PENERAPAN STRATEGI BRAIN BASED LEARNING
PENERAPAN STRATEGI BRAIN BASED LEARNING TERHADAP
KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMA NEGERI 8 KOTA
CIREBON
IMPLEMENTATION STRATEGY BASED LEARNING BRAIN CREATIVE
THINKING SKILLS OF STUDENTS IN SMA CITY STATE 8 CIREBON
Widodo Winarso, Ani Nuraini
Jurusan Tadris Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegururan IAIN Syekh Nurjati
Cirebon
Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dari penerapan strategi brain based
learning terhadap keterampilan berpikir kreatif, dan peningkatan keterampilan berpikir
kreatif siswa di SMAN 8 Kota Cirebon. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1
SMAN 8 Kota Cirebon, yang terdiri dari 30 siswa. Berdasarkan hasil analisis data terbukti
bahwa hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa nilai thitung sebesar 7,58 dan ttabel
sebesar 2,048. Sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung >ttabel atau 7,57>2,048 maka 𝐻0
ditolak dan 𝐻𝑎 diterima. Artinya terdapat pengaruh penerapan strategi brain based
learning terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa
Kata kunci: keterampilan berpikir kreatif, stretegi brain based learning
Abstrac
The purpose of this study is to determine the effect of the application of brain-based
learning strategies for creative thinking skills, and increase creative thinking skills of
students at SMAN 8 Cirebon. Samples were students of class XI IPA 1 SMAN 8 Cirebon,
which consists of 30 students. Based on the results of data analysis proved that the results
of hypothesis testing showed that the value thitung ttabel 7.58 and 2.048. It concluded that
t count> t table or 7.57> 2.048 then 𝐻0 , 𝐻𝑎 rejected and accepted. It means that there are
significant application of brain-based learning strategies for creative thinking skills of
students
Keywords: creative thinking skills, brain-based learning strategies
melalui suatau proses pembelajaran yang
PENDAHULUAN
terarah dan terpadu serta serasi dan
Kedudukan tertinggi yang dimiliki
seimbang
dengan
oleh manusia yaitu terletak pada potensi
pengembangan potensi
yang dimilikinya sebagai anugerah dari
secara utuh dan optimal.
Allah SWT. Karena potensi tersebut
merupakan
sebagai
aset
modal
nasional
dasar
sekaligus
pembangunan
bangsa. Keajaiban potensi yang dimiliki
oleh manusia akan mampu dikembangkan
memperhatikan
peserta didik
Proses pembelajaran yang utuh dan
optimal yaitu proses melibatkan seluruh
potensi peserta didik, yang meliputi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pembelajaran
yang
memperhatikan
Namun proses pembelajaran di sekolah
masing-masing aspek tersebut tentunya
kini telah mengalami pergeseran nilai, hal
memberikan
ini dikarenakan aktivitas pembelajaran di
konstribusi
untuk
tercapainya tujuan pembelajaran yang
sekolah
tidak hanya sebatas
mendengarkan, mencatat, dan menjawab
mentransfer ilmu
hanya
terbatas
pada
dari guru pada peserta didik, akan tetapi
pertanyaan
lebih bertujuan memberikan pemahaman
pertanyaan. Aktivitas belajar tersebut
kepada peserta didik untuk memaknai
jelas tidak akan dapat mendorong siswa
proses pembelajaran, sehingga peserta
untuk mengembangkan potensi yang
didik
dimiliki siswa, sehingga keterampilan
dapat
menggali
dan
bila
mengoptimalkan seluruh potensi yang
berpikir
dimiliki untuk mencapai tujuan yang
tergolong rendah.
dicita-citakan.
yang
guru
memberikan
dimiliki
siswa
pun
Berdasarkan data UNESCO, mutu
Sejalan dengan tujuan pembelajaran
pendidikan
matematika
di
Indonesia
matematika adalah: (1) Mempersiapkan
berada pada peringkat 34 dari 38 negara
siswa
yang
agar
sanggup
menghadapi
diamati.
Data
lain
yang
perubahan keadaan dalam kehidupan
menunjukkan
melalui latihan bertindak atas dasar
matematika siswa Indonesia dapat dilihat
pemikiran logis, rasional, kritis, cermat,
dari
jujur dan efektif; (2) Mempersiapkan
Internasional
siswa
menggunakan
(Whitehurst, 2003:8) terhadap 41 negara
matematika dan pola pikir matematika
dalam pembelajaran matematika, dimana
dalam
dalam
Indonesia mendapatkan peringkat ke 39
mempelajari berbagai ilmu pengetahuan;
di bawah Thailand dan Uruguay. Hal ini
(3) Menambah dan mengembangkan
merupakan
keterampilan berhitung dengan bilangan
Indonesia tidak mampu menyelesaikan
sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari;
masalah
(4) mengembangkan pengetahuan dasar
keterampilan berpikirnya.
agar
dapat
kehidupan
sehari-hari
matematika dasar sebagai bekal untuk
melanjutkan kependidikan menengah dan
(5) membentuk sikap logis, kritis, kreatif,
cermat dan disiplin (Depdikbud, 1996:1).
hasil
rendahnya
survei
Pusat
untuk
bukti
Statistik
Pendidikan
bahwa
matematika
prestasi
yang
siswa
di
menuntut
Studi pendahuluan pada tanggal 25
Maret 2015 di SMA Negeri 8 Kota
Cirebon dilakukan dengan melakukan
wawancara pada guru matematika yang
mengajar di kelas XI pada program IPA
perkembangan
dan IPS, Ibu Endang Purwaningsih, S.
siswa.
Pd.
Narasumber
atau
guru
mengungkapkan bahwa keaktifan belajar
siswa dalam kelas masih bersifat pasif
yaitu
mereka
mendengarkan
disampaikan
memberikan
oleh
cenderung
hanya
penjelasan
yang
guru.
kesempatan
Saat
guru
bertanya,
mereka diam. Ketika diberikan tugas
dalam
kelompok,
masih
terdapat
beberapa siswa yang tidak ikut serta
dalam diskusi kelompok. Saat presentasi
masing-masing kelompok di depan kelas
tidak ada perhatian, tanggapan dan
pendapat dari kelompok lain. Sehingga
hasil belajar matematika kelas XI baik
pada program IPA maupun program IPS
masih
tergolong
rendah.
Hal
ini
berdasarkan nilai rata-rata ulangan tengah
semester genap yaitu sebagian besar
siswa hanya memperoleh nilai 64,23.
Selain dari pada itu siswa tidak dapat
keterampilan
Keterampilan berpikir
berpikir
merupakan
keterampilan yang melibatkan aktivitas
mental yang disadari dan diarahkan untuk
tercapainya
suatau
pemahaman,
pengambilan
keputusan,
perencanaan,
pemecahan
masalah,
dan
penilaian
tindakan. Menurut Fankel (Rohmayasari,
2010:35) tahapan-tahapan berpikir terdiri
atas empat tahap, yaitu tahap berpikir
konvergen, tahap berpikir divergen, tahap
berpikir kritis, dan tahap berpikir kreatif
(Yunianta,
Rochmad,
&
Rusilowati,
2012:2). Keterampilan berpikir kreatif
matematik adalah tingkat keterampilan
berpikir
matematik
yang
meliputi
komponen-komponen keaslian, elaborasi,
kelancaran dan keluwesan. Karakteristik
berpikir
kreatif
yaitu
orisinalitas,
elaborasi, kelancaran dan fleksibilitas
(Rahmatina, Sumarno, & Johar, 2014:4).
memberikan jawaban yang berbeda atau
Berpikir kreatif jarang ditekankan
dengan caranya sendiri, sebagian besar
pada pembelajaran matematika karena
dari mereka hanya dapat mengerjakan
strategi pembelajaran yang diterapkan
soal-soal dengan cara yang dicontohkan
cenderung
oleh guru di kelas maupun pada buku
pengembangan pemikiran analitis dengan
paket matematika yang menjadi pegangan
masalah-masalah yang rutin. Keyakinan
belajar siswa. Hasil belajar tersebut
pendidik terhadap tujuan pengembangan
menunjukan hasil yang kurang optimal
berpikir kreatif masih rendah. Hal ini
dan cenderung kurang memperhatikan
disebabkan pengajaran konvergen yang
cenderung
berorientasi
didominasi
guru
pada
untuk
“bicara” atau lebih dari 70% waktu
Berdasarkan uraian di atas, peneliti
pelajaran digunakan untuk mentransfer
tertarik
informasi. Guru tidak menerima ide atau
berjudul “Pengaruh Penerapan Strategi
masukkan
Brain
dari
siswa,
jika
siswa
melakukan
Based
penelitian
Learning
yang
terhadap
melontarkan ide dianggap sesuatau yang
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa di
destruktif atau mengganggu. Praktek
SMA Negeri 8 Kota Cirebon”.
tersebut seringkali dipengaruhi sikap dan
METODE PENELITIAN
keyakinan guru sendiri.
Populasi dalam penelitian ini
Menyikapi
permasalahan
permasalahanyang
pembelajaran
terjadi,
yang
strategi
mampu
mengembangkan keunggulan-keunggulan
yang dimiliki oleh siswa, baik itu
keunggulan intelektual maupun bakat
khusus
yang
bersifat
keterampilan
menjadi hal yang sangat penting dan
esensial. Salah satau alternatif solusi
untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran matematika yaitu melalui
strategi
pembelajaran
yang
menggunakan cara kerja otak
yang
secara
alami. Brain Based Learning merupakan
strategi pembelajaran yang diselaraskan
dengan cara otak bekerja yang didesain
secara alamiah untuk belajar. Menurut
(Jensen, 2011:6) Karena pada dasarnya
setiap manusia memiliki otak dengan
potensi yang sama luar biasanya, namun
adalah seluruh siswa kelas XI-IPA di
SMA Negeri 8 Kota Cirebon Tahun
Ajaran 2015/2016. Pengambilan sampel
dalam
penelitian
random
penelitian
adalah
cluster
sampling,
dengan
desain
Regresi
Sederhana.
pengumpulan
ini
data
Alat
menggunakan
kuesioner dan tes uraian keterempilan
berpikir kreatif. Kuesioner digunakan
untuk mengetahuirespon siswa terhadap
strategi brain based learning, yang
meliputi 3 aspek yaitu
perasaan,
dan
aspek minat,
penyajian
informasi.
