PROSEDUR PENILAIAN OTENTIK DALAM PELAJAR

PROSEDUR PENILAIAN OTENTIK DALAM PELAJARAN
AKIDAH AKHLAK

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah
Pembelajaran Akidah Akhlak
Dosen Pengampu: Mujibur Rohman, M.S.I.

Oleh:
1. Asa Norma Tias

(1522405084)

2. Aslamah Nurul Aeni
(1522405085)
3. Isna Nurul Fajriah
(1522405097)
4. Purindra Berliana Putri
(1522405109)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam setiap proses belajar akan selalu terkandung di dalamnya
unsur penilaian (evaluation). Di jantung penilaian inilah terletak keputusan
yaitu keputusan yang didasarkan atas nilai-nilai. Dalam proses penilaian
dilakukan pembandingan antara informasi-informasi yang tersedia dengan
kriteria-kriteria tertentu, untuk selanjutnya ditarik kesimpulan.
Penilaian merupakan bagian yang terpenting dari proses belajar
mengajar. Ia sangat tinggi nilainya bagi guru, sebab penilaian itu akan
dapat membantu menjawab masalah-masalah penting, baik yang berkaitan
dengan muridnya maupun yang berkaitan dengan prosedur mengajarnya.
Tidak ada proses belajar mengajar yang bebas dari penilaian; tidak ada
guru ataupun murid yang dapat menghindar darinya. Sejak memulai karir

sampai memasuki masa pensiun, guru terus saja berurusan dengan
penilaian; sejak dari Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi, murid
dan mahasiswa tidak henti-hentinya dikenai penilaian.
Bahkan lebih dari itu, para penyelenggara lembaga pendidikan,
badan-badan usaha yang membuka lapangan kerja, orangtua pun tidak
terlepas dari masalah penilaian itu, mereka juga berkepentingan atas
penilaian

tersebut.

Jadi

penilaian

itu

memang

tidak


terelakkan

kehadirannya dan karena sekolah mempunyai tugas untuk mendidik anak
sebagai pribadi yang utuh, maka sasaran penilaian yang dikenakan
terhadap para murid tidak hanya terbatas pada aspek intelektual (ranah
kognitif) dan aspek ketrampilannya (ranah psikomotor) saja, melainkan
juga pada aspek sikap hidupnya (ranah afektif).
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan penilaian ?
b. Bagaimana prosedur penilaian otentik dalam pelajaran akidah
akhlak ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui penilaian otentik
b. Mejelaskan prosedur penilaian otentik

A. Pengertian Penilaian

Secara umum, penilaian adalah proses sistematis pengumpulan
informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi informasi
untuk memberikan keputusan terhadap kadar hasil kerja. Dengan

demikian,

penilaian

kelas

merupakan

proses

pengumpulan

dan

penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian keputusan terhadap
hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga
didapatkan potret/profil kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi yang
ditetapkan dalam kurikulum.1
Dalam wawasan penilaian akan dijumpai dua macam istilah, yaitu
“pengukuran” (measurement) dan “penilaian” (evaluation). Menurut

Wandt dan Brown (1977), pengukuran adalah suatu tindakan atau proses
untuk menentukan luas atau kuantitas dari sesuatu, sedangkan penilaian
adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesutu. Dari
pernyataan tersebut dapatlah dipahami bahwa pengukuran pada dasarnya
adalah kegiatan atau proses untuk menentukan kwantitas atau jumlah dari
sesuatu, atau untuk memberikan jawaban atas pertanyaan: “How much?”,
sedangkan penilaian adalah kegiatan atau proses untuk menentukan
kualitas atau mutu dari sesuatu, atau untuk memberikan jawaban atas
pertanyaan: “What value?”.2
B. Prosedur penilaian otentik dalam pelajaran akidah akhlak
1. Cara yang harus diperhatikan dalam melakukan penilaian
 Lihatlah kompetensi yang ingin dicapai pada kurikulum
 Pilihlah alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai
1 Masnur Muslih, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2007), hlm. 78.
2 Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, (Malang: Maliki Press, 2010), hlm 1.







Ketika penilaian berlangsung, pertimbangkan kondisi anak
Penilaian dilakukan secara terpadu dengan KBM
Penilaian bisa dilakukan dalam suasana formal dan informal
Petunjuk pelaksanaan penilaian harus jelas, gunakan bahasa yang




mudah dipahami
Kriteria penyekoran jelas sehingga tidak menimbulkan multitafsir
Gunakan berbagai bentuk dan alat untuk menilai beragam



kompetensi
Lakukan rangkaian aktivitas penilaian melalui : pemberian tugas,
PR, ulangan, pengamatan, dan sebagainya.


