Hand Out keterampilan observasi daee

Hand Out
KETERAMPILAN OBSERVASI
TINGKAH LAKU VERBAL DAN NON VERBAL
Seorang Bidan dituntut untuk melatih kepekaan melalui empati yang dimiliki. Dengan kepekaan
yang dimilikinya, ia akan mampu melakukan pengamatan (observasi). Kepekaan tersebut
tercermin dari cara ia mengamati tingkah laku klien baik verbal maupun nonverbal.

Tingkah laku verbal dan nonverbal merupakan obyek untuk melakukan observasi atau
pengamatan obyektif, meskipun tingkah laku verbal dan nonverbal dapat berdiri sendiri akan
tetapi pada kenyataannya verbal dan nonverbal tidak dapat dipisahkan, saling menguatkan arti
yang sebenarnya dari suatu tingkah laku. Melalui kepekaan pengamatan obyektf (observasi)
merupakan keterampilan dasar dalam membina hubungan komunikasi efktif.

TINGKAH LAKU VERBAL
Tingkah laku vebal merupakan perbuatan atau perilaku yang ditunjukkan melalui bahasa atau
kata-kata baik secara lisan maupun tulisan. Kata-kata memiliki kekuatan yang sangat besar.
Bahasa memiliki banyak fungsi, namun ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam
menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi tersebut adalah untuk mempelajari tentang
dunia disekeliling kita , untuk membina hubungan yang baik diantaranya sesame manusia dan
untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
Aspek tingkah laku verbal adalah :

1. Perbendaharaan kata-kata (vocabulary), komunikasi tidak akan berhasil jika pengirim
pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang
dilakukan oleh bidan, sehingga kadang klien menjadi bingung dan tidak mampu
mengikuti petunjuk atau informasi yang diberikan oleh bidan oleh karena itu bidan
diharapkan dapat menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti klien.
2. Kecepatan (racing)
Keberhasilan komunikasi verbal dipengaruhi oleh kecepatan bicara dan tempo bicara
yang tepat.

3. Intonasi suara
Suara mampu mempengaruhi arti pesan. Nada suara pembicaraan mempunyai dampak
yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan. Bidan harus dapat mengobservasi
inrtonasi nada suara klien mengutarakan keadaannya.

4. Humor
Humor merupakan salah satu item yang diperlukan untuk menjadi seorang excellent
communicator. Humor dapat meningkatkan keberhasilan bodan dalam memberikan
dukungan emosional terhadap klien. Seseorang bahagia/senang bisa kita perhatikan dari
ekspresi wajahnya yang tersenyum dan tertawa.
5. Waktu yang tepat dan singkat

Komunikasi berlangsung efektif, sederhana, pendek dengan waktu yang tepat dan singkat
sehingga pesan yang disampaikan dapat langsung diterima oleh klien.
Yang harus dilakukan bidan dalam melakukan pengamatan tingkah laku verbal adalah
bagaimana klien beralih topic, kata-kata kunci yang digunakan, penjelasan-penjelasan
yang disammpaikan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Yang termasuk tingkah laku verbal :
a. Semua suara-suara yang bermakna dari konselor atau klien lain, misalnya saat
klien mengatakan “Saya bersedia melaksanakan semua anjuran yang telah
diberikan bidan”.
b. Ungkapan-ungkapan seperti penjelasan secara rinci, saling memberi, saling
mmemuji, dan mengajukan pertanyaan langsung.
c. Beralih topik.
d. Kata-kata kunci.
e. Pengeluaran kata-kata penting yang telah diungkapkan oleh klien.
TINGKAH LAKU NONVERBAL
Tingkah laku nonverbal memainkan peranan utama dalam perkembangan suatu hubungan.
Karena tingkah laku nonverbal juga merupakan saluran utama yang digunakan untuk
mengkomunikasikan perasaan dan sikap kita. Tingkah laku nonverbal merupakan tingkah laku
dalam bentuk bahasa tubuh yang meliputi isyarat, pergerakan tubuh dan penampilan fisik. Bidan
harus dapat melakukan pengamatan terhadap tingkah laku nonverbal dengan memperhatikan