Sedangkan tes urai digunakan untuk
mengukur keterampilan berpikir kreatif
siswa yang dilihat dari 4 indikator
keterampilan berpikir kreatif siswa yang
meliputi aspek berpikir lancar, berpikir
luwes, berpikir orisinal dan berpiki
elaborasi.
setiap orang menjadi berbeda bergantung
pada
bagaimana
orang
mengoptimalkan otaknya.
tersebut
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Respon
Siswa
Terhadap
StrategiBrain Based Learning
Data mengenai respon siswa pada
strategi brain based learning diperoleh
dari
penyebaran
kuesioner
yang
dilakukan usai strategi brain based
learning diterapkan dalam pembelajaran
matematika
dengan
jumlah
sampel
TS
(2)
STS
(1)
Jumlah
Skor
Maksimal
Prosentase
Rata-rata
15
30
7,53
0
0
0
93
398
480
100
83
sebanyak 30 siswa. Kuesioner pada
penelitian ini mengacu kepada 3 aspek,
Berdasarkan
yaitu
aspek
penyajian
minat,
tabel
diatas
perasaan
dan
menunjukkan bahwa siswa53,28%
Berikut
data
menyatakan
informasi.
Sangat
Setuju,
perhitungan kuesioner yang dilihat dari
39,19%Setuju, 7,53% Tidak Setuju,
setiap aspek yang diteliti.
dan
tidak
terdapat
siswa
yang
menyatakan Sangat Tidak Setuju.
Prosentase rata-rata respon siwa pada
aspek ini sebesar 83%. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar
1) Minat
Strategi brain based learning dapat
menumbuhkan
ketertarikan
dan
mengembangkan kemampuan yang
dimiliki siswa, dengan proses belajar
yang disesuaikan dengan ritme otak.
Terdapat
4
pernyataan
mewakili
aspek
minat,
yang
berikut
perhitungan respon siswa pada aspek
siswa
Tabel. 1 Respon Siswa pada Aspek
Minat
2,
3,
4, 6
SS
(4)
S (3)
dapat
mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya pada saat strategi brain
based learning di terapkan pada
pembelajaran matematika.
2) Perasaan
Pembelajaran yang bermakna dapat
menjadikan menimbulkan persaan
secara
Skor
dan
suka dan gembira, perasaan tersebut
minat:
No.
Ite
m
tertarik
F
53
52
156
39,19
langsung
akan
memberikan kenyamaan belajar pada
saat
Jumlah ProsenSkor
tase
Ratarata
212
53,28
tidak
proses
pembelajaran
berlangsung. Terdapat 2 pernyataan
yang
mewakili
aspek
perasaan,
berikut perhitungan respon siswa
pada aspek perasaan:
No
.
Ite
m
Tabel. 2 Respon Siswa pada Aspek
mewakili aspek penyajian informasi,
Perasaan
berikut perhitungan respon siswa
Skor
F
SS (4)
S (3)
1,7
TS (2)
STS
(1)
Jumlah
2
8
3
0
2
0
6
0
Jumlah
Skor
Ratarata
112
Prosentase
90
43,68
4
0
1,94
0
206
100
Skor
Maksimal
Prosentase
Rata-rata
54,36
86
tabel
diatas
menunjukkan bahwa siswa54,36%
menyatakan
Sangat
Setuju,
43,68%Setuju, 1,94% Tidak Setuju,
dan
tidak
terdapat
siswa
yang
menyatakan Sangat Tidak Setuju.
Prosentase rata-rata respon siwa pada
aspek ini sebesar 86%. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar
siswa menyukai dan merasa gembira
pada
saat
learning
strategi
di
Tabel. 3 Respon Siswa pada Aspek
Penyajian Informasi
240
Berdasarkan
pada aspe penyajian informasi:
brain
terapkan
based
pada
pembelajaran matematika.
3) Penyajian Informasi
Teknik mengajar yang baik dapat
No.
Ite
m
Skor
F
Prosentase
17
Jumlah
Skor
Ratarata
68
SS
(4)
S (3)
5
TS
(2)
STS
(1)
Jumlah
Skor
Maksimal
Prosentase
Rata-rata
11
2
33
4
31,42
3,81
0
0
0
30
Berdasarkan
64,76
105
120
100
87,5
tabel
diatas
menunjukkan bahwa siswa64,76%
menyatakan
Sangat
Setuju,
13,42%Setuju, 3,81% Tidak Setuju,
dan
tidak
terdapat
siswa
yang
menyatakan Sangat Tidak Setuju.
Prosentase rata-rata respon siwa pada
aspek ini sebesar 87,5%. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar
siswa menyatakan teknik mengajar
yang dibawakan oleh guru dengan
menerapkan strategi brain based
learning sangatlah baik.
menjadikan siswa mudah memahami
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru. Terdapat 1 penyataan yang
Hasil perhitungan kuesioner respon
siswa terhadap penerapan strategi brain
based
pada
pembelajaran
kemudian
direkapitulasi
learning
matematika
Pretes
ini
dimaksudkan
mempermudahkan
pembaca untuk mengetahui hasil respon
siswa terhadap strategi brain based
learning.
0
57,2000
59,0000
63,00
7,61758
58,028
35,00
68,00
1716,00
0
79,6000
80,0000
85,00
5,78106
33,421
65,00
88,00
2388,00
Valid
N
Missing
dalam sajian berbentuk prosentase ratarata pada setiap aspek. Data rekapitulasi
30
Postes
30
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Minimum
Maximum
Sum
Minat
16,39%
32,79%
Perasaan
Tabel. 4 di atas menunjukkan jumlah
siswa pretes dan postest sebanyak
50,82%
Penyajian
Informasi
30
siswa. Missing 0 menunjukkan bahwa
data yang hilang adalah nol, dengan
demikian tidak ada data yang belum
Gambar. 1 Rekapitulasi Hasil Respos
Siswa Terhadap Strategi Brain Based
Learning
Gambar. 1 di atas menunjukan
bahwa 32,79% siswa menyatakan tertarik
dan
dapat
mengambangkan
kemampuannya pada saat pembealjaran
berlangsung, 50,82% siswa menyukai
dan merasa gembira pada saat proses
belajar mengajar di kelas, dan 16,39%
siswa menyatakan teknik mengajar yang
dibawakan oleh guru dengan menerapkan
strategi
brain
digunakan
based
pada
learning
baik
pembelajaran
matematika lainnya.
2. Keterampilan
diproses. Mean atau rata-rata pretes
sebesar 57,2. Median atau titik tengah
pada
Tabel.
menunjukkan
di
atas
bahwa
sebesar
50%
59,
rata-rata
sampel memperoleh skor pretes di atas
59, dan 50% sampel lainnya rata-rata
memperoleh skor di bawah 59.
Mode
didapat 63 sementara nilai minimal dan
maksimal masing-masing sebesar 35 dan
68. Sedangkan data postes diperoleh
mean atau rata-rata postest sebesar 79,6.
Median
diperoleh
dengan
cara
mengurutkan semua data yang sama
besar dibagi dua. Median atau titik tengah
Berpikir
Kreatif
Siswa
Tabel. 4 Hasil Tes Kelas Penelitian
pada
Tabel.
menunjukkan
di
atas
bahwa
sebesar
50%
80,
rata-rata
sampel memperoleh skor postes di atas
80, dan 50% sampel lainnya rata-rata
100
80
60
40
20
0
memperoleh skor postes di bawah 80.
luwes (flexibility) ditunjukan pada
Mode didapat 85 sementara nilai minimal
Gambar 3 berikut ini:
Pretes 1a
Pretes 1b
16,7
13,3
10 10
0000 00
Potest 1a
00
Skor 4
Skor 3
Postes 1b
Skor 0
kelas eksperimen:
50 46,750
43,346,7
43,3
36,7
33,3
Skor 2
dan 88. Berikut adalah grafik hasil belajar
60
50
40
30
20
10
0
Skor 1
dan maksimal masing-masing sebesar 65
Gambar. 3 Peningkatan Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa pada Aspek
Berpikir Luwes (Flexibility)
Gambar. 2 Hasil Tes Keterampilan
Berpikir Kreatif
Skor pretes pada soal 1a sebagian
besar siswa mendapat skor 2 dan 3
Keterampilan berpikir kreatif siswa
yang
diukur
dengan
instrumen
tes
yaitu 43,3% mendapat skor 2 dan
46,7% mendapatkan skor 3. Setelah
essay/uraian yang terdiri dari 5 butir soal
dilakukannya
(a,b) yang mencakup aspek berpikir
mengajar
lancar (fluency) pada soal nomor 2 (a,b),
strategi
berpikir luwes (flexibility) pada soal
mengalami
nomor
orisinal
sebagian besar siswa mendapat skor
(originality) pada soal nomor 3 (a,b), dan
3 dan 4 yaitu 33,3% mendapat skor 3
bepikir elaborasi (elaboration) pada soal
dan 50% mendapat skor 4.
1
(a,b),
berpikir
kegiatan
dengan
Brain
belajar
menggunakan
Based
peningkatan
Learning
dengan
nomor 4 dan 5 (a,b). Berikut hasil analisis
Skor pretes pada soal 1b sebagian
keterampilan berpikir kreatif pada kelas
besar siswa mendapat skor 2 dan 3
penelitian yang dilihat dari jawaban siswa
yaitu 50% mendapat skor 2 dan
pada setiap butir soal berdasarkan aspek
36,7% mendapatkan skor 3. Setelah
keterampilan berpikir kreatif yang ukur:
dilakukannya
mengajar
1) Berpikir luwes (flexibility)
Hasil pretes dan postes butir soal
berpikir kreatif untuk aspek berpikir
strategi
kegiatan
dengan
Brain
mengalami
belajar
menggunakan
Based
peningkatan
Learning
dengan
sebagian besar siswa mendapat skor
3 dan 4 yaitu 46,7% mendapat skor 3
dan 43,3% mendapat skor 4. Dari
sebagian besar siswa mendapat skor
hasil di atas menunjukkan strategi
3 dan 4 yaitu dengan masing-masing
Brain
Based
Learning
mempengaruhi
berpikir
presentase keduanya 43,3%.
