METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU PADA SMA PEMBANGUNAN LABORATORIUM UNP
E-ISSN : 2541 JURNAL J
- – 2469
- – CLICK P-ISSN : 2355 <
- – 7958
Jurnal Sistem Informasi Dan Manajemen Informatika
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU
PADA SMA PEMBANGUNAN LABORATORIUM UNP
1) 2) 3) Rini Asmara , Erien Nada Azandra , Rara Fitra Raymon
1 AMIK Jayanusa, Jl. Damar No. 69E Padang,
email:
2,3
STMIK Jayanusa, Jl. Olo Ladang. No. 1 Padang, email:
Abstract
This research was conducted in Development of Laboratory Senior High School of State University of
Padang is to assist the school in decision making of teacher performance assessment. Problems faced
so far by Development of Laboratory Senior High School of State University of Padang perform
processing performance appraisal teachers conducted using Microsoft Excel. This research uses field
Research Methods, Library Research and Laboratory Research. Decision support system that is built
using Analytical Hierarchy Process method to process data that is multi criteria because the criterion
of assessment in use is pedagogic, personality, social, and professional. Implementation of decision
support system of teacher performance appraisal using Analytical Hierarchy Process method is helping
Development of Laboratory Senior High School of State University of Padang for assessing teacher
performance.Keywords: Decision Support System, Teacher Performance Assessment, AHP, SMA Development Lab UNP
Abstrak
Penelitian ini dilakukan di SMA Pembangunan Laboratorium Universitas Negeri Padang adalah untuk
membantu pihak sekolah dalam pengambilan keputusan Penilaian Kinerja Guru. Masalah yang dihadapi
selama ini oleh SMA Pembangunan Laboratorium Universitas Negeri Padang melakukan pengolahan
Penilaian Kinerja Guru dilakukan menggunakan Microsoft Excel. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian lapangan, penelitian perpustakaan dan penelitian laboratorium. Sistem pendukung keputusan
yang dibangun menggunakan metode Analytical Hierarchy Process untuk mengolah data yang multi
kriteria dikarenakan kriteria penilaian di pakai adalah Pedagogik, Kepribadian, Sosial, dan profesional.
Penerapan sistem pendukung keputusan penilaian kinerja guru menggunakan metode Analytical
Hierarchy Process ini membantu pihak SMA Pembangunan Laboratorium Universitas Negeri Padang
dalam menilai kinerja guru.Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Penilaian Kinerja Guru, AHP, SMA Pembangunan Lab UNP
Vol. 4 No. 2 Desember 2017
JURNAL J
- – 2469 P-ISSN : 2355 <
- – CLICK
- – 7958
Jurnal Sistem Informasi Dan Manajemen Informatika E-ISSN : 2541
Vol. 4 No. 2 Desember 2017 PENDAHULUAN
SMA Pembangunan Laboratorium Universitas Negeri Padang (UNP) merupakan salah satu penyelenggara Pendidikan Sekolah Menengah Atas swasta di Kota Padang. SMA Pembangunan Laboratorium UNP berusaha mengisi dan memenuhi kebutuhan tenaga kependidikannya untuk dapat dimanfaatkan pada masyarakat luas sebagai kontribusi dan peran serta dalam pembangunan pendidikan. Salah satu cara yang di tempuh dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah pemberian penilaian terhadap kinerja guru.
Namun, sistem penilaian kinerja guru yang berjalan pada saat ini dinilai kurang efektif karena masih dilakukan secara manual yaitu dengan cara menerka-nerka hasilnya tanpa adanya standar penilaian yang pasti dalam menentukan layak atau tidak layak, baik, buruk, atau sedang-nya kualitas dari kinerja guru tersebut. Penilaian yang dimaksud meliputi penguasaan materi, kemampuan membina siswa, ketepatan waktu dalam penyampaian materi, dan lain- lain. Hal ini akan sangat mempengaruhi penilaian kinerja terhadap guru tersebut karena standar penilaian yang tidak jelas. Guru yang disukai cenderung memperoleh nilai positif pada semua aspek penilaian, guru yang tidak disukai akan mendapatkan nilai yang negatif. Karena tidak adanya standar penilaian yang jelas, maka penulis menilai perlunya dibuatkan sebuah model analisa untuk mengatasi masalah tersebut seperti Analytical Hierarchy Process (AHP).
