Studi Kritis atas 3 Karya Karl Marx

KARL MARX (1818-1883): PELOPOR HUMANISME SOSIAL
A. Riwayat Hidup dan Karya
Karl Marx lahir di Trier, Prusia, pada tanggal 5 Mei 1818. Kedua orangtuanya adalah
keturunan pendeta Yahudi (rabi). Ayahnya bernama Heinrich Marx, seorang pengacara ulung di
Traves. Ibunya, Henriette ialah puteri seorang rabi dari Belanda. Pada tahun 1824 Marx dan seluruh
keluarganya berpindah agama dan dibaptis di dalam Gereja Lutheran. 1 Di usia 17 tahun Marx
menamatkan Gymnasium di Treves. Atas keinginan ayahnya, ia studi Hukum di Universitas Bonn.
Namun ia kemudian pindah ke Universitas Berlin pada tahun 1836 karena berminat dengan filsafat
Hegel. Di Berlin ia bergabung dengan Doktorclub Young Hegelian.2 Pada tahun 1841 Marx
menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Jena dengan tesis berjudul: Die Differenz der
Demokritischen und Epikureischen Naturphilosophie (Perbedaan Filsafat Alam Demokritos dan
Epikurus). Karena terhimpit situasi politik, karir Karl Marx bukan menjadi dosen tapi beralih
menjadi penulis untuk harian Rheinische Zeitung di Köln dan pada Oktober 1842 ia menjabat
sebagai editor utama. Namun, surat kabarnya dibrendel pemerintah Prusia pada Maret 1843 lantaran
pemikiran radikalnya dalam politik.
Pada titik ini, Marx memutuskan keluar negeri. Ia menikahi Jenny von Westphalen, seorang
putri bangsawan Prusia dan tinggal di Kreuznach. Ia berpindah ke Paris pada Oktober 1843 dan
menjadi editor Deutsch-franzosische Jahrbucher. Di tahun 1844 Marx bertemu dengan Friedrich
Engels (1820-1895), pengusaha pabrik pemintalan kapas. Bersama Engels, Marx menulis Die
Heilige Familie (Keluarga Kudus)3 untuk mengkritik Bruno Bauer. Marx sempat diusir dari Prancis
pada tahun 1845 dan berpindah ke Brussels. Ia menulis suatu serial Thesen ǘber Feuerbach. Dari

tahun 1845-1846 Marx dan Engels menulis Die deutsche Ideologie (Ideologi Jerman). Ia pun
bergabung dengan liga komunis dan bersama Engels diminta menulis anggaran dasar liga itu.
Hasilnya adalah Das Kommunistische Manifest (Manifesto Komunis) tahun 1848, sebuah karya
besar dengan slogan politik termasyurnya, yakni: kaum buruh seluruh dunia bersatulah!4
Tahun 1849 Marx pindah ke London. Karena kegagalan dalam revolusi politik 1848, ia
beralih ke kegiatan riset yang lebih rinci tentang peran sistem kapitalis di British Museum. Tahuntahun pengasingannya di Inggris merupakan saat sulit yang dihadapi Marx. Keluarganya mengalami
1 Bdk. Paul Edwards (editor), Encyclopedia of Philosophy . (MacMillan Co.: New York, 1972),
hlm. 171-172.
2 Tokoh utama kelompok ini antara lain: Feuerbach, Arnold Ruge serta Bruno Bauer yang kala
itu menjadi asisten profesor di fakultas Teologi Berlin. ibid, hlm 172.
3 Bdk. F. Budi Hardiman. Filsafat Modern: dari Machiavelli sampai Nietzsche. (Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta, 2007), hlm. 233.
4 Bdk. Bertrand Russel, Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio-Politik dari
zaman Kini Hingga Sekarang, terj. Sigit Jetmiko dkk. (Yogyakarta, 2003), hlm. 127.

