MODEL PENYALURAN DANA (FINANCING) DALAM OPTIMALISASI PENGEMBANGAN UMKM DI KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
MODEL PENYALURAN DANA (FINANCING) DALAM OPTIMALISASI
PENGEMBANGAN UMKM DI KABUPATEN KUBU RAYA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Sumiyati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah, Pontianak, Indonesia
e-mail: sumiyati@unmuhpnk.ac.id
Edy Suryadi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indonesia
e-mail: edysuryadi@unmuhpnk.ac.id
ABSTRAK
Permasalahan yang saat ini dihadapi UMKM adalah seringkali pembiayaan dana komersil
dengan cost of capital yang relatif tinggi, persyaratan sangat selektif dan jumlah yang tidak
mencukupi serta kadangkala salah sasaran, sehingga program permodalan tidak dapat
memberikan manfaat yang optimal pada pengembangan UMKM.
Tujuan penelitian ini untuk merancang model penyaluran dana (financing) dalam optimalisasi
pengembangan UMKM, terutama dari sudut pandang pelaku UMKM. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini ada 3 (tiga) tahapan, yang pertama yaitu metode deskriptif dengan
pendekatan tabulasi, yang kedua yaitu analisis medan kekuatan (Force Field Analysis), serta
yang terakhir yaitu The House Model. Hasil penelitian mengindentifikasi permasalahan
financing yang dihadapi pelaku UMKM, mengkaji kekuatan pendorong dan kekuatan
penghambat pengembangan UMKM, dan mengembangkan rancangan The House Model yaitu
model penyaluran dana dalam optimalisasi pengembangan UMKM di Kabupaten Kubu Raya
Provinsi Kalimantan Barat.
Kata Kunci: Model Penyaluran Dana (Financing), Optimalisasi Pengembangan UMKM, The
House Model
ABSTRACT
The current Micro small and medium enterprises (MSME) problems nowadays are the
financing of commercial fund with cost of capital are frequently relatively high, selective
requirements and insufficient number of funds, and misdirected fund, so the financing program
cannot effectively give optimal benefit to the development of micro small and medium
enterprises.
The purpose of this research aims to design the model of fund channeling (financing) in the
optimalization of micro small and medium enterprises especially from the perspective of MSME
entrepreneurs. The methods of this research consisted of three stages namely descriptive
method with tabulation approach, Force Field Analysis, and The House Model. The findings of
the research identify the problems of financing faced by the MSME entrepreneurs, examine the
driving force and inhibiting power of the development of MSME, and develop The House Model
design as model of fund channeling in the optimalization of the development and improvement
of micro small and medium enterprises at Kubu Raya Regency Kalimatan Barat Province.
Keywords: Model of fund channeling (financing), optimalization of MSME, The House Model
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 868
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
PENDAHULUAN
Perencanaan
Keberadaan
UMKM
dalam
(planning) merupakan
perekonomian Indonesia cukup dominan
salah satu fungsi manajemen yang penting
karena memiliki peran yang penting dan
dalam berjalannya suatu program karena
strategis dalam pertumbuhan perekonomian
kesuksesan atau kegagalan program dimulai
nasional, termasuk menyediakan keperluan
dari tahap tersebut. Saat ini pemerintah
barang dan jasa dalam negeri. Hal tersebut
sangat
dan
dapat dilihat dari berbagai data yang
pengembangan usaha mikro, kecil dan
mendukung antara lain (1) jumlah industri
menengah
berbagai
cukup banyak mulai dari skala mikro hingga
kebijakan yang berpihak kepada pelaku
skala besar yang bergerak dalam setiap sektor
UMKM.
pengembangan
ekonomi; dan (2) potensinya yang cukup
apabila
besar dalam penyerapan tenaga kerja.
UMKM
inten
dalam
perencanaan
(UMKM)
dengan
Perencanaan
dikatakan
baik
telah
memperhitungkan semua kemungkinan yang
Ramdansyah
dapat
mengungkapkan
terjadi
ketika
program
tersebut
dan
Silalahi
data
BPS
(2013)
yang
dilaksanakan. Salah satu kemungkinan yang
menunjukkan jumlah populasi UMKM pada
dapat terjadi dan akan berpengaruh secara
tahun 2007 mencapai 49,8 juta unit usaha
signifikan terhadap pelaksanaan program
atau 99,99% dari total unit usaha di
adalah perubahan. Perubahan disebabkkan
Indonesia, dengan jumlah tenaga kerja
oleh banyak hal, antara lain teknologi yang
mencapai 91,8 juta orang (97,3% dari seluruh
berkembang pesat, kondisi ekonomi yang
tenaga kerja Indonesia). Di samping itu
senantiasa berubah, kompetisi global, kondisi
kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB
sosial demografik dan tantangan internal
juga cukup signifikan, yaitu dari nilai PDB
yang menyangkut keberadaan UMKM itu
Rp.3.957,4 triliun UMKM memberikan
sendiri.
kontribusi sebesar Rp.2.121,3 triliun (53,6%
dari total PDB Indonesia).
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 869
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Di Kabupaten Kubu Raya jumlah UMKM
begitu juga halnya dengan penyerapan
juga cenderung mengalami peningkatan,
jumlah tenaga kerja dan nilai investasinya
.Tabel 1
Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Nilai Investasi UMKM di Kabupaten
Raya Tahun 2012-2015
No
Tahun
Jumlah Usaha
(Unit)
1
2
3
4
2012
2013
2014
2015
400
411
435
444
Jumlah
Tenaga Kerja
(Orang)
1.347
1.427
1.469
1.514
Kubu
Nilai Investasi
(Rp)
7.767.846.000
8.899.101.000
9.047.162.000
9.762.601.000
Sumber : BPS Kabupaten Kubu Raya, 2016
Potensi yang dimiliki oleh UMKM
perusahaan
besar
yang
bangkrut
dan
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
melakukan PHK dalam
nasional sangat besar dan menjadi alasan
UMKM tetap fleksibel dan mampu bertahan
pemerintah memberikan peluang yang sangat
dalam kondisi tersebut, khususnya usaha
terbuka kepada masyarakat dalam usahanya
kecil dan mikro. Adapun perkembangan
mengembangkan UMKM. Hal ini juga
usaha kecil dan mikro berdasarkan jenis
memberikan pembuktian empiris dimana
industri dan jumlah serapan tenaga kerja serta
pada
nilai investasi dapat dilihat pada Tabel 2.
periode
1997/1998
saat
krisis
ekonomi
banyak
tahun
jumlah besar,
perusahaan-
Tabel 2. Jenis dan Jumlah Industri UMKM di Kabupaten Kubu Raya
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenis Industri
Makanan
Minuman
Pengolahan Tembakau
Pakaian Jadi
Tekstil
Kulit, barang dari kulit dan alas
kaki
Barang dari kayu, gabus, rotan
dan bambu
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
305
18
2
1
12
1
Jumlah
Tenaga
Kerja
(Orang)
1.347
43
12
4
28
10
40
248
Jumlah Usaha
(Unit)
Nilai Investasi
(Rp)
5.311.164.000
338.622.000
381.600.000
172.800.000
36.750.000
48.950.000
869.359.000
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 870
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Percetakan dan reproduksi media
rekaman
Bahan kimia dan barang dari
bahan kimia
Karet dan bahan dari karet dan
plastik
Barang galian bukan logam
Barang logam, bukan mesin dan
peralatannya
Industri kendaraan bermotor,
Trailer dan semi trailer
Industri alat angkutan lainnya
Furniture
Pengolahan lainnya
Jasa reparasi dan pemasangan
mesin dan peralatan
Total
9
15
162.146.000
3
16
185.500.000
3
16
168.000.000
2
11
10
26
67.220.000
498.259.000
2
4
200.000.000
1
23
8
3
7
88
24
30
95.000.000
667.348.000
94.138.000
438.745.000
444
1.514
9.762.601.000
Sumber : BPS Kabupaten Kubu Raya, 2016
Tantangan UMKM saat ini sangat berat
umumnya sumber modal UMKM berasal
karena ketatnya persaingan, apalagi dengan
hanya dari modal sendiri. Hasil penelitian
masuknya produk-produk luar negeri. Selain
yang pernah dilakukan pada tahun 2012 di
itu, UMKM sering menghadapi masalah
Kabupaten Ketapang menunjukkan bahwa
yang belum terselesaikan yang berhubungan
masalah permodalan menempati urutan
dengan iklim usaha.
pertama
dalam
kapasitas
UMKM.
