Standar audit Sa 315 pengidentifikasian
Standar audit
Sa 315
pengidentifikasian dan penilaian risiko Kesalahan penyajian material melalui pemahaman atas Entitas dan lingkungannya
Standar Audit
Standar audit 315 pEnGindEntiFiKaSian dan pEnilaian riSiKO KESalahan pEnYajian matErial mElalui pEmahaman ataS EntitaS dan linGKunGannYa
(Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini
dianjurkan untuk entitas selain Emiten.)
daFtar iSi
Paragraf
pendahuluan
Ruang Lingkup ..................................................................
1 Tanggal Efektif ....................................................................
Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait ................. 5–10 Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya yang Diharuskan, termasuk Pengendalian Internal Entitas ....
11–24 Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan penyajian Material .......................................
25–31 Dokumentasi .......................................................................
materi penerapan dan penjelasan lain
Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait ................. A1–A16 Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya yang Diharuskan, termasuk Pengendalian Internal Entitas .............................................................. A17–A104
Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan penyajian Material ....................................... A105–130 Dokumentasi ...................................................................... A131–134
lampiran 1:
Komponen Pengendalian Internal
lampiran 2:
Kondisi dan Peristiwa yang Dapat Mengindikasikan Risiko Kesalahan penyajian Material
Standar Audit (“SA”) 315, Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya” harus dibaca bersamaan dengan SA 200, “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit.”
Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya
1 pEndahuluan
3 ruang lingkup
4 1. Standar Audit (“SA”) ini berkaitan dengan tanggung jawab
5 auditor untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan
6 penyajian material dalam laporan keuangan, melalui
7 pemahaman atas entitas dan lingkungannya, termasuk
8 pengendalian internal entitas.
10 tanggal Efektif
11 2. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk
12 periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari
13 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas
14 selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain
18 tujuan
20 3. Tujuan auditor adalah untuk mengidentifikasi dan menilai risiko
21 kesalahan penyajian material, apakah karena kecurangan
22 atau kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan asersi,
23 melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya, termasuk
24 pengendalian internal entitas, oleh karena itu menyediakan
25 suatu dasar untuk merancang dan mengimplementasikan
26 respons terhadap risiko yang ditetapkan atas kesalahan
27 penyajian material tersebut.
30 dEFiniSi
32 4. Untuk tujuan SA ini, istilah berikut memiliki makna sebagai
33 diuraikan di bawah ini:
34 (a) Asersi: Representasi oleh manajemen, secara eksplisit
35 atau dengan cara lain, yang terkandung dalam
36 laporan keuangan, yang dipakai oleh auditor untuk
37 mempertimbangkan berbagai jenis kesalahan penyajian
38 potensial yang mungkin terjadi.
39 (b) Risiko bisnis: Suatu risiko sebagai akibat dari kondisi,
40 peristiwa, keadaan, tindakan atau tidak adanya tindakan
41 signifikan yang dapat berdampak negatif terhadap
42 kemampuan entitas dalam mencapai tujuannya dan
Standar Audit
1 dalam melaksanakan strateginya, atau dari penetapan
2 sasaran dan strategi yang tidak tepat.
3 (c) Pengendalian internal: Proses yang dirancang,
4 diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak yang
5 bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, dan
6 personel lain untuk menyediakan keyakinan memadai
7 tentang pencapaian tujuan suatu entitas yang berkaitan
8 dengan keandalan pelaporan keuangan, efisiensi dan
9 efektivitas operasi, dan kepatuhan terhadap peraturan
10 perundang-undangan. Istilah “pengendalian” mengacu
11 pada setiap aspek dari satu atau lebih komponen
12 pengendalian internal.
13 (d) Prosedur penilaian risiko: Prosedur audit yang
14 dilaksanakan untuk memperoleh suatu pemahaman
15 tentang entitas dan lingkungannya, termasuk
16 pengendalian internal entitas, untuk mengidentifikasi
17 dan menilai risiko kesalahan penyajian material, apakah
18 karena kecurangan atau kesalahan, pada tingkat laporan
19 keuangan dan asersi.
20 (e) Risiko signifikan: Suatu risiko kesalahan penyajian
21 material yang diidentifikasi dan dinilai yang, dalam
22 pertimbangan auditor, memerlukan pertimbangan audit
26 KEtEntuan
28 prosedur penilaian risiko dan aktivitas terkait
29 5. Auditor harus melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk
30 menyediakan suatu dasar bagi pengidentifikasian dan
31 penilaian risiko kesalahan penyajian material pada tingkat
32 laporan keuangan dan asersi. Namun, prosedur penilaian
33 risiko semata tidak menyediakan bukti audit yang cukup dan
34 tepat sebagai dasar opini audit. (Ref: Para. A1–A5)
36 6. Prosedur penilaian risiko harus mencakup berikut:
37 (a) Permintaan keterangan dari manajemen, dan personel
38 lain dalam entitas yang menurut pertimbangan auditor
39 kemungkinan memiliki informasi yang mungkin
40 membantu dalam mengidentifikasi risiko kesalahan
41 penyajian material karena kecurangan atau kesalahan.
42 (Ref: Para. A6)
Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya
1 (b) Prosedur analitis. (Ref: Para. A7–A10)
2 (c) Observasi dan inspeksi. (Ref: Para. A11)
4 7. Auditor harus mempertimbangkan apakah informasi yang
5 diperoleh dari proses penerimaan atau keberlanjutan
6 hubungan dengan klien relevan untuk mengidentifikasi risiko
7 kesalahan penyajian material.
9 8. Jika rekan perikatan telah melaksanakan perikatan lain untuk
10 entitas tersebut, rekan perikatan harus mempertimbangkan
11 apakah informasi yang diperoleh relevan untuk mengidentifikasi
12 risiko kesalahan penyajian material.