1

kesulitan finansial, namun tetap didukung oleh Engels, sahabatnya. Kesehatan Marx terus
memburuk selama 10 tahun akhir hidupnya. Ia wafat pada tanggal 14 Maret 1883 dan dimakamkan
di Highgate Cemetery, London. Buku Marx yang penting selain Das Kommunistische Manifest ialah

Economic and Philosophic Manuscripts pada tahun 1844, dan sudah tentu bukunya yang terkenal
Das Kapital (1867; jilid kedua dan ketiga dikeluarkan oleh Engels pada tahun 1885 dan 1894).
Pelbagai buku diterbitkan oleh Engels selepas kematian Marx, antaranya Dialectics of Nature
(1925).5
B. Gagasan-Gagasan Dasar Karl Marx
Pada bagian ini kelompok hendak menjelaskan intisari gagasan Karl Marx dengan rujukan 3
tulisannya di dalam dua karya, yakni Das Kommunistische Manifest dan Economic and Philosophic
Manuscripts. Deskripsi atas pemikiran Marx disusun dalam bentuk tesis dan argumennya. Adapun
gagasan yang terungkap sebagai berikut:
B.1. Gerakan Komunis menurut Karl Marx6
Tesis: Komunis sebagai partai oposisi berkembang dengan munculnya kejayaan dari kaum borjuis
yang menindas kaum proletar serta semua masyarakat. Kemudian, bangkitlah kaum komunis
yang sepaham dengan kaum proletar untuk mengorganisasikan diri dan memberontak demi
meraih kemerdekaan. Tujuan gerakan komunis adalah membentuk proletariat menjadi satu
kelas, menggulingkan kekuasaan borjuis, serta merebut kekuasaan politik.
Argumen pendukung:
Situasi yang sangat marak dalam dunia Eropa kala itu adalah kehadiran dari partai komunis
sebagai partai oposisi. Kaum ini memanifestasikan dirinya sehingga mereka diakui. Pada saat yang
sama, muncul pula kaum borjuis yang merajalela, hendak menguasai dunia. Mereka terdiri dari para
orang-orang merdeka, para patrisir, tuan-tuan bangsawan yang senantiasa menggencarkan

penindasan kepada masyarakat kecil, kaum yang lemah dan termasuk para buruh dan budak.
Kaum borjuis modern muncul dari masyarakat mantan feodal yang tetap mempertahankan
perjuangan kelas. Kemudian mereka menciptakan kelas-kelas baru, menyusun syarat-syarat
penindasan yang baru bagi masyarakat yang lemah. Mereka menyingkirkan sistem produk industri
dan menggantinya dengan sistem manufaktur. Bahkan ketika sistem ini tak lagi cocok mereka
mengantinya dengan industri modern raksasa. Akibatnya, krisis besar-besaran terjadi dalam
masyarakat. Masyarakat biasa terlempar dalam suatu kehidupan yang buruk. Akhirnya, yang kaya
5 Bdk. Ninian Smart. “Karl Marx” dalam Falsafah Dunia. (Naz Sdn Bhd: Kuala Lumpur, 2009),
hlm. 361.
6 Bdk. Karl Marx. “The Communist Manifesto” terkutip dalam Daniel Kolak & Garret Thomson.
The Longman Standard History of Philosophy. (Pearson Longman: New York, 2006), hlm. 864875.

2

semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Di sisi lain mereka pun mendatangkan maut untuk
dirinya sendiri.
Kaum proletar kemudian perlahan-lahan mulai berkembang. Mereka menjadi kuat akibat
perbuatan dari kaum borjuis yang berusaha untuk bertahan. Mereka kemudian memberontak kaum
borjuis dan berusaha untuk mengusahakan kemenangan dari pihak kelompok mereka yang disebut
sebagai proletariat. Dengan adanya pembentukan orgnanisasi dari kaum proletar, mereka berhasil

memerdekakan diri dari penindasan kaum borjuis.
Adapun kaum komunis menyerukan penghapusan milik kaum borjuis bukan proletar, sebab
borjuis mengambil keuntungan dari kaum proletar berupa kerja upahan itu (sistem kerja feodal). Hal
ini mengakibatkan terciptanya kelas-kelas dan antagonisme kelas itu yang hendak diperangi oleh
kaum komunis. Yang dimaksudkan penghapusan milik borjuis adalah penghapusan kemerdekaan,
kepribadian dan keluarga menurut paham borjuis untuk menggantikannya dengan paham komunis,
di mana semuanya adalah milik bersama. Jadi, intinya kaum borjuis itu harus dilenyapkan.
Penghapusan keluarga oleh kaum komunis dimaksudkan untuk mengganti pendidikan
keluarga dengan pendidikan sosial, supaya pendidikan diselamatkan dari kaum berkuasa. Komunis
hendak melakukan hak bersama atas kaum wanita secara sah dan terang-terangan. Komunis
mengacuhkan tuduhan borjuis bahwa mereka menghapus kebenaran-kebenaran abadi. Yang
ditekankan di sini adalah suatu revolusi kelas buruh yakni mengangkat proletariat pada kedudukan
kelas yang berkuasa, memenangkan perjuangan demokrasi. Proletariat akan menggunakan
kekuasaan politiknya untuk merebut, selangkah demi selangkah, semua kapital dari borjuis,
memusatkan semua perkakas produksi ke dalam tangan negara, artinya, proletariat yang
terorganisasi sebagai kelas yang berkuasa, dan untuk meningkatkan tenaga-tenaga produktif secepat
mungkin. Hal ini akan mungkin dengan perombakan tak kenal ampun terhadap hak-hak atas milik
dan terhadap syarat produksi borjuis untuk merevolusionerkan cara produksi komunis.
B.2. Konsep Alienasi dalam Economic and Philosophic Manuscripts7
Tesis: Menurut Karl Marx, alienasi berawal dari kenyataan hak milik perseorangan. Kenyataan ini