Aspek dalam pengembangan UMKM
upaya
meningkatkan
Penelitian
ini
juga
yang sering menjadi permasalahan utama
didukung oleh penelitian pada
yaitu kekurangan permodalan. Hal tersebut
UMKM yang juga pernah dilakukan di
disebabkan karena keterbatasan akses ke
Kabupaten
sumber permodalan. Faktor lainnya adalah
mengungkapkan bahwa sebagian besar para
keterbatasan kemampuan dalam melengkapi
pelaku
persyaratan yang diajukan oleh lembaga
permasalahan yang hampir sama yaitu
keuangan formal, dalam hal ini perbankan.
keterbatasan modal yang dimiliki dalam
Hal tersebut menyebabkan saat ini pada
upaya untuk mengembangkan usahanya.
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
usaha
Kayong
yang
Utara
ada
pelaku
yang
menghadapi
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 871
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Hal
menyebabkan
modal yang diperoleh tidak dapat bermanfaat
perkembangan UMKM sebagai usaha yang
secara optimal. Oleh karena itu, agar bantuan
mapan menjadi terhambat. Untuk dapat
permodalan
mengembangkan
UMKM
bermanfaat secara efektif dan efisien maka
memerlukan tambahan modal dari luar. Salah
perlu juga diikuti dengan pembinaan dan
satunya yaitu dengan mencari dana melalui
dukungan yang berkelanjutan, yaitu yang
fasilitas perkreditan dari perbankan atau non
terkait dengan pengembangan manajemen
perbankan dan fasilitas dana bergulir baik
usaha,
dari pemerintah maupun swasta. Namun
keuangan dan sebagainya.
berdasarkan
tersebut
bisnisnya,
perkembangannya,
program
yang
disalurkan
kewirausahaan,
Penyaluran
dana
dapat
administrasi
sebagai
bentuk
bantuan pendanaan kepada UMKM masih
bantuan permodalan pada UMKM yang
belum dapat memberikan hasil yang optimal,
dikeluarkan oleh pemerintah merupakan
karena faktor persyaratan dan prosedur untuk
peluang yang sangat baik dalam rangka
mendapatkan dana pinjaman merupakan hal
meningkatkan kapasitas UMKM sebagai
yang mendasar dan sangat sulit dipenuhi oleh
sektor
sebagian besar usaha kecil. Di samping itu,
perekonomian suatu daerah. Permasalahan
permasalahan selanjutnya yang dihadapi oleh
yang dihadapi saat ini adalah seringkali
pelaku UMKM adalah terbatasnya keahlian
penyaluran
dalam menerapkan manajemen keuangan dan
dilakukan oleh pemerintah tidak dapat
pengelolaan usaha yang baik. Hal tersebut
memberikan manfaat yang optimal pada
kemudian menimbulkan permasalahan pada
pengembangan
terhambatnya pengembangan usaha sehingga
Padahal diharapkan penyaluran pendanaan
penyaluran modal yang sudah didapat pun
tersebut
tidak dapat menjadi solusi bagi peningkatan
peningkatan kapasitas UMKM yang ada pada
skala usaha. Atau dengan kata lain, bantuan
suatu daerah, yang kemudian dapat menjadi
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
unggulan
bantuan
dapat
pembangunan
permodalan
UMKM
menjadi
secara
faktor
yang
umum.
pemicu
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 872
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
salah satu penyumbang dalam peningkatan
mendorong pengembangan UMKM sebagai
pertumbuhan perekonoman daerah.
sektor usaha yang menopang pertumbuhan
Untuk mengoptimalkan penyaluran
perekonomian dan pembangunan daerah.
dana agar dapat dimanfaatkan oleh pihak
yang tepat disaat yang tepat maka perlu
METODE PENELITIAN
dilakukan
Jenis Penelitian
penelitian
terkait
dengan
penyaluran modal untuk UMKM, terutama
Dalam
penelitian
ini,
penulis
dari sudut pandang pelaku UMKM sebagai
menggunakan metode field research. Field
pelaku
research
(penelitian
tersebut. Penelitian yang dilakukan tersebut
dengan
cara
diarahkan pada aksesibilitas pelaku UMKM
menganalisis data sekunder maupun data
pada sumber modal yang menyediakan jasa
primer
pendanaan yang dapat dimanfaatkan untuk
Penelitian dilakukan dengan cara turun ke
pengembangan
lapangan untuk mendapatkan informasi, data
utama
penelitian
dalam
penggunaan
UMKM.
diarahkan
pada
jasa
Selanjutnya
inventarisasi
dan
yang
kondisi
kancah)
menyusun,
diperoleh
up
date
dilakukan
mengkaji,
dari
terkait
lapangan.
dengan
kekuatan maupun kendala yang dihadapi
penyaluran dana UMKM di Kabupaten Kubu
oleh pelaku UMKM terkait pemanfaatan
Raya Provinsi Kalimantan Barat.
modal
yang
telah
diperoleh.
Dengan
penelitian ini selanjutnya diharapkan dapat
Teknik Pengumpulan Data
menjadi dasar bagi penyusunan model
Teknik pengumpulan data sekunder
penyaluran dana yang efektif dan efisien bagi
dalam penelitian ini melalui penelitian
pelaku UMKM agar dapat bermanfaat secara
kepustakaan yang diperoleh dari (1) Badan
optimal, tidak hanya dalam satu waktu
Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya, dan
penyaluran bantuan, namun diharapkan dapat
(2) Dinas Koperasi, UKM, Penanaman
menjadi upaya yang berkelanjutan dalam
Modal,
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
Perindustrian
dan
Perdagangan
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 873
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Kabupaten Kubu Raya. Data primer yang
beberapa kelompok masyarakat dengan
akan
ini
kriteria menjadi responden yang terdiri dari
diperoleh dari para pelaku UMKM di
masyarakat sebagai pelaku UMKM di
Kabupaten Kubu Raya, tepatnya di daerah
Kabupaten Kubu Raya dan responden kunci.
yang ditentukan sebagai lokasi penelitian,
Pengumpulan
sebagai responden penelitian. Data primer
menggunakan
diperoleh
wawancara
digunakan
dalam
melalui
penelitian
wawancara
terhadap
data
primer
kuisioner
disertai
dengan
melalui
depth
survei
interview,
responden dengan menggunakan instrumen
observasi dan analisis dokumen. Analisis
penelitian berupa kuisioner.
data dilakukan secara deskriptif
yang
berbasis pada informasi data primer yang
Populasi dan Sampel
kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.
Untuk memperoleh sampel yang sesuai
Untuk mendapatkan persepsi dan umpan
dengan tujuan penelitian, maka digunakan
balik terhadap pengembangan UMKM, maka
teknik pengambilan sampel yaitu purposive
diperlukan adanya feed back dari pelaku
sampling
yang
pendekatan
dikombinasikan
snowball
dengan
usaha terhadap kemungkinan adanya kendala
dengan sampel
dalam pengembangannya. Umpan balik yang
minimal sebanyak 30 responden.
diharapkan tidak hanya dari aspek sumber
pembiayaan,
pengelolaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Inventarisasi
permasalahan
financing
yang dihadapi pelaku UMKM
yang
dikombinasikan
dan
juga
manajemen
terhadap
secara
keseluruhan sebagai upaya menggali sari-sari
pikiran yang cerdas dan bijak.