2. Bentuk dan teknik yang bisa diterapkan dalam penilaian
 Penilaian kinerja (performance)
Penilaian kinerja adalah penilaian berdasarkan

hasil

pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang
terjadi.

Penilaian

ini

biasanya

digunakan

untuk


menilai

kemampuan siswa dalam berpidato, pembacaan puisi, diskusi,
pemecahan masalah, partisipasi siswa dalam diskusi,
 Penilaian penugasan (proyek/priject)
Penilaian penugasan atau proyek merupakan penilaian untuk
mendapatkan gambaran kemampuan menyeluruh/umum secara
kontekstual, mengenai kemampuan siswa dalam menerapkan
konsep dan pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilaian terhadap
suatu tugas yang mengandung investigasi harus selesai dalam
waktu tertentu. Investigasi dalam penugasan memuat tahapan :
perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian
data.
 Penilaian hasil kerja (produk/product)

Penilaian hasil kerja atau produk merupakan penilaian kepada
siswa dalam mengontrol proses dan memanfaatkan/menggunakan
bahan untuk menghasilkan sesuatu, kerja praktik atau kualitas
estetik dari suatu yang mereka produksi.3
 Penilaian tes

Ada beberapa rumusan tentang tes, yaitu antara lain :
(1) tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
memperoleh data atau keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara
yang tepat dan cepat;
(2) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
didinginkan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok;
(3) tes adalah penilaian yang komprehensif terhadap sesorang individu atau
keseluruhan usaha evaluasi program
(4) tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada tidaknya
hasil hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompik murid. Tes adalah
merupakan alat atau prosedur yang dipergunakan. Alat ini dapat berbentuk tugas
atau suruhan yang harus dilaksanakan dan dapat pula berupa pertanyaanpertanyaan atau soal yang harus dijawab. Adapun pelaksanaannya, dapat
dilaksanakan secara lisan maupun secara tertulis. 4
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis merupakan
tes di mana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk
tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespons dalam bentuk
menulis jawaban, tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain, seperti memberi
tanda, mewarnai, menggambarkan, dan sebagainya.5
3 Masnur Muslih, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, hlm. 80-85.

4 Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, hlm. 55-56.
5 Masnur Muslih, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2007), hlm. 78.

Teknik penilaian tertulis
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu sebagai berikut :
a. Soal dengan memilih jawaban
 Pilihan ganda
 Dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
 Menjodohkan
b. Soal dengan mensuplai-jawaban
 Isian atau melengkapi
 Jawaban singkat atau pendek
 Soal uraian
Tujuan penggunaan penilaian tertulis adalah sebagai berikut :



Mendiagnosis siswa (kekuatan dan kelemahan)

Menilai kemampuan siswa (ketrampilan, pengetahuan dan




sikap)
Memberikan bukti atas kemampuan yang telah dicapai
Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang telah



dilakukan
Monitoring standar pendidikan.6

Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah,
isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan
berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda
dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan
ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri
jawabannya, tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta
didik tidak mengetahui jawaban yang benar maka peserta didik akan menerka. Hal
ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami
pelajaran, tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang
6 Kasful Anwar dan hendra harmi, Perencanaan Sistem pembelajaran KTSP, Bandung : Alfabeta ,
2011. Hlm, 138.

dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas karena tidak menggambarkan
kemampuan peserta didik yang sesungguhnya.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta
didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau halhal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan
gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya
sendiri. Alat

ini

dapat

menilai

berbagai

jenis

kemampuan,

misalnya

mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini
antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas.

Kesimpulan

Secara umum, penilaian adalah proses sistematis pengumpulan informasi
(angka, deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi informasi untuk memberikan
keputusan terhadap kadar hasil kerja. Dengan demikian, penilaian kelas
merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk
pemberian keputusan terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan
belajarnya sehingga didapatkan potret/profil kemampuan siswa sesuai dengan
kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.
1. Bentuk dan teknik yang bisa diterapkan dalam penilaian
 Penilaian kinerja (performance)
 Penilaian penugasan (proyek/priject)
 Penilaian hasil kerja (produk/product)
 Penilaian tes

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Kasful dan Hendra Harmi. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta
Mulyadi. 2010. Evaluasi Pendidikan. Malang: Maliki Press
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta:
PT Bumi Aksara