PENERAPAN STRATEGI BRAIN BASED LEARNING

PENERAPAN STRATEGI BRAIN BASED LEARNING TERHADAP
KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMA NEGERI 8 KOTA
CIREBON
IMPLEMENTATION STRATEGY BASED LEARNING BRAIN CREATIVE
THINKING SKILLS OF STUDENTS IN SMA CITY STATE 8 CIREBON
Widodo Winarso, Ani Nuraini
Jurusan Tadris Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegururan IAIN Syekh Nurjati
Cirebon

Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dari penerapan strategi brain based
learning terhadap keterampilan berpikir kreatif, dan peningkatan keterampilan berpikir
kreatif siswa di SMAN 8 Kota Cirebon. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1
SMAN 8 Kota Cirebon, yang terdiri dari 30 siswa. Berdasarkan hasil analisis data terbukti
bahwa hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa nilai thitung sebesar 7,58 dan ttabel
sebesar 2,048. Sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung >ttabel atau 7,57>2,048 maka 𝐻0
ditolak dan 𝐻𝑎 diterima. Artinya terdapat pengaruh penerapan strategi brain based
learning terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa
Kata kunci: keterampilan berpikir kreatif, stretegi brain based learning
Abstrac
The purpose of this study is to determine the effect of the application of brain-based

learning strategies for creative thinking skills, and increase creative thinking skills of
students at SMAN 8 Cirebon. Samples were students of class XI IPA 1 SMAN 8 Cirebon,
which consists of 30 students. Based on the results of data analysis proved that the results
of hypothesis testing showed that the value thitung ttabel 7.58 and 2.048. It concluded that
t count> t table or 7.57> 2.048 then 𝐻0 , 𝐻𝑎 rejected and accepted. It means that there are
significant application of brain-based learning strategies for creative thinking skills of
students
Keywords: creative thinking skills, brain-based learning strategies

melalui suatau proses pembelajaran yang

PENDAHULUAN

terarah dan terpadu serta serasi dan
Kedudukan tertinggi yang dimiliki

seimbang

dengan


oleh manusia yaitu terletak pada potensi

pengembangan potensi

yang dimilikinya sebagai anugerah dari

secara utuh dan optimal.

Allah SWT. Karena potensi tersebut
merupakan
sebagai

aset

modal

nasional
dasar

sekaligus


pembangunan

bangsa. Keajaiban potensi yang dimiliki
oleh manusia akan mampu dikembangkan

memperhatikan
peserta didik

Proses pembelajaran yang utuh dan
optimal yaitu proses melibatkan seluruh
potensi peserta didik, yang meliputi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pembelajaran

yang

memperhatikan


Namun proses pembelajaran di sekolah

masing-masing aspek tersebut tentunya

kini telah mengalami pergeseran nilai, hal

memberikan

ini dikarenakan aktivitas pembelajaran di

konstribusi

untuk

tercapainya tujuan pembelajaran yang

sekolah

tidak hanya sebatas


mendengarkan, mencatat, dan menjawab

mentransfer ilmu

hanya

terbatas

pada

dari guru pada peserta didik, akan tetapi

pertanyaan

lebih bertujuan memberikan pemahaman

pertanyaan. Aktivitas belajar tersebut

kepada peserta didik untuk memaknai


jelas tidak akan dapat mendorong siswa

proses pembelajaran, sehingga peserta

untuk mengembangkan potensi yang

didik

dimiliki siswa, sehingga keterampilan

dapat

menggali

dan

bila

mengoptimalkan seluruh potensi yang


berpikir

dimiliki untuk mencapai tujuan yang

tergolong rendah.

dicita-citakan.

yang

guru

memberikan

dimiliki

siswa

pun


Berdasarkan data UNESCO, mutu

Sejalan dengan tujuan pembelajaran

pendidikan

matematika

di

Indonesia

matematika adalah: (1) Mempersiapkan

berada pada peringkat 34 dari 38 negara

siswa

yang


agar

sanggup

menghadapi

diamati.

Data

lain

yang

perubahan keadaan dalam kehidupan

menunjukkan

melalui latihan bertindak atas dasar


matematika siswa Indonesia dapat dilihat

pemikiran logis, rasional, kritis, cermat,

dari

jujur dan efektif; (2) Mempersiapkan

Internasional

siswa

menggunakan

(Whitehurst, 2003:8) terhadap 41 negara

matematika dan pola pikir matematika

dalam pembelajaran matematika, dimana


dalam

dalam

Indonesia mendapatkan peringkat ke 39

mempelajari berbagai ilmu pengetahuan;

di bawah Thailand dan Uruguay. Hal ini

(3) Menambah dan mengembangkan

merupakan

keterampilan berhitung dengan bilangan

Indonesia tidak mampu menyelesaikan

sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari;

masalah

(4) mengembangkan pengetahuan dasar

keterampilan berpikirnya.

agar

dapat

kehidupan

sehari-hari

matematika dasar sebagai bekal untuk
melanjutkan kependidikan menengah dan
(5) membentuk sikap logis, kritis, kreatif,
cermat dan disiplin (Depdikbud, 1996:1).

hasil

rendahnya

survei

Pusat

untuk

bukti

Statistik
Pendidikan

bahwa

matematika

prestasi

yang

siswa

di

menuntut

Studi pendahuluan pada tanggal 25
Maret 2015 di SMA Negeri 8 Kota
Cirebon dilakukan dengan melakukan
wawancara pada guru matematika yang

mengajar di kelas XI pada program IPA

perkembangan

dan IPS, Ibu Endang Purwaningsih, S.

siswa.