Penelitian dengan metode purposive
sampling
namun
dengan
pendekatan snowball. Jumlah populasi tidak
Beberapa permasalahan financing
yang dihadapi oleh para pelaku UMKM
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
dihitung akan tetapi diklasifikasi dalam
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 874
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Tabel 3. Permasalahan Financing UMKM
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Permasalahan
Besaran Pinjaman
Besaran Bunga
Jangka Waktu Pinjaman
Waktu Pencairan
Angsuran Pinjaman
Pemanfaatan Pinjaman
Ya
F
25
28
21
22
20
15
Tidak
%
65,79
73,68
55,26
57,89
52,63
39,47
F
13
10
17
16
18
23
%
34,21
26,32
44,74
42,11
47,37
60,53
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Mayoritas persepsi pelaku UMKM
prosedur administrasi dinilai mudah, tapi
yang telah menggunakan fasilitas kredit,
sayangnya realisasi penyalurannya dinilai
mengatakan
pinjaman
sangat lambat dan jumlah tidak mencukupi.
(65,79%) kadangkala tidak sesuai dengan
Hal ini terkait dengan aturan dan prosedur
kebutuhan yang diharapkan
baik untuk
serta sasaran program yang harus jelas.
modal kerja (working capital) maupun modal
Dalam pelaksanaannya selalu melibatkan
investasi (fixed Assets) dari semua sumber
kelompok-kelompok yang berperan aktif
pembiayaan. Besaran tingkat bunga sumber
sebagai penanggung jawab. Para pelaku
pembiayaan formal memang lebih rendah
UMKM beranggapan bahwa sebagai anggota
(73,68%), tapi prosedur administrasi dinilai
kelompok merasa sangat mudah mengikuti
sulit, jangka waktu pinjaman (55,26%), dan
kredit program karena segala sesuatunya
penyaluran lambat atau waktu pencairan
diurus dan diselesaikan oleh ketua dan
(57,89%)
pengurus
kelompok.
pemanfaatan
pinjaman
yang
bahwa
besaran
kadangkala tidak sesuai seperti
diharapkan.
pembiayaan
Sebaliknya,
informal
dengan
sumber
prosedur
(39,47%)
karena
Optimalisasi
masih
besaran
kurang
pinjaman
administrasi sederhana, waktu pencairan
kadangkala tidak sesuai dengan kebutuhan
pinjaman cepat atau tepat waktu sesuai
yang diharapkan.
kebutuhan tapi dengan tingkat bunga lebih
Harapan kemudahan dari pemerintah
tinggi. Sedangkan untuk kredit program
dan Perbankan dapat dilihat pada tabel 4
sebagian pelaku UMKM beranggapan bahwa
berikut ini.
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 875
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Tabel 4. Harapan Kemudahan dari Pemerintah dan Perbankan
Kepada Pemerintah :
1.
Pemerintah bekerja sama dengan Bank untuk mempermudah usaha
2.
Membuat kebijakan ekonomi yang riil berpihak kepada UMKM
3.
Memberikan sosialisasi kepada UMKM terhadap kebijakan terkait UMKM
4.
Membentuk lembaga pembina khusus yang profesional untuk UMKM
5.
Bantuan modal usaha dengan persyaratan ringan
6.
Bantuan dalam bidang pemasaran yang berkaitan dengan kemasan dan promosi
7.
Kemudahan dalam pengurusan administrasi usaha
8.
Memperhatikan infrastruktur, PDAM, terutama lampu listrik (PLN)
Kepada Bank :
1.
Kredit lunak dan proses cepat dengan jangka waktu yang lebih fleksibel serta
bunga stabil
3.
Jaminan dalam mendapatkan kredit ringan
4.
Memberikan bimbingan dalam administrasi keuangan
5.
Memberikan informasi dan sosialisasi yang berkaitan dengan produk-produk
pembiayaan khusus UMKM
Sumber : Olahan Hasil Wawancara, 2017
Mengkaji
kekuatan
kekuatan
penghambat
pendorong
dan
pengembangan
UMKM
4) Frekuensi dan kuntinyuitas produksi
Faktor
penghambat
dalam
upaya
pengembangan UMKM di Kabupaten
Dari hasil pengolahan data yang
Kubu Raya, antara lain :
diperoleh baik dari data sekunder maupun
1) Masalah kinerja karyawan
data
2) Kualitas bahan baku dan jenis produk
primer
menunjukkan
kekuatan
pendorong dan penghambat dalam upaya
yang dihasilkan
pengembangan UMKM, yaitu :
3) Faktor Pemasaran
Faktor kekuatan pendorong dalam upaya
4) Faktor Pendapatan dan Modal
pengembangan UMKM di Kabupaten
Masalah permodalan yang merupakan
Kubu Raya, antara lain :
faktor
1) Ketersediaan dan tingkat upah karyawan
dalam pengembangan UMKM dapat dilihat
2) Ketersediaan dan harga bahan baku
pada tabel berikut :
penghambat
maupun
pendukung
3) Penerapan teknologi dan jumlah produksi
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 876
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Tabel 5. Faktor Pendapatan dan Modal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah omzet yang diperoleh
Jumlah biaya yang dikeluarkan
Ketersediaan modal
Ketersediaan alternatif sumber modal
Persyaratan pinjaman modal
Bunga pinjaman modal
Agunan pinjaman modal
Jangka waktu pinjaman
Pemanfaatan pinjaman modal
Kemampuan pengembalian pinjaman
Kekuatan
Pendorong
Penghambat
F
%
F
%
38
63,33
22
36,67
23
38,33
37
61,67
20
33,33
40
66,67
35
58,33
25
41,67
25
41,67
35
58,33
22
36,67
38
63,33
27
45,00
33
55,00
28
46,67
32
53,33
38
63,33
22
36,67
35
58,33
25
41,67
11
12
13
Kemampuan pengelolaan modal
Kemampuan pengelolaan keuangan usaha
Kemampuan pengelolaan usaha
35
36
32
No
Uraian
58,33
60,00
53,33
25
24
28
41,67
40,00
46,67
Sumber : Data Primer, 2017
Dari tabel
bahwa
di atas
mayoritas
dapat diketahui
pelaku
merupakan
faktor kekuatan pendorong.
UMKM
Sedangkan jumlah biaya yang dikeluarkan
mengatakan faktor jumlah omzet yang
(61,67%), ketersediaan modal (66,67%),
diperoleh (63,33%), ketersediaan alternatif
persyaratan
sumber modal (58,33%), manfaat pinjaman
pinjaman modal (63,33%), agunan pinjaman
modal (63,33%), kemampuan pengembalian
modal (55,00%), dan jangka waktu pinjaman
pinjaman
(53,33%) termasuk ke dalam kekuatan
(58,33%),
kemampuan
pengelolaan keuangan usaha (60,00%) dan
pinjaman
(58,33%),
bunga
penghambat.
kemampuan pengelolaan usaha (53,33%)
Model Financing Dalam Optimalisasi Pengembangan UMKM
Optimalisasi dari fungsi financing UMKM
Fungsi Financing :
Meningkatkan akses UMKM terhadap berbagai sumber daya produktif, terutama fasilitasi permodalan
UMKM dari pihak ketiga dan lembaga keuangan, maupun bantuan permodalan dari pemerintah.
1. Memberikan bimbingan dalam administrasi keuangan dan manajemen modal usaha.
2. Penyederhanaan prosedur pinjaman bagi UMKM.
3. Sosialisasi tidak hanya berkaitan dengan bentuk skim yang diberikan, tetapi juga bagaimana skim
tersebut dapat diperoleh.