berkaitan dengan aktivitas kerja sebagai kondisi mendasar bagi manusia. Untuk menghapus
kerja yang dialienasi, emansipasi kaum pekerja perlu diupayakan.
Argumen pendukung:
Alienasi merupakan situasi di mana pekerja atau kaum proletar terasing dari kehidupannya.
Alienasi terbentuk sebagai hasil ekploitasi dari kaum kapitalis terhadap pekerja dengan
7 Disarikan dari Karl Marx. “Alienation” terkutip dalam Daniel Kolak & Garret Thomson. The
Longman Standard History of Philosophy. (Pearson Longman: New York, 2006), hlm. 875-882.
Bdk. Karl Marx. Naskah-Naskah Ekonomi dan Filsafat Tahun 1844. Diterjemahkan oleh Ira
Iramanto. (Jakarta: Hasta Mitra), hlm. 69-85.

3

mengartikannya sebagai modal. Dari pengamatan Marx, alienasi menciptakan pekerja tidak
memiliki kontrol atas aktivitas kerjanya. Pekerja menjual tenaganya, namun hasil kerjanya diambil
pemilik. Maka, pekerja menjadi paling sengsara daripada barang dagangan yang dihasilkannya
karena adanya perbedaan kelas antara pemilik dengan pekerja. Konsep alienasi Marx muncul dari
kritiknya atas pemikiran Hegel tentang alienasi. Jika Hegel menyebut alienasi merupakan salah satu
bentuk dari manifestasi Roh Absolut, maka Marx melihat alienasi suatu kenyataan konkrit. 8
Hak milik perseorangan merupakan produk/konsekuensi langsung dari kerja yang
dialienasi.9 Kerja dalam hal ini menunjuk pada objektivikasi manusia yang memperalat dirinya

untuk mendapat nafkah. Hak milik telah merenggut hubungan eksternal pekerja dengan alam dan
dirinya sendiri. Padahal, melalui aktivitas kerja manusia mewujudkan kemampuan dirinya dan
realitas diri. Namun, kerja yang dialienasi justru mengingkari diri manusia. Kerja menjadi sesuatu
yang bersifat eksternal.
Menurut Marx, ada 4 aspek alienasi dalam bidang kerja, yaitu:
1) Manusia mengalami alienasi dari obyek yang diproduksinya. Maksudnya, tujuan utama dari
kerja manusia bukan memperoleh suatu produk yang berguna bagi mereka, tapi bagi kaum
borjuis. Dalam hal ini, apa yang akan mereka kerjakan ditentukan oleh kaum borjuis.
2) Manusia mengalami alienasi dari proses produksi. Maksudnya, kaum buruh harus membayar
kembali untuk memperoleh hasil produksinya, karena produk yang dihasilkan adalah milik dari
kaum kapitalis (borjuis).
3) Manusia teralienasi dari dirinya sendiri. Artinya, dalam sistem kapitalis para pekerja tidak
saling bekerja sama, sehingga mereka tidak saling mengenal.
4) Manusia teralienasi dari pergaulannya dengan teman-teman dan masyarakatnya. Artinya,
hubungan para pekerja dikontrol secara ketat. Kaum buruh dijadikan sebagai mesin produksi
yang menguntungkan kaum kapitalis.
Dari keterasingan yang dialami manusia, emansipasi menjadi jalan pembebasan dari
kekuasaan-kekuasaan objektif dari hal eksternal. Marx mencita-citakan keadaan manusia yang
bersifat sosial, utuh dan bebas berkarya. Emansipasi kaum pekerja hanya dapat tercapai melalui
penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi. Karena hak milik itu sebagai dasar sistem

masyarakat kapitalis, pembongkaran struktur masyarakat dimulai dengan cara itu. Marx
menegaskan bahwa gerakan revolusi tak dapat dielakkan.

