PDF ini STUDI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PT. STATIKA MITRASARANA | . | 1 PB

STUDI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)
PT. STATIKA MITRASARANA

ARTIKEL

Oleh

YUSRIAL
NPM. 1310018312054

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2015

STUDI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (SMK3) PT. STATIKA MITRASARANA
Yusrial¹, Alizar Hasan², Wardi¹
¹Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
²Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Andalas
e-mail :


ABSTRAK
Semakin ketatnya persaingan saat ini dimana perusahaan harus meningkatkan
efisiensi dan efektifitas kinerja, maka akan memaksa
para pengelola
perusahaan untuk dapat bersaing dengan sempurna, artinya perushaan harus dapat
mengikuti dan menerapkan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) serta mampu menerapkan pengawasan/pengendalian yang sedemikian
rupa, pada semua aspek agar dapat mencapai hasil yang efektif dan efisien guna
menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Melalui program keselamatan dan
kesehatan kerja, diharapkan akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih
produktif agar dapat menjadi salah satu keunggulan perusahaan di dalam
menghadapi persaingan. Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis
melakukan penelitian dengan mengambil judul: Studi Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT Statika
Mitrasarana. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian deskriptif yaitu metode dalam meneliti status kelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Teknik pengumpulan data yang di gunakan
adalah dengan melakukan wawancara dan pengamatan serta melalui penelitian

kepustakaan. Tujuan penelitian yang di lakukan di PT Statika Mitrasarana ini
adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan SMK3, dan untuk mengetahui
bagaimana solusi dari masalah yang dihadapi perusahaan pada penerapan SMK3.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa PT Statika
Mitrasarana. telah menerapkan SMK3 dengan cara menetapkan beberapa
peraturan, pedoman, kebijakan, dan prosedur kerja yang bertujuan untuk
mencegah dan mengurangi potensi terjadinya kecelakaan kerja.Melalui hasil
penelitian juga diperoleh beberapa solusi dari permasalahan diatas diantaranya.
Dengan memperkerjakan pekerja sesuai dengan keahliannya masing-masing
serta merealisasikan kebijakan K3 dengan kata-kata yang mudah dimengerti oleh
pekerja dan melakukan inspeksi alat keselamatan kerja. Dengan memberikan
pelatihan-pelatihan bagi pekerja mengenai prosedur kerja yang telah ditetapkan
serta melakukan briefing-briefing kecil saat akan melakukan tugas atau saat
melakukan pekerjaan. Maka dapat disimpulkan bahwa jika penerapan SMK3
dilakukan secara professional dan berkesinambungan, maka akan tercipta tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif sehingga dapat mengurangi dan
mengendalikan resiko kerja yang dapat merugikan seluruh pihak.
Kata Kunci

: System Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan tertib
penyelenggaraan
pekerjaan
konstruksi, maka penyelenggara
pekerjaan
konstruksi
wajib
memenuhi syarat-syarat tentang
keamanan,
keselamatan,
dan
kesehatan kerja pada tempat kegiatan
konstruksi. Sebuah organisasi baik
perusahaan maupun instansi dalam
melakukan aktivitasnya sudah tentu
memerlukan sumber daya manusia
yang mendukung usaha pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi.
Berdasarkan hasil wawancara
kami pada bulan mei 2015 dengan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
yang berada pada Pelaksana Jalan
Nasional Wilayah I, mengatakan
masih banyak perusahaan yang
belum
menerapkan
K3
di
perusahaan, oleh karena itu, dipilih
salah satu perusahaan yang sudah
mempunyai manajemen yang baik,
diantaranya adalah PT. STATIKA
MITRASARANA dan perusahaan
tersebut telah mendapatkan sertifikat
OHSAS pada tahun 2007. PT Statika
Mitrasarana memiliki manajemen

yang sudah bagus dan tentu saja
perusahaan
tersebut
telah
menjalankan K3. Namun kita akan
meneliti sejauh mana K3 ini
dilaksanakan oleh perusahaan kelas
besar
seperti
PT.
STATIKA
MITRASARANA
Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kecelakaan Kerja (SMK3) di PT.
STATIKA MITRASARANA?
2. Apa masalah yang dihadapi oleh
perusahaan dalam menerapkan
SMK3?


3. Bagaimana solusi dari masalah
yang dihadapi perusahaan pada
penerapan SMK3?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana
penerapan SMK3 pada PT.
Statika Mitrasarana.
2. Untuk mengetahui masalah yang
dihadapi perusahaan dalam
mengendalikan
tingkat
kecelakaan yang terjadi
3. Untuk mengetahui bagaimana
solusi dari masalah yang
dihadapi
perusahaan
pada
penerapan SMK3
Ruang Lingkup Penelitian

1. PT Statika Mitrasarana sebagai
perusahaan yang akan di teliti
2. Penerapan SMK3 pada PT
Statika Mitrasarana.
3. Pekerja yang akan diteliti 5
tahun terakhir
Manfaat Penelitian
Bagi perusahaan:
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberi
masukan
dan
saran
yang
bermanfaat bagi perusahaan sebagai
bahan

pertimbangan
dalam
pengendalian operasi, khususnya
dalam menjamin keselamatan kerja
para karyawan di lingkungan kerja.
Bagi dunia pendidikan
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
wawasan
pengetahuan
bagi
pengembangan SMK3 kbususnya
pada pencegahan dan pengendalian
resiko kecelakaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3)