Analytical Hierarchy Process (AHP)
adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio, baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun kontinyu. AHP menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki.
Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok- kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.
Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Kusrini (2007) Sistem Penunjang Keputusan adalah sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan, Sedangkan Linny Oktovianny (2012) menyatakan bahwa sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang pendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif-alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem
- – 2469 P-ISSN : 2355 <
- – CLICK
- – 7958
1. Mendefinisikan masalah dalam menentukan solusi yang diinginkan.
6. Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
diperoleh.
vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang
5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen
4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matrik yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.
3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.
Analytical Hierarchy Process : Gambar 1. Struktur Analytical Hierarchy Process
2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria-kriteria dan alternatif- alternatif pilihan. Berikut adalah gambar struktur
berikut:
JURNAL J
Hierarchy Process dapat dirincikan sebagai
Adapun tahapan dari Analytical
Tahapan-tahapan Analytical Hierarchy Process (AHP)
adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio, baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun kontinyu. AHP menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok- kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. (E. Darmanto, 2014)
Analytic Hierarchy Process (AHP)
Konsep Dasar Analytical Hierarchy Process (AHP)
Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem berbasis komputer, yang dapat mendukung pengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah yang semi terstruktur, dengan memanfaatkan data yang ada kemudian diolah menjadi suatu informasi berupa usulan menuju suatu keputusan tertentu (Tominanto, 2012)
Vol. 4 No. 2 Desember 2017
Jurnal Sistem Informasi Dan Manajemen Informatika E-ISSN : 2541
7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan.
E-ISSN : 2541 JURNAL J
- – 2469
- – CLICK P-ISSN : 2355 <
- – 7958
Jurnal Sistem Informasi Dan Manajemen Informatika
Nilai eigen vector merupakan bobot level paling atas hirarki untuk memilih setiap elemen. kriteria, misalnya C, kemudian dari
8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak level dibawahnya diambil elemen- memenuhi dengan CR<0,100 maka elemen yang akan dibandingkan, misal penilaian harus diulangi kembali. (E. A1, A2, A3, A4, A5, maka susunan Darmanto, 2014) elemen-elemen pada sebuah matrik seperti Tabel 1.
Tabel 1. Matrix Perbandingan Berpasangan Prosedur Analytical Hierarchy Process (AHP)
Prosedur dalam metode AHP terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.
Penyusunan hirarki yaitu dengan menentukan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada
b. Mengisi matrik perbandingan level teratas. Level berikutnya terdiri berpasangan yaitu dengan dari kriteria-kriteria untuk menilai atau menggunakan bilangan untuk mempertimbangkan alternatif- merepresentasikan kepentingan relatif alternatif yang ada dan menentukan dari satu elemen terhadap elemen alternatif-alternatif tersebut. Setiap lainnya yang dimaksud dalam bentuk kriteria dapat memiliki subkriteria skala dari 1 sampai dengan 9. Skala ini dibawahnya dan setiap kriteria dapat mendefinisikan dan menjelaskan nilai 1 memiliki nilai intensitas masing- sampai 9 untuk pertimbangan dalam masing. perbandingan berpasangan elemen pada 2. Menentukan prioritas elemen. setiap level hirarki terhadap suatu
a. Langkah pertama dalam menentukan kreteria di level yang lebih tinggi. prioritas elemen adalah membuat
Apabila suatu elemen dalam matrik dan perbandingan berpasangan, yaitu dibandingkan dengan dirinya sendiri, membandingkan elemen secara maka diberi nilai 1. Jika i dibanding j berpasangan sesuai kriteria yang di mendapatkan nilai tertentu, maka j berikan dengan menggunakan bentuk dibanding i merupakan kebalikkannya. matriks. Matriks bersifat sederhana,
Berikut ini skala kuantitatif 1 sampai berkedudukan kuat yang menawarkan dengan 9 untuk menilai tingkat kerangka untuk memeriksa konsistensi, kepentingan suatu elemen dengan memperoleh informasi tambahan elemen lainnya. dengan membuat semua perbandingan c. Sintesis. yang mungkin dan menganalisis
Pertimbangan-pertimbangan terhadap kepekaan prioritas secara keseluruhan perbandingan berpasangan di sintesis untuk merubah pertimbangan. Proses untuk memperoleh keseluruhan perbandingan berpasangan dimulai dari prioritas.