Keterampilan
kreatif
mengalami
dapat
Skor pretes pada soal 2b sebagian
siswa.
Karena
besar siswa mendapat skor 1 dan 3
peningkatan,
berikut
yaitu 30% mendapat skor 1 dan 50%
gambaran peningkatan keterampilan
mendapatkan
berpikir kreatif siswa pada aspek
dilakukannya
berpikir luwes (flexibility).
mengajar
2) Berpikir lancar (fluency)
strategi
skor
3.
Setelah
kegiatan
belajar
dengan
Brain
menggunakan
Based
Learning
Hasil pretes dan postes butir soal
mengalami
berpikir kreatif untuk aspek berpikir
sebagian besar siswa mendapat skor
lancar (fluency) ditunjukan pada
3 dan 4 dengan masing-masing
Gambar. 4 berikut ini:
presentase sebesar 46,7%. Dari hasil
Pretes 2a
30
10
0000
00
Pretes 2b
Potest 2a
3,3
0
Postes 2b
0
Keterampilan berpikir kreatif siswa.
Karena
mengalami
peningkatan,
berikut
gambaran
peningkatan
keterampilan berpikir kreatif siswa
Skor Skor Skor Skor Skor
0 1 2 3 4
pada aspek berpikir lancar (fluency).
Gambar. 4 Peningkatan Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa pada Aspek
Berpikir Lancar (fluency)
Skor pretes pada soal 2a sebagian
besar siswa mendapat skor 2 dan 3
3) Berpikir orisinal (originality)
Hasil pretes dan postes butir soal
berpikir kreatif untuk aspek berpikir
orisinal (originality) ditunjukan pada
Gambar. 5 berikut ini:
60
yaitu 40% mendapat skor 2 dan
50
46,7% mendapatkan skor 3. Setelah
40
dilakukannya
mengajar
strategi
kegiatan
dengan
Brain
mengalami
belajar
menggunakan
Based
peningkatan
Learning
dengan
30
20
10
5050
43,3
40 40
36,7
33,3
33,3
20
16,7 16,7
16,7
0000
3,3
0
Pretes 3a
Pretes 3b
Potest 3a
00
0
Skor 4
20
20
13,3
6,7
Skor 3
30
10
Based Learning dapat mempengaruhi
Skor 2
40
40
dengan
di atas menunjukkan strategi Brain
50
46,7
46,7 46,7
43,3 43,3
Skor 1
50
Skor 0
60
peningkatan
Postes 3b
keterampilan berpikir kreatif siswa
Gambar. 5 Peningkatan Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa pada Aspek
Berpikir Orisinal (Originality)
pada
aspek
berpikir
orisinal
(originality).
4) Berpikir elaborasi (elaboration)
Skor pretes pada soal 3a
Hasil pretes dan postes butir soal
sebagian besar siswa mendapat skor
berpikir kreatif untuk aspek berpikir
2 dan 3 yaitu 33,3% mendapat skor 2
elaborasi (elaboration) ditunjukan
dan 50% mendapatkan skor 3.
pada Gambar. 6 berikut ini:
Setelah
dilakukannya
kegiatan
belajar
mengajar
dengan
menggunakan strategi Brain Based
Learning
dengan
mengalami
sebagian
peningkatan
besar
siswa
mendapat skor 3 dan 4 yaitu dengan
masing-masing presentase keduanya
56,7
60
46,7
46,7
46,7
43,3 40
43,3
43,3
43,3
50
40
33,3
33,3
33,3
40
30
30
26,7
26,7
23,3
30
20
20
13,3
13,3
13,3
20
10
10 00000000 003,3
0
0000
0
Pretes 4a
Pretes 4b
Pretes 5a
Pretes 5b
Potest 4a
Postes 4b
Skor Skor Skor Skor Skor
0 1 2 3 4
Postes 5a
40%.
Skor pretes pada soal 3b
sebagian besar siswa mendapat skor
2 dan 3 yaitu 43,3% mendapat skor 2
dan 36,7% mendapatkan skor 3.
Setelah
dilakukannya
kegiatan
belajar
mengajar
dengan
menggunakan strategi Brain Based
Learning
dengan
mengalami
sebagian
peningkatan
besar
siswa
mendapat skor 3 dan 4 yaitu 50%
mendapat skor 3 dan
33,3%
mendapat skor 4. Dari hasil di atas
menunjukkan strategi Brain Based
Learning
dapat
mempengaruhi
Keterampilan berpikir kreatif siswa.
Karena
mengalami
peningkatan,
berikut
gambaran
peningkatan
Gambar. 4.6 Peningkatan
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa
pada Aspek Berpikir Elaborasi
(elaboration)
Skor pretes pada soal 4a sebagian
besar siswa mendapat skor 2 dan 3
yaitu 46,7% mendapat skor 2 dan
40% mendapatkan skor 3. Setelah
dilakukannya
mengajar
strategi
kegiatan
dengan
Brain
mengalami
belajar
menggunakan
Based
peningkatan
Learning
dengan
sebagian besar siswa mendapat skor
3 dan 4 yaitu 46,7% mendapat skor 3
dan 33,3% mendapat skor 4.
Skor pretes pada soal 4b sebagian
besar siswa mendapat skor 2 dan 3
yaitu 26,7% mendapat skor 2 dan
33,3% mendapatkan skor 3. Setelah
mengalami
dilakukannya
belajar
gambaran peningkatan keterampilan
menggunakan
berpikir kreatif siswa pada aspek
mengajar
strategi
kegiatan
dengan
Brain
mengalami
Based
Learning
peningkatan
peningkatan,
berikut
berpikir elaborasi (elaboration).
dengan
3. Strategi Brain Based Learning
sebagian besar siswa mendapat skor
Dapat Menjadikan Keterampilan
3 dan 4 yaitu 43,3% mendapat skor 3
Berpikir Kreatif Siswa Lebih Baik
1) DeskripsiGain
dan 30% mendapat skor 4.
Skor pretes pada soal 5a sebagian
Tabel. 5 N-Gain
besar siswa mendapat skor 2 dan 3
Postest
dengan masing-masing presentase
sebesar 43,3%. Setelah dilakukannya
kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan strategi Brain Based
mengalami
Learning
dengan
sebagian
peningkatan
besar
siswa
Pretest
30
30
0
0
Mean
,5067
,3357
Median
,5250
,3300
,63
,33
Valid
N
Missing
Mode
Std. Deviation
,17129 ,15679
mendapat skor 3 dengan presentase
Variance
,029
,025
56,7%.
Minimum
,05
,00
Maximum
,77
,64
15,20
10,07
Skor pretes pada soal 5b sebagian
besar siswa mendapat skor 2 dan 3
Sum
yaitu 46,7% mendapat skor 2 dan
43,3% mendapatkan skor 3. Setelah
dilakukannya
mengajar
strategi
kegiatan
dengan
Brain
mengalami
belajar
menggunakan
Based
peningkatan
Learning
dengan
sebagian besar siswa mendapat skor
3 dan 4 yaitu 40% mendapat skor 3
dan 33,3% mendapat skor 4. Dari
hasil di atas menunjukkan strategi
Brain
Based
mempengaruhi
berpikir
kreatif
Learning
dapat
Keterampilan
siswa.
Karena
Berdasarkan Tabel. 5 di atas, hasil
analisis indeks gain ternormalisasi
pada kelas yang diteliti menunjukkan
peningkatan rata-rata indeks gain
ternormalisasi dari pretes ke postes
adalah sebesar 0,51 dengan kategori
Sedang.
4. Uji Prasyarat
1) UjiNormalitas
Ttabel. 6 Tests of Normality
KolmogorovSmirnova
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.Tabel. 7 hasil uji homogenitas Lavene
Kuesioner
.144 30 .117
.965 30 Test
.416 di atas, menunjukan tingkat
atau nilai probabilitas berada
Postes
.118 30 .200*
.962 30 signifikansi
.344
di atas 0,05. Oleh karena probabilitas >
Hasil uji normalitas pada Tabel. 6
0,05, maka dapat diketahui bahwa data
Statistic df
Sig.
Test of normality di atas menunjukkan
yang diperoleh dari respon terhadap
nilai signifikan pada uji kolmogorov
strategi brain based learning dan hasil tes
sebesar 0,117 dan menurut uji Shapiro-
keterampilan
wilk
homogen.
menunjukkan
nilai
signifikan
berpikir
kreatif
adalah
sebesar 0,416, untuk signifikansi strategi
5. Uji Hipotesis
brain based learning. Sedangkan nilai
Pengujian
signifikan pada uji kolmogorov sebesar
untuk mengetahui ada atau tidaknya
0,200 dan menurut uji Shapiro-wilk
pengaruh dari penerapan strategi
menunjukkan nilai signifikan sebesar
brain
0,344, untuk signifikansi keterampilan
keterampilan berpikir kreatif siswa
berpikir kreatif siswa. Karena kedua uji
pada kelas yang menjadi sampel
tersebut nilai signifikan berada di atas
penelitian. Berikut hipotesis yang
0,05. Maka data berdistribusi normal.
diajukan dalam penelitian ini:
2) Uji Homogenitas
𝐻0 =
Analisis
dengan
berikutnya
uji
mengetahui
dilakukan
homogenitas
populasi
untuk
varians,
mempunyai varians yang sama atau
berbeda. Uji homogenitas dilakukan
dengan uji Lavene (Lavene Test).
Berikut data hasi uji homogenitas:
Tabel. 7Test of Homogeneity of
Variances
Strategi Brain Based Learning
Levene Statistic
2.576
df1 df2
6 19
Sig.
.054
hipotesis
based
Tidak
penerapan
dimaksudkan
terdapat
strategi
pengaruh
brain
terhadap
learning
terhadap
learning
based
keterampilan
berpikir kreatif siswa
𝐻𝑎 =
Terdapat
penerapan
pengaruh
strategi
brain
terhadap
learning
based
keterampilan
berpikir kreatif siswa
Dasar
pengambilan
keputusan
adalah:
Jika nilai sig. < 0,05 maka𝐻0 ditolak,
yang berarti terdapat pengaruh
Jika
nilai
𝐻0 diterima,
sig.
yang
terdapat pengaruh
>
0,05
maka
berarti
tidak
Model
Tabel. 8 Uji Hipotesis
DAFTAR PUSTAKA
Standar
dized
Unstandardized Coeffic
Coefficients
ients
Aqib, Z. (2013). Model-model, Media,
dan
Strategi
Pembelajaran
Kontekstual (inovatif). Bandung:
CV Yrana Widya.