bagaimana cara klien menatap mata, bahasa tubuh (kinecis), kualitas suara, yang merupakan
indicator penting dalam mengungkapkan apa yang terjadi pada diri klien.
Mark Knapp (1978) menyebutkan bahwa penggunaan kode nonverbal dalam komunikasi
memiliki fungsi untuk meyakinkan apa yang diucapkan (repetition), menunjukkan perasaan
emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata (substitution), menunjukkan jati diri sehingga

orang lain bisa mengenalnya (identity) dan menambah/melengkapi ucapan-ucapan yang
dirasakan belum sempurna.
Dari berbagai studi yang pernah dilakukan, tingkah laku nonverbal dapat dikelompokkan dalam
beberapa bentuk :
1. Bahasa tubuh (kinecis)
Yakni geraka-gerakan badan yang dibedakan atas lima macam : (1) embels ialah isyarat
yang berarti langsung pada symbol yang dibuat oleh gerakan badan, misalnya dengan
mengangkat jari, mengangkat jempol. (2) Illustrator ialah isyarat yang dibuat dengan
gerakan badan untuk menjelaskan sesuatu, yang dibicarakan. (3) Affect display ialah
isyarat yang terjadi karena adanya dorongan emosional sehingga berpegaruh pada
ekspresi muka, misalnya tertawa, menangis, tersenyum sinis, dsb. (4) Regulator ialah
gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada daerah kepala misalnya mengangguk tanda
setuju, atau menggeleng tanda menolak. (5) Adaptor ialah gerakan badan yang dilakukan
sebagai tanda kejengkelan misalnya menggerutu, mengepalkan tinju keatas meja, dan

sebagainya.
2. Gerakan mata (eye gaze)
Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti dalam memberi isyarat tanpa kata. Mark
Knapp dalam risetnya menemukan 4 fungsi utama gerakan mata, yaitu :
a. Untuk memperoleh umpan balik dari lawan bicara, misalnya dengan
mengungkapkan bagaimana pendapat anda tentang hal itu ?
b. Untuk menyatakan terbukannya saluran komunikasi dengan tibanya waktu untuk
bicara.
c. Sebagai isyarat untuk menyalurkan hubungan dimana kontak mata akan
meningkatkan frekuensi bagi orang yang saling memerlukan. Sebaiknya orang
yang merasa malu akan berusaha untuk menghindari kontak mata.
d. Sebagai pengganti jarak fisik.
3. Nada/suara (paralangue)
Isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau nada suara atau iraman suara sehingga
penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang diungkapkan, misalnya “datanglah”.
4. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikas, karena ekspresi yang
ditimbulkan oleh raut wajah atau muka menunjukkan bagaimana seseorang menerima
hasil dari pesan yang disampaikan kepadanya, misalnya saat ekspresi wajahnya cemberut,
tersenyum, gembira, ketakutan, kemerahan.

5. Diam
Berada dengan tekanan suara, sikap diam merupakan kode nonverbal yang mempunyai
arti. Dalam kehidupan kita sikap diam sangat sulit diterka. Banyak orang mengambil
sikap diam karena tidak mau menyatakan sesuatu yang menyakitkan orang lain, misalnya
menyatakan “tidak”, dan sikap diam juga dapat menyebabkan orang lain bersikap ragu.

6. Sentuhan (touching)
Adanya isyarat yang dialmbangkan dengan sentuhan badan, menurut bentuknya sentuhan
dibagi atas 3 macam, yakni : (1) Kinestic ialah isyarat yang ditunjukkan dengan
bergandenan tangan satu sama lainnya sebagai symbol keakraban atau kemesraan. (2)
Sociofugal ialah syarat yang ditunjukkan dengan jabat tangan atau saling merangkul,
mengusap punggung. (3) Thermal ialah isyarat yang ditunjukkan dengan sentuhan badan
yang terlalu emosional sebagai tanda persahabatan yang begitu intim, misalnya menepuk
punggung karena sudah lama tidak bertemu.
Sebaiknya dalam komunikasi efektif tingkah laku verbal dan nonverbal digunakan secara
sinergis, tidak berdiri sneidiri. Penggunaan tingkah laku verbal dan nonverbal secara
terpisah akan menimbulkan salah penafsiran. Perlu dilakukan penelaahan lebih lanjut
dngan bertanya atau mendengakan secara aktif. Harus ditelaah lebih lanjut arti dari
ketidaksesuaian antara yang disampaikan (verbal) dengan ekspreswi muka (nonverbal).
PENGAMATAN DAN PENAFSIRAN

