PENGARUH PERSEDIAAN TERHADAP LABA revisi

ANALISIS PENGARUH PERSEDIAAN
TERHADAP LABA PERUSAHAAN
EUNIKE M AURIC
UNIVERSITAS ATMAJAYA MAKASSAR
Abstract
Perekonomian saat ini telah berkembang dengan pesat, seiring dengan pesatnya perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin canggih. Sehingga persaingan antar
perusahaan menjadi semakin ketat. Adanya persaingan yang semakin ketat antar perusahaan
mendorong setiap perusahaan untuk menetapkan pengendalian terhadap persediaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persediaan terhadap net profit margin
(NPM) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah persediaan. Untuk variabel dependen dalam
penelitian ini adalah saldo laba. Data diambil dari laporan keuangan setiap perusahaan. Model
analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linear. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara parsial persediaan berpengaruh signifikan terhadap saldo laba,
Nilai Adjusted R square menunjukkan bahwa secara bersama-sama persediaan memberikan
sumbangan terhadap saldo laba sebesar 78.9% sedangkan sisanya 21.1dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini..
Kata kunci: Persaingan, Persediaan, Laba.
I.


Pendahuluan
Salah satu sumber daya yang memegang peran penting dalam pencapaian tujuan
perusahaan adalah persediaan. Hal ini di karenakan sebagian besar aktivitas perusahaan
berhubungan dengan persediaan. Persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki
untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi
dalam memproduksi barang yang akan dijual (Kieso, Weygandt & Warfield, 2008). Sebuah
perusahaan mengklasifikasikan persediaannya bergantung pada bentuk perusahaan: apakah
berbentuk perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur. Persediaan perusahaan dagang
(merchandiser) terdiri atas beberapa produk yang berbeda. Produk-produk tersebut memiliki dua

karakteristik umum: (1) dimiliki oleh perusahaan, dan (2) memiliki bentuk siap dijual. Hanya
satu klasifikasi persediaan, yaitu persediaan barang dagang yang dibutuhkan untuk
menggambarkan beberapa produk yang berbeda dalam persediaan (Weygandt, Kieso & Kimmel,
2008).
Persediaan perusahaan manufaktur (manufacturer) juga dimiliki oleh perusahaan, tetapi
beberapa barang belum siap jual. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan diklasifikasikan
menjadi tiga kategori: persedian barang jadi (finished goods), persediaan barang dalam proses
(work in process) dan persediaan bahan baku (raw materials).
Persediaan timbul disebabkan oleh tidak singkronnya permintaan dengan penyediaan dan
waktu yang digunakan untuk memproses bahan baku. Untuk menjaga keseimbangan permintaan

dengan penyediaan bahan baku dan waktu proses diperlukan persediaan.
Pelaporan persedian yang akurat dan relevan sangat penting jika ingin memberikan
informasi yang berguna dalam laporan. Pelaporan persediaan secara akurat juga sangat penting
bagi para pengambil keputusan dalam perusahaan dan para pengambil keputusan di luar
perusahaan. Terutama sangat berkepentingan dengan persoalan seperti memutuskan kapan harus
melakukan pemesanan persediaan dan berapa banyak persediaan yang akan dibeli setiap kali
melakukan pemesanan. Unit ini menitikberatkan pada pengaruh pelaporan persediaan terhadap
laporan keuangan, yang dipergunakan oleh investor dan kreditor di luar perusahaan. Perputaran
persediaan terhadap laba perusahaan harus memperhatikan persentase laba karena semakin besar
laba maka perputaran persediaan terhadap laba meningkat. Perputaran persediaan adalah suatu
ukuran yang menunjukkan berapa kali persediaan berputar dalam satu periode. Apabila tingkat
perputaran persediaan tinggi maka tingkat penjualannya akan tinggi, sehingga pendapatan dapat
meningkat serta laba operasi juga akan meningkat. Apabila tingkat perputaran persediaan rendah
artinya tingkat penjualannnya juga rendah, sehingga pendapatan mengalami penurunan dan hal
tersebut akan menimbulkan penurunan laba operasi yang diperoleh karena biaya-biaya tambahan
yang harus dikeluarakan oleh perusahaan seperti biaya pemeliharaan dan biaya penyimpanan
persediaan barang dagang.

II.


TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan teori
2.1.1 Pengertian persediaan
Persedian menurut Ristono adalah “persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang
disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan
terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi dan persediaan barang jadi”.
Menurut Alexandri menyatakan bahwa:“Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barangbarang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan
bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun
persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi”.
Sedangkan menurut Stice, dan Skousen adalah :“ Persediaan adalah istilah yang diberikan untuk
asset yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau asset yang dimasukkan secara
langsung atau tidak langsung , kedalam barang yang akan diproduksi dan kemudian dijual”.
2.1.2 Jenis Persediaan
Persediaan ada berbagai jenis. Setiap jenisnya mempunyai karakteristik khusus dan cara
pengelolaannya juga berbeda. Menurut jenisnya, persediaan dapat dibedakan atas (Handoko,
2002):
1. Persediaan bahan mentah (raw materialis), yaitu persediaan barang-barang berwujud
mentah. Persediaan ini dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari para
Supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi

selanjutnya.
2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased paris), yaitu persediaan barangbarang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain,
dimana secara langsung dapat dirakit menjadi produk.

3. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-barang yang
merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah
menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
4. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang
yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen
barang jadi.
5. Persedian barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah
selesai diproses atau diolah dalam bentuk produk dan siap untuk dijual atau dikirim
kepada pelanggan.
2.1.3 Fungsi dan Tujuan Persediaan
Inventory pada hakikatnya bertujuan untuk mempertahankan kontinuitas eksistensi
suatu perusahaan dengan mencari keuntungan atau laba perusahaan itu. Caranya adalah
dengan memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan dengan menyediakan barang
yang diminta. Fungsi persediaan menurut Rangkuti (2004:15) adalah sebagai berikut.
1.


Fungsi Batch Stock atau Lot Size Inventory Penyimpanan persediaan dalam
jumlah besar dengan pertimbangan adanya potongan harga pada harga
pembelian, efisiensi produksi karena psoses produksi yang lama, dan
adanya penghematan di biaya angkutan.

2.

Fungsi Decoupling Merupakan fungsi perusahaan untuk mengadakan
persediaan decouple, dengan mengadakan pengelompokan operasional
secara terpisah-pisah.

3.

Fungsi Antisipasi Merupakan penyimpanan persediaan bahan yang
fungsinya untuk penyelamatan jika sampai terjadi keterlambatan datangnya
pesanan bahan dari pemasok atau leveransir. Tujuan utama adalah untuk
menjaga proses konversi agar tetap berjalan dengan lancar.

Alasan yang kuat untuk menyediakan inventoryadalah untuk hal-hal yang
berhubungan dengan skala ekonomi dalam pengadaan dan produksi barang, untuk kebutuhan

yang berubah-ubah dari waktu ke waktu, untuk fleksibilitas di dalam fasilitas penjadwalan
distribusi barang, untuk spekulasi di dalam harga atau biaya, dan untuk ketidakpastian
tentang waktu pesana perlengkapan dan kebutuhan.

2.1.4 Sistem Pencatatan Persediaan
Sistem pencatatan persediaan yang lazim digunakan ada dua macam yaitu:
1.Sistem fisik (physical inventory system)
2.Sistem Perpetual (perpetual inventory system)
Sistem Fisik (Physical Inventory System)
Sistem persediaan fisik atau periodik adalah sistem dimana harga pokok penjualan
dihitung secara periodik dengan mengandalkan semata-mata pada perhitungan fisik tanpa
menyelenggarakan catatan hari ke hari atas unit yang terjual atau yang ada ditangan.
Sistem fisik digunakan untuk menentukan jumlah kuantitas persediaan barang dan
dilakukan pada akhir periode akuntansi.
Ciri-ciri sistem fisik atau periodik adalah sebagai berikut :


Pemasukan dan pengeluaran persediaan tidak dicatat dan tidak diperhitungkan
dalam suatu catatan tertentu.




Pembelian barang dicatat dengan mendebit rekening pembelian bukan persediaan
barang.