14 9. Jika auditor bermaksud untuk menggunakan informasi yang
15 diperoleh dari pengalaman sebelumnya dengan entitas
16 tersebut dan dari prosedur audit yang dilaksanakan dalam
17 audit sebelumnya, auditor harus menentukan apakah informasi
18 tersebut relevan dengan audit kini. (Ref: Para. A12–A13)
20 10. Rekan perikatan dan anggota kunci tim perikatan harus
21 mendiskusikan kerentanan laporan keuangan entitas terhadap
22 kesalahan penyajian material, dan penerapan kerangka
23 pelaporan keuangan yang berlaku terhadap fakta dan kondisi
24 entitas tersebut. Rekan perikatan harus menentukan hal mana
25 yang dikomunikasikan kepada anggota tim perikatan yang
26 tidak terlibat dalam diskusi. (Ref: Para. A14–A16)
28 pemahaman atas Entitas dan lingkungannya yang diharuskan,
29 termasuk pengendalian internal Entitas
30 Entitas dan Lingkungannya
31 11. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman berikut:
32 (a) Faktor-faktor industri, peraturan, dan eksternal lain
33 termasuk kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
34 (Ref: Para. A17–A22)
35 (b) Sifat entitas, termasuk:
36 (i) Operasinya;
37 (ii) Struktur kepemilikan dan tata kelolanya;
38 (iii) Jenis investasi yang dilakukan dan yang rencananya
39 akan dilakukan oleh entitas, termasuk investasi
40 dalam entitas bertujuan khusus; dan
Standar Audit
1 (iv) Cara entitas tersebut distrukturisasi dan bagaimana
2 entitas tersebut dibiayai,
3 untuk memungkinkan auditor memahami golongan
4 transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang
5 diharapkan ada dalam laporan keuangan. (Ref: Para.
6 A23–A27)
7 (c) Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi oleh
8 entitas, termasuk alasan perubahannya. Auditor harus
9 mengevaluasi apakah kebijakan akuntansi entitas adalah
10 tepat untuk bisnisnya dan konsisten dengan kerangka
11 pelaporan keuangan yang berlaku dan kebijakan
12 akuntansi yang digunakan dalam industri yang relevan.
13 (Ref: Para. A28)
14 (d) Tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis terkait yang
15 dapat menimbulkan risiko kesalahan penyajian material.
16 (Ref: Para. A29–A35)
17 (e) Pengukuran dan penelahaan atas kinerja keuangan
18 entitas. (Ref: Para. A36–A41)
20 Pengendalian Internal Entitas
21 12. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas
22 pengendalian internal yang relevan dengan audit. Meskipun
23 sebagian besar pengendalian yang relevan dengan audit
24 kemungkinan berhubungan dengan pelaporan keuangan,
25 namun tidak semua pengendalian yang berhubungan dengan
26 pelaporan keuangan relevan dengan audit. Ini merupakan
27 hal yang berkaitan dengan pertimbangan profesional auditor
28 apakah suatu pengendalian, secara individual atau bersama-
29 sama dengan yang lain, merupakan hal yang relevan dengan
30 audit. (Ref: Para. A42–A65)
32 Sifat dan Luas Pemahaman atas Pengendalian yang Relevan
33 13. Pada waktu memperoleh suatu pemahaman tentang
34 pengendalian yang relevan dengan audit, auditor
35 harus mengevaluasi rancangan pengendalian tersebut
36 dan menentukan apakah pengendalian tersebut telah
37 diimplementasikan, dengan melaksanakan prosedur sebagai
38 tambahan terhadap permintaan keterangan dari personel
39 entitas. (Ref: Para. A66–A68)
Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya
1 Komponen Pengendalian Internal
2 Lingkungan pengendalian
3 14. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas lingkungan
4 pengendalian. Sebagai bagian dari pemerolehan pemahaman
5 ini, auditor harus mengevaluasi apakah:
6 (a) Manajemen, dengan pengawasan dari pihak yang
7 bertanggung jawab atas tata kelola, telah menciptakan
8 dan memelihara suatu budaya jujur dan perilaku etis;
9 dan
10 (b) Kekuatan dalam unsur lingkungan pengendalian secara
11 kolektif menyediakan fondasi yang semestinya untuk
12 komponen lain pengendalian internal, dan apakah
13 komponen lain tersebut tidak dirusak oleh defisiensi
14 dalam lingkungan pengendalian. (Ref: Para. A69–A78)
16 Proses penilaian risiko entitas
17 15. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang apakah
18 entitas memiliki suatu proses untuk:
19 (a) Mengidentifikasi risiko bisnis yang relevan dengan tujuan
20 pelaporan keuangan;
21 (b) Mengestimasi signifikansi risiko;
22 (c) Menentukan kemungkinan terjadinya risiko tersebut;
23 dan
24 (d) Memutuskan tentang tindakan untuk menangani risiko
25 tersebut. (Ref: Para. A79)
27 16. Jika entitas telah menetapkan proses tersebut di atas (disebut
28 selanjutnya sebagai “proses penilaian risiko entitas”), auditor
29 harus memperoleh pemahaman tentang proses tersebut
30 dan hasilnya. Jika auditor mengidentifikasi risiko kesalahan
31 penyajian material yang gagal diidentifikasi oleh manajemen,
32 maka auditor harus mengevaluasi apakah terdapat suatu jenis
33 risiko yang diharapkan oleh auditor akan teridentifikasi oleh
34 proses penilaian risiko entitas tersebut. Jika terdapat risiko
35 semacam itu, maka auditor harus memperoleh pemahaman
36 tentang mengapa proses tersebut gagal mengindentifikasinya,
37 dan mengevaluasi apakah proses tersebut sudah tepat atau
38 menentukan apakah terdapat suatu defisiensi signifikan
39 dalam pengendalian internal yang berkaitan dengan proses
40 penilaian risiko entitas.
Standar Audit
1 17. Jika entitas belum menetapkan proses tersebut di atas atau
2 memiliki suatu proses khusus (ad hoc), maka auditor harus
3 mendiskusikan dengan manajemen tentang apakah risiko
4 bisnis yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan telah
5 diidentifikasi dan bagaimana risiko tersebut ditangani. Auditor
6 harus mengevaluasi apakah ketiadaan proses penilaian risiko
7 yang didokumentasi sudah tepat sesuai dengan kondisinya,
8 atau menentukan apakah ketiadaan tersebut merupakan
9 suatu defisiensi signifikan dalam pengendalian internal (Ref:
10 Para. A80)
12 Sistem informasi, termasuk proses bisnis yang terkait, yang relevan
13 dengan pelaporan keuangan, dan komunikasi
14 18. Auditor harus memperoleh pemahaman tentang sistem
15 informasi, termasuk proses bisnis yang terkait, yang relevan
16 dengan pelaporan keuangan, termasuk hal-hal sebagai
17 berikut:
18 (a) Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan
19 terhadap laporan keuangan;
20 (b) Prosedur, baik dalam teknologi informasi maupun sistem
21 manual, yang olehnya transaksi dimulai, dicatat, diproses,
22 dan dikoreksi sebagaimana mestinya, ditransfer ke buku
23 besar, dan dilaporkan dalam laporan keuangan;
24 (c) Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun
25 spesifik dalam laporan keuangan yang digunakan
26 untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan
27 transaksi; hal ini mencakup koreksi terhadap informasi
28 yang salah dan bagaimana informasi tersebut ditransfer
29 ke buku besar. Catatan tesebut dapat dalam bentuk
30 manual atau elektronis;
31 (d) Bagaimana sistem informasi menangkap peristiwa
32 dan kondisi (selain transaksi) yang signifikan terhadap
33 laporan keuangan;
34 (e) Proses pelaporan keuangan yang digunakan untuk
35 menyusun laporan keuangan entitas, termasuk estimasi
36 akuntansi dan pengungkapan yang signifikan; dan
37 (f) Pengendalian di sekitar entri jurnal, termasuk entri jurnal
38 nonstandar yang digunakan untuk mencatat transaksi
39 yang tidak berulang atau tidak biasa, atau penyesuaian.