Pd.

Narasumber

atau

guru

mengungkapkan bahwa keaktifan belajar
siswa dalam kelas masih bersifat pasif
yaitu

mereka

mendengarkan
disampaikan
memberikan

oleh

cenderung

hanya

penjelasan

yang

guru.

kesempatan

Saat

guru

bertanya,

mereka diam. Ketika diberikan tugas
dalam

kelompok,

masih

terdapat

beberapa siswa yang tidak ikut serta
dalam diskusi kelompok. Saat presentasi
masing-masing kelompok di depan kelas
tidak ada perhatian, tanggapan dan
pendapat dari kelompok lain. Sehingga
hasil belajar matematika kelas XI baik
pada program IPA maupun program IPS
masih

tergolong

rendah.

Hal

ini

berdasarkan nilai rata-rata ulangan tengah
semester genap yaitu sebagian besar
siswa hanya memperoleh nilai 64,23.
Selain dari pada itu siswa tidak dapat

keterampilan

Keterampilan berpikir

berpikir

merupakan

keterampilan yang melibatkan aktivitas
mental yang disadari dan diarahkan untuk
tercapainya

suatau

pemahaman,

pengambilan

keputusan,

perencanaan,

pemecahan

masalah,

dan

penilaian

tindakan. Menurut Fankel (Rohmayasari,
2010:35) tahapan-tahapan berpikir terdiri
atas empat tahap, yaitu tahap berpikir
konvergen, tahap berpikir divergen, tahap
berpikir kritis, dan tahap berpikir kreatif
(Yunianta,

Rochmad,

&

Rusilowati,

2012:2). Keterampilan berpikir kreatif
matematik adalah tingkat keterampilan
berpikir

matematik

yang

meliputi

komponen-komponen keaslian, elaborasi,
kelancaran dan keluwesan. Karakteristik
berpikir

kreatif

yaitu

orisinalitas,

elaborasi, kelancaran dan fleksibilitas
(Rahmatina, Sumarno, & Johar, 2014:4).

memberikan jawaban yang berbeda atau

Berpikir kreatif jarang ditekankan

dengan caranya sendiri, sebagian besar

pada pembelajaran matematika karena

dari mereka hanya dapat mengerjakan

strategi pembelajaran yang diterapkan

soal-soal dengan cara yang dicontohkan

cenderung

oleh guru di kelas maupun pada buku

pengembangan pemikiran analitis dengan

paket matematika yang menjadi pegangan

masalah-masalah yang rutin. Keyakinan

belajar siswa. Hasil belajar tersebut

pendidik terhadap tujuan pengembangan

menunjukan hasil yang kurang optimal

berpikir kreatif masih rendah. Hal ini

dan cenderung kurang memperhatikan

disebabkan pengajaran konvergen yang
cenderung

berorientasi

didominasi

guru

pada

untuk

“bicara” atau lebih dari 70% waktu

Berdasarkan uraian di atas, peneliti

pelajaran digunakan untuk mentransfer

tertarik

informasi. Guru tidak menerima ide atau

berjudul “Pengaruh Penerapan Strategi

masukkan

Brain

dari

siswa,

jika

siswa

melakukan

Based

penelitian

Learning

yang

terhadap

melontarkan ide dianggap sesuatau yang

Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa di

destruktif atau mengganggu. Praktek

SMA Negeri 8 Kota Cirebon”.

tersebut seringkali dipengaruhi sikap dan

METODE PENELITIAN

keyakinan guru sendiri.

Populasi dalam penelitian ini
Menyikapi
permasalahan

permasalahanyang

pembelajaran

terjadi,

yang

strategi
mampu

mengembangkan keunggulan-keunggulan
yang dimiliki oleh siswa, baik itu
keunggulan intelektual maupun bakat
khusus

yang

bersifat

keterampilan

menjadi hal yang sangat penting dan
esensial. Salah satau alternatif solusi
untuk

meningkatkan

kualitas

pembelajaran matematika yaitu melalui
strategi

pembelajaran

yang

menggunakan cara kerja otak

yang
secara

alami. Brain Based Learning merupakan
strategi pembelajaran yang diselaraskan
dengan cara otak bekerja yang didesain
secara alamiah untuk belajar. Menurut
(Jensen, 2011:6) Karena pada dasarnya
setiap manusia memiliki otak dengan
potensi yang sama luar biasanya, namun

adalah seluruh siswa kelas XI-IPA di
SMA Negeri 8 Kota Cirebon Tahun
Ajaran 2015/2016. Pengambilan sampel
dalam

penelitian

random
penelitian

adalah

cluster

sampling,

dengan

desain

Regresi

Sederhana.

pengumpulan

ini

data

Alat

menggunakan

kuesioner dan tes uraian keterempilan
berpikir kreatif. Kuesioner digunakan
untuk mengetahuirespon siswa terhadap
strategi brain based learning, yang
meliputi 3 aspek yaitu
perasaan,

dan

aspek minat,

penyajian

informasi.