Perhitungan persediaan akhir sekaligus digunakan untuk perhitungan harga poko
penjualan dengan menggunakan jurnal penyesuaian.
Sistem ini cukup sederhana dan mudah diterapkan, tetapi kurang baik untuk pengawasan
persediaan, karena kekurangan persediaan yang hilang tidak dapat dideteksi dan
manajemen tidak memiliki alat untuk mengetahui jumlah persediaan setiap saat.
Sistem Perpetual (Perpetual Inventory System)
Sistem persediaan perpetual adalah suatu sistem yang menyelenggarakan pencatatan
terus-menerus yang menelusuri persediaan dan harga pokok penjualan atas dasar harian.
Perkiraan persediaan didukung dalam kartu-kartu pembantu persediaan (kartu
persediaan). Kartu persediaan digunakan untuk mencatat transaksi setiap jenis
persediaan, memuat nama barang, tempat penyimpanan barang, kode barang dan kolomkolom yang dipakai untuk mencatat transaksi adalah tanggal, pembelian (pemasukan),
penjualan (pengeluaran) dan sisa atau saldo persediaan


Ciri-ciri pengelolaan persediaan dengan sistem perpetual adalah sebagai berikut :
Setiap terjadi pembelian barang dicatat dengan mendebit rekening persediaan


barang.

Setiap terjadi pengeluaran barang (penjualan) dicatat mengkredit persediaan



sejumlah harga pokok penjualan.
Setiap saat dapat diketahui jumlah kuantitas sisa atau saldo persediaan.



Sistem perpetual memudahkan dalam penyusunan neraca dan laporan perhitungan laba
rugi karena penentuan persediaan akhir tidak perlu lagi menghitung fisiknya tetapi
perhitungan fisiknya tetap dilakukan untuk tujuan pengawasan terhadap persediaan
barang.
2.1.5 Laba

Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) “kelebihan penghasilan diatas biaya
selama satu periode akuntansi”. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur
akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba
sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan
biaya. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan
kebijakan akuntansi konservatisma yang menghasilkan laba yang lebihberkualitaskarena
prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakanmembesar-besarkan laba dan membantu
pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.
.
2.1.6 Yang Mempengaruhi Laba
Asumsi yang digunakan dan prinsip yang diaplikasikan diyakini sebagai faktor yang
mempengaruhi kualitas laba, maka akan dibahas tentang bagaimana persediaan berpengaruh
pada kualitas laba perusahaan yang dilaporkan. Menurut Subramanyam dan Wild (2009)
Menyebutkan bahwa Persediaan harus diperhatikan karena merupakan komponen utama dari
aktiva operasi dan langsung mempengaruhi laba. Dalam melakukan penilaian terhadap
persediaan menggunakan asumsi,

2.2

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran dapat dirumuskan dalam penelitian ini dengan rumusan

hipotesis sebagai berikut:
H1 : Pengaruh persediaan yang masih tersimpan di gudang mempengaruhi biaya penyimpanan.
H2 : Pengaruh persediaan mempengaruhi laba.
III.

METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Pengertian Populasi
Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Populasi dalam penelitian ini adalah beberapa
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2010-2015.
3.1.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2012:81). Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel.
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan metode
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:84-85). Beberapa pertimbangan atau keriteria yang

digunakan untuk memilih sampel adalah:
a. Perusahaan-perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20102015.
b. Perusahaan-perusahaan tersebut telah mengeluarkan laporan keuangan secara berturutturut selama tahun 2010-2015.
Berdasarkan kriteria di atas, jumlah perusahaan yang akan diteliti sesuai dengan
karakteristik adalah sebanyak 143 perusahaan dikali dengan 6 periode berarti jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 143 x 6 = 858 sampel selama tahun 2010-2015.

3.2 Jenis dan Sumber Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif. Data kuantitatif berupa
angka-angka yang terdapat pada laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang telah
dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.
3.3 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier. Anaalisis
regresi linier digunakan untuk mengetahui hubungan secara linear antara variabel
independen dengan variabel dependen. Analisis ini menggunakan IBM SPSS 24.0
Variabel dependent : Saldo laba
Variabel independent : Persediaan
IV.