40 (Ref: Para. A81–A85)
Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya
1 19. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang
2 bagaimana entitas mengomunikasikan peran dan tanggung
3 jawab pelaporan keuangan serta hal-hal signifikan yang
4 berkaitan dengan pelaporan keuangan, termasuk: (Ref: Para.
5 A86–A87)
6 (a) Komunikasi antara manajemen dengan pihak yang
7 bertanggung jawab atas tata kelola; dan
8 (b) Komunikasi eksternal, seperti dengan otoritas
9 pengatur.
11 Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit
12 20. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang
13 aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit, yaitu
14 aktivitas pengendalian yang dipandang perlu oleh auditor
15 untuk dipahami agar dapat menilai risiko kesalahan penyajian
16 material pada tingkat asersi dan merancang prosedur audit
17 lebih lanjut yang responsif terhadap risiko yang dinilai. Suatu
18 audit tidak membutuhkan suatu pemahaman tentang seluruh
19 aktivitas pengendalian yang terkait dengan setiap golongan
20 transaksi signifikan, saldo akun, dan pengungkapan dalam
21 laporan keuangan atau tentang setiap asersi yang relevan
22 dengannya. (Ref: Para. A88–A94)
24 21. Dalam memahami aktivitas pengendalian entitas, auditor harus
25 memperoleh suatu pemahaman tentang bagaimana entitas
26 telah merespons terhadap risiko yang timbul dari teknologi
27 informasi. (Ref: Para. A95–A97)
29 Pemantauan atas pengendalian
30 22. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang
31 aktivitas utama yang digunakan oleh entitas untuk memantau
32 pengendaian internal atas pelaporan keuangan, termasuk
33 yang berkaitan dengan aktivitas pengendalian yang relevan
34 dengan audit, dan bagaimana entitas melaksanakan tindakan
35 perbaikan terhadap defisiensi dalam pengendaliannya. (Ref:
36 Para. A98–A100)
Standar Audit
1 23. Jika entitas memiliki fungsi audit internal, 1 maka auditor harus
2 memperoleh suatu pemahaman tentang hal-hal di bawah
3 ini untuk menentukan apakah fungsi tersebut kemungkinan
4 relevan dengan audit:
5 (a) Sifat tanggung jawab fungsi audit internal dan bagaimana
6 fungsi tersebut cocok dengan struktur organisasi entitas;
7 dan
8 (b) Aktivitas yang dilakukan atau yang akan dilakukan oleh
9 fungsi audit internal. (Ref: Para. A101–A103)
11 24. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang sumber
12 informasi yang digunakan dalam aktivitas pemantauan
13 entitas, dan dasar bagi manajemen untuk mempertimbangkan
14 apakah informasi tersebut cukup dapat diandalkan untuk
15 tujuan tersebut. (Ref: Para. A104)
17 pengidentifikasian dan penilaian risiko Kesalahan penyajian
18 material
19 25. Auditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan
20 penyajian material pada:
21 (a) Tingkat laporan keuangan; dan (Ref: Para. A105–A108)
22 (b) Tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan
23 pengungkapan, (Ref: Para. A109–A113)
24 untuk menyediakan suatu basis bagi perancangan dan
25 pelaksanaan prosedur audit lanjutan.
27 26. Untuk tujuan ini, auditor harus:
28 (a) Mengidentifikasi risiko sepanjang proses pemerolehan
29 pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk
30 pengendalian relevan yang berkaitan dengan risiko, dan
31 dengan mempertimbangkan golongan transaksi, saldo
32 akun, dan pengungkapan dalam laporan keuangan; (Ref:
33 Para. A114–A115)
34 (b) Menilai dan mengidentifikasi risiko, serta mengevaluasi
35 apakah risiko tersebut berkaitan secara lebih pervasif
39 Istilah “fungsi audit internal” didefinisikan dalam paragraf 7(a) dari SA 610,
40 “Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal,” sebagai: “Suatu aktivitas penilaian yang ditetapkan atau disediakan sebagai suatu fungsi jasa bagi entitas.
41 Fungsinya mencakup, antara lain, pemeriksaan, pengevaluasian, dan
42 pemantauan kecukupan dan efektivitas pengendalian internal.”
Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya
1 terhadap laporan keuangan secara keseluruhan dan
2 secara potensial memengaruhi banyak asersi;
3 (c) Menghubungankan risiko yang diidentifikasi dengan apa
4 yang bisa menjadi salah (what can go wrong) pada tingkat
5 asersi, dengan memperhitungkan pengendalian relevan
6 yang hendak diuji oleh auditor; dan (Ref: Para. A116-A118)
7 (d) Mempertimbangkan kemungkinan kesalahan penyajian,
8 termasuk kemungkinan kesalahan penyajian multipel,dan
9 apakah potensi kesalahan penyajian yang besar tersebut
10 dapat mengakibatkan suatu kesalahan penyajian
11 material.
13 Risiko yang Membutuhkan Pertimbangan Audit Khusus
14 27. Sebagai bagian dari penilaian risiko sebagaimana dijelaskan
15 dalam paragraf 25, auditor harus menentukan apakah risiko
16 yang diidentifikasi adalah, menurut pertimbangan auditor,
17 suatu risiko yang signifikan. Dalam melakukan pertimbangan
18 tersebut, auditor tidak boleh memperhitungkan pengaruh
19 pengendalian yang diidentifikasi terkait dengan risiko
20 tersebut.