Secara aspek juridis keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan upaya
perlindungan
bagi
keselamatan
tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaan di tempat kerja dan
melindungi keselamatan setiap orang
yang memasuki tempat kerja, serta
agar
sumber
produksi
dapat
dipergunakan secara aman dan
efisien (Soemaryanto, 2002).
Secara aspek teknis keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) adalah ilmu

pengetahuan
dan
penerapan
mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Penerapan K3
dijabarkan
ke
dalam
sistem
manajemen
keselamatan
dan
kesehatan kerja yang disebut SMK3
(Soemaryanto, 2002).
Tujuan
Sistem
Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3)
1. Sebagai alat untuk mencapai

derajat kesehatan tenaga kerja
yang setinggi tingginya, baik
buruh, petani, nelayan, pegawai
negeri, atau pekerja-pekerja
bebas.
2. Sebagai upaya untuk mencegah
dan memberantas penyakit dan
kecelakaan-kecelakaan
akibat
kerja,
memelihara
dan
meningkatkan kesehatan dan
gizi para tenaga kerja, merawat
dan meningkatkan efisiensi dan
daya
produktivitas
tenaga
manusia.

4. UU no.23 tahun 1992 tentang
Kesehatan
5. UU no.13 tahun 2003 tentang
Tenaga Kerja
6. Keppres RI no.22 tahun 1993
tentang Penyakit yang Timbul
Karena Hubungan Kerja
7. Konvensi ILO no.185/1981
menetapkan kewajiban setiap
Negara untuk merumuskan,
melaksanakan dan mengevaluasi
kebijaksanaan
nasionalnya
dibidang
kesehatan
dan
keselamatan
kerja
seta
lingkungannya.
8. Konvensi ILO no.161 tahun
1985 tentang keselamatan kerja.
Dasar Hukum K3 menurut
peraturan PU
1. Penerapan SMK 3
a. perusahaan memiliki kebijakan
b.
c.
d.
e.
f.
g.

h.
Dasar Yuridis Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
1. UU no.14 tahun 1868 tentang
Ketentuan Pokok Tenaga Kerja
2. UU no. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
3. UU no. 3 tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja

i.

K3
perusahaan memiliki perencanaan
K3
perusahaan sudah melakukan
pengendalian operasional
perusahaan sudah melakukan
pemeriksaaan dan evaluasi kinerja
K3
perusahaan sudah melakukan
tinjauan ulang kinerja K3
perusahaan
memperhitungkan
biaya K3 Konstruksi atau rencana
biaya K3 Konstruksi
perusahaan telah Melengkapi
RK3K dengan rencana penerapan
K3 Konstruksi untuk seluruh
tahapan pekerjaan.
dokumentasi hasil pelaksanaan
RK3K dibuat dan dilaporkan
kepada PPK secara berkala
(harian, mingguan, bulanan dan
triwulan), yang menjadi bagian
dari
laporan
pelaksanaan
pekerjaan.
RK3K dipresentasikan pada rapat
persiapan pelaksanaan pekerjaan

konstruksi / Pre Construction
Meeting (PCM)
j. Apabila terjadi kecelakaan kerja,
Apakah perusahaan membuat
laporan kecelakaan kerja kepada
PPK, Dinas Tenaga Kerja
setempat
k. perusahaan
melaksanakan
perbaikan dan peningkatan kinerja
sesuai hasil evaluasi kinerja
RK3K yang dilakukan triwulanan,
dalam
rangka
menjamin
kesesuaian
dan
efektifitas
penerapan RK3K.

2. Tugas dan tanggung jawab
a. perusahaan meminta penjelasan

b.
c.

d.

e.

f.

kepada Pokja ULP tentang Risiko
K3 Konstruksi termasuk kondisi
dan potensi bahaya yang dapat
terjadi pada saat Rapat Penjelasan
Pekerjaan (aanwizjing) atau pada
waktu sebelum batas akhir
pemasukan penawaran.
perusahaan menyampaikan RK3K
Penawaran sebagai lampiran
dokumen penawaran.
perusahaan menyampaikan RK3K
yang memuat seluruh kegiatan
dalam pekerjaan yang akan
dilaksanakan pada saat rapat
persiapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi atau disebut Pre
Construction Meeting (PCM)
perusahaan menugaskan Ahli K3
Konstruksi untuk setiap paket
pekerjaan
yang
mempunyai
Tingkat Potensi Bahaya K3
Tinggi
atau
Petugas
K3
Konstruksi untuk paket pekerjaan
dengan Tingkat Potensi Bahaya
K3 Rendah.
Perusahaan
menghitung
dan
memasukkan
biaya
penyelenggaraan
SMK3
Konstruksi Bidang PU dalam
harga penawaran sebagai bagian
dari biaya umum
perusahaan membuat rangkuman
aktifitas
pelaksanaan
SMK3
Konstruksi Bidang PU sebagai
bagian dari Dokumen Serah