Vol. 4 No. 2 Desember 2017
E-ISSN : 2541 JURNAL J
- – 2469
- – CLICK P-ISSN : 2355 <
- – 7958
Jurnal Sistem Informasi Dan Manajemen Informatika
1) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap n : Banyak kolom pada matriks. elemen 2) Membagi setiap nilai dari kolom
f) Menghitung konsistensi ratio (CR) dengan total kolom yang bersangkutan dengan rumus : CR=CI/RC untuk memperoleh normalisasi Dimana : CR : Consistency Ratio matriks.
CI : Consistency Index 3) Menjumlahkan nilai dari setiap matriks RC : Random Consistency dan membaginya dengan jumlah Matriks random dengan skala elemen untuk mendapatkan nilai rata- penilaian 1 sampai 9 beserta rata. kebalikkannya sebagai random
4) Mengukur konsistensi. consistency (RC). Berdasarkan Konsistensi penting untuk perhitungan saaty menggunakan mendapatkan hasil yang valid dalam 500 sampel, jika pertimbangan dunia nyata. AHP mengukur memilih secara acak dari skala 1/9, konsistensi pertimbangan dengan rasio
1/8, … , 1, 2, … , 9 akan diperoleh konsistensi (consitency ratio). Nilai rata-rata konsistensi untuk matriks Konsistensi rasio harus kurang dari 5% yang berbeda. (Tominanto, 2012) untuk matriks 3x3, 9% untuk matriks 4x4 dan 10% untuk matriks yang lebih Penilaian Kinerja Guru besar. Jika lebih dari rasio dari batas Penilaian kinerja guru merupakan tersebut maka nilai perbandingan salah satu bagian kompetensi yang harus matriks di lakukan kembali. Langkah- dikuasai pengawas sekolah/madrasah. langkah menghitung nilai rasio Kompetensi tersebut termasuk dalam konsistensi yaitu: dimensi evaluasi pendidikan. Dalam a) Mengkalikan nilai pada kolom melakukan penilaian kinerja guru, seorang pertama dengan prioritas relatif pengawas seyogyanya memiliki elemen pertama, nilai pada kolom kemampuan untuk: kedua dengan prioritas relatif
1. Memahami ruang lingkup variabel elemen kedua, dan seterusnya. yang hendak dinilai, terutama b) Menjumlahkan setiap baris. kompetensi professional guru.
