PENGAMATAN TANAH DENGAN INDRA INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim dan jasad
hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu. Tanah
dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal
tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang
berupa ion-ion organik maupun anorganik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
diperlukan pengetahuan dalam mengetahui sifat fisik tanah seperti warna tanah,
tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah dan lain-lain.
1.

Warna Tanah
Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna

tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut.
Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya oleh perbedaan
kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah
semakin gelap. Hubungan warna tanah dengan kandungan bahan organik daerah
tropika sering tidak sejalan dengan di daerah beriklim sedang. Tanha – tanah
merah di Indonesia banyak yang mempunyai kandugan bahan organic lebih dari

satu persen, sama dengan kandungan bahan organic tanah hitam di daerah
beriklim sedang.
2.

Tektur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif ( dalam persen ) fraksi – fraksi

pasir, debu, dan liat. Tekstur tanah penting kita ketahui, oleh karena komposisi
ketiga fraksi butir – butir tanah tersebut akan menentukan sifat – sifat fisika,
fisika – kimia, dan kimia tanah.
3.

Struktur Tanah
Istilah tekstur digunakan untuk menyatakan komposisi fraksi pasir, debu,

dan liat. Akan tetapi apabila partikel – partikel ini tersusun menjadi agregat –

agregat, maka istilah struktur digunakan. Pada dasarnya yang dinamakan
struktur tanah adalah penyusunan ( arrangment ) partikel – partikel tanah primer
seperti pasir, debu, dan liat membentuk agregat – agregat yang satu dengan yang

lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk
secara natural disebut ped, sedangkan istilah lain yang sering meragukan dengan
ped adalah konkresi. Fragment berarti ped yang pecah, konkresi terbentuk dalam
tanah akibat presipitasi garam – garam terlarut dan sering terbentuk akibat
fluktuasi yang besar dari permukaan air tanah.
4.

Konsistensi
Konsistensi tanah ialah istilah yang berkaitan sangat erat dengan

kandungan air yang menunjukan manifestasi gaya - gaya fisika yakni kohesi dan
adhesi yang bekerja didalam tanah pada kandungan air yang berbeda – beda.
Setiap materi tanah mempunyai konsistensi yaitu baik bila massa tanah itu besar
atau kecil ( sedikit ), dalam keadaan ilmiah ataupun sangat terganggu, berbentuk
agregat atau tanpa struktur, maupun dalam keadaan lembab atau yang kering.
B. Tujuan
Tujuan dari acara pengenalan tanah dengan indra, yaitu :
1. Menetapkan warna dasar berbagai jenis tanah dengan menggunakan buku
Munsell Soil Color Chart.
2. Menetapkan tekstur dari berbagai jenis tanah yang diamati.

3. Menetapkan struktur dari berbagai jenis tanahyang diamati.
4. Menetapkan konsistensi berbagai jenis tanah dalam keadaan basah,
lembab, dan kering.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi
tempat tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman
dan penyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai
gudang dan penyuplai hara atau nutrisi ( senyawa porganik dan anorganik
sederhana dan unsure-unsur esensial seperti N, P,K,Ca, Mg, S, CU, Zn, Fe, Mn,
B, Cl dan lain-lain ), dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota
( organisme ) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zatzat aditif ( pemacu tumbuh, proteksi ) bagi tanaman, yang ketiganya secara
integral mampu menunjang produktifitas tanah untuk mengehasilkan biomassa
dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industry perkebunan, maupun
kehutanan ( Kemas A.H. 2007).
Tanah merupakan suatu tubuh alam atau gabungan tubuh alam yang dapat
dianggap sebagai hasil alam bermatra tiga yang merupakan paduan antara gaya
pengrusakan dan pembangunan, yang dalam hal ini pelapukan dan pembusukan

bahan – bahan organic adalah contoh – contoh proses perusakan, sedangkan
pembentukan mineral baru seperti lempung tertentu serta lapisan – lapisan yang
khusus merupakan proses – proses pembangunan. Gaya – gaya tersebut
menyebabkan bahan –bahan di alam membentuk tanah. Sifat – sifat khusus tanah
sangat beraneka dari tempat ke tempat, seperti yang berkembang di iklim tropika
dengan di iklim ugahari ( dingin ). ( Brady, 1974 )
Fungsi utama tanah sebagai media tumbuh adalah sebagai tempat akar
mencari ruang untuk berpenetrasi baik secara lateral atau horizontal dan vertikal.
Hal ini tergantung pada ruang pori-pori yang terbentuk diantara partikel-partikel
tanah. Tesktur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah yang
dinyatakan sebagai perbandingan proporsi relatif antara fraksi pasir (diameter 0,20
- 2,00 mm), debu (0,002 – 0,20 mm) dan liat (diameter < 2,00 mm). Di dalam
pengklasifikasian tekstur tanah terdapat sistem USDA dan sistem internasional
(Hanafiah, 2007).

Warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna
tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut.
Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh
perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik,
warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan

organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan
banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah
yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe
terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu
tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+)
misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3
H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang
kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu-abu
(daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning,
yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi
ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral kwarsa dapat menyebabkan warna
tanah menjadi lebih terang (Hardjowigeno,1993).
Warna tanah merupakan: sebagai indikator dari bahan induk untuk tanah
yang beru berkembang, indikator kondisi iklim untuk tanah yang sudah
berkembang lanjut, dan indikator kesuburan tanah atau kapasitas produktivitas
lahan. Secara umum dikatakan bahwa: makin gelap tanah berarti makin tinggi
produktivitasnya, selain ada berbagai pengecualian, namun secara berurutan
sebagai berikut: putih, kuning, kelabu, merah, coklat-kekelabuan, coklatkemerahan, coklat, dan hitam. Kondisi ini merupakan integrasi dari pengaruh:
kandungan bahan organik yang berwarna gelap, makin tinggi kandungan bahan
organik suatu tanah maka tanah tersebut akan berwarna makin gelap, intensitas

pelindihan (pencucian dari horison bagian atas ke horison bagian bawah dalam
tanah) dari ion-ion hara pada tanah tersebut, makin intensif proses pelindihan
menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang, seperti pada horison eluviasi, dan
kandungan kuarsa yang tinggi menyebabkan tanah berwarna lebih terang
(Hanafiah,2007).

Tanah terdiri dari butir – butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang
berukuran lebih dari 2 mm sampai lebih kecil dari pedon disebut fragmen batuan (
rock fragment ) atau bahan kasar ( kerikil sampai batu ). Bahan – bahan tanah
yang lebih halus (< 2mm ) disebut fraksi tanah halus ( fine earth fraction ).
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus ( <
2mm ). Berdasar atas perbandingan banyaknya butir – butir pasir, debu dan liat
maka tanah dikelompokkan ked lam beberapa macam kelas tekstur, yaitu: pasir,
pasir berlempung, lempung berpasir, lempung berpasir halus, lempung berpasir
sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu, lempung liat, lempung liat
berpasir, lempung liat berdebu, liat berpasir, liat berdebu, dan liat ( Hardjowigeno,
2010 ).
Perbedaan tekstur tanah akan berhubungan dengan kemampuan tanah
dalam menyediakan unsur hara melalui peran partikel-partikel tanah terutama
partikel liatnya. Tanah bertekstur lebih halus atau dengan kadar liat lebih besar

memiliki luas permukaan yang lebih besar dibanding tanah bertekstur lebih kasar
per satuan beratnya. Makin kecil ukuran partikel tanah makin luas permukaan
efektifnya sehingga memungkinkan pertukaran (kation) hara lebih besar ( Hartati,
2008 ).
Sasaran pokok cara kerja dalam penetapan tekstur tanah adalah dengan
penentuan agihan ukuran dan jarak penyusun fase padat tanah, yaitu dengan
menguji suatu media utuh tanah diantara muka ibu jari dan telunjuk, serta
memperhatikan rasa tanah dan sifat yang murni (Purwowidodo, 2006).
Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasar atas kemantapan
atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap takanan. Ketahanan
struktur tanah dibedakan menjadi: tingkat perkembangan lemah (butir-butir
struktur tanah mudah hancur), tingkat perkembangan sedang (butir-butir struktur
tanah agak sukar hancur, dan tingkat perkembangan kuat (butir-butir struktur
tanah sukar hancur). Tanah-tanah permukaan yang banyak mengandung humus
biasanya mempunyai tingkat perkembangan yang kuat (Hardjowigeno, 2007).

Konsistensi tanah dapat ditakrifkan sebagai daya kohesi dan adhesi tanah
pada berbagai kelembaban. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan
percobaan konsistensi tanah tersebut bermacam – maca tergantung dari tekstur,
kadar bahan organic, kadar dan khuluk bahan koloid dan terutama kadar lengas

tanah. ( Sutedjo, 2002 ).
Klasifikasi dan penetapan konsistensi kadar lengas diantaranya,
konsistensi lekat, konsistensi liat atau plastic, konsistensi lunak dan konsistensi
keras. ( Baver, 1961 ).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengenalan tanah dengan
indra diantaranya : tanah yang berbentuk bongkahan, Buku Munsell Soil Color
Chart, botol semprot, dan air.
B. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum pengenalan tanah dengan indra ada 4
prosedur, yaitu :
1.

Warna Tanah
a. Tanah gumpal yang lembab secukupnya ( permukaannya tidak
mengkilap ) diambil sedikit, lalu dibuat diletakkan di bawah lubang kertas
buku Munsell Soil Color Chart

b. Setelah didapat warna yang sama, lalu dicatat notasi warna ( Hue, Value,
Chroma) dan nama warna. Pengamatan warna tidak boleh terkena cahaya

2.

matahari langsung.
Tekstur Tanah
a. Ambil sebongkah tanah gumpal, atau sedikit bongkahan tanah kira – kira
sebesar kelereng, lalu dibasahi dengan air hingga tanah dapat ditekan.
b. Tanah yang sudah dibasahi diremas dan dirasakan oleh antara ibu jari
dengan telunjuk, kemudian dibuat benang dan sambil dirasakan kasar

3.

halusnya tanah.
Struktur Tanah
a. Sebongkah tanah diambil dari horizon tanah , kemudian dipecah dengan
cara menekan dengan jari atau dengan dijatuhkan dari ketinggian tertentu,
sehingga bongkah tanah akan pecah secara alami.
b. Pecahan tersebut menjadi agregat mikro ( ped ) yang merupakan kelas


4.

struktur tanah.
Konsistensi
a. Contoh tanah dalam berbagai kandungan air diamati dengan cara dipijit
dengan ibu jari dan telunjuk.

b. Pengamatan dimulai pada kondisi kering, lembab dan basah dengan cara
pada contoh tanahnya ditambah air.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Warna dan Tekstur Tanah

Warna Tanah
Jenis
Tanah


No.