22 28. Dalam melakukan pertimbangan atas penentuan suatu risiko
23 sebagai risiko yang signifikan (significant risks), auditor harus
24 mempertimbangkan paling tidak hal-hal sebagai berikut:
25 (a) Apakah risiko tersebut merupakan suatu risiko
26 kecurangan;
27 (b) Apakah risiko tersebut terkait dengan perkembangan
28 terkini yang signifikan dalam bidang ekonomi, akuntansi,
29 atau lainnya, dan oleh karena itu, membutuhkan perhatian
30 spesifik;
31 (c) Kompleksitas transaksi;
32 (d) Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi signifikan
33 dengan pihak yang berelasi;
34 (e) Derajat subjektivitas dalam pengukuran informasi keuangan
35 yang berkaitan risiko, terutama pengukuran yang melibatkan
36 ketidakpastian pengukuran yang luas; dan
37 (f) Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi signifikan
38 yang terjadi di luar kegiatan bisnis normal entitas, atau
39 yang tampaknya tidak biasa. (Ref. Para. A119–A123)
Standar Audit
1 29. Jika auditor telah menentukan bahwa terdapat suatu risiko
2 signifikan, auditor harus memperoleh suatu pemahaman
3 tentang pengendalian entitas, termasuk aktivitas pengendalian
4 yang relevan dengan risiko tersebut. (Ref: Para. A124–A126)
6 Risiko ketika Prosedur Subtantif Semata Tidak Menyediakan Bukti
7 Audit yang Cukup dan Tepat
8 30. Sehubungan dengan beberapa risiko, auditor dapat
9 memutuskan bahwa adalah tidak mungkin atau tidak praktis
10 untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat hanya dari
11 prosedur substantif. Risiko seperti itu dapat berkaitan dengan
12 pencatatan yang tidak akurat atau tidak lengkap atas golongan
13 transaksi atau saldo akun yang rutin dan signifikan, yaitu yang
14 karakteristiknya sering memperbolehkan pengolahan dengan
15 otomatisasi yang tinggi dengan sedikit atau tanpa intervensi
16 manual. Dalam kasus tersebut, pengendalian entitas atas
17 risiko tersebut adalah relevan dengan audit, dan auditor harus
18 memperoleh suatu pemahaman tentang hal tersebut. (Ref:
19 Para. A127–A129)
21 Revisi Penilaian Risiko
22 31. Penilaian risiko auditor atas risiko kesalahan penyajian material
23 pada tingkat asersi dapat berubah selama pelaksanaan
24 audit, sejalan dengan diperolehnya bukti audit tambahan.
25 Dalam kondisi ketika auditor memperoleh bukti audit dari
26 pelaksanaan prosedur audit lanjutan, atau ketika informasi
27 baru diperoleh, yang kedua bukti tersebut tidak konsisten
28 dengan bukti audit awal yang menjadi dasar penilaian,
29 auditor harus merevisi penilaian tersebut, dan oleh karena
30 itu, memodifikasi prosedur audit lanjutan yang direncanakan
31 sebelumnya. (Ref: Para. A130)
33 dokumentasi
34 32. Auditor harus memasukkan ke dalam dokumentasi audit: 2
35 (a) Diskusi di antara tim perikatan sebagaimana diharuskan
36 oleh paragraf 10, dan keputusan signifikan yang dicapai;
37 (b) Unsur kunci atas pemahaman yang diperoleh tentang
38 setiap aspek entitas dan lingkungannya yang tercantum
39 dalam paragraf 11 dan setiap komponen pengendalian
42 2 SA 230, “Dokumentasi Audit,” paragraf 8–11 dan A6.
Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya
1 internal yang tercantum dalam paragraf 14–24;
2 sumber informasi yang digunakan dalam memperoleh
3 pemahaman tersebut; dan prosedur penilaian risiko yang
4 dilaksanakan;
5 (c) Risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi
6 dan dinilai pada tingkat laporan keuangan dan pada
7 tingkat asersi sebagaimana yang diharuskan oleh
8 paragraf 25; dan
9 (d) Risiko yang teridentifikasi, dan pengendalian yang
10 berkaitan yang atasnya auditor telah memperoleh suatu
11 pemahaman, sebagai hasil dari ketentuan dalam paragraf
12 27–30. (Ref: Para. A131–A134)
16 pEnErapan dan matEri pEnjElaSan lain
18 prosedur penilaian risiko dan aktivitas terkait (Ref: Para. 5)
19 A1. Pemerolehan suatu pemahaman tentang entitas dan
20 lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas
21 (selanjutnya disebut sebagai “pemahaman atas entitas”)
22 merupakan suatu proses pengumpulan, pemutakhiran, dan
23 penganalisisan informasi secara berkelanjutan dan dinamis
24 sepanjang audit. Pemahaman menetapkan suatu kerangka
25 acuan yang di dalamnya auditor merencanakan audit dan
26 melaksanakan keputusan profesional sepanjang audit,
27 sebagai contoh, ketika:
28 • Penilaian risiko kesalahan penyajian material laporan
29 keuangan;
30 • Penentuan materialitas berdasarkan SA 320; 3
31 • Pertimbangan ketepatan pemilihan dan penerapan
32 kebijakan akuntansi, dan kecukupan pengungkapan
33 laporan keuangan;
34 • Pengidentifikasian bidang-bidang yang mungkin
35 memerlukan pertimbangan khusus, sebagai contoh,
36 transaksi pihak yang berelasi, ketepatan manajemen
37 dalam menggunakan asumsi kelangsungan hidup, atau
38 pertimbangan atas tujuan bisnis transaksi;
42 3 SA 320, “Materialitas dalam tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit.”
Standar Audit
1 • Pengembangan ekspektasi untuk digunakan ketika
2 melakukan prosedur analitis;
3 • Respons terhadap penilaian risiko kesalahan penyajian
4 material, termasuk perancangan dan pelaksanaan
5 prosedur audit lebih lanjut untuk memperoleh bukti audit
6 yang cukup dan tepat; dan
7 • Pengevaluasian atas kecukupan dan ketepatan bukti audit
8 yang diperoleh, seperti ketepatan asumsi dan representasi
9 tertulis maupun tidak tertulis dari manajemen.
11 A2. Informasi yang diperoleh dari pelaksanaan prosedur
12 penilaian risiko dan aktivitas terkait dapat digunakan oleh
13 auditor sebagai bukti audit untuk mendukung penilaian
14 risiko kesalahan penyajian material. Di samping itu, auditor
15 dapat memperoleh bukti audit tentang golongan transaksi,
16 saldo akun, atau pegungkapan, dan asersi yang terkait, serta
17 tentang efektivitas operasi pengendalian, meskipun prosedur
18 tersebut tidak secara spesifik direncanakan sebagai prosedur
19 substantif atau sebagai pengujian pengendalian. Auditor juga
20 dapat memilih untuk melaksanakan prosedur substantif atau
21 pengujian pengendalian secara bersamaan dengan prosedur
22 penilaian risiko karena adalah efisien untuk melaksanakan hal
23 tersebut.