Terima Kegiatan pada akhir
kegiatan
g. perusahaan melaporkan kepada
PPK dan Dinas yang membidangi
ketenagakerjaan setempat tentang
kejadian berbahaya, kecelakaan
kerja konstruksi dan penyakit
akibat kerja konstruksi dalam
bentuk laporan bulanan.
h. perusahaan bertanggung jawab
atas terjadinya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja apabila
tidak menyelenggarakan SMK3
Konstruksi Bidang PU sesuai
dengan RK3K
i. perusahaan
mengikutsertakan
pekerjanya
dalam
program
perlindungan tenaga kerja selama
kegiatan pekerjaan konstruksi
j. perusahaan telah melakukan
pengendalian
risiko
K3
konstruksi, termasuk inspeksi
yang meliputi:
a. Tempat kerja;
b.Peralatan kerja;
c. Cara kerja;
d.Alat Pelindung Kerja;
e. Alat Pelindung Diri;
f. Rambu-rambu; dan
g.Lingkungan kerja konstruksi
sesuai dengan RK3K.

OHSAS 18001 : 2007
OHSAS – (Occupational Health and
Safety Assesment Series) -18001
merupakan standar internasional
untuk penerapan Sistem Manajemen
Kesehatan & Keselamatan Kerja atau
biasa disebut Manajemen K3
.
Tujuan dari OHSAS 18001 ini
sendiri tidak jauh berbeda dengan
tujuan
SMK3
permen
PU.
No.5/PRT.2014 , yaitu perlindungan
terhadap para pekerja dari hal-hal
yang tidak diinginkan yg timbul dari
lingkungan kerja ataupun aktifitas
pekerjaan
itu
sendiri
yang
berdampak terhadap kesehatan dan
keselamatan para pekerja serta
supaya tidak menimbulkan kerugian
besar yg diakibatkan dari kecelakaan

kerja yang bisa menjadi menjadikan
citra buruk perusahaan dan bisa
menurunkan image perusahaan.
Komponen Utama OHSAS 18001.
1. Adanya komitmen perusahaan
tentang
kebijakan
Sistem
Manajemen K3.
2. Adanya perencanaan
program-program
Manajemen K3

tentang
Sistem

3. Operasi dan Implementasi Sistem
Manajemen K3
4. Pemeriksaan dan tindakan koreksi
terhadap pelaksanaan Sistem
Manajemen K3 di perusahaan
5. Pengkajian
manajemen
perusahaan tentang kebijakan
Sistem Manajemen K3 untuk
pelaksanaan berkesinambungan.
Kebijakan system manajemen K3
1. Kebijakan K3telah menyatakan
sasaran K3 secara keseluruhan
2. Kebijakan
K3
telah
memuatkomitmen yang jelas
untuk meningkatkan pelaksanaan
K3 secara berkesinambungan
3. Kebijakan K3 telah disesusaikan
dengan sifat dasar skala resiko K3
perusahaan dan konsisten dengan
visi dan misi dan perusahaan
4. Kebijakan
K3
telah
didokumentasikan
dan
disosialisasikan
dengan
cara
memasang pada tempat – tempat
tertentu
5. Kebijakan K3 telah memuat
pernyataan
untuk
mematuhi
peraturan perundang – undangan
yang berlaku
6. Kebijakan K3 telah disampaikan
ke
seluruh
pekerja
secara

maksimal,
dimana
terdapat
pekerja yang sudah memahami
dan mengerti kebijakan K3
perusahaan
7. Kebijakan K3 telah ditinjau secara
berkala untuk memastikan bahwa
kebijakan tersebut tetap relevan
Perencanaan tentang program
program system manajemen K3



1. Identifikasi bahaya, penilaian
resiko dan pengendalian resiko
telah seluruhnya memuat aktivitas
– aktivitas rutin dan non rutin,
aktivitas dari seluruh orang yang
mempunyai akses ke tempat kerja
dan fasilitas – fasilitas kerja yang
disediakan
2. Hasil dari identifikasi bahaya,
penelitian
resiko
dan
pengendalian
resiko
telah
didokumentasikan dan dilakukan
revisi yang dianggap perlu
3. Peraturan
perundangan

undangan K3 dan persyaratan K3
lainnya telah secara maksimal di
distribusikan kepada para pekerja
dan pihak yang lain
4. Peraturan perundang – undangan
K3 dan persyaratan K3 lainnya
telah diperbaharui secara berkala
5. Sasaran K3 telah
dengan kebijakan K3

konsisten

6. Sasaran
K3
telah
didokumentasikan
dan
disosialisasikan dengan dipasang
pada tempat – tempat terntentu
7. Sasaran K3 telah jelas mencakup
komitmen untuk peningkatan
berkesinambungan
8. Program manajemen K3 telah
dibuat sesuai dengan sasaran K3
yang akan dicapai

9. Program manajemen K3 telah
didokumentasikan dengan adanya
bukti catatan atau rekaman yang
disimpan sesuai dengan bidang
masing – masing