Sedangkan tes urai digunakan untuk
mengukur keterampilan berpikir kreatif
siswa yang dilihat dari 4 indikator
keterampilan berpikir kreatif siswa yang
meliputi aspek berpikir lancar, berpikir
luwes, berpikir orisinal dan berpiki
elaborasi.

setiap orang menjadi berbeda bergantung
pada

bagaimana

orang

mengoptimalkan otaknya.

tersebut

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Respon

Siswa

Terhadap

StrategiBrain Based Learning

Data mengenai respon siswa pada
strategi brain based learning diperoleh
dari

penyebaran

kuesioner

yang

dilakukan usai strategi brain based
learning diterapkan dalam pembelajaran
matematika

dengan

jumlah

sampel

TS
(2)
STS
(1)
Jumlah
Skor
Maksimal
Prosentase
Rata-rata

15

30

7,53

0

0

0

93

398
480

100

83

sebanyak 30 siswa. Kuesioner pada
penelitian ini mengacu kepada 3 aspek,

Berdasarkan

yaitu

aspek

penyajian

minat,

tabel

diatas

perasaan

dan

menunjukkan bahwa siswa53,28%

Berikut

data

menyatakan

informasi.

Sangat

Setuju,

perhitungan kuesioner yang dilihat dari

39,19%Setuju, 7,53% Tidak Setuju,

setiap aspek yang diteliti.

dan

tidak

terdapat

siswa

yang

menyatakan Sangat Tidak Setuju.
Prosentase rata-rata respon siwa pada
aspek ini sebesar 83%. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar

1) Minat
Strategi brain based learning dapat
menumbuhkan

ketertarikan

dan

mengembangkan kemampuan yang
dimiliki siswa, dengan proses belajar
yang disesuaikan dengan ritme otak.
Terdapat

4

pernyataan

mewakili

aspek

minat,

yang
berikut

perhitungan respon siswa pada aspek

siswa

Tabel. 1 Respon Siswa pada Aspek
Minat

2,
3,
4, 6

SS
(4)
S (3)

dapat

mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya pada saat strategi brain
based learning di terapkan pada
pembelajaran matematika.
2) Perasaan
Pembelajaran yang bermakna dapat
menjadikan menimbulkan persaan

secara

Skor

dan

suka dan gembira, perasaan tersebut

minat:

No.
Ite
m

tertarik

F

53
52

156

39,19

langsung

akan

memberikan kenyamaan belajar pada
saat

Jumlah ProsenSkor
tase
Ratarata
212
53,28

tidak

proses

pembelajaran

berlangsung. Terdapat 2 pernyataan
yang

mewakili

aspek

perasaan,

berikut perhitungan respon siswa
pada aspek perasaan:

No
.
Ite
m

Tabel. 2 Respon Siswa pada Aspek

mewakili aspek penyajian informasi,

Perasaan

berikut perhitungan respon siswa

Skor

F

SS (4)
S (3)
1,7
TS (2)
STS
(1)
Jumlah

2
8
3
0
2
0
6
0

Jumlah
Skor
Ratarata
112

Prosentase

90

43,68

4
0

1,94
0

206

100

Skor
Maksimal
Prosentase
Rata-rata

54,36

86

tabel

diatas

menunjukkan bahwa siswa54,36%
menyatakan

Sangat

Setuju,

43,68%Setuju, 1,94% Tidak Setuju,
dan

tidak

terdapat

siswa

yang

menyatakan Sangat Tidak Setuju.
Prosentase rata-rata respon siwa pada
aspek ini sebesar 86%. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar
siswa menyukai dan merasa gembira
pada

saat

learning

strategi
di

Tabel. 3 Respon Siswa pada Aspek
Penyajian Informasi

240

Berdasarkan

pada aspe penyajian informasi:

brain

terapkan

based
pada

pembelajaran matematika.
3) Penyajian Informasi
Teknik mengajar yang baik dapat

No.
Ite
m

Skor

F

Prosentase

17

Jumlah
Skor
Ratarata
68

SS
(4)
S (3)
5
TS
(2)
STS
(1)
Jumlah
Skor
Maksimal
Prosentase
Rata-rata

11
2

33
4

31,42
3,81

0

0

0

30

Berdasarkan

64,76

105
120

100

87,5

tabel

diatas

menunjukkan bahwa siswa64,76%
menyatakan

Sangat

Setuju,

13,42%Setuju, 3,81% Tidak Setuju,
dan

tidak

terdapat

siswa

yang

menyatakan Sangat Tidak Setuju.
Prosentase rata-rata respon siwa pada
aspek ini sebesar 87,5%. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar
siswa menyatakan teknik mengajar
yang dibawakan oleh guru dengan
menerapkan strategi brain based
learning sangatlah baik.

menjadikan siswa mudah memahami
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru. Terdapat 1 penyataan yang

Hasil perhitungan kuesioner respon
siswa terhadap penerapan strategi brain

based

pada

pembelajaran

kemudian

direkapitulasi

learning

matematika

Pretes

ini

dimaksudkan

mempermudahkan

pembaca untuk mengetahui hasil respon
siswa terhadap strategi brain based
learning.