25 A3. Auditor menggunakan pertimbangan profesional untuk
26 menentukan luas pemahaman yang diharuskan. Pertimbangan
27 utama auditor adalah apakah pemahaman yang telah
28 diperoleh tersebut adalah cukup untuk memenuhi tujuan
29 yang dinyatakan dalam SA ini. Kedalaman pemahaman
30 secara keseluruhan yang dituntut dari auditor adalah lebih
31 rendah daripada yang dimiliki oleh manajemen entitas dalam
32 pengelolaan entitas.
34 A4. Risiko yang harus dinilai mencakup baik risiko karena
35 kesalahan maupun risiko karena kecurangan, dan keduanya
36 dicakup dalam SA ini. Namun, signifikansi kecurangan
37 adalah sedemikian penting sehingga ketentuan dan
38 panduan lebih lanjut dimasukkan dalam SA 240 yang
39 berkaitan dengan prosedur penilaian risiko dan aktivitas
40 terkait untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk
Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya
1 mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material karena
2 kecurangan. 4
4 A5. Meskipun auditor dituntut untuk melaksanakan semua
5 prosedur penilaian risiko yang dijelaskan dalam paragraf 6
6 dalam pelaksanaan pemerolehan pemahaman entitas yang
7 diharuskan (lihat paragraf 11–24), auditor tidak dituntut
8 untuk melaksanakan semua prosedur untuk setiap aspek
9 pemahaman tersebut. Prosedur lain dapat dilaksanakan
10 jika informasi yang harus diperoleh dari prosedur tersebut
11 kemungkinan bermanfaat dalam mengidentifikasi risiko
12 kesalahan penyajian material. Contoh prosedur tersebut
13 mencakup:
14 • Penelaahan atas informasi yang diperoleh dari sumber
15 eksternal seperti jurnal ekonomi dan perdagangan;
16 laporan analis, bank, atau lembaga pemeringkat; atau
17 publikasi badan pengatur dan publikasi keuangan.
18 • Permintaan keterangan dari penasihat hukum ekternal
19 entitas atau pakar valuasi yang digunakan oleh entitas.
21 Permintaan Keterangan dari Manajemen dan Personel Lain dalam
22 Entitas (Ref: Para. 6(a))
23 A6. Banyak informasi yang didapat dari permintaan keterangan
24 oleh auditor diperoleh dari manajemen dan personel yang
25 bertanggung jawab atas pelaporan keuangan. Namun, auditor
26 dapat juga memperoleh informasi, atau suatu perspektif yang
27 berbeda dalam mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian
28 material, melalui permintaan keterangan dari personel
29 lain dalam entitas dan karyawan lain dari berbagai tingkat
30 wewenang. Sebagai contoh:
31 • Permintaan keterangan yang ditujukan kepada pihak
32 yang bertanggung jawab atas tata kelola dapat membantu
33 auditor untuk memahami lingkungan tempat laporan
34 keuangan disusun.
35 • Permintaan keterangan yang ditujukan kepada personel
36 audit internal dapat menyediakan informasi tentang
37 prosedur audit internal yang dilaksanakan selama
38 tahun terkait yang berhubungan dengan rancangan
41 4 SA 240, “Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu
42 Audit atas Laporan Keuangan,” paragraf 12–-24.
Standar Audit
1 dan efektivitas pengendalian internal entitas dan apakah
2 manajemen telah merespons dengan memuaskan
3 temuan dari prosedur tersebut.
4 • Permintaan keterangan dari karyawan yang terlibat dalam
5 penginisiasian, pengolahan, atau pencatatan transaksi
6 yang kompleks atau tidak biasa dapat membantu auditor
7 untuk mengevaluasi ketepatan pemilihan dan penerapan
8 kebijakan akuntansi tertentu.
9 • Permintaan keterangan yang ditujukan kepada penasihat
10 hukum internal dapat menyediakan informasi tentang
11 hal-hal seperti litigasi, kepatuhan terhadap peraturan
12 perundang-undangan, pengetahuan tentang kecurangan
13 atau dugaan kecurangan yang memengaruhi entitas,
14 warranties, kewajiban pascapenjualan, pengaturan
15 (seperti joint venture) dengan rekan bisnis dan makna
16 ketentuan kontrak.
17 • Permintaan keterangan yang ditujukan kepada personel
18 pemasaran atau penjualan dapat menyediakan informasi
19 tentang perubahan dalam strategi pemasaran, tren
20 penjualan, atau pengaturan kontraktual entitas dengan
21 pelanggannya.
23 Prosedur Analitis (Ref: Para. 6(b))
24 A7. Prosedur analitis yang dilaksanakan sebagai prosedur
25 penilaian risiko dapat mengidentifikasi aspek-aspek
26 dalam entitas yang tidak disadari oleh auditor dan dapat
27 membantu dalam menilai risiko kesalahan penyajian material
28 agar menyediakan suatu basis untuk perancangan dan
29 pengimplementasian respons terhadap risiko yang dinilai.
30 Prosedur analitis yang dilaksanakan sebagai prosedur
31 penilaian risiko dapat mencakup baik informasi keuangan
32 maupun informasi nonkeuangan, sebagai contoh, hubungan
33 antara penjualan dengan luas tempat penjualan atau dengan
34 kuantitas barang yang dijual.
36 A8. Prosedur analitis dapat membantu auditor untuk
37 mengidentifikasi eksistensi transaksi atau peristiwa, serta
38 jumlah, rasio, dan tren yang tidak biasa, yang dapat
39 mengindikasikan hal-hal yang memiliki implikasi audit.
40 Hubungan yang tidak biasa atau yang tidak diharapkan yang
41 teridentifikasi dapat membantu auditor dalam mengidentifikasi
Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya
1 risiko kesalahan penyajian material, terutama risiko kesalahan
2 penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan.
4 A9. Namun, ketika prosedur analitis tersebut menggunakan
5 data yang diagregasi secara garis besar (high level) (situasi
6 seperti ini kemungkinan ditemukan dalam prosedur analitis
7 yang dilaksanakan sebagai prosedur penilaian risiko),
8 hasil prosedur analitis tersebut hanya menyediakan suatu
9 indikasi awal yang luas tentang apakah suatu kesalahan
10 penyajian material kemungkinan ada. Oleh karena itu, dalam
11 kasus seperti itu, pertimbangan atas informasi lain yang
12 telah dikumpulkan ketika mengidentifikasi risiko kesalahan
13 penyajian material bersama dengan hasil prosedur analitis
14 tersebut dapat membantu auditor dalam memahami dan
15 mengevaluasi hasil prosedur analitis tersebut.