4. Menciptakan jaringan layanan khusus bidang keuangan dan pemasaran.
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 877
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Pelaku UMKM :
Pengelola UMKM sebagai pelaku utama yang harus kreatif dan inovatif dalam memanage sumber daya
yang dimilikinya, yaitu :
1. Memiliki keinginan yang kuat untuk maju.
2. Terus aktif mencari infromasi terbaru dan membangun jaringan.
3. Mengoptimalkan sumber pembiayaan, baik bank atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk
pemerintah.
4. Peningkatan pengembangan diri dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diberikan dan
mengaplikasikannya.
Penyandang Dana
(Pemerintah/Swasta)
Lembaga Keuangan
(Bank dan Non Bank)
Lembaga Pendamping
Membuat kebijakan dan
sosialisasi tidak hanya
bentuk
skim,
tetapi
bagaimana mendapatkan
pembiayaan tersebut.
1. Penyederhanaan
prosedur pinjaman bagi
UMKM.
2. Proses kesimpelan dan
kecepatan
dalam
penyaluran kredit bagi
UMKM.
1. Memberikan
bimbingan
dalam
administrasi
keuangan
dan
manajemen modal usaha.
2. Pemberian informasi pasar dan
membantu kegiatan promosi.
3. Pembinaan
tentang
teknologi
produksi dan informasi (IT) dalam
packaging dan pemasaran online.
4. Menciptakan jaringan layanan khusus
bidang keuangan dan pemasaran.
Gambar 1. The House Model Optimalisasi dari fungsi financing dan marketing UMKM
KESIMPULAN DAN SARAN
2. Kekuatan
Berdasarkan tujuan penelitian, dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Permasalahan
yang
dihadapi
pendorong
dan
kekuatan
penghambat yang menjadi kendala dalam
upaya pengembangan UMKM adalah :
pelaku
a. Kekuatan
pendorong
dari
faktor
UMKM dalam sumber pembiayaan yaitu
produksi dan bahan baku dimulai dari
besaran pinjaman yang tidak mencukupi,
ketersediaan jumlah tenaga
besaran atau tingkat bunga, jangka waktu
tingkat upah yang relatif rendah,
pinjaman,
ketersediaan bahan baku, harga bahan
pencairan
penyaluran
lambat,
dan
atau
waktu
optimalisasi
pemanfaatan pinjaman masih kurang.
baku,
penerapan,
kuntinyuitas
frekuensi
produksi.
kerja,
dan
Sedangkan
faktor penghambat masalah kinerja
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 878
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
karyawan, kualitas bahan baku, dan
jenis produk yang dihasilkan.
b. Kekuatan
pendorong
3. Berdasarkan rancangan The House Model
dari penelitian ini akan mengembangkan
dari
faktor
model
penyaluran
dana
dalam
pemasaran dan promosi dimulai dari
optimalisasi UMKM, yaitu dengan tujuan
harga jual, ketersediaan pembeli, dan
dan sasaran optimalisasi dari fungsi
kegiatan promosi. Sedangkan faktor
financing UMKM.
penghambat yaitu tujuan penjualan
Adapun yang menjadi saran dalam
produk, sistem pemasaran terutama
penelitian ini antara lain :
menyangkut pengemasan (packaging)
1. Pemerintah dan perbankan serta lembaga
dan jaringan pemasaran.
c. Kekuatan
pendorong
keuangan non bank dituntut harus benarfaktor
benar punya komitmen dan konsisten
pendapatan dan modal adalah jumlah
dalam pengembangan UMKM selain dari
omzet yang diperoleh,
komitmen dan kerja keras dari pelaku
alternatif
sumber
dari
ketersediaan
manfaat
UMKM sendiri. Di samping itu sebagai
kemampuan
perpanjangan tangan bagi pemerintah
pengembalian pinjaman, kemampuan
dalam menyalurkan dana pembiayaan
pengelolaan
dan
UMKM, pihak perbankan dan lembaga
usaha.
keuangan non bank perlu melakukan
pinjaman
modal,
kemampuan
Sedangkan
dimulai
modal,
dari
dikeluarkan,
keuangan
usaha
pengelolaan
kekuatan
jumlah
penghambat
penyederhanaan
biaya
persyaratan
ketersediaan
yang
modal,
persyaratan pinjaman, bunga pinjaman
modal, agunan pinjaman modal, dan
jangka waktu pinjaman.
administrasi
kredit,
sehingga
dan
pelaku
UMKM tidak merasa kesulitan dalam
berurusan dengan pembiayaan.
2. Untuk
lebih
memaksimalkan
peran
perbankan dan lembaga keuangan non
bank sebagai sumber penambahan modal
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 879
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UMKM,
maka
pemerintah
Sosial lainya”, Kencana Prenada Media
dapat
membentuk atau memfungsikan lembaga
pendamping yang membantu bidang
dan
financing
Group, 2010.
Horovitz J, Ohlsson-Corboz AV.,A Dream
dalam
marketing
with a Deadline: Turning Strategy into
optimalisasi pengembangan UMKM.
3. Diperlukan
kajian
lanjutan
Action. Harlow [GB]: FT Prentice
untuk
merumuskan model pembiayaan UMKM
yang
benar-benar
efektif
Hall, 2007
Freddy Rangkuty “Riset Pemasaran”, PT.
Gramedia Pustaka Utama”, Jakarta,
untuk
pengembangan UMKM, karena model
pembiayaan
dalam
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane,
yang
Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid
diinginkan oleh UMKM. Untuk itu perlu
1, Alih Bahasa oleh : Benyamin Molan,
dibuat
Jakarta : PT. INDEKS, 2008.
penelitian
yang
ini
diuraikan
2001.
adalah
kajian
model
yang
menganalisis
kelemahan dan kekuatan dari lembagalembaga
keuangan
yang
ada
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
dan
Negara,
Nomor
:
dipadukan dengan model yang diinginkan
KEP/25/M.PAN/2/2004,
oleh UMKM sehingga tercipta suatu
Pedoman
model yang benar-benar efektif dalam
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan
pembiayaan UMKM.
Instansi Pemerintah
Kuat
Ismanto,
Penyusunan
Manajemen
Tentang
Indeks
Syari’ah
:
DAFTAR PUSTAKA
Implementasi TQM dalam Lembaga
Burhan Bungin, M, Metodologi Penelitian
Keuangan Syari’ah,
Kualitatif, “Komunikasi, Ekonomi, dan
Pustaka Pelajar, 2009
Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu
E-ISSN: 2407-5310
:
Narayanasamy, N., Force field analysis. In
Participatory
P-ISSN: 2085-1596
Yogyakarta
rural
appraisal:
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 880
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Principles, Methods and Application.
Suparmoko, M. 2001. Metode Penelitian
New Delhi: SAGE Publications India,
Praktis Untuk Ilmu-Ilmu Sosial dan
2009
Praktik. Penebar Swadaya. Jakarta.
Supriyanto, S dan Damayanti, Nyoman
Anita,
Perencanaan dan Evaluasi,
Surabaya, Airlangga University Press,
2007.
Kekuatan). Badan Diklat Provinsi Jawa
Timur, 2008 .
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008
Ramdhansyah dan Sondang Aida Silalahi.
2013.
Surjadi, Implementasi FFA (Analisis Medan
Pengembangan
Pendanaan
UMKM
Modal
Berdasarkan
Persepsi UMKM. Jurnal Keuangan dan
Bisnis Vol. 5, No. 1, Maret, Hal 30-40.
Tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM).
Undang-undang Nomor 9 tahun 1995
Tentang Usaha Kecil.
Kabupaten Kubu Raya Dalam Angka, Badan
Pusat Statistik Kabupatan Kubu Raya,
2016.