0
57,2000
59,0000
63,00
7,61758
58,028
35,00
68,00
1716,00

0
79,6000
80,0000
85,00
5,78106
33,421
65,00
88,00
2388,00

Valid

N

Missing

dalam sajian berbentuk prosentase ratarata pada setiap aspek. Data rekapitulasi

30

Postes
30

Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Minimum
Maximum
Sum

Minat
16,39%
32,79%

Perasaan

Tabel. 4 di atas menunjukkan jumlah
siswa pretes dan postest sebanyak

50,82%

Penyajian
Informasi

30

siswa. Missing 0 menunjukkan bahwa
data yang hilang adalah nol, dengan
demikian tidak ada data yang belum

Gambar. 1 Rekapitulasi Hasil Respos
Siswa Terhadap Strategi Brain Based
Learning
Gambar. 1 di atas menunjukan
bahwa 32,79% siswa menyatakan tertarik
dan

dapat

mengambangkan

kemampuannya pada saat pembealjaran
berlangsung, 50,82% siswa menyukai
dan merasa gembira pada saat proses
belajar mengajar di kelas, dan 16,39%
siswa menyatakan teknik mengajar yang
dibawakan oleh guru dengan menerapkan
strategi

brain

digunakan

based
pada

learning

baik

pembelajaran

matematika lainnya.
2. Keterampilan

diproses. Mean atau rata-rata pretes
sebesar 57,2. Median atau titik tengah
pada

Tabel.

menunjukkan

di

atas

bahwa

sebesar
50%

59,

rata-rata

sampel memperoleh skor pretes di atas
59, dan 50% sampel lainnya rata-rata
memperoleh skor di bawah 59.

Mode

didapat 63 sementara nilai minimal dan
maksimal masing-masing sebesar 35 dan
68. Sedangkan data postes diperoleh
mean atau rata-rata postest sebesar 79,6.
Median

diperoleh

dengan

cara

mengurutkan semua data yang sama
besar dibagi dua. Median atau titik tengah

Berpikir

Kreatif

Siswa
Tabel. 4 Hasil Tes Kelas Penelitian

pada

Tabel.

menunjukkan

di

atas

bahwa

sebesar
50%

80,

rata-rata

sampel memperoleh skor postes di atas
80, dan 50% sampel lainnya rata-rata

100
80
60
40
20
0

memperoleh skor postes di bawah 80.

luwes (flexibility) ditunjukan pada

Mode didapat 85 sementara nilai minimal

Gambar 3 berikut ini:

Pretes 1a
Pretes 1b

16,7
13,3
10 10
0000 00

Potest 1a

00
Skor 4

Skor 3

Postes 1b
Skor 0

kelas eksperimen:

50 46,750
43,346,7
43,3
36,7
33,3

Skor 2

dan 88. Berikut adalah grafik hasil belajar

60
50
40
30
20
10
0

Skor 1

dan maksimal masing-masing sebesar 65

Gambar. 3 Peningkatan Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa pada Aspek
Berpikir Luwes (Flexibility)
Gambar. 2 Hasil Tes Keterampilan
Berpikir Kreatif

Skor pretes pada soal 1a sebagian
besar siswa mendapat skor 2 dan 3

Keterampilan berpikir kreatif siswa
yang

diukur

dengan

instrumen

tes

yaitu 43,3% mendapat skor 2 dan
46,7% mendapatkan skor 3. Setelah

essay/uraian yang terdiri dari 5 butir soal

dilakukannya

(a,b) yang mencakup aspek berpikir

mengajar

lancar (fluency) pada soal nomor 2 (a,b),

strategi

berpikir luwes (flexibility) pada soal

mengalami

nomor

orisinal

sebagian besar siswa mendapat skor

(originality) pada soal nomor 3 (a,b), dan

3 dan 4 yaitu 33,3% mendapat skor 3

bepikir elaborasi (elaboration) pada soal

dan 50% mendapat skor 4.

1

(a,b),

berpikir

kegiatan

dengan
Brain

belajar

menggunakan

Based

peningkatan

Learning
dengan

nomor 4 dan 5 (a,b). Berikut hasil analisis

Skor pretes pada soal 1b sebagian

keterampilan berpikir kreatif pada kelas

besar siswa mendapat skor 2 dan 3

penelitian yang dilihat dari jawaban siswa

yaitu 50% mendapat skor 2 dan

pada setiap butir soal berdasarkan aspek

36,7% mendapatkan skor 3. Setelah

keterampilan berpikir kreatif yang ukur:

dilakukannya
mengajar

1) Berpikir luwes (flexibility)
Hasil pretes dan postes butir soal
berpikir kreatif untuk aspek berpikir

strategi

kegiatan

dengan
Brain

mengalami

belajar

menggunakan

Based

peningkatan

Learning
dengan

sebagian besar siswa mendapat skor
3 dan 4 yaitu 46,7% mendapat skor 3

dan 43,3% mendapat skor 4. Dari

sebagian besar siswa mendapat skor

hasil di atas menunjukkan strategi

3 dan 4 yaitu dengan masing-masing

Brain

Based

Learning

mempengaruhi
berpikir

presentase keduanya 43,3%.

Keterampilan

kreatif

mengalami

dapat

Skor pretes pada soal 2b sebagian

siswa.