17 Pertimbangan Spesifik bagi Entitas yang Lebih Kecil
18 A10. Beberapa entitas yang lebih kecil mungkin tidak memiliki
19 informasi keuangan interim atau bulanan yang dapat digunakan
20 untuk tujuan prosedur analitis. Dalam kondisi ini, meskipun
21 auditor mungkin dapat melaksanakan prosedur analitis
22 terbatas untuk tujuan perencanaan audit atau memperoleh
23 beberapa informasi melalui permintaan keterangan, auditor
24 mungkin perlu merencanakan pelaksanaan prosedur analitis
25 untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian
26 material ketika draft awal laporan keuangan entitas tersedia.
28 Observasi dan Inspeksi (Ref: Para. 6(c))
29 A11. Observasi dan inspeksi dapat mendukung permintaan
30 keterangan dari manajemen dan pihak lain, serta dapat juga
31 menyediakan informasi tentang entitas dan lingkungannya.
32 Contoh prosedur audit tersebut mencakup observasi atau
33 inspeksi atas hal-hal sebagai berikut:
Operasi entitas.
35 • Dokumen (seperti rencana dan strategi bisnis), catatan,
36 dan manual pengendalian internal.
37 • Laporan yang disusun oleh manajemen (seperti laporan
38 manajemen triwulanan dan laporan keuangan interim)
39 dan oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
40 (seperti risalah rapat dewan komisaris).
Gedung dan fasilitas pabrik entitas.
Standar Audit
1 Informasi yang Diperoleh dalam Periode Lalu (Ref: Para. 9)
2 A12. Pengalaman sebelumnya auditor dengan entitas dan prosedur
3 audit yang dilaksanakan dalam audit sebelumnya dapat
4 menyediakan bagi auditor informasi tentang hal-hal seperti
5 berikut:
6 • Kesalahan penyajian periode lalu dan apakah kesalahan
7 penyajian tersebut telah dikoreksi secara tepat waktu.
8 • Sifat entitas dan lingkungannya, dan pengendalian
9 internal entitas (termasuk defisiensi dalam pengendalian
10 internal).
11 • Perubahan signifikan yang kemungkinan telah terjadi
12 dalam entitas atau operasinya sejak periode keuangan
13 lalu, yang dapat membantu auditor dalam memperoleh
14 suatu pemahaman yang cukup tentang entitas untuk
15 mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian
16 material.
18 A13. Auditor diharuskan untuk menentukan apakah informasi
19 yang diperoleh dalam periode lalu tetap relevan, jika
20 auditor bermaksud untuk menggunakan informasi tersebut
21 untuk tujuan audit periode kini. Hal ini karena perubahan
22 dalam lingkungan pengendalian, sebagai contoh, dapat
23 memengaruhi relevansi informasi yang diperoleh dalam tahun
24 sebelumnya. Untuk menentukan apakah perubahan telah
25 terjadi yang dapat memengaruhi relevansi informasi tersebut,
26 auditor dapat meminta keterangan dan melaksanakan
27 prosedur audit yang tepat lainnya, seperti walk-through atas
28 sistem yang relevan.
30 Pembahasan di Antara Tim Perikatan (Ref: Para. 10)
31 A14. Diskusi di antara tim perikatan tentang kerentanan laporan
32 keuangan entitas terhadap kesalahan penyajian material:
33 • Menyediakan suatu peluang untuk anggota tim
34 perikatan yang lebih berpengalaman, termasuk rekan
35 perikatan, dalam berbagi wawasan mereka berdasarkan
36 pengetahuan mereka tentang entitas.
37 • Memungkinkan anggota tim perikatan untuk bertukar
38 informasi tentang risiko bisnis yang terkait dengan
39 entitas dan tentang bagaimana dan pada bagian mana
40 dari laporan keuangan kemungkinan rentan terhadap
41 kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
42 kecurangan atau kesalahan.
Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya
1 • Membantu anggota tim perikatan untuk memperoleh
2 pemahaman yang lebih baik tentang kesalahan penyajian
3 material yang potensial pada laporan keuangan dalam
4 bidang spesifik yang ditugaskan kepada mereka, dan
5 untuk memahami sejauh mana prosedur audit lanjutan
6 yang dilaksanakan oleh mereka dapat memengaruhi
7 aspek lain dari audit, termasuk keputusan tentang sifat,
8 saat, dan luas prosedur audit lanjutan.
9 • Menyediakan suatu basis bagi anggota tim perikatan
10 untuk mengomunikasikan dan berbagi informasi baru
11 yang diperoleh selama audit yang dapat memengaruhi
12 penilaian risiko kesalahan penyajian material atau
13 prosedur audit yang dilaksanakan untuk merespons
14 risiko tersebut.
15 SA 240 menyediakan ketentuan dan panduan lebih lanjut
16 tentang diskusi di antara anggota tim perikatan tentang risiko
17 kecurangan. 5
19 A15. Tidak selalu perlu atau praktis dalam diskusi untuk
20 mengikutsertakan seluruh anggota tim perikatan dalam
21 suatu diskusi tunggal (seperti, sebagai contoh, dalam suatu
22 audit lokasi multipel), atau juga tidak selalu perlu bagi semua
23 anggota tim perikatan untuk diinformasikan mengenai seluruh
24 keputusan yang dihasilkan dalam diskusi tersebut. Rekan
25 perikatan dapat mendiskusikan hal-hal dengan anggota
26 kunci tim perikatan, termasuk, jika dipandang tepat, personel
27 dengan keahlian atau pengetahuan spesifik, dan personel
28 yang bertanggung jawab atas audit komponen, sementara
29 mendelegasikan diskusi kepada personel lain, dengan
30 memperhitungkan luas komunikasi yang dipandang perlu
31 di seluruh tim perikatan. Suatu rencana komunikasi, yang
32 disepakati oleh rekan perikatan, dapat bermanfaat.
34 Pertimbangan Spesifik bagi Entitas yang Lebih Kecil
35 A16. Banyak audit yang dilakukan terhadap entitas yang lebih
36 kecil dilaksanakan seluruhnya oleh rekan perikatan (yang
37 kemungkinan berupa praktisi tunggal). Dalam situasi
38 seperti itu, rekan perikatan, yang telah melaksanakan
39 sendiri perencanaan audit, bertanggung jawab untuk
42 5 SA 240, paragraf 15.
Standar Audit
1 mempertimbangkan kerentanan laporan keuangan entitas
2 terhadap kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
3 kecurangan atau kesalahan.