c) Hasil dari penjumlahan baris
2. Memiliki standard dan/atau menyusun dibagikan dengan elemen prioritas instrumen penilaian. relatif yang bersangkutan.
3. Melakukan pengumpulan dan analisis d) Membagi hasil diatas dengan data. banyak elemen yang ada, hasilnya
4. Membuat judgement atau kesimpulan disebut eigen value akhir. (T. Rachmawati, 2013) ( max).
e) Menghitung indeks konsistensi (consistency index) dengan rumus METODE PENELITIAN :
Metodologi untuk Pengembangan = ( max n)/n
Dimana CI : Consistensi Index Sistem merupakan proses standar yang : Eigen Value digunakan tim pengembang untuk max
Vol. 4 No. 2 Desember 2017
E-ISSN : 2541 JURNAL J
- – 2469
- – CLICK P-ISSN : 2355 <
- – 7958
Jurnal Sistem Informasi Dan Manajemen Informatika
menghubungkan semua langkah yang diperlukan untuk menganalisa, merancang, Dari siklus hidup pengembangan mengimplementasi, dan memelihara sistem. sistem ini terdapat beberapa tahapan - Adapun metodologi yang sampai saat ini tahapan sebagai berikut : masih sesuai untuk menjadi pedoman dalam a. Kebijakan dan Perencanaan, yaitu pengembangan sistem adalah SDLC. membuat perencanaan yang berkaitan
System Development Life Cycle (SDLC) dengan proyek sistem misalnya alokasi adalah metodologi yang digunakan untuk waktu dan sumber daya, jadwal proyek mengembangkan, memelihara, dan/atau dan cakupan (scope) proyek. mengganti sistem. Metode SDLC dengan
b. Analisa sistem, yaitu membuat analisa model proses air terjun (waterfall) atau workflow manajemen berjalan. lebih dikenal dengan istilah siklus
c. Desain sistem secara umum, yaitu kehidupan klasik. Air terjun, ciri khas dari membuat desain workflow manajemen air terjun adalah aliran searah dari atas ke dan desain pemrograman yang bawah secara teratur. Begitu juga dengan diperlukan untuk pengembangan model ini, setiap tahap dalam SDLC sistem. waterfall harus diselesaikan terlebih dahulu
d. Desain terinci, yaitu tahap sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. pengembangan sistem informasi Gambar 1 berikut adalah bagan dari SDLC dengan menulis program-program yang umum dimana terdiri atas 7 tahap. yang diperlukan.
BAGAN SIKLUS PENGEMBANGAN SISTEM
e. Testing atau Seleksi sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat.
KEBIJAKAN DAN PERANCANGAN SISTEM
f. Implementasi, yaitu menerapkan sistem yang telah dibuat untuk digunakan user.
ANALISIS SISTEM HASIL DAN PEMBAHASAN
DESAIN(PERANCANGAN)SISTEM SECARA UMUM
Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan
Sebelum melakukan pengembangan
DESAIN(PERANCANGAN) SISTEM SECARA TERINCI terlebih dahulu dilakukan analisa terhadap
sistem yang sedang berjalan. Dimana analisa dilakukan agar proses
SELEKSI SITEM
pengembangan sistem dapat dilakukan dengan baik dan sistem yang dihasilkan
IMPLEMENTASI(PENERAPAN)SISTEM
dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Dengan demikian proses analisa sistem merupakan suatu proses yang
PERAWATAN SISTEM
sangat penting dalam pengembangan suatu sistem informasi.
Gambar 2. Siklus Hidup Pengembangan Sistem Vol. 4 No. 2 Desember 2017
- – 2469 P-ISSN : 2355 <
- – CLICK
- – 7958
1 rangkap untuk diarsipkan dan 1 rangkapnya lagi diserahkan ke Kepala Sekolah.
Sistem baru yang dirancang tidak merubah sistem yang ada secara keseluruhan. Pada sistem yang diusulkan proses penyimpanan data laporan penilaian kinerja guru dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan database dan aplikasi yang khusus.
Aliran Sistem Informasi Yang Diusulkan
b. Pembuatan laporan yang masih menggunakan Microsoft Excel sering menyebabkan keterlambatan dalam penyerahan laporan ke Kepala Sekolah karena kurang praktis dalam pengerjaannya.
a. Pengerjaannya masih menggunakan Microsoft Excel, sehingga kurangnya keakuratan dalam pembuatan laporan penilaian kinerja guru yang dibutuhkan oleh Kepala Sekolah.
Adapun kelemahan dari sistem yang sedang berjalan pada SMA Pembangunan Laboratorium UNP ini diantaranya :
Kelemahan Sistem Yang Sedang Berjalan
d. Tim penilai membuat laporan hasil nilai kinerja guru sebanyak 2 rangkap.
JURNAL J
c. Selanjutnya Tim Penilai menghitung nilai kinerja guru dan menghasilkan data nilai kinerja guru.
b. Tim Penilai menentukan kriteria penilaian guru dan menghasilkan data penilaian.
a. Guru menyerahkan data diri ke Tim Penilai. Kemudian Tim Penilai mencatat data guru tersebut dan menghasilkan laporan data guru.