8. Perusahaan telah menetapkan dan
memelihara informasi dalam
suatu medium yang sesuai seperti
catata /kertas maupun format
elektronik

10. Program manajemen K3 telah di
tinjau ulang

9. Beberapa dokumen dan bukti
kerja telah didokumentasikan

Operasi dan implementasi system
manajemen K3
1. Perusahaan telah menetapkan
struktur organisasi K3 yang
berlaku dan telah di tanda tangani
dan telah dikomunikasikan ke
personil terkait
2. Pembagian tugas dan tanggung
jawab masing – masing personil
dalam struktur organisasi K3
3. Struktur organisasi K3 proyek
yang
berlaku
telah
didokumentasikan
4. Kompetensi beberapa personil inti
dan pekerja yang terdapat pada
proyek telah sesuai dengan unit
kera yang ditandatangani oleh
oleh personil dan pekerja tersebut
5. Para personil dan pekerja telah
mempunyai
kesadaran
akan
pentingnya penerapan K3 pada
pembangunan proyek
6. Penelitian K3 yang dilaksanakan
di proyek telah dilakukan secara
maksimal dimana sudah sesuai
dengan bahaya dan resiko yang
terdapat di proyek dan ada
pelatihan yang tidak dilaksanakan
7. Perusahaan
telah
membuat
prosedur
untuk
memastikan
informasi yang berkaitan dengan
K3 dapat dikonsultasikan dan
dikomunikasikan dengan para
pekerja dan pihak – pihak yang
terkait

10. Pengendalian dokumen
berjalan dengan efektif

sudah

11. Perusahaan telah menetapkan
kriteria pengoperasian prosedur –
prosedur yang berkaitan dengan
identifikasi resiko K3 yang
berhubungan dengan pembelian
peralatan dan jasa atau pelayanan
yang digunakan perusahaan dan
prosedur – prosedur ntuk design
tempat kerja, proses instalasi
mesin, prosedur – prosedur
operasi dan pekerjaan termasuk
kemampuan
personil
untuk
mengurangi resko K3 pada tempat
kerja
Tindakan pemeriksaan dan tindakan
koreksi terhadap pelaksanaan system
manajemen K3 diperusahaan
1. Perusahaan telah menetapkan
prosedur untuk memantau dan
mengukur kinerja dari pencapaian
system manajemen K3 seperti
memantau sasaran K3 perusahaan,
memantau kesesuaiannya dengan
program manajemen K3, kriteria
operasional, peralatan undang –
undang dan persyaratan lainnya
yang
berlaku,
memantau
kecelakaan, penyakit akibat kerja,
insiden termasuk yang hamper
terjadi dan bukti lainnya dari
kekurangan pelaksanaan K3 dan
lain lain

2. Terdapat
beberapa
rencana
pemantauan dan pengukuran
kinerja
K3
yang
telah
dilaksanakan perusahaan telah
menetapkan
prosedur
untuk
dikalibrasi
dan
memelihara
peralatan
dan
pemantauan
pengukuran
peralatan
yang
digunakan
untuk
mengukur
tingkat
kebisingan,
getaran
intensitas cahaya pada lokasi
proyek dan dilingkungan disekitar
proyek
3. Perusahaan telah menetapkan
prosedur
untuk
menjelaskan
tanggung jawab dan otoritas
dalam menangani penyelidikan,
insiden sakit dan ketidaksesuaian
serta tindakan perbaikan dan
pencegahannya
4. Pelaksanaan prosedur tersebut
pada proyek telah sesuai dengan
ketetapan perusahaan
5. Perusahaan telah menetapkan
prosedur
untuk
identifikasi,
pemeliharaan dan pembuangan
dari pengolahan catatan K3 agar
dapat dilindungi dari kerusakan
dan
kehilangan,
waktu
penyimpanan telah ditetapkan dan
dicatat
6. Perusahaan telah menetapkan
prosedur audit berkala untuk
system manajemen K3
7. Prosedur audit sudah meliputi
lingkup, frekuensi metodologi dan
kompetensi seperti tanggung
jawab
dan
persyaratan


persyaratan untuk melaksanakan
audit dan pelaporan hasil audit
8. Program audit dilaksanakan oleh
personil
independent
yang
memiliki
tanggung
jawab
langsung terhadap aktifitas yang
diperiksa
Pengkajian manajemen perusahaan
tentang kebijakan system manajemen
K3
untuk
pelaksanaan
berkesinambungan
1. Telah memiliki mekanisme untuk
melaksanakan kajian manajemen
2. Manajemen telah mengkaji ulang
system manajemen K3 untuk
memastikan
pantas
tidaknya
dilanjutkan,
efektivitas
dan
kecukupannya
3. Agenda kajian manajemen telah
sepenuhnya
sesuai
dengan
persyaratan OHSAS 18001:2007
4. Hasil dari kajian manajemen telah
berisi evaluasi dari penerapan
system manajemen K3
5. Hasil dari kajian manajemen telah
didokumentasikan
Pelaksanaan SMK3
Pelaksanaan
Keselamatan
dan
Kesehatan Kerja (K3) adalah salah
satu
bentuk
upaya
untuk
menciptakan tempat kerja yang
aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan,
sehingga
dapat
mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan
efisiensi
dan
produktivitas
kerja.
Dalam
penjelasan Undang-Undang Nomor