5 pemahaman atas Entitas dan lingkungannya yang diharuskan,
6 termasuk pengendalian internal Entitas
7 Entitas dan lingkungannya
8 Faktor Industri, Regulasi, dan Eksternal Lainnya (Ref: Para. 11(a))
9 Faktor Industri
10 A17. Faktor industri yang relevan mencakup kondisi industri seperti
11 lingkungan yang kompetitif, hubungan dengan pemasok dan
12 pelanggan, dan perkembangan teknologi. Contoh hal-hal
13 yang dapat dipertimbangkan oleh auditor mencakup:
14 • Pasar dan kompetisi, termasuk permintaan, kapasitas,
15 dan kompetisi harga.
16 • Aktivitas yang terjadi berdasarkan siklus atau yang
17 bersifat musiman.
18 • Teknologi produk yang berkaitan dengan produk
19 entitas.
Ketersediaan dan biaya energi.
22 A18. Industri tempat entitas beroperasi dapat menimbulkan risiko
23 kesalahan penyajian material yang spesifik yang disebabkan
24 oleh sifat bisnis atau ketatnya regulasi. Sebagai contoh,
25 kontrak jangka panjang dapat melibatkan estimasi signifikan
26 atas pendapatan dan biaya yang menyebabkan risiko
27 kesalahan penyajian material. Dalam kasus tersebut, adalah
28 penting bahwa tim perikatan mencakup anggota dengan
29 pengetahuan dan pengalaman relevan yang cukup. 6
31 Faktor Regulasi
32 A19. Faktor regulasi yang relevan mencakup lingkungan regulasi.
33 Lingkungan regulasi mencakup, antara lain, kerangka
34 pelaporan keuangan yang berlaku dan lingkungan politik
35 dan hukum. Contoh hal-hal yang dapat dipertimbangkan oleh
36 auditor mencakup:
37 • Prinsip akuntansi dan praktik spesifik industri.
38 • Kerangka regulasi untuk industri yang diregulasi.
41 6 SA 220, “Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan,” paragraf
Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya
1 • Legislasi dan regulasi yang secara signifikan memengaruhi
2 operasi entitas, termasuk aktivitas yang di supervisi
3 langsung.
Perpajakan (korporasi dan lainnya).
5 • Kebijakan pemerintah yang saat ini memengaruhi
6 kegiatan bisnis entitas, seperti kebijakan moneter,
7 termasuk pengendalian nilai tukar mata uang, fiskal,
8 insentif keuangan, dan tarif, atau kebijakan pembatasan
9 perdagangan.
10 • Ketentuan lingkungan yang memengaruhi industri dan
11 bisnis entitas.
13 A20. SA 250 mencakup beberapa ketentuan spesifik yang terkait
14 dengan kerangka hukum dan regulasi yang berlaku terhadap
15 entitas dan industri atau sektor tempat entitas beroperasi. 7
17 Pertimbangan spesifik atas entitas sektor publik
18 A21. Untuk audit entitas sektor publik, peraturan perundang-
19 undangan atau otoritas lain dapat memengaruhi operasi
20 entitas. Unsur tersebut esensial untuk dipertimbangkan
21 ketika melakukan pemerolehan pemahaman atas entitas dan
22 lingkungannya.
24 Faktor Eksternal Lain
25 A22. Contoh faktor eksternal lain yang memengaruhi entitas yang
26 dapat dipertimbangkan oleh auditor mencakup kondisi
27 ekonomi umum, tingkat bunga, dan ketersediaan pendanaan,
28 serta inflasi atau revaluasi mata uang.
30 Sifat Entitas (Ref: Para. 11(b))
31 A23. Suatu pemahaman tentang sifat suatu entitas memungkinkan
32 auditor untuk memahami hal-hal seperti:
33 • Apakah entitas memiliki suatu struktur yang kompleks,
34 sebagai contoh, entitas yang memiliki anak perusahaan
35 atau komponen lainnya di berbagai lokasi. Struktur yang
36 kompleks sering menuntun pada isu-isu yang dapat
37 mengakibatkan risiko kesalahan penyajian material.
38 Isu-isu tersebut dapat mencakup apakah goodwill, joint
41 7 SA 250, “Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas
42 Laporan Keuangan,” paragraf 12.
Standar Audit
1 ventures, investasi, atau entitas bertujuan khusus telah
2 dicatat dengan tepat.
3 • Kepemilikan dan hubungan antara pemilik dengan pihak
4 lain atau entitas lain. Pemahaman tersebut membantu
5 auditor dalam menentukan apakah transaksi pihak yang
6 berelasi telah diidentifikasi dan dicatat dengan tepat. SA
7 550 8 menetapkan ketentuan dan menyediakan panduan
8 tentang pertimbangan auditor yang relevan dengan pihak
9 yang berelasi.
11 A24. Contoh hal-hal yang dapat dipertimbangkan oleh auditor
12 ketika memperoleh suatu pemahaman tentang sifat entitas
13 mencakup:
Operasi bisnis seperti:
15 o
Sifat sumber pendapatan, produk atau jasa, dan
16 pasar, termasuk keterlibatan dalam perdagangan
17 elektronis (e-commerce) seperti aktivitas penjualan
18 dan pemasaran melalui Internet.
19 o
Kegiatan operasi (sebagai contoh, tahapan dan
20 metode produksi, atau aktivitas yang terpapar
21 dengan risiko lingkungan).
22 o
Aktivitas aliansi, joint ventures, dan outsourcing.
23 o
Penyebaran geografis dan segmentasi industri.
24 o
Lokasi fasilitas produksi, gudang, dan kantor, serta
25 lokasi dan kuantitas persediaan.
26 o
Pelanggan utama dan pemasok penting atas barang
27 dan jasa, pengaturan ketenagakerjaan (termasuk
28 eksistensi kontrak serikat pekerja, pensiun dan
29 manfaat pasca kerja lainnya, pengaturan opsi saham
30 atau bonus insentif, dan peraturan pemerintah yang
31 terkait dengan hal-hal ketenagakerjaan).
32 o
Aktivitas dan pembelanjaan untuk riset dan
33 pengembangan.
34 o
Transaksi dengan pihak yang berelasi.
Investasi dan aktivitas investasi seperti:
36 o
Akuisisi atau divestasi yang direncanakan atau yang
37 baru dilaksanakan.
38 o
Investasi dan pelepasan efek dan pinjaman.
39 o
Aktivitas investasi modal.
42 8 SA 550, “Pihak Berelasi.”
Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya
Investasi pada entitas nonkonsolidasian, termasuk
2 persekutuan, joint ventures, dan entitas bertujuan
3 khusus.
4 • Pendanaan dan aktivitas pendanaan seperti:
Entitas anak dan entitas asosiasian utama, termasuk
6 struktur konsolidasian dan nonkonsolidasian.
Struktur utang dan ketentuan yang terkait, termasuk
8 pengaturan pendanaan dan sewa di luar neraca (off-
9 balance-sheet financing and lease arrangements).