8 Lih. Andi Muawiyah Ramli. Peta Pemikiran Karl Marx [Materialisme Dialektis dan Materialisme
Historis]. (PT. LkiS: Yogyakarta, 2000), hlm. 36.
9 Bdk. Jon Elster. Karl Marx: Marxisme-Analisis Kritis. (PT Prestasi Pustakaraya: Jakarta, 2000),
hlm. 59-69.

4

B.3. Kekuasaan Uang Menurut Marx dalam Economic and Philosophic
Manuscripts10
Tesis: Uang merupakan suatu unsur yang sebagian besar esensinya mengandung hal-hal yang
negatif yang dapat mengubah segalanya. uang juga merupakan unsur yang dapat
mendatangkan penyimpangan bagi kebutuhan alami manusia, karena uang dapat
mendatangkan pembalikan dari sesuatu yang jahat menjadi baik dan juga sebaliknya, oleh
sebab itu tidak mendatangkan keseimbangan.
Argumen pendukung:
Uang disebut sebagai unsur yang sebagian besar esensinya adalah negatif karena memiliki
sifat yang dapat membeli segala sesuatu, meng-hak-miliki semua objek, dengan demikian uang

adalah objek dari kepemilikian nyata. Di sini menerangkan keuniversalan uang yang memiliki daya
kemahakuasaan dari keberadaaannya. Oleh karena itu, ia berfungsi sebagai makhluk yang
mahakuasa. Uang menjadi perantara antara kebutuhan manusia dengan suatu objek juga antara
kehidupannya dengan alat hidupnya.
Marx menerangkan kaitan tentang makna uang menurut Goethe dan Shakespare dengan
mengatakan uang adalah sumber kekuasaan. Sifat-sifat uang menjadi sifat-sifat manusia dan
kekuasaan-kekuasaan yang ditimbulkan dari unsur hakiki uang menjadi kekuasaan-kekuasaan
pemiliknya. Dengan demikian kemampuan pribadi manusia tidak ditentukan oleh unsur
individualitas manusia melainkan oleh kekuasaan uang. Manusia yang jelek dapat membeli ribuan
wanita cantik untuk dirinya, manusia yang jahat, tidak jujur, tidak bermoral, tetapi karena uang
manusia diberi kehormatan karena efek kekuasaan uang yang dimilikinya.
Uang merupakan tali yang mengikat individu pada kehidupannya sebagai manusia,
sekaligus menjadi agen perceraian individu, karena adanya kekuatan Galavano-kimiawi (universal)
dari masyarakat. Kekuatan uang dalam mengikat nyata dalam setiap unsur baik manusia maupun
alam yang sangat bergantung padanya. Tanpa uang segalanya takkan berjalan lancar. Jadi uanglah
pengendali yang memiliki otoritas dalam masyarakat. Hal ini didukung oleh pendapat Shakespare
yang mengatakan adanya dua sifat uang yakni uang adalah dewa yang tampak dan merupakan
pelacur umum, mucikari umum orang-orang dan bangsa. Dengan kata lain Shakespare mengatakan
bahwa uang mempunyai makna positif sekaligus makna negatif. Dengan demikian, uang dapat
mengubah setiap daya ini menjadi sesuatu yang bukanlah dirinya – mengubahnya, yaitu menjadi

kebalikannya.11 Dapat dikatakan bahwa uang, sebagai konsep mengenai nilai yang ada dan aktif
memiliki daya mengacaukan dan menukarkan segala sesuatu, ia adalah pengacau dan penggabung
umum dari segala sesuatu dan penggabungan semua kualitas alamiah dan manusiawi.
10 Bdk. Naskah-Naskah Ekonomi dan Filsafat Tahun 1844, hlm. 140-146.
11 Ibid, hlm. 143.