Aliran sistem informasi adalah gambaran dari proses kerja yang merupakan hasil dari penganalisaan dan sistem yang dilakukan mengadakan perubahan pada sistem kerja yang sedang digunakan pada saat ini. Uraian dari sistem yang sedang berjalan adalah sebagai berikut :
Vol. 4 No. 2 Desember 2017 Aliran Sistem Informasi Yang Sedang Berjalan
Jurnal Sistem Informasi Dan Manajemen Informatika E-ISSN : 2541
Keunggulan dari sistem yang diusulkan adalah kecepatan dalam pengolahan data, keakuratan data lebih terjamin, penyajian informasi lebih cepat dan tujuan kerja dapat tercapai. Gambaran Aliran Sistem Informasi (ASI) yang diusulkan dapat dilihat sebagai berikut :
JURNAL J
- – 2469 P-ISSN : 2355 <
- – CLICK
- – 7958
Jurnal Sistem Informasi Dan Manajemen Informatika E-ISSN : 2541
Vol. 4 No. 2 Desember 2017 DB Input data guru dan jabatan GURU TIM PENILAI Data guru KEPALA SEKOLAH Data guru
Input kriteria penilaian Laporan Proses SPK
Laporan Proses SPK Proses Uji konsistensi
Proses Generate SPK A A
Laporan Data
Guru
Laporan Data JabatanLaporan Data Guru Laporan Data Jabatan
Laporan Data Kriteria Laporan Data Kriteria
Laporan Uji Konsistensi Kriteria Laporan Uji Konsistensi Kriteria A A A A A
Laporan Data Bobot Alternatif Bukti Hasil Proses SPK A A
Laporan Data Bobot Alternatif Bukti Hasil Proses SPK A Bukti Hasil
Proses SPK A
Gambar 3. ASI Yang Diusulkan
Context Diagram
Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai suatu sistem yang akan dirancang dapat melalui penjabaran context diagram. Dimana dalam contex diagram tersebut terdiri dari beberapa entity dan terdiri dari sebuah proses yang disebut Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Guru yang memudahkan dalam pembuatan laporan di SMA Pembangunan Laboratorium UNP.
E-ISSN : 2541 JURNAL J
- – 2469
- – CLICK P-ISSN : 2355 <
- – 7958
Jurnal Sistem Informasi Dan Manajemen Informatika Laporan Data Guru, Laporan Data Jabatan, Laporan Data Kriteria, Laporan Uji Konsistensi Kriteria, Laporan Proses SPK,
Sistem Pendukung Data guru Laporan Data Bobot Alternatif,
Keputusan Penilaian Bukti Hasil Proses SPK GURU
KEPALA SEKOLAH
Kinerja Guru Menggunakan Metode AHP Pada SMA Pembangunan Laboratorium UNP
Gambar 4. Context Diagram
Data Flow Diagram suatu sistem yang telah ada atau sistem baru
Data Flow Diagram (DFD) yang akan dikembangkan secara logika.