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 881
MODEL PENYALURAN DANA (FINANCING) DALAM OPTIMALISASI
PENGEMBANGAN UMKM DI KABUPATEN KUBU RAYA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Sumiyati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah, Pontianak, Indonesia
e-mail: sumiyati@unmuhpnk.ac.id
Edy Suryadi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indonesia
e-mail: edysuryadi@unmuhpnk.ac.id
ABSTRAK
Permasalahan yang saat ini dihadapi UMKM adalah seringkali pembiayaan dana komersil
dengan cost of capital yang relatif tinggi, persyaratan sangat selektif dan jumlah yang tidak
mencukupi serta kadangkala salah sasaran, sehingga program permodalan tidak dapat
memberikan manfaat yang optimal pada pengembangan UMKM.
Tujuan penelitian ini untuk merancang model penyaluran dana (financing) dalam optimalisasi
pengembangan UMKM, terutama dari sudut pandang pelaku UMKM. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini ada 3 (tiga) tahapan, yang pertama yaitu metode deskriptif dengan
pendekatan tabulasi, yang kedua yaitu analisis medan kekuatan (Force Field Analysis), serta
yang terakhir yaitu The House Model. Hasil penelitian mengindentifikasi permasalahan
financing yang dihadapi pelaku UMKM, mengkaji kekuatan pendorong dan kekuatan
penghambat pengembangan UMKM, dan mengembangkan rancangan The House Model yaitu
model penyaluran dana dalam optimalisasi pengembangan UMKM di Kabupaten Kubu Raya
Provinsi Kalimantan Barat.
Kata Kunci: Model Penyaluran Dana (Financing), Optimalisasi Pengembangan UMKM, The
House Model
ABSTRACT
The current Micro small and medium enterprises (MSME) problems nowadays are the
financing of commercial fund with cost of capital are frequently relatively high, selective
requirements and insufficient number of funds, and misdirected fund, so the financing program
cannot effectively give optimal benefit to the development of micro small and medium
enterprises.
The purpose of this research aims to design the model of fund channeling (financing) in the
optimalization of micro small and medium enterprises especially from the perspective of MSME
entrepreneurs. The methods of this research consisted of three stages namely descriptive
method with tabulation approach, Force Field Analysis, and The House Model. The findings of
the research identify the problems of financing faced by the MSME entrepreneurs, examine the
driving force and inhibiting power of the development of MSME, and develop The House Model
design as model of fund channeling in the optimalization of the development and improvement
of micro small and medium enterprises at Kubu Raya Regency Kalimatan Barat Province.
Keywords: Model of fund channeling (financing), optimalization of MSME, The House Model
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 868
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
PENDAHULUAN
Perencanaan
Keberadaan
UMKM
dalam
(planning) merupakan
perekonomian Indonesia cukup dominan
salah satu fungsi manajemen yang penting
karena memiliki peran yang penting dan
dalam berjalannya suatu program karena
strategis dalam pertumbuhan perekonomian
kesuksesan atau kegagalan program dimulai
nasional, termasuk menyediakan keperluan
dari tahap tersebut. Saat ini pemerintah
barang dan jasa dalam negeri. Hal tersebut
sangat
dan
dapat dilihat dari berbagai data yang
pengembangan usaha mikro, kecil dan
mendukung antara lain (1) jumlah industri
menengah
berbagai
cukup banyak mulai dari skala mikro hingga
kebijakan yang berpihak kepada pelaku
skala besar yang bergerak dalam setiap sektor
UMKM.
pengembangan
ekonomi; dan (2) potensinya yang cukup
apabila
besar dalam penyerapan tenaga kerja.
UMKM
inten
dalam
perencanaan
(UMKM)
dengan
Perencanaan
dikatakan
baik
telah
memperhitungkan semua kemungkinan yang
Ramdansyah
dapat
mengungkapkan
terjadi
ketika
program
tersebut
dan
Silalahi
data
BPS
(2013)
yang
dilaksanakan. Salah satu kemungkinan yang
menunjukkan jumlah populasi UMKM pada
dapat terjadi dan akan berpengaruh secara
tahun 2007 mencapai 49,8 juta unit usaha
signifikan terhadap pelaksanaan program
atau 99,99% dari total unit usaha di
adalah perubahan. Perubahan disebabkkan
Indonesia, dengan jumlah tenaga kerja
oleh banyak hal, antara lain teknologi yang
mencapai 91,8 juta orang (97,3% dari seluruh
berkembang pesat, kondisi ekonomi yang
tenaga kerja Indonesia). Di samping itu
senantiasa berubah, kompetisi global, kondisi
kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB
sosial demografik dan tantangan internal
juga cukup signifikan, yaitu dari nilai PDB
yang menyangkut keberadaan UMKM itu
Rp.3.957,4 triliun UMKM memberikan
sendiri.
kontribusi sebesar Rp.2.121,3 triliun (53,6%
dari total PDB Indonesia).
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 869
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Di Kabupaten Kubu Raya jumlah UMKM
begitu juga halnya dengan penyerapan
juga cenderung mengalami peningkatan,
jumlah tenaga kerja dan nilai investasinya
.Tabel 1
Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Nilai Investasi UMKM di Kabupaten
Raya Tahun 2012-2015
No
Tahun
Jumlah Usaha
(Unit)
1
2
3
4
2012
2013
2014
2015
400
411
435
444
Jumlah
Tenaga Kerja
(Orang)
1.347
1.427
1.469
1.514
Kubu
Nilai Investasi
(Rp)
7.767.846.000
8.899.101.000
9.047.162.000
9.762.601.000
Sumber : BPS Kabupaten Kubu Raya, 2016
Potensi yang dimiliki oleh UMKM
perusahaan
besar
yang
bangkrut
dan
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
melakukan PHK dalam
nasional sangat besar dan menjadi alasan
UMKM tetap fleksibel dan mampu bertahan
pemerintah memberikan peluang yang sangat
dalam kondisi tersebut, khususnya usaha
terbuka kepada masyarakat dalam usahanya
kecil dan mikro. Adapun perkembangan
mengembangkan UMKM. Hal ini juga
usaha kecil dan mikro berdasarkan jenis
memberikan pembuktian empiris dimana
industri dan jumlah serapan tenaga kerja serta
pada
nilai investasi dapat dilihat pada Tabel 2.
periode
1997/1998
saat
krisis
ekonomi
banyak
tahun
jumlah besar,
perusahaan-
Tabel 2. Jenis dan Jumlah Industri UMKM di Kabupaten Kubu Raya
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenis Industri
Makanan
Minuman
Pengolahan Tembakau
Pakaian Jadi
Tekstil
Kulit, barang dari kulit dan alas
kaki
Barang dari kayu, gabus, rotan
dan bambu
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
305
18
2
1
12
1
Jumlah
Tenaga
Kerja
(Orang)
1.347
43
12
4
28
10
40
248
Jumlah Usaha
(Unit)
Nilai Investasi
(Rp)
5.311.164.000
338.622.000
381.600.000
172.800.000
36.750.000
48.950.000
869.359.000
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 870
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Percetakan dan reproduksi media
rekaman
Bahan kimia dan barang dari
bahan kimia
Karet dan bahan dari karet dan
plastik
Barang galian bukan logam
Barang logam, bukan mesin dan
peralatannya
Industri kendaraan bermotor,
Trailer dan semi trailer
Industri alat angkutan lainnya
Furniture
Pengolahan lainnya
Jasa reparasi dan pemasangan
mesin dan peralatan
Total
9
15
162.146.000
3
16
185.500.000
3
16
168.000.000
2
11
10
26
67.220.000
498.259.000
2
4
200.000.000
1
23
8
3
7
88
24
30
95.000.000
667.348.000
94.138.000
438.745.000
444
1.514
9.762.601.000
Sumber : BPS Kabupaten Kubu Raya, 2016
Tantangan UMKM saat ini sangat berat
umumnya sumber modal UMKM berasal
karena ketatnya persaingan, apalagi dengan
hanya dari modal sendiri. Hasil penelitian
masuknya produk-produk luar negeri. Selain
yang pernah dilakukan pada tahun 2012 di
itu, UMKM sering menghadapi masalah
Kabupaten Ketapang menunjukkan bahwa
yang belum terselesaikan yang berhubungan
masalah permodalan menempati urutan
dengan iklim usaha.
pertama
dalam
kapasitas
UMKM.