5

Kekuasaan uang nampak pula dalam kemampuannya mengubah keinginan-keinginan dari
dunia imajinasi menjadi keberadaan aktual, sehingga uang merupakan daya kreatif yang
sesungguhnya. Misalnya seseorang menginginkan sepotong ayam goreng dalam imajinasinya. Hal
itu akan tetap menjadi imajinasi semata tanpa menjadi aktual jika tak ada uang yang menjadikannya
aktual. Uang juga menjadi pengikat individu dalam kehidupan manusia. Artinya, manusia dan
hubungannya dengan dunia sebagai suatu hubungan manusiawi maka manusia dapat
mempertukarkan cinta, kepercayaan juga keyakinan.
C. Tinjauan Kritis atas Gagasan-Gagasan Karl Marx
C. 1. Terhadap Manifesto Komunis
Tak bisa dipungkiri, aspek penting dari Manifesto Komunis merujuk pada sifat
instrumentalis suatu negara. Marx dan Engels menerangkan bahwa negara adalah alat dari kelas
tertentu. Negara sebagai kekuasaan politik yang terorganisasi dari suatu kelas. Sebuah komite yang

mengelola kepentingan bersama kaum borjuis secara keseluruhan. Maka, transisi dari sistem
feodalisme menuju kapitalisme itu diikuti dengan penyesuaian kekuasaan politik terhadap
kepentingan kelas kapitalis yang sedang tumbuh. Lebih dari itu, Manifesto juga memberikan
penekanan penting pada perjuangan kelas-kelas. Dalam perjuangannya, kelas buruh berhadapan
dengan kapital secara perlahan-lahan sesuai dengan tingkat kesadaran yang dimilikinya.
Sayangnya, ada hal yang terlewatkan dalam Manifesto, yakni penghapusan hak milik
menyebabkan

kaburnya

kebutuhan

manusia.

Setiap

individu

memiliki


haknya

untuk

mempertahankan diri. Dengan penghapusan, sikap penghargaan atas jerih payah individu malah
diabaikan. Tak hanya itu, pengaturan undang-undang dari kelas yang berkuasa sebenarnya bisa
menciptakan gejolak sosial karena dendam dari kompetisi ketimbang mengatur masyarakat yang
adil dan bebas.
C. 2. Terhadap Konsep Alienasi
Bagi Marx, proses alienasi diungkapkan dalam kerja dan pembagian buruh. Kerja baginya
adalah keterhubungan aktif manusia dengan alam, penciptaan sebuah dunia baru, termasuk
penciptaan dirinya sendiri. Dalam kerja yang tidak teralienasi manusia bukan hanya mewujudkan
dirinya sebagai seorang individu, tetapi juga sebagai sebuah makhluk species.
Proses alienasi dari analisis sosial Marx ternyata dipenuhi oleh unsur reduksionisme. Marx
telah mereduksi ungkapan sosial manusia pada bidang ekonomi. Hilangnya faktor politik dan cara
manusia berpikir dalam kerangka Marx tentang cara manusia berproduksi membuat pandangan
aktivitas kerja menjadi buram. Marx juga tidak menangkap konsep kekuasaan demi kesejahteraan