HASIL PENELITIAN
4.1 Data penelitian
Kode Perusahaan
INTP
SMBR
SMCB
SMGR
WTON
AMFG
ARNA
IKAI
KIAS
MLIA
TOTO
ALKA
ALMI
BAJA
BTON
CTBN

Nama Perusahaan Manufaktur
Indocement Tunggal Prakasa Tbk
Semen Baturaja Persero Tbk
Holcim Indonesia Tbk d.h Semen Cibinong Tbk
Semen Indonesia Tbk d.h Semen Gresik Tbk
Wijaya Karya Beton Tbk
Asahimas Flat Glass Tbk
Arwana Citra Mulia Tbk
Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk
Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
Mulia Industrindo Tbk
Surya Toto Indonesia Tbk
Alaska Industrindo Tbk
Alumindo Light Metal Industry Tbk
Saranacentral Bajatama Tbk
Beton Jaya Manunggal Tbk
Citra Turbindo Tbk

GDST
INAI
ISSP
JKSW
JPRS
KRAS
LION
LMSH
NIKL
PICO
TBMS
BRPT
BUDI
DPNS
EKAD
ETWA
INCI
SOBI
SRSN
TPIA
UNIC
AKKU
AKPI
APLI
BRNA
FPNI
IGAR
IMPC
IPOL
SIAP
SIMA
TALF
TRST
YPAS
CPIN
JPFA
MAIN
SIPD
SULI
TIRT
ALDO

Gunawan Dianjaya Steel Tbk
Indal Aluminium Industry Tbk
Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk
Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk
Jaya Pari Steel Tbk
Krakatau Steel Tbk
Lion Metal Works Tbk
Lionmesh Prima Tbk
Pelat Timah Nusantara Tbk
Pelangi Indah Canindo Tbk
Tembaga Mulia Semanan Tbk
Barito Pasific Tbk
Budi Starch and Sweetener Tbk d.h Budi Acid Jaya Tbk
Duta Pertiwi Nusantara
Ekadharma International Tbk
Eterindo Wahanatama Tbk
Intan Wijaya International Tbk
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
Indo Acitama Tbk
Chandra Asri Petrochemical
Unggul Indah Cahaya Tbk
Alam Karya Unggul Tbk
Argha Karya Prima Industry Tbk
Asiaplast Industries Tbk
Berlina Tbk
Lotte Chemical Titan Tbk
Champion Pasific Indonesia Tbk d.h Kageo Igar Jaya Tbk
Impack Pratama Industri Tbk
Indopoly Swakarsa Industry Tbk
Sekawan Intipratama Tbk
Siwani Makmur Tbk
Tunas Alfin Tbk
Trias Sentosa Tbk
Yana Prima Hasta Persada Tbk
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
Japfa Comfeed Indonesia Tbk
Malindo Feedmill Tbk
Siearad Produce Tbk
SLJ Global Tbk d.h Sumalindo Lestari Jaya Tbk
Tirta Mahakam Resources Tbk
Alkindo Naratama Tbk

DAJK
FASW
INKP
INRU
KBRI
KDSI
SPMA
TKIM
AMIN
KRAH
ASII
AUTO
BOLT
BRAM
GDYR
GJTL
IMAS
INDS
LPIN
MASA
NIPS
PRAS
SMSM
ADMG
ARGO
CNTX
ERTX
ESTI
HDTX
INDR
MYTX
PBRX
POLY
RICY
STAR
TFCO
SRIL
SSTM
TRIS
UNIT
BATA

Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk
Fajar Surya Wisesa Tbk
Indah Kiat Pulp & paper Tbk
Toba Pulp Lestari Tbk
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
Kedaung Setia Industrial Tbk pindah dari sub sektor peralatan
Suparma Tbk
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk baru IPO 10-Des-2015
Grand Kartech Tbk
Astra International Tbk
Astra Auto Part Tbk
Garuda Metalindo Tbk )baru IPO 07-Jul-2015
Indo Kordsa Tbk d.h Branta Mulia Tbk
Goodyear Indonesia Tbk
Gajah Tunggal Tbk
Indomobil Sukses International Tbk
Indospring Tbk
Multi Prima Sejahtera Tbk d.h Lippo Enterprises Tbk
Multistrada Arah Sarana Tbk
Nippres Tbk
Prima alloy steel Universal Tbk
Selamat Sempurna Tbk
Polychem Indonesia Tbk
Argo Pantes Tbk
Centex Tbk
Eratex Djaya Tbk
Ever Shine Textile Industry Tbk
Panasia Indo Resources Tbk d.h Panasia Indosyntec Tbk
Indo Rama Synthetic Tbk
Apac Citra Centertex Tbk
Pan Brothers Tbk
Asia Pasific Fibers Tbk d.h Polysindo Eka Persada Tbk
Ricky Putra Globalindo Tbk
Star Petrochem Tbk
Tifico Fiber Indonesia Tbk
Sri Rejeki Isman Tbk
Sunson Textile Manufacturer Tbk
Trisula International Tbk
Nusantara Inti Corpora Tbk
Sepatu Bata Tbk