23 tahun 1992 tentang Kesehatan
telah mengamanatkan antara lain :
setiap
tempat
kerja
harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja
agar
tidak
terjadi
gangguan
kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat, dan lingkungan di
sekitarnya
(www.depkes.go.id,
2009).
METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini lebih menitikberatkan
pada penelitian lapangan (field
research),
untuk
mengetahui
permasalahan
serta
untuk
mendapatkan informasi dan data
yang ada di lokasi penelitian.
Disamping itu, penelitian ini juga
menggunakan
paradigma
rasionalistik, yaitu mengedepankan
pemikiran terlebih dahulu dalam
bentuk konsep atau teori, sebagai
landasan untuk menelaah gejala yang
terjadi
dan
melakukan
suatu
tindakan. Penelitian ini juga akan
ditunjang dengan data sekunder dan
penelaahan pustaka (literature study),
terutama pada awal penyusunan
kerangka pemikiran dan landasan
teori pendekatan penelitian dengan
cara kuantitatif dan kualitatif dan
penelitian dengan cara kualitatif.
Metoda Penelitian
Metoda penelitian adalah tatacara
bagaimana
suatu
penelitian
dilaksanakan. Berdasarkan pada
pelaksanaan penelitian, maka metoda
penelitian yang akan digunakan
adalah penelitian kualitatif. Metoda
ini digunakan untuk melukiskan
secara
sistematis
fakta
atau
karakteristik populasi tertentu atau
bidang tertentu secaraaktual dan
cermat,
menitikberatkan
pada
observasi dan suasana alamiah
(Hasan,
2002:22).
Penggunaan

metoda ini karena penelitian ini
memfokuskan
pada
penelitian
lapangan untuk mendapatkan data
atau masukan dari masyarakat
sebagai data primer.
Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan
jenis metode kualitatif dimana data
diperoleh melalui wawancara bebas
dan
observasi.
Berdasarkan
pengumpulan
data
tersebut,
diharapkan akan diperoleh data yang
akurat mengenai Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) yang diterapkan oleh PT.
Statika Mitrasarana berlokasi di jalan
Khatib Sulaiman No.89 Padang.
Adapun substansi yang akan menjadi
fokus dalam penelitian ini yaitu
pekerja yang terlibat dalam proyek di
PT Statika Mitra Sarana.
Populasi Dan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
staf setingkat manajerial PT. Statika
Mitrasarana.
Sampel
Dalam penelitian kualitatif sampel
diambil secara purposive sampling
dengan maksud tidak harus mewakili
seluruh populasi, yang didasarkan
atas
subjek
yang
memiliki
pengetahuan yang cukup menguasai
permasalahan, mampu menjelaskan
keadaan sebenarnya tentang objek
penelitian, memiliki data dan
bersedia
memberikan
data,
(Simarmata,2009).
Melakukan
wawancara terhadap responden yang
telah dipilih tersebut kemudian
melakukan
observasi.
Apabila
menggunakan teknik dokumentasi,
sampel dapat berupa observasi
bahan-bahan dokumenter, prasasti,
legenda dan sebagainya, (bungin

2003).
Teknik Penelitian
Teknik Pemilihan Informasi
Teknik
pemilihan
informasi
merupakan cara menentukan sampel
yang dalam penelitian kualitatif
disebut responden, (Yulia, 2005).
Menggunakan sampel yang sedikit
dan dipilih menurut tujuan penelitian.
Cara untuk memilih responden
berhadapan langsung dengan kondisi
serta situasi penelitian, ia harus
banyak
pengalaman
tentang
penelitian dan secara sukarela
memberikan pandangannya. Sampel
kecil merupakan ciri pendekatan
kualitatif karena pada pendekatan
kualitatif
penekanan
pemilihan
sampel didasarkan pada kualitas
bukan jumlahnya. Oleh karena itu
ketepatan dalam memilih sampel
merupakan
salah
satu
kunci
keberhasilan untuk menghasilkan
penelitian yang baik.
Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara ( Interview)
Wawancara
(interview)
dimana
peneliti dan responden berhadapan
langsung (face to face) bertujuan
mencatat opini, perasaan, emosi, dan
hal lain yang berkaitan dengan
individu dan topik wawancara.
Dengan
melakukan
wawancara
peneliti dapat memahami tingkat
keikutsertaan
pihak
yang
diwawancarai .
b. Observasi Partisipatif (Participant
Observation)
Observasi partisipatif dilakukan
dengan cara mengamati secara
langsung perilaku individu dan
interaksi
mereka dalam
latar
penelitian. Oleh karena itu peneliti
harus terlibat langsung dalam proses
sehari-hari subjek yang dipelajari.
Dengan cara ini peneliti dapat
memperoleh data khusus diluar

struktur dan
program.