Karena

besar siswa mendapat skor 1 dan 3

peningkatan,

berikut

yaitu 30% mendapat skor 1 dan 50%

gambaran peningkatan keterampilan

mendapatkan

berpikir kreatif siswa pada aspek

dilakukannya

berpikir luwes (flexibility).

mengajar

2) Berpikir lancar (fluency)

strategi

skor

3.

Setelah

kegiatan

belajar

dengan
Brain

menggunakan

Based

Learning

Hasil pretes dan postes butir soal

mengalami

berpikir kreatif untuk aspek berpikir

sebagian besar siswa mendapat skor

lancar (fluency) ditunjukan pada

3 dan 4 dengan masing-masing

Gambar. 4 berikut ini:

presentase sebesar 46,7%. Dari hasil

Pretes 2a

30
10
0000

00

Pretes 2b
Potest 2a

3,3
0

Postes 2b

0

Keterampilan berpikir kreatif siswa.
Karena

mengalami

peningkatan,

berikut

gambaran

peningkatan

keterampilan berpikir kreatif siswa

Skor Skor Skor Skor Skor
0 1 2 3 4

pada aspek berpikir lancar (fluency).

Gambar. 4 Peningkatan Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa pada Aspek
Berpikir Lancar (fluency)
Skor pretes pada soal 2a sebagian
besar siswa mendapat skor 2 dan 3

3) Berpikir orisinal (originality)
Hasil pretes dan postes butir soal
berpikir kreatif untuk aspek berpikir
orisinal (originality) ditunjukan pada
Gambar. 5 berikut ini:
60

yaitu 40% mendapat skor 2 dan

50

46,7% mendapatkan skor 3. Setelah

40

dilakukannya
mengajar
strategi

kegiatan

dengan
Brain

mengalami

belajar

menggunakan

Based

peningkatan

Learning
dengan

30
20
10

5050
43,3
40 40
36,7
33,3
33,3
20
16,7 16,7
16,7
0000

3,3
0

Pretes 3a
Pretes 3b
Potest 3a

00

0
Skor 4

20

20
13,3
6,7

Skor 3

30
10

Based Learning dapat mempengaruhi

Skor 2

40

40

dengan

di atas menunjukkan strategi Brain

50
46,7
46,7 46,7
43,3 43,3

Skor 1

50

Skor 0

60

peningkatan

Postes 3b

keterampilan berpikir kreatif siswa
Gambar. 5 Peningkatan Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa pada Aspek
Berpikir Orisinal (Originality)

pada

aspek

berpikir

orisinal

(originality).
4) Berpikir elaborasi (elaboration)

Skor pretes pada soal 3a

Hasil pretes dan postes butir soal

sebagian besar siswa mendapat skor

berpikir kreatif untuk aspek berpikir

2 dan 3 yaitu 33,3% mendapat skor 2

elaborasi (elaboration) ditunjukan

dan 50% mendapatkan skor 3.

pada Gambar. 6 berikut ini:

Setelah

dilakukannya

kegiatan

belajar

mengajar

dengan

menggunakan strategi Brain Based
Learning
dengan

mengalami
sebagian

peningkatan
besar

siswa

mendapat skor 3 dan 4 yaitu dengan
masing-masing presentase keduanya

56,7
60
46,7
46,7
46,7
43,3 40
43,3
43,3
43,3
50
40
33,3
33,3
33,3
40
30
30
26,7
26,7
23,3
30
20
20
13,3
13,3
13,3
20
10
10 00000000 003,3
0
0000
0

Pretes 4a
Pretes 4b
Pretes 5a
Pretes 5b
Potest 4a
Postes 4b

Skor Skor Skor Skor Skor
0 1 2 3 4

Postes 5a

40%.
Skor pretes pada soal 3b
sebagian besar siswa mendapat skor
2 dan 3 yaitu 43,3% mendapat skor 2
dan 36,7% mendapatkan skor 3.
Setelah

dilakukannya

kegiatan

belajar

mengajar

dengan

menggunakan strategi Brain Based
Learning
dengan

mengalami
sebagian

peningkatan
besar

siswa

mendapat skor 3 dan 4 yaitu 50%
mendapat skor 3 dan

33,3%

mendapat skor 4. Dari hasil di atas
menunjukkan strategi Brain Based
Learning

dapat

mempengaruhi

Keterampilan berpikir kreatif siswa.
Karena

mengalami

peningkatan,

berikut

gambaran

peningkatan

Gambar. 4.6 Peningkatan
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa
pada Aspek Berpikir Elaborasi
(elaboration)
Skor pretes pada soal 4a sebagian
besar siswa mendapat skor 2 dan 3
yaitu 46,7% mendapat skor 2 dan
40% mendapatkan skor 3. Setelah
dilakukannya
mengajar
strategi

kegiatan

dengan
Brain

mengalami

belajar

menggunakan

Based

peningkatan

Learning
dengan

sebagian besar siswa mendapat skor
3 dan 4 yaitu 46,7% mendapat skor 3
dan 33,3% mendapat skor 4.
Skor pretes pada soal 4b sebagian
besar siswa mendapat skor 2 dan 3
yaitu 26,7% mendapat skor 2 dan

33,3% mendapatkan skor 3. Setelah

mengalami

dilakukannya

belajar

gambaran peningkatan keterampilan

menggunakan

berpikir kreatif siswa pada aspek

mengajar
strategi

kegiatan

dengan
Brain

mengalami

Based

Learning

peningkatan

peningkatan,

berikut

berpikir elaborasi (elaboration).