B
Std. Error
1 (Con
stant 2.240
)
Beta
3.025
t Sig.
.74 .04
0 0
Ang
7.5 .00
.801
.106
.820
ket
86 0
a. Dependent Variable: Keterampilan
Berpikir Kreatif
Berdasarkan output di atas hasil
analisis SPSS versi 17.0 menunjukan
bahwa nilai thitung sebesar 7,58 serta nilai
Arikunto,
S.
(2000).
Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
B. Uno, H., & Kuadrat, M. (2009).
Mengelola Kecerdasan dalam
Pembelajaran: Sebuah Konsep
Pembelajaran
Berbasis
Kecerdasaan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Baskoro,
E.
P.
(2013).
Modul
Perkuliahan
Evaluasi
Pembelajaran. Cirebon: IAIN
Syekh Nurjati.
signifikan dari variabel bebas (strategi
brain based learning) sebesar 0,00.
Karena nilai signifikan 0,00 < 0,05
dengan pengujian dua sisi (α=0,05) dan
diperoleh ttabel sebesar 2,048 Karena nilai
thitung>ttabel yaitu 7,58 > 2,048 sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat
pengaruh penerapan strategi brain based
learning terhadap keterampilan berpikir
kreatif siswa.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
data penelitian maka dapat disimpulkan
bahwa
terdapat
pengaruh
penerapan
Caine, R. N., Caine, G., McClintic, C., &
Klimek, K. (2008). The 12
brain/mind learning principles in
action.
Developmental
Psychology, 11.
Depdikbud.
(1996).
Tujuan
Pembelajaran
Matematika.
Jakarta:
Dirjent
PMTK
Depdikbud.
Depdiknas. (2008). Kreativitas. Jakarta:
Ditjen PMTK Depdiknas.
Dunman, B. (2010). The effects of brainbased learning on the academic
achievement of students with
different
learning
styles.
Educational Sciences: Theory and
Practice., 9.
strategi brain based learning terhadap
keterampilan berpikir kreatif siswa di
SMAN 8 Kota Cirebon.
Ernawati, E. (2013). Penerapan Strategi
Brain Based Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Fisika Siswa SMP. Bandung:
Skripsi: Universitas Pendidikan.
Tidak diterbitkan.
Berbantuan Multimedia untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII
SMP Negeri 4 Kudus Pada Materi
Segitiga.
Semarang:
Skripsi:UNES. tidak diterbitkan.
Filsaime, K. D. (2007). Menguak Rahasia
Berpikir Kritis dan Kreatif.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Hadianto, B., Harahap, S., & Budi, N.
(2007). Suatu Tinjauan Mengenai
Brainware Managent. Jurnal
Management. Volume 6 No. 2, 3.
Hadjar,
I.
(1996).
Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Kuantitatif
dalam Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Hartono.
(2009).
Perbandingan
Peningkatan
Kemampuan
Berpikir Kreatif dan Aplikasi
Matematika pada Pembelajaran
Open-Ended
dengan
Konvensional
di
Sekolah
Menengah Pertama. Bandung:
Disertasi. SPS. UPI. Tidak
dipublikasikan.
Hasan,
I. (2009). Analisis Data
Penelitian dengan Statistika.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hayati, N. (2010). Menstimulus Otak
Kiri dan Otak Kanan Anak
dengan Flash Card. Peran Otak
Manusia, 3.
Jensen,
E. (2011). Pembelajaran
Berbasis Otak. Jakarta: Indeks.
Kusmariyatni, N. (2012). Strategi Brain
Based Learning dan Hasil Belajar
IPA Siswa Sekolah Dasar.
Bandung: UPI. Skripsi tidak
diterbitkan.
Kusmawati, E. (2013). Keefektifan
Pembelajaran Kooperatif Team
Assisted Individualization (TAI)
Berbantuan
Alat
Peraga
Terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Pada Materi
Geometri Kelas-VIII. Semarang:
UNES. Skripsi tidak diterbitkan.
Luwshe, C. H. (1975). A Quantitative
Approach to Content Validity.
Indiana: Bowling Green State
University.
Majid, A. (2014). Strategi Pembelajaran.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Manfaat, B. (2011). Modul Statistika
untuk Mahasiswa Jurusan NonMatematika.
Cirebon:
IAIN
Syekh Nurjati.
Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan
Instrumen Tes dan Non Tes.
Yogyakarta: Mitra Cendiki Press.
Junaedi. (2008). Stategi Pembelajaran:
Edisi Pertama. Surabaya: LapisPGMI.
Meier,
Khoiri, W. (2013). 7) Iimplementasi
Model Problem Based Learning
Munandar, U. (1999). Kreativitas &
Keberbakatan:
Strategi
D. (2002). The Accelerated
Learning Handbook. Bandung:
Kaifa.
Mewujudkan Potensi Kreatif &
Bakat. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Noor, J. (2012). Metodelogi Penelitian .
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Rahmi, Y., Helma , & Mirna. (2012).
pengaruh Nilai Mand map
Terhadap
Hasil
Belajar
Matematika
Siswa.
Jurnal
Pendidikan Matematika. Vol. 1
Part 3, 1.
Nurhayati. (2014). Peningkatan Aktivitas
Siswa Pada Materi Turunan
Fungsi
Melalui
Pendekatan
Konstruktivisme di Kelas XI IPA
5 SMAN 15 Palembang. Journal
of mathematics an education.
Volume 1 Edisi 1, 2.
Ramadhani, A. (2012). Keefektifan
Strategi Brain Based Learning
Terhadap Peningkatan Prestasi
Belajar IPA pada Siswa Cerebral
Palsy Kelas VI di SLBN 1 Bantul.
Yogyakarta: Skripsi: Universitas
Negeri
Yogyakarta.
Tidak
diterbitkan.
Poniman, F. (2011). STFIn Personality:
Mengenal Mesin Kecerdasan
Anda. Bekasi: PT. STIFIn
Fingerprint.
Riduwan, & Kuncoro, E. A. (2008). Cara
Menggunakan dan Memakai
Analisis Jalur (Path Analysis).
Bandung: Alfabeta.
Rachmawati, Y., & Kurniati, E. (2010).
Strategi
Pengembangan
Kreativitas Pada Anak. Jakarta:
Kencana.
Riduwan, Rusyana, A., & Enas. (2013).
Cara Mudah Belajar SPSS Versi
17.0 dan Aplikasi Statistik
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rahayu, P. T. (2012). Perbandingan
Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa antara yang Menggunakan
Model Pembelajaran Number
Head Together (NHT) dengan
Discovery
Learning
Pada
Pembelajaran Matematika di
SMP Negeri 1 Sliyeg Indramayu.
Cirebon: IAIN Syekh Nurjati.
Skripsi tidak diterbitkan.
Rohmayasari.
(2010).
Pengaruh
Pembelajaran
Matematika
dengan Pendekatan Kontekstual
(CTL) Terhadap Kemampuan
Berpikir Analitis dan Kreatif
Siswa SMA di Jawa Barat.
Bandung:
Skripsi
Jurusan
Pendidikan Matematika FKIP
UNPAS. Tidak diterbitkan.
Rahmatina, S., Sumarno, U., & Johar , R.
(2014). Tingkat Berpikir Kreatif
Siswa
dalam
Menyelsaikan
Masalah Matematika Berdasarkan
Gaya Kognitif Reflektif dan
Impulsif.
Jurnal
Didaktik
Matematika, 4.
Rubiyanti, Y. (2007). Learning and
Memory. Jurnal Biopsycology, 8.
Sapa’at, A. (2009). Brain Based Learning
(Online). Dipetik Oktober Rabu,
2014,
dari
http://matematika.upi.edu/ index.
php/ brain-based-learning
Siswono. (2004). Identifikasi Proses
Berpikir Kreatif dalam Pengajuan
Masalah
(Problem
Posing)
Matematika Berpadu dengan
Model Wallas dan Creative
Problem
Solving
(CPS).
Semarang: Jurusan Matematika
UNES.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian
pendidikan
pendekatan
kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sukamdinata, N. S. (2004). Kurikulum
dan Pembelajaran Kompetensi.
Bandung: Kusuma Karya.
Sukmadinata, N. S. (2006). Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sumarno, & Wustqa, D. U. (2014).
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran pada Materi Pokok
Kalkulus SMA kelas XI Semester
2. Jurnal Riset Pendidikan
Matematika. Volume 1. Nomor 2,
5.
Surapranata,
S.
(2004).
Analisis,
Validitas,
Reliabilitas
dan
Interpretasi
Hasil
Tes:
Implementasi Kurikulum 2004.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Suryabrata, S. (2008). Metodologi
Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Syamsussabri, M. (2013). Konsep Dasar
Pertumbuhan dan Perkembangan
Peserta didik. Perkembangan
Peserta didik, 3.
Supardi. (2012). Peran Berpikir Kreatif
dalam Pembelajaran Matematika.
Jurnal Pendidikan Matematika, 6.
Tafsir, A., Fathurrahman, P., Ruswandi,
U., Badruddin, Syah, M.,
Kariandinata, R., et al. (2010).
Pengembangan Wawasan Profesi
Guru. Bandung : Uin Sunan
Gunung Djati.
Vinayastri, A. (2012). Pengaruh Pola
Asuh (Parenting) Orang Tua
Terhadap Otak Anak Usia Dini.
Jurnal Ilmiyah WIDYA, 9.
Whitehurst, G. J. (2003). Nasional Center
For Education Statistics. The
Condition Of Education, 8.
Wulandari, D. A. (2013). 4) Penerapan
Desain Pembelajaran Kimia
Berbasis Brain Based Learning
untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis dan hasil Belajar
Siswa SMA Negeri 1 Tengaran.
Semarang: Skripsi: UNES. Tidak
diterbitkan.
Yunianta, T. N., Rochmad, & Rusilowati,
A. (2012). Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa pada Implementasi
Project Based Learning dengan
Peer and self-Assesment untuk
Materi Segi 4 Kelas VII SMPN
RSBI 1 Juwana di Kabupaten
Pati. jurnal matematika dan
pendidikan matematika, 2.
KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMA NEGERI 8 KOTA
CIREBON
IMPLEMENTATION STRATEGY BASED LEARNING BRAIN CREATIVE
THINKING SKILLS OF STUDENTS IN SMA CITY STATE 8 CIREBON
Widodo Winarso, Ani Nuraini
Jurusan Tadris Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegururan IAIN Syekh Nurjati
Cirebon
Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dari penerapan strategi brain based
learning terhadap keterampilan berpikir kreatif, dan peningkatan keterampilan berpikir
kreatif siswa di SMAN 8 Kota Cirebon. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1
SMAN 8 Kota Cirebon, yang terdiri dari 30 siswa. Berdasarkan hasil analisis data terbukti
bahwa hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa nilai thitung sebesar 7,58 dan ttabel
sebesar 2,048. Sehingga dapat disimpulkan bahwa thitung >ttabel atau 7,57>2,048 maka 𝐻0
ditolak dan 𝐻𝑎 diterima. Artinya terdapat pengaruh penerapan strategi brain based
learning terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa
Kata kunci: keterampilan berpikir kreatif, stretegi brain based learning
Abstrac
The purpose of this study is to determine the effect of the application of brain-based
learning strategies for creative thinking skills, and increase creative thinking skills of
students at SMAN 8 Cirebon. Samples were students of class XI IPA 1 SMAN 8 Cirebon,
which consists of 30 students. Based on the results of data analysis proved that the results
of hypothesis testing showed that the value thitung ttabel 7.58 and 2.048. It concluded that
t count> t table or 7.57> 2.048 then 𝐻0 , 𝐻𝑎 rejected and accepted. It means that there are
significant application of brain-based learning strategies for creative thinking skills of
students
Keywords: creative thinking skills, brain-based learning strategies
melalui suatau proses pembelajaran yang
PENDAHULUAN
terarah dan terpadu serta serasi dan
Kedudukan tertinggi yang dimiliki
seimbang
dengan
oleh manusia yaitu terletak pada potensi
pengembangan potensi
yang dimilikinya sebagai anugerah dari
secara utuh dan optimal.
Allah SWT. Karena potensi tersebut
merupakan
sebagai
aset
modal
nasional
dasar
sekaligus
pembangunan
bangsa. Keajaiban potensi yang dimiliki
oleh manusia akan mampu dikembangkan
memperhatikan
peserta didik
Proses pembelajaran yang utuh dan
optimal yaitu proses melibatkan seluruh
potensi peserta didik, yang meliputi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pembelajaran
yang
memperhatikan
Namun proses pembelajaran di sekolah
masing-masing aspek tersebut tentunya
kini telah mengalami pergeseran nilai, hal
memberikan
ini dikarenakan aktivitas pembelajaran di
konstribusi
untuk
tercapainya tujuan pembelajaran yang
sekolah
tidak hanya sebatas
mendengarkan, mencatat, dan menjawab
mentransfer ilmu
hanya
terbatas
pada
dari guru pada peserta didik, akan tetapi
pertanyaan
lebih bertujuan memberikan pemahaman
pertanyaan. Aktivitas belajar tersebut
kepada peserta didik untuk memaknai
jelas tidak akan dapat mendorong siswa
proses pembelajaran, sehingga peserta
untuk mengembangkan potensi yang
didik
dimiliki siswa, sehingga keterampilan
dapat
menggali
dan
bila
mengoptimalkan seluruh potensi yang
berpikir
dimiliki untuk mencapai tujuan yang
tergolong rendah.
dicita-citakan.
yang
guru
memberikan
dimiliki
siswa
pun
Berdasarkan data UNESCO, mutu
Sejalan dengan tujuan pembelajaran
pendidikan
matematika
di
Indonesia
matematika adalah: (1) Mempersiapkan
berada pada peringkat 34 dari 38 negara
siswa
yang
agar
sanggup
menghadapi
diamati.
Data
lain
yang
perubahan keadaan dalam kehidupan
menunjukkan
melalui latihan bertindak atas dasar
matematika siswa Indonesia dapat dilihat
pemikiran logis, rasional, kritis, cermat,
dari
jujur dan efektif; (2) Mempersiapkan
Internasional
siswa
menggunakan
(Whitehurst, 2003:8) terhadap 41 negara
matematika dan pola pikir matematika
dalam pembelajaran matematika, dimana
dalam
dalam
Indonesia mendapatkan peringkat ke 39
mempelajari berbagai ilmu pengetahuan;
di bawah Thailand dan Uruguay. Hal ini
(3) Menambah dan mengembangkan
merupakan
keterampilan berhitung dengan bilangan
Indonesia tidak mampu menyelesaikan
sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari;
masalah
(4) mengembangkan pengetahuan dasar
keterampilan berpikirnya.
agar
dapat
kehidupan
sehari-hari
matematika dasar sebagai bekal untuk
melanjutkan kependidikan menengah dan
(5) membentuk sikap logis, kritis, kreatif,
cermat dan disiplin (Depdikbud, 1996:1).
hasil
rendahnya
survei
Pusat
untuk
bukti
Statistik
Pendidikan
bahwa
matematika
prestasi
yang
siswa
di
menuntut
Studi pendahuluan pada tanggal 25
Maret 2015 di SMA Negeri 8 Kota
Cirebon dilakukan dengan melakukan
wawancara pada guru matematika yang
mengajar di kelas XI pada program IPA
perkembangan
dan IPS, Ibu Endang Purwaningsih, S.
siswa.
Pd.
Narasumber
atau
guru
mengungkapkan bahwa keaktifan belajar
siswa dalam kelas masih bersifat pasif
yaitu
mereka
mendengarkan
disampaikan
memberikan
oleh
cenderung
hanya
penjelasan
yang
guru.
kesempatan
Saat
guru
bertanya,
mereka diam. Ketika diberikan tugas
dalam
kelompok,
masih
terdapat
beberapa siswa yang tidak ikut serta
dalam diskusi kelompok. Saat presentasi
masing-masing kelompok di depan kelas
tidak ada perhatian, tanggapan dan
pendapat dari kelompok lain. Sehingga
hasil belajar matematika kelas XI baik
pada program IPA maupun program IPS
masih
tergolong
rendah.
Hal
ini
berdasarkan nilai rata-rata ulangan tengah
semester genap yaitu sebagian besar
siswa hanya memperoleh nilai 64,23.
Selain dari pada itu siswa tidak dapat
keterampilan
Keterampilan berpikir
berpikir
merupakan
keterampilan yang melibatkan aktivitas
mental yang disadari dan diarahkan untuk
tercapainya
suatau
pemahaman,
pengambilan
keputusan,
perencanaan,
pemecahan
masalah,
dan
penilaian
tindakan. Menurut Fankel (Rohmayasari,
2010:35) tahapan-tahapan berpikir terdiri
atas empat tahap, yaitu tahap berpikir
konvergen, tahap berpikir divergen, tahap
berpikir kritis, dan tahap berpikir kreatif
(Yunianta,
Rochmad,
&
Rusilowati,
2012:2). Keterampilan berpikir kreatif
matematik adalah tingkat keterampilan
berpikir
matematik
yang
meliputi
komponen-komponen keaslian, elaborasi,
kelancaran dan keluwesan. Karakteristik
berpikir
kreatif
yaitu
orisinalitas,
elaborasi, kelancaran dan fleksibilitas
(Rahmatina, Sumarno, & Johar, 2014:4).
memberikan jawaban yang berbeda atau
Berpikir kreatif jarang ditekankan
dengan caranya sendiri, sebagian besar
pada pembelajaran matematika karena
dari mereka hanya dapat mengerjakan
strategi pembelajaran yang diterapkan
soal-soal dengan cara yang dicontohkan
cenderung
oleh guru di kelas maupun pada buku
pengembangan pemikiran analitis dengan
paket matematika yang menjadi pegangan
masalah-masalah yang rutin. Keyakinan
belajar siswa. Hasil belajar tersebut
pendidik terhadap tujuan pengembangan
menunjukan hasil yang kurang optimal
berpikir kreatif masih rendah. Hal ini
dan cenderung kurang memperhatikan
disebabkan pengajaran konvergen yang
cenderung
berorientasi
didominasi
guru
pada
untuk
“bicara” atau lebih dari 70% waktu
Berdasarkan uraian di atas, peneliti
pelajaran digunakan untuk mentransfer
tertarik
informasi. Guru tidak menerima ide atau
berjudul “Pengaruh Penerapan Strategi
masukkan
Brain
dari
siswa,
jika
siswa
melakukan
Based
penelitian
Learning
yang
terhadap
melontarkan ide dianggap sesuatau yang
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa di
destruktif atau mengganggu. Praktek
SMA Negeri 8 Kota Cirebon”.
tersebut seringkali dipengaruhi sikap dan
METODE PENELITIAN
keyakinan guru sendiri.
Populasi dalam penelitian ini
Menyikapi
permasalahan
permasalahanyang
pembelajaran
terjadi,
yang
strategi
mampu
mengembangkan keunggulan-keunggulan
yang dimiliki oleh siswa, baik itu
keunggulan intelektual maupun bakat
khusus
yang
bersifat
keterampilan
menjadi hal yang sangat penting dan
esensial. Salah satau alternatif solusi
untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran matematika yaitu melalui
strategi
pembelajaran
yang
menggunakan cara kerja otak
yang
secara
alami. Brain Based Learning merupakan
strategi pembelajaran yang diselaraskan
dengan cara otak bekerja yang didesain
secara alamiah untuk belajar. Menurut
(Jensen, 2011:6) Karena pada dasarnya
setiap manusia memiliki otak dengan
potensi yang sama luar biasanya, namun
adalah seluruh siswa kelas XI-IPA di
SMA Negeri 8 Kota Cirebon Tahun
Ajaran 2015/2016. Pengambilan sampel
dalam
penelitian
random
penelitian
adalah
cluster
sampling,
dengan
desain
Regresi
Sederhana.
pengumpulan
ini
data
Alat
menggunakan
kuesioner dan tes uraian keterempilan
berpikir kreatif. Kuesioner digunakan
untuk mengetahuirespon siswa terhadap
strategi brain based learning, yang
meliputi 3 aspek yaitu
perasaan,
dan
aspek minat,
penyajian
informasi.