Aspek dalam pengembangan UMKM
upaya
meningkatkan
Penelitian
ini
juga
yang sering menjadi permasalahan utama
didukung oleh penelitian pada
yaitu kekurangan permodalan. Hal tersebut
UMKM yang juga pernah dilakukan di
disebabkan karena keterbatasan akses ke
Kabupaten
sumber permodalan. Faktor lainnya adalah
mengungkapkan bahwa sebagian besar para
keterbatasan kemampuan dalam melengkapi
pelaku
persyaratan yang diajukan oleh lembaga
permasalahan yang hampir sama yaitu
keuangan formal, dalam hal ini perbankan.
keterbatasan modal yang dimiliki dalam
Hal tersebut menyebabkan saat ini pada
upaya untuk mengembangkan usahanya.
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
usaha
Kayong
yang
Utara
ada
pelaku
yang
menghadapi
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 871
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Hal
menyebabkan
modal yang diperoleh tidak dapat bermanfaat
perkembangan UMKM sebagai usaha yang
secara optimal. Oleh karena itu, agar bantuan
mapan menjadi terhambat. Untuk dapat
permodalan
mengembangkan
UMKM
bermanfaat secara efektif dan efisien maka
memerlukan tambahan modal dari luar. Salah
perlu juga diikuti dengan pembinaan dan
satunya yaitu dengan mencari dana melalui
dukungan yang berkelanjutan, yaitu yang
fasilitas perkreditan dari perbankan atau non
terkait dengan pengembangan manajemen
perbankan dan fasilitas dana bergulir baik
usaha,
dari pemerintah maupun swasta. Namun
keuangan dan sebagainya.
berdasarkan
tersebut
bisnisnya,
perkembangannya,
program
yang
disalurkan
kewirausahaan,
Penyaluran
dana
dapat
administrasi
sebagai
bentuk
bantuan pendanaan kepada UMKM masih
bantuan permodalan pada UMKM yang
belum dapat memberikan hasil yang optimal,
dikeluarkan oleh pemerintah merupakan
karena faktor persyaratan dan prosedur untuk
peluang yang sangat baik dalam rangka
mendapatkan dana pinjaman merupakan hal
meningkatkan kapasitas UMKM sebagai
yang mendasar dan sangat sulit dipenuhi oleh
sektor
sebagian besar usaha kecil. Di samping itu,
perekonomian suatu daerah. Permasalahan
permasalahan selanjutnya yang dihadapi oleh
yang dihadapi saat ini adalah seringkali
pelaku UMKM adalah terbatasnya keahlian
penyaluran
dalam menerapkan manajemen keuangan dan
dilakukan oleh pemerintah tidak dapat
pengelolaan usaha yang baik. Hal tersebut
memberikan manfaat yang optimal pada
kemudian menimbulkan permasalahan pada
pengembangan
terhambatnya pengembangan usaha sehingga
Padahal diharapkan penyaluran pendanaan
penyaluran modal yang sudah didapat pun
tersebut
tidak dapat menjadi solusi bagi peningkatan
peningkatan kapasitas UMKM yang ada pada
skala usaha. Atau dengan kata lain, bantuan
suatu daerah, yang kemudian dapat menjadi
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
unggulan
bantuan
dapat
pembangunan
permodalan
UMKM
menjadi
secara
faktor
yang
umum.
pemicu
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 872
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
salah satu penyumbang dalam peningkatan
mendorong pengembangan UMKM sebagai
pertumbuhan perekonoman daerah.
sektor usaha yang menopang pertumbuhan
Untuk mengoptimalkan penyaluran
perekonomian dan pembangunan daerah.
dana agar dapat dimanfaatkan oleh pihak
yang tepat disaat yang tepat maka perlu
METODE PENELITIAN
dilakukan
Jenis Penelitian
penelitian
terkait
dengan
penyaluran modal untuk UMKM, terutama
Dalam
penelitian
ini,
penulis
dari sudut pandang pelaku UMKM sebagai
menggunakan metode field research. Field
pelaku
research
(penelitian
tersebut. Penelitian yang dilakukan tersebut
dengan
cara
diarahkan pada aksesibilitas pelaku UMKM
menganalisis data sekunder maupun data
pada sumber modal yang menyediakan jasa
primer
pendanaan yang dapat dimanfaatkan untuk
Penelitian dilakukan dengan cara turun ke
pengembangan
lapangan untuk mendapatkan informasi, data
utama
penelitian
dalam
penggunaan
UMKM.
diarahkan
pada
jasa
Selanjutnya
inventarisasi
dan
yang
kondisi
kancah)
menyusun,
diperoleh
up
date
dilakukan
mengkaji,
dari
terkait
lapangan.
dengan
kekuatan maupun kendala yang dihadapi
penyaluran dana UMKM di Kabupaten Kubu
oleh pelaku UMKM terkait pemanfaatan
Raya Provinsi Kalimantan Barat.
modal
yang
telah
diperoleh.
Dengan
penelitian ini selanjutnya diharapkan dapat
Teknik Pengumpulan Data
menjadi dasar bagi penyusunan model
Teknik pengumpulan data sekunder
penyaluran dana yang efektif dan efisien bagi
dalam penelitian ini melalui penelitian
pelaku UMKM agar dapat bermanfaat secara
kepustakaan yang diperoleh dari (1) Badan
optimal, tidak hanya dalam satu waktu
Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya, dan
penyaluran bantuan, namun diharapkan dapat
(2) Dinas Koperasi, UKM, Penanaman
menjadi upaya yang berkelanjutan dalam
Modal,
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
Perindustrian
dan
Perdagangan
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 873
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Kabupaten Kubu Raya. Data primer yang
beberapa kelompok masyarakat dengan
akan
ini
kriteria menjadi responden yang terdiri dari
diperoleh dari para pelaku UMKM di
masyarakat sebagai pelaku UMKM di
Kabupaten Kubu Raya, tepatnya di daerah
Kabupaten Kubu Raya dan responden kunci.
yang ditentukan sebagai lokasi penelitian,
Pengumpulan
sebagai responden penelitian. Data primer
menggunakan
diperoleh
wawancara
digunakan
dalam
melalui
penelitian
wawancara
terhadap
data
primer
kuisioner
disertai
dengan
melalui
depth
survei
interview,
responden dengan menggunakan instrumen
observasi dan analisis dokumen. Analisis
penelitian berupa kuisioner.
data dilakukan secara deskriptif
yang
berbasis pada informasi data primer yang
Populasi dan Sampel
kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.
Untuk memperoleh sampel yang sesuai
Untuk mendapatkan persepsi dan umpan
dengan tujuan penelitian, maka digunakan
balik terhadap pengembangan UMKM, maka
teknik pengambilan sampel yaitu purposive
diperlukan adanya feed back dari pelaku
sampling
yang
pendekatan
dikombinasikan
snowball
dengan
usaha terhadap kemungkinan adanya kendala
dengan sampel
dalam pengembangannya. Umpan balik yang
minimal sebanyak 30 responden.
diharapkan tidak hanya dari aspek sumber
pembiayaan,
pengelolaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Inventarisasi
permasalahan
financing
yang dihadapi pelaku UMKM
yang
dikombinasikan
dan
juga
manajemen
terhadap
secara
keseluruhan sebagai upaya menggali sari-sari
pikiran yang cerdas dan bijak.