BIMA
IKBI
JECC
KBLI
KBLM
SCCO
VOKS
PTSN
AISA
ALTO
CEKA
DLTA
ICBP
INDF
MLBI
MYOR
PSDN
ROTI
SKBM
SKLT
STTP
ULTJ
GGRM
HMSP
RMBA
WIIM
DVLA
INAF
KAEF
KLBF
MERK
PYFA
SCPI
SIDO
SQBI & SQBB
TSPC
ADES
KINO
MBTO
MRAT
TCID

Primarindo Asia Infrastructure Tbk
Sumi Indo Kabel Tbk
Jembo Cable Company Tbk
KMI Wire and Cable Tbk
Kabelindo Murni Tbk
Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk
Voksel Electric Tbk
Sat Nusa Persada Tbk
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Tri Banyan Tirta Tbk
Cahaya Kalbar Tbk
Delta Djakarta Tbk
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
Multi Bintang Indonesia Tbk
Mayora Indah Tbk
Prashida Aneka Niaga Tbk
Nippon Indosari Corporindo Tbk
Sekar Bumi Tbk
Sekar Laut Tbk
Siantar Top Tbk
Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
Gudang Garam Tbk
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
Bentoel International Investama Tbk
Wismilak Inti Makmur Tbk
Darya Varia Laboratoria Tbk
Indofarma Tbk
Kimia Farma Tbk
Kalbe Farma Tbk
Merck Tbk
Pyridam Farma Tbk
Schering Plough Indonesia Tbk
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
Tempo Scan Pasific Tbk
Akasha Wira International Tbk
Kino Indonesia Tbk baru IPO 11-Des-2015.
Martina Berto Tbk
Mustika Ratu Tbk
Mandom Indonesia Tbk

UNVR
CINT
KICI
LMPI

Unilever Indonesia Tbk
Chitose Internasional Tbk
Kedaung Indag Can Tbk
Langgeng Makmur Industry Tbk

4.2 Analisis data
4,2,1 Model Summary
Dari data dibawah ini ditemukan nilai R square sebesar .789 artinya sebesar 78.9% variable
persediaan berpengaruh terhadap saldo laba. Dan selisihnya sebesar 21.1% saldo laba
dipengaruhi oleh variable lain.

4.2.2 Anova
Dari data dibawah ini, ditemukan data dengan sig = .000 dimana jika sig < 0,05 berarti meliki
pengaruh yang signifikan. Dapat disimpulkan bahwa persediaan memiliki pengaruh terhadap
saldo laba.

4.2.3 Coefficients
Dari data dibawah ini, dapat dirumuskan Y= (-8,720E+10) + 1,744X

Dari persamaan regresi diatas dapat diketahui bahwa persediaan memiliki hubungan searah
dengan jumlah saldo laba.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara
persediaan dengan saldo laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima karena
hasilnya signifikan.
5.2 Saran

Berdasarkan penelitian ini, saran yang dapat diberikan yaitu dapat memperbanyak data penelitian
dan bukan hanya perusahaan manufaktur melainkan bisa perusahaan lain seperti jasa dll.

DAFTAR PUSTAKA
Asri, Marselinus (2017) Pengaruh Konservatisma Akuntansi terhadap Kualitas Laba
dimoderasi Good Corporate Governace, Universitas Atmajaya Makassar
Ellys, Delfrina Sipangkar. 2009. Pengaruh Perputaran Persediaan Pada Tingkat Profitabilitas
Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia.Medan.Universitas Sumatera Utara.

Herliana, Novriyudi, Triena. 2015. Analisis Pengaruh Perputaran, SSRN Journal
Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.

Libby, Robert, Libby, Patricia A & Short Daniel G. 2008. Akuntansi Keuangan. Diterjemahkan
J.Agung Seputro. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Noratika, Dewi. 2016. Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran
Kas, dan Perputaran Persediaan Terhadap NPM Pada Perusahaan Industri Barang
Konsumsi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013, SSRN Journal