dengan

3. Strategi Brain Based Learning

sebagian besar siswa mendapat skor

Dapat Menjadikan Keterampilan

3 dan 4 yaitu 43,3% mendapat skor 3

Berpikir Kreatif Siswa Lebih Baik
1) DeskripsiGain

dan 30% mendapat skor 4.
Skor pretes pada soal 5a sebagian

Tabel. 5 N-Gain

besar siswa mendapat skor 2 dan 3

Postest

dengan masing-masing presentase
sebesar 43,3%. Setelah dilakukannya
kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan strategi Brain Based
mengalami

Learning
dengan

sebagian

peningkatan
besar

siswa

Pretest

30

30

0

0

Mean

,5067

,3357

Median

,5250

,3300

,63

,33

Valid

N

Missing

Mode
Std. Deviation

,17129 ,15679

mendapat skor 3 dengan presentase

Variance

,029

,025

56,7%.

Minimum

,05

,00

Maximum

,77

,64

15,20

10,07

Skor pretes pada soal 5b sebagian
besar siswa mendapat skor 2 dan 3

Sum

yaitu 46,7% mendapat skor 2 dan
43,3% mendapatkan skor 3. Setelah
dilakukannya
mengajar
strategi

kegiatan

dengan
Brain

mengalami

belajar

menggunakan

Based

peningkatan

Learning
dengan

sebagian besar siswa mendapat skor
3 dan 4 yaitu 40% mendapat skor 3
dan 33,3% mendapat skor 4. Dari
hasil di atas menunjukkan strategi
Brain

Based

mempengaruhi
berpikir

kreatif

Learning

dapat

Keterampilan
siswa.

Karena

Berdasarkan Tabel. 5 di atas, hasil
analisis indeks gain ternormalisasi
pada kelas yang diteliti menunjukkan
peningkatan rata-rata indeks gain
ternormalisasi dari pretes ke postes
adalah sebesar 0,51 dengan kategori
Sedang.
4. Uji Prasyarat
1) UjiNormalitas
Ttabel. 6 Tests of Normality
KolmogorovSmirnova

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig.Tabel. 7 hasil uji homogenitas Lavene
Kuesioner
.144 30 .117
.965 30 Test
.416 di atas, menunjukan tingkat
atau nilai probabilitas berada
Postes
.118 30 .200*
.962 30 signifikansi
.344
di atas 0,05. Oleh karena probabilitas >
Hasil uji normalitas pada Tabel. 6
0,05, maka dapat diketahui bahwa data
Statistic df

Sig.

Test of normality di atas menunjukkan

yang diperoleh dari respon terhadap

nilai signifikan pada uji kolmogorov

strategi brain based learning dan hasil tes

sebesar 0,117 dan menurut uji Shapiro-

keterampilan

wilk

homogen.

menunjukkan

nilai

signifikan

berpikir

kreatif

adalah

sebesar 0,416, untuk signifikansi strategi

5. Uji Hipotesis

brain based learning. Sedangkan nilai

Pengujian

signifikan pada uji kolmogorov sebesar

untuk mengetahui ada atau tidaknya

0,200 dan menurut uji Shapiro-wilk

pengaruh dari penerapan strategi

menunjukkan nilai signifikan sebesar

brain

0,344, untuk signifikansi keterampilan

keterampilan berpikir kreatif siswa

berpikir kreatif siswa. Karena kedua uji

pada kelas yang menjadi sampel

tersebut nilai signifikan berada di atas

penelitian. Berikut hipotesis yang

0,05. Maka data berdistribusi normal.

diajukan dalam penelitian ini:

2) Uji Homogenitas

𝐻0 =

Analisis
dengan

berikutnya
uji

mengetahui

dilakukan

homogenitas
populasi

untuk
varians,

mempunyai varians yang sama atau
berbeda. Uji homogenitas dilakukan
dengan uji Lavene (Lavene Test).
Berikut data hasi uji homogenitas:
Tabel. 7Test of Homogeneity of
Variances
Strategi Brain Based Learning
Levene Statistic
2.576

df1 df2
6 19

Sig.
.054

hipotesis

based

Tidak

penerapan

dimaksudkan

terdapat

strategi

pengaruh

brain

terhadap

learning

terhadap

learning

based

keterampilan

berpikir kreatif siswa
𝐻𝑎 =

Terdapat

penerapan

pengaruh

strategi

brain

terhadap

learning

based

keterampilan

berpikir kreatif siswa
Dasar

pengambilan

keputusan

adalah:
Jika nilai sig. < 0,05 maka𝐻0 ditolak,
yang berarti terdapat pengaruh
Jika

nilai

𝐻0 diterima,

sig.
yang

terdapat pengaruh

>

0,05

maka

berarti

tidak

Model

Tabel. 8 Uji Hipotesis

DAFTAR PUSTAKA

Standar
dized
Unstandardized Coeffic
Coefficients
ients

Aqib, Z. (2013). Model-model, Media,
dan
Strategi
Pembelajaran
Kontekstual (inovatif). Bandung:
CV Yrana Widya.