Dalam mengobservasi sesuatu, ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh bidan :
1. Pengamatan Obyektif
Menemukan berbagai tingkah laku yang dilihat dan di dengar. Mislanya duduk,
berdiri, gelisah dengan mengeluarkan kata-kata seperti aduh.
2. Penafsiran (interpretasi)
Merupakan kesan yang diberikan terhadap apa yang dilihat (Amati) dan didengar.
Misalnya, jengkel karena terlalu lama menunggu.
Tahap-tahap penafsiran meliputi : (1) Refleksi perasaan, yaitu konselor tidak jauh dari
apa yang dikatakan klien. (2) Klarifikasi, yaitu menjelaskan apa yang tersirat dalam
pikiran klien. (3) Refleksi, yaitu penilaian konselor terhadap apa yang yang
diungkapkan klien. (4) Konfrontasi, yaitu konselor membawa kepada perhatian dan
perasaan klien tanpa disadari. (5) Interpretasi, yaitu konselor memperkenalkan
konsep-konsep hubungan yang berakar dari pengalaman.
Seorang bidan yang tajam pengamatannya akan memperhatikan bahwa ada beberapa
ketidaksesuaian antara tingkah laku verabal dan nonverbal, antara apa yang
diucapkan dan apa yang dikerjakan.
Bidan perlu mengetahui [erbedaan obyektif dengan penafsiran agar lebih berhati-hati
dalam melakukan observasi.

KETERAMPILAN MEMBINA HUBUNGAN BAIK


Keterampilan membina hubungan baik merupakan fondasi atau dasar dalam
melakukan komunikasi interpersonal. Hubungan baik ini mendasari keberhasilan
dalam berkomunikasi. Membina hubungan baik dialkukan oleh bidan sejak kontak
awal dengan klien harus dipertahankan.
Yang harus dimiliki oelh bidan untuk membina hubungan baik dengan klien adalah :

1. Sikap
Sikap yang mendukung terciptanya hubungan baik me;iputi hangat, mneghormati,
menerima apa adanya, empati dan tulus.
2. Perilaku
Perilaku respon posoitif yang mendukung terciptanya hubungan baik meliputu :
 Bersalaman dengan ramah.
 Mempersilahkan duduk.
 Bersabar.
 Tidak memotong pembicaraan.
 Menjaga kerahasiaan klien.
 Tidak melakukan penilaian.
 Mendengarkan dnegan penuh perhatian.
 Menanyakan alas an kedatangan klien.

Keterampilan dasar untuk menetapkan hubungan baik :







Menerima klien apa adanya.
Memberi salam dan memperkenalkan diri.
Membuat klien merasa diterima, nntang topik yaman, rileks antara lain
dengan cara menanyakan nama klien, memulai pembicaraan tentang topik
umum yang sedang berkembang di masyarakat, selain itu konselor juga
perlu observasi perasaan dan emosi serta suasana hati klien.
Menjalin kerja sama dengan klien.
Memberi respon positif, pujian dan dukungan.
Memberi pujian dan dukungan pentig di berikan kepada klien sehinggan
dapat secara terbuka mengemukakan permasalahan-permasalahannya.
Memberikan pujian adalah sama dengan mengungkapkan persetujuan atau
kekaguman sehingga mendorong tingkah laku yang baik, penghargaan

terhadap tindakan/usaha yang telah dilakukan klien dengan baik. Contoh :
“Hari ini kamu kelihatan segar sekali” (BKKBN, Modul Pelatihan
Konseling).

Kunci pokok dalam membina hubungan baik dengan klien adalah SOLER.

S

: Face your clien Squarely (menghadap kearah klien) dan Smile/Nod at
client (senyum/mengangguk ke klien).

O

: Open and non-judgemental facial expression (ekspresi muka menunjukan
dan tidak menilai).

L

: Lean towards client (tubuh condong ke arah klien).