digunakan untuk menggambarkan arus data DFD D3 jabatan D9 user D4 d_kriteria_guru
datauser datajabatan D2 d_guru D5 kriteria D1 guru Datad_kriteria datakriteria _guru D6 d_kriteria dataguru datad_kriteria
1.0
2.0 Data Guru Data Guru GURU Input Data Guru Input Kriteria dan Jabatan Penilaian
Data kriteria Laporan Data Guru, Laporan Data Jabatan, Laporan Data Kriteria,
KEPALA SEKOLAH Laporan Proses SPK, Laporan Uji Konsistensi Kriteria, Laporan Data Bobot Alternatif, Bukti Hasil Proses SPK D8 d_konsistensi datad_konsi datad_konsistensi stensi
4.0
3.0 datajabatan Proses Generate Proses Uji Data uji
SPK Konsistensi D3 jabatan konsistensi dataperiode dataperiode D7 periode
Gambar 5. Data Flow Diagram Level 1
Vol. 4 No. 2 Desember 2017- – 2469 P-ISSN : 2355 <
- – CLICK
- – 7958
- dsperiode dskriteria2 dsbagidgtotalbaris dsnilai dskalirata
- dklid memiliki
- dklperiode
- periodeuser
- dkjid memiliki
- dkjperiode
- periodeid
d_kriteria_guru dgknilai
d_kriteri a_kali dklnilai dklbaris
d_kriteri a_jml dkjnilai dkjkolom
- drid memiliki
- dgid
- dgguru
- dgperiode
- drperiode
- gurukode
d_kriteri a_rata drnilai drbaris
d_konsistensi user memiliki memiliki userpassword
- dgkid dgkkriteria
- dkid
- userid usernama
- dsid dskriteria1
- dkperiode memiliki memiliki memiliki memiliki memiliki
- gurujabatan gurujkl gurutgllahir gurutmplahir
- dkkriteria
- jabatankode jabatannama
- dgkguru dgkperiode periodetglgenerate periodetglinput periodenilaipemenang periodetglawal periodepemenang periodetglakhir periodestatus periodenama periodekonsistensiket periodeket periodekonsistensi memiliki
- kriteriaid kriterianama kriteriaket kriteriastatus
- – 2469
- – CLICK P-ISSN : 2355 <
- – 7958
- – 2469
- – CLICK P-ISSN : 2355 <
- – 7958
- – 2469 P-ISSN : 2355 <
- – CLICK
- – 7958
- –15, 2012.
- – 238, 2014.
kriteria memiliki kriteriajenis
d_kriteria
periode
jabatan
d_guru
guru guruhp gurualamat gurunama
Relationship Diagram (ERD) dari Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Guru Menggunakan Metode AHP Pada SMA Pembangunan Laboratorium UNP :
Pada model relational hubugan antar file di relasikan dengan kunci relasi yang merupakan kunci utama dari masing- masing file. Berikut ini bentuk Entity
Vol. 4 No. 2 Desember 2017 Entity Relationship Diagram
Jurnal Sistem Informasi Dan Manajemen Informatika E-ISSN : 2541
JURNAL J
Gambar 6. Entity Relationship Diagram
E-ISSN : 2541 JURNAL J
Jurnal Sistem Informasi Dan Manajemen Informatika Desain Input
2. Laporan Data bobot alternatif Desain input adalah proses pemasukan data ke dalam media penyimpanan sesuai dengan variabel dan formatnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
1. Form SPK Nama Periode Periode FORM SPK Cari Kriteria Nilai Konsistensi Data Bobot Kriteria Keterangan Konsistensi Kriteria Keterangan Data Bobot Alternatif Alternatif Terbaik Nilai Alternatif Terbaik GENERATE SPK SIMPAN Gambar 9. Laporan Data Bobot Alternatif
3. Laporan Uji Konsistensi Kriteria
Gambar 7. Form SPK
Berikut bentuk laporan yang dihasilkan :
1. Laporan Kriteria
Gambar 10. Laporan Uji Konsistensi Kriteria Gambar 8. Laporan Kriteria Vol. 4 No. 2 Desember 2017
E-ISSN : 2541 JURNAL J
Jurnal Sistem Informasi Dan Manajemen Informatika
terkena virus dan tidak bisa digunakan 4. Laporan Proses SPK kembali.
2. Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Guru yang dibangun menggunakan kriteria penilaian Pedagogik, Kepribadian, Sosial, Profesional dan dapat digunakan dengan jumlah kriteria yang ditentukan oleh user sendiri, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan SMA Pembangunan Laboratorium UNP dalam pengambilan keputusan.
3. Penerapan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) dalam Gambar 11. Laporan Proses SPK
sebuah aplikasi yang telah terprogram
5. Laporan Hasil Proses SPK dan terstruktur ini dinilai telah membuat proses penilaian kinerja guru memiliki standar penilaian yang jelas dan menghasilkan penilaian yang akurat.
4. Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Guru yang dibangun dengan menggunakan database memudahkan user dalam proses penginputan data guru yang akan dinilai.