10 o
Pemilik yang memperoleh manfaat (lokal, asing,
11 reputasi bisnis, dan pengalaman bisnis) dan pihak
12 yang berelasi.
13 o
Penggunaan instrumen keuangan derivatif.
Pelaporan keuangan seperti:
15 o
Prinsip akuntansi dan praktik spesifik industri,
16 termasuk kategori signifikan spesifik industri
17 (sebagai contoh, pinjaman dan investasi untuk bank,
18 atau riset dan pengembangan untuk perusahaan
19 farmasi).
20 o
Praktik pengakuan pendapatan.
21 o
Akuntansi untuk nilai wajar.
22 o
Aset, utang, dan transaksi dalam mata uang asing.
23 o
Akuntansi untuk transaksi yang tidak biasa atau
24 kompleks, termasuk transaksi dalam bidang yang
25 kontroversial atau baru (sebagai contoh, akuntansi
26 untuk kompensasi berbasis saham).
28 A25. Perubahan signifikan dalam entitas dari periode lalu dapat
29 menyebabkan atau mengubah risiko kesalahan penyajian
30 material.
32 Sifat Entitas Bertujuan Khusus
33 A26. Entitas bertujuan khusus (kadang-kadang disebut sebagai
34 kendaraan bertujuan khusus) adalah suatu entitas yang
35 umumnya didirikan untuk suatu tujuan yang khusus dan telah
36 didefinisikan dengan jelas, seperti untuk tujuan sewa atau
37 sekuritisasi aset keuangan, atau untuk melaksanakan aktivitas
38 riset dan pengembangan. Entitas ini dapat mengambil bentuk
39 suatu korporasi, wali amanat, persekutuan, atau entitas yang
40 tidak terinkorporasi. Entitas yang membentuk, dan diwakili
41 oleh, entitas bertujuan khusus sering dapat mentransfer aset
42 kepada entitas bertujuan khusus tersebut (sebagai contoh,
Standar Audit
1 sebagai bagian dari suatu transaksi penghentian pengakuan
2 yang melibatkan aset keuangan), memperoleh hak untuk
3 menggunakan aset atau memberikan jasa kepada entitas
4 bertujuan khusus, sementara pihak lain dapat menyediakan
5 pendanaan kepada entitas bertujuan khusus. Seperti yang
6 diindikasikan oleh SA 550, dalam beberapa kondisi, suatu
7 entitas bertujuan khusus mungkin merupakan suatu pihak
8 yang berelasi dengan entitas. 9
10 A27. Kerangka pelaporan keuangan sering menjabarkan kondisi
11 detail yang dipandang mampu mengendalikan, atau kondisi-
12 kondisi yang menjadi pertimbangan untuk mengkonsolidasi
13 entitas bertujuan khusus. Interpretasi tentang ketentuan
14 kerangka tersebut sering menuntut suatu pengetahuan detail
15 tentang perjanjian yang relevan yang melibatkan entitas
16 bertujuan khusus.
18 Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi Entitas (Ref: Para.
19 11(c))
20 A28. Suatu pemahaman tentang pemilihan dan penerapan
21 kebijakan akuntansi entitas dapat meliputi hal-hal seperti:
22 • Metode yang digunakan oleh entitas untuk mencatat
23 transaksi yang signifikan dan tidak biasa.
24 • Pengaruh kebijakan akuntansi signifikan dalam bidang yang
25 kontroversial atau baru di mana tidak terdapat panduan
26 atau konsensus dari pihak yang memiliki otoritas.
27 • Perubahan dalam kebijakan akuntansi entitas.
28 • Standar pelaporan keuangan dan peraturan perundang-
29 undangan yang baru bagi entitas, serta kapan dan
30 bagaimana entitas akan mengadopsi ketentuan
31 tersebut.
33 Tujuan dan Strategi Bisnis, serta Risiko Bisnis yang Terkait (Ref:
34 Para. 11(d))
35 A29. Entitas melaksanakan bisnisnya dalam konteks faktor industri,
36 faktor regulasi, serta faktor internal dan eksternal lainnya.
37 Untuk merespons faktor-faktor ini, manajemen atau pihak yang
38 bertanggung jawab atas tata kelola entitas mendefinisikan
39 tujuan, yang merupakan rencana keseluruhan entitas. Strategi
42 9 SA 550, paragraf A7.
Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya
1 adalah pendekatan yang melaluinya manajemen bermaksud
2 untuk mencapai tujuannya. Tujuan dan strategi entitas dapat
3 berubah dari waktu ke waktu.
5 A30. Risiko bisnis adalah lebih luas daripada risiko kesalahan
6 penyajian material dalam laporan keuangan, meskipun risiko
7 bisnis mencakup risiko kesalahan penyajian material tersebut.
8 Risiko bisnis dapat timbul dari perubahan atau kompleksitas.
9 Suatu kegagalan dalam mengakui perlunya perubahan dapat
10 juga menimbulkan risiko bisnis. Risiko bisnis dapat timbul,
11 sebagai contoh, dari:
12 • Pengembangan produk atau jasa baru yang kemungkinan
13 gagal;
14 • Suatu pasar yang, bahkan jika dikembangkan dengan
15 sukses, adalah tidak cukup untuk mendukung suatu
16 produk atau jasa; atau
17 • Cacat dalam suatu produk atau jasa yang dapat
18 mengakibatkan adanya kewajiban dan risiko reputasi.
20 A31. Suatu pemahaman tentang risiko bisnis yang dihadapi oleh
21 entitas meningkatkan kemungkinan pengidentifikasian risiko
22 kesalahan penyajian material, karena sebagian besar risiko
23 bisnis pada akhirnya akan memiliki konsekuensi keuangan
24 dan, oleh karena itu, memiliki pengaruh terhadap laporan
25 keuangan. Namun, auditor tidak bertanggung jawab untuk
26 mengidentifikasi atau menilai seluruh risiko bisnis karena tidak
27 seluruh risiko bisnis menyebabkan risiko kesalahan penyajian
28 material.
30 A32. Contoh hal-hal yang dapat dipertimbangkan oleh auditor
31 ketika memperoleh suatu pemahaman tentang tujuan dan
32 strategi bisnis entitas, serta risiko bisnis yang terkait, yang
33 dapat mengakibatkan risiko kesalahan penyajian material
34 dalam laporan keuangan mencakup:
35 • Perkembangan industri (suatu risiko bisnis terkait
36 yang potensial dapat berupa, sebagai contoh, entitas
37 tidak memiliki personel atau pakar untuk menghadapi
38 perubahan dalam industri).