E
: Eye contact in a culturally-acceptable manner (kontak mata sesuai
dengan cara yang diterima oleh budaya setempat).
R

: Relaxed and Friendly manner (santai dan bersifat bersahabat).

KETERAMPILAN MENDENGAR AKTIF
Mendengar aktif adalah suatu keterampilan dasar komunikasi bagi calon bidan untuk
menghimpun informasi sebanyaknya untuk menegakkan diagnosa dengan baik.
Mendengar aktif adalah dengan memberikan umpan balik/merefleksikan isi ucapan dan perasaan
klien.
Adanya mengungkapkan perasaan klien yang teramati oleh konselor dari intonasi suara, raut
wajah, dan bahas atubuh klien mampu dari hal-hal yang tersirat dari kata verbal.
Contoh :
Sekarang ibu tidak perlu khawatir, suami ibu pasti bisa menerima kehamilan ini, karena ini
adalah anugerah … (kehamilan tidak diinginkan).

TEKNIK MENDENGAR AKTIF
Terdapat empat teknik mendengar aktif yang bisa dilakukan sesuai situasi yang dihadapi, yaitu :

1. Mendengar pasif (diam), dilakukan jika klien sedang menceritakan masalahnya :
menggebu-gebu dalam menceritakan masalah dengan ekspresi kesal dan sedih, bercerita
tidak henti-hentinya.
2. Memberi tanda perhatian verbal dan nonverbal dilakukan sewaktu klien berbicara
panjang tentang peristiwa yang terjadi pada dirinya, seperti : Hmm, yaa, llalu, oh begitu,
terus …. atau sesekali mengangguk.
3. Membuka pembicaraan, undangan untuk berbicara (mengajukan pertanyaan untuk
mendalami dan klarifikasi), yaitu dengan mengajukan pertanyaan dilakukan apabila
konselor belum puas dengan jawaban yang diberikan klien.
4. Mendengar aktif, yaitu memberikan umpan balik/refleksi isi ucapan dan perasaan yaitu
merangkum, merefleksikan isi ucapan dan refleksi perasaan.

Fungsi Mendengar :
1.
2.
3.
4.

Membuat orang yang anda ajak bicara memahami/mencoba memahami.
Mendorong seseoramng untuk cerita seperti dialami benar-benar.
Memperjelas percakapan antara anda sebagai pendengar dan pembicara.
Memberikan penjelasan pada orang lain untuk menceritakan hal-hal yang ingin
diceritakannya.
5. Mencegah pembuatan kesimpulan secara terburu-buru.
Prinsip Mendengar :
1. Menerima orang lain apadanya.
2. Menghargai perasaan orang lain.
3. Toleransi terhadap keanehan orang lain, dengan cara konsentrasi pada isi bukan cara
bicaranya.
4. Perhatikan penuh dan terpusat kepada pasien dan pandangan sesekali menatap wajah
psien dalam batas wajar.
5. Mendengarkan segala sesuatu yang dikemukakan oleh pasien, memeprhatikan perasaan
dan perilakunya.
Bidan dapat mengungkapkan perasaan, pengalaman, seperti : “bagus ibu, aduh kasihan
ya, lalu apalagi yang dirasakan ibu ?”
6. Duduk menghadpa klien dengan nyaman, menghindari gerakan yang mengganggu.
7. Melakukan pengulangan/refleksi supaya ada pemahaman.
Mendengar Secara Aktif Mencakup Hal-hal :
1. Pada saat mendengar bidan harus menutup diri dari stimulasi/rangsangan yang dating dari
luar, selain mendengarkan apa yang dikemukakan oleh pasien (konsentrasi).
2. Bidan harus memperhatikan pesan, ungkapan baik yang diungkapkan verbal maupun
nonverbal.
3. Bidan harus dapat menarik kesimpulan terhadap perasaan pasien yang telah diungkapkan.
4. Lakukan kontak mata, kalau tidalk berani pandang titik antara dua alis.
5. Perhatikan minat dengan sikap tubuh, sedikit condong ke depan.
6. Tanyakan lagi bila belum jelas.
7. Tanyakan secara detail masih ada hubungan dengan topik. Tinggal opini/pandangan
pribadi.
8. Tinggalkan opini/pandangan pribadi.
9. Jaga emosi.
10. Jangan perlihatkan kalau kita terburu-buru.
11. Jeda (berhenti sejenak) diperlukan dalam suatu percakapan.
Beberapa Kesalahan yang Sering Terjadi :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Sikap mendengar acuh tak acuh, tidak ada kontak mata.
Kegagalan mengikuti orang lain berbicara sampai selesai (interupsi dini).
Mulai berbicara cerita anda sendiri (bedakan dengan membuka diri).
Kehilangan pikiran sejenak.
Bereaksi secara impulsive (Tuhan ampun deh…).
Memberikan nasehat sangat awal.
Memberikan nilai…
Mengekspresikan asumsi diri pada pasien.