DAFTAR PUSTAKA Gambar 12. Laporan Hasil Proses SPK
[1] E. Darmanto, N. Latifah, And N.
SIMPULAN
Susanti, “Penerapan Metode AHP ( Berdasarkan hasil penelitian Sistem
Analythic Hierarchy Process ) Untuk Pendukung Keputusan pada SMA
Menentukan Kualitas Gula Tumbu,” Pembangunan Laboratorium UNP dapat J. Simetris , Vol. 5, No. 1, 2014. disimpulkan bahwa :
[2]
H. Rohayani, “Analisis Sistem
1. Sistem Pendukung Keputusan Pendukung Keputusan Dalam
Penilaian Kinerja Guru yang ada di Memilih Program Studi
SMA Pembangunan Laboratorium Menggunakan Metode Logika
UNP tidak akurat karena penilaian Fuzzy,” J. Sist. Inf., Vol. 5, No. 1, Pp. masih menggunakan Microsoft Excel
530 –539, 2013. sehingga penginputan data dilakukan
[3]
D. Nofriansyah, Konsep Data satu-persatu dan file penilaian mudah
Vol. 4 No. 2 Desember 2017
E. Iswandy, “Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Penerimaan Dana Santunan Sosial Anak Nagari Dan Penyalurannya Bagi Mahasiswa Dan Pelajar Kurang Mampu Di Kenagarian Barung – Barung Balantai Timur,” Teknoif, Vol. 3, No. 2, Pp. 70 –79, 2015. [12]
JURNAL J
Jurnal Sistem Informasi Dan Manajemen Informatika E-ISSN : 2541
Yogyakarta: Andi, 2014. [11]
Yogyakarta: Deepublish, 2014. [4] Tominanto, “Sistem Pendukung
Keputusan Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Penentuan Prestasi Kinerja Dokter Pada Rsud. Sukoharjo,”
Infokes , Vol. 2, No. 1, Pp. 1
[5] L. Kristiyanti, A. Sugiharto, And H.
1, Pp. 103 –111, 2014. [10] A. Kadir, Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi , Revisi.
A. W, “Sistem Pendukung
Maj. Ilm. Inf. Dan Teknol. Ilm. (Inti , Vol. Volume : I, P. 7, 2014.
Manajemen . Bandung: Rekayasa Sains.
[14] Yadewani, D. (2013). Pengantar
Retrieved From Http://Www.Univpgri-Palembang. Ac.Id/E_Jurnal/ Index.Php/Ekonomika/Article/View /251
[13] Oktariansyah. (2015). Evaluasi Struktur Organisasi Terhadap Pengendalian Intern Pada Cv.Sedulur Palembabg. Jurnal Media Wahana Ekonomika , 11(4).
Dalam Pengemb. Pendidik. Vokasi Di Indones. Pendekatan , Pp. 231
M. Latief, “Pendekatan Database Untuk Manajemen Data Dalam Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Mengaplikasikan Konsep Basisdata,” Peran Lptk
Vol. 4 No. 2 Desember 2017 Mining Vs Pendukung Keputusan .
[7] T. Rachmawati And Daryanto,
Keputusan Pemilihan Pengajar Les Privat Untuk Siswa Lembaga Bimbingan Belajar Dengan Metode Ahp (Studi Kasus Lbb System Cerdas) Lusiana,” J. Masy. Inform., Vol. 4, No. 7, Pp. 39 –47, 2011. [6] M. Samosir And A. Rikki, “Sistem
Informasi Inventory Obat Pada Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Padang,” Momentum, Vol. 16, No.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008. [9] Minarni And Susanti, “Sistem
Pemograman Database (Konsep Dan Implementasi) , Pertama.
Media, 2013. [8] Asrianda And Fadlisyah,
Pendukung Keputusan Penentuan Peserta Olimpiade Sains Dengan Menggunakan Metode Analycital Hierarcy Process (Studi Kasus : SMA Negeri 5 Medan) 1mariana,”
Peniliaian Kinerja Profesi Guru Dan Angka Kreditnya . Yogyakarta: Gava