Sedangkan tes urai digunakan untuk
mengukur keterampilan berpikir kreatif
siswa yang dilihat dari 4 indikator
keterampilan berpikir kreatif siswa yang
meliputi aspek berpikir lancar, berpikir
luwes, berpikir orisinal dan berpiki
elaborasi.
setiap orang menjadi berbeda bergantung
pada
bagaimana
orang
mengoptimalkan otaknya.
tersebut
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Respon
Siswa
Terhadap
StrategiBrain Based Learning
Data mengenai respon siswa pada
strategi brain based learning diperoleh
dari
penyebaran
kuesioner
yang
dilakukan usai strategi brain based
learning diterapkan dalam pembelajaran
matematika
dengan
jumlah
sampel
TS
(2)
STS
(1)
Jumlah
Skor
Maksimal
Prosentase
Rata-rata
15
30
7,53
0
0
0
93
398
480
100
83
sebanyak 30 siswa. Kuesioner pada
penelitian ini mengacu kepada 3 aspek,
Berdasarkan
yaitu
aspek
penyajian
minat,
tabel
diatas
perasaan
dan
menunjukkan bahwa siswa53,28%
Berikut
data
menyatakan
informasi.
Sangat
Setuju,
perhitungan kuesioner yang dilihat dari
39,19%Setuju, 7,53% Tidak Setuju,
setiap aspek yang diteliti.
dan
tidak
terdapat
siswa
yang
menyatakan Sangat Tidak Setuju.
Prosentase rata-rata respon siwa pada
aspek ini sebesar 83%. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar
1) Minat
Strategi brain based learning dapat
menumbuhkan
ketertarikan
dan
mengembangkan kemampuan yang
dimiliki siswa, dengan proses belajar
yang disesuaikan dengan ritme otak.
Terdapat
4
pernyataan
mewakili
aspek
minat,
yang
berikut
perhitungan respon siswa pada aspek
siswa
Tabel. 1 Respon Siswa pada Aspek
Minat
2,
3,
4, 6
SS
(4)
S (3)
dapat
mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya pada saat strategi brain
based learning di terapkan pada
pembelajaran matematika.
2) Perasaan
Pembelajaran yang bermakna dapat
menjadikan menimbulkan persaan
secara
Skor
dan
suka dan gembira, perasaan tersebut
minat:
No.
Ite
m
tertarik
F
53
52
156
39,19
langsung
akan
memberikan kenyamaan belajar pada
saat
Jumlah ProsenSkor
tase
Ratarata
212
53,28
tidak
proses
pembelajaran
berlangsung. Terdapat 2 pernyataan
yang
mewakili
aspek
perasaan,
berikut perhitungan respon siswa
pada aspek perasaan:
No
.
Ite
m
Tabel. 2 Respon Siswa pada Aspek
mewakili aspek penyajian informasi,
Perasaan
berikut perhitungan respon siswa
Skor
F
SS (4)
S (3)
1,7
TS (2)
STS
(1)
Jumlah
2
8
3
0
2
0
6
0
Jumlah
Skor
Ratarata
112
Prosentase
90
43,68
4
0
1,94
0
206
100
Skor
Maksimal
Prosentase
Rata-rata
54,36
86
tabel
diatas
menunjukkan bahwa siswa54,36%
menyatakan
Sangat
Setuju,
43,68%Setuju, 1,94% Tidak Setuju,
dan
tidak
terdapat
siswa
yang
menyatakan Sangat Tidak Setuju.
Prosentase rata-rata respon siwa pada
aspek ini sebesar 86%. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar
siswa menyukai dan merasa gembira
pada
saat
learning
strategi
di
Tabel. 3 Respon Siswa pada Aspek
Penyajian Informasi
240
Berdasarkan
pada aspe penyajian informasi:
brain
terapkan
based
pada
pembelajaran matematika.
3) Penyajian Informasi
Teknik mengajar yang baik dapat
No.
Ite
m
Skor
F
Prosentase
17
Jumlah
Skor
Ratarata
68
SS
(4)
S (3)
5
TS
(2)
STS
(1)
Jumlah
Skor
Maksimal
Prosentase
Rata-rata
11
2
33
4
31,42
3,81
0
0
0
30
Berdasarkan
64,76
105
120
100
87,5
tabel
diatas
menunjukkan bahwa siswa64,76%
menyatakan
Sangat
Setuju,
13,42%Setuju, 3,81% Tidak Setuju,
dan
tidak
terdapat
siswa
yang
menyatakan Sangat Tidak Setuju.
Prosentase rata-rata respon siwa pada
aspek ini sebesar 87,5%. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar
siswa menyatakan teknik mengajar
yang dibawakan oleh guru dengan
menerapkan strategi brain based
learning sangatlah baik.
menjadikan siswa mudah memahami
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru. Terdapat 1 penyataan yang
Hasil perhitungan kuesioner respon
siswa terhadap penerapan strategi brain
based
pada
pembelajaran
kemudian
direkapitulasi
learning
matematika
Pretes
ini
dimaksudkan
mempermudahkan
pembaca untuk mengetahui hasil respon
siswa terhadap strategi brain based
learning.
0
57,2000
59,0000
63,00
7,61758
58,028
35,00
68,00
1716,00
0
79,6000
80,0000
85,00
5,78106
33,421
65,00
88,00
2388,00
Valid
N
Missing
dalam sajian berbentuk prosentase ratarata pada setiap aspek. Data rekapitulasi
30
Postes
30
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Minimum
Maximum
Sum
Minat
16,39%
32,79%
Perasaan
Tabel. 4 di atas menunjukkan jumlah
siswa pretes dan postest sebanyak
50,82%
Penyajian
Informasi
30
siswa. Missing 0 menunjukkan bahwa
data yang hilang adalah nol, dengan
demikian tidak ada data yang belum
Gambar. 1 Rekapitulasi Hasil Respos
Siswa Terhadap Strategi Brain Based
Learning
Gambar. 1 di atas menunjukan
bahwa 32,79% siswa menyatakan tertarik
dan
dapat
mengambangkan
kemampuannya pada saat pembealjaran
berlangsung, 50,82% siswa menyukai
dan merasa gembira pada saat proses
belajar mengajar di kelas, dan 16,39%
siswa menyatakan teknik mengajar yang
dibawakan oleh guru dengan menerapkan
strategi
brain
digunakan
based
pada
learning
baik
pembelajaran
matematika lainnya.
2. Keterampilan
diproses. Mean atau rata-rata pretes
sebesar 57,2. Median atau titik tengah
pada
Tabel.
menunjukkan
di
atas
bahwa
sebesar
50%
59,
rata-rata
sampel memperoleh skor pretes di atas
59, dan 50% sampel lainnya rata-rata
memperoleh skor di bawah 59.
Mode
didapat 63 sementara nilai minimal dan
maksimal masing-masing sebesar 35 dan
68. Sedangkan data postes diperoleh
mean atau rata-rata postest sebesar 79,6.
Median
diperoleh
dengan
cara
mengurutkan semua data yang sama
besar dibagi dua. Median atau titik tengah
Berpikir
Kreatif
Siswa
Tabel. 4 Hasil Tes Kelas Penelitian
pada
Tabel.
menunjukkan
di
atas
bahwa
sebesar
50%
80,
rata-rata
sampel memperoleh skor postes di atas
80, dan 50% sampel lainnya rata-rata
100
80
60
40
20
0
memperoleh skor postes di bawah 80.
luwes (flexibility) ditunjukan pada
Mode didapat 85 sementara nilai minimal
Gambar 3 berikut ini:
Pretes 1a
Pretes 1b
16,7
13,3
10 10
0000 00
Potest 1a
00
Skor 4
Skor 3
Postes 1b
Skor 0
kelas eksperimen:
50 46,750
43,346,7
43,3
36,7
33,3
Skor 2
dan 88. Berikut adalah grafik hasil belajar
60
50
40
30
20
10
0
Skor 1
dan maksimal masing-masing sebesar 65
Gambar. 3 Peningkatan Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa pada Aspek
Berpikir Luwes (Flexibility)
Gambar. 2 Hasil Tes Keterampilan
Berpikir Kreatif
Skor pretes pada soal 1a sebagian
besar siswa mendapat skor 2 dan 3
Keterampilan berpikir kreatif siswa
yang
diukur
dengan
instrumen
tes
yaitu 43,3% mendapat skor 2 dan
46,7% mendapatkan skor 3. Setelah
essay/uraian yang terdiri dari 5 butir soal
dilakukannya
(a,b) yang mencakup aspek berpikir
mengajar
lancar (fluency) pada soal nomor 2 (a,b),
strategi
berpikir luwes (flexibility) pada soal
mengalami
nomor
orisinal
sebagian besar siswa mendapat skor
(originality) pada soal nomor 3 (a,b), dan
3 dan 4 yaitu 33,3% mendapat skor 3
bepikir elaborasi (elaboration) pada soal
dan 50% mendapat skor 4.
1
(a,b),
berpikir
kegiatan
dengan
Brain
belajar
menggunakan
Based
peningkatan
Learning
dengan
nomor 4 dan 5 (a,b). Berikut hasil analisis
Skor pretes pada soal 1b sebagian
keterampilan berpikir kreatif pada kelas
besar siswa mendapat skor 2 dan 3
penelitian yang dilihat dari jawaban siswa
yaitu 50% mendapat skor 2 dan
pada setiap butir soal berdasarkan aspek
36,7% mendapatkan skor 3. Setelah
keterampilan berpikir kreatif yang ukur:
dilakukannya
mengajar
1) Berpikir luwes (flexibility)
Hasil pretes dan postes butir soal
berpikir kreatif untuk aspek berpikir
strategi
kegiatan
dengan
Brain
mengalami
belajar
menggunakan
Based
peningkatan
Learning
dengan
sebagian besar siswa mendapat skor
3 dan 4 yaitu 46,7% mendapat skor 3
dan 43,3% mendapat skor 4. Dari
sebagian besar siswa mendapat skor
hasil di atas menunjukkan strategi
3 dan 4 yaitu dengan masing-masing
Brain
Based
Learning
mempengaruhi
berpikir
presentase keduanya 43,3%.
Keterampilan
kreatif
mengalami
dapat
Skor pretes pada soal 2b sebagian
siswa.