KETERAMPILAN BERTANYA
Mengajukan pertanyaan kepada klien berfungsi untuk :
1. Mengetahui kebutuhan dan pengtahuan klien.
2. Melibatkan klien dengan partner.
3. Memperlihatkan minat pada orang lain.
4. Memberikan kesempatan orang lain untuk bertanya.
5. Mengumpulkan informasi fraktual tanpa lebih lanjut.
6. Mendorong orang lain untuk membuat pilihan.
7. Meringkas isi percakapan.
8. Ekspresi sopan, senyum.
9. Sebagai awal bicara.
10. Membuat informasi lebih kongkret.
Tipe pertanyaan :
Semua jenis pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Pertanyaan terbuka : akan mengundang orang lain utuk mengatakan dan memverbalkan
pandanagn/perasaannya. Akan memberikan waktu dan kesempatan pada orang lain untuk
mengatakan segala aspek yang relevan, jenis pertanyaan biasanya memakai kata
“bagaimana” atau “apa”.
Contoh : “Bagaimana pendapat anda setelah anda belajar/praktek ANC di
Labolatorium ?”.
2. Pertanyaan tertutup : menghasilkan jawaban ya dan tidak yang berguna untuk
mengumpulkan informasi yang fraktual (jawaban sudah diberikan untuk dipilih), tidak
menciptakan suasana yang nyaman dalam berkomunikasi dan proses pengambilan
keputusan, bidan mengontrol jalannya percakapan, klien hanya memberikan informasi
yang bersangkutan dengan pertanyaan saja.
Perilaku bertanya aktif :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Menjaga kontak mata.
Menunjukkan minat mendengar.
Menunjuk perhatian.
Tidak bicara saat mendengarkan.
Mengajukan pertanyaan yang relevan.
Menunjukan empati.
Menguntip kata-kata klien untuk diskusi.
Diam, memfokuskan.
Tidak menyilangkan kaki.

Dokumen yang terkait

STEREOTIPE PEREMPUAN DALAM IKLAN DI TELEVISI (Analisis Semiotik Iklan Neo Hormoviton versi “makan malam”, Hand andBody Marina versi “festival film hitam dan putih” dan Sabun Mandi Lux versi“play with beauty“)

0 25 2

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Pengaruh pendekatan inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep sistem pernapasan manusia: kuasi eksperimen di MTs. Yasti I Cisaat-sukabumip

0 13 169

Analisis keterampilan proses sains siswa kelas XI pada pembelajaran titrasi asam basa menggunakan metode problem solving

21 184 159

Analisis keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan non elektrolit dengan metode praktikum

2 16 227

Peningkatan keterampilan menulis narasi dengan media teks wacana dialog: penelitian tindakan pada siswa kelas VII MTs Negeri 38 Jkaarta tahun pelajaran 2011-2012

4 39 107

Pengaruh penerapan pendekatan contextual teaching and learning terhadap keterampilan menulis surat pada siswa kelas iv SDN Cikarang Kota 04

0 9 0

Pengembangan lembar kegiatan siswa kimia berbasis keterampilan proses pada materi hidrolisis garam

6 60 352

Pelaksanaan Direct Marketing Dalam Penjualan Produk Jasa Pengamanan Pada Perusahaan Out Sourcing Squard Security Service Bandung

0 17 37

Kemampuan Daya Hambat Bahan Aktif Beberapa Merek Dagang Hand sanitizer terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus

0 0 6