B

Std. Error

1 (Con
stant 2.240
)

Beta

3.025

t Sig.
.74 .04
0 0

Ang
7.5 .00
.801
.106
.820
ket
86 0
a. Dependent Variable: Keterampilan
Berpikir Kreatif
Berdasarkan output di atas hasil
analisis SPSS versi 17.0 menunjukan
bahwa nilai thitung sebesar 7,58 serta nilai

Arikunto,
S.
(2000).
Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
B. Uno, H., & Kuadrat, M. (2009).
Mengelola Kecerdasan dalam
Pembelajaran: Sebuah Konsep
Pembelajaran
Berbasis
Kecerdasaan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Baskoro,
E.
P.
(2013).
Modul
Perkuliahan
Evaluasi
Pembelajaran. Cirebon: IAIN
Syekh Nurjati.

signifikan dari variabel bebas (strategi
brain based learning) sebesar 0,00.
Karena nilai signifikan 0,00 < 0,05
dengan pengujian dua sisi (α=0,05) dan
diperoleh ttabel sebesar 2,048 Karena nilai
thitung>ttabel yaitu 7,58 > 2,048 sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat
pengaruh penerapan strategi brain based
learning terhadap keterampilan berpikir
kreatif siswa.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
data penelitian maka dapat disimpulkan
bahwa

terdapat

pengaruh

penerapan

Caine, R. N., Caine, G., McClintic, C., &
Klimek, K. (2008). The 12
brain/mind learning principles in
action.
Developmental
Psychology, 11.
Depdikbud.
(1996).
Tujuan
Pembelajaran
Matematika.
Jakarta:
Dirjent
PMTK
Depdikbud.
Depdiknas. (2008). Kreativitas. Jakarta:
Ditjen PMTK Depdiknas.
Dunman, B. (2010). The effects of brainbased learning on the academic
achievement of students with
different
learning
styles.
Educational Sciences: Theory and
Practice., 9.

strategi brain based learning terhadap
keterampilan berpikir kreatif siswa di
SMAN 8 Kota Cirebon.

Ernawati, E. (2013). Penerapan Strategi
Brain Based Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar

Fisika Siswa SMP. Bandung:
Skripsi: Universitas Pendidikan.
Tidak diterbitkan.

Berbantuan Multimedia untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII
SMP Negeri 4 Kudus Pada Materi
Segitiga.
Semarang:
Skripsi:UNES. tidak diterbitkan.

Filsaime, K. D. (2007). Menguak Rahasia
Berpikir Kritis dan Kreatif.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Hadianto, B., Harahap, S., & Budi, N.
(2007). Suatu Tinjauan Mengenai
Brainware Managent. Jurnal
Management. Volume 6 No. 2, 3.
Hadjar,

I.
(1996).
Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Kuantitatif
dalam Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Hartono.
(2009).
Perbandingan
Peningkatan
Kemampuan
Berpikir Kreatif dan Aplikasi
Matematika pada Pembelajaran
Open-Ended
dengan
Konvensional
di
Sekolah
Menengah Pertama. Bandung:
Disertasi. SPS. UPI. Tidak
dipublikasikan.
Hasan,

I. (2009). Analisis Data
Penelitian dengan Statistika.
Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hayati, N. (2010). Menstimulus Otak
Kiri dan Otak Kanan Anak
dengan Flash Card. Peran Otak
Manusia, 3.
Jensen,

E. (2011). Pembelajaran
Berbasis Otak. Jakarta: Indeks.

Kusmariyatni, N. (2012). Strategi Brain
Based Learning dan Hasil Belajar
IPA Siswa Sekolah Dasar.
Bandung: UPI. Skripsi tidak
diterbitkan.
Kusmawati, E. (2013). Keefektifan
Pembelajaran Kooperatif Team
Assisted Individualization (TAI)
Berbantuan
Alat
Peraga
Terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Pada Materi
Geometri Kelas-VIII. Semarang:
UNES. Skripsi tidak diterbitkan.
Luwshe, C. H. (1975). A Quantitative
Approach to Content Validity.
Indiana: Bowling Green State
University.
Majid, A. (2014). Strategi Pembelajaran.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Manfaat, B. (2011). Modul Statistika
untuk Mahasiswa Jurusan NonMatematika.
Cirebon:
IAIN
Syekh Nurjati.
Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan
Instrumen Tes dan Non Tes.
Yogyakarta: Mitra Cendiki Press.

Junaedi. (2008). Stategi Pembelajaran:
Edisi Pertama. Surabaya: LapisPGMI.

Meier,

Khoiri, W. (2013). 7) Iimplementasi
Model Problem Based Learning

Munandar, U. (1999). Kreativitas &
Keberbakatan:
Strategi

D. (2002). The Accelerated
Learning Handbook. Bandung:
Kaifa.

Mewujudkan Potensi Kreatif &
Bakat. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Noor, J. (2012). Metodelogi Penelitian .
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Rahmi, Y., Helma , & Mirna. (2012).
pengaruh Nilai Mand map
Terhadap
Hasil
Belajar
Matematika
Siswa.
Jurnal
Pendidikan Matematika. Vol. 1
Part 3, 1.

Nurhayati. (2014). Peningkatan Aktivitas
Siswa Pada Materi Turunan
Fungsi
Melalui
Pendekatan
Konstruktivisme di Kelas XI IPA
5 SMAN 15 Palembang. Journal
of mathematics an education.
Volume 1 Edisi 1, 2.

