingga tidak
menimbulkan konflik antar Negara
 Penyelesaian sebaiknya dilakukan secara mufakat
16

DAFTAR

PUSTAKA

*. Tim Penulis.2009.Buku Ajar MPKT Bangsa, Negara dan
Hidup.Depok: PDPT UI
*.

Koentjaraningrat.1993.Masalah
Kesukubangsaan
Nasional.Jakarta: UI Press

Lingkungan

dan

Integritas

*. Mustakim.2006.Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMP dan MTs Kelas
VIII.Jakarta: Widya Utama
*.

Majalah

Angkasa,

berbagai

edisi.

organisasi.org/kewajiban-bela-negara-bagi-semua-warga-negara-indonesia-pertahanandan-pembelaan-negara Diakses 15 november 2009. 12:38
http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=4478
Diakses 15 november 2009. 12:47
http://www.polarhome.com/pipermail/marinir/2004-February/000184.html Diakses 15 november
2009. 13:16
http://belanegarari.wordpress.com/2009/10/14/bela-negara-dalam-bahasa-budaya-salah-satuwadah-wawasan-kebangsaan/ Diakses 15 november 2009. 13.56

www.dephan.go.id/modules/php
www.antara.co.id/arc/2009
ranahan.dephan.go.id/index.php
www.detiknews.com/read/2009
www.asiadefense.com/
www.defenselink.mil
www.defensenews.gov
Budiardjo, Prof. Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Edisi Revisi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
http://www.slideshare.net/omcivics/sistem-politik-di-indonesia-presentat

17