6

manusia. Ada bagian yang terlewatkan ketika Marx berbicara tentang emansipasi kaum pekerja
melalui revolusi bahwa masih ada kemungkinan reformasi dalam sistem kapitalisme. Kemungkinan
apa itu? Dengan menghilangkan dampak negatif dari mekanisme kapitalisme. Contoh unsur-unsur
sosialisme dalam ekonomi kapitalisme itu adalah kenaikan upah yang diterima buruh, tersalurkan
aspirasi mereka dan kebebasan aspirasi lewat serikat-serikat buruh. Fakta sejarah, revolusi terbukti
bukan satu-satunya jalan, karena pertentangan dua kelas, majikan dan buruh, bisa dikompromikan.
Justru, demokrasi yang mampu menjembatani kapitalisme menuju sikap-sikap sosial (manusiawi),
bukan revolusi.
Dalam hal agama, Marx juga terjebak dalam reduksionisme. Penilaiannya yang parsial
berangkat dari faktor ekonomi (produksi) semata, mengakibatkan ia tidak menangkap: (1)
Kemunculan agama sebagai kekuatan yang melakukan transformasi sosial. (2) Analisanya
menunjukkan luputnya kebutuhan transendental manusia. (3) Usulannya tentang komunisme yang
mengandaikan masyarakat tanpa kelas, tanpa kepemilikan individu, tanpa pembagian kerja, dan
tanpa adanya paksaan merupakan utopia dan kelihatan absurd. Dari aspek moral, Marx juga kurang
memberi persetujuan evaluatif mengenai prioritas moral dari kedamaian, kemakmuran, harmoni
sosial dan kerja kreatif.
C. 3. Terhadap Kuasa Uang
Menurut Marx, uang adalah unsur yang sebagian besarnya adalah negatif. Artinya, meskipun
mendatangkan kebaikan toh yang lebih banyak dimunculkan oleh uang adalah hal-hal yang negatif.
Pasalnya, uang mendatangkan pembalikan, mengubah dimensi objek-objek, yakni yang jahat
menjadi baik dan yang baik bisa menjadi jahat. Uang menjadi faktor yang mendatangkan kekuasaan
tetapi sekaligus yang dipakai untuk menindas. Hal ini tercipta karena sifat uang yang memiliki
kemahakuasaan.
Tanggapan kritis yang ditekankan ialah bahwa meskipun uang dilihat sebagai unsur yang
sebagian besarnya adalah negatif tergantung dari bagaimana memanfaatkan kekuasaan tersebut.
Uang hanyalah objek dan yang dibutuhkan adalah bagaimana usaha untuk mengarahkan atau
mengatasi pergerakan dari objek tersebut. Jika uang dipakai untuk menguasai segala sesuatu tanpa
terikat pada prinsip materialisme maka uang akan terarah dengan baik. Artinya, bahwa hendaklah
uang dipakai berdasarkan tuntutan nilai-nilai dan norma-norma moral yang benar.
Penutup
Pemikiran Karl Marx memang menyumbangkan teori filsafati yang tetap relevan. Dilihat
dari situasi sosial dan riwayat hidupnya, Marx tumbuh sebagai pemikir sosialis radikal. Karyanya
Manifesto Komunis dan Naskah-Naskah Ekonomi & Filsafat menegaskan ide-ide yang bersifat

7

praktis demi kemajuan masyarakat yang memiliki persamaan hak dan bebas. Ia mempresentasikan
gerakan komunis, serta melihat realitas keterasingan kerja manusia dan kuasa dari uang. Meski
banyak kritik atas teorinya, konsep-konsep Marx menyumbang kesadaran akan tindakan sosial dari
aktivitas hidup manusia sebagaimana telah diuraikan dalam pemaparan tesis-tesis di atas.
Sumber Pustaka:
Edwards, Paul (editor). Encyclopedia of Philosophy. MacMillan Co.: New York, 1972.
Elster, Jon. Karl Marx: Marxisme-Analisis Kritis. PT Prestasi Pustakaraya: Jakarta, 2000.
Hardiman, F. Budi. Filsafat Modern: dari Machiavelli sampai Nietzsche. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta, 2007.
Magnis-Suseno, Franz. Filsafat sebagai Ilmu Kritis. Kanisius: Yogyakarta, 1992.
Magnis-Suseno, Franz. Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan
Revisionisme. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 1999.
Marx, Karl. Naskah-Naskah Ekonomi dan Filsafat tahun 1844. Diterjemahkan oleh Ira Iramanto.
Jakarta: Hasta Mitra.
Marx, Karl dan Engels, Fredrich. “The Communist Manifesto,” (pdf) presented by Andy Blunden.
Melbourne

School

of

Continental

Philosophy,

July

2009.

Diunduh

dari

www.Marxists.org, 25 Oktober 2013.
Muawiyah Ramli, Andi. Peta Pemikiran Karl Marx [Materialisme Dialektis dan Materialisme
Historis]. PT. LkiS: Yogyakarta, 2000.
Russel, Bertrand. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio-Politik dari zaman
Kini Hingga Sekarang. Diterjemahkan oleh Sigit Jetmiko, dkk. Yogyakarta, 2003.
Smart, Ninian. “Karl Marx” dalam Falsafah Dunia. Naz Sdn Bhd: Kuala Lumpur, 2009.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Nama Anggota Kelompok 4:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)

Adi Budi Kristianto, msc
Yustinus Lerebulan, msc
Dionisius Arung, msc
Fransisko Botto
Silvester Olinger
Kristiano Mokili
James Ratuanik
Jufri Antonius Dotulong
Jacob Fodhe
Antonius Kelitadan
11) Freddy Ohoiwutun

8

KARL MARX (18181883)