Ramadhani, A. (2012). Keefektifan
Strategi Brain Based Learning
Terhadap Peningkatan Prestasi
Belajar IPA pada Siswa Cerebral
Palsy Kelas VI di SLBN 1 Bantul.
Yogyakarta: Skripsi: Universitas
Negeri
Yogyakarta.
Tidak
diterbitkan.

Poniman, F. (2011). STFIn Personality:
Mengenal Mesin Kecerdasan
Anda. Bekasi: PT. STIFIn
Fingerprint.

Riduwan, & Kuncoro, E. A. (2008). Cara
Menggunakan dan Memakai
Analisis Jalur (Path Analysis).
Bandung: Alfabeta.

Rachmawati, Y., & Kurniati, E. (2010).
Strategi
Pengembangan
Kreativitas Pada Anak. Jakarta:
Kencana.

Riduwan, Rusyana, A., & Enas. (2013).
Cara Mudah Belajar SPSS Versi
17.0 dan Aplikasi Statistik
Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rahayu, P. T. (2012). Perbandingan
Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa antara yang Menggunakan
Model Pembelajaran Number
Head Together (NHT) dengan
Discovery
Learning
Pada
Pembelajaran Matematika di
SMP Negeri 1 Sliyeg Indramayu.
Cirebon: IAIN Syekh Nurjati.
Skripsi tidak diterbitkan.

Rohmayasari.
(2010).
Pengaruh
Pembelajaran
Matematika
dengan Pendekatan Kontekstual
(CTL) Terhadap Kemampuan
Berpikir Analitis dan Kreatif
Siswa SMA di Jawa Barat.
Bandung:
Skripsi
Jurusan
Pendidikan Matematika FKIP
UNPAS. Tidak diterbitkan.

Rahmatina, S., Sumarno, U., & Johar , R.
(2014). Tingkat Berpikir Kreatif
Siswa
dalam
Menyelsaikan
Masalah Matematika Berdasarkan
Gaya Kognitif Reflektif dan
Impulsif.
Jurnal
Didaktik
Matematika, 4.

Rubiyanti, Y. (2007). Learning and
Memory. Jurnal Biopsycology, 8.
Sapa’at, A. (2009). Brain Based Learning
(Online). Dipetik Oktober Rabu,
2014,
dari
http://matematika.upi.edu/ index.
php/ brain-based-learning

Siswono. (2004). Identifikasi Proses
Berpikir Kreatif dalam Pengajuan
Masalah
(Problem
Posing)
Matematika Berpadu dengan
Model Wallas dan Creative
Problem
Solving
(CPS).
Semarang: Jurusan Matematika
UNES.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian
pendidikan
pendekatan
kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sukamdinata, N. S. (2004). Kurikulum
dan Pembelajaran Kompetensi.
Bandung: Kusuma Karya.
Sukmadinata, N. S. (2006). Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sumarno, & Wustqa, D. U. (2014).
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran pada Materi Pokok
Kalkulus SMA kelas XI Semester
2. Jurnal Riset Pendidikan
Matematika. Volume 1. Nomor 2,
5.
Surapranata,
S.
(2004).
Analisis,
Validitas,
Reliabilitas
dan
Interpretasi
Hasil
Tes:
Implementasi Kurikulum 2004.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Suryabrata, S. (2008). Metodologi
Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Syamsussabri, M. (2013). Konsep Dasar
Pertumbuhan dan Perkembangan
Peserta didik. Perkembangan
Peserta didik, 3.

Supardi. (2012). Peran Berpikir Kreatif
dalam Pembelajaran Matematika.
Jurnal Pendidikan Matematika, 6.
Tafsir, A., Fathurrahman, P., Ruswandi,
U., Badruddin, Syah, M.,
Kariandinata, R., et al. (2010).
Pengembangan Wawasan Profesi
Guru. Bandung : Uin Sunan
Gunung Djati.
Vinayastri, A. (2012). Pengaruh Pola
Asuh (Parenting) Orang Tua
Terhadap Otak Anak Usia Dini.
Jurnal Ilmiyah WIDYA, 9.
Whitehurst, G. J. (2003). Nasional Center
For Education Statistics. The
Condition Of Education, 8.
Wulandari, D. A. (2013). 4) Penerapan
Desain Pembelajaran Kimia
Berbasis Brain Based Learning
untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis dan hasil Belajar
Siswa SMA Negeri 1 Tengaran.
Semarang: Skripsi: UNES. Tidak
diterbitkan.
Yunianta, T. N., Rochmad, & Rusilowati,
A. (2012). Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa pada Implementasi
Project Based Learning dengan
Peer and self-Assesment untuk
Materi Segi 4 Kelas VII SMPN
RSBI 1 Juwana di Kabupaten
Pati. jurnal matematika dan
pendidikan matematika, 2.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR HONDA MELALUI PENDEKATAN BOSTON CONSULTING GROUP PADA PT. MPM MOTOR DI JEMBER

7 89 18

PENERAPAN PUTUSAN REHABILITASI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGGUNA NARKOTIKA (STUDI KASUS PUTUSAN NO : 130/Pid.B/2011/PN.LW)

7 91 58

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45