Penelitian dengan metode purposive
sampling
namun
dengan
pendekatan snowball. Jumlah populasi tidak
Beberapa permasalahan financing
yang dihadapi oleh para pelaku UMKM
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
dihitung akan tetapi diklasifikasi dalam
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 874
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Tabel 3. Permasalahan Financing UMKM
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Permasalahan
Besaran Pinjaman
Besaran Bunga
Jangka Waktu Pinjaman
Waktu Pencairan
Angsuran Pinjaman
Pemanfaatan Pinjaman
Ya
F
25
28
21
22
20
15
Tidak
%
65,79
73,68
55,26
57,89
52,63
39,47
F
13
10
17
16
18
23
%
34,21
26,32
44,74
42,11
47,37
60,53
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Mayoritas persepsi pelaku UMKM
prosedur administrasi dinilai mudah, tapi
yang telah menggunakan fasilitas kredit,
sayangnya realisasi penyalurannya dinilai
mengatakan
pinjaman
sangat lambat dan jumlah tidak mencukupi.
(65,79%) kadangkala tidak sesuai dengan
Hal ini terkait dengan aturan dan prosedur
kebutuhan yang diharapkan
baik untuk
serta sasaran program yang harus jelas.
modal kerja (working capital) maupun modal
Dalam pelaksanaannya selalu melibatkan
investasi (fixed Assets) dari semua sumber
kelompok-kelompok yang berperan aktif
pembiayaan. Besaran tingkat bunga sumber
sebagai penanggung jawab. Para pelaku
pembiayaan formal memang lebih rendah
UMKM beranggapan bahwa sebagai anggota
(73,68%), tapi prosedur administrasi dinilai
kelompok merasa sangat mudah mengikuti
sulit, jangka waktu pinjaman (55,26%), dan
kredit program karena segala sesuatunya
penyaluran lambat atau waktu pencairan
diurus dan diselesaikan oleh ketua dan
(57,89%)
pengurus
kelompok.
pemanfaatan
pinjaman
yang
bahwa
besaran
kadangkala tidak sesuai seperti
diharapkan.
pembiayaan
Sebaliknya,
informal
dengan
sumber
prosedur
(39,47%)
karena
Optimalisasi
masih
besaran
kurang
pinjaman
administrasi sederhana, waktu pencairan
kadangkala tidak sesuai dengan kebutuhan
pinjaman cepat atau tepat waktu sesuai
yang diharapkan.
kebutuhan tapi dengan tingkat bunga lebih
Harapan kemudahan dari pemerintah
tinggi. Sedangkan untuk kredit program
dan Perbankan dapat dilihat pada tabel 4
sebagian pelaku UMKM beranggapan bahwa
berikut ini.
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 875
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Tabel 4. Harapan Kemudahan dari Pemerintah dan Perbankan
Kepada Pemerintah :
1.
Pemerintah bekerja sama dengan Bank untuk mempermudah usaha
2.
Membuat kebijakan ekonomi yang riil berpihak kepada UMKM
3.
Memberikan sosialisasi kepada UMKM terhadap kebijakan terkait UMKM
4.
Membentuk lembaga pembina khusus yang profesional untuk UMKM
5.
Bantuan modal usaha dengan persyaratan ringan
6.
Bantuan dalam bidang pemasaran yang berkaitan dengan kemasan dan promosi
7.
Kemudahan dalam pengurusan administrasi usaha
8.
Memperhatikan infrastruktur, PDAM, terutama lampu listrik (PLN)
Kepada Bank :
1.
Kredit lunak dan proses cepat dengan jangka waktu yang lebih fleksibel serta
bunga stabil
3.
Jaminan dalam mendapatkan kredit ringan
4.
Memberikan bimbingan dalam administrasi keuangan
5.
Memberikan informasi dan sosialisasi yang berkaitan dengan produk-produk
pembiayaan khusus UMKM
Sumber : Olahan Hasil Wawancara, 2017
Mengkaji
kekuatan
kekuatan
penghambat
pendorong
dan
pengembangan
UMKM
4) Frekuensi dan kuntinyuitas produksi
Faktor
penghambat
dalam
upaya
pengembangan UMKM di Kabupaten
Dari hasil pengolahan data yang
Kubu Raya, antara lain :
diperoleh baik dari data sekunder maupun
1) Masalah kinerja karyawan
data
2) Kualitas bahan baku dan jenis produk
primer
menunjukkan
kekuatan
pendorong dan penghambat dalam upaya
yang dihasilkan
pengembangan UMKM, yaitu :
3) Faktor Pemasaran
Faktor kekuatan pendorong dalam upaya
4) Faktor Pendapatan dan Modal
pengembangan UMKM di Kabupaten
Masalah permodalan yang merupakan
Kubu Raya, antara lain :
faktor
1) Ketersediaan dan tingkat upah karyawan
dalam pengembangan UMKM dapat dilihat
2) Ketersediaan dan harga bahan baku
pada tabel berikut :
penghambat
maupun
pendukung
3) Penerapan teknologi dan jumlah produksi
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 876
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Tabel 5. Faktor Pendapatan dan Modal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah omzet yang diperoleh
Jumlah biaya yang dikeluarkan
Ketersediaan modal
Ketersediaan alternatif sumber modal
Persyaratan pinjaman modal
Bunga pinjaman modal
Agunan pinjaman modal
Jangka waktu pinjaman
Pemanfaatan pinjaman modal
Kemampuan pengembalian pinjaman
Kekuatan
Pendorong
Penghambat
F
%
F
%
38
63,33
22
36,67
23
38,33
37
61,67
20
33,33
40
66,67
35
58,33
25
41,67
25
41,67
35
58,33
22
36,67
38
63,33
27
45,00
33
55,00
28
46,67
32
53,33
38
63,33
22
36,67
35
58,33
25
41,67
11
12
13
Kemampuan pengelolaan modal
Kemampuan pengelolaan keuangan usaha
Kemampuan pengelolaan usaha
35
36
32
No
Uraian
58,33
60,00
53,33
25
24
28
41,67
40,00
46,67
Sumber : Data Primer, 2017
Dari tabel
bahwa
di atas
mayoritas
dapat diketahui
pelaku
merupakan
faktor kekuatan pendorong.
UMKM
Sedangkan jumlah biaya yang dikeluarkan
mengatakan faktor jumlah omzet yang
(61,67%), ketersediaan modal (66,67%),
diperoleh (63,33%), ketersediaan alternatif
persyaratan
sumber modal (58,33%), manfaat pinjaman
pinjaman modal (63,33%), agunan pinjaman
modal (63,33%), kemampuan pengembalian
modal (55,00%), dan jangka waktu pinjaman
pinjaman
(53,33%) termasuk ke dalam kekuatan
(58,33%),
kemampuan
pengelolaan keuangan usaha (60,00%) dan
pinjaman
(58,33%),
bunga
penghambat.
kemampuan pengelolaan usaha (53,33%)
Model Financing Dalam Optimalisasi Pengembangan UMKM
Optimalisasi dari fungsi financing UMKM
Fungsi Financing :
Meningkatkan akses UMKM terhadap berbagai sumber daya produktif, terutama fasilitasi permodalan
UMKM dari pihak ketiga dan lembaga keuangan, maupun bantuan permodalan dari pemerintah.
1. Memberikan bimbingan dalam administrasi keuangan dan manajemen modal usaha.
2. Penyederhanaan prosedur pinjaman bagi UMKM.
3. Sosialisasi tidak hanya berkaitan dengan bentuk skim yang diberikan, tetapi juga bagaimana skim
tersebut dapat diperoleh.