2.

Notasi
Warna

Tekstur
tanah

Nama Warna
Very Dark
Brown
Dark Raddish
Brown

Lempung
Berpasir
Lempung
Berliat

10 YR 3/1

Very Dark Grey

Liat

Inseptisol

10 YR 3/4

Dark Yellowish
Brown

Lempung
Berliat

Entisol

10 YR

Dark Brown

Lempung
Berliat

1

Andisol

10 YR 2/3

2

Ultisol

10 YR ¾

3

Vertisol

4
5

Struktur Tanah

3.

No

Jenis tanah

1

Andisol

Tipe

Struktur tanah
Kelas

Remah

Derajat

K

Sangat
Lemah
( 1)

o

2

Ultisol

Gumpal

Sangat Halus

Cukupan ( 2)

3

Vertisol

Pejal

-

Kuat

4

Inseptisol

Remah

Sangat Kasar

Cukupan ( 2 )

n
si
st
e
n
si

5
No

Entisol
Jenis
tanah

Gumpal
Sangat Halus Cukupan (2)
Konsistensi basah
Konsisten
Konsistensi
si lembab
kering
Kelekatan

Keliatan

1

Andisol

Agak
Lekat

Agak
Plastis

Sangat
Gmebur

2

Ultisol

Lekat

Plastis

Sangat
Teguh

3

Vertisol

Tidak
Lekat

Tidak
Plastis

Sangat
Tegu

4

Inseptisol

Agak
Lekat

Plastis

Sangat
Gembur

Keras

5

Entisol

Agak
Lekat

Agak
Plastis

Gembur

Keras

Keras
Sangat
Keras
Sekali
Sangat
Keras
Sekali

B. Pembahasan
1.

Warna Tanah
Warna tanah adalah sifat morfologi tanah yang paling mudah dibedakan.

Menurut Hardjowigeno (1993). Warna tanah merupakan petunjuk untuk
beberapa sifat tanah. Warna hitam menunjukkan kandungan bahan organic yang
tinggi. Warna merah menunjukkan adanya oksidasi besi bebas ( tanah
terosidasi ). Warna abu – abu kebiruan menunjukkan adanya reduksi. Hubungan
warnah tanah dengan kandungan bahan organic di daerah tropika banyak yang
tidak sesuai dengan apa yang ditemukan di Amerika atau Eropa. Tanah – tanah
merah di Indonesia banyak mengandung bahan organic lebih dari satu persen,
sama dengan kandungan bahan organic tanah hitam di daerah – daerah beriklim
sedang. Tanah – tanah hitam di Indonesia mengandung banyak bahan organic
yang jumlahnya tidak banyak berbeda dengan tanah – tanah merah. Untuk
menetapkan warna tanah digunakan Munsell Soil Colour Chart, yaitu:
2. HUE : warna dominan sesuai panjang gelombang, dimulai warna
merah (5R) dan warna paling kuning (5Y), untuk tanah tereduksi
(gley) yaitu 5G, 5GY, 5GB dan N (netral).

3. VALUE : merupakan kartu warna ke arah vertikal yang menunjukan
warna tua-muda atau hitam-putih, ditulis di belakang nilai HUE.
4. CHROMA : merupakan kartu warna yang disusun horisontal yang
menunjukan intensitas cahaya.
Fungsi dari warna tanah adalah sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena
warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah
tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi
oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan
organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana
kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi
oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah.
Sifat fisik yang paling jelas dan yang paling mudah ditentukan adalah
warna tanah, dimana warna tanah dapat digunakan untuk :
1. Menaksir tingkat kesuburan
2. Menentukan jenis dan kadar BO
3. Keadaan aerasi dan drainase
4. Tingkat perkembangan tanah
Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut:
1. Jenis mineral dan jumlahnya.
2. Kandungan bahan organik tanah.
3. Kadar air tanah dan tingkat hidratasi.
Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat
menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan
beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna
tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik

maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan
bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan
kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna
tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan
dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke
warna reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau (Madjid,
2009).
2.

Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi

karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat
yang terkandung pada tanah. Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh
terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas
tanah, porositas dan lain-lain (Hanafiah, 2007).
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat)
yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir
(sand) (berdiameter 2,00-0,20 mm atau 2000-200 µm, debu (slit) (berdiameter
0,20- 0,002 mm atau 200- 2µm) dan liat (clay) (