Karena
besar siswa mendapat skor 1 dan 3
peningkatan,
berikut
yaitu 30% mendapat skor 1 dan 50%
gambaran peningkatan keterampilan
mendapatkan
berpikir kreatif siswa pada aspek
dilakukannya
berpikir luwes (flexibility).
mengajar
2) Berpikir lancar (fluency)
strategi
skor
3.
Setelah
kegiatan
belajar
dengan
Brain
menggunakan
Based
Learning
Hasil pretes dan postes butir soal
mengalami
berpikir kreatif untuk aspek berpikir
sebagian besar siswa mendapat skor
lancar (fluency) ditunjukan pada
3 dan 4 dengan masing-masing
Gambar. 4 berikut ini:
presentase sebesar 46,7%. Dari hasil
Pretes 2a
30
10
0000
00
Pretes 2b
Potest 2a
3,3
0
Postes 2b
0
Keterampilan berpikir kreatif siswa.
Karena
mengalami
peningkatan,
berikut
gambaran
peningkatan
keterampilan berpikir kreatif siswa
Skor Skor Skor Skor Skor
0 1 2 3 4
pada aspek berpikir lancar (fluency).
Gambar. 4 Peningkatan Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa pada Aspek
Berpikir Lancar (fluency)
Skor pretes pada soal 2a sebagian
besar siswa mendapat skor 2 dan 3
3) Berpikir orisinal (originality)
Hasil pretes dan postes butir soal
berpikir kreatif untuk aspek berpikir
orisinal (originality) ditunjukan pada
Gambar. 5 berikut ini:
60
yaitu 40% mendapat skor 2 dan
50
46,7% mendapatkan skor 3. Setelah
40
dilakukannya
mengajar
strategi
kegiatan
dengan
Brain
mengalami
belajar
menggunakan
Based
peningkatan
Learning
dengan
30
20
10
5050
43,3
40 40
36,7
33,3
33,3
20
16,7 16,7
16,7
0000
3,3
0
Pretes 3a
Pretes 3b
Potest 3a
00
0
Skor 4
20
20
13,3
6,7
Skor 3
30
10
Based Learning dapat mempengaruhi
Skor 2
40
40
dengan
di atas menunjukkan strategi Brain
50
46,7
46,7 46,7
43,3 43,3
Skor 1
50
Skor 0
60
peningkatan
Postes 3b
keterampilan berpikir kreatif siswa
Gambar. 5 Peningkatan Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa pada Aspek
Berpikir Orisinal (Originality)
pada
aspek
berpikir
orisinal
(originality).
4) Berpikir elaborasi (elaboration)
Skor pretes pada soal 3a
Hasil pretes dan postes butir soal
sebagian besar siswa mendapat skor
berpikir kreatif untuk aspek berpikir
2 dan 3 yaitu 33,3% mendapat skor 2
elaborasi (elaboration) ditunjukan
dan 50% mendapatkan skor 3.
pada Gambar. 6 berikut ini:
Setelah
dilakukannya
kegiatan
belajar
mengajar
dengan
menggunakan strategi Brain Based
Learning
dengan
mengalami
sebagian
peningkatan
besar
siswa
mendapat skor 3 dan 4 yaitu dengan
masing-masing presentase keduanya
56,7
60
46,7
46,7
46,7
43,3 40
43,3
43,3
43,3
50
40
33,3
33,3
33,3
40
30
30
26,7
26,7
23,3
30
20
20
13,3
13,3
13,3
20
10
10 00000000 003,3
0
0000
0
Pretes 4a
Pretes 4b
Pretes 5a
Pretes 5b
Potest 4a
Postes 4b
Skor Skor Skor Skor Skor
0 1 2 3 4
Postes 5a
40%.
Skor pretes pada soal 3b
sebagian besar siswa mendapat skor
2 dan 3 yaitu 43,3% mendapat skor 2
dan 36,7% mendapatkan skor 3.
Setelah
dilakukannya
kegiatan
belajar
mengajar
dengan
menggunakan strategi Brain Based
Learning
dengan
mengalami
sebagian
peningkatan
besar
siswa
mendapat skor 3 dan 4 yaitu 50%
mendapat skor 3 dan
33,3%
mendapat skor 4. Dari hasil di atas
menunjukkan strategi Brain Based
Learning
dapat
mempengaruhi
Keterampilan berpikir kreatif siswa.
Karena
mengalami
peningkatan,
berikut
gambaran
peningkatan
Gambar. 4.6 Peningkatan
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa
pada Aspek Berpikir Elaborasi
(elaboration)
Skor pretes pada soal 4a sebagian
besar siswa mendapat skor 2 dan 3
yaitu 46,7% mendapat skor 2 dan
40% mendapatkan skor 3. Setelah
dilakukannya
mengajar
strategi
kegiatan
dengan
Brain
mengalami
belajar
menggunakan
Based
peningkatan
Learning
dengan
sebagian besar siswa mendapat skor
3 dan 4 yaitu 46,7% mendapat skor 3
dan 33,3% mendapat skor 4.
Skor pretes pada soal 4b sebagian
besar siswa mendapat skor 2 dan 3
yaitu 26,7% mendapat skor 2 dan
33,3% mendapatkan skor 3. Setelah
mengalami
dilakukannya
belajar
gambaran peningkatan keterampilan
menggunakan
berpikir kreatif siswa pada aspek
mengajar
strategi
kegiatan
dengan
Brain
mengalami
Based
Learning
peningkatan
peningkatan,
berikut
berpikir elaborasi (elaboration).
dengan
3. Strategi Brain Based Learning
sebagian besar siswa mendapat skor
Dapat Menjadikan Keterampilan
3 dan 4 yaitu 43,3% mendapat skor 3
Berpikir Kreatif Siswa Lebih Baik
1) DeskripsiGain
dan 30% mendapat skor 4.
Skor pretes pada soal 5a sebagian
Tabel. 5 N-Gain
besar siswa mendapat skor 2 dan 3
Postest
dengan masing-masing presentase
sebesar 43,3%. Setelah dilakukannya
kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan strategi Brain Based
mengalami
Learning
dengan
sebagian
peningkatan
besar
siswa
Pretest
30
30
0
0
Mean
,5067
,3357
Median
,5250
,3300
,63
,33
Valid
N
Missing
Mode
Std. Deviation
,17129 ,15679
mendapat skor 3 dengan presentase
Variance
,029
,025
56,7%.
Minimum
,05
,00
Maximum
,77
,64
15,20
10,07
Skor pretes pada soal 5b sebagian
besar siswa mendapat skor 2 dan 3
Sum
yaitu 46,7% mendapat skor 2 dan
43,3% mendapatkan skor 3. Setelah
dilakukannya
mengajar
strategi
kegiatan
dengan
Brain
mengalami
belajar
menggunakan
Based
peningkatan
Learning
dengan
sebagian besar siswa mendapat skor
3 dan 4 yaitu 40% mendapat skor 3
dan 33,3% mendapat skor 4. Dari
hasil di atas menunjukkan strategi
Brain
Based
mempengaruhi
berpikir
kreatif
Learning
dapat
Keterampilan
siswa.
Karena
Berdasarkan Tabel. 5 di atas, hasil
analisis indeks gain ternormalisasi
pada kelas yang diteliti menunjukkan
peningkatan rata-rata indeks gain
ternormalisasi dari pretes ke postes
adalah sebesar 0,51 dengan kategori
Sedang.
4. Uji Prasyarat
1) UjiNormalitas
Ttabel. 6 Tests of Normality
KolmogorovSmirnova
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.Tabel. 7 hasil uji homogenitas Lavene
Kuesioner
.144 30 .117
.965 30 Test
.416 di atas, menunjukan tingkat
atau nilai probabilitas berada
Postes
.118 30 .200*
.962 30 signifikansi
.344
di atas 0,05. Oleh karena probabilitas >
Hasil uji normalitas pada Tabel. 6
0,05, maka dapat diketahui bahwa data
Statistic df
Sig.
Test of normality di atas menunjukkan
yang diperoleh dari respon terhadap
nilai signifikan pada uji kolmogorov
strategi brain based learning dan hasil tes
sebesar 0,117 dan menurut uji Shapiro-
keterampilan
wilk
homogen.
menunjukkan
nilai
signifikan
berpikir
kreatif
adalah
sebesar 0,416, untuk signifikansi strategi
5. Uji Hipotesis
brain based learning. Sedangkan nilai
Pengujian
signifikan pada uji kolmogorov sebesar
untuk mengetahui ada atau tidaknya
0,200 dan menurut uji Shapiro-wilk
pengaruh dari penerapan strategi
menunjukkan nilai signifikan sebesar
brain
0,344, untuk signifikansi keterampilan
keterampilan berpikir kreatif siswa
berpikir kreatif siswa. Karena kedua uji
pada kelas yang menjadi sampel
tersebut nilai signifikan berada di atas
penelitian. Berikut hipotesis yang
0,05. Maka data berdistribusi normal.
diajukan dalam penelitian ini:
2) Uji Homogenitas
𝐻0 =
Analisis
dengan
berikutnya
uji
mengetahui
dilakukan
homogenitas
populasi
untuk
varians,
mempunyai varians yang sama atau
berbeda. Uji homogenitas dilakukan
dengan uji Lavene (Lavene Test).
Berikut data hasi uji homogenitas:
Tabel. 7Test of Homogeneity of
Variances
Strategi Brain Based Learning
Levene Statistic
2.576
df1 df2
6 19
Sig.
.054
hipotesis
based
Tidak
penerapan
dimaksudkan
terdapat
strategi
pengaruh
brain
terhadap
learning
terhadap
learning
based
keterampilan
berpikir kreatif siswa
𝐻𝑎 =
Terdapat
penerapan
pengaruh
strategi
brain
terhadap
learning
based
keterampilan
berpikir kreatif siswa
Dasar
pengambilan
keputusan
adalah:
Jika nilai sig. < 0,05 maka𝐻0 ditolak,
yang berarti terdapat pengaruh
Jika
nilai
𝐻0 diterima,
sig.
yang
terdapat pengaruh
>
0,05
maka
berarti
tidak
Model
Tabel. 8 Uji Hipotesis
DAFTAR PUSTAKA
Standar
dized
Unstandardized Coeffic
Coefficients
ients
Aqib, Z. (2013). Model-model, Media,
dan
Strategi
Pembelajaran
Kontekstual (inovatif). Bandung:
CV Yrana Widya.