prosedur

formal

c. Telaah
Catatan
Program
(Organitation Record)
Arsip
dan
catatan
program
merupakan bukti unik dalam studi
kasus, yang tidak ditemui dalam
wawancara dan observasi. Sumber
ini merupakan sumber data yang
dapat digunakan untuk mendukung
data dari observasi dan wawancara.
Selain itu telaah terhadap catatan
program dapat memberikan data
tentang konteks historis setting
program yang diteliti. Sumber
datanya dapat berupa buku petunjuk
teknis program, foto dokumentasi,
dokumen laporan-laporan, catatan
administrasi dan keuangan, surat
menyurat dan dokumen lain yang
relevan.
Teknik Penulisan Laporan
Laporan penelitian pada dasarnya
merupakan dokumen tertulis yang
digunakan
untuk
mengkomunikasikan isu, metode dan
temuan penelitian. Jadi laporan
penelitian bukan summary of
findings, tetapi catatan tentang proses
penelitian yang berkaitan dengan
alasan penelitian, deskripsi tahapan
penelitian, penyajian data dan diskusi
atau pembahasan tentang bagaimana
data tersebut menjelaskan pertanyaan
penelitian, (Chariri, 2009).
Instrumen Penelitian
Didalam penelitian ini dipakai
instrument penelitian dengan cara
wawancara dan observasi ke
lapangan. Wawancara dilakukan
kepada tiga orang responden dari PT.
Statika Mitrasarana dengan system
pertanyaan yang berstruktur tentang
pelaksanaan K3 berdasarkan permen
PU No.05/PRT/M/2014 dan OHSAS

tahun 2007. Tiga orang responden
adalah satu dari unsur pimpinan dan
dua dari unsur pelaksana
Analisis data
Tujuan 1
untuk mengetahui penerapan SMK3
Pada PT. Statika Mitrasarana
dari hasil wawancara dengan ketiga
responden maka dapat disimpulkan
dari jawaban mereka tentang
penerapan SMK3 pada PT. Statika
Mitrasarana.
Tujuan 2
Untuk mengatahui masalah yang
dihadapi
perusahaan
dalam
mengendalikan tingkat kecelakaan
yang terjadi.
Contoh tujuan ini didapat dari hasil
wawancara dengan responden serta
hasil observasi dilapangan, pada
proyek yang dikerjakan oleh PT.
Statika Mitrasarana
Tujuan 3
Untuk mengetahui solusi dari
masalah yang dihadapi perusahaan
pada penerapan SMK3
Untuk mengetahui solusi untuk
mengatasi masalah akan didapatkan
dari hasil wawancara dengan
responden. Hasil wawancara ini akan
dikaitkan dengan teori yang ada di
bab dua.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Tujuan 1
untuk mengetahui penerapan
SMK3 Pada PT. Statika
Mitrasarana
Dari kesimpulan wawancara
dengan tiga orang responden dari PT.
Statika Mitrasarana yang dimana
satu orang dari unsur pimpinan dan

dua orang dari unsur pelaksana
lapangan dapat disimpulkan bahwa
PT. Statika Mitrasarana telah
menjalankan Sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
baik berdasarkan permen PU
No.5/PRT/2014 dan OHSAS tahun
2007
Tetapi ada beberapa hal yang
belum terlaksana seperti perusahaan
dalam perbaikan dan peningkatan
kinerja sesuai dengan evaluasi bukan
lagi sepenuhnya efektif. Hal ini tentu
untuk masa yang akan datang perlu
ditingkatkan.
Mensosialisasikan
SMK3 ini terhadap pekerja dan pihak
– pihak yang berkepentingan bukan
lagi dilaksanakan secara maksimal.
Belum terdokumentasikan tentang
cara memasang tanda SMK3 pada
tempat tertentu dengan baik.
Dengan
demikian
dapat
dikatakan PT. Statika Mitrasarana
telah
melaksanakan
system
manajemen
keselamatan
dan
kesehatan
kerja,
tetapi
perlu
beberapa hal yang perlu ditingkatkan
atau disempurnakan
Tujuan 2
Untuk mengetahui masalah yang
dihadapi perusahaan dalam
mengendalikan kecelakaan yang
terjadi
Berdasarkan hasil observasi
kelapangan dan wawancara dalam
mengendalikan kecelakaan adalah
sebagai berikut :
Keamanan berkerja berdasarkan
SMK3
Perlengkapan Alat pelindung diri
1. Seluruh pekerja dan personil
telah dilatih cara penggunaan
alat pelindung diri dan telah
memahami
alasan
penggunaannya

2. helm pelindung dan seluruh
personil yang telibat di lapangan
harus menggunakannya
3. Perlindungan
mata
harus
digunakan
jika
terdapat
kemungkinan kerusakan mata
akibat pekerjaan las, atau
serpihan material seperti gergaji
kayu atau potongan beton
4. Sepatu dengan ujung besi di
bagian jari kaki
5. Pelindung kebisingan harus
diginakan jika tingkat kebisingan
tinggi.
6. Sarung tangan jika diperlukan
pada beberpa pekerjaan
7. Perlindungan pernapasan untuk
pekerja yang terekspos pada
bahaya asbes, asap dan debu
kimia.

yang digunakan atau gambar,
warna di sesuaikan dengan
kondisi di lapangan, pekerjaan
dan kebutuhannya.
4. Contoh
rarnbu

rambu
peringatan yang harus ada di
lingkungan perusahaan adalah
rambu - rambu yang berbentuk
peraturan - peraturan seperti:
wajib menggunakan helm dan
sepatu pengaman, buang sampah
pada tempatnya dan juga rambu
- rarnbu yang berbentuk
himbauan untuk meningkatkan
keamanan bekerja.
5. Rambu
larangan
seperti:
dilarang masuk, dilarang parkir
dan dilarang merokok
6. Himbauan seperti poster – poster
atau plang K3

Pemakaian Alat pelindung diri

Kriteria dalam Pembuatan
Rambu- rambu Peringatan
1. Rambu - rambu peringatan disini
adalah tulisan dan gambar atau
symbol yang memuat peraturan peraturan, peringatan, larangan,
himbauan
2. Rambu – rambu harus mudah
dibaca pada jarak pandang yang
cukup
dan
dipahami
(Komunikatif)
oleh
semua
kalangan yang terlibat proyek
pekerjaan jalan
3. Jenis
rambu,
bahan
pembentuk, tipe dan ukuran
tulisan, bahasa, jenis, symbol

Rambu – rambu peringatan

Kebersihan dan kerapihan
Salah satu upaya dalam penerapan
SMK3 adalah menjaga kebersihan
dan kerapian tempat kerja. Ada
beberapa penjelasan mengenai upaya
dalam menjaga kebersihan dan
kerapian tempat ketja, antara lain :
1. Kebersihan
dan
kerapian
ditempat kerja harus dijaga
sehingga bahan- bahan yang
berserakan, sampah, alat-alat
kerja tidak merintangi atau
menimbulkan kecelakaan.

2. Diusahakan
setiap
selesai
pekerjaan di area proyek
pekerjaan jalan harus melakukan
kebersihan.

Tinjauan Ulang dan Evaluasi dari
Pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3)

3. Semua areal yang dianggap
berbahaya
yang
dapat
menimbulkan kecelakaan kerja
di lingkungan Statika harus
diberi
pagar
atau
tutup
pengaman.

1. Tinjauan dan evaluasi atas
pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselarnatan dan Kesehatan
kerja (SMK3) telah dilakukan.

4.

Dilakukan
pengambilan
sampah secara berkala di
lingkungan proyek pekerjaan
jalan
maupun
dibagian
perkantoran dan selanjutnya
dibuang ke lokasi pembuangan
sementara yang telah ditetapkan
di area perkantoran.

2. Ketua, sekretaris dan beberapa
anggota P2K3 telah menghadiri
peninjauan tersebut.
3. tinjauan SMK3 telah dibahas
dengan hasil sebagai berikut:
a) Pelaksanaan
b) Hasil inspeksi berkala di
lapangan anatara lain:

Kebijakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) PT. Statika
Mitrasarana

1)

Penggunaan perlengkapan
pelindung diri pekerja /
tenaga kerja

1. Mencegah dan
kecelakaan Kerja

2)

Pemasangan pengaman
sementara serta rambu rambu peringatan bahaya
pada tempat - tempat yang
seharusnya

3)

Pemasangan
perlengkapan pencegahan
dan
penanggulangan
bahaya

mengurangi

2. Memberikan pertolongan pada
kecelakaan
3. Memberi alat – alat pelindung
diri kepada para pekerja
4. Mencegah dan mengendalikan
timbulnya penyakit akibat kerja
baik fisik maupun psikis,
keracunan, infeksi dan penularan
5. Memelihara
kebersihan
kesehatan dan ketertiban
6. Mencegah terkena aliran listrik
yang berbahaya
7. Mencegah Terjadinya
Akibat Kerja

Sakit

8. Meminimalkan
terjadinya
kejadian-kejadian nyaris celaka
9. Mentaati
perundangan
persyaratan yang berlaku

dan

4)

Tersediannya kotak
P3K

c) Saran
dan
rekomendasi
SMK3 bila diperlukan

2. Catatan mengenai tinjauan ulang,
inspeksi dipelihara untuk catatan
- catatan dengan kategori rahasia,
akan disimpan secara tersendiri
oleh pimpinan unit kerja atau
orang yang ditunjuk
3. Catatan kompensasi kecelakaan
kerja dan catatan rehabilitas
kesehatan

Tinjuan ulang dan evaluasi SMK3

Pendokumentasian
Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
Penerapan
Sistem
Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) yang dilakukan oleh PT
Statika
Mitrasarana,
secara
keseluruhan di dokumentasikan
dalam pedoman SMK3 ini, yang
disusun secara rinci. Salah satu
upaya pendokumentasian SMK3
adalah dengan melakukan audit
internal yang dilaksanakan minimal
1 tahun sekali. Kegiatan audit
internal
ini
bertujuan
untuk
mengevaluasi efektivitas Sistem
Manajemen
Keselamatan
dan
Kesehatan Kerja (SMK3), prosedur
dan
instruksi
kerja
yang
didokumentasikan.
Pengumpulan dan Penggunaan
Data
1. Semua catatan atau rekaman atau
data hasil pelaksanaan
SMK3
diidentifikasi,
diarsipkan,
diperlukan dan disimpan sesuai
dengan prosedur mutu

Masalah- masalah yang timbul dalam
penerapan SMK3 pada tahun 2010
sampai tahun 2013 adalah
1. Beberapa pekerja yang tidak
memenuhi
kebijaksanaan
keselamatan kerja yang ditetapkan
oleh perusahaan yaitu dengan
mengesampingkan alat pelindung
kerja
2. Pekerja yang tidak mememahami
prosedur kerja

Pekerja tidak memakai sarung tangan dan helm
proyek

Tujuan 3
Solusi masalah yang dihadapi
perusahaan da1am penerapan
Sistem Manajemen Kese1amatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3)
1. Dengan mempekerjakan pekerja
sesuai
dengan
keahliannya
masing:masing
serta
menyampaikan
atau
merealisasikan
kebijakan K3
dengan kata-kata yang mudah
dimengerti oleh para pekerja,
melakukan inspeksi keselamatan
dan kelengkapan alat pelindung
diri yang berada di lapangan yang
merupakan salah satu cara untuk
menjaga agar kondisi peralatan
tetap baik. YAKAN ALAT K3
2. Dengan memberikan pelatihan –
pelatihan bagi para pekerja
mengenai prosedur kerja yang
ditetapkan oleh perusahaan, serta
dengan melaksanakan briefing –
briefing
kecil
saat
akan
melakukan tugas atau saat
melakukan pekerjaan. sehingga
dengan begitu pekerja akan tahu
prosedur kerja yang
harus
dilakukan untuk mengurangi
tingkat kecelakaan kerja.
3. Menyiapkan dana untuk para
pelaksana
untuk
mengambil
sertifikat K3, setiap pelaksanaan
seharunya mendapatkan sertifikat
SMK3, sehingga pelaksanaan bias
mensosialisasikan kepada para
pekerja
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. PT. Statika Mitrasarana telah
menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) dengan cara menetapkan
beberapa peraturan, pedoman,

kebijakan, dan prosedur kerja
yang bertujuan untuk mencegah
dan mengurangi potensi bahaya
kecelakaan yang timbul dalam
melaksanakan pekerjaan.
PT.
Statika
Mitrasarana
telah
menerapkan peraturan menteri PU
No.05/PRT/M/2014 dan OHSAS
2007 dimana perusahaan telah
menempatkan kualifikasi tenaga
K3 dan juga telah memiliki
prosedur terdokumentasi dalam
hal pelatihan peningkatan skill
pekerja
serta
mekanisme
pelaporan insiden K3 yang juga
telah memiliki prosedur yang
terakomodasi.
Tetapi
ada
beberapa yang perlu ditingkatkan,
karena
belum
melaksanakan
secara optimal.
2. Permasalahan yang dihadapi
perusahaan dalam mengendalikan
kecelakan di lapangan sebagai
berikut.
a. Secara umum PT. statika
Mitrasarana
telah
menjalankan SMK3 dengan
dilihat dilapangan (hasil
observasi)
b. Adanya beberapa pekerja
yang
tidak
memenuhi
kebijaksanaan keselamatan
kerja yang ditetapkan oleh
permen
PU
No.09/PRT/M/2008
dan
perusahaan yaitu dengan
mengesampingkan
alat
pelindung kerja.
c. Adanya pekerja yang tidak
mememahami prosedur kerja.
3. Solusi
dari
masalah
yang
dihadapi
perusahaan dalam
menerapkan SMK3 antara lain :
a. Dengan
pekerja

mempekerjakan
sesuai
dengan

keahliannya masing- masing
serta menyampaikan atau
merealisasikan kebijakan K3
dengan kata-kata yang mudah
dimengerti oleh para pekerja,
melakukan
inspeksi
keselamatan dan kelengkapan
alat pelindung diri yang
berada
di lapangan yang
merupakan salah satu cara
untuk menjaga agar kondisi
peralatan tetap baik.
b. Dengan
memberikan
pelatihan - pelatihan bagi
para pekerja
mengenai
prosedur
kerja
yang
ditetapkan oleh perusahaan,
serta dengan melaksanakan
briefing - briefing kecil saat
akan melakukan tugas atau
saat melakukan pekerjaan.
Sehingga dengan begitu
pekerja akan tahu prosedur
kerja yang harus dipahami
untuk mengurangi tingkat
kecelakaan kerja.
Saran
1. Agar perusahaan menerapkan
standar
OHSAS
yang
merupakan
standar
internasional
untuk
penerapan system manajemen
keselamatan dan kesehatan
kerja.
2. Agar perusahaan menerapkan
system
manajemen
keselamatan kerja sesuai
dengan peraturan menteri PU
No. 05/PRT/M/2014 tentang
pedoman SMK3 konstruksi.