4. Menciptakan jaringan layanan khusus bidang keuangan dan pemasaran.
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 877
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Pelaku UMKM :
Pengelola UMKM sebagai pelaku utama yang harus kreatif dan inovatif dalam memanage sumber daya
yang dimilikinya, yaitu :
1. Memiliki keinginan yang kuat untuk maju.
2. Terus aktif mencari infromasi terbaru dan membangun jaringan.
3. Mengoptimalkan sumber pembiayaan, baik bank atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk
pemerintah.
4. Peningkatan pengembangan diri dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diberikan dan
mengaplikasikannya.
Penyandang Dana
(Pemerintah/Swasta)
Lembaga Keuangan
(Bank dan Non Bank)
Lembaga Pendamping
Membuat kebijakan dan
sosialisasi tidak hanya
bentuk
skim,
tetapi
bagaimana mendapatkan
pembiayaan tersebut.
1. Penyederhanaan
prosedur pinjaman bagi
UMKM.
2. Proses kesimpelan dan
kecepatan
dalam
penyaluran kredit bagi
UMKM.
1. Memberikan
bimbingan
dalam
administrasi
keuangan
dan
manajemen modal usaha.
2. Pemberian informasi pasar dan
membantu kegiatan promosi.
3. Pembinaan
tentang
teknologi
produksi dan informasi (IT) dalam
packaging dan pemasaran online.
4. Menciptakan jaringan layanan khusus
bidang keuangan dan pemasaran.
Gambar 1. The House Model Optimalisasi dari fungsi financing dan marketing UMKM
KESIMPULAN DAN SARAN
2. Kekuatan
Berdasarkan tujuan penelitian, dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Permasalahan
yang
dihadapi
pendorong
dan
kekuatan
penghambat yang menjadi kendala dalam
upaya pengembangan UMKM adalah :
pelaku
a. Kekuatan
pendorong
dari
faktor
UMKM dalam sumber pembiayaan yaitu
produksi dan bahan baku dimulai dari
besaran pinjaman yang tidak mencukupi,
ketersediaan jumlah tenaga
besaran atau tingkat bunga, jangka waktu
tingkat upah yang relatif rendah,
pinjaman,
ketersediaan bahan baku, harga bahan
pencairan
penyaluran
lambat,
dan
atau
waktu
optimalisasi
pemanfaatan pinjaman masih kurang.
baku,
penerapan,
kuntinyuitas
frekuensi
produksi.
kerja,
dan
Sedangkan
faktor penghambat masalah kinerja
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 878
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
karyawan, kualitas bahan baku, dan
jenis produk yang dihasilkan.
b. Kekuatan
pendorong
3. Berdasarkan rancangan The House Model
dari penelitian ini akan mengembangkan
dari
faktor
model
penyaluran
dana
dalam
pemasaran dan promosi dimulai dari
optimalisasi UMKM, yaitu dengan tujuan
harga jual, ketersediaan pembeli, dan
dan sasaran optimalisasi dari fungsi
kegiatan promosi. Sedangkan faktor
financing UMKM.
penghambat yaitu tujuan penjualan
Adapun yang menjadi saran dalam
produk, sistem pemasaran terutama
penelitian ini antara lain :
menyangkut pengemasan (packaging)
1. Pemerintah dan perbankan serta lembaga
dan jaringan pemasaran.
c. Kekuatan
pendorong
keuangan non bank dituntut harus benarfaktor
benar punya komitmen dan konsisten
pendapatan dan modal adalah jumlah
dalam pengembangan UMKM selain dari
omzet yang diperoleh,
komitmen dan kerja keras dari pelaku
alternatif
sumber
dari
ketersediaan
manfaat
UMKM sendiri. Di samping itu sebagai
kemampuan
perpanjangan tangan bagi pemerintah
pengembalian pinjaman, kemampuan
dalam menyalurkan dana pembiayaan
pengelolaan
dan
UMKM, pihak perbankan dan lembaga
usaha.
keuangan non bank perlu melakukan
pinjaman
modal,
kemampuan
Sedangkan
dimulai
modal,
dari
dikeluarkan,
keuangan
usaha
pengelolaan
kekuatan
jumlah
penghambat
penyederhanaan
biaya
persyaratan
ketersediaan
yang
modal,
persyaratan pinjaman, bunga pinjaman
modal, agunan pinjaman modal, dan
jangka waktu pinjaman.
administrasi
kredit,
sehingga
dan
pelaku
UMKM tidak merasa kesulitan dalam
berurusan dengan pembiayaan.
2. Untuk
lebih
memaksimalkan
peran
perbankan dan lembaga keuangan non
bank sebagai sumber penambahan modal
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 879
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UMKM,
maka
pemerintah
Sosial lainya”, Kencana Prenada Media
dapat
membentuk atau memfungsikan lembaga
pendamping yang membantu bidang
dan
financing
Group, 2010.
Horovitz J, Ohlsson-Corboz AV.,A Dream
dalam
marketing
with a Deadline: Turning Strategy into
optimalisasi pengembangan UMKM.
3. Diperlukan
kajian
lanjutan
Action. Harlow [GB]: FT Prentice
untuk
merumuskan model pembiayaan UMKM
yang
benar-benar
efektif
Hall, 2007
Freddy Rangkuty “Riset Pemasaran”, PT.
Gramedia Pustaka Utama”, Jakarta,
untuk
pengembangan UMKM, karena model
pembiayaan
dalam
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane,
yang
Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid
diinginkan oleh UMKM. Untuk itu perlu
1, Alih Bahasa oleh : Benyamin Molan,
dibuat
Jakarta : PT. INDEKS, 2008.
penelitian
yang
ini
diuraikan
2001.
adalah
kajian
model
yang
menganalisis
kelemahan dan kekuatan dari lembagalembaga
keuangan
yang
ada
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
dan
Negara,
Nomor
:
dipadukan dengan model yang diinginkan
KEP/25/M.PAN/2/2004,
oleh UMKM sehingga tercipta suatu
Pedoman
model yang benar-benar efektif dalam
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan
pembiayaan UMKM.
Instansi Pemerintah
Kuat
Ismanto,
Penyusunan
Manajemen
Tentang
Indeks
Syari’ah
:
DAFTAR PUSTAKA
Implementasi TQM dalam Lembaga
Burhan Bungin, M, Metodologi Penelitian
Keuangan Syari’ah,
Kualitatif, “Komunikasi, Ekonomi, dan
Pustaka Pelajar, 2009
Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu
E-ISSN: 2407-5310
:
Narayanasamy, N., Force field analysis. In
Participatory
P-ISSN: 2085-1596
Yogyakarta
rural
appraisal:
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 880
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Principles, Methods and Application.
Suparmoko, M. 2001. Metode Penelitian
New Delhi: SAGE Publications India,
Praktis Untuk Ilmu-Ilmu Sosial dan
2009
Praktik. Penebar Swadaya. Jakarta.
Supriyanto, S dan Damayanti, Nyoman
Anita,
Perencanaan dan Evaluasi,
Surabaya, Airlangga University Press,
2007.
Kekuatan). Badan Diklat Provinsi Jawa
Timur, 2008 .
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008
Ramdhansyah dan Sondang Aida Silalahi.
2013.
Surjadi, Implementasi FFA (Analisis Medan
Pengembangan
Pendanaan
UMKM
Modal
Berdasarkan
Persepsi UMKM. Jurnal Keuangan dan
Bisnis Vol. 5, No. 1, Maret, Hal 30-40.
Tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM).
Undang-undang Nomor 9 tahun 1995
Tentang Usaha Kecil.
Kabupaten Kubu Raya Dalam Angka, Badan
Pusat Statistik Kabupatan Kubu Raya,
2016.
P-ISSN: 2085-1596
E-ISSN: 2407-5310
JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 881