B
Std. Error
1 (Con
stant 2.240
)
Beta
3.025
t Sig.
.74 .04
0 0
Ang
7.5 .00
.801
.106
.820
ket
86 0
a. Dependent Variable: Keterampilan
Berpikir Kreatif
Berdasarkan output di atas hasil
analisis SPSS versi 17.0 menunjukan
bahwa nilai thitung sebesar 7,58 serta nilai
Arikunto,
S.
(2000).
Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
B. Uno, H., & Kuadrat, M. (2009).
Mengelola Kecerdasan dalam
Pembelajaran: Sebuah Konsep
Pembelajaran
Berbasis
Kecerdasaan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Baskoro,
E.
P.
(2013).
Modul
Perkuliahan
Evaluasi
Pembelajaran. Cirebon: IAIN
Syekh Nurjati.
signifikan dari variabel bebas (strategi
brain based learning) sebesar 0,00.
Karena nilai signifikan 0,00 < 0,05
dengan pengujian dua sisi (α=0,05) dan
diperoleh ttabel sebesar 2,048 Karena nilai
thitung>ttabel yaitu 7,58 > 2,048 sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat
pengaruh penerapan strategi brain based
learning terhadap keterampilan berpikir
kreatif siswa.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
data penelitian maka dapat disimpulkan
bahwa
terdapat
pengaruh
penerapan
Caine, R. N., Caine, G., McClintic, C., &
Klimek, K. (2008). The 12
brain/mind learning principles in
action.
Developmental
Psychology, 11.
Depdikbud.
(1996).
Tujuan
Pembelajaran
Matematika.
Jakarta:
Dirjent
PMTK
Depdikbud.
Depdiknas. (2008). Kreativitas. Jakarta:
Ditjen PMTK Depdiknas.
Dunman, B. (2010). The effects of brainbased learning on the academic
achievement of students with
different
learning
styles.
Educational Sciences: Theory and
Practice., 9.
strategi brain based learning terhadap
keterampilan berpikir kreatif siswa di
SMAN 8 Kota Cirebon.
Ernawati, E. (2013). Penerapan Strategi
Brain Based Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Fisika Siswa SMP. Bandung:
Skripsi: Universitas Pendidikan.
Tidak diterbitkan.
Berbantuan Multimedia untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII
SMP Negeri 4 Kudus Pada Materi
Segitiga.
Semarang:
Skripsi:UNES. tidak diterbitkan.
Filsaime, K. D. (2007). Menguak Rahasia
Berpikir Kritis dan Kreatif.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Hadianto, B., Harahap, S., & Budi, N.
(2007). Suatu Tinjauan Mengenai
Brainware Managent. Jurnal
Management. Volume 6 No. 2, 3.
Hadjar,
I.
(1996).
Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Kuantitatif
dalam Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Hartono.
(2009).
Perbandingan
Peningkatan
Kemampuan
Berpikir Kreatif dan Aplikasi
Matematika pada Pembelajaran
Open-Ended
dengan
Konvensional
di
Sekolah
Menengah Pertama. Bandung:
Disertasi. SPS. UPI. Tidak
dipublikasikan.
Hasan,
I. (2009). Analisis Data
Penelitian dengan Statistika.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hayati, N. (2010). Menstimulus Otak
Kiri dan Otak Kanan Anak
dengan Flash Card. Peran Otak
Manusia, 3.
Jensen,
E. (2011). Pembelajaran
Berbasis Otak. Jakarta: Indeks.
Kusmariyatni, N. (2012). Strategi Brain
Based Learning dan Hasil Belajar
IPA Siswa Sekolah Dasar.
Bandung: UPI. Skripsi tidak
diterbitkan.
Kusmawati, E. (2013). Keefektifan
Pembelajaran Kooperatif Team
Assisted Individualization (TAI)
Berbantuan
Alat
Peraga
Terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Pada Materi
Geometri Kelas-VIII. Semarang:
UNES. Skripsi tidak diterbitkan.
Luwshe, C. H. (1975). A Quantitative
Approach to Content Validity.
Indiana: Bowling Green State
University.
Majid, A. (2014). Strategi Pembelajaran.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Manfaat, B. (2011). Modul Statistika
untuk Mahasiswa Jurusan NonMatematika.
Cirebon:
IAIN
Syekh Nurjati.
Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan
Instrumen Tes dan Non Tes.
Yogyakarta: Mitra Cendiki Press.
Junaedi. (2008). Stategi Pembelajaran:
Edisi Pertama. Surabaya: LapisPGMI.
Meier,
Khoiri, W. (2013). 7) Iimplementasi
Model Problem Based Learning
Munandar, U. (1999). Kreativitas &
Keberbakatan:
Strategi
D. (2002). The Accelerated
Learning Handbook. Bandung:
Kaifa.
Mewujudkan Potensi Kreatif &
Bakat. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Noor, J. (2012). Metodelogi Penelitian .
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Rahmi, Y., Helma , & Mirna. (2012).
pengaruh Nilai Mand map
Terhadap
Hasil
Belajar
Matematika
Siswa.
Jurnal
Pendidikan Matematika. Vol. 1
Part 3, 1.
Nurhayati. (2014). Peningkatan Aktivitas
Siswa Pada Materi Turunan
Fungsi
Melalui
Pendekatan
Konstruktivisme di Kelas XI IPA
5 SMAN 15 Palembang. Journal
of mathematics an education.
Volume 1 Edisi 1, 2.
Ramadhani, A. (2012). Keefektifan
Strategi Brain Based Learning
Terhadap Peningkatan Prestasi
Belajar IPA pada Siswa Cerebral
Palsy Kelas VI di SLBN 1 Bantul.
Yogyakarta: Skripsi: Universitas
Negeri
Yogyakarta.
Tidak
diterbitkan.
Poniman, F. (2011). STFIn Personality:
Mengenal Mesin Kecerdasan
Anda. Bekasi: PT. STIFIn
Fingerprint.
Riduwan, & Kuncoro, E. A. (2008). Cara
Menggunakan dan Memakai
Analisis Jalur (Path Analysis).
Bandung: Alfabeta.
Rachmawati, Y., & Kurniati, E. (2010).
Strategi
Pengembangan
Kreativitas Pada Anak. Jakarta:
Kencana.
Riduwan, Rusyana, A., & Enas. (2013).
Cara Mudah Belajar SPSS Versi
17.0 dan Aplikasi Statistik
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rahayu, P. T. (2012). Perbandingan
Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa antara yang Menggunakan
Model Pembelajaran Number
Head Together (NHT) dengan
Discovery
Learning
Pada
Pembelajaran Matematika di
SMP Negeri 1 Sliyeg Indramayu.
Cirebon: IAIN Syekh Nurjati.
Skripsi tidak diterbitkan.
Rohmayasari.
(2010).
Pengaruh
Pembelajaran
Matematika
dengan Pendekatan Kontekstual
(CTL) Terhadap Kemampuan
Berpikir Analitis dan Kreatif
Siswa SMA di Jawa Barat.
Bandung:
Skripsi
Jurusan
Pendidikan Matematika FKIP
UNPAS. Tidak diterbitkan.
Rahmatina, S., Sumarno, U., & Johar , R.
(2014). Tingkat Berpikir Kreatif
Siswa
dalam
Menyelsaikan
Masalah Matematika Berdasarkan
Gaya Kognitif Reflektif dan
Impulsif.
Jurnal
Didaktik
Matematika, 4.
Rubiyanti, Y. (2007). Learning and
Memory. Jurnal Biopsycology, 8.
Sapa’at, A. (2009). Brain Based Learning
(Online). Dipetik Oktober Rabu,
2014,
dari
http://matematika.upi.edu/ index.
php/ brain-based-learning
Siswono. (2004). Identifikasi Proses
Berpikir Kreatif dalam Pengajuan
Masalah
(Problem
Posing)
Matematika Berpadu dengan
Model Wallas dan Creative
Problem
Solving
(CPS).
Semarang: Jurusan Matematika
UNES.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian
pendidikan
pendekatan
kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sukamdinata, N. S. (2004). Kurikulum
dan Pembelajaran Kompetensi.
Bandung: Kusuma Karya.
Sukmadinata, N. S. (2006). Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sumarno, & Wustqa, D. U. (2014).
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran pada Materi Pokok
Kalkulus SMA kelas XI Semester
2. Jurnal Riset Pendidikan
Matematika. Volume 1. Nomor 2,
5.
Surapranata,
S.
(2004).
Analisis,
Validitas,
Reliabilitas
dan
Interpretasi
Hasil
Tes:
Implementasi Kurikulum 2004.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Suryabrata, S. (2008). Metodologi
Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Syamsussabri, M. (2013). Konsep Dasar
Pertumbuhan dan Perkembangan
Peserta didik. Perkembangan
Peserta didik, 3.
Supardi. (2012). Peran Berpikir Kreatif
dalam Pembelajaran Matematika.
Jurnal Pendidikan Matematika, 6.
Tafsir, A., Fathurrahman, P., Ruswandi,
U., Badruddin, Syah, M.,
Kariandinata, R., et al. (2010).
Pengembangan Wawasan Profesi
Guru. Bandung : Uin Sunan
Gunung Djati.
Vinayastri, A. (2012). Pengaruh Pola
Asuh (Parenting) Orang Tua
Terhadap Otak Anak Usia Dini.
Jurnal Ilmiyah WIDYA, 9.
Whitehurst, G. J. (2003). Nasional Center
For Education Statistics. The
Condition Of Education, 8.
Wulandari, D. A. (2013). 4) Penerapan
Desain Pembelajaran Kimia
Berbasis Brain Based Learning
untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis dan hasil Belajar
Siswa SMA Negeri 1 Tengaran.
Semarang: Skripsi: UNES. Tidak
diterbitkan.
Yunianta, T. N., Rochmad, & Rusilowati,
A. (2012). Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa pada Implementasi
Project Based Learning dengan
Peer and self-Assesment untuk
Materi Segi 4 Kelas VII SMPN
RSBI 1 Juwana di Kabupaten
Pati. jurnal matematika dan
pendidikan matematika, 2.