MODUL 1 INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABIN (2)
MODUL 1
INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET
Alifian Mahardhika Maulana, Alfrido Rizqy Pramudya, Mohamad Mulkinugraha, Muhammad
Jiehan Lampuasa, Rani Fitriana, Zulfa Apriani
10212009, 10211017, 10211047, 10212062, S1112003, 10212048
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email: [email protected]
Asisten: Tommy Ikhlasul Amal / 10211095
Tanggal Praktikum: (03-10-2014)
Abstrak
Sifat sinar yang koheren dijelaskan dengan beda fasa yang tetap, amplitudo dan frekuensi yang sama sangat
membantu dalam percobaan kali ini. Interferensi terjadi ketika terdapat dua atau lebih berkas cahaya yang
mengalami superposisi baik secara konstruktif atau destruktif. Interferometer menggunakan sinar yang
koheren sehingga dapat menghasilkan sebuah pola interferensi pada layar, baik itu interferometer MichelsonMorley maupun interferometer Mach-Zender. Dengan menggunakan sinar koheren, kita juga dapat
menentukan tebal rambut atau lebar celah sempit sesuai dengan prinsip Babinet. Melalui percobaan kali ini,
kita akan membandingkan pola interferensi percobaan interferometer Michelson-Morley dan Mach-Zehneder
dengan referensi dan membandingkan hasil perhitungan ketebalan rambut dengan referensi.
Kata kunci : interferometer, interferensi, koheren, laser
I.
Pendahuluan
Tujuan dalam praktikum kali ini
adalah
untuk
menggambarkan
pola
interferensi
dengan
menggunakan
interferometer Michelson-Morley dan MachZender, kemudian membandingkan hasilnya
dengan referensi[1]. Tujuan lainnya yaitu
mengukur ketebalan rambut dengan
Gambar 1. Rangkaian Interferometer Michelsonmenggunakan Prinsip Babinet.
Morley[2]
Interferensi adalah ketika ada dua
gelombang
cahaya
yang
mengalami
Pada interferometer Mach-Zehnder
superposisi, kemudian hasil dari superposisi
menggunakan dua beam splitter dan dua
gelombang tersebut, besar intensitasnya
cermin untuk membagi dan menggabungkan
bergantung pada gelombang tersebut saling
kembali berkas sinar[1]. Berkas sinar yang
menguatkan atau menghilangkan satu
terbagi oleh beam splitter pertama akan
dengan yang lain. Dengan asumsi bahwa
terbagi dua, yaitu satu menuju cermin
kedua gelombang menyebar dalam arah yang
vertikal dan satu lagi menuju cermin
sama dan terpolarisasi dengan medan vektor
horizontal kemudian sinar yang mengenai
dalam permukaan yang sama. Kita juga
cermin horizontal akan dipantulkan ke beam
gunakan asumsi bahwa sumber mempunyai
splitter kedua, sedangkan sinar yang
frekuensi yang sama[1]
diarahkan ke cermin vertikal juga akan
Pada interferometer Michelsondipantulkan menuju beam splitter kedua,
Morley, berkas sinar laser dibagi menjadi dua
pada akhirnya dua berkas sinar yang terbagi
berkas cahaya yang koheren oleh beam
tadi bergabung kembali dan membentuk pola
[1]
splitter . Berkas cahaya menuju cermin
interferensi pada layar.
dalam posisi horizontal, kemudian berkas
cahaya yang satu lagi menuju cermin dalam
posisi vertikal, lalu masing-masing pantulan
cahaya dari cermin bertemu kembali pada
beam splitter dan terlihat pola interferensi
pada layar.
Gambar 2. Rangkaian Interferometer MachZehnder[3]
Pada prinsip Babinet, dikatakan
bahwa pola difraksi didapatkan jika melewati
celah sempit. Hal ini kemudian di analogikan
dengan pola difraksi akan terbentuk dengan
melewati ketebalan yang sempit[4], dalam hal
ini yang kita gunakan adalah rambut.
Kemudian, pola terang pada difraksi
dinyatakan dengan persamaan:
� = � �� � … … …
Keterangan:
n : pola gelap ke-n
: pa ja g gelo a g
d: lebar celah (tebal rambut)
Kemudian kare a θ sa gat ke il, aka jarak
antar terang pusat dapat dinyatakan dalam:
�=
�
Δ ………
�
Keterangan:
L : Jarak bangku optik ke layar
d : lebar celah (tebal rambut)
: pa ja g gelo a g
Δ : jarak a tar pola tera g
II.
Metode Percobaan
Untuk percobaan Interferometer
Michelson-Morley, siapkan alat dan susun
rangkaian alatnya seperti Gambar 1,
kemudian nyalakan laser He-Ne, atur
kemiringan cermin dengan memutar tuas
yang ada di bagian belakang cermin agar
berkas cahaya tidak berpendar, tambahkan
lensa sferis sebelum layar agar pola
interferensi terlihat lebih jelas, amati dan
ambil gambar pola interferensi yang ada pada
layar.
Untuk percobaan Interferometer
Mach-Zender, susun rangkaian alat seperti
Gambar 2, lalu nyalakan laser He-Ne, atur
posisi cermin dan kemiringannya agar berkas
cahaya kembali diteruskan dalam satu titik,
tambah lensa sferis sebelum berkas cahaya
jatuh ke layar sehingga pola interferensi
terlihat lebih jelas, amati dan ambil gambar
pola interferensi yang ada pada layar.
Untuk percobaan Prinsip Babinet,
letakkan sehelai rambut secara vertikal di
depan laser He-Ne dengan menggunakan
bangku optik, nyalakan laser He-Ne,
kemudian letakkan layar di depan rambut
dengan jarak (L) dan ukur jarak (L), kemudian
ukur jarak a tara pola difraksi Δ
ang
terbentuk minimal tiga pola ke kanan dan tiga
pola ke kiri, ulangi lagi dengan variasi jarak
layar (L) sebanyak empat kali, catat data
pengukuran.
III.
Data dan Pengolahan Data
Berdasarkan
percobaan
Interferometer Michelson-Morley dan MachZender, diperoleh data sebagai berikut:
MichelsonMorley
Mach-Zender
Referensi
Percobaa
n
Tabel 1. Hasil Percobaan Interferometer
Dapat dilihat pada tabel 1, bahwa
hasil percobaan interferometer MichelsonMorley dan Mach-Zender tidak dapat terlihat
jelas pola gelap-terang atau pola interferensi
pada layar yang kita tinjau dan hasilnya tidak
sesuai dengan referensi[1].
Berdasarkan percobaan prinsip
Babinet, diperoleh data sebagai berikut:
Gambar 3. Gambar Prinsip Babinet
Pada gambar 3, terlihat bahwa terjadi
pola difraksi pada layar yang kemudian kami
ukur jarak a tar pola difraksi a Δ
sebanyak tiga kali ke kanan dan tiga kali ke kiri
sehingga diperoleh data seperti yang
ditunjukkan pada tabel 2.
L (mm) Δ
2500
2000
L (mm)
4
5
6
4
6
9
3
4
6
3
6
7
1240
1000
�
sama dengan nilai � , maka nilai dari d dengan
=6
adalah:
�=
Δ
2
2
3
2
2
3
1
1,5
2
0,9
2
2,2
Tabel 2. Data Pengukuran Percobaan Prinsip
Babinet
Dapat dilihat pada tabel 2, telah
diperoleh data pengukuran jarak layar (L) dan
jarak a tara pola difraksi Δ . Kemudian
dengan memanfaatkan persamaan (2) dan
menggunakan data pengukuran pada tabel 2,
dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Grafik 1. Grafik Percobaan Prinsip Babinet
Pada grafik 1 tersebut menunjukkan
sebuah persamaan linear:
=
.
+
. ……
Dengan menganalogikan bentuk
persamaan (3) sama dengan bentuk
persamaan (2), maka dapat diperoleh nilai y
sebagai nilai L dan gradien persamaan (3)
�=
.
� ≅ .
�
−9
−4
……
Berdasarkan perhitungan (4), maka
didapat ilai d =
. Te al ra ut
berdasarkan referensi adalah antara (17-181)
[5]
.
IV.
Pembahasan
Pola terang dan gelap terjadi karena
adanya
interaksi
antar
gelombanggelombang yang koheren, interaksi dapat
bersifat konstruktif maupun desktruktif.
Ketika pola interaksi konstruktif, maka akan
menghasilkan pola terang. Sedangkan pada
saat interaksi destruktif, maka akan
menghasilkan pola gelap.
Koherensi adalah suatu keadaan
pada gelombang ketika gelombang tersebut
memiliki beda fasa yang tetap, frekuensi dan
amplitudo yang sama. Jika kedua sinar
bersifat koheren maka akan menghasilkan
pola yang teratur.
Pada percobaan Michelson-Morley
kita mendapatkan gambar pola interferensi
yang kurang jelas. Pada referensi seharusnya
pola interferensi berbentuk lingkaran, hal ini
terjadi karena penyusunan alat yang sedikit
rumit sehingga sudut datang maupun sudut
pantul tidak tepat mengenai beam splitter,
karena hanya menggunakan satu beam
splitter, terdapat kemungkinan laser
berkurang koherensinya karena sinarnya
saling bertumbukan. Hal ini juga dikarenakan
pada percobaan Michelson-Morley sinar
dipantulkan, diteruskan dan dipantulkan
kembali pada satu beam splitter sehingga
terjadi kemungkinan intensitas sinar laser
pada layar sedikit lebih kecil dari
sumbernya. Pada percobaan Mach-Zender,
gambar pola interferensi yang dihasilkan juga
tidak sama dengan referensi, pola
interferensinya lebih tidak jelas karena
pantulan berkas sinar yang menuju beam
splitter berpendar dan tidak dapat menyatu
dengan sempurna sehingga menghasilkan
pola interferensi yang tidak jelas.
Pada percobaan Michelson-Morley
pola yang didapat tidak sempurna dalam
bentuk lingkaran melainkan seperti garis
lurus dikarenakan pada menyusun alat
percobaan, sangat susah membuat alat
disusun secara sempurna. Beam splitter yang
hanya satu sebagai pemantul, penerus
cahaya dan juga dipantulkan kembali ke
beam
splitter semakin
mempersulit
menemukan hasil percobaan yang sempurna
atau ideal.
Beda fasa sangat mempengaruhi pola
interferensi. Beda fasa yang berbeda akan
mengakibatkan pola interferensi yang
berbeda juga. Interferensi konstruktif adalah
interaksi antar sinar koheren yang saling
membangun, sehingga menghasilkan pola
terang. Interferensi destruktif merupakan
interaksi antar sinar koheren yang saling
meniadakan, hal ini mengakibatkan pola
gelap. Pada percobaan, bisa saja terjadi
perbedaan fasa Karena adanya beda jarak
tempuh sinar laser, dan terjadinya deviasi
cahaya dalam beam splitter.
Pantulan laser cermin menghasilkan
tiga titik karena pada kaca tidak hanya terjadi
satu pemantulan, sinar laser masuk ke dalam
medium kaca dan dipantulkan lagi keluar.
Pola interferensi pada kedua
percobaan interferometer terlihat berjalan
karena gelombang
cahaya
bersifat
sinusoidal sehingga pola gelap terang terjadi
secara bergantian dan periodik.
Pada percobaan prinsip babinet
terdapat garis-garis tipis karena adanya
interferensi juga dalam percobaan ini.
V.
Kesimpulan
Gambar
hasil
percobaan
interferometer Michelson-Morley dan MachZehnder bisa dilihat pada tabel 1 dan hasil
percobaan berbeda dengan referensi[1]
Tebal rambut manusia menurut hasil
percobaan prinsip Babinet adalah 222
.
VI.
Pustaka
[1] Hariharan, P. (2007). Basics of
Interferometry, Second Edition. Elsevier.
[2]
http://scienceworld.wolfram.com/physics/m
img213.gif Tersedia: (05 Oktober 2014)
[3]
http://web.phys.ksu.edu/vqmorig/tutorials/
online/wave_part/mach_zeh.gif
Tersedia:
(05 Oktober 2014)
[4] Single Slit Diffraction and Babinet
Principle.
Tersedia:
http://feynman.bgsu.edu/physics/phys2020/
expt.2.15-diffr.babinet/expt.2.15-main.html
(05 Oktober 2014)
[5] Diameter of Human Hair.
Tersedia:
http://hypertextbook.com/facts/1999/Brian
Ley.shtml (05 Oktober 2014)
INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET
Alifian Mahardhika Maulana, Alfrido Rizqy Pramudya, Mohamad Mulkinugraha, Muhammad
Jiehan Lampuasa, Rani Fitriana, Zulfa Apriani
10212009, 10211017, 10211047, 10212062, S1112003, 10212048
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email: [email protected]
Asisten: Tommy Ikhlasul Amal / 10211095
Tanggal Praktikum: (03-10-2014)
Abstrak
Sifat sinar yang koheren dijelaskan dengan beda fasa yang tetap, amplitudo dan frekuensi yang sama sangat
membantu dalam percobaan kali ini. Interferensi terjadi ketika terdapat dua atau lebih berkas cahaya yang
mengalami superposisi baik secara konstruktif atau destruktif. Interferometer menggunakan sinar yang
koheren sehingga dapat menghasilkan sebuah pola interferensi pada layar, baik itu interferometer MichelsonMorley maupun interferometer Mach-Zender. Dengan menggunakan sinar koheren, kita juga dapat
menentukan tebal rambut atau lebar celah sempit sesuai dengan prinsip Babinet. Melalui percobaan kali ini,
kita akan membandingkan pola interferensi percobaan interferometer Michelson-Morley dan Mach-Zehneder
dengan referensi dan membandingkan hasil perhitungan ketebalan rambut dengan referensi.
Kata kunci : interferometer, interferensi, koheren, laser
I.
Pendahuluan
Tujuan dalam praktikum kali ini
adalah
untuk
menggambarkan
pola
interferensi
dengan
menggunakan
interferometer Michelson-Morley dan MachZender, kemudian membandingkan hasilnya
dengan referensi[1]. Tujuan lainnya yaitu
mengukur ketebalan rambut dengan
Gambar 1. Rangkaian Interferometer Michelsonmenggunakan Prinsip Babinet.
Morley[2]
Interferensi adalah ketika ada dua
gelombang
cahaya
yang
mengalami
Pada interferometer Mach-Zehnder
superposisi, kemudian hasil dari superposisi
menggunakan dua beam splitter dan dua
gelombang tersebut, besar intensitasnya
cermin untuk membagi dan menggabungkan
bergantung pada gelombang tersebut saling
kembali berkas sinar[1]. Berkas sinar yang
menguatkan atau menghilangkan satu
terbagi oleh beam splitter pertama akan
dengan yang lain. Dengan asumsi bahwa
terbagi dua, yaitu satu menuju cermin
kedua gelombang menyebar dalam arah yang
vertikal dan satu lagi menuju cermin
sama dan terpolarisasi dengan medan vektor
horizontal kemudian sinar yang mengenai
dalam permukaan yang sama. Kita juga
cermin horizontal akan dipantulkan ke beam
gunakan asumsi bahwa sumber mempunyai
splitter kedua, sedangkan sinar yang
frekuensi yang sama[1]
diarahkan ke cermin vertikal juga akan
Pada interferometer Michelsondipantulkan menuju beam splitter kedua,
Morley, berkas sinar laser dibagi menjadi dua
pada akhirnya dua berkas sinar yang terbagi
berkas cahaya yang koheren oleh beam
tadi bergabung kembali dan membentuk pola
[1]
splitter . Berkas cahaya menuju cermin
interferensi pada layar.
dalam posisi horizontal, kemudian berkas
cahaya yang satu lagi menuju cermin dalam
posisi vertikal, lalu masing-masing pantulan
cahaya dari cermin bertemu kembali pada
beam splitter dan terlihat pola interferensi
pada layar.
Gambar 2. Rangkaian Interferometer MachZehnder[3]
Pada prinsip Babinet, dikatakan
bahwa pola difraksi didapatkan jika melewati
celah sempit. Hal ini kemudian di analogikan
dengan pola difraksi akan terbentuk dengan
melewati ketebalan yang sempit[4], dalam hal
ini yang kita gunakan adalah rambut.
Kemudian, pola terang pada difraksi
dinyatakan dengan persamaan:
� = � �� � … … …
Keterangan:
n : pola gelap ke-n
: pa ja g gelo a g
d: lebar celah (tebal rambut)
Kemudian kare a θ sa gat ke il, aka jarak
antar terang pusat dapat dinyatakan dalam:
�=
�
Δ ………
�
Keterangan:
L : Jarak bangku optik ke layar
d : lebar celah (tebal rambut)
: pa ja g gelo a g
Δ : jarak a tar pola tera g
II.
Metode Percobaan
Untuk percobaan Interferometer
Michelson-Morley, siapkan alat dan susun
rangkaian alatnya seperti Gambar 1,
kemudian nyalakan laser He-Ne, atur
kemiringan cermin dengan memutar tuas
yang ada di bagian belakang cermin agar
berkas cahaya tidak berpendar, tambahkan
lensa sferis sebelum layar agar pola
interferensi terlihat lebih jelas, amati dan
ambil gambar pola interferensi yang ada pada
layar.
Untuk percobaan Interferometer
Mach-Zender, susun rangkaian alat seperti
Gambar 2, lalu nyalakan laser He-Ne, atur
posisi cermin dan kemiringannya agar berkas
cahaya kembali diteruskan dalam satu titik,
tambah lensa sferis sebelum berkas cahaya
jatuh ke layar sehingga pola interferensi
terlihat lebih jelas, amati dan ambil gambar
pola interferensi yang ada pada layar.
Untuk percobaan Prinsip Babinet,
letakkan sehelai rambut secara vertikal di
depan laser He-Ne dengan menggunakan
bangku optik, nyalakan laser He-Ne,
kemudian letakkan layar di depan rambut
dengan jarak (L) dan ukur jarak (L), kemudian
ukur jarak a tara pola difraksi Δ
ang
terbentuk minimal tiga pola ke kanan dan tiga
pola ke kiri, ulangi lagi dengan variasi jarak
layar (L) sebanyak empat kali, catat data
pengukuran.
III.
Data dan Pengolahan Data
Berdasarkan
percobaan
Interferometer Michelson-Morley dan MachZender, diperoleh data sebagai berikut:
MichelsonMorley
Mach-Zender
Referensi
Percobaa
n
Tabel 1. Hasil Percobaan Interferometer
Dapat dilihat pada tabel 1, bahwa
hasil percobaan interferometer MichelsonMorley dan Mach-Zender tidak dapat terlihat
jelas pola gelap-terang atau pola interferensi
pada layar yang kita tinjau dan hasilnya tidak
sesuai dengan referensi[1].
Berdasarkan percobaan prinsip
Babinet, diperoleh data sebagai berikut:
Gambar 3. Gambar Prinsip Babinet
Pada gambar 3, terlihat bahwa terjadi
pola difraksi pada layar yang kemudian kami
ukur jarak a tar pola difraksi a Δ
sebanyak tiga kali ke kanan dan tiga kali ke kiri
sehingga diperoleh data seperti yang
ditunjukkan pada tabel 2.
L (mm) Δ
2500
2000
L (mm)
4
5
6
4
6
9
3
4
6
3
6
7
1240
1000
�
sama dengan nilai � , maka nilai dari d dengan
=6
adalah:
�=
Δ
2
2
3
2
2
3
1
1,5
2
0,9
2
2,2
Tabel 2. Data Pengukuran Percobaan Prinsip
Babinet
Dapat dilihat pada tabel 2, telah
diperoleh data pengukuran jarak layar (L) dan
jarak a tara pola difraksi Δ . Kemudian
dengan memanfaatkan persamaan (2) dan
menggunakan data pengukuran pada tabel 2,
dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Grafik 1. Grafik Percobaan Prinsip Babinet
Pada grafik 1 tersebut menunjukkan
sebuah persamaan linear:
=
.
+
. ……
Dengan menganalogikan bentuk
persamaan (3) sama dengan bentuk
persamaan (2), maka dapat diperoleh nilai y
sebagai nilai L dan gradien persamaan (3)
�=
.
� ≅ .
�
−9
−4
……
Berdasarkan perhitungan (4), maka
didapat ilai d =
. Te al ra ut
berdasarkan referensi adalah antara (17-181)
[5]
.
IV.
Pembahasan
Pola terang dan gelap terjadi karena
adanya
interaksi
antar
gelombanggelombang yang koheren, interaksi dapat
bersifat konstruktif maupun desktruktif.
Ketika pola interaksi konstruktif, maka akan
menghasilkan pola terang. Sedangkan pada
saat interaksi destruktif, maka akan
menghasilkan pola gelap.
Koherensi adalah suatu keadaan
pada gelombang ketika gelombang tersebut
memiliki beda fasa yang tetap, frekuensi dan
amplitudo yang sama. Jika kedua sinar
bersifat koheren maka akan menghasilkan
pola yang teratur.
Pada percobaan Michelson-Morley
kita mendapatkan gambar pola interferensi
yang kurang jelas. Pada referensi seharusnya
pola interferensi berbentuk lingkaran, hal ini
terjadi karena penyusunan alat yang sedikit
rumit sehingga sudut datang maupun sudut
pantul tidak tepat mengenai beam splitter,
karena hanya menggunakan satu beam
splitter, terdapat kemungkinan laser
berkurang koherensinya karena sinarnya
saling bertumbukan. Hal ini juga dikarenakan
pada percobaan Michelson-Morley sinar
dipantulkan, diteruskan dan dipantulkan
kembali pada satu beam splitter sehingga
terjadi kemungkinan intensitas sinar laser
pada layar sedikit lebih kecil dari
sumbernya. Pada percobaan Mach-Zender,
gambar pola interferensi yang dihasilkan juga
tidak sama dengan referensi, pola
interferensinya lebih tidak jelas karena
pantulan berkas sinar yang menuju beam
splitter berpendar dan tidak dapat menyatu
dengan sempurna sehingga menghasilkan
pola interferensi yang tidak jelas.
Pada percobaan Michelson-Morley
pola yang didapat tidak sempurna dalam
bentuk lingkaran melainkan seperti garis
lurus dikarenakan pada menyusun alat
percobaan, sangat susah membuat alat
disusun secara sempurna. Beam splitter yang
hanya satu sebagai pemantul, penerus
cahaya dan juga dipantulkan kembali ke
beam
splitter semakin
mempersulit
menemukan hasil percobaan yang sempurna
atau ideal.
Beda fasa sangat mempengaruhi pola
interferensi. Beda fasa yang berbeda akan
mengakibatkan pola interferensi yang
berbeda juga. Interferensi konstruktif adalah
interaksi antar sinar koheren yang saling
membangun, sehingga menghasilkan pola
terang. Interferensi destruktif merupakan
interaksi antar sinar koheren yang saling
meniadakan, hal ini mengakibatkan pola
gelap. Pada percobaan, bisa saja terjadi
perbedaan fasa Karena adanya beda jarak
tempuh sinar laser, dan terjadinya deviasi
cahaya dalam beam splitter.
Pantulan laser cermin menghasilkan
tiga titik karena pada kaca tidak hanya terjadi
satu pemantulan, sinar laser masuk ke dalam
medium kaca dan dipantulkan lagi keluar.
Pola interferensi pada kedua
percobaan interferometer terlihat berjalan
karena gelombang
cahaya
bersifat
sinusoidal sehingga pola gelap terang terjadi
secara bergantian dan periodik.
Pada percobaan prinsip babinet
terdapat garis-garis tipis karena adanya
interferensi juga dalam percobaan ini.
V.
Kesimpulan
Gambar
hasil
percobaan
interferometer Michelson-Morley dan MachZehnder bisa dilihat pada tabel 1 dan hasil
percobaan berbeda dengan referensi[1]
Tebal rambut manusia menurut hasil
percobaan prinsip Babinet adalah 222
.
VI.
Pustaka
[1] Hariharan, P. (2007). Basics of
Interferometry, Second Edition. Elsevier.
[2]
http://scienceworld.wolfram.com/physics/m
img213.gif Tersedia: (05 Oktober 2014)
[3]
http://web.phys.ksu.edu/vqmorig/tutorials/
online/wave_part/mach_zeh.gif
Tersedia:
(05 Oktober 2014)
[4] Single Slit Diffraction and Babinet
Principle.
Tersedia:
http://feynman.bgsu.edu/physics/phys2020/
expt.2.15-diffr.babinet/expt.2.15-main.html
(05 Oktober 2014)
[5] Diameter of Human Hair.
Tersedia:
http://hypertextbook.com/facts/1999/Brian
Ley.shtml (